BAB I PENDAHULUAN A. LAT LATAR BEL BELAKA AKANG NG
Infeksi Infeksi Menular Menular Seksual Seksual (IMS) sampai saat ini masih merupakan merupakan masalah masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju maju (industri) (industri) maupun di negara berkembang. Insidens kasus IMS diyakini pada banyak negara serta kegagalan dalam diagnosis dan memberikan pengobatan pada stadium dini dapat menimbulkan komplikasi serius atau berat dan berbagai gejala sisa lainnya, antara lain : infertilitas, akibat buruk pada bayi, kehamilan ektopik, kanker di daerah anogenital, kematian dini, serta infeksi baik pada neonatus maupun pada bayi. Di samping itu keberadaan IMS akan mengakibatkan biaya pengobatan yang sangat besar. 1 Infeksi menular seksual (IMS) selam dekade terakhir ini mengalami peningkatan insidensi yang ukup pesat di berbagai negara di seluruh dunia. !"# memperkirakan terdapat $%& juta kasus IMS baru yang terjadi terutama pada pria dan 'anita berusia 1%* tahun. +ontoh peningkatan yaitu kasus baru gonore di meriksa Serikat pada tahun 1** sebanyak -.1&.&&& kasus meningkat menjadi -.$&.&&& kasus pada tahun 1***. /ada tahun &&0, dilaporkan dilaporkan 1.1&, 1.1&,$ $ kasus infeksi klamidia klamidia di merika Serikat. umlah ini meningkat sebanyak *,2 dari data infeksi klamidia pada tahun &&3. 4idak hanya infeksi klamidia, insidensi sipilis pu mengalami peningkatan yang pesat yaitu sebanyak -32 sejak tahun tahun &&% &&% dan memun memunak ak pada pada tahun tahun &&0 &&0 dengan dengan jumlah jumlah 1$.&& 1$.&& kasus kasus termasu termasuk k kejadian sipilis primes dan sekunder. Di Indonesia sendiri, telah banyak laporan mengenai pre5alensi infeksi menular seksual ini. 6eberapa laporan yang ada dari beberapa lokasi antara tahun 1*** sampai &&1 menunjukkan pre5alensi infeksi gonore dan klamidia yang tinggi antara &$2. Selain klamidia, infeksi "I78IDS saat ini juga menjadi perhatian karena peningkatan angka kejadiannya yang terus bertumbuh dari 'aktu ke 'aktu. 6erdasarkan dari hasil sebuah penelitian penelitian retrospektif retrospektif deskriptif deskriptif yang dilakukan dilakukan di /oliklinik /oliklinik /enyakit 9ulit dan 9elamin 9elamin S; /usat Sanglah Sanglah Denpasar Denpasar periode periode anuari anuari 1**- Desember Desember &&& dikatakan dikatakan ada lima kelompok IMS terbanyak yaitu cervicitis non-gonorrhea, non-gonorrhea, kondiloma akuminata, kandidosis 5aginitis, sifilis dan gonorrhea dan gonorrhea..
1
9ebe 9eberad radaan aan 5irus 5irus Human Immunodeficiency dan Acquired Immunodeficiency Syndr Syndrom omee (AIDS) (AIDS) tela telah h mena menari rik k perh perhat atian ian duni duniaa terh terhad adap ap pena penang nggu gula lang ngan an dan dan pemberantasan IMS. 4erdapata 4erdapata kaitan erat antara penyebaran IMS dengan penularan "I7, "I7, baik IMS yang ulseratif maupun yang nonulseratif, telah terbukti meningkatkan resiko penyebaran "I7 melalui hubungan hubungan seksual. 1 umlah kasus "I78IDS di Indonesia mengalami peningkatan pada tahun ini. Data yang yang
dike dikelu luar arka kan n
Ditj Ditjen en
/eng /engen enda dalia lian n
/eny /enyak akit it
dan dan
/eng /engen enda dali lian an
Departemen 9esehatan menunjukkan bah'a tri'ulan pertama tahun ini, kasus IDS telah bertambah $1 kasus. umlah kasus "I78IDS meningkat s etiap tahun karena masyarakat kurang menyadari risiko penularan.6anyak yang tertular 5irus ini baru menyadari saat dirinya sudah mengidap penyakit. Di Indone Indonesia, sia, kasus kasus IDS IDS pertam pertamaa kali kali ditemu ditemukan kan pada pada tahun tahun 1*03. 1*03. Seoran Seorang g 'isata 'isata'an 'an berusi berusiaa %% tahun tahun asal 6eland 6elandaa mening meninggal gal di umah umah Sakit Sakit Sangla Sanglah, h, 6ali. 6ali. 9ematian lelaki asing itu disebabkan IDS. $ /ada tahun &1 dari data Direktorat //<, 9emenk 9emenkes, es, didapa didapatka tkan n jumlah jumlah 9asus 9asus "I7 sebany sebanyak ak *00$ *00$ ji'a, ji'a, jumlah jumlah kasus kasus IDS IDS sebesar $%1 ji'a dan jumlah kematian karena IDS sebanyak 1% ji'a. % "I7 dan 5irus 5irus5ir 5irus us sejenis sejenisnya nya umumn umumnya ya ditula ditularka rkan n melalui melalui kontak kontak langsu langsung ng antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan airan tubuh yang mengandun mengandung g "I7, "I7, seperti darah, air mani, airan 5agina, airan preseminal, preseminal, dan air susu ibu. /enularan dapat terjadi melalui hubungan intim (5aginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan airanairan tubuh tersebut. Semarang, sebagai salah satu kota perdagangan dan ibukota propinsi a'a 4engah, tidak luput dari anaman anaman infeksi infeksi menular menular seksual. seksual. Salah satu kelompok kelompok masyarakat yang memiliki risiko tinggi tertular IMS adalah kelompok masyarakat yang tinggal atau yang memiliki akti5itas di lokalisasi Sunan 9uning. Seperti diungkapkan di atas, tidak semua IMS menimbulkan gejala, sehingga diperlukan suatu skrining untuk kelompok masyarakat yang berisiko tinggi terkena IMS. Sebagai salah satu ara pengendalian penularan dan penemuan dini IMS,
okus kerja =riya sa salah satunya adalah di esosial esosialisa isasi si Sunan Sunan 9uning 9uning.. Skrini Skrining ng rutin rutin telah telah dilaku dilakukan kan oleh oleh =riya =riya sa sa tiap tiap minggu sekali untuk semua 'anita pekerja seks (!/S) di esosialisasi Sunan 9uning.
