MAKALAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT “
PENYAKIT FILARIASIS (KAKI GAJAH) ”
Disusun Oleh: Titin Rahayu (1511014)
S1 – KEPERAWATAN KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PATRIA HUSADA BLITAR TAHUN 2017/2018
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Blitar, Maret 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
Bab I pendahuluan 1.1 Latar belakang………………………………………………………………………...……….. 1.2 Rumusan masalah …………………………………………………………………………...… 1.3 Tujuan ……………………………………………………………………………………….....
Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Definisi Filariasi ….……………………………………………………………………………. 2.2
Kejadian Filariasi ……….……………………………………………………………………...
2.3
Penyebab Filariasi .……………………………………………………………………………..
2.4
Keluaran Filariasi ………………………………………….…………………………………...
2.5
Pengelolaan Penyakit Dan Pencegahan Filariasi …..………………………………………….
Bab III Penutup 4.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….................. 4.2 Saran………………………………………………………..…………………………………..
Daftar pustaka ………………………………………………………………………..................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penyakit kaki gajah (Filariasis) adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filarial yang ditularkan oleh beragai jenis (spesies) nyamuk. cacing ini diperkirakan menginfeksi sekitar 120 juta penduduk di 80 negara, terutama di daerah tropis dan beberapa daerah subtropis. Penyakit ini merupakan penyebab utama kecacatan, stigma social, hambatan psikososial, dan penurunan produktivitas kerja individu, keluarga dan masyarakat sehingga menimbulkan kerugian ekonomi yang besar. Penyebaran dari penyakit ini di Indonesia, Filipina, Srilanka, India Selatan, Asia, Korea, Tiongkok dan Jepang. Filariasis pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1877, setelah itu tidak muncul dan sekarang muncul kembali. Filariasis tersebar luas hampir di seluruh Propinsi di Indonesia. Berdasarkan laporan dari hasil survei pada tahun 2000 yang lalu tercatat sebanyak 1553 desa di 647 Puskesmas tersebar di 231 Kabupaten 26 Propinsi sebagai lokasi yang endemis, dengan jumlah kasus kronis 6233 orang. Di Indonesia sendiri, telah melaksanakan eliminasi filariasis secara bertahap dimulai pada tahun 2002 di 5 kabupaten percontohan. Perluasan wilayah akan dilaksanakan setiap tahunnya. Upaya pemberantasan filariasis tidak bisa dilakukan oleh pemerintah semata, oleh karena itu masyrakat juga harus ikut memberantas penyakit ini sebagai secara aktif.
1.2 Rumusan Masalah 1. Apa definisi Penyakit filariasis ? 2. Bagaiamana Kejadian Penyakit filariasis ? 3. Apa saja Penyebab Penyakit filariasis ? 4. Bagaiaman Keluaran Penyakit filariasis ? 5. Bagaimana Pengelolaan Penyakit Dan Pencegahan Penyakit filariasis ?
1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi Penyakit filariasis 2. Untuk mengetahui Kejadian Penyakit filariasis 3. Untuk mengetahui Penyebab Penyakit filariasis 4. Untuk mengetahui Keluaran Penyakit filariasis 5. Untuk mengetahui Pengelolaan Penyakit Dan Pencegahan Penyakit filariasis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Filariasi Penyakit Filariasis (Kaki Gajah) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria, yang hidup di saluran dan kelenjar getah bening (limfe) serta mengakibatkan gejala akut, kronis dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.
Penyakit Filariasis (Kaki Gajah) adalah infeksi cacing nematode Wuchereria bancrofti yang mengalami perubahan siklus hidup (stadium sesksual) dan menjadi dewasa di dalam kelenjar getah bening manusia sebagi pejamu definitf.
2.2 Kejadian Penyakit Indonesia merupakan Negara dengan penderita filariasis (kaki gajah) terbesar kedus setelah india. Kedua Negara ini telah melakukan eliminasi sejak tahun 2000 dan Indonesia 2002. Namun hasilnya belum optimal. Filariasis menyebar hamper seluruh di wilayah Indonesia. Dari tahun ke tahun jumlah provinsi yang melaporkan kasus filariasis terus bertambah. Bahkan beberapa daerah mempunyai tingkat endemisitas yang cukup tinggi. Grafik dibawah ini merupakan perkembangan jumlah penderita kasus filariasis dari tahun 2000 – 2009.
Prevalensi infeksi sangat variabel ada daerah yang non-endemik dan ada pula daerah-daerah dengan derajat endemik yang tinggi seperti di Irian Jaya dan Pulau Buru dengan derajat infeksi dapat berubah-ubah dari masa ke masa dan pada umumnya ada tendensi menurun dengan adanya kemajuan dalam pembangunan yang menyebabkan perubahan. Prevalensi filariasis bervariasi antara 2% sampai 70% pada tahun 1987. Pemerintah telah berhasil menurunkan tingkat prevalensi penyakit kaki gajah di Indonesia yang pada tahun 1980, prevalensi mikrofilaria (larva cacing filaria), yaitu 19,5% dan telah turun menjadi 4,7% pada tahun 2014. Kasus Filariasis Klinis Per Tahun di Indonesia Tahun 2002 – 2014.
Jumlah Penderita Filariasis Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2014
Kumulatif Kasus Filariasis Kronis yang Cacat Per Provinsi di Indonesia Tahun 2010- 2014
2.3 Penyebab Filariasis Terdapat delapan nematoda yang berbeda menyebabkan filariasis 1.
Limfatik filariasis (kaki gajah) disebabkan oleh Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori.
2.
