Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
1.1 Latar Belakang “Kebun adalah tempat sampah kami. Kami mengolah sampah dengan cara membuang dan membakarnya di kebun atau pekarangan rumah. Dari dulu seperti itu, sampah sampah tidak tidak menjad menjadii masala masalah. h. Sekara Sekarang ng menjad menjadii masala masalah h setelah setelah ada plasti plastik” k” pernya pernyataan taan senada senada itu kerap muncul
dari masyarakat di Kabupaten
Bandung khususnya di perdesaan.
Pernyataan itu melukiskan sedang terjadi perubahan penting dalam kehidupan kese keseha hari rian an
masy masyar arak akat at
di
Kabu Kabupa pate ten n
Band Bandun ung, g,
utam utaman anya ya
dala dalam m
soal soal
persampahan.
Sepin Sepinta tas, s, Kabup Kabupate aten n Bandun Bandung g dengan dengan luas luas lahan lahan yang yang memben membentan tang g seluas seluas 176.23 176.239 9 Ha di 30 Kecam Kecamat atan, an, nampak nampak sepert sepertii belum belum mengh menghada adapi pi masala masalah. h. Nam Namun demik emikia ian n,
dibal ibalik ik semu emua
ini, ni,
di
Kabu abupat paten
Band andung ung
saat saat ini ini
sesungguh sesungguhnya nya tersimpan tersimpan problem sampah sampah yang cukup besar. besar. Berdasark Berdasarkan an hasil hasil sampling, timbulan sampah perkapita yang mencapai 2,81 liter/orang/hari, dan dengan dengan pendu pendudu duk k tahun tahun 2007 2007 sebany sebanyak ak 3.027. 3.027.233 233 jiwa, jiwa, terny ternyat ata a berpo berpoten tensi si menimbulkan sampah sebanyak 2.803 m3/hari di wilayah perkotaan. Belum lagi samp sampah ah dari dari akti aktifi fita tass masy masyar arak akat at di perd perdes esaa aan, n, yang yang masi masih h meru merupa paka kan n karak karakte teris risti tik k sebagi sebagian an besar besar wilay wilayah ah di Kabup Kabupate aten n Bandun Bandung. g. Total Total timbu timbulan lan sampah Kabupaten Bandung baik di perkotaan dan perdesaan diperkirakan saat ini mencapai 4.880 m3/hari.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal I-1
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampaha Persampahan n Di Kabupaten Bandung
Rendah Rendahny nya a kemam kemampua puan n Pemeri Pemerint ntah ah dalam dalam menjal menjalank ankan an fungsi fungsi pengel pengelola olaan an keber kebersih sihan an kotan kotanya ya yang yang dianta diantaran ranya ya diseb disebabk abkan an oleh oleh ren rendah dahnya nya anggar anggaran an biaya mengingat APBD saat ini di Kabupaten Bandung masih merupakan sumber pemb pembia iaya yaan an peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah anda andala lan. n. Peny Penyeb ebab ab lain lain adal adalah ah belu belum m tumbuhn tumbuhnya ya peran peran aktif aktif masyarak masyarakat at dalam hal kebersiha kebersihan. n. Hal ini disebabk disebabkan an karena karena kurang kurang efektifn efektifnya ya pola sosialisasi sosialisasi yang selama selama ini dijalanka dijalankan. n. Budaya Budaya ‘beber ‘bebersih sih’’ yang yang dahul dahulu u menjad menjadii ciri ciri khas khas masya masyarak rakat at priang priangan, an, nampak nampakny nya a telah telah hilang hilang,, tidak tidak hanya hanya diperk diperkot otaan aan tetapi tetapi juga juga di perde perdesaa saan. n. Saat Saat ini di beberapa wilayah Kabupaten Bandung yang masih tergolong wilayah perdesaan, sudah tidak lagi mencerminkan adanya budaya bersih.
Permasalahan pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung, tidak saja dalam hal pembia pembiaya yaan an dan peran peran serta serta masyar masyarak akat at,, dalam dalam hal siste sistem m operas operasion ional al pun dihadapi masalah yang cukup rumit. Paradigma ’kumpul – angkut – buang’ yang masih dijalankan, menjadikan beban pengelolaan sampah di TPA Babakan, satusatu satuny nya a TPA TPA mili milik k Peme Pemeri rint ntah ah Kabu Kabupa pate ten n Band Bandun ung g teru teruku kurr sang sangat at ting tinggi gi.. Anti An tisi sipa pasi si untu untuk k meng mengur uran angi gi beba beban n di TPA TPA tela telah h dila dilaku kuka kan, n, yait yaitu u deng dengan an pengemba pengembangan ngan unit-unit unit-unit pengompo pengomposan, san, namun namun umumnya umumnya kini terhenti terhenti.. SatuSatusatuny satunya a unit unit pengom pengompos posan an yang yang baru baru diujik diujikan an untuk untuk dioper dioperasi asika kan n kemba kembali li adalah adalah pengom pengompo posan san di TPA Babaka Babakan, n, belum belum bisa bisa menun menunjuk jukka kan n optima optimalis lisasi asi kerja. kerja. Usaha lainnya lainnya adalah adalah dengan dengan mengemban mengembangkan gkan kerjasama kerjasama pembangunan pembangunan PLTSa dengan pihak swasta, hal ini pun baru akan terwujud pada skala ujicoba.
Rendahnya
kinerja
pengelolaan
sampah
di
kabupate kabupaten n ini berdampak berdampak secara secara langsung langsung terhadap terhadap kual kualit itas as
ling lingku kung ngan an
dan dan
Penumpukan
dan
pembuangan
sampah
sani sanittasi asi
masy masyar arak akat at..
ilegal kerap ditemukan di saluran, sungai, tanah kosong, serta tempat lainnya sehingga
menimbulkan
berbagai
ganggu gguan
kesehatan, kenyaman, dan estetika.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal I-2
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampaha Persampahan n Di Kabupaten Bandung
Letak Kabupaten Bandung yang strategis sebagai kota
penyangga
perk erkemb embanga angan n
dalam
wilay ilayah ah
menopang deng denga an
laju
berb erbagai agai
aspeknya serta dinamika perubahan yang begitu pesat memberikan konstribusi yang cukup besar dalam masalah menjaga kebersihan lingkungan. Munculnya berbagai permasalahan lingkungan khususnya yang dikaitkan dengan kecender kecenderunga ungan n akan meningkatny meningkatnya a eksploit eksploitasi asi sumber sumber daya dan lingkunga lingkungan n di berbagai
daerah
sebagai
implikasi
diterapkannya
desentralisasi
penyel penyeleng enggar garaan aan pemeri pemerint ntaha ahan n memer memerluk lukan an adanya adanya suatu suatu kebij kebijaka akan n yang yang rasional, terpadu, dan holistik.
Tidak idak
seim seimb bangn angnya ya
beban eban
penge ngelola lolaan an
samp ampah
denga engan n
kemamp ampuan uan
pengelol pengelolaanny aannya a selayakny selayaknya a segera segera dicarika dicarikan n solusinya solusinya.. Paradigma Paradigma pengelolaan pengelolaan sampah yang selama ini dijalankan yaitu ’kumpul-angkut-buang’, harus segera digeser digeser pada paradigma paradigma minimasi minimasi di sumbernya. sumbernya. Demikian Demikian halnya Paradigma Paradigma dengan an pend pendek ekat atan an Peme Pemeri rint ntah ah seba sebaga gaii satu satu-s -sat atun unya ya ’state ’state goverm goverment ent’ deng Pela Pelaya yan n
Publ Publik ik,,
tanp tanpa a
disa disada dari ri
meny menyeb ebab abka kan n
masy masyar arak akat at
sena senant ntia iasa sa
menyerah menyerahkan kan bahkan bahkan menimpaka menimpakan n permasal permasalahan ahan pengelola pengelolaan an sampah sampah kepada kepada Pemerintah. Tidak ada lagi peran yang lebih dari sekedar membayar retribusi. Pemik Pemikira iran n ini harus harus segera segera digese digeser, r, bahwa bahwanya nya pengel pengelola olaan an sampah sampah bukan bukan sema semata ta-m -mat ata a tuga tugass Peme Pemeri rint ntah ah,, teta tetapi pi juga juga meru merupa paka kan n tang tanggu gung ng jawab jawab masyar masyarak akat at sebaga sebagaii penim penimbul bul dan harus harus meliba melibatk tkan an seluru seluruh h kelom kelompok pok yang yang membe memberik rikan an kont kontrib ribusi usi terha terhadap dap timbul timbulnya nya sampah sampah sepert sepertii dunia dunia indust industri. ri. Pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung harus diarahkan menuju terciptanya reduksi beban pengelolaan dengan meningkatkan pemanfaatan dan pengolahan sampah melalui pendekatan pola partisipasi masyarakat.
1.2 Maksud dan Tu juan 1.2.1 Maksud Maks Maksud ud
dari dari
Kegi Kegiat atan an
Peny Penyus usun unan an
Kebi Kebija jak kan
Mana Manaje jeme men n
Peng Pengel elol olaa aan n
Persampa Persampahan han adalah adalah menyusun menyusun perencan perencanaan aan jangka jangka pendek, pendek, menengah, menengah, dan
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal I-3
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampaha Persampahan n Di Kabupaten Bandung
panjang panjang mengenai mengenai aspek aspek teknik, teknik, finansial, finansial, kelembag kelembagaan, aan, aturan aturan atau hukum hukum sert serta a
aspe aspek k
pera peran n
sert serta a
masy masyar arak akat at dala dalam m
peng pengel elol olaa aan n
pers persam ampa paha han. n.
Pere Perenc ncan anaa aan n dida didasa sark rkan an pada pada kaid kaidah ah peng pengem emba bang ngan an sist sistem em peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah terp terpad adu u (Inte ngan Integr grat ated ed Soli Solid d Wast Waste e Mana Manage geme ment nt Syst System em) denga pendekatan paradigma baru yaitu minimasi sampah tertimbun di TPA. Rencana Induk juga akan berintegrasi dengan program GBWMC dan program kerjasama regional lainnya.
1.2.2 Tujuan Tujuan Tujuan dari dari pekerj pekerjaan aan ini adalah adalah terse tersedia dianya nya ren rencan cana a tinda tindak k dan ren rencan cana a strategi strategi pengelol pengelolaan aan persampah persampahan an Kabupate Kabupaten n Bandung Bandung untuk untuk jangka jangka pendek, pendek, meneng menengah ah dan jangk jangka a panjan panjang g yang yang bisa bisa dipert dipertang anggun gung g jawabk jawabkan, an, sehing sehingga ga terbentuk program peningkatan kinerja sistem yang dapat diandalkan.
1.2.3 Sasaran Pekerjaan Target yang ingin dicapai dengan mengembangkan proyek ini adalah :
Bertambahnya Bertambahnya tingkat pelayanan pelayanan pengelolaan pengelolaan sampah oleh Pemerintah, Pemerintah,
Sampah dari berbagai berbagai aktifitas aktifitas kota dapat dikelola dengan tepat,
Tempat Tempat-t -temp empat at penamp penampung ungan an sampah sampah yang yang ada dapat dapat diperb diperbaha aharui rui dengan tepat, sehingga tidak terlihat timbulan sampah menggunung,
Terc Te rcip ipta tany nya a sist sistem em peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah yang yang mene menera rapk pkan an kons konsep ep minimasi minimasi sampah sampah tertimbu tertimbun n di TPA dengan dengan mengemba mengembangka ngkan n teknolog teknologii tepat guna dan ramah lingkungan.
Manfaat yang diharapkan diperoleh dengan dilaksanakannya kegiatan ini adalah terciptanya sebuah sistem pengelolaan sampah terpadu ( Integrated Solid Waste Management)
yang
mampu
menjadi
pedoman
bagi
semua
pem pemangku
kepentingan dalam melakukan pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal I-4
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampaha Persampahan n Di Kabupaten Bandung
Adapu Adapun n dampak dampak dari dari kegiat kegiatan an ini adalah adalah mening meningka katk tkan an kuali kualitas tas lingku lingkunga ngan n sebaga sebagaii akibat akibat dari dari pengel pengelola olaan an persam persampah pahan an dengan dengan paradi paradigma gma baru baru yang yang sistematis dan terintegrasi.
1.3 R uang Lingkup Pelaporan Lapora Laporan n Final Final merup merupak akan an lapora laporan n tahap tahap akhir akhir dari dari kesel keseluru uruhan han pelaks pelaksana anaan an peke pekerj rjaa aan. n. Lapo Lapora ran n ini ini beri berisi sika kan n kaji kajian an-k -kaj ajia ian n terh terhad adap ap kond kondis isii wila wilaya yah h perencan perencanaan aan dan kondisi kondisi eksistin eksisting g pengelola pengelolaan an sampah sampah Kabupate Kabupaten n Bandung. Bandung. Evalua Evaluasi si terha terhadap dap kondi kondisi si eksis eksisti ting ng dilaku dilakukan kan sebaga sebagaii langka langkah h indent indentifi ifikas kasii masalah yang menjadi landasan dalam pengembangan perencanaan. Kebijakan dan dan
Stra Strate tegi gi dike dikemb mban angk gkan an untu untuk k
dit diturun urunka kan n
ke
dala dalam m
renc rencan ana a
aksi aksi
pengelolaan sampah 20 tahun mendatang. Buku Buku Lapora Laporan n Final Final ini disert disertai ai dengan dengan buku buku peleng pelengkap kap yang yang disaji disajikan kan dalam dalam bentuk Buku Laporan tersendiri , yaitu : 1. Buku Buku Kondis Kondisii Eksist Eksisting ing,, menamp menampilk ilkan an data-d data-data ata pengel pengelola olaan an sampah sampah Kabupaten Bandung Tahun 2007. 2. Buku Buku Lapo Lapora ran n Stud Studii Timb Timbul ulan an dan dan Kara Karakt kter erist istik ik Samp Sampah ah Kabu Kabupa pate ten n Bandung 3. Buku Buku Laporan Studi Studi KAP Masyara Masyarakat kat Kab. Kab. Bandung 4. Buku Buku Kumpu Kumpulan lan Peratu Peraturan ran terk terkait ait Pengel Pengelola olaan an Sampah Sampah di Kabupa Kabupaten ten Bandung 5. Album Album Peta Sistem Sistem Pengolaan Pengolaan Sampah Sampah Kabupaten Kabupaten Bandung Bandung 6. Ringkasan Ringkasan Eksekut Eksekutif if
1.4 Pengertian Dala Dalam m
Lapo Lapora ran n
Akhi Akhirr
ini ini
dipe diperg rgun unak akan an bebe bebera rapa pa isti istila lah h
yang yang
bany banyak ak
diperg diperguna unaka kan. n. Pentin Penting g dipapa dipaparka rkan n untuk untuk diket diketahu ahui, i, mengin mengingat gat perbeda perbedaan an penafs penafsira iran n akan akan menimb menimbulk ulkan an arti arti yang yang berlai berlainan nan.. Adapu Adapun n istila istilah h yang yang yang yang banyak dipergunakan tersebut adalah sebagai berikut :
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal I-5
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampaha Persampahan n Di Kabupaten Bandung
1. Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organik dan zat anorga anorganik nik yang yang diangg dianggap ap tidak tidak bergun berguna a lagi lagi dan harus harus dikelo dikelola la agar agar tidak tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. 2. Sampah perkotaaan perkotaaan adalah adalah sampah sampah yang yang ditimb ditimbulk ulkan an dari dari aktifi aktifitas tas kota kota termas termasuk uk didala didalamn mnya ya sampah sampah B3 (Bahan (Bahan Berbaha Berbahaya ya dan Beracun) Beracun) rumah rumah tangga. 3. Sampah organik adalah sampah yang mudah membusuk terdiri dari bekas makanan, bekas sayuran , kulit buah lunak, daun-daunan dan rumput. 4. Sampah anorganik adalah sampah kering yang sukar atau tidak membusuk seperti kertas, kardus, kaca/gelas, plastik, besi dan logam lainnya. 5. Timbulan sampah adalah banyaknya sampah yang dihasilkan per orang dan per hari dalam satuan volume maupun berat. 6. Sampah B3 Rumah Tangga adalah sampah yang berasal dari aktifitas RT, mengandung bahan dan/atau bekas kemasan suatu jenis bahan berbahaya/ atau atau berac beracun un karen karena a sifat sifat kandun kandungan ganny nya a terse tersebu butt baik baik secara secara langsu langsung ng maupun tidak langsung dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup dan atau membahayakan kesehatan manusia. 7. Peng Pengel elol olaa aan n
samp sampah ah a ad dalah
kegiatan
yang
sistematis
dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. 8. Pewadah Pewadahan an sampah sampah adal adalah ah cara cara pena penamp mpun ungan gan samp sampah ah seme sement ntar ara a di sumbernya, baik individual maupun komunal. 9. Pewadahan Pewadahan individual individual adalah adalah cara cara penamp penampun ungan gan sampah sampah sement sementara ara di masing-masing sumbernya. 10. Pewadahan komunal adalah adalah cara penampung penampungan an sampah sementara sementara secara bersama-sama pada satu tempat. 11. Pengum Pengumpul pulan an
sampah sampah
adalah
proses
penanganan
dengan
cara
pengumpulan dari masing-masing sumber sampah untuk diangkut ke tempat pembuangan sementara atau langsung ke tempat pembuangan akhir tanpa melalui proses pemindahan. 12. Pola pengump pengumpulan lan sampah sampah pengumpulan ulan individu individual al langsung langsung adalah cara pengumpu dari dari ruma rumahh-ru ruma mah/ h/su sumb mber er samp sampah ah dan dan dian diangk gkut ut lang langsu sung ng ke temp tempat at pembuangan akhir tanpa melalui proses pemindahan.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal I-6
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampaha Persampahan n Di Kabupaten Bandung
13. Pola pengump pengumpulan ulan individu individual al tidak tidak langsung langsung adalah cara mengump mengumpulkan ulkan sampah sampah dari masing-masing masing-masing sumber sampah sampah dibawa dibawa ke lokasi lokasi pemindahan pemindahan (mengguna (menggunakan kan gerobak) gerobak) untuk untuk kemudia kemudian n diangkut diangkut ke tempat tempat pembuanga pembuangan n akhir. 14. Pola pengumpu pengumpulan lan komunal komunal langsung langsung adalah adalah cara pengumpu pengumpulan lan sampah sampah dari masing-masing titik wadah komunal dan diangkut langsung ke tempat pembuangan akhir. 15. Po Pola la peng pengum umpu pula lan n
komu komuna nall
tida tidak k lang langsu sung ng adal adalah ah
adal adalah ah cara cara
pengumpul pengumpulan an sampah sampah dari masing-ma masing-masing sing titik titik wadah wadah komunal komunal dibawa dibawa ke lokasi lokasi pemind pemindaha ahan n (mengg (mengguna unaka kan n geroba gerobak) k) untuk untuk kemudi kemudian an diangk diangkut ut ke tempat pembuangan akhir. 16. Pola penyapuan jalan adalah proses pengumpulan sampah hasil penyapuan jalan dengan menggunakan gerobak. 17. Pemin Pemindah dahan an
adala lah h sampah sampah ada
peng pengu umpulan ulan ke
tahap hap
mem memind indahk ahkan
sam sampah
hasi asil
dalam alam alat lat peng pengan ang gkut unt untuk dibaw ibawa a ke tempa empatt
pembuangan akhir. 18. Pengangk Pengangkutan utan sampah sampah adal adalah ah tahap ahap memb membaw awa a samp sampah ah dari dari loka lokasi si pemi pemind ndah ahan an atau atau lang langsu sung ng dari dari sumb sumber er samp sampah ah
menu menuju ju ke temp tempat at
pembuangan akhir. 19. Pengolahan sampah adalah suatu upaya untuk mengurangi volume sampah atau merubah merubah bentuk bentuk menjadi menjadi yang bermanfaa bermanfaat, t, antara antara lain dengan cara pembakar pembakaran, an, pengompos pengomposan, an, pemadata pemadatan, n, penghancu penghancuran, ran, pengerin pengeringan, gan, dan pendaurulangan. 20. Pengomposan Pengomposan (composting) (composting) adala adalah h sistem sistem pengol pengolaha ahan n sampah sampah organi organik k dengan bantuan mikroorganisme sehingga terbentuk pupuk organik (pupuk kompos). 21. Potensi Pengomposan adalah jumlah atau volume sampah yang berpotensi untuk dikomposkan. dikomposkan. 22. Tingkat Pengomposan Pengomposan adalah adalah jumlah jumlah atau atau volum volume e sampah sampah organi organik k yang yang berhas berhasil il dikomp dikomposk oskan an di bandin bandingka gkan n terha terhadap dap timb timbula ulan n sampah sampah organi organik k potensi pengomposan.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal I-7
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampaha Persampahan n Di Kabupaten Bandung
23. Pembakaran sampah adalah salah satu teknik pengolahan sampah dengan membakar membakar sampah sampah secara secara terkenda terkendali, li, sehingga sehingga terjadi terjadi perubaha perubahan n bentuk. bentuk. Reduksi dari sampah padat menjadi abu, gas dan cairan. 24. Pemadatan adal adalah ah uapa uapaya ya meng mengur uran angi gi volu volume me samp sampah ah deng dengan an cara cara dipadatkan baik secara manual maupun mekanis sehingga pembuangan ke tempat pembuangan akhir lebih efisien. 25. Daur adalah proses proses pengol pengolaha ahan n sampah sampah yang yang dapat dapat mengha menghasilk silkan an Daur ulang ulang adalah produk yang bermanfaat lagi. 26. Potensi Daur Ulang adalah sampah yang masih bisa dimanfaatkan kembali atau di daur ulang. 27. Tingkat Daur Ulang adalah jumlah atau volume timbulan sampah anorganik yang yang berhas berhasil il di daur daur ulang ulang dari dari timbu timbulan lan sampah sampah anorga anorganik nik potens potensii daur daur ulang. 28. Tingkat jumlah h samp sampah ah yang yang berh berhas asil il dike dikelo lola la baik baik Tingkat pelayana pelayanan n adalah adalah jumla deng dengan an
cara cara
konv konven ensi sion onal al
(kum (kumpu pull-an angk gkut ut-b -bua uang ng))
dan dan
juga juga
deng dengan an
pendekatan pengolahan dan atau daur ulang. 29. Tempat Tempat penamp penampung ungan an sement sementara ara (TPS (TPS))
adal adalah ah temp tempat at sebe sebelu lum m
sampah sampah diangk diangkut ut ke tempat tempat pendau pendauran ran-ula -ulang, ng, pengol pengolaha ahan, n, dan/at dan/atau au pemrosesan akhir. 30. Tem Tempat pat
peng pengol ola ahan han
sam sampah pah
ter terpadu padu (TP (TPST) ST)
adal adala ah
temp empat
dilaksanakannya kegiatan mengguna ulang, mendaur ulang, pemilahan, pengum pengumpul pulan, an, pengol pengolaha ahan, n, dan pemros pemrosesa esan n akhir akhir sampah sampah.. Khusus Khusus di Kabupaten Bandung, TPST dibedakan atas skala Kelurahan untuk proses pengo pengomp mpos osan an,, Skal Skala a Keca Kecama mata tan n untuk untuk prose prosess peng pengol olah ahan an samp sampah ah anorganik anorganik dan Skala Kota untuk penanganan penanganan residu. 31. Tempat Tempat Pemrose Pemrosesan san Akhir Akhir (TPA) (TPA) adalah adalah tempat tempat untuk untuk pemroses pemrosesan an akhir akhir sampah kota setelah direduksi melalui proses-proses di hulu.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal I-8
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampaha Persampahan n Di Kabupaten Bandung
1.5 Sistematika Pelaporan Sistematika Laporan Akhir terdiri dari 7 (tujuh) Bab, yang terdiri dari :
Bab I Pendahuluan Bab Bab ini ini meru merupa paka kan n peng pengan anta tarr dala dalam m Lapo Lapora ran n Akhi Akhirr ini, ini, sert serta a dida didala lamn mnya ya tertuang mengenai ruang lingkup dan sistematika Laporan Akhir.
Bab II Evaluasi Sistem Pengelolaan Kebersihan Kota Bab ini akan mengurai menguraikan kan evaluasi evaluasi sistem sistem pengelola pengelolaan an sampah sampah kota eksisting eksisting mulai mulai dari sistem sistem teknik teknik operasio operasional, nal, sistem sistem pengelola pengelolaan/p an/pelaya elayanan, nan, daerah daerah dan tingkat pelayanan yang diterapkan di Wilayah Perencanaan. Dalam bab ini juga juga diba dibaha hass berb berbag agai ai aspe aspek k menc mencak akup up data data – data data kele kelemb mbag agaa aan, n, aspe aspek k pembiayaan, aspek peraturan, dan aspek peran serta masyarakat.
Bab III Strategi Pengelolaan Sampah Kabupaten Bandung Tahun 2008-2028 Pada bab ini akan dibahas strategi-strategi untuk mendukung kinerja dalam hal pengembangan pengelolaan persampahan di Kabupaten Bandung, yang meliputi strategi strategi-str -strateg ategii teknik teknik operasion operasional, al, aspek kelembag kelembagaan, aan, aspek aspek pembiaya pembiayaan, an, aspek peraturan, dan aspek peran serta masyarakat.
Bab IV Rencana Operasi Pengelolaan Perencana Perencanaan an pelayana pelayanan n pengelol pengelolaan aan sampah sampah Kabupate Kabupaten n Bandung Bandung di dasarkan dasarkan pada beban permasalahan sampah yang dihadapi pada kondisi saat ini sampai pada masa 10 dan 20 tahun mendatang.
Bab V Rencana Pengembangan Aspek Kelembagaan dan Peraturan Pada Pada Bab Bab ini ini akan akan diur diurai aika kan n renc rencan ana a tinj tinjau auan an dan dan stra strate tegi gi khus khusus us dala dalam m pengem pengemban bangan gan aspek aspek perat peratura uran n dan kelem kelembag bagaan aan yang yang ada di Kabup Kabupate aten n Bandung.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal I-9
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampaha Persampahan n Di Kabupaten Bandung
Bab VI Rencana Peningkatan Peran Serta Masyarakat Pada bab ini dikemban dikembangkan gkan strategistrategi-stra strategi tegi partisipa partisipatif tif dalam dalam hal pelibatan pelibatan masyarak masyarakat at untuk untuk mendukun mendukung g sistem sistem pengelol pengelolaan aan persampa persampahan han di Kabupate Kabupaten n Bandung.
Bab VII Rencana Pembiayaan Pengelolaan Sampah Pada bab ini akan diuraikan mengenai rencana-rencana dalam pengembangan aspek pembiayaan pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung.
Bab VIII Penutup Penutup Merupa Mer upaka kan n bagian bagian akhir akhir dari dari Lapora Laporan n Akhir Akhir.. Dalam Dalam bab ini akan akan dituan dituangka gkan n kesi kesimp mpul ulan an dan dan poin pointt pent pentin ing g dari dari stra strate tegi gi dan dan pere perenc ncan anaa aan n yang yang tela telah h dikembangkan.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal I-10
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Ditetapk Ditetapkan an dalam Peraturan Peraturan Menteri Menteri Pekerjaan Pekerjaan Umum Nomor Nomor 21/PRT/M 21/PRT/M2006, 2006, tentang tentang Kebijakan Kebijakan dan Strategi Strategi Nasional Sistem Pengelolaan Persampahan bahwa kondisi yang ang
ingi ingin n
dicap icapa ai
dala alam
peng pengem emba bang ngan an
sist siste em
pengelolaan sampah adalah : a. Seluruh Seluruh masyarakat masyarakat,, baik yang tinggal tinggal di perkotaan perkotaan maupun maupun di perdesaan perdesaan memilik memilikii akses akses untuk untuk penang penangana anan n sampah sampah yang yang dihasi dihasilka lkan n dari dari aktifit aktifitas as sehari sehari-ha -hari, ri, baik baik di lingku lingkunga ngan n perum perumaha ahan, n, perdag perdagang angan, an, perka perkant ntora oran, n, maupun tempat-tempat umum lainnya, b. Masyar Masyarak akat at memili memiliki ki lingku lingkunga ngan n permuk permukima iman n yang yang bersih bersih karen karena a sampah sampah yang dihasilkan dapat ditangani secara benar, c. Masyarak Masyarakat at mampu memelihara memelihara kesehatan kesehatan karena tidak terdapat terdapat sampah sampah yang berpotensi menjadi bahan penularan penyakit d. Masy Masyar ara akat
dan
dunia unia
usah usaha/ a/sw swa asta sta
memil emilik ikii
kese kesemp mpat ata an
unt untuk
berpa berparti rtisip sipasi asi dalam dalam pengel pengelola olaan an persa persamp mpaha ahan n sehing sehingga ga memper memperole oleh h manfaat bagi kesejahteraannya.
Untuk itulah evaluasi dimaksudkan guna menilai kinerja sistem yang berlaku pada saat saat ini. ini.
Evalua Evaluasi si dilaku dilakukan kan denga dengan n memban membandin dingka gkan n antara antara kondisi kondisi kebers kebersiha ihan n
kota saat ini dan target yang semestinya semestinya dicapai dicapai dalam dalam pengelola pengelolaan an kebersih kebersihan an kota. kota. Evalua Evaluasi si meling melingkup kupii seluru seluruh h aspek aspek penge pengelol lolaan aan keber kebersih sihan an kota kota yaitu yaitu:: pemb pembia iaya yaan an,, tekn teknik ik oper operas asio iona nal, l, kele kelemb mbag agaa aan, n, pera peratu tura ran n dan dan pera peran n sert serta a masyarak masyarakat. at. Melalui Melalui evaluasi evaluasi diharapk diharapkan an akan terdetek terdeteksi si permasala permasalahan han secara secara
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
komprehensif demikian pula terhadap upaya penyelesaian dan pengembangannya dimasa yang akan datang. Berdasarkan kajian terhadap data-data sekunder dan data primer sistem persampahan di Kabupaten Bandung (Lihat Buku 1), diperoleh data-data sebagaimana di rangkum dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Matrik Evaluasi Kondisi Eksisting Pengelolaan Sampah di Kabupaten Bandung No
I
Parameter Evaluasi
Kondisi Eksisting
Satuan
Tahun 2007
Standar /
Sumber
Target
A SP SP EK EK T EK EK NI NI S A. Beban Pelayanan 1. Jumlah Penduduk Pelayanan a. Penduduk Total
Jiwa
b. Penduduk di Perkotaan
Jiwa
Ras o Penduduk Kota dan Desa, ditetap
c. Penduduk di Perdesaan
Jiwa
Kan oleh Bappeda sebesar 32: 68
d. Penduduk Terlayani
Jiwa
2. Kuantitas Timbulan Sampah a. Timbulan perkapita di perkotaan
b. Timbulan perkapita di perdesaan
2 .8
li liter/orang/hari
2.75 - 3.25
SNI Tata Cara Peng. Sampah Permukiman
0 .4 .4
k g/ g/ or or an an g/ g/ ha ha ri ri
0 .7 .7 0 - 0 .8 .8 0
SN I Tat a C ar ar a Pe ng ng. S am am pa pah Pe rm rm uk uk im im an an
2.5 - 2.75
SNI Tata Cara Peng. Sampah Permukiman
1 .0
li liter/orang/hari
0 .2 .2
k g/ g/ or or an an g/ g/ ha ha ri ri
c. Timbulan sampah perkotaan
2,722
m3/hari
544
ton/ha ton/hari ri
d. Timbulan sampah perdesaan
2,017
m3/hari
403
ton/ha ton/hari ri
4,739
m3/hari
e. Total Timbulan sampah
BAPEDA | Badan P erencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-2
0 .6 .6 25 25 -
0. 0. 70 70
S NI NI T at at a C ar ar a P en en g. g. S am am pa pa h P er er mu mu ki ki ma ma n
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
No
Kondisi Eksisting
Parameter Evaluasi
Satuan
Tahun 2007 948
Standar /
Sumber
Target
ton/ha ton/hari ri
B. Kualitas Pelayanan 1. Tingkat Pelayanan a. Terhadap Penduduk Total b. Terhadap Penduduk Perkotaan
2. Tingkat Pelayanan Sistem Berbasis Berbasis Masyarakat
%
100
20.8
%
60 - 70
0.0
%
NAP Persampahan 2010 - 2015
2. Kinerja Operasi Pengelolaan a. Pewadahan di di sumber
Bervariasi/Swadaya tercampur
b. Pengumpula Pengumpulan n * Jenis Alat Pengumpul (1) Permukiman Teratur (2) Permukiman Tidak Teratur (3) Non Permukiman
Dump Truc (Door to Gerobak (1) Dump Truck (2) Container Arm Roll
* Frekuensi Pengumpulan * Rasi Rasio o Alat Alat Peng Pengump umpul ulan an vs beba beban n peng pengum umpu pula lan n
2-3
hari/minggu
1 gero geroba bak k / RW
* Pengadaan Sarana
c. Pengolaha Pengolahan n
BAPEDA | Badan P erencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-3
121 - 135 lokasi lokasi TPS
Peraturan Bupati No. 8 Th 2006
1 grbk/800 jiwa
SNI 03-3242-1994
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
No
Kondisi Eksisting
Parameter Evaluasi
Satuan
Tahun 2007
Standar /
Sumber
Target
(1) Tingkat Tingkat Pengola Pengolahan han Pengomposan * Beban Pengomp Pengomposan osan Sampah Sampah Organik * Volume Sampah di komposkan * Tingkat Pengomposan
1,505.3 1,505.3
m3/hari m3/hari
-
m3/hari
-
%
Daur Ulang Sampah Anorganik * Potensi Daur Ulang Sampah Sampah Anorganik * Perolehan Kembali Sampah Potensi Daur Ulang * Tingkat Perolehan Perolehan Kembali Sampah Potensi Daur Ulang Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
881.4 881.4
m3/hari m3/hari
-
m3/ha m3/hari ri
-
%
* Volume Sampah Bahan Baku Baku Pembakaran (Residu) * Volume Sampah Terolah Terolah di PLTSa * Tingkat Pengolahan dg PLSTa
Total Volume Sampah terolah (2)
410.6 -
m3/hari m3/hari / ton/ha ton/hari ri
-
%
25 - 40
NAP Persampahan 2010 - 2015
%
20
Per Men PU No. 21/PRT/M/2006
1 TPS/2000 Pndk
Kriteria dlm Master Plan Persampahan
-
Tingkat Tingkat Reduksi Reduksi Sampah Sampah Karena Karena Pengolahan
(3)
Sarana Sarana dan dan Prasaran Prasarana a
A.
Pengolahan TPS / UPS UPS skala skala Kelurahan Kelurahan atau atau Desa Desa
-
* Rasio Lokasi TPS/ UPS * Jumlah Jumlah TPS yang ada ada
BAPEDA | Badan P erencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-4
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
No
Kondisi Eksisting
Parameter Evaluasi
Satuan
Tahun 2007
Standar /
Sumber
Target
* Kebutuhan pembangunan pembangunan TPS / UPS B. TPST Kecamata Kecamatan n * Rasio Lokasi TPST
1 setiap setiap kecama kecamatan tan
Kriteri Kriteria a dlm Master Master Plan Plan Persam Persampa pahan han
* Kebutuhan pembangunan pembangunan TPST Kecamatan d. Pengangkutan * Frekuensi
1-3
hari / minggu
* Ritasi Arm Roll
2-3
trip / hari / unit
3
Peraturan Bupati No. 8 Th 2006
75
RPJMN 2004 - 2009
* Ritasi Ritasi Dump Truck * Beban Pengangkutan Pengangkutan Sampah ke TPA * Sampah Terangkut ke TPA
2,722 567
m3/hari
* Tingkat Keterangkut Keterangkut sampah ke TPA
20.8
%
d. Penanganan Penanganan Akhir Akhir * Lokasi TPA * Luas TPA Efektif * Metoda Operasi
Babakan, Kec. Arjasari 4.0
Ha
Open Dumping
Controlled Landfill,
Per Men PU No. 21/PRT/M/2006
Tahun 2010
Ket : TPA Baru, Sanitary Landfill
Peraturan Bupati No. 8 Th 2006 100% infrastruktur TPA TPA terpenuhi th 2010 * Beban Penimbunan di TPA * Sampah tertimbun di TPA
BAPEDA | Badan P erencanaan Daerah Kabupaten Bandung
2,722
m3/hari
567
m3/hari
Hal II-5
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
No
Parameter Evaluasi
Kondisi Eksisting
Satuan
Tahun 2007
* Tingkat Penimbunan di TPA
Standar /
Sumber
Target
%
* Kebutuhan lahan untuk Ha
Penimbunan
II
ASPEK ASPEK KELEMB KELEMBAGA AGAAN AN 1. Bentuk Lembaga
Dinas -->UPTD
Dinas --> PD
Per Men PU No. 21/PRT/M/2006
a. Perencanaan
√
Per Men PU No. 21/PRT/M/2006
b. Pengendalian
√
Per Men PU No. 21/PRT/M/2006
√
Per Men PU No. 21/PRT/M/2006
√
Per Men PU No. 21/PRT/M/2006
2. Struktur Organisasi
c. Pelaksanaan
√
d. Pengawasan 3. Penyediaan SDM a. Jumlah total personil
410.0
Pegawai
b. Rasio Personil per 1000 P en en du du du du k/ k/ 1 S DM DM
pendudu c. Kualitas Personil
III
1 .5 .5 - 2 p en en du du du du k/ k/ 1S 1S DM DM
N AP AP P er er sa sa mp mp ah ah an an 2 01 01 0 - 2 01 01 5
8 - 10
NAP Persampahan 2010 - 2015
ASPEK ASPEK FINANS FINANSIAL IAL 1. Rasio Anggaran terhadap APBD
0.80
%
a. Anggaran Sampah Sampah Tahun Terakhir b. Total Total APBD Kota
2. Efektifitas Retribusi
BAPEDA | Badan P erencanaan Daerah Kabupaten Bandung
13,585,324,579
100.0
% target retribusi
Hal II-6
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
No
Parameter Evaluasi
Kondisi Eksisting
Satuan
Tahun 2007
Standar /
Sumber
Target
a. Penerimaan Retribusi dari masyarakat
827,610,000
50 - 60
√
√
√
√
√
√
NAP Persampahan 2010 - 2015
3. Mekanisme Penarikan Penarikan Retribusi
IV.
ASPEK ASPEK HUKUM HUKUM 1. Ketersediaan Perda a. Organisasi Kelembagaan Kelembagaan Pengelola Sampah Kota b. Ketertiban Umum c. Retribusi Sampah Sampah d. Dasar Dasar Hukum
√
Peraturan Bupati No. 8 Th 2006 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kebersihan 100% Ketersediaan Perangkat Hukum dan Peraturan
V.
ASPEK ASPEK PERAN PERAN SERTA MASYARAKA MASYARAKAT T 1. Masyarakat a. Keberadaan Program Pembinaan - Jumlah kegiatan per tahun
kegiatan/tahun
ntensifikasi
Per Men PU No. 21/PRT/M/2006
70 - 92
Peraturan Bupati No. 8 Th 2006
3500 - 4600
Peraturan Bupati No. 8 Th 2006
intensifikasi dan
Per Men PU No. 21/PRT/M/2006
- Jumlah penduduk target jiwa/tahun
Pembinaan b. Keberadaan Sistem Pengelolaan Berbasis Masyarakat
kurang dari 3
replikasi contoh
2. Swasta / BUMD
-
% timbulan kota rit/hari
Sumber : Hasil Analisa Konsultan, Tahun 2007
BAPEDA | Badan P erencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-7
10 - 30 1-3
NAP Persampahan 2010 - 2015
Peraturan Bupati No. 8 Th 2006
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampaha Persampahan n Di Kabupaten Bandung
2.1
Analisis Beban K er ja
2.1.1 Wilayah Pelayanan Penyelenggaraan pengelolaan
pelayanan
sampah
merupakan
kegia kegiatan tan yang yang memili memiliki ki rutini rutinita tass yang yang sangat sangat tinggi tinggi dan memerl memerluka ukan n alokas alokasii sumb sumber erda daya ya yang yang cuku cukup p ting tinggi gi pula pula.. Pelayanan meru merupa pak kan
pengelolaan pela pelaya yana nan n
sampah
publ publik ik
yang yang
diperl diperluk ukan an setiap setiap hari. hari. Kondi Kondisi si bersih bersih merupak merupakan an dambaan dambaan setiap setiap individu individu di mana pun mereka berada.
Beban pengelolaan sampah dapat dilihat berdasarkan beba beban n
kuant uantit itat atif if
dan dan
beba beban n
kual kualit itat atif if..
Seca Secara ra
kuant kuantita itati tif, f, beban beban teruk terukur ur dari dari besarn besarnya ya timbul timbulan an sampah yang harus dikelola sistem. Timbulan sampah ini diuku diukurr dari dari jumlah jumlah pendud penduduk uk yang yang menim menimbul bulka kan n sampah sampah setiap setiap hari. hari. Secar Secara a kuali kualita tatif tif beban beban diuku diukurr berdas berdasark arkan an tingk tingkat at kesuli kesulitan tan pengel pengelola olaan an sampah sampah.. Kesul Kesulit itan an pengel pengelola olaan an sampah sampah tergantu tergantung ng pada karakte karakteristi ristik k sampah sampah yang ada. ada.
Sedan edangk gka an
karak araktterist ristiik
dipengaruhi
oleh
masy masyar arak akat at..
Sema Semaki kin n
samp ampah pola ting tinggi gi
san sangat gat konsumsi
keha kehadi dira ran n
sampah sampah anorganik anorganik,, semakin semakin tinggi tinggi tingkat tingkat kesulitan pengolahannya. Saat ini, dimana tingk tingkat at konsu konsume meris risme me masyar masyarak akat at mulai mulai beruba berubah h keara kearah h pengem pengemasa asan n segala segala jenis jenis bara barang ng,, keha kehadi dira ran n samp sampah ah plas plasti tik k dan dan kert kertas as sema semaki kin n ting tinggi. gi. Te Terl rlih ihat at dari dari hasi hasill samp sampli ling ng komp kompos osis isii sampa sampah h di Kabu Kabupa pate ten n Band Bandun ung, g, di daer daerah ah perm permuk ukim iman an maup maupun un non non perm permuk ukim iman an,, kehad kehadira iran n sampah sampah kerta kertass menca mencapai pai 19%, 19%, sedang sedangkan kan plasti plastik k menca mencapai pai 17%, 17%, mendomin mendominasi asi kehadiran kehadiran sampah anorganik anorganik lainnya. lainnya. Hal ini pun telah telah terjadi di
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-8
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampaha Persampahan n Di Kabupaten Bandung
lingkungan lingkungan perdesaan perdesaan,, kecenderu kecenderungan ngan tinggi tinggi dalam dalam pemanfaat pemanfaatan an plastik plastik telah telah berdam berdampak pak pada pada kondi kondisi si lingk lingkung ungan. an. Hal ini terli terlihat hat dari dari obser observas vasii di Desa Desa Mekar Jaya, masyarakat menilai bahwa permasalahan sampah di desanya mulai dirasakan bermasalah ketika pemakaian plastik mulai meningkat.
Faktor lain yang mempengaruhi beban pelayanan adalah kepadatan penduduk. Semakin padat penduduk di suatu wilayah, kompleksitas permasalahan semakin tinggi, sehingga beban pengelolaan semakin berat. Berdasarkan data kependudukan Tahun 2007, rata-rata kepadatan penduduk di Kab. Bandung mencapai 25.75 Jiwa/Ha, dengan rentang antara 3-106 Jiwa/Ha. Angka tersebut, masih tergolong kepadatan rendah. Dari 30 kecamatan, hanya ada 2 kecam kecamat atan an yang yang lebih lebih dari dari 100 Ha, yaitu yaitu Marga Margahay hayu u dan Dayeuh Dayeuhko kolot lot.. Kedua Kecamatan ini dapat dikategorikan daerah urban. Sementara itu, daerah urban urban lain lain sepert sepertii Margaa Margaasih sih,, Majala Majalaya ya dan Katapa Katapang, ng, kepada kepadata tan n pendudu penduduk k berkisar pada angka 50 jiwa/Ha. Dengan rentang kepadatan penduduk tersebut, maka dapat di kembangkan 3 Kategori wilayah berdasarkan kepadatannya dan masing-masing menandakan karakteristik pelayanan persampahan, yaitu : (1) Kepada Kepadatan tan lebih lebih tingg tinggii dari dari 30 Jiwa/h Jiwa/ha a merup merupak akan an beban beban pelayana pelayanan n tinggi. (2) (2)
Kepa Kepada data tan n dian dianta tara ra 10 – 30 jiwa jiwa/H /Ha a meru merupa paka kan n beba beban n pela pelaya yana nan n menengah.
(3)
Kepadatan kurang kurang dari 10 jiwa/Ha jiwa/Ha , beban pelayanan pelayanan rendah
Berdas Berdasark arkan an pada pada data data kepad kepadata atan n pendu penduduk duk tahun tahun 2007, 2007, maka maka Tabel Tabel 2.2 2.2 menunj menunjuk ukkan kan Klasi Klasifik fikasi asi Wilay Wilayah ah Pelaya Pelayanan nan Dinas Dinas Keber Kebersih sihan an berdas berdasark arkan an Beban Pelayanan.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-9
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampaha Persampahan n Di Kabupaten Bandung
Tabel 2.2 Klasifikasi Wilayah Pelayanan Dinas Kebersihan Berdasarkan Kepadatan Penduduk No
KECAMATAN
Beban Pelayanan Tinggi 1 Margahayu * 2 Dayeuhkolot * 3 Margaasih * 4 Katapang *
Jml penddk 2007
Luas 2
Km
Ha
Kepadatan (Jiwa/ha)
Kepadatan (Jiwa/Km 2)
119.589
10,5434
1.054
113
11.343
116.271
11,0269
1.103
105
10.544
127.752
17,9653
1.834
70
7.111
129.854
21,1624
2.154
60
6.136
5
Majalaya *
149.548
25,3599
2.536
59
5.897
6
Baleendah *
186.868
41,8212
4.156
45
4.468
7
Pameungpeuk *
64.426
14,6229
1.462
44
4.406
8
Cileunyi *
132.996
31,5750
3.158
42
4.212
9
Rancaekek *
167.403
45,2991
4.525
37
3.696
10
Ciparay *
145.829
46,1762
4.618
32
3.158
11
Solokanjeruk *
75.626
24,0100
2.401
31
3.150
12
Bojongsoang *
86.267
27,3359
2.781
31
3.156
Beban Pelayanan Sedang 13 Cicalengka *
102.480
35,6635
3.599
28
2.874
14
Banjaran *
110.743
42,9231
4.292
26
2.580
15
Cangkuang
59.553
24,6082
2.461
24
2.420
16
Soreang *
149.839
67,3717
6.700
22
2.224
17
Paseh *
112.610
58,2490
5.103
22
1.933
18
Cikancung
76.126
40,5337
4.014
19
1.878
19
Cimenyan *
90.434
52,8712
5.308
17
1.710
20
Ciwidey *
75.193
49,8400
4.847
16
1.509
21
Cilengkrang *
40.709
29,9066
3.012
14
1.361
22
Arjasari *
92.519
64,9779
6.498
14
1.424
23
Ibun *
72.867
54 54,5653
5.457
13
1.335
24
Cimaung
72.034
54,9979
5.500
13
1.310
25
Pacet
98.349
91,9401
9.194
11
1.070
9
951
7
678
4
433
3
332
3 823
326 82.281
27
2.743
Beban Pelayanan Ringan 26 Nagreg 46.185 48,5900 4.930 27 Pangalengan * 132.401 195,4236 19.541 28 Kertasari 65.859 152,0738 15.207 29 Rancabali 48.766 147,0000 14.837 30 Pasirjambu 78.140 239,4936 23.958 JUMLAH 3.027.233 176.239 Rata-rata Sumber : Analisis Konsultan berdasarkan data dasar dari RTRW Tahun 2007
Keterangan Keterangan : *) Daerah Daerah Pelayanan Eksistin Eksisting g Dinas Kebersihan Kebersihan Tahun Tahun 2007
Berdasarkan Tabel di atas, dari 30 Kecamatan di Kabupaten Bandung, terdapat 18% wilayah (12 Kecamatan) yang selayaknya mendapat pelayanan intensif, 37%
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-10
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampaha Persampahan n Di Kabupaten Bandung
(13 Kecamata Kecamatan) n) dengan dengan Tingkat Tingkat Pelayana Pelayanan n Menengah Menengah dan 45% (5 Kecamatan Kecamatan)) dengan Pelayanan Minimum.
Gambar Gambar 2.1 menun menunjuk jukka kan n Klasif Klasifik ikasi asi Wilay Wilayah ah Pelaya Pelayanan nan Dinas Dinas Keber Kebersih sihan an berdasarkan kepadatan penduduk.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-11
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung 740000
760000
780000
800000
820000
Gambar 2.1 PETA BEBAN PELAYANAN KABUPATEN BANDUNG N
CIKALONG WETAN CIPEUNDEUY
0 0 0 0 6 2 9
9 2 6 0 0 0 0
W
E S
PARONGPONG CISARUA
SKALA 1 : 200.000 LEMBANG
2
0
2
4
6
8
Kilometers
CIPATAT
PADALARANG NGAMPRAH CIMEUNYAN
CILENGKRANG
BATUJAJAR 0 0 0 0 4 2 9
9 2 4 0 0 0 0
KABUPATEN BANDUNG BARAT
Pelayanan Sedang (10-30 jiwa/Ha) PELAYANAN SEDANG CILEUNYI
CIPONGKOR
Pelayanan Rendah (< 10 jiwa/Ha) PELAYANAN RINGAN
MARGAASIH DAYEUH KOLOT MARGAHAYU
RONGGA CILILIN
SINDANG KERTA 0 0 0 0 2 2 9
Pelayanan Tinggi (> 30 jiwa/Ha) PELAYANAN TINGGI
Kabupaten Kabupate n Bsandung Barat TIDAK ADA PELAYANAN
RANCAEKEK
BOJONG SOANG
CICALENGKA SOLOKAN JERUK
SOREANG KATAPANG PAMEUNGPEUK BALEENDAH
CIKACUNG
CIPARAY
GUNUNG HALU
NAGREG
BATAS KABUPATEN 9 2 2 0 0 0 0
MAJALAYA
BATAS KECAMATAN BATAS KOTA
BANJARAN
PASEH
ARJASA RI
JALAN KERETA API
CIWIDEY
JALAN LOKAL CIMAUNG
IBUN
JALAN NASIONAL
PACET
JALAN UTAMA SUNGAI
RANCA BALI 0 0 0 0 0 2 9
9 2 0 0 0 0 0
PASIRJAMBU PANGALENGAN
KEGIATAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN MANAJEMEN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KABUPATEN BANDUNG
KERTASARI
BAPEDA BAPPEDA KABUPATEN BANDUNG BANDUNG KABUPATEN 0 0 0 0 8 1 9
740000 740 000
760000
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
780000
800000
820000
Hal II-12
9 1 8 0 0 0 0
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Diba Diband ndin ingk gkan an
terh terhad adap ap
wila wilaya yah h
pela pelaya yana nan n
Dina Dinass
Kebers Kebersiha ihan n saat saat ini, ini, yaitu yaitu meling melingkup kupii 22 Kecam Kecamata atan n (baca tanda *), terlihat bahwa Dinas Kebersihan telah memb member erik ikan an
prio priori rita tass
pela pelaya yana nan n
kepa kepada da
daer daerah ah--
daer daerah ah krit kritis is,, yait yaitu u deng dengan an kepa kepada data tan n ting tinggi gi yang yang menunjukkan tingginya tingkat permasalahan sampah. Adapu Adapun n Kecam Kecamata atan n yang yang tergo tergolon long g kepad kepadata atan n ren rendah dah yang yang sudah sudah mendap mendapat at pela pelaya yana nan n yait yaitu u Panga Pangale leng ngan an,, pela pelaya yana nan n yang yang dibe diberi rika kan n terc tercat atat at hany hanya a peng pengan angk gkut utan an dari dari PT. PT. Magm Magma a sebu sebuah ah indu indust stri ri miga migass deng dengan an pela pelaya yana nan n 1 rit/mi rit/mingg nggu. u.
Demik Demikian ian pula pula di bebera beberapa pa Kecama Kecamatan tan lainny lainnya, a, pelay pelayana anan n baru baru
melingku melingkup p satu wilayah kecil umumnya umumnya yaitu wilayah wilayah pasar atau rumah sakit sakit dan daerah industri. Beba Beban n pela pelaya yana nan n ting tinggi gi umum umumny nya a meny menyeb ebar ar di daerah daerah pemuk pemukima iman, n, ditam ditambah bah lokasi lokasi pelaya pelayanan nan umum seperti terminal/sub terminal, perkantoran, pusa pusatt perb perbel elan anja jaan an,, daer daerah ah kome komers rsia ial, l, daera daerah h industri, rumah sakit dll. Peny Penyel elen engg ggar araa aan n
pela pelaya yana nan n
terh terhad adap ap
obye obyekk-ob obye yek k
terse ersebu butt
di
atas atas,,
memerlukan perencanaan dengan baik, penyediaan prasarana dan sarana yang memadai, memadai, teknik teknik operasiona operasionall yang efektif, efektif, pembiaya pembiayaan an yang efisien, efisien, personil personil yang produktif dan pengawasan dan pengendalian yang konsisten. Melihat lingkup luas daerah administrasi Kabupaten Bandung setelah berdirinya Kabupaten Bandung Barat, Wilayah Pelayanan II kini hanya tinggal Kecamatan Marg Margaa aasi sih. h.
Untu Untuk k meni mening ngka katk tkan an efis efisie iens nsii kerj kerja, a, Keca Kecama mata tan n Marg Margaa aasi sih h
selaya selayakn knya ya bergab bergabung ung ke dalam dalam Wilay Wilayah ah Pelay Pelayana anan n I. Dengan Dengan demik demikian ian di Kabu Kabupa pate ten n Band Bandun ung g wila wilaya yah h pela pelaya yana nan n saat saat ini ini terb terbag agii ke dala dalam m 3(ti 3(tiga ga)) wilayah, wilayah, seperti seperti terlihat terlihat pada Tabel Tabel 2.3. Adapun Adapun peta peta wilay wilayah ah pelaya pelayanan nan,, dapat dilihat pada Gambar 2.2.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-13
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Tabel 2.3 Wilayah Pelayanan Dinas Kebersihan Tahun 2007 *) Wilayah
Kecamatan tan
Kepadatan (Jiwa/ha)
Kepadatan (Jiwa/km2)
6.700
22
2.224
23.958
3
326
4.847
16
1.509
14.837
3
332
1.054
113
11.343
78.140
3. Ciwidey
75.193
4. Rancabali
48.766
5. Margahayu
119.589
6. Katapang
129.854
21,1624
2.154
60
6.136
7. Margaasih
127.752
17,9653
1.834
70
7.111
8. Pameungpeuk
64.426
14,6229
1.462
44
4.406
9. Bojongsoang
86.267
27,3359
2.781
31
3.156
116.271 996.096
11,0269 606,3621
1.103 60.730
105
10.544
11. Banjaran
110.743
42,9231
4.292
26
2.580
12. Cimaung
72.034
54,9979
5.500
13
1.310
186.868
41,8212
4.156
45
4.468
14. Arjasari
92.519
64,9779
6.498
14
1.424
15. Ciparay
145.829
46,1762
4.618
32
3.158
16. Pangalengan
132.401
195,4236
19.541
7
678
17. Kertasari
65.859
152,0738
15.207
4
433
18. Pacet
98.349
91,9401
9.194
11
1.070
19. Cangkuang
59.553
24,6082
2.461
24
2.420
1. 1.321,3041 31,5750 52,8712 29,9066
71.467 3.158 5.308 3.012
42
4.212
17
1.710
22. Cilengkrang
964.154 132.996 90.434 40.709
14
1.361
23. Cicalengka
102.480
35,6635
3.599
28
2.874
24. Rancaekek
167.403
45,2991
4.525
37
3.696
25. nagreg
46.185
48,5900
4.930
9
951
26. Cikancung
76.126
40,5337
4.014
19
1.878
27. Solokanjeruk
75.626
24,0100
2.401
31
3.150
28. Paseh
112.610
58,2490
5.103
22
1.933
29. Majalaya
149.548
25,3599
2.536
59
5.897
72.867
54,5653
5.457
13
1.335
1.066.982 3.027.233
415,0483 2.343
44.042 176.239
13. Baleendah
20. Cileunyi 21. Cimenyan
III
2. Pasir Jambu
149.839
10. Dayeuhkolot
II
Luas 2
Km 67,3717 239,4936 49,8400 147,0000 10,5434
1. Soreang
I
Jml Penddk 2007**)
30. Ibun
Total
Ha
Sumber Sumber : Analisis Analisis Konsultan Konsultan Keterangan : *) Setelah Setelah Pembentukan Pembentukan Kabupaten Kabupaten Bandung Barat Barat **) Jumlah penduduk diambil dari RTRW Tahun 2007
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-14
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Gambar 2.2 WP. KAB. BANDUNG BANDUNG SETELAH PEMBENTUKAN KAB. BANDUNG BARAT
KABUPATEN
BANDUNG BARAT
KABUPATEN BANDUNG BARAT
BAPEDA KABUPATEN BANDUNG
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-15
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Mengacu pada sasaran utama yang ingin dicapai secara Nasional dalam bidang persampahan yaitu, pencapaian cakupan pelayanan 60% penduduk pada Tahun 2010, maka di Kabupaten Bandung direkomendasikan hal-hal berikut :
Pelay Pelayana anan n Pengel Pengelola olaan an Sampa Sampah h di Kabupa Kabupaten ten Bandu Bandung ng melin melingk gkupi upi 100% 100% penduduk penduduk,, dengan dengan perbandin perbandingan gan antara antara perkotaan perkotaan dan perdesaan perdesaan sebesar sebesar 32 : 68.
Seluru Seluruh h wilay wilayah ah Kabupa Kabupaten ten yaitu yaitu 30 Kecama Kecamata tan n dalam dalam 10 tahun tahun period periode e perencanaan pertama dibagi kedalam 3 wilayah pelayanan inti. Sedangkan untu untuk k peni pening ngka kata tan n efek efekti tifi fita tass kerj kerja, a, dala dalam m peri period ode e 10 tahu tahun n kedu kedua, a, direncanakan masing-masing wilayah akan dikembangkan ke dalam wilayah yang lebih kecil, berdasarkan tingkat intensitas pelayanan.
Dalam Dalam 20 tahun tahun menda mendata tang, ng, beban beban pelaya pelayanan nan tekn teknis is Dinas Dinas Keber Kebersih sihan an Kabupaten Bandung adalah sebesar 32% penduduk total Kabupaten Bandung. Diprioritaskan untuk wilayah Pelayanan Kritis dan Pelayanan Sedang.
Adapun Adapun 68% penduduk penduduk di perdesaaa perdesaaan n akan disentuh disentuh dengan pola pembinaan pembinaan dengan dengan pengemban pengembangan gan Sistem Sistem Pengelolaa Pengelolaan n Berbasis Berbasis Masyaraka Masyarakat. t. Wilayah Wilayah priorita prioritass adalah adalah wilayah wilayah yang termasuk termasuk dalam kategori kategori pelayana pelayanan n rendah rendah dan sedang.
2.1.2 K uantitas Timbulan Sampah Berd Berdas asar arka kan n hasi hasill stud studii timb timbul ulan an samp sampah ah,, dipe dipero role leh h nila nilaii rera rerata ta samp sampah ah terkumpu terkumpull dari setiap setiap aktifita aktifitass di Kabupate Kabupaten n Bandung Bandung adalah adalah seperti seperti terlihat terlihat pada Tabel 2.4 dan Gambar 2.3.
Tabel 2.4 Rerata Harian Sampah Terkumpul di Kabupaten Bandung Komponen Sumber Sampah
Pemukiman
Non Permukiman Permukiman
Rerata Harian (m3/hr) Rumah Permanen
0,154
Rumah Semi Permanen
0,247
Rumah Non Permanen Perdesaan
0,253
Kantor
0,166
Komersil
0,368
Sekolah
0,135
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
0,058
Hal II-16
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Komponen Sumber Sampah
Rerata Harian (m3/hr) Pasar
0,287
Industri
0,025
Rumah Sakit Sumber : Report Studi Timbulan Tahun 2007
0,642
Gambar 2.3 Rerata Harian Timbulan Sampah di Kabupaten Bandung
Dari Grafik 2.3 dan Tabel 2.4 terlihat bahwa sampah terkumpul di Permukiman masih masih mendom mendomina inasi si mencap mencapai ai propor proporsi si terbe terbesar sar.. Adapu Adapun n dari dari sumber sumber non permuk permukim iman, an, teruk terukur ur kegiat kegiatan an pasar, pasar, komer komersil sil,, dan rumah rumah sakit sakit mencap mencapai ai volume yang tinggi.
Adapun berdasarkan identifikasi terhadap data aktifitas di Kabupaten Bandung, tergambar sebuah pola timbulan sampah berdasarkan sumber aktifitas seperti pada Tabel 2.5. Data ini sangat diperlukan guna menentukan timbulan sampah di setiap sumbernya.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-17
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Tabel 2.5 Timbulan Sampah di Kabupaten Bandung Berdasarkan Sumbernya Sumber
Timbulan Sampah (m3/hr)
%
1.851,0
68,0%
Pasar
544,4
20,0%
Komersial
95,3
3,5%
Kantor
8,2
0,3%
Sekolah
40,8
1,5%
Rumah Sakit
46,3
1,7%
Industri
122,5
4,5%
Lain-Lain
13,6
0,5%
Rumah Tangga
Total 2.722,1 Sumber : Report Studi Timbulan Tahun 2007
100,0%
Gambar 2.4 Timbulan Sampah Berdasarkan Sumbernya Sumber : Tabel 2.5
Rekapit Rekapitulasi ulasi angka angka timbulan timbulan sampah sampah masing-masi masing-masing ng sumber sumber aktifitas aktifitas sampling sampling dapat dilihat pada Tabel 2.6.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-18
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Tabel 2.6 Rekapitulasi Timbulan Sampah di Kab. Bandung Hasil Sampling
Komponen Sumber Sampah
Permukiman
Non Permukiman
Satuan
SN I
Volume
Berat
Volume
Berat
(Liter)
(kg)
(liter)
(kg)
Rumah Permanen
Per orang/hr
1,32
0,21
2,25 - 2,50
0,350 - 0,400
Rumah Semi Permanen
Per orang/hr
2,58
0,58
2,00 - 2,25
0,300 - 0,350
Rumah Non Permanen
Per orang/hr
2,00
0,17
1,75 - 2,00
0,250 - 0,300
Perdesaan
Per orang/hr
0,67
0,11 0,50 - 0,75
0,025 - 0,100
Kantor
Per pegawai/hr
0,58
0,04
Sapuan Jalan
Per meter/hr
1,16
0,09
Komersil
Per meter/hr
0,12
0,01
2,50 - 3,00
0,150 - 0,350
Sekolah
Per siswa/hr
0,19
0,02
0,10 - 0,15
0,010 - 0,020
0, 0,20 - 0,60
0,1 - 0,3
Pasar
Per meter/hr
1,31
0,30
Industri
Per karyawan/hr
1,14
0,06
4,72
0,76
Per tempat Rumah Sakit
tidur/hr
Sumber : Report Studi Timbulan Tahun 2007
Studi Studi timbula timbulan n sampah sampah di Kab. Kab. Bandun Bandung, g, menunj menunjukk ukkan an bahwa bahwa timbula timbulan n permuk permukima iman n untuk untuk masyar masyaraka akatt tingka tingkatt ekonom ekonomii menengah menengah ke atas, memiliki angka timbulan timbulan lebih kecil dibandingkan dibandingkan timbulan sampah masyarakat dengan tingkat ekonomi ekonomi menengah, yaitu dengan timbulan berkisar antara 1,5 liter/orang/hari sampai 2,5 liter/orang/hari. liter/orang/hari. Adapun aktifitas permukiman
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-19
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
non perman permanen en sebaga sebagaii kelom kelompok pok masyar masyaraka akatt kelas kelas ekono ekonomi mi menen menengah gah ke bawah, timbulan mencapai angka lebih kecil, yaitu 0,6 liter/orang/hari sampai 2 liter/orang/hari.
Sampah dari aktifitas non permukiman, di dominasi oleh sampah rumah sakit, dengan timbulan harian mencapai 0,642 m3/hari, menyusul pasar dan daerah komersil.
Dalam Dalam penentua penentuan n timbulan timbulan sampah suatu suatu kota kota lebih lebih sering sering diperluk diperlukan an angka angka timbu imbula lan n
samp sampah ah
dala dalam m
sat satuan uan
lite liter/ r/or oran ang/ g/ha hari ri
atau atau
kg/o kg/ora rang ng/h /har ari. i.
Selan Selanjut jutny nya a angka angka ini dieku diekuiva ivalen lensik sikan an terha terhadap dap pendu penduduk duk untuk untuk mencap mencapai ai angk angka a timb timbul ulan an samp sampah ah kota kota.. Berd Berdas asar arka kan n anal analis isis is terh terhad adap ap data data-d -dat ata a keberadaan permukiman dan aktifitas non permukiman di Kabupaten Bandung (lihat (lihat Tabel Tabel 2.5), 2.5), dipero diperoleh leh perki perkiraa raan n bahwa bahwa timbu timbulan lan sampah sampah permuk permukim iman an mencapai 70% sedangkan non permukiman mencapai 30%. Karena itu dari hasil kompilasi data sampling, diperoleh kesimpulan : Timbulan sampah perkotaan ditetapkan sebesar 2,81 liter/orang/hari atau 0,45 kg/orang/hari. Timb imbula ulan
di
perd perdes esaa aan, n,
mencap ncapai ai 0,96 0,96
liter/ liter/or orang ang/ha /hari ri atau
0,15 kg/orang/hari.
Dengan nilai-nilai tersebut di atas, selanjutnya dilakukan perhitungan proyeksi timbulan sampah Kabupaten Bandung baik di perkotaan dan perdesaan.
Dalam Dalam proye proyeksi ksi diperh diperhitu itungk ngkan an adanya adanya berbag berbagai ai fakto faktorr yang yang mempen mempengar garuhi uhi besara besaran n timbul timbulan an sampah sampah,, terut terutam ama a adalah adalah pola pola konsu konsume meris risme me masyar masyarak akat at yang cenderun cenderung g meningkat meningkatkan kan angka angka timbulan timbulan.. Sementar Sementara a paradigm paradigma a reduksi reduksi samp sampah ah ke TPA TPA yang yang akan akan di anut anut dala dalam m sist sistem em peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah di Kabupa Kabupaten ten Bandun Bandung g dihara diharapk pkan an akan akan menuru menurunk nkan an angka angka timbu timbulan lan.. Dengan Dengan pert pertim imba bang ngan an-p -per erti timb mban anga gan n
ters terseb ebut ut,,
proy proyek eksi si
samp sampah ah
perk perkot otaa aan n
dan dan
perdes perdesaan aan di Kab. Kab. Bandun Bandung g untuk untuk period periode e 2008 2008 – 2028, 2028, diperl diperliha ihatk tkan an pada pada
Gambar 2.5, Tabel 2.7 dan Tabel 2.8.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-20
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Tabel 2.7 Proyeksi Timbulan Sampah Perkotaan di Kabupaten Bandung Wil
I
III
Pnddk
(m3/hr)
2010 T on/hr
Pnddk
(m3/hr)
2015 Ton/hr
Pnddk
2020
(m3/hr)
Ton/hr
Pnddk
2025
(m3/hr)
Ton/hr
Pnddk
2028
(m3/hr)
Ton/hr
Pnddk
(m3/hr)
Ton/hr
1. Soreang
49.001
137,7
27,5
51.175
143,8
28,8
57.043
160,3
32,1
63.583
178,7
35,7
70.874
199,2
39,8
75.643
212,6
42,5
2. Pasir jambu
25.477
71,6
14,3
26.450
74,3
14,9
29.045
81,6
16,3
31.896
89,6
17,9
35.026
98,4
19,7
37.050
104,1
20,8
3. Ciwidey
24.323
68,3
13,7
24.855
69,8
14,0
26.236
73,7
14,7
27.694
77,8
15,6
29.233
82,1
16,4
30.197
84,9
17,0
4. Rancabali
15.754
44,3
8,9
16.055
45,1
9,0
16.835
47,3
9,5
17.652
49,6
9,9
18.509
52,0
10,4
19.043
53,5
10,7
5. Margahayu
39.677
111,5
22,3
42.651
119,8
24,0
51.098
143,6
28,7
61.217
172,0
34,4
73.341
206,1
41,2
81.740
229,7
45,9
6. Katapang
43.448
122,1
24,4
47.501
133,5
26,7
59.365
166,8
33,4
74.192
208,5
41,7
92.723
260,6
52,1
105.994
297,8
59,6
7.Margaasih
42.914
120,6
24,1
47.289
132,9
26,6
60.280
169,4
33,9
76.839
215,9
43,2
97.946
275,2
55,0
113.301
318,4
63,7
21 21.207
59,6
11,9
22.439
63,1
12,6
25.843
72,6
14,5
29.764
83,6
16,7
34.279
96,3
19,3
37.310
104,8
21,0 52,4
10. Pameungpeuk
II
2008
Kecamatan
11. Bojongsoang
29.254
82,2
16,4
32.851
92,3
18,5
43.901
123,4
24,7
58.667
164,9
33,0
78.400
220,3
44,1
93.297
262,2
13. Dayeuhkolot
38.286
107,6
21,5
40.539
113,9
22,8
46.768
131,4
26,3
53.954
151,6
30,3
62.244
174,9
35,0
67.818
190,6
329.340
925
185
351.805
8. Banjaran
36.892
103,7
20,7
39.980
112,3
22,5
48.881
137,4
27,5
59.763
167,9
33,6
73.069
205,3
41,1
82.434
231,6
46,3
9. Cimaung
23.656
66,5
13,3
24.915
70,0
14,0
28.363
79,7
15,9
32.288
90,7
18,1
36.756
103,3
20,7
39.728
111,6
22,3
12. Baleendah
62.156
174,7
34,9
67.156
188,7
37,7
81.485
229,0
45,8
98.873
277,8
55,6
119. 970
337,1
67,4
134.733
378,6
75,7
14. Arjasari
30.943
86,9
17,4
33.800
95,0
19,0
42.151
118,4
23,7
52.566
147,7
29,5
65.553
184,2
36,8
74.840
210,3
42,1 47,1
989
198
416.413
1.170
234
495.458
1.392
278
592.575
1.665
333
661.394
1.859
38,1
372
15. Ciparay
47.986
134,8
27,0
50.742
142,6
28,5
58.343
163,9
32,8
67.082
188,5
37,7
77.131
216,7
43,3
83.869
235,7
16. Pangalengan
42.443
119,3
23,9
42.592
119,7
23,9
42.968
120,7
24,1
43.348
121,8
24,4
43.731
122,9
24,6
43.962
123,5
24,7
17. Kertasari
21.353
60,0
12,0
21.920
61,6
12,3
23.406
65,8
13,2
24.992
70,2
14,0
26.686
75,0
15,0
27.756
78,0
15,6
18. Pacet
32.239
90,6
18,1
33.832
95,1
19,0
38.166
107,2
21,4
43.055
121,0
24,2
48.570
136,5
27,3
52.213
146,7
29,3
19. Cangkuang
19.839
55,7
11,1
21.500
60,4
12,1
26.286
73,9
14,8
32.138
90,3
18,1
39.293
110,4
22,1
44.329
124,6
24,9
945
189
317.507
892
178
336.437
20. Cileunyi
44.440
124,9
25,0
48.455
136,2
27,2
60.153
169,0
33,8
74.675
209,8
42,0
92.703
260,5
52,1
105.547
296,6
59,3
21. Cimenyan
29.328
82,4
16,5
30.121
84,6
16,9
32.198
90,5
18,1
34.419
96,7
19,3
36.793
103,4
20,7
38.296
107,6
21,5
22. Cilengkrang
13.257
37,3
7,5
13.731
38,6
7,7
14.990
42,1
8,4
16.364
46,0
9,2
17.865
50,2
10,0
18.830
52,9
10,6
23. Cicalengka
33.351
93,7
18,7
34.493
96,9
19,4
37.524
105,4
21,1
40.821
114,7
22,9
44.407
124,8
25,0
46.709
131,3
26,3
24. Rancaekek
56.467
158,7
31,7
62.742
176,3
35,3
81.652
229,4
45,9
106. 262
298,6
59,7
138. 289
388,6
77,7
161.969
455,1
91,0
25. Nagreg
15.013
42,2
8,4
15.491
43,5
8,7
16.756
47,1
9,4
18.123
50,9
10,2
19.602
55,1
11,0
20.547
57,7
11,5
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
390.049
1.096
219
454.105
Hal II-21
1.276
255
530.758
1.491
298
583.864
1.641
328
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Wil
2008
Kecamatan
Pnddk
26. Cikancung 27. Solokanjeruk
(m3/hr)
2010 T on/hr
Pnddk
(m3/hr)
2015 Ton/hr
Pnddk
2020
(m3/hr)
Ton/hr
Pnddk
2025
(m3/hr)
Ton/hr
Pnddk
2028
(m3/hr)
Ton/hr
Pnddk
(m3/hr)
Ton/hr
25.006
70,3
14,1
26.349
74,0
14,8
30.030
84,4
16,9
34.225
96,2
19,2
39.007
109,6
21,9
42.191
118,6
23,7
2 4.510
68,9
13,8
25.141
70,6
14,1
26.792
75,3
15,1
28.551
80,2
16,0
30.425
85,5
17,1
31.608
88,8
17,8 31,8
28. Paseh
36.817
103,5
20,7
38.433
108,0
21,6
42.789
120,2
24,0
47.638
133,9
26,8
53.038
149,0
29,8
56.567
159,0
29. Majalaya
48.525
136,4
27,3
49.894
140,2
28,0
53.486
150,3
30,1
57.337
161,1
32,2
61.466
172,7
34,5
64.084
180,1
36,0
30. Ibun
23.787
66,8
13,4
24.754
69,6
13,9
27.346
76,8
15,4
30.211
84,9
17,0
33.376
93,8
18,8
35.432
99,6
19,9
350.500
985
197
369.603
1.039
208
423.716
1.191
238
488.627
1.373
275
566.971
1.593
319
621.779
1.747
349
Jumlah
997.348
2.803
561
1.057.846
2.973
595
1.230.179
3.457
691
1.438.190
4.041
808
1.690.304
4.750
950
1.867.037
5.246
1.049
Sumber : Report Studi Timbulan Tahun 2007
Keterangan : Beban Penduduk Pelayanan, 32% Penduduk Kabupaten Bandung Data Penduduk berdasarkan RTRW tahun 2007
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-22
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Tabel 2.8 Proyeksi Timbulan Sampah Perdesaan di Kabupaten Bandung 2008 Wi l
Pnddk
Pnddk
2015
(m3/hr)
Ton/hr
Pn ddk
2020
(m3/hr)
Ton /hr
Pnddk
2025
(m3/hr)
Ton/hr
Pnddk
2028
(m3/hr)
Ton/hr
Pnddk
(m3/hr)
Ton/hr
20,4
108.747
106,6
21,3
121.216
118,8
23,8
135.11 4
132,4
26,5
150.606
147,6
29,5
160.74 2
157,5
31,5
2. Pasir jambu
54.139
53,1
10,6
56.205
55,1
11,0
61.721
60,5
12,1
67.779
66,4
13,3
74.430
72,9
14,6
78.731
77,2
15,4 12,6
3. Ciwidey
51.687
50,7
10,1
52.817
51,8
10,4
55.752
54,6
10,9
58.850
57,7
11,5
62.120
60,9
12,2
64.168
62,9
4. Rancabali
33.477
32,8
6,6
34.118
33,4
6,7
35.774
35,1
7,0
37.511
36,8
7,4
39.332
38,5
7,7
40.467
39,7
7,9
5. Margahayu
84.313
82,6
16,5
90.632
88,8
17,8
108.582
106,4
21,3
130.08 7
127,5
25,5
155.851
152,7
30,5
173.69 8
170,2
34,0
6. Katapang
92.327
90,5
18,1
100.940
98,9
19,8
126.151
123,6
24,7
157.65 9
154,5
30,9
197.036
193,1
38,6
225.23 8
220,7
44,1
7.Margaasih
91.192
89,4
17,9
100.490
98,5
19,7
128.094
125,5
25,1
163.28 2
160,0
32,0
208.136
204,0
40,8
240.76 4
235,9
47,2
10. Pameungpeuk
45.065
44,2
8,8
47.684
46,7
9,3
54.917
53,8
10,8
63.248
62,0
12,4
72.843
71,4
14,3
79.285
77,7
15,5
11. Bojongsoang
62.164
60,9
12,2
69.808
68,4
13,7
93.289
91,4
18,3
124.66 7
122,2
24,4
166.600
163,3
32,7
198.25 7
194,3
38,9
13. Dayeuhkolot
81.357
79,7
15,9
86.145
84,4
16,9
99.381
97,4
19,5
114.65 2
112,4
22,5
132.269
129,6
25,9
144.11 3
141,2
28,2
699.848
686
137
747.586
733
147
884.878
867
173
78.395
76,8
15,4
84.958
83,3
16,7
103.872
101,8
20,4
1.052.848 126.99 7
1.03 2
206
124,5
24,9
1.259.223 155.271
1.23 4
247
152,2
30,4
1.40 5.463 175.17 3
1.37 7
275
171,7
34,3 16,5
50.270
49,3
9,9
52.944
51,9
10,4
60.271
59,1
11,8
68.611
67,2
13,4
78.105
76,5
15,3
84.422
82,7
132.082
129,4
25,9
142.706
139,9
28,0
173.157
169,7
33,9
210.10 5
205,9
41,2
254.937
249,8
50,0
286.30 7
280,6
56,1
14. Arjasari
65.753
64,4
12,9
71.825
70,4
14,1
89.571
87,8
17,6
111.70 2
109,5
21,9
139.301
136,5
27,3
159.03 4
155,9
31,2
15. Ciparay
9. Cimaung 12. Baleendah
III
Ton/hr
102,0
8. Banjaran
II
(m3/hr)
104.126
1. Soreang
I
2010
K ec ec am amat an an
101.971
99,9
20,0
107.826
105,7
21,1
123.978
121,5
24,3
142.54 9
139,7
27,9
163.903
160,6
32,1
178.22 1
174,7
34,9
16. Pangalengan
90.191
88,4
17,7
90.509
88,7
17,7
91.308
89,5
17,9
92.114
90,3
18,1
92.928
91,1
18,2
93.419
91,6
18,3
17. Kertasari
45.375
44,5
8,9
46.581
45,6
9,1
49.738
48,7
9,7
53.108
52,0
10,4
56.707
55,6
11,1
58.982
57,8
11,6
18. Pacet
68.509
67,1
13,4
71.893
70,5
14,1
81.102
79,5
15,9
91.492
89,7
17,9
103.212
101,1
20,2
110.95 3
108,7
21,7
19. Cangkuang
42.157
41,3
8,3
45.686
44,8
9,0
55.858
54,7
10,9
68.293
66,9
13,4
83.498
81,8
16,4
94.200
92,3
18,5
674.702
661
132
714.929
701
140
828.855
812
162
20. Cileunyi
94.435
92,5
18,5
102.967
100,9
20,2
127.825
125,3
25,1
964.972 158.68 5
946
189
155,5
31,1
1.127.861 196.994
1.10 5
2 21
193,1
38,6
1 .24 0.711 224.28 7
1.21 6
243
219,8
44,0 16,0
21. Cimenyan
62.321
61,1
12,2
64.006
62,7
12,5
68.421
67,1
13,4
73.141
71,7
14,3
78.186
76,6
15,3
81.378
79,8
22. Cilengkrang
28.172
27,6
5,5
29.178
28,6
5,7
31.853
31,2
6,2
34.774
34,1
6,8
37.962
37,2
7,4
40.014
39,2
7,8
23. Cicalengka
70.870
69,5
13,9
73.298
71,8
14,4
79.738
78,1
15,6
86.744
85,0
17,0
94.366
92,5
18,5
99.257
97,3
19,5
24. Rancaekek
119.993
117,6
23,5
133.327
130,7
26,1
173.511
170,0
34,0
225.80 7
221,3
44,3
293.864
288,0
57,6
344.18 5
337,3
67,5
31.902
31,3
6,3
32.919
32,3
6,5
35.606
34,9
7,0
38.512
37,7
7,5
41.655
40,8
8,2
43.662
42,8
8,6
25. Nagreg
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-23
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
2008 Wi l
2010
2015
2020
2025
2028
K ec ec am amat an an Pnddk
(m3/hr)
Ton/hr
26. Cikancung
53.137
52,1
10,4
55.991
54,9
11,0
63.813
62,5
12,5
72.729
71,3
14,3
82.890
81,2
16,2
89.656
87,9
17,6
27. Solokanjeruk
52.084
51,0
10,2
53.425
52,4
10,5
56.933
55,8
11,2
60.670
59,5
11,9
64.653
63,4
12,7
67.167
65,8
13,2
28. Paseh
78.237
76,7
15,3
81.670
80,0
16,0
90.926
89,1
17,8
101.23 2
99,2
19,8
112.705
110,5
22,1
120.20 4
117,8
23,6
103.116
101,1
20,2
106.024
103,9
20,8
113.658
111,4
22,3
121.84 2
119,4
23,9
130.615
128,0
25,6
136.17 9
133,5
26,7
50.546
49,5
9,9
52.601
51,5
10,3
58.111
56,9
11,4
64.199
62,9
12,6
70.924
69,5
13,9
75.292
73,8
14,8
744.813
730
146
785.407
770
154
900.397
882
176
1.038.333
1.01 8
204
1.204.813
1.18 1
236
1.32 1.281
1.29 5
259
2.119.3 63
2.07 7
415
2.247.922
2.20 3
441
2.614.129
2.562
512
3.056.154
2.99 5
599
3.591.897
3.52 0
704
3.96 7.455
3.88 8
778
29. Majalaya 30. Ibun
Jumlah
(m3/hr)
Ton/hr
Pnddk
(m3/hr)
Ton/hr
Pn ddk
(m3/hr)
Ton /hr
Pnddk
Sumber : Report Studi Timbulan Tahun 2007 Keterangan : Beban Penduduk Pelayanan, 68% Penduduk Kabupaten Bandung Data Penduduk berdasarkan RTRW tahun 2007
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-24
(m3/hr)
Ton/hr
Pnddk
(m3/hr)
Ton/hr
Pnddk
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Gambar 2.5 Grafik Proyeksi Timbulan Sampah Perkotaan dan Perdesaan
Samp Sampli ling ng
terh terhad adap ap
timb timbul ulan an
non non
perm permuk ukim iman an,,
diperoleh hasil bahwa timbulan sampah pasar relatif lebih lebih tinggi tinggi dibanding dibandingkan kan dengan dengan timbulan timbulan sampah sampah dari aktifitas lainnya. Sementara itu, Pasar Soreang timbulannya lebih tinggi dibandingkan dengan Pasar Majalaya. Majalaya. Hal ini disebabkan disebabkan aktifitas aktifitas perdaganga perdagangan n Pasar Pasar Soreang Soreang lebih tinggi dibandin dibandingkan gkan dengan Pasar Majalaya. Majalaya. Banyak Banyak faktor yang menjadi penentu besar kecilnya timbulan sampah pasar diantaranya yaitu sumber komoditas perdagangan dan jumlah itu sendiri. Komoditas perdagangan di Pasa Pasarr Sore Sorean ang g teru teruta tama ma sayu sayura ran, n, seba sebagi gian an besa besarr bera berasa sall lang langsu sung ng dari dari produs produsen en sayura sayuran n yaitu yaitu para para petani petani.. Sedang Sedangkan kan di Pasar Pasar Majal Majalaya aya sumber sumber komiditas sebagian besar berasal dari pasar lain yang lebih lebih besar. besar. Komodi Komodita tass yang yang berasa berasall dari dari produs produsen en meni menimb mbul ulka kan n samp sampah ah lebi lebih h bany banyak ak diba diband ndin ingk gkan an dengan dengan komod komodit itas as yang yang berasa berasall dari dari pasar pasar lainny lainnya. a. Mengi Me nginga ngatt Pasar Pasar Sorea Soreang ng merupa merupakan kan satu-s satu-satu atunya nya pasar di Kecamatan tersebut sementara di Majalaya, terd erdapat apat
dua
pasa asar,
dimu imungk ngkink inkan
kepada padattan
peng pengun unju jung ng di Pasa Pasarr Sore Sorean ang g menj menjad adii lebi lebih h ting tinggi gi sehi sehing ngga ga meng mengha hasi silk lkan an sampah sampah yang tinggi. tinggi. Dari sumber sumber timbulan timbulan sampah sampah lainnya, lainnya, terukur terukur aktifit aktifitas as
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-25
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
indust industri, ri, sapuan sapuan jalan jalan dan rumah rumah sakit sakit menimb menimbulk ulkan an sampah sampah cukup cukup besar. besar. Sementa Sementara ra aktifita aktifitass penimbul penimbul sampah yang paling minim, minim, adalah adalah kantor kantor dan sekolah. Timbulan sampah di Kabupaten Kabupaten Bandung berdasarkan berdasarkan sumber aktifitas aktifitas perkotaan, dapat dilihat pada Tabel 2.9 dan Gambar Gambar 2.6.
Tabel 2.9 Timbulan Sampah Berdasarkan Sumber Aktifitas Timbulan Sampah (m3/hr) 2008 2009 2015 2020 Rumah Tangga 1.905,7 1.962,5 2.350,6 2.748,1 Pasar 560,5 577,2 691,4 808,3 Komersial 98,1 101,0 121,0 141,4 Kantor 8,4 8,7 10,4 12,1 Sekolah 42,0 43,3 51,9 60,6 Rumah Sakit 47,6 49,1 58,8 68,7 Industri 126,1 129,9 155,6 181,9 Lain-Lain 14,0 14,4 17,3 20,2 Total 2.803 2.886 3.457 4.041 Sumber : Report Studi Timbulan Tahun 2007 Sumber
2025 3.229,8 950,0 166,2 14,2 71,2 80,7 213,7 23,7 4.750
2028 3.567,5 1.049,3 183,6 15,7 78,7 89,2 236,1 26,2 5.246
2.1.3. 2.1.3. Karakteri Karakteristik stik Sampah Sampah Sebagaim Sebagaimana ana misi Nasional Nasional dalam Pengelol Pengelolaan aan sampah sampah yait yaitu u mengu menguran rangi gi timbu timbulan lan sampah sampah sehing sehingga ga mampu mampu mengu menguran rangi gi beban beban pengel pengelola olaan, an, maka maka selain selain besarn besarnya ya timb timbul ulan an sampa sampah h juga juga haru haruss dike diketa tahu huii kara karakt kter eris isti tik k sampah, sampah, sehingga sehingga dapat dapat diketahu diketahuii potensi-po potensi-potens tensii yang ada dalam upaya pengurangan timbulan tersebut. Target antara yang semesti dapat dapat dicapa dicapaii oleh oleh Kabupa Kabupate ten n Bandun Bandung g dalam dalam upaya upaya reduks reduksii sampah sampah adalah adalah penurunan timbulan sampah yang harus dikelola. Saat ini di Kabupaten Bandung sela selain in ada ada peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah seca secara ra form formal al oleh oleh Dina Dinass
Kebe Kebers rsih ihan an,,
juga juga
berk berkem emba bang ng
peng pengel elol olaa aan n
sampah oleh para pelaku informal seperti para Laskar Mandiri (Pemulung), Lapak, bahkan Bandar dan Lapak. Mereka
adalah
para
pelaku
informal
yang
sesungguh sesungguhnya nya memberik memberikan an kontribu kontribusi si besar terhadap terhadap reduks reduksii beban beban pengel pengelola olaan an sampah sampah kota. kota. Disamp Disamping ing
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-26
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
itu, upaya pengompos pengomposan an yang telah banyak banyak dilakukan dilakukan di Kabupaten Kabupaten Bandung, juga diperhitungkan sebagai kerangka minimasi timbulan tersebut.
Rekapitulasi hasil sampling timbulan sampah di beberapa wilayah di Kabupaten Bandung, Bandung, baik terhadap terhadap permukim permukiman an maupun maupun non permukim permukiman, an, diperliha diperlihatka tkan n pada Tabel 2.10 dan Gambar 2.7.
Tabel 2.10 Komposisi Sampah di Kabupaten Bandung No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sumber Orga Organi nik k Plas Plasti tik k Pe P ermukiman Kota 57,06 12,24 Perdesaan 85,14 12,57 Kantor 50,89 13,23 Sapuan Jalan 66,29 17,35 Komersil 51,23 23,16 Sekolah 35,80 30,78 Pasar 87,10 7,24 Industri 29,73 24,32 Rumah Sakit 64,31 11,83 Rata-rata Kota 55,30 17,52 Sumber : Report Studi Timbulan Tahun 2007
Komposisi Sampah (%-Berat) Gelas Kert Kertas as Loga Logam m Kain Kain Kaca B3 11,34 1,31 1,63 3,75 1,18 2,29 0,00 0, 0,00 0,00 0,00 28,19 1,32 0,00 1,98 1,12 16,36 0,00 0,00 0,00 0, 0 ,00 11,58 0,00 6,67 2,46 0,35 26,39 5,28 0,00 0,53 0,53 5,39 0,05 0,17 0,03 0,01 45,95 0,00 0,00 0,00 0,00 10,00 0,80 0,94 2,40 0, 0 ,42 19,40 1,10 1, 1 ,18 1,39 0, 0,45
Lainnya 11,48 0,00 3,26 0,00 4,56 0,70 0,01 0,00 7,87 3,49
Medis 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,41 0,18
Gambar 2.6 Komposisi Sampah di Kabupaten Bandung
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-27
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Gambar 2.7 Rata-rata Komposisi Sampah Kota di Kabupaten Bandung
Terlihat bahwa timbulan sampah di Kabupaten Bandung masih didominasi oleh sampah sampah organi organik, k, dengan dengan rata-r rata-rat ata a kehad kehadira iran n lebih lebih dari dari 50%. 50%. Hal ini sesuai sesuai dengan dengan karakt karakteri eristi stik k umum umum sampah sampah di Indone Indonesia sia.. Adapu Adapun n sampah sampah anorga anorganik nik yang kehadirannya cukup tinggi adalah sampah plastik dan kertas.
Hasi Hasill uji uji komp kompos osis isii menu menunj njuk ukka kan n adan adanya ya pote potens nsii untu untuk k mene meneka kan n beba beban n pengelol pengelolaan aan bila sampah sampah organik organik compostable compostable dapat dikomposkan di sumber. Dari Dari obse observ rvas asii di lapa lapang ngan an,, dipe diperk rkir irak akan an 95% samp sampah ah orga organi nik k meru merupa paka kan n sampah sampah organi organik k yang yang dapat dapat dikomp dikomposk oskan. an. Potens Potensii bahan bahan baku baku kompo komposs dan peluan peluang g perol peroleha ehan n kompo komposs bila bila seluru seluruh h bahan bahan baku baku terse tersebu butt di kompos komposka kan n diperlihatkan diperlihatkan pada Tabel 2.11.