2
Skrining =riya sa bertujuan untuk mengetahui penurunan insiden IMS di !/S terutama terutama gonorrhoea gonorrhoea (=#) 8ser5isitis dan menentukan menentukan berapa kali episode episode =# 8 ser5isitis ser5isitis setiap !/S setahun, setahun, memberikan memberikan pengobatan pengobatan tepat, menjamin menjamin kesembuhan, kesembuhan, menegah resistensi pengobatan, menegah drop out pengobatan, memberikan pelayanan rujukan ke rumah sakit serta se rta bekerja sama dengan klinik 7+4+S4 7+4+S4.. Skrini Skrining ng atau penapi penapisan san merupa merupakan kan proses proses pelaks pelaksanaa anaan n pemerik pemeriksaan saan atau atau tes laboratorium untuk mendeteksi penyakit , pada orang yang tidak mengeluhkan tentang gejala penyakit tersebut, kegiatan tersebut harus dilakukan seara rutin, baik jika ada keluhan keluhan maupun tidak ada keluhan. Skrining Skrining di klinik =riya sa mulai digalakkan digalakkan sejak tahun &&%. Skrini Skrining ng atau penapi penapisan san merupa merupakan kan proses proses pelaks pelaksanaa anaan n pemerik pemeriksaan saan atau atau tes laboratorium untuk mendeteksi penyakit , pada orang yang tidak mengeluhkan tentang gejala penyakit tersebut, kegiatan tersebut harus dilakukan seara rutin, baik jika ada keluhan maupun tidak ada keluhan. Skrining di klinik =riya S/96I Semarang mulai digalakkan sejak tahun &&%. 9egiatan skining yang dilakukan di klinik =riya S di Sunan kuning bukan hanya pemeriksaan kasus IMS di klinik tersebut, tapi juga pelatihan untuk para !/S yang dilaku dilakukan kan di gedung gedung.. Dikare Dikarenak nakan an banyak banyaknya nya para para !/S di daerah daerah tersebu tersebut, t, maka maka pelatihan dibagi menjadi empat kelompok, untuk kelompok hari Senin yaitu para !/S di 'ilayah 'ilayah 4 1,, 1,, dan $. hari Selasa yaitu !/S !/S yang tinggal tinggal di kosan dan freelane, freelane, dan untuk untuk hari 9amis yaitu para !/S di 'ilayah 4 %, , dan -. da pula kegiatan senam yang rutin dilakukan setiap minggu, yaitu setiap hari umat untuk !/S di 4 1, , $ dan setiap hari Sabtu untuk !/S di 4 %, , -. Di =riya S 4otal populasi !/S di 'ilayah Sunan 9uning pada tahun &1 sebanyak %& orang. Dari data yang diambil diambil angka kejadian kejadian IMS di resosialisasi resosialisasi Sunan 9uning 9uning pada tahun anuari &1% didapatkan jumlah yang terdiagnosa (?) IMS sebanyak % dari semua pasien yang melakukan skrining di =riya =riya sa. B. TUJUAN
1
4ujuan ;mum 4ujuan kh khusus
: Mengetahu ahui baga agaima imana ara meneg egah tran ransmi smisi kasus sus IMS : Me Menurunkan an angka ke kejadian ka kasus IM IMS da dan me menari penyebab tingginya IMS
C. MANF MANFA AAT Menget Mengetahu ahuii apa itu itu IMS, IMS, penyeba penyebab, b, ara ara penulara penularan n dan ara ara pene penegah gahann annya ya Meng Mengeta etahu huii peny penyeb ebab ab utam utamaa penu penular laran an IMS IMS 3
Mengetahui tandatanda klinis IMS yang didapatkan dari hasil skrining Memahami tataara diagnosa dan tatalaksana pasien dengan IMS D. TARGET
/ara !/S 1&&2 menggunakan kondom setiap kali berhubungan seksual /ara !/S 1&&2 terbebas dari IMS
E. SASARAN -
!/S dengan ri'ayat IMS berulang sejak anuari &1% @ Desember &1% !/S tanpa ri'ayat IMS sejak anuari &1 Maret &1
F. STRATEGI
/ara !/S diberi informasi serta diingatkan kembali mengenai pentingnya pemakaian kondom saat berhubungan seksual untuk menegah penularan IMS dari =riya S
dan konseling. Mengikutsertakan peranan para muikari agar senantiasa mengingatkan para !/S
asuhannya untuk menggunakan kondom saat berhubungan seksual. Menganjurkan !/S untuk rutin melakukan skrining dan 7+4 sesuai dengan jad'al
yang ditentukan. Menghimbau kepada !/S yang memiliki gejalagejala IMS untuk segera memeriksakan diri ke dokter
BAB II KEGIATAN SKRINING DAN IMS A. DEFINISI SKRINING Skrining adalah pemeriksaan pada orang yang tidak mengeluhkan gejala penyakit
namun berada dalam resiko terkena penyakit (!/S, !aria, dan MSM) yang dilakukan seara berkala. Aang menjadi sasaran klinik IMS adalah kelompok resiko tinggi lokalisasi, kelompok resiko tinggi non lokalisasi yang meliputi panti pijat, pekerja seks panggilan dan pekerja seks jalanan, klien, dan #D". 4arget program skrining adalah 1&&2 !/S melakukan skrining minggu sekali, 1&&2 !/S diperiksa seara
4
laboratorium, dan 1&&2 kasus IMS mendapat pengobatan yang tepat. 4ujuannya adalah untuk menegakkan diagnosis berdasarkan pemeriksan laboratorium dengan reaksi epat dan tepat, untuk memonitor pendampingan yaitu perubahan perilaku kelompok dampingan dengan turunnya angka IMS, "I7IDS. /rinsip pemeriksaannya adalah one day one service, pelayanan yang nyaman, rahasia, tidak lama. 4arget skrining untuk para !/S yaitu skrining setiap minggu sekali, setiap kali !/S datang untuk skrining akan mendapatkan konseling. B. KEGIATAN KLINIK 1. Alur Pemeriks! IMS /ada saat pasien datang ke klinik, pasien melakukan registrasi. Di meja
registrasi dilakukan pendataan identitas pasien sekaligus dilakukan anamnesis terhadap pasien meliputi frekuensi kunjungan, alasan berkunjung, jenis kontak, hubungan seB terakhir yang dilakukan, pemakaian kondom, pemakaian antibiotik, penuian 5agina, keluhan IMS (duh tubuh, keputihan, gatal, kening sakit, nyeri perut, leet, luka8ulkus, jengger, dan lainlain) dan keluhan yang mungkin dirasakan pasien. 9husus pekerja seks juga ditanyakan lama menjadi pekerja seks. Setelah itu pasien masuk ke ruang pemeriksaan. Di dalam ruang pemeriksaan dilakukan pemeriksaan pada daerah genitalia dan sekitarnya yang sebelumnya dilakukan informed concent . /ada pasien baru dilakukan pemeriksaan fisik head to toe, sedangkan pada pasien lama ukup dilakukan pemeriksaan genitalia. Saat pemeriksaan sebaiknya pemeriksa didampingi oleh seorang tenaga kesehatan lain. /ada pemeriksaan terhadap pasien 'anita, pemeriksa didampingi oleh paramedis 'anita, sedangkan pada pemeriksaan pasien pria, dapat didampingi oleh tenaga paramedis pria atau 'anita. ika dari anamnesis terdapat keluhan yang mengarah adanya kemungkinan IMS, maka dilakukan pengambilan sekret pada saat pemeriksaan genitalia. Sekret yang telah diambil dikirim ke laboratorium untuk diperiksa. ika hasilnya positif dilakukan terapi dan dikonseling untuk melakukan 7+4. ika hasilnya negatif pasien ditanyakan apakah pasien pernah terkena IMS atau tidak dan tetap dikonseling untuk melakukan 7+4. ". De#i!isi I!#eksi Me!ulr Seksul Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang penularannya terutama
melalui hubungan seksual yang menakup infeksi yang disertai gejalagejala klinis maupun asimptomatis. /enyebab infeksi menular seksual ini sangat beragam dan setiap penyebab tersebut akan menimbulkan gejala klinis atau penyakit spesifik yang 5
beragam pula. /enyebab IMS dapat dikelompokkan atas beberapa jenis ,yaitu: bakteri ( diantaranya N.gonorrhoeae, C.trachomatis, .!a""idum) 5irus (diantaranya "S7,"/7,"I7, Her!es # virus, $o""uscum contagiosum virus), protoCoa (diantaranya richomonas vagina"is) jamur (diantaranya Candida a"%icans) ektoparasit (diantaranya Sarco!tes sca%iei) $. E%i&emi'l'(i !"# memperkirakan telah terjadi $%& juta kasus baru /enyakit Menular
Seksual (IMS) pada tahun 1***. ngka kejadian infeksi baru terbanyak terjadi di daerah sia Selatan dan sia 4enggara (11 juta kasus), yang diikuti oleh frika Sub Sahara (-* juta kasus) dan merika
eksudat infeksius dari lesi kulit atau selaput lendir pada saat melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang telah tertular.
berbagai ara,yaitu: 4ransfusi darah dengan darah yang sudah terinfeksi "I7 Saling bertukar jarum suntik pada pemakaian narkoba 4ertusuk jarum suntik yang tidak steril seara sengaja8tidak sengaja Menindik telinga atau tato dengan jarum yang tidak steril, /enggunaan alat pisau ukur seara bersamasama (khususnya jika terluka dan • •
menyisakan darah pada alat). /enularan juga pada terjadi dari ibu kepada bayi pada saat hamil, saat melahirkan dan saat menyusui. /enularan karena menium atau pada saat menimang bayi dengan IMS kongenital jarang sekali terjadi.
