KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah metodologi penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa suatu rintangan apapun.
Makalah metodologi penelitian yang berjudul Proposal penelitian ini kami susun sebagai pelengkap presentasi pada mata kuliah metodologi penelitian dan juga memberikan wawasan dan pemaham yang lebih tentang proposal penelitian yang baik dan benar.
Sebagai penulis kami menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung kelancaran dan terciptanya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak kesalahan dan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk menyempurnakan makalah ini dimasa yang akan datang. Atas kurang lebihnya kami mengucapkan terima kasih.
Bengkulu, Maret 2016
Penulis,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I : Pendahuluan
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
BAB II : Pembahasan
Pengertian Proposal Penelitian
Jenis-jenis Proposal Penelitian
Isi Proposal Penelitian
2.4 Ciri-ciri Proposal Penelitian
2.5 Unsur-unsur Proposal Penelitian
2.6 Petunjuk Penulisan Proposal Penelitian
2.7 Prosedur Penyusunan Proposal Penelitian
2.8 Sistematika Penyusunan Proposal
2.9 Aplikasi Proposal Penelitian
BAB III : Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kemampuan menyusun proposal penelitian sangat penting untuk merencanakan dan mengusulkan suatu kegiatan atau proyek penelitian. Secara umum ada aturan-aturan, baik yang bersifat metodologis maupun teknis dalam menyusun proposal. Aturan-aturan itu pada umumnya bersifat universal, meskipun untuk hal-hal tertentu yang bersifat teknis ada yang harus disesuaikan dengan kebutuhan lembaga-lembaga tertentu. Dalam kaitannya dengan penyelesaian studi di perguruan tinggi, penyusunan proposal penelitian adalah langkah awal tatkala seorang mahasiswa bermaksud menyusun suatu skripsi (S1), tesis (S2), dan disertasi (S3). Melihat begitu pentingnya proposal penelitian, maka akan dipelajari tentang proposal penelitian.
Rumusan Masalah
Apa pengertian proposal penelitian dan jenis-jenis proposal penelitian ?
Bagaimana isi proposal penelitian dan ciri-ciri proposal penelitian ?
Apa saja unsur-unsur proposal penelitian ?
Bagaimana petunjuk penulisan proposal penelitian, prosedur penyusunan proposal penelitian dan sistematika penyusunan proposal ?
Bagaimana aplikasi proposal penelitian ?
Tujuan
Untuk mengetahui pengertian proposal penelitian dan jenis-jenis proposal penelitian ?
Untuk mengetahui isi proposal penelitian dan ciri-ciri proposal penelitian ?
Untuk mengetahui saja unsur-unsur proposal penelitian ?
Untuk mengetahui petunjuk penulisan proposal penelitian, prosedur penyusunan proposal penelitian dan sistematika penyusunan proposal ?
Untuk mengetahui aplikasi proposal penelitian ?
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN PROPOSAL PENELITIAN
Proposal Penelitian ialah usulan yang berisi rencana kegiatan penelitian yang disajikan secara tertulis untuk memperoleh persetujuan dari pihak yang berwewenang. Pihak yang berwewenang di sini dapat saja seperti lembaga/instansi yang akan mensponsori atau membiayai penelitian tersebut, tempat atau sasaran penelitian, dan lembaga/instansi yang meminta dilakukannya penelitian. Untuk keperluan penulisan skripsi, proposal penelitian diperlukan untuk memperoleh persetujuan dari Ketua Jurusan atau Ketua Program Bidang Studi.
JENIS-JENIS PROPOSAL PENELITIAN
Proposal Penelitian Kualitatif
Penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh keotentikan.
Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang diteliti sudah jelas, realitas merencanakan piknik. Yang direncanakan dalam piknik adalah baru tempat-tempat yang akan dikunjungi, dan apa yang ingin diketahui lebih dalam dari tempat tersebut, akan tergantung pada situasi setelah seseorang berada ditempat piknik tersebut. Proposal penilitian kualitatif berisi garis-garis besar rencana yang mungkin akan dilakukan. Jadi perbedaan utama proposal yang menggunakan metode penilitian kuantitatif dan kualitatif adalah terletak pada, yang kuantitatif proposalnya spesifik dan sudah baku, dan dianggap tunggal, tetap teramati, pola fikir deduktif, maka proposal penelitian kuantitatif dipandang sebagai "blue print" yang harus digunakan sebagai pedoman baku untuk melaksanakan dan mengendalikan penelitian. Sedangkan dalam metode kualitatif yang berpadangan, realitas dipandang sesuatu holistic, kompleks, dinamis, penuh makna, dan pola fikir induktif, sehingga permasalahan belum jelas, maka proposal penelitian kualitatif yang dibuat masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti memasuki objek penilitian/situasi social. Oleh karena itu proposal penelitian kualitatif di ibaratkan oleh bogdan seperti seseorang yang akan yang kualitatif masih bersifat umun dan sementara.
Komponen dan Sistematika Proposal
Komponen dalam proposal penilitian secara garis besarnya terdiri atas, pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, jadwal penelitian, organisasi penilitian, biaya penelitian. Komponen dalam proposal tersebut dapat disusun kedalam bentuk sistematika proposal seperti gambar berikut.
Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Dalam latar belakang masalah ini dikemukakan gambaran keadaan yang sedang terjadi selanjutnya dikaitkan dengan peraturan/kebijakan, perencanaan, tujuan, teori, pengalaman, sehingga terlihat adanya kesenjangan yang merupakan masalah.