Tabel 2.11 Potensi Pengomposan Sampah Kab. Bandung Timbulan Timbulan Sampah Sampah Organik Organik Potensi Potensi Bahan Bahan Baku Kompos Kompos Potensi Potensi Kompos Kompos Jadi m3/hr ton/hr m3/hr ton/hr m3/hr ton/hr 2008 1549,8 310,0 1472,3 294,5 441,7 88,3 2010 1643,8 328,8 1561,6 312,3 468,5 93,7 2015 1911,6 382,3 1816,0 363,2 544,8 109,0 2020 2234,8 147,2 2123,1 424,6 636,9 127,4 2025 2626,6 172,7 2495,3 499,1 748,6 149,7 2028 2901,2 580,2 2756,2 551,2 826,9 165,4 Sumber : Buku-2, Report Studi Timbulan dan Karakteristik Sampah, Tahun 2007
Tahun
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-28
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Upaya Upaya pengur pengurang angan an (reduksi) reduksi) yang yang suda sudah h berl berlan angs gsun ung g samp sampai ai saat saat ini ini baru baru merupakan pengurangan akibat pengambilan barang lapak oleh pemulung. Para pemulung pemulung melakuka melakukan n kegiatan kegiatan pemulunga pemulungan n atas dasar pemenuhan pemenuhan kebutuh kebutuhan an hidup, hidup, bukan bukan atas pertimba pertimbangan ngan penguran pengurangan gan beban beban bagi pengelola pengelola sampah. Dari Dari obse observ rvas asii terh terhad adap ap pros proses es pemu pemulu lung ngan an bara barang ng pote potens nsii daur daur ulan ulang, g, diperkir diperkirakan akan besarnya besarnya pemulung pemulungan an mencapai mencapai 5,6% terhadap terhadap timbulan timbulan sampah sampah total.
Demik Demikian ian halnya halnya denga dengan n hasil hasil sampli sampling ng sampah sampah pasar pasar menunjuk menunjukkan kan kehadiran kehadiran sampah sampah organik organik compostable sebe sebesa sarr lebi lebih h dari dari 85%. 85%. Disa Disamp mpin ing g itu itu kara karakt kter ersi siti tik k kimi kimia a samp sampah ah orga organi nik k dari dari pasa pasarr umum umumny nya a sang sangat at pote otensia nsiall
unt untuk
diko ikomposk poska an
karena rena
tingg inggin iny ya
kehad kehadira iran n unsur unsur kimia kimia yang yang diperl diperluk ukan an kehadi kehadiran ranny nya a dalam dalam kompos kompos yaitu yaitu C (Carbo (Carbon), n), N (Nitro (Nitrogen gen), ), O (Oksig (Oksigen) en),, P (Phosp (Phospor) or).. Denga Dengan n demiki demikian, an, sampah sampah pasar seharusnya menjadi menjadi prioritas untuk untuk ditangani melalui pengomposan. pengomposan.
Potensi sampah organik lainnya yang cukup bersar adalah dari aktifitas sapuan jalan, jalan, mencap mencapai ai 67%. 67%. ranti ranting ng pohon. pohon.
Kehadi Kehadiran ranny nya a banyak banyak didom didomina inasi si oleh oleh dedaun dedaunan an dan
Sampa Sampah h rumah rumah sakit sakit pun memilik memilikii kandu kandunga ngan n organi organik k cukup cukup
tinggi yaitu mencapai 64%.
Adapun Adapun potensi potensi daur ulang ulang sampah sampah anorganik anorganik,, diperkir diperkirakan akan mencapai mencapai 32,4% dari dari timb timbul ulan an samp sampah ah tota total. l. Pada Pada tahu tahun n 2008 2008,, di Kab. Kab. Band Bandun ung g terd terdap apat at 181,49 181,49 ton/hari bahan bahan potensi potensi daur ulang. ulang. Potensi Potensi tersebut tersebut terdiri terdiri atas jenis jenis kertas, mencapai 59,9%, plastik 32,5%, logam 4% dan gelas 3%.
Tabel 2.12 berikut menunjukkan potensi daur ulang sampah anorganik di Kab. Bandung.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-29
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Komposisi
Tabel 2.12 Potensi Daur Ulang Sampah di Kabupaten Bandung Berat Sampah (Ton/hr) 2008 2010 2015 2020
2025
2028
Plastik a. Recycable
58.92
62.49
72.68
84.96
99.86
110.30
b. Unrecycable
39.28
41.66
48.45
56.64
66.57
73.53
Kertas (Recycable)
108.74
115.33
134.12
156.80
184.29
203.56
Logam (Recycable)
6.04
6.41
7.45
8.71
10.24
11.31
Gelas (Recycable)
7.79
8.26
9.61
11.23
13.20
14.58
Total Potensi Daur Ulang
181.49
192.50
223.86
261.72
307.59
339.76
Total Timbulan Sampah
561
595
691
808
950
1049
Sumber : Buku-2, Report Studi Timbulan dan Karakteristik Tahun 2007.
Proporsi Proporsi masing-ma masing-masing sing bahan bahan potensi potensi daur ulang diperliha diperlihatka tkan n pada Gambar
2.8 berikut ini.
Gambar 2.8 Potensi Daur Ulang Sampah Anorganik
Samp Sampah ah dari dari akti aktifi fita tass
komer omersi sial al,,
indu indust stri ri dan dan
inst instit itus usi, i, dipe diperk rkir irak akan an memi memili liki ki pote potens nsii bara barang ng layak layak daur daur lebih lebih tingg tinggi. i. Dengan Dengan demiki demikian an potens potensii reduksi beban pengelolaan dapat dilakukan dengan mend mendor oron ong g para para pemi pemili lik k untu untuk k mend mendau aurr ulan ulang g sampah anorganik tersebut.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-30
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Sementa Sementara ra itu sampah sampah yang bersumber bersumber dari aktifita aktifitass rumah sakit, dibedakan antara sampah domestik dari aktifit aktifitas as rumah rumah tangga tangga atau dari dapur dan kantin kantin di dalam dalam rumah sakit dan dari aktifit aktifitas as medis. Pada saat ini Dinas Dinas Kebersih Kebersihan an melayani melayani pengangk pengangkutan utan sampah sampah dari dari ruma rumah h saki sakit. t. Seha Seharu rusn snya ya samp sampah ah yang yang bole boleh h diangkut diangkut ke TPA adalah sampah sampah domestik domestik non B3 (bahan (bahan beracun beracun berbaha berbahaya) ya) atau atau non non infectious. infectious. Dari Dari pemant pemantaua auan n lapang lapangan an ditem ditemuka ukan n bahwa bahwa sampah sampah rumah rumah sakit sakit yang yang diangk diangkut ut ke TPA terny ternyata ata masih masih bercam bercampur pur antara antara sampah sampah domestik dengan sampah klinis seperti jarum suntik, dan bekas perban operasi. Dengan Dengan demikia demikian n sampah sampah dari rumah rumah sakit sakit tersebut tersebut sudah bercampu bercampurr dengan dengan B3. Kondisi sampah yang masih bercampur tersebut sangat dikhawatirkan bila sampah medis tersebut akan menyebabkan pemaparan penyakit pada petugas dan pemulung yang berada di TPA.
Hal Hal ini ini perl perlu u dipe diperb rbai aiki ki deng dengan an cara cara mela melara rang ng piha pihak k ruma rumah h saki sakitt untu untuk k menyatukan sampah medis pada sampah domestik yang akan diangkut ke TPA. Dala Dalam m hal hal ini ini samp sampah ah medi mediss seha seharu rusn snya ya diba dibaka karr terl terleb ebih ih dahu dahulu lu dala dalam m insinera insinerator, tor, selanju selanjutny tnya a sisa abu dibuang dibuang ke TPA. TPA. Upaya Upaya reduksi reduksi sampah sampah dari rumah rumah sakit sakit dilaku dilakukan kan oleh oleh para para pemulu pemulung ng setem setempat pat.. Sampa Sampah-s h-sam ampah pah yang yang didaur ulang tersebut antara lain bekas botol infus, botol bekas obat suntikan, suntikan dan jarum suntik.
Berd Berdas asar arka kan n
stud studii
timb timbul ulan an
dan dan
kara karakt kter eris isti tik k
yang yang
tela telah h
dila dilaku kuka kan, n,
direkomendasikan beberapa hal berikut dalam upaya pengolahan sampah sesuai dengan hasil yang diperoleh : Besarnya
kuantitas
timbulan
sampah
di
Kabupaten
Bandung
(2,81 (2,81 liter/ liter/ora orang/ ng/har harii atau atau 0,45 0,45 kg/ora kg/orang/ ng/har hari), i), hampir hampir setara setara dengan dengan karakt karakter er Kota Kota Besar, Besar, diperl diperluka ukan n kebij kebijaka akan n yang yang mengar mengarah ah pada pada upaya upaya minimasi sampah di sumbernya. Pola Pola pemi pemila laha han n seja sejak k dari dari sumb sumber erny nya a perl perlu u sege segera ra dila dilaks ksan anak akan an,, dan dan dioperasikan secara konsisten dari hulu ke hilir.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-31
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Pelak Pelaksan sanaan aan pemila pemilahan han dapat dapat menera menerapk pkan an pola pola 2 kompar komparte temen men yaitu yaitu Organik Organik – Anorganik Anorganik.. Pemilahan Pemilahan Sampah khusus khusus seperti seperti B3 RT selayaknya selayaknya dipe diperk rken enal alka kan n seja sejak k awal awal namu namun n bert bertah ahap ap pene penera rapa pann nnya ya,, meng mengin inga gatt timbulan sampah ini terukur sangat kecil. Khusus untuk Rumah Sakit, pemilahan sampah harus dilakukan dengan pola 4 komp kompar arte teme men n yait yaitu u : orga organi nik k – anor anorga gani nik k – B3 RT – Infe Infect ctio ious us..
Masi Masih h
adan adanya ya samp sampah ah medi mediss yang yang terc tercam ampu purr ke dala dalam m samp sampah ah dome domest stik ik selayaknya menjadi perhatian dalam kebijakan pengelolaan sampah umum dan limbah B3. Upaya minimasi sampah tertimbun di TPA perlu segera dilaksanakan dengan melaksanakan pengomposan di perdesaan dan juga di perkotaan terutama untuk sampah yang bersumber dari permukiman, pasar, dan rumah sakit. Masih Masih tingginy tingginya a Kadar Kadar Air sampah sampah di Kabupate Kabupaten n Bandung, Bandung, yaitu lebih lebih dari 60%, 60%, maka maka sist sistem em oper operas asii yang yang meng mengan anda dalk lkan an sist sistem em komp kompak aksi si,, tida tidak k dianjurkan. Sampah anorganik yang berpotensi adalah kertas dan plastik. Dari keduanya plastik memiliki nilai ekonomis lebih tinggi dari lainnya. Kehadiran sampah plast plastik ik yang yang tinggi tinggi sebaik sebaiknya nya diant diantisi isipas pasii melalu melaluii daur daur ulang. ulang. Demik Demikian ian halnya dengan kertas, logam dan gelas. Peluan Peluang g masukn masuknya ya invest investor or dengan dengan tekn teknolo ologi gi piliha pilihan n PLTSa PLTSa selay selayakn aknya ya diintegrasikan dengan upaya pengomposan, mengingat PLSTa menghasilkan panas panas yang bermanfaat bermanfaat untuk membantu membantu proses proses pengompo pengomposan, san, sedangka sedangkan n pengomposan memproduksi residu kompos yang memiliki kalor bakar yang lebih baik dari sampah itu sendiri.
2.2
Tingkat Pelayanan
Banyak Banyak pende pendekat katan an yang yang dapat dapat dikem dikemban bangka gkan n untuk untuk menguk mengukur ur efekt efektifi ifita tass pengelol pengelolaan aan sampah sampah perkotaa perkotaan. n. Paramat Paramater er yang paling paling umum diperguna dipergunakan kan adalah adalah Tingka Tingkatt Pelay Pelayana anan n siste sistem m terha terhadap dap pendu penduduk duk.. Me Mengi nginga ngatt selama selama ini orientas orientasii pelayana pelayanan n Dinas Kebersiha Kebersihan n adalah adalah terhadap terhadap aktifita aktifitass penduduk penduduk di perk perkot otaa aan, n, maka maka Ting Tingka katt Pela Pelaya yana nan n di pero perole leh h deng dengan an memb memban andi ding ngka kan n
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-32
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
besarnya penduduk terlayani terhadap jumlah penduduk di wilayah perkotaan (hanya 32% penduduk total).
Ting Tingka katt pela pelaya yana nan n peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah di Kabu Kabupa patten Band Bandun ung g saat saat ini ini mencapai mencapai 20,8%. Angka Angka ini diperoleh diperoleh dari operasi operasi pengangkutan pengangkutan terhadap terhadap 22 Kecamatan yaitu mencapai 567m3 / hari dengan penduduk terlayani mencapai 201. 201.41 411 1 jiwa jiwa.. untu untuk k lebi lebih h jela jelasn snya ya,, ting tingka katt pela pelaya yana nan n Dina Dinass Kebe Kebers rsih ihan an Kabupaten Bandung dapat dilihat pada Tabel 2.13. Tabel 2.13 Tingkat Pelayanan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Bandung Wilayah
∑ Penduduk
∑ Penduduk
Terlayani
Sampah Terangkut
Tingk. Pelayanan
Jiwa 65.082
(m3/hr)
I
Jiwa 233.322
182,9
27,8%
II
393.958
57.299
162,5
10,9%
III
341.434
79.030
222,1
23,1%
Tingk. Pelayanan Kota
20,8%
968 968.715 201.411 567 Jumlah Sumber Sumber : Kompilasi Kompilasi Tabel 12 – Tabel 15, Buku-1.
Observasi di lapangan menginformasikan bahwa sampai saat ini masih banyak warga yang memiliki memiliki kebiasaan kebiasaan membuang
sampah
ke
sungai
atau
selokan, dan membuang sampah di lahan kosong kosong terlant terlantar. ar. Hal ini mencermi mencerminkan nkan bahw bahwa a
ting tingka katt pela pelaya yana nan n peng pengel elol olaa aan n
sampah sampah pada warga warga Kabupate Kabupaten n Bandung Bandung belum optimal.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-33
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Kebiasaan membuang sampah ke sungai ini dapat disebabkan oleh beberapa hal : -
Rend Re ndah ahny nya a kesa kesada dara ran n dan dan kepe kepedu duli lian an masy masyara araka katt terh terhad adap ap
akiba akibatt
pemb pembua uang ngan an samp sampah ah ke sung sungai ai.. Hal Hal ini ini dapa dapatt dise diseba babk bkan an kare karena na akibatnya tidak dirasakan oleh mereka sendiri. -
Jalan terlalu sempit sempit sehingga tidak tidak masuk gerobak gerobak pengumpul, pengumpul, akibatnya masy masyar arak akat at haru haruss berja berjala lan n jauh jauh ke TPS TPS peng pengum umpu pul. l. Dari Daripa pada da haru haruss berjalan jauh ke TPS pengumpul, mereka memilih membuang sampah ke selokan atau sungai terdekat dari mereka
-
Rendah Rendahny nya a kesad kesadara aran n dan perhat perhatian ian aparat aparat kelura kelurahan han/RW /RW terha terhadap dap pengel pengelola olaan an sampah sampah.. Bila Bila pihak pihak kelur keluraha ahan n atau atau RW tidak tidak peduli peduli untuk untuk menyed menyediak iakan an TPS atau atau geroba gerobak k bagi bagi para para warga warganya nya,, maka maka warga warga akan akan mencari cara paling mudah untuk membuang sampahnya yaitu ke sungai atau selokan
-
Kurangnya penerangan penerangan mengenai mengenai pengelolaan pengelolaan sampah yang yang benar kepada kepada masyarakat.
-
Lema Lemahn hnya ya pema pemant ntau auan an dan dan pene penera rapa pan n sank sanksi si bagi bagi masy masyar arak akat at yang yang memiliki kebiasaan buruk.
Seme Sement ntar ara a
itu itu
di daer daerah ah perd perdes esaa aan, n, tern ternya yata ta
masa masala lah h samp sampah ah kini kini sesu sesung nggu guhn hnya ya suda sudah h mula mulaii mend mendes esak ak..
Belu Belum m
mend menduk ukun ungn gnya ya sika sikap p
warg warga, a,
wala walau u mere mereka ka suda sudah h tahu tahu cara cara–c –car ara a meng mengel elol ola a samp sampah ah deng dengan an bena benar, r, meny menyeb ebab abka kan n kebi kebias asaa aan n memb membua uang ng samp sampah ah ke peka pekara rang ngan an masi masih h sang sangat at memb membud uday aya. a. Sepu Sepulu luh h tahu tahun n ke bela belaka kang ng sanga sangatt dimu imungk ngkink inkan
komp omposis osisii
sam sampah pah
yang ang
suli sulitt
terdekom terdekomposi posisi si masih rendah, rendah, sehingga sehingga tumpukan tumpukan sampah cepat hilang. Permasalahannya, saat ini di pedesaan
pun
terde erdeko komp mpos osis isii
komposisi sepe sepert rtii
sampah
plas plasti tik, k,
yang
mula mulaii
sulit
bany banyak ak
sehing sehingga ga tumpu tumpuka kan n samah samah di sembar sembarang ang tempa tempatt memerl memerluk ukan an waktu waktu lama lama
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-34
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
untu untuk k bisa bisa tida tidak k terl terlih ihat at oleh oleh pand pandan anga gan n mata mata..
Akhi Akhirn rnya ya,, ober oberva vasi si ke
beberapa desa membuktikan bahwa di wilayah perdesaan pun sudah sering terlihat suasana kotor terkesan jorok dan kumuh.
2.3
Analisis Ef isiensi Operasional Pengelolaan Sampah
Analisis Analisis efisiens efisiensii dilakuka dilakukan n secara secara kuantit kuantitatif atif yaitu yaitu dengan dengan menghitu menghitung ng rasio perban perbandin dingan gan antara antara beban beban pelay pelayana anan n denga dengan n sarana sarana dan prasar prasarana ana yang yang dipergunakan dalam pelayanan. Selanjutnya untuk mengetahui tingkat efisiensi yang dicapai, dicapai, dilakukan dilakukan perbandinga perbandingan n terhadap terhadap standar standar yang berlaku. berlaku. Dalam Dalam hal ini dipergunakan standar SNI-03-3242-1994 tentang Tata Cara Pengelolaan Sampah pah di Perm ermukim kiman dan dan SNI SNI 19-2 9-245454-200 2002 tent entang ang Tata ata Cara ara Pengelol Pengelolaan aan Sampah Perkotaan. Perkotaan. Adapun Adapun penilaian penilaian secara kualitatif kualitatif dilakukan dilakukan dengan dengan menila menilaii hasil hasil kerja kerja yang yang diuku diukurr berdas berdasark arkan an tingk tingkat at keber kebersih sihan an di wilayah pelayanan dan di titik-titik sarana prasarana.
Kajian Kajian terha terhadap dap kondis kondisii eksist eksisting ing menunj menunjukk ukkan an siste sistem m operas operasii pengel pengelola olaan an sampah untuk setiap aktifitas perkotaan di Kabupaten Bandung, diperlihatkan pada Gambar 2.9.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-35
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Gambar 2.9 Sistem Operasi Pengelolaan Sampah Untuk Setiap Aktifitas Perkotaan di Kabupaten Bandung BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-36
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
2.3.1. Operasi Pengumpulan Dari Gambar 2.9 di atas, operasi pengumpulan sampah yang dijalankan di Kab. Bandung dibedakan atas 4 pola operasi pengumpulan yaitu : Individual Langsung (Door (Door to Door) Door),, Indivi Individua duall Tidak Tidak Langsu Langsung, ng, Komuna Komunall Langsu Langsung ng dan Komuna Komunall Tidak langsung.
Pola individual langsung (door to door) dimana door) dimana sampah dari sumber sampah dikumpulkan, dan langsung diangkut oleh kendaraan pengangkut sampah ke TPA. TPA. Lokasi Lokasi yang yang menggu menggunak nakan an siste sistem m ini diant diantara arany nya a adalah adalah kawas kawasan an indu indust stri ri,,
kawa kawasan san perk perkan anto tora ran, n, kome komers rsil il dan dan
permukim permukiman an teratur/ teratur/rea reall estate estate..
perm permuk ukim iman an teru teruta tama ma
Pola Pola ini ini terh terhit itun ung g sang sangat at bany banyak ak di
terap terapka kan, n, saat saat ini ada 71 titik titik yang dilaya dilayani ni dengan dengan sistem sistem ini. ini. Men Menuru urutt Dinas Kebersihan pola ini dijalankan di wilayah yang tidak bisa menyediakan sarana TPS. Namun demikian, berdasarkan observasi, waktu operasi pola ini memak memakan an wakt waktu u cukup cukup lama lama untuk untuk setiap setiap wilay wilayah ah pelay pelayana anan. n. Sebag Sebagai ai conto contoh h observ observasi asi di sebuah sebuah area area perum perumaha ahan n yang yang dilay dilayani ani secara secara Door Door to door, door, terukur terukur wakt waktu u operas operasion ional al selama selama 5 jam 31 menit menit 1 detik detik..
(Lihat (Lihat
Tabel Tabel beriku berikut). t). Apabi Apabila la jam kerja kerja TPA dibat dibatasi asi hanya hanya 8 jam perhar perhari, i, di pastikan pola door to door hanya bisa dijalankan 1 rit dalam sehari.
Gambar 2.10 Pola Operasional Individual Langsung
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-37
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Tabel 2.14 Waktu Operasi Pola Pengumpulan Door to Door Ritasi Pengumpulan Waktu Pengumpulan Sampah (Dari – Ke) (Menit) Pool Pool – Area Area pelay pelayan anan an 42 meni menitt 29 deti detik k Rata-r Rata-rata ata Pengum Pengumpul pulan an 3 meni menitt 5 detik detik / titik titik pelaya pelayanan nan Peng Pengan angku gkuta tan n ke TPA TPA 56 meni menitt 47 deti detik k Total Per Rit 4 Jam 8 menit 30 detik, untuk 50 titik pelayan ayana an Operasi di TPA 36 menit 50 detik Perja erjallanan anan Pula Pulan ng 45 men menit 41 deti detik k Total Waktu Operasi 5 Jam 31 menit 1 detik Sumber : Observasi lapangan, lihat Lampiran
Di dalam SNI 19-2454-2002, mengenai Tata Cara Tek Te knik nik
Oper Operas asio iona nall
Peng Pengel elol olaa aan n
Samp Sampah ah
Perkotaan, di sebutkan pola individual langsung diper iperun unttukan ukan
bagi agi
perm permu ukima iman
di
jal jalan
protokol dan kondisi serta kesediaan alat sudah mema memada dai. i.
Pola Pola ini ini juga juga di khusu hususn sny ya bagi bagi
daerah yang memiliki kondisi jalan yang tidak layak untuk alat/kendaraan kecil. kecil. Inefisiens Inefisiensii dimungki dimungkinkan nkan akan terjadi terjadi bila pola ini diterap diterapkan kan pada permukiman umum yang tidak memenuhi kriteria di atas. Pelaksanaan door to door door yang yang terja terjadi di di Kab. Kab. Bandu Bandung ng berjal berjalan an tidak tidaklah lah optima optimal, l, karen karena a pada pada pros proses es oper operas asio iona naln lnya ya sela selain in meme memerl rluk ukan an mini minima mall 3(ti 3(tiga ga)) oran orang g petugas petugas dan juga menggunakan menggunakan 1(satu) unit kendaraan kendaraan besar besar (jenis (jenis dump truk) truk) juga juga memb membut utuh uhk kan wakt waktu u yang yang panj panjan ang. g. Sela Selain in itu, itu, dari dari segi segi pelayanan jenis operasional ini hanya mampu melayani 1 rit/hari. Padahal dengan kapasitas tersebut seharusnya bisa melayani 2-3 rit/harinya. Berikut ini Evaluasi Kinerja dengan pola Door to door diperlihatkan pada Tabel 2.15. Tabel 2.15 Evaluasi Kinerja Pola Operasi Door to Door / Individual Langsung SNI 19-2454-2002 Pelaksanaan di Kab. Bandung Karakteris Karakteristik tik Wilayah Wilayah : Jalan bergelombang (>15-40%) Permuk Permukima iman n teratu teraturr / Komple Kompleks ks Real Real Sulit dijangkau kendaraan non mesin estate Perumahan di Jalan Protokol Timbulan Sampah > 0,3 m3/hari 0,2 – 0,25 m3/hari Kond Kondis isii dan dan juml jumlah ah alat alat mema memada daii Juml Jumlah ah kend kendar araa aan n angk angkut ut 69 Unit Unit,, 3 Untuk Untuk pengangkutan pengangkutan 567 m /hari. Beban Kerja : 8,2 m3/unit/hari
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-38
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Pola Pola oper operas asio iona nall indi indivi vidu dual al tida tidak k lang langsu sung ng,, yaitu yaitu pengumpu pengumpulan lan dari sumber sumber oleh gerobak, dibawa ke TPS dan diangkut ke TPA oleh kendaraan
pengangkutan.
Pola
operasi
individua individuall tidak tidak langsung langsung dalam SNI ditetapk ditetapkan an untuk
melayani
daerah
dengan
tingkat
part partis isip ipas asii masy masyar arak akat at yang yang rend rendah ah namu namun n tersedia lahan untuk TPS.
Pada Pada pola pola ini ini terd terdap apat at dua dua jeni jeniss kenda endara raan an peng pengum umpu pula lan n yang yang umum umum dipergunakan yaitu : 1. Geroba Gerobak k besar volume volume (1-1,5 (1-1,5)) m3 , kapasitas kerja 3 RW/gerobak atau 800 KK/ gerobak, dengan frekuensi 3 rit/minggu (2-3 hari sekali). 2. Gero Geroba bak k keci kecill volu volume me (0,2 (0,2 – 0,3) 0,3) m3, kapasi kapasita tass kerja kerja 8 KK/ge KK/gerob robak, ak, dengan frekuensi 6 rit/minggu.
Stan Standa darr
yang yang
haru haruss
terp terpen enuh uhii
terh terhad adap ap
sara sarana na
pengumpul berupa gerobak menurut SNI adalah setiap satu satu geroba gerobak k volum volume e 1 m3 disiapka disiapkan n untuk untuk melayani melayani 800 jiwa jiwa atau atau 200 KK. Dengan Dengan demik demikian ian,, kendar kendaraan aan pengu pengumpu mpull di Kab. Kab. Bandun Bandung g umumn umumnya ya berada berada pada pada kapasitas kerja yang melampaui kapasitas optimal (Beban Tinggi).
Gambar 2.11 Pola Pengangkutan Sistem Individual Tidak Langsung
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-39
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Keberada Keberadaan an lahan lahan untuk TPS merupakan merupakan faktor penentu penentu efektifitas kerja pola ini. Tipe TPS pada pola ini adalah TPS yang dilengka dilengkapi pi dengan dengan containe container, r, baik berlanda berlandasan san ata atau
pun
masyarakat seme ementa ntara
lah lahan
untuk ntuk
TPS
tidak idak..
Pada Pada kond ondisi isi dima diman na
masih belu belum m
part artisip isipas asii
pasif, terse rsedia, ia,
dilakukan pola operasi TPS Bayangan, atau TPS non permanen, dimana tidak terdapat bangunan khusus untu untuk k TPS TPS mela melain inka kan n hany hanya a beru berupa pa area area temp tempat at pertemuan gerobak dengan truk pengangkut.
Berikut ini adalah lokasi operasi pola individual tidak langsung, tanpa adanya TPS, TPS, yait yaitu u di Prot Protok okol ol Banj Banjar aran an dan dan Prot Protok okol ol Soreang. Dari Dari sisi sisi kemu kemuda daha han n oper operas asii teru teruku kurr pola pola ini ini sang sangat at memu memuda dahk hkan an piha pihak k peng pengel elol ola, a, kare karena na tidak idak
dipe iperlu rlukan
adan adany ya
lokas okasii
TPS
permanen permanen.. Terlebih Terlebih kendala kendala pengadaan pengadaan lahan sering menjadi alasan utama. utama. Hal ini tentunya akan mengurangi kebutuhan biaya
pengadaan
sarana.
Namun
demi demiki kian an,, dari dari aspe aspek k efek efekti tifi fita tass pola pola tidak
lagi
tepat
untuk
diterapkan
terle terlebih bih bila bila proses proses pemind pemindaha ahan n dilaku dilakukan kan di daerah daerah komer komersil sil atau atau di jalan jalan protokol. Seperti layaknya di Kopo Sayati dan Protokol Banjaran, dinilai sudah sangat tidak layak. Pada kasus di kedua lokasi ini selayaknya pihak pengelola terus terus mengup mengupay ayaka akan n pencar pencarian ian lahan lahan untuk untuk TPS TPS perman permanen, en, resiko resiko adanya adanya kebut kebutuha uhan n biaya biaya pengad pengadaan aan sarana sarana yang yang tingg tinggii selay selayakn aknya ya sudah sudah menjad menjadii konsekuensi yang harus diterima.
Kenda Kendala la utama utama pola pola ini selain selain esteti estetika ka dan kenya kenyaman manan an pendud penduduk uk,, adalah adalah masal masalah ah waktu waktu operas operasi. i. Men Mengin gingat gat biasan biasanya ya lokasi lokasi pengum pengumpul pulan an berada berada di daerah daerah komer komersil sil dan proto protokol kol,, selaya selayakn knya ya pola pola ini dijala dijalank nkan an di malam malam hari. hari.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-40
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Namu Namun, n, pada pada umum umumny nya a para para petu petuga gass peng pengum umpu pull gero geroba bak, k, tida tidak k bers bersed edia ia bekerja malam hari, disamping itu TPA pun tidak dioperasikan di waktu malam. Waktu operasi pagi atau siang ini sering menimbulkan gangguan lalu lintas.
Meng Me ngac acu u pada pada Pera Peratu tura ran n Daer Daerah ah Kabu Kabupa pate ten n Band Bandun ung g No. 31 Tahu Tahun n 2000 2000 tentang tentang Kebersih Kebersihan, an, Keindahan, Keindahan, Keterti Ketertiban ban dan Kesehata Kesehatan n Lingkunga Lingkungan, n, diatur diatur bahwa : a. Pengum Pengumpu pulan lan sampah sampah dari dari rumah rumah tingg tinggal al ke TPS dilaks dilaksana anakan kan oleh oleh petugas yang ditunjuk oleh RT/RW b. Jika tidak tidak ada petugas petugas RT/RW maka pengumpula pengumpulan n dapat dilaksanakan dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan atas permintaan RT/RW yang bersangkutan
Kete Keteta tapa pan n dala dalam m Perd Perda a ini ini menu menunj njuk ukka kan n adan adanya ya pola pola Bagi Bagi Pera Peran n dala dalam m pengelolaan sampah antara Pemerintah dan Masyarakat di tingkat Kecamatan. Pola Pola operas operasii indivi individua duall tidak tidak langsu langsung ng merup merupaka akan n metod metoda a yang yang cukup cukup tepat tepat unt untuk terap erapka kan n di bebe bebera rapa pa wila wilaya yah h di Kab. Kab. Band Bandun ung, g, teru teruttama ama pada pada Kecam Kecamat atan an yang yang terma termasuk suk pada pada katego kategori ri pelaya pelayanan nan kriti kritiss atau atau kepad kepadat atan an tingg tinggi. i. Penerap Penerapan an pola ini di daerah daerah padat padat pendudu penduduk, k, perlu perlu pembin pembinaan aan bagi masyarakat untuk bisa tertib buang sampah di TPS secara individual.
Pola Pola operas operasii Komun Komunal al langsu langsung ng,, yait aitu peni penimb mbul ul
samp sampah ah meng mengum umpu pulk lkan an
sampah sampahny nya a sendir sendirii ke suatu suatu tempat tempat (bak (bak atau atau lahan lahan terbuk terbuka), a), sampah sampah yang yang terkumpul akan diangkut oleh Dinas Kebersihan pada waktu tertentu. Pola ini dilaks dilaksana anakan kan di wilay wilayah ah dengan dengan keters ketersedi ediaan aan lahan lahan TPS, TPS, dengan dengan parti partisip sipasi asi masyarak masyarakat at yang cukup tinggi. tinggi. Efisiensi Efisiensi kerja dari pola ini sangat sangat tergant tergantung ung dari operasi pengangkutannya (Pembahasan lihat sub bab 2.3.4). Semakin tinggi freku frekuens ensii pengan pengangk gkuta utan n sampah sampah di lokasi lokasi komun komunal al terse tersebut but akan akan menjam menjamin in kondi kondisi si kebers kebersiha ihan n di lingk lingkung ungan an TPS terse tersebut but.. Yang Yang sering sering terja terjadi di adalah adalah frekuens frekuensii pengangk pengangkutan utan sangat sangat jarang jarang terkesan, terkesan, sehingga sehingga sampah sampah tersimpan tersimpan terlalu lama.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-41
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Gambar 2.12 System) Pola Pengangkutan Komunal Langsung (Bring (Bring System)
2.3.2. Penyapuan Jalan Merup Me rupak akan an hal pentin penting g memper memperhat hatika ikan n prakt praktek ek operas operasii penyap penyapuan uan jalan jalan
di
suatu kota, mengingat penyapuan jalan sangat menentukan pemandangan kota tersebut tersebut secara umum. umum. Penyapua Penyapuan n jalan sangat diperluk diperlukan an terutam terutama a di jalur utama dan di pusat kota serta di daerah komersil.
Saat Saat ini operas operasii penyap penyapuan uan jalan jalan di Kabupa Kabupate ten n Bandun Bandung g secara secara intens intensif if baru baru melay melayani ani dua dua ruas ruas jalan jalan utama utama yaitu yaitu Jalan Jalan Alfat Alfatu u dan Jalan Jalan Sorea Soreang. ng. Kedua Kedua jalu jalurr utam utama a ini ini meru merupa paka kan n prio priori rita tass dise diseba babk bkan an adal adalah ah jala jalan n utam utama a dan dan protokol.
Opera Operasi si penyap penyapuan uan dilaku dilakukan kan secara secara manua manuall dengan dengan jumlah jumlah total total petug petugas as penyap penyapu u jalan jalan 5 orang. orang. Sampa Sampah h hasil hasil sapuan sapuan dibaw dibawa a geroba gerobak k ke lokasi lokasi TPS TPS terdekat, selanjutnya diangkut ke TPA. Melihat dari jam kerja (2 jam per hari) dan jumlah tenaga kerja (5 orang) yang dikerahkan untuk menyapu kedua jalur terse tersebut but,, teruk terukur ur sudah sudah cukup cukup baik baik walau walau belum belum bisa bisa di kataka katakan n optima optimal. l. Selay Selayakn aknya ya untuk untuk operas operasii manual manual,, dengan dengan 2 jam kerja kerja,, tenag tenaga a berjum berjumlah lah 3 orang, dengan proporsi seorang menarik gerobak, 2 orang menyapu jalan.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-42
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Tabel 2.16 Evaluasi Kinerja Pola Operasi Penyapuan Jalan
Pola Operasi
Kondisi Eksisting Manual
Kendaraan Pengumpul
Gerobak
Tenaga Kerja
Jalan protokol 5 orang, 2 jalur jalan
Waktu kerja
2 jam, 2 jalur jalan
Standard Manual di permukiman dan daerah komersil. Mekanik di jalan protokol Manual, kendaraan bermotor, kapasitas kecil (Motor (Motor sampah / Bajaj Sampah) Mekanik, kendaraan penyapuan Manual : 3 orang per jalur penyapuan Mekanik : 1 orang per kendaraan Manual : 2 jam, 1 jalur Mekanik : 1 kendaraan per 2 km Mesin, 6 jam/hari
Di beberapa beberapa wilayah seperti Kopo Sayati Margahayu Margahayu,, Banjaran, Banjaran, Majalaya Majalaya dan Kata Katapa pang ng,, peny penyap apua uan n dila dilaku kuka kan n oleh oleh petu petuga gass gero geroba bak k samp sampah ah.. Oper Operas asii penyapuan dilakukan ketika petugas menarik sampah ke lokasi TPS.
Selain Selain memperh memperhatik atikan an operasi operasi penyapua penyapuan n yang benar, benar, keselam keselamatan atan kerja dan kese keseha hata tan n
petu petuga gass
juga juga
perl perlu u
dipe diperh rhat atik ikan an..
Seba Sebaik ikny nya a
petu petuga gass
dibe diberi ri
perlengkapan yang memadai untuk kemudahan pekerjaannya seperti alat bantu untuk untuk memudahk memudahkan an pekerjaan pekerjaannya. nya. Petugas Petugas penyapu penyapu sebaiknya sebaiknya menggunak menggunakan an mask masker er pada pada saat saat beke bekerj rja a untu untuk k meny menyar arin ing g debu debu agar agar tida tidak k meng mengga gang nggu gu keseh kesehat atann annya. ya. Pada Pada musim musim hujan hujan sebaik sebaiknya nya petuga petugass diberi diberi jas hujan, hujan, demi demi kesehatan dan kelancaran tugasnya.
Dari hasil sampling, sampling, diketahui diketahui bahwa komposisi komposisi sampah sampah organik organik dari sampah sampah sapuan jalan adalah 66 %. Hal ini menjadi sebuah potensi dalam pengolahan. Sampah Sampah sapuan jalan yang umumnya umumnya organik organik ini harus dipilah dipilah antara antara sampah sampah kering kering dengan dengan sampah sampah basah. basah. Sampah Sampah basahnya basahnya dapat dapat langsung langsung dikumpulk dikumpulkan an untuk diangkut ke tempat pengomposan, sedangkan sampah keringnya diangkut ke TPA.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-43
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Pola operasi pengumpulan yang dilakukan saat ini sudah tepat, yaitu sampah di kump kumpul ulka kan n deng dengan an gero geroba bak k ke TPS TPS terd terdek ekat at.. Namu Namun n untu untuk k memp memper erce cepa patt operas operasi, i, sehing sehingga ga dapat dapat menin meningka gkatk tkan an kapasi kapasita tas, s, pengg penggant antian ian kendar kendaraan aan pengum pengumpul pul yang yang semula semula geroba gerobak, k, menjad menjadii kenda kendaraa raan n kecil kecil sepert sepertii motor motor samp sampah ah atau atau baja bajajj samp sampah ah.. Pola Pola oper operas asii sepe sepert rtii ini ini baik baik unt untuk teru teruss dilaksanakan, namun tujuan lokasinya adalah lokasi pengomposan terdekat.
Gambar 2.13 Pola Pelayanan Penyapuan Jalan di Kabupaten Bandung
2.3.3. Operasi Pemindahan Yang dimaksud dengan operasi operasi pemindaha pemindahan n adalah adalah proses proses pengaliha pengalihan n sampah sampah dari alat dan atau sarana pengumpulan ke alat dan atau sarana pemindahan. Dengan demikian, proses pemindahan terjadi pada pola operasi tidak langsung, di sebuah lokasi TPS (Tempat Penampungan Sementara).
Saat ini di Kabupaten Bandung, dari seluruh TPS yang ada, dapat dikategorikan sebagai berikut : (1) TPS dengan dengan container container yang diberi landasan landasan (TPS-LC), (TPS-LC), 15 titik. titik. (2) TPS dengan dengan container container tanpa tanpa landasan landasan (TPS – C), 8 titik. titik. (3) TPS bak pasanga pasangan n bata (TPS – Bak), Bak), 20 titik. titik. (4) TPS darurat, darurat, di atas lahan tanpa tanpa prasarana prasarana (TPS – Darurat) Darurat),, 14 titik. titik.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-44
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Dari Dari keemp keempat at bentu bentuk k fisik fisik TPS TPS terse tersebut but,, TPA TPA jenis jenis Landasan Container yang masih layak dipertahankan, sedangkan ketiga bentuk lainnya, selayaknya segera diperbaik diperbaiki. i. Kesulita Kesulitan n utama utama dalam pengadaaa pengadaaan n TPS umumn umumnya ya ada pada pada pengad pengadaan aan lahan, lahan, akan akan tetapi tetapi kenda kendala la ini bisa bisa diatas diatas dengan dengan koordi koordinas nasii dengan dengan berbagai pihak dan antar Dinas di dalam lingkungan Pemerintah Daerah.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, operasi pemindahan sampah, belum baik diukur dari hal-hal berikut ini : o
Proses Proses pemindahan pemindahan dari Gerobak Gerobak ke TPS, TPS, umumnya umumnya dituang dituang begitu saja, dengan bantuan seorang atau dua orang petugas yang hanya dilengkapi dengan dengan sebuah sebuah singkup. singkup. Pada operasi operasi ini kendala kendala utama utama yang dihadapi dihadapi adalah adanya kontak antara petugas dengan sampah yang relatif lama.
o
Untuk pemindahan pemindahan dari TPS dengan dengan kontainer dilakukan dilakukan langsung dengan dengan menuk menukar ar kont kontain ainer er isi dengan dengan yang yang koson kosong. g. Perma Permasal salaha ahan n yang yang sering sering dihadapi adalah -
Sampah Sampah meluap meluap dari dari kontai kontainer ner sehing sehingga ga banyak banyak sampah sampah yang yang tercecer di pelataran
-
Untuk membersihkan membersihkan TPS TPS sering petugas petugas harus menumpuk menumpuk sampah sampah ke dala dalam m kont kontai aine nerr sehi sehing ngga ga seri sering ng terj terjad adii pema pemada data tan n yang yang berlebih.
o
Untuk Untuk pemind pemindaha ahan n dari dari TPS TPS berben berbentu tuk k bak atau atau pelat pelatara aran, n, dilaku dilakukan kan secara secara manual oleh satu atau dua orang petugas petugas dengan sebuah sebuah singkup. singkup. -
Waktu operasi pemuatan relatif lama,
-
Waktu kontak antara antara sampah sampah dengan petugas panjang.
-
Pembongk Pembongkaran aran hanya dilakukan dilakukan seorang seorang atau dua orang petugas dengan sebuah singkup.
-
Banyak Banyak sampah sampah yang berceceran berceceran dan berseraka berserakan n di pelataran TPS .
o
Perma Permasal salaha ahan n krusia krusiall lain lain dalam dalam operas operasii pemind pemindaha ahan n adalah adalah operas operasii pemin pemindah dahan an siste sistem m tidak tidak langsu langsung ng tanpa tanpa TPS TPS yang yang dilaku dilakukan kan di Kopo Kopo Saya Sayati ti dan dan Prot Protok okol ol Banj Banjar aran an.. Pada Pada oper operas asii ini ini kend kendal ala a tekn teknis is pada pada
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-45
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
dasarn dasarnya ya sama sama dengan dengan kedua kedua pola pola operas operasii di atas, atas, bahkan bahkan lebih lebih kritis kritis yaitu : -
Walaupun Walaupun waktu waktu datangnya datangnya kendaraan kendaraan angkut angkut sudah ditetapkan ditetapkan,, akan akan tetap tetapii sering sering geroba gerobak k yang yang telah telah beris berisii sampah sampah menung menunggu gu lama, dan mengganggu jalan serta estetika
-
Pros Proses es
pemi pemind ndah ahan an
sang sangat at
manu manual al,,
sehi sehing ngga ga
wakt waktu u
yang yang
diperluk diperlukan an untuk untuk memuat memuat sampah sampah ke dalam dalam kendaraan kendaraan angkut, relatif sangat lama (lebih dari 2 jam). -
Sebersih Sebersih apa pun petugas setempat setempat membersihk membersihkan an lokasi, lokasi, namun namun kondisi tempat tetap saja nampak kotor sehingga terlihat adanya tapak yang kotor.
Dari Dari peng pengam amat atan an di atas atas,, dapa dapatt disi disimp mpul ulka kan n oper operas asii pemi pemind ndah ahan an yang yang dijala dijalank nkan an di wilaya wilayah h kerja kerja Dinas Dinas Keber Kebersih sihan an Kabup Kabupate aten n Bandun Bandung g sangat sangat tidak efisien dalam penggunaan tenaga dan waktu serta pembenahan model operasi pemindahan.
Salah lah
sat satu
alter ltern natif atif
untu ntuk
mengat ngatas asii
permasala permasalahan han dalam dalam operasi operasi pemindah pemindahan an ini adalah adalah penge pengemba mbanga ngan n TPS TPS menjad menjadii sebuah sebuah tra transf nsfer depo depo mod model Ram Ram, dimana para pena penari rik k gero geroba bak k dat datang ang di tran transf sfer er depo depo sebe sebelu lum m dump dump truk truk.. Pada Pada saat saat dump dump truk truk datang datang,, merek mereka a secara secara bergil bergilir ir memas memasuka ukan n sampah dengan cara menuangkan isi gerobak ke dalam bak truk. Cara seperti ini ini akan akan meng menghe hema matt peng penggu guna naan an wakt waktu u dan dan tena tenaga ga untu untuk k pemi pemind ndah ahan an sehing sehingga ga ritasi ritasi pengum pengumpu pulan lan dan penga pengangk ngkut utan an dapat dapat diting ditingka katka tkan. n. Bila Bila transfer transfer depo model Ram belum dapat dibuat, maka penarik gerobak tetap data atang di
tran ransfe sfer depo depo sebe sebelu lum m dum dump tru truk data atang, ng, dan dan
merek reka
memasukk memasukkan an sampahny sampahnya a ke dalam dalam karung karung untuk untuk memudahk memudahkan an pemindah pemindahan an sampah ke dalam dump truk. Dengan cara demikian, maka dump truk tidak perlu parkir telalu lama di transfer depo, sehingga diperoleh efisiensi waktu pengangkutan. Dengan demikian ritasinya dapat ditingkatkan.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-46
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Dalam Dalam upaya upaya pengemban pengembangan gan sistem sistem dengan dengan paradigma paradigma 3R, yaitu yaitu minimasi minimasi samp sampah ah ke TPA TPA deng dengan an peng pengom ompo posa san n dan dan daur daur ulan ulang, g, TPS TPS sela selaya yakn knya ya dikemban dikembangkan gkan menjadi menjadi pusat pusat pengelol pengelolaan aan sampah sampah skala skala kelurahan kelurahan,, dengan dengan inti proses adalah pengomposan. Dengan demikian, TPS merupakan tempat pemindahan sampah anorganik saja, sampah organik tidak lagi dipindahkan melainkan langsung dikomposkan di lokasi TPS tersebut.
Ada
kalanya
di
TPS
tidak
memungkink inkan
dikembangkan
operasi
pengompo pengomposan, san, maka TPS berfungsi berfungsi sebagai sebagai lokasi lokasi pemindah pemindahan an kedua kedua jenis jenis sampah ini dengan pola sampah terpilah, sehingga sarana prasarananya pun harus harus disedi disediak akan an sedemi sedemiki kian an rupa. rupa.
Cont Contain ainer er terpi terpilah lah antara antara organi organik k dan
anorganik harus sudah dipertimbangkan keberadaannya.
2.3.4. Operasi Pengangkutan Faktor yang mempegaruhi kinerja operasi pengangkutan adalah : (1) Jarak titik akhir akhir pengum pengumpul pulan an terha terhadap dap TPA, TPA, (2) Mo Model del kendar kendaraan aan angkut angkut dan kondi kondisi si fisiknya, (3) Kondisi jalan baik kepadatan arus lalu lintas maupun kualitas jalan yang dilaluinya.
Melihat luasnya area administrasi di setiap Kecamatan yang ada dalam wilayah pela pelaya yana nan n dan dan deng dengan an hany hanya a ada ada satu satu loka lokasi si TPA, TPA, yait yaitu u di Desa Desa Baba Babaka kan, n, Kecamatan Argasari, dapat dipastikan jarak antara lokasi pengumpulan ke TPA sangat sangat jauh. Lokasi Lokasi TPA Babakan itu sendiri sendiri berjarak kurang kurang lebih 12 km dari jalan raya. Sebagai contoh, jarak dari Soreang dimana jaraknya relatif masih dekat, jarak ke TPA terukur 30 km.
Bila Bila meliha melihatt cara cara operas operasion ional al pengan pengangk gkuta utan n yang yang ada,
maka
kinerja
pengangkutan
sampah
Kabupate Kabupaten n Bandung Bandung masih perlu perlu ditingka ditingkatkan tkan lagi, terutama terutama untuk untuk menghema menghematt waktu waktu pengangk pengangkutan utan agar agar ritasi ritasi dapat dapat diopt dioptimu imumk mkan. an. Optimas Optimasii
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
ritasi ritasi
Hal II-47
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
arma armada da peng pengan angk gkut ut ini ini perl perlu u dila dilaku kuka kan n deng dengan an meni meninj njau au ulang ulang prak prakte tek k pemindahan dan rute pengangkutan.
Cara pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan sampah yang dijalankan di Kabupate Kabupaten n Bandung, Bandung, terukur terukur jumlah jumlah waktu waktu yang sangat sangat panjang panjang mencapai mencapai 8 Jam 59 menit menit,, untuk untuk siste sistem m tidak tidak langsu langsung ng tanpa tanpa keber keberada adaan an TPSS, TPSS, serti serti di Kopo Sayati. Untuk sistem langsung (door (door to door ), ), observasi di wilayah Gading Tutuka Tutuka menunjuk menunjukkan kan waktu waktu operasional operasional selama selama 6 jam 56 menit. (Lihat Tabel
2.17) Tabel 2.17 Perbadingan Waktu Operasi Pengumpulan dan Pengangkutan Sistem Tidak Langsung Sistem Langsung Tahap Operasi Waktu Tahap Waktu (menit) Operasi (menit) Persiapan Administrasi 14,42 6,42 Bergerak dari Pool ke TPS 46,4 42,8 Pemind Pemindaha ahan n Dari Dari Geroba Gerobak k ke 246,37 197,33 Kontainer Persia Persiapan pan keberan keberangkat gkatan an ke 8,16 9,77 TPA Waktu Pemindahan 315,35 Pengumpulan 256,32 Pengangkutan ke TPA 110,48 56,78 Waktu masuk ke TPA 11,48 4,58 Pembongkaran di TPA 0,21 0,53 Waktu Proses di TPA 122,17 61,89 Dari TPA ke Pool 101,05 45,68 TOTAL 538,57 TOTAL 363,89 atau Atau 6 jam 8 jam 59 56 menit menit Sumber : Hasil Pengukuran di Lapangan, 2007 *) Keterangan Titik Sampling: 1. Lokasi Sistem Sistem Langsung Langsung : Wilayah protokol protokol Banjaran Banjaran dan sekitarny sekitarnya a (Wilayah II) 2. Lokasi Lokasi Sisit Sisitem em tidak tidak Langsu Langsung ng TPS Jl. Alfath Alfathu-s u-sore oreang ang,, dan TPS Kopo Kopo Sayati. Sayati. (Wilayah I)
Berdas Berdasark arkan an data data di atas atas dapat dapat diperk diperkira irakan kan bahwa bahwa dalam dalam satu satu hari, hari, untuk untuk sistem sistem langsung langsung maupun maupun tidak tidak langsung langsung hanya bisa menjalankan menjalankan operasi satu kali kali jalan jalan (1 rit/ha rit/hari/ ri/ke kenda ndaraa raan). n). Hal ini menyeb menyebabk abkan an kebut kebutuha uhan n jumlah jumlah
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-48
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
kendaraan yang lebih besar untuk mencapai tingkat pengangkutan yang lebih tinggi.
Alasan lain kurang efisiennya operasi pengangkutan sampah yang dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan, adalah :
Terpusat Terpusatnya nya Pool Kendaraan Kendaraan di satu titik yaitu di Kantor Kantor Dinas Kebersiha Kebersihan, n, yang yang terl terlet etak ak di Jl. Jl. Raya Raya Banj Banjar aran an-S -Sor orea eang ng Km 3, seme sement ntar ara a wila wilaya yah h pelayanan sangat luas sebarannya.
Berdas Berdasark arkan an penguk pengukura uran n di peta, peta, centr centroid oid wilay wilayah ah saat saat ini berpus berpusat at di Soreang, jarak dari Pool ke titik centroid ± 10 km, sedangkan dari centroid ke TPA Babakan adalah ± 33 km.
Gambaran jarak pool kendaraan pengangkut, titik centroid pelayanan dan TPA di Kabupaten Bandung, dapat dilihat pada Gambar 2.14.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-49
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung 740000
760000
780000
800000
820000
Gambar 2.14 PETA SEBARAN SARANA PERSAMPAHAN KABUPATEN BANDUNG
N CIKALONG WETAN
0 0 0 0 6 2 9
9 2 6 0 0 0 0
CIPEUNDEUY
W
E S
S K A L A 1 : 2 0 0 .0 .0 0 0 W # ' Y
PARONGPONG
CISARUA
# aa Y % PADALARANG a % % # Y a % a %
TPA Sarimukti
0 0 0 0 4 2 9
BATUJAJAR
# Y
a % NGAMPRAH a %a a % % a %% a %a a % # Ya % a % a %
CIMEUNYAN
a %
a %
9 2 4 0 0 0 0
CILEUNYI
a % MARGAASIH
a % a % # Y a %# a % a a % % ³ KOLOT # Y % DAYEUH # a % a a % a % a Y % # Y MARGAHAYU # a % Y # Ya % a % # Y a %
CILILIN TPA Leuwigajah
# Y # ³ KATAPANG # ³ SINDANG KERTA
SOREANG
# Y# # Y Y # Y
a % þ
a % # Y PAMEUNGPEUK # Y
# Y % %a # Ya
RANCAEKEK
a %
a %
8
9 2 2 0 0 0 0
W '
CIMAUNG PACET
TPA Babakan RANCA BALI
PANGALENGAN
# ³
TPSS
BATAS KECAMATAN
JALAN LOKAL JALAN NASIONAL
TPA Wila ah Timur Timur
JALAN UTAMA SUNGAI
# Y PASIRJAMBU
JALAN KERETA API
# Y TPA Legok Nangka
IBUN
Centroid WP I
TPA
BATAS KOTA PASEH
ARJASAR I
POOL KENDARAAN
BATAS KABUPATEN
NAGREG
a % MAJALAYA
Centroid WP II
# Y
CIKACUNG
# ³
BANJARAN
CIWIDEY
a %
# Y CIPARAY a %
PENGOMPOSAN
Y #
a % JERUK SOLOKAN
a %
# Y # # Y Y
CICALENGKA # Y # Y
Centroid WP III # Y
DTD
W '
a % BOJONG SOANG
BALEENDAH
a % # ³
þ
a %
a %a %
# Y a %
# Y
a % a %
0 0 0 0 0 2 9
6
CILENGKRANG
TPA Pasir TPA Pasir Buluh
a % a % a %
GUNUNG HALU
4
# Y % # Ya a %
RONGGA
0 0 0 0 2 2 9
2
Kilometers
a %
TPA CIPONGKOR Wila ah Barat Barat
0
# Y a %
# Ya % CIPATAT
2
W ' LEMBANG
a %
9 2 0 0 0 0 0
# Y
KEGIATAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN MANAJEMEN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KABUPATEN BANDUNG KERTASARI
BAPEDA BAPPEDA KABUPATEN KABUPATEN BANDUNG BANDUNG
0 0 0 0 8 1 9
740000
760000
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
780000
800000
820000
Hal II-50
9 1 8 0 0 0 0
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Berdas Berdasark arkan an observ observasi asi dan data data operas operasii penga pengangk ngkut utan an di Dinas Dinas Keber Kebersih sihan, an, diperoleh data pengangkutan seperti pada Tabel 2.18. Dari data tersebut, dan dibandingkan terhadap beban timbulan sampah di seluruh kota, maka Tingkat Pengan Pengangku gkuta tan n sampah sampah di Kabupa Kabupate ten n Bandun Bandung g saat saat ini baru baru menca mencapai pai 20,8%, 20,8%, seja sejala lan n deng dengan an ting tingka katt pela pelaya yana nan, n, dima dimana na volu volume me timb timbul ulan an tera terang ngku kutt mencapai 567 m3/hari, dari total timbulan 2.722 m3/hari.
Tabel 2.18 Tingkat Pengangkutan Sampah di Kabupaten Bandung Wilayah
Sampah Terangkut
Tot. Timbulan Kota
(m3/hr)
(m3/hr)
Tingk. Pengangkutan
I
205
896
22,9%
II
140
867
16,2%
III
222
959
23,1%
Total Tingk. Pengangkutan Kota
20,8%
Jumlah 567 2722 Sumber : Hasil Observasi dan Perhitungan Tahun 2007
Kapasitas angkut Kendaraan angkut yang dioperasikan di Kab. Bandung saat ini dapat dilihat pada Tabel 2.19.
Tabel 2.19 Kapasitas Angkut Sampah Eksisting No.
Jenis Sarana
Volume (m3)
Jumlah (unit)
Kapasitas Angkut/unit (m3)
Total (m3)
1
Dump Truck
6
31
9.6
298
2
Arm Roll
10
5
16
80
3
Arm Roll
6
16
9.6
154
532 Keterangan : Faktor Pemadatan 1,6 Catatan : Prasarana eksisting tidak termasuk Aset Bandung Barat
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-51
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Dat ata a
dari da ri
Dina Di nass
Kebe Ke bers rsih ihan an,,
rata ra ta-r -rat ata a
frek fr ekue uens nsii
peng pe ngan angk gkut utan an
mencapai 2 rit/unit/hari, dengan tingkat pemadatan 1,6 di dalam alat angkut, maka akan diperoleh kapasitas maksimum 532 m3/hari. Saat ini sampah samp ah tera terangku ngkutt menc mencapai apai 567 m3/hari /hari,, deng dengan an kat kata a lain kap kapasita asitass angkut kendaraan telah melampaui kapasitas maksimumnya.
Deng Dengan an demi demiki kian an juml jumlah ah arma armada da peng pengan angk gkut utan an haru haruss dita ditamb mbah ah sehi sehing ngga ga pengangkutan sampah dapat ditingkatkan.
2.3.5. Operasi Pengolahan Samp Sampai ai akhi akhirr Tahu Tahun n 2007 2007,, Dina Dinass Kebe Kebers rsih ihan an Kabu Kabupa pate ten n Band Bandun ung g belu belum m menjalankan pengolahan. Akhir tahun tahun 2007, pengomposan pengomposan di TPA Babakan baru dija ijalank lanka an
dan
dikembangkan
masih asih
atas
terse rsendat ndat--sen sendat. at.
kerjasama
dengan
Seme ementa ntara PLN
pun
itu itu
baru
PLTS LTSa akan
yang
dimulai
pembangunannya pada Tahun 2008.
Namun Namun demikian demikian,, bila sektor sektor informal informal dengan dengan aktifit aktifitas as pengumpu pengumpulan lan sampah sampah potens potensii daur daur ulang ulang dapat dapat diperh diperhitu itungk ngkan an sebaga sebagaii kegia kegiata tan n pengol pengolaha ahan n oleh oleh sekt sektor or info inform rmal al,, maka maka dipe diperk rkir irak akan an saat saat ini ini baru baru menc mencap apai ai 8% terh terhad adap ap timbulan desa, atau 3,4% terhadap Potensi Daur Ulang dari timbulan total.
Dengan demikian, kegiatan perolehan kembali bahan potensi daur ulang oleh sistem sistem informal informal memberik memberikan an kontribu kontribusi si reduksi reduksi beban beban penimbun penimbunan an sampah sampah di TPA sebesar 1,48%.
Dari hasil studi timbulan, terukur potensi bahan daur ulang sampah anorganik di Kabupa Kabupaten ten Bandu Bandung ng yang yang tingg tinggii adalah adalah kert kertas as (19,4% (19,4%)) dan plast plastik ik (17,52 (17,52%). %). Namun demikian, observasi di lapangan memperlihatkan nilai ekonomis plastik jauh jauh lebih lebih tingg tinggii dari dari kert kertas, as, sehing sehingga ga daur daur ulang ulang plast plastik ik lebih lebih berke berkemba mbang ng dibandin dibandingkan gkan kertas. kertas. Hal ini menunjuk menunjukkan kan bahwa bahwa untuk untuk pengemba pengembangan ngan daur ulang ulang sampah sampah anorga anorganik nik di Kabup Kabupate aten n Bandun Bandung, g, selay selayakn aknya ya plasti plastik k menjad menjadii prioritas penanganan.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-52
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Bila Bila dilak dilakuka ukan n penda pendataa taan n dengan dengan seksam seksama a sesung sesungguh guhny nya a saat ini di seluru seluruh h wila wilaya yah h Kabu Kabupa patten Band Bandun ung g telah elah bany banyak ak inis inisia iattif warg warga a dala dalam m upay upaya a menangani menangani sampah. sampah. Umumnya Umumnya mereka mereka mengemba mengembangka ngkan n pengelola pengelolaan an secara secara komun komunal, al, namun namun sering sering sekali sekali tidak tidak berlan berlandas daska kan n pada pada perenc perencana anaan an yang yang kompreh komprehensi ensiff dan akhirnya akhirnya terhenti. terhenti. Belum Belum adanya adanya pencatatan pencatatan yang baik oleh Dinas Dinas terhadap terhadap lokasi-lok lokasi-lokasi asi swadaya swadaya masyarak masyarakat at ini menyebab menyebabkan kan kinerjany kinerjanya a belum bisa terukur.
Terhentinya Unit Pengolahan Sampah (UPS) baik yang dibantu oleh Pemerintah maupun dana dari luar umumnya disebabkan karena masalah pengelolaan bukan masal masalah ah teknis teknis.. Belum Belum terba terbangu ngunny nnya a kemamp kemampuan uan masyar masyarak akat at lokal lokal dalam dalam mengelol mengelola a sebuah sebuah unit produksi produksi baik yang berorien berorientasi tasi bisnis maupun maupun tidak, tidak, perlu diperhatikan ketika akan mengembangkan pengolah.
Melihat Melihat berbagai praktek pengolahan pengolahan sampah sampah di beberapa beberapa kota di Indonesi Indonesia, a, Dinas Dinas Kebers Kebersiha ihan n sesung sesungguh guhnya nya dapat dapat mengem mengemban bangka gkan n kemit kemitraa raan n dengan dengan masya masyarak rakat at dalam dalam hal pengol pengolaha ahan n sampah sampah ini. ini. Terbu Terbukt kti, i, kelom kelompo pok k inform informal al dapat menjalankan berbagai usaha daur ulang dan pengomposan pun lebih baik keti ketika ka dikelo dikelola la oleh oleh masyar masyarak akat at,, dengan dengan catat catatan an dilaku dilakukan kan pember pemberday dayaan aan secara total. Kemitraan pengelolaan sampah dengan masyarakat dapat berupa pemb pember eria ian n
tugas ugas peng pengel elol olaa aan n
dala dalam m
suat suatu u
wila wilaya yah, h, dima dimana na kelo kelomp mpok ok
masyarak masyarakat at diberi diberi insentif. insentif. Adapun insentif insentif tersebut tersebut dapat berasal berasal dari biaya biaya operas operasii pengel pengelola olaan an yang yang biasa biasanya nya dikelu dikeluark arkan an oleh oleh Pemer Pemerint intah, ah, tent tentuny unya a dengan besaran yang telah direduksi untuk efisiensi.
Pada Pada stud studii timb timbul ulan an,, teru teruku kurr timb timbul ulan an samp sampah ah di Kab. Kab. Band Bandun ung g masi masih h di domina dominasi si oleh oleh sampah sampah organi organik. k. Pengom Pengompos posan an adalah adalah altern alternati atiff pengo pengolah lahan an sampah jenis ini.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-53
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Tabel 2.20 Potensi Pengomposan Sampah Kab. Bandung Timbulan Timbulan Sampah Sampah Organik Organik Potensi Potensi Bahan Bahan Baku Kompos Kompos m3/hr ton/hr m3/hr ton/hr 2008 1549,8 310,0 1472,3 294,5 2010 1643,8 328,8 1561,6 312,3 2015 1911,6 382,3 1816,0 363,2 2020 2234,8 147,2 2123,1 424,6 2025 2626,6 172,7 2495,3 499,1 2028 2901,2 580,2 2756,2 551,2 Sumber : Buku-3, Studi Timbulan dan Karakteristik Sampah
Tahun
Potensi Potensi Kompos Kompos Jadi m3/hr ton/hr 441,7 88,3 468,5 93,7 544,8 109,0 636,9 127,4 748,6 149,7 826,9 165,4
Terdapat 3 faktor yang perlu diperhatikan dalam pengomposan yaitu : (1) Pelaku pengomposan atau pelaksananya pelaksananya (2) Teknologi Teknologi pengom pengomposan posan dan dan (3) Skala Skala pengomp pengomposan osan
Pengomposan dapat dilakukan oleh masyarakat maupun oleh Dinas Kebersihan sendiri. sendiri.
Tinjauan Tinjauan terhadap terhadap praktek-prak praktek-praktek tek pengomposa pengomposan n yang dilakukan dilakukan di
berbag berbagai ai kota kota di Indone Indonesia sia,, pengom pengompo posan san akan akan lebih lebih efekti efektiff dan efisie efisien n jika jika dilakuk dilakukan an dengan dengan pola kemitraa kemitraan n bersama bersama masyaraka masyarakatt atau swasta, swasta, tentunya tentunya yang perlu perlu diperhat diperhatikan ikan adalah adalah mekanisme mekanisme kemitraa kemitraannya nnya itu sendiri. sendiri. Sering Sering terja erjadi di,,
masy masyar arak akat at diaj diajak ak meng mengom ompo posk skan an samp sampah ah,,
akan akan tetap etapii
tidak idak
dikem dikemban bangk gkan an mekan mekanism isme e insent insentifn ifnya ya,, sehing sehingga ga sering sering terja terjadi di masya masyarak rakat at merasa berat dengan biaya operasi pengomposan tersebut.
Dala Dalam m
aspe aspek k
tekno eknolo logi gi
peng pengom ompo posa san, n,
bany banyak ak
alte altern rnat ativ ive e
yang yang
suda sudah h
dikemban dikembangkan gkan dan bahkan bahkan teruji teruji di Indonesi Indonesia. a. Teknologi Teknologi pengomposan pengomposan sudah sudah tersedia tersedia mulai mulai dari teknologi teknologi sederhan sederhana a hingga teknolog teknologii canggih. canggih. Pemilihan Pemilihan teknologi akan ditentukan oleh pelaku pengomposan itu sendiri. Pengomposan yang dilakuk dilakukan an oleh masyarak masyarakat at dan pemerinta pemerintah h kiranya kiranya cukup cukup menggunak menggunakan an meto metoda da sede sederh rhan ana, a, seda sedang ngka kan n untu untuk k pela pelaku ku swas swasta ta untu untuk k meni mening ngka katk tkan an efisiensi, selayaknya perlu dipilih teknologi tinggi, seperti biodegester.
Skala Skala pengom pengompos posan an seharu seharusny snya a menjad menjadii perha perhati tian, an, mengin mengingat gat hal ini akan akan menentukan besar kecilnya sarana dan prasarana yang harus dipersiapkan untuk
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-54
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
itu. itu. Meliha Melihatt besarn besarnya ya potens potensii bahan bahan baku baku kompo kompos, s, selaya selayakny knya a di Kabupa Kabupate ten n Bandung dikembangkan pengomposan dalam beberapa skala, yaitu : (1) Skala lingkungan, lingkungan, di tingkat RT/RW RT/RW dengan melibatkan melibatkan masyarakat masyarakat (2) Skala Skala kawasa kawasan, n, di tingka tingkatt Kelur Keluraha ahan n dengan dengan pende pendekat katan an kemit kemitraa raan n anta antara ra Peme Pemeri rint ntah ah,, Masy Masyar arak akat at dan dan atau atau Swas Swasta ta.. Pola Pola ini ini dapa dapatt dilakukan di TPS-TPS yang ada. (3) Skala Skala kota, kota, yaitu yaitu pengompo pengomposan san yang dilakukan dilakukan di TPA, untuk melayani wilayah yang tidak memungkinkan dikembangkannya skala kawasan dan skala lingkungan
Cara penanganan sampah lain yang banyak di pakai dalam mengatasi sampah kota kota adalah adalah pemusn pemusnaha ahan n dengan dengan pemba pembakar karan an (incinerasi). incinerasi ). Namun Namun demikian demikian,, karakte karakterist ristik ik sampah sampah Kabupaten Kabupaten Bandung Bandung dengan dengan kelembab kelembaban an dan kandungan kandungan organik organik tinggi menyebabk menyebabkan an Nilai Nilai Kalor Kalor yang diperoleh diperoleh masih masih lebih lebih kecil dari Nilai Nilai Kalor Kalor yang yang dibut dibutuhk uhkan an yaitu yaitu 2000 2000 kkal/ kkal/kg-B kg-BK. K. Teknol Teknologi ogi incine incineras rasii ini dalam dalam implem implement entasi asinya nya selain selain memerl memerluk ukan an biaya biaya tinggi tinggi juga juga memer memerluk lukan an ketelitian yang tinggi dari pihak pengelola, mengingat dampak dari pembakaran tersebut terhadap lingkungan. Disamping itu, saat ini dengan kehadiran sampah plasti plastik k di dalam dalam sampah sampah,, merup merupak akan an potens potensii emisi emisi dioks dioksin in dari dari pembak pembakara aran n dibawah 800oC, dapat diperkirakan bahaya yang mengancam.
Karena itu, di dalam perkembangan pengolahan sampah di Indonesia, teknologi pembakaran kurang berkembang. Namun demikian, saat ini banyak ditawarkan teknolo teknologi gi pembakar pembakaran an sampah sampah yang digabungk digabungkan an dengan dengan pemanfaata pemanfaatan n panas panas yang dihasilkannya menjadi listrik (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah/PLTSa). Tekno Teknolog logii ini kini kini menjad menjadii altern alternat atif if diseba disebabka bkan n karena karena peluan peluang g perole perolehan han keuntungan dari penghasilan listrik.
Tekno Teknolog logii insine insineras rasii merup merupaka akan n teknol teknologi ogi yang yang mengk mengkonv onvers ersii materi materi padat padat (dalam hal ini sampah) menjadi materi gas (gas buang), serta materi padatan yang yang sulit sulit terba terbakar kar,, yaitu yaitu abu ( bottom bottom ash) ash) dan debu ( fly ( fly ash). ash). Panas yang dihasilkan dari proses insinerasi juga dapat dimanfaatkan untuk mengkonversi suatu suatu materi materi lain lain dan ene energi rgi,, misaln misalnya ya untuk untuk pemban pembangki gkita tan n listr listrik ik dan air
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-55
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
panas. panas. Insineras Insinerasii adalah adalah metode metode pengolah pengolahan an sampah sampah dengan dengan cara membak membakar ar sampah sampah pada suatu tungku tungku pembakar pembakaran. an. Di beberapa beberapa negara maju, maju, teknologi teknologi insine insineras rasii sudah sudah ditera diterapk pkan an dengan dengan kapas kapasit itas as besar besar (skala (skala kota). kota). Teknol Teknologi ogi insi insine nera rato torr skal skala a besa besarr teru teruss berk berkem emba bang ng,, khus khusus usny nya a deng dengan an bany banyak akny nya a peno penola laka kan n
akan akan tekn teknol olog ogii ini ini yang yang dian diangg ggap ap berm bermas asal alah ah dala dalam m sudu sudutt
pencem pencemara aran n udara. udara. Salah Salah satu satu keleb kelebiha ihan n yang yang dikemb dikembang angkan kan terus terus dalam dalam tekn teknolo ologi gi terba terbaru ru dari dari insine insinerat rator or ini adalah adalah pemanf pemanfaat aatan an ene enersi rsi,, sehing sehingga ga nama nama insi insine nera rato torr cend cender erun ung g beru beruba bah h sepe sepert rtii waste-to-e waste-to-energy nergy,, thermal, thermal, converter .
Meskipun teknologi ini mampu melakukan reduksi volume sampah hingga 70%, namu namun n
tekn teknol olog ogii insi insine nera rasi si memb membut utuh uhka kan n biay biaya a inves investa tasi si,,
oper operas asii
dan dan
pemeli pemelihar haraan aan yang yang cukup cukup tingg tinggi. i. Fasili Fasilitas tas pembak pembakara aran n sampah sampah dianju dianjurka rkan n hanya hanya diguna digunakan kan untuk untuk memus memusnah nahkan kan/me /memba mbakar kar sampah sampah yang yang tidak tidak bisa bisa dikomposkan, di daur ulang, ataupun tidak layak untuk diurug.
Pada implementasi teknologi incinerasi ini, harus dipastikan instalasi ini harus dileng dilengkap kapii dengan dengan sistem sistem penge pengenda ndalia lian n dan contr control ol untuk untuk memenu memenuhi hi batasbatasbatas emisi partikel dan gas buang, sehingga dipastikan asap yang keluar dari tempat pembakaran sampah merupakan asap/gas yang sudah netral. Abu yang dihasilkan dari proses pembakaran bisa digunakan untuk bahan bangunan, atau dibuang ke landfill ke landfill..
Ener Energi gi pana panass yang yang dapa dapatt diko dikonv nver ersi si menj menjad adii list listri rik k dan dan recovery panas merupakan salah satu keunggulan yang ditawarkan dari incinerator jenis baru. Enersi Enersi terse tersebu butt berasa berasall dari dari panas panas dalam dalam tungk tungku, u, yang yang biasan biasanya ya diding didingink inkan an dengan air dan uap air yang terjadi dapat digunakan sebagai penggerak turbin pembangkit pembangkit listrik.
Namu Namun n untu untuk k pene penera rapa pan n PLTS PLTSa a di Kabu Kabupa pate ten n Band Bandun ung g perl perlu u pema pemaha hama man n bahwa: (1) Produ Produk k panas panas yang yang nanti nanti dikonv dikonvers ersii menjad menjadii listri listrik, k, akan akan terga tergant ntung ung dari dari nilai nilai kalor kalor sampah sampah itu sendir sendiri. i. Nilai Nilai kalor kalor sampah sampah di Kabup Kabupat aten en Bandun Bandung g
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-56
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
tidak mencapai angka 2000 Kcal/Kg-kering. Komponen sampah yang dikenal mempunyai nilai kalor tinggi adalah kertas dan plastik. Dilema yang muncul adalah, bila yang dikejar adalah nilai kalor tinggi, maka upaya daur ulang tidak mendukung teknologi ini.
(2) Dari Dari hasil hasil studi studi kompo komposis sisii sampah sampah di Kabup Kabupate aten n Bandun Bandung, g, menga mengandu ndung ng sampah organik 55% dengan kadar air tinggi (60-70%). Pada musim hujan, serta serta siste sistem m pewada pewadahan han sampah sampah yang yang tidak tidak tert tertut utup, up, akan akan menam menambah bah tingg tingginy inya a kadar kadar air. air. Secar Secara a logika logika,, tamb tambah ah tinggi tinggi kadar kadar air, air, maka maka akan akan tamb tambah ah bany banyak ak ener energi gi yang ang dibu dibutu tuhk hkan an untu untuk k memu memula laii samp sampah ah itu itu terbakar.
(3) Proses Proses terma termall menawa menawark rkan an destr destruks uksii massa massa limbah limbah secara secara cepat. cepat. Namun Namun semu semua a pros proses es term termal al teta tetap p akan akan meng mengha hasi silk lkan an resi residu du (bag (bagia ian n noncombustible) combustible) yang tidak bisa terbakar pada temperature operasi. Tambah tingg tinggii panas, panas, maka maka residu residu-ny -nya a akan akan tambah tambah sediki sedikit. t. Residu Residu ini berada berada dalam bentuk abu, debu dan residu lain. Abu biasanya dikenal mempunyai potensi sebagai bahan bangunan, karena mengandung silikat tinggi. Sampah Indo Indone nesi sia a meng mengan andu dung ng abu abu samp sampai ai menc mencap apai ai 30% 30% bera beratt. Debu Debu atau atau parti partiku kulat lat akan akan merup merupaka akan n salah salah satu satu permas permasala alahan han pencem pencemara aran n udara udara yang yang perlu perlu diperh diperhati atikan kan dan akan akan menja menjadi di bahan bahan yang yang perlu perlu difiki difikirka rkan n penang penangana ananny nnya. a. Biasan Biasanya ya jalan jalan terak terakhir hir yang yang dilaku dilakukan kan adalah adalah diurug diurug..
(4) Dalam Dalam proses proses terma termal, l, bebera beberapa pa logam logam berat berat yang yang berad berada a dalam dalam sampah sampah,, akan akan teru teruap apka kan n sepe sepert rtii Zn dan dan Hg, Hg, yang yang terg tergan antu tung ng dari dari titi titik k uapn uapnya ya.. Merkur Mer kurii (Hg) (Hg) pada pada tempe temperat ratur ur kamarp kamarpun un akan akan mengua menguap. p. Tambah Tambah tinggi tinggi tempera temperatur, tur, akan tambah tambah banyak banyak jenis jenis logam berat yang akan menguap. menguap. Agak sulit menangani jenis pencemaran ini.
(5) Dioxin Dioxin akan akan muncul muncul sebaga sebagaii proses proses antara antara dalam dalam pembak pembakara aran n materi material, al, bukan hanya pada incinerator. Tambah tinggi temperature, maka biasanya tambah bah
sedik edikit it
bahan han
anta ntara
ini ini.
Bila ila
terja rjadi
kegaga gagala lan n
dalam alam
mempe memperta rtahan hankan kan panas panas atau atau pada pada awal awal operas operasii atau atau di akhir akhir operas operasi, i,
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-57
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
dimana dimana tempe temperat rature ure berada berada pada pada level level yang yang ren rendah dah,, maka maka masal masalah ah ini dapat muncul.
(6) Apapun Apapun material material berbasis berbasis khlor terbakar, terbakar, maka akan dihasilka dihasilkan n produk produk gas khlor, yang sangat berbahaya karena korosif maupun karena toksik. Namun dengan dengan adanya adanya uap air, air, gas yang yang sangat sangat reakt reaktif if ini dengan dengan mudah mudah akan akan menan menangka gkap p uap air menjad menjadii HCL. HCL. Ini juga juga perlu perlu diklas diklasifi ifikas kasika ikan n dalam dalam teknolo teknologi gi yang ditawark ditawarkan an dalam dalam air pollutio pollution n control, control, guna mengurang mengurangii terjadinya hujan asam.
(7) Bila pemanasan pemanasan dilakukan dilakukan tanpa oksigen, oksigen, maka maka proses proses ini dikenal sebagai sebagai pirolisis. Modifikasi dari pirolisis adalah gasifikasi yang memasukan sedikit udara udara dalam dalam proses proses.. Akan Akan dihasi dihasilka lkan n 3 jenis jenis produ produk k yaitu yaitu:: (a) gas hasil hasil oksidasi oksidasi seperti: seperti: CH4 dan H2 (b) (C2H4 (ethyelene) ethyelene) dan tar dan (c) arang atau atau karb karbon on.. Sepe Sepert rtii haln halnya ya insi insine nera rasi si,, maka maka kare karena na yang yang digu diguna naka kan n sebagai bahan adalah sampah yang sangat heterogen, maka akan dihasilkan by-produc by-productt lain seperti seperti gas pencemar pencemar,, dioxin, dioxin, resi residu du yang yang belu belum m dapa dapatt terurai. Proporsi produk yang dihasilkan (gas, cair atau padat) tergantung dari temperatur dan waktu pembakaran.
(8) Terdap Terdapat at serang serangkai kaian an upaya upaya konver konversi si ene energi rgi dalam dalam siste sistem m incine incinerat rator or penghasil panas, mulai dari combustor – boiler – steam generator sampai ke elekt elektrik rik genera generator tor,, yang yang tidak tidak akan akan mampu mampu mengko mengkonve nversi rsi ene enersi rsi secar secara a mulus mulus 100%. 100%. Bila Bila sampah sampah yang yang diguna digunakan kan adalah adalah jenis jenis sampah sampah di Negara Negara industri, maka enersi listrik sebesar 20MW/1000 ton-kering sampah dapat dicapai. dicapai. Dengan Dengan kondisi kondisi sampah sampah di Kabupate Kabupaten n Bandung Bandung yang mempuny mempunyai ai nilai nilai kalor kalor belum belum mencapai mencapai 2000 Kkal/Kg Kkal/Kg-ker -kering, ing, apalagi apalagi bila kertas dan plasti plastikny knya a dikelu dikeluark arkan an untuk untuk di daur daur ulang, ulang, serta serta kadar kadar air yang yang cuku cukup p tinggi, tinggi, maka sebetuln sebetulnya ya berdasar berdasarkan kan perhitung perhitungan an yang konvensio konvensional nal akan dipero diperoleh leh paling paling sekit sekitar ar 2,5 MW per Kg Sampa Sampah-b h-basa asah. h. Nilai Nilai ini teruk terukur ur masih masih belum belum relevan relevan dengan dengan nilai nilai investasi investasi yang harus harus dikeluark dikeluarkan an untuk untuk pengembangan instalasi ini.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-58
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Memahami segala konsekuensi dari penerapan tekonologi pembakaran sampah, dan dan meru meruju juk k pada pada kemam emampu puan an loka lokal, l, maka maka pene penera rapa pan n pemb pembak akar aran an di Kabupaten Bandung selayaknya menjadi alternatif ketiga setelah pengomposan dan daur daur ulang ulang sampah sampah anorga anorganik nik..
Namun Namun demi demikia kian n pengem pengemban bangan gannya nya pun pun
selayaknya bermitra dengan pihak ke-3, bukan semata modal dari Pemerintah.
2.3.6. Sistem Pembuangan Akhir 2.3.6.1 Operasi Pembuangan Observasi terhadap TPA Babakan, mengarah pada satu kesimpulan bahwa TPA tersebut masih belum ditata ditata dengan dengan baik. baik. Penimb Penimbuna unan n open dumping dumping hanya hanya sebagian sebagian kecil saja area penimbun penimbunan an yang dioperasikan secara controlled landfill, landfill, tidak ada pengolahan lindi, dan operasi yang ada hanyalah buang tanpa pengolahan. Untuk menghindari dampak negatif, perlu ditargetkan pengoper pengoperasi asi penimbun penimbunan an segera segera dirubah dirubah menjadi menjadi sistem sistem Controlled Controlled Landfill Landfill secara total, walaupun bentuk operasi yang ideal adalah adalah sistem sistem Sanitary Sanitary Landfill Landfill.. Me Melih lihat at kondis kondisii eksisting
TPA
dioper dioperasi asika kan n
Babakan
secara secara Open Open
yang
sud sudah
Dump Dumpin ing g,
lama sistem
Sanitary Sanitary Landfill Landfill tidak tidak akan akan membe memberi ri pengar pengaruh uh yang cukup berarti karena lahan dan air tanahnya sudah terlanjur tercemar.
Dengan Dengan menerapk menerapkan an sistem sistem Controlled Controlled Landfill Landfill,, maka maka akan akan dipe dipero role leh h dua dua macam perbaikan yaitu dengan aplikasi tanah penutup dan pemasangan saluran pengumpul biogas.
Apli Aplika kasi si tana tanah h penu penutu tup p pada pada sist sistem em Controlled Controlled Landfill Landfill akan memban membantu tu menutup sampah sehingga efek Lup dapat dikurangi, sehingga dapat menekan efek kepulan asap dari kebakaran sampah di permukaan TPA.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-59
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Mela Me lalu luii pema pemasa sang ngan an salur saluran an biog biogas as,, maka maka gas gas meta metan n dan dan biog biogas as lain lain dari dari timb timbun unan an samp sampah ah akan akan ters tersal alur ur deng dengan an baik baik sehi sehing ngga ga tida tidak k meny menyeb ebar ar di permukaan TPA. Gas metan yang dikumpulkan ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan
bakar
untuk
mendukung
kegiatan
di
TPA.
Bila
belum
dapat
dimanf dimanfaat aatkan kan,, maka maka gas Metan Metan ini dibak dibakar ar supay supaya a tidak tidak menyeb menyebar ar ke udara udara bebas. bebas. Dengan demikian demikian akan mengurangi mengurangi efek terhadap terhadap pencemar pencemaran an udara dan kesehatan.
Untuk Untuk
penang penangana anan n leachate/l leachate/lin indi di
dala dalam m
rang rangka ka
me-m me-min inim imas asii
damp dampak ak
pencem pencemara aran n air tanah tanah,, maka maka sebaik sebaikny nya a leachate di-resirk di-resirkulas ulasikan ikan ke dalam dalam timbuna timbunan n sampah. sampah. Overflow Overflow dari dari resrikul resrikulasi asi sebaikny sebaiknya a disaring disaring dengan dengan land treatment (lahan treatment (lahan sanitasi).
Pada saat ini areal timbunan sampah di TPA Babakan belum dilengkapi dengan salu salura ran n drai draina nase se.. Salu Salura ran n drai draina nase se ini ini sang sangat at pent pentin ing g diba dibang ngun un supa supaya ya meng mengur uran angi gi juml jumlah ah limp limpas asan an air air huja hujan n yang yang mere meresa sap p ke dala dalam m timb timbun unan an sampah sampah.. Bila Bila resapa resapan n air hujan hujan ke dalam dalam timbu timbunan nan sampah sampah dapat dapat dikur dikurang angi, i, maka jumlah produksi leachate dapat ditekan, sehingga efek pencemaran air tanah dan air permukaan di lingkungan sekitar TPA dapat dikurangi.
Pada saat ini TPA belum dilengkapi dengan pagar. Pemagaran sangat diperlukan untuk menghindari pembuangan liar ke TPA.
Hal lain lain yang yang perlu perlu diperh diperhat atika ikan n berkai berkaitan tan dengan dengan operas operasion ional al TPA TPA adalah adalah pengawasan terhadap sampah yang boleh masuk ke TPA. Pada saat ini sampah ruma rumah h saki sakitt tela telah h meru merupa paka kan n camp campur uran an anta antara ra samp sampah ah dome domest stik ik dan dan B3 (seperti (seperti limbah klinis dan jarum suntik). suntik). Untuk Untuk ke depan, depan, perlu perlu diberlak diberlakukan ukan larangan terhadap limbah B3 baik dari rumah sakit, industri atau sumber lain kecuali kecuali sampah sampah B3 yang berasal dari kegiatan kegiatan rumah tangga seperti seperti kemasan cair cairan an pemb pember ersi sih, h, kema kemasa san n pemb pembas asmi mi seran serangg gga a dan dan lain lainny nya, a, yang yang masi masih h tergolong sampah sampah rumah tangga). Untuk memantaunya memantaunya setiap truk truk yang datang perlu perlu diperi diperiksa ksa muata muatanny nnya a oleh oleh petuga petugass Pos di TPA. TPA. Petuga Petugass wajib wajib melara melarang ng masuk truk yang membawa limbah B3 Non Rumah Tangga.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-60
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
2.3.6.2 Analisa Kebutuhan Kebutuhan Lahan TPA Pemetaan topografi TPA Babakan dilakukan guna mengetahui kontur terakhir, sehing sehingga ga dapat dapat diperk diperkira irakan kan volum volume e ruang ruang tersi tersisa, sa, yang yang identi identik k dengan dengan sisa sisa umur umur TPA. TPA.
TPA TPA Babak Babakan an sebaga sebagaii satu-s satu-sat atuny unya a TPA TPA yang yang dimili dimiliki ki Pemeri Pemerint ntah ah
Kota Kabupaten Bandung, dengan luas total area TPA 10,2 Ha. Akan tetapi luas area area efekt efektif if untuk untuk seluru seluruh h sarana sarana prasara prasarana na TPA teruku terukurr
4,005 4,005 Ha. Dengan Dengan
adanya adanya pembangu pembangunan nan sarana sarana prasarana prasarana pengompo pengomposan, san, maka maka luas area efektif efektif untuk penimbunan terukur 1,8 Ha.
Gambar berikut memperlihatan Site Plan TPA Babakan hasil pengukuran Bulan Desember 2007.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-61
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Gambar 2.15 Site Plan TPA
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-62
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Di atas atas area area penimb penimbuna unan n 1,8 Ha, yang yang sebagi sebagian an besar besar sudah sudah teris terisii sampah sampah,, dipero diperoleh leh volum volume e ruang ruang tersi tersisa sa sekita sekitarr 220.00 220.000m 0m3. Tabel Tabel 2.21 2.21 menun menunjuk jukkan kan bahwa bahwa semak semakin in tinggi tinggi beban beban penimb penimbuna unan, n, semaki semakin n singka singkatt umur umur TPA. TPA. Dari Dari 3 simu simula lasi si yang yang dike dikemb mban angk gkan an terl terlih ihat at bahw bahwa a pada pada sken skenar ario io dima dimana na beba beban n penimbun penimbunan an terus meningkat, meningkat, umur TPS Babakan Babakan hanya mencapai mencapai tahun tahun 2009. 2009. Jika Jika ada upaya upaya penur penuruna unan n beban beban penimb penimbuna unan n denga dengan n melaku melakukan kan reduk reduksi si di sumber, seperti pada skenario 1 dan 2, umur TPS lebih lama yaitu sampai tahun 2010. Sisa Umur TPA Babakan, diperlihatkan pada Tabel 2.21 dan Gambar 2.16. Tabel 2.21 Kapasitas dan Sisa Umur TPA Babakan Tanpa Perluasan
2007
Beban Timb. Per hari scenario scenario 1 (m3/hr) 567.0
2008
567.0
567.0
567.0
137,970.0
137,970.0
137,970.0
220,000
2009
480.4
388.7
692.6
196,415.2
185,263.5
222,240.9
220,000
2010
475.7
392.3
695.8
254,287.8
232,989.2
306,896.0
220,000
2011
472.8
397.5
709.3
311,810.3
281,356.1
393,188.3
220,000
2012
467.5
404.6
722.3
368,694.6
330,584.2
481,063.2
220,000
2013
462.0
403.6
735.4
424,909.6
379,688.3
570,540.6
220,000
2014
455.8
404.6
754.9
480,364.6
428,912.1
662,384.1
220,000
2015
452.4
412.7
773.0
535,405.5
479,120.5
756,427.9
220,000
2016
442.0
407.1
792.1
589,177.1
528,648.8
852,797.2
220,000
2017
440.0
400.3
815.2
642,709.3
577,357.7
951,982.3
220,000
2018
410.5
397.7
841.6
692,658.5
625,742.2
1,054,373.1
22 220,000
2023
312.3
343.9
967.5
730,659.6
667,587.9
1,172,080.2
22 220,000
2028
15.8
240.7
1,092.0
732,578.6
696,875.8
1,304,936.2
22 220,000
Tahun
Beban Timb. Per Hari seknario 2 (m3/hr)
Beban Timb. Per Hari scenario 3 (m3/hr)
Akumulasi Timb. Skenario 1 (m3/th)
Akumulasi Timb. Skenario 2 (m3/th)
Akumulasi Timb. Skenario 3 (m3/th)
Kapasitas TPA (m3)
567.0
567.0
68,985.0
68,985.0
68,985.0
220,000
Sumber : Hasil Perhitungan Konsultan
1,400,000.0 1,400,000.0
Kapasitas Kapasit as dan Sisa Umur TPA Babakan Kapasitas Kapasitas dan Sisa Umur TPA Babakan Tanpa Perluasan Tanpa Perluasan
1,200,000.0 1,200,000.0 1,000,000.0 1,000,000.0 800,000.0 800,000.0 600,000.0 600,000.0 400,000.0 400,000.0 200,000.0 200,000.0 -
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2023 2028 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2023 2028
Akumulasi Timbulan Akumulasi mbulan Sampah Skenario 1 Akumulasi Akum ulasi Timbulan mTi bmbulan ulan Sam pahpah Skenari o 1o 2 Akumulasi Akum ulasi m bulan Sam Skenari Akumulasi Akum ulasi Timbulan mTi bmbulan ulan Sam pahpah Skenari o 2o 3 Akumulasi Akum ulasi m bulan Sam Skenari Akumulasi Akum ulasi Timbulan m bulan Sampah Skenario 3 Kap. TPA Babakan Kap. TPA Babakan
Tahun
Gambar 2.16 Kapasitas dan Sisa Umur TPA Babakan Tanpa Perluasan BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-63
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Walau Walau konsep konsep pengelolaa pengelolaan n yang akan dikembang dikembangkan kan di Kabupat Kabupaten en Bandung Bandung pada pada peri period ode e 2008 2008-2 -202 028 8 akan akan meng mengan anut ut para paradi digm gma a mini minima masi si samp sampah ah tert tertimb imbun un di TPA, TPA, namun namun keber keberada adaan an TPA TPA tetap tetap diperl diperluk ukan an yaitu yaitu untuk untuk menim menimbun bun residu residu dari dari pengo pengolah lahan an yang yang dilak dilakuka ukan n di sumbe sumber. r. Berdas Berdasark arkan an simulasi di atas terlihat pada tahun 2010, diperlukan adanya area baru untuk penimb penimbuna unan n sampah sampah.. Berda Berdasar sarkan kan kajia kajian n PT. Uta Uta Engine Engineeri ering ng Consul Consulta tant nt dalam dalam Penyu Penyusun sunan an DED DED TPA Babaka Babakan n pada pada tahun tahun 2000, 2000, direk direkome omenda ndasik sikan an perlua perluasan san lahan lahan TPA TPA ke arah arah barat barat area area penim penimbun bunan an saat saat ini atau atau ke arah arah palu palung ng,, deng dengan an luas luas area area 3,1 3,1 Ha. Ha. (Lih (Lihat at Gamb Gambar ar). ).