*. Di(!'s I!#eksi Me!ulr Seksul /emeriksaan klinis pada IMS memiliki $ prinsip yaitu anamnese, pemeriksaan
fisik dan pengambilan bahan untuk pemeriksaan laboratorium. namnesis dilakukan untuk mendapatkan informasi penting terutama pada 'aktu menanyakan ri'ayat
6
seksual. "al yang sangat penting dijaga adalah kerahasiaan terhadap hasil anamnese pasien. /ertanyaan yang diajukan kepada pasien dengan dugaan IMS meliputi: 9eluhan dan ri'ayat penyakit saat ini. 9eadaan umum yang dirasakan. /engobatan yang telah diberikan, baik topikal ataupun sistemik dengan
penekanan pada antibiotik. i'ayat seksual yaitu kontak seksual baik di dalam maupun di luar pernikahan, bergantiganti pasangan, kontak seksual dengan pasangan setelah mengalami gejala penyakit, frekuensi dan jenis kontak seksual, ara melakukan kontak
seksual, dan apakah pasangan juga mengalami keluhan atau gejala yang sama. i'ayat penyakit terdahulu yang berhubungan dengan IMS atau penyakit di
daerah genital lain. i'ayat penyakit berat lainnya. i'ayat keluarga yaitu dugaan IMS yang ditularkan oleh ibu kepada bayinya. 9eluhan lain yang mungkin berkaitan dengan komplikasi IMS, misalnya erupsi kulit, nyeri sendi dan pada 'anita tentang nyeri perut ba'ah, gangguan haid, kehamilan dan hasilnya. i'ayat alergi obat. /emeriksaan fisik yang dilakukan kepada pasien harus memperhatikan hal penting seperti kerahasiaan pribadi pasien, sumber ahaya yang baik untuk dokter pemeriksa dan selalu harus menggunakan sarung tangan setiap kali memeriksa pasien. /ada pasien pria, organ reproduksi lebih mudah diraba. Mulamula inspeksi daerah inguinal dan raba adakah pembesaran kelenjar dan atat konsistensi, ukuran, mobilitas, rasa nyeri, serta tanda radang pada kulit di atasnya. /ada 'aktu bersamaan, perhatikan daerah pubis dan kulit sekitarnya, adanya pedikulosis, folikulitis atau lesi kulit lainnya.
Diagnosis pasien IMS dapat ditegakkan berdasarkan pendekatan sindrom bagi sarana pelayanan kesehatan yang tidak memiliki fasilitas laboratorium, atau seara etiologis berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium sederhana. 1 /engambilan bahan duh tubuh uretra pria, dapat dilakukan dengan menggunakan sengkelit maupun lidi kapas yang dimasukkan ke dalam uretra. Sedangkan pengambilan duh tubuh genital pada 'anita dilakukan dengan spekulum dan mengusapkan kapas lidi di dalam 5agina dan kemudian dioleskan ke kaa objek bersih.
+. Je!is-,e!is IMS 6eberapa jenis IMS yang paling umum ditemukan di Indonesia adalah: . G'!'re
Definisi =onore merupakan semua penyakit yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang bersifat purulen dan dapat menyerang permukaan mukosa manapun di tubuh manusia pidemiologi Di dunia, gonore merupakan IMS yang paling sering terj adi sepanjang abad ke &, dengan perkiraan && juta kasus baru yang terjadi tiap tahunnya. Sejak tahun &&0, jumlah penderita 'anita dan pria sudah hampir sama yaitu sekitar 1,$% tiap 1&&.&&& penduduk untuk 'anita dan 1,&$ tiap 1&&.&&& penduduk untuk pria . Sedangkan di Indonesia, dari data rumah sakit yang beragam seperti S; Mataram pada tahun 1*0* dilaporkan gonore yang sangat tinggi yaitu sebesar ,032 dari seluruh penderita IMS. Sedangkan pada S Dr./irngadi Medan ditemukan 1-2 dari sebanyak $- penderita IMS. tiologi dan morfologi =onore disebabkan oleh gonokokus yang ditemukan oleh Eeisser pada tahun 103*. 9uman ini masuk dalam kelompok Neisseria sebagai N.gonorrhoeae bersama dengan $ spesies lainnya yaitu, N.meningitidis, N.catarrha"is dan N.!haryngis sicca. =onokok termasuk golongan diplokokus berbentuk biji kopi dengan lebar &,0 u dan pajang 1,- u. 9uman ini bersifat tahan asam, gram negatif, dan dapat ditemui baik di dalam maupun di luar leukosit. 9uman ini tidak dapat bertahan hidup pada suhu $* derajat +elius, pada keadaan kering dan tidak tahan terhadap Cat disinfektan. =onokok terdiri atas % tipe yaitu tipe 1, tipe , tipe $ dan 8
tipe %. Eamun, hanya gonokok tipe 1 dan tipe yang bersifat 5irulen karena memiliki pili yang membantunya untuk melekat pada mukosa epitel terutama yang bertipe kuboidal atau lapis gepeng yang belum matur dan menimbulkan peradangan. =ejala klinis Masa tunas gonore sangat singkat yaitu sekitar hingga hari pada pria.Sedangkan pada 'anita, masa tunas sulit ditentukan akibat adanya keenderungan untuk bersifat asimptomatis pada 'anita. 9eluhan subjektif yang paling sering timbul adalah rasa gatal, disuria, polakisuria, keluar duh tubuh mukopurulen dari ujung uretra yang kadangkadang dapat disertai darah dan rasa nyeri pada saat ereksi. /ada pemeriksaan orifisium uretra eksternum tampak kemerahan, edema, ekstropion dan pasien merasa panas. /ada beberapa kasus didapati pula pembesaran kelenjar getah bening inguinal unilateral maupun bilateral. =ambaran klinis dan perjalanan penyakit pada 'anita berbeda dari pria. /ada 'anita, gejala subjektif jarang ditemukan dan hampir tidak pernah didapati kelainan objektif. dapun gejala yang mungkin dikeluhkan oleh penderita 'anita adalah rasa nyeri pada panggul ba'ah, dan dapat ditemukan ser5iks yang memerah dengan erosi dan sekret mukopurulen. . I!#eksi Ge!il N'!-S%esi#ik /IGNS0 Definisi I=ES merupakan infeksi traktus genital yang disebabkan oleh penyebab
yang nonspesifik yang meliputi beberapa keadaan yaitu ;retritis Eonspesifik (;ES), proktitis nonspesifik dan ;retritis Eon=onore (;=E). pidemiologi Di dunia, !"# memperkirakan terdapat 1%& juta kasus yang terjadi akibat infeksi C.trachomatis. 4erdapat 1,1 juta kasus dilaporkan di merika Serikat dengan pre5alensi tertinggi terjadi pada 'anita diusia 1% tahun pada tahun &&3. Sedangkan di Indonesia, dari data yang diambil dari poliklinik IMS S dr./irngadi Medan didapatkan pre5alensi ;E= sebesar %2 pada tahun 1**& 1**1. Di S;/ Denpasar pre5alensi ;E=8I=ES sebesar 1$,02 pada tahun 1**$ 1**%. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan terhadap kelompok pramu'aria di akarta mendapatkan data pre5alensi klamidia sebesar $,%02 dari - orang yang
diperiksa sedangkan
pada
pemeriksaan terhadap !4S
di Medan
menunjukkan pre5alensi sebesar %2. tiologi dan morfologi 9
/enyebab $&2 hingga &2 kasus I=ES adalah Ch"amydia trachomatis, sedangkan kasus selebihnya umumnya disebabkan oleh 'rea!"asma urea"yticum. Ch"amydia trachomatis, imunotipe D sampai dengan 9, ditemukan pada $ @ & 2 dari kasus uretritis non gonokokus. 9lamidia yang menyebabkan penyakit pada manusia diklasifikasikan menjadi tiga spesies, yaitu: • •
Ch"amydia !sittaci, penyebab psittaosis. trachomatis, termasuk serotipe yang menyebabkan trahoma infeksi alat kelamin, Ch"amydia conunctivitis dan pneumonia anak dan serotipe lain yang
•
menyebabkan ym!hogranu"oma venereum. !neumoniae, penyebab penyakit saluran pernapasan termasuk pneumonia dan merupakan penyebab penyakit arteri koroner.