Masalah yang dikemukakan dalam bentuk data, bias diperoleh dari studi pendahuluan, dokumentasi laporan penelitian, atau pernyataan orang-orang yang dianggap kredibel dalam media baik dalam media cetak atau media elektronika.
Fokus Penelitian
Kalau dalam penelitian kuantitatif, focus penelitian ini merupakan batasan masalah. Karena adanya keterbatasan, baik tenaga, dana, dan waktu, dan supaya hasil penelitian lebih terfokus, maka peneliti tidak akan melakukan penelitian terhadap keseluruhan yang ada pada obyek atau situasi sosial tertentu, tetapi perlu menentukan fokus.
Pada penelitian kualitatif, penentuan fokus berdasarkan hasil studi pendahuluan, pengalaman, referensi, dan disarankan oleh pembimbing atau orang yang dipandang ahli.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan pernyataan penelitian, yang dijawabannya dicarikan melalui penelitian.
Rumusan masalah dalam penelitian kualitatif tidak berkenaan dengan variable penelitian, yang bersifat spesifik, tetapi lebih makro dan berkaitan dengan kemungkinan apa yang terjadi pada obyek/situasi sosisal penelitian tersebut.
Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan dan membuktikan pengetahuan. Sedangkan secara khusus tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menemukan. Menemukan berarti sebelumnya belum pernah ada atau belum diketahui. Dengan metode kualitatif, maka peneliti dapat menemukan pemahaman luas dan mendalam terhadap situasi social yang kompleks, memahami interaksi dalam situasi social tersebut sehingga dapat ditemukan hipotesis, pola hubungan yang akhirnya dapat kimbangkan menjadi tori
Tujuan penelitian dalam proposal penelitian kualitatif juga masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.
Manfaat Penelitian
Setiap penelitian diharapkan memiliki manfaat. Manfaat tersebut bisa bersifat teoritis, dan praktis. Untuk penelitian kualitatif, manfaat penelitian lebih bersifat teoritits, yaitu untuk pengembangan ulmu, namun juga tidak menolak manfaat praktisnya untuk memecahkan masalah.
1.2 . Studi kepustakaan
Studi kepustakan berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang terkait dengan nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti.
Terdapat tiga kriteria terhadap teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian, yaitu relevansi, kemutakhiran, dan keaslian.
Relevansi
Relevansi berarti teori yang dikemukakan sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
Kemutakhiran
Kemutakhiran berarti terkait dengan kebaruan teori atau referensi yang digunakan. Pada umumnya referensi yang sudah lebih dari lima tahun diterbitkan dianggap kurang mutakhir.
Keaslian
Keaslian terkait dengan keaslian sumber, maksutnya supaya peneliti menggunakan sumber aslinya dalam mengemukakan teori. Jangan sampai peneliti mengutip dari kutipan orang lain, dan sebaiknya dicari sumber aslinya.
Berapa teori yang dikemukakan dalam proposal, akan sangat tergantung pada fokus penelitian yang ditetapkan oleh peneliti.
Dengan dikemukakan landasan teori dan nilai-nilai budaya yang ada pada konteks sosial yang diteliti, maka hal ini merupakan indikator bagi peneliti. Vlidasi awal bagi peneliti kualitatif adalah seberapa jauh kemampuan peneliti mendeskripsikan teori-teori yang terkait dengan bidang dan konteks sosial yang diteliti.
Dalam landasan teori ini perlu dikemukakan definisi setiap fokus yang akan diteliti. Dalam definisi perlu dikemukakan definisi-definisi yang sejalan maupun yang tidak sejalan. Dengan demikian maka landasan teori yang dikemukakan semakin kuat.
Dalam penelitian kualitatif, teori yang dikemukakan bersifat sementara. Selanjutnya dalam landasan teori, tidak perlu dibuat kerangka berfikir sebagai dasar untuk perumusan hipotesis, karena dalam penelitian kualitatif tidak akan menguji hipotesis, tetapi justru menemukan hipotesis.
1.3 Metode penelitian
Komponen dalam metode penelitian kualitatif adalah alasan menggunakan merode kualitatif, tempat penelitian, instrumen penelitian, sampel sumber data penelitian, teknik pengumpulan data teknik analisis data dan rencana pengujian keabsahan data.
Metode dan alasan menggunakan metode kualitatif
Pada umumnya alasan menggunakan metode kualitatif karena, permasalahan belum jelas, holistik, kompleks, dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut dijaring dengan metode penelitian kuantitatif dengan instrumen seperti test, kesioner, pedoman wawancara.
Tempat Penelitian
Tempat penelitian merupakan tempat dimana situasi sosial tersebut akan diteliti. Misalnya di sekolah, di perusahaan, di lembaga pemerintah, di jalan, di rumah dan lain-lain.
Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri atau anggota tim peneliti.
Sampel Sumber Data
Sampel sumber data dipilih secara purposive dan bersifat snowball sampling. Sampel sebagai sumber data atau sebagai informan sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihatinya
Mereka yang tergolong masih dengan berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti
Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi
Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil "kemasannya" sendiri
Mereka yang pada mulanya tergolong "cukup asing" dengan peneliti sehingga lebih menggairahka untuk dijadikan semacam guru atau narasumber
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data yang utama adalah observasi participant, wawancara mendalam studi dokumentasi, dan gabungan ketiganya atau triangulasi.