Dipe Diperk rkir irak akan an area area ini ini
mampu memiliki volume ruang 969.393 m3, sehingga apabila dilakukan upaya reduksi di sumber, umur pakai TPA mencapai 2028. Sedangkan bila reduksi di sumber sumber tidak tidak diopt dioptima imalka lkan n akan akan terca tercapai pai umum umum pakai pakai hingga hingga tahun tahun 2018. 2018. Umur pakai TPA Babakan setelah Perluasan, Perluasan, diperlihat diperlihatkan kan pada Tabel dan Gambar berikut ini.
Tabel 2.22 Kapasitas dan Sisa Umur TPA Babakan dengan Perluasan Beban Beban Timb Timb.. Per Per Akumulasi Timb. hari Skenario 3 Skenario Skenario 1 (m3/hr) (m3/th)
Akumulasi Timb. Skenario Skenario 2 (m3/th)
Akum Akumul ulasi asi Timb. Timb.
Kapas Kapasit itas as
Skenario 3
TPA
(m3/th)
(m3)
68,985.0
68,985.0
68,985.0
969,393
567.0
137,970.0
68,985.0
137,970.0
969,393
388.7
692.6
196,415.2
47,293.5
222,240.9
969,393
475.7
392.3
695.8
254,287.8
95,019.2
306,896.0
969,393
2011
472.8
397.5
709.3
311,810.3
143,386.1
393,188.3
969,393
2012
467.5
404.6
722.3
368,694.6
192,614.2
481,063.2
969,393
2013
462.0
403.6
735.4
424,909.6
241,718.3
570,540.6
969,393
2014
455.8
404.6
754.9
480,364.6
290,942.1
662,384.1
969,393
2015
452.4
412.7
773.0
535,405.5
341,150.5
756,427.9
969,393
2016
442.0
407.1
792.1
589,177.1
390,678.8
852,797.2
969,393
2017
440.0
400.3
815.2
642,709.3
439,387.7
951,982.3
969,393
2018
410.5
397.7
841.6
692,658.5
487,772.2
1,054,373.1
969,393
2023
312.3
343.9
967.5
730,659.6
529,617.9
1,172,080.2
969,393
2028
15.8
240.7
1,092.0
732,578.6
558,905.8
1,304,936.2
969,393
Beban Beban Timb Timb.. Per Per
Beban Beban Timb. Timb. Per Per
hari Skenario 1
hari Skenario 2
(m3/hr)
(m3/hr)
2007
567.0
567.0
567.0
2008
567.0
567.0
2009
480.4
2010
Tahun
Sumber : Hasil Perhitungan Konsultan
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-64
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Kapasitas Kapasitas dan Sisa Sisa Umur TPA Babakan Babakan Dengan Perluasan 1,400,000.0 1,200,000.0 1,000,000.0 800,000.0 600,000.0 400,000.0 200,000.0 2007 2007 2008 2008 2009 2009 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014 2015 2015 2016 2016 2017 2017 2018 2018 2023 2023 2028 2028
Tahun Akumulasi asi Timbulan Timbulan Sampah Sampah Skenario 1 Akumulasi asi Timbulan Timbulan Sampah Sampah Skenario 2 Akumulasi asi Timbulan Timbulan Sampah Sampah Skenario 3 Kap. TPA
Gambar 2.17 Kapasitas dan Umur TPA Babakan Dengan Perluasan
Untuk menjamin agar umur pakai TPA Babakan dapat diperpanjang , diperlukan kajian yang menyeluruh, mulai dari analisis mekanika tanah di lokasi perluasan sampai sampai pada metoda metoda penimbuna penimbunan n yang selayakn selayaknya ya diatur diatur sedemiki sedemikian an hingga hingga memungk memungkinka inkan n adanya adanya alternat alternatif if penimbun penimbunan an ketika ketika zona utama utama mengalam mengalamii gangguan. Juga direkomendasikan agar metoda penimbunan dipersiapkan agar dapat diterapkan konsep reuse konsep reuse landfill. landfill.
2.3.6.3 Kebutuhan Peningkatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Prasarana TPA Babakan Melihat Melihat kondisi TPA Babakan saat ini, selayaknya selayaknya penataan penataan segera dilakukan dilakukan sehi sehing ngga ga kond kondis isii ling lingku kung ngan an di seki sekita tarn rnya ya tida tidak k sema semaki kin n buru buruk k dan dan untu untuk k menj menjag aga a pers persep epsi si masy masyar arak akat at jang jangan an samp sampai ai tumb tumbuh uh keti ketida dak k perca percaya yaan an terhadap terhadap kehadiran kehadiran TPA. Berdasark Berdasarkan an pada perkiraan perkiraan kapasitas kapasitas TPA Babakan yang yang masi masih h berp berpot oten ensi si untu untuk k dike dikemb mban angk gkan an hing hingga ga tahu tahun n 2017 2017,, maka maka diperlukan peningkatan sarana prasarana sebagai berikut:
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-65
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Pemeli Pem elihar haraan aan sist sistem em dra draina inase se mak makro, ro, untu untuk k mengurangi run-off ke run-off ke dalam zona penimbunan. Draina Dra inase se yan yang g ada suda sudah h cuk cukup up baik dari segi kontruksi, kontr uksi, akan tetapi disebabkan tidak adanya pemeliharaan, maka saat ini berada pada kondisi kurang berfungsi.
Perb Pe rba aik ika an
sist si stem em
peng pe ngol olah aha an
lin indi di,,
deng de nga an
meningkatka mening katkan n kinerj kinerja a instala instalasi si eksisting melalui upaya
Pembangunan Jembatan Timban Pembangunan Timbang, g, selain sebagai penguku pengukurr kinerja kinerj a operas operasii pengel pengelolaan olaan sampah secar secara a menyel menyeluruh uruh di TPA,, unit ini sang TPA sangat at dipe diperlu rlukan kan seba sebagai gai kon kontro troll ket ketika ika konsep reduksi di sumber sudah dilaksanakan.
resirkulasi lindi ke lahan urug.
Jembatan Timbang IPAL LINDI
Pembangunan Green Green Bel Beltt, Pena Pe nata taan an
laha la han n
penim pen imbu buna nan n
deng de ngan an
terl te rlebi ebih h
dahu da hulu lu
di se seke keli lili ling ng la laha han n
TPA TP A
terutama yang terdekat dengan penduduk
dilakukan dilak ukan analisa kebutuhan tanggul penaha penahan n tanah, untuk mencegah pergeseran zona penimbunan atau kelongsoran.
Perbaikan Perbai kan operasi penimbunan dari sebagi sebagian an kecil saja operasi control cont rolled led lan landfi dfill, ll, men menjadi jadi sep sepenuh enuhnya nya.. Hal ini men menunt untut ut keberadaan alat berat. Saat ini yang ada adalah 2 unit buldozer, 1 unit excavato excavatorr dan 1 whe wheel el loa loader der,, seh seharu arusnya snya sudah mam mampu pu mendukun menduk un
elaksanaan elaksa naan enimbun enimbunan an secara baik.
Gambar 2.18 Usulan Peningkatan Sarana & Prasana TPA Babakan
Saat Saat ini di TPA Babaka Babakan n telah telah terse tersedia dia instal instalasi asi pengom pengompos posan an yang yang sangat sangat leng lengka kap, p, sela selaya yakn knya ya peng pengel elol olaa aann nnya ya dila dilaku kuka kan n deng dengan an cerm cermat at sehi sehing ngga ga
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-66
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
pengom pengompos posan an dapat dapat menja menjadi di altern alternat atif if proses proses reduk reduksi si sampah sampah terti tertimbu mbun n di TPA. Berdasarkan pendataan sarana pengomposan yang ada, yaitu : (1) Luas Bangunan 1500 m2. (2) Ruang pemilahan dengan conveyor belt. (3) Mesin pencacah 2 unit, kapasitas @ 2 ton/ unit (4) Mesin penyaring kompos
Dengan keberadaan sarana di atas, selayaknya instalasi tersebut dapat memiliki kapasitas
minimal
40
dire direko kome mend ndas asik ikan an untu untuk k
ton/hari.
Pengoperasian
pada
tahap
meng mengom ompo posk skan an samp sampah ah dari dari pasa pasarr
awal,
atau atau area area
pengangkutan door door to door door , mengin mengingat gat kondis kondisii sampah sampah relati relatiff lebih lebih segar. segar. Adapu Adapun n kapas kapasit itas as operas operasii diupay diupayaka akan n minim minimal al satu satu rit penga pengangk ngkuta utan, n, yaitu yaitu sekitar 10 m3/hari.
2.4
Aspek K elembagaan
2.4.1 Bentuk Lembaga Evaluasi bentuk kelembagaan yang melaksanakan tugas pengelol pengelolaan aan kebersih kebersihan an atau atau pengelol pengelolaan aan sampah sampah di Kabupaten Bandung, ditujukan untuk mengetahui : 1. Kap Kapasi asitas
kelem elemb bagaa agaan n
dala dalam m
penge engelo lola laa an
sampah. 2. Kewenanga Kewenangan n yang yang dimiliki dimiliki..
Bentuk Bentuk lembaga lembaga pengelola pengelola sampah sampah di Kabupaten Kabupaten Bandung adalah Dinas Kebersihan.
Lemb Lembag aga a
berb berben entu tuk k
Dina Dinass
Kebe Kebers rsih ihan an,,
meru merupa pak kan
satu satuan an
kerj kerja a
perangka perangkatt daerah daerah (SKPD) (SKPD) yang memiliki memiliki keduduk kedudukan an sama dengan SKPD Dinas lainnya dalam Pemerintahan Kabupaten Bandung.
Dalam kapasitasnya, kapasitasnya, Dinas Kebersihan Kebersihan ditempatkan ditempatkan sejajar dengan dengan SKPD Dina Dinass lain lainny nya a kare karena na peny penyel elen engg ggar araa aan n peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah atau atau keber kebersih sihan an memil memilik ikii tingk tingkat at urgeni urgenita tass yang yang sama dengan dengan pelay pelayana anan n bida bidang ng lain lainny nya, a, sert serta a memi memili liki ki bobo bobott pela pelaya yana nan n yang yang sama sama bagi bagi kepentingan kepentingan pelayanan masyarakat. masyarakat.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-67
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Lembaga Lembaga pengelol pengelola a persampah persampahan an berbentu berbentuk k Dinas Dinas Kebersih Kebersihan, an, berarti berarti memilik memilikii kapasita kapasitass penuh sebagai sebagai Dinas Dinas Tersendi Tersendiri ri dalam dalam menjalan menjalankan kan pelayanan pengelolaan sampah.
Pelayanan pengelolaan pengelolaan sampah merupakan merupakan kegiatan rutin rutin harian dengan beban kerja yang tinggi serta diperlukan alokasi sumber daya finansial, sumb sumber erda daya ya manu manusi sia a dan dan sumb sumber er daya daya mate materi rial al yang yang cuku cukup p besa besar, r, sehingga sehingga diperlukan diperlukan kapasitas kapasitas lembaga lembaga yang selalu fokus fokus dengan dengan satu bidang pelayanan.
Dinas Dinas Kebersiha Kebersihan n Kabupate Kabupaten n Bandung Bandung sebagai sebagai Dinas Dinas Teknis Teknis Daerah, Daerah, berfungs berfungsii menjalan menjalankan kan urusan urusan pemerint pemerintahan ahan dalam bidang teknis teknis pengelol pengelolaan aan sampah. sampah. Sebagai Sebagai Dinas Dinas Teknis, Teknis, maka maka kapasita kapasitasnya snya sebagai sebagai penyeleng penyelenggara gara teknis teknis atau sebagai operator dalam pengelolaan sampah.
Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Bandung memiliki Dinas Ling Lingku kung ngan an Hidu Hidup p
yang yang memi memili liki ki kait kaitan an erat erat deng dengan an peny penyel elen engg ggar araa aan n
pengelol pengelolaan aan sampah sampah yaitu yaitu dalan dalan hal pengatura pengaturan n kebijaka kebijakan n lingkung lingkungan an hidup. hidup. Dalam kaitan antara penyelenggaraan dan pengawasan, maka Dinas Lingkungan Hidup dapat berperan sebagai Regulator sedangkan Dinas Kebersihan bertindak sebagai Operator dalam pelayanan pengelolaan sampah.
Penyelenggaraan pengelolaan sampah dalam bentuk lembaga Dinas Kebersihan dan pengel pengelola olaan an lingku lingkunga ngan n hidup hidup dalam dalam bentuk bentuk Lembag Lembaga a Dinas Dinas Lingk Lingkung ungan an Hidup merupakan kebijakan kelembagaan yang sudah dinilai tepat dari aspek pemi pemisa saha han n fung fungsi si anta antara ra fung fungsi si Oper Operat ator or dan dan fung fungsi si Re Regu gula lato tor. r. Me Melal lalui ui kebijakan ini maka diharapkan tidak terjadi adanya fungsi dan peran rangkap dari satu lembaga yang melaksanakan fungsi operator dan juga fungsi regulator karen karena a hal yang yang demiki demikian an ini tidak tidak terja terjadi di mekani mekanism sme e contr control ol yang yang baik baik dari dari kegiatan pelayanan pengelolaan sampah.
Berdasarkan evaluasi beban kerja pelayanan pengelolaan sampah di Kabupaten Bandun Bandung, g, bahwa bahwa jumlah jumlah pendu penduduk duk yang yang yang yang tingg tinggal al dalam dalam wilaya wilayah h urban urban diprediksi 32 % dari jumlah penduduk wilayah Kabupaten Bandung tahun 2007
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-68
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
adalah 968.715 jiwa dengan prediksi beban sampah yang harus dikelola adalah 2.722 m3/hari atau 544 ton/hari. Walaupun wilayah Kabupaten Bandung tidak dikelola melalui bentuk Pemerintahan Kota, tetapi apabila ditinjau dari jumlah penduduk urban yaitu sebanyak 968.715 jiwa, maka hal ini sudah setara dengan krite kriteria ria Kota Kota Besar Besar dan dan bahka bahkan n Kota Kota Me Metro tropol polit itan. an. Beban Beban tugas tugas pelaya pelayanan nan peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah ters terseb ebut ut suda sudah h sang sangat at laya layak k dike dikelo lola la oleh oleh lemb lembag aga a berbentuk Dinas Kebersihan dan bahkan potensial untuk ditingkatkan kapasitas kelembagaannya menjadi lembaga yang lebih otonom.
Berdasarkan kriteria jumlah penduduk urban yang diarahkan oleh Departemen Pekerj Pekerjaan aan Umum, Umum, maka maka bentu bentuk k lembag lembaga a pengel pengelola ola sampah sampah adalah adalah sebaga sebagaii berikut:
No 1 2 3 4
Tabel 2.23 Bentuk Lembaga Pengelola Kebersihan Berdasarkan Klasifikasi Kota Jumlah Penduduk Klasi lasifi fika kasi si Kota ota Ben Bentuk tuk Lem Lembaga baga Penge engelo lola la Urban s/d 200.000 Kota Kecil Suklu Dinas/Seksi dari Dinas PU 200.000 – 500.000 Kota Sedang Sub Dinas dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan 500.000 – 1.000.000 Kota Besar Dinas Tersend endiri iri, Dinas Kebe Keberrsihan Diata iatass 1.00 1.000. 0.00 000 0 Kota Kota Me Metr tro opoli polita tan n Dinas inas Terse ersen ndir diri, BLUD LUD, BUM BUMD, PT
Wilayah urban di Kabupaten Bandung tersebar di beberapa titik yaitu di ibukota kecamat kecamatan. an. Dikaitk Dikaitkan an antara antara jumlah jumlah penduduk penduduk urban urban dari wilayah wilayah Kabupaten Kabupaten Bandun Bandung g dengan dengan arahan arahan bentu bentuk k lembag lembaga a sebaga sebagaim imana ana tabel tabel di atas, atas, maka maka bentuk lembaga pengelola persampahan saat ini yaitu DINAS KEBERSIHAN sudah memadai, dan bahkan sangat potensial untuk dikembangkan menjadi lembaga yang lebih otonom pada masa yang akan datang sejalan dengan perkembangan beban pelayanan yang harus diselenggarakan.
Permasalahan dan pengelolaan sampah tidak hanya merupakan persoalan yang bers bersif ifat at tekn teknis is,, teta tetapi pi juga juga meny menyan angk gkut ut pers persoa oala lan n yang yang bers bersif ifat at sosi sosial al kemasya kemasyarakat rakatan an sehingga sehingga tidak tidak mungkin mungkin persoalan persoalan pengelol pengelolaan aan persampa persampahan han dapat dapat disele diselesai saikan kan oleh oleh Dinas Dinas Tekni Tekniss Daera Daerah h yait yaitu u Dinas Dinas Kebers Kebersiha ihan n secara secara sendirian. Oleh karena itu keterkaitan antar lembaga pemerintah dan lembaga
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-69
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
kema kemasy syar arak akat atan an sang sangat at pent pentin ing g agar agar terj terjad adii sine sinerg rgii kele kelemb mbag agaa aan n dalam dalam pengelolaan sampah.
Perlu adanya lembaga kemasyarakatan sebagai mitra dari lembaga pemerintah yang mengelola sampah pada tingkatan lingkungan masyarakat, sehingga dapat memaksimalkan fungsi dan peran dari partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Meng Me ngik ikut utii perk perkem emba bang ngan an yang yang ada, ada, stru strukt ktur ur orga organi nisa sasi si Dina Dinass Kebe Kebers rsih ihan an Kabupa Kabupaten ten Bandu Bandung ng sejak sejak Tangg Tanggal al 27 Desem Desember ber 2007 2007 telah telah diruba dirubah h menjad menjadii bagi bagian an dari dari stru strukt ktur ur orga organi nisa sasi si DINA DINAS S PERU PERUMA MAHA HAN, N, TA TATA TA RUAN RUANG G DAN DAN KEBERSIHAN (PERTASIH). Perubahan struktur organisasi perangkat daerah yang terja terjadi di dan dialam dialamii oleh oleh dinasdinas-din dinas as di lingku lingkunga ngan n Pemer Pemerint intah ah Kabup Kabupat aten en Bandun Bandung g merupa merupaka kan n kebija kebijakan kan Pemeri Pemerint ntah ah Kabupa Kabupate ten n Bandun Bandung g dari dari adany adanya a Pera Peratu tura ran n Peme Pemeri rint ntah ah Nomo Nomorr 38 Tahu Tahun n 2007 2007 tent tentan ang g Pemb Pembag agia ian n Urus Urusan an Peme Pemeri rint ntah ahan an
Anta An tara ra
Peme Pemeri rint ntah ah,,
Peme Pemeri rint ntah ahan an
Daer Daerah ah
Prov Provin insi si,,
dan dan
Pemerint Pemerintahan ahan Daerah Daerah Kabupaten Kabupaten/Kot /Kota a serta serta Peraturan Peraturan Pemerint Pemerintah ah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.
Berd Berdas asar arka kan n
Kons Konsep ep
Akhi Akhirr
Kabupa Kabupaten ten Bandu Bandung ng bahwa bahwa
Pemb Pemben entu tuka kan n
Orga Organi nisa sasi si
Pera Perang ngka katt
Daer Daerah ah
organi organisas sasii yang yang akan akan membi membida dangi ngi pengel pengelola olaan an
samp sampah ah di Kabu Kabupa pate ten n Band Bandun ung, g, yang ang semu semula la dike dikelo lola la dala dalam m kapa kapasi sita tass kelembag kelembagaan aan berbentu berbentuk k DINAS DINAS KEBERSIH KEBERSIHAN AN akan turun turun kapasita kapasitasnya snya menjadi menjadi Bidang Pengelolaan Kebersihan dengan UPTD Pengangkutan Sampah.
Berdasarkan kepada Eselonering jabatan menurut PP 41 : Eselon Jabatan Perangkat Daerah Kabupaten/Kota
Pasal 35
(1) Sekretaris Sekretaris Daerah merupakan jabatan struktural struktural eselon II.a. (2) Asisten Asisten,, sekretar sekretaris is DPRD, DPRD, kepala dinas, dinas, kepala kepala badan, badan, Inspekt Inspektur, ur, direktur rumah sakit umum daerah kelas A dan kelas B, dan Direktur rumah rumah sakit sakit khusus khusus daerah daerah kelas kelas A merupaka merupakan n jabatan jabatan struktu struktural ral
eselon II.b.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-70
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Kepala kantor, kantor, camat, camat, kepala kepala bagian, sekreta sekretaris ris pada dinas, badan (3) Kepala dan inspekto inspektorat, rat, inspektu inspekturr pembantu pembantu,, direktur direktur rumah rumah sakit sakit umum daerah daerah kelas kelas C, direktur direktur rumah sakit sakit khusus daerah daerah kelas B, wakil direktur rumah sakit umum daerah kelas A dan kelas B, dan wakil direkt direktur ur rumah rumah sakit sakit khusu khususs daerah daerah kelas kelas A merup merupaka akan n jabat jabatan an struktural eselon III.a.
(4) Kepala Kepala bidang pada dinas dinas, dan badan, kepala bagian dan kepala bidang pada rumah sakit umum daerah, direktur rumah sakit umum daerah kelas D, dan sekretaris camat merupakan jabatan struktural
eselon III.b. Lurah, h, kepa kepala la seks seksi, i, kepa kepala la subb subbag agia ian, n, kepal kepala a subb subbid idan ang, g, dan dan (5) Lura
kepa kepala la unit unit pela pelaks ksan ana a
tekn teknis is
dina dinass
dan dan bad badan an
meru merupa paka kan n
jabatan jabatan struktu struktural ral eselon IV.a. Sekret etar aris is kelu kelura raha han, n, kepa kepala la seks seksii (6) Sekr
pada pada
kelur elurah ahan an,,
kepa kepala la
subbag subbagian ian pada pada unit unit pelak pelaksan sana a teknis teknis,, kepala kepala tata tata usaha usaha sekola sekolah h keju kejuru ruan an dan dan kepa kepala la sub sub bagi bagian an pada pada sekr sekret etar aria iatt keca kecama mata tan n merupakan jabatan struktural eselon IV.b.
Eselon Eselon jabata jabatan n menggam menggambar barkan kan kapas kapasita itass jabata jabatan n atau atau kapasi kapasita tass lembag lembaga. a. Semak Semakin in tingg tinggii eselon eselon jabat jabatan an yang yang memimp memimpin in dalam dalam suatu suatu lembag lembaga, a, maka maka semakin tinggi pula kapasitas kelembagaan dan kapasitas jabatan yang diemban dan sebaliknya. Semakin tinggi eselon jabatan yang melaksanakan tugas urusan dan kewenang kewenangan an pemerint pemerintahan, ahan, semakin semakin tinggi tinggi priorita prioritass urusan urusan pemerint pemerintahan ahan tersebut, dan sebaliknya.
Perubaha Perubahan n bentuk bentuk kelembag kelembagaan aan yang bertugas bertugas dan berwenan berwenang g menjalan menjalankan kan urusan uru san dalam dalam bidang bidang Persam Persampah pahan an di Kabupa Kabupaten ten Bandun Bandung, g, dari dari yang yang semula semula berbe erbent ntuk uk
Dinas inas
Keber ebersi sih han
menjad njadii
Bida Bidan ng
Keber ebersi sih han
dan dan
UPTD PTD
bentuk
Dinas
Pengangkutan sampah menggambarkan: 1. Penuruna Penurunan n kapasitas kapasitas kelemba kelembagaan, gaan,
Le Lembaga
pengelola
persampahan
dalam
Keber Kebersih sihan, an, maka maka lembag lembaga a terse tersebut but 100 % kapasi kapasita tasny snya a untuk untuk mengelola masalah sampah.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-71
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Le Lembaga
pengelola
persampahan
dalam
bentuk
Dinas
Perumaha Perumahan, n, Tata Tata Ruang dan Kebersiha Kebersihan n yang memiliki memiliki rentang rentang kenda kendali li 6 Bidang Bidang termas termasuk uk Bidang Bidang Keber Kebersih sihan, an, maka maka kapas kapasit itas as Dinas dalam pengelolaan sampah hanya 1/6 (16,6 %).
2. Penuruna Penurunan n kewenang kewenangan an jabatan, jabatan,
Pe Penge ngelola lolaan an
samp ampah
dala dalam m
lemb embaga aga
Dinas inas
Kebers bersih ihan an,,
kewenan kewenangann gannya ya dimiliki dimiliki oleh seorang seorang pejabat pejabat struktur struktural al Kepala Kepala Dinas dengan eselon jabatan adalah IIa.
Penge Pengelol lolaan aan sampah sampah dalam dalam bentu bentuk k Bidang Bidang Kebers Kebersiha ihan n dalam dalam Dinas Dinas Perumaha Perumahan, n, Tata Ruang dan Kebersiha Kebersihan, n, kewenan kewenangann gannya ya dipegang oleh seorang pejabat struktural Kepala Bidang dengan eselon eselon jabat jabatan an IIb dan bahka bahkan n oleh oleh pejab pejabat at struc structu tural ral Kepal Kepala a UPTD dengan eselon jabatab IVa.
3. Penuruna Penurunan n priori prioritas, tas,
Terjadin Terjadinya ya penurunan penurunan kapasit kapasitas as lembaga lembaga dan penurunan penurunan eselon jabatan
struktural
yang
pers persam ampa paha han, n, maka maka hal hal
menangan gani
ini ini
lang angsung
juga juga meng mengga gamb mbar arka kan n
urusan adan adanya ya
penur penuruna unan n priori priorita tass dalam dalam pengel pengelola olaan an sampah sampah dari dari sebelu sebelum m adanya perubahan kelembagaan.
Penuruna Penurunan n kapasita kapasitass lembaga lembaga pengelola pengelola persampa persampahan han dari Dinas Dinas Kebersiha Kebersihan n menj menjad adii Bida Bidang ng Kebe Kebers rsih ihan an dan dan UPTD UPTD Peng Pengan angk gkut utan an Samp Sampah ah,, mung mungki kin n dise diseba babk bkan an adan adanya ya bata batasa san n juml jumlah ah Dina Dinass Daer Daerah ah yang yang bole boleh h dibe dibent ntuk uk berdas berdasark arkan an PP 41 Tahun Tahun 2007, 2007, sehing sehingga ga uru urusan san persam persampah pahan an yang yang semula semula diurus diurus melal melalui ui lembag lembaga a Dinas Dinas harus harus disat disatuk ukan an dengan dengan uru urusan san bidang bidang lainny lainnya a dalam Dinas bersama. Berdasarkan Perumusan akhir dari Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah, jumlah jumlah Organisas Organisasii Dinas Dinas Daerah Daerah sebanyak sebanyak 13 Dinas dengan jumlah jumlah Organisas Organisasii Lembaga Teknis Daerah sebanyak 8 Badan dan Kantor.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-72
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Berdasar Berdasarkan kan kepada kepada variabel variabel yang menentuk menentukan an besaran besaran organisasi organisasi perangkat perangkat daer daerah ah khus khusus usny nya a juml jumlah ah Dina Dinass Daer Daerah ah menu menuru rutt PP 41 Tahu Tahun n 2007 2007,, yait yaitu u berdasarkan: a.
Juml Jumlah ah pend pendud uduk uk
b.
Luas Luas wila wilaya yah h dan dan
c.
Juml Jumlah ah angg anggar aran an,,
Maka nilai (skore) untuk kabupaten Bandung adalah seperti pada Tabel berikut.
Tabel 2.24 Penetapan Variabel Besaran Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten NO 1
1
2.
VARIABEL 2 JUMLAH PENDUDUK (jiwa) Untuk Kabupaten di Pulau Jawa dan Madura.
JUMLAH PENDUDUK (jiwa) Untuk Kabupaten di luar Pulau Jawa dan Madura.
3. LUAS WILAYAH (KM2) Untuk Kabupaten di Pulau Jawa dan Madura.
4
5
LUAS WILAYAH (KM2) Untuk Kabupaten di luar Pulau Jawa dan Madura.
JUMLAH APBD
KELAS INTERVAL 3 < 250.000 250.001 250.001 - 500.000 500.000 500.001 – 750.000 750.001 – 1.000.000 > 1.000.001
NILAI 4 8 16 24 32 40
< 150.000 150.001 150.001 - 300.000 300.000 300.001 – 450.000 450.001 – 600.000. > 600.001 < 500 501 - 1.000 1.001 – 1.500 1.501 – 2.000 > 2.001 < 1.000 1.000 – 2.000 2.001 – 3.000 3.001 – 4.000 > 4.001 < 200 M 200,1 – 400 M 400,1 – 600 M 600,1 – 800 M > 800,1 M
8 16 24 32 40 7 14 21 28 35 7 14 21 28 35 5 10 15 20 25
Jumlah Nilai = 100
Besaran Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dalam Pasal 21 PP 41 Tahun 2007 yang berbunyi: (3) Besaran organisasi perangkat daerah dengan nilai lebih dari 70 (tujuh puluh) terdiri dari: a.
sekret sekretari ariat at daerah daerah,, terd terdiri iri dari dari paling paling banyak banyak
b.
sekr sekret etar aria iatt DPRD DPRD;;
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
4 (empat (empat)) asist asisten; en;
Hal II-73
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
c.
dinas dinas paling paling banya banyak k 18 (delap (delapan an belas) belas);;
d.
lembag lembaga a tekn teknis is daer daerah ah pali paling ng bany banyak ak 12 12 (dua (dua bela belas); s);
Deng Dengan an Nila Nilaii sebe sebesa sarr 100, 100, maka maka besa besara ran n orga organi nisa sasi si pera perang ngka katt daer daerah ah di Kabupa Kabupaten ten Bandun Bandung g yang yang boleh boleh dibent dibentuk uk menur menurut ut PP 41 Tahun Tahun 2007 2007 di atas atas adalah 18 Dinas Daerah dan 12 Lembaga Teknis Daerah. Dengan demikian maka seca secara ra ket ketentu entuan an yuri yuridi diss
memu memung ngki kink nkan an bahw bahwa a
apab apabil ila a
urus urusan an bida bidang ng
persampa persampahan han dibentuk dibentuk dalam dalam lembaga lembaga Dinas, Dinas, karena karena jumlah jumlah rancangan rancangan Dinas Dinas Daerah saat ini baru sebanyak 13 Dinas.
2.4.2. Stuktur Organisasi Organi Organisas sasii merup merupak akan an suatu suatu alat alat dalam dalam suatu suatu manaj manajeme emen n untuk untuk mencap mencapai ai suatu suatu tujua tujuan. n. Untuk Untuk menjal menjalank ankan an organi organisas sasii secara secara baik baik dan terara terarah, h, maka maka diperlukan sebuah struktur yang dapat melingkupi seluruh fungsi organisasi agar tujuan dapat tercapai. Organisasi sebagai bagian dari fungsi manajemen, maka struktur organisasi juga harus memiliki dan meliputi fungsi untuk menjalankan peran: a. Peren Perencan canaan aan (Planning) Planning) b. Pengorga Pengorganisas nisasian ian (Organizing) Organizing) c. Pelak Pelaksan sanaan aan ( Actuating) Actuating) d. Penga Pengawas wasan an (Controling) Controling)
Struk Struktur tur organi organisas sasii Dinas Dinas Kebers Kebersiha ihan n Kabupa Kabupaten ten Bandu Bandung ng yang yang ada saat saat ini apabila apabila dievaluas dievaluasii berdasark berdasarkan an fungsi-fun fungsi-fungsi gsi tersebut tersebut menunjuk menunjukkan kan sebagai sebagai berikut:
a. Perencan Perencanaan aan Struktur organisasi yang ada belum terdapat unit kerja yang secara khusus melaksan melaksanakan akan kegiatan kegiatan perencana perencanaan an dalam dalam skala Dinas Dinas Kebersih Kebersihan. an. Belum terd terdap apat atny nya a unit unit kerj kerja a pere perenc ncan anaa aan n ini ini dipr dipred edik iksi sika kan n bahw bahwa a fung fungsi si perencana perencanaan an dibidang dibidang kebersiha kebersihan n atau pengelola pengelolaan an persampa persampahan han menjadi menjadi bagian
tugas
yang
berada
dalam
SKPD
Badan
Perencanaan
dan
Pembangunan Daerah (Bappeda). Peran perencanaan pada skala Pemerintah
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-74
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Kabupaten sudah tepat bahwa perencanaan persampahan ada dalam SKPD Bapp Bapped eda, a, namu namun n teta tetap p dipe diperl rluk ukan an unit unit kerja erja yang ang berp berper eran an dala dalam m menyusun menyusun dan merancang merancang perencanaan perencanaan pada skala skala Dinas Dinas Kebersih Kebersihan an yang akan akan mencadi acuan dalam operasional pengelolaan kebersihan.
b. Pengorga Pengorganisas nisasian ian (Organizing) Organizing) Fung Fungsi si peng pengor orga gani nisa sasi sian an dala dalam m
stru strukt ktur ur organ organis isas asii
Dina Dinass
Kebe Kebers rsih ihan an
Kabupaten Bandung, sudah tercermin dalam unit kerja Bagian Tata Usaha. Pada Pada bagia bagian n ini mengo mengorga rganis nisasi asika kan n dukung dukungan an sarana sarana dan prasar prasarana ana serta serta keuangan untuk berjalannya pengelolaan kebersihan.
c. Pelak Pelaksan sanaan aan ( Actuating) Actuating) Fungsi dan peran pelaksanaan (actuating (actuating)) dalam pengelolaan sampah atau kebers kebersiha ihan n sudah sudah tercer tercermin min dalam dalam struk struktu turr organi organisas sasii Dinas Dinas Kebers Kebersiha ihan n Kabu Kabupa patten Band Bandun ung, g, kare karena na unit unit kerj kerja a ini ini yang ang menj menjad adii pela pelaks ksan ana a utamanya utamanya.. Semua Semua unit kerja kerja dalam struktur struktur organisasi organisasi yang dihubungk dihubungkan an dengan garis lini dari Kepala Dinas, yaitu Sub Dinas Operasional, Sub Dinas Peme Pemeli liha hara raan an dan dan Sub Sub Dina Dinass Kemi Kemitr traa aan, n, meru merupa paka kan n unit unit kerj kerja a yang yang berfungsi dalam pelaksanaan langsung pengelolaan sampah.
d. Pengawas Pengawasan an (Controling) Controling ) Unit kerja kerja dalam struktur struktur organisasi organisasi Dinas Dinas Kebersih Kebersihan an Kabupate Kabupaten n Bandung Bandung yang berperan secara khusus melaksanakan fungsi pengawasan (controlling (controlling)) belu belum m ada. ada. Ling Lingku kup p peng pengaw awas asan an yang yang dima dimaks ksud ud adal adalah ah mela melaks ksan anak akan an eval evalua uasi si dan dan pema pemant ntau auan an terh terhad adap ap prog progra ram m kerj kerja a atau atau pere perenc ncan anaa aan, n, terhadap hasil kerja yang telah dilakukan secara internal pada skala Dinas Kebersihan. Fungsi dan peran ini sangat penting sebagai media umpan balik dalam dalam melaku melakukan kan perbai perbaika kan n dan penyem penyempu purna rnaan an pelaks pelaksana anaan an progra program m kerja atau perencanaan.
2.4.3. 2.4.3. Tugas Tugas Pokok Tugas Tugas pokok pokok dari dari Dinas Dinas Keber Kebersih sihan an Kabup Kabupate aten n Bandu Bandung ng belum belum secara secara jelas jelas menye menyebut butka kan n bahwa bahwa tugas tugas pokok pokoknya nya adalah adalah menye menyelen lengga ggarak rakan an pelaya pelayanan nan BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-75
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
pengelol pengelolaan aan sampah, sampah, dan tugas tugas pelayanan pelayanan lainnya secara jelas. jelas. Tugas Tugas pokok pokok yang yang tert terter era a dala dalam m Perd Perda a Nomo Nomorr 9 tahu tahun n 2002 2002 pasa pasall 369 369 meru merumu musk skan an kebijak kebijaksanaa sanaan n teknis teknis pelaksana pelaksanaan an kewenang kewenangan an sub bidang bidang pekerjaan pekerjaan umum. umum. Perumu Perumusan san tugas tugas pokok pokok Dinas Dinas Kebers Kebersiha ihan n Kabupa Kabupate ten n Bandun Bandung g sebaga sebagaima imana na tersebut tersebut dalam dalam Perda, Perda, mengikut mengikutii sepenuhny sepenuhnya a sebagaim sebagaimana ana ditetapk ditetapkan an dalam Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daera Daerah h yang yang saat saat ini telah telah digant digantii dengan dengan PP Nomor Nomor 41 Tahun Tahun 2007, 2007, teta tetapi pi materinya masih sama.
Tugas Tugas pokok pokok dari dari Dinas Dinas Kebers Kebersiha ihan n sepert sepertii terse tersebut but perlu dirumu dirumusk skan an ulang ulang deng dengan an tuju tujuan an agar agar jela jelass kear kearah ah sasa sasara ran n yang yang akan akan dila dilaks ksan anak akan an untu untuk k menc mencap apai ai tuju tujuan an.. Dapa Dapatt dima dimakl klum umii bahw bahwa a tuga tugass poko pokok k dari dari Dina Dinass Daer Daerah ah seperti Dinas Kebersihan sebagaimana diamantkan dalam PP No. 41 tahun 2007 adalah adalah melaksan melaksanakan akan urusan urusan pemerint pemerintahan ahan daerah berdasark berdasarkan an asas otonomi otonomi dan tugas pembantuan. Namun demikian, sudah secara jelas urusan pemerintah daerah daerah yang yang harus harus dilaks dilaksana anaka kan n sebaga sebagaima imana na dalam dalam PP 38 Tahun Tahun 2007 2007 yang yang harus dijalankan dalam urusan persampahan. Oleh karena itu tugas pokok dari Dinas Kebersihan perlu dirumuskan secara jelas dan akan dibahas lebih lanjut dalam pengembangan kelembagaan.
2.4.4. Sumberdaya Manusia Sumberdaya manusia atau personil dalam organisasi pengelola sampah memiliki peran peran yang yang sangat sangat pentin penting g untuk untuk menjal menjalank ankan an tugas tugas pokok pokok dan fungsi fungsi dalam dalam peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah.. Dua Dua aspe aspek k utam utama a dala dalam m sumb sumber er manu manusi sia a yang yang akan akan berpengaruh terhadap kinerja adalah aspek kualitas dan kuantitas SDM.
a. Kualit Kualitas as SD SDM M Status Status kepegawa kepegawaian ian dalam pengelola pengelolaan an persampah persampahan an di Kabupaten Kabupaten Bandung Bandung dalam dalam wadah wadah kelembag kelembagaan aan berbent berbentuk uk Dinas Dinas Kebersihan Kebersihan,, terdapat terdapat dua status status pegawai yaitu:
Pegawai negeri sipil (PNS)
Pegawai Kontrak
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-76
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Pega Pegawa waii deng dengan an stat status us pega pegawa waii nege negeri ri sipi sipill sang sangat at suli sulitt untu untuk k bers bersif ifat at permanen menjadi pegawai dengan tugas selamanya di Dinas Kebersihan, tetapi dalam dalam kerangka kerangka peningkat peningkatan an karir karir sebagai sebagai pegawai pegawai pemerinta pemerintah h sering sering terjadi terjadi muta mutasi si anta antarr dina dinass atau atau lemb lembag aga. a. Pada Pada sisi sisi lain lain peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah memer memerluk lukan an pegawa pegawaii dengan dengan profes profesii sebaga sebagaii ahli ahli bidang bidang persa persampa mpahan han yang yang memerluk memerlukan an pembinaa pembinaan, n, pendidik pendidikan an dan pelatihan pelatihan sehingga sehingga menjadi menjadi pegawai pegawai prof profes essi sion onal al
dibi dibida dang ngny nya. a.
Berk Berkai aita tan n
deng dengan an
hal hal
ters terseb ebut ut
peng pengel elol olaa aan n
pers persam ampa paha han n yang yang dike dikelo lola la oleh oleh pers person onil il PNS, PNS, akan akan suli sulitt memb memban angu gun n kompe kompete tensi nsi manaka manakala la pegawa pegawaii yang yang telah telah dibina dibina,, dididi dididik k dan dilat dilatih ih dalam dalam bidang persampahan tetapi oleh karena kebutuhan peningkatan karir akhirnya harus mengikuti program mutasi ke unit kerja lain. Terlebih lagi pegawai yang menduduki jabatan dalam eselon II, III dan IV, sering terjadi mutasi antar unit kerja keluar unit kerja Dinas Kebersihan. Jadi kondisi yang demikian ini yang menj menjad adii
kenda endala la
untu untuk k
memb memban angu gun n
komp kompet eten ensi si
atau atau
kual kualit itas as
tena tenaga ga
persampahan dalam lembaga atau organisasi pengelola persampahan berbentuk Dinas Dinas Kebersiha Kebersihan n atau lembaga lain yang merupakan merupakan Satuan Satuan Kerja Kerja Perangka Perangkatt Daerah (SKPD).
Pengelolaan sampah merupakan bagian dari urusan dibidang pekerjaan umum dan juga juga merup merupak akan an bagian bagian dari dari kegia kegiata tan n pengel pengelola olaan an lingku lingkunga ngan n sehing sehingga ga memer memerluk lukan an sumber sumberday daya a manusi manusia a atau atau person personil il dengan dengan kualif kualifika ikasi si keahlia keahlian n bidang sipil dan lingkungan. Berdasarkan kualifikasi personil yang ada bahkan pada pada leve levell pimp pimpin inan an di Dina Dinass Kebe Kebers rsih ihan an tida tidak k terd terdap apat at pega pegawa waii deng dengan an kualifikasi tersebut.
Personil Personil dalam pengelol pengelolaan aan sampah sampah terdiri terdiri dari beberapa beberapa tingkat tingkatan an structura structurall yait yaitu u pers person onil il deng dengan an kual kualif ifik ikas asii seba sebaga gaii
peme pemega gang ng jaba jabata tan n pimp pimpin inan an,,
pelaksana perencana dan administrasi serta personil pekerja lapangan.
Pengadaa Pengadaan n Pegawai Pegawai sangat sangat tergantu tergantung ng kepada kepada Pemerint Pemerintah ah Daerah Daerah Kabupate Kabupaten n Bandung
Cq.
Badan
Kepegawaian
Daerah)
dan
selama
ini
tidak
memperhitungkan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan unit kerja.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-77
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Kebersihan Kabupaten Bandung sangat tergantung antara lain pada kebijakan rekruitmen personil yang dianut. Sebagai contoh Dinas Kebersihan kurang memerlukan tenaga tambahan untuk pegawa pegawaii lapang lapangan an dengan dengan statu statuss tenag tenaga a kontra kontrak k kerja kerja yang yang berkua berkualif lifika ikasi si pendidik pendidikan an Sarjana (S1) dan D3, tetapi tetapi yang sangat sangat diperlukan diperlukan adalah tenaga tenaga kontrak kerja dari tingkat pendidikan SMA ke bawah.
Tugas Tugas Pokok Pokok dan Fungsi Fungsi Dinas Dinas Keber Kebersih sihan an Kabupa Kabupate ten n Bandun Bandung g memerl memerluk ukan an dukungan dukungan personil dengan keahlian keahlian khusus, khusus, sehingga sehingga pada umumnya umumnya personil personil yang dibutuhkan harus memiliki latar belakang pendidikan Teknik Sipil, Teknik Lingkungan, Teknik Mesin dan Teknik Penunjang lainnya.
b. Kuant Kuantita itass SDM SDM Pelaksanaan pengelolaan sampah merupakan jenis pekerjaan rutin harian dan bersif bersifat at padat padat karya karya.. Jumlah Jumlah SDM SDM Dinas Dinas Kebers Kebersiha ihan n yang yang ada saat saat ini belum belum seimbang: a. Antara Antara jumlah jumlah kebutuhan kebutuhan dengan dengan jumlah jumlah yang ada b. Antara Antara satu unit unit kerja dengan dengan unit kerja kerja lainnya lainnya c. Antara tingkat tingkat penambahan penambahan peralatan peralatan dengan penambahan penambahan personil personil d. Antara Antara tenaga tenaga administrasi administrasi dan tenaga tenaga lapangan
Sejak dikeluarkannya Keputusan Bupati Bandung Nomor 05 Tahun 2003 tentang tata tata cara cara peng pengad adaa aan n pega pegawa waii tida tidak k teta tetap/ p/ Kont Kontra rak k Kerj Kerja a dili diling ngku kung ngan an Pemeri Pemerinta ntah h Kabup Kabupate aten n Bandu Bandung ng yang yang telah telah diperb diperbaha aharui rui dengan dengan Keput Keputusa usan n Bupa Bupati ti Band Bandun ung g Nomo Nomorr 29 Tahu Tahun n 2004 2004 tent tentan ang g Peng Pengad adaa aan n dan dan Pemb Pembin inaa aan n Pegawai Pegawai Tidak Tetap di lingkung lingkungan an Pemerint Pemerintahan ahan Kabupate Kabupaten n Bandung, Bandung, mulai mulai dirasaka dirasakan n adanya adanya banyak banyak tugas-tu tugas-tugas gas yang tidak dapat dikerjak dikerjakan an disebabka disebabkan n oleh kekurangan personil.
Pada umumnya umumnya para tenaga lapangan lapangan terdiri dari pegawai pegawai Non PNS/Tena PNS/Tenaga ga Kontrak Kerja/Pegawai Harian Lepas yang memiliki masa kerja sudah lama, tetap tetapii karen karena a semaki semakin n bertam bertambah bahnya nya wakt waktu u usia usia merek mereka a sehing sehingga ga tidak tidak memenuhi memenuhi ketentu ketentuan an undang-und undang-undang ang untuk untuk pengangka pengangkatan tan Calon Calon Pegawai Pegawai Negeri Sipil.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-78
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Dalam recruitment Pegawai Pegawai untuk untuk Dinas Dinas Kebersiha Kebersihan n Kabupat Kabupaten en Bandung Bandung tidak memiliki keleluasaan untuk melaksanakan, sehingga perlu mekanisme agar ada kesesuaian antara rencana kebutuhan dan kenyataan. Mekanisme ini ditempuh ditempuh melalui melalui Dinas Kebersih Kebersihan an Kabupate Kabupaten n Bandung Bandung mengusul mengusulkan kan person personil il yang yang memil memiliki iki kompet kompetens ensii sesuai sesuai dan telah telah lama lama melak melaksan sanak akan an tugas lapangan untuk dapat ditingkatkan statusnya.
Sementar Sementara a itu untuk pemenuhan pemenuhan kebutuh kebutuhan an personil personil (PNS) dapat dapat melalui melalui peny penyus usun unan an form formas asi. i. Hal Hal itu itu pun pun haru haruss sesu sesuai ai deng dengan an lata latarr bela belaka kang ng pendidikan/kompetens pendidikan/kompetensii yang diperlukan. diperlukan.
Pegawai Pegawai yang secara secara strategi strategiss diperluk diperlukan an adalah adalah beberapa beberapa tenaga teknis dalam dalam penyus penyusuna unan n suatu suatu
progra program m persam persampah pahan an yang yang lebih lebih dimasa dimasa yang
akan datang dan memerlukan pengisian segera.
Usulan Usulan recrui recruitm tment ent Tenaga Tenaga Kont Kontrak rak Kerja Kerja yang yang dilak dilaksan sanaka akan n oleh oleh Dinas Dinas Kebers Kebersiha ihan n akan akan lebih lebih efekt efektif if sebab sebab sangat sangat menda mendasar sar pada pada kebut kebutuha uhan n lapa lapang ngan an deng dengan an teta tetap p
memp memper erti timb mban angk gkan an efis efisie iens nsii
dan dan
efek efekti tifi fita tass
penggunaan tenaga lapangan.
2.5. Aspek Pembiayaan Evalua Evaluasi si aspek aspek pembia pembiayaa yaan n dilak dilakuka ukan n dengan dengan menguk mengukur ur tingk tingkat at efekt efektifi ifita tass pena penari rika kan n retr retrib ibus usii saat saat ini. ini.
Efek Efekti tifi fita tass diuk diukur ur deng dengan an memb memban andi ding ngka kan n
pend pendap apat atan an retr retrib ibus usii yang yang terc tercat atat at di bagi bagian an keua keuang ngan an Dina Dinass Kebe Kebers rsih ihan an terhadap terhadap potensi potensi retribus retribusii yang sesungguhn sesungguhnya ya.
Tinjauan Tinjauan terhadap terhadap anggaran
belanja yang diusulkan dan yang terealisasi dilakukan untuk melihat besarnya alok alokas asii
angg anggar aran an
Peme Pemeri rint ntah ah
Kabu Kabupa pate ten n
terha erhada dap p
tuga tugass
peng pengel elol olaa aan n
kebersihan.
Kriteria Kriteria yang disyarat disyaratkan kan mengenai mengenai keuangan keuangan untuk untuk pengelol pengelolaan aan kebersih kebersihan an adalah adalah bersif bersifat at cost cost recove recovery ry (mamp (mampu u membia membiayai yai sendir sendiri). i). Berdas Berdasark arkan an Peng Pengol olah ahan an Data Data dan dan Peng Pengan anal alis isaa aan n Dina Dinass Kebe Kebers rsih ihan an pada pada tahu tahun n 2007, 2007, anggaran anggaran yang dikeluar dikeluarkan kan Dinas Dinas Kebersih Kebersihan an Kabupaten Kabupaten Bandung adalah adalah 14,3 mily milyar ar (unt (untuk uk biay biaya a umum umum dan dan peng pengel elol olaa aan n kebe kebers rsih ihan an denga dengan n ting tingka katt
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-79
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
pelaya pelayanan nan 20,8%) 20,8%),, dan untuk untuk penge pengelol lolaan aan sampah sampah itu sendir sendirii (biaya (biaya O&M) O&M) adalah sebesar Rp. 13.000.722.629 per tahun.
Berdasarkan Pengolahan Data dan Penganalisaan Dinas Kebersihan pada tahun 2006 2006,, hasi hasill pemu pemung ngut utan an retr retrib ibus usii untu untuk k tahu tahun n 2006 2006 dipe diperk rkir irak akan an hany hanya a 827.61 827.610.0 0.000 00 atau atau sekita sekitarr 6,36% 6,36% dari dari kebut kebutuha uhan n biaya biaya pengel pengelola olaan an sampah sampah.. Untuk mencapai target cost recovery recovery tersebut maka perlu adanya peningkatan perolehan retribusi.
2.6 Aspek Peraturan Peratura Peraturan n hukum hukum yang mengatur mengatur tentang tentang pengelola pengelolaan an sampah sampah di Kabupate Kabupaten n Bandung, terdiri dari peraturan hukum berbentuk Peraturan Daerah, Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati, dengan materi pengaturan meliputi: 1. Perd Tentang Kebersihan, Perda a Kabup Kabupate aten n Bandu Bandung ng No. 31 Tahun Tahun 2000 2000 Tentang Keindahan, Ketertiban dan Kesehatan Lingkungan 2. Perat Peratur uran an Daerah Daerah Kabupa Kabupaten ten Bandu Bandung ng No. 9 Tahun Tahun 2002 2002 Tentang Pembentukan Organisasi Dinas Kebersihan Kabupaten Bandung 3. Sura Suratt Kepu Keputu tusa san n Bupa Bupati ti No No.. 21 tahu tahun n 2001 2001 Tentang Tentang Pelimpah Pelimpahan an Sebagian Sebagian Kewenan Kewenangan gan Bupati Kepada Kepada Camat jo Surat Keputusan Bupati
No 8 Tahun 2004 4. Keputusan Bupati No. 13 Tahun 2002 Tentang Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pera Peratu tura ran n Daer Daerah ah Kabu Kabupa pate ten n Band Bandun ung g No. No. 31 Tahun Tahun 2000 2000 Te Tent ntan ang g Kebersihan, Keindahan, Ketertiban dan Kesehatan Lingkungan 5. Keputusan Bupati Bandung No. 660.2/Kep. 660.2/Kep. 134 A-DPUK/2002 Tentang Penentapan Klasifikasi Retribusi Kebersihan 6. Perat Peratur uran an Daerah Daerah Kabupa Kabupate ten n Bandu Bandung ng No No.. 10 Tahun Tahun 2002 2002 Tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bandung
7. Per Perat atur uran an Bupa Bupati ti Band Bandun ung g No No.. 8 Tahun ahun 2006 2006 Tentang Tentang Standar Standar Pelayana Pelayanan n Minimal Minimal (SPM) (SPM) Bidang Bidang Kebersih Kebersihan an Di Lingkung Lingkungan an Pemerint Pemerintah ah Kabupaten Bandung
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-80
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Berdasarkan kepada jenis dan materi peraturan hukum sebagaimana tersebut di atas, as,
beri berik kut
adala dalah h
halhal-ha hall
yang ang
perl erlu
di
kriti itisi
untuk ntuk
keb kebutu utuhan han
pengembangan di masa mendatang : 1. Belum Belum terda terdapat pat perat peratura uran n hukum hukum dalam dalam bentu bentuk k Perat Peratura uran n Daerah Daerah yang yang mengatur secara khusus tentang pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah meliputi berbagai aspek yang memerlukan pengaturan secara komprehensif dan dalam dalam kapasita kapasitass Perda agar memiliki memiliki kekuatan kekuatan hukum hukum yang memadai untuk untuk dijal dijalank ankan an dan dipat dipatuhi uhi bagi bagi seluru seluruh h kompo komponen nen masyar masyaraka akatt dan pemerintah. Perat Peratura uran n Daera Daerah h yang yang mengat mengatur ur tent tentang ang pengel pengelola olaan an sampah sampah saat saat ini diat diatur ur dala dalam m
satu satu kesa kesatu tuan an
pera peratturan uran
daer daerah ah beru berupa pa
Kebe Kebers rsih ihan an,,
Keind Keindaha ahan, n, Ketert Ketertiba iban n dan Keseh Kesehat atan an Lingk Lingkung ungan, an, sehing sehingga ga ruang ruang yang yang terse tersedia dia terbat terbatas as dan belum belum secara secara komp kompreh rehens ensif if menga mengatur tur kete ketentu ntuananketentuan secara umum pengelolaan sampah dalam seluruh aspeknya. Oleh karena karena itu itu perlu perlu disusu disusun n kete ketent ntuan uan-ke -kete tent ntuan uan pengel pengelola olaan an sampah sampah di wilaya wilayah h Kabupa Kabupate ten n Bandun Bandung g berdas berdasark arkan an kebut kebutuha uhan n dan perke perkemba mbanga ngan n paradigma paradigma yang ada dalam bentuk bentuk Peratura Peraturan n Daerah Daerah tentang tentang Pengelola Pengelolaan an Sampah di Kabupaten Bandung. 2. Perat Peratura uran n tenta tentang ng tarip tarip retrib retribusi usi kebers kebersiha ihan n saat saat ini diatur diatur dalam dalam satu satu kesat kesatuan uan dalam dalam Perda Perda Kebers Kebersiha ihan, n, Keind Keindaha ahan, n, Kete Keterib riban an dan Keseha Kesehata tan n Lingku Lingkunga ngan, n, sehing sehingga ga materi materiny nya a terba terbata tass kepada kepada besar besaran an tarip tarip retibu retibusi si kebersihan yang dikenakan kepada masyarakat dan ketentuan umum dalam membiayai pengelolaan sampah belum tercakup dalam pasal-pasal pada bab kebersiha kebersihan n dalam perda tersebut tersebut.. Oleh karena karena itu diperluk diperlukan an pengatura pengaturan n deng dengan an mate materi ri aspe aspek k pemb pembia iaya yaan an (keu (keuan angan gan)) yang yang meli melipu puti ti sumb sumber er pembiayaan, proporsi jumlah biaya dan tarip retribusi pengelolaan sampah yang akan dikenakan kepada masyarakat yang merupakan muatan ketentuan pembiayaan dalam Perda Pengelolaan Persampahan. 3. Kebe Kebera rada daan an Pera Peratturan uran Bupa Bupatti Band Bandun ung g Nomo Nomorr 8 Tahu Tahun n 2004 2004 tenta entang ng Peli Pelimp mpah ahan an seba sebagi gian an kewe kewena nang ngan an Bupa Bupati ti kepa kepada da Cama Camatt dan dan Stan Standa darr pelay pelayana anan n minim minimal al (SPM) (SPM) bidang bidang keber kebersih sihan, an, melal melalui ui Keput Keputusa usan n Bupat Bupatii Band Bandun ung g Nomo Nomorr 8 Tahu Tahun n 2006 2006 suda sudah h cuku cukup p baik baik seba sebaga gaii kele keleng ngka kapa pan n peraturan dan pedoman dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-81
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Keput Keputusa usan n Bupat Bupatii diperl diperluk ukan an dalam dalam pedoman pedoman tekn teknis is penye penyelen lengga ggaraa raan n peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah dari dari mula mulaii pedo pedoma man n peny penyap apua uan, n, peng pengum umpu pula lan, n, pemindah pemindahan an dan pengangk pengangkutan utan sampah dari setiap jenis jenis sumber sumber sampah, sampah, demi demiki kian an pula pula pedo pedoma man n tekn teknis is untu untuk k tata tata cara cara pemu pemung ngut utan an retr retrib ibus usii pengelolaan sampah.
Berdas Berdasark arkan an kepada kepada analis analisis is kondi kondisi si perat peratura uran n hukum hukum tenta tentang ng pengel pengelola olaan an persampahan di Kabupaten Bandung sebagaimana tersebut di atas, maka dalam kerangka kerangka pengemba pengembangan ngan produk produk peratura peraturan n hukum hukum memperh memperhatik atikan an referensireferensirefere referensi nsi yang yang berkai berkaitan tan dengan dengan pengel pengelola olaan an persa persampa mpahan han (Ranca (Rancang ngan an UU Persampahan, Standar Nasional Indonesia-SNI tentang Persampahan, Peraturan dan
Kep Keputu utusan san
Ment enteri eri
PU
tent entang ang
Kebij ebija akan
dan
Strat rategi
Nasi Nasion ona al
Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP), Norma, Pedoman, Stan Standa dard rd
dan dan
Manu Manualal-NP NPSM SM). ).
Kons Konsep ep
ranc rancan anga gan n
peng pengem emba bang ngan an
syst system em
persampa persampahan han di wilayah wilayah Kabupate Kabupaten n Bandung Bandung yang menjadi menjadi konsep konsep rancangan rancangan terpilih harus terakomodir dalam rancangan peraturan hukum untuk ditetapkan menjadi peraturan yang bersifat mengikat untuk dilaksanakan/direalisasikan.
Garis-garis besar kebutuhan jenis peraturan hukum yang diperlukan dan materi yang perlu diakomodir dalam peraturan adalah sebagai berikut: 1. Peratura Peraturan n Daerah Daerah Kabupaten Kabupaten Bandung tentang tentang Pengelola Pengelolaan an Sampah Sampah di Kabupaten Bandung merupakan perda tersendiri dan tidak menjadi satu kesatuan dengan pengaturan bidang lain (saat ini menjadi satu dengan pengatur pengaturan an bidang bidang Keindahan Keindahan,, Ketertib Ketertiban an dan Kesehata Kesehatan n Lingkungan Lingkungan). ). Materi pokok pengaturan dalam Perda Pengelolaan sampah ini meliputi:
Aspek Aspek Kelembagaan Kelembagaan,, mengatur mengatur bentuk bentuk dan jenis kelembag kelembagaan aan yang bertanggu bertanggungjaw ngjawab ab dalam pengelol pengelolaan aan sampah sampah dari mulai mulai lembaga lembaga pere perenc ncan anaa aan, n,
pela pelaks ksan anaa aan n
dan dan
peng pengaw awas asan an/p /pen enge gend ndal alia ian. n.
Pembagian peran ini harus secara jelas (walaupun tidak secara rinci, karena karena dapat dapat diatur diatur lebih lebih lanjut lanjut dalam dalam bentuk bentuk Keput Keputusa usan n Bupati Bupati)) diat diatur ur
dan dan
dite diteta tapk pkan an
dala dalam m
Perd Perda. a.
Lemb Lembag aga a
peme pemeri rint ntah ah,,
lembaga/ lembaga/organ organisasi isasi masyarak masyarakat, at, lembaga lembaga swasta swasta dari mulai mulai skala skala
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-82
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
lingk lingkung ungan, an, local local Kabupa Kabupate ten n dan dan region regional al yang yang diberi diberika kan n peran peran dalam pengelolaan sampah.
Asp Aspek
tehni ehnik k
dan
oper opera asion sional al,,
mengat ngatu ur
dan
menet enetap apk kan
pola pola/s /sis iste tem m tehn tehnik ik dan oper operas asio iona nall peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah yang yang diba dibang ngun un dari dari para paradi digm gma a baru baru sepe sepert rtii pola pola 3 R dan dan pemi pemila laha han n sampah sejak dari sumbernya, 3 R skala kawasan, pengangkutan dan pemroses pemrosesan an akhir akhir berorient berorientasi asi ramah ramah lingkunga lingkungan. n. Lingkup Lingkup daerah daerah pelaya pelayanan nan wilay wilayah ah urban urban dan non urban, urban, penge pengelol lolaan aan sampah sampah B3, pengelolaan tingkat Kecamatan.
Aspek Aspek pembi pembiaya ayaan, an, mengat mengatur ur tenta tentang ng propor proporsi si biaya biaya (angga (anggaran ran)) pengelolaan sampah terhadap APBD Kabupaten, proporsi biaya yang bersum bersumber ber dari dari hasil hasil pungu pungutan tan retrib retribusi usi terha terhadap dap sumber sumber APBD APBD Kabu Kabupa pate ten, n, sumb sumber er-s -sum umbe berr biay biaya a lain lainny nya a dan dan besa besarn rnya ya tari tarip p retribusi pengelolan sampah.
Aspek peranserta peranserta masyarakat, masyarakat, mengatur keikutsertaan keikutsertaan setiap setiap lapisan masyarakat dan setiap penimbul sampah dalam pengelolaan sampah baik dalam kaitannya aspek teknik operasional, aspek kelembagaan dan aspek pembiayaan.
Disamp Disamping ing mengat mengatur ur tent tentang ang kewa kewajib jiban, an, hak dan larang larangan an secara secara umum umum dala dalam m peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah yang yang baik baik dan dan bena benarr sert serta a berwawasan lingkungan berkelanjutan.
2. Penja Penjaba baran ran dari dari Perat Peratura uran n Daera Daerah h tenta tentang ng Pengel Pengelola olaan an Persam Persampah pahan an kedalam Peraturan Bupati dan/atau Keputusan Bupati sebagai pedoman dan/ dan/at atau au petu petunj njuk uk tekn teknis is untu untuk k seti setiap ap aspe aspek k dala dalam m peng pengel elol olaa aan n persampahan seperti: 1) Peratura Peraturan n Bupati Bandung Bandung tentang tentang Pedoman Tehnik Tehnik dan Operasio Operasional nal Penanganan Sampah di Kabupaten Bandung, mengatur tentang tata cara penanganan sampah di pemukiman, pasar, perkantoran, daerah komer komersia siall dan lainny lainnya a dari dari mulai mulai penyap penyapuan uan,, pengu pengumpu mpulan lan,, 3 R, pengangkutan dan pemrosesan baik antara maupun akhir. 2) Perat Peratura uran n Bupat Bupatii Bandun Bandung g tent tentang ang Pedoma Pedoman n Tarip Tarip dan Tataca Tatacara ra pemu pemung ngut utan an retr retrib ibus usii
peng pengel elol olaa aan n
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
samp sampah ah,,
meng mengat atur ur tent tentan ang g
Hal II-83
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Strukt uktur
tari arip,
besa besara ran n
tarip arip
dan dan
tata atacar cara
penet enetap apan an
dan dan
pemungutan retribusi pengelolaan sampah. 3) Pera Peratu tura ran n Bupa Bupati ti Band Bandun ung g tent tentan ang g part partis isip ipas asii dan dan pera perans nser erta ta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sampah. 4) Pera Peratturan ran
Bupa Bupatti
Band andung ung
tent entang
pedom edoman an
pemb embentu ntukan
organi organisas sasi/l i/lem embag baga a masyar masyaraka akatt dan swasta swasta dalam dalam pengel pengelola olaan an sampah.
Struktur Struktur materi materi Perda Perda dan penjabaran penjabarannya nya dalam bentuk Peraturan Peraturan dan atau Keputusan Bupati dapat digambarkan sebagai berikut:
Perda Pengelolaan Sampah
Ketentuan Pembiayaan
Ketentuan Kelembagaan
Ketentuan Peranserta Masy.
Ketentuan Tehnik dan Operasional
Peraturan/Keputusan Bupati tentang Pengelolaan Sampah
Pedoman Pembiayaan
Pdoman Kelembagaan
Pedoman Tehnik dan Operasional
Pdoman Peranserta Masy.
Gambar 2.19 Struktur Materi Perda dan Penjabarannya
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-84
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
2.7
Aspek Peran Serta Masyarakat Berdasarkan pada hasil studi pengetahuan, sikap dan perilalu masyarakat terhadap sampah yang dilakukan, diperole diperoleh h beberapa beberapa kesimpula kesimpulan n yang menunjukk menunjukkan an gambar gambaran an umum umum perse persepsi psi masya masyarak rakat at Kabupa Kabupate ten n Bandung :
Dari studi KAP di kedua kasus yaitu di Desa Mekar Jaya
dan
peng penget etah ahua uan n
Desa
Sukasari,
masy masyar arak akat at
dapat akan akan
dikatakan peng pengel elol olaa aan n
samp sampah ah yang yang lebi lebih h baik baik yait yaitu u kons konsep ep memi memilah lah,, meng mengom ompo posk skan an dan dan mend mendau aurr ulan ulang g umum umumny nya a bera berada da pada pada taha tahap p suda sudah h meng menget etah ahui ui namu namun n belum belum mau melakukan. melakukan. Hal ini disebabkan disebabkan karena karena terpaan media media yang cukup cukup tingg inggii
(TV, (TV,
radi radio, o,
pert pertem emua uann-pe pert rtem emua uan n
info inform rmal al
berb berbag agai ai
kelo kelomp mpok ok
masyarakat-terutama di Mekar Jaya, buku, kecuali koran di Mekar Jaya), maka peng penget etah ahua uan n masy masyar arak akat at tent tentan ang. g. Masy Masyar arak akat at di Desa Desa Me Meka karr Jay Jaya juga juga menga mengalam lamii terpaa terpaan n komuni komunikas kasii inform informal al (dari (dari mulut mulut ke mulut mulut)) yang yang tingg tinggi, i, karen karena a sifat sifat ‘guyub ‘guyub’’ mereka mereka masih masih sangat sangat tingg tinggi. i. Ada berbag berbagai ai pengaj pengajian ian maupun pertemuan kelompok yang berjalan baik disini, sehingga informasi bisa cepat menyebar.
Ibu-ib Ibu-ibu u di kedua kedua lokasi lokasi terse tersebut but juga juga sudah sudah tahu tahu tent tentang ang pemil pemilaha ahan, n, terut terutama ama karen karena a lihat lihat di TV. Tapi Tapi belum belum ada niat niat untuk untuk melaku melakukan kannya nya denga dengan n kons konsis istten, en, merasakan
kare karena na mere merek ka manfaat
pun pun
belu belum m
pemilahan
terla erlalu lu
tersebut.
Pengomposan memang menjadi salah satu yang paling dikenal oleh masyarakat. Tetap Tetapi, i, karena karena dalam dalam mengom mengompos poskan kan,, yang yang dihara diharapk pkan an adalah adalah bisa bisa dijual dijual,, maka maka mere mereka ka berp berpik ikir ir,, haru haruss seri serius us.. Dan Dan untu untuk k seri serius us mela melaku kuka kan n hal hal itu, itu, merek mereka a meras merasa a tidak tidak ada waktu waktu.. Kebany Kebanyaka akan n masyar masyarak akat at di kedua kedua lokasi lokasi,, memili iliki sika ikap: “sa “sampa mpah bukan urus urusan an saya aya”. “kalau alau ada ada yang ang mau mau memanfaatkan sampah saya, ya silakan. Tapi saya mah tidak ada waktu” dll.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-85
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Jadi secara sikap, sikap, masalah masalah sampah sampah memang memang belum belum menjadi menjadi perhatian perhatian serius mereka.
Bagi masyarakat, kebersihan lingkungan adalah urusan masing-masing. Mereka tida tidak k mau mau sali saling ng meng mengin inga gatk tkan an jika jika ada ada teta tetang ngga ga atau atau masya masyara raka katt lain lain di seki ekitar
merek reka
yang
melak lakuka ukan
tindak ndakan an
yang ang
meru erusak sak
kebe ebersi rsihan han
ling lingku kung ngan anny nya. a. Apal Apalag agii di Suka Sukasa sari ri,, mere mereka ka just justru ru berp berper erse seps psi, i, bahw bahwa a mengingatkan pihak lain adalah urusan orang luar (misal jika ada proyek khusus itu, itu, ya itu uru urusan san para para pelaks pelaksana ana proye proyek k ybs. ybs. Atau Atau bisa bisa juga juga dimak dimaksud sudka kan n bahwa pihak pemerintahlah yang harus turun tangan mengingatkan). Kesadaran akan kebersihan nampa lebih mendahului kesadaran akan pengelolaan sampah itu sendiri.
Belajar dari dua kasus di Mekar Jaya dan Sukasari, beberapa strategi sempat meluncur meluncur dari mulut masyarak masyarakat. at. Dan jika memang memang kita kita mengingi menginginkan nkan suatu program pengelolaan sampah yang berbasis masyarakat, maka, saran-saran ini perlu diperhatikan. diperhatikan.
Jangan bentuk lembaga baru, libatkan saja kelompok-kelompok yang sudah sudah ada di mas mas arakat. arakat.
Warga desa Mekar Jaya memandang ibu-ibu dan anak-anak perempuan adalah paling paling penti penting ng dalam dalam siklus siklus pengel pengelola olaan an sampah sampah.. ”Kalau ”Kalau mau ada progra program m pengelolaan sampah, lebih baik lewat ibu-ibu. Merekalah orang pertama yang menyentuh sampah di dapur, membuang dan menyapunya di halaman.” Di desa ini, ada beberapa kelompok ibu-ibu yang aktif, antara lain Kelompok Pengajian, Dasawisma, GSI (Gerakan Sayang Ibu), PKK, dan Remaja Masjid.
Warg Warga a desa desa juga juga meny menyar aran anka kan n agar agar prog progra ram m peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah jang jangan an membentuk lembaga baru. Tetapi memanfaatkan atau mengaktifkan kelompokkelom kelompok pok yang yang sudah sudah ada. ada. Jika Jika ada suatu suatu bantu bantuan an atau atau insent insentif if terte tertent ntu, u, hendaknya jangan diberikan kepada orang per orang.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-86
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Peme Pemeri rint ntah ah desa desa bisa bisa berp berper eran an dala dalam m hal hal meny menyed edia iaka kan n laha lahan n desa desa untu untuk k temp tempat at pemb pembua uang ngan an samp sampah ah.. Waru Warungng-wa waru rung ng semb sembak ako o juga juga diha dihara rapk pkan an terlibat, dalam bentuk membuat tempat sampah sendiri di sekitar warung.
Melibatkan Perusahaan Perusahaan Swasta Swasta lokal untuk membangun membangun masyarakat masyarakat
Banjar Banjaran an adalah adalah salah salah satu satu pusat pusat indust industri ri teksti tekstill dan garme garment nt di Kabupa Kabupate ten n Bandung. Terdapat setidaknya 12 perusahaan yang beroperasi di wilayah Desa Sukas Sukasari ari.. Perusa Perusahaa haan-p n-peru erusah sahaan aan terse tersebut but terik terikat at dengan dengan apa yang yang disebu disebutt sebagai corporate corporate social social responsib responsibility ility (tanggung (tanggungjawa jawab b sosial sosial perusahaa perusahaan). n). Perusa Perusahaa haan n harus harus ikut ikut bertan bertanggu ggungj ngjaw awab ab dan terlib terlibat at dalam dalam penye penyeles lesaia aian n masal masalahah-ma masal salah ah sosial sosial dan dan lingk lingkung ungan an di mana mana merek mereka a berop beropera erasi. si. Sanga Sangatt mungkin untuk melibatkan mereka dalam program pengelolaan sampah.
Ketika ika
pengk ngkaji aji
melont lonta arka rkan
pern ernyataa ataan n
itu itu,
seba sebagi gia an
besa besarr
warga arga
membenarkan. Desa berpenduduk selitar 8.700 jiwa ini punya sejarah panjang dalam dalam uru urusan san dengan dengan perusa perusahaa haan. n. Mer Merek eka a perna pernah h melak melakuk ukan an demons demonstr trasi asi kepada salah satu perusahaan garmen yang nyata-nyata membuang limbah ke sungai-sungai kecil yang melintasi desa.
Seta Setahu hu warg warga, a, seja sejak k peri perist stiw iwa a demo demons nstr tras asii itu itu peru perusah sahaa aan n seca secara ra ruti rutin n memberikan dana pengelolaan lingkungan kepada pemerintah desa. Hanya saja sejauh ini mereka tidak tahu jumlah dan peruntukkannya. “Tetapi gagasan itu baik. baik. Kalau Kalau saja dulu perusahaan perusahaan itu berperan berperan,, dengan dengan misalnya misalnya memberikan memberikan sedikit uang untuk mengupah tenaga keamanan dan tenaga pemilah sampah di lokasi proyek, tentu pencurian mesin itu tidak perlu terjadi”.
Fokus Fokus pada pada apa yang yang dibut dibutuhk uhkan an Masya Masyarak rakat, at, karena karena sampah sampah belum belum menjadi perhatian utama masyarakat
Berbicara soal manajemen sampah dengan masyarakat di kedua lokasi tersebut, berbeda berbeda dengan dengan berbicara berbicara tentang tentang bagaimana bagaimana cara mencari mencari makan. makan. Sampah Sampah memang bukan isu yang sepenting ekonomi, maupun bertani bagi masyarakat. Hal Hal ini ini miri mirip p juga juga deng dengan an situ situas asii yang yang dihad dihadap apii prog progra ram-p m-pro rogr gram am sepe sepert rtii
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-87
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
kampanye AIDS, dimana masyarakat merasa, bahwa itu bukan kebutuhan pokok mere mereka ka.. Masy Masyar arak akat at lebi lebih h memi memiki kirk rkan an baga bagaim iman ana a maka makan n beso besok k dari daripa pada da memikir ikirk kan
menge engelo lola la
samp ampah, ah,
atau atau
baga bagaiimana mana
dapa dapatt
uang ang
unt untuk
menyekol menyekolahkan ahkan anak daripada daripada memikirk memikirkan an memilah memilah sampah. sampah. Sehingga, Sehingga, ketika ketika suatu program masuk, dan hanya tunggal membahas sampah, maka masyarakat tidak tidak akan akan terla terlalu lu terta tertarik rik (dalam (dalam POD, POD, karak karakter terist istik ik belaja belajarr orang orang dewasa dewasa meman memang g demiki demikian: an: merek mereka a hanya hanya terta tertarik rik pada pada ilmu-i ilmu-ilmu lmu yang yang bisa bisa segera segera mereka manfaatkan dan nyata hasilnya).
Dewasa ini memang terdapat kecenderungan di dunia community Development maupun Community Organizing, Organizing, agar menggunakan pendekatan program yang holistik. Artinya, meskipun spesialisasi kita di bidang pertanian misalnya, tetapi harus harus siap siap juga juga untuk untuk membah membahas as politi politik k atau atau ekono ekonomi mi bersam bersama a masyar masyarak akat at.. Mengapa? Mengapa? Karena Karena memang memang masyarak masyarakat at menghadap menghadapii masalah masalah yang kompleks kompleks,, multifaktor, saling terkait antar faktor/masalah.
Masalah sampah, bukanlah hanya soal membuat lingkungan kita bersih, tetapi harus dijelaskan juga oleh program ini bahwa melalui entry melalui entry point sampah, point sampah, akan ada banyak masalah di masyarakat yang teratasi.
Perlu public public figure dalam Campagne Campagne Kebersihan Kebersihan
Oleh Oleh karena karena itu, itu, pengg penggiat iat progra program m harus harus lebih lebih kreati kreatiff dalam dalam ‘menge ‘mengema mas’ s’ prog progra ramn mnya ya.. Misa Misaln lnya ya,, mesk meskip ipun un ini ini hany hanya a prog progra ram m yang yang titi titik k bera beratn tnya ya kampanye pemilahan sampah, tetapi perancang program harus mempersiapkan suatu suatu metodo metodolog logii yang yang bisa bisa membua membuatt paham paham masyar masyarak akat at bahwa bahwa gerak gerakan an ini merupakan bagian dari sebuah upaya untuk memperbaiki aspek-aspek lain dari kehi kehidu dupa pan n
masy masyar arak akat at,,
sepe sepert rtii
meni mening ngk katk atkan
ekon ekonom omii
masy masyar arak akat at,,
mempe mempenga ngaruh ruhii kebij kebijaka akan, n, bahkan bahkan mungk mungkin in menye menyelam lamat atkan kan bumi bumi dari dari isu pemanasan global.
Pend Pendam ampi ping ngan an
masy masyar arak akat at,,
haru haruss
bisa bisa
memb membuk uka a
cakr cakraw awal ala a
berp berpik ikir ir
masyarak masyarakat, at, dan meningkat meningkatkan kan minat minat mereka mereka untuk untuk menjaga menjaga sustainab sustainabilit ilitas as progra program m secara secara mandi mandiri ri (sete (setelah lah progra program/p m/proy royek ek selesa selesai). i). Oleh Oleh karena karena itu, itu,
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-88
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
‘kecanggi ‘kecanggihan’ han’ metode metode pembelaja pembelajaran ran harus diterapk diterapkan. an. Pendekat Pendekatan an program program yang konvensi konvensional onal,, misalnya misalnya dengan dengan penyuluh penyuluhan/ce an/cerama ramah h oleh petugas, petugas, tidak tidak akan ada manfaatnya untuk menimbulkan minat masyarakat. Tetapi, jika yang memberi penyuluhan adalah para pelaku yang ‘pernah’ nampang di TV sebagai pengusaha sukses, mungkin hal ini akan lebih membekas di hati masyarakat.
Disampin Disamping g penelitia penelitian n kualitat kualitatif, if, dilakukan dilakukan pula peneliti penelitian an kuantita kuantitatif tif dengan dengan mengembangkan metoda Quesioner yang diarahkan untuk mengukur : Pengetahuan masyarakat akan keberadaan sistem pengelolaan sampah oleh Pemerintah Persepsi masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan pemerintah Persepsi masyarakat untuk peran aktifnya dalam pengelolaan sampah Tingkat kesanggupan membayar retribusi
Penget Pengetahu ahuan an masya masyarak rakat at akan akan adany adanya a pelaya pelayanan nan pengel pengelola olaan an sampah sampah oleh oleh Peme Pemeri rint ntah ah suda sudah h sang sangat at mele meleka kat, t, demi demiki kian an haln halnya ya deng dengan an kebe kebera rada daan an pengelola di lingkungan tempat tinggalnya yaitu petugas RT/RW. Pada kenyataan kenyataannya nya nampak nampak ada kecender kecenderungan ungan bahwa bahwa persepsi persepsi masyarak masyarakat at yang paling kuat adalah bahwa bahwa masalah masalah kebersiha kebersihan n dan pengelol pengelolaan aan sampah sampah adalah urusan Pemerintah semata.
Kepuasan Kepuasan masyarak masyarakat at terhadap terhadap pelayana pelayanan n pengelola pengelolaan an sampah sampah terukur terukur masih masih sangat rendah. Terlihat dari persepsi masyarakat akan keberadaan sarana dan prasarana yang dinilainya masih belum memadai.
Secara umum dapat dikatakan bahwa masyarakat belum merasa puas dengan pengelolaan sampah yang dijalankan oleh Pemerintah, namun demikian peran aktif yang seharusnya muncul dari masyarakat nampak belum tumbuh. Bahkan peng penget etah ahua uan n akan akan pera peran n akti aktiff sepe sepert rtii apa apa yang yang seha seharu rusn snya ya tumbu umbuh h di masyarak masyarakat at nampaknya nampaknya masih masih rendah. rendah. Masyaraka Masyarakatt mengetahui mengetahui bahwa mereka haru haruss berp berpar arti tisi sipa pasi si dala dalam m peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah,, teta tetapi pi baru baru pada pada taha tahap p partisipasi aktif individual berupa : Menjaga kebersihan di rumah sendiri, belum di lingkungannya
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-89
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Membayar retribusi,
Pengukuran terhadap persepsi masyarakat ini diarahkan pada pengetahuan akan adanya adanya bagi peran sehingga sehingga ada biaya biaya pengumpul pengumpulan an yang menjadi wewenang wewenang kelompok warga dan biaya pengangkutan yang menjadi wewenang Pemerintah. Dalam Dalam hal ini, ini, umumn umumnya ya masya masyarak rakat at tidak tidak banya banyak k tahu, tahu, alasan alasannya nya karena karena memang mereka tidak pernah mendapatkan informasinya.
Adap Adapun un
pers persep epsi si
akan akan
kecuk ecukup upan an
besa besara ran n
retr retrib ibus usii
namp nampak akny nya a
masi masih h
menga mengangg nggap ap bahwa bahwa retrib retribusi usi saat saat ini sudah sudah cukup cukup besar. besar. Karena Karenanya nya tidak tidak sanggup bila adanya peningkatan dari besaran yang ada saat ini, yang umumnya memb membay ayar ar Rp. Rp. 5.00 5.000, 0,-- per per bula bulan. n.
Bahk Bahkan an seba sebagi gian an besa besarr meng mengha hara rapk pkan an
penurunan pada nilai Rp. 3.000,- per bulan. Melihat praktek penarikan retribusi saat ini yang hanya berkisar antara Rp. 1.500,- sampai Rp.5.000,- diperkirakan nila nilaii yang yang dima dimaks ksud ud oleh oleh resp respon onde den n adal adalah ah iura iuran n yang yang dipu dipung ngut ut atas atas kesepakatan RT/RW setempat. Selanjuntya dalam pengukuran “willingness to pays” terbukti pays” terbukti bahwa sebagian besar masyarakat berada pada nilai Rp. 5.000,- , walau ada sebagian kecil saja yang mampu dan mau membayar di atas itu (Rp, 8.000 – 9.000), lebih dari itu nampaknya belum ada kesanggupan.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal II-90
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
3.1 Visi dan Misi Kebij Kebijaka akan n dan Strate Strategi gi Siste Sistem m Pengel Pengelola olaan an Sampah Sampah dimaks dimaksud udkan kan sebaga sebagaii pedoman pedoman dalam dalam penyusuna penyusunan n kebijak kebijakan an teknis, teknis, perencana perencanaan, an, pemprogra pemprograman man dan dan kegi kegiat atan an lain lain yang yang terk terkai aitt deng dengan an peng pengel elol olaa aan n pers persam ampa paha han n baik baik di lingkungan Dinas dan Lembaga terkait lainnya, juga bagi masyarakat maupun kelom kelompok pok lainny lainnya a yang yang memil memiliki iki perhat perhatian ian terhad terhadap ap pengel pengelola olaan an sampah sampah.. Semua yang tertuang di dalam kebijakan yang dikembangkan ditujukan untuk mendukun mendukung g pencapai pencapaian an sasaran sasaran pembangu pembangunan nan persampa persampahan han melalui melalui rencana, rencana, program dan pelaksanaan kegiatan terpadu, efektif dan efisien.
Perumusa Perumusan n kebijaka kebijakan n dan strategi strategi pengelol pengelolaan aan sampah sampah pada dasarnya dasarnya adalah adalah untuk untuk mewujud mewujudkan kan visi pengelol pengelolaan aan sampah sampah perkotaa perkotaan n yang diharapk diharapkan an akan dapat terjadi pada masa yang akan datang. Perumusan visi tersebut didasarkan pada isu-isu utama yang dihadapi dalam pengelola pengelolaan an persampa persampahan han pada saat ini.
3.1.1 Visi Dinas Kebersihan Kabupaten telah mencanangkan Visinya yaitu :
“Terwujudnya Kebersihan Lingkungan di Kabupaten Bandung”
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-1
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Namun Namun demiki demikian, an, mempel mempelaja ajari ri seluru seluruh h perma permasal salaha ahan n yang yang dihada dihadapi pi dalam dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung, terdapat dua hal yang semestinya dimunc dimunculk ulkan an dan diteta ditetapk pkan an sebaga sebagaii Visi Visi Kota Kota dalam dalam memban membangun gun Siste Sistem m Pengelolaan Sampah yaitu : a. Perwujudk Perwujudkan an Lingkunga Lingkungan n bersih bebas bebas dari sampah sampah b. Pemberda Pemberdayaan yaan masyaraka masyarakatt dalam mengembangkan mengembangkan,, dan menjalank menjalankan an sistem pengelolaan kebersihan di lingkungannya sendiri.
Diselaras Diselaraskan kan dengan dengan Visi Nasional Nasional Pengelol Pengelolaan aan Sampah Sampah maka Visi Kabupaten Kabupaten Bandung dalam Pengelolaan Sampah adalah :
Visi di atas merupakan suatu keadaan yang ingin dicapai di masa depan bahwa kebersihan lingkungan terwujud bukan saja atas kekuatan Pemerintah semata, tetapi juga diperlukan adanya partisipasi warga di seluruh Kabupaten.
Visi ini secara secara bertahap bertahap diwujudk diwujudkan an melalui melalui kegiatankegiatan-kegi kegiatan atan yang dilakukan dilakukan secara sinergis antar pemangku kepentingan yang secara langsung maupun tidak dalam pengelolaan persampahan.
Visi Visi terse tersebut but di atas atas selanj selanjutn utnya ya dirumu dirumuska skan n dalam dalam bebera beberapa pa misi misi sebaga sebagaii terje erjema maha han n lebi lebih h lanj lanjut ut arti arti visi visi yang yang tela telah h dite ditettapka apkan, n, untu untuk k dapa dapatt mengidentifikasi arah kebijakan yang akan ditempuh.
3.1.2 Misi Misi Misi yang yang dikemb dikembang angkan kan oleh oleh Dinas Dinas Kebers Kebersiha ihan n dalam dalam tugas tugasny nya a mengel mengelola ola kebersihan Kota Kabupaten Bandung adalah : 1.
Menin eningk gkat atka kan n kualit alitas as Sumber Daya Manus anusia ia / SDM di bidan idang g pengelolaan kebersihan
2.
Meningka Meningkatkan tkan sistem sistem pelayanan pelayanan persampa persampahan han
3.
Mengemba Mengembangka ngkan n infrast infrastrukt ruktur ur TPSA TPSA yang yang memada memadaii
4.
Mengemba Mengembangka ngkan n sistem sistem pengelo pengelolaan laan dan dan pemanfaa pemanfaatan tan sampah sampah
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-2
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Sement entara ara
itu, tu,
unt untuk
dapat apat
mew ewu ujudk judka an
vis visi
penge engemb mban anga gan n
sis sistem
pengelol pengelolaan aan persampa persampahan han di Kabupate Kabupaten n Bandung, Bandung, maka dirumusk dirumuskan an beberapa beberapa misi sebagai berikut :
1. Membangun Membangun kemandirian kemandirian masyarakat dalam dalam pengelolaan pengelolaan sampah Masyarakat merupakan penghasil sampah, karena itu masyarakat merupakan aktor aktor utama utama dalam dalam pengel pengelola olaan an sampah sampah,, yang yang perlu perlu diberd diberday ayaka akan n agar agar mampu melakukan berbagai upaya penanganan sampah untuk lingkungannya send sendir iri. i.
Memb Me mban angu gun n kema kemand ndir iria ian n masy masyar arak akat at ini ini dila dilaku kuka kan n mela melalu luii
pengem pengemban bangan gan Siste Sistem m Pengel Pengelola olaan an Sampah Sampah Berbas Berbasis is Masyar Masyaraka akatt yang yang dior diorie ient ntas asik ikan an
untu untuk k
wila wilaya yah h
perd perdes esaa aan. n.
Seme Sement ntar ara a
itu, itu,
adan adanya ya
keterb keterbat atasa asan n Pemeri Pemerint ntah ah dalam dalam pembi pembiaya ayaan, an, maka maka perlu perlu dibuk dibuka a seluasseluasluasnya luasnya kesempat kesempatan an masyarak masyarakat at kelompok kelompok usaha (swasta) (swasta) untuk untuk bermitra bermitra dalam dalam penge pengelol lolaan aan sampah sampah dalam dalam suatu suatu wilay wilayah ah tert tertent entu u yang yang memili memiliki ki kriteria khusus.