=ejala klinis /enting untuk mengetahui adanya koitus suspektus yang biasanya terjadi 1 hingga minggu sebelum timbulnya gejala. uga penting untuk mengetahui apakah telah melakukan hubungan seksual dengan istri pada 'aktu keluhan sedang berlangsung, mengingat hal ini dapat menyebabkan fenomena penularan pingpong. Menurut /edoman /enatalaksanaan Infeksi Menular Seksual Depkes I, infeksi melalui hubungan seksual ini pada pria munul sebagai uretritis dan pada 'anita sebagai ser5isitis mukopurulen. Manifestasi klinis dari uretritis kadang sulit dibedakan dengan gonorrhea dan termasuk adanya discharge mukopurulen dalam jumlah sedikit atau sedang, terutama pada pagi hari (morning dro!s) dan dapat pula berupa berak di elana dalam, gatal pada uretra dan rasa panas ketika buang air keil. Infeksi tanpa gejala bisa ditemukan pada 12 pria dengan akti5itas seksual aktif. /ada 'anita, manifestasi klinis mungkin sama dengan gonorrhea, dan seringkali munul sebagai discharge endoser5ik mukopurulen, disertai dengan pembengkakan, eritema dan mudah mengakibatkan perdarahan endoser5ik disebabkan oleh peradangan dari epitel kolumner endoser5ik. Eamun, 3& 2 dari 'anita dengan akti5itas seksual aktif yang menderita klamidia, biasanya tidak menunjukkan gejala. Infeksi kronis tanpa gejala dari endometrium dan saluran tuba bisa memberikan hasil yang sama. Manifestasi klinis lain namun jarang terjadi seperti bartolinitis, sindroma uretral dengan disuria dan pyuria, !erihe!atitis (sindroma *it+- Hugh-Curtis) dan proktitis. Infeksi yang terjadi selama kehamilan bisa mengakibatkan ketuban peah dini dan menyebabkan terjadinya kelahiran prematur, serta dapat menyebabkan konjungti5itis dan radang paru pada bayi baru
10
lahir. Infeksi klamidia endoser5iks meningkatkan risiko terkena infeksi "I7. Infeksi klamidia bisa terjadi bersamaan dengan gonorrhea, dan tetap bertahan 'alaupun gonorrhea telah sembuh. #leh karena ser5isitis yang disebabkan oleh gonokokus dan klamidia sulit dibedakan seara klinis maka pengobatan untuk kedua mikroorganisme ini dilakukan pada saat diagnosa pasti telah dilakukan. Eamun pengobatan terhadap gonorrhea tidak selalu dilakukan jika diagnosa penyakit disebabkan C. trachomatis. . Si#ilis Definisi Sifilis adalah penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh infeksi
re!onema !a""idum. pidemiologi Sifilis tersebar diseluruh dunia dan telah dikenal sebagai penyakit kelamin klasik yang dapat dikendalikan dengan baik. Di merika Serikat kejadian sifilis dan sifilis kongenital yang dilaporkan meningkat sejak tahun 1*0- dan berlanjut sampai dengan tahun 1**& dan kemudian menurun sesudah itu. /eningkatan ini terjadi terutama di kalangan masyarakat dengan status sosial ekonomi rendah dan di kalangan anakanak muda dengan kelompok usia yang paling sering terkena infeksi adalah golongan usia muda berusia antara & @ * tahun, yang aktif seara seksual. danya perbedaan pre5alensi penyakit pada ras yang berbeda lebih disebabkan oleh faktor sosial daripada faktor biologis. tiologi dan morfologi Sifilis disebabkan oleh bakteri re!onema !a""idum yang merupakan spesies re!onema dari famili S!irochaetaceae, ordo S!irochaeta"es. re!onema !a""idum berbentuk spiral, negatif=ram dengan panjang ratarata 11 Fm (antara -& Fm) dengan diameter &,&* @ &,10 Fm. re!onema !a""idum mempunyai titik ujung terakhir dengan $ aksial fibril yang keluar dari bagian ujung lapisan ba'ah. 4reponema dapat bergerak berotasi epat, fleksi sel dan maju seperti gerakan pembuka tutup botol. =ejala klinis Menurut hasil pemeriksaan histopatologis, perjalanan penyakit sGfilis merupakan penyakit pembuluh darah dari a'al hingga akhir. Dasar perubahan patologis sGfilis adalah in5iltrat peri5askular yang terdiri atas limfosit dan plasma sel. "al ini merupakan tanda spesifik namun tidak patognomonis untuk sGfilis. Sel infiltrat tampak mengelilingi endotelial yang berproliferasi sehingga menebal. /enebalan ini mengakibatkan timbulnya trombosis yang menyebabkan fokusfokus 11
nekrosis keil sebagai lesi primer. /eriode inkubasi sifilis biasanya $ minggu. >ase sifilis primer ditandai dengan munulnya tanda klinis yang pertama yang umumnya berupa tukak baik tunggal maupun multipel.
dari mereka yang tidak diobati akan masuk kedalam fase laten selama berminggu minggu bahkan selama bertahun tahun. >ase laten merupakan stadium sifilis tanpa gejala klinis namun dengan pemeriksaan serologis yang reaktif. kan tetapi bukan berarti perjalanan penyakit akan berhenti pada tingkat ini, sebab dapat terjadi sifilis stadium
lanjut
berbentuk
gumma,
kelainan
susunan
syaraf
pusat
dan
kardio5askuler. 4erserangnya Susunan Syaraf /usat (SS/) ditandai dengan gejala meningitis sifilitik akut dan berlanjut menjadi sifilis meningo5askuler dan akhirnya timbul paresis dan tabes dorsalis. /eriode laten ini kadang kala berlangsung seumur hidup. /ada kejadian lain yang tidak dapat diramalkan, @ & tahun setelah infeksi terjadi lesi pada aorta yang sangat berbahaya (sifilis kardio5askuler) atau gumma dapat munul dikulit, saluran penernaan tulang atau pada permukaan selaput lendir. Stadium a'al sifilis jarang sekali menimbulkan kematian atau disabilitas yang serius, sedangkan stadium lanjut sifilis memperpendek umur, menurunkan kesehatan dan menurunkan produkti5itas dan efisiensi kerja. Mereka yang terinfeksi sifilis dan pada saat yang sama juga terkena infeksi "I7 enderung akan menderita sifilis SS/. #leh karena itu setiap saat ada penderita "I7 dengan gejala SS/ harus dipikirkan kemungkinan yang bersangkutan menderita neurosifilis (neurolues). Infeksi pada janin terjadi pada ibu yang menderita sifilis stadium a'al pada saat mengandung bayinya dan ini sering sekali terjadi sedangkan frekuensinya makin jarang pada ibu yang menderita stadium lanjut sifilis pada saat mengandung bayinya. Infeksi pada janin dapat berakibat terjadi aborsi, sti""%irth atau kematian bayi karena lahir prematur atau lahir dengan 6erat 6adan
mukokutaneus basah
menderita
sifilis
yang munul lebih menyebar dibagian
tubuh lain dibandingkan dengan penderita sifilis de'asa.
&. Her%es (e!ilis Definisi "erpes genitalis adalah infeksi pada genital yang disebabkan oleh Her!es
Sim!"e irus ("S7) dengan gejala khas berupa 5esikel yang berkelompok dengan dasar eritema dan bersifat rekurens. pidemiologi Data data di beberapa S di Indonesia menunjukkan bah'a pre5alensi herpes genital rendah sekali pada tahun 1** di S;/ dr.Moe'ardi yaitu hanya 1& kasus dari **0$ penderita IMS. Eamun, pre5alensi di S;D Dr.Soetomo agak tinggi yaitu sebesar -% dari -$ kasus IMS dan lebih tinggi lagi di S;/ Denpasar yaitu kasus dari 1- kasus IMS. tiologi dan morfologi Her!es Sim!"e irus ("S7) dibedakan menjadi tipe oleh S"
asiklo5ir. =ejalagejalanya enderung kambuh kembali di daerah yang sa ma atau di sekitarnya, karena 5irus menetap di saraf panggul terdekat dan kembali aktif untuk kembali menginfeksi kulit. "S7 mengalami pengakti5an kembali di dalam saraf panggul. "S71 mengalami pengakti5an kembali di dalam saraf 'ajah dan menyebabkan fever %"ister atau her!es "a%ia"is. 4etapi kedua 5irus bisa menimbulkan penyakit di kedua daerah tersebut. Infeksi a'al oleh salah satu 5irus akan memberikan kekebalan parsial terhadap 5irus lainnya, sehingga gejala dari 5irus kedua tidak terlalu berat. 2. Pe!e(3! IMS /rinsip umum pengendalian IMS adalah: 4ujuan utama:
Memutuskan rantai penularan infeksi IMS Menegah berkembangnya IMS dan komplikasinya
o o
4ujuan ini diapai melalui: o
Mengurangi pajanan IMS dengan program penyuluhan untuk menjauhkan
o
masyarakat terhadap perilaku berisiko tinggi Menegah infeksi dengan anjuran pemakaian kondom bagi yang berperilaku
o
risiko tinggi Meningkatkan kemampuan diagnosa dan pengobatan serta anjuran untuk menari
o
pengobatan yang tepat Membatasi komplikasi dengan melakukan pengobatan dini dan efektif baik untuk yang simptomatik maupun asimptomatik serta pasangan seksualnya. Menurut Direktorat enderal //M H /< (/emberantasan /enyakit Menular
dan /enyehatan
Mendidik masyarakat untuk menjaga kesehatan dan hubungan seks yang sehat,pentingnya menunda usia akti5itas hubungan seksual, perka'inan
o
monogami, dan mengurangi jumlah pasangan seksual. Melindungi masyarakat dari IMS dengan menegah dan mengendalikan IMS pada para pekerja seks komersial dan pelanggan mereka dengan melakukan penyuluhan mengenai bahaya IMS, menghindari hubungan seksual dengan bergantiganti pasangan, tindakan profilaksis dan terutama mengajarkan ara
o
penggunaan kondom yang tepat dan konsisten. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk diagnosa dini dan 15
pengobatan dini terhadap IMS. elaskan tentang manfaat fasilitas ini dan tentang gejalagejala IMS dan araara penyebarannya.