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Tahapan dalam penelitian kualitatif adalah tahap memasuki lapanga dengan grand tour dan minitour question, analisis datanya dengan analisis domain. Tahap kedua adalah menentukan fokus, teknik pengumpulan data dengan minitour question, analisis data dilakukan dengan analisis taksonomi. Selanjutnya pada tahap selection, pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan struktural, analisis data dengan analisis komponensial. Setelah analisis komponensial dilanjutkan analisis tema.
Rencana Pengujian Keabsahan Data
Uji keabsahan data meliputi uji kredibilitas data (validitas internal), uji depenabilitas (reliabilitas) data, uji komfirmabilitas ( obyektivitas)
1.5 Organisasi penelitian dan jadwal penelitian
Organisasi
Dalam organisasi penelitian ini terdiri atas ketua tim peneliti, beberapa anggota peneliti, pengumpul data, bendahara, tenaga administrasi. Masing-masing perlu dikemukakan uraian tugas dan waktu yang tersedia.
Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian berisi aktivitas yang dilakukan dan kapan akan dilakukan. Berikut ini diberikan contoh rencana jadwal penelitian kualitatif.
Contoh jadwal penelitian kualitatif :
No
Kegiatan
Bulan ke :
1
2
3
4
5
6
7
8
1
Penyusunan proposal
2
Diskusi proposal
3
Memasuki lapangan, grand tour dan mini tour question, analisis domain
4
Menentukan fokus, minitour question, analisis taksonomi
5
Tahap selection, structural question, analisis komponensial
6
Menentukan tema, analisis tema
7
Uji keabsahan data
8
Membuat draf laporan penelitian
9
Diskusi draf laporan
10
Penyempurnaan laporan
1.6. Pembiayaan
Jumlah biaya yang diperlukan tergantung pada tingkat profesionalisme tenaga peneliti dan pendukungnya, tingkat resiko kegiatan dilakukan, jarak tempat penelitian dengan tempat tinggal peneliti, serta lamanya penelitian yang dilakukan. Semua biaya yang dibutuhkan perlu diuraikan secara rinci.
Proposal Penelitian Kuantitatif
Suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.
Adapun isi dan setiap bagian dari sistematika proposal peneltian kuantitatif adalah sebagai berikut :
2.1. Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
Berisi tentang sejarah dan peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi pada suatu objek penelitian, tetapi dalam peristiwa itu, sekarang ini tampak ada penyimpangan-penyimpangan dari standard yang ada, baik standard yang bersifat keilmuan maupun aturan-aturan. Oleh karena itu dalam latar belakang ini. Penelitian harus melakukan analisis masalah, sehingga permasalahan menjadi jela. Melalui analisis masalah ini, peneliti harus dapat menunjukkan adanya suatu penyimpangan yang ditujukkan dengan data dan menuliskan mengapa hal ini perlu diteliti.
b. Indentifikasi Masalah
Dituliskan berbagai masalah yang ada pada obyek yang diteliti. Baik yang akan diteliti maupun yang tidak akan diteliti sedapat mungkin dikemukakan.
Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik, maka peneliti perlu melakukan studi pendahuluan ke obyek yang diteliti, melakukan observasi, dan wawancara ke berbagai sumber, sehingga semua permasalahan dapat diidentifikasikan.
Permasalahan yang telah diketahui tersebut, selanjutnya dikemukakan hubungan satu masalah dengan masalah yang lain. Masalah yang akan diteliti itu kedudukannya di mana di antara masalah yang akan diteliti. Masalah apa saja yang diduga berpengaruh positif dan negatif terhadap masalah yang diteliti. Selanjutnya masalah tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk variabel.
c. Batasan Masalah
Karena adanya keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori-teori, dan supaya penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang telah diidentifikasikan akan diteliti. Untuk itu maka penelitian memberi batasan, dimana akan dilakukan penelitian, variabel apa saja yang akan diteliti, serta bagaimana hubungan variabel satu dengan variabel yang lain.
Berdasarkan batasan masalah ini, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah penelitian.
d. Rumusan Masalah
Setelah masalah itu ditentukan (variabel apa saja yang akan diteliti, dan bagaimana hubungan variabel satu dengan yang lain), dan supaya masalah dapat terjawab secara akurat, maka perlu dirumuskan secara spesifik. Rumusan masalah itu dinyatakan dalam kalimat pernyataan. Jadi pola pikir dalam merumuskan masalah itu ada empat tahapan yaitu :
Latar belakang masalah
Identifikasi masalah
Batasan masalah
Rumusan masalah
e. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tidak sama dengan tujuan yang ada pada sampul skripsi atau tesis, yang merupakan tujuan formal (misalnya untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana). Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dituliskan. Misalnya rumusan masalahnya : Bagaimanakah tingkat disiplin kerja pegawai di Depertemen A? Maka tujuan penelitiannya adalah : ingin mengetahui seberapa tinggi tingkat disiplin pegawai di departemen A. Rumusan masalah dan tujuan penelitian ini jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian.
f. Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Kalau tujuan penelitian dapat tercapai, dan rumusan masalah dapat terjawab secara akurat maka sekarang kegunaannya apa. Kegunaan hasil penelitian ada dua hal yaitu :
Kegunaan untuk mengembangkan ilmu/kegunaan teoritis.
Kegunaan praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang ada pada obyek yang diteliti.
2.2 Landasan teori, kerangka berfikir dan pengajuan hipotesis
a. Deskripsi teori
Deskripsi teori adalah, teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, serta sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan penyusunan instrumen penelitian.
Teori-teori yang digunakan bukan sekedar pendapat dari pengarang, pendapat penguasa, tetapi teori yang betul-betul telah teruji kebenarannya. Jumlah teori yang dikemukakan tergantung pada variabel yang diteliti.
b. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diindentifikasi sebagai masalah yang penting.
Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti.
Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih.
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan.
Kerangka berfikir yang dihasilkan dapat berupa kerangka berfikir yang yang assosiatif/hubungan maupun komparatif/perbandingan.
c. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang diajukan, maka titik tolak untuk merumuskan hipotesis adalah rumusan masalah dan kerangka berfikir.
Contoh : Bila rumusan masalah berbunyi adakah "perbedaan produktivitas antara lembaga yang menggunakan teknologi tinggi dan rendah?" selanjutnya kerangka berfikir berbunyi "Karena lembaga A menggunakan teknologi tinggi, maka produktivitas kerjanya lebih tinggi bila dibandingkan dengan lembaga B yang teknologi kerjanya rendah," maka hipotesisnya berbunyi "Terdapat perbedaan produktivitas kerja yang signifikan antara Lembaga A dan B, atau produktivitas kerja lembaga A lebih tinggi bila dibandingkan dengan lembaga B"
2.3. Prosedur penelitian
a. Metode Penelitian
Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan metode penelitian. Untuk itu di bagian ini perlu ditetapkan metode penelitian apa yang akan digunakan, apakah metode survey atau eksperimen.
b. Populasi dan sampel
Dalam penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan sebagai sumber data. Bila hasil penelitian akan digeneralisasikan (kesimpulan data yang dapat diberlakukan untuk populasi) maka sampel yang digunakan sebagai sumber data harus representatif dapat dilakukan dengan cara mengambil sampel dari populasi secara random sampai jumlah tertentu.
c. Instrumen Penelitian
Penelitian yang bertujuan untuk mengukur suatu gejala akan menggunakan instrumen penelitian. Jumlah instrumen yang akan digunakan tergantung pada variabel yang diteliti. Bila variabel yang diteliti jumlahnya lima, maka akan menggunakan lima instrumen. Dalam hal ini perlu dikemukakan instrumen apa saja yang akan digunakan untuk penelitian, skala pengukuran yang ada pada setiap jenis instrumen, prosedur pengujian validitas dan reliabilitas instrumen.
d. Teknik pengumpulan data
Yang diperlukan di sini adalah teknik pengumpilan data mana yang paling tepat, sehingga betul-betul di dapat data (angket, observasi, wawancara) dicantumkan kalau sekiranya tidak dapat dilaksanakan. Selain itu konsekuensi dari mencantumkan ke tiga teknik pengumpulan data itu adalah: setiap teknik pengumpulan data yang dicantumkan harus disertai datanya. Memang untuk mendapatkan data yang lengkap dan obyektif penggunaan berbagai teknik sangat diperlukan, tetapi bila satu teknik di pandang mencukupi maka teknik yang lain bila digunakan akan menjadi tidak efisien.
e. Teknik Analisis Data
Untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif, maka teknik analisis data ini berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Bila peneliti tidak membuat hipotesis, maka rumusan masalah penelitian itulah yang perlu dijawab. Tetapi kalau hanya rumusan masalah itu dijawab, maka sulit membuat generalisasi, sehingga kesimpulan yang dihasilkan hanya dapat berlaku untuk sampel yang digunakan, tidak dapat berlaku untuk populasi.
2.4. Organisasi dan jadwal penelitian
a. Organisasi Penelitian
Bila penelitian dilaksanakan oleh tim/kelompok maka diperlukan adanya organisasi pelaksana penelitian. Minimal ada ketua yang bertanggung jawab dan anggota, sebagai pembantu kita.
b. Jadwal Penelitian
Setiap rancangan penelitian perlu dilengkapi dengan jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam jadwal berisi kegiatan apa saja yang akan dilakukan, dan erapa lama akan dilakukan. Contoh:
No
Kegiatan
Minggu Ke:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
2
3
1.
Penyusunan Proposal
2.
Penyusunan instrumen
3.
Seminar proposal dan instrumen penelitian
4.
Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen
5.
Penentuan sampel
6.
Pengumpulan data
7.
Analisis data
8.
Pembuatan draf laporan
9.
Seminar laporan
10.
Penyempurnaan laporan
11.
Penggandaan laporan penelitian
2.5. Biaya penelitian
Biaya merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Jumlah biaya yang diperlukan tergantung pada tingkat profesionalisme tenaga penelitian dan pendukungnya, tinggi resiko kegiatan dilakukan, jarak tempat penelitian dengan tempat tinggal peneliti, serta lamanya penelitian dilakukan. Biaya penelitian pada umunya 60% digunakan untuk tenaga, dan 40% untuk
Proposal Penelitian Pengembangan
Kegiatan yang menghasilkan rancangan atau produk yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah-masalah aktual. Dalam hal ini, kegiatan pengembangan ditekankan pada pemanfaatan teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip, atau temuan-temuan penelitian untuk memecahkan masalah. Skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil kerja pengembangan menuntut format dan sistematika yang berbeda dengan skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil penelitian, karena karakteristik kegiatan pengembangan dan kegiatan penelitian tersebut berbeda.Kegiatan penelitian pada dasarnya berupaya mencari jawaban terhadap suatu permasalahan, sedangkan kegiatan pengembangan berupaya menerapkan temuan atau teori untuk memecahkan suatu permasalahan.
Proposal Penelitian Kajian Pustaka
Telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Telaah pustaka semacam ini biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber pustaka yang kemudian disajikan dengan cara baru dan atau untuk keperluan baru.