2. Meningka Meningkatkan tkan jangkauan jangkauan dan kualitas kualitas pelayana pelayanan n sistem sistem pengelol pengelolaan aan sampah ke seluruh Wilayah Kabupaten Bandung. Pelayanan sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung harus mampu menjangk menjangkau au 30 Kecamata Kecamatan n yang terbagi dalam 3 wilayah wilayah pelayanan. pelayanan. Dalam mengemba mengembangka ngkan n pelayanan pelayanan Dinas Dinas Kebersiha Kebersihan n akan menetapk menetapkan an dua pola pelay pelayana anan, n, yaitu yaitu Pelaya Pelayanan nan Tekn Teknis is langsu langsung ng oleh oleh Dinas, Dinas, dan Pelay Pelayana anan n Pemb Pembin inaa aan n bagi bagi wila wilaya yah h yang yang menj menjad adii targ target et peng pengem emba bang ngan an sist sistem em pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
3. Men Menja jallankan kan
Para Parad digm igma
Min Minima imasi
Timbula bulan n
Sampa ampah h
denga ngan
Mengembangkan Pengolahan dan atau Daur Ulang Sampah Timb Timbul ulan an samp sampah ah yang yang sela selalu lu inde indent ntik ik deng dengan an perk perkem emba bang ngan an juml jumlah ah penduduk penduduk,, sedangkan sedangkan kapasit kapasitas as pengelola pengelolaan an tidak tidak mungkin mungkin ditingka ditingkatkan tkan samp sampai ai kond kondis isii maks maksim imum um,, maka maka Kabu Kabupa pate ten n Band Bandun ung g dala dalam m 10 tahu tahun n bahkan 20 tahun mendatang menetapkan minimasi sampah sebagai sasaran utama pelaksanaan pengelolaan sampah.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-3
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
4. Meni Mening ngka katk tkan an kema kemamp mpua uan n mana manaje jeme men n dan dan kele kelemb mbag agaa aan n dala dalam m sist sistem em peng pengel elol olaa aan n
samp sampah ah sesu sesuai ai deng dengan an prin prinsi sip p go good and
coorperate governance governance, yang berupa : a. Penyelenggaraan
tata
pemerintahan
yang
baik
dalam
pengelolaan sampah b. Peny Penyel elen engg ggar araa aan n
peng pengel elol olaa aan n
samp sampah ah
yang yang
tran transp spar aran an,,
partisipatif serta akuntabel dalam pengelolaannya, c. Pelibatan semua stakeholder stakeholder dalam dalam pengelolaan pengelolaan persampahan persampahan d. Pengelolaan persampahan secara secara efektif, efektif, efisien dan dan profesional e. Pengu Penguat atan an kele kelemb mbag agaan aan deng dengan an peny penyes esua uaia ian n
stru strukt ktur ur dan dan
kewenangan kelembagaan pengelola persampahan
5. Memobil Memobilisasi isasi dana dari berbagai berbagai sumber untuk pengembanga pengembangan n sistem sistem pengelolaan persampahan persampahan a. Peningkatan
prioritas
dan
alokasi
pendanaan
bagi
penyelenggaraan pelayanan persampahan b. Penge ngembang angan
poten otenssi
penda endana naa an
untuk
peng pengel elol ola aan
persampa persampahan han baik melalui melalui anggaran anggaran kota/kab kota/kabupat upaten, en, propinsi propinsi,, pusat pusat,, bahkan bahkan dana dana luar luar negeri negeri,, term termasu asuk k kerjas kerjasama ama dengan dengan dunia usaha/swasta. c. Penge Pengemb mbang angan an dan perku perkuat atan an penda pendanaa naan n siste sistem m pengel pengelola olaan an berba berbasis sis masya masyarak rakat at melalu melaluii penye penyerta rtaan an modal modal atau atau bentuk bentuk lainnya
6. Menegakk Menegakkan an hukum hukum dan melengkapi melengkapi peratura peraturan n perundan perundangan gan untuk untuk meningkatkan sistem pengelolaan persampahan a. Me Mempe mperba rbahar harui ui produk produk hukum hukum yang yang ada untuk untuk disesu disesuai ai dengan dengan visi misi saat ini b. Mele Meleng ngka kapi pi prod produk uk huk hukum yang yang dipe diperl rluk ukan an bagi bagi land landas asan an penyelenggaraan pengelolaan persampahan. c. Pene Penega gaka kan n dan dan Pena Penaat atan an Huku Hukum, m, deng dengan an meng mengem emba bang ngka kan n mekanis anism me
yang ang
sesu sesuai ai
deng dengan an
perk erkemb embanga angan n
buda buday ya
masyarakat dengan melibatkan seluruh stakeholder.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-4
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
3.2 Isu Strategis Pengelolaan Sampah di K abupaten Bandung Analisis terhadap kondisi eksisting pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung, menunjukkan adanya beberapa pokok permasalahan penting , yaitu :
(1) Kapasitas Pengelolaan Sampah Yang menjadi menjadi permasala permasalahan han utama dalam pengelola pengelolaan an sampah di Kabupate Kabupaten n Bandun Bandung g adalah adalah tingg tingginy inya a beban beban pengel pengelola olaan an yang yang tidak tidak diimba diimbangi ngi denga dengan n kemam kemampua puan n dalam dalam aspek aspek operas operasion ional al dari dari Dinas Dinas Kebers Kebersiha ihan n yang yang menjad menjadii pelaksana teknis pengelolaan. a. Tingginy Tingginya a Beban Beban Pelayana Pelayanan n Beban Beban pelayana pelayanan n pengelol pengelolaan aan sampah sampah di Kabupate Kabupaten n dikatego dikategorikan rikan tinggi tinggi diseba disebabk bkan an karen karena a 2 faktor faktor utama utama yaitu yaitu : besarn besarnya ya jumlah jumlah pendud penduduk uk dan luasnya luasnya wilayah wilayah administra administrasi, si, sehingga sehingga pelayanan pelayanan saat ini terkesan terkesan tidak terfokus.
b. Rendahny Rendahnya a Kualitas Kualitas dan Tingkat Tingkat Pelayan Pelayanan an Tingk Tingkat at pelaya pelayanan nan Dinas Dinas Keber Kebersih sihan an diliha dilihatt dari dari jumlah jumlah pendud penduduk uk yang yang mampu mampu dilay dilayani ani oleh oleh siste sistem m eksis eksistin ting, g, baru baru menca mencapai pai 20,8 20,8 %.
Demik Demikian ian
halnya dari Tingkat Keterangkutan sampah ke TPSA, baru mencapai 20,8 %. Kualitas operasional yang masih rendah terlihat dari tingkat kebersihan di seluruh TPS yang ada, masih jauh dari kondisi bersih. Disamping itu, tingkat kebers kebersiha ihan n di permu permukim kiman, an, sarana sarana kota, kota, badan badan air dan fasili fasilitas tas lainny lainnya, a, menujukkan rendahnya kualitas pelayanan yang ada.
(2) Kemampuan Kelembagaan Lembaga Lembaga atau atau instansi instansi pengelol pengelola a persampa persampahan han merupaka merupakan n motor motor penggerak penggerak seluru seluruh h kegia kegiatan tan pengelo pengelolaa laan n sampah sampah dari sumber sumber sampai sampai ke TPA. TPA.
Kondis Kondisii
kebersihan suatu kota atau wilayah merupakan output dari rangkaian pekerjaan manajeme manajemen n pengelol pengelolaan aan persampa persampahan han yang keberhas keberhasilann ilannya ya dipengaru dipengaruhi hi oleh banyak banyak fakto faktor. r. Kapasi Kapasitas tas dan kewen kewenang angan an insta instansi nsi pengel pengelola ola persam persampah pahan an menja menjadi di sangat sangat pentin penting g karena karena besar besarnya nya tanggu tanggung ng jawab jawab yang yang harus harus dipiku dipikull dalam dalam menjalan menjalankan kan roda pengelola pengelolaan an yang biasanya biasanya tidak tidak sederhan sederhana a bahkan bahkan
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-5
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
cend cender erun ung g cuku cukup p rumi rumitt seja sejala lan n deng dengan an maki makin n ting tinggi giny nya a dan dan komp komple lekn knya ya aktifitas kota.
Saat ini Dinas Kebersihan di Kabupaten Bandung sesungguhnya mengemban dua fungsi fungsi yaitu yaitu sebaga sebagaii regula regulato torr dan operat operator. or. Pengg Penggabu abunga ngan n kedua kedua fungsi fungsi ini meng mengak akib ibat atka kan n tida tidak k berj berjal alan anny nya a fung fungsi si peng pengaw awas asan an..
Keha Kehadi dira ran n Bada Badan n
Perencana Daerah dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung ini akan menjadi menjadi sebuah sebuah peluang peluang untuk untuk peningka peningkatan tan kinerja kinerja Dinas Dinas Kebersiha Kebersihan. n. Fungsi Fungsi yang tepat untuk diemban oleh Bapeda adalah fungsi regulator, sehingga Dinas Kebersihan dapat menjalankan fungsi operator dengan lebih efektif.
Ketimpa Ketimpangan ngan fungsi tersebut tersebut juga tidak tidak didukung didukung dengan SDM yang memadai baik baik dari dari sisi sisi kuant kuantita itass maupu maupun n kuali kualita tasny snya. a. Kemamp Kemampuan uan SDM SDM intern intern Dinas Dinas Kebersiha Kebersihan n dalam dalam 2 tahun mendatang mendatang selayakny selayaknya a harus mendapat perhatian perhatian besar.
(3) Kemampuan Pembiayaan Saat ini alokasi alokasi APBD untuk pengelol pengelolaan aan persampah persampahan an di Kabupate Kabupaten n Bandung Bandung baru 0,8%. Hal ini menunjukkan perhatian Eksekutif kota dan Legislatif perlu di tingkatk tingkatkan. an. Pemikiran Pemikiran bahwa bahwa pengelola pengelolaan an sampah sampah ala kadarny kadarnya a sudah harus segera ditinggalkan. Dan segera disadari bahwa untuk menjadikan kota bersih memerlukan biaya tinggi. Demikia Demikian n halnya, halnya, dengan dengan efektifi efektifitas tas retribus retribusii yang masih masih sangat rendah baik dari segi kuantit kuantitas as maupun maupun kualitas kualitas mekanism mekanisme e penarikan penarikannya, nya, menyebab menyebabkan kan pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung semata hanya menjadi beban APBD.
(4) Peran Serta Masyarakat a. Potensi masyarakat belum dikembangkan. dikembangkan. Sudah Sudah sejak sejak lama lama sesung sesungguh guhnya nya masya masyarak rakat at telah telah mampu mampu melaku melakuka kan n sebagi sebagian an siste sistem m pengel pengelola olaan an sampah sampah baik baik secara secara indivi individua duall maupu maupun n skala lingkungan terutama di lingkungan permukiman. Hal ini diperkuat dengan dengan ketentu ketentuan an yang digarisk digariskan an dalam Peraturan Peraturan Daerah, Daerah, sehingga sehingga
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-6
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
sudah selayaknya kemampuan masyarakat ini akan menjadi potensi yang dapat dikembangkan dikembangkan b. Rendahny Rendahnya a investasi investasi Dunia Dunia Usaha Usaha Di Kabupaten Bandung saat ini minat sektor swasta bisa dikatakan mulai ada, walau masih dalam tahap studi kelayakan. Namun implementasinya masih belum ada. Hal ini perlu diantisipasi dengan adanya pengaturan dan penetapan wilayah garapan yang akan diserahkan pada swasta.
(5) Lemahnya Penegakan dan Penaatan Hukum Secar Secara a umum, umum, peratu peraturan ran pengel pengelola olaan an sampah sampah di Kabup Kabupate aten n Bandun Bandung g sudah sudah cukup lengkap dari kehadiran perangkatnya, akan tetapi kesempurnaan materi peraturan memerlukan penyempurnaan.
3.3 Tantangan Pengelolaan Sampah di K abupaten Bandung Berd Berdas asar arka kan n obse observ rvas asii terh terhad adap ap sist sistem em seca secara ra meny menyel elur uruh uh dari dari berb berbag agai ai aspekny aspeknya, a, tantanga tantangan n yang dihadapi dihadapi dalam pengelolaan pengelolaan sampah sampah di Kabupaten Kabupaten Bandung, adalah sebagai berikut :
Kebutuhan peningkatan peningkatan cakupan pelayanan pelayanan dari 20,8% saat ini, menjadi 60% di tahu tahun n 2010 2010 dan dan 70% 70% di tahu tahun n 2015 2015,, untu untuk k menc mencap apai ai tota totall pela pelaya yana nan n secara secara nasional nasional yang selaras dengan dengan Milenium Milenium Development Development Goals, selain selain memerlukan investasi sarana dan prasarana persampahan yang cukup besar juga juga harus harus di dukung dukung oleh oleh kesia kesiapan pan manaje manajemen men dan dukung dukungan an peratu peraturan ran perundangan yang memadai
Kebu Kebuttuhan uhan
peni pening ngka kata tan n
kema kemamp mpua uan n
lemb lembag aga a
yang ang
memu memung ngki kink nkan an
dilak dilaksan sanaka akanny nnya a penge pengelol lolaan aan sampah sampah secara secara lebih lebih profes profesion ional al dengan dengan dukung dukungan an SDM SDM ahli ahli yang yang memad memadai ai serta serta dimung dimungkin kinkan kan kerja kerjasam sama a dengan dengan Kota Kota Bandun Bandung g dan Kota Kota Cimahi Cimahi,, dalam dalam pengad pengadaan aan TPA TPA secara secara region regional. al. Demikian Demikian juga pengemba pengembangan ngan kemampua kemampuan n memfasili memfasilitasi tasi pengemba pengembangan ngan sistem sistem pengelolaa pengelolaan n sampah sampah berbasis berbasis masyarak masyarakat. at. Disampin Disamping g itu, penataan penataan kelembag kelembagaan aan dalam konteks konteks pemisahan pemisahan peran regulato regulatorr dan operator operator pun menjadi tantangan dalam tahun-tahun mendatang.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-7
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Pengembangan komitmen komitmen pihak eksekutif dan legislatif dalam pengalokasian pengalokasian dana dalam dalam penataan penataan sistem sistem pengelola pengelolaan an sampah sampah secara secara terinte terintegrasi grasi dan berkelanjutan
Peng Pengga gali lian an sumb sumber er dana dana untu untuk k inve invest stas asii dan dan biay biaya a O/M O/M baik baik dari dari APBD APBD maup maupun un moda modall swas swastta, yang yang haru haruss sine sinerg rgis is deng dengan an pene penera rapa pan n pola pola pemulihan biaya (cost biaya (cost recovery) secara recovery) secara bertahap yang merupakan tantangan yang harus di carikan solusinya.
Penginte Pengintegras grasian ian 3R di dalam sistem sistem operasi pengelolaan pengelolaan dari hulu ke hilir hilir yang yang sela selama ma ini ini masi masih h belu belum m dan dan suli sulitt untu untuk k dila dilaku kuka kan n meru merupa paka kan n tant tantan anga gan n
yang yang
meme memerl rluk ukan an kesu kesung nggu guha han n
teru teruta tama ma dala dalam m
masa masala lah h
pengembangan komunitas (Community komunitas (Community Development).
Pengembangan sistem sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat masyarakat terutama terutama di daerah-derah perdesaan, menjadi tantangan yang membutuhkan pemikiran sungguh-sungguh sehingga dapat diimplementasikan.
Kond Kondis isii TPSA TPSA yang yang ada ada yang yang masi masih h diop dioper eras asik ikan an seca secara ra open dumping dumping,, meme memerl rluk ukan an
upay upaya a
reha rehabi bili littasi asi
agar agar
penc pencem emar aran an
ling lingku kung ngan an
dapa dapatt
diminimalkan.
Penega Penegakan kan dan Penaat Penaatan an Hukum, Hukum, atas atas pelang pelanggar garan an pembu pembuang angan an sampah sampah merupa merupaka kan n tanta tantanga ngan n aparat aparat hukum hukum bagaim bagaimana ana penera penerapan pan Perda Perda dapat dapat dilaksanakan secara sungguh-sungguh.
Adopsi Adopsi tekn teknolo ologi gi pengol pengolaha ahan n sampah sampah yang yang kini kini banyak banyak ditaw ditawark arkan an pihak pihak invest investor or yaitu yaitu Pemban Pembangki gkitt Tenag Tenaga a Listri Listrik k sampah sampah,, merupa merupaka kan n peluan peluang, g, disebabkan hal ini akan mampu mengurangi beban pelayanan Pemerintah, akan tetapi merupakan tantangan terutama dari faktor masalah pembiayaan dan dan damp dampak akny nya a terh terhad adap ap ling lingku kung ngan an.. Kare Karena na itu, itu, apab apabil ila a PLTS PLTSa a akan akan menjadi salah satu alternatif dalam mengatasi masalah pengelolaan sampah di Kabupa Kabupate ten n Bandun Bandung, g, selaya selayakn knya ya menjad menjadii komple kompleme men n atau atau penduk pendukung ung bukan menjadi strategi utama.
Dalam Dalam Jangka Jangka pendek pendek diperl diperluka ukan n upaya upaya pembi pembinaa naan n wilay wilayah ah pengel pengelola olaan an sampa sampah h berbas berbasis is masyar masyarak akat at.. Disamp Disamping ing penyad penyadara aran n masyar masyaraka akatt umum umum diseluruh kota agar mau berpartisipasi aktif dalam membiayai pengelolaan samp sampah ah kota kota.. Dala Dalam m jang jangka ka panj panjan ang g diha dihara rapk pkan an munc muncul ul pera peran n akti aktif f masya masyarak rakat at dalam dalam bentuk bentuk tindak tindakan an nyata nyata dalam dalam menge mengelol lola a sampah sampah yang yang
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-8
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
ditimb ditimbulk ulkann annya. ya. Dalam Dalam jangka jangka panjan panjang g kehadi kehadiran ran masya masyarak rakat at bermo bermodal dal (swasta) untuk mengelola sampah di wilayah strategis perlu dikembangkan.
3.4 K ebi jakan
dan
Strategi
Pengembangan
Sistem
Pengelolaan
Sampah 3.4.1 Skenario Pengelolaan Pengelolaan Sampah Nasional dan Regional Secara Secara nasional, nasional, pengelola pengelolaan an sampah sampah ditujuka ditujukan n untuk untuk mendukun mendukung g tercapai tercapainya nya visi pembangun pembangunan an perkotaa perkotaan n dan perdesaan perdesaan yaitu yaitu meningkat meningkatnya nya kemandir kemandirian ian daerah daerah dalam dalam pengel pengelola olaan an dan penge pengemba mbangan ngan perkot perkotaan aan yang yang layak layak hun huni, i, berkeadilan, berbudaya, produktif, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, khus khusus usny nya a dala dalam m peng pengel elol olaa aan n bida bidang ng pers persam ampa paha han n yang yang suda sudah h menj menjad adii tanggung jawabnya.
Secara lebih spesifik spesifik pengelolaan pengelolaan sampah dilaksanakan dilaksanakan untuk : 1. Me Mence ncegah gah pencem pencemara aran n terha terhadap dap sumbe sumberr daya daya air akiba akibatt penan penangan ganan an sampah yang tidak sesuai ketentuan teknis, 2. Melindungi investasi sektor sektor lainnya dari dari kerusakan kerusakan akibat sampah, 3. Menu Menunjang njang kawasan kawasan strategi strategis, s, 4. Meningkatkan Meningkatkan Pendapatan Asli Asli Daerah dari sumber sumber retribusi retribusi kebersihan. kebersihan.
Adapun pendekatan pelaksanaan pengelolaan sampah yang harus dianut dalam pengembangan sistem pengelolaan sampah di Indonesia adalah bahwa timbulan sampah harus dikurangi, dengan penggunaan kembali dan atau di daur ulang. Kons Konsep ep 3R (Reduce-Reuse-Recycle Reduce-Reuse-Recycle)) selay selayakn aknya ya menja menjadi di jiwa jiwa di dalam dalam setiap setiap tahapan operasi pengelolaan sampah.
Secara global, kebijakan dan Strategi Nasional Sistem Pengelolaan Persampahan menga mengacu cu pada pada sasara sasaran n teruk terukur ur yang yang tert tertuan uang g dalam dalam RPJMN RPJMN 2004 2004 – 2009 2009 dan sasaran dalam pencapaian MDG 2015 serta beberapa sasaran terukur lainnya.
Sasaran yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009 2004-2009 adalah meningka meningkatka tkan n jumlah jumlah sampah terangkut terangkut hingga hingga 75% hingga hingga
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-9
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
akhir tahun 2009 serta meningkatkan kinerja pengelolaan TPA yang berwawasan lingkungan pada semua kota-kota metropolitan, kota besar dan kota sedang.
Sasaran yang tertuang dalam Rencana Strategis Departemen Pekerjaan Umum 2005-2009 adalah sebagai sebagai berikut meningkatkan derajat derajat kesehatan kesehatan masyarakat melal melalui ui pengel pengelola olaan an sanit sanitasi asi di 276 kota/k kota/kabu abupat paten en serta serta pengem pengemban bangan gan draina drainase se dan sistem sistem pengel pengelola olaan an persam persampah pahan an serta serta mening meningkat katnya nya kuali kualita tass lingkungan permukiman kawasan kumuh dan nelayan .
Disampin Disamping g kedua kedua sasaran sasaran perencana perencanaan an tersebut tersebut,, sasaran sasaran pembangu pembangunan nan bidang bidang persampahan juga mengakomodir sasaran sasaran Millenium Development Goals tahun 2015 2015 untuk untuk menye menyedia diakan kan akses akses pelay pelayana anan n persam persampah pahan an kepada kepada masya masyarak rakat at mamp mampu u mela melaya yani ni masy masyar arak akat at deng dengan an kapa kapasi sita tass 80% 80% atau atau 1004 1004,6 ,6 juta juta di perk perkot otaa aan n dan dan 50% 50% atau atau 57,5 57,5 juta juta jiwa jiwa di perd perdes esaa aan, n, dan dan tot total selu seluru ruh h Indonesia mencapai 66% atau 162,1 jita jiwa.
Dengan Dengan memperh memperhatik atikan an berbagai berbagai sasaran sasaran yang telah telah disebutk disebutkan an sebelumny sebelumnya a dan dengan memperhatikan berbagai kendala, tantangan dan peluang yang ada, maka maka ditet ditetapk apkan an bebera beberapa pa sasara sasaran n utama utama yang yang hen hendak dak dicapa dicapaii pada pada tahun tahun 2006-2010 yang meliputi :
Tercapai Tercapainya nya kondisi kondisi kota dan lingkung lingkungan an yang bersih bersih termasuk termasuk saluran saluran drainase perkotaan perkotaan
Pencapaian pengurangan kuantitas kuantitas sampah sebesar sebesar 20%
Pencapaian sasaran cakupan cakupan pelayanan pelayanan 60% penduduk
Penc Pencap apai aian an kual kualit itas as pela pelaya yana nan n yang yang sesu sesuai ai atau atau mamp mampu u mela melaya yani ni standar pelayanan minimal persampahan
Tercapai Tercapainya nya peningka peningkatan tan kualitas kualitas pengelol pengelolaan aan TPSA menjadi menjadi Sanitary Sanitary Land Landfi fill ll untu untuk k Kota Kota Me Metr trop opol olit itan an dan dan Kota Kota Besa Besar, r, sert serta a cont contro roll lled ed landfill untuk Kota Sedang dan Kota Kecil, serta tidak dioperasikannya TPSA secara open dumping.
Tercapai Tercapainya nya peningkatan peningkatan kinerja kinerja institus institusii pengelola pengelola persampahan persampahan yang mantap dan berkembangnya pola kerjasama regional.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-10
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Adapun di tingkat regional, sampai saat skenario pengelolaan sampah diarahkan terhadap terselenggaranya pengelolaan sampah bersama antara Kota Bandung, Kabupate Kabupaten n Bandung, Bandung, Kota Cimahi, Cimahi, Sumedang Sumedang dan sebagian sebagian Kabupate Kabupaten n Garut. Garut. Sasaran Sasaran utamany utamanya a adalah adalah terbangu terbangunnya nnya TPA Regional Regional di wilayah wilayah Metropoli Metropolitan tan Bandun Bandung g bagian bagian barat barat dengan dengan altern alternati atiff lokasi lokasi TPA TPA Leu Leuwi wigaj gajah ah dan wilaya wilayah h timur timur dengan dengan alternat alternatif if lokasi lokasi TPA di Citiis, Citiis, Legok Nangka. Nangka. Untuk Untuk mengelola mengelola kegia kegiatan tan pengel pengelola olaan an sampah sampah bersa bersama ma Metrop Metropoli olitan tan Bandun Bandung g ini, ini, saat saat ini tengah dipersiapkan sebuah manajemen pengelola persampahan regional oleh Dinas Tata Ruang Permukiman Propinsi.
3.4.2 Strategi Umum Pengelolaan Pengelolaan Sampah Sampah Kabupaten Bandung Berdasarkan pada isu-isu strategis di atas, dikembangkan strategi pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung untuk 20 tahun mendatang. Rendahnya tingkat pelayana pelayanan n Dinas Dinas Kebersiha Kebersihan n Kabupat Kabupaten en Bandung Bandung yaitu yaitu baru mencapai mencapai 20,8%, 20,8%, bukan disebabkan karena masalah teknik semata, melainkan lebih disebabkan karena lemahnya sistem manajemen intern Dinas Kebersihan itu sendiri. Belum optimalnya manajemen di setiap fungsi Dinas menjadi penyebab kelemahan ini. Peny Penyeb ebab ab lema lemahn hnya ya siste sistem m kele kelemb mbag agaa aan n anta antara ra lain lain dise diseba babk bkan an kare karena na minimn minimnya ya anggar anggaran an yang yang dialok dialokasi asika kan n untuk untuk penge pengelol lolaan aan keber kebersih sihan an kota. kota. Harus segera disadari Kabupaten Bandung adalah Kota Besar yang memerlukan biaya biaya pembangun pembangunan an yang cukup cukup tinggi. Retribus Retribusii kebersihan kebersihan dari masyarakat masyarakat yang yang dihara diharapka pkan n menjad menjadii sebagi sebagian an besar besar sumber sumber pembia pembiayaa yaan n pengel pengelola olaan an ternyata masih sangat rendah dalam efektifitas. efektifitas.
Kehadiran lembaga pengelola
kebe kebers rsih ihan an dala dalam m bent bentuk uk Dina Dinass Kebe Kebers rsih ihan an dala dalam m 10 (sep (sepul uluh uh)) tahun ahun mend mendat atan ang g
dipe diperk rkir irak akan an
masi masih h
laya layak k
untu untuk k
mena menang nggu gung ng
beba beban n
kerja erja
pengelol pengelolaan. aan. Dalam Dalam jangka pendek, pendek, dukungan dukungan besar besar dari seluruh seluruh stakeholder, baik Pemerintah Pemerintah maupun maupun yang lainnya, lainnya, sangat sangat dibutuhk dibutuhkan an guna memperku memperkuat at kinerja kinerja Dinas Dinas Kebersih Kebersihan. an. Dalam Dalam jangka jangka menengah menengah peningkat peningkatan an kemampu kemampuan an SDM harus menjadi prioritas, mengingat adanya beban yang tinggi dalam aspek operasional.
Selam Selama a ini dengan dengan beban beban pengel pengelola olaan an masih masih terma termasuk suk Kab. Kab. Bandu Bandung ng barat barat,, permas permasala alahan han di dalam dalam aspek aspek operas operasion ional al merupa merupaka kan n akiba akibatt dari dari lemahn lemahnya ya
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-11
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
lembag lembaga a pada pada jenjan jenjang g struk struktur tural al dan operas operasion ional, al, sehing sehingga ga efisie efisiensi nsi kerja kerja rendah. rendah. Jumlah Jumlah armada yang masih gabungan gabungan antara antara kedua kota terukur terukur masih masih bekerja pada beban dibawah rata-rata. Namun ketika aset Kab. Bandung Barat sudah sudah disera diserahk hkan, an, teruk terukur ur kapasi kapasita tass angkut angkut berada berada pada pada kondi kondisi si optim optimal. al. Namun Namun demikia demikian n belum belum meratan meratanya ya pelayana pelayanan n ke seluruh seluruh wilayah wilayah perkotaa perkotaan, n, menu menunt ntut ut
adan adanya ya
peni pening ngk katan atan
beba beban n
pela pelaya yana nan n
sehi sehing ngga ga
dibu dibuttuhka uhkan n
pengembangan sarana dan prasarana dalam jangka menengah dan panjang.
Kinerja sistem operasional pengelolaan sampah Kabupaten Bandung tidak akan mencapai mencapai tingkat tingkat optimum optimum tanpa tanpa adanya adanya peran peran aktif aktif masyarak masyarakat. at. Masyaraka Masyarakatt bukan bukan lagi lagi hanya hanya sebaga sebagaii obyek obyek pelay pelayana anan, n, tetapi tetapi harus harus dipand dipandang ang sebaga sebagaii sala salah h satu satu stakeho stakeholde lders rs y ang a ng ditu ditunt ntut ut pera peran n akti aktifn fnya ya dala dalam m penge pengelo lola laan an sampah.
Analisis terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dari faktor yang mempeng mempengaruhi aruhi dan menentuk menentukan an dalam dalam penentuan penentuan arah pengemb pengembangan angan sistem sistem diuraikaikan dalam analisis SWOT (terlampir).
Hasill anali Hasi analisis sis SWO SWOT T menun menunjukk jukkan an bahw bahwa a kelem kelemahan ahan faktor inter internal nal siste sistem m sang sangat at tinggi, akan tetapi terdapat kekuatan bahwa Dinas Kebersihan sebagai satu-satunya lembag lem baga a for formal mal pen pengel gelola ola sam sampah pah di Kab Kab.. Ban Bandun dung, g, dan den dengan gan mem memanf anfaat aatka kan n peluang adanya inisiatif lokal dari masyarakat dalam pengelolaan sampah secara mandiri dan juga peluang pelimpahan sebagian kewenangan pengelolaan kebersihan kepa ke pada da Ca Cama mat, t, ma maka ka da dala lam m Pe Peng ngel elol olaa aan n Sa Samp mpah ah di Ka Kabu bupa pate ten n Ba Band ndun ung g
perl pe rlu u
dikembangkan strategi sebagai berikut :
A. Perkuatan Lembaga Formal Pengelola Sampah, agar menjadi lembaga yang handal dalam menjalankan kewenangannya dan mampu bermitra dengan kelompok informal dan atau masyarakat lainnya yang ingin berperan aktif dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung B. Perl Perluasa uasan n jangk jangkauan auan pelayanan pelayanan di wil wilayah ayah perkotaan perkotaan dan perd perdesaan esaan dengan dengan desentrasilasi pengelolaan di tingkat Kecamatan melalui implementasi 3R dan
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-12
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
enerapan Sistem Pengelolaan Berbasis Masyarakat
C. Kemitraan antara Pemerintah, Pemerintah, Masyarakat Masyarakat dan Swasta untuk untuk berpartisipasi berpartisipasi dalam pengelolaan sampah
D. Pengembangan Pendidikan Pendidikan Masyarakat Masyarakat dengan penguatan penguatan strategi komunikasi, komunikasi, guna pemaparan pengetahuan untuk mencapai perubahan sikap, persepsi dan keterampilan masyarakat di seluruh Kabupaten Bandung.
3.4.3 3.4.3 Strategi Strategi Peningkata Peningkatan n Teknis Teknis Pengelo Pengelolaan laan Strategi di dalam aspek teknik operasional pengelolaan sampah berpijak pada beban beban pengelol pengelolaan aan terhadap terhadap sistem sistem yang akan dikemban dikembangkan gkan selama selama periode periode perenc perencana anaan. an. Beban Beban pengel pengelola olaan an sampah sampah Kabup Kabupate aten n Bandun Bandung g saat saat ini telah telah mencapai 2,803 m3/hari dan akan menjadi 4,041 m3/hari di Tahun 2020 serta 5,24 5,246 6 m3/hari /hari di tahun tahun 2008 2008 mendat mendatang ang.. Kendal Kendala a utama utama dalam dalam operas operasion ional al peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah di Kabu Kabupa pate ten n Band Bandun ung g ini ini adal adalah ah peny penyeb ebar aran an area area pelayana pelayanan n yang sangat luas. luas. Oleh karena itu dalam pengopera pengoperasian sian diarahkan diarahkan terha terhadap dap upaya upaya efiens efiensii kerja, kerja, yaitu yaitu dengan dengan mener menerapk apkan an konsep konsep minim minimasi asi sampah sampah terang terangkut kut ke TPA TPA dengan dengan mening meningka katka tkan n upaya upaya pengol pengolaha ahan n sampah sampah sedek sedekat at mungk mungkin in dengan dengan sumber sumberny nya. a. Untuk Untuk itu reduks reduksii sampah sampah yang yang harus harus ditimbun di TPA merupakan merupakan target sub sistem operasional. operasional.
Namun Namun demik demikian ian,,
perge pergeser seran an suatu suatu pola pola penge pengelol lolaan aan sampah sampah dalam dalam siste sistem m
yang yang sudah sudah ‘eksis ‘eksist’ t’ terle terlebih bih dahulu dahulu merup merupak akan an suatu suatu peker pekerjaa jaan n besar besar dan tent tentun unya ya dipe diperl rluk ukan an pera peran n akti aktiff dari dari selu seluru ruh h stakeholders dalam dalam siste sistem m ters terseb ebut ut..
Peru Peruba baha han n ters terseb ebut ut tida tidak k bisa bisa dila dilaku kuka kan n dala dalam m wakt waktu u sing singka kat, t,
melaink melainkan an diperluk diperlukan an adanya adanya waktu waktu peraliha peralihan. n. Panjang Panjang atau singkatny singkatnya a waktu waktu peraliha peralihan n tersebut tersebut akan sangat sangat ditentuk ditentukan an oleh faktor faktor konsiste konsistensi nsi dari setiap setiap stakeholders terutama Pemerintah Kota sebagai fasilitator. Untuk Untuk mencapai mencapai efektifitas efektifitas kerja yang tinggi, operasi operasi pengelol pengelolaan aan sampah sampah di Kabupaten Bandung, ditetapkan hal-hal berikut :
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-13
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Tanggung Tanggung jawab pengelolaan pengelolaan kebersihan kebersihan oleh Dinas Kebersihan Kebersihan dalam 20 tahu tahun n mend mendat atan ang g adal adalah ah selu seluru ruh h wila wilaya yah h Kabu Kabupa pate ten n Band Bandun ung, g, melin melingku gkupi pi 30 Kecam Kecamata atan. n. Adapun Adapun beban beban operas operasion ional al denga dengan n konse konsep p pela pelaya yana nan n tekn teknis is adal adalah ah wila wilaya yah h perk perkot otaa aan n yang yang menc mencap apai ai 32% 32% penduduk, selebihnya 68% adalah di wilayah perdesaan, yang merupakan beba beban n peng pengel elol olaan aan deng dengan an kons konsep ep peng pengem emba bang ngan an sist sistem em berb berbas asis is masyarakat.
Wilayah Wilayah pelayanan pelayanan terbagi terbagi menjadi 3 wilayah wilayah operasional. operasional. Penguatan Penguatan manajeme manajemen n operasio operasional nal masing-m masing-masing asing wilayah wilayah dalam dalam hal ini menjadi menjadi prioritas pengembangan program kelembagaan
Pene Penera rapa pan n kons konsep ep 3R di seti setiap ap taha tahapa pan n oper operas asii peng pengel elol olaa aan n akan akan menjadi pertimbangan utama dalam rencana pengembangan sarana dan prasarana
Pemi Pemila laha han n seba sebaga gaii kons konsep ep awal awal pola pola 3R, 3R, akan akan dila dilaku kuka kan n seja sejak k di sumbernya, dengan prioritas dalam pelaksanaannya.
Operasi Operasi pengumpula pengumpulan n sampah dari sumber sumber ke TPS , sesuai sesuai dengan Perda Perda yang ada tetap menjadi tanggung jawab masyarakat dibawah koordinasi RT/RW setempat.
TPS akan dikembangkan dikembangkan untuk untuk melayani maksimal maksimal 1 Kelurahan atau atau 5000 pend pendud uduk uk.. TPS TPS ting tingka katt kelu kelura raha han n ini ini difu difung ngsi sika kan n seba sebaga gaii temp tempat at pengompo pengomposan san dan pengumpul pengumpulan an sementar sementara a sampah sampah anorganik anorganik serta B3 Rumah Rumah Tangga, Tangga, dengan dengan operasi operasi pengelol pengelolaan aan Komunal Komunal Tidak Tidak Langsung. Langsung. Sampah anorganik di bawa ke TPS tingkat Kecamatan.
Sampah Sampah anorganik anorganik dari TPS Kelurahan Kelurahan akan dibawa ke TPS Kecamat Kecamatan, an, untuk untuk ditang ditangani ani lebih lebih lanjut lanjut,, yaitu yaitu denga dengan n pengem pengemba banga ngan n kegia kegiatan tan pengepulan dan daur ulang plastik di tahun-tahun mendatang. Di TPST Kecamatan ini pula sampah residu dikumpulkan untuk diangkut ke TPA Kota.
Di TPA residu residu sampah, sampah, dalam jangka jangka pendek pendek yaitu yaitu hingga hingga tahun tahun 2015, 2015, akan ditimbu ditimbun. n. Selanjut Selanjutnya nya dalam dalam jangka jangka panjang panjang akan dikemba dikembangka ngkan n
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-14
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
peng pengol olah ahan an resi residu du samp sampah ah menj menjad adii pele pelett baha bahan n baka bakar, r, seba sebaga gaii penerapan konsep Waste konsep Waste to Energy .
Peningkatan Kelembagaan Kelembagaan 3.4.4 Strategi Peningkatan Berd Berdas asar arka kan n anal analis isis is kend kendal ala a dan dan pelu peluan ang g yang yang ada ada di dala dalam m subs subsis iste tem m organisasi kelembagaan maka diperlukan strategi berikut : 1. Me Menin ningka gkatka tkan n status status dan kapas kapasita itass lemba lembaga ga penge pengelol lola a keber kebersih sihan, an, dimana saat ini ada di bawah Bidang Keb Kebersihan dan UPTD Peng Pengan angk gkut utan an samp sampah ah pada pada Dina Dinass Peru Peruma maha han, n, Tata Tata Ru Ruan ang g dan dan Permuk Permukim iman, an, perlu perlu pengka pengkajia jian n ulang ulang untuk untuk kembal kembalii menja menjadi di Dinas Dinas tersendiri, mengingat semakin tingginya beban pengelolaan sampah di Kab. Bandung. 2. Me Meng ngin inis isia iasi si terbe erbent ntuk ukny nya a sub sub sist sistem em kele kelemb mbag agaa aan n yang yang dapa dapatt menja njalan lankan
fung fungsi si
sesu sesuai ai
peran rannya nya
masin asingg-m masin asing. g.
Hal Hal
ini
menyangk menyangkut ut peningkat peningkatan an peran peran lembaga lembaga formal formal maupun maupun non formal formal yang telah ada, dan juga pengembangan lembaga lain yang dibutuhkan keha kehadi dira rann nny ya.
Keha Kehadi dira ran n
pendekatan bottom-up, bottom-up,
lemb lembag aga a dima imana
lain lain
dila dilak kukan ukan
kehad hadiran iran
deng dengan an
lemb embaga aga
pola pola
terse ersebu butt
merupak merupakan an kebutuh kebutuhan an dan merupakan merupakan inisiatif inisiatif warga bukan bukan bentukan bentukan pemerint pemerintah. ah. Kehadira Kehadiran n lembaga lembaga eksternal eksternal ini tidak tidak saja menyangk menyangkut ut aspek aspek tekn teknik ik operas operasion ional al tetapi tetapi dihara diharapk pkan an juga juga untuk untuk mendu menduku kung ng penegaka penegakan n hukum di dalam dalam sistem. sistem. 3. Meningka Meningkatkan tkan kinerja kinerja lembaga lembaga pengelola pengelola persampah persampahan, an, salah salah satunya satunya dengan meingkatkan kualitas SDM Lembaga Pengelola Kebersihan. 4. Melakuk Melakukan an pemisahan pemisahan fungsi /unit /unit regulator regulator dan operator operator 5. Me Meni ning ngka katk tkan an kerj kerjas asam ama a dan dan koor koordi dina nasi si anta antarr stak stakeh ehol olde derr loka lokall maupun maupun region regional, al, dan juga juga memba membangu ngun n kemit kemitraa raan n yang yang harmon harmonis is dengan dengan masya masyarak rakat at dalam dalam upaya upaya memban membangun gun siste sistem m pengel pengelola olaan an berbasis masyarakat. masyarakat.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-15
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
3.4.5 Strategi Peningkatan Peningkatan Hukum Hukum Strat rategi egi
bida idang
hukum ukum
dan
pera peratturan uran
difo difok kuska skan
untuk ntuk
menunj nunjan ang g
terlaksananya strategi pada keempat aspek lainnya. Strategi ini menyangkut : 1. Penataan Penataan kembali kembali perangkat perangkat hukum dan peraturan peraturan disesuai disesuaikan kan dengan rencana jangka pendek, menengah dan panjang 2. Pene Penega gaka kan n dan dan pena penaat atan an huku hukum/ m/pe pera ratu tura ran, n, deng dengan an terb terben entu tukn knya ya masyarakat yang peka terhadap aturan/hukum. 3. Me Membang bangu un
tata atanan nan
hukum ukum
di
masy masyar ara akat
bersa ersama maan an
denga ngan
pengembangan sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat
3.4.6 Strategi Peningkatan Pembiayaan Pembia Pembiayaa yaan n penyel penyeleng enggar garaan aan pengel pengelola olaan an sampah sampah merup merupak akan an unsur unsur pokok pokok berlangsungnya sistem pelayanan. Permasalahan sampah kota adalah persoalan perman permanen en dan rutin rutin terus terus bertam bertambah bah besar besar sehing sehingga ga menun menuntut tut pada pada konsep konsep pembiaya pembiayaanny annya. a. Selama pengelolaan pengelolaan sampah sampah masih menjadi menjadi tanggung tanggung jawab pemerintah, maka strategi pembiayaan pengelolaan sampah kota harus menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pembiayaan pengelolaan infrastruktur kota. Penye Penyelen lengga ggaraa raan n pelay pelayana anan n pengel pengelola olaan an sampah sampah merup merupak akan an kegia kegiatan tan yang yang harus harus dan pasti pasti dilak dilaksan sanak akan an oleh oleh pemeri pemerinta ntah. h. Oleh Oleh karena karena itu itu model model atau atau kons konsep ep pemb pembia iaya yaan anny nya a baik baik sumb sumber er atau atau pun pun alok alokasi asiny nya a haru haruss memi memili liki ki kejelasan dan kepastian.
Mengi Me nginga ngatt bahwas bahwasany anya a Pengel Pengelola olaan an sampah sampah merup merupak akan an bagian bagian pelaya pelayanan nan umum umum yang yang disele diselengg nggara arakan kan oleh oleh Pemeri Pemerinta ntah h Kabupa Kabupate ten n Bandun Bandung, g, dengan dengan demi demiki kian an peng pengat atur uran an pemb pembia iaya yaan an menj menjad adii Pemeri Pemerinta ntah. h.
tuga tugass
dan dan
tang tanggu gung ng
jawa jawab b
Target Target yang ingin ingin dicapa dicapaii dalam dalam aspek aspek pembia pembiaya yaan an selama selama 10
tahun mendatang adalah :
Terp Te rpe enuhi nuhin nya
angg anggar ara an
penge engellolaa olaan n
kebers bersih ihan an
sesua esuaii
deng dengan an
perhitungan kebutuhan pelayanan standar,
Tercip Terciptan tanya ya kesei keseimb mbang angan an antara antara realis realisasi asi retrib retribusi usi denga dengan n anggar anggaran an operasional sehingga subsidi dapat dikurangi secara bertahap,
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-16
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Untuk itu dikembangkan suatu strategi pembiayaan sebagai berikut : 1. Pengu Penguata atan n unit unit penagi penagihan han dalam dalam struk struktu turr organi organisas sasii lembag lembaga a Dinas Dinas Kebersiha Kebersihan, n, dengan dengan mengemba mengembangka ngkan n mekanisme mekanisme penagiha penagihan n retribusi retribusi yang disepakati oleh seluruh pihak berkaitan, 2. Pengalokasian Pengalokasian anggaran secara proporsional proporsional per per unit kegiatan
Peningkatan Peran Serta Serta Masyarakat 3.4.7 Strategi Peningkatan Faktor Faktor utama utama yang menjamin pencapai pencapaian an sistem sistem pengelol pengelolaan aan sampah sampah adalah adalah fakt faktor or manu manusi sia, a, baik baik petu petuga gass pela pelaks ksan ana a peng pengel elol ola a dan dan masya masyara raka katt umum umum sebagai penimbul sampah. Untuk Untuk dapat dapat merea merealis lisasi asika kan n strat strategi egi operas operasiona ionall yang yang telah telah dikemb dikembang angka kan, n, perlu perlu adanya adanya sebuah sebuah upaya besar, menyentuh menyentuh manusia manusia sebagai sebagai faktor faktor utama utama keber keberhas hasila ilan. n. Dalam Dalam kurun kurun wakt waktu u 10 tahun tahun mendat mendatang ang sasara sasaran n yang yang paling paling realistis adalah menjadikan masyarakat Kabupaten Bandung sebagai masyarakat yang yang bersik bersikap ap dan berper berperila ilaku ku posit positif if terha terhadap dap sampah sampah,, dengan dengan indika indikato torr tumbuhnya sikap dan tingkah laku yang didasari oleh kesadaran akan lingkungan bers bersih ih,, sehi sehing ngga ga sika sikap p dan dan peri perila laku ku terh terhad adap ap samp sampah ah tida tidak k dida didasa sari ri pada pada kewajiban tetapi sebagai nilai kebutuhan. Untuk Untuk melaksan melaksanakan akan penguranga pengurangan n sampah sampah di sumber sumber dan meningka meningkatkan tkan polapola penangana penanganan n sampah sampah berbasis berbasis masyarak masyarakat, at, diperluka diperlukan n pemahaman pemahaman bahwa bahwa masya masyarak rakat at bukan bukan lagi lagi hanya hanya sebaga sebagaii obyek obyek tetapi tetapi lebih lebih sebaga sebagaii mitra mitra yang yang mengandung makna keselarasan. Tanpa ada peran aktif masyarakat akan sangat sulit mewujudkan kondisi kebersihan yang memadai. Disam Disampin ping g itu, itu, pihak pihak swasta swasta/du /dunia nia usaha usaha juga juga memili memiliki ki potens potensii yang yang besar besar untuk dapat berperan serta menyediakan pelayanan publik ini. Untuk Untuk operasio operasionalis nalisasi asi kebijaka kebijakan n tersebut tersebut maka beberapa beberapa strategi strategi ditetapk ditetapkan an yaitu : (1) Menyebar Menyebar luaskan pemahaman pemahaman tentang tentang pengelolaan pengelolaan persampahan persampahan kepada masyarakat umum
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-17
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
(2) Men Mengem gemban bangka gkan n pendi pendidik dikan an masyar masyarak akat at tenta tentang ng pengel pengelola olaan an sampah sampah sejak usia dini (3) Mengemba Mengembangka ngkan n pola pembelajaran pembelajaran kepada masyaraka masyarakatt yang terinteg terintegrasi rasi dalam pengembangan sistem pengelolaan berbasis masyarakat. (4) Mengemba Mengembangka ngkan n pola-pola insentif insentif dan iklim kondusif kondusif bagi dunia usaha / swasta
3.5 Program K er ja ja Peningkatan Pengelolaan Sampah K ab. Bandung Berdasarkan pada strategi dan kebijakan Pemerintah Kabupaten Bandung dala dalam m peni pening ngka kata tan n pela pelaya yana nan n peng pengel elol olaan aan samp sampah, ah, dike dikemb mban angk gkan an prog progra ram m ke kerj rja a yang yang menj menjad adii ke kera rang ngka ka gari gariss besa besarr peng pengem emba bang ngan an kegiatan selama 20 tahun mendatang.
Progra Program m kerja kerja penge pengelol lolaan aan sampah sampah di Kabupat Kabupaten en Bandun Bandung g dari dari tahun tahun 2008 sampai dengan tahun 2028 secara tabularis diprlihatkan pada Tabel 3.1.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-18
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
No 1
Tabel 3.1 Kabupaten Bandung SMWI Action Plan Program
Strategi Sampah Sampah di Tingkat Tingkat Kecamatan Kecamatan
1.1
1.2
2
Kegiatan
Desentral Desentralisas isasii Pengelola Pengelolaan an
Impl Implem emen enta tasi si 3R dari dari hulu hulu ke hili hilirr
2.1 2.1
Pengemban Pengembangan gan Pilot Project Project Pengelola Pengelolaan an Sampah Sampah
1.1.1
Penyusun Penyusunan an Rencana Rencana Detail Detail Pengelola Pengelolaan an Smp di Kecamatan Kecamatan Contoh Contoh
Tingkat Kecamatan
1.1.2
Implementasi Desentralisasi Desentralisasi Pengelolaan Pengelolaan Sampah Tingkat Tingkat Kecamatan
Penyiapan lembaga lembaga Mitra Pengelolaan Pengelolaan Sampah Sampah di Tingkat
1.2.1
Penyusunan SOTK Lembaga Kemitraan Tingkat Kecamatan
Kecamatan
1.2.2
Training Peningkatan Kemampuan Lembaga Kemitraan
Peni Pening ngka kata tan n Peng Pengom ompo posa san n Samp Sampah ah
2.1. 2.1.1 1
Eval Evalua uasi si Pote Potens nsii Komp Kompos os dari dari Samp Sampah ah di Kabu Kabupa pate ten n Band Bandun ung g
2.1.2
Analisa Analisa Pasar Pasar Kompos Kompos
2.1.3
Penyusun Penyusunan an Rencana Rencana Pengompos Pengomposan an Terpadu Terpadu Se Kab Bdg Bdg
2.1.4
Monitoring Pengomposan dan Pemasaran kompos dari Instalasi Pengomposan di Babakan
2.2
Implem Implement entas asii Daur Daur Ulang Ulang Sampa Sampah h Anorga Anorganik nik
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
2.1.5
Integrasi Integrasi Pengompos Pengomposan an dan WTE
2.1.6
Pengembangan Instalasi Pengomposan di Kecamatan Kecamatan Contoh Contoh
2.1.7
Mengaktifkan Kembali Unit Unit Pengomposan Pengomposan yang ada (5 Kel)
2.1.8
Pengembangan Jaringan Pelaku Pengomposan
2.2.1 2.2.1
Evalua Evaluasi si Timbul Timbulan an Sampa Sampah h Potens Potensii Daur Daur Ulang Ulang
2.2.2
Identifikasi Pelaku Daur Daur Ulang Ulang di seluruh wil Kabupaten Kabupaten
2.2.3
Penyusunan Rencana Detail Program Program Daur Ulang Sampah Anorganik
2.2.4
Analisa Kelayakan Kelayakan Usaha Usaha Daur Daur Ulang Skala Kecamatan Kecamatan & Kota
2.2.5
Implementa Implementasi si Daur Ulang Ulang Plastik Plastik di Kecamatan Kecamatan Contoh Contoh
Hal III-19
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung No
Strategi
Program 2.3
2.4 2.4
3
Pengem Pengemban bangan gan Sistem Sistem Pengel Pengelola olaan an
3.1
Sampah Sampah Berba Berbasis sis Masyar Masyarak akat at
Kegiatan
Peningkata Peningkatan n Reduksi Reduksi Sampah Sampah Terbuang Terbuang ke TPA
2.3.1
Kajian Kajian Kelayakan Kelayakan Teknis Teknis dan Ekonomis Ekonomis Pengolaha Pengolahan n Residu Residu Sampah Sampah
2.3.2
Implementa Implementasi si Pengola Pengolahan han Residu Residu Sampa Sampah h
2.3.3
Analisis Analisis Pasar Pasar Produk Produk Daur Daur Ulang Ulang Residu Sampa Sampah h
2.4. 2.4.1 1
Peny Penyus usun unan an Renc Rencan ana a Deta Detail il Peng Pengel elol olaa aan n Samp Sampah ah B3 RT
2.4.2
Implementa Implementasi si Pengelol Pengelolaan aan Sampa Sampah h B3 RT
Adopsi Adopsi Inisia Inisiatif tif Lokal Lokal dalam dalam Pengel Pengelola olaan an
3.1.1 3.1.1
Survey Survey Inisia Inisiatif tif Lokal Lokal Masyar Masyarak akat at dalam dalam Penge Pengelol lolaan aan Lingku Lingkunga ngan n
Lingku Lingkunga ngan n yang yang terkai terkaitt pengel pengelola olaan an sampah sampah
3.1.2 3.1.2
Menyus Menyusun un konsep konsep Pemban Pembangun gunan an Penge Pengelol lolaan aan
3.1.3
Implementasi Sistem Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat
3.1.4
Pengembangan Forum Masyarakat Pelaku Pengelolaan Sampah
Peng Pengel elol olaa aan n Samp Sampah ah B3 RT
Sampah Berbasis Masyarakat
terutama dalam mekanisme insentif dan desinsentif bagi masy
4
Pengemban Pengembangan gan Sarana Sarana Prasarana Prasarana Pengelolaan Sampah Terpadu
4.1
Pengadaan Pengadaan Sarana Sarana Prasaran Prasarana a Pengelola Pengelolaan an Sampah Sampah
4.1.1
berbasis 3R
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Penyusun Penyusunan an Detail Detail Engginee Enggineering ring Desain Desain Sarana Sarana Prasaran Prasarana a Pengelolaan Sampah Berbasis 3R dari hulu ke hilir
4.1.2
Pengadaan Sarana dan implementasi pemilahan di sumber sumber
4.1.3
Pembangunan TPS (Tempat Penampungan Penampungan Sementara)
4.1.4
Pembangun Pembangunan an TPST Kecamatan Kecamatan
4.1.5
Pembangun Pembangunan an TPST TPST Kota Kota di Babakan Babakan
4.1.6
Pengadaa Pengadaan n Kendara Kendaraan an Pengump Pengumpul ul
4.1.7
Pengadaan Kendaraan Pengangkut Sampah dan Residu Residu
4.1.8
Pengadaa Pengadaan n Peralat Peralatan an Pengomp Pengomposan osan
4.1.9
Pengadaa Pengadaan n Peralata Peralatan n Daur Ulan Ulang g Plastik Plastik
Hal III-20
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung No
Strategi
Program 4.2
Kegiatan
Pemba Pembangu ngunan nan TPST TPST Kota Kota Berb Berbasi asiss Pemban Pembangun gunan an
4.2.1 4.2.1
Studi Studi Kelaya Kelayakan kan Lahan Lahan TPST TPST
Wilaya Wilayah h dengan dengan konse konsep p Partis Partisipa ipatif tif
4.2.2 4.2.2
Penyus Penyusun unan an Detai Detaill Enggee Enggeerin ring g Desig Design n TPST TPST Kota Kota secara secara partis partisipa ipatif tif
4.2.3
Implementa Implementasi si TPST Baru
Penyiapan kerangka aturan peran swasta dalam pengelolaan sampah
Peningkatan Peran Swasta dalam Dunia Usaha
Ujicoba pengelolaan oleh swasta
4.3
5
Pe Penguatan Pembiayaan
5.1
Kerjasama Kerjasama Regional Regional dalam dalam Pengelola Pengelolaan an Residu Residu
Peningkatan Alokasi Alokasi APBD untuk Pengelolaan Pengelolaan Sampah
4.3.1
Penyiapan Penyiapan Konsep Konsep Kerjasama Kerjasama Pengelola Pengelolaan an Sampah Sampah Regional Regional
4.3.2
Implementasi Pengelolaan Residu di tingkat tingkat Regional Regional
5.1.1
Evaluasi Tingkat Kecukupan Pembiayaan Pengelolaan
Pengelolaan Sampah
Sampah dari APBD dan Retribusi
5.2 5.2
Pena Penata taan an Sist Sistem em Retr Retrib ibus usii Samp Sampah ah
5.1.2
Penyampaian hasil kajian kajian pada pihak Eksekutif Eksekutif dan Legislatif
5.2. 5.2.1 1
Iden Identi tifi fika kasi si Pote Potens nsii Retr Retrib ibus usii
5.2.2
Penyiapan aparat pelaksana sistem retribusi
5.2.3
Penyusunan Sistem Retribusi dikaitkan dengan mekanisme implementasi 3R
5.3
6
Re-f Re-fun ungs gsio iona nali lisa sasi si Lemb Lembag aga a
6.1 6.1
Pengemban Pengembangan gan Kemitraan Kemitraan Pemerinta Pemerintah h vs Swasta Swasta
Peni Peninj njau auan an kemb kembal alii UPTD UPTD menj menjad adii Dina Dinass
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
5.3.1
Implementa Implementasi si Kemitraan Kemitraan Pemerinta Pemerintah h Swasta Swasta di Kecamatan Kecamatan Contoh Contoh
5.3.2
Menyiapkan konsep kemitraan Pemerintah-Swasta-Masyarakat Pemerintah-Swasta-Masyarakat
6.1. 6.1.1 1
Pemb Pembah ahas asan an Ulan Ulang g Lemb Lembag aga a Peng Pengel elol ola a Samp Sampah ah
Hal III-21
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung No
Strategi
Program
Kegiatan
Dinas Kebersihan, dengan fungsi
mengarah pada refungsionalisasi lembaga Dinas
utama sebagai operator
6.1.2
Penyusunan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Dinas Kebersihan
6.2
6.3 6.3
Peningkata Peningkatan n Kapasitas Kapasitas Lembaga Lembaga Formal Formal Pengelola Pengelola
6.2.1
Motivation Motivation Training Training untuk untuk Seluruh Seluruh Staf
Sampah
6.2.2
Training peningkatan Kemampuan Teknis, dan Pembiayaan
Eval Evalua uasi si Betu Betuk k Lemb Lembag aga a Dina Dinass
6.3. 6.3.1 1
Eval Evalua uasi si Lemb Lembag aga a Dina Dinass Menj Menjad adii Lemb Lembag aga a yang yang Lebih memadai dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah, misal Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
7
Pena Penata taan an Huku Hukum m dan dan
7.1 7.1
Pera Peratu tura ran n Peng Pengel elol olaa aan n Samp Sampah ah
Eval Evalua uasi si Huku Hukum m dan dan Pera Peratu tura ran n tent tentan ang g
7.1. 7.1.1 1
Peng Pengel elol olaa aan n Samp Sampah ah di Kabu Kabupa pate ten n Band Bandun ung g
Eval Evalua uasi si Perd Perda a Nomo Nomorr 8 Tahu Tahun n 2008 2008,, untu untuk k peny penyia iapa pan n Perd Perda a tent tentan ang g Peng Pengel elol olaa aan n Samp Sampah ah ters tersen endi diri ri,, tidak tidak menj menjad adii satu satu dengan pengaturan bidang lainnya (saat ini bersamaan dengan pengaturan K3)
7.1.2
Pemantapan Peraturan Daerah tentang Perubahan Perubahan UPTD kembali kembali
7.1.3
Penyiapan penjabaran Peraturan Daerah tentang Pengelolaan
menjadi Dinas Kebersihan
Persampahan ke dalam Peraturan Bupati dan/atau Kebuptusan Bupati sebagai pedoman dan/atau petunjuk teknis untuk setiap aspek dalam pengelolaan sampah
8
Kampanye Mengenai Peningkatan Hidup
8. 1
K am am pa pan ye ye T in in gk gk at at K ot ot a
dan Lingkungan Sehat, yang terkait
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
8 .1 .1. 1
Pe ny nyu su suna n St ra ra te teg i K om omu ni nik as asi t in in gk gkat k ot ot a
8.1.2
Implementasi Kampanye Tingkat Kota
Hal III-22
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung No
Strategi
Program
pada pada peng pengel elol olaa aan n pers persam ampa paha han n
8.2 8.2
Kamp Kampan anye ye Ting Tingka katt Keca Kecama mata tan n
Kegiatan 8.1. 8.1.3 3
Peny Penyus usun unan an Stra Strate tegi gi Komu Komuni nika kasi si di Keca Kecama mata tan n Cont Contoh oh
8.1.4
Implementasi Kampanye di Kecamatan Kecamatan Contoh dengan Kerangka Community Development
3.6 Pengembangan S Skenario Sasara Sasaran n pelaya pelayanan nan pengelo pengelolaa laan n sampah sampah Kabupa Kabupaten ten Bandun Bandung g di tetapka tetapkan n berdas berdasark arkan an pada pada beban beban perm permas asala alaha han n sampa sampah h yang yang diha dihada dapi pi pada pada kondi kondisi si saat saat ini samp sampai ai pada pada masa masa 10 dan dan 20 tahu tahun n mendatang. mendatang.
Sebagaimana Sebagaimana ditetapkan ditetapkan dalam strategi aspek operasional, operasional, bahwa beban pengelolaan
sampah selama 20 tahun mendatang terdiri atas dua cakupan yaitu :
1. Sebesar Sebesar 32% penduduk, penduduk, merupakan merupakan penduduk perkotaan perkotaan yang akan dilayani dengan pendekatan pelayanan teknis 2. Sebesar Sebesar 68% penduduk penduduk perdesaan, yang akan dilayani dengan dengan pendekatan pembangunan Community Community Base Solid Waste Management Management (CBSWM) (CBSWM) atau Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-23
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Beban Beban pelay pelayana anan n Dinas Dinas Keber Kebersih sihan an dan beban beban perde perdesaa saan n dalam dalam period periode e 5 tahunan tahunan selama selama 20 tahun tahun mendatan mendatang g diperliha diperlihatka tkan n dalam dalam satuan satuan volume volume dan berat adalah seperti pada Tabel 3.2 Tabel 3.2 Beban Pelayanan Pengelolaan Sampah di Kab.Bandung Tahun
Jumlah Penduduk Kota (Jiwa)
Timbulan Sampah (m3/hr)
Timbulan Sampah (Ton/hr)
Jumlah Penduduk Desa (Jiwa)
Timbulan Sampah (m3/hr)
Timbulan Sampah (Ton/hr)
2008
997,348
2,803
561
2,119,363
2,077
415
2009
1,027,043
2,886
577
2,182,466
2,139
428
2015
1,230,179
3,457
691
2,614,129
2,562
512
2020
1,438,190
4,041
808
3,056,154
2,995
599
2025
1,690,304
4,750
950
3,591,897
3,520
704
2028
1,867,037
5,246
1,049
3,967,455
3,888
778
Sumber : Analisis Konsultan, Buku Report-Studi Timbulan, 2008
Dalam upaya mendekati target Nasional dalam pelayanan persampahan, perlu dipe dipert rtim imba bang ngka kan n
berb berbag agai ai
fakt faktor or
inte intern rnal al
maup maupun un
ekst ekster erna nal, l,
teru teruta tama ma
mengingat pengelolaan sampah sangat bergantung pada kebijakan Pemerintah, maka maka dikemban dikembangkan gkan skenario skenario peningka peningkatan tan pelayanan pelayanan yang mewakili mewakili skenario skenario optimis, moderat dan pesimis.
Skenario Skenario optimis optimis diar diarah ahka kan n sesu sesuai ai deng dengan an targ target et dan dan sasa sasara ran n Nasi Nasion onal al.. dalah skena skenario rio pencap pencapaia aian n sasara sasaran n Nasion Nasional al pada pada akhir akhir Skenar Skenario io mode moderat rat adalah period periode e perenc perencana anaan. an. Adapu Adapun n skenari skenario o pesim pesimis is, adal adalah ah ske skenar nario yang ang dike dikemb mban angk gkan an atas atas dasa dasarr pesi pesimi mist stis is bahw bahwa a Kab. Kab. Band Bandun ung g akan akan mamp mampu u mencapai tingkat pelayanan sesuai dengan target yang ada di tingkat Nasional, karena itu Tingkat Pelayanan dalam skenario ini ditetapkan dengan pendekatan kemampuan
Pemerintah
lokal
dalam
membiayai
pengelolaan
sampah.Ke sampah.Kemamp mampuan uan Pemerint Pemerintah ah Lokal Lokal diukur diukur dari pemahama pemahaman n terhadap terhadap pola pembiayaan 5 tahun terakhir.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-24
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Sement entara
itu itu,
pelay elaya anan nan
Dinas nas
dalam alam
bent bentuk uk
penge pengemba mbanga ngan n Siste Sistem m Pengel Pengelola olaan an Sampah Sampah Berba Berbasis sis Masyarakat
(Community
Based
Solid
Waste
Management), Management), dilaksan dilaksanakan akan secara secara berta rtahap hap daerah
yang
sekarang
dimu imulai lai
sudah
dari dari
daera aerahh-
memiliki
sarana
pengel pengelola olaann annya, ya, walau walau terhe terhent nti. i. Ditarg Ditarget etkan kan ke 6 lokasi lokasi daur aur
ulang lang yang ang
kini terhen rhentti
yait aitu
Paru Parung ng Sera erab,
Marg Margah ahay ayu, u, Suka Sukama mana nah h Pang Pangal alen enga gan, n, Gunu Gunung ng Leut Leutik ik Cipa Cipara ray, y, Kata Katapa pang ng,, Sukasari Sukasari,, akan dioperas dioperasikan ikan kembali kembali,, secara secara bertaha bertahap. p. Selain Selain itu, ditarget ditargetkan kan mengembangkan Desa-Desa yang sudah mendapat bantuan sarana pengolahan pada pada tahun tahun 2007 2007 yaitu yaitu Desa Desa Cihera Ciherang ng Nagreg Nagreg,, Desa Desa Cikone Cikoneng ng Cipara Ciparay, y, Desa Desa Sangkan Hurip Katapang, Desa Bojong Majalaya, Desa Sekarwangi Katapang.
Dalam Dalam upaya upaya implem implement entasi asi 3R, selain selain penge pengemb mbang angan an lokasi lokasi CBSWM CBSWM yang harus harus mengedep mengedepankan ankan pengompos pengomposan an dan dan daur daur ulan ulang g samp sampah ah,, keha kehadi dira ran n para para pemu pemulu lung ng,, penamp penampung ung barang barang rongso rongsoka kan n di Kabupa Kabupate ten n Bandun Bandung g (SIDUS) (SIDUS) tidak tidak boleh boleh diabaikan diabaikan.. Kehadira Kehadiran n mereka mereka harus harus diangk diangkat at dan diint diintegr egrasi asika kan n ke dalam dalam siste sistem m yang yang dikemb dikembang angkan kan.. Namun Namun berdasar berdasarkan kan pengalam pengalaman, an, perlakuk perlakukan an terhadap terhadap kelompok kelompok ini ini buka bukanl nlah ah untu untuk k menj menjad adik ikan an mere mereka ka seba sebaga gaii sist sistem em formal atau formalisasi kelompok informal, tetapi sebatas memfasil memfasilitas itasii keberad keberadaaann aaannya. ya.
Pemerint Pemerintah ah memberikan memberikan
peluang agar kinerja mereka bisa meningkat, dengan cara meny menyia iapk pkan an fasi fasili lita tass di lok lokasi asi kerj kerja a mere mereka ka..
Usah Usaha a
pena penata taan an TPS TPS yang yang ada ada di Kabu Kabupa pate ten n Band Bandun ung, g, diko dikond ndis isik ikan an untu untuk k juga juga menyiapk menyiapkan an fasilitas fasilitas mereka. mereka. Kinerja Kinerja SIDUS pada dasarnya dasarnya sangat tergantung tergantung dari si pelaku dan mereka adalah manusia pekerja, disamping itu, mereka pun bekerj bekerja a karen karena a kebut kebutuh uhan, an, sehing sehingga ga kinerj kinerja a akan akan sangat sangat dipeng dipengaru aruhi hi oleh oleh fakt faktor or-f -fak akto torr ters terseb ebut ut..
Deng Dengan an demi demiki kian an,,
besa besarn rnya ya kont kontri ribu busi si mere mereka ka
terhadap peningkatan sampah tertangani dianggap sama untuk setiap kebijakan terhadap aspek lainnya. BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-25
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Dengan Dengan demikian demikian,, selain selain Dinas Dinas Kebersih Kebersihan, an, dalam jangka pendek, pendek, akan telah hadir hadir pengelol pengelola a sampah sampah lainnya lainnya yaitu yaitu Lembaga Lembaga Masyarak Masyarakat at Pengelol Pengelola a Sampah Sampah sebagai sebagai bentuka bentukan n dari dari Community Community Based Solis Solis Waste Waste Manageme Management nt,, dan para pelaku pelaku daur daur ulang ulang (sekt (sektor or inform informal) al).. Berik Berikut ut adalah adalah tiga tiga altern alternati atiff skenar skenario io tingkat tingkat pelayanan pelayanan dengan dengan mengedep mengedepanka ankan n kehadiran kehadiran seluruh seluruh pelaku-pe pelaku-pelaku laku pengelolaan sampah.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-26
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Skenario-1,
merupak upaka an sken skenar ariio opt optimasi asi targe argett Nasi asional onal dala dalam m sist siste em
pengelolaan sampah, dengan konsep : Pencap Pencapaia aian n 60% tingka tingkatt pelay pelayana anan n di tahun tahun 2010 2010 dan 70% pada pada tahun tahun 2015. 2015. Selan Selanjut jutny nya a dengan dengan optima optimasi si tingka tingkatt pelay pelayana anan n ini akan akan mencap mencapai ai 85% pada pada tahun 2028. Strategi reduksi sampah di sumber diimplementasikan dengan intensif dalam 10 tahun pertama melalui program kampanye dan pendidikan masyarakat, sehingga tercapai tercapai penurunan penurunan angka angka timbula timbulan n sampah sampah perkapita perkapita pada tahun tahun 2019, yang berdampak pada penurunan beban penimbunan di TPA yang cukup signifikan. Optimas Optimasii minimasi minimasi sampah sampah di TPA sebagai sebagai implement implementasi asi konsep konsep 3R, dilakukan dilakukan dengan dengan peningk peningkata atan n pengom pengompos posan an hingga hingga 22% tahun tahun 2015, 2015, 33% di tahun tahun 2028, 2028, hal ini dilakukan dalam 10 tahun pertama sehingga, Implementasi 3R dengan upaya daur ulang anorganik dilakukan dengan intensif dengan dengan mencapai mencapai 22% pada tahun tahun 2015 dan 27% tahun 2028, Pengol Pengolaha ahan n lain lain pada pada skenar skenario io difok difokusk uskan an pada pada upaya upaya pemanf pemanfaat aatan an sampah sampah menjadi energi (WTE) yang terintegrasi dengan konsep 3R. Ditargetkan mencapai 13% tahun 2010 dan 31% tahun 2028. Pembangu Pembangunan nan Sistem Sistem Pengelolaa Pengelolaan n Sampah Sampah Berbasis Berbasis Masyarak Masyarakat at di perdesaan perdesaan,, dilaku dilakukan kan dengan dengan intens intensif, if, hingga hingga mencap mencapai ai 20% tahun tahun 2010, 2010, dan 38% tahun tahun 2028. Orientasi pengolahan sampah anorganik dilakukan dengan pemberdayaan sektor informal, hingga mencapai 40% pada tahun 2010, meningkat 42% di tahun 2015, dan pada tahun 2028 mencapai 48%. Proporsi beban pengelolaan oleh setiap stakeholders untuk skenario ini dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan Gambar 3.1.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-27
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Tabel 3.3 Sasaran Peningkatan Pelayanan Skenario 1 No
Pelaku Pengelolaan
Satuan
Tahun 2008
2010
2015
2020
2025
2028
1
Timbulan Sampah Total
m3/hr
4,880
5,176
6,019
6,691
7,323
7,790
2
Beban Pelayanan Perkotaan
m3/hr
2,803
2,973
3,457
3,696
3,803
3,902
Beban Peningkatan Partisipasi Masy.
m3/hr
2,077
2,203
2,562
2,995
3,520
3,888
m3/hr
567.0
475.7
452.4
378.9
232.5
15.8
%
20.2%
16.0%
13.1%
10.3%
6.1%
0.4%
54 5 40.0
670.0
850.0
1,000.0
Pelayanan Perkotaan
3
Penimbunan
Pengomposan
m3/hr %
Daur Ulang Anorganik
Tingk. Pelayanan Perkotaan
355.0
0.0%
11.9%
15.6%
18.1%
22.3%
25.6%
0.0
577.9
772.8
910.1
998.1
10 1062.0
0.0%
19.4%
22.4%
24.6%
26.2%
27.2%
0.0
375.0
620.0
850.0
1,000.0
1,200.0
%
0.0%
12.6%
17.9%
23.0%
26.3%
30.8%
m3/hr
567
1,784
2,385
2,809
3,081
3,278
%
20.2%
60.0%
69.0%
76.0%
81.0%
84.0%
m3/hr
105.4
442.6
751.7
1,032.7
1,313.7
1,482.3
%
5.1%
20.1%
29.3%
34.5%
37.3%
38.1%
m3/hr
343.3
879.2
1,074.9
1,309.4
1,611.5
1,861.5
%
16.5%
39.9%
42.0%
43.7%
45.8%
47.9%
449
1,322
1,827
2,342
2,925
3,344
%
21.6%
60.0%
71.3%
78.2%
83.1%
86.0%
m3/hr
1014.9
3105.3
4213.1
5152.2
6005.1
6621.7
%
20.8%
60.0%
70.0%
77.0%
82.0%
85.0%
3,864.6
2,070.2
1,805.6
1,539.0
1,318.2
1,168.5
79.2%
40.0%
30.0%
23.0%
18.0%
15.0%
m3/hr %
Pengolahan Lain
0.0
m3/hr
Pelayanan Peningkatan Part. Masy. 4 Sistem Berbasis Masyarakat
Informal
Tingk. Partisipasi Masy.
5
6
Sampah Terkelola Samp Sampah ah Tak Tak Terk Terkel elol ola a
m3/hr
m3/hr %
Sumber Sumber : Lampiran Lampiran A,Tabel A.1.1. A.1.1.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-28
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Proporsi Proporsi Beban Beban Pengelo Pengelolaan laan SetiapPelaku Propo Pro porsi rsi Beb Beban an Peng Pengelo elolaan laan Seti Setiap ap Pelaku Untuk Untuk Skenario I Untuk Un tuk Skenario Skenario I 100% 100%
80% 80%
Sampah Tak Terkelola Sampah Tak Terkelola Informal Informal CBSWM CBSWM Pengolahan Pengolahan L ain Pengolahan Pengol ahan L ain Daur Ulang anorganik Daur Ulang anorganik Pengomposan Pengomposan Penimbunan Penimbunan
60% 60% % %
40% 40% 20% 20%
0% 0% 2008 2010 2015 2020 2025 2028 2008 2010 2015 2020 2025 2028
Tahun Tahun
Gambar 3.1 Sasaran Peningkatan Pelayanan Skenario 1
Skenario-2, merupa merupaka kan n skena skenario rio pelaya pelayanan nan yang yang diteta ditetapk pkan an dengan dengan pendek pendekata atan n pencapaian sasaran sasaran Nasional pada periode akhir perencanaan perencanaan : Pelayanan 60% baru tercapai pada Tahun 2025, dengan tahapan pencapaian 31% di tahun tahun 2015, 2015, dan pada tahun tahun 2010 sebesar sebesar 26%. Peng Pengom ompo posa san n seba sebaga gaii impl implem emen enta tasi si 3R, 3R, deng dengan an targ target et 1,3% 1,3% di tahu tahun n 2010 2010,, meningkat menjadi 4% pada tahun 2015 dan 18,3% di tahun 2025. Daur Daur Ulang Ulang Anorg Anorgani anik k sebaga sebagaii imple impleme menta ntasi si 3R, ditarg ditarget etkan kan 8% di tahun tahun 2010, 2010, meningkat menjadi 9% ditahun 2015 dan 21% pada tahun 2028. Pengolahan sampah anorganik hanya mengandalkan kemandirian sektor informal, sehing sehingga ga pening peningka katan tan dalam dalam 10 tahun tahun perta pertama ma hanya hanya menca mencapai pai 12% dan pada pada akhir tahun 2028, mencapai 27%. Adapun pengolahan lain seperti pengembangan tekn teknolo ologi gi WTE, WTE, dilak dilakuka ukan n sebat sebatas as adany adanya a kerjas kerjasam ama a dari dari pihak pihak ketiga ketiga dalam dalam bentuk hibah, tanpa ada beban untuk Pemerintah Kabupaten Bandung. Pengemba Pengembangan ngan sistem sistem pengelolaa pengelolaan n berbasis berbasis masyarak masyarakat at di perdesaa perdesaan, n, dilakukan dilakukan secara konsisten, sehingga mencapai 22% pada tahun 2015, dan 48% pada tahun 2028. Proporsi beban pengelolaan oleh setiap stakeholders untuk skenario ini dapat dilihat pada Tabel 3.4 dan Gambar 3.2. BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-29
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Tabel 3.4 Sasaran Peningkatan Pelayanan Skenario 2 No
Pelaku Pengelolaan
Satuan
2008
Tahun 2010
2015
2020
2025
2028
1
Timbulan Sampah Total
m3/hr
4,880
5,176
6,019
7,036
8,270
9,134
2
Beban Pelayanan Perkotaan
m3/hr
2,803
2,973
3,457
4,041
4,750
5,246
Beban Peningkatan Partisipasi Masy.
m3/hr
2,077
2,203
2,562
2,995
3,520
3,888
m3/hr
567.0
392.3
412.7
382.8
308.1
240.7
%
20.2%
13.2%
11.9%
9.5%
6.5%
4.6%
-
40.0
140.0
430.0
870.0
1,200.0
0.0%
1.3%
4.0%
10.6%
18.3%
22.9%
0.0
231.1
324.8
523.8
861.8
1121.9
0.0%
7.8%
9.4%
13.0%
18.1%
21.4%
-
50.0
125.0
280.0
620.0
900.0
0.0%
1.7%
3.6%
6.9%
13.1%
17.2%
m3/hr
567.0
713.4
1,002.5
1,616.5
2,659.9
3,462.6
%
20.2%
24.0%
29.0%
40.0%
56.0%
66.0%
m3/hr
105
260
400
836
1,496
1,637
%
5.1%
11.8%
15.6%
27.9%
42.5%
42.1%
m3/hr
161.4
372.3
462.9
571.7
805.8
1,294.8
%
8.0%
16.9%
18.1%
19.1%
22.9%
33.3%
m3/hr
161.4
632.3
863.3
1407.7
2302.1
2,931.6
%
8.0%
28.7%
33.7%
47.0%
65.4%
75.4%
m3/hr
1,015
1,346
1,866
3,026
4,962
6,394
%
20.8%
26.0%
31.0%
43.0%
60.0%
70.0%
m3/hr
3,865
3,830
4,153
4,011
3,308
2,740
%
79.2%
74.0%
69.0%
57.0%
40.0%
30.0%
3
Pelayanan Perkotaan Penimbunan
Pengomposan
m3/hr %
Daur Ulang Anorganik
m3/hr %
Pengolahan Lain
m3/hr %
Tingk. Pelayanan Perkotaan 4
Pelayanan Peningkatan Part. Masy. Sistem Berbasis Masyarakat
Informal
Tingk. Partisipasi Masy.
5
6
Samp Sampah ah Terk Terkel elol ola a
Samp Sampah ah Tak Tak Terk Terkel elol ola a
Sumber : Lampiran A,Tabel A.1.2.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-30
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Proporsi Propo rsi Beb Beban an Peng Pengelo elolaan laan Setia Setiap p Pelaku Proporsi Proporsi Beban Beban Pengel Pengelola olaan an SetiapPelaku Untuk Un tuk Skenario II Untuk Untuk Skenario II 100% 100%
80% 80%
Sampah Tak Terkelola Sampah Tak Terkelola Informal Informal CBSWM CBSWM Pengolahan Pengolah an L ain Pengolahan Pengolahan L ain Daur Ulang Anorganik Daur Ulang Anorganik Pengomposan Pengomposan Penimbunan Penimbunan
60% 60% % %
40% 40%
20% 20%
0% 0% 2008 2008
2010 2010
2015 2015
2020 2020
2025 2025
2028 2028
Tahun Tahun
Gambar 3.2 Sasaran Peningkatan Pelayanan Skenario 2
merupa paka kan n sken skenar ario io yang yang di dasa dasark rkan an pada pada kemam emampu puan an pemb pembia iaya yaan an Skenario-3 , meru Pemerintah dalam mengelola sampah selama beberapa tahun terakhir, yaitu :
Dala Dalam m 2 tahu tahun n pert pertam ama, a, atau atau jang jangka ka pend pendek ek,, dila dilaku kuka kan n optim optimal alis isas asii sara sarana na eksisting, dengan meningkatkan performansi sarana dan prasarana, sehingga Tingkat Pelayanan mencapai 25% pada tahun 2010, dan meningkat hingga 32% di pada Tahun 2015, 40% pada tahun 2028.
Peningkatan sarana mulai dilakukan dalam jangka panjang hingga jangka panjang sebanyak 40%.
Konsep 3R dilakukan secara bertahap mulai jangka menengah dengan meningkatkan meningkatkan pengo pengompo mposan san di TPA TPA dan diting ditingkat katka kan n Kelura Kelurahan han,, hingga hingga tingka tingkatt pengom pengompos posan an mencapai 8% pada 2028.
Pen Pengo gola laha han n sampa sampah h anor anorga gani nik k dila dilaku kuka kan n di TPS TPS Keca Kecama mata tan n , hing hingga ga ting tingka katt pengolahan mencapai 15,2% di tahun 2028.
Tingkat Tingkat Pelayanan Pelayanan Total Total pada Tahun 2010 diperkiraka diperkirakan n mencapai mencapai 25%, meningka meningkatt ditahun 2015 hingga 41%, dan pada tahun 2025 mencapai 40%.
Proporsi beban pengelolaan oleh setiap stakeholders untuk skenario ini dapat dilihat pada Tabel 3.5 dan Gambar 3.3.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-31
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Tabel 3.5 Sasaran Peningkatan Pelayanan Skenario 3 No
Pelaku Pengelolaan
Tahun
Satuan 2009
1 2
2010
2015
2020
2025
2028
Timbulan Sampah Total
m3/hr
5,025
5,176
6,019
7,036
8,270
9,134
Beban Pelayanan Perkotaan
m3/hr
2,886
2,973
3,457
4,041
4,750
5,246
Beban Beban Penin Peningka gkatan tan Partis Partisipa ipasi si Masy. Masy.
m3/hr m3/hr
2,139
2,203
2,562
2,995
3,520
3,888
m3/hr
692.6
695.8
773.0
888.4
1,028.7
1,092.0
%
24.0%
23.4%
22.4%
22.0%
21.7%
20.8%
-
4.0
148.0
184.0
232.0
420.0
0.0%
0.1%
4.3%
4.6%
4.9%
8.0%
-
335.4
454.5
549.9
661.7
798.2
0.0%
11.3%
13.1%
13.6%
13.9%
15.2%
-
-
27.4
75.0
120.0
153.4
0.0%
0.0%
0.8%
1.9%
2.5%
2.9%
m3/hr
692.6
1,035.2
1,402.9
1,697.4
2,042.4
2,463.6
%
24.0%
34.8%
40.6%
42.0%
43.0%
47.0%
84
105
246
329
422
611
%
3.9%
4.8%
10.0%
11.0%
12.0%
15.7%
m3/hr
171
176
256
359
493
583
%
8.0%
8.0%
10.0%
12.0%
14.0%
15.0%
m3/hr
255
282
502
68 9
915
1, 1 9 4
11.9%
12.8%
19.6%
23.0%
26.0%
30.7%
948
1,317
1,905
2,386
2,958
3,658
%
18.9%
25.4%
31.7%
33.9%
35.8%
40.0%
m3/hr
4,077
3,859
4,114
4,650
5,312
5,476
%
81.1%
74.6%
68.3%
66.1%
64.2%
60.0%
Pelayanan Perkotaan Penimbunan
Pengomposan
m3/hr
3
% Daur Ulang Anorganik
m3/hr %
Pengolahan Lain
m3/hr %
Tingk. Pelayanan Perkotaan
Pelayanan Peningkatan Part. Masy. Sistem Berbasis Masyarakat
m3/hr
4 Informal
Tingk. Partisipasi Masy.
% 5
6
Sampah Terkelola
Sampah Tak Terkelola
m3/hr
Sumber Sumber : Lampiran Lampiran A,Tabel A.1.3. A.1.3.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-32
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Proporsi Beban Pengelolaan Setiap Pelaku Untuk Proporsi Beban Pengelolaan Setiap Pelaku Untuk Skenario 3 Skenario 3 100% 100% 80% 80%
Sampah Tak Terkelola Sampah Tak Terkelola Informal Informal CBSWM CBSWM Pengolahan Pengol ahan L ain Pengolahan Pengolahan L ain Daur Ulang Anorganik Daur Ulang Anorganik Pengomposan Pengomposan Penimbunan Penimbunan
60% 60% 40% 40% 20% 20% 0% 0%
2009 20 2009 2010 10 20 2015 15 20 2020 20 20 2025 25 20 2028 28 2009 2009 2010 2010 2015 2015 2020 2020 2025 2025 2028 2028
Tahun Tahun
Gambar 3.3 Sasaran Peningkatan Pelayanan Skenario 3
Dari Dari ketiga ketiga skena skenario rio dapat dapat diliha dilihatt bahwa bahwa sebesa sebesarr apapun apapun propor proporsi si beban beban pengelol pengelolaan aan yang ditetapkan ditetapkan bagi Dinas, Dinas, tetap tetap memerluk memerlukan an adanya adanya peran peran dari dari dua dua kelo kelomp mpok ok peng pengel elol ola a lain lainny nya a untu untuk k menc mencap apai ai ting tingka katt sampa sampah h tertangani yang paling optimal.
Penentuan skenario mana yang akan dipilih, sangat ditentukan oleh kebijakan Pemerintah. Banyaknya aspek pembangunan yang masih harus menjadi prioritas di Kabu Kabupa pate ten n Band Bandun ung, g, keti ketiga ga sken skenar ario io di atas atas perl perlu u dian dianal alis isis is deng dengan an pendekatan tidak saja dari aspek pembiayaan tetapi juga dari aspek stratgies pembangunan kota.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal III-33
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
4 .1
Sistem Operasi Pengelolaan Tela Telah h
dipa dipapa park rkan an
dala dalam m
stra strate tegi gi
dan dan
kebi kebija jak kan
pengel pengelola olaan an sampah sampah di Kabupa Kabupate ten n Bandun Bandung, g, dalam dalam kurun kurun waktu waktu 20 tahun tahun mendatan mendatang g akan dikembang dikembangkan kan dua
model
pelayanan
pengelolaan
sampah
di
Kabupaten Bandung, yaitu sistem pengelolaan sampah berbas berbasis is masyar masyaraka akatt (Commun Community ity Based Based Solis Solis Waste Waste Management-CBSWM) Management-CBSWM) dan sistem sistem pengelo pengelolaa laan n sampah sampah yang yang berba berbasis sis pelay pelayana anan n teknis oleh Dinas Kebersihan. Model pelayanan teknis teknis dari Dinas Kebersiha Kebersihan n diberikan diberikan dalam bentuk pelayanan penanganan dan pengolahan samp sampah ah,, yang yang dipr diprio iori rita task skan an untu untuk k daer daerah ah perk perko otaan aan. berb berbas asis is wila wilaya yah h jaw jawab
Adapun apun
sist istem
masy masyar arak akat at perd perdes esaa aan n Dinas
dipr diprio iori rita task skan an
dan dan
dalam
penge engelo lola laan an
menj menjad adii
untu untuk k
tang tanggu gung ng
pengembangan
dan
pembin pembinaan aanny nya. a. Namun Namun demiki demikian, an, kedua kedua sistem sistem ini akan akan menera menerapka pkan n konsep konsep pena penang ngan anan an dan dan penge pengelo lola laan an samp sampah ah dima dimana na upay upaya a peng pengur uran anga gan n samp sampah ah (Reduce), Reduce), pemanfaatan kembali (Reuse (Reuse)) dan daur ulang (Recyle ( Recyle)) diterapkan dalam setiap tahapan penanganan sampah dari hulu ke hilir.
Kons Konsep ep pena penang ngan anan an dan dan peng pengol olah ahan an yang yang dire direnc ncan anak akan an sela selama ma 20 tahu tahun n mendatang adalah sebagai berikut : 1. Lingku Lingkup p pelay pelayana anan n pengel pengelola olaan an sampah sampah adalah adalah seluru seluruh h wilaya wilayah h adminis administra trasi si Kabupaten Bandung, baik perkotaan maupun perdesaan.
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
2. Wilaya Wilayah h perko perkota taan an dilaya dilayani ni secara secara intens intensif if oleh oleh Dinas Dinas Kebers Kebersiha ihan n , adapun adapun wilayah wilayah perdesaan perdesaan dileyani dileyani dengan dengan pola pembinaan pembinaan untuk untuk dikemban dikembangkann gkannya ya Sistem Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. 3. Jenis Jenis sampah sampah yang yang dikelo dikelola la oleh oleh Dinas Dinas Kebers Kebersiha ihan n adalah adalah sampah sampah domest domestik, ik, yaitu yaitu sampah sampah yang yang bersum bersumber ber dari dari aktif aktifita itass rumah rumah tangga tangga/do /domes mestik tik,, tidak tidak termasuk limbah industri dan medis. 4. Limbah Limbah indust industri, ri, atau atau sampah sampah hasil hasil proses proses produ produksi ksi,, adalah adalah tangg tanggung ung jawab jawab setiap lembaga atau individu dan atau badan yang menghasilkannya dan tidak menjad menjadii tanggu tanggung ng jawab jawab Dinas Dinas Kebers Kebersiha ihan. n. Hal terse tersebut but telah telah diatur diatur oleh oleh undang-undang tentang pengelolaan limbah B3 dari industri untuk dikelola oleh pihak yang telah ditunjuk pemerintah. 5. Peng Pengel elol olaa aan n samp sampah ah B3 ruma rumah h tang tangga ga,, misal misalny nya a kale kaleng ng beka bekass kema kemasa san n inse insekt ktis isid ida, a, batu batu bate batera raii beka bekas, s, neon neon beka bekass dan dan lain lain seba sebaga gain inya ya seca secara ra bertahap bertahap harus menjadi menjadi tanggung tanggung jawab Pemerinta Pemerintah. h. Dinas Dinas Kebersihan Kebersihan tidak bertanggung jawab atas pengolahan sampah jenis ini. Akan tetapi disebabkan samp sampah ah jeni jeniss ini ini terk terkan andu dung ng di dala dalam m samp sampah ah dome domest stik ik,, mak maka Dina Dinass Kebersihan harus menanganinya dengan memisahkannya dari sampah lainnya. 6. Pewad Pewadaha ahan, n, pengum pengumpula pulan n dan penga pengangk ngkuta utan n di sumber sumber diarah diarahkan kan menuj menuju u sistem sistem terpi terpilah lah.. Sampa Sampah h dipila dipilah h menjad menjadii 3 jenis, jenis, yaitu yaitu : sampah sampah organi organik, k, anorg norgan anik ik dan B3 dipe diperk rken enal alka kan n mene meneng ngah ah
Rum Rumah Tangg angga. a. Dalam lam
dise diselu luru ruh h
akan akan
akti aktifi fita tass
jan jangka gka
pende endek k,
peni penimb mbul ul samp sampah ah,,
diim diimpl plem emen enta tasi sika kan n
seca secara ra
bert bertah ahap ap,,
dan dan
pemi pemila laha han n
pada pada jang jangk ka
deng dengan an
prio priorit ritas as
penga pengadaa daan n sarana sarana prasara prasarana na di wilaya wilayah h non permuk permukima iman. n. Di permu permukim kiman, an, pemi pemila laha han n di sumb sumber er akan akan dila dilaku kuka kan n seca secara ra bert bertah ahap ap seja sejala lan n deng dengan an pengembangan sarana pengolahan lainnya. 7. Oper Operas asii peng pengum umpu pula lan n samp sampah ah dari dari ruma rumah-r h-rum umah ah ke Temp Tempat at Peng Pengol olah ahan an Sampah Sampah Skala Skala Kelurahan Kelurahan (TPS-Kelu (TPS-Kelurahan rahan), ), dilakuk dilakukan an oleh masyaraka masyarakatt secara secara mandir mandirii denga dengan n memben membentu tuk k organi organisas sasii pada pada tingk tingkat at RT/RW RT/RW atau atau menunj menunjuk uk pihak pengelola swasta. 8. Di wila wilaya yah h yang yang memu memung ngki kink nkan an untu untuk k dike dikemb mban angk gkan an Sist Sistem em Peng Pengel elol olaa aan n Berbasis Masyarakat, ditetapkan bahwa operasi pengelolaan harus menerapkan prinsip-prinsip 3R. 9. Di lingkunga lingkungan n RT/RW, RT/RW, diberikan diberikan peluang peluang untuk untuk dikemban dikembangkann gkannya ya pengolaha pengolahan n sampah skala komunal, dan kawasan, juga dengan menerapkan prinsip-prinsip 3R. 10. Dalam duatu wilayah Kelurahan wajib memiliki area satu TPS Kelurahan dan di dalam suatu lingkungan Kecamatan, Kecamatan, wajib memiliki TPS TPS Kecamatan. Keduanya
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
dike dikelo lola la oleh oleh Dina Dinass Kebe Kebers rsih ihan an,, beke bekerja rja sama sama deng dengan an apar aparat at Kelu Kelura raha han, n, Kecamatan, Masyarakat dan bahkan pihak swasta. 11. TPS TPS Kelurahan Kelurahan adalah adalah lokasi lokasi penampun penampungan gan sampah, dan pengompo pengomposan san sampah sampah organi organik. k. Ditemp Ditempatk atkan an di setiap setiap Kelura Kelurahan han untuk untuk melaya melayani ni 5000 5000 pendu penduduk duk.. Dikel Dikelola ola oleh oleh Dinas Dinas Kebers Kebersiha ihan n denga dengan n mengem mengemban bangka gkan n kemit kemitraa raan n dengan dengan masyarakat atau pihak swasta. 12. Pengo Pengompo mposan san dilak dilakuka ukan n sebaga sebagaii usaha usaha minima minimasi si sampah sampah terti tertimbu mbun n di TPA, TPA, bukan bukan untuk untuk mencar mencarii keuntu keuntunga ngan n ekono ekonomis mis.. Kerja Kerja sama sama dengan dengan pihak pihak atau atau instan instansi si atau atau dinas dinas lainny lainnya a yang yang terka terkait it dengan dengan penggu penggunaa naan n produk produk kompos kompos akan dijalin dalam kerangka pengembangan tanaman organik. 13. TPS TPS Kecama Kecamata tan n adalah adalah pusat pusat pengol pengolaha ahan n sampah sampah anorga anorganik nik,, yaitu yaitu plasti plastik, k, kertas, logam dan gelas, 14. 14. TPA
seb sebagai agai
loka lokasi si
pemro emrossesa esan
akhi akhirr
samp sampah ah,,
samp sampah ah
Tahu ahun
201 2015
direncanakan akan tetap menggunakan TPA Babakan di Desa Arjasari. 15. TPA TPA Babak Babakan an dalam dalam jangka jangka panjan panjang g dipers dipersiap iapka kan n hanya hanya untuk untuk penan penangan ganan an residu residu olahan olahan sampah sampah dan sampah sampah B3 RT, pengom pengompos posan an di TPA TPA dioper dioperasi asikan kan untuk mengantisipasi ketika pengomposan dalam jangka pendek ketika belum ada operasi pengomposan di TPS Kelurahan. 16. Penanganan akhir sampah di TPA, selama mekanisme daur ulang di hulu belum berja berjalan lan 100%, 100%,
dilaku dilakuka kan n penimb penimbuna unan n secara secara controlled controlled landfill landfill.. Bahk Bahkan an
metoda ini akan tetap dipakai untuk menangani residu. 17. 17. Pela Pelaya yana nan n berb berbas asis is masya masyara raka katt di kemb kemban angk gkan an di DesaDesa-De Desa sa yang yang tela telah h mend endapat apat
bant antuan
tekn eknis
pera eralata latan n
penge engelo lola laan an
sam sampah. pah.