BAB III HASIL PENGAMATAN A. CARA PENAPISAN 4PS AGAR TIDAK TERKENA IMS Skrining (penapisan) di Sunan 9uning dilakukan seara berkala dan didata dengan
menggunakan buku atatan medis bagi setiap !/S. Setiap !/S di Sunan 9uning di'ajibkan untuk melakukan skrining yang dilakukan oleh =riya S setiap minggu sekali. Dari skrining ini dapat diketahui apakah seorang !/S itu terkena IMS atau tidak, serta penyakit lainnya. Informasi mengenai penyakitpenyakit menular seksual maupun "I78IDS disampaikan melalui kegiatan sekolah. Setiap !/S 'ajib mengikuti sekolah yang dilakukan setiap hari Senin, Selasa dan 9amis. Setiap gang atau 'ilayah !/S • • • •
tinggal memiliki jad'al hari sekolah yang berbeda sebagai berikut: Senin : gang 1, dan $ Selasa : kos dan freelane 9amis : gang %, , dan - skrining umat dan Sabtu : senam 9egiatan sekolah tersebut berisi penyampaian informasi8materi, pendataan, serta informasi ta'aran keterampilan diluar lingkup Sunan 9uning. Materi yang diberikan saat sekolah salah satunya adalah mengenai kesehatan dan keterampilan. /embahasan 16
kesehatan lebih banyak membahas tentang penyakit menular seksual serta "I78IDS dari segala aspek mulai dari pengertian hingga dampak apa saja yang dapat ditimbulkan termasuk penegahannya dengan mengikuti skrining yang dilakukan oleh petugas kesehatan. !/S diminta untuk mendaftarkan diri ke petugas administrasi, kemudian !/S diberikan kartu tanda periksa, formulir identitas dan atatan medis. !/S lalu masuk ke ruang pemeriksaan untuk dilakukan pengambilan sampel dari 5agina. Sampel kemudian diperiksa di laboratorium. !/S dengan hasil pemeriksaan positif akan diberikan pengobatan dan konseling mengenai hasil pemeriksaannya dan dianjurkan untuk kontrol kembali 1 minggu kemudian. !/S dengan hasil negatif diberi konseling agar mempertahankan kesehatan reproduksinya sehingga tidak terkena IMS. Informasi lain yang diberikan meliputi pendidikan pengembangan
keterampilan setiap !/S berupa
keantikan, menjahit dan lainlain.
B. TINDAKAN 5ANG DIBERIKAN PETUGAS KESEHATAN PADA HRM 5ANG P6SITIF /enularan IMS kemungkinan besar berasal dari "M ( High is/ $an) yang
merupakan pria yang memakai jasa dari !/S. "M ini perlu mendapatkan skrining yang diikuti dengan pemberian informasi mengenai risiko tertular penyakitpenyakit menular seksual. /enangan jika terdapat "M dengan hasil pemeriksaan positif maka petugas kesehatan akan memberikan konseling agar mau mengikuti pengobatan serta penegahan penularan IMS dengan menggunakan alat pelindung saat berhubungan intim dengan pasangannya (baik !/S maupun pasangan lain). C. S6P ADMINISTRASI KLINIK IMS
1.
lat dan bahan : • • • • • • •
.
buku registrasi formulir identitas atatan medis kartu pasien slide baki untuk menaruh slide stiker untuk menulis identitas /rosedur :
17
/asien datang ke klinik IMS kemudian akan diterima dahulu oleh petugas administrasi. /endataan identitas pasien seara lengkap dilakukan oleh petugas administrasi kemudian akan dilakukan anamnesis seara lengkap. 1 mengenalkan diri pada pasien dan menjelaskan tanggung ja'abnya di klinik IMS mengisi formulir identitas pasien $ menatat pasien dibuku register % melakukan anamnesis identitas pasien dari pemberian kode hingga baris ke & menatat hasil anamnesis ke dalam atatan medis - memberikan kartu pasien pada pasien baru 3 menuliskan kode identitas pasien pada stiker dan menempelkan pada slide dibagian tepinya (pasien perempuan slide, pasien MSM dan 'aria tergantung 0
ara berhubungan seks resepti5e dan inserti5e slide) pada pasien baru menjelaskan mengenai pemeriksaan darah dan meminta
kesediaan pasien untuk diambil darahnya * mengantarkan slide dan +M ke ruang pemeriksaan 1& mengumpulkan dan menyimpan kembali +M setelah selesai dari ruang pengobatan dan konseling $. "asil pengamatan di lapangan: /etugas administrasi melakukan anamnesis dengan mengisi formulir dengan memberi kode hingga baris & (ui 5agina),mengisi buku registrasi namun hanya memberikan 1 buah slide untuk pemeriksaan =IS4
;E= /MI9SE /E=M6I<E S94
<6#4#I;M
"SI<
9
+
18
7+4
/E" IMS84ID9
6agan 1. lur /emeriksaan IMS dapun informed concent yang terdapat di =riya S seperti berikut :
GRI5A ASA PKBI K6TA SEMARANG alan rgorejo 81 9alibanteng kulon Semarang 4elp. &1%* telp8>aB &%3-1*%0
INF6RM C6NSENT TINDAKAN Saya yang bertandatangan diba'ah ini telah mengerti tentang penyakit yang saya derita, memahami prosedur pemeriksaan dan pengobatan yang akan diberikan dan tahu segala akibat yang mungkin timbul dari penyakit dan tindakan medis yang akan dilakukan terhadap saya, serta telah diberikan penjelasan dengan baik, maka saya : NAMA
7
ID LAMA
7
ID BARU
7
N'
T!((l
Berse&i8i&k i!&k! me&is
TTD Psie!
Peu(s
Keer!(!
kese3!