Filariasis subkutan yang disebabkan oleh Loa loa (cacing mata), Mansonella streptocerca, dan Onchocerca volvulus.
3.
Filariasis rongga serosa disebabkan oleh cacing Mansonella perstans dan Mansonella ozzardi. Sebagian besar kasus filaria disebabkan oleh parasit yang dikenal dengan nama
Wuchereria bancrofti; Nyamuk pembawanya yaitu nyamuk Culex, Aedes atau Anopheles menularkan penyakit ini. Parasit lain yang disebut Brugia malayi menyebabkan filariasis ditularkan oleh vektor nyamuk Mansonia dan Anopheles. Ketika nyamuk yang terinfeksi menggigit orang yang sehat, larva yang disebut mikrofilaria pindah ke saluran limfatik dan kelenjar getah bening. Di sini, mereka berkembang menjadi cacing dewasa dan dapat bertahan selama bertahun-tahun. Parasit dewasa, pada gilirannya, menghasilkan mikrofilaria lebih banyak. Mikrofilaria ini beredar dalam darah perifer (darah tepi) biasanya di malam hari, dan terhisap oleh nyamuk selama menggigit. Siklus yang sama kemudian diulang dalam individu lain yang sehat.
2.4 Keluaran Filariasis Beberapa keluaran dari penyakit filariasis (kaki gajah) antara lain : 1. Demam, demam akibat filariasis dapat hilang ketika istirahat tetapi akan timbul kembali setelah bekerja berat. 2. Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di daerah lipatan paha. 3. Ketiak (limfadenitis) yang tampak kemerahan, panas, dan sakit. 4. Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kearah ujung kaki atau lengan. Dan apabila filariasis sudah masuk ke tahap kronis akan terjadi pembesaran yang menentap pada tungkai dan lengan.
2.5 Pengelolaan Penyakit Dan Pencegahan Penyakit filariasis Pencegahan penyakit filariasis dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk infektif dan memberantas risiko yang berhubungan dengan kejadian filariasis misalnya yang berasal dari lingkungan.
Agar terhindar dari gigitan nyamuk penyebab filariasis (kaki gajah), dapat dicegah dengan cara: 1. Tidur menggunakan kelambu 2. Lubang angin (ventilasi) rumah ditutup kawat kasa halus 3. Memasang obat nyamuk 4. Memakai obat gosok anti nyamuk 5. Membersihkan tempat-tempat perindukan nyamuk 6. Melakukan penyemprotan untuk membunuh nyamuk dewasa 7. Mengikuti program pengobatan massal filariasis di puskesmas 8. Memeriksa diri ke puskesmas atau dokter bila tetangga atau keluarga terkena filariasis. untuk pengelolaan atau pengobatan filariasis (kaki gajah) dapat diberikan Dietilkarbamazin (DEC) 6 mg/kg BB dikombinasikan dengan Albendazole.400 mg. Dietilkarbamazin (DEC) adalah obat yang direkomendasikan untuk mengobati filariasis. DEC mampu membunuh mikrofilaria namun tidak memiliki efek pada cacing dewasa. Dengan demikian, DEC hanya membantu untuk mengontrol penularan infeksi dari satu orang ke lainnya. Hal itu dapat menyebabkan reaksi pada beberapa individu. Obat lain yaitu Ivermectin atau albendazole mungkin berguna pada beberapa pasien. Kebersihan dan sanitasi yang baik merupakan bagian untuk mencegah memburuknya lymphedema dan infeksi kulit bakteri sekunder. Anggota badan yang terkena harus diposisikan dengan ditinggikan dan latihan rutin yang harus dilakukan untuk meningkatkan aliran getah bening.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Penyakit Filariasis (Kaki Gajah) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria, yang hidup di saluran dan kelenjar getah bening (limfe) serta mengakibatkan gejala akut, kronis dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Prevalensi infeksi sangat variabel ada daerah
yang non-endemik dan ada pula daerah-daerah dengan derajat endemik yang tinggi seperti di Irian Jaya dan Pulau Buru dengan derajat infeksi dapat berubah-ubah dari masa ke masa dan pada umumnya ada tendensi menurun dengan adanya kemajuan dalam pembangunan yang menyebabkan perubahan. Filariasis (kaki gajah) disebabkan oleh Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Brugia timori, Loa loa (cacing mata), Mansonella streptocerca, Onchocerca volvulus, cacing Mansonella perstans dan Mansonella ozzardi. Keluaran filariasis antara lain Demam, Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di daerah lipatan paha, Ketiak (limfadenitis) yang tampak kemerahan, panas, dan sakit, Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kearah ujung kaki atau lengan. Pencegahan penyakit filariasis dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk infektif dan memberantas risiko yang berhubungan dengan kejadian filariasis misalnya yang berasal dari lingkungan. untuk pengelolaan atau pengobatan filariasis (kaki gajah) dapat diberikan
Dietilkarbamazin (DEC) 6 mg/kg BB dikombinasikan dengan Albendazole.400 mg.
3.2 Saran Dengan selesainya makalah ini disusun, penulis berharap pembaca dapat mempelajari dan memahami tentang penyakit filariasis (kaki gajah). Penulis juga mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun, sehingga penulis dapat menjadi lebih baik untuk masa yang akan datang dalam penyusunan makalah.
Daftar Pustaka
H. M. Muslim, M.Kes. (2005). Parasitologi Untuk Keperawatan. Jakarta. EGC Chandra, Budiman. (2006). Ilmu Kedokteran Pencegahan & Komunitas. Jakarta. EGC A. Arsin, Arsunan. (2016). Epidemiologi Filariasis di Indonesia. Makassar. Masagena Press