Adapu apun
pengembangannya dilakukan secara bertahap di seluruh wilayah perdesaan. 18. Pengo Pengolah lahan an sampah sampah dengan dengan tekno teknolog logii lainny lainnya a sepert sepertii diorie diorienta ntasik sikan an untuk untuk mengembangkan model pemanfaatan sampah menjadi bahan bakar. 19. Pengolah Pengolahan an sampah sampah menjadi menjadi energi energi dilakukan dilakukan ujicoba ujicoba dalam jangka jangka pendek, pendek, dan pada jangka jangka menengah, menengah, akan dilakukan dilakukan kelayaka kelayakan n untuk dikembangkan dikembangkan menjadi skala besar. Sistem operasi pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung, dalam kurun waktu 20 tahun mendatang, digambarkan pada Gambar 4.1.
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Gambar 4.1 Sistem operasi pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung
Menuju Men uju terbe terbent ntukn uknya ya sistem sistem pengel pengelola olaan an di atas atas telah telah dikemb dikembang angka kan n skenar skenario io operasion operasional al seperti seperti diuraikan diuraikan dalam sub bab 3.6. Skenario-1, skenario optimis optimis diar diarah ahka kan n sesu sesuai ai deng dengan an targ target et dan dan sasa sasara ran n Nasi Nasion onal al.. Skenario-2, Skenario-2, skenario skenario
moderat adal adalah ah sken skenar ario io penc pencap apai aian an sasa sasara ran n Nasi Nasion onal al pada pada akhi akhirr perio periode de skenario-3 skenario-3,, skenario skenario pesimis, adal adalah ah sken skenar ario io yang yang
perencana perencanaan. an. Adapun Adapun
dikembangkan atas dasar pesimistis bahwa Kab. Bandung akan mampu mencapai tingkat pelayanan sesuai dengan target yang ada di tingkat Nasional, karena itu Tingkat Pelayanan dalam skenario ini ditetapkan dengan pendekatan kemampuan Pemerintah lokal dalam membiayai pengelolaan sampah.
4.2 Pewadaha Pewadahan n Sampah Sampah Pewa Pewada daha han n
samp sampah ah
adal adalah ah
akti aktifit fitas as
pena penang ngan anan an
samp sampah ah di sumb sumber er samp sampah ah.. Wada Wadah h sampa sampah h adal adalah ah tempat untuk menyimpan sampah di sumber, sebelum sampah sampah itu dikelo dikelola. la. Konsep Konsep pewad pewadaha ahan n yang yang akan akan dite ditera rapk pkan an adal adalah ah deng dengan an sist sistem em terp terpil ilah ah dala dalam m 3 jeni jenis, s, yait yaitu u : samp sampah ah orga organi nik, k, anor anorga gani nik k dan dan B3 Ruma Rumah h Tang Tangga ga.. Akan Akan teta tetapi pi pemilahan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
Pewadahan terpilah terpilah mencapai 50 % wilayah wilayah pelayanan, pelayanan, dalam 20 mendatang. mendatang.
Jangka Jangka Pendek Pendek (2009-2010 (2009-2010), ), diorient diorientasika asikan n sebagai sebagai pengenal pengenalan an pemilahan pemilahan kepada masyarakat umum, dengan memasang wadah sampah terpilah 3 (lihat foto), foto), dijala dijalan n proto protokol kol,, taman taman kota, kota, atau atau fasilit fasilitas as umum umum lainnya lainnya,, kantor kantor-kantor Pemerintah dan institusi pendidikan.
Jang Jangka ka mene meneng ngah ah (2011 (2011-2 -201 015) 5),, meru merupa paka kan n masa masa peng pengen enal alan an yang yang lebi lebih h inte intens nsif if deng dengan an mela melaku kuka kan n pemb pembin inaa aan n di lingk lingkun unga gan n perm permuk ukim iman an yang yang
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
menjadi sasaran pengembangan sampah berbasis masyarakat. Dalam periode ini pula di cari bentuk dan mekanisme pemilahan yang dapat diterima sesuai dengan tatanan sosial budaya masyarakat di Kabupaten Bandung.
Jangka Jangka Panjang Panjang (2016-2028), (2016-2028), merupaka merupakan n masa kampanye kampanye di seluruh seluruh wilayah yang termasuk katagori pelayanan intensif, yaitu di 12 Kecamatan berikut ini: o
Margahayu
o
Pameungpeuk
o
Dayeuhkolot
o
Cileunyi
o
Margaasih
o
Rancaekek
o
Katapang
o
Ciparay
o
Majalaya
o
Solokanjeruk
o
Baleendah
o
Bojongsoang
Ketentuan Umum Wadah sampah terpilah di sumber adalah sebagai berikut :
Wadah terbuat terbuat dari plastik atau atau bahan anti karat karat lainnya
Kapasitas minimal minimal 20 liter liter per jenis sampah. sampah.
Wadah Organik,berwarna Organik,berwarna hijau
Wadah Anorganik, Anorganik, berwarna kuning
Wadah B3 B3 RT, berwarna merah.
4.3 Operasi Pengumpulan Peng Pengum umpu pula lan n
samp sampah ah
meru merupa paka kan n
kegi kegiat atan an
oper operas asio iona nall
pela pelaya yana nan n
yang yang
berhubungan langsung dengan hasil tingkat kebersihan di sumber atau tempat asal sampah sampah yaitu yaitu berup berupa a lingk lingkung ungan an bersih bersih dan sehat sehat yang yang dapat dapat dinikm dinikmati ati oleh oleh masyarakat. Kelancaran dan keberhasilan sistem pengumpulan sampah merupakan syarat syarat pertama pertama tercapain tercapainya ya sanitasi sanitasi lingkunga lingkungan n dari gangguan gangguan sampah. sampah. Dengan Dengan demikian lingkungan menjadi bersih tidak terdapat sampah yang tercecer, dibuang ke saluran, ke sungai ke tempat-tempat ilegal lainnya.
Targ Target et dari dari sist sistem em peng pengum umpu pula lan n dala dalam m adal adalah ah terc tercap apai ainy nya a ting tingka katt sanit sanitas asii lingkungan dari gangguan sampah melalui pembentukan sistem pengumpulan yang menjamin rutinitas dan stabilitas pelayanan. Sistem pengumpulan yang dibangun disesu disesuaik aikan an denga dengan n kondis kondisii fisik fisik geogra geografi, fi, ekonom ekonomi, i, fasilit fasilitas as jalan jalan dan kondi kondisi si lainnya supaya dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
4.3.1 K etentuan Umum Ketentuan pengumpulan di Kab. Bandung, ditetapkan sebagai berikut :
Pengumpu Pengumpulan lan dari setiap sumber sumber aktifita aktifitass ditujuka ditujukan n ke TPS Kelurahan, Kelurahan, tidak tidak ada ada
sist siste em
lan langsu gsung
pengu engum mpula ulan
ke
TPA TPA
meng mengin ing gat adanya anya
tuju ujuan
pengomposan di tingkat Kelurahan
Pengumpu Pengumpulan lan adalah tanggung tanggung jawab masyaraka masyarakatt dan atau penimbul penimbul sampah. Secara Secara berke berkelom lompok pok,, masyar masyarak akat at dan atau atau penimb penimbul ul sampah sampah memben membentuk tuk organisasi RT/RW atau penunjukkan pihak swasta, dalam pengumpulan sampah,
Untuk wilayah pelayanan terpilah terpilah disumber, disyaratkan ada pengaturan pengaturan jadwal pengangkutan berdasarkan jenis sampah,
Frekuensi pengumpulan pengumpulan sampah organik, disyaratkan harus harus setiap hari
Frekuens Frekuensii pengumpu pengumpulan lan sampah sampah anorganik anorganik disyarakatk disyarakatkan an minimal minimal 3 kali dalam dalam seminggu,
Sist Sistem em peng pengum umpu pula lan n
dise disesu suai aika kan n
deng dengan an
memp memper erti timb mban angk gkan an jeni jeniss
alat alat
pengumpul, fasilitas jalan dan kemampuan membayarnya.
4.3.2 Pengumpulan Pengumpulan Sampah Permukiman/ Permukiman/ Rumah Rumah Tangga Saat Saat ini terdap terdapat at 3 (tiga) (tiga) pola pola operas operasii yang yang dilaksa dilaksanak nakan an yaitu yaitu : (1) Indivi Individua duall langsu langsung, ng, (2) Indivi Individua duall Tidak Tidak Langsu Langsung, ng, dan (3) Komuna Komunall Tidak Tidak Langsu Langsung. ng. Data Data eksist eksisting ing menunj menunjuk ukkan kan pola pola individ individual ual langsun langsung g paling paling banya banyak k dioper dioperasi asikan kan.. Namun Namun pola pola ini teruk terukur ur kuran kurang g efisie efisien, n, terut terutama ama pada pada waktu waktu angku angkutt dari dari titik titik pengumpulan ke TPA. Demikian terdapat kekurangan dari pola operasi individual tidak langsung dan komunal langsung saat ini. Karena itu dengan adanya rencana peng pengom ompo posa san n di TPS TPS Kelu Kelura raha han n dan dan peng pengol olah ahan an samp sampah ah anor anorga gani nik k di TPS TPS Anorganik, diharapkan dapat mengatasi inefisiensi ketiga pola ini dari sisi waktu operasi. Tujuan pengumpulan yang semula menuju TPA Babakan kini menuju TPS Kelurahan yang terletak relatif jauh lebih dekat.
Deng Dengan an demi demiki kian an,, keti ketiga ga pola pola oper operas asii peng pengum umpu pula lan n yang yang ada ada saat saat ini ini akan akan ditransformasi menuju peningkatan kinerja sebagai berikut.
1) Sistem Sistem Individua Individuall Langsung Langsung Yaitu pola operasi dimana sampah dari sumber langsung dibawa ke TPS Kelurahan atau TPS Kecamatan
Diope Dioperas rasika ikan n di daera daerah h permu permukim kiman an terat teratur ur sepert sepertii Real Real Estate Estate atau atau kompleks, di daerah jalan utama dan protokol,
Sampah Sampah dari sumber sumber dikumpulkan dikumpulkan,, dan langsung langsung diangkut diangkut oleh kendaraan kendaraan pengumpul sampah ke TPS Kelurahan,berdasarkan jenisnya.
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Sampah organik organik di TPS TPS Kelurahan di di komposkan komposkan
Samp Sampah ah anor anorga gani nik k dan dan resi residu du di pind pindah ahka kan n ke TPS TPS Keca Kecama mata tan n deng dengan an menggunakan dump truck 6m3.
Batas minimum minimum frekuensi frekuensi pengumpulan pengumpulan adalah :
Dua hari sekali ketika pemilahan belum dilakukan,
Setiap hari sekali untuk sampah organik,
Dua kali seminggu untuk sampah anorganik.
Perubaha Perubahan n pola operasi operasi pengumpu pengumpulan lan sistem sistem individual individual langsung, langsung, dijelaskan dijelaskan pada gambar berikut.
Gambar 4.2 Pola Operasi Sistem Door to Door Eksisting
Gambar 4.3 Pola Baru Operasi Door to Door
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
(2) Sistem Sistem Individual Individual Tidak Tidak Langsung Langsung Yait Yaitu u
pola pola
opera perassi
peng pengu umpul mpulan an
dim dimana ana
samp ampah
dari dari
sumber ber
dikumpulkan di TPS terlebih dahulu sebelum di bawa ke TPS Kelurahan atau Kecamatan.
Dioperasikan di daerah daerah permukiman tidak teratur, dimana dimana kendaraan/alat pengumpul besar sulit masuk,
Samp Sampah ah dari dari sumb sumber er samp sampah ah dian diangk gkut ut deng dengan an meng menggu guna naka kan n moto motorr samp sampah ah,, kemu kemudi dian an samp sampah ah diba dibawa wa ke TPS TPS (Tem (Tempa patt Pena Penamp mpun unga gan n Sementara) atau langsung ke TPS Kelurahan,
Sampah organik organik di TPS TPS Kelurahan di di komposkan
Sampah Sampah anorga anorganik nik dan residu residu di pindah pindahka kan n ke TPS TPS Kecama Kecamatan tan denga dengan n menggunakan dump truck 6m 3.
Apab Apabila ila pemi pemila laha han n tela telah h berl berlan angs gsun ung g seut seutuh uhny nya, a, samp sampah ah anor anorga gani nik k langsung dikumpulkan ke TPS Kecamatan,
Residu yang tersisa tersisa diangkut ke ke TPA menggunakan menggunakan Dump Truck Truck 6 m3.
Frekue Frekuensi nsi pengum pengumpul pulan an oleh oleh motor motor sampah sampah direnc direncana anaka kan n sendir sendirii oleh oleh pihak pengelola lingkungan setempat,
Batas minimum minimum frekuensi frekuensi pengumpulan pengumpulan adalah :
Dua hari sekali sekali untuk untuk sampah tercampur,
Setiap hari sekali sekali untuk sampah organik,
Seminggu sekali untuk sampah anorganik.
Pola Pola operas operasii pengu pengumpu mpulan lan siste sistem m individ individual ual tidak tidak langsu langsung ng dapat dapat diliha dilihatt pada pada Gambar 4.4. Adapun perubahan Pola operasi pengumpulan sistem individual tidak langsung diperlihatkan pada Gambar 4.5.
Gambar 4.4 Pola Operasi Pengumpulan Sistem Individual Tidak Langsung
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Gambar 4.5 Perubahan Pola Operasi Pengumpulan Sistem Individual Tidak Langsung
(2) Komunal Langsung Yaitu pola operasi pengumpulan oleh masing-masing penimbul sampah ke suat suatu u temp tempat at pena penamp mpun unga gan n skala skala keci kecill dan dan langs langsun ung g diba dibawa wa ke TPS TPS Kelurahan atau TPS Kecamatan. Dalam prakteknya pola ini menggunakan lahan terbuka untuk mengumpulkan sampah tanpa sarana. Hal ini yang perlu diperbaiki, dengan ketentuan berikut :
Pola ini dioperasikan di permukiman padat, pasar dan daerah komersil,
Penimbul Penimbul sampah sampah mengumpul mengumpulkan kan sampahnya sampahnya masing-mas masing-masing ing ke Container Container 3
6m , atau atau contai container ner lebih kecil kecil dari dari itu, itu, bila bila lokasi lokasi tidak memugki memugkinka nkan, n, sebagai Tempat Penampungan Sementara (TPS),
Sampah di dalam Container diangkut dengan kendaraan pengumpul ke TPS Kelurahan
Di TPS sampah dipilah, organik langsung di komposkan, sampah anorganik diangkut ke TPS Kecamatan.
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Perubahan Pola operasi operasi pengumpulan sistem komunal komunal langsung diperlihatkan diperlihatkan pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Pola Operasi Sistem Komunal Langsung Eksisting
Gambar 4.7 Perubahan Operasi Operasi Pengumpulan Sistem Komunal Langsung
4.3.3 Pengumpulan Sampah Pasar Timbulan Sampah pasar di Kabupaten Bandung saat ini merupakan peringkat kedua terbesar setelah sampah rumah tangga, yaitu 20% dari timbulan sampah rata-rata harian. Dalam hal komposisi, sampah pasar didominasi oleh sampah organik yaitu mencap mencapai ai 87%, 87%, hal ini merup merupaka akan n poten potensi si kompo komposs yang yang tinggi. tinggi. Terdap Terdapat at 2 (dua) (dua) alternatif lokasi pengomposan sampah pasar yaitu :
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
(1) Di Di lokasi lokasi dekita dekitarr pasar pasar itu sendiri, sendiri, bila bila ada lahan lahan yang yang cukup cukup memadai memadai,, maka di lokasi tersebut dapat menjadi lokasi TPS Kelurahan sebagai lokasi pengomposan (2) Di TPA, TPA, yaitu yaitu pada pada instala instalasi si pengom pengompos posan an yang yang tenga tengah h berjal berjalan an saat saat ini, diprioritaskan adalah sampah pasar.
Dengan demikian, di sumber yaitu sejak dari kios-kios pasar, sampah dipisahkan antara antara sampah sampah organik organik dan anorgani anorganik. k. Sedan Sedangka gkan n sampah sampah anorga anorganik nik dibawa dibawa ke TPS Kecama Kecamata tan n terde terdekat kat.. Namun Namun tentu tentu saja saja hal ini memerl memerluka ukan n waktu waktu untuk untuk proses pembinaan. Direncanakan proses ini dijalankan dalam jangka menengah.
Ketentuan Pengelolaan Sampah Pasar :
Pengel Pengelola olaan an sampah sampah pasar pasar disera diserahk hkan an pada pada pihak pihak pengel pengelola ola pasar pasar setemp setempat at kerjasama dengan masyarakat di lingkungan kelurahan dimana pasar berada.
Sistem Sistem pengu pengumpu mpulan lan sampah sampah pasar pasar diarah diarahka kan n terpi terpisah sah menuru menurutt dua jenis jenis sampah yaitu sampah organk dan anorganik.
Sampah Sampah organi organik k langsu langsung ng dikomp dikomposk oskan an di TPS Pasar/ Pasar/ke kelur luraha ahan, n, sedang sedangkan kan untuk untuk sampah sampah anorganik anorganik dibawa ke TPS Kecamata Kecamatan n terdekat terdekat untuk dilakukan dilakukan pengolahan.
Keti Ketika ka TPS TPS Pasa Pasar/ r/ Kelur Kelurah ahan an masi masih h belu belum m di bang bangun un,,
maka maka peng pengom ompo posa san n
sampah pasar akan dikomposkan di TPA.
Adanya Adanya orientasi orientasi pemilahan pemilahan sampah sampah organik organik dan anorganik anorganik,, yang dimulai pada setiap setiap kios kios pasar, pasar, maka maka sarana sarana pewada pewadahan han yang yang disedi disediaka akan n oleh oleh setiap setiap kios kios adalah terpisah antara sampah organik dan anorganik.
Wadah Wadah yang disediakan disediakan bisa berupa berupa karung, kantong kantong plastik plastik atau lainnya lainnya sesuai sesuai kemampuan pemilik kios tersebut.
Perubahan operasi pengumpulan sampah pasar diperlihatkan pada Gambar 4.9.
Gambar 4.8 Operasi Pengumpulan Sampah Pasar
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Gambar 4.9 Perubahan Operasi Pengumpulan Sampah Pasar
4.3.4 Fasilitas Umum dan K omersial Dala alam
hal hal
ini ini
yang ang
dima imaksud sud
denga engan n
fas fasilit ilita as
umum mum
meli melip puti uti
inst instit itu usi
pemerintahan dan swasta, sekolah, rumah sakit, bangunan ibadah, alun-alun kota dan tempa tempatt umum umum lainny lainnya a yang yang berad berada a di sepanj sepanjang ang jalan jalan utama utama.. Sedan Sedangka gkan n komersial merupakan pertokoan dan niaga.
Ketentuan Umum : Pewadahan untuk untuk fasilitas umum dan dan komersial akan menggunakan menggunakan wadah yang
lebih lebih tahan lama dan ditempat ditempatkan/d kan/diguna igunakan kan secara secara komunal komunal yaitu yaitu berupa berupa “bin terpilah-3”.
Volume Wadah 80-120 L.
Pengangkutan Pengangkutan minimal sekali dalam dalam sehari. sehari.
Kendaraan Kendaraan pengangkut pengangkut berupa berupa pick up terpilah terpilah 2(organik2(organik-anorg anorganik anik)) dengan dengan kapasitas 4 m3
Samp Sampah ah dala dalam m wada wadah-w h-wad adah ah bin bin ditu dituan ang g sampa sampahn hnya ya ke dala dalam m kend kendar araa aan n pengan pengangku gkutt untuk untuk dibawa dibawa ke TPS TPS Kelura Kelurahan han.. pada Gambar 4.10 berikut.
Pola Pola opera operasio sional nal ini digamb digambark arkan an
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Gambar 4.10 Perubahan Pola Operasi Pelayanan Kebersihan daerah Komersial dan Fasilitas Umum
Adapun ketentuan bagi setiap kelompok pelayanan adalah sebagai berikut :
Daerah Komersial (Pertokoan dan Niaga)
Sistem individual individual langsung, pewadahan pewadahan dibiayai dibiayai secara individu, individu,
Pengumpu Pengumpulan lan dilakukan dilakukan oleh Dinas Dinas Kebersiha Kebersihan n atau swasta swasta yang ditunjuk, ditunjuk, atas perj perjan anji jian an
frek frekue uens nsii
peng pengan angk gkut utan an
dan dan
besa besarn rnya ya retr retrib ibus usii
yang yang
haru haruss
dibayarkan,
Freku Frekuens ensii pengan pengangku gkutan tan minima minimall 2 shift shift dalam dalam sehari sehari,, yaitu yaitu pagi pagi dan siang siang atau malam.
Institusi (perkantoran, sekolah) dan Hotel
Instit Institusi usi / Hotel Hotel diwajib diwajibka kan n mengem mengemban bangka gkan n progra program m minimi minimisas sasii sampah sampah di dalam lingkungannya sendiri, sehingga mampu mereduksi timbulan sampah,
Pewada Pewadahan han dilaku dilakukan kan dengan dengan pemila pemilahan han antara antara 3 (tiga) (tiga) jenis jenis sampah sampah yaitu yaitu organik, anorganik dan B3,
Pengomposan dilakukan dilakukan di lingkungan setempat dengan metoda metoda sederhana.
Dinas Dinas Kebers Kebersiha ihan n membe memberik rikan an jasa jasa pengu pengumpu mpulan lan sampah sampah anorga anorganik nik dengan dengan menyediakan sarana pengumpul berupa Kontainer, dengan ketentuan :
Institusi Institusi/Hot /Hotel el tunggal, tunggal, tidak tidak lebih dari satu gedung gedung berlanta berlantaii 3. Dilayani dengan dengan metoda metoda individual individual langsung. Wadah sampah sampah di sumber sumber disediaka disediakan n secara mandiri oleh institusi bersangkutan.
Inst Instit itus usi/ i/
Hote Hotell
gabu gabung ngan an,,
beru berupa pa
kawa kawasa san n
perk perkan anto tora ran/ n/ho hote tell
atau atau
sejeni sejenisny snya a dilaya dilayani ni denga dengan n menem menempat patkan kan konta kontaine inerr secara secara perman permanen en di lokasi tersebut, untuk selanjutnya diangkut pada jadwal tertentu,
Setiap institusi yang dilayani wajib memberikan imbalan jasa pelayanan kepada kepada Dinas Kebersihan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Taman
Penanggung jawab pengelolaan pengelolaan di dalam taman adalah adalah Bidang Pertamanan
Sampah dikumpulkan dikumpulkan dengan proses penyapuan oleh Bidang Bidang Pertamanan,
Mengingat Mengingat sampah taman didominasi didominasi oleh sampah organik compostable organik compostable,, maka pewadahan dilakukan terpisah antara organik dan anorganik,
Sampah organik dikumpulkan dikumpulkan ke TPS Kelurahan untuk dikomposkan, dikomposkan,
Sampah anorganik diangkut diangkut ke TPS Kecamatan. Kecamatan.
Saluran Drainase Jalan dan Pengairan
Drainase dan atau Badan Badan Air harus bebas dari sampah, sampah, Keber Keberad adaa aan n samp sampah ah di dala dalam m salu salura ran n dan dan bada badan n air air adal adalah ah kewe kewena nang ngan an lembaga atau dinas yang menangani masalah pemeliharaan drainase jalan dan peng pengai aira ran. n. Pemb Pember ersi siha han n salu salura ran n dan dan atau atau bada badan n air dari dari samp sampah ah adal adalah ah tanggung jawab Dinas bersangkutan.
Dinas Dinas Kebe Kebers rsih ihan an melay melayan anii peng pengum umpu pula lan n dan dan peng pengan angk gkut utan an samp sampah ah dari dari drainase dan badan air atas permintaan Dinas Pengelola,
Biaya pelayanan ditentukan ditentukan berdasarkan aturan aturan yang berlaku.
4.3.5 Penyapuan Jalan Samp Sampah ah yang yang bera berada da di jala jalan, n, baik baik yang yang diti ditimb mbul ulka kan n oleh oleh akti aktifi fita tass manu manusi sia a maupun tumbuhan (tanaman penghijau) apabila tidak dikelola akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan seperti akan terlihat merusak keindahan dan kebers kebersiha ihan n jalan. jalan. Sistem Sistem pelay pelayana anan n keber kebersih sihan an jalan jalan sudah sudah harus harus disesu disesuaik aikan an dengan dengan perke perkemba mbanga ngan n sosial sosial dan teknolo teknologi gi
agar agar dapat dapat terse terselen lengga ggara ra secara secara
efektif dan efisien. Opersional penyapuan jalan dengan alat pengumpul gerobak sudah sudah tidak tidak sesuai sesuai dengan dengan perkemba perkembangan ngan sosial sosial dan teknologi teknologi disamping kurang efektif karena lambat.
Oleh Oleh karena karena itu perlu perlu dipilih dipilih altern alternati atiff sistem sistem pengum pengumpul pulan an sampah sampah dari dari hasil hasil kerja kerja penyap penyapuan uan jalan jalan yang yang paling paling sesuai sesuai dengan dengan mempe memperti rtimba mbangk ngkan an volume volume beba beban n samp sampah ah hasi hasill sapu sapuan an jala jalan n yang yang memi memili liki ki kara karakt kter eris isti tik k tert terten entu tu pada pada masing-masing lokasi jalan.
Rangkaian kegiatan pengelolaan kebersihan sampah di jalan meliputi penyapuan, pengumpu pengumpulan, lan, pengangku pengangkutan tan dan pembuanga pembuangan. n. Berikut Berikut mekanisme mekanisme penyapua penyapuan n sampah jalan pada saat ini dan rencana pengembangannya yang digambarkan pada Gambar 4.11 berikut.
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Gambar 4.11 Perubahan Operasi Penyapuan Sampah Jalan
4.4 Transf er (Pemindahan) Tahap selanjutnya ketika sampah telah dikumpulkan, maka untuk sistem operasi pengumpulan tidak langsung, diperlukan adanya proses pimindahan. Walau dengan konsep pengolahan di TPS Kelurahan, dan kecamatan, pola operasi pengumpulan tidak langsung akan menjadi sangat sedikit dilaksanakan. Namun demikian, akan ketik ketika a masih masih belum belum bisa bisa dibang dibangun un TPS TPS Kelura Kelurahan han dan menuju menuju TPS TPS Kecamat Kecamatan an masih terlalu jauh, maka akan TPS atau tempat penampungan sementara masih diperlukan.
Target Target dari sistem sistem pemindaha pemindahan n adalah adalah terciptan terciptanya ya mekanism mekanisme e pemindah pemindahan an yang praktis, memudahkan bagi para petugas pengumpul dalam memindahkan sampah dari dari kenda kendaraa raan n pengum pengumpu pull ke konta kontaine iner. r.
Pembin Pembinaan aan kedis kedisipl iplina inan n para para petuga petugass
dalam proses pemindahan juga menjadi target sistem.
Saat Saat ini di Kabupa Kabupate ten n Bandun Bandung, g, dari dari seluru seluruh h TPS yang yang ada, ada, dapat dapat dikat dikatego egorik rikan an sebagai berikut : (1) TPS dengan dengan container container yang diberi landasan landasan (TPS-LC), (TPS-LC), 15 titik. titik. (2) TPS dengan dengan container container tanpa tanpa landasan landasan (TPS – C), 8 titik.
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
(3) TPS bak pasanga pasangan n bata (TPS – Bak), 20 titik. titik. (4) TPS darurat, darurat, di atas lahan tanpa tanpa prasarana prasarana (TPS – Darurat), Darurat), 14 titik. titik.
Dari Dari keem keempa patt bent bentuk uk fisi fisik k TPS TPS ters terseb ebut ut,, TPA TPA jeni jeniss Landasan Landasan Container Container yang masih layak dipertaha dipertahankan nkan,, sedang sedangkan kan ketiga ketiga bentuk bentuk lainny lainnya, a, selay selayakn aknya ya segera segera diperb diperbaik aiki. i. Kesuli Kesulitan tan utama utama dalam dalam penga pengadaa daaan an TPS TPS umum umumny nya a ada ada pada pada peng pengad adaa aan n laha lahan, n, akan akan teta tetapi pi kend kendal ala a ini ini bisa bisa diat diatas as deng dengan an koor koordi dina nasi si deng dengan an berbagai pihak dan antar Dinas di dalam lingkungan Pemerintah Daerah.
Berdas Berdasark arkan an evalua evaluasi si terhad terhadap ap jenis jenis TPS TPS yang yang ada dapat dapat disimp disimpulk ulkan an bahwa bahwa perm permas asal alah ahan an utam utama a adal adalah ah meny menyan angk gkut ut fakto faktorr kemu kemuda daha han n dalam dalam pros proses es pemind pemindaha ahan. n. Oleh Oleh karena karena itu perlu perlu dilaku dilakukan kan penat penataan aan TPS agar agar para para petuga petugass peng pengum umpu pull dapa dapatt deng dengan an muda mudah h memi memind ndah ahka kan n samp sampah ah dari dari gero geroba bak k atau atau kendaraan kendaraan pengumpul pengumpul lainnya ke dalam kontainer. kontainer. TPS dengan kriteria kriteria seperti ini dikenal dengan TPS Model RAM.
Berdas Berdasark arkan an evalua evaluasi si terhad terhadap ap jenis jenis TPS TPS yang yang ada dapat dapat disimp disimpulk ulkan an bahwa bahwa perm permas asal alah ahan an utam utama a adal adalah ah meny menyan angk gkut ut fakto faktorr kemu kemuda daha han n dalam dalam pros proses es pemind pemindaha ahan. n. Oleh Oleh karena karena itu perlu perlu dilaku dilakukan kan penat penataan aan TPS agar agar para para petuga petugass pengum pengumpul pul dapat dapat dengan dengan mudah mudah memind memindahk ahkan an sampah sampah dari dari gerob gerobak ak ke dalam dalam kontainer kontainer.. TPS dengan dengan kriteria seperti seperti ini dikenal dikenal dengan TPS Model RAM.
Kare Karena na itu itu TPS TPS mode modell RA RAM M akan akan menj menjad adii opsi opsi bagi bagi TPS TPS yang yang berf berfun ungs gsii hany hanya a sebagai penampungan sementara. Gambaran TPS Model RAM, dapat dilihat pada Album Gambar.
Peru Peruba baha han n jeni jeniss TPS TPS dan dan pola pola oper operas asii pemi pemind ndaha ahan n samp sampah ah,, dije dijela lask skan an pada pada Gambar berikut.
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Gambar 4.12 Rencana Perubahan Jenis TPS di Kabupaten Bandung
4.5 Pengolahan Pengolahan 4.5.1 Pengompo Pengomposan san Ketentuan Umum Pengom Pengompos posan an sampah sampah di Kabup Kabupate aten n Bandun Bandung g bertu bertujua juan n mengur mengurang angii laju laju aliran aliran timbulan timbulan sampah sampah ke TPA, disamping disamping untuk meningkatkan meningkatkan efisiensi pengelolaa pengelolaan. n. Karena itu pengomposan harus dilakukan sedekat mungkin dengan sumber. Mengacu pada strategi yang telah dikembangkan, dan berdasarkan alasan utama pengemba pengembangan ngan pengompos pengomposan an di Kabupate Kabupaten n Bandung, Bandung, maka Prinsip dasar dasar dalam Rencana Pengomposan untuk 20 tahun adalah sebagai berikut :
(1)
Terintegra Terintegrasi si di di dalam dalam Sistem Sistem Pengel Pengelolaa olaan n Sampah Sampah Kota
Bahw Bahwa a peng pengom ompo posan san samp sampah ah dima dimana na pun pun dala dalam m skal skala a baga bagaim iman ana a pun pun haru haruss menjad menjadii bagian bagian dalam sistem sistem penge pengelola lolaan an sampah sampah kota. kota. Hal ini dilak dilakukan ukan agar kinerj kinerja a pengo pengompo mposan san akan akan menjad menjadii bagian bagian dari dari kinerj kinerja a siste sistem m kota, kota, sehing sehingga ga kontribus kontribusii pengompo pengomposan san terhadap terhadap beban beban pengelola pengelolaan an sistem sistem kota menjadi lebih lebih terukur dan signifikan.
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
(2)
Minima Minimasi si di sumber sumber..
Peng Pengel elol olaa aan n samp sampah ah di Kabu Kabupa pate ten n Band Bandun ung, g, saat saat ini masi masih h manga manganu nutt pola pola konven konvensio sional nal atau atau paradi paradigma gma lama lama yaitu yaitu ‘kumpu ‘kumpul-a l-angk ngkutut-bua buang’ ng’.. Pelak Pelaksan sanaan aan pengompo pengomposan san itu sendiri sendiri dilakukan dilakukan sedekat sedekat mungkin mungkin dengan dengan sumbernya sumbernya,, dengan dengan sasa sasara ran n peng pengur uran anga gan n beba beban n peng pengel elol olaan aan samp sampah ah kota kota yang yang terk terkai aitt deng dengan an pengur pengurang angan an kebut kebutuha uhan n area area pembua pembuanga ngan n akhir. akhir.
Pelak Pelaksan sanaan aan tekni tekniss dengan dengan
pend pendek ekat atan an ini ini yait yaitu u selu seluru ruh h samp sampah ah yait yaitu u ruma rumah h tang tangga ga,, pasa pasarr dan dan daer daerah ah komers komersil, il, perka perkanto ntoran ran dan dan sekola sekolah, h, indust industri ri dan penyap penyapuan uan jalan jalan serta serta taman, taman, harus dikomposk dikomposkan an di lingkungan lingkungannya nya sendiri. sendiri. Namun Namun demikian demikian adakalany adakalanya a kendala kendala kebe kebera rada daan an laha lahan n munc muncul ul,, maka maka dire direnc ncan anak akan an TPS TPS yang yang berf berfun ungs gsii untu untuk k mengomposkan dalam lingkup wilayah Kelurahan.
(3) (3)
Kewi Kewila laya yaha han n
Pengomposan sampah dilakukan untuk suatu wilayah Kelurahan. Dimana lokasi unit kerja kompos berada maka dari wilayah Kelurahan tersebut tersebut sampah sampah sebagai sebagai bahan bahan baku kompos diambil. Hal ini dilakukan dengan maksud agar kehadiran unit kerja kompos kompos benarbenar-ben benar ar dirasa dirasakan kan sebaga sebagaii solusi solusi masala masalah h pengel pengelola olaan an sampah sampah di wilayah wilayah tersebut. tersebut. Dengan Dengan demikian demikian diharapka diharapkan n penolaka penolakan n akan kehadiran kehadiran lokasi pengompo pengomposan san dapat dihindari dihindari dan menumbuhkan menumbuhkan kesertaan kesertaan masyarakat masyarakat..
Dalam Dalam
aplikasinya, akan kehadiran unit pengomposan di setiap lingkungan RT, RW, unit pasar, pasar, unit unit toko, toko, unit unit gedung gedung atau atau isntas isntasii terte tertent ntu, u, unit unit sekola sekolah h atau atau kegiat kegiatan an lainnya di Kabupaten Bandung.
(4)
Kemitraa Kemitraan n denga dengan n Masya Masyaraka rakatt dan dan Swast Swasta a
Berdasarkan pengamatan terhadap kapasitas sumber daya manusia di lingkungan intern intern Dinas Dinas Kebers Kebersiha ihan n , dalam dalam menang menangani ani sampah sampah dinila dinilaii belum belummen menunj unjukk ukkan an kine kinerj rja a yang yang ting tinggi gi,, maka maka untu untuk k menj menjam amin in kapas apasit itas as kerja erja yang yang ting tinggi gi,, pela pelak ksana sanaan an
peng pengom ompo posa san n
dila dilak kukan ukan
untu untuk k
menj menjal alin in
kemi kemitr traa aan n
anta antara ra
pemerintah-masyarakat dan swasta.
Seba Sebaga gaii sala salah h satu satu kelo kelomp mpok ok stak stakeh ehol olde derr dala dalam m peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah kota kota,, masyarakat sudah seharusnya ditempatkan dengan tepat. Disamping itu, kehadiran swas swasta ta yang yang seca secara ra prof profes esio iona nall memb member erik ikan an jasa jasa peng pengom ompo posa san n dan dan atau atau pengel pengelola olaan an sampah sampah pun menjad menjadii peluan peluang g untuk untuk kemitr kemitraan aan dalam dalam pelak pelaksaa saaan an pengomposan.
Ketentuan teknis
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Sistem Sistem pengom pengompos posan an yang yang akan akan dikemb dikembang angkan kan di Kabupa Kabupaten ten Bandun Bandung g dalam dalam periode perencanaan ditetapkan sebagai berikut :
Peng Pengom ompo posa san n dila dilaku kuka kan n di TPS TPS Kelu Kelura raha han n dan dan di TPA TPA dan dan juga juga di sumb sumber er sampah lainnya dengan keberadaan lahan untuk proses pengomposan. Dengan demikian, metode yang dipilih adalah metode Pengomposan Komunal.
Pengomposan di di TPS Kelurahan diutamakan diutamakan untuk sampah yang yang bersumber dari perm permuk ukim iman an,, seda sedang ngka kan n samp sampah ah dari dari Pasa Pasarr akan akan dipr dipros oses es di TPA. TPA. Namu Namun n demikian, bila TPS Kelurahan sudah cukup banyak, dan dapat dijangkau maka pengomposan sampah pasar dilakukan di sini.
Satu unit TPS TPS Kelurahan untuk pengomposan dipersiapkan dipersiapkan untuk melayani 5000 penduduk.
Pengo Pengompo mposan san sampah sampah di TPS Kelura Kelurahan han difasi difasilit litasi asi oleh oleh Dinas Dinas Kebers Kebersiha ihan n namun dalam manajemen operasional, dilakukan olah Dinas Kebersihan.
Metode Metode pengomposan pengomposan dipilih sistem box methode methode yang yang dimodifik dimodifikasi asi dengan dengan sistem open sistem open windrow.
Standar sarana dalam sebuah unit kerja pengomposan adalah sebagai berikut : 1. Area penampun penampungan gan sampa sampah h 2. Area pemila pemilahan han dan dan pencacah pencacahan an 3. Are Area a residu residu 4. Area pengompo pengomposan san 5. Area pematan pematangan, gan, pengayak pengayakan an dan pengemasan pengemasan 6. Gudang Gudang alat dan tempat tempat penyimpa penyimpan n kompos kompos
Deng Dengan an kete ketent ntua uan n tekn teknis is sepe sepert rtii di atas atas,, maka maka kebu kebutu tuha han n sara sarana na pras prasar aran ana a pengomposan di TPS Kelurahan adalah sebagai berikut : 2
(1) Lahan, Lahan, selu seluas as 200 200 m , (perhitungan lihat lampiran) (2) Standar bangunan bangunan TPS dengan dengan pengomposan, pengomposan, (Gambar lihat Lampiran-3) Lampiran-3) (3) Mesin pencaca pencacah h organik, organik, kapasitas kapasitas minimal minimal 23 HP, 2-3 m3/jam. (4) Mesin Pengayak Pengayak kompos kompos (5) Peralata Peralatan n pendukung pendukung proses proses
Adapun Adapun konsep konsep pengompos pengomposan an sampah sampah di TPS Kelurahan dijelaskan dijelaskan pada gambar berikut.
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Gambar 4.13 Konsep Pengomposan Sampah di TPS Kelurahan
Pada Pada taha tahap p awal awal,, peng pengem emba bang ngan an TPS TPS Kelu Kelurah rahan an dire direnc ncan anak akan an diba dibang ngun un di 5 Kecamatan prioritas, yang termasuk wilayah kritis pelayanan yaitu : 1. Margah Margahay ayu u 2. Dayeuhko Dayeuhkolot lot 3. Margaa Margaasih sih 4. Katapa Katapang ng 5. Majala Majalaya ya
4.5.2 Pengolahan Pengolahan Sampa Sampah h Anorgani Anorganik k Ketentuan Umum Berdas Berdasark arkan an studi studi timbul timbulan an sampa sampah h anorga anorganik nik yang yang paling paling tinggi tinggi kehadi kehadiran ranny nya a adalah kertas, plastik dan gelas, namun demikian, sampah plastik lebih bernilai jual jual tinggi tinggi,, sehing sehingga ga peluan peluang g untuk untuk dikemb dikembang angkan kanny nya a usaha usaha daur daur ulang ulang plasti plastik k lebih besar dari jenis sampah lainnya. Oleh karena itu, dalam pengolahan sampah anorganik anorganik direncanakan direncanakan dipusatk dipusatkan an di TPS Kecamatan Kecamatan dengan dasar dasar pemikiran, pemikiran, pengumpulan sampah anorganik akan semakin besar dalam lingkup pelayanan yang lebih luas.
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Ketentuan Teknis Rencana Rencana pengolaha pengolahan n sampah sampah anorganik anorganik di TPS Kecamatan Kecamatan mengikuti mengikuti ketentua ketentuan n sebagai berikut :
Pengolahan sampah anorganik di pusatkan pusatkan di TPS Kecamatan
Samp Sampah ah anor anorga gani nik k yang yang masu masuk k ke TPS TPS Kelu Kelura raha han n dipi dipind ndah ahka kan n ke TPS TPS Kecamatan dengan menggunakan dump truk 6m3
Sampa Sampah h anorga anorganik nik yang yang masuk masuk ke TPS TPS Kecama Kecamata tan n di pilah pilah berdas berdasark arkan an jenis jenis anorganik potensi daur ulang yaitu : plastik, kertas, gelas dan logam,
Sampah anorganik anorganik bukan plastik, plastik, seperti kertas, kertas, gelas dan logam, akan akan dikelola dengan dengan mengemba mengembangkan ngkan kegiatan pengepulan pengepulan atau usaha penjualan penjualan ke para pelaku pengumpulan yang lebih besar.
Khusus Khusus plastik keras keras di cacah dengan dengan mesin pencacahan pencacahan,, dikemas siap di jual ke pabrik daur ulang,
Khusus plastik halus, dipress, siap dijual ke ke pabrik daur daur ulang plastik
Skema penanganan sampah anorganik di perlihatkan pada gambar berikut.
Gambar 4.13 Skema Penanganan Sampah Anorganik di TPS Kecamatan
Kebutuhan sarana pengolahan sampah anorganik di TPS Kecamatan adalah sebagai berikut :
Bangunan 150 m2
Standar bangunan TPS Kecamatan, Kecamatan, lihat Lampiran-3
Mesin pencacah pencacah plastik plastik kapasitas kapasitas minimal 24 HP
Mesin pressing Mesin pressing plastik, plastik, kapasitas 10 HP.
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Pada tahap awal Kecamatan yang menjadi prioritas pembangunan TPS Kecamatan adal adalah ah : (1) (1) Marg Margah ahay ayu, u, (2) (2) Daye Dayeuh uhko kolo lot, t, (3) (3) Marg Margaa aasi sih, h, (4) (4) Kata Katapa pang ng,, (5) (5) Majalaya.
4.5.3 Pengolahan Pengolahan Sampah Sampah B3 B3 RT Mengingat timbulan sampah B3 RT di sumber sangat kecil, maka tidak diperlukan wadah wadah khusu khusus. s. Masya Masyarak rakat at perlu perlu diajak diajak untuk untuk memaha memahami mi cara-ca cara-cara ra penang penangan an sampah B3 RT ini dengan aman dan cara yang lebih sederhana, tanpa memerlukan perala peralatan tan khusus khusus., ., melain melainka kan n denga dengan n menggu menggunak nakan an alat alat atau atau bahan bahan yang yang bisa bisa diperoleh dengan murah dan mudah.
Rencana penanganan sampah B3 RT, dijelaskan pada Gambar 4.14.
Gambar 4.14 Rencana Penanganan Sampah B3 RT
Ketentuan teknis sarana penanganan B3 RT :
Wadah di sumber : (1) Wadah harus kering, dan tidak lembab seperti kardus bekas (2) Wadah Wadah di simpan khusus, khusus, jauh dari jangkauan jangkauan anak-anak anak-anak (3) Wadah Wadah jauh jauh dari dari api. api.
Pengumpulan:
Samp Sampah ah B3 RT disi disimp mpan an oleh oleh seti setiap ap peni penimb mbul, ul, dan dan diku dikump mpul ulka kan n pada pada petuga petugass Dinas Dinas Kebers Kebersiha ihan n untuk untuk kemudi kemudian an disimp disimpan an di Bak Penamp Penampung ung Khusus Sampah B3 RT yang ada di TPS Kecamatan.
Dari TPS Kecamatan Kecamatan secara secara periodik, periodik, diangkut diangkut ke TPA. Di TPA, TPA, sampah B3 RT akan dikumpulkan di dalam bangunan khusus, sebelum ditangani secara khusus. Alternatif penanganan, yaitu diangkut ke Pusat Pengelolaan Limbah
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Industri khusus B3, yaitu di Cileungsi. Alternatif lain yaitu ditimbun dengan cara-cara sesuai peraturan pengelolaan B3.
Apabila Apabila TPS Kecamatan Kecamatan belum ada, maka sampah B3 RT dikumpulk dikumpulkan an oleh petugas pengumpul dan dibawa ke TPA.
Bak Pengumpul di TPS :
Bak terbuat terbuat dari bahan bahan anti anti karat karat,, dan tidak mudah terbak terbakar, ar, minima minimall dinding dari beton,
Bak tertutup, dan kedap kedap air.
Terda Terdapat pat lubang lubang / pintu pintu pengum pengumpul pul untuk untuk memasu memasukk kkan an sampah sampah tanpa tanpa harus membuka pinti bak,
Di dalam Bak terdapat terdapat kontain kontainer er penampunga penampungan n yang bisa langsung di bawa ketika proses pengumpulan di lakukan
Bak berpintu berpintu untuk untuk memudahkan memudahkan pengambilan kontainer,
Pint Pintu u terb terbua uatt dari dari baja baja,d ,dii cat cat warn warna a mera merah h pert pertan anda da Baha Bahan n Berac Beracun un Berbahaya.
Typic pical bak pengum ngumpu pull B3 RT, RT, di TPS dan Bangu ngunan nan Peng Pengum umpu pull di TPA, diperlihatkan dalam Lampiran-3.
4.5.4 Pengolahan Pengolahan Lain Lain Di dalam dalam pengem pengemban bangan gan strat strategi egi,, ditet ditetapk apkan an porsi porsi timbul timbulan an sampah sampah yang yang akan akan dikelola dengan pengolahan lain. Yang dimaksud dengan pengolahan lain adalah teknologi teknologi lain di luar pengomposa pengomposan n dan pengolahan pengolahan anorganik anorganik dengan konsep daur ulang. Porsi ini pun ditetapkan untuk mengantisipasi adanya tawaran dari Investor yang selalu menawaran teknologi tinggi. Sebaga Sebagaii conto contoh h yaitu yaitu PLTSa PLTSa (Pemb (Pembang angkit kit Listri Listrik k Tenaga Tenaga Sampa Sampah), h), atau atau bahka bahkan n incinerator biasa. Namun Namun demikian demikian,, konsep konsep pengemba pengembangan ngan pengolahan pengolahan sampah sampah dengan dengan alternat alternatif if pengolahan lain ini diketahui memerlukan biaya investasi bahkan biaya operasional dan pemelihara pemeliharaanny annya a pun tinggi. tinggi. Karena Karena itu, di Kabupate Kabupaten n Bandung, Bandung, ditetapk ditetapkan an konsep sebagai berikut :
Pengemba Pengembangan ngan teknologi teknologi lain selain selain pengomposa pengomposan n metode metode konvensio konvensional nal dan daur daur ulang ulang anorga anorganik nik,, dalam dalam 20 tahun tahun mendat mendatang ang merup merupaka akan n porsi porsi pengel pengelola ola swasta swasta , invest investor, or, atau atau adanya adanya Hibah Hibah dari dari Perus Perusaha ahaan an Negara Negara tertentu.
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Peme Pemeri rint ntah ah Kab. Kab. Band Bandun ung g akan akan memu memusa satk tkan an pend pendan anaa aan n peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah pada pada pena penata taan an sist sistem em dari dari hulu hulu ke hili hilirr , tida tidak k mena menana namk mkan an investasi yang tinggi pada pengolahan sampah di hilir.
Untuk Untuk pengem pengemban bangan gan PLTSa PLTSa direnc direncana anaka kan n diint diintegr egrasi asikan kan dengan dengan upaya upaya pengom pengompos posan, an, mengin mengingat gat PLSTa PLSTa mengha menghasil silka kan n panas panas yang yang berman bermanfaa faatt untu untuk k
memb memban antu tu
pros proses es
peng pengom ompo posa san, n,
seda sedang ngka kan n
peng pengom ompo posa san n
memproduksi residu kompos yang memiliki kalor bakar yang lebih baik dari samp sampah ah itu itu send sendir iri. i.
Kons Konsep ep PLTS PLTSa a yang yang teri terint nteg egra rasi si deng dengan an sist sistem em
pengomposan dijelaskan pada Gambar 4.15.
Gambar 4.15 Konsep PLTSa dan Pengomposan
Dengan Dengan segala segala kendala kendala pembiaya pembiayaan an dalam pengembanga pengembangan n sebuah PLTSa, PLTSa, selayaknya PLTSa dikembangkan dalam jangka waktu panjang, lebih dari 20 tahun tahun mendatang mendatang.. Adapun Adapun ujicoba ujicoba pembangu pembangunan nan yang tengah tengah dijalankan dijalankan dengan dengan adany adanya a hibah hibah dari dari PLN akan akan menjad menjadii ajang ajang studi studi kelaya kelayakan kan dari dari sega segala la
aspe aspek k,
sehi sehing ngga ga
kela kelaya yak kan
peng pengem emba bang ngan anny nya a
untu untuk k
masa masa
mendatang dapat diperoleh dalam periode uji coba ini.
4.5.5 Penangan Penanganan an Residu Residu Yang dimaksud dengan residu adalah sampah sisa proses pengolahan, artinya akan terka terkandu ndung ng jenis jenis sampah sampah organi organik k dan anorga anorganik nik yang yang tidak tidak lagi lagi dapat dapat diolah diolah.. Sampah Sampah ini umumny umumnya a memilik memilikii kadar kadar air yang yang sangat sangat ren rendah dah dan memili memiliki ki nilai nilai kalor kalor bakar bakar yang yang lebih lebih baik baik dari dari sampah sampah murni. murni. Oleh Oleh karen karena a penan penangan ganan an residu residu direncanakan di integrasikan dengan ujicoba pengembangan PLTSa.
Disamp Disamping ing itu, itu, dalam dalam priod priode e akhir akhir tahun tahun perenc perencana anaan, an, akan akan dilak dilakuka ukan n kajian kajian kelayakan pemanfaatan residu sampah menjadi bahan bakar, yaitu melalui proses
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
pembua pembuata tan n biomas biomassa. sa. Konsep Konsep pemanf pemanfaat aatan an sampah sampah menjad menjadii briket briket biomas biomassa sa dijelaskan dalam
Gambar 4.16 Konsep Penangan Residu
4.6 Pengemban Pengembangan gan TPA Program Program utama utama pengemban pengembangan gan tempat tempat pemrosesan pemrosesan akhir sampah sampah di Kabupaten Kabupaten Bandung adalah optimasi TPA Babakan di Desa Arjasari. Hal ini didasarkan pada analisis umur pakai, yang menyatakan bahwa dengan beban penimbunan tertinggi yang direncanakan, TPA Babakan mampu melayani hingga tahun 2010.
Namun Namun demikian demikian,, sesuai sesuai dengan dengan analisis analisis kelayakan kelayakan umur TPA, direkomendas direkomendasikan ikan untuk untuk meningkat meningkatkan kan kapasitas kapasitas dilakukan dilakukan perluasan perluasan lahan penimbuna penimbunan. n. Adapun Adapun rencana rencana pengemba pengembangan ngan area penimbun penimbunan an direkomen direkomendasik dasikan an yaitu ke arah barat area area peni penimb mbun unan an saat saat ini ini atau atau ke arah arah palu palung ng,, deng dengan an luas luas area area 3,1 3,1 Ha. Ha. Diperkirakan area ini mampu memiliki volume ruang 969.393 m 3. Rencana pengembangan TPA Babakan adalah sebagai berikut : 1. Opti Optima masi si pros proses es peng pengom ompo posa san n pada pada sara sarana na eksi eksist sting ing hing hingga ga menc mencap apai ai kapasitas proses 40 ton/hari. 2. Pembangun Pembangunan an sarana pendukung pendukung berupa berupa jembatan jembatan timbang, timbang, dan pintu pintu masuk 3. Perlua Perluasan san area area penimb penimbuna unan, n, ke arah arah palun palung, g, tent tentuny unya a denga dengan n melaku melakuka kan n kajian teknis terlebih dahulu. 4. Kajian Kajian pengin penginte tegra grasia sian n pengom pengompos posan an dan pengo pengolah lahan an residu residu dengan dengan PLTSa PLTSa yang rencananya akan dibangun tahun 2008 ini.
Site Plan rencana pengembangan TPA Babakan diperlihatkan pada Gambar 4.17.
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Gambar Gambar 4.17 site plan tpa
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Adanya Adanya rencana rencana regional regional Metropoli Metropolitan tan dalam pengemban pengembangan gan TPA, TPA, yaitu dengan dite diteta tapk pkan anny nya a TPA TPA Lego Legok k Nang Nangka ka yang yang masih masih masu masuk k ke wila wilaya yah h Kabu Kabupa pate ten n Bandung, Bandung, sebagai TPA bersama bersama wilayah wilayah timur timur Metropoli Metropolitan, tan, dapat menjadi menjadi opsi lain lain kebut kebutuha uhan n TPA TPA bagi bagi Kabupa Kabupaten ten Bandun Bandung, g, setala setalah h optima optimasi si TPA TPA Babaka Babakan n dilakukan.
Dalam rencana ini, perlu dilakukan analisas kelayakan finansial terhadap rencana pemrosesan di TPA Regional atau dengan terus melakukan optimasi terhadap TPA Babakan.
Sementara
itu,
di
wilayah
peng pengop oper eras asia iann nnya ya oleh oleh
Barat,
TPA
Leuwiga igajah
Peme Pemeri rint ntah ah Prop Propin insi si untu untuk k
pun
menj menjad adii
terus
diupaya
TPA TPA
Regi Region onal al
Metropolitan Wilayah Barat.
Denga Dengan n adany adanya a 2 pilihan pilihan TPA TPA di Barat Barat dandi dandi Timur, Timur, denga dengan n jarak jarak relati relatiff dekat dekat dengan dengan wilaya wilayah h pelay pelayana anan n di Kabup Kabupate aten n Bandun Bandung, g, maka maka semaki semakin n kuat kuat bahwa bahwa Kabupaten Bandung cukup mengembangkan TPA Babakan tanpa harus mencari TPA baru.
Tata ata let letak laha lahan n TPA
yang men menjad jadi potensi nsi bagi bagi Kabu Kabup pate aten Band Bandu ung, ng,
diperlihatkan pada Gambar 4.18.
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung 740000
760000
780000
800000
820000
KEGIATAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN MANAJEMEN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KABUPATEN BANDUNG
KABUPATEN PURW AKARTA 9 2 6 0 0 0 0
KABUPATEN SUBANG
0 0 0 0 6 2 9
SEBARAN TPA , USULAN TPSP KECAMATAN DAN POOL KENDARAAN TIAP WILAYAH DI KABUPATEN BANDUNG LEGENDA : W '
TPA 1 . TPA LEGO K NANGKA 2 . TPA BABAKAN Lokasi TPA diCIPARAY Kabupaten 3 . TPA PASIR BULUH Bandung
CIKALONG W ET AN
4 . TPA SARIMUKTI
CIPEUNDEUY
W '
LEMBANG
LOKASI USULAN POOL KENDARAAN 1 . USULAN LOKASI WILAYAH I
Lokasi TPA di Kabupaten 2 . USULAN LOKASI WILAYAH II Bandung Barat 3 . USULAN LOKASI WILAYAH III
W '
V &
CIPATAT
0 0 0 0 4 2 9
LOKASI POOL KENDARAAN
T $
(3)
TPA Sarimukti
KABUPATEN CIANJUR
PARO NG PONG
CISARUA
(4)
] '
TPA Pasir Buluh
LOKASI USULAN TPSP KECAMATAN
PADALARANG
KABUPATEN SUMEDANG
NGAMPRAH
&
CIMEUNYAN
CILENGKRANG
&
KEL.C IMEU NYAN
KEL.CIPANJALU IPANJ ALU
BATUJAJAR
BATAS WILAYAH I
9 2 4 0 0 0 0
BATAS WILAYAH II BATAS WILAYAH III
KOTA CIMAHI
KABUPATEN BANDUNG BARAT
KABUPATEN BANDUNG BARAT
KOTA BANDUNG
KEL .C IMEKAR
&
CILEUNYI
CIPO NG KOR
BATAS KABUPATEN
KEL.MARG AASIH
&
MARGAASIH
BATAS KECAMATAN
KEL .PASAW AHAN
&
KEL .SAYATI
& MARGAHAYU
RONGG A
KEL.J ALEGO NG
DAYEUH KOLOT
&
RANCAEKEK
KEL .BU AH BATU
&
CILILIN KEL.PANG AUBAN
&
&
0 0 0 0 2 2 9
SOREANG
&
&
SOLOKAN JERUK
KEL.BALEENDAH
PAMEUNGPEUK
] '
KEL .LANG EN SARI
&
KATAPANG
KEL.PADASU KA
SINDANG KERTA
& CIKACUNG
CIPARAY
&
&
(1)
&
MAJALAYA
&
BANJARAN
$
W '
(2) KEL .C IMAU NG
&
KEL.IBUN KEL.M ARUYUN G
CIMAUNG PACET
NAGREG
&
KEL.N AGREG
KEL. C IPAKU
& PASEH
ARJASARI
(1)
W '
KEL.PADAMULYA
KEL .PAKU TAN DANG KEL.ARJASARI
&
JALAN KERETA API
KEL.C IHANYIR
KEL.KAMASAN
KEL.L EBAK M UNCANG
&
CICALENGKA
$
(3)
BALEENDAH
KEL.R ANCA M ULYA
GUNUNG HALU
CIWIDEY
BATAS KOTA
KEL .BABAKAN PETEUY
BOJONG SOANG
& IBUN
JALAN LOKAL
9 2 2 0 0 0 0
JALAN NASIONAL JALAN UTAMA
TPA Legok Nangka Citiis
SUNGAI
&
TPA Babakan Ciparay
SUMBER
:
- PETA RUPA BUMI SKALA 25.000 - HASIL SURVEY GPS ( MAP 76 ) TAHUN 2007 - HASIL ANALISIS
DITETAPKAN DI
:
SOREANG
PADA TANGGAL
:
NO. GAMBAR
:
$
&
(2)
KEL.MARG AMULYA
KABUPATEN BANDUNG
KEL .PATENG AN
&
RANCA BALI
Gambar 4.18
KEL .M ARG AMEKAR
PASIRJAMBU
&
PANG ALENG AN 0 0 0 0 0 2 9
08
9 2 0 0 0 0 0
KEL .TARUM AJAYA
&
N
W
KERT ASARI
E
S
SKALA 1 : 350.000
0
3.5
7
10. 5
14
1 7. 5
21
KABUPATEN GARUT Kilometers
LEMBAGA LEMBAGA PENELITIAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ( LPP LP PM M - ITB )
BAPEDA KABUPATEN BANDUNG 740000
760000
780000
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
800000
820000
Hal IV-28
JL. RAYA SOREANG KM. 17 KAB. BANDUNG
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
4.7
Rencana Rencana Penemp Penempatan atan Poo Pooll Kendaraa Kendaraan n Operasio Operasional nal
Dengan Dengan adanya adanya rencana rencana pengemba pengembangan ngan seperti diuraikan diuraikan di atas, atas, dan adanya adanya wilay wilayah ah pelaya pelayanan nan yang yang terbag terbagii dalam dalam 3 wilay wilayah, ah, direnc direncana anakan kan lokasi lokasi pool pool kendaraan adalah sebagai berikut :
Pool Pool kenda kendaraa raan n adalah adalah garasi garasi kenda kendaraa raan n pengum pengumpu pull dan pengan pengangku gkutt sampah, berupa Arm Roll, 10 m3 dan pengangkut residu, berupa Dump Truck 10m3. Lokasi pool adalah centroid masing-masing wilayah, yaitu :
o
Wilayah I, di Kecamatan Kecamatan Pasir Pasir Jambu
o
Wilayah II, di Kecamatan Pangalengan
o
Wilayah III, di Kecamatan Kecamatan Rancaekek
Kendar Kendaraan aan operasi operasiona onall lain, lain, yaitu yaitu : pick pick up 4m3, pool pool ditem ditempat patkan kan di TPS Kecamatan.
Lokasi TPS Kecamatan, dan Pool Wilayah Pelayanan, digambarkan pada Gambar 4.19.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal IV-29
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung 740000
760000
780000
800000
820000
KEGIATAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN MANAJEMEN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KABUPATEN BANDUNG
KABUPATEN PURW AKARTA 9 2 6 0 0 0 0
KABUPATEN SUBANG
0 0 0 0 6 2 9
SEBARAN TPA , USULAN TPSP KECAMATAN DAN POOL KENDARAAN TIAP WILAYAH DI KABUPATEN BANDUNG LEGENDA : W '
TPA 1 . TPA LEGO K NANGKA 2 . TPA BABAKAN CIPARAY 3 . TPA PASIR BULUH
CIKALONG W ET AN
4 . TPA SARIMUKTI
CIPEUNDEUY
] ' T $
LOKASI POOL KENDARAAN LOKASI USULAN POOL KENDARAAN 1 . USULAN LOKASI WILAYAH I
W '
PARO NG PONG
CISARUA
(4)
LEMBANG
2 . USULAN LOKASI WILAYAH II
W '
(3)
3 . USULAN LOKASI WILAYAH III
KABUPATEN CIANJUR
V & CIPATAT
KABUPATEN SUMEDANG
NGAMPRAH
0 0 0 0 4 2 9
LOKASI USULAN TPSP KECAMATAN
PADALARANG
&
CIMEUNYAN
CILENGKRANG
&
KEL.C IMEU NYAN
KEL.CIPANJALU IPANJ ALU
BATUJAJAR
BATAS WILAYAH I
9 2 4 0 0 0 0
BATAS WILAYAH II BATAS WILAYAH III
KOTA CIMAHI
KABUPATEN BANDUNG BARAT
KABUPATEN BANDUNG BARAT
KOTA BANDUNG
KEL .C IMEKAR
&
CILEUNYI
CIPO NG KOR
BATAS KABUPATEN
KEL.MARG AASIH
&
MARGAASIH
BATAS KECAMATAN
KEL .PASAW AHAN KEL .SAYATI
& MARGAHAYU
RONGG A
&
KEL.J ALEGO NG
DAYEUH KOLOT
&
RANCAEKEK
KEL .BU AH BATU
&
CILILIN KEL.PANG AUBAN
&
&
0 0 0 0 2 2 9
SOREANG
PAMEUNGPEUK
&
] '
KEL .LANG EN SARI
&
KATAPANG
KEL.PADASU KA
SINDANG KERTA
&
SOLOKAN JERUK
KEL.BALEENDAH
& CIKACUNG
CIPARAY
&
&
KEL .PAKU TAN DANG
&
BANJARAN
$
(1)
NAGREG
&
KEL.N AGREG
&
KEL. C IPAKU
JALAN LOKAL
9 2 2 0 0 0 0
JALAN NASIONAL
& PASEH
ARJASARI
(1)
W '
KEL.PADAMULYA
MAJALAYA
KEL.ARJASARI
&
JALAN KERETA API
KEL.C IHANYIR
KEL.KAMASAN
KEL.L EBAK M UNCANG
&
CICALENGKA
$
(3)
BALEENDAH
KEL.R ANCA M ULYA
GUNUNG HALU
CIWIDEY
BATAS KOTA
KEL .BABAKAN PETEUY
BOJONG SOANG
JALAN UTAMA
W '
(2)
SUNGAI
KEL .C IMAU NG
&
KEL.IBUN KEL.M ARUYUN G
CIMAUNG PACET
& IBUN
&
SUMBER
:
- PETA RUPA BUMI SKALA 25.000 - HASIL SURVEY GPS ( MAP 76 ) TAHUN 2007 - HASIL ANALISIS
DITETAPKAN DI
:
SOREANG
PADA TANGGAL
:
NO. GAMBAR
:
$
&
(2)
KEL.MARG AMULYA
KABUPATEN BANDUNG
KEL .PATENG AN
&
RANCA BALI
KEL .M ARG AMEKAR
PASIRJAMBU
&
PANG ALENG AN 0 0 0 0 0 2 9
08
9 2 0 0 0 0 0
KEL .TARUM AJAYA
&
Gambar 4.19 N
W
KERT ASARI
E
S
SKALA 1 : 350.000
0
3.5
7
10. 5
14
1 7. 5
21
KABUPATEN GARUT Kilometers
LEMBAGA LEMBAGA PENELITIAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ( LPP LP PM M - ITB )
BAPEDA KABUPATEN BANDUNG 740000
760000
780000
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
800000
820000
Hal IV-30
JL. RAYA SOREANG KM. 17 KAB. BANDUNG
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
4.8 Rencana Pengembangan Pengembangan Sistem Pengelolaan Pengelolaan Berbasis Masyarakat Masyarakat 4.8.1 4.8.1 Konsep Konsep Dasar Dasar Sistem Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (CBSWM), merupakan strategi Kabupa Kabupate ten n Bandu Bandung ng dalam dalam menan menangan ganii sampah sampah di wilaya wilayah h perde perdesaa saan. n. Alasan Alasan dipilihnya CBSWM sebagai pola penanganan sampah di perdesaan adalah karena karakteristik CBSWM itu sendiri yang sangat sepadan dengan budaya masyarakat perdesaan. CBSWM dapat diartikan sebagai suatu sistem persampahan yang : 1. Direncana Direncanakan, kan, dikembang dikembangkan, kan, dioperas dioperasikan ikan,, dikelola, dikelola, dan dimiliki dimiliki oleh warga setempat. 2. Kehadira Kehadirannya nnya dapat dapat merupaka merupakan n inisiatif inisiatif lokal atau difasili difasilitasi tasi oleh oleh insiator ektern. Inisiator ektern dapat merupakan : □
Lembaga Swadaya Swadaya Masyarakat Masyarakat (LSM)
□
Lembaga
Pemerintah
yang
berkompeten
di
dalam
pengelolaan sampah, dalam hal ini Dinas Kebersihan dan atau Dinas Lingkungan Hidup, □
Lembaga Lembaga Pengabdian Pengabdian Masyarakat Masyarakat dari suatu suatu Perguruan Perguruan Tinggi yang yang member memberika ikan n perhat perhatian ian terha terhadap dap masal masalah ah lingku lingkunga ngan n pada umumnya, khususnya pada masalah pengelolaan sampah
Terdapat 5 (lima) (lima) prinsi prinsip p utama utama yang yang menjadi menjadi dasar dasar pengemba pengembangan ngan Sistem Sistem Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat, yaitu : 1. Prinsip
Keterlibatan
Warga;
dimana
suatu
direnc direncana anaka kan, n, dikem dikemban bangk gkan, an, diope dioperas rasika ikan, n,
CBSWM
harus
dan diawa diawasi si dengan dengan
melibatkan setiap warga yang memiliki hak dan kewajiban setara. 2. Prinsi Prinsip p Kemand Kemandiri irian; an; dimana dimana suatu suatu CBSW CBSWM M harus harus dikelo dikelola la secara secara mandiri sesuai dengan kemampuan sumber daya menerus yang dapat dimanfaatkan oleh kelompok warga. 3. Prin Prinsi sip p Efis Efisie iens nsi; i; dima dimana na suat suatu u CBSW CBSWM M haru haruss dike dikelo lola la se-e se-efi fisi sien en mungkin mungkin dengan biaya yang minimal dan penggunaa penggunaan n sumber sumber daya yang optimal untuk memperoleh manfaat yang maksimal.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal IV-31
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
4. Prinsip Prinsip Pelestarian Pelestarian Lingkungan; Lingkungan; dimana dimana suatu suatu CBSWM CBSWM harus mampu a) menciptakan menciptakan lingkunga lingkungan n pemukim pemukiman an yang bersih dari sampah, b) melakukan upaya pemanfaatan sampah (waste (waste recovery ) se-optimal mungki mungkin, n, dan c) menceg mencegah ah dampak dampak buruk buruk lain lain yang yang dapat dapat terja terjadi di dari kegiatan pengelolaan sampahnya. 5. Prinsi Prinsip p Keter Keterpad paduan uan;; dimana dimana suatu suatu CBSWM CBSWM harus harus memil memilik ikii elemen elemen sistem sistem yang terpadu terpadu dengan dengan sistem sistem pengelola pengelolaan an luar-wilay luar-wilayah ah yang dikelola oleh instansi kebersihan milik pemerintah setempat. Mengac Men gacu u kepad kepada a ke-5 ke-5 prinsi prinsip p di atas, atas, suatu suatu wilaya wilayah h yang yang menera menerapka pkan n pola pola CBSW CBSWM M harus harus memenu memenuhi hi bebera beberapa pa persy persyara aratan tan aspek aspek tekn teknis, is, sosialsosial-bu buday daya, a, lingkungan, ekonomi, kelembagaan, dan peraturan, sebagai berikut : 1. Kejelasan Kejelasan batasan batasan wilaya wilayah h Wilayah CBSWM harus memiliki batas-batas yang jelas sesuai dengan kesepaka kesepakatan tan warga. warga. Wilayah Wilayah layanan layanan sebaikny sebaiknya a ditentu ditentukan kan dengan dengan batasan wilayah yang umum dikenal misalnya RT, RW, maupun desa atau lebih luas dari itu.
2. Peran Serta Serta Masyara Masyarakat kat Pera Peran n sert serta a masy masyar arak akat at di dala dalam m peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah dapa dapatt didefi didefinis nisika ikan n sebaga sebagaii suatu suatu proses proses peliba pelibatan tan seluru seluruh h stakeholder dalam menentukan arah, menjalankan proses dan mencapai tujuan bersama. Seluruh kelompok stakeholder stakeholder harus selalu dilibatkan dalam proses perencan perencanaan, aan, pengoper pengoperasian asian,, penentu penentuan an anggaran, anggaran, peroleha perolehan n dana oper operas asio iona nal, l,
peni penila laia ian n
kine kinerj rja, a,
pene penent ntua uan n
stru strukt ktur ur
orga organi nisa sasi si
pengelol pengelola, a, dan lainnya. lainnya. Mek Mekanism anisme e keterli keterlibata batan n stakeholder stakeholder harus diatur dengan jelas dan dipahami semua pihak.
3. Strategi Strategi pengelo pengelolaan laan sampah sampah yang terpadu terpadu Strategi yang dimiliki oleh suatu CBSWM harus menguraikan secara rinci dan kuantitatif tentang pola tindakan terhadap berbagai jenis sampah sampah yang yang timbul timbul,, mulai mulai dari dari upaya upaya pewada pewadahan hanny nya a sampai sampai ke BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal IV-32
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
upay upaya a pena penamp mpun unga gan n atau atau pemu pemusn snah ahan anny nya. a. Te Term rmas asuk uk ke dala dalam m strat strategi egi pengel pengelola olaan an sampah sampah ini adalah adalah kete keterka rkaita itan n antara antara siste sistem m CBSW CBSWM M dengan dengan siste sistem m kebers kebersiha ihan n yang yang dijala dijalanka nkan n oleh oleh instan instansi si keber kebersih sihan an pemeri pemerinta ntah. h. Sesua Sesuaii prinsi prinsip p sebelu sebelumn mnya, ya, penent penentuan uan stra strattegi egi
ini ini
haru haruss
dila dilaku kuk kan mela melalu luii
pros proses es peli peliba bata tan n
warg warga a
( participatory process) process) dan konsultasi dengan pemerintah.
4. Upaya Upaya pemanfaat pemanfaatan an sampah sampah yang optimal; optimal; CBSW CBSWM M harus harus mengo mengopt ptima imalka lkan n upaya upaya pemanf pemanfaat aatan an sampah sampah untuk untuk mendukung ; a) upaya pelestarian lingkungan, b) pemanfaatan produk sampah, c) perolehan dana operasional, dan d) pengurangan beban kerja instansi instansi pengelola pengelola kebersiha kebersihan n pemerinta pemerintah h. Tanp Tanpa a adan adanya ya upay upaya a terse tersebut but,, makna makna kebera keberadaa daan n CBSWM CBSWM akan akan tidak tidak berart berarti. i. Minima Minimall CBSWM CBSWM harus harus mempert mempertimba imbangka ngkan n adanya adanya tindakan tindakan pengkomp pengkomposan osan terh terhad adap ap
samp sampah ah
laya layakk-k kompo omposs
(compostable) compostable)
dan
tindakan
penjua penjualan lan sampah sampah layaklayak-dau daurr (recyclable). recyclable ). Optimas Optimasii pemanfaat pemanfaatan an sampah sampah akan didukung oleh rencana pemilahan pemilahan,, penyiapan penyiapan,, proses proses produksi, penyaluran produknya, dan mekanisma jual-belinya.
5. Sarana Sarana persampa persampahan han yang yang memadai memadai Sarana
yang
dimiliki
CBSWM
harus
mampu
mendukung
keberlangsungan strategi pengelolaan sampah terpadu. Sarana yang dibutuh dibutuhkan kan antara antara lain adalah a) wadah wadah sampah sampah (yang (yang mendukun mendukung g upaya upaya pemilahan pemilahan sampah pada sumbernya), sumbernya), b) gerobak gerobak pengumpu pengumpull sampah,
c)
depo
penampungan
sementara,
d)
fasilitas
pengkomposan, e) fasilitas penyiapan bahan layak daur ulang. dan f) fasilitas penampungan sementara.
6. Minimali Minimalisasi sasi dampak dampak lingku lingkungan ngan Sarana Sarana dan pola pola kerja kerja yang yang diguna digunaka kan n dalam dalam suatu suatu CBSWM CBSWM tidak tidak boleh boleh
menimb menimbulk ulkan an dampak dampak lingku lingkunga ngan n lain lain yang yang terny ternyata ata lebih lebih
berbahaya dari dampak sampah itu sendiri.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal IV-33
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
7. Kejelasan Kejelasan organis organisasi asi pengelol pengelola a sampah sampah Kehadiran organisasi baik formal maupun non formal yang memegang kendali kegiatan CBSWM, harus difasilitasi oleh pihak insiator. Hal ini menjadi penting untuk keberlajutan CBSWM ketika inisiator tidak lagi mendampingi masyarakat.
Sedapat mungkin, organisasi dibetuk atas kebutuhan warga, dan berangotakan warga setempat.
8. Optimasi Optimasi sumber sumber penda pendanaan naan sendiri; sendiri; CBSW CBSWM M
haru haruss
memi memili liki ki sumb sumber er pend pendan anaa aan n
yang yang jela jelass
untu untuk k
memenuhi biaya operasi dan biaya pengembangannya. CBSWM harus dapat dapat menganda mengandalkan lkan sumber sumber dananya dananya sendiri, sendiri, seperti seperti iuran iuran warga, warga, penjuala penjualan n produk produk pemanfaat pemanfaatan an sampah, sampah, kontribus kontribusii pihak pihak lain yang diupayak diupayakan an sendiri. Bantuan Bantuan pendanaan pendanaan dari pemerintah pemerintah sebaikny sebaiknya a dibe diberi rika kan n sesu sesuai ai deng dengan an manf manfaa aatt kebe kebera rada daan an CBSW CBSWM M terh terhad adap ap sistem persampahan yang dikelola pemerintah.
9. Mekanisma pertanggungjawaban pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja; CBSWM CBSWM harus memiliki memiliki mekanism mekanisma a pertangg pertanggungjaw ungjawaban aban yang jelas, jelas, baik terhadap terhadap kinerja kinerja administ administrasi, rasi, kinerja kinerja teknis, teknis, maupun maupun kinerja kinerja keuangan. keuangan. Mek Mekanism anisma a pertanggu pertanggungjaw ngjawaban aban harus didukung didukung dengan dengan sist sistem em
peni penila laia ian n
yang ang
kons konsis istten
agar agar
memp memper ermu muda dah h
pros proses es
pembandingan kinerjanya secara periodik.
10. Integrasi CBSWM dalam Sistem Pengelolaan Sampah Kota; Kehadi Kehadiran ran CBSW CBSWM M harus harus terin terinte tegra grasi si dengan dengan sistem sistem penge pengelol lolaan aan samp sampah ah kota kota.. Peng Pengak akua uan n CBSW CBSWM M seba sebaga gaii bagi bagian an dari dari Sist Sistem em Pengelolaan yang dijalankan dijalankan oleh Pemerintah adalah penting. Tanpa itu, itu, eksis eksisten tensi si CBSW CBSWM M akan akan selalu selalu menja menjadi di perta pertanya nyaan an berbag berbagai ai pihak yang meragukan kemampuan masyarakat.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal IV-34
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Persy Persyara arata tan n di atas atas dalam dalam pelaks pelaksana anaan an pengem pengemban bangan gan suatu suatu CBSW CBSWM, M, akan akan sangat bervariasi tergantung dari karakteristik tiap wilayah CBSWM itu sendiri.
4.8.2 4.8.2
Rencana Rencana Pengem Pengembanga bangan n
4.8. .8.2.1
Wilay layah Pengem gemban bangan gan
Seja Sejak k bebe bebera rapa pa tahu tahun n tera terakh khir ir diup diupay ayak akan an
peng pengem emba bang ngan an
ini ini di Kabu Kabupa pate ten n Band Bandun ung, g, tela telah h bany banyak ak
peng pengel elol olaa aan n
samp sampah ah
bers bersam ama a
masy masyar arak akat at..
Masyar Masyarak akat at mengaju mengajukan kan permo permohon honan an bantua bantuan n peral peralata atan, n, dan Pemeri Pemerint ntah ah mengad mengadak akann annya. ya. Namun Namun demik demikian ian,, konse konsep p yang yang ditera diterapk pkan an tidak tidak satu satu pun memenuhi kriteria sebuah CBSWM. Dan umumnya bantuan Pemerintah berupa peralatan pengolahan pengolahan sampah tidak dimanfaatkan. dimanfaatkan. Permasalahan utama utama adalah belu belum m terb terban angu gunn nnya ya sist sistem em itu itu send sendir irii sehi sehing ngga ga tida tidak k dapa dapatt dipa dipast stik ikan an keberlanj keberlanjutan utannya. nya. Kunci Kunci utama utama pengemba pengembangan ngan sistem sistem pengelola pengelolaan an berbasis berbasis masyarak masyarakat at adalah adalah pelibatan pelibatan masyaraka masyarakatt itu sendiri. sendiri. Pelibata Pelibatan n masyaraka masyarakatt di dala dalam m
suat suatu u
prog progra ram m
pemb pemban angu guna nan n
CBSW CBSWM, M, meru merupa paka kan n
suat suatu u
pros proses es
berkesinambungan dengan tahapan sebagai berikut : i. pengumpu pengumpulan lan informas informasii dan dan ii. penyebar penyebaran an informasi, informasi, sebelum sebelum meningka meningkatt ke iii. pertukar pertukaran an inform informasi asi dan iv. konsu konsult ltasi asi.. Masyar Masyarak akat at tidak tidak mungk mungkin in terli terlibat bat tanpa tanpa adany adanya a penyam penyampai pain n inform informasi asi dan konsultasi antara antara pembawa pesan dengan masyarakat. masyarakat. Kegiatan pengembangan pengembangan CBSWM CBSWM memerluk memerlukan an persiapan persiapan strategi strategi komunikas komunikasii dengan dengan prinsip partisipatif dan community dan community development. development. Diperlukan bauran media yang luas dan bervariasi sehingga komunikasi yang dijalankan lebih efektif.
Sarana Sarana dan prasar prasarana ana pengel pengelola olaan an sampah sampah senant senantias iasa a menjad menjadii kebut kebutuha uhan n bersamaan dengan proses pembelajaran yang tengah dilakukan.
Oleh Oleh karena karena itu, itu, sebaga sebagaii sebuah sebuah langka langkah h besar, besar, Sistem Sistem Pengel Pengelola olaan an Sampa Sampah h Berb Berbas asis is Masy Masyar arak akat at akan akan dike dikemb mban angk gkan an di Kabu Kabupa pate ten n Band Bandun ung g deng dengan an ketentuan umum sebagai berikut :
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal IV-35
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
(1) Siste Sistem m di bangun bangun denga dengan n priori prioritas tas di perde perdesaa saan, n, terut terutama ama perdesa perdesaan an yang yang
term termas asuk uk
dala dalam m
kat katagor agorii
Keca Kecama mata tan n
deng dengan an
kebut ebutuh uhan an
pelayanan rendah dan sedang. a. Keca Kecama mata tan n Prio Priori rittas Utam Utama, a, yait yaitu u : Nagr Nagreg eg,, Pang Pangal alen enga gan, n, Kertasari, Rancabali dan Pasir Jambu. b. Kecamat Kecamatan an Prioritas Prioritas Kedua, yaitu : Cikancun Cikancung, g, Cimaung, Cimaung, Pacet, Pacet, Cicaleng Cicalengka, ka, Banjaran, Banjaran, Cangkuan Cangkuang, g, Soreang, Soreang, Paseh, Paseh, Cimenyan Cimenyan,, Ciwidey, Cilengkrang, Arjasari dan Ibun (2) Di wilayah wilayah yang menjadi menjadi perioritas perioritas pelayan pelayanan an Dinas Kebersih Kebersihan an seperti seperti : Margahayu, Dayeuhkolot, Margaasih, Katapang, Majalaya, Baleendah, Peme Pemeun ungp gpeu euk, k, Cile Cileun unyi yi,, Ranc Rancae aeke kek, k, Cipa Cipara ray, y, Solo Soloka kan n Jeru Jeruk k dan dan Bojongsoang, dapat dikembangkan CBSWM sepanjang sistem itu adalah pilhan masyarakat atau keinginan muncul dari masyarakat. (3) Sistem Sistem dikembang dikembangkan kan oleh kelompok kelompok masyarakat masyarakat bersama bersama Pemerinta Pemerintah, h, dalah hal ini Dinas Kebersihan dengan bantuan aparat di Kecamatan. (4) Kapasita Kapasitass Sistem ditentuk ditentukan an atas dasar kesepakat kesepakatan an kelompok kelompok inisiator inisiator bersama Dinas Kebersihan. (5) (5)
Kapa Kapasi sita tass mini minima mal, l, sat satu sist sistem em mela melaya yani ni 5000 5000 jiwa jiwa.. Atau Atau dala dalam m lingkup satu Desa atau Kelurahan.
4.8.2.2 Tahap pengembanga pengembangan n CBSWM Mengembangkan sebuah CBSWM, diperlukan berbagai persiapan baik dari pihak insiator itu sendiri maupun dari pihak masyarakat yang menjadi target. Pada dasarn dasarnya ya inisia inisiator tor adalah adalah seoran seorang g atau atau sekelo sekelompo mpok k masya masyarak rakat at yang yang telah telah memaha memahami mi masala masalah h pengel pengelola olaan an sampah sampah.. Salah Salah satu satu tujua tujuan n pembang pembanguna unan n CBSW CBSWM M ini adalah adalah peliba pelibatan tan peran peran serta serta masya masyarak rakat at seluasseluas-lua luasny snya, a, maka maka inis inisia iattor
kegia giatan
juga juga
meme emerlu rlukan
beka ekal
yang
cuk cukup
aka akan
strat rategi egi
peningkatan peran serta secara partisipatif.
Di keem keempa patt wila wilaya yah h stud studii CBSW CBSWM M dike dikemb mbang angka kan n deng dengan an taha tahapa pan n sebag sebagai ai berikut : 1. Pere Perenc ncan anaa aan n di piha pihak k Inis Inisia iato tor, r, yait yaitu u pros proses es pene penent ntua uan n tuju tujuan an dan dan penyiapan tenaga pelaksana lapangan.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal IV-36
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
2. Sosialisasi dan Pengumpulan Pengumpulan Informasi, yaitu yaitu proses penyampaian penyampaian tujuan insiator insiator kepada kepada seluruh seluruh masyarak masyarakat, at, beserta beserta pengumpu pengumpulan lan informasi informasi yang berkaitan dengan pengelolaan sampah. 3. Analisa Analisa Masalah dan Penjajagan Kebutuhan Kebutuhan dalam Pengelolaan Pengelolaan Sampah. Pada tahap ini masyarakat ini masyarakat sudah mulai dilibatkan. Proses ini bertujuan untuk mengajak masyarakat masyarakat menyadar menyadarii segala segala permasala permasalahan han yang ada terkait terkait pengelolaa pengelolaan n sampah sampah dan mengajak mengajak masyarak masyarakat at untuk mencari solusi solusi berdasarka berdasarkan n harapan harapan dan keinginan keinginannya nya.. Biasanya dari tahap ini dihasilkan susunan prioritas masalah . 4. Perencana Perencanaan an Aktifit Aktifitas as di Masyarak Masyarakat. at. Proses ini pada dasarnya dasarnya mencari solusi atas permasalahan yang ditemukan. Karena itu, pada tahapan ini direncana direncanakan kan berbagai berbagai aktifit aktifitas as dalam kerangka kerangka pemecahan pemecahan masalah, masalah, bersama dengan kebutuhan sumber daya. 5. Pel Pelak aksa sana naan an Kegi Kegiat atan an atau atau sela selaya yakn knya ya dika dikata taka kan n
seba sebaga gaii
pros proses es
pengor pengorgan ganisa isasia sian n kegia kegiatan tan masya masyarak rakat at dalam dalam kerang kerangka ka memba membangu ngun n CBSWM. 6. Pemantau Pemantauan an atau Monitoring Monitoring . Tahap Tahap ini bertujuan bertujuan untuk untuk menilai apakah apakah progra program m memang memang berjal berjalan an pada pada arah arah yang yang benar, benar, mengi mengiden dentif tifik ikasi asi permasalahan
dalam
memp memper erki kira raka kan n
anti antisi sipa pasi si
pelaksanaan yang yang
program
dibu dibutu tuhk hkan an
untu untuk k
dan
kegiatan,
menj menjag aga a
alur alur
pelaksanaan program. 7. Evalua Evaluasi. si. Dilaku Dilakukan kan setela setelah h meliha melihatt adanya adanya perkem perkemban bangan gan dan atau atau peru peruba baha han n yang yang terj terjad adii pada pada masy masyar arak akat at deng dengan an adan adanya ya CBSW CBSWM. M. Evalua Evaluasi si dilak dilakuka ukan n setela setelah h melal melalui ui jangka jangka waktu waktu terte tertentu ntu misal misalnya nya bulanan, atau tahunan. Di dalam CBSWM, evaluasi harus dikemas secara partisip partisipatif atif,, yaitu yaitu dilakuka dilakukan n oleh masyaraka masyarakatt sendiri sendiri yang merasaka merasakan n manfaat kegiatan yang dikembangkan bersama.
4.8.2.3 Keterlibatan Stakeholder Dalam membangun CBSWM keterlibatan stakeholder berikut akan memberikan dampak positif terhadap pencapaian sasaran : 1. Masy Masyar arak akat at peni penimb mbul ul samp sampah ah baik baik seba sebaga gaii indi indivi vidu du yait yaitu u peran peranny nya a sebagai tokoh masyarakat, atau sebagai kelompok seperti kelompok ibu-
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal IV-37
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
ibu, bapak-ba bapak-bapak pak atau kelompo kelompok k pemuda pemuda yang memberik memberikan an perhatia perhatian n terhadap masalah sampah. 2. Kelompok Kelompok masyarakat masyarakat penyokong penyokong dana (kelompok (kelompok industri, industri, pengusaha, pengusaha, dsb). 3. LSM lokal atau Lembaga Pengabdian Pengabdian Masyarakat Masyarakat Perguruan Perguruan Tinggi, Tinggi, yang telah memahami permasalahan persampahan lokal. 4. Petugas Petugas atau pelaksana pelaksana pengelolaan pengelolaan sampah yang telah ada. Terkadan Terkadang, g, sebuah sebuah wilayah wilayah tujuan tujuan CBSWM CBSWM sudah memiliki memiliki swakelol swakelola a sampah sampah yang dija dijala lank nkan an oleh oleh datu datu atau atau dua dua oran orang g petu petuga gas. s. Petu Petuga gass inil inilah ah haru haruss dilibatkan dalam berbagai kegiatan CBSWM. 5. Petu Petuga gass peng pengel elol ola a samp sampah ah di TPS, TPS, baik baik petu petuga gass form formal al dari dari Dina Dinass Kebersihan, atau para pemulung yang bekerja di TPS, juga merupakan kelo kelomp mpok ok stra strate tegi giss yang yang keha kehadi dira rann nnya ya tida tidak k bisa bisa diab diabai aika kan n dala dalam m membangun CBSWM. 6. Aparat Aparat pemer pemerint intah ah lokal lokal yaitu yaitu Ketua Ketua RT/RW. RT/RW. Kelura Kelurahan han atau atau bahka bahkan n sampai Kecamatan. 7. Lembaga Lembaga Pemerintah Pemerintah terkait terkait dengan pengelolaan pengelolaan sampah, sampah, yaitu yaitu : Dinas Dinas Kebersih Kebersihan, an, Dinas Dinas Pengemban Pengembangan gan Sarana dan Prasarana Prasarana Permukim Permukiman, an, atau Dinas Tata Ruang dan Permukiman. 8. Le Lembaga baga
Peme emerin rintah
terk erkait ait
Pem Pembang bangu unan nan
Kota, ota,
yait aitu
Badan adan
Perencanaan Daerah.