Dalam hal ini bahan-bahan pustaka itu diperlukan sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran atau gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk melakukan deduksi dari pengetahuan yang sudah ada, sehingga kerangka teori baru dapat dikembangkan, atau sebagai dasar pemecahan masalah.
ISI PROPOSAL PENELITIAN
Proposal penelitian mengemukakan dua hal pokok yaitu (1) masalah yang akan diteliti, dan (2) metodologi penelitian.
Masalah Penelitian
Masalah penelitian adalah sesuatu yang ingin diketahui atau dipecahkan/diatasi oleh peneliti melalui prosedur ilmiah. Dengan demikian maka masalah penelitian perlu dirumuskan secara jelas dan operasional. Agar menjadi jelas serta untuk memperlihatkan kedudukan dan pentingnya diketahui atau dipecahkan, maka masalah itu perlu diberikan latar belakang dengan memberikan informasi pendahuluan tentang situasi tempat dan waktu masalah itu terjadi. Latar belakang ini juga hendaknya dapat memberikan gambaran yang jelas tentang berbagai kesenjangan yang terjadi dan yang mungkin terjadi beserta akibatnya kalau masalah itu tidak diekatahui dan diatasi. Oleh karena itu dalam mengawali suatu penelitian, yang utama dan terutama dilakukan ialah mengidentifikasi masalah. Kejelasan masalah akan membantu peneliti untuk memilih dan menentukan metodologi penelitian yang tepat.
Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian ialah ilmu tentang metode-metode yang dipergunakan dalam penelitian. Oleh karena metodologi penelitian menawarkan berbagai metode dalam melakukan suatu penelitian, maka peneliti perlu memilih metode yang tepat dalam arti efektif dan efisien untuk mencapai tujuan penelitiannya. Dengan demikian acuan utama dalam memilih metode penelitian ialah masalah pebelitian. Bukan menentukan metode penelitian terlebih dahulu baru merumuskan masalah penelitian.
CIRI-CIRI DAN SYARAT PROPOSAL PENELITIAN YANG BAIK DAN BENAR
Ciri-ciri proposal Riset/Penelitian yang Baik Menurut Metode Atau Kaidah Ilmiah adalah sebagai berikut:
Bersifat kritis dan analitis.
Memuat konsep dan teori yang tepat.
Menggunakan istilah tepat.
Rasional (Masuk akal).
Obyektif.
Konsistensi dalam menguraikan, menjelaskan, kalimat singkat padat dan jelas.
Koherensi (saling kait mengkaitkan).
Syarat-Syarat proposal Penelitian yang Baik dan benar:
Tujuan dan masalah yang jelas.
Teknik dan prosedur yang rinci.
Obyektifitas penelitian akan sampel yang ingin digunakan.
Kekurangan dalam penelitian harus diungkapkan secara terbuka dan jujur.
Tingkat kevaliditas dan kehandalan data cermat.
Kesimpulan yang terkait dengan penelitian yang dilakukan.
Obyektifitas atau fenomena sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan motivasi peneliti.
UNSUR-UNSUR PROPOSAL PENELITIAN
Unsur Dan Elemen Proposal Penelitian
Proposal atau usulan penelitian diperlukan untuk mengawali suatu kegiatan penelitian. Proposal tersebut perlu dikaji atau dievaluasi oleh pembimbing penelitian atau evaluator dari pihak sponsor pemberi dana. Untuk memperlancar evaluasi atau kajian, proposal perlu mengikuti format tertentu dalam hal susunan isi, pengetikan, dan pengesahan (yang diminta oleh pembimbing atau evaluator). Dalam bab ini hanya format susunan isi yang dibahas, sedangkan untuk format pengetikan dan pengesahan silahkan mengacu pada pedoman yang berlaku.
Untuk membahas format susunan isi proposal penelitian, pertama dibahas unsur proposal beserta keterkaitan antar unsur tersebut. Bahasan selanjutnya menyangkut tiap unsur, tetapi dibahas secara singkat dan dalam keterkaitannya dengan unsur–unsur lainnya. Bahasan yang lebih panjang lebar dan terfokus hanya pada unsur-unsur yang dianggap terpenting diberikan pada bab-bab tersendiri.
Unsur-unsur Isi Proposal dan Keterkaitannya
Secara umum, isi proposal penelitian meliputi.unsur-unsur sebagai berikut (menurut pedoman penulisan tesis yang dikeluarkan oleh Program Pascasarjana UGM, 1997):
1) Judul
2) Latar belakang & perumusan permasalahan (& keaslian penelitian, dan faedah yang
dapat diharapkan)
3) Tujuan dan Lingkup penelitian
4) Tinjauan Pustaka
5) Landasan Teori
6) Hipotesis
7) Cara penelitian
8) Jadwal penelitian
9) Daftar Pustaka
10) Lampiran
Keterkaitan antar unsur tersebut terlihat seperti pada gambar di bawah ini:
unsur / elemen proposal penelitian
Dari gambar di atas terlihat bahwa ada tiga unsur yang menjadi "sentral" keterkaitan unsur-unsur proposal, yaitu: (a) rumusan permasalahan, (b) tinjauan pustaka, dan (c) cara penelitian. Rumusan masalah berfungsi mengarahkan fokus penelitian, sedangkan tinjauan pustaka merupakan dialog dengan khazanah ilmu pengetahuan, dan cara (metode) penelitian menjadi cetak biru (rancangan) untuk pelaksanaan penelitian. Karena ketiga unsure ini menjadi sentral dari isi proposal penelitian, maka bahasan dimulai dari ketiga unusr tersebut. Bahasan di bawah ini bersifat singkat, sedangkan bahasan yang lebih panjang lebar diberikan dalam bab-bab tersendiri.