1
D. S6P Pemeriks! Kli!is %emeriks! Pr'se&ur 1 /emeriksa memperkenalkan diri dan melakukan informed consent meliputi jenis $
tindakan yang akan dilakukan, maksud dan tujuan tindakan, keuntungan dan kerugian % tindakan medis yang akan dilakukan. Setelah pasien setuju dan bersedia pasien dari
diminta menandatangani surat informed consent . /emeriksa ditemani paramedis menyediakan alatalat yang dibutuhkan seperti spekulum, sarung tangan, lidi kapas steril, meja ginekolog, spatula8lidi kapas non 19
steril, lampu pemeriksa dalam, baskom, o5erslip, larutan hlorin &, 2, sabun air $ %
dan sikat. /emeriksa menui tangan dan memakai sarung tangan. Minta pasien untuk membuka pakaian dalamnya agar dapat dilakukan pemeriksaan genital (pada keadaan tertentu, kadangkadang pasien harus membuka seluruh
pakaiannya). Setelah membuka pakaian dalam, pasien diminta untuk naik ke meja pemeriksaan. - /ada pasien 'anita, diminta berbaring pada meja ginekologik dalam posisi litotomi, 3 0
sedangkan pada pasien pria dapat dilakukan sambil duduk atau berdiri. Saat dilakukan pemeriksaan, pasien diminta untuk tenang dan rileks. /ada saat melakukan pemeriksaan fisik dengan ara inspeksi dan palpasi didaerah
*
genitalia dan sekitarnya, pemeriksa harus selalu menggunakan sarung tangan. ika saat pemeriksaan genitalia terdapat tandatanda infeksi diberikan pengobatan. #bat untuk kondiloma ditetesi /odofilin, herpes diberi ylo5ir, dan bila ada erosi
1& 11 1 1$
diberi albotil. /ada saat pemeriksaan, dilakukan juga pengambilan spesimen8 bahan pemeriksaan. Setelah selesai pasien diminta untuk memakai pakaiannya kembali. /asien diminta untuk menunggu hasil laboratorium. Setelah hasil laboratorium keluar, pasien diminta menuju ke ruang dokter untuk
mendapatkan terapi8 pengobatan serta konseling. Pe!(mil! s%esime! /asien dengan gejala duh tubuh genital Pri 1 ika ada duh tubuh uretra, sampel dapat langsung diambil dari duh tersebut. ika tidak
ada duh tubuh, maka dilakukan mi"/ing (pengurutan penis). /engambilan dengan ara mi"/ing , bisa dilakukan oleh pemeriksa atau jika pasien tidak mau, bisa dengan mendemonstrasikan ara tersebut dengan dildo, kemudian
$
minta pasien untuk mempraktekkannya lagi.
% 3 0
kali untuk mendapatkan sampel yang ukup. 4arik lidi kapas pelanpelan. 6uat hapusan pada kaa objek untuk dilakukan pengeatan Methylen 6lue. 6uang lidi kapas yang sudah digunakan kedalam tempat sampah infeksius. Sampel dikirim ke laboratorium. /asien diminta untuk tidak kening selama $ jam sebelum pengambilan spesimen, bila
tidak ditemukan duh tubuh 'alaupun telah dilakukan milking. 4!i ( pemeriksaan in spekulo) /ada pasien 'anita dengan status 5irgin atau belum menikah tidak dilakukan pemeriksaan dengan spekulum, karena akan merusak selaput daranya sehingga bahan spesimen hanya di ambil dengan sengkelit steril dari 5agina dan uretra. /ada pasien dengan status sudah menikah dilakukan pemeriksaan in spekulo, kemudian dilakukan pengambilan bahan pemeriksaan : 20
1
elaskan kepada pasien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan, serta pasien
diminta untuk tenang dan tidak merasa takut. Setiap pengambilan bahan untuk masingmasing pemeriksaan harus menggunakan
$
spekulum8 sengkelit8 kapas lidi8 s'ab steril. Masukan daun spekulum oor bebek steril dalam keadaan tertutup dengan posisi tegak8 5ertikal ke dalam 5agina, dan setelah seluruhnya masuk kemudian putar pelan pelan sampai daun spekulum dalam posisi datar8 horiContal. 6uka spekulum dan dengan bantuan lampu sorot 5agina ari ser5iks. 9uni spekulum pada posisi itu
% -
sehingga ser5iks terfiksasi. Setelah ini dapat dimulai pemeriksaan ser5iks, 5agina dan pengambilan spesimen. mbil lidi kapas steril yang pertama 6ersihkan sekitar mulut ser5iks8 rahim dengan lidi kapas steril kemudian ke forniB
posterior dan dinding 5agina. 3 Dari lidi kapas pertama ini buatlah apusan berupa dua buah lingkaran keil pada sisi kanan dan kiri slide untuk pemeriksaan sediaan basah, olesan jangan terlalu tebal atau 0
tipis.
digunakan untuk mengambil sediaan dari forniks dan dinding 5agina pada kertas p" * 6uang lidi kapas yang sudah digunakan ke dalam tempat sampah infeksius 1& mbil lidi kapas steril kedua 11 Masukkan lidi kapas steril ke dalam saluran endoser5iks sedalam 11, m, putar lidi kapas searah jarum jam $ kali untuk mendapatkan sampel yang ukup 1 4arik lidi kapas pelanpelan tanpa menyentuh dinding 5agina 1$ 6uat hapusan pada kaa objek kedua dengan ara menggulirkan lidi kapas dengan berhatihati untuk dilakukan pengeatan Methylen blue 1% /embuatan hapusan usahakan satu kali jadi. ika tidak, mulai dari arah yang sama dan 1 113 10 1*
tidak boleh bolakbalik arah "apusan jangan terlalu tebal atau terlalu tipis
/engambil Sampel dan /embuatan Sediaan dari ;retra lat dan bahan : 1
21
ika ada duh tubuh uretra, sampel dapat langsung diambil dari duh tersebut. ika tidak
-
ada duh tubuh, maka dilakukan milking /engambilan dengan ara milking, bisa dilakukan oleh pemeriksa, atau jika pasien tidak mau, bisa mendemonstrasikan ara tersebut dengan dildo, kemudian minta
pasien untuk mempraktikkannya lagi 3 /asien diminta untuk tidak kening selama $ jam sebelum pengambilan spesimen, bila 0
tidak ditemukan duh tubuh 'alaupun telah dilakukan milking Masukkan lidi kapas steril ke dalam uretra, putar lidi kapas searah jarum jam $ kali
(1&$& detik) untuk mendapatkan sampel yang ukup * 4arik lidi kapas pelanpelan 1& 6uatlah hapusan pada kaa objek untuk dilakukan pengeatan Methylen 6lue 11 6uang lidi kapas yang sudah digunakan kedalam tempat sampah infeksius 1 Sampel dikirim ke laboratorium, pasien diminta kembali memakai pakaian dalamnya
Sediaan dari uretra /engambilan Sampel dan /embuatan Sediaan dari nus lat dan bahan : 1
miring. Salah satu lutut ditekuk Minta tolong asisten membuka bokong pasien Masukkan anuskopi yang telah steril dan diberi lubrikan mbil lidi kapas steril Masukkan lidi kapas steril kedalam anus, putar lidi kapas searah jarum jam $ kali
(1&$& detik) untuk mendapatkan sampel yang ukup 1& 4arik lidi kapas pelanpelan 11 6utlah hapusan pada kaa objek dengan ara menggulirkan lidi kapas untuk dilakukan pengeetan Metilen 6lue 1 /embuatan asupan usahakan satu kali jadi. ika tidak mulai dari arah yang sama dan 1$ 1% 1 113
tidak boleh bolakbalik arahnya "apusan jangan terlalu tebal atau terlalu tipis
Sediaan dari anus 22
E. Pr'#ilksis Ps P,!! 1 +ui tangan dengan sabun dan air mengalir
sino5ial8pleura8perikardial8peritonial8amnion Status "I7 /asien /ajanan
4idak
/ositif
diketahui 9ulit utuh
4idak perlu
/ositif resiko
ejimen
tinggi 4idak perlu ///
4idak perlu ///
/// Mukosa atau
/ertimbangka
6erikan rejimen
6erikan rejimen
J4 $&& mg81 jam
kulit yang
n rejimen
obat
obat
B 0 hari $4+1&
tidak utuh
obat
mg 8 1 jam B 0 hari
4usukan
6erikan
6erikan rejimen
6erikan rejimen
J4 $&& mg81 jam
(benda tajam
rejimen obat
obat
$ obat
B 0 hari $4+1&
solid)