4.8.2.4 Sumber Daya Yang Dibutuhkan Kebutuhan mengenai sumber daya (baik material maupun sumberdaya manusia) dapa dapatt berv bervar aria iasi si atau atau berb berbed edaa-be beda da anta antara ra satu satu wila wilaya yah h deng dengan an wila wilaya yah h lainnya. Hal ini sangat tergantung dari besarnya kegiatan yang dikembangkan. Dalam Dalam pemen pemenuha uhan n sumber sumber daya daya hen hendak daknya nya selalu selalu meliba melibatk tkan an masya masyarak rakat at setempat, agar tumbuh rasa memiliki.
Kebut Kebutuha uhan n materi material al pada pada dasarn dasarnya ya merupa merupakan kan kebut kebutuha uhan n yang yang beras berasal al dari dari kegiatan-kegiatan :
Pengadaa Pengadaan n alat bantu kegiatan diskusi diskusi dan penyuluhan, penyuluhan, berupa berupa belajar belajar mengajar. mengajar. Seringka Seringkali li proses komunikasi komunikasi yang harus dilakukan dilakukan di tengah tengah
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal IV-38
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
masyarakat, berk berkait aitan an denga dengan n adanya adanya inform informasi asi yang yang relati relatiff baru, baru, konsep-konsep baru, gagasan-gagasan baru, keterampilan-keterampilan baru, baru, ataup ataupun un caracara-car cara a baru. baru. Komun Komunika ikasi si ini akan akan mudah mudah dilak dilakuk ukan an dengan dikembangkannya alat bantu komunikasi. komunikasi.
Pengad Pengadaan aan sarana sarana prasaran prasarana a pengel pengelola olaan an sampah sampah..
Sedap Sedapat at mungk mungkin in
sarana dan prasarana dipilih prasarana dipilih dan ditentukan oleh masyarakat dari masyarakat dari mulai pengembangan design samp sampai ai pada pada peng pengad adaa aann nnya ya..
Mesk Me skip ipun un piha pihak k
inisiator dapat dapat memberikan sarana dan prasarana dengan gratis, namun sebaik sebaiknya nya hal ini jangan jangan dilak dilakuka ukan. n. Apabil Apabila a masya masyarak rakat at menyad menyadari ari bahwa bahwa masalah masalah yang dihadapi adalah masalah masalah mereka mereka bersama, bersama, maka sedapat sedapat mungkin mungkin sejak awal masyarakat masyarakat tidak tidak dibiasak dibiasakan an untuk untuk hanya hanya meng mengha hara rapk pkan an bant bantua uan n
dari dari luar luar mela melain inka kan n
juga juga meng mengup upay ayak akan an
sebagian dari kebutuhan dana.
Biay Biaya a
peng pengem emba bang ngan an
prog progra ram. m.
Keti Ketika ka
masy masyar arak akat at
tela telah h
mula mulaii
berparti berpartisipas sipasi, i, sedapat sedapat mungkin mungkin kendali kendali pelaksan pelaksanaan aan kegiatan kegiatan berada berada pada masyarak masyarakat, at, pihak inisiato inisiatorr tinggal tinggal memfasili memfasilitasin tasinya. ya. Salah Salah satu yang harus difasilitasi adalah pengadaan biaya pelaksanaan kegiatan.
Adapu Adapun n di dalam dalam proses proses pengem pengemban bangan gan CBSWM CBSWM,, dimana dimana usaha usaha pening peningka katan tan peran serta masyarakat menjadi sasarannya, sasarannya, dibutuhkan : dibutuhkan :
Pros Proses es pend pendam ampi ping ngan an.. Pros Proses es ini ini menj menjad adii tang tanggu gung ng jaw jawab piha pihak k inis inisia iattor. or.
Bias Biasan any ya
terd erdiri iri
dari ari
bebera berap pa
ora orang
yang ang
kemampu kemampuan an dalam penggunaan penggunaan Metodologi Metodologi Partisipat Partisipatif. if.
memi emilik liki
Kelompok Kelompok ini
bert bertug ugas as mend mendam ampi ping ngii masy masyar arak akat at,, mulai mulai dari dari taha tahap p awal awal keti ketika ka memasuki memasuki suatu suatu wilayah, wilayah, melakuk melakukan an pendekat pendekatan an kepada kepada masyarak masyarakat, at, memo memoti tiva vasi si
masy masyar arak akat at,,
beke bekerj rjas asam ama a
deng dengan an
masy masyar arak akat at
hing hingga ga
menyiapkan masyarakat untuk dapat mengembangkan dirinya sendiri.
Kelomp Kelompok ok pendam pendampin ping g dan juga juga kelom kelompok pok masya masyarak rakat at masih masih perlu perlu didamp didamping ingii oleh oleh sedik sedikitn itnya ya seoran seorang g coacher coacher yang yang akan akan member memberika ikan n konsultasi mengenai permasalahan yang dihadapi di tingkat pelaksanaan program. Kualifikasi Coacher Kualifikasi Coacher ini ini sedikitnya adalah orang yang menguasai Metodo Metodolog logii Pende Pendekat katan an Parti Partisip sipati atif, f, memili memiliki ki pengal pengalam aman an dalam dalam hal pengembangan masyarakat (community development), terampil dalam
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal IV-39
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
hal manajemen proyek, menguasai keterampilan dalam hal pendidikan masyarakat dan dia seorang fasilitator yang baik.
Pelatih-pelatih Pelatih-pelatih atau narasumber-narasumber narasumber-narasumber yang berkaitan dengan isu prog progra ram. m. Keti Ketik ka
prog progra ram m
tela telah h
berj berjal alan an dan dan
kegi kegiat atan an sema semaki kin n
berkem berkemban bang, g, maka maka akan akan muncul muncul kebut kebutuha uhan n pelati pelatihan han singk singkat at yang yang berkaitan dengan isu program. Misalnya, pelatihan pengkomposan, daur ulang kertas, pelatihan pemanfaatan kain perca dan lain sebagainya.
Keberl Keberlanj anjut utan an atau atau kesina kesinamb mbung ungan an progra program m yang yang telah telah berke berkemba mbang ng oleh masyarakat harus menjadi kriteria keberhasilan CBSWM. Sedangkan untu untuk k
kebe keberl rlan anju juta tan n
masy masyar arak akat at
memb membut utuh uhka kan n
kete ketera ramp mpil ilan an--
keteram keterampila pilan n yang memungki memungkinkan nkan mereka mereka melanjutk melanjutkan an upaya-upa upaya-upaya ya perb perbai aika kan, n, tanp tanpa a haru haruss terg tergan antu tung ng kepa kepada da piha pihak k lain. lain. Kare Karena nany nya a diperlukan
suatu
proses
pelatihan han
untuk
masyarakat
agar
berkemampuan menjadi fasilitator. Diharapkan dari pelatihan fasilitator ini
diharapkan
masyarakat
akan
mampu
menjalankan
dan
mengembangkan program. Pada tahap yang lebih jauh, fasilitator lokal ini ini akan akan mamp mampu u meng mengam ambi bill inis inisia iati tiff send sendir irii untu untuk k memf memfas asil ilit itas asii masyarakat.
4.8.3 Aspek Pembiaya Pembiayaan an CBSWM CBSWM Salah alah sat satu
aspek spek yan yang sang sanga at pent enting unt untuk diper iperha hati tik kan dalam alam hal hal
peng pengem emba bang ngan an CBSW CBSWM M
adal adalah ah
meng mengur uran angi gi
atau atau
bahk bahkan an
meng menghi hila lang ngka kan n
ketergantungan masyarakat terhadap pihak luar, terutama dari sisi pembiayaan sistem. sistem. Walau Walau pada dasarnya dasarnya CBSWM CBSWM menempat menempatkan kan upaya-pay upaya-paya a peningkat peningkatan an peran serta mesyarakat terhadap pengelolaan sampah, sebagai tujuan utama. Namun Namun masalah masalah pembiayaa pembiayaan n kegiatan kegiatan di dalam CBSWM merupakan merupakan salah salah satu faktor penentu dalam perkembangannya.
Adalah penting untuk segera membangun mekanisme pembiayaan pengelolaan sam sampah pah den dengan gan pola ola CBSWM di Kabup abupat aten en Band Bandun ung g sebe sebelu lum m pola ini ini diimplementasikan. Selayaknya konsep pembiayaan pun dikembangkan bersama dengan masyarakat, sehingga pola partisipatif sudah terbangun sejak awal.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal IV-40
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Namun Namun demik demikian ian,, beriku berikutt diusul diusulka kan n hal-ha hal-hall penti penting ng dari dari aspek aspek pembia pembiayaa yaan n dalam pengembangan CBSWM, yang masih harus didiskusikan secara partisipatif bersama seluruh stakeholder.
Dalam Dalam kerang kerangka ka sumber sumber pendan pendanaan aan penye penyelen lengga ggaraa raan n CBSWM CBSWM di Kabup Kabupate aten n Bandung harus difahami konsep-konsep sebagai berikut : 1. CBSWM CBSWM adalah bagian terintegr terintegrasi asi dari Sistem Pengelol Pengelolaan aan sampah kota yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Bandung. Walau di dalam CBSWM operasi operasi pengelol pengelolaan aan sampah sampah dilaksanak dilaksanakan an dengan dengan pola pemberda pemberdayaan yaan masyarak masyarakat, at, namun namun demikian demikian pengatura pengaturan n pembiayaa pembiayaan n minimal untuk biaya investasi masih menjadi tugas dan tanggung jawab Pemerintah Kota Kabupaten Bandung. 2. Dengan Dengan pengemba pengembangan ngan CBSWM maka sesungguhnya sesungguhnya Pemerinta Pemerintah h dalam hal ini Dinas Dinas Kebersiha Kebersihan n mendeleg mendelegasik asikan an penyelen penyelenggara ggaraan an pelayana pelayanan n pengelolaan sampah di wilayah tertentu kepada Kelompok Masyarakat. 3. Agar pelaksanaa pelaksanaan n pengelola pengelolaan an sampah di wilayah tujuan pengemba pengembangan ngan CBSWM CBSWM,, menjad menjadii bagian bagian upaya upaya reduks reduksii sampah sampah di sumber sumber,, dan upaya upaya pengolaha pengolahan n sampah sampah di dalamnya dalamnya memberi memberikan kan peluang peluang pemberda pemberdayaan yaan masyarakat, maka suatu CBCWM perlu bekerjasama dengan pihak ketiga terutama dalam kerangka pengembangan pasar produk olahan. 4. Sumber Sumber pembia pembiayaa yaan n penye penyelen lengga ggaraa raan n pelay pelayana anan n pengel pengelola olaan an sampah sampah oleh CBSWM pada dasarnya dasarnya berasal berasal dari penerimaan penerimaan atau pendapatan pendapatan CBSWM yang bersumber dari masyarakat. 5. Peng Pengol olah ahan an samp sampah ah yang yang dike dikelo lola la oleh oleh CBSW CBSWM M , meru merupa paka kan n upay upaya a pengol pengolaha ahan n sampah sampah dari dari rumah rumah tangga tangga,, karena karenany nya a biaya biaya operas operasion ional al bersumber dari masyarakat yang mendapat jasa pelayanan CBSWM. 6. Altern Alternati atiff sumber sumber biaya biaya bagi bagi CBSW CBSWM M adalah adalah iuran iuran warga warga,, penjua penjualan lan kompos, produksi kegiatan pemanfaatan kompos dan atau barang lapak, sert serta a kont kontri ribu busi si piha pihak k lain lain yang yang diup diupay ayak akan an seca secara ra mand mandir iri. i. Mo Mode dell pembia pembiaya yaan an ditent ditentuka ukan n dan disepa disepakat katii secara secara musyaw musyawara arah h antara antara masyarakat dan pihak pengelola CBSWM.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal IV-41
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
7. Deng Dengan an adan adanya ya kebut ebutuh uhan an sara sarana na dan dan pras prasar aran ana a dasa dasarr
CBSW CBSWM, M,
Pemeri Pemerint ntah ah menana menanamk mkan an invest investasi asiny nya a di awal awal pengem pengemban bangan gan,, dan reinvestasi dimungkinkan untuk diulangi dalam periode tertentu. 8. CBSWM CBSWM memiliki memiliki kewenang kewenangan an penuh terhadap terhadap produksi produksi olahan sampah, namun namun demik demikian ian pasar pasar utam utama a kompo komposs yang yang di produ produksi ksi oleh oleh CBSWM CBSWM adalah CBSWM itu sendiri dan Pemerintah Kabupaten Bandung melalui mekanisme kerjasama dengan seluruh Dinas Terkait. 9. Atas jasa reduksi sampah sampah terhadap beban pengelolaan pengelolaan sampah di tingkat tingkat
kota, ota,
CBSWM
berh erhak
mend endapat apatk kan
peng pengha harg rga aan
(reward )
dari
Pemerintah dalam bentuk yang ditetapkan Pemerintah.
Sebagaimana ditetapkan bahwa CBSWM merupakan bagian terintegrasi dengan sist sistem em kota kota,,
kare karena na
itu itu
dala dalam m
hal hal
kete ketettapan apan
retr retrib ibus usii
pers persam ampa paha han n
direkomendasikan hal-hal sebagai berikut : Masyarakat yang dilayani CBSWM, terkena wajib iuran yang ditetapkan oleh pengelola CBSWM setempat, namun bebas retribusi atau biaya pengelolaan dari TPS ke TPA selama CBSWM sudah mampu menghabiskan seluruh sampah di dalam wilayah pelayanan. Masyarak Masyarakat at pelayana pelayanan n CBSWM CBSWM terkena terkena biaya pengelolaan pengelolaan dari TPS ke TPA dan akan di tarik oleh Pemerintah apabila wilayah pelayanan CBSWM masih menimbulkan residu sampah yang harus diangkut ke TPA. Biaya Biaya terse tersebut but di perhit perhitung ungka kan n berdas berdasark arkan an biaya biaya satuan satuan pengel pengelola olaan an sampah yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam Peraturan Daerah
4.9 Tahapan Pelaksanaan Pelaksanaan Pengembangan Pengembangan Operasi Pengelolaan Pengelolaan Selur Seluruh uh ren rencan cana a penge pengemba mbanga ngan n operas operasii penge pengelol lolaan aan sampah sampah sebaga sebagaim imana ana diuraika diuraikan n di atas, atas, tentunya tentunya memerluk memerlukan an pentahap pentahapan an dalam dalam pelaksan pelaksanaann aannya. ya. Pentahap Pentahapan an selayakn selayaknya ya disesuaik disesuaikan an dengan dengan pencapaia pencapaian n target target pelayanan pelayanan yang dite diteta tapk pkan an dala dalam m seti setiap ap sken skenar ario io yang yang dike dikemb mban angk gkan an.. Peru Peruba baha han n besa besarr dibutuh dibutuhkan kan dalam dalam pelaksana pelaksanaan an SkenarioSkenario-1 1 dan Skenario Skenario-2, -2, mengingat mengingat target target yang ingin dicapai dalam Tingkat Pelayanan.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal IV-42
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Skena Skenario rio-1, -1, sebaga sebagaii skenar skenario io optimi optimiss melak melakuka ukan n trans transfor forma masi si pola pola opera operasi si model model konve konvensi nsiona onall menjad menjadii pola pola pengel pengelola olaan an berbas berbasis is 3R sejak sejak awal awal tahun tahun 2009, 2009, dan melaku melakukan kan pemenu pemenuhan han kebut kebutuha uhan n sarana sarana dan prasar prasarana ana setiap setiap tahunnya. Sasaran yang ingin di capai adalah seperti pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Tahapan Pengembangan Siste Operasional Skenario-1 JANGKA PENDEK JANGKA MENENGAH JANGKA PANJANG 2009 - 2010 2011 – 2015 2016 – 2028 Perubahan sistem operasi Mempertahankan kinerja Mempertahankan kinerja model konvensional, menjadi operasi sistem yang telah di operasi sistem yang telah di model 3R bangun bangun dalam jangka pendek bangun bangun dalam jangka pendek melalui peningkatan disiplin dan menengah, terutama dalam dan etos kerja, upaya pemanfaatan dan pemasaran produk olahan sampah Sasaran : Sasaran : Sasaran : (1) Tingkat Tingkat Pelayanan Pelayanan 60%, (1) Tingkat Tingkat Pelayanan Pelayanan 75 %, (1) Tingkat Tingkat Pelayanan Pelayanan 85 % dengan kapasitas 1.035 kapasitas 1.035 dengan kapasitas 1.403 kapasitas 1.403 dengan kapasitas 1.515 kapasitas 1.515 m3/hr m3/hr m3/hr (2) Tingkat Tingkat Pengomposan Pengomposan (2) Tingkat Tingkat Pengomposan Pengomposan (2) Tingkat Tingkat Pengomposan Pengomposan 0,1% 0,1 % 4,3% 8% (3) Tingkat Tingkat pengolahan pengolahan (3) Tingkat Tingkat pengolahan pengolahan (3) Tingkat Tingkat Pengolahan Pengolahan anorganik 11,3% anorganik 13,1% Anorganik 15,2% (4) Tingkat Tingkat pengolahan pengolahan lain (4) Tingkat Tingkat pengolahan pengolahan lain (4) Tingkat Tingkat pengolahan pengolahan lain lain dengan PLTSa 0% dengan PLTSa 0,8% dengan PLTSa 2,9% (5) Tingkat Tingkat Penimbunan Penimbunan (5) Tingkat Tingkat Penimbunan Penimbunan (5) Tingkat Tingkat Penimbunan Penimbunan 23,4% 22,4% 20,8%
Skena Skenario rio-2, -2, sebaga sebagaii skenar skenario io dimana dimana target target Nasion Nasional al akan akan dicapa dicapaii dalam dalam 20 tahun ini dilakukan dengan pentahapan yang hampir sama dengan Skenario-1, namun dengan kapasitas yang lebih kecil. Tabel 4.2, menunjukkan sasaran yang ingin dicapai dalam skenario-2.
Tabel 4.2 Tahapan Pengembangan Sistem Operasional Skenario-2 JANGKA PENDEK JANGKA MENENGAH JANGKA PANJANG 2009 - 2010 2011 – 2015 2016 – 2028 Perubahan sistem operasi Mempertahankan kinerja Mempertahankan kinerja model konvensional, menjadi operasi sistem yang telah di operasi sistem yang telah di model 3R bangun dalam jangka pendek bangun bangun dalam jangka pendek melalui peningkatan disiplin dan menengah, terutama dalam dan etos kerja, upaya pemanfaatan dan pemasaran produk olahan sampah BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal IV-43
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
JANGKA PENDEK 2009 - 2010 Sasaran : (6) Tingkat Tingkat Pelayanan Pelayanan 60%, dengan kapasitas 1.035 kapasitas 1.035 m3/hr (7) Tingkat Tingkat Pengomposan Pengomposan 0,1% 0,1 % (8) Tingkat Tingkat pengolahan pengolahan anorganik 11,3% (9) Tingkat Tingkat pengolahan pengolahan lain dengan PLTSa 0% (10)Tingkat Penimbunan 23,4%
JANGKA MENENGAH 2011 – 2015 Sasaran : (6) Tingkat Tingkat Pelayanan Pelayanan 75 %, dengan kapasitas 1.403 kapasitas 1.403 m3/hr (7) Tingkat Tingkat Pengomposan Pengomposan 4,3% (8) Tingkat Tingkat pengolahan pengolahan anorganik 13,1% (9) Tingkat Tingkat pengolahan pengolahan lain dengan PLTSa 0,8% (10)Tingkat Penimbunan 22,4%
JANGKA PANJANG 2016 – 2028 Sasaran : (6) Tingkat Tingkat Pelayanan Pelayanan 85 % dengan kapasitas 1.515 kapasitas 1.515 m3/hr (7) Tingkat Tingkat Pengomposan Pengomposan 8% (8) Tingkat Tingkat Pengolahan Pengolahan Anorganik 15,2% (9) Tingkat Tingkat pengolahan pengolahan lain lain dengan PLTSa 2,9% (10)Tingkat Penimbunan 20,8%
Berbeda dengan Skenario-3, pentahapan kegiatan dilakukan untuk selanjutnya dihi dihitu tung ng Ting Tingka katt Pela Pelay yanan anan yang ang dapa dapatt dica dicapa paii deng dengan an tahap ahapan an yang yang dikembangkan. Tabel Tabel 4.3 memperl memperlihat ihatkan kan tahapan tahapan pengemba pengembangan ngan operasi operasi pelayanan pengelolaan sampah skenario-3.
Tabel 4.3 Tahapan Pengembangan Sistem Operasional Skenario-3 JANGKA PENDEK JANGKA MENENGAH JANGKA PANJANG 2009 - 2010 2011 – 2015 2016 – 2028 Optimasi Optimasi pelayanan TPS LC, Mempertahankan kinerja Pengintegrasian sistem lama dengan frekuensi setiap hari, 1 operasi sistem eksisting, terhadap sistem baru rit/arm roll/hari melalui peningkatan disiplin dan etos kerja, dan pengenalan terhadap sistem baru Optimasi kapasitas Peningkatan Peningkatan cakupan cakupan Optimasi kinerja kinerja TPS penampungan TPS C, dengan pelayanan dengan : Kecamatan terbangun menjadi 10 m3/hari (1) Membangun Membangun 5 lokasi lokasi TPS Membangun TPS TPS Kecamatan Kecamatan, di 5 wilayah di seluruh wilayah beban beban pelayanan tinggi pelayanan tinggi (7 Kecamatan dari 12 yang membutuhkan) Mengoperasikan daur ulang plastik di seluruh lokasi TPS Kecamatan (12 Unit) Rehabiliasi TPS Bak dan TPS (2) Membangun Membangun TPS , dengan dengan Membangun 1 TPS Kelurahan di Darurat menjadi TPS Container kapasitas pelayanan 5000 wilayah pelayanan sedang dan 3 6m penduduk, 2 unit per tahun ringan (46 unit) (10 unit dalam periode 5 tahun), di wilayah beban pelayanan tinggi
Optimasi Dump Truk yang ada untuk pelayanan DTD, dengan
Optimasi DTD, dengan hanya mengangkut ke TPS Kecamatan
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Seluruh wilayah DTD mengangkut sampah hanya
Hal IV-44
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
JANGKA PENDEK 2009 - 2010 frekuensi peng akutan 3 kali/minggu Optimasi pengomposan sampah terangkut ke TPA, hingga 1 ton/hari
JANGKA MENENGAH 2011 – 2015 terdekat, untuk wilayah dimana sudah terbangun TPS Kecamatan atau TPS Kelurahan Peningkatan kapasitas pengomposan pengomposan di TPA menjadi menjadi 3,5 ton/hari. Menjalankan pengomposan di TPS Kelurahan.
JANGKA PANJANG 2016 – 2028 sampai ke TPS Kelurahan atau TPS Kecamatan
Membangun 10 lokasi sistem pengelolaan sampah berbasis warga, melayani 50.000 penduduk
Membangun 42 lokasi sistem pengelolaan sampah berbasis warga, melayani 210.000 penduduk.
Sasaran : (11)Tingkat Pelayanan 41 %, dengan kapasitas 1.403 m3/hr (12)Tingkat Pengomposan 4,3% (13)Tingkat pengolahan anorganik 13,1% (14)Tingkat pengolahan lain dengan PLTSa 0,8% (15)Tingkat Penimbunan 22,4%
Sasaran : (11)Tingkat (11)Tingkat Pelayanan 47 % dengan kapasitas 1.515 m3/hr (12)Tingkat Pengomposan 8% (13)Tingkat Pengolahan Anorganik 15,2% (14)Tingkat pengolahan lain dengan PLTSa 2,9% (15)Tingkat Penimbunan 20,8%
Mengaktifkan kembali 6 lokasi sistem pengelolaan berbasis warga yang telah ada dengan melayani 30.000 penduduk. Dan membantu 5 lokasi baru dalam sarananya dengan melayani 7.500 penduduk. Sasaran : (11)Tingkat Pelayanan 35%, dengan kapasitas 1.035 m3/hr (12)Tingkat Pengomposan 0,1% (13)Tingkat pengolahan anorganik 11,3% (14)Tingkat pengolahan lain dengan PLTSa 0% (15)Tingkat Penimbunan 23,4%
Optimasi pengomposan di TPA menjadi 5 ton/hari Menjalankan pengomposan di seluruh TPS Kelurahan
Keterangan : TPS LC = TPS dengan Landasan Container
4.10 Kebutuhan Sarana dan Prasarana Dari ari
ketiga iga
skenar enario io
di
atas atas,,
anal nalisis isis
kebut ebutuh uhan an
sara arana
pras prasa aran rana
dikembangkan. Untuk ketiganya jumlah kebutuhan akan berlainan satu dengan yang lain, namun jenis dari sarana yang dikembangkan pada dasarnya sama.
4.10.1 Jenis Sarana Sarana Prasarana Prasarana Pola Pola oper operas asii peng pengel elol olaan aan samp sampah ah di Kabu Kabupa pate ten n Band Bandun ung g untu untuk k 20 tahu tahun n mendatang, pada dasarnya mengikuti pola seperti tergambar pada Gambar 4.20 di bawah ini.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal IV-45
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Gambar 4.20 Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan dari Hulu ke Hilir
Dari gambar di atas, sarana prasarana yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem operasi pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung adalah : 1.
Wadah Wadah samp sampah ah terp terpila ilah h di sumber sumber
2.
Moto Motorr Sampa Sampah h
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal IV-46
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
3.
Kontaine Kontainerr penamp penampung ung sampah sampah di di TPS, TPS, kapasita kapasitass 6m3
4.
Arm Roll Roll 6 m3 m3 untu untuk k cont contain ainer er di di atas atas
5.
Pick Up kap kapasitas 4 m3, untu untuk k sist sistem em peng pengum umpu pula lan n Door Door to Door Door dan dan pemindahan sampah anorganik dari TPS Kelurahan ke TPS Kecamatan
6.
Bangun Bangunan an TPS TPS Kelura Kelurahan han besert beserta a perle perlengk ngkapa apan n pengom pengompo posan san kapasi kapasitas tas 5000 penduduk.
7.
Dump Dump Truck Truck 10 m3, untuk untuk peminda pemindahan han residu residu dari dari TPS Kelurah Kelurahan an keTPS keTPS Kecamatan dan ke TPA.
8.
Bangunan Bangunan TPS Kecamat Kecamatan an besert beserta a sarana sarana pengol pengolahan ahan plastik plastik
9.
Bangunan Bangunan Pengumpu Pengumpull B3 RT di TPS Kecamat Kecamatan an dan dan di TPA. TPA.
4.10.2 Prediksi Kebutuhan Kebutuhan Sarana Prasarana Kebut Kebutuha uhan n sarana sarana dan prasar prasarana ana ditent ditentuk ukan an oleh oleh kapas kapasita itass pelaya pelayanan nan yang yang direnc direncana anakan kan.. Sebaga Sebagaima imana na dijel dijelask askan an dalam dalam Bab Bab Pengem Pengemban bangan gan Strat Strategi egi,, dalam dalam perencana perencanaan an ini telah telah dikemban dikembangkan gkan 3 skenario skenario pelayana pelayanan. n. Karenany Karenanya a prediksi kebutuhan sarana prasarana di jelaskan dalam tabel-tabel berikut.
Tabel 4.4 Prediksi Kebutuhan Sarana dan Prasarana Skenario 1 No
Komponen
I
II 1
Satuan
Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
Da ta ta Pela ya yanan 1, 1,057,846
1,230,179
1,867,037
5, 5,176
6,019
7,790
60%
69%
84%
Orang
634,707
848,823
1,568,311
m3 m3/hr
3105.3
4213.1
6621.7
1
Penduduk Kota
orang
2
Total Timbulan
m3/hr
3
Tingkat Pelayanan Perkotaan
4
Penduduk Terlayani
5
Sampah Tertangani Pemerintah
%
Data Data Kebutu Kebutuhan han Sarana Sarana dan Prasar Prasarana ana Penanganan Sampah Motor Sampah Kebutuhan
unit
641
857
1178
Pengadaan
unit
641
216
321
Kebutuhan
unit
107
143
196
Pengadaan
unit
107
36
53
Kebutuhan
unit
7
7
0
Pengadaan
unit
0
0
0
Pick Up 4 m3
Dump Truck 6 m3
Kontainer Kontainer 6 m3
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal IV-47
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
No
Komponen
Satuan
Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
Kebutuhan
unit
32
31
0
Pengadaan
unit
27
0
0
Kebutuhan
unit
16
15
0
Pengadaan
unit
0
0
0
Kebutuhan
unit
5
5
0
Pengadaan
unit
0
0
0
Kebutuhan
unit
2
2
0
Pengadaan
unit
0
0
0
Kebutuhan
unit
25
38
71
Pengadaan
unit
25
13
33
Kebutuhan
unit
10
18
30
Pengadaan
unit
10
8
12
Kebutuhan
unit
32
54
106
Pengadaan
unit
32
22
52
Arm Roll 6 m3
Kontainer Kontainer 10 m3
Arm Roll 10 m3
2
Implementasi 3R TPS Kelurahan
TPS Kecamatan
Pengembangan CBSWM
Tabel 4.5 Perkiraan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Skenario 2 No I
II 1
Komponen
Satuan
Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
Dat Data Pel Pelayan ayanan an 1
Penduduk Kota
orang
1,057,846
1,230,179
2
Total Timbulan
m3/hr
5,176
6,019
3
Tingkat Pelayanan Perkotaan
4
Penduduk Terlayani
Orang
5
Sampah Tertangani Pemerintah
m3 m 3/hr
%
24% 253,883
1,867,037 9,134
29% 356,752
66% 1,232,245
1345.6
1865.8
6394.1
Data Data Kebutu Kebutuhan han Sarana Sarana dan Prasara Prasarana na Penanganan Sampah Motor Sampah Kebutuhan
unit
256
360
1244
Pengadaan
unit
256
104
884
Kebutuhan
unit
43
60
207
Pengadaan
unit
43
17
147
Kebutuhan
unit
6
6
4
Pengadaan
unit
0
0
0
Pick Up 4 m3
Dump Truck 6 m3
Kontainer Kontainer 6 m3
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal IV-48
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
No
Komponen
Satuan
Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
Kebutuhan
unit
27
28
16
Pengadaan
unit
21
1
0
Kebutuhan
unit
13
14
8
Pengadaan
unit
0
0
0
Kebutuhan
unit
4
4
2
Pengadaan
unit
0
0
0
Kebutuhan
unit
2
2
1
Pengadaan
unit
0
0
0
Kebutuhan
unit
3
10
85
Pengadaan
unit
3
7
75
Kebutuhan
unit
3
8
30
Pengadaan
unit
3
5
22
Kebutuhan
unit
19
29
117
Pengadaan
unit
19
10
88
Arm Roll 6 m3
Kontainer Kontainer 10 m3
Arm Roll 10 m3
2
Implementasi 3R TPS Kelurahan
TPS Kecamatan
Pengembangan CBSWM
Tabel 4.6 Kebutuhan Sarana dan Prasarana Skenario 3 No I
Komponen
Satuan
Jangka Pendek
Ja Jangka Menengah
Jangka Panjang
Data Pelayanan 1
Penduduk Kota
orang
1,057,846
1,230,179
1,867,037
2
Total Timbulan
m3/hr
5,176
6,019
9,134
3
Tingkat Pelayanan Perkotaan
%
35%
41%
47%
4
Penduduk Terlayani
Orang
368,399
499,253
876,726
5
Sampah Tertangani Pemerintah
m3/hr
1035.2
1402.9
1655.8
Kebutuhan
unit
23
23
33
Pengadaan
unit
3
0
10
Kebutuhan
unit
34
34
48
Pengadaan
unit
28
0
14
Kebutuhan
unit
8
8
10
Pengadaan
unit
3
0
2
II
Data Data Kebu Kebutu tuha han n Sara Sarana na dan dan Pras Prasara arana na 1
Penanganan Sampah Kontainer Kontainer 10 m3
Kontainer 6 m3
Arm Roll 10m3
Arm Roll 6m3
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal IV-49
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
No
Komponen
Satuan
Jangka Pendek
Ja Jangka Menengah
Jangka Panjang
Kebutuhan
unit
11
11
16
Pengadaan
unit
0
0
0
Kebutuhan
unit
36
36
43
Pengadaan
unit
0
5
7
unit
5
10
42
unit
0
10
56
unit
0
5
7
Dump Truck 6 m3
2
Pelaksanaan 3R Pembiayaan Pengembangan CBSWM Pengadaan
TPS Kelurahan Pengadaan
TPS Kecamatan Pengadaan
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal IV-50
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
5.1
R encana Pengembangan Aspek K elembagaan
5.1.1 5.1.1 Acuan Acuan Kebijakan Kebijakan A. Kebijakan Pemerintah Pemerintah Pusat
Keb Kebijak ijaka an
Pemer emerin inttah
Pusat usat
berk berkai aita tan n
dengan dengan pengat pengatura uran n kelemb kelembaga agaan an di daera daerah h yaitu yaitu terk terkai aitt deng dengan an Peraturan Peraturan Pemerint Pemerintah ah Republik
Indonesia
Nomo Nomorr :
38 Tahu Tahun n 2007 2007 Te Tent ntan ang g Pemb Pembag agia ian n
Urus Urusan an
Peme Pemeri rint ntah ahan an
Anttara An ara
Peme Pemeri rint ntah ah,,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Daerah Kabupate Kabupaten/Kot n/Kota. a. Berdasark Berdasarkan an peraturan peraturan ini:
(1)
Urusan Urusan pemerint pemerintahan ahan terdiri terdiri atas urusan pemerintah pemerintahan an yang sepenuhnya sepenuhnya menjadi menjadi kewenan kewenangan gan Pemerint Pemerintah ah dan urusan urusan pemerint pemerintahan ahan yang dibagi dibagi bersama antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan.
(2)
Urusan Urusan pemeri pemerint ntaha ahan n yang yang menjad menjadii kewen kewenang angan an Pemeri Pemerint ntah ah melipu meliputi ti polit politik ik luar luar negeri negeri,, perta pertahan hanan, an, keaman keamanan, an, yusti yustisi, si, monet moneter er dan fiskal fiskal nasional, serta agama.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal V-1
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
(3)
Urusan Urusan pemeri pemerinta ntahan han yang yang dibagi dibagi bersam bersama a antar antar tingk tingkat atan an dan/at dan/atau au susunan pemerintahan adalah semua urusan pemerintahan di luar urusan polit politik ik luar luar negeri negeri,, perta pertahan hanan, an, keaman keamanan, an, yusti yustisi, si, monet moneter er dan fiskal fiskal nasional, serta agama.
(4)
Urusan Urusan pemeri pemerinta ntahan han yang yang dibagi dibagi bersa bersama ma antar antar tingka tingkatan tan dan/at dan/atau au susuna susunan n pemeri pemerinta ntahan han
terdi terdiri ri atas atas 31 (tiga (tiga puluh satu) satu) bidang bidang urusan urusan
pemerintahan pemerintahan meliputi: a.
pendidikan;
b.
kesehatan;
c.
pekerjaan umum;
d.
perumahan;
e.
penataan ruang;
f.
pere perenc ncan anaa aan n pemb pemban angu guna nan; n;
g.
perhubungan;
h.
lin lingku gkungan ngan hidup idup;;
i.
pertanahan;
j.
kepe kepend ndud uduk ukan an dan dan cata catata tan n sipi sipil; l;
k.
pember pemberday dayaan aan perem perempua puan n dan perlin perlindun dungan gan anak; anak;
l.
kelu keluar arga ga bere berenc ncan ana a dan dan kelu keluar arga ga seja sejaht hter era; a;
m.
sosial;
n.
ketena ketenagak gakerj erjaan aan dan ketran ketransmi smigra grasia sian; n;
o.
kope kopera rasi si dan dan usah usaha a keci kecill dan dan mene meneng ngah ah;;
p.
pena penana nam man modal odal;;
q.
kebu kebuda daya yaan an dan dan pari pariw wisat isata; a;
r.
kepe kepemu muda daan an dan dan olah olah raga raga;;
s.
kesa kesatu tuan an bang bangsa sa dan dan poli politi tik k dala dalam m nege negeri ri;;
t.
oton otonom omii daer daerah ah,, peme pemeri rint ntah ahan an umum umum,, admi admini nist stra rasi si keuan euanga gan n daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian;
u.
pemb pember erda daya yaan an masy masyar arak akat at dan dan desa desa;;
v.
statistik;
w.
kearsipan;
x.
perpustakaan;
y.
komu komuni nika kasi si dan dan info inform rmat atik ika; a;
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal V-2
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
z.
pert pertan ania ian n dan dan keta ketaha hanan nan pang pangan an;;
aa. aa.
kehut ehutan anan an;;
bb. bb.
ener energi gi dan dan sumb sumber er daya daya mine minera ral; l;
cc. cc.
kela kelaut utan an dan dan peri perika kana nan; n;
dd. dd.
perd perdag agan anga gan; n; dan dan
ee. ee.
peri perind ndus ustr tria ian. n.
Pengelolaan persampahan merupakan urusan yang dibagi menjadi kewenangan Pemerintah,
Pemerintah
Daerah
Provinsi
dan
Pemerintah
Daerah
Kota/Kabupaten sebagai urusan di bidang Pekerjaan Umum dengan Sub Bidang Persampahan.
Sub Bidang Persampahan terdiri dari Sub Sub Bidang: 1. Penga Pengatur turan an 2. Pembi Pembinaa naan n 3. Pembangu Pembangunan nan 4. Penga Pengawas wasan. an.
Kewen Kewenang angan an dari dari Pemeri Pemerinta ntah h Pusat, Pusat, Pemeri Pemerinta ntah h Provin Provinsi si dan Pemeri Pemerinta ntah h Daer Daerah ah dala dalam m urus urusan an bida bidang ng PU, PU, Sub Sub Bida Bidang ng Pers Persam ampa paha han n adal adalah ah seba sebaga gaii berikut:
Tabel 5.1 Kewenangan Pemerintah Pusat
No.
Su Sub Sub Bidang
Kewenangan
1
Pen Pengatu gaturran
1. Pen Penet etap apan an kebi kebijjakan akan dan dan stra strattegi egi nasio asion nal pengembangan pengembangan PS PS persampahan persampahan.. 2. Penetapan Penetapan lembaga lembaga tingkat tingkat nasional nasional penyelenggara penyelenggara pengelolaan persampahan (bila diperlukan). 3. Penetapan Penetapan NSPK NSPK pengelolaan pengelolaan persamp persampahan ahan secara secara nasional termasuk SPM. 4. Memberikan Memberikan izin penyelenggara penyelenggara pengelolaan pengelolaan persampahan lintas provinsi.
2
Pembinaan
1. Fasilitasi Fasilitasi penyelesaia penyelesaian n masalah masalah dan permasalah permasalahan an antar provinsi. 2. Peningkatan Peningkatan kapasitas kapasitas manajemen manajemen dan dan fasilitasi fasilitasi kerjasama pemda/dunia usaha dan masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan Sistem persampahan.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal V-3
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
No.
Su Sub Sub Bidang
Kewenangan 3. Fasilitasi Fasilitasi bantuan bantuan teknis teknis penyelenggar penyelenggaraan aan pengembanga pengembangan n PS persampahan.
3
Pembangunan
4
Pengawasan
1. Fasilitasi Fasilitasi penyelengga penyelenggaraan raan dan pembiayaan pembiayaan pembangunan PS persampahan secara nasional (lintas provinsi). 2. Penyusunan Penyusunan rencana rencana induk induk pengemban pengembangan gan PS persampahan lintas provinsi. 1. Pengawasan Pengawasan dan pengendalian pengendalian pengembanga pengembangan n persampahan secara nasional. 2. Evaluasi Evaluasi kinerja kinerja penyelenggaraa penyelenggaraan n PS persampahan persampahan secara secara nasional. 3. Pengawasan Pengawasan dan dan pengendalian pengendalian atas atas pelaksana pelaksanaan an NSPK.
Tabel 5.2 Kewenangan Pemerintah Provinsi
No.
Sub Sub Bidang
Kewenangan
1
Peng Pengat atur uran an
1. Pene Peneta tapa pan n pera peratu tura ran n daer daerah ah kebi kebija jaka kan n pen pengemb gemban anga gan n PS persampahan lintas kabupaten/kota di wilayah provinsi mengacu pada kebijakan nasional. 2. Penetapan Penetapan lembaga lembaga tingkat tingkat provinsi provinsi penyelen penyelenggara ggara pengelolaan pengelolaan persampahan persampahan lintas kabupaten/kota kabupaten/kota di wilayah provinsi. 3. Penetapan Penetapan peraturan peraturan daerah daerah NSPK pengelolaan pengelolaan persampahan persampahan mengacu mengacu kepada SPM yang ditetapkan ditetapkan oleh pemerintah. 4. Memberikan Memberikan izin penyelenggara penyelenggara pengelolaan pengelolaan persampahan lintas kabupaten/kota.
2
Pembinaan
3
Pembangunan
4
Pengawasan
1. Fasilitasi Fasilitasi penyelesaia penyelesaian n masalah masalah dan permasalah permasalahan an antar kabupaten/kota. 2. Peningkatan Peningkatan kapasitas kapasitas manajemen manajemen dan dan fasilitasi fasilitasi kerjasama pemda/dunia usaha dan masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan PS persampahan lintas kabupaten/kota. 3. Memberikan Memberikan bantuan bantuan teknis dan dan pembinaan pembinaan lintas lintas kabupaten/kota. 1. Fasilitasi Fasilitasi penyelengga penyelenggaraan raan dan pembiayaan pembiayaan pembangunan PS persampahan secara nasional di wilayah provinsi. 2. Penyusunan Penyusunan rencana rencana induk induk pengemban pengembangan gan PS persampahan lintas kabupaten/kota. 1. Pengawasan Pengawasan dan pengendalian pengendalian pengembanga pengembangan n persampahan persampahan di wilayah wilayah provinsi. provinsi. 2. Evaluasi Evaluasi kinerj kinerja a penyelengga penyelenggaraan raan yang bersifat bersifat lintas lintas kabupaten/kota. 3. Pengawasan Pengawasan dan dan pengendalian pengendalian atas atas pelaksana pelaksanaan an NSPK.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal V-4
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Tabel 5.3 Kewenangan Pemerintah Kota / Kabupaten
No.
Sub Sub Bidang
1
Peng Pengat atur uran an
2
Pembinaan
3
Pembangunan
4
Pengawasan
Kewenangan 1. Pen Penet etap apan an pera peratu tura ran n daer daerah ah kebi kebija jaka kan n peng pengem emba bang ngan an Sistem persampahan di kabupaten/kota mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi. 2. Penetapan Penetapan lembaga lembaga tingkat tingkat kabupaten kabupaten/kota /kota penyelenggara pengelolaan persampahan di wilayah kabupaten/kota. 3. Penetapan Penetapan peraturan peraturan daerah daerah berdasa berdasarkan rkan NSPK NSPK yang ditetapkan oleh pemerintah dan provinsi. 4. Pelayanan Pelayanan perizinan perizinan dan dan pengelolaan pengelolaan persampah persampahan an skala kabupaten/kota. 1. Peningkatan Peningkatan kapasitas kapasitas manajemen manajemen dan fasilitasi fasilitasi kerjasama kerjasama dunia dunia usaha dan masyarakat masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan Sistem persampahan kabupaten/kota. 2. Memberikan Memberikan bantua bantuan n teknis teknis kepada kepada kecamatan, kecamatan, pemerintah desa, serta kelompok masyarakat di kabupaten/kota. 1. Penyelengaraa Penyelengaraan n dan pembiayaan pembiayaan pembangunan pembangunan PS persampahan di kabupaten/kota. 2. Penyusunan Penyusunan rencan rencana a induk pengemban pengembangan gan PS persampahan kabupaten/kota. 1. Pengawasan Pengawasan terhadap terhadap seluruh seluruh tahapan tahapan pengembanga pengembangan n persampahan persampahan di wilayah kabupaten/ko kabupaten/kota. ta. 2. Evaluasi Evaluasi kinerja kinerja penyelen penyelenggaraan ggaraan di wilayah wilayah kabupaten/kota. 3. Pengawasan Pengawasan dan dan pengendalian pengendalian atas atas pelaksana pelaksanaan an NSPK.
Urusan Sub Bidang Persampahan sudah jelas menjadi bagian dari kewenangan Pemerintah Kota Kota/K /Kab abup upat aten en,,
sehi sehing ngga ga
Peme Pemeri rint ntah ah
Kabupate Kabupaten n perlu perlu membentu membentuk k kelembag kelembagaan aan unt untuk
menj menjal alan anka kan n
urus urusan an
kewe kewena nang ngan an
persampahan.
Atas Atas
dasa dasarr
pemb pembag agia ian n
urus urusan an
yang yang
menj menjad adii
kewe kewena nang ngan an
Peme Pemeri rint ntah ah
Kota/Ka Kota/Kabupa bupaten ten tersebut tersebut di atas, atas, maka Pemerint Pemerintah ah mengelua mengeluarkan rkan Peraturan Peraturan Pemerint Pemerintah ah Nomor Nomor 41 Tahun Tahun 2007 tentang tentang Organisasi Organisasi Perangkat Perangkat Daerah Daerah yang dija dijadi dika kan n acua acuan n dan dan land landas asan an dala dalam m memb memben enttuk kele kelemb mbag agaa aan n baik baik di lingkunganPemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kota/Kabupaten.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal V-5
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 sebagai pendahulu dari Pemerintah Nomor Nomor 41 Tahun Tahun 2007 2007 tenta tentang ng Pedoma Pedoman n Organi Organisas sasii Perang Perangkat kat Daerah Daerah belum belum cuk cukup
memberi erikan
ped pedoma oman
yang
meny enyelur eluruh uh
bagi agi
peny penyu usun sunan
dan dan
pengen pengendal dalian ian organi organisas sasii perang perangka katt daerah daerah yang yang dapat dapat menan menangan ganii seluru seluruh h urus urusan an peme pemeri rint ntah ahan an,,
sehi sehing ngga ga perl perlu u
dica dicabu butt
dan dan
dibe dibent ntuk uk Pera Peratu tura ran n
Pemeri Pemerinta ntah h yang yang baru baru yaitu Peme Pemeri rint ntah ah Nomo Nomorr 41 Tahu Tahun n 2007 2007 tent tentan ang g Organisasi Perangkat Daerah.
Pemerint Pemerintah ah juga telah telah mengelua mengeluarkan rkan kebijaka kebijakan n dalam dalam Peraturan Peraturan Pemerint Pemerintah ah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Badan Badan Layana Layanan n Umum Umum (BLU) (BLU) adalah adalah instan instansi si di lingku lingkunga ngan n Pemeri Pemerint ntah ah yang yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang barang dan/atau dan/atau jasa yang dijual dijual tanpa tanpa mengutama mengutamakan kan mencari mencari keuntung keuntungan an dan dan dala dalam m mela melaku kuka kan n kegi kegiat atan anny nya a dida didasa sark rkan an pada pada prin prinsi sip p efis efisie iens nsii dan dan produktivitas.
Pola Pola Pengel Pengelola olaan an Keuan Keuangan gan Badan Badan Layana Layanan n Umum Umum (PPK-B (PPK-BLU LU), ), adalah adalah pola pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepa kepada da masy masyar arak akat at dala dalam m rang rangka ka mema memaju juka kan n kese keseja jaht htera eraan an umum umum dan dan menc mencer erda dask skan an
kehi kehidu dupa pan n
bang bangsa sa
seba sebaga gaim iman ana a
diat diatur ur
dala dalam m
Pera Peratu tura ran n
Pemerint Pemerintah ah ini, sebagai sebagai pengecual pengecualian ian dari ketentu ketentuan an pengelola pengelolaan an keuangan keuangan negara pada umumnya.
Pengelolaan persampahan di Kabupaten Bandung memiliki potensi untuk dapat dikelo dikelola la dengan dengan pola pola pengel pengelola olaan an keuan keuangan gan Badan Badan Layana Layanan n Umum Umum Daerah Daerah.. Penye Penyelen lengga ggaraa raan n pelaya pelayanan nan persam persampah pahan an merupa merupaka kan n jenis jenis pelaya pelayanan nan jasa jasa pemerintah yang dapat dijual kepada masyarakat yang dilayani walaupun tidak deng dengan an tuju tujuan an untu untuk k menc mencar arii keun keuntu tung ngan an,, teta tetapi pi untu untuk k meni meningk ngkat atka kan n pelayanan. Kebijakan ini masih terbatas dalam pola pengelolaan keuangan dan masih masih diperluk diperlukan an pedoman pedoman teknis teknis untuk untuk membentu membentuk k lembaga lembaga Badan Badan Layanan Layanan Umum Daerah (BLUD).
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal V-6
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
B.
Kebij Kebijaka akan n Peme Pemerin rintah tah Daerah Daerah
Sejalan dengan adanya kebijakan Pemerintah sebagaimana PP 38 Tahun 2007 dan PP 41 Tahun 2007, maka didaerah dibentuk dinas-dinas daerah yang tugas dan tanggung jawabnya dapat melingkupi penyelenggaraan pengelolaan sampah atau kebersih kebersihan an sebagaiman sebagaimana a urusan urusan yang diserahk diserahkan an dari Pemerint Pemerintah ah kepada kepada pemeri pemerinta ntah h daerah daerah.. Lembag Lembaga a yang yang dibent dibentuk uk oleh oleh pemeri pemerint ntah ah daerah daerah untuk untuk menye menyelen lengga ggarak rakan an pelaya pelayanan nan keber kebersih sihan an di daerah daerah sangat sangat bervar bervarias iasi. i. Ada Ada lembaga lembaga berbentu berbentuk k Dinas Kebersihan Kebersihan yaitu yaitu dinas dinas yang secara khusus khusus memiliki memiliki tuga tugass tang tanggu gung ngja jawa wab b dan dan we wewe wena nang ng dala dalam m peny penyel eleng engga gara raan an pela pelaya yana nan n kebersih kebersihan, an, tetapi tetapi ada pula yang berbentu berbentuk k Dinas Dinas bersama yang tidak hanya hanya menge mengelol lola a kebers kebersiha ihan n tetap tetapii juga juga menge mengelol lola a bidang bidang tugas tugas lainny lainnya a sepert sepertii pertam pertamana anan, n, pemak pemakama aman n dan kebak kebakara aran n dan bahkan bahkan masih masih terda terdapat pat tugas tugas lainnya dalam dinas tersebut. Pene Peneta tapa pan n bent bentuk uk lemb lembag aga a peng pengel elol ola a kebe kebers rsih ihan an meru merupa paka kan n bagi bagian an dari dari kebi kebija jaka kan n dari dari Kepa Kepala la Daer Daerah ah dan dan dapa dapatt memb member erik ikan an gamb gambar aran an ting tingka katt perhatia perhatian n terhadap terhadap permasalah permasalahan an kebersiha kebersihan. n. Suatu Suatu kota yang memberik memberikan an perh perhat atia ian n
seca secara ra
prop propor orsi sion onal al
terha erhada dap p
masa masala lah h
keber ebersi siha han n
kota kota
dan dan
menem menempat patka kanny nnya a sejaja sejajarr dengan dengan pengel pengelola olaan an infras infrastru trukt ktur ur lainny lainnya a maka maka bent bentuk uk
lemb lembag aga a
yang yang
dite diteta tapk pkan an
meru merupa paka kan n
lemb lembag aga a
yang yang
memi memili lik ki
kewenangan secara memadai. Walaupun demikian, kesejajaran bentuk lembaga pengelol pengelola a kebersihan kebersihan terhadap terhadap lembaga lembaga pengelola pengelola infrastrukt infrastruktur ur lainnya lainnya
belum belum
cukup cukup untuk untuk mampu mampu menyelen menyelenggara ggarakan kan pelayanan pelayanan dengan dengan baik bila ternyat ternyata a perlakuan dalam penganggaran, penempatan SDM tidak secara proporsional. Pene Penemp mpat atan an sumb sumber erda daya ya manu manusi sia a
di lemb lembag aga a peng pengel elol ola a kebe kebers rsiha ihan n yang yang
berperan berperan sebagai sebagai Dinas Dinas Fungsiona Fungsionall Teknis Teknis penyelen penyelenggara ggara pengelola pengelola sampah, sampah, sangat sangat jarang jarang ditem ditemuka ukan n yang yang memil memiliki iki kompe kompete tensi nsi di bidang bidangnya nya.. Kalaup Kalaupun un kemu kemudi dian an dila dilaku kuka kan n prog progra ram m pend pendid idik ikan an dan dan lati latiha han n bida bidang ng peng pengel elol olaa aan n sampah,
tidak
ada
jaminan
bahwa
yang
bersangkutan
akan
tetap
menge mengemb mbang angkan kan karir karir pada pada bidang bidangnya nya teta tetapi pi masih masih sangat sangat ren rentan tan terhad terhadap ap proses mutasi ke bidang lain.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal V-7
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Sebagaimana kebijakan yang termuat dalam PP. RI No 38 Tahun 2007, bahwa Pemeri Pemerinta ntah h Propin Propinsi si memili memiliki ki wew wewena enang ng dalam dalam pengat pengatura uran, n, pembin pembinaan aan,, pemban pembangun gunan an dan penga pengawas wasan an dalam dalam hal penye penyelen lengga ggaraa raan n dan pembia pembiayaa yaan n pembangu pembangunan nan prasaran prasarana a dan sarana sarana persampa persampahan, han, Pemerint Pemerintah ah Provinsi Provinsi Jawa Barat telah mulai menjalankan peran ini. Orientasi struktur organisasi di Daerah adalah perampingan organisasi dengan prinsi prinsip p miski miskin n struk struktu turr teta tetapi pi kaya kaya fungsi fungsi.. Akibat Akibatny nya a akhir-a akhir-akh khir ir ini terja terjadi di peny enyatua atuan n
lem lembaga baga-l -le embaga aga
peny penyel elen engg ggar ara a
kebe kebers rsih ihan an..
dan
Dinas inas
Lemb Lembag aga a
daera aerah h
peng pengel elol ola a
termas rmasuk uk
lemb embaga aga
kebe kebers rsih ihan an yang yang semu semula la
berbentuk Dinas Tersendiri (Dinas Kebersihan) digabung atau disatukan menjadi Dinas Dinas Kebers Kebersiha ihan n dan Perta Pertaman manan, an, atau atau Dinas Dinas Kebers Kebersiha ihan, n, Perta Pertaman manan an dan dan Pemakama Pemakaman, n, atau UPTD Kebersih Kebersihan an dari Dinas Pemukim Pemukiman an dan Tata Tata Wilayah Wilayah atau Dinas Cipta Karya, atau Seksi Kebersihan dalam Dinas Lingkungan Hidup atau lainnya.
5.1.2 5.1.2 Acuan Acuan Kebutuhan Kebutuhan (1) Secara
Kapasi Kapasitas tas Kelem Kelembag bagaa aan n yang yang Mema Memadai dai umum
pert pertum umbu buha han n lebih
tinggi
terjadi masa masala lah h dari
bahwa
kecepatan
pers persam ampa paha han n
masi masih h
kemampuan
untuk
meng mengel elol olan anya ya.. Hal Hal ini ini terl terlih ihat at seca secara ra fisi fisik k bahw bahwa a saat saat ini ini timb timbul ulan an samp sampah ah Kabu Kabupa pate ten n Bandung baru mampu terkelola
20,8
%.
Timbulan sampah akan terus bertambah banyak dan dan dipe diperl rluk ukan an upay upaya a yang yang berl berlip ipat at gand ganda a untuk mampu mampu mengelola mengelola sampah secara tuntas. tuntas.
Penetap Penetapan an tanggung tanggung jawab lingkup lingkup tugas yang harus harus dilakukan dilakukan oleh lembaga lembaga peng pengel elol ola a samp sampah ah Dinas inas Kebe Kebers rsih ihan an haru haruss seca secara ra jela jelas. s. Ru Ruan ang g lingk ingkup up pengelolaan kebersihan kota sangat luas, dan bila dihubungkan dengan sumbersumber timbulan diantaranya sampah permukiman, pasar, perkantoran, industri dan perdag perdagang angan, an, komer komerial ial,, rumah rumah sakit, sakit, jalan, jalan, salura saluran, n, sungai sungai dan masih masih
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal V-8
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
banyak lagi. Apabila tanggungjawab pengelola sampah kota tidak secara jelas ditetapkan, maka akan terjadi saling lempar tanggungjawab diantara pengelola infrastruktur yang akibatnya dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawab tidak berjalan efektif dan efisien. Luasnya ruang lingkup pengelolaan sampah tidak saja disebabkan oleh luasnya sumber-su sumber-sumber mber asal sampah, sampah, tetapi tetapi juga jenis jenis dan karakte karakterist ristikny iknya. a. Sampah Sampah dengan karakteristik tertentu tidak dapat dikelola secara bersama-sama dengan sampah dengan karakteristik lainnya. Sebagai contoh, sampah medis atau yang berasal dari rumah sakit atau tempat-tempat pengobatan lainnya harus dikelola secara terpisah dari sampah rumah tangga. Demikian juga sampah yang berasal dari industri industri terutama terutama yang mengandu mengandung ng bahan beracun dan berbahay berbahaya a (B3). Denga Dengan n demiki demikian an maka maka harus harus ada kejel kejelasa asan n jenis jenis sampah sampah yang yang mana mana yang yang menjadi tanggungjawab dalam pengelolaannya.
Penetapan kejelasan tanggungjawab biasanya lebih terarah pada lingkup tugas secara operasional. Pengelolaan sampah tidak hanya terbatas pada pembagian tuga ugas
dan
tangg anggu ungj ngjawa awab
seca secarra
opera erasio sional, nal, tetapi api
juga juga dala dalam m
hal
kewe kewenan nangan gan dalam dalam pengat pengatura uran. n. Pengat Pengatura uran n kewena kewenanga ngan n perlu perlu dilak dilakuka ukan n dian dianta tara ra
lemb lembag aga a
dala dalam m
Peme Pemeri rint ntah ah
Kabu Kabupa pate ten, n,
meng mengin inga gatt
sepe sepert rtii
kewen kewenang angan an dalam dalam invest investasi asi peral peralata atan, n, kewen kewenang angan an dalam dalam penagi penagihan han,, kewenangan dalam penerapan sanksi dan lainnya.
Pengelolaan sampah Kabupaten Bandung yang semula diserahkan kepada Dinas Daerah namun kini digabung dengan Dinas Permukiman dan Tata Ruang dengan dengan UPTD , dinilai mengalami kemunduran fungsi dan kewenangan. Bentuk Dinas Dinas Kebers Kebersiha ihan, n, dipand dipandang ang sudah sudah tepat tepat untuk untuk pelaya pelayanan nan saat saat ini bahka bahkan n untuk 5 tahun mendatang. Bahkan bentuk Dinas Kebersihan selanjutnya dapat dikem dikemban bangk gkan an kapas kapasita itass otono otonomin minya ya sebaga sebagaii lembag lembaga a yang yang mandir mandirii dalam dalam pengelola persampahan secara berjenjang, dalam hal: a. Kemampuan menjalankan kewenangan dalam perencanaan perencanaan pengembangan sistem pelayanan dan pengelolaan sampah b. Kemampuan penagihan retribusi kebersihan
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal V-9
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
c. Memperoleh Memperoleh perhatian dalam pengalokasian pengalokasian anggaran anggaran dan penempatan penempatan personil secara proporsional dengan tuntutan profesionalisme.
(2) (2)
Stru Strukt ktur ur orga organi nisa sasi si Stru Strukt ktur ur
orga organi nisa sasi si
kelem elemb baga agaan Peng Pengel elol olaa aan n memerlukan
meru merupa paka kan n
alat alat
bagi bagi
untuk ntuk
menca encap pai
tujua juan.
samp sampah ah
Kabu Kabupa pate ten n
Band Bandun ung g
struktur
organisasi
yang
mema memada daii agar agar selu seluru ruh h rang rangka kaia ian n kegi kegiat atan an terkai terkaitt dengan dengan penye penyelen lengga ggaraa raan n pelaya pelayanan nan dapat berjalan sesuai dengan tujuan. Tujuan yang akan dicapai adalah terwujudnya sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan sehingga kondisi kebersihan kota dapat terjamin.
Organisas Organisasii pengelol pengelola a kebersih kebersihan an harus harus memilik memilikii keduduk kedudukan an yang jelas di dalam struk struktu turr organi organisas sasii Pemeri Pemerint ntah ah Kabupa Kabupate ten. n.
Denga Dengan n kedudu kedudukan kan yang yang jelas, jelas,
akan diketah diketahui ui bagaimana bagaimana hubungan hubungan kerja kerja (komando (komando,, delegasi delegasi wew wewenang enang dan koor koordi dina nasi si))
anta antara ra orga organi nisa sasi si peng pengel elol ola a
kebe kebers rsih ihan an terh terhad adap ap komp kompon onen en
organi organisas sasii lain lain dalam dalam organi organisas sasii Pemeri Pemerinta ntah h Kabupa Kabupate ten n baik baik secara secara verti vertikal kal maupun horizontal.
Stru Strukt ktur ur orga organi nisa sasi si lemb lembag aga a peng pengel elol ola a kebe kebers rsih ihan an itu itu send sendir iri, i, meli melipu puti ti pengatur pengaturan an unit-unit unit-unit kerja yang harus ada dalam struktur struktur untuk untuk menjalank menjalankan an fungsi fungsi organi organisas sasii sehing sehingga ga seluru seluruh h tugas tugas dan tangg tanggung ungjaw jawab ab dari dari pengel pengelola ola kebersihan dapat terselenggara dan dapat mencapai tujuan organisasi.
Apab Apabil ila a meng mengac acu u kepad kepada a refe refere rens nsii tent tentan ang g fung fungsi si-f -fun ungs gsii orga organi nisa sasi si yang yang diperlukan dalam organisasi pengelola sampah kota (David Wilson dkk., 2001) dapat digambarkan sebagai berikut:
(i) (i)
Pere Perenc ncan anaa aan n / Planning Dalam struktur organisasi pengelola sampah Kabupaten Bandung harus ada unit unit kerja kerja yang yang menanga menangani ni perenc perencana anaan, an, baik baik perenc perencana anaan an strat strategi egiss
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal V-10
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
maup maupun un
pere perenc ncan anaa aan n
oper operas asio iona nal. l.
Term Te rmas asuk uk
dida didala lamn mny ya
adal adalah ah
perencanaan terhadap program dan rencana pengendaliannya.
(ii) (ii) Opera Operasio sional nal Unit Unit kerja kerja yang yang memili memiliki ki fungsi fungsi operas operasion ional al merupa merupaka kan n unit unit kerja kerja yang yang bertanggungjawab pelaksanaan pelayanan pengelolaan sampah dari hari ke hari hari.. Unit Unit kerj kerja a deng dengan an fung fungsi si ini ini sang sangat at mene menent ntuk ukan an kebe keberh rhas asil ilan an organi organisas sasii karena karena merupa merupaka kan n unsure unsure utama utama dalam dalam menjal menjalank ankan an tugas tugas berb berbag agai ai aspe aspek k
dala dalam m
pela pelaya yana nan n
peng pengel elol olaa aan n
samp sampah ah
mula mulaii
dari dari
penyapua penyapuan, n, pengumpu pengumpulan, lan, pengangk pengangkutan utan,, pengolahan pengolahan dan pembuanga pembuangan n akhir akhir sampah sampah.. Unit Unit kerja kerja ini berpe berperan ran sebaga sebagaii operat operator or dari dari organi organisas sasii dalam menjalankan pelayanan.
(iii) Pembiayaan/Keuang Pembiayaan/Keuangan an Unit organisasi dengan fungsi pembiayaan ( financial) memiliki tugas yang difocuskan terutama dalam sistem akunting.
(iv) Pendapa Pendapatan/ tan/Income Income Unit kerja ini memiliki fungsi difocuskan untuk meningkatkan pengumpulan jasa pelayanan (retribusi kebersihan) dari pengguna jasa ( generating and collecting revenues )
(v) Admi Adminis nistra trasi si Unit Unit kerja kerja admini administr strasi asi merupa merupaka kan n unit unit kerja kerja penunj penunjang ang berja berjalan lannya nya organisasi secara keseluruhan. Dalam unit kerja ini termasuk menjalankan fungsi manajemen SDM, perlengkapan dan asset, pelayanan hukum, public relations dan lain-lain.
(vi) (vi)
Penga Pengawas wasan an dan Penge Pengenda ndalia lian n Unit Unit kerj kerja a ini ini meng mengaw awas asii dan dan meng mengen enda dali lika kan n pela pelaks ksan anaa aan n fung fungsi si organisas organisasii mengorek mengoreksi si adanya adanya penyimpan penyimpangan gan dan memberri memberrikan kan umpan umpan balik untuk perbaikan kinerja organisasi.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal V-11
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
(3)
Koordinasi
Objek sampah yang harus dikelola oleh lembaga pengelola sampah Kabupaten Bandung Bandung berada berada diberbaga diberbagaii lokasi lokasi sumber sumber sampah. sampah. Diantara Diantaranya nya lokasi lokasi sumber sumber sampah sampah misalnya misalnya jalan, jalan, saluran, saluran, pasar, pasar, kawasan kawasan komersia komersial, l, perkant perkantoran oran dan lain lainny nya. a.
Loka Lokasi si sumb sumber er samp sampah ah seba sebaga gaii bagia bagian n pras prasar aran ana a kota kota,, memi memili liki ki
organisas organisasii pengelol pengelola. a. Agar pengelola pengelolaan an sampah sampah yang dilakukan dilakukan oleh lembaga pengelola sampah Kabupaten Bandung dapat berjalan lancar, maka koordinasi antara antara keduanya keduanya harus berjalan berjalan lancar lancar pula. pula. Sebagai Sebagai contoh contoh koordinas koordinasii antar antar organi organisas sasii yang yang harus harus dibang dibangun un dengan dengan baik baik antara antara pengel pengelola ola sampah sampah kota kota dengan dengan Dinas Dinas Bina Marga, Marga, Dinas Dinas Pasar, Pasar, Dinas Dinas Pertaman Pertamanan an dan Pertamban Pertambangan, gan, Dinas Pengairan, dan lain-lain.
Kebutuhan koordinasi tidak saja dalam hal pelaksanaan pelayanan pengelolaan samp ampah seca secarra
oper operas asiional onal,,
teta etapi juga juga
dalam alam hal peren rencan canaan aan
dan dan
pengawas pengawasan. an. Dalam Dalam hal perencana perencanaan an diantarany diantaranya a dalam dalam penempat penempatan an fasilitas fasilitas persampa persampahan han yang perlu didukung didukung oleh perencan perencanaan aan penggunaa penggunaan n ruang (tata (tata ruang). ruang). Koordina Koordinasi si dalam dalam pengawasa pengawasan n terutama terutama penerapan penerapan peratura peraturan n tentang tentang keber kebersih sihan, an, terkai terkaitt dengan dengan unit unit kerja kerja penega penegak k hukum hukum sepert sepertii Satua Satuan n Polis Polisii Pamong Praja, Praja, Kejaksaan dan Pengadilan. Pengadilan.
(4) (4)
Kerj Kerjas asam ama a anta antarr Stakeholder
Keber Keberhas hasila ilan n penyel penyeleng enggar garaan aan siste sistem m pengel pengelola olaan an sampah sampah ditent ditentuka ukan n oleh oleh perans peransert erta a atau atau kerja kerjasam sama a dari dari seluru seluruh h aktor aktor yang yang terka terkait it dengan dengan sistem sistem pengel pengelola olaan an sampah sampah kota. kota. Lembag Lembaga a pengel pengelola ola sampah sampah kota kota pada pada satu satu sisi sisi berperan sebagai penyedia layanan kepada para pengguna jasa, tetapi diantara pengguna jasa itu sendiri adalah lembaga-lembaga yang ada dalam organisasi Pemerintah Pemerintah Kabupaten. Kabupaten. Kerjasam Kerjasama a antara antara lembaga lembaga penyedia penyedia jasa dengan pengguna pengguna jasa sangat sangat penting untuk untuk mencapai mencapai sukses sukses baik pada tataran tataran perencana perencanaan an maupun maupun pelaksan pelaksanaan. aan. Satu Satu hal penti penting ng adala adalah h efekt efektifi ifitas tas dan kelan kelangsu gsunga ngan n siste sistem m pengel pengelola olaan an sampah sampah terga tergantu ntung ng komitm komitmen en dari dari seluru seluruh h pihak pihak sebaga sebagaii stakeh stakehold older er untuk untuk berperanserta/bekerjasama.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal V-12
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
utama dalam pengelolaan sampah dan aktivitas yang harus Stakeholder utama diperankan oleh masing-masing diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Lembag Lembaga a pengel pengelola ola sampah sampah,, yaitu yaitu yang yang paling paling bertan bertanggu ggung ng jawab jawab dalam dalam peny penyed edia iaan an pela pelaya yana nan n pemb pembua uang ngan an
akhi akhirr
peng pengum umpu pula lan, n, peng pengan angk gkut utan an,,
samp sampah ah,,
pemb pembia iaya yaan an
dan dan
peng pengol olah ahan an
peny penyed edia iaan an
dan dan
pera perala lata tan n
operasional. 2. Bapeda, Bapeda, Dinas Pertanahan Pertanahan yang terlibat terlibat dalam konsultasi konsultasi terutama terutama dalam rencan ren cana a pemban pembangun gunan an infras infrastru trukt ktur ur pengel pengelola olaan an sampah sampah.. Hal ini sangat sangat dipe diperl rluk ukan an terut erutam ama a
unt untuk kegi kegiat atan an pros proses es pemi pemili liha han n lok lokasi asi untu untuk k
pembuangan akhir dan fasilitas lainnya yang memerlukan penyediaan ruang. 3. Pem Pemer erin inta tah h
Prop Propin insi si,,
yang yang
haru haruss
berp berper eran anse sert rta a
dala dalam m
kew kewajib ajiban an
penyediaan prasarana dan sarana pembuangan akhir, pengolahan, transfer dimana dalam dalam wilaya wilayah h Kabupa Kabupate ten n itu sendir sendirii tidak tidak station, composting, dimana tersedia lahan dalam wilayah kotanya. 4. Masya Masyarak rakat at penim penimbul bul sampah sampah didaer didaerah ah perkot perkotaan aan berper berperans ansert erta a dalam dalam peny penyel elen engg ggar araa aan n
pela pelaya yana nan n
sepe sepert rtii
pemi pemila laha han n
samp sampah ah disum disumbe bern rnya ya,,
pengum pengumpul pulan an sampah sampah ke lokasi lokasi pengum pengumpu pulan lan komun komunal, al, memba membayar yar jasa jasa pelayanan dan lainnya yang berperan penting terhadap keseluruhan sistem. 5. Kalang Kalangan an pebisn pebisnis. is. Mer Mereka eka juga juga menim menimbul bulka kan n sampah sampah dan dan punya punya peran peran penting penting dalam pengelola pengelolaan an sampah sampah terutama terutama membayar membayar secara secara langsung langsung jasa pelayanan sesuai dengan jasa yang diterimanya. 6. Peru Perusa saha haan an sekt sektor or swas swasta ta puny punya a pera peran n dala dalam m peng pengum umpu pula lan n samp sampah ah,, peny penyap apua uan n jala jalan, n, peng pengol olah ahan an/d /dau aurr ulan ulang g samp sampah ah,, peng pengom ompo posa san n dan dan kegiatan lainnya sebagai mitra dari Pemerintah. 7. Pekerj Pekerja a sekto sektorr inform informal, al, para para pemul pemulung ung dan dan para para pengus pengusaha aha pengum pengumpu pull barang pulungan skala kecil punya peran yang penting dalam pengurangan sampah. 8. Lembag Lembaga a Swada Swadaya ya Masya Masyarak rakat at memili memiliki ki peran peran untuk untuk ikut ikut mening meningka katka tkan n kualitas kualitas lingkunga lingkungan n terutama terutama lingkungan lingkungan masyaraka masyarakatt yang marginal marginal serta berper berperan an dalam dalam menin meningk gkatk atkan an kondi kondisi si sosial sosial dan ekonom ekonomii masya masyarak rakat. at. Mereka berperan sebagai mitra pemerintah.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal V-13
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
9. Organi Organisas sasii masya masyarak rakat at yang yang dinam dinamaka akan n Rukun Rukun Tetang Tetangga ga dan Rukun Rukun Warga Warga (RT/RW) (RT/RW) berperan berperan aktif aktif dalam dalam penyelen penyelenggaraa ggaraan n pelayana pelayanan n pengumpula pengumpulan n sampah sampah terutama terutama pada daerah daerah yang tidak terjangkau terjangkau oleh pelayanan pelayanan dari pemerintah. 10. 10. Masy Masyar arak akat at misk miskin in kota kota yang yang ting tingga gall di huni hunian an liar liar yang yang keba kebany nyak akan an menggunakan ruang-ruang publik dan sering kena gusur bahkan sama sekali tidak terjangkau oleh pelayanan jasa kebersihan perlu mendapat perhatian. 11. Kelompok Kelompok perempua perempuan n memilik memilikii peran peran penting penting dalam dalam pengelol pengelolaan aan sampah sampah secara praktis terutama dari mulai rumah tangga.
(5) (5)
Kapa Kapasi sita tass Sum Sumber ber Daya Daya Manu Manusi sia a Kual Kualit itas as
sumb sumber erda daya ya
pengelola keefektifan peng pengel elol olaa aan n sampah
manu manusi sia a
sampah dan
menjadi
dala dalam m kriteria
keberlanjutan
samp sampah ah..
Agar Agar
Kabupaten
lemb lembag aga a kunci
pelayanan
lemb lembag aga a
peng pengel elol ola a
Bandung
mampu
menyelen menyelenggar ggarakan akan pelayanan pelayanan pengelol pengelolaan aan sampah sampah secara berkelanjutan, dibutuhkan SDM yang berkualitas, diantaranya:
Kepala Kepala Dinas Dinas Kebersiha Kebersihan n yang memiliki memiliki kemampuan kemampuan secara menyeluruh menyeluruh tentang tentang sistem pengelolaa pengelolaan n sampah sampah dan memiliki memiliki komitme komitment nt terhadap terhadap maksud dan tujuan penyelenggaraan pelayanan pengelolaan sampah.
Seorang Pimpinan Pimpinan yang memiliki memiliki pengalaman pengalaman cukup dan senioritas senioritas untuk menjalankan menjalankan pekerjaannya. pekerjaannya.
Memil Me milik ikii staf staf yang yang sudah sudah dilat dilatih ih secara secara cukup cukup dibida dibidang ng pengel pengelola olaan an sampah dan manajemen secara umum.
(6) (6)
Kerj Kerjas asam ama a Anta Antarr Daer Daerah ah Pengelola Pengelolaan an sampah sampah sebagai sebagai salah salah satu unsur dalam pengelolaan lingkungan hidup perkotaan di Kabu Kabupa pate ten n Band Bandun ung, g, dala dalam m akti aktifi fita tasn snya ya memb membut utuh uhka kan n
kete keterl rlib ibat atan an
Kota/K Kota/Kabu abupat paten en lainny lainnya a
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
sebaga sebagaii
Peme Pemeri rint ntah ah hubung hubungan an
Hal V-14
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
timbal timbal balik. balik. Penduduk Penduduk perkotaan perkotaan di di luar wilayah Kabupaten Kabupaten Bandung Bandung dan perkemba perkembangan ngan aktifita aktifitasnya snya mengakib mengakibatka atkan n permasal permasalahan ahan sampah sampah yang timbul timbul tidak idak dapa dapatt dise disele lesa saik ikan an di dala dalam m wila wilaya yah h admi admini nist stra rasi si kota kota ters terseb ebut ut.. Kabupa Kabupaten ten Bandun Bandung g memili memiliki ki poten potensi si lahan lahan yang yang memun memungk gkink inkan an menjad menjadii potens potensii untuk untuk memba membangu ngun n sarana sarana pengol pengolaha ahan n sampah sampah bersam bersama a yang yang dapat dapat membe memberik rikan an manfaa manfaatt lebih lebih apabil apabila a diband dibandingk ingkan an hanya hanya untuk untuk kepen kepentin tingan gan sendiri.
Kerja Kerjasam sama a antar antar lembag lembaga a pemer pemerint intah ah dalam dalam hal penye penyelen lengga ggaraa raan n siste sistem m pengelolaan sampah untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh kedua atau atau antar antar pemeri pemerinta ntah h kota kota menjad menjadii sangat sangat penti penting. ng. Kebera Keberadaa daan n lembag lembaga a tert ertentu entu
yang yang
bert bertug ugas as
untu untuk k
meng mengat atur ur
kerj kerjas asam ama a
ant antar
peme pemeri rint ntah ah
diperluk diperlukan, an, dan harus harus pula ditindak ditindak lanjuti lanjuti kerjasa kerjasa antar antar lembaga lembaga pelaksana pelaksana pengelolaan sampah dari masing-masing kota/daerah.
5.1.3 Rencana Pengembangan Berd Berdas asar arka kan n
pada pada
anal analis isis is
kebu kebutu tuha han n
seba sebaga gaim iman ana a
diur diurai aika kan n
di
atas atas,,
disampaikan rekomendasi yang merupakan arah rencana pengembangan aspek kelembagaan dalam periode 20 tahun mendatang.
(1) (1)
Bent Bentuk uk Lem Lembaga baga
Bentu Bentuk k lembag lembaga a pengel pengelola ola kebers kebersiha ihan n di Kabupa Kabupate ten n Bandun Bandung g saat saat ini yait yaitu u Dina Dinass Kebe Kebers rsih ihan an pada pada dasa dasarn rnya ya suda sudah h cuku cukup p mema memada daii untu untuk k meng mengel elol ola a kebe kebers rsih ihan an di wila wilaya yah h Kabu Kabupa pate ten n Band Bandun ung g pada pada peri period ode e 5 tahu tahun n deng dengan an pertimbangan: a. Jumlah Jumlah penduduk penduduk urban urban yang yang harus dilayani dilayani,, b. Jumlah Jumlah beban timbula timbulan n sampah yang harus harus dikelola, dikelola, c. Jumlah Jumlah prasarana prasarana dan sarana sarana yang yang digunakan, digunakan, d. Jumlah Jumlah pegawai pegawai yang yang cukup cukup besar, besar, e. Kebutuha Kebutuhan n alokasi alokasi anggaran anggaran,, f. Kebutuha Kebutuhan n kapasitas kapasitas kelemba kelembagaan gaan yang yang memadai, memadai, g. Urusan Urusan kewenang kewenangan an yang harus dijalan dijalankan kan sudah sudah jelas,
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal V-15
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Berdasarkan kebutuhan dalam jangka panjang, maka bentuk lembaga yang saat ini ini dan dan 5 tahu tahun n ke depa depan n beru berupa pa Dina Dinass Kebe Kebers rsih ihan an dapa dapatt berk berkem emba bang ng dan dan menuj menuju u menjad menjadii lembag lembaga a yang yang secara secara financ financial ial dan ekono ekonomi mi dapat dapat mandir mandirii melalui proses dan tahapan: a. Peningka Peningkatan tan kinerja pembiayaan pembiayaan untuk menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). b. Pengelol Pengelolaan aan BLUD yang mengarah mengarah kepada kinerja kinerja keuangan keuangan secara impas (cost recovery). c. Peningka Peningkatan tan kinerja kinerja BLUD mengarah kepada kepada lembaga Badan Usaha Milik Milik Daerah (BUMD). d. Pengemba Pengembangan ngan BUMD menjadi menjadi Perusaha Perusahaan an Umum Daerah (Perumda) (Perumda) dan mengarah kepada PT Persero.
(2)
Penguat Penguatan an Kelembag Kelembagaan aan Non Pemerin Pemerintah tah dan Swasta Swasta Formal Formal
Penyelenggaraan pelayanan pengelolaan sampah Kabupaten Bandung tidak akan mampu mampu hanya hanya diselengga diselenggaraka rakan n oleh lembaga lembaga formal formal Pemerint Pemerintah. ah. Pelayanan Pelayanan pengu engum mpula pulan n
sam sampah
dari
ruma rumah h
ke
rum rumah, ah,
kegia giatan
peng pengu urang ranga an,
pemanfaat pemanfaatan an dan pengolahan pengolahan sampah, sampah, pendidika pendidikan n dan peningkat peningkatan an kesadara kesadaran n masyarak masyarakat at dibidang dibidang kebersih kebersihan an kegiatan kegiatan kemasyaraka kemasyarakatan tan dan permasala permasalahan han lingk lingkung ungan, an, merup merupak akan an bentuk bentuk kegiat kegiatan an yang yang sangat sangat membu membutu tuhka hkan n peran peran lembaga non formal dan swasta formal atau lembaga non pemerintah.
Peme Pemeri rint ntah ah Kabu Kabupa pate ten n Band Bandun ung g haru haruss memb membuk uka a ruan ruang g bagi bagi kete keterl rlib ibat atan an lemb lembag aga a non non peme pemeri rint ntah ah dan dan menj menjad adik ikan an mere mereka ka seba sebaga gaii bagi bagian an dala dalam m menjalankan roda sistem pengelolaan sampah kota.
Pengelolaan sampah merupakan pekerjaan yang harus terus menerus berjalan, sehingga sehingga lembaga lembaga yang terlibat terlibat dalam pengelola pengelolaan an sampah sampah harus harus merupakan merupakan lemb lembag aga a
yang yang bers bersif ifat at perm perman anen en dan dan
haru haruss
berk berkel elan anju juttan. an.
Peng Pengua uata tan n
kelem kelembag bagaan aan Non Pemeri Pemerinta ntah h dan Swast Swasta a sebaga sebagaii pelak pelaku u pengel pengelola ola sampah sampah dibang dibangun un melal melalui ui mekani mekanisme sme insent insentif if dan atau atau subsid subsidii pada pada fase fase awal awal dan perkem perkemban bangan gan lembag lembaga a dan memban membangun gun kemand kemandiri irian an untuk untuk mampu mampu hidup hidup berkelanjutan.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal V-16
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
(3) (3)
Sumb Sumber er Daya Daya Manu Manusi sia a
Peme Pemenu nuha han n
kebu kebutu tuha han n
sumb sumber erda daya ya
manu manusi sia a
untu untuk k
meny menyel elen engga ggara raka kan n
pelayana pelayanan n pengelol pengelolaan aan sampah, sampah, didasark didasarkan an kepada kepada struktu strukturr organisasi organisasi yang digunakan dan perkembangan beban kerja. Perhitungan kebutuhan pegawai ini dengan asumsi bahwa kebutuhan prasarana dan sarana sesuai dengan skenario operasional.
Tabel 5.4 Perhitungan Kebutuhan Pegawai Perkiraan Kebutuhan Pegawai Unit Kerja
2008 - 2010
2010 - 2018
2028
Penyapuan & Pengumpulan
40
70
120
Pengangkutan dan Pembuangan
60
135
150
Prasarana dan Sarana
10
20
30
Administrasi
6
20
20
4 120
5 250
10 330
Perencanaan & Pengawasan Jumlah
(4) (4)
Meka Mekani nism sme e Koor Koordi dina nasi si Tujuan Tujuan penyelen penyelenggara ggaraan an pelayana pelayanan n pengelol pengelolaan aan sampah akan dapat tercapai dengan baik apabila seluruh
kegiatan
terk terkoo oord rdin inas asii
baik baik
dilaksanakan dari dari
mula mulaii
secara
pere perenc ncan anaa aan, n,
pela pelaks ksan anaa aan n maup maupun un dala dalam m peng pengaw awas asan an dan dan pengendalian.
Beri Beriku kutt ini ini adal adalah ah piha pihakk-pi piha hak k atau atau lemb lembag aga a yang yang haru haruss terl terlib ibat at dala dalam m koordinasi sebagaimana dimaksud.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal V-17
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Tabel 5.5 Mekanisme Koordinasi
Bidang Koordinasi
Kelembagaan
Koordinas Koordinasii Perencan Perencanaan aan Konsep Kebijakan Kebijakan Pengelola Pengelolaan an Sampah Sampah Penggunaan Penggunaan ruang ruang fasilitas fasilitas kebersihan kebersihan Konsep Konsep Teknik Teknik Opera Operasional sional
Walikota, Walikota, DPRD, Ormas,LSM Ormas,LSM Bappeda, Bappeda, Dinas Dinas Kimtawil Kimtawil Pakar Pakar Persa Persamp mp ahan, Akademisi Akademisi dan Praktisi Praktisi
Konse Konsep p Kelemb Kelembagaa agaan n
Bagian Bagian Organis Organisasi asi
Konse Konsep p Pembiay Pembiayaa aan n
Bagian Bagian Keuangan Keuangan
Konse Konsep Pera Peratura turan n Konsep Konsep Peranser Peranserta ta Masyar Masyarakat akat
Bagian Bagian Hukum Bagian Bagian Humas, Humas, Tokoh Tokoh Masyara Masyarakat, kat, Ormas, Ormas, LSM
Koordinas Koordinasii dalam pelaksanaa pelaksanaan n pelayanan pelayanan Pengelola Pengelolaan an Kebersihan Kebersihan Pemukiman Pemukiman Pengelo Pengelolaan laan Kebersiha Kebersihan n Jalan, Jalan, saluran saluran Pengelolaan Kebersihan Pasar Pengelola Pengelolaan an Kebersihan Kebersihan Rumah Sakit Sakit Pengelolaan Pengelolaan Kebersiha Kebersihan n Terminal Terminal dan Stasiun Stasiun Pengelola Pengelolaan an TPA
RT, RT, RW, Lurah Lurah dan dan Camat, Camat, Ormas, Ormas, LSM Dinas Bina Marga Marga/Permukiman /Permukiman danTat danTata a Wil. Dinas Pengelola Pasar/In Pasar/Industri dustri dan dan perdagangan perdagangan Dinas Kesehatan Kesehatan Dinas Perhubungan Perhubungan Pengelola Pengelola sampah sampah Kota/Kabupate Kota/Kabupaten n Bandung Bandung
Koordinas Koordinasii dalam pengawas pengawasan an pelayanan pelayanan Pengelola Pengelolaan an Kebersihan Kebersihan Pemukiman Pemukiman Pengelo Pengelolaan laan Kebersiha Kebersihan n Jalan, Jalan, saluran saluran Pengelolaan Kebersihan Pasar Pengelola Pengelolaan an Kebersihan Kebersihan Rumah Sakit Sakit Pengelolaan Pengelolaan Kebersiha Kebersihan n Terminal Terminal dan Stasiun Stasiun Pengelola Pengelolaan an TPA Penerapan Penerapan Peraturan Peraturan Daerah Daerah
RT, RT, RW, Lurah Lurah dan dan Camat, Camat, Ormas, Ormas, LSM Dinas Bina Marga Marga/Permukiman /Permukiman dan dan Tata Tata Wil. Dinas Pengelola Pasar/In Pasar/Industri dustri dan dan perdagangan perdagangan Dinas Kesehatan Kesehatan Dinas Perhubungan Perhubungan Pengelola Pengelola sampah sampah Kota/Kabupate Kota/Kabupaten n Bandung Bandung Sat.Polisi Sat.Polisi Pamong Pamong Praja, PPNS
Mekan Me kanism isme e koord koordina inasi si tidak tidak hanya hanya dilaku dilakukan kan secara secara intern internal al dalam dalam lingk lingkup up Peme Pemeri rint ntah ahan an Kabu Kabupa pate ten n Band Bandun ung, g, teta tetapi pi juga juga seca secara ra hori horizo zont ntal al anta antarr Peme Pemeri rint ntah ahan an (Kab (Kabup upat aten en Band Bandun ung g Bara Barat, t, Kota Kota Band Bandun ung, g, Kota Kota Cima Cimahi hi,, Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang) dan koordinasi secara vertical kepada Pemerintah Provinsi.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal V-18
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
5.2 R encana Pengembangan Aspek Peraturan 5.2.1 5.2.1 Jenis Jenis Peraturan Peraturan Jeni Jeniss pera peratu tura ran n yang yang saat saat ini digu diguna naka kan n seba sebaga gaii dasa dasarr peny penyel elen engg ggar araa aan n pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung meliputi :
Perda No. 31 Tahun 2000 tentang Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, dan Kesehatan Lingkungan
Perda No. 27 tahun 2001 tentang Izin Restribusi Pengelolaan Pengelolaan Limbah Padat
Perda Perda No. 9 tahun tahun 2002 2002 tent tentang ang Pemben Pembentu tukan kan Organi Organisas sasii Dinas Dinas Daerah Daerah Kabupaten Bandung
Berdasarkan kebutuhan jenis peraturan yang diperlukan dalam penyelenggaraan peng pengel elol olaa aan n pers persam ampa paha han, n, maka maka jeni jeniss pera peratu tura ran n yang yang ada ada saat saat ini ini perl perlu u ditambah jenisnya sehingga meliputi: 1. Perat Peratura uran n hukum hukum yang yang menga mengatur tur tent tentang ang ketert ketertiba iban n umum, umum, kewaji kewajiban ban mela melaks ksan anak akan an memp memper erla laku kuka kan n
peme pemenu nuha han n samp sampah ah
sist sistem em yang yang
peng pengel elol olaa aan n
meng mengak akib ibat atka kan n
samp sampah ah
dan dan
gang ganggu guan an
lara larang ngan an
keseh esehat atan an,,
pence pencemar maran an lingk lingkung ungan an dan kesel keselama amatan tan umum. umum. Pertu Perturan ran ini dituj ditujuk ukan an kepada setiap pemeran baik perorangan atau badan. 2. Perat Peratura uran n hukum hukum yang yang menet menetapk apkan an statu statuss perenc perencana anaan an strate strategis gis/ /master /rencana induk induk pengelol pengelolaan aan sampah sampah kota untuk untuk menjamin menjamin konsiste konsistensi nsi plan/rencana kebij kebijak akan an dan progra program m pengel pengelola olaan an sampah sampah secara secara terint terintegr egrasi asi dengan dengan pengelolaan prasarana lainnya. 3. Peraturan hukum yang menetapkan bentuk lembaga dan organisasi pengelola sampah. 4. Pera Peratu tura ran n
huku hukum m
yang yang
meng mengat atur ur
tent tentan ang g
tata tataca cara ra
peny penyel elen engga ggara raan an
pengelolaan sampah yang mencakup seluruh lokasi sumber timbulan sampah. 5. Pera Peratu turan ran hukum hukum yang yang menga mengatu turr tenta tentang ng tarif tarif jasa jasa pelaya pelayanan nan kebers kebersiha ihan n denga dengan n besara besaran n yang yang memad memadai ai dan fleksi fleksibel bel terha terhadap dap perub perubaha ahan n kondis kondisii finansial. 6. Perat Peratura uran n hukum hukum yang yang menga mengatu turr tenta tentang ng kerja kerjasam sama a antar antar daerah daerah dalam dalam penyelenggaraan pengolahan dan pembuangan akhir. 7. Peraturan Peraturan hukum hukum yang mengatur mengatur tentang tentang kerjasam kerjasama a dan peranser peranserta ta swasta swasta dalam pengelolaan sampah. BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal V-19
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
5.2.2. Materi Pengaturan Materi pengaturan yang tertuang dalam setiap jenis peraturan dirancang secara komprehensif, sehingga mengandung materi pengaturan secara memadai untuk mampu membangun sistem pengelolaan sampah secara berkelanjutan.