Judul, Latar belakang, dan Rumusan Permasalahan
Bagian pertama atau awal sebuah proposal dimulai dengan (1) judul, disusul dengan
(2) latar belakang, (3) rumusan masalah, (4) keaslian penelitian, dan (5) faedah atau manfaat penelitian.
Judul proposal penelitian
Judul merupakan gerbang pertama seseorang membaca sebuah proposal penelitian. karena merupakan gerbang pertama, maka judul proposal penelitian perlu dapat menarik minat orang lain untuk membaca. Judul perlu singkat tapi bermakna dan tentu saja harus jelas terkait dengan isinya. Judul hendaknya bersifat spesifik, singkat dan padat (tidak lebih dari 20 kata) tetapi komunikatif, mengacu pada hakekat penelitian, dan menarik (penelitian tersebut layak dan perlu).
Bila memang tidak dapat dipersingkat, meskipun tetap panjang, maka judul dapat dibuat bertingkat, yaitu judul utama, dan anak judul. Penghalusan atau perubahan judul juga perlu mempertimbangkan bahwa judul tersebut akan diakses (dicari) dengan komputer, sehingga pakailah kata atau istilah yang umum dalam bidang ilmunya.
Latar belakang
Dua pertanyaan perlu dijawab dalam rangka mengisi bagian latar belakang ini, yaitu: Mengapa kita memilih permasalahan ini? Apakah ada opini independen yang menunjang diperlukannya penelitian ini?
Untuk menjawab pertanyaan "mengapa kita memilih permasalahan ini?", maka langkah pertama, kita perlu memilih bidang keilmuan yang kita ingin lakukan penelitiannya. Pemilihan bidang tersebut diteruskan ke sub-bidang dan seterusnya hingga sampai pada topik tertentu yang kita minati. Langkah kedua, kita perlu melakukan kajian terhadap pustaka berkaitan .kemajuan terakhir ilmu pengetahuan dalam topik tersebut—untuk mencari peluang pengembangan atau pemantapan teori. Minar maupun peluang tersebut seringkali didorong oleh isu nyata dan aktual—yang muncul di jurnal ilmiah terbaru atau artikel koran bermutu atau pidato penting dan aktual, atau direkomendasikan oleh penelitian sebelumnya.. Ini semua merupakan opini independen yang menunjang diperlukannya penelitian yang diusulkan tersebut.
Batasan Masalah
Masalah yanga akan dicarai pemecahannya harus terbatas ruang lingkupnya agar pembahasannya dapat lebih terperinci dan dapat dimungkinkan pengambilan keputusan definitife. Variable-variable yang terlibat dalam penelitian harus ditentukan.
Rumusan Masalah
Keberhasilan dalam melakukan identifikasi masalah dan analisis maslaah seperti yang tertuang dalam latar belakang sangat menentukan ketajaman rumusan masalah. Untuk memudahkan dalam menajamkan rumusan masalah, ungkapkan masalah dalam 2 poin sesuai hasil identifikasi masalah yaitu:
a. Masalah umum.
b. Masalah spesifik.
5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian disusun berddasarkan rumusan masalah yang telah diterapkan sehingga tujuan peneltian tercapai, maka akan diperoleh solusi bagi pengatasan masalah secara langsung. Seperti rumusan masalah, tujuan penelitian juga diungkapkan dalam bentuk:
Tujuan umum.
Tujuan spesifik.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupaakn perkiraan bila tujuan penelitian tercapai. Hal ini dapat diperkirakan melalui outcome/ dampaknya bagi masyarakat dan dunia iptek.
Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka terdiri dari 3 sub bab besar, yaitu
a. Penelitian yang relevan/penelttian terkait.
b. Landasan teori
c. Kerangka pemikiran dan atau kerangka teori dan Hipotesis (untuk metode korelasi,
kausal komaratif, eksperimen).
Metode Penelitian
Metode penelitian dapat pula diartikan sebagai prosedur, alat-alat dan bahan yang digunakan dalam peneltian yang bersifat khas dan khusus untuk penelitian yang dirancang.
Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian disusun berdasarkan aktivitas yang terkandung dalam metode penelitian. Aktivitas ini adalah aktivitas yang direncanakan dilakukan bila proposal penelitian disetujui.
PETUNJUK PENULISAN PROPOSAL PENELITIAN
Proposal penelitian terdiri atas: Bagian Awal, Bagain utama, dan bagian Akhir dengan jumlah halaman tidak lebih dari 30.
A. Bagian awal
Bagian awal mencakup halaman judul, halaman pengesahan, ringkasan, prakata, daftar tabel, daftar gambar, daftar simbol, daftar isi
1. Halaman Judul
Halaman judul memuat: judul, lambang Untirta, nama dan nomor mahasiswa, instansi, kota, dan waktu pengajuan
Judul penelitian dibuat sesingkat-singkatnya, tetapi jelas dan menunjukkan dengan tepat masalah yang hendak diteliti, dan tidak membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam.
Lambang Universitas Sultan ageng Tirtayasa berbentuk segi 5.
Nama Mahasiswa ditulis lengkap di bawah lambang, di samping kanan nama dituliskan Nomor Induk mahasiswa. Urutan penulisan nama mahasiswa (kelompok) berdasarkan Nomor Induk mahasiswa.
Instansi ialah Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sultan ageng Tirtayasa
Kota ialah Cilegon
Waktu pengajuan ditunjukkan dengan menuliskan bulan dan tahun di bawah Cilegon
Contoh halaman judul terlihat pada Lampiran 1.