mg 8 1 jam B 0 hari
4usukan
6erikan
6erikan rejimen
6erikan rejimen
(benda tajam
rejimen obat
$ obat
$ obat
mg81 jam B 0 hari
berongga)
>aktor risiko yang meningkatkan serokon5ersi : 1 /ajanan darah atau airan tubuh dalam jumlah besar ditandai dengan :
memonitor toksisitas obat 4es "I7 diulang setelah - minggu, $ bulan, dan - bulan 23
F. Pere&! !r &ek'!mi!si &! &esi!#eksi i!(k i!((i a Dekontaminasi 4ingkat 4inggi (D44) Setelah melakukan pemeriksaan alatalat yang telah digunakan dilakukan D44, alat
yang dapat digunakan berulang kali direndam kedalam larutan +hlorin &,2 sedangkan untuk alatalat sekali pakai dapat dibuang ke tempat sampah infeksius. Setelah alatalat b
tersebut direndam lalu dimasukkan ke sterilisator selama & menit. Dekontaminasi Merupakan langkah pertama menangani peralatan, perlengkapan, sarung tangan, dan benda @ benda lainnya yang terkontaminasi. /roses yang membuat benda mati lebih aman untuk ditangani staf sebelum dibersihkan (menginakti5asi "67, "6+, dan "I7) dan
mengurangi
tapi
tidak
menghilangkan
jumlah
mikroorganisme
yang
menkontaminasi. 6ahan @ bahan dekontaminasi : a
a
harus diganti paling sedikit setiap % jam atau lebih epat bila terlihat lebih keruh8kotor. S#/ Dekontaminasi 4ujuan: memberikan pedoman bagi pelaksanaan klinik IMS mengenai dekontaminasi b
4anggung a'ab : a b
d
paramedis laboran janitor
lat dan bahan : a +hlorine &,&2 b ir mber d Sarung tangan e !adah takar 8 botol takar +ara melakukan dekontaaminasi bedgyn dan meja instrumen : a Siapkan larutan hlorine &,&2, ara : dari larutan hlorine &,2 yang baru disiapkan, ambil satu bagian, ampurkan lagi dengan * bagian air (gunakan b
'adah yang sama
untuk mengambil bagian hlorine dan air) =unakan sarung tangan 6ersihkan seluruh permukaan dengan larutan ini 24
d e f
S#/ D44 dengan merebus a 4ujuan : a Memberikan pedoman bagi pelaksana klinik ims mengenai standard preaution b Menghindari penularan infeksi dari pasien ke pasien dan dari pasien ke petugas b
d
kesehatan 4anggung ja'ab : /aramedis lat dan bahan : a /ani tertutup b ir 9ompor d 4romol 8 bak steril +ara melakukan desinfeksi tingkat tinggi dengan merebus a Isi pani dengan air b Masukan spekulum dan anuskopi hingga terendam seluruhnya (supaya air dapat d
mengenai semua pemukaan alat) di dalam air 4utup pani, dan panaskan hingga mendidih 9etika air mulai mendidih, atat'aktu, tunggu hingga & menit, dilarang
e
menambahkan spekulum, anuskopi atau air 9eluarkan spekulum dan anuskopi dengan kurentang yang bersih yang telah di D44
f
sebelumnya. 4aruh peralatan di 'adah yang telah di D44.6iarkan kering di udara sebelum disimpan. angan biarkan spekulum dingin di dalam pani berisi air, karena bisa
g
menyebabkan rekontaminasi =unakan peralatan yang telah disimpan di dalam 'adahdalam keadaan kering dan tertutup paling lama satu minggu
G. S6P Pemeriks! Se&i! Meile! Blue u!uk i&e!i#iksi Di%l''us i!r seluler &! PMN a 4ujuan /emeriksaan ini ditujukan agar petugas laboratorium dapat melakukan pengeatan metilen
blue, pembaaan hasil, dan interpretasi hasil serta menatat hasil pemeriksaan met ilen blue pada atatan medis dan buku register. b /enanggung ja'ab /emeriksaan ini hanya dapat dilakukan oleh petugas laboratorium yang sudah mendapatkan pelatihan manajemen klinik infeksi menular seksual. •
/eralatan
•
Mikroskop dengan pembesaran objektif 1&& B ak pe'arnaan
•
25
•
d
e
eagen Metilen blue &,$1 2 • Minyak emersi dalam Bylene • Spiritus • 6ahan pemeriksaan "apusan er5iks, hapusan rektal, hapusan urethral • 6ahan pemeriksaan diterima dari ruang pemeriksaan • /rosedur kerja •
• • • • • •
• •
• •
penerimaan sediaan dari ruang pengambilan spesimen o Sediaan harus diterima bersama dengan formulir atatan medisnya o +ookkan nomor sediaan dengan nomor di atatan medis Sediaan berisi satu hapusan o 9eringkan sediaan di udara >iksasi dengan mele'atkannya di atas api sebanyak 3 B =enangi 8 tetesi sediaan dengan metilen blue &,$12 selama @ $ menit +ui dengan air mengalir 9eringkan sediaan /eriksa sediaan di ba'ah mikroskop dengan lensa objektif 1&& B menggunakan minyak emersi untuk melihat adanya leukosit /ME dan di!"ococcus intraselluler /eriksa seluruh sediaan dari sediaan tebal lalu sediaan tipis Setelah selesai melakukan pemeriksaan ambil preparat letakkan di atas tissue halus dengan posisi yang terkena minyak emersi menempel di tissue. +atat hasil pemeriksaan pada atatan medis dan buku register laboratorium IMS. 6erikan lembar atatan medis pada ruangan konselling dan pengobatan
Interpretasi hasil identifikasi Di!"ococcus intraseluler dan /ME 1
26
BAB I9 HASIL 4A4ANCARA RESP6NDEN A. D 4PS
Nm
9
4 S M E
Asl: Umur
Ms Ker,
6oyolali, -
1 4ahun
tahun
bulan
!onosobo, $1 tahun !onosobo, % tahun Salatiga, 0 tahun Salatiga, tahun
3 4ahun 4ahun $ 6ulan 4ahun
4ism
Pemki!
Skri!i!(
Hsil
Bils
K'!&'m
Terk3ir
Skri!i!(
9(i!
88
?
88
?
?88?
?
?
D4S (?)
88?
?
?
D4S (?)
8?8
?
?
D4S ()
rmada (=ang 7)
Sering
=alaBy (=ang 7)
Sering
aja6aru (=ang I7) Domisol (=ang 7) Domisol (=ang 7)
arang arang arang
10 Maret &1 1* Maret &1 1* Maret &1 1* Maret &1 1* Maret &1
Kelu3!
T!& Kli!is IMS
Dari hasil sur5ei yang kami lakukan terhadap !/S yang dipilih berdasarkan data hasil skrining terakhir, diperoleh korelasi jelas antara tingginya angka IMS dengan pemakaian kondom. Semakin sering menggunakan kondom, semakin rendah angka kejadian IMS. Dari $ !/S yang menderita IMS, semua jarang menggunakan kondom. Sementara dari !/S tanpa IMS, 1&& 2 menggunakan kondom seara rutin. B. Rek%iulsi Hsil 4;!r 1. 4;!r Perilku Se< Se3
27
Res%'!&e! N'.
Per!=! 1
"
$
)
*
>
Perilku
1.
pakah nda rutin melakukan skriningL
A
A
A
4
A
0&
.
pakah anda rutin menggunakan kondomL
A
A
4
4
4
%&
$.
pakah anda selalu menbilas 5agina sesudah berhubungan intimL
A
A
A
A
A
1&&
1&&
1&&
--,-3
$$,$$
--,-3
2
9riteria : /erilaku baik bila skor 3&2 • /erilaku kurang baik bila skor N 3&2 • 9eterangan : A O Aa P 4 O 4idak Dari responden yang kami 'a'anarai terdapat $ orang yang memiliki perilaku kurang baik terhadap perilaku seks bersih dan sehat.
". 4;!r %e!(e3u! e!!( se< se3
28
Res%'!&e! N'.
Per!=! 1
"
$
)
*
>
Pe!(e3u!
1.
pakah anda mengetahui arti skrining IMSL
A
A
A
A
A
1&&
.
pa anda paham tujuan dan manfaat skriningL
A
A
A
A
A
1&&
$.
pakah anda tahu apa saja yang diperiksa saat skriningL
A
A
4
4
A
-&
%.
pakah anda tahu gejalagejala pada IMSL
A
A
4
4
4
%&
.
pakah anda tahu siapa saja yang memiliki resiko besar IMSL
A
A
A
4
A
0&
-.
pakah anda tahu bagaimana ara penularan IMSL
A
A
A
A
A
1&&
3.
pakah anda paham ara penegahan untuk IMSL
A
A
A
A
A
1&&
1&&
1&&
31,%
3,1%
0,31
2
•
9riteria : 4ingkat pengetahuan baik bila skor 321&&2 29
• •
4ingkat pengetahuan ukup bila skor -&232 4ingkat pengetahuan kurang bila skor N -&2 Dari responden yang kami 'a'anarai didapatkan ada !/S yang memiliki pengetahuan baik ada $ orang, dan yang memiliki pengetahuan ukup ada 1 orang dan pengetahuan kurang ada 1 orang.
30
C.