1.
Materi Materi pengatur pengaturan an Kewajiban Kewajiban dan dan larangan larangan bagi bagi penimbul penimbul sampa sampah h a. Kewajiban umum dalam pengelolaan pengelolaan sampah sampah
Meny Me nyed edia iaka kan n dan dan meng menggu guna naka kan n wada wadah h samp sampah ah yang yang sesu sesuai ai kapasitas, estetis, higienis, mudah dikosongkan, (layak teknis)
Gunakan Gunakan wadah wadah terpi terpisah sah untuk untuk sampah sampah organik organik dan non non organik organik pada daerah yang sudah diberlakukan
Tidak Tidak membuan membuang g sampah ke ke jalan, jalan, sarana sarana transport transportasi, asi, taman taman dan tempat umum lainnya
Waktu dan tempat menaruh sampah
Tidak Tidak memba membakar kar samp sampah ah di halaman halaman rumah, rumah, di kontai kontainer ner dan dan tempat-tempat umum lainnya
Tidak Tidak memb membuan uang g sampah sampah ke saluran saluran drain drainase ase dan sunga sungai, i, atau lahan-lahan kosong/lahan tidur perkotaan
Membayar penuh tagihan ongkos jasa yang ditetapkan (retribusi)
Berta Bertangg nggung ung jawab jawab atas atas kebers kebersiha ihan n jalan jalan di muka muka persiln persilnya ya,, termasuk saluran air, pejalan kaki
Sampah B3, makanan kadaluwarsa, kadaluwarsa, pecahan gelas
b. Kewajiban pedagang
Menjalankan Menjalankan kewajiban secara umum
Membayar tagihan jasa pelayanan atau retribusi kebersihan
Bila Bila mengg menggun unak akan an jasa jasa cleanin gunaka kan n cleaning cleaning g servic service e, guna service yang terdaftar
Menggunakan
wadah
sampah
yang
higie gienis
dan
mudah
dioperasikan/dikosongkan
Membersihkan Membersihkan halaman depan dan trotoar didepan usahanya
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal V-20
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Tida Tidak k meny menyem embu buny nyik ikan an maka makana nan n keda kedalu luwa wars rsa a atau atau samp sampah ah lainnya
Membersihkan Membersihkan saluran drainase dan roil
Minimasi bungkus yang diberikan pada pembeli
c. Kewajiban institusi, komersial dan industri
Menjalankan Menjalankan kewajiban umum
Meny Me nyedi ediak akan an wadah wadah sampah sampah untuk untuk menamp menampung ung sampah sampah yang ditimbulkannya : higienis, estetis, mudah dikosongkan,
Membayar jasa pelayanan yang ditetapkan/retribusi ditetapkan/retribusi kebersihan
Menggunakan Menggunakan jasa cleaning service yang terdaftar
Menggunakan Menggunakan fasilitas TPA yang ditetapkan ditetapkan
Dila Dilara rang ng memb membak akar ar samp sampah ah di temp tempat at tanpa tanpa meng menggu guna naka kan n instalasi pembakaran yang aman (tidak polutif)
Membersihkan Membersihkan area dan tempat disekelilingnya disekelilingnya
Menjaga catatan tentang sampahnya
d. Kewajiban pengelola sampah swasta
Menjalankan Menjalankan kewajiban umum
Boleh beroperasi bila ada lisensi
Meme Me menu nuhi hi admi admini nist stra rasi si untu untuk k memp memper erol oleh eh dan dan penc pencab abut utan an lisensi
Membayar penuh sesuai dengan ketetapan ketetapan
Mengoperasikan Mengoperasikan kendaraan dan container yang yang memadai
Menggunakan Menggunakan TPA resmi
Mendaftarkan Mendaftarkan pelanggan yang dilayani
Menjaga catatan tentang sampah yang dikelola
e. Kewajiban pengelola daur ulang
Menjalankan Menjalankan kewajiban umum
Mendaur ulang dan mengolah hanya pada lokasi yang disetujui
Tidak membakar dan memotong kabel PVC dan material lainnya
Menyimpan Menyimpan material daur ulang
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal V-21
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Membuang residu di TPA resmi
f. Sanksi Sanksi terhadap terhadap orang atau badan yang tidak memenuhi memenuhi kewajib kewajiban an dan melanggar dari larangan.
2.
Mate ateri
pengatu gatura ran n
pen pengum gumpula pulan n,
pen penyapu yapua an,
peng pengan angk gku utan tan,
pengola pengolahan han dan pembuan pembuangan gan sampah sampah dengan dengan mengakom mengakomodas odasii prinsip prinsip pengelolaan sampah terkini dan ketentuan perlindungan lingkungan a. Metode
dan
pengu ngumpula pulan n
tekni eknik, k,
dan
tingk ingkat at
kuali ualittas, as,
pen pengan gangku gkutan
samp sampa ah
perio eriod disas isasi, i, dari ari
pela pelay yanan anan
sum sumber ber
samp ampah
pemukiman, pasar, tempat umum, daerah komersial b. Jeni Jenis, s,ttekno eknolo logi gi,,
baha bahan n
Sara Sarana na
dan dan
pras prasar aran ana a
peng pengum umpu pula lan n
dan dan
pengangkutan c. Penjadwalan pengumpulan dan pengangkutan d. Pelayanan penyapuan jalan, jenis jalan dan frekuensi penyapuan e. Pene Peneta tapa pan n loka lokasi si temp tempat at
pena penamp mpun unga gan n samp sampah ah seme sement ntar ara a dan dan
persyaratan persyaratan kesehatan lingkungannya f. Penetapan lokasi lokasi pengolahan dan jenis pengolahan pengolahan g. Pemilihan dan penetapan lokasi tempat pembuangan h. Ketentuan pembuangan yang aman bagi lingkungan
3.
Materi Materi penga pengatura turan n tentan tentang g tarif tarif pelaya pelayanan nan a. Jenis pelayanan pelayanan yang diselenggarakan diselenggarakan (termasuk (termasuk pelayanan pelayanan minimal) minimal) b. Kelompok Kelompok wajib wajib bayar bayar atau objek wajib wajib bayar bayar c. Penet Penetapa apan n kelom kelompok pok disubs disubsidi idi dan mensu mensubsi bsidi di dengan dengan prinsi prinsip, p, yang yang kaya mensubsidi yang miskin, yang komersial, mensubsidi yang sosial. d. Mulai Mulai diupayak diupayakan an retribus retribusii sebagai sebagai alat pengendali pengendalian an tingkat tingkat timbulan timbulan sampah dan pemilahan sampah. e. Ketent Ketentuan uan peneta penetapan pan besara besaran n (besar (besaran an yang yang memad memadai ai untuk untuk mampu mampu membia membiaya yaii pelaya pelayanan nan minima minimal), l), yang yang sebaik sebaiknya nya juga juga meref mereflek leksik sikan an jumlah sampah yang diserahkan f. Besaran Besaran tarif tarif yang yang harus harus dibayar dibayar
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal V-22
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
g. Kete Ketent ntua uan n
pemb pembay ayar aran an/p /pen enag agih ihan an
(tah (tahun unan an,,
bula bulana nan, n,
ming minggu guan an,,
harian, setiap membuang) h. Sanksi Sanksi keterlamb keterlambatan atan atau penungga penunggakan kan
4.
Materi Materi pengatur pengaturan an pembent pembentukan ukan lembag lembaga a pengelol pengelola a sampah sampah kota a.
Bentuk, Bentuk, Keduduk Kedudukan, an, tugas tugas pokok pokok dan fungsi fungsi lembaga lembaga
b.
Kepemi Kepemilik likan an aset/ aset/per permod modala alan n
c.
Stru Strukt ktur ur orga organi nisa sasi si
d.
Sistem Sistem manajeme manajemen n peren perencanaa canaan, n, pelaksanaa pelaksanaan, n, dan dan pengen pengendali dalian an
e.
Kepengurusan
lembaga
(persyaratan
pengangkatan
da n
pemberhentian)
5.
f.
Ura Uraian ian tugas ugas
g.
Perta Pertangg nggung ungjaw jawaba aban n pengel pengelola olaan an
Materi Materi pengaturan pengaturan tata tata letak, perancang perancangan, an, konstru konstruksi ksi dan operasiona operasionall saarana persampahan persampahan a.
Penet Penetapa apan n lokasi lokasi TPS, TPS, tempat tempat pengol pengolaha ahan n dan TPA dalam dalam perat peratura uran n tata ruang kota
b.
Penyedia Penyediaan an ruang ruang tempat tempat penam penampunga pungan n sampah sampah dan atau pengolaha pengolahan n bagi bagi seti setiap ap pemb pemban angu guna nan n yang yang pote potens nsia iall meni menimb mbul ulka kan n samp sampah ah seperti pemukiman baru, apartemen, pasar, dan lainnya
c.
Memper Memperhat hatika ikan n kaidah kaidah teknik teknik saran sarana a dan prasaran prasarana a kebersi kebersihan han yang yang telah ditetapkan
d.
Periji Perijinan nan pengol pengolaha ahan n sampah sampah
e.
Periji Perijinan nan pembua pembuanga ngan n sampah sampah
f.
Perancanga Perancangan, n, pembangu pembangunan nan dan pengoper pengoperasia asian n TPA
g.
Konsul Konsultas tasii masyar masyaraka akatt tentang tentang pemban pembangun gunan an TPS, pengola pengolahan han dan pembuangan sampah
h.
6.
Kelengka Kelengkapan pan sarana sarana perlindu perlindungan ngan lingkung lingkungan. an.
Materi Materi pengat pengaturan uran kerjasama kerjasama antar antar kota/da kota/daera erah h a.
Kerj Kerjas asam ama a anta antarr daer daerah ah dan dan kota kota dalam dalam hal hal peng pengen enda dali lian an alir aliran an material potensi sampah.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal V-23
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
7.
b.
Kerjas Kerjasama ama antar antar daer daerah ah dalam dalam peng pengelo elolaa laan n TPA TPA
c.
Kerjasama Kerjasama antar antar daera daerah h dalam dalam penge pengelolaa lolaan n kebers kebersihan ihan sungai sungai
d.
Ketentua Ketentuan n penet penetapan apan kelembag kelembagaan aan pengelol pengelola a fasilit fasilitas as kerjasam kerjasama a
e.
Fung Fungsi si dan dan stat status us lemb lembag aga a
f.
Ketent Ketentuan uan penga pengambi mbilan lan keput keputusa usan n
g.
Ketent Ketentuan uan penga pengawas wasan an kerja kerjasam sama a
Perat Peratur uran an tentan tentang g kerjas kerjasam ama a denga dengan n swasta swasta/pe /peran ranser serta ta swasta swasta dan dan investasi di bidang pengelolaan sampah kota a.
Jeni Jeniss-je jeni niss /lin /lingk gkup up kegi kegiat atan an peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah yang yang dapa dapatt dikerjasamakan dengan swasta
b.
Jenis-jeni Jenis-jeniss investasi investasi dalam pengelol pengelolaan aan sampah sampah
c.
Kemudaha Kemudahan n yang yang diber diberikan ikan oleh Pemerint Pemerintah ah untuk untuk menarik menarik investor investor
d.
Pers Persya yara rata tan n yang yang haru haruss dipe dipenu nuhi hi oleh oleh swas swasta ta/i /inv nves esto torr deng dengan an penekanan kepada pemenuhan kompetensi
e.
Bentuk Bentuk kerjasam kerjasama a atau atau jenis jenis investasi investasi yang akan dilakukan dilakukan
f.
Inse Insent ntif if dan dan disi disins nsen enti tif f
5.2.3. Penerapan Peraturan Peraturan Rancangan Rancangan pengemba pengembangan ngan jenis jenis peratura peraturan n dan materi materi pengatur pengaturan an tidak akan membe memberik rikan an manfaa manfaatt dalam dalam perbai perbaika kan n sistem sistem pengel pengelola olaan an persam persampah pahan, an, apab apabil ila a tida tidak k seca secara ra kons konsis iste ten n dila dilaks ksan anak akan an.. Oleh Oleh kare karena na itu itu ranc rancan anga gan n langkah-langkah penerapan peraturan adalah sebagai berikut: 1.
Selu Seluru ruh h pera peratturan uran yang yang ada ada dan dan telah elah dite diterb rbit itk kan, an, diso disosi sial alis isas asik ikan an kepad kepada a masya masyarak rakat at luas, luas, terma termasuk suk kewaj kewajiba iban n dalam dalam melaks melaksana anaka kan n pendidik pendidikan an dan peningkat peningkatan an kesadara kesadaran n masyarak masyarakat at dalam dalam pengelol pengelolaan aan sampah.
2.
Doku Dokume men n pera peratturan uran yang yang telah elah dit diterbi erbitk tkan an muda mudah h dipe dipero role leh h oleh oleh masyarakat dan harus tersedia di kantor pelayanan masyarakat terdekat yaitu di kantor Kelurahan.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal V-24
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
3.
Setiap Setiap lembaga lembaga yang tugas dan tanggungj tanggungjawab awabnya nya terkait terkait dengan dengan materi materi pengaturan dalam peraturan yang telah diterbitkan, bertanggungjawab dalam pelaksanaannya. pelaksanaannya.
4.
Poli Polisi si Pamon Pamong g Praj Praja a memb member erik ikan an porsi porsi yang yang sama sama dalam dalam peneg penegak akan an aturan pengelolaan sampah/kebersihan seperti halnya peraturan daerah lainnya yang terkait dengan masalah ketertiban umum.
5.
Pener Penerapa apan n hukum hukum denga dengan n menged mengedepa epank nkan an pende pendekat katan an persua persuasif sif,, dan tindakan represif dilakukan sebagai tindakan akhir.
6.
Frekue Frekuensi nsi sida sidang ng tinda tindak k pidana pidana ring ringan an terha terhadap dap pela pelangg nggara aran n peratu peraturan ran ditingkatkan terutama di tempat-tempat umum.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal V-25
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Permas Permasala alahan han pengel pengelola olaan an sampah sampah di Kabupa Kabupate ten n Bandu Bandung ng sepert sepertii diurai diuraikan kan pada bab sebelumn sebelumnya ya bahwa, bahwa, dalam setiap aspek aspek menghada menghadapi pi permasal permasalahan ahan yang yang bermua bermuara ra pada pada satu satu perta pertanya nyaan, an, bagaim bagaimana ana mencip mencipta takan kan Kabupa Kabupate ten n Bandung Bandung bersih, bersih, bebas bebas sampah sampah di setiap setiap aktifitas
kota.
Jawabannya
jelas
memerlukan partisipasi, atau peran aktif setiap setiap komponen komponen masyaraka masyarakatt Kabupate Kabupaten n Bandung.
Tidak
saja
Pemerintah,
masy masyar arak akat at umum umumny nya, a, atau atau kelo kelomp mpok ok masya masyarak rakat at khusu khususs sepert sepertii masya masyarak rakat at industri industri sangat sangat menentuk menentukan an pencapaia pencapaian n sasaran sasaran tersebut tersebut..
Munculny Munculnya a partisipa partisipasi si
aktif aktif dari dari setiap setiap kompon komponen en masya masyarak rakat at merupakan target yang dituju.
6.1 Analsisis Analsisis Kebutu Kebutuhan han Pengemb Pengembanga angan n Program Program Pening Peningkata katan n Peran Serta Serta masyarakat Sangat disadari bahwa dalam upaya peningkatan pera peran n sert serta a masy masyar arak akat at perl perlu u adan adanya ya upay upaya a besar, menyentuh manusia sebagai faktor utama keber eberha hasi sila lan. n.
Unt Untuk itu itu perl perlu u adan adanya ya suat suatu u
progra program m meny menyelu eluruh ruh yang yang dilaks dilaksana anaka kan n secara secara
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VI-1
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
intens intensif. if.
Kunci Kunci efekt efektifi ifita tass progra program m ini adalah adalah tumbu tumbuhny hnya a parti partisip sipasi asi aktif aktif
masya masyarak rakat at dalam dalam pengel pengelola olaan an sampah sampah.. Hal ini dimak dimaksud sudka kan n agar agar masala masalah h peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah tida tidak k hany hanya a menj menjad adii tang tanggu gung ng jawa jawab b peme pemeri rint ntah ah,, melainkan menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat. Agar partisipasi masyarak masyarakat at terwuju terwujud d secara secara nyata nyata perlu perlu adanya adanya usaha usaha yang membangkit membangkitkan kan motiv motivasi asi,, kemam kemampu puan, an, kesemp kesempata atan, n, dan mengga menggali li serta serta mengem mengemban bangka gkan n potensi yang ada pada masyarakat, sehingga masyarakat bersedia berpartisipasi dalam dalam pengelola pengelolaan an sampah sampah secara secara berkesin berkesinambun ambungan gan dan konsisten konsisten.. Secara Secara mendasar mendasar sentuhan sentuhan aspek manusia harus harus mencapai mencapai perubaha perubahan n persepsi, persepsi, sikap sikap dan perilaku. Dengan Dengan demikian, upaya peningkatan peningkatan partisipasi aktif masyarakat masyarakat merupaka merupakan n proses proses pendidik pendidikan, an, dimana dimana masyaraka masyarakatt ditempat ditempatkan kan tidak hanya hanya sebagai obyek melainkan sedapat mungkin sebagai pelaku proses.
Pola Pola pendid pendidika ikan n yang yang efekt efektif if akan akan sangat sangat tergantung dari tingkat pengetahuan, sikap dan dan peri perila laku ku yang yang telah elah ada ada saat saat ini ini di masyarakat.
Tingkat
pengetahuan
masyarakat Kab. Bandung akan pengelolaan sampah yang baik dan benar, terukur sudah cuk cukup, up,
terut erutam ama a
dida didapa patt
dari dari
terp terpaa aan n
medi media. a. Kara Karakt kter er masy masyar arak akat at yang yang masi masih h cukup cukup ‘guyub’ ‘guyub’ memungkin memungkinkan kan penyebara penyebaran n info inform rmas asii yang yang cepa cepat. t. Namu Namun n demi demiki kian an,, peng penget etah ahua uan n yang yang cuku cukup p belu belum m menandakan sikap dan perilaku yang baik. Masyarakat yang sudah tahu, belum tentu melakukannya. Kebanyakan masyarakat di Kab. Bandung, memiliki sikap: “samp “sampah ah bukan bukan uru urusan san saya”. saya”. “kalau “kalau ada yang yang mau meman memanfaa faatk tkan an sampah sampah saya saya,, ya sila silaka kan. n. Tapi Tapi saya saya mah mah tida tidak k ada ada wakt waktu” u” dll. dll. Jadi Jadi seca secara ra sika sikap, p, masa masala lah h samp sampah ah mema memang ng belu belum m menj menjad adii
perh perhat atia ian n seri serius us masy masyar arak akat at
Kab.Bandung.
Persepsi Persepsi masyarak masyarakat at terhadap terhadap kebersih kebersihan an lingkunga lingkungan, n, adalah adalah urusan urusan masingmasingmasi masing ng.. Me Mere reka ka tidak idak mau mau sali saling ng meng mengin inga gatk tkan an jika jika ada ada teta tetang ngga ga atau atau masya masyarak rakat at lain lain di sekit sekitar ar merek mereka a yang yang melaku melakuka kan n tinda tindakan kan yang yang merus merusak ak BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VI-2
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
kebersihan lingkungannya. Ada persepsi bahwa mengingatkan pihak lain adalah urusan uru san orang orang luar luar (misal (misal jika jika ada proye proyek k khusus khusus itu, itu, yaitu yaitu uru urusan san pengel pengelola ola sampah. sampah. Atau Atau bisa juga dimaksu dimaksudkan dkan bahwa pihak pemerinta pemerintahlah hlah yang harus harus turun tangan mengingatkan).
Adap Adapun un pers persep epsi si masy masyara araka katt tent tentan ang g hidu hidup p seha sehat, t, masi masih h dian diangg ggap ap hal hal ini ini penti penting. ng. Di Me Mekar kar jaya jaya misaln misalnya, ya, mereka mereka biasa biasa membe membersi rsihk hkan an halama halaman n dan lingk lingkung ungan an rumahn rumahnya ya sendir sendirii dua hari hari sekali sekali.. Hal ini agak agak berbe berbeda da dengan dengan masyarak masyarakat at Sukasari Sukasari,, yang lebih ‘kota’. ‘kota’. Karena Karena ada pembantu pembantu,, misalnya, misalnya, ya pembantu pembantu itu yang harus membersi membersihkan hkan setiap hari. Secara fisik, bisa dilihat juga juga bahwa bahwa lingku lingkunga ngan n di Mek Mekar ar Jaya Jaya relat relatif if bersih bersih dan rapi. rapi. Sedan Sedangk gkan an di lokasi Sukasari, pengkaji menemukan bahwa walaupun ada lokasi pembuangan sampah sampah yang yang tidak tidak terla terlalu lu jauh, jauh, tetapi tetapi terda terdapat pat bebera beberapa pa titik titik tumpu tumpukk kkan an sampah di tepi sungai/parit.
Fenomena Fenomena di masyaraka masyarakatt Kab.Band Kab.Bandungm ungmempe emperlih rlihatk atkan an suatu suatu kondisi kondisi di mana pers persep epsi si
masy masyar arak akat at
terh terhad adap ap
masa masala lah h
kebe kebers rsih ihan an
ada ada
pada pada
tat tatanan anan
pengetah pengetahuan uan belum belum masuk masuk pada tatanan sikap. Ketika Ketika suatu suatu program program masuk, dan hanya hanya tungg tunggal al membah membahas as sampah sampah,, maka maka masyar masyaraka akatt tidak tidak akan akan terlal terlalu u tertarik tertarik.. Masyarak Masyarakat at hanya tertarik tertarik pada ilmu-ilmu ilmu-ilmu yang bisa segera mereka mereka manfaatkan dan nyata hasilnya.
Karena Karena itu, Dewasa ini memang memang terdapat terdapat kecenderunga kecenderungan n di dunia community community Developm Development ent maupun maupun Communit Community y Organizin Organizing, g, agar mengguna menggunakan kan pendekat pendekatan an progra program m yang yang holist holistik ik.. Artiny Artinya, a, meski meskipun pun maksud maksud kita kita adalah adalah memban membangun gun bidang pertanian misalnya, tetapi harus siap juga untuk membahas politik atau ekonomi ekonomi bersama bersama masyarak masyarakat. at. Hal ini disebabk disebabkan an arena arena memang memang masyarak masyarakat at meng mengha hada dapi pi masa masala lah h
yang yang komp komple leks ks,,
mult multif ifak akto tor, r, sali saling ng terk terkai aitt
anta antarr
faktor/m faktor/masal asalah. ah. Masalah Masalah sampah, sampah, bukanlah bukanlah hanya soal membuat membuat lingkungan lingkungan kita bersih, tetapi harus dijelaskan juga oleh program ini bahwa melalui entry point sampah, akan ada banyak masalah di masyarakat yang teratasi .
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VI-3
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Berd Berdas asar arka kan n pada pada feno fenome mena na ini, ini,
usah usaha a peni pening ngka kata tan n pela pelaya yana nan n kepa kepada da
masyarak masyarakat at yang dilakukan dilakukan dengan dengan pendekat pendekatan an pemberd pemberdayaa ayaan n masyarak masyarakat, at, harus dikemas dengan lebih kreatif. Misalnya, meskipun ini hanya program yang titik titik beratny beratnya a kampanye kampanye pemilaha pemilahan n sampah, sampah, tetapi tetapi perancan perancang g program program harus harus mempersiapkan suatu metodologi yang bisa membuat paham masyarakat bahwa gerak gerakan an ini merupa merupaka kan n bagian bagian dari dari sebuah sebuah upaya upaya untuk untuk memper memperbaik baikii aspekaspekaspe aspek k lain lain dari dari kehi kehidu dupa pan n
masy masyar arak akat at,,
sepe sepert rtii
meni mening ngka katk tkan an ekon ekonom omii
masyarak masyarakat, at, mempenga mempengaruhi ruhi kebijaka kebijakan, n, bahkan bahkan mungkin mungkin menyelam menyelamatkan atkan bumi dari isu pemanasan global.
Pend Pendam ampi ping ngan an
masy masyar arak akat at,,
haru haruss
bisa bisa
memb membuk uka a
cak cakrawa rawala la
berp berpik ikir ir
masyarak masyarakat, at, dan meningkat meningkatkan kan minat mereka mereka untuk untuk menjaga menjaga sustainab sustainabilit ilitas as progra program m secara secara mandi mandiri ri (sete (setelah lah progra program/p m/proy royek ek selesa selesai). i). Oleh Oleh karena karena itu, itu, ‘kecanggi ‘kecanggihan’ han’ metode metode pembelaja pembelajaran ran harus diterapk diterapkan. an. Pendekat Pendekatan an program program yang konvensi konvensional onal,, misalnya misalnya dengan dengan penyuluh penyuluhan/ce an/cerama ramah h oleh petugas, petugas, tidak tidak akan ada manfaatnya untuk menimbulkan minat masyarakat. Tetapi, jika yang memberi penyuluhan adalah para pelaku yang ‘pernah’ nampang di TV sebagai pengusaha sukses, mungkin hal ini akan lebih membekas di hati masyarakat. Peni Pening ngka kata tan n pera peran n sert serta a masy masyar arak akat at dala dalam m peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah di Kab. Kab. Band Bandun ung, g, yang yang bert bertuj ujua uan n
unt untuk memb memban angu gun n
masy masyar arak akat at yang yang mamp mampu u
berpat berpatisi isipas pasii secara secara aktif aktif dalam dalam pengel pengelola olaan an sampah sampah di lingku lingkunga nganny nnya a pada pada dasaranya bertujuan agar masyarakat turut serta aktif baik secara individu atau berkelom berkelompok pok dalam mewujudk mewujudkan an kebersih kebersihan an lingkunga lingkungan, n, tindakan tindakan nyata nyata yang diharapkan adalah :
Partisip Partisipasi asi aktif aktif individua individual, l, berupa berupa keikutse keikutsertaan rtaan setiap individu untuk membant membantu u tercipta terciptanya nya mekanis mekanisme me pengelol pengelolaan aan sampah sampah yang kondusif kondusif.. Seba Sebaga gaii indi indivi vidu du di sumb sumber er,, masy masyar arak akat at ditu ditunt ntut ut unt untuk mamp mampu u mengelola sampah secara mandiri. Tindakan nyata yang dapat dilakukan adalah memilah sampah atas organik dan anorganik sedemikian hingga memudahkan dilakukannya perolehan kembali oleh pihak atau lembaga lain yang akan melakukan proses pendayagunaan sampah.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VI-4
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Partsipasi komunal, komunal, berupa kesertaan kesertaan masyarakat masyarakat secara komunal komunal dalam upaya upaya mengatas mengatasii permasala permasalahan han sampah di lingkungan lingkungannya. nya. Tindak Tindak nyata nyata yang dapat dilakukan misalnya melakukan usaha pengomposan komunal, dan usaha pendayaguna pendayagunaan an sampah sampah lainnya lainnya yang sesuai sesuai dengan dengan potensi potensi yang ada di lingkungan setempat.
Diharapkan dengan program ini masyarakat dapat memahami dan melaksanakan tata tata cara cara pengel pengelola olaan an sampah sampah sesuai sesuai dengan dengan yang yang diteta ditetapk pkan an di Kabupa Kabupate ten n Bandun Bandung g untuk untuk lingku lingkunga nganny nnya. a. Atau Atau masyar masyarak akat at diberi diberi kelel keleluas uasaan aan untuk untuk menentuk menentukan an cara pengelol pengelolaan aan sampah sampah yang sesuai sesuai dengan dengan wilayahn wilayahnya, ya, tetapi tetapi tidak tidak menyal menyalahi ahi aturan aturan yang yang diteta ditetapk pkan. an. Dan juga, juga, tumbuh tumbuhny nya a kesada kesadaran ran masya masyarak rakat at akan akan kewaji kewajiban bannya nya memba membayar yar retrib retribusi usi menjad menjadii sasara sasaran n dari dari program ini.
Prog Progra ram m terp terpad adu u dala dalam m upay upaya a peni pening ngka kata tan n partsi partsipas pasii aktif aktif masya masyarak rakat, at, perlu perlu dilak dilakuka ukan n secara secara terus terus menerus, menerus, terarah terarah dan terencan terencana, a, berkesin berkesinambu ambungan ngan serta melibat melibatkan kan berbagai berbagai unsur unsur baik baik pemeri pemerint ntah ah maupu maupun n masya masyarak rakat at.. Untuk itu perlu dikembangkan strategi dengan pendekatan edukatif-persuasif dengan penerapan prinsip bottom-up. Edukatif berkaita berkaitan n dengan dengan pendidika pendidikan n atau pemapara pemaparan n pengetah pengetahuan uan tentang tentang sampah sampah dan dan sega segala la perm permas asal alah ahan anny nya a pada pada selu seluru ruh h lapi lapisa san n masy masyar arak akat at..
Namu Namun n
demikian demikian,, kendala kendala adanya adanya perilaku perilaku masyarak masyarakat at dewasa dewasa yang apatis apatis terhadap terhadap prog progra ramm-pr prog ogra ram m
pemb pemban angu guna nan n
kota kota akan akan menj menjad adii
peng pengha hamb mbat at dala dalam m
pelaks pelaksana anaann annya. ya. Untuk Untuk itu perlu perlu dicari dicari kelom kelompok pok-ke -kelom lompo pok k sasara sasaran n dengan dengan kriteria masih memiliki idealisme dan atau belum terkotori/ terpengaruhi oleh pemikira pemikiran n negatif. negatif. Persuasif berkai berkaitan tan dengan dengan upaya upaya menghadi menghadirkan rkan contoh contoh nyat nyata a
bagi bagi masy masyar arak akat at sehi sehing ngga ga akan akan meng menggu guga gah h
peri perila laku ku dan dan
sika sikap p
masyarakat.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VI-5
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Sela Selanj njut utny nya a
peny penyeb ebar aran an
info inform rmas asii
meru merupa paka kan n
lang langka kah h pent pentin ing g yang yang perl perlu u dila dilaku kuk kan dala dalam m kerangka peningkatan partisipasi aktif masyarakat. Pendidik Pendidikan an masyarak masyarakat at akan menjadi menjadi efektif efektif bila pema pemapa para ran n
meng menggu guna nak kan
sete setemp mpat at..
medi media a
masy masyar arak akat at
Para Para inis inisia iato torr yang yang tela telah h hadi hadirr dari dari
masya masyarak rakat at harus harus diangk diangkat at untuk untuk tampil tampil menjad menjadii conto contoh h bagi bagi masya masyarak rakat at lain lainny nya. a.
Deng Dengan an demi demiki kian an,, peny penyeb ebar aran an info inform rmas asii deng dengan an meng menggu guna naka kan n
berbagai media masyarakat perlu dilakukan secara terprogram yang menjamin kontinuitas kontinuitas pemaparan.
Ketik Ketika a persep persepsi, si, sikap sikap dan perila perilaku ku menun menunjuk jukka kan n arah pergeseran pergeseran positif, positif, maka sistem insentif insentif bagi para para parti partisip sipan an harus harus telah telah siap. siap. Pengem Pengemban bangan gan pola pola inse insent ntif if bagi bagi masya masyara raka katt dan dan tran transp spar aran ansi si manaje najem men
lemb embaga aga
penge engelo lolla
keber ebersi siha han, n,
terutama terutama yang berkaitan berkaitan dengan imbalan imbalan dan jasa yang yang telah telah dibaya dibayarka rkan n masya masyarak rakat at kepad kepada a lemba lembaga ga penge pengelol lola a harus harus segera segera digulirk digulirkan. an. Hal ini dimaksud dimaksudkan kan sebagai sebagai pola dasar pengembang pengembangan an partsipasi partsipasi masy masyar arak akat at seba sebaga gaii
pene penent ntu u
kebi kebija jak kan. an.
Deng Dengan an adan adanya ya trans ranspa para rans nsi, i,
masya masyarak rakat at diajak diajak untuk untuk berfi berfiki kir, r, dan turut turut serta serta membe memberik rikan an solusi solusi dalam dalam segala segala permasala permasalahan han yang dihadapi dihadapi sistem. Wujud keberhasil keberhasilan an keterbuk keterbukaan aan anta antara ra masy masyar arak akat at dan dan mana manaje jeme men n peng pengel elol ola a adal adalah ah terc tercip ipta tany nya a sali saling ng keper kepercay cayaan aan,, dan menjad menjadika ikan n masyar masyarak akat at sebaga sebagaii penen penentu tu kebija kebijakan kan bagi bagi pihak pengelola sampah kota.
6.2
Tahap Tahapan an Peng Pengem emban banga gan n Progr Program am
Jika kita kita merencan merencanakan akan untuk untuk menggunak menggunakan an pendekat pendekatan an yang holistik, holistik, maka untuk untuk kampa kampanye nye pengel pengelola olaan an sampah sampah akan akan lebih lebih pas jika jika kita kita menek menekank ankan an kepad kepada a perila perilaku ku bersih bersih.. Karena Karena tema tema ini jauh jauh lebih lebih siste sistemik mik daripa daripada da hanya hanya membicarakan sampah atau daur ulang sampah. Dalam tema ini, akan termasuk
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VI-6
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
manaj manajem emen en sampah sampah,, kebers kebersiha ihan n lingk lingkung ungan, an, keber kebersih sihan an diri, diri, pemanf pemanfaat aatan an sampah, pengurangan sampah, dll. Oleh karena itu, program peningkatan peran serta aktif masyarakat di Kab. Bandung perlu dilakukan dalam dua arah yaitu membangu membangun n suatu suatu kelompok kelompok contoh di wilayah wilayah tertentu tertentu dan mengembang mengembangkan kan kampa kampanye nye tingk tingkat at kota kota sehing sehingga ga masala masalah h sampah sampah dapat dapat teris terisu u kan kan dengan dengan spektrum yang luas.
Pelaksanaan Kampanye pengelolaan sampah di tingkat kota, harus didasarakan pada pada suat suatu u kera kerang ngka ka stra strate tegi gi komu komuni nika kasi si mass massa. a. Peng Pengem emba bang ngan an stra strate tegi gi komu komuni nika kasi si itu itu menc mencak akup up
pemi pemili liha han n medi media-m a-med edia ia dan dan komb kombin inas asii medi media, a,
pengem pengemban bangan gan pesanpesan-pes pesan, an, dan pemili pemilihan han pendek pendekat atan an yang yang tepat tepat serta serta menumbuhkan partisipasi khalayak, dalam upaya pencapaian tujuan program
Pengembangan strategi komunikasi ini pada umumnya lakukan melalui tahapan sebagai berikut:
Mempelajari dan mengkaji mengkaji tujuan komunikasi yang telah ditetapkan ditetapkan
Mengkaji perubahan tingkat tingkat PSP/K dan kepercayaan yang diinginkan diinginkan
Mengkaji kembali kembali indikator keberhasilan keberhasilan yang telah ditetapkan ditetapkan
Mengembangkan Mengembangkan pesan-pesan pokok yang yang cocok dengan tingkat tingkat PSP/K khalayak strategis kita Memilih metode-metode metode-metode komunikasi komunikasi yang cocok untuk menjangkau khalayak khalayak
strategis kita sesuai dengan prubahan yang diinginkan
Memilih alternatif alternatif jenis-jenis media yang yang cocok dan kombinasinya kombinasinya
Mengkaji jenis-jenis jenis-jenis media yang teridentifikasi teridentifikasi dilihat dari dari dana, fungsi media, saluran media dan karakteristik khalayak kita
6.3
Menentukan Menentukan jenis media dan kombinasinya kombinasinya
Kerangka Kerangka Program Program Pengem Pengembanga bangan n Peran Peran Serta Serta Masyarak Masyarakat at (dala (dalam m kampanye pengelolaan sampah)
Berkaca Berkaca dari realita realita terpaan terpaan media media (berdasa (berdasarkan rkan survei survei KAP) kecender kecenderunga ungan n masy masyar arak akat at kota kota dan dan kabu kabupa pate ten n Band Bandun ung g adal adalah ah masy masyar arak akat at yang yang tela telah h memiliki pengetahuan yang tinggi tentang pengelolaan sampah yang seharusnya
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VI-7
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
dilaku dilakukan kan.. Hanya Hanya saja, saja, karena karena belum belum diduk didukung ung oleh oleh adany adanya a motiv motivasi asi/si /sikap kap,, maka maka peng penget etah ahua uan n ters terseb ebut ut belu belum m digu diguna naka kan n untu untuk k meng mengat atas asii masa masala lah h kebersih kebersihan an sehari-har sehari-hari. i. Ketiada Ketiadaan an motivasi motivasi ini juga yang menyebabk menyebabkan an upaya upaya untuk memperoleh keterampilan yang mendukung, kurang diminati.
Oleh Oleh kare karena na itu, itu, keli keliha hata tann nnya ya ada ada kebu kebutu tuha han n akan akan suat suatu u prog progra ram m yang yang integratif, memanfaatkan tingkat terpaan media yang cukup tinggi, untuk mensuply masyarakat dengan contoh-contoh baik dan nyata (terjadi di lingkungan
yang yang sama sama deng dengan an mere mereka ka)) agar agar timb timbul ul moti motiva vasi si untu untuk k meni mening ngka katk tkan an keterampilan dan menggunakan pengetahuan serta keterampilan mereka untuk tindakan nyata.
Program ini harus menyentuh beberapa aspek kebutuhan masyarakat, misalnya: menyajikan keuntungan ekonomis yang masuk akal, teknik/metode yang tidak terla terlalu lu sulit sulit atau atau sederh sederhana ana untuk untuk dilaku dilakuka kan, n, dampa dampak k yang yang cukup cukup releva relevan n terhadap kebersihan lingkungan. Program secara bertahap berkembang, mulai dari mendukung inisiatif-inisiatif lokal yang sudah ada, menyebarluaskan ‘virus’ inis inisia iati tiff ke wila wilaya yah h yang yang lebi lebih h luas luas,, dan dan pada pada gili gilira rann nnya ya,, didu diduku kung ng oleh oleh kebijakan penguasa.
Dua Dua manfa manfaat at yang yang menjad menjadii target target progra program m adalah adalah bagi bagi masyar masyaraka akatt dan bagi bagi aparat aparat pemerint pemerintah. ah. Bagi masyarak masyarakat, at, bisa diharapk diharapkan an dalam dalam beberapa beberapa tahun tahun tercipta lingkungan yang lebih sehat dan indah, sehingga bisa terjadi penurunan tingkat penyakit yang disebabkan sanitasi yang buruk. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat lebih menyebarluaskan semangat kewiraswastaan untuk mengurangi tingkat pengangguran. Bagi pemerintah, program ini bisa menjadi bahan bahan share share learni learning ng bagi bagi daerah daerah-da -daera erah h lain, lain, tenta tentang ng bagaim bagaimana ana sebuah sebuah pemeri pemerinta ntahan han memba membangu ngun n kebij kebijaka akan n yang yang berbas berbasis is masyar masyarak akat. at. Semang Semangat at kewiras kewiraswast wastaan aan yang meningkat meningkat dari masyaraka masyarakat, t, berarti berarti berkuran berkurangnya gnya beban beban pemerint pemerintah ah untuk untuk menyediak menyediakan an lapangan lapangan kerja. kerja. Inisiati Inisiatiff lokal lokal yang didukung didukung oleh leh
peme emerint rinta ah,
bisa isa
membant bantu u
terci rciptan ptany ya
sist istem
penge engelo lola laa an
samp sampah ah/k /keb eber ersi siha han n yang yang jauh jauh lebi lebih h hema hematt dan dan efek efekti tif. f. Sehi Sehing ngga ga beba beban n pemerintah untuk membuat/mencari TPA diharapkan bisa berkurang.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VI-8
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Secara garis besar, program kampanye ini akan terdiri dari tiga tahapan besar, yakni: 1. Best Practises Practises Campaign Campaign 2. Share Share Learni Learning ng
3. Advokasi Advokasi kebijak kebijakan an publik publik
Pada tahap pertama, personil program akan mengadakan identifikasi inisiatifinisiatif lokal di kalangan masyarakat maupun kantor/instansi. Identifikasi bisa berdasarkan beberapa hal:
Berdasarkan Berdasarkan jenis sampahnya: best practises dalam daur ulang sampah kaleng, plastik, kompos, bokasi, dll
Berdasarkan Berdasarkan komunitasnya: komunitasnya: best practises komunitas pasar yang berhasil mengelola sampahnya dengan baik, atau dari komunitas suatu instansi, terminal, lingkungan warga: RT, RW,dll.
Hasil identifikasi best practises tersebut kemudian dipublikasikan melalui beberapa cara misalnya:
Penerbitan Penerbitan buletin sampah yang terbit berkala
ke lokasi-lokasi best practises tersebut Press tour ke
Program ‘membeli’ ‘membeli’ kolom di koran koran lokal untuk untuk memberitakan/memmemberitakan/memblow up best practises tersebut
Pembuatan Pembuatan modul bagi bagi bahan pembelajaran pembelajaran pengelolaan pengelolaan sampah berdasarkan pengalaman masyarakat
Lokakarya Lokakarya untuk mengangkat mengangkat suara suara para praktisi praktisi best practises tersebut tentang alternatif gerakan ‘menuju Kab. Bandung bersih, sehat, dan sejahtera 2013’ (misalnya). Bisa saja beberapa gagasan diangkat disitu, seperti misalnya kebutuhan para praktisi akan adanya ‘pasar sampah’, dll.
Proses Proses ini harus harus diduku didukung ng dengan dengan dokume dokument ntasi asi yang yang baik. baik. Terut Terutama ama untuk untuk mengabad mengabadikan ikan konsep-ko konsep-konsep nsep pengelolaan pengelolaan sampah, sampah, yang akan menjadi media pembelajaran di fase berikutnya (share learning ).
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VI-9
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
fase share-learning , prog progra ram m akan akan memf memfas asil ilit itas asii para para Pada Pada taha tahap p kedu kedua a, fase praktisi tersebut untuk berbagi dengan menggunakan media pembelajaran yang telah dihasilkan sebelumnya (modul, buletin, dll). Sehingga, justru para praktisi tersebut yang akan menjadi garis depan program untuk menimbulkan motivasi masyarakat untuk bergerak.
Program bisa menentukan beberapa lokasi percobaan ( pilot project ) bagi para prakt praktisi isi terse tersebut but untuk untuk berbag berbagii ilmu ilmu dengan dengan masya masyarak rakat/ at/kom komuni unitas tas lain. lain. Tahapan ini pun sebaiknya tetap di back-up oleh media-media publikasi seperti buletin buletin maupun maupun press Sehingga ga masyar masyarak akat at akan akan termo termoti tivas vasi, i, dan press release release. Sehing memunculkan best practises tahap kedua (generasi praktisi berikutnya).
Pada Pada taha tahap p keti ketiga ga, setida setidakn knya ya denga dengan n adanya adanya penga pengalam lamanan-pe penga ngalam laman an tersebut, program mulai mengajak masyarakat dan pemerintah duduk bersama untuk menjadikan gerakan program ini menjadi gerakan bersama yang didukung oleh kebijakan.
Adapun keluaran yang bisa diharapkan per tahapan adalah sebagai berikut: 1. Tahun Tahun pertama pertama : akan teridentif teridentifikas ikasii best-prac best-practise tisess dalam dalam pengelolaa pengelolaan n sampah sampah dan produksi produksi media-me media-media dia tentangn tentangn best practise practisess tersebut tersebut.. Media yang dimaksud bisa berupa: rangkaian roadshow itu sendiri, dan atau media-media program seperti buletin, artikel di koran, dll. 2. Tahun kedua kedua : tersosialisasikannya tersosialisasikannya best practises practises kepada komunitas komunitas lain lain 3. Tahun ketiga ketiga : tumbuh dan berkembangnya berkembangnya praktek-praktek praktek-praktek pengelolaan pengelolaan sampah 4. Tahun Tahun keempat keempat : terdokum terdokument entasika asikanny nnya a praktek-pr praktek-prakte aktek k baru tersebut tersebut (identifikasi best practises tahap berikut) 5. Tahu Tahun n keem keempa patt : gera geraka kan n bers bersam ama a komu komuni nita tass untu untuk k meng mengad advo voka kasi si kebijakan publik tentang kebersihan 6. Tahun Tahun kelim kelima a : kelua keluarny rnya a kebij kebijaka akan n publi publik k yang yang berbas berbasis is partis partisipa ipasi si masyarakat, dan pengawalan implementasinya.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VI-10
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
7. Tahun Tahun keenam dan seterusnya seterusnya : ter-lemb ter-lembaga-k aga-kannya annya gerakan gerakan ini menjadi bagian dari sistem pengelolaan sampah/kebersihan berbasis masyarakat.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VI-11
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Tiga skenario skenario peningkat peningkatan an pelayanan pelayanan pengelola pengelolaan an sampah di Kabupaten Bandung telah dikembangkan (Lih (Lihat at Bab Bab 3). 3). Skenario Skenario optimis optimis diarahkan diarahkan sesuai sesuai deng dengan an targ target et dan dan sasa sasara ran n Nasi Nasion onal al.. Skenario
mode oderat
adala dalah h
Nasi Nasion onal al
dala dalam m
sken skenar ario io peri period ode e
penc pencap apai aian an
sasa sasara ran n
pere perenc ncan anaa aan. n.
Adap Adapun un
skenario skenario pesimis pesimis, adalah adalah skena skenario rio dengan dengan memper memperti timb mbang angkan kan kemam kemampu puan an Pemeri Pemerint ntah ah lokal lokal dalam dalam membia membiaya yaii pengel pengelola olaan an sampah sampah yang yang diukur diukur dari dari pemahaman terhadap pola pembiayaan 2 tahun terakhir.
Ketiga Ketiga skenario skenario dikembangkan dikembangkan dengan dengan pendekata pendekatan n bagi peran peran antara antara pelakupelakupelaku pelaku pengel pengelola olaan an sampah sampah yaitu yaitu Pemeri Pemerint ntah, ah, Masyar Masyaraka akat, t, Swast Swasta a dan juga juga sektor sektor informal. informal. Pemerinta Pemerintah h dengan dengan Dinas Dinas Kebersihan Kebersihannya, nya, merupak merupakan an pelaku pelaku utama utama pengelol pengelolaan aan sampah sampah di Perkotaa Perkotaan, n, sedangkan sedangkan masyaraka masyarakatt merupakan merupakan pelaku pengelolaan berbasis masyarakat yang menjadi strategi pelayanan untuk perdesaa perdesaan. n. Swasta Swasta pada dasarnya dasarnya untuk 20 tahun tahun mendatang mendatang,, masih masih menjadi menjadi suatu suatu opsi opsi lain lain yang yang belum belum priori prioritas tas.. Adapu Adapun n target target obyek obyek penge pengelol lolaan aan yang yang diberi diberikan kan kepad kepada a swast swasta a adalah adalah dalam dalam upaya upaya pengol pengolaha ahan n sampah sampah sehing sehingga ga beba beban n peni penimb mbun unan an TPA TPA dapa dapatt berk berkur uran ang. g. Sekt Sektor or info inform rmal al,, keha kehadi dira rann nnya ya diha dihara rapk pkan an akan akan teta tetap p memb member erik ikan an kont kontri ribu busi si pada pada pena penang ngan anan an samp sampah ah anorganik. BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VII-1
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Tabel 7.1 berikut memperlihatkan perbandingan ketiga skenario. Tabel 7.1 Perbandingan Ketiga Skenario Peningkatan Pelayanan Pengelolaan Sampah Komponen
Satuan
Skenario-1
Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
2009 – 2010
2011 - 2015
2016 - 2028
1) Timbulan Sampah Total
m3/hr
5.176
6.019
7.790
2) Beban Pelayanan Perkotaan
m /hr
2.973
3.457
3.902
3) Beban Pelayanan Perdesaan
m /hr
2.203
2.562
3.888
4) Tingkat Penimbunan
%
16,0%
13,1%
0,4%
5) Tingkat Pengomposan
%
11,9%
15,6%
25,6%
6) Tingkat Daur Ulang Anorganik
%
19,4%
22,4%
27,2%
7) Tingkat Pengolahan Lain
%
12,6%
17,9%
30,8%
8) Pelayanan Sistem Berbasis Masyarakat
%
20,1%
29,3%
38,1
9) Tingkat Kontribusi Sektor Informal
%
39,9%
42,0%
47,9%
10) Tingkat Sampah Terkelola
%
60,0%
70,0%
85,0%
11) Tingkat Sampah Tak Terkelola
%
40,0%
30,0%
15,0%
m3/hr
5.176
6.019
9.134
Skenario-2 1) Timbulan Sampah Total
3
2) Beban Pelayanan Perkotaan
m /hr
2.973
3.457
5.246
3) Beban Pelayanan Perdesaan
m /hr
2.203
2.562
3.888
4) Tingkat Penimbunan
%
13,2%
11,9%
4,6%
5) Tingkat Pengomposan
%
1,3%
4,0%
22,9%
6) Tingkat Daur Ulang Anorganik
%
7,8%
9,4%
21,4%
7) Tingkat Pengolahan Lain
%
1,7%
3,6%
17,2%
8) Ting Tingka katt Pela Pelaya yana nan n Sist Sistem em Berb Berbas asis is
%
11,8%
15,6%
42,1%
10) Tingkat Kontribusi Sektor Informal
%
16,9%
18,1%
33,3%
11) Tingkat Sampah Terkelola
%
26,0%
31,0%
70,0%
12) Tingkat Sampah Tak Terkelola
%
74,0%
69,0%
30,0%
1) Timbulan Sampah Total
m3/hr
5.176
6.019
9.134
2) Beban Pelayanan Perkotaan
m /hr
2.973
3.457
5.246
m /hr
2.203
2.562
3.888
4) Tingkat Penimbunan
%
25,12%
25,00%
24,74%
5) Tingkat Pengomposan
%
0,1%
4,4%
8,0%
6) Tingkat Daur Ulang Anorganik
%
11,3%
13,1%
15,2%
7) Tingkat Pengolahan Lain
%
0,0%
0,8%
2,9%
Skenario-3
3) Beban Pelayanan Perdesaan
8) Ting Tingka katt Pela Pelaya yana nan n Sist Sistem em Berb Berbas asis is
3
%
5%
10%
16%
Masyarakat 9) Tingkat Iinformal
%
8%
10%
15%
10) Tingkat Sampah Terkelola
%
25%
32%
40%
11) Tingkat Sampah Tak Terkelola
%
75%
68%
60%
Sumber : Tabel 3.3 - Tabel 3.5, Sub Bab 3.6
Dari Dari keti ketiga ga sken skenar ario io dapa dapatt dili diliha hatt bahw bahwa a sebe sebesa sarr apap apapun un prop propor orsi si beba beban n pengelolaan yang ditetapkan bagi Dinas, tetap memerlukan adanya peran dari
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VII-2
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
kelom kelompo pok k pelak pelaku u pengel pengelola olaan an lainny lainnya a yaitu yaitu masya masyarak rakat, at, swasta swasta dan sekto sektorr informal, untuk mencapai target tingkat pelayanan yang diinginkan. Penentuan skenario mana yang akan dipilih, sangat ditentukan oleh kebijakan Pemerintah. Ketiga skenario dimunculkan sebagai opsi bagi penentu kebijakan dala dalam m mene menent ntuk ukan an arah arah.. Dala Dalam m Bab Bab ini ini akan akan diur diurai aika kan n aspe aspek k terk terkai aitt pembiayaan berbasiskan pada ketiga skenario di atas.
Pemapa Pemaparan ran dimula dimulaii dengan dengan menghi menghitu tung ng besarn besarnya ya pembia pembiaya yaan an dari dari keti ketiga ga skena skenario rio,, sebaga sebagaii invest investasi asi yang yang harus harus ditana ditanamk mkan an oleh oleh Pemeri Pemerint ntah ah dalam dalam pembiayaan pengelolaan sampah. Selanjutnya sebagai dasar perhitungan dalam penentuan biaya rutin yang harus dikeluarkan setiap tahun anggaran, dihitung biaya biaya satuan satuan pengel pengelola olaan an per m3 sampah sampah.. Biaya Biaya satuan satuan dihit dihitung ung denga dengan n dua pendek pendekat atan an yaitu yaitu pende pendekat katan an kebut kebutuha uhan n optimu optimum m berda berdasar sarka kan n kebut kebutuha uhan n minima minimall pengel pengelola olaan an dan pendek pendekata atan n kemamp kemampuan uan pemeri pemerint ntah ah berda berdasar sarka kan n APBD.
7.1 Kebutuhan Investasi Kebut Kebutuha uhan n invest investasi asi dalam dalam pengel pengelola olaan an sampah sampah merup merupak akan an inform informasi asi yang yang sangat sangat penting penting bagi para pengambi pengambill keputusa keputusan n dalam rangka menyusun menyusun APBD APBD setiap tahunnya.
Perhitungan proyeksi investasi didasarkan pada kebutuhan sarana dan prasarana untuk masing-masing skenario, diperlihatkan dalam Tabel 7.2, Tabel 7.3, dan Tabel 7.4.
Adapun sarana yang diperhitungkan adalah seluruh item yang menjadi tanggung jawab Pemerintah dalam pengadaannya, yaitu : 1.
Mottor Samp Mo Sampah ah
2.
Kontaine Kontainerr penampun penampung g sampah sampah di TPS TPS dengan dengan landas landasan, an, kapasit kapasitas as 6m3
3.
Arm Roll 6 m3 untuk container 6m3
4.
Pick Up kap kapasitas 4 m3, untu untuk k sist sistem em peng pengum umpu pula lan n Door Door to Door Door dan dan pemindahan sampah anorganik dari TPS Kelurahan ke TPS Kecamatan
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VII-3
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
5.
Bangun Bangunan an TPS TPS Kelura Kelurahan han besert beserta a perle perlengk ngkapa apan n pengom pengompo posan san kapasi kapasitas tas 5000 penduduk.
6.
Dump Tru Truck 10 m3, untu untuk k mena menang ngan anii samp sampah ah yang yang tida tidak k tero terola lah h dan dan pemindahan residu dari TPS Kelurahan keTPS Kecamatan dan ke TPA.
7.
Bangunan Bangunan TPS Kecamat Kecamatan an besert beserta a sarana sarana pengol pengolahan ahan plastik plastik
8.
Bangunan Bangunan Pengumpu Pengumpull B3 RT di TPS Kecamat Kecamatan an dan dan di TPA. TPA.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VII-4
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Tabel 7.2 Proyeksi Kebutuhan Investasi Skenario-1 Jangka Pendek (Tahun 2010) No
Komponen
Satuan Kuantitas
H ar ar ga ga S at at ua ua n (Rp- Jutaan)
1
J um um la la h
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
Jangka Panjang (Tahun 2028)
H ar ar ga ga S at at ua ua n (Rp- Jutaan)
J um um la la h
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
H a rg rg a S at at ua ua n (Rp- Jutaan)
J um um la la h (Rp- Jutaan)
Pola Konvensional Motor Sampah Pick Up 4m3 Kontainer 6 m3
Unit Unit Unit
227 38 0
6,376
62
5,124
11
-
0
210
-
0
25 120 17
2,331
20
30
1,604
1, 1,985
4
120
1,539
17
-
0
17
-
210
-
0
210
-
30 120
Arm Roll 6 m3
Unit
0
Kontainer 10 m3
Unit
0
20
-
0
20
-
0
20
Arm Roll 10 m3
Unit
0
280
-
0
280
-
0
280
-
2
150
451
4
240
1, 1,083
Dump Truck 6 m3 2
Jangka Menengah (Tahun 2015)
Unit
0
150
Un it it
12
240
3, 3,236
3
TPST Skala Kecamatan
Unit
7
172,5
1, 1,357
1
172,5
259
Sarana Prasarana Pengembangan CBSWM
Unit
14
200
3,146
6
200
1,804
-
150
1,924
4
240
3,079
1
172,5
553
4
200
2,566
Implementasi 3R T PS PS T S ka kal a K el el ur ur ah ah an an an an
Jumlah
19,239
7,913
Sumber : Tabel Kebutuhan Sarana dan Biaya Investasi untuk Skenario 1, Lampiran A-21
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VII-5
11,265
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Tabel 7.3 Proyeksi Kebutuhan Investasi Skenario-2 Jangka Pendek (Tahun 2010) No
Komponen
Satuan Kuantitas
Harg Harga a Satu Satuan an (Rp- J ut utaan)
1
Juml Jumlah ah
Kuantitas
Harg Harga a Satu Satuan an
(Rp- Jutaan)
(Rp- J ut utaan)
Jangka Panjang (Tahun 2028) Juml Jumlah ah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
Harg Harga a Satu Satuan an
Juml Jumlah ah
(Rp- J ut utaan)
(Rp- J ut utaan)
Pola Konvensional Motor Sampah Pick Up 4m3 Kontainer 6 m3
2
Jangka Menengah (Tahun 2015)
18 18
25
506
23
865
3.544
114
25
9,140
Unit
3
120
404
4
722
3.223
19
120
7,312
Unit
1
17
19
1
26
71
0
17
-
1
210
236
1
316
1.129
0
210
-
Unit
Arm Roll 6 m3
Unit
Kontainer 10 m3
Unit
0
20
-
0
-
-
0
20
-
Arm Roll 10 m3
Unit
0
280
-
0
-
-
0
280
-
Dump Truck 6 m3
Unit
0
150
-
0
-
-
6
150
2,886
1
240
270
2
722
3.241
10
290
7,697
1
172,5
194
1
259
1.158
3
210
1,660
2
200
449
2
601
2.686
5
200
Implementasi 3R TPST Skala Kelurahanan
Unit
TPST Skala Kecamatan
Unit
Sarana Sarana Prasarana Prasarana Pengembang Pengembangan an CBSWM
Unit
Jumlah
2,078
15.052
Sumber : Tabel Kebutuhan Sarana dan Biaya Investasi untuk Skenario 2, Lampiran A-25
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VII-6
3,207
31,903
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Tabel 7.4 Proyeksi Kebutuhan Investasi Skenario-3 Jangka Pendek (Tahun 2010) No
Komponen
Satuan Kuantitas
H ar ar ga ga S at at ua ua n (Rp- Jutaan)
1
J um um la la h
Kuantitas
H a rg rg a S at at ua ua n
(Rp- Jutaan)
(Rp- Jutaan)
Jangka Panjang (Tahun 2028) J um um la la h
Harga Harga Satu Satuan an
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
Juml Jumlah ah
(Rp- Jutaan)
(Rp- Jutaan)
128
Pola Konvensional Unit
18
20
404
0
20
-
2
20
Unit
0
280
-
0
280
-
0
280
-
Kontainer 6 m3
Unit
2
17
56
0
17
-
2
17
160
Arm Roll 6 m3
Unit
2
210
562
0
210
-
0
210
-
Unit
0
150
-
1
150
301
1
150
641
Unit
0
240
-
2
290
722
0
290
-
0
172,5
-
1
210
259
1
210
552
5
200
1,124
2
200
601
4
200
2,566
Kontainer 10 m3 Arm Roll 10 m3
Dump Truck 10 m3 2
Jangka Menengah (Tahun 2015)
Implementasi 3R TPST Skala Kelurahan TPST Skala Kecamatan
Sarana Prasarana Pengembangan CBSWM Peralatan Pendampingan
Unit
Unit
Unit
0
97
-
0
97
-
0
97
-
Unit
0
103
-
0
103
-
0
103
-
TOTAL BIAYA INVESTASI
2,146
1,883
Sumber : Tabel Kebutuhan Sarana dan Biaya Investasi untuk Skenario 2, Lampiran A-29
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VII-7
4,047
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Dari Dari proye proyeks ksii perhi perhitu tunga ngan n invest investasi asi terse tersebu butt terlih terlihat at bahwa bahwa kebut kebutuha uhan n invest investasi asi untuk pola pengelolaan konvensional (wadah – kumpul – angkut – buang) tahun 2009 dan tahun 2010 pada skenario 1 menunjukkan kebutuhan investasi yang cukup besar diba diband ndin ing g deng dengan an tahu tahunn-ta tahu hun n beri beriku kutn tnya ya.. Begi Begitu tu pula pula biay biaya a inves investa tasi si untu untuk k peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah pola pola 3R. 3R. Hal Hal ini ini dise diseba babk bkan an kare karena na sken skenar ario io-1 -1 meru merupa paka kan n skenario skenario optimasi optimasi pencapai pencapaian an target target Nasional. Nasional. Pada tahun tahun 2010, tingkat pelayana pelayanan n harus harus mencapai mencapai 60% total total penduduk penduduk kota. Saat ini, tahun 2007, Tingkat Tingkat Pelayana Pelayanan n Kabupa Kabupate ten n Bandun Bandung g baru baru mencap mencapai ai 20,8%. 20,8%. Selan Selanjut jutny nya a pada pada tahun tahun 2015, 2015, Tingka Tingkatt Pelaya Pelayanan nan harus harus mencap mencapai ai 70%. 70%. Hal ini menun menuntu tutt keters ketersedi ediaan aan sarana sarana yang yang cukup cukup tinggi pada awal tahun perencanaan dengan peningkatan yang cukup merata dalam setiap tahun perencanaan.
Pada skenario 2 lonjakan investasi baik untuk pola pengelolaan konvensional maupun untu untuk k pola pola 3R terj terjad adii hany hanya a pada pada tahu tahun n pert pertam ama a impl implem emen enta tasi si (200 (2009) 9).. Hal Hal ini ini dise diseba babk bkan an kare karena na targ target et penc pencap apai aian an ting tingka katt pela pelaya yana nan n dala dalam m sken skenar ario io ini ini dike dikemb mban angk gkan an mera merata ta hing hingga ga menc mencap apai ai 60% 60% pada pada lima lima tahu tahun n terak terakhi hirr peri period ode e perencanaan. Dengan pencapai tingkat pelayanan 26% pada tahun 2010, kebutuhan peningkatan sarana prasarana tidak terlampau tinggi di tahun-tahun selanjutnya.
Sementara itu pada skenario 3 investasi baik untuk pola pengelolaan sampah secara konve konvensi nsiona onall maupu maupun n dengan dengan pola pola 3R jauh jauh lebih lebih ren rendah dah diband dibanding ing dua dua scenar scenario io sebelumn sebelumnya. ya. Lonjakan Lonjakan investasi investasi terjadi hanya pada tahun kedua kedua (2010) (2010) sedangka sedangkan n tahun-tahun berikutnya relatif mengalami peningkatan yang proporsional. Kondisi ini dipastik dipastikan an terjadi terjadi mengingat mengingat dari sisi pencapaian pencapaian Tingkat Tingkat Pelayanan Pelayananan, an, skenario-3 skenario-3 menetapkan angka yang paling rendah, yaitu 40% di tahun akhir perencanaan, 2028.
7.2 Analisis Biaya Satuan Anali Analisis sis biaya biaya satuan satuan ini dimak dimaksud sudkan kan untuk untuk menge mengeta tahui hui biaya biaya operas operasion ional al dan pemeliharaan yang dibutuhkan per satuan sampah yang dikelola (dalam hal ini per m3). Hal Hal ini ini dipe diperl rluk ukan an untu untuk k meng menges esti tima masi si kebu kebutu tuha han n biay biaya a oper operas asio iona nall dan dan pemeliharaan (O&M) seiring dengan peningkatan kapasitas pengelolaan. Oleh karena itu khusus untuk perhitungan biaya satuan pengelolaan sampah secara konvensional maka maka biaya biaya yang yang dihitu dihitung ng hanya hanya biaya biaya yang yang langsu langsung ng berhub berhubung ungan an dengan dengan biaya biaya BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VII-8
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
pengelolaan sampah Kabupaten Bandung. Analisis biaya satuan dilakukan untuk pola pengelolaan sampah secara konvensional (wadah – kumpul – angkut – buang) dan pola 3R.
Untu Untuk k anal analis isis is biay biaya a peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah seca secara ra konv konven ensi sion onal al meng menggu guna naka kan n 2 pendekatan yaitu : (a) Pendekat Pendekatan an data historica historicall kemampu kemampuan an Pemerint Pemerintah ah dalam dalam 2 tahun tahun terakhir terakhir.. Dala Dalam m hal hal ini ini digu diguna naka kan n data data APBD APBD 2007 2007 untu untuk k bida bidang ng Dina Dinass Kebe Kebers rsih ihan an Kabupaten Bandung sebagai dasar, (b) Pendek Pendekat atan an Nilai Nilai Optimu Optimum. m. Yaitu Yaitu perhit perhitung ungan an didasa didasarka rkan n atas atas kebut kebutuha uhan n ideal dalam pelayanan oleh Dinas Kebersihan.
Adapu Adapun n analis analisis is biaya biaya satuan satuan pola pola penge pengelol lolaan aan sampah sampah 3R dilaku dilakukan kan berdas berdasark arkan an rancangan 3R yang diusulkan.
Untu Untuk k perh perhit itun unga gan n
biay biaya a
satu satuan an Peng Pengel elol olaa aan n samp sampah ah pola pola konv konven ensi sion onal al yang yang
didasa didasark rkan an pada pada APBD APBD 2007, 2007, maka maka terle terlebih bih dahul dahulu u dipisa dipisahka hkan n biaya-b biaya-biay iaya a yang yang langsung berhubungan dengan kegiatan pengangkutan dan pembuangan sampah. Berdasarkan hasil perhitungan sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 7.5 bahwa total biaya pengangkutan dan pembuangan sampah Kabupaten Bandung dalam satu tahun berdasarkan APBD 2007 adalah sebesar Rp 7.878.439.150,- . Kemudian sampah yang terk terkelo elola la pada pada tahun tahun yang yang sama sama adalah adalah sebany sebanyak ak 305,760 m 3 selama selama tahun tahun 2007 (asum (asumsi si : sampah sampah terlay terlayani ani tahun tahun 2007 2007 adalah adalah 980 m3). m3). Berda Berdasar sarka kan n kedua kedua data data terse tersebu butt maka maka biaya biaya satuan satuan pengum pengumpul pulan an dan pembu pembuang angan an sampah sampah di TPA adalah adalah sebesar Rp Rp 25,7 25,767 67 per per m3.
Pend Pendek ekat atan an kedu kedua a yait yaitu u perh perhit itun unga gan n biay biaya a satu satuan an peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah pola pola konv konven ensi sion onal al
berd berdas asar ark kan
kebu kebutu tuha han n
idea ideall
dibe dibeda daka kan n
untu untuk k
biay biaya a
satu satuan an
pengan pengangku gkuta tan n dan dan biaya biaya satuan satuan untuk untuk pengel pengelola olaan an di TPA. TPA. Untuk Untuk pengan pengangku gkuta tan n diasumsikan dilakukan dengan menggunakan arm roll truck berkapasitas 6 m 3 dengan juml jumlah ah rita ritasi si 2 rit rit per per hari hari.. Kemu Kemudi dian an untu untuk k biay biaya a peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah di TPA TPA diasumsi diasumsikan kan tekonolo tekonologi gi yang digunakan digunakan adalah adalah Controlled Biaya a satu satuan an Controlled Landfill Landfill. Biay pengangkutan berdasarkan kebutuhan ideal adalah Rp Rp 39.1 39.128 28,,- per per m 3, dan untuk
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VII-9
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
pengel pengelola olaan an di TPA
Rp 20.08 20.085, 5,-- per per m3. Biaya Biaya terseb tersebut ut sudah sudah term termasu asuk k biaya biaya
manajemen dan depresiasi. (Rincian perhitungan, Lihat Tabel 7.5) Tabel 7.5 Biaya Satuan Pengelolaan Sampah di TPA Tahun
Biaya O & P
Sampah Masuk Volume (m3)
Berat (ton)
Biaya Satuan O & P (Rp/m3)
(Rp/ton)
2009
5,003,455,950
249,120
99,648
20,085
50,211
2010
5,303,663,307
250,200
100,080
21,198
52,994
2011
6,805,192,950
255,240
102,096
26,662
66,655
2012
7,213,504,527
259,920
103,968
27,753
69,382
2013
7,646,314,799
264,600
105,840
28,898
72,244
2014
8,105,093,687
271,440
108,576
29,860
74,649
2015
8,591,399,308
278,280
111,312
30,873
77,183
2016
9,106,883,266
285,120
114,048
31,941
79,851
2017
9,653,296,262
293,400
117,360
32,901
82,254
2018
10 1 0,232,494,038
302,760
121,104
33,797
84,493
2023
10 1 0,846,443,680
348,120
139,248
31,157
77,893
393,120
157,248
29,246
73,115
2028 11 1 1,497,230,301 Sumber : Analisis Konsultan, 2008
Kemu Kemudi dian an untu untuk k meng menghi hitu tung ng biay biaya a satu satuan an pola pola peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah deng dengan an 3R dilakukan dengan pendekatan modul pengolahan dalam skala Kelurahan. Kebutuhan biaya O&M pengelolaan sampah dengan pola 3R untuk satu modul skala Kelurahan dalam satu tahun adalah sebesar Rp Rp 114.152 114.152.03 .031,-. 1,-. Sampah yang terkelola dengan pola tersebut dalam skala Kelurahan adalah sebanyak 4.046,4 m3 per tahun. Dengan demik demikian ian maka maka biaya biaya satuan satuan pengel pengelola olaan an sampah sampah dengan dengan pola pola 3R terseb tersebut ut adalah adalah sebesar Rp 28.2 28.211 11,,- per per m3 dimana dimana biaya biaya tersebut tersebut sudah termasuk termasuk depresia depresiasi si, artinya setelah habis umur teknisnya, secara akutansi pengelola memiliki dana untuk
melakukan melakukan reinvestasi. reinvestasi. Selengka Selengkapnya pnya hasil perhitun perhitungan gan biaya biaya satuan satuan baik untuk pola pengelolaan pengelolaan sampah sampah secara konvensional maupun dengan pola 3R disajikan dalam Tabel 7.6 dan Tabel 7.7 berikut.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VII-10
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Tabel 7.6 Analisis Biaya Satuan Pengelolaan Sampah Pola Konvensional Analisa Biaya Satuan Pengangkutan Sampah (Berdasarkan APBD 2007) Sampah Terlayani (M3 Per Tahun) :
305.760
*
Biaya O&M Per Tahun (Berdasarkan Realisasi APBD 2007) : A.
Kegiatan Kegiatan Pengan Pengangkuta gkutan n dan Pengel Pengelolaan olaan di di TPA 1
B
Rp 2.781.000.00 2.781.000.000 0
Upah Upah langs langsung ung Tenaga kerja kontrak
173 orang
x
Rp
9.000.000
Rp 1.557.000.000
Pekerja harian lepas
136 orang
x
Rp
9.000.000
Rp 1.224.000.000
**
Rp 3.997.202.60 3.997.202.600 0
2
BBM/Gas/P BBM/Gas/Pelum elumas as
3
Perawatan Perawatan kendaraan kendaraan
Rp 1.100.236.55 1.100.236.550 0
Belanja jasa service
Rp
46.000.000
Belanja penggantian suku cadang
Rp
817.410.100
Belanja BBM/Gas dan Pelumas
Rp
236.826.450
Total Biaya Pengangkutan dan TPA
Rp
Biaya Satuan Pengangkutan dan TPA
Rp
Biaya Tak Langsung/Manajemen/Pendu Langsung/Manajemen/Pendukung kung Operasional
Rp 5.122.283.47 5.122.283.479 9
1
Belanja Pegawai
Rp 1.787.696.439
2
Prog. Pelayanan Adm. Perkantoran
Rp 1.112.271.500
3
Prog. Peningkatan Sarana & Prasarana Aparatur
Rp
301.117.000
4
Prog. Peningkatan Disiplin Aparatur
Rp
84.000.000
5
Prog. Pengemb. Ki ne nerja Pengelolaan Persampahan
Rp 1.837.198.540
Total Biaya Tidak langsung
Rp
Biaya Satuan dari Biaya Tak Langsung/Manajemen/Pendukung Operasional
Rp
7.878.439.150 25.767
5.122.283.479 16.753
Per tahun Per M3
Pe Per tahun Per M3
TOTAL BIAYA (A + B)
Rp 13.000.722.629
Pe Per tahun*
BIAYA SATUAN DARI TOTAL BIAYA (Per M3)
Rp
Per M3***
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VII-11
42.519,37
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Analisa Biaya Satuan Pengelolaan Persampahan (Berdasarkan Kebutuhan Ideal)
BIAYA PENGANGKUTAN 1 UNIT ARM ROLL PER TAHUN
A.
BIAYA BIAYA OPER OPERAS ASIO IONA NAL L 1. Gaji (Sopir + kernet) 2. Tunjangan (beras, DPLK, Kesehatan, THR) 3. Insentif 4. Bahan bakar minyak 5. Oli mesin 6. Oli hidrolik 7. Oli gardan 8. Ban Jumlah Biaya Operasional
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
18,000,000 3,300,000 80,496,000 2,400,000 600,000 400,000 12,000,000 117,196,000
BIAYA BIAYA PERB. PERB. & PEMEL PEMELIHA IHARAA RAAN N 1. Sparepart/bahan 2. Perbaikan/jasa service
Rp Rp
5,859,800 5,859,800
Biaya Perb. & Pemel.
Rp
11,719,600
DEPR DEPRES ESIAS IASII BIAYA BIAYA MA MANA NAJE JEME MEN N
Rp Rp
25,8 25,875 75,0 ,000 00 25,7 25,783 83,1 ,120 20
TOTAL BIAYA PENGANGKUTAN (PER TRUCK PER TAHUN)
Rp
18 180,573,720
SAMPAH YANG TERANGKUT (M3 PER TAHUN)
Rp
2,995
BIAYA SATUAN PENGANGKUTAN (PER M3)
Rp
39,128
B.
C. D.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VII-12
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Tabel 7.7 Analisis Biaya Satuan Pengelolaan Sampah Pola 3R (Skala Kelurahan) Analisa Biaya Satuan Pengelolaan Persampahan Persampahan Dengan Pola 3R Skala Kelurahan
Biaya O&M Pengelolaan Sampah Pola 3R Skala Kelurahan/Tahun : Sampah Terolah A
4046,4
1
2
10 m3/hari
Upah Upah Langsu Langsung ng - Petugas gerobak
4 orang
x
Rp Rp
9.000.000
Rp
- Operator
1 orang
x
Rp
9.000.000
Rp
9.000.000
- Petugas pemilah
1 orang
x
Rp Rp
9.000.000
Rp
9.000.000
36.000.000
Rp
54.0 54.000 00.0 .000 00
Bahan Bahan langsun langsung g - Bensin motor gerobak
100 liter
x
Rp
54.000
Rp
5.400.000
- Solar mesin cacah
100 liter
x
Rp Rp
51.600
Rp
5.160.000 216.000
- Karung 25 kg
120 buah
x
Rp
1.800
Rp
- Kantong plastik 5 kg
120 buah
x
Rp Rp
600
Rp
72.000
Rp
7.500.000
Rp
13.557.567
Rp
31.9 31.905 05.5 .567 67
- Peralatan pendukung - Biaya pembuangan residu
809,3 m3
x
Rp
16.753
TOTAL BIAYA LANGSUNG B
m3/Tahun
Biaya Biaya Langs Langsung ung
Rp
85.905.567
Biaya Biaya Tidak Tidak langsu langsung ng 1
Gaji Manajer
1 orang
x
Rp
1. 1.000.000
Rp
2
Ga Gaji Petugas Administrasi
1 orang
x
Rp
500.000
Rp
1.000.000 500.000
3
Listrik
12
x
Rp
100.000
Rp
1.200.000
4
Pemeliharaan
Rp
250.000
5
Depresiasi gedung dan mesin*
Rp
24.166.667
Rp
27.116.667
HARGA POKOK PRODUKSI
TOTAL BIAYA TIDAK LANGSUNG
Rp
113.022.233
HARGA POKOK PRODUKSI PER M3 SAMPAH
Rp
27.932
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VII-13
**
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
7.3 Proyeksi Kebutuhan Biaya O&M Perhit Perhitung ungan an biaya biaya O&M pengel pengelola olaan an sampah sampah baik baik secara secara konve konvensi nsiona onall maupun maupun dengan dengan pola pola 3R dilak dilakuk ukan an dengan dengan mengg mengguna unakan kan biaya biaya satuan satuan yang yang telah telah dihitu dihitung ng sebelumn sebelumnya. ya. Berdasark Berdasarkan an proyeksi proyeksi jumlah jumlah sampah sampah yang dikelola dikelola baik dengan dengan pola konve konvensi nsiona onall maupun maupun dengan dengan pola pola 3R untuk untuk masingmasing-ma masin sing g skena skenario rio maka maka dapat dapat dies diesttimas imasii kebu kebutu tuha han n biay biaya a O&M O&M per per tahu tahun. n. Khus Khusus us biay biaya a O&M O&M untu untuk k pola pola pengelolaan sampah dengan pola konvensional diasumsikan biaya yang tidak langsung berhubungan dengan kegiatan pengangkutan dan pembuangan di TPA dianggap tetap. Peningkatan yang terjadi hanya disebabkan karena faktor inflasi yang diasumsikan 6% per tahun.
Perh Perhit itun unga gan n
biay biaya a
Oper Operas asii
dan dan
Pera Perawa wata tan n
(O&M (O&M), ),
untu untuk k
keti ketiga ga
sken skenar ario io,,
diperlihatkan pada Tabel 7.8 sampai Tabel 7.10.
Tabel 7.8 Biaya Operasi dan Perawatan (O&M) Skenario 1 No 1
Komponen
Jangka Pendek (Tahun 2010)
Tahun Perencanaan Jangka Menengah (Tahun 2015)
Jangka Panjang (Tahun 2028)
Pola Pola Konv Konven ensi sion onal al BERDASARKAN APBD 2007 556,461
- Jumlah sampah terlayani (m3/tahun)** - Biaya satuan pengangkutan & TPA (per m3)
Rp Rp
30,689
744,180 Rp
41,068
1,022,665 Rp
87,596
- Biaya O&M pengangkutan dan TPA
Rp 17,0 17,076 76,9 ,997 97,7 ,764 64
Rp30 Rp30,5 ,562 62,1 ,199 99,2 ,259 59
Rp 89,5 89,580 80,9 ,993 93,4 ,401 01
- Biaya manajemen kedinasan/tidak langsung**
Rp 6,854 ,854,7 ,77 70,76 0,767 7
Rp 9,17 9,173, 3,22 229, 9,5 569
Rp 19,5 19,565 65,8 ,84 40,58 0,585 5
- Total biaya
Rp 23,9 23,931 31,7 ,768 68,5 ,531 31
Rp39 Rp39,7 ,735 35,4 ,428 28,8 ,828 28
Rp 109, 109,14 146, 6,83 833, 3,98 987 7
121%
12%
7%
556,461
744,180
1,022,665
Persen Peningkatan Anggaran
BERDASARKAN KEBUTUHAN IDEAL - Jumlah sampah terlayani (m3/tahun)** - Biaya satuan pengangkuta pengangkutan n (per m3) - Total biaya O&M Pengangkutan - Biaya satuan TPA (Controled)
Rp
Rp 25,9 25,932 32,1 ,176 76,4 ,465 65 Rp
21,198
Rp
62,364
Rp46 Rp46,4 ,410 10,0 ,051 51,4 ,421 21 Rp
30,873
Rp
133,018
Rp 136, 136,03 032, 2,70 700, 0,88 882 2 Rp
29,246
- Total biaya pengelolaan pengelolaan di TPA (Controled)
Rp 11,7 11,795 95,6 ,681 81,8 ,867 67
Rp22 Rp22,9 ,975 75,2 ,240 40,9 ,979 79
Rp 29,9 29,908 08,9 ,957 57,8 ,800 00
- Total biaya
Rp 37,7 37,727 27,8 ,858 58,3 ,332 32
Rp69 Rp69,3 ,385 85,2 ,292 92,4 ,401 01
Rp 165, 165,94 941, 1,65 658, 8,68 683 3
293%
13%
5%
110,760
168,480
312,000
Persen peningkatan Anggaran
2
46,602
Pola Pola 3R (Skal (Skala a Kelu Kelura raha han) n) - Jumlah sampah terlayani terlayani (m3 per tahun) - Biaya satuan pengelolaan
Rp
37,379
Rp
50,021
Rp
106,692
Rp 4,140 ,140,0 ,06 66,77 6,776 6
Rp 8,42 8,427, 7,56 564, 4,3 385
Rp 33,2 33,287 87,7 ,75 59,70 9,705 5
88%
14%
12%
Rp 28,0 28,071 71,8 ,835 35,3 ,308 08
Rp48 Rp48,1 ,162 62,9 ,993 93,2 ,213 13
Rp 142, 142,43 434, 4,59 593, 3,69 691 1
Persen peningkatan Anggaran
116%
13%
8%
- Berdasarkan kebutuhan ideal
Rp 41,8 41,867 67,9 ,925 25,1 ,108 08
Rp77 Rp77,8 ,812 12,8 ,856 56,7 ,785 85
Rp 199, 199,22 229, 9,41 418, 8,38 387 7
Persen Peningkatan Anggaran
255%
13%
6%
- Biaya O&M Persen peningkatan Anggaran
TOTAL BIAYA POLA KONVENSIONAL + 3R - Berdasarkan APBD 2007
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VII-14
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Tabel 7.9 Biaya Operasi dan Perawatan (O&M) Skenario 2 No 1
Komponen
Jangka Pendek (Tahun 2010)
Tahun Perencanaan Jangka Menengah (Tahun 2015)
Jangka Panjang (Tahun 2028)
Pola Pola Konven Konvensio sional nal BERDASARKAN APBD 2007 122,387
- Jumlah sampah terlayani (m3/tahun)** - Biaya satuan pengangkutan & TPA (per m3)
Rp
30,689
128,753 Rp
41,068
75,105 Rp
87,596
- Biaya O&M pengangkutan dan TPA
Rp 3,755 ,755,8 ,88 84,23 4,239 9
Rp 5,28 5,287, 7,68 683, 3,2 244
Rp
- Biaya manajemen kedinasan/tidak langsung**
Rp 6,85 6,854, 4,77 770, 0,76 767 7
Rp 9,17 9,173, 3,22 229, 9,56 569 9
Rp 19,5 19,565 65,8 ,840 40,5 ,585 85
- Total biaya
Rp 10,6 10,610 10,6 ,655 55,0 ,006 06
Rp14 Rp14,4 ,460 60,9 ,912 12,8 ,813 13
Rp 26,1 26,144 44,7 ,757 57,3 ,327 27
6%
7%
3%
122,387
128,753
75,105
Persen peningkatan Anggaran
6,57 6,578 8,916 ,916,7 ,742 42
BERDASARKAN KEBUTUHAN IDEAL - Jumlah sampah terlayani (m3/tahun)** - Biaya satuan pengangkuta pengangkutan n (per m3) - Total biaya O&M Pengangkutan - Biaya satuan TPA (Controled)
Rp
46,602
Rp 5,703 ,703,4 ,47 76,34 6,349 9 Rp
21,198
Rp
Rp Rp
133,018
Rp
9,99 9,990 0,376 ,376,0 ,075 75
Rp
30,873
Rp Rp
29,246
- Total biaya pengelolaan pengelolaan di TPA (Controled)
Rp 2,594 ,594,3 ,32 21,09 1,099 9
Rp 3,97 3,975, 5,03 034, 4,5 510
Rp
- Total biaya
Rp 8,29 8,297, 7,79 797, 7,44 449 9
Rp12 Rp12,0 ,004 04,6 ,615 15,4 ,403 03
Rp 12,1 12,186 86,9 ,919 19,5 ,513 13
7%
7%
-7%
Persen peningkatan Anggaran
2
62,364
Rp 8,02 8,029, 9,58 580, 0,8 894
2,19 2,196 6,543 ,543,4 ,438 38
Pola Pola 3R 3R (Skala (Skala Kelurah Kelurahan) an) 11,520
- Jumlah sampah terlayani terlayani (m3 per tahun)
40,320
- Biaya satuan pengelolaan
37,379
- Biaya O&M
Rp
430, 430,60 602, 2,82 828 8
Rp 2,01 2,016, 6,85 853, 3,01 015 5
Rp 36,8 36,872 72,5 ,59 95,36 5,365 5
41%
24%
20%
Rp 11,0 11,041 41,2 ,257 57,8 ,834 34
Rp16 Rp16,4 ,477 77,7 ,765 65,8 ,828 28
Rp 63,0 63,017 17,3 ,352 52,6 ,692 92
Persen peningkatan Anggaran
Rp
50,021
345,600
Rp
Rp
106,692
TOTAL BIAYA POLA KONVENSIONAL + 3R - Berdasarkan APBD 2007 Persen peningkatan Anggaran
7%
9%
12%
- Berdasarkan kebutuhan ideal
Rp 8,72 8,728, 8,40 400, 0,27 277 7
Rp14 Rp14,0 ,021 21,4 ,468 68,4 ,419 19
Rp 49,0 49,059 59,5 ,514 14,8 ,878 78
Persen peningkatan Anggaran
8%
9%
12%
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VII-15
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Tabel 7.10 Biaya Operasi dan Perawatan (O&M) Skenario 3 No 1
Komponen
Jangka Pendek (Tahun 2010)
Tahun Perencanaan Jangka Menengah (Tahun 2015)
Jangka Panjang (Tahun 2028)
Pola Pola Konv Konven ensi sion onal al BERDASARKAN APBD 2007 232,972
- Jumlah sampah terlayani (m3/tahun)** - Biaya satuan pengangkutan & TPA (per m3)
Rp Rp
30,689
269,585 Rp
340,694
41,068
Rp
87,596
- Biaya O&M pengangkutan dan TPA
Rp 7,14 7,149, 9,59 592, 2,66 669 9
Rp11 Rp11,0 ,071 71,3 ,377 77,2 ,206 06
Rp 29,843,312,9 29,843,312,901 01
- Biaya manajemen kedinasan/tidak langsung**
Rp 6,854 ,854,7 ,77 70,76 0,767 7
Rp 9,17 9,173, 3,22 229, 9,5 569
Rp 19,565,840,5 19,565,840,585 85
- Total biaya
Rp 14,00 14,004, 4,36 363,4 3,437 37
Rp20,2 Rp20,244 44,6 ,606 06,77 ,775 5
Rp 49,409,153,4 49,409,153,486 86
10%
14%
6%
Persen peningkatan Anggaran
BERDASARKAN KEBUTUHAN IDEAL - Jumlah sampah terlayani (m3/tahun)** - Biaya satuan pengangkuta pengangkutan n (per m3) - Total biaya O&M Pengangkutan - Biaya satuan TPA (Controled)
Rp
232,972
Rp
46,602
Rp 10,85 10,856, 6,97 972,7 2,714 14 Rp
21,198
269,585
Rp
62,364
Rp
340,694
Rp Rp
133,018
Rp16 Rp16,8 ,812 12,3 ,376 76,00 ,004 4
Rp 45,318,390,6 45,318,390,688 88
Rp
Rp
30,873
29,246
- Total biaya pengelolaan pengelolaan di TPA (Controled)
Rp 4,938 ,938,4 ,47 74,65 4,653 3
Rp 8,32 8,322, 2,94 946, 6,8 825
Rp
- Total biaya
Rp 15,79 15,795, 5,44 447,3 7,367 67
Rp25,1 Rp25,135 35,3 ,322 22,82 ,828 8
Rp 55,282,361,3 55,282,361,306 06
14%
20%
4%
17,280
34,560
72,000
Persen peningkatan Anggaran
2
Rp
9,963, 9,963,970 970,618 ,618
Pola Pola 3R (Skal (Skala a Kelu Kelura raha han) n) - Jumlah sampah terlayani terlayani (m3 per tahun) - Biaya satuan pengelolaan
Rp
37,379
- Biaya O&M
Rp
50,021
Rp
106,692
6 45 45,904,242
Rp 1,728,731, 15 156
Rp
7,681, 7,681,790 790,701 ,701
27%
16%
10%
Rp 14,65 14,650, 0,26 267,6 7,679 79
Rp21 Rp21,9 ,973 73,3 ,337 37,93 ,931 1
Rp 57,090,944,1 57,090,944,187 87
Persen peningkatan Anggaran
Rp
TOTAL BIAYA POLA KONVENSIONAL + 3R - Berdasarkan APBD 2007 Persen peningkatan Anggaran
11%
14%
7%
- Berdasarkan kebutuhan ideal
Rp 16,44 16,441, 1,35 351,6 1,609 09
Rp26 Rp26,8 ,864 64,0 ,053 53,98 ,984 4
Rp 62,964,152,0 62,964,152,007 07
Persen peningkatan Anggaran
15%
20%
5%
Perbandingan biaya O&M hasil perhitungan terhadap APBD Tahun 2007 menunjukkan (Lihat Lampiran Tabel Biaya O&M, A-35 sampai A-43) terlihat bahwa perkiraan biaya O&M O&M pengel pengelola olaan an sampah sampah secara secara konven konvensio sional nal untuk untuk skena skenario rio 1,2 dan 3 umumny umumnya a mengalami penurunan bila dibanding dengan anggaran 2007 dimana anggaran Dinas Kebersihan diluar Air Limbah adalah sebesar Rp 13.000.722.629,-. Ini Ini diseba disebabk bkan an karena karena beban beban pengelolaa pengelolaan n sampah sampah oleh Dinas Kebersih Kebersihan an kini dikurangi dikurangi beban beban dari wilay wilayah ah Bandun Bandung g Barat, Barat, sehing sehingga ga beban beban penge pengelol lolaan aan Kab. Kab. Bandu Bandung ng inti inti sebesa sebesarr 567 m3/hari.
Kebut Kebutuha uhan n
biaya biaya O&M pada pada setiap setiap skenar skenario, io, akan akan mengal mengalami ami pening peningkat katan an sesuai sesuai
dengan dengan proporsi proporsi peningka peningkatan tan kuantit kuantitas as sampah sampah yang dikelola. dikelola. SkenarioSkenario-1, 1, dengan dengan konsep pencapaian target pelayanan 60% di Tahun 2010, terlihat mengalami lonjakan biaya OM yang sangat tinggi dari tahun 2009 ke tahun 2010, hingga lebih dari 200% BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VII-16
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
untu untuk k biay biaya a satu satuan an idea ideal. l. Demi Demiki kian an haln halnya ya deng dengan an biay biaya a satu satuan an berd berdas asar arka kan n kemam kemampua puan n APBD APBD pun menga mengalam lamii lonjak lonjakan an hingga hingga lebih lebih dari dari 100%. 100%. Namun Namun di lihat lihat dari kenaikan biaya OM tahunan, pada skenario ini mencapai angka paling rendah di bandingkan dengan kedua skenario lainnya.
Mengingat ketiga skenario selalu menunjukkan kebutuhan investasi tinggi dan biaya OM yang yang terus terus mening meningkat kat,, maka maka dapat dapat disimp disimpulk ulkan an bahwa bahwa untuk untuk mening meningkat katkan kan pelayana pelayanan n pengelol pengelolaan aan sampah sampah di Kabupate Kabupaten n Bandung, Bandung, dalam dalam jangka jangka pendek pendek yaitu yaitu hingga tahun 2010, selayaknya Pemerintah memilih untuk menambah investasi dan menetapkan biaya satuan sesuai dengan biaya ideal.