2. Halaman Pengesahan
Halaman ini berisi persetujuan Pembimbing I dan Pembimbing II lengkap dengan tanda tangan dan tanggal.
Contoh halaman pengesahan terdapat pada Lampiran 2.
Ringkasan
Uraian singkat tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan, metode penelitian, hasil yang ingin dicapai dan waktu pelaksanaan
Prakata
Prakata berisi uraian singkat tentang maksud penelitian dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak tertentu.
B. Bagian Utama
Bagian utama proposal penelitian memuat bab-bab: Pendahuluan, Tinjauan pustaka, Metode Penelitian
I. Pendahuluan
Bab pendahuluan memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian.
Latar belakang berisi penjelasan mengenai alasan-alasan mengapa masalah yang dikemukakan dalam usulan penelitian itu dipandang menarik, penting, dan perlu diteliti.
Rumusan masalah
Perumusan masalah yang jelas tentang masalah yang akan diteliti. Uraikan pendekatan dan konsep untuk menjawab masalah yang diteliti.
Tujuan Penelitian
Dalam proposal disebutkan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai
Ruang lingkup penelitian
Berisi batasan-batasan masalah yang akan diteliti.
II. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori pustaka dan hasil-hasil penelitian yang didapat oleh peneliti terdahulu, yang ada hubungannya dengan penelitian
yang akan dilakukan. Dalam penyajian ini hendaknya ditunjukkan bahwa permasalahan yang akan diteliti belum terjawab atau belum terpecahkan secara memuaskan. Fakta-fakta yang dikemukakan sejauh mungkin diambil dari sumber aslinya. Semua sumber yang dipakai harus disebutkan dengan mencantumkan nama penulis dan tahun penerbitan sesuai yang tercantum pada daftar pustaka.
Contoh cara menunjukkan sumber pustaka seperti tertera pada lampiran 3. Sumber referensi bisa berupa:
Textbook atau handbook
Artikel-artikel yang sudah dipublikasikan (jurnal, prosiding, dll)
Artikel dari instansi resmi (internet, web, dll)
Individu yang mempunyai otoritas ilmiah (diakui baik tingkat nasional maupun internasional)
Jumlah pustaka yang digunakan minimal 5 jurnal/prosiding (artikel ilmiah) III. Metode Penelitian
Cara penelitian mengandung uraian tentang tahapan penelitian, prosedur penelitian, bahan atau materi penelitian, alat, , variabel, serta metode pengumpulan dan analisis data.
Tahapan penelitian
Tahapan penelitian berisi keterangan tentang tahapan-tahapan penelitian yang akan dilakukan, misalnya penelitian pendahuluan, penelitian utama, dan seterusnya. Dalam tahapan penelitian ini juga berisi diagram alir proses penelitian yang akan dilakukan.
Prosedur penelitian
Prosedur penelitian memuat uraian yang cukup terinci tentang cara melaksanakan penelitian, merupakan penjelasan dari diagram alir yang ada pada tahapan penelitian.
Bahan dan alat
Bahan atau materi penelitian, yang dapat berwujud populasi atau sampel, harus dikemukakan dengan jelas dan disebutkan sifat-sifat atau spesifikasi yang harus ditentukan. Alat yang dipakai untuk menjalankan penelitian harus diuraikan dengan jelas dan kalau perlu,disertai dengan gambar dan keterangan-keterangan.
Variabel penelitian,
Variabel yang akan dipelajari dan data yang akan dikumpulkan, diuraikan dengan jelas, termasuk jenis kisarannya.
Metode pengumpulan dan analisis data
Metode pengumpulan dan analisis data mencakup uraian tentang model dan cara menganalisis data.
Jadwal pelaksanaan Penelitian (6 bulan)
Dalam jadwal penelitian ditunjukkan :
Tahap-tahap penelitian;
Rincian kegiatan pada setiap tahap;
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap tahap.
Jadwal penelitian disajikan dalam bentuk matriks.
C. Bagian Akhir
Bagian akhir terdiri atas daftar pustaka dan lampiran
I. Daftar Pustaka
Daftar pustaka hanya memuat pustaka yang diacu dalam usulan penelitian dan disusun kebawah menurut abjadnama akhir penulis pertama. Buku dan majalah tidak dibedakan, kecuali penyusunnya kekanan, yaitu sebagai berikut:
Buku:
Nama penulis, tahun terbit, judul buku,jilid,terbitan ke, nomor, halaman yang diacu (kecuali kalau seluruh buku), nama penerbit dan kotanya.
Majalah:
Nama penulis, tahun terbit, judul tulisan, nama majalah dengan singkatan resminya, jilid, dan nomor halaman yang diacu.
Internet:
Pustaka yang diambil dari internet harus mencantumkan tanggal, bulan, dan tahun akses sumber tersebut.
II. Lampiran
Dalam lampiran, terdapat pengolahan data dan prosedur analisis.
PROSEDUR PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN
Pengembangan suatu proposal penelitian pada dasarnya bergantung pada keterampilan masing-masing peneliti. Dalam kenyataan sering dijumpai bahwa
ketiadaan pegangan dalam menempuh langkah-langkah pengembangan proposal penelitian menuntun ke arah terhambatnya proses penyusunan proposal itu. Langkah5
langkah pengembangan suatu proposal penelitian dapat dibagi dalam tiga tahap, yaitu : 1) tahap pra-penyusunan 2) tahap penyusunan, dan 3) tahap evaluasi proposal.