HASIL 4A4ANCARA DAN PEMERIKSAAN DENGAN SALAH SATU
RESP6NDEN 1. I&e!is Res%'!&e! • • • • • • • • •
Eama lamat lamat sal ;sia Status umlah anak
: Ey. M : : Salatiga : 0 tahun : Menikah :% : $ 6ulan : SM/ : Islam
". ANAMNESIS Dilakukan autoanamnesis pada tanggal % Maret &1 pada pukul &.&& s8d 1.&& !I6 $. Kelu3! Um 7
9eputihan sejak hari yang lalu ). Kelu3! m3!7 4idak ada *. Ri;= Pe!=ki Sekr!( 7
#s datang dengan keluhan keputihan sejak hari yang lalu, 9eputihan ber'arna bening kekuningan seperti lendir, tidak berbau, dan tidak menimbulkan gatal. Saat ini nyeri perut, demam, nyeri saat 69, nyeri saat berhubungan seks disangkal oleh #s. #s baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini. 9eluhan seperti ini a'alnya yang dirasakan tidak hanya keputihan, namun disertai rasa nyeri yang minimal. 9eluhan tersebut timbul, setelah pasien berhubungan dengan pelanggannya. /asien saat itu, tidak ke dokter. Eamun hanya mengkonsumsi obat dari apotek yang direkomendasikan oleh temannya berupa antibiotik sebanyak $ kali sehari. 9eluhan berangsurangsur berkurang, sampai akhirnya datang ke gedung untuk pemeriksaan skrining rutin pada tanggal 1* Maret &1 untuk melakukan skrining dengan keluhan hanya berupa keputihan. /asien pada tahun &1 ini baru bekerja selama $ bulan di Sunan 9uning. +. Ri;= Pe!=ki D3ulu /asien belum pernah mengalami hal ini sebelumnya. 2. Ri;= Perilku &! Keis! 31
1
9ebiasaan memakai kondom : #s jarang menggunakan kondom saat melayani tamu, apabila dita'arkan dengan harga yang lebih tinggi #s setuju untuk berhubungan seks
tanpa kondom. 6ilas 5agina : /asien biasanya menui 5agina setelah berhubungan seksual dengan
$
ara dikorek. Mengikuti Skrining : #s jarang mengikuti Skrining, karena #s masih merasa malu
%
saat pemeriksaan. Menurut #s, #s hanya berhubungan intim melalui 5agina, pernah melakukan oral seB namun jarang, #s tidak pernah melakukan anal seB, tamu yang dilayani hanya yang
berjenis kelamin lakilaki. /emakaian antibiotik : /asien mengaku sebelumnya pernah meminum antibiotik yang dibeli di apotek yang disarankan oleh temannya, kemudian setelah berobat ke dokter baru kemudian pasien meminum antibiotik dari dokter. - /emakaian 96 : /asien tidak menggunakan kontrasepsi.
?. PEMERIKSAAN FISIK
a.
Status =eneralis
9eadaan umum
: tampak sakit ringan
9esadaran
: ompos mentis
4anda 5ital
:
4ensi
: 1&83& mm"g
"
: -0 B 8 menit, irama teratur, isi ukup, eQual
Suhu
: tidak dilakukan pemeriksaan
: & B 8 menit tipe thorakoabdominal
6erat badan
: % kg
4inggi badan
: 1 m
Status giCi
: ukup
9epala
: normoephali, onjunti5a anemis 8, 5esikel ()
4horaB
: •
/aru
:
Inspeksi
: Simetris
/alpasi
: 5oal fremitus simetris
/erkusi
: Sonor
uskultasi
: SE 5esikuler, ohi 8, 'heeCing 8 32
•
bdomen
antung
:
Inspeksi
: itus ordis tidak tampak
/alpasi
: 4idak dilakukan pemeriksaan
/erkusi
: 4idak dilakukan pemeriksaan
uskulatsi
: 6 III regular, Murmur (), gallop ()
: Inspeksi
: Datar
/alpasi
: Supel, nyeri tekan (), nyeri lepas (), hepar lien tidak teraba membesar, massa ()
/erkusi uskultasi kstremitas
b.
: 4impani : 6ising usus (?) normal : akral hangat, rash ()
Status
•
Dinding 5agina
:
Inspeksi
: permukaan intak, fluor albus (?), 'arna putih kental, bau ()
/ortio
: 4idak dilakukan pemeriksaan
74
: 4idak dilakukan pemeriksaan
BAB 9 ANALISIS MASALAH
#s adalah seorang !/S berusia 0 tahun, yang sudah bekerja di Sunan 9uning selama $ bulan, dengan pendidikan akhir SM/, dan sudah menikah. #s bekerja sebagai !/S dikarenakan tuntutan ekonomi. #s jarang menggunakan kondom saat melayani tamu, apabila dita'arkan dengan harga yang lebih tinggi #s setuju untuk berhubungan seks tanpa kondom. #s arang melakukan oral seB ataupun anal seB dengan tamu. 4amutamunya adalah lakilaki. 33
Dari hasil 'a'anara yang dilakukan, #s memiliki ukup pengetahuan tentang IMS yang meliputi penyebabnya, bagaimana penularannya, dan bagaimana penegahannya telah diketahui oleh pasien, akan tetapi pengetahuan #s mengenai apa saja yang diperiksa saat skrining dan gejalagejala IMS masih kurang. Selain itu, #s juga masih jarang mengikuti skrinning untuk mengetahui tentang kesehatan sistem reproduksinya. #s datang dengan keluhan keputihan sejak hari yang lalu, 9eputihan ber'arna bening kekuningan seperti lendir, tidak berbau, dan tidak menimbulkan gatal. Saat ini nyeri perut, demam, nyeri saat 69, nyeri saat berhubungan seks disangkal oleh #s. #s baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini. 9eluhan seperti ini a'aln ya yang dirasakan tidak hanya keputihan, namun disertai rasa nyeri yang minimal. 9eluhan tersebut timbul, setelah pasien berhubungan dengan pelanggannya. /asien saat itu, tidak ke dokter. Eamun hanya mengkonsumsi obat dari apotek yang direkomendasikan oleh temannya berupa antibiotik sebanyak $ kali sehari. 9eluhan berangsurangsur berkurang, sampai akhirnya datang ke gedung untuk pemeriksaan skrining rutin pada tanggal 1* Maret &1 untuk melakukan skrining dengan keluhan hanya berupa keputihan. /asien pada tahun &1 ini baru bekerja selama $ bulan di Sunan 9uning. 9eluhan tersebut bisa diakibatkan oleh berbagai faktor, di antaranya adalah karena #s jarang menggunakan kondom terutama apabila ada pelanggan yang membayar lebih mahal, 'alaupun #s sudah mengetahui bahaya tentang IMS dan ara penularannya.
BAB 9I PEMECAHAN MASALAH
1
Meningkatkan kemampuan komunikasi para !/S untuk mengajak tamu agar mau menggunakan kondom, kemudian apabila tamu tidak mau menggunakan kondom
$
!/S disarankan untuk menolak tamu tersebut. Monitoring dan e5aluasi terhadap kualitas kondom yang dibagikan kepada !/S. Mengoptimalkan perhatian para pengasuh mengenai IMS dan "I78IDS serta membina pengasuh untuk memoti5asi anak asuhnya agar selalu menggunakan
%
kondom tiap kali berhubungan seks dengan tamu. Meningkatkan pemahaman dan perhatian !/S mengenai IMS dan "I78IDS.
34
BAB 9II PENUTUP
A. KESIMPULAN
Skrining IMS yang meliputi anamnesis, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, penyuluhan, konseling dan penatalaksanaan mitra seksual terhadap pasien IMS mempunyai peranan yang penting dalam menanggulangi epidemik "I7. Selain itu masih adanya perilaku rendahnya harga ta'ar !/S dalam penggunaan kondom dengan pelanggan harus diubah untuk dapat terus menekan penyebaran IMS di masyarakat.
B. SARAN
1
/rogram skrining yang selama ini telah berjalan di =riya S diharapkan terus
berjalan di Sunan 9uning. /eningkatan penyuluhan dan informasi kepada !/S untuk rutin mengikuti $
skrining. Meningkatkan pengetahuan !/S dengan memberikan penyuluhan kepada
%
seluruh !/S di sunan kuning. Memperketat kepatuhan !/S penggunaan kondom pada setiap pelanggan yang datang ke Sunan 9uning dengan memberikan penyuluhan.
35