Tidak dapat disangsikan lagi, pengalaman melaksanakan penelitian sangat membantu dalam mempersiapkan hal-hal yang penting dalam menyusun proposal. Namun kadang-kadang terjadi meskipun peneliti memiliki pengalaman, persoalan yang timbul adalah berkaitan dengan 1) membuat keputusan tentang masalah apa yang akan diteliti, 2) seberapa banyak peneliti memiliki pengetahuan tentang hal-hal yang terkait dengan masalah yang dipilih, dan 3) bila proposal itu disusun untuk diajukan kepada lembaga yang akan memberikan dana, apakah masalah yang terpilih itu dapat disetujui oleh lembaga yang bersangkutan.
Ketiga hal tadi, bila tidak dikonfirmasi, sering menjadi kendala keberhasilan penyusunan proposal penelitian. Untuk menghindari kendala itu sebelum disusun suatu proposal penelitian perlu mengukur keputusan yang dibuatnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan; 1) apakah masalah tersebut diambil sesuai dengan minatnya, 2) apakah ia berada dalam batas kemampuan akademisnya, dan 3) apakah ia dapat memperoleh persetujuan dari lembaga yang berkepentingan. Konfirmasi pertanyaan pertama dapat menjadi motivasi internal dalam menyelesaikan proyek yang dikerjakan. Ini dapat diperoleh dengan jalan melakukan analisis masalah secara mendalam dan hati-hati. Konfirmasi pertanyaan kedua dapat menjamin keberhasilan pencapaian tujuan. Ini dapat dicapai dengan jalan melakukan penelaahan berbagai bahan pustaka yang relevan. Konfirmasi pertanyaan ketiga dapat menghindari hambatan yang timbul dari luar diri peneliti sendiri. Hal ini dapat dicapai dengan melakukan konsultasi dengan lembaga yang menjadi tujuan diajukannya proposal atau (bila tersedia) dengan membaca aturanaturan yang berlaku di lembaga yang bersangkutan. Secara umum, dalam menyusun proposal penelitian ada langkah-langkah yang sepatutnya ditempuh, yaitu:
Langkah pertama adalah memikirkan tentang apa yang akan diteliti.
Langkah kedua, mencari-cari ide yang relevan.
langkah ketiga, ide yang telah tergambar dalam pikirannya dipersempit sehingga apa yang akan diteliti menjadi jelas.
langkah keempat, yaitu membuat rumusan masalah,
langkah kelima mengkaji pentingnya masalah,
langkah keenam menelaah bahan-bahan pustaka,
langkah ketujuh mempertimbangkan pendekatan yang akan dilakukan, dan
langkah kedelapan merumuskan desain penelitian. Setelah terumuskan desain yang tepat, menuju
langkah kesembilan, yaitu mencari alternatif alat pengukuran yang tepat.
Langkah kesepuluh menentukan teknik analisis data yang tepat.
Langkah kesebelas memperbaiki desain.
Langkah keduabelas merumuskan prosedur penelitian.
Langkah ketigabelas membuat draft proposal. Setelah tersusun draft,
langkah keempat belas adalah mendiskusikan draft dengan kolega untuk mendapatkan umpan balik.
Bila ternyata masih belum memadai, kembali ke langkah ke tujuh sampai kedua belas. Bila sudah dianggap memadai masuk ke
langkah lima belas, yaitu melakukan penelitian rintisan atau pilot study.
Langkah keenam belas merevisi draft berdasarkan hasil penelitian rintisan.
Langkah ketujuh belas, menyerahkan proposal kepada lembaga yang berkepentingan.
Apabila proposal telah disetujui, selanjutnya disusun Kerangka Acuan yang menjadi dasar kontrak antara peneliti dan penyandang dana. Pada langkah-langkah penyusunan proposal penelitian seperti yang diuraikan di atas, sebenarnya sudah termasuk di dalamnya kegiatan mengevaluasi proposal. Evaluasi tersebut dilakukan secara informal dan secara formal. Evaluasi informal dilakukan dengan mendiskusikan draft proposal, baik dengan kolega, dengan orang ahli (dalam metodologi penelitian maupun dalam disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian yang dilakukan). Adapun evaluasi formal dilakukan melalui penelitian rintisan. Baik evaluasi informal maupun evaluasi formal, telah tercakup dalam delapan belas langkah di atas.
SISTEMATIKA PENYUSUNAN PROPOSAL
Bentuk suatu proposal yang berlaku di suatu lembaga kadang-kadang berbeda
dengan yang berlaku di lembaga lain. Namun, menilik tujuan dan fungsinya, unsurunsur yang termuat dalam suatu proposal penelitian, sepatutnya meliputi :
keberadaaan penelitian terhadap masalah yang bersangkutan,
pernyataan masalah dan hipotesis,
jenis data yang diperlukan,
sumber data atau subjek penelitian,
Alat pengumpul data,
analisis data yang dilakukan, dan
rencana kegiatan.
Unsur-unsur yang termuat dalam proposal itu disusun dalam suatu sistematika tertentu. Untuk pegangan mungkin sistematika proposal yang berlaku di lingkungan Ditjen Dikti Depdikbud bisa dijadikan pegangan (dengan catatan bila di lembaga tempat diajukannya proposal anda belum ada panduan resmi). Setelah proposal diterima, biasanya dibuat suatu kerangka acuan yang akan dijadikan pegangan, baik oleh penyandang dana maupun oleh peneliti. Sistematika kerangka acuan sedikit berbeda dengan sistematika proposal.