7.4 Alternatif Sumber Pembiayaan Seba Sebaga gaii sebu sebuah ah sekt sektor or yang yang term termas asuk uk dalam dalam pela pelaya yana nan n publ publik ik maka maka sumb sumber er pemb pembia iaya yaan an peng pengel elol olaan aan samp sampah ah,, baik baik untu untuk k inve invest stas asii maup maupun un untu untuk k biay biaya a operasional dan perawatan, seharusnya adalah dari APBD Kabupaten Bandung. Hal ini sebagaim sebagaimana ana diamanatk diamanatkan an dalam dalam Rancangan Rancangan Undang-Und Undang-Undang ang Pengelola Pengelolaan an Sampah Sampah Bab Bab VII VII Pasa Pasall 24. 24. Namu Namun n demi demiki kian an tida tidak k menu menutu tup p kemun emungk gkin inan an Peme Pemeri rint ntah ah Kabu Kabupa pate ten n band bandun ung g dapa dapatt beke bekerj rja a sama sama deng dengan an piha pihak k lain lain (swa (swast sta) a) dala dalam m peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah.. Hal Hal ini ini juga juga meru meruju juk k pada pada Ranc Rancan anga gan n Unda Undang ng-U -Und ndan ang g Pengelolaan Sampah Bab VIII terutama Pasal 27. Berdasarkan uraian tersebut maka sumb sumber er biay biaya a khus khusus usny nya a inve invest stas asii bisa bisa saja saja beke bekerj rja a sama sama deng dengan an Swas Swasta ta yang yang dianggap memenuhi syarat untuk dilibatkan dalam sebuah kemitraan.
Tabel Tabel di bawah bawah ini mempe memperli rlihat hatkan kan altern alternati atiff sumber sumber biaya biaya baik baik untuk untuk invest investasi asi maupun biaya O&M untuk pola pengelolaan konvensional maupun 3R :
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VII-17
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Tabel 7.11 Alternatif Sumber Biaya Pengelolaan Sampah Komponen Biaya Pola konvensional : - Investasi
- Biaya O&M Pola 3R - Investasi
Alternatif Sumber Biaya
- APBD APBD Propinsi (program bantuan insidentil) APBN (program bantuan insidentil) Swasta (melalui bentuk kerja sama) - APBD - APBD APBD Propinsi (program bantuan insidentil) APBN (program bantuan insidentil) Swasta (melalui bentuk kerja sama) APBD (dalam (dalam bentuk bentuk kompen kompensas sasii dari dari penghe penghemat matan an - APBD
- Biaya O&M
-
biaya pengangkutan dan pengelolaan di TPA) Masyarakat (swakelola dan swadana)
7.5 Struktur Tarif dan Mekanisme Penarikan Retribusi Untu Untuk k menu menunj njan ang g kebe keberh rhas asil ilan an prog progra ram m pers persam ampa paha han n ini ini seba sebagi gian an besa besarr akan akan ditent ditentuk ukan an oleh oleh manaj manajeme emen n pengel pengelola olaann annya ya karen karena a invest investasi asi ini menjad menjadii tidak tidak berhasil berhasil apabila apabila pengelola pengelolaan an dilapanga dilapangannya nnya tidak tidak mendukun mendukung. g. Faktor-fak Faktor-faktor tor yang mendukung keberhasilan program persampahan ini diantaranya adalah : 1. Peratura Peraturan, n, yaitu peraturan peraturan mengenai mengenai tarif tarif persampaha persampahan n dalam bentuk bentuk Perda. Seper Seperti ti yang yang telah telah kita kita ketah ketahui ui bahwa bahwa Kabup Kabupate aten n Bandun Bandung g telah telah memili memiliki ki perat peratura uran n mengen mengenai ai retrib retribusi usi sampah sampah tetapi tetapi sampai sampai saat saat ini nampak nampaknya nya peraturan tersebut belum jalan sesuai yang diharapkan. Berdasark Berdasarkan an Keputusan Keputusan Bupati Bupati
Bandung Bandung No. 660.2/Kep. 660.2/Kep. 134 A-DPUK/200 A-DPUK/2002, 2,
tarif tarif retribus retribusii sampah sampah yang diberlakukan diberlakukan kepada lingkung lingkungan an rumah rumah tinggal tinggal dibagi kedalam 4 (empat) kelas tarif per bulannya, yaitu :
Kelas Kelas Utama Utama Rp. 5.000, 5.000,--
Kelas 1
Rp. 3.500,-
Kelas 2
Rp. 2.500,-
Ke Kelas 3
Rp 1.500,-
2. Dinas Dinas Kebers Kebersiha ihan n Kabupa Kabupate ten n Bandu Bandung ng sampai sampai saat saat ini masih masih belum belum memili memiliki ki data base klasifikasi jumlah rumah tinggal berdasarkan (4 kelas) seperti yang dimaksud dimaksudkan kan dalam dalam Keputusa Keputusan n Bupati Bupati tersebut tersebut.. Untuk Untuk itu Dinas Dinas Kebersihan Kebersihan BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VII-18
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
diharapkan segera melakukan pendataan klasifikasi rumah tinggal berdasarkan 4 kelas di atas dengan melakukan survey, yang dikemas dalamkerangka studi Potensi Retribusi.
3. Sampai Sampai saat ini cara penangihan penangihan retribu retribusi si persampahan persampahan di Kabupate Kabupaten n Bandung masih masih belum belum memil memilik ikii stand standar ar opera operasio sional nal prosed prosedur ur yang yang baku, baku, untuk untuk itu itu sebaikny sebaiknya a prosedur prosedur itu harus diperbaik diperbaikii agar pencapaia pencapaian n efisiensi efisiensi penagihan penagihan retr retrib ibus usii dapa dapatt dire direal alis isas asik ikan an.. Di dala dalam m Kepu Keputu tusa san n Bupa Bupati ti
Band Bandun ung g No. No.
660.2/Kep. 134 A-DPUK/2002, ditetapkan bahwa :
Biay Biaya a peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah yang yang bera berasa sall dari dari buka bukan n ruma rumah h ting tingga gal, l, retribus retribusii penagihan penagihan dilaksanak dilaksanakan an melalui melalui langsung langsung oleh petugas petugas penagih penagih yang ditunjuk oleh Dinas Kebersihan Kabupaten Bandung.
Pemungut Pemungutan an biaya biaya pengelol pengelolaan aan persampa persampahan han yang berasal berasal dari retribusi retribusi rumah rumah tingg tinggal al dilaks dilaksana anaka kan n melal melalui ui loket loket-lo -loket ket tempa tempatt pembay pembayara aran n reke rekeni ning ng list listri rik k atau atau KUD KUD yang yang tela telah h dite ditettapka apkan n oleh oleh Peme Pemeri rint ntah ah Kabupaten Bandung bekerjasama dengan PLN.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, Keputusan Bupati tersebut tidak dilaksanakan, akan akan tetapi tetapi mekani mekanisme sme yang yang dilaku dilakukan kan yaitu yaitu penagi penagihan han retrib retribusi usi dilak dilakuka ukan n oleh oleh petugas Dinas Kebersihan melalui RT/RW yang kemudian diserahkan ke Kas Daerah.
Dalam
prosedur
atau
mekanisme
penarik rikan
retribusi
rumah
tinggal,
direkom direkomenda endasika sikan n agar diperguna dipergunakan kan pola-pola pola-pola yang menghind menghindari ari ada kesan bahwa bahwa masy masyar arak akat at memb membay ayar ar dua dua kali kali yait yaitu u mela melalu luii iura iuran n RT/R RT/RW W dan dan mela melalu luii KUD. KUD. Walau Walaupun pun pada pada dasarn dasarnya ya biaya biaya pengel pengelola olaan an sampah sampah memang memang dibeda dibedakan kan atas atas dua dua tahap yaitu pengelolaan di lingkungan RT/RW dan dari TPS ke TPA, namun persepsi masya masyarak rakat at bahwa bahwa hal ini memba membayar yar dua kali kali nampak nampaknya nya merupa merupakan kan salah salah satu satu fenomena yang harus dirubah.
Oleh Oleh karen karena a itu, itu, direk direkome omend ndasi asikan kan mekan mekanism isme e pembay pembayara aran n untuk untuk rumah rumah tingga tinggall adalah sebagai berikut :
Seti Setiap ap kepal kepala a kelua keluarga rga yang yang mende mendeleg legasi asikan kan pengel pengelola olaan an sampah sampah kepada kepada petugas swakelola RT/RW atau petugas swasta, dikenakan wajib retribusi.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VII-19
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Besarnya Besarnya retribusi retribusi yang harus dibayarkan dibayarkan meliputi meliputi : biaya pengumpulan pengumpulan dari rumah ke TPS dan sekaligus biaya dari TPS ke TPA. Biaya dari rumah ke TPS ditetapkan secara musyawarah, sedangkan biaya dari TPS ke TPA mengikuti Perda yang berlaku.
Selan Selanjut jutny nya a petuga petugass RT/RW RT/RW atau atau pengel pengelola ola swast swasta a menyer menyerahk ahkan an retrib retribusi usi yang hanya meliputi biaya pengelolaan dari TPS ke TPA (sesuai Perda) kepada Dinas Kebersihan dan seterusnya diserahkan kepada Kas Daerah.
Untuk penerapan mekanisme seperti ini diperlukan basis data pengelola RT/RW dan atau pengelola swasta sesuai dengan lingkup pelayanannya.
Adapun tatacara penetapan wajib bayar non rumag tinggal masuk ke dalam kategori dalam wajib retribusi kebersihan, maka perlu dibuat suatu “Surat Penetapan Wajib Bayar Bayar Retribus Retribusi”. i”. Selanjut Selanjutnya nya agar dapat dapat dilakukan dilakukan pengawas pengawasan an dan pengendal pengendalian, ian, perlu perlu adanya adanya Tanda Tanda Bukti Bukti Pembayar Pembayaran an untuk untuk jenis wajib bayar non rumah tinggal. tinggal. Tanda bukti dapat berupa karcis atau menggunkan kuitansi.
Untuk pengelolaan sampah pasar, mekanisme penarikan retribusi disarankan sebagai berikut : Sampah Sampah di dalam dalam pasar pasar sepenuhn sepenuhnya ya adalah adalah tanggung tanggung jawab pengelola pengelola pasar dalam dalam hal ini Dinas Dinas Pasar. Pasar. Pembuan Pembuangan gan sampah sampah pasar ke TPS dikenaka dikenakan n retribusi retribusi pengelol pengelolaan aan sebesar sebesar yang ditetapkan dalam Perda. Retribusi yang dimaksud point kedua, dibayarkan oleh pengelola pasar (Dinas Pasar) kepada Dinas Kebersihan untuk diserahkan ke Kas Daerah.
Retr Re trib ibus usii samp sampah ah yang yang dipu dipung ngut ut dari dari masy masyar arak akat at adal adalah ah meru merupa paka kan n sumb sumber er pendap pendapata atan n utama utama Pemeri Pemerint ntah ah Daerah Daerah untuk untuk mengel mengelola ola sampah sampah khusus khususnya nya untuk untuk biaya O&M. Namun demikian perolehan retribusi selalu jauh di bawah dari biaya yang dibu dibutu tuhk hkan an untu untuk k
meng mengel elol ola a
samp sampah ah..
Rend Re ndah ahny nya a
pero perole leha han n
retr retrib ibus usii
dapa dapatt
disebabkan oleh 2 hal :
-
Tarif Tarif retrib retribusi usi tidak tidak dihitu dihitung ng berda berdasar sarkan kan analisi analisiss biaya biaya satuan satuan sehing sehingga ga tarif tarif retribusi terlalu rendah.
-
Metode penarikan penarikan retribusi retribusi yang kurang efektif efektif
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VII-20
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Perhitungan tarif retribusi didasarkan pada analisis biaya satuan yang dihitung pada tahu tahun n keti ketika ka akan akan dila dilaku kuka kan n eval evalua uasi si 5 tahu tahuna nan. n. Untu Untuk k tahu tahun n 2009 2009 tari tariff dasa dasarr retr retrib ibus usii
yang yang dihi dihittung ung
berd berdas asar arka kan n anal analis isis is biay biaya a
pengel pengelola olaan an sampah sampah ideal ideal adalah adalah sebesa sebesarr Rp pengangk pengangkuta utan n dan Rp 20.08 20.085,5,- per m
3
sat satuan uan
untu untuk k kebu kebutu tuha han n
39.128,- per m3
untuk untuk biaya biaya
untuk untuk biaya biaya pengel pengelola olaan an di TPA. TPA. Denga Dengan n
demikian maka tarif dasar berdasarkan kebutuhan ideal adalah Rp 59.213,- per m 3. Bila tingkat tingkat timbula timbulan n sampah sampah di Kabupat Kabupaten en Bandung Bandung 2,81 liter/ora liter/orang/ha ng/hari, ri, dengan dengan asumsi asumsi jumlah jumlah anggot anggota a kelua keluarga rga dalam dalam 1 KK adalah adalah 5 orang orang maka maka jumlah jumlah sampah sampah yang dihasilkan per KK adalah sebanyak 0,4 m 3 per bulan. Hal ini berarti tarif dasar retribusi per KK adalah sebesar Rp 24.958 per bulan. Untu Untuk k mene menent ntuk ukan an tari tariff retr retrib ibus usii dila dilaku kuka kan n deng dengan an cara cara subs subsid idii sila silang ng anta antara ra kelompok wajib retribusi. Perhitungan tarif retribusi dengan cara subsidi silang antar kelompok wajib retribusi (KWR), selayaknya dilakukan dalam periode tertentu.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VII-21
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Pen gelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Kegi Kegiat atan an
Peny Penyus usun unan an
Kebi Kebija jaka kan n
Mana Manaje jeme men n
Peng Pengel elol olaa aan n
Pers Persam ampa paha han n
Kabupa Kabupate ten n Bandu Bandung ng telah telah mengha menghasil silkan kan kajian kajian komp kompreh rehens ensif if dari dari berbag berbagai ai aspek aspek pengel pengelola olaan an sampah sampah dan siap siap untuk untuk dilaks dilaksana anakan kan.. Upaya Upaya pening peningka katan tan pelayanan pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung, akan sangat berarti bila berbag berbagai ai altern alternati atiff pengem pengemban bangan gan yang yang telah telah dilak dilakuka ukan n segera segera dipili dipilih h dan diimplemantasikan. Diperlukan adanya perhatian besar dari seluruh stakeholder dalam mencapai berbagai target yang harus diraih. Pola distribusi wilayah yang sangat sangat luas, luas, menun menuntut tut adany adanya a desent desentral ralisa isasi si pengel pengelola olaan an sampah sampah di tingka tingkatt Kecamata Kecamatan n dan dengan dengan menjalank menjalankan an strategi strategi pengemba pengembangan ngan sistem sistem berbasis berbasis masy masyar arak akat at di wila wilaya yah h perd perdes esaa aan. n. Dala Dalam m pela pelaks ksan anaa aann nnya ya,, kons konsep ep ‘bol ‘bola a bergulir’ dapat dilakukan. Penanganan sampah di satu kecamatan ditata dengan baik, baik, kemudi kemudian an di gulirk gulirkan an ke kecama kecamata tan n lain, lain, dari dari tahun tahun ke tahun tahun sehing sehingga ga dalam 20 tahun mendatang minimal seluruh kecamatan yang termasuk dalam wilayak kritis penanganan sampah sudah teratasi.
Untuk Untuk wilayah wilayah perkotaan perkotaan yang kritis, kritis, seperti seperti Margahayu Margahayu,, Katapan Katapang, g, Majalaya, Majalaya, stra strate tegi gi peng pengol olah ahan an di TPS TPS Kelu Kelura raha han n dan dan TPS TPS Keca Kecama mata tan n haru haruss sege segera ra dilaksanakan, dilaksanakan, disamping meningkatkan meningkatkan keberadaan sarana pengangkut sampah langsung ke TPA.
Sist Sistem em peng pengel elol olaa aan n samp sampah ah berb berbas asis is masy masyar arak akat at yang yang menj menjad adii stra strate tegi gi penanganan sampah di perdesaan, diprioritaskan akan dikembangkan di wilayah perdesaa perdesaan n yang kini telah mendapat mendapat bantuan bantuan peralatan peralatan pengolah pengolahan an sampah.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VIII-1
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Pen gelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Pada sistem sistem ini, penanganan penanganan sampah dilakukan dilakukan oleh masyarak masyarakat. at. Pemerint Pemerintah ah berperan sebagai fasilitator dan tetap bertanggung jawab dalam investasi awal dan dalam membangun mekanisme pembiayaan, untuk menjaga keberlanjutan sistem.
Pengom Pengompos posan an sampah sampah yang yang direnc direncana anaka kan n dipusa dipusatk tkan an di TPS-TP TPS-TPS S Kelura Kelurahan han selayaknya dikembangkan dengan seksama, mengingat tingginnya potensi bahan baku kompos yang terkandung dalam timbulan sampah di Kabupaten Bandung. Pemanfaa Pemanfaatan tan kompos kompos di dalam dalam pertania pertanian, n, juga akan menjadi menjadi perhatian perhatian besar dalam dalam pengemb pengembangan angan pengompos pengomposan, an, terlebih terlebih dengan dengan alasan alasan bahwa bahwa aktifitas aktifitas pertanian di Kabupaten Bandung, terukur sangat tinggi.
Pengol Pengolaha ahan n sampah sampah anorga anorganik nik direnc direncana anaka kan n dipusa dipusatk tkan an di TPS Kecama Kecamatan tan.. Adapun orientasi pengolahan dalam 10 tahun pertama adalah terhadap sampah plast plastik ik,, yaitu yaitu denga dengan n dikemb dikembang angka kanny nnya a usaha usaha daur daur ulang, ulang, baik baik pada pada tingk tingkat at yang yang paling paling sederh sederhana ana yaitu yaitu usaha usaha penge pengepul pulan, an, pencac pencacaha ahan, n, pelele peleleha han n dan pemanfaatannya dalam penyediaan bahan bakar bagi pabrik yang memiliki daya bakar tinggi lebih dari 1000oC.
Pengolahan sampah B3 Rumah Tangga di Kabupaten Bandung, akan dilakukan sejak sejak awal awal dengan dengan tahapa tahapan n pengen pengenala alan n melal melalui ui penem penempat patan an wadah wadah sampah sampah terpi terpilah lah 3, di daerah daerah komer komersil sil,, perka perkant ntora oran n dan fasili fasilita tass umum. umum. Tahapa Tahapan n selanjutnya, yang menjadi prirotas penanganan B3 Rumah Tangga ini tentunya di permuk permukim iman. an. Sistem Sistem pengel pengelola olaan an dimula dimulaii dari dari pemila pemilahan han atas atas tiga tiga jenis jenis samp sampah ah yait yaitu u orga organi nik k, anor anorga gani nik k dan dan B3 RT. RT. Sela Selanj njut utny nya a samp sampah ah B3 RT dikumpulkan di dalam bak khusus di TPS-TPS, dan bermuara di TPA dalam suatu bangun bangunan an khusus khusus penam penampun pung g B3 RT,seb RT,sebelu elum m di bawa bawa ke lokasi lokasi pengola pengolahan han khsusus atau ditimbun di TPA sesuai dengan kaidah penimbunan sampah B3 RT.
Kebera Keberadaa daan n TPA atau atau Tempa Tempatt Pemros Pemrosesa esan n Akh Akhir ir dalam dalam 20 tahun tahun mendat mendatang ang ditetapkan akan mengoptimalkan TPA Babakan yang masih menyimpan potensi cukup besar. Pembukaan lahan TPA baru, tidak direncanakan dalam 20 tahun mendatang. Kebutuhan perluasan, selain dengan optimasi lahan TPA Babakan,
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VIII-2
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Pen gelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
juga juga akan akan dila dilak kukan ukan kerja erjasa sama ma pema pemanf nfaa aata tan n TPA TPA regi region onal al di wila wilaya yah h Metropolitan yang rencananya terdapat dua yaitu Legok Nangka untuk wilayah timur dan TPA Leuwigajah untuk wilayah barat. Keberadaan kedua rencana TPA regional regional Metropo Metropolita litan n ini merupak merupakan an peluang peluang besar besar yang harus harus dimanfaat dimanfaatkan kan oleh Kabupaten Bandung.
Sebag Sebagai ai lokasi lokasi pemro pemroses sesan an akhir akhir,, TPA TPA sampah sampah di Kabup Kabupate aten n Bandun Bandung, g, akan akan menjad menjadii lokasi lokasi pengol pengolaha ahan n sampah sampah terpa terpadu du dengan dengan proses proses pengom pengompos posan, an, pengolahan anorganik dan pengolahan residu sampah. Kehadiran investor untuk mengem mengemban bangk gkan an ujicob ujicoba a pengol pengolaha ahan n sampah sampah menja menjadi di listr listrik ik (PLTSa (PLTSa)) akan akan dipadukan terhadap upaya peningkatan efisiensi pengomposan dan pengolahan residu.
Operas Operasii pengel pengelola olaan an sampah sampah di Kabup Kabupate aten n Bandun Bandung g harus harus di dukung dukung denga dengan n ketersediaan dana yang cukup. Hal ini dituntut adanya political will dari para penent penentu u kebij kebijak akan. an. Kebutu Kebutuhan han biaya biaya minima minimall dalam dalam penang penangana anan n sampah sampah di Kabupaten Bandung terukur tinggi, diperlukan pentahapan kearah peningkatan biaya biaya yang yang signif signifika ikan n dari dari tahun tahun ke tahun tahun.. Dari Dari aspek aspek pertar pertaruan uan dan hukum hukum,, banyak hal yang perlu di tata,terutama dalam konteks isi peraturan itu sendiri. Namun tidak kalah pentingnya adalah dalam penegakannya, perlu usaha besar agar bisa mendukung tercapainya sasaran. Membangun hukum yang berbasiskan pada budaya lokal pun harus menjadi bagian dalam proses pembangunan sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Usaha peningkatan pelayanan pengelolaan persampahan di Kabupaten Bandung, memerlukan usaha kuat dalam membangun peran serta masyarakatnya. Budaya ‘guyub’ yang masih kental dari masyarakat di Kabupaten Bandung, selayaknya di bangun bangun dan menjadi menjadi sarana sarana menuju menuju tercipta terciptanya nya tatanan masyaraka masyarakatt yang ‘guy ‘guyub ub’’ dala dalam m meme memeli liha hara ra kebe kebers rsih ihan an.. Targ Target et utam utama a dala dalam m 20 tahu tahun n mendatan mendatang g yaitu yaitu terselen terselenggarn ggarnya ya program program peningka peningkatan tan peran peran serta serta terhadap terhadap pengelolaan sampah, hanya akan terwujud bila tumbuh pemahaman mendasar dari dari seluru seluruh h penent penentu u kebija kebijaka kan n bahwa bahwa proses proses terse tersebut but merup merupaka akan n invest investasi asi jangka panjang yang akan sangat menguntungkan.
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VIII-3
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Pen gelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Untuk Untuk mengem mengemban ban tugas tugas dalam dalam penata penataan an pelay pelayana anan n pengel pengelola olaan an sampah sampah di Kabupa Kabupate ten n Bandun Bandung, g, diperl diperluk ukan an lembag lembaga a dengan dengan kompe kompete tensi nsi tingg tinggi. i. Tidak Tidak hanya hanya mengopera mengoperasika sikan n tetapi tetapi juga menjalan menjalankan kan pembinaa pembinaan n pada masyaraka masyarakat, t, dan membangun membangun kemandirian kemandirian lembaga lembaga tersebut tersebut.. Lembaga Lembaga dalam bentuk Dinas Kebersihan, terukur merupakan bentuk yang dibutuhkan saat ini. Dalam jangka panjan panjang g lembag lembaga a ini harus harus terus terus di bina bina dan di tingka tingkatka tkan n kemamp kemampuan uanny nya a sehingga menjadi lembaga yang lebih profesional.
Buku Buku ini ini seba sebaga gaii Lapo Lapora ran n Akhi Akhir, r, dapa dapatt dika dikata taka kan n seba sebaga gaii kera kerang ngka ka acua acuan n seluruh seluruh stakehold stakeholder er di Kabupat Kabupaten en Bandung Bandung dalam menangani menangani sampah, sampah, karena karena itu itu buku buku ini dapat dapat dikata dikataka kan n sebaga sebagaii Maste Masterr Plan. Plan. Selay Selayakn aknya ya sebuah sebuah Master Master Plan, Plan, perlu perlu dijabark dijabarkan an menjadi menjadi satuan-sat satuan-satuan uan kegiatan kegiatan kecil dan lebih rinci, adapun kegiatan prioritas dapat diplihat pada Matrik Action Plan (lihat Tabel 3.1).
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal VIII-4
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Tabel Timbulan Sampah Berdasarkan Sumber Aktifitas Timbulan Sampah (m3/hr)
Sumber 2008
2016
2017
2018
1 ,9 ,90 5. 5. 7
1 ,9 ,9 62 62. 5
2 ,0 ,0 21 21 .3 .3
2 ,0 ,0 82 82 .4 .4
2 ,1 ,14 5. 5. 8
2 ,2 ,2 11 11. 5
2 ,2 ,27 9. 9.8
2, 35 35 0. 0. 6
2 ,4 ,42 4. 4. 2
2 ,5 ,50 0. 0. 6
2 ,5 ,5 80 80 .0 .0
560.5
577.2
594.5
612.5
631.1
650.4
670.5
691.4
713.0
735.5
758.8
98.1
101.0
104.0
107.2
110.4
113.8
117.3
121.0
124.8
128.7
132.8
Kantor
8.4
8.7
8.9
9.2
9.5
9.8
10.1
10.4
10.7
11.0
11.4
Sekolah
42.0
43.3
44.6
45.9
47.3
48.8
50.3
51.9
53.5
55.2
56.9
Rumah Tangga Pasar Komersial
Rumah Sakit Industri Lain-Lain Total
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
47.6
49.1
50.5
52.1
53.6
55.3
57.0
58.8
60.6
62.5
64.5
126.1
129.9
133.8
137.8
142.0
146.3
150.9
155.6
160.4
165.5
170.7
14.0
14.4
14.9
15.3
15.8
16.3
16.8
17.3
17.8
18.4
19.0
2,803
2,886
2,973
3,062
3,156
3,252
3,353
3,457
3,565
3,677
3,794
Lanjutan Tabel Timbulan Sampah Berdasarkan Sumber Aktifitas Timbulan Sampah (m3/hr)
Sumber
201 9
2027
2 028
2 ,6 ,66 2. 2. 4
2 ,7 ,74 8. 8. 1
2 ,8 ,83 7. 7.1
2 ,9 ,9 29 29 .6 .6
3 ,0 ,0 25 25 .8 .8
3 ,1 ,12 5. 5. 8
3, 22 22 9. 9. 8
3 ,3 ,3 38 38 .0 .0
3, 45 450 .5 .5
3 ,5 ,5 67 67 .5 .5
Pasar
783.1
808.3
834.4
861.7
890.0
919.4
950.0
981.8
1,014.9
1,049.3
Komersial
137.0
141.4
146.0
150.8
155.7
160.9
166.2
171.8
177.6
183.6
Kantor
11.7
12.1
12.5
12.9
13.3
13.8
14.2
14.7
15.2
15.7
Sekolah
58.7
60.6
62.6
64.6
66.7
69.0
71.2
73.6
76.1
78.7
Rumah Tangga
Rumah Sakit Industri Lain-Lain Total
2020
202 1
2022
202 3
2024
2025
202 6
66.6
68.7
70.9
73.2
75.6
78.1
80.7
83.4
86.3
89.2
176.2
181.9
187.8
193.9
200.2
206.9
213.7
220.9
228.3
236.1
19.6
20.2
20.9
21.5
22.2
23.0
23.7
24.5
25.4
26.2
3,915
4,041
4,172
4,308
4,450
4,597
4,750
4,909
5,074
5,246
BAPEDA | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-1
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Tabel Tingkat Pelayanan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Bandung Wila Wilay yah
I
II
III
Keca Kecam matan atan
∑ Penduduk
∑ Penduduk
Perkotaan
Terlayani
Sampah Terangkut
Jiwa
Jiwa
(m3/hr)
Tingk. Pelayanan Kecamatan
Soreang
47,948
14,968
42.06
31.2%
Ciwidey
24,062
6,662
18.72
27.7%
Margahayu
38,268
28,762
80.82
75.2%
Katapang
41,553
7,548
21.21
18.2%
25 25,005
-
-
0.0%
Rancabali
15,605
-
-
0.0%
Margaasih
40,881
7,142
20.07
17.5%
Pamengpeuk
20,616
2,669
7.50
12.9%
Bojongsoang
27,605
5,317
14.94
19.3%
Dayeuhkolot
37,207
15,544
43.68
41.8%
Banjaran
35,438
13,324
37.44
37.6%
Baleendah
59,798
13,495
37.92
22.6%
Arjasari
29,606
1,612
4.53
5.4%
Ciparay
46,665
2,658
9.00
5.7%
Pangalengan
42,368
534
1.50
1.3%
Cangkuang
19,057
2,146
6.03
11.3%
Cimaung
23,051
-
-
0.0%
Kertasari
21,075
-
-
0.0%
Pacet
31,472
-
-
0.0%
Cileunyi
42,559
23,931
67.25
56.2%
Cicalengka
32,793
10,665
29.97
32.5%
Rancaekek
53,569
19,270
54.15
36.0%
Solokanjeruk
24,200
534
1.50
2.2%
Paseh
36,035
1,078
3.03
3.0%
Majalaya
47,855
16,057
45.12
33.6%
Cimenyan
28,939
3,203
9.00
11.1%
Cilengkrang
13,027
4,292
12.06
32.9%
Nagreg
14,779
-
-
0.0%
Cikancung
24,360
-
-
0.0%
Ibun
23,317
-
-
0.0%
968,715
201,411
567
Pasir Jambu
jumlah
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Tingk. Pelayanan Wilayah
Tingk. Pelayanan Total Kab.
27.8%
10.9%
20.8%
23.1%
Hal A-2
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Tabel Tingkat Pengangkutan Sampah di Kabupaten Bandung Wilayah
I
II
III
Nama Kecamatan
Sampah Terangkut (m3/hr)
Total Timbulan Kota (m3/hr)
Tingk. Pengangkutan
Soreang
42.1
134.73
31.2%
Ciwidey
18.7
67.61
27.7%
Margahayu
80.8
107.53
75.2%
Katapang
21.2
116.76
18.2%
Pasir Jambu
0.0
70.26
0.0%
Rancabali
0.0
43.85
0.0%
Margaasih
0.0
114.87
0.0%
Pamengpeuk
20.1
57.93
34.6%
Bojongsoang
7.5
77.57
9.7%
Dayeuhkolot
14.9
104.55
14.3%
Banjaran
43.7
99.58
43.9%
Baleendah
37.4
168.03
22.3%
Arjasari
37.9
83.19
45.6%
Ciparay
4.5
131.13
3.5%
Pangalengan
9.0
119.05
7.6%
Cangkuang
1.5
53.55
2.8%
Cimaung
6.0
64.8
0.0%
Kertasari
0.0
59.2
0.0%
Pacet
0.0
88.4
0.0%
Cileunyi
0.0
119.59
0.0%
Cicalengka
67.2
92.15
73.0%
Rancaekek
30.0
150.53
19.9%
Solokanjeruk
54.2
68.00
79.6%
Paseh
1.5
101.26
1.5%
Majalaya
3.0
134.47
2.3%
45.1
81.32
55.5%
9.0
36.61
24.6%
12.1
41.5
0.0%
Cikancung
0.0
68.5
0.0%
Ibun
0.0
65.5
0.0%
567
2722
Cimenyan Cilengkrang Nagreg
jumlah
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Tingk. Pengangkutan Wil
Total Tingk. Pengangkutan
22.9%
16.2% 20.8%
23.1%
Hal A-3
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Tabel Sasaran Peningkatan Pelayanan Skenario 1 Pelaku Pengelolaan
Tahun
Satuan
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2 018
Timbulan Sampah Total
m3/hr
4,880
5,025
5,176
5,332
5,494
5,662
5,837
6,019
6,207
6,403
6,491
Beban Pelayanan Perkotaan
m3/hr
2,803
2,886
2,973
3,062
3,156
3,252
3,353
3,457
3,565
3,677
3,679
Beba Beban n Peni Pening ngka kata tan n Part Partis isip ipas asii Masy Masy..
m3/h m3/hrr
2,077
2,139
2,203
2,270
2,339
2,410
2,485
2,562
2,642
2,725
2,812
Pelayanan Perkotaan
Penimbunan
%
Pengomposan
567
480
476
473
468
462
456
452
442
440
411
20.2%
16.6%
16.0%
15.4%
14.8%
14.2%
13.6%
13.1%
12.4%
12.0%
11.2%
355.0
390.0
430.0
470.0
500.0
540.0
570.0
625.0
11.9%
1 2. 2. 7% 7%
13 .6 .6%
14.5%
14.9%
15.6%
16.0%
17.0%
m3/hr
0.0
m3/hr %
Daur Ulang Anorganik
0.0%
m3/hr %
Pengolahan Lain
m3/hr %
Tingk. Pelayanan Perkotaan
6.9%
630.0
17.1%
0
374.0
577.9
605.2
633.9
674.4
716.9
772.8
808.5
845.9
882.2
0.0%
13.0%
19.4%
19.8%
20.1%
20.7%
21.4%
22.4%
22.7%
23.0%
24.0%
0
100
375
400
425
475
540
620
675
700
800
0.0%
3.5%
12.6%
13.1%
13.5%
14.6%
16.1%
17.9%
18.9%
19.0%
21.7%
567
1,154
1,784
1,868
1,956
2,081
2,213
2,385
2,496
2,611
2,723
20.2%
4 0. 0 %
6 0. 0 %
61.0%
62.0%
64.0%
6 6. 0 %
69.0%
70.0%
71.0%
7 4. 0 %
m3/hr %
200.0
Pelayanan Peningkatan Part. Masy.
Sistem Berbasis Masyarakat
m3/hr %
Informal
Tingk. Partisipasi Masy.
Sampah Terkelola
Sampah Tak Terkelola
105.4
245.9
442.6
470.7
555.0
611.2
667.4
751.7
779.8
821.9
5.1%
11.5%
20.1%
20.7%
23.7%
25.4%
26.9%
29.3%
29.5%
30.2%
920.3
32.7%
m3/hr
343.3
359.4
879.2
913.7
951.1
989.2
1, 1,032.1
1,074.9
1, 1,130.4
1,175.7
1, 1,225.1
%
16.5%
16.8%
39.9%
40.3%
40.7%
41.0%
41.5%
42.0%
42.8%
43.1%
43.6%
449
605
1322
1384
1506
1600
1699
1827
1910
1998
2 145
%
21.6%
2 8. 3 %
6 0. 0 %
61.0%
64.4%
66.4%
6 8. 4 %
71.3%
72.3%
73.3%
7 6. 3 %
m3/hr
1014.9
1,758.7
3,105.3
3,252.4
3,461.3
3,680.6
3,910.9
%
20.8%
35.0%
60.0%
61.0%
63.0%
65.0%
67.0%
3,864.6
3,266.1
2,070.2
2,079.4
2,032.8
1,981.9
1,926.3
1,805.6
1,800.0
1,792.8
1,622.8
79.2%
65.0%
40.0%
39.0%
37.0%
35.0%
33.0%
30.0%
29.0%
28.0%
25.0%
m3/hr
m3/hr %
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-4
4,213.1
70.0%
4,407.0 71.0%
4,609.9 72.0%
4,868.3 75.0%
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Tabel Sasaran Peningkatan Pelayanan Skenario 1 Pelaku Pengelolaan
Satuan
Tahun 2019
2020
2021
202 2
2023
2024
2025
2026
2027
2028
m3/hr
6,587
6,691
6,789
6,903
7,019
7,137
7,323
7,481
7,643
7,790
Beban Pelayanan Perkot aa aan
m3/hr
3,685
3,696
3,697
3,710
3,721
3,730
3,803
3,843
3,882
3,902
Beba Beban n Peni Pening ngka kata tan n Part Partis isip ipas asii Masy Masy..
m3/h m3/hrr
2,902
2,995
3,092
3,193
3,298
3,407
3,520
3,638
3,761
3,888
Timbulan Sampah Total
Pelayanan Perkotaan
Penimbunan
m3/hr %
Pengomposan
Daur Ulang Anorganik
Pengolahan Lain
359
346
312
267
232
205
153
16
9.7%
9.3%
8.4%
7.2%
6.1%
5.3%
4.0%
0.4% 1000.0
650.0
670.0
690.0
710.0
750.0
800.0
850.0
900.0
950.0
%
17.6%
18.1%
18.7%
19 .1 %
20.2%
2 1 .4 %
22.3%
2 3. 4 %
24.5%
m3/hr
895.6
910.1
922.4
937.7
952.5
966.8
998.1
1021.1
10 1 044.1
1062.0
%
24.3%
24.6%
24.9%
25.3%
25.6%
25.9%
26.2%
26.6%
26.9%
27.2%
%
379 10.3%
m3/hr
m3/hr
Tingk. Pelayanan Perkotaan
394 10.7%
25.6%
825
850
875
900
925
950
1000
1025
1075
1200
22.4%
23.0%
23.7%
24.3%
24.9%
25.5%
26.3%
26.7%
27.7%
30.8%
m3/hr
2,764
2,809
2,847
2,894
2,940
2,984
3,081
3,151
3,222
3,278
%
75.0%
76.0%
77.0%
78.0%
79.0%
8 0 .0 %
81.0%
8 2. 0 %
83.0%
84.0%
m3/hr
976. 5
1,032.7
1 ,0 ,088.9
1,145.1
1 ,2 ,201.3
%
33.7%
34.5%
35.2%
35 .9 %
36.4%
1,266.5
1,309.4
1,360.0
1,415.6
1, 47 473.2
1,539.4
1,611.5
1,689.6
1,774.1
1,861.5
43.6%
43.7%
44.0%
44.3%
44.7%
45.2%
45.8%
46.4%
47.2%
47.9%
Pelayanan Pen ngkatan Part. Masy.
Sistem Berbasis Masyarakat
Informal
m3/hr %
Tingk. Partisipasi Masy.
Sampah Terkelola
1 ,3 ,313.7
37.3%
1,369.9
3 7. 7 %
1 ,4 ,426.1
1,482.3
37.9%
38.1%
2243
2342
2449
2561
2674
2797
2925
3060
3200
3344
%
77.3%
78.2%
79.2%
80.2%
81.1%
8 2 .1 %
83.1%
8 4. 1 %
85.1%
86.0%
5,006.2
5,152. 2
5 ,2 ,295.5
5,453.6
76.0%
77.0%
78.0%
79 .0 %
1,580.9
1,539.0
1,493.6
24.0%
23.0%
22.0%
m3/hr
3 6 .9 %
m3/hr
% Sampah Tak Terkelola
1,257.5
m3/hr %
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
5,615.2
5,780.6
80.0%
81 .0 %
1,449.7
1, 40 403.8
1,355.9
1,318.2
1,271.8
1,222.9
1,168.5
21.0%
20.0%
19.0%
18.0%
17.0%
16.0%
15.0%
Hal A-5
6,005.1
82.0%
6,209.3
83.0%
6,420.1
8 4. 0 %
6,621.7
85.0%
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Tabel Sasaran Peningkatan Pelayanan Skenario 2 Pelaku Pengelolaan
Tahun
Satuan
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
20 1 5
2016
2017
20 18
Timbulan Sampah Total
m3/hr
4,880
5,025
5,176
5,332
5,494
5,662
5,837
6,019
6,207
6,403
6,606
Beban Pelayanan Perkot aa aan
m3/hr
2,803
2,886
2,973
3,062
3,156
3,252
3,353
3,457
3,565
3,677
3,794
Beban Beban Penin Peningka gkatan tan Partis Partisipa ipasi si Masy. Masy.
m3/hr m3/hr
2,077
2,139
2,203
2,270
2,339
2,410
2,485
2,562
2,642
2,725
2,812
Pelayanan Perkotaan
Penimbunan
%
Pengomposan
389
392
398
405
404
405
413
407
400
398
13.5%
13.2%
13.0%
12.8%
12.4%
12.1%
11.9%
11.4%
10.9%
10.5%
-
30
40
0.0%
1. 0 %
1.3%
0.0
215.1
231.1
0.0%
7. 5 %
7.8%
m3/hr %
Daur Ulang Anorganik
m3/hr %
Pengolahan Lain
567 20.2%
m3/hr
m3/hr %
Tingk. Pelayanan Perkotaan
60
70
100
120
2.2%
3.1%
3.6%
248.0
265.8
284.5
304.1
8.1%
8.4%
8.7%
9 .1 %
2.0%
-
30
50
60
80
0.0%
1.0%
1.7%
2.0%
2.5%
140
190
240
4.0%
5.3%
6.5%
358.1
393.2
430.2
10.0%
10.7%
1 1 .3 %
324.8
9.4%
90
110
125
150
180
2.8%
3.3%
3.6%
4.2%
4.9%
300
7.9%
200
5.3%
567
664
713
766
820
878
93 9
1,002
1, 1,105
1,214
1, 1 ,32 8
%
2 0. 2 %
2 3. 0 %
2 4. 0 %
25.0%
2 6. 0 %
2 7. 0 %
28 .0 %
29.0%
31.0%
33.0%
3 5. 0 %
m3/hr
105.4
231.8
259.9
288.0
316.1
344.2
372.3
400.4
456.6
526.9
597.1
%
5.1%
10.8%
11.8%
12.7%
13.5%
14.3%
15.0%
15.6%
17.3%
19.3%
21.2%
m3/hr
343.3
360.6
372.3
386.0
401.8
419.8
440.1
462.9
486.6
500.6
519.2
%
16.5%
16.9%
16.9%
17.0%
17.2%
17.4%
17.7%
18.1%
18.4%
18.4%
18.5%
m3/hr
Pelayanan Peningkatan Part. Masy.
Sistem Berbasis Masyarakat
Informal
Tingk. Partisipasi Masy.
Sampah Terkelola
449
592
632
674
718
764
81 2
863
943
1027
1 1 16
%
2 1. 6 %
2 7. 7 %
2 8. 7 %
29.7%
3 0. 7 %
3 1. 7 %
32 .7 %
33.7%
35.7%
37.7%
3 9. 7 %
m3/hr
1 ,0 ,01 4. 4. 9
1 ,2 ,25 6. 6. 2
1 ,3 ,34 5. 5. 6
1 ,4 ,4 39 39. 6
1 ,5 ,5 38 38 .3 .3
1 ,6 ,64 2. 2. 1
1 ,7 ,7 51 51 .2 .2
20.8%
25.0%
26.0%
27.0%
28.0%
29.0%
30.0%
3 ,8 ,86 4. 4. 6
3 ,7 ,76 8. 8. 6
3 ,8 ,82 9. 9. 9
3 ,8 ,8 92 92. 3
3 ,9 ,9 55 55 .7 .7
4 ,0 ,02 0. 0. 3
4 ,0 ,0 86 86 .1 .1
4 ,1 ,15 2. 2. 9
4 ,1 ,1 58 58 .7 .7
4 ,1 ,16 1. 1. 7
4 ,1 ,1 61 61 .7 .7
79.2%
75.0%
74.0%
73.0%
72.0%
71.0%
70.0%
69.0%
67.0%
65.0%
63.0%
m3/hr
% Sampah Tak Terkelola
m3/hr %
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-6
1 ,8 ,86 5. 5. 8
31.0%
2 ,0 ,0 48 48 .3 .3 33.0%
2 ,2 ,24 0. 0. 9 35.0%
2 ,4 ,4 44 44 .2 .2
37.0%
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Tabel Sasaran Peningkatan Pelayanan Skenario 2 Pelaku Pengelolaan
Sa tu tuan
Tahun 2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2 028
m3/hr
6,817
7,036
7,264
7,501
7,747
8,004
8,270
8,547
8,835
9,134
Beban Pelayanan Perkotaan
m3/hr
3,915
4,041
4,172
4,308
4,450
4,597
4,750
4,909
5,074
5,246
Beba Beban n Peni Pening ngka kata tan n Part Partis isip ipas asii Masy Masy..
m3/h m3/hrr
2,902
2,995
3,092
3,193
3,298
3,407
3,520
3,638
3,761
3,888
Timbulan Sampah Total
Pelayanan Perkotaan
Penimbunan
m3/hr %
Pengomposan
Daur Ulang Anorganik
Pengolahan Lain
360
344
331
308
288
267
241
8.3%
7.7%
7.2%
6.5%
5.9%
5.3%
4.6%
1, 1,060
1,200
350
430
500
580
650
750
870
10.6%
12.0%
13.5%
14.6%
16.3%
18.3%
19.8%
m3/hr
469.4
523.8
581.3
642.1
706.4
774.5
861.8
938.4
%
12.0%
13.0%
13.9%
1 4. 9 %
15.9%
16.8%
18.1%
19.1%
%
373 8.9%
8.9%
m3/hr
Tingk. Pelayanan Perkotaan
383 9.5%
%
m3/hr
399 10.2%
230
280
340
400
480
535
620
5.9%
6 .9 %
8.1%
9.3%
10.8%
11.6%
1 3.1%
970
700
14.3%
2 0. 9 % 10 1019.3
20.1% 800
15.8%
2 2. 9 % 1121.9
21.4% 900
17.2%
m3/hr
1,449
1,617
1,794
1,982
2,180
2,390
2,660
2,896
3,146
3,463
%
37.0%
40.0%
43.0%
4 6. 0 %
49 .0 %
52.0%
56.0%
59.0%
62.0%
66.0%
Pelayanan Peningkatan Part. Masy.
Sistem Berbasis Masyarakat
Informal
Tingk. Partisipasi Masy.
Sampah Terkelola
m3/hr
667.4
836.0
1, 1, 01 018.6
1,145.1
1, 1,271.5
1,412.0
1, 1,496.3
1,524.4
1, 1,566.6
%
23.0%
27.9%
32.9%
35.9%
38.6%
41.4%
42.5%
41.9%
41.7%
42.1%
m3/hr
542.6
571.7
601.6
623.8
654.3
679.7
805.8
963.9
1,118.5
1,294.8
%
18.7%
19.1%
19.5%
19.5%
19.8%
20.0%
22.9%
26.5%
29.7%
33.3%
m3/hr
1210
1408
1620
1769
1926
2092
2302
2488
2685
2932
%
41.7%
47.0%
52.4%
5 5. 4 %
58 .4 %
61.4%
65.4%
68.4%
71.4%
75.4%
2,658.6
3,025.6
3,414.2
3,750.6
39.0%
43.0%
47.0%
5 0. 0 %
4,158.4
4,010.7
3,850.1
3,750.6
3,641.3
3,521.6
3,307.9
3,162.3
3,003.8
2,740.3
61.0%
57.0%
53.0%
50.0%
47.0%
44.0%
40.0%
37.0%
34.0%
30.0%
m3/hr %
Sampah Tak Terkelola
1,636.8
m3/hr %
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
4,106.2
53 .0 %
Hal A-7
4,482.0
56.0%
4,961.9
60.0%
5,384.4
63.0%
5,831.0
66.0%
6,394.1
70.0%
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Sasaran Peningkatan Pelayanan Skenario 3 Pelaku Pengelolaan
Tahun
Satuan
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Timbulan Sampah Total
m3/hr
4,880
5,025 5,176
5,332
5 ,4 ,494
5,662
5 ,8 ,837
6,019
6,207
6,403
6,606
Beban Pelayanan Perkotaan
m3/hr
2,803
2,886 2,973
3,062
3 ,1 ,156
3,252
3 ,3 ,353
3,457
3,565
3,677
3,794
Beba Beban n Peni Pening ngka kata tan n Part Partis isip ipas asii Masy Masy..
m3/h m3/hrr
2,077
2,139 2,203
2,270
2 ,3 ,339
2,410
2 ,4 ,485
2,562
2,642
2,725
2,812
773
792
815
842
22.4%
22.2%
22.2%
22.2%
Pelayanan Perkotaan
Penimbunan
567
m3/hr
20.2%
%
Pengomposan
m3/hr %
Daur Ulang Anorganik
m3/hr
Pengolahan Lain
m3/hr %
Tingk. Pelayanan Perkotaan
%
722
735
755
2 2. 2.9%
22.6%
2 2. 2.5%
-
0%
0. 0.0
0
4
24
52
80
10 104
0.1%
0.8%
1.6%
2.5%
3.1%
335
357.2
3 78 78.3
400.4
4 23 23.6
0% 11.3%
11.7%
1 2. 2.0%
12.3%
1 2. 2.6%
148
156
164
170
4.3%
4.4%
4.5%
4.5%
455
473.6
488.5
504.0
13.1%
13.3%
13.3%
13.3%
-
-
-
12
15
20
25
27
40
40
40
0.0%
0%
0%
0.4%
0.5%
0.6%
0.7%
1%
1.1%
1.1%
1.1%
1,403
1,462
1,508
1,556
41%
41%
41%
41%
567
m3/hr
709 23.2%
693
0.0%
0.0%
%
696
24.0% 23.4%
20.2%
693 1,035
1,102
1 ,1 ,168
1,236
1 ,3 ,308
24%
35%
36%
37%
38%
39%
Pelayanan Peningkatan Part. Masy.
Sistem Berbasis Masyarakat
Informal
m3/hr
105.4
84
105
136
140
169
199
246
264
273
281
%
5.1%
4%
5%
6%
6%
7%
8%
10%
10%
10%
10%
%
Tingk. Partisipasi Masy.
171.1
176
204.3
2 10 10.5
216.9
2 48 48.5
256
264.2
299.8
309.3
1 6.5%
8%
8%
9%
9%
9%
10 10%
10%
10%
11%
11%
449
255
282
340
351
386
447
502
528
572
590
21.6%
12%
13%
15%
15%
16%
18%
20%
20%
21%
21%
948 1,317
1,443
1 ,5 ,518
1,621
1 ,7 ,755
1,905
1,990
2,080
2,146
25%
27%
28%
29%
30%
32%
32%
32%
32%
4,077 3,859
3,889
3 ,9 ,976
4,041
4 ,0 ,082
4,114
4,217
4,323
4,460
73%
72%
71%
70%
68%
68%
68%
68%
m3/hr %
Sampah Terkelola
343.3
m3/hr
1,014.9
m3/hr
20.8%
% Sampah Tak Terkelola
m3/hr
%
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
3, 3,864.6 79.2%
19%
81%
75%
Hal A-8
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Sasaran Peningkatan Pelayanan Skenario 3 Pelaku Pengelolaan
Tahun
Sa tu tuan
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2 028
m3/hr
6,817
7,036
7,264
7,501
7, 7,747
8,004 8,270
8,54 8,547 7
8,83 8,835 5
9,134
Beban Pelayanan Perkotaan
m3/hr
3,915
4,041
4,172
4,308
4, 4,450
4,597 4,750
4,90 4,909 9
5,07 5,074 4
5,246
Beba Beban n Peni Pening ngka kata tan n Part Partis isip ipas asii Masy Masy..
m3/h m3/hrr
2,902
2,995
3,092
3,193
3, 3,298
3,407 3,520
3,63 3,638 8
3,76 3,761 1
3,888
888
917
945
967
997 1,029
1,06 1,062 2
1,08 1,086 6
1,092
22.0%
22.0%
21.9%
21 21.7%
21.7% 21.7%
21.6 21.6% %
21.4 21.4% %
20.8%
Timbulan Sampah Total
Pelayanan Perkotaan
Penimbunan
%
Pengomposan
864
m3/hr
178
m3/hr
%
Daur Ulang Anorganik
Tingk. Pelayanan Perkotaan
m3/hr
198
216
224
4.6%
4.9%
4.9%
232
240
288
4.9%
4.9%
5.7%
420 8%
549.9
567.8
586.3
61 619.9
640.4 661.7
683. 683.9 9
723. 723.4 4
798.2
13.6%
13.6%
13.6%
13.6%
13 13.9%
13.9% 13.9%
13.9 13.9% %
14.3 14.3% %
15.2%
1,644
42%
%
190 4.6%
1.8%
184 4.6%
532.8
70
m3/hr %
4.5%
m3/hr %
Pengolahan Lain
22.1%
75
78
80
11 110
115
1.9%
1.9%
1.9%
2.5%
2.5%
120
125
135
2.5%
2.5%
2.7%
1,697
1,752
1,809
1, 1,913
42%
42%
42%
43%
1,977 2,042
2,11 2,111 1
2,23 2,233 3
43%
43%
44%
43%
153
2.9% 2,464 47%
Pelayanan Peningkatan Part. Masy.
Sistem Berbasis Masyarakat
Informal
m3/hr
319
329
340
351
396
409
422
473
564
611
%
11%
11%
11%
11%
12%
12%
12%
13%
15%
16%
359.4
371.0
383.1
42 428.7
442.9 492.8
509. 509.3 3
564. 564.1 1
583
12%
12%
12%
13%
14%
15%
15%
m3/hr
Tingk. Partisipasi Masy.
Sampah Terkelola
14%
638
689
711
734
824
852
915
982 982
1,12 1,128 8
%
22%
23%
23%
23%
25%
25%
26%
27%
30%
2,386
2,464
2,544
2, 2,738
2,828 2,958
3,09 3,093 3
3,36 3,361 1
34%
34 34%
34%
35 35%
36%
36%
38 38%
4,650
4,801
4,957
5, 5,010
5,175 5,312
5,45 5,454 4
5,47 5,474 4
66%
66%
66%
65%
64%
62%
m3/hr
13%
m3/hr
m3/hr
2,283
33%
% Sampah Tak Terkelola
11%
%
319.2
%
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
4,534 67%
Hal A-9
35%
65%
64%
1,194
3,658
31%
40%
5,476 60%
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Tabel Kebutuhan Sarana Pengumpulan untuk Skenario 1 Komponen
Satuan 2009
Beban Pengumpulan
m3/hr
Kebutuhan Motor sampah
2010
Tahun
2011
2012
2013
201 4
2015
201 6
201 7
2018
1154.4
1783.5
1868.0
1956.4
2081.4
2212.7
2385.2
2495.5
2610.9
2722.7
Unit
415
641
671
703
748
795
857
897
938
978
Pengadaan Motor Sampah
Unit
415
226
30
32
45
47
62
40
41
40
Kebutuhan Pick Up 4m3
Unit
69
107
112
117
125
132
143
149
156
163
Pengadaan Pick Up 4m3
Unit
69
38
5
5
7
8
10
7
7
7
Lanjutan Tabel Kebutuhan Sarana Pengumpulan untuk Skenario 1 Komponen
Satuan 2019
Beban Pengumpulan
m3/hr
2020
Tahun
2021
2022
2023
202 4
2025
202 6
202 7
2028
2764.1
2809.1
2846.8
2894.1
2939.8
2983.8
3080.6
3151.4
3222.4
3277.8
Kebutuhan Motor sampah
Unit
993
1009
1023
1040
1056
1072
1107
1132
1158
1178
Pengadaan Motor Sampah
Unit
15
16
14
17
16
16
35
25
26
20
Kebutuhan Pick Up 4m3
Unit
166
168
170
173
176
179
184
189
193
196
Pengadaan Pick Up 4m3
Unit
2
3
2
3
3
3
6
4
4
3
Tabel Kebutuhan Sarana TPS untuk Skenario 1 Komponen
Satuan 2009
Beban Pengomposan
2010
Tahun
2011
2012
2013
201 4
2015
201 6
201 7
2018
m3/hr
200
355
390
430
470
500
540
570
625
630
Unit
14
25
28
31
33
36
38
41
44
45
Pengadaan TPS Kel.
Unit
14
11
2
3
3
2
3
2
4
0
Kebutuhan TPS Kec
Unit
3
10
12
13
15
17
18
19
21
22
Pengadaan TPS Kec.
Unit
3
7
2
1
2
2
1
1
2
1
Kebutuhan TPS Kel
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-10
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Tabel Kebutuhan Sarana TPS untuk Skenario 1 Komponen
Satuan 2019
Beban Pengomposan Kebutuhan TPS Kel
2020
Tahun
2021
2022
2023
202 4
2025
202 6
202 7
2028
m3/hr
650
670
690
710
750
800
850
900
950
1000
Unit
46
48
49
51
53
57
60
64
68
71
Pengadaan TPS Kel.
Unit
1
1
1
1
3
4
4
4
4
4
Kebutuhan TPS Kec
Unit
22
23
23
24
24
25
26
27
29
30
Pengadaan TPS Kec.
Unit
0
1
0
1
0
1
1
1
2
1
Tabel Kebutuhan Sarana Pengangkutan untuk Skenario 1 Komponen
Satuan 2009
201 0
Tahun
201 1
2012
2013
2014
2015
201 6
2017
20 18
Beban Penimbunan
m3/hr
480.4
475.7
472.8
467.5
462.0
455.8
452.4
442.0
440.0
410.5
Sampah tercampur
m3/hr
408.3
404.3
401.9
397.4
392.7
387.4
384.5
375.7
374.0
349.0
Residu Pengolahan
m3/hr
72.1
71.3
70.9
70.1
69.3
68.4
67.9
66.3
66.0
61.6
DT 6m3
Unit
7
7
7
7
7
7
7
7
7
6
Pengadaan DT 6m3
Unit
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Container 6m3
Unit
33
32
32
32
31
31
31
30
30
28
Pengadaan Container 6m3
Unit
27
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Arm Roll 6 m3
Unit
16
16
16
16
16
15
15
15
15
14
Pengadaan Arm Roll 6 m3
Unit
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Container 10m3
Unit
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
Pengadaan Container 10m3
Unit
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Arm Roll 10 m3
Unit
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Pengadaan Arm Roll 10 m3
Unit
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-11
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Tabel Kebutuhan Sarana Pengangkutan untuk Skenario 1
Tahun
Komponen
Satuan
Beban Penimbunan
m3/hr
393.5
378.9
359.4
346.4
312.3
267.1
Sampah tercampur
m3/hr
334.5
322.1
305.5
294.4
265.5
227.0
0.0
0.0
0.0
0.0
Residu Pengolahan
m3/hr
59.0
56.8
53.9
52.0
46.9
40.1
34.9
30.8
23.0
2.4
6
6
5
5
5
4
3
3
2
0
2019
202 0
202 1
2022
2023
2024
2025
202 6
232.5
2027
205.4
20 28
153.4
15.8
DT 6m3
Unit
Pengadaan DT 6m3
Unit
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Container 6m3
Unit
27
26
24
24
21
18
0
0
0
0
Pengadaan Container 6m3
Unit
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Arm Roll 6 m3
Unit
13
13
12
12
11
9
0
0
0
0
Pengadaan Arm Roll 6 m3
Unit
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Container 10m3
Unit
4
4
4
4
3
3
0
0
0
0
Pengadaan Container 10m3
Unit
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Arm Roll 10 m3
Unit
2
2
2
2
2
1
0
0
0
0
Pengadaan Arm Roll 10 m3
Unit
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Tabel Kebutuhan Sarana Pengembangan Sistem Berbasis Masyarakat untuk Skenario 1 Komponen
Satuan 2009
Beban Sistem Berbasis Masy.
m3/hr
201 0
Tahun
2011
2012
2013
2014
201 5
2016
201 7
2018
20 19
245.9
442.6
470.7
555.0
611.2
667.4
751.7
779.8
821.9
920.3
976.5
Keb. Pengembangan
Unit
18
32
34
40
44
48
54
56
59
66
70
Pelaksanaan Pengembangan
U nit
18
14
2
6
4
4
6
2
3
7
4
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-12
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Tabel Kebutuhan Sarana Pengembangan Sistem Berbasis Masyarakat untuk Skenario 1 Komponen Beban Sist em em Berbasis Masy.
Satuan m3/ hr hr
Tahun
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2 028
1032.7
1088.9
1145.1
1201.3
1257.5
1313.7
1369.9
1426.1
1 48 482.3
Keb. Pengembangan
Unit
74
78
82
86
90
94
98
102
106
Pelaksanaan Pengembangan
U nit
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Tabel Kebutuhan Sarana Pengumpulan untuk Skenario 2 Komponen
Satuan 2009
2010
Tahun
2011
2012
2013
201 4
2015
201 6
201 7
2018
m 3/ 3/ hr hr
664
713
766
820
878
939
1,002
1,105
1,214
1,328
Kebutu Kebutuhan han Motor Motor sampa sampah h
Unit Unit
238
256
275
295
315
337
360
397
436
477
Pengad Pengadaan aan Motor Motor Sampah Sampah
Unit Unit
238
18
19
20
21
22
23
37
39
41
Kebu Kebutu tuha han n Pick Pick Up 4m3 4m3
Unit Unit
40
43
46
49
53
56
60
66
73
80
Peng Pengad adaa aan n Pick Pick Up 4m3 4m3
Unit Unit
40
3
3
3
3
4
4
6
6
7
B eb eb an an P en eng um um pu pul an an
Lanjutan Tabel Kebutuhan Sarana Pengumpulan untuk Skenario 2 Komponen
Satuan 2019
2020
Tahun
2021
2022
2023
202 4
2025
202 6
202 7
2028
1,449
1,617
1,794
1,982
2,180
2,390
2,660
2,896
3,146
3,463
B eb eb an an P en eng um um pu pul an an
m 3/ 3/ hr hr
Kebutu Kebutuhan han Motor Motor sampa sampah h
Unit Unit
520
581
645
712
783
859
956
1,041
1,130
1,244
Pengad Pengadaan aan Motor Motor Sampah Sampah
Unit Unit
43
60
64
67
71
75
97
85
90
114
Kebu Kebutu tuha han n Pick Pick Up 4m3 4m3
Unit Unit
87
97
107
119
131
143
159
173
188
207
Unit Unit
7
10
11
11
12
13
16
14
15
19
Peng Pengad adaa aan n Pick Pick Up 4m3 4m3
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-13
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Tabel Kebutuhan Sarana TPS untuk Skenario 2 Komponen
Satuan 2009
2010
Tahun
2011
2012
2013
201 4
2015
201 6
201 7
2018
m 3/ 3/ hr hr
30
40
60
70
100
120
140
190
240
300
Kebutuhan TPS Kel
Unit
2
3
4
5
7
9
10
14
17
21
Pengadaan TPS Kel.
Unit
2
1
1
1
2
1
1
4
4
4
Kebutuhan TPS Kec
Unit
2
3
4
5
6
7
8
9
10 10
11 11
Unit
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
B eb eb an an P en eng om omp os osan
Pengadaan TPS Kec.
Lanjutan Tabel Kebutuhan Sarana TPS untuk Skenario 2 Komponen
Satuan 2019
2020
Tahun
2021
2022
2023
202 4
2025
202 6
202 7
2028
m 3/ 3/ hr hr
350
430
500
580
650
750
870
970
1,060
1,200
Kebutuhan TPS Kel
Unit
25
31
36
41
46
53
62
69
75
85
Pengadaan TPS Kel.
Unit
4
6
5
6
5
7
9
7
6
10
Kebutuhan TPS Kec
Unit
12
13
14
16
18
20
22
25
27
30
Pengadaan TPS Kec.
Unit
1
1
1
2
2
2
2
3
2
3
B eb eb an an P en eng om omp os osan
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-14
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Tabel Kebutuhan Sarana Pengangkutan untuk Skenario 2 Komponen
Satuan 2009
201 0
Tahun
201 1
2012
2013
2014
2015
201 6
2017
20 18
m3/hr
38 3 89
392
398
405
404
405
413
407
400
398
Sampah tercampur
m3/hr
33 3 30
333
338
344
343
344
351
346
340
338
R es esidu Peng ol olahan
m3/hr
58 5 8.3
58.8
59.6
60.7
60.5
60.7
61.9
61.1
60.1
59.7
6
6
6
6
6
6
6
6
6
Beban Penimbunan
DT 6m3
Unit
6
Pengadaan DT 6m3
Unit
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Container 6m3
Unit
26
27
27
27
27
27
28
28
27
27
20 20
1
0
0
0
0
1
0
0
0
Pengad Pengadaan aan Contai Container ner 6m3
Unit Unit
Arm Roll 6 m3
Unit
13
13
13
14
14
14
14
14
14
13
Peng Pengad adaa aan n Arm Arm Roll Roll 6 m3
Unit Unit
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Container 10m3
Unit
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Pengad Pengadaan aan Contai Container ner 10m3 10m3
Unit Unit
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Arm Roll 10 m3
Unit
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Peng Pengad adaa aan n Arm Arm Roll Roll 10 m3
Unit Unit
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-15
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Tabel Kebutuhan Sarana Pengangkutan untuk Skenario 2 Komponen
Satuan 2019
202 0
Tahun
202 1
2022
2023
2024
2025
202 6
2027
20 28
m3/hr
39 3 99
383
373
360
344
331
308
288
267
241
Sampah tercampur
m3/hr
33 3 39
325
317
306
292
281
262
245
227
205
R es esidu Peng ol olahan
m3/hr
59 5 9.9
57.4
55.9
54.0
51.6
49.6
46.2
43.2
40.0
36.1
6
6
5
5
5
5
4
4
4
Beban Penimbunan
DT 6m3
Unit
6
Pengadaan DT 6m3
Unit
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Container 6m3
Unit
27
26
25
24
23
22
21
20
18
16
Pengad Pengadaan aan Contai Container ner 6m3
Unit Unit
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Arm Roll 6 m3
Unit
14
13
13
12
12
11
10
10
9
8
Peng Pengad adaa aan n Arm Arm Roll Roll 6 m3
Unit Unit
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Container 10m3
Unit
4
4
4
4
4
3
3
3
3
2
Pengad Pengadaan aan Contai Container ner 10m3 10m3
Unit Unit
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Arm Roll 10 m3
Unit
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
Peng Pengad adaa aan n Arm Arm Roll Roll 10 m3
Unit Unit
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Tabel Kebutuhan Sarana Pengembangan Sistem Berbasis Masyarakat untuk Skenario 2 Komponen
Satuan 2009
Beban Sistem Berbasis Masy.
m3/hr
201 0
Tahun
2011
2012
2013
2014
201 5
2016
201 7
2018
20 19
231.8
259.9
288.0
316.1
344.2
372.3
400.4
456.6
526.9
597.1
667.4
Keb. Pengembangan
Unit
17
19
21
23
25
27
29
33
38
43
48
Pelaksanaan Pengembangan
Un U nit
17
2
2
2
2
2
2
4
5
5
5
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-16
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Tabel Kebutuhan Sarana Pengembangan Sistem Berbasis Masyarakat untuk Skenario 2 Komponen
Satuan 2020
Beban Sist em em Berbasis Masy.
m3/ hr hr
836.0
Tahun
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2 028
1018.6
1145.1
1271.5
1412.0
1496.3
1524.4
1566.6
1 63 636.8
Keb. Pengembangan
Unit
60
73
82
91
101
107
109
112
117
Pelaksanaan Pengembangan
Unit
12
13
9
9
10
6
2
3
5
Tabel Kebutuhan Sarana dan Prasarana untuk Skenario 3 No
Komponen
Satuan
Jangka Pendek 2009
Jangka Menengah
201 0
2011
2012
2013
2014
201 5
Data Kebutuhan Sarana dan Prasarana 1
Penanganan Sampah Kontainer 10 m3 Kebutuhan
unit
23
23
23
23
23
23
23
Pengadaan
unit
1
2
0
0
0
0
0
Kebutuhan
unit
34
34
34
34
34
34
34
Pengadaan
unit
10
18
0
0
0
0
0
Kebutuhan
unit
8
8
8
8
8
8
8
Pengadaan
unit
1
2
0
0
0
0
0
Kebutuhan
unit
11
11
11
11
11
11
11
Pengadaan
unit
0
0
0
0
0
0
0
unit
36
36
36
36
36
36
36
Kontainer 6 m3
Arm Roll 10m3
Arm Roll 6m3
Dump Truck 10 m3 Kebutuhan
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-17
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung No
Komponen
Satuan
Jangka Pendek 2009
Pengadaan 2
Jangka Menengah
201 0
2011
2012
2013
2014
201 5
unit
0
0
1
1
1
1
1
unit
0
5
2
2
2
2
2
unit
0
0
2
2
2
2
2
unit
0
0
1
1
1
1
1
Pelaksanaan 3R Pembiayaan Pengembangan CBSWM Pengadaan
Unit Pengolahan Kompos Pengadaan
Unit Pengolahan Plastik Pengadaan
Lanjutan Tabel Kebutuhan Sarana dan Prasarana untuk Skenario 3 No
Komponen
Jangka Panjang
Satuan 2016
201 7
2018
2019
2020
2021
202 2
Data Kebutuhan Sarana dan Prasarana 1
Penanganan Sampah Kontainer 10 m3 Kebutuhan
unit
23
23
24
24
25
25
26
Pengadaan
unit
0
0
1
0
1
0
1
Kebutuhan
unit
35
36
37
38
39
40
41
Pengadaan
unit
1
1
1
1
1
1
1
Kebutuhan
unit
8
8
8
8
8
9
9
Pengadaan
unit
0
0
0
0
0
1
0
Kontainer 6 m3
Arm Roll 10m3
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-18
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung No
Komponen
Jangka Panjang
Satuan 2016
201 7
2018
2019
2020
2021
202 2
Arm Roll 6m3 Kebutuhan
unit
11
11
11
12
12
12
12
Pengadaan
unit
0
0
0
0
0
0
0
Kebutuhan
unit
37
37
38
38
39
39
40
Pengadaan
unit
1
0
1
0
1
0
1
unit
3
3
3
3
4
3
3
unit
4
4
4
5
5
4
4
unit
0
1
0
1
0
1
0
Dump Truck 10 m3
2
Pelaksanaan 3R Pembiayaan Pengembangan CBSWM Pengadaan
Unit Pengolahan Kompos Pengadaan
Unit Pengolahan Plastik Pengadaan
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-19
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Tabel Kebutuhan Sarana dan Prasarana untuk Skenario 3 No
Komponen
Jangka Panjang
Satuan 202 3
2024
2025
2026
202 7
202 8
Data Kebutuhan Sarana dan Prasarana 1
Penanganan Sampah Kontainer 10 m3 Kebutuhan
unit
26
28
28
30
31
33
Pengadaan
unit
0
2
0
2
1
2
Kebutuhan
unit
42
43
44
45
46
48
Pengadaan
unit
1
1
1
1
1
2
Kebutuhan
unit
9
9
9
9
10 10
10
Pengadaan
unit
0
0
0
0
1
0
Kebutuhan
unit
13
13
13
14
14
16
Pengadaan
unit
0
0
0
0
0
0
Kebutuhan
unit
40
41
41
42
42
43
Pengadaan
unit
0
1
0
1
0
1
unit
3
3
4
3
3
4
unit
4
3
4
3
2
0
unit
1
0
1
0
1
1
Kontainer 6 m3
Arm Roll 10m3
Arm Roll 6m3
Dump Truck 10 m3
2
Pelaksanaan 3R Pembiayaan Pengembangan CBSWM Pengadaan
Unit Pengolahan Kompos Pengadaan
Unit Pengolahan Plastik Pengadaan
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-20
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Tabel Kebutuhan Sarana Sarana dan Biaya Investasi untuk Skenario-1 Skenario-1 No
1
Komponen
Satuan
Harga Satuan
2009
(Rp- Jutaan) Base : 2008
Kuantitas
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2011 Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2012 Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2013 Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
Jumlah (Rp- Jutaan)
Pola Konvensional Motor Sampah
Unit
25
415
10 1 0,998
227
6,376
31
923
32
1 ,010
45
1 ,506
Pick Up 4m3
Unit
120
70
8,904
38
5,124
6
858
6
909
8
1, 1,285
Kontainer 6 m3
Unit
17
27 27.0
487
0
-
0
-
0
-
0
-
Arm Roll 6 m3
Unit
210
1
223
0
-
0
-
0
-
0
-
Kontainer 10 m3
Unit
20
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
Arm Roll 10 m3
Unit
280
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
Dump Truck 6 m3
Unit
150
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
JUMLAH BIAYA POLA KONVENSIONAL 2
2010 Jumlah
20,611
11,500
1,781
1,919
2,790
Pola 3R TPST Skala Kelurahanan
Unit
240
15
3,816
12
3,236
3
858
3
909
3
TPST Skala Kecamatan
Unit
172.5
3
549
7
1,357
2
411
1
218
2
964 462
Sarana Prasarana Pengembangan CBSWM
Unit
200
18
3,710
14
3,146
2
476
6
1,515
4
1,071
JUMLAH BIAYA POLA 3R
8,075
7,739
1,745
2,642
2,496
TOTAL BIAYA INVESTASI
28,685
19,239
3,525
4,561
5,286
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-21
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Tabel Kebutuhan Sarana Sarana dan Biaya Investasi untuk Skenario-1 No
Komponen
Satuan
Harga Satuan
2014
(Rp- Jutaan)
Base : 2008 1
Kuantitas
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2016 Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2017 Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2018 Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
Jumlah (Rp- Jutaan)
Pola Konvensional Motor Sampah
Unit
25
48
1,702
62
2,331
40
1,594
42
1,774
41
1,836
Pick Up 4m3
Unit
120
8
1,362
11
1,985
7
1,339
7
1,419
7
1,504
Kontainer 6 m3
Unit
17
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
Arm Roll 6 m3
Unit
210
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
Kontainer 10 m3
Unit
20
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
Arm Roll 10 m3
Unit
280
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
Dump Truck 6 m3
Unit
150
0
-
2
451
3
717
3
760
3
806
JUMLAH BIAYA POLA KONVENSIONAL 2
2015 Jumlah
3,064
4,767
3,650
3,953
4,146
Pola 3R TPST Skala Kelurahanan
Unit
240
3
1,021
3
1,083
3
1,148
4
1,622
1
TPST Skala Kecamatan
Unit
172.5
2
489
1
259
1
275
2
583
1
430 309
Sarana Prasarana Pengembangan CBSWM
Unit
200
4
1,135
6
1,804
2
638
3
1,014
7
2,507
JUMLAH BIAYA POLA 3R
2,646
3,146
2,060
3,218
3,246
TOTAL BIAYA INVESTASI
5,710
7,913
5,710
7,172
7,392
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-22
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Tabel Kebutuhan Sarana dan Biaya Investasi untuk Skenario-1 No
Komponen
Satuan
Harga Satuan
2019
(Rp- Jutaan)
Base : 2008 1
Kuantitas
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2021 Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2022 Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2023 Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
Jumlah (Rp- Jutaan)
Pola Konvensional Motor Sampah
Unit
25
15
712
17
855
14
747
17
961
17
1,019
Pick Up 4m3
Unit
120
3
683
3
724
3
768
3
814
3
863
Kontainer 6 m3
Unit
17
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
Arm Roll 6 m3
Unit
210
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
Kontainer 10 m3
Unit
20
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
Arm Roll 10 m3
Unit
280
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
Dump Truck 6 m3
Unit
150
1
285
1
302
1
320
1
339
1
359
JUMLAH BIAYA POLA KONVENSIONAL 2
2020 Jumlah
1,680
1,881
1,834
2,114
2,241
Pola 3R TPST Skala Kelurahanan
Unit
240
2
911
2
966
2
1,024
2
1,085
3
TPST Skala Kecamatan
Unit
172.5
0
-
1
347
0
-
1
390
0
1,726 -
Sarana Prasarana Pengembangan CBSWM
Unit
200
4
1,519
4
1,610
4
1,706
4
1,809
4
1,917
JUMLAH BIAYA POLA 3R
2,430
2,923
2,730
3,284
3,643
TOTAL BIAYA INVESTASI
4,110
4,804
4,564
5,398
5,884
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-23
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Tabel Kebutuhan Sarana Sarana dan Biaya Investasi untuk Skenario-1 No
Komponen
Satuan
Harga Satuan
2024
(Rp- Jutaan)
Base : 2008 1
Kuantitas
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2026 Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2027 Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2028 Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
Jumlah (Rp- Jutaan)
Pola Konvensional Motor Sampah
Unit
25
16
1,016
35
2,356
26
1,855
26
1,967
20
1,604
Pick Up 4m3
Unit
120
3
915
6
1,939
5
1,713
5
1,815
4
1,539
Kontainer 6 m3
Unit
17
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
Arm Roll 6 m3
Unit
210
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
Kontainer 10 m3
Unit
20
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
Arm Roll 10 m3
Unit
280
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
Dump Truck 6 m3
Unit
150
1
381
2
808
2
856
2
908
4
1,924
JUMLAH BIAYA POLA KONVENSIONAL 2
2025 Jumlah
2,312
5,103
4,424
4,690
5,067
Pola 3R TPST Skala Kelurahanan
Unit
240
4
2,439
4
2,585
4
2,740
4
2,905
4
TPST Skala Kecamatan
Unit
172.5
1
438
1
465
1
492
2
1,044
1
3,079 553
Sarana Prasarana Pengembangan CBSWM
Unit
200
4
2,032
4
2,154
4
2,283
4
2,420
4
2,566
JUMLAH BIAYA POLA 3R
4,909
5,204
5,516
6,369
6,198
TOTAL BIAYA INVESTASI
7,221
10,307
9,940
11,059
11,265
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-24
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Tabel Kebutuhan Sarana Sarana dan Biaya Investasi untuk Skenario-2 No
Komponen
Satuan
Harga Satuan
2009
(Rp- Jutaan)
Base : 2008 1
Kuantitas
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2010
2011
Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2012 Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2013
Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
Jumlah (Rp- Jutaan)
Pola Konvensional Motor Sampah
Unit
25
239
6, 6,334
18
506
19
566
20
631
21
703
Pick Up 4m3
Unit
120
40
5, 5,088
3
404
4
572
4
606
4
642
Kontainer 6 m3
Unit
17
21
378
1
19
0
-
1
21
0
-
Arm Roll 6 m3
Unit
210
0
-
1
236
1
250
1
265
0
-
Kontainer 10 m3
Unit
20
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
Arm Roll 10 m3
Unit
280
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
Dump Truck 6 m3
Unit
150
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
JUMLAH BIAYA POLA KONVENSIONAL 2
Jumlah
11,800
1,165
1,388
TPST Skala Kelurahanan
1,524
-
Pola 3R 240
TPST Skala Kecamatan
Unit
172.5
2
366
1
194
1
205
1
218
1
231
Sarana Prasarana Pengembangan CBSWM
Un Unit
200
17
3,498
2
449
2
476
2
505
2
535
JUMLAH BIAYA INVESTASI
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
509
1
270
2
572
1
303
-
Unit
JUMLAH BIAYA POLA 3R
2
1,345
3
964
4,373
913
1,254
1,026
1,730
16,172
2,078
2,641
2,550
3,075
Hal A-25
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Tabel Kebutuhan Sarana Sarana dan Biaya Investasi untuk Skenario-2 No
Komponen
Satuan
Harga Satuan
2014
(Rp- Jutaan)
Base : 2008 1
Kuantitas
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2015
2016
Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2017 Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2018
Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
Jumlah (Rp- Jutaan)
Pola Konvensional Motor Sampah
Unit
25
22
780
23
865
37
1,474
39
1,647
42
1,880
Pick Up 4m3
Unit
120
4
681
4
722
7
1,339
7
1,419
7
1,504
Kontainer 6 m3
Unit
17
1
24
1
26
0
-
0
-
0
-
Arm Roll 6 m3
Unit
210
1
298
1
316
0
-
0
-
0
-
Kontainer 10 m3
Unit
20
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
Arm Roll 10 m3
Unit
280
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
Dump Truck 6 m3
Unit
150
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
JUMLAH BIAYA POLA KONVENSIONAL 2
Jumlah
Pola 3R TPST Skala Kelurahanan
2
1,783
1,928
2,813
3,066
-
-
-
-
681
2
722
4
1,530
4
1,622
3,385 -
Unit
240
5
2,149
TPST Skala Kecamatan
Unit
172.5
1
245
1
259
1
275
1
291
1
309
Sarana Prasarana Pengembangan CBSWM
Un U nit
200
2
567
2
601
4
1,275
5
1,689
5
1,791
JUMLAH BIAYA POLA 3R
1,493
1,583
3,080
3,603
4,249
JUMLAH BIAYA INVESTASI
3,276
3,510
5,893
6,669
7,633
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-26
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Tabel Kebutuhan Sarana Sarana dan Biaya Investasi untuk Skenario-2 No
Komponen
Satuan
Harga Satuan
2019
(Rp- Jutaan)
Base : 2008 1
Kuantitas
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2020
2021
Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2022 Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2023
Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
Jumlah (Rp- Jutaan)
Pola Konvensional Motor Sampah
Unit
25
44
2,088
61
3,069
64
3,413
68
3,844
72
4,314
Pick Up 4m3
Unit
120
8
1,822
11
2,656
11
2,815
12
3,256
12
3,451
Kontainer 6 m3
Unit
17
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
Arm Roll 6 m3
Unit
210
1
399
0
-
0
-
0
-
0
-
Kontainer 10 m3
Unit
20
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
Arm Roll 10 m3
Unit
280
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
Dump Truck 6 m3
Unit
150
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
JUMLAH BIAYA POLA KONVENSIONAL 2
Jumlah
Pola 3R TPST Skala Kelurahanan
4
4,309
5,725
6,228
7,099
-
-
-
-
1,822
6
2,898
5
2,560
6
3,256
7,765 -
Unit
240
5
2,876
TPST Skala Kecamatan
Unit
172.5
1
327
1
347
1
368
2
780
2
827
Sarana Prasarana Pengembangan CBSWM
Unit
200
5
1,898
12
4,829
13
5,546
9
4,070
9
4,314
JUMLAH BIAYA POLA 3R
4,048
8,074
8,473
8,105
8,016
JUMLAH BIAYA INVESTASI
8,357
13,799
14,701
15,205
15,781
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-27
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Tabel Kebutuhan Sarana Sarana dan Biaya Investasi untuk Skenario-2 No
Komponen
Satuan
Harga Satuan
2024
(Rp- Jutaan)
Base : 2008 1
Kuantitas
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2025
2026
Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2027 Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2028
Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
Jumlah (Rp- Jutaan)
Pola Konvensional Motor Sampah
Unit
25
76
4,827
97
6,530
85
6,065
90
6,808
114
9,140
Pick Up 4m3
Unit
120
13
3,963
17
5,493
15
5,138
15
5,446
19
7,312
Kontainer 6 m3
Unit
17
0
-
0
-
0
-
0
-
0
Arm Roll 6 m3
Unit
210
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
Kontainer 10 m3
Unit
20
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
Arm Roll 10 m3
Unit
280
0
-
0
-
0
-
0
-
0
Dump Truck 6 m3
Unit
150
0
-
5
2,020
4
1,713
5
2,269
6
JUMLAH BIAYA POLA KONVENSIONAL 2
Jumlah
Pola 3R TPST Skala Kelurahanan
8
8,790
14,043
12,916
14,523
-
-
-
-
4,877
9
5,816
8
5,480
7
5,083
-
2,886
19,339 -
Unit
240
10
7,697
TPST Skala Kecamatan
Unit
172.5
2
876
2
929
3
1,477
2
1,044
3
1,660
Sarana Prasarana Pengembangan CBSWM
Unit
200
10
5,081
6
3,231
2
1,142
3
1,815
5
3,207
JUMLAH BIAYA POLA 3R
10,835
9,977
8,099
7,942
12,564
JUMLAH BIAYA INVESTASI
19,624
24,020
21,015
22,465
31,903
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-28
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Tabel Kebutuhan Sarana Sarana dan Biaya Investasi untuk Skenario-3 No
Komponen
Satuan
Harga Satuan
2009
2010
(Rp- Jutaan)
Base : 2008 1
Kuantitas
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2011
Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2012
Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2013
Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
Jumlah (Rp- Jutaan)
Pola Konvensional Kontainer 6 m3
Unit
20
10
212
18 18
404
0
-
0
-
0
Arm Roll 6 m3
Unit
220
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
Kontainer 10 m3
Unit
25
1
27
2
56
0
-
0
-
0
-
-
Arm Roll 10 m3
Unit
300
1
318
2
562
0
-
0
-
0
-
Dump Truck 10 m3
Unit
200
0
-
0
-
1
238
1
252
1
268
557
JUMLAH BIAYA POLA KONVENSIONAL 2
Jumlah
1,022
238
252
26 8
Pola 3R TPST Skala Kelurahan
Unit
240
0
-
0
-
2
572
2
606
2
TPST Skala Kecamatan
Unit
172
0
-
0
-
1
205
1
217
1
642 230
S ar ar an an a P ra ra sa sa ra ra na na P en en ge ge mb mb an an ga ga n C BS BS WM WM
U ni ni t
2 00 00
0
-
5
1,124
2
476
2
505
2
535
0
-
0
-
0
-
Peralatan
Unit
97
5
514
0
-
Pendampingan
Unit
103
6
655
0
-
-
-
-
JUMLAH BIAYA POLA 3R
1,169
1,124
1,253
1,328
1,408
TOTAL BIAYA INVESTASI
1,726
2,146
1,491
1,581
1,675
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-29
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Tabel Kebutuhan Sarana Sarana dan Biaya Investasi untuk Skenario-3 No
Komponen
Satuan
Harga Satuan
2014
2015
(Rp- Jutaan)
Base : 2008 1
Kuantitas
Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2017
Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2018
Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
Jumlah (Rp- Jutaan)
Pola Konvensional Kontainer 6 m3
Unit
20
0
-
0
-
1
32
1
34
1
Arm Roll 6 m3
Unit
220
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
Kontainer 10 m3
Unit
25
0
-
0
-
0
-
0
-
1
45
36
Arm Roll 10 m3
Unit
300
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
Dump Truck 10 m3
Unit
200
1
284
1
301
1
319
0
-
1
358
284
JUMLAH BIAYA POLA KONVENSIONAL 2
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2016
Jumlah
301
3 51
34
4 39
Pola 3R 681
2
722
4
1,530
4
1,622
4
2 44
1
259
0
-
1
291
0
-
2
567
2
601
3
956
3
1,014
3
1,075
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
TPST Skala Kelurahan
Unit
240
2
TPST Skala Kecamatan
Unit
172
1
Sarana Prasarana Pengembangan CBSWM
Unit
200
Peralatan
Unit
97
Pendampingan
Unit
103
-
-
JUMLAH BIAYA POLA 3R
1,492
1,582
TOTAL BIAYA INVESTASI
1,776
1,883
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-30
1,719
-
-
2,486
2,926
2,794
2,837
2,960
3,232
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Tabel Kebutuhan Sarana Sarana dan Biaya Investasi untuk Skenario-3 No
Komponen
Satuan
Harga Satuan
2019
2020
(Rp- Jutaan)
Base : 2008 1
Kuantitas
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2021
Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2022
Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2023
Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
Jumlah (Rp- Jutaan)
Pola Konvensional Kontainer 6 m3
Unit
20
1
38
1
40
1
43
1
45
1
Arm Roll 6 m3
Unit
220
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
Kontainer 10 m3
Unit
25
0
-
1
50
0
-
1
57
0
-
48
Arm Roll 10 m3
Unit
300
0
-
0
-
1
640
0
-
0
-
Dump Truck 10 m3
Unit
200
0
-
1
402
0
-
1
452
0
-
JUMLAH BIAYA POLA KONVENSIONAL 2
Jumlah
38
493
683
554
48
Pola 3R TPST Skala Kelurahan
Unit
240
5
2,278
5
2,415
4
2,048
4
2,170
4
TPST Skala Kecamatan
Unit
172
1
327
0
-
1
367
0
-
1
412
Sarana Prasarana Pengembangan CBSWM
Unit
200
3
1,139
4
1,610
3
1,280
3
1,357
3
1,438
0
-
0
-
0
-
0
Peralatan
Unit
97
Pendampingan
Unit
103
-
0
2,301
-
-
-
-
-
-
JUMLAH BIAYA POLA 3R
3,743
4,024
3,694
3,527
4,151
TOTAL BIAYA INVESTASI
3,781
4,517
4,377
4,081
4,199
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-31
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Tabel Kebutuhan Sarana Sarana dan Biaya Investasi untuk Skenario-3 No
Komponen
Satuan
Harga Satuan
2024
2025
(Rp- Jutaan)
Base : 2008 1
Kuantitas
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2026
Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2027
Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
2028
Jumlah
Kuantitas
(Rp- Jutaan)
Jumlah (Rp- Jutaan)
Pola Konvensional Kontainer 6 m3
Unit
20
1
51
1
54
1
57
1
61
2
Arm Roll 6 m3
Unit
220
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
Kontainer 10 m3
Unit
25
2
127
0
-
2
143
1
76
2
160
128
Arm Roll 10 m3
Unit
300
0
-
0
-
0
-
1
908
0
-
Dump Truck 10 m3
Unit
200
1
508
0
-
1
571
0
-
1
641
JUMLAH BIAYA POLA KONVENSIONAL 2
Jumlah
686
54
771
1,044
93 0
Pola 3R TPST Skala Kelurahan
Unit
240
3
1,829
4
2,585
3
2,055
2
1,452
0
-
TPST Skala Kecamatan
Unit
172
0
-
1
463
0
-
1
520
1
552
1,815
4
2,566
Sarana Prasarana Pengembangan CBSWM
Unit
200
3
1,524
4
2,154
3
1,713
3
Peralatan
Unit
97
0
-
0
-
0
-
0
Pendampingan
Unit
103
-
0
-
-
-
-
-
-
JUMLAH BIAYA POLA 3R
3,353
5,202
3,768
3,788
3,117
TOTAL BIAYA INVESTASI
4,039
5,256
4,538
4,832
4,047
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-32
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Tabel Perkiraan Biaya TPA Saat Ini SATUAN BIAYA OPERASI DAN PEMELIHARAAN , TPA BABAKAN DENGAN OPERASI CONTROLD Biaya Personil Diskripsi
Jumlah
Gaji
Tunjangan
Biaya / bln
Biaya/ thn
Pencatatan
3
900,000
135,000
3,105,000
37,260,000
Operator Penimbunan
2
900,000
135,000
2,070,000
24,840,000
Operator Kolam
2
900,000
135,000
2,070,000
24,840,000
Operator Alat Berat
5
1,500,000
225,000
8,625,000
103,500,000
Operator Truk
3
1,300,000
195,000
4,485,000
53,820,000
Mekanik Alat Berat
2
1,300,000
195,000
2,990,000
35,880,000
Penjaga/Satpam
2
800,000
120,000
1,840,000
22,080,000
Kepala TPA
1
1,900,000
285,000
2,185,000
26,220,000
3
1,300,000
195,000
4,485,000
53,820,000
Kepala Seksi Total Biaya Personil
Biaya O & P Mesin
31,855,000 Buldozer
Excavator
Truk
Biaya / bl
Biaya/thn
BBM
108,360,000
54,180,000
Olie
4,800,000
2,400,000
600,000
7,800,000
Accu
2,200,000
1,650,000
1,200,000
5,050,000
60,600,000
60,000,000
35,000,000
6,250,000
101,250,000
1,215,000,000
520,000
390,000
1,060,000
12,720,000
299,975,000
3,599,700,000
suku cadang Stempet
22,275,000
382,260,000
150,000
Total Biaya O & P Mesin
Tanah Penutup
Vol (m3/hari)
Harga
184,815,000
Biaya/1 penutupan
Biaya / bl
2,217,780,000 93,600,000
Biaya/thn
Zona I (Zona Penimbunan Lama)
231
15,000
3,467,500
20,805,000
249,660,000
Zona II (Zona Penimbunan Baru)
364
15,000
5,460,000
163,800,000
1,965,600,000
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-33
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung
Biaya Pemeliharaan Prasarana
Vol
satuan
Harga
Biaya/thn
Jalan
791
m
65,000
51,415,000
Saluran Drainase
664
m
26,000
17,264,000 162,500,000
Kolam
2,500
m2
65,000
Manuver
1,600
m2
91,000
145,600,000
Total Biaya Pemeliharaan Prasarana
376,779,000
Pemeliharaan & Pemantauan Lingkungan
175,000,000
Total Biaya O & P Tahun 2009 - 2010
4,401,139,000
Total Biaya O & P Tahun 2011 - 2028
6,117,079,000
Biaya Administrasi dan Overhead
(5% x O & P)
220,056,950 305,853,950
Total Biaya Tahun 2009 - 2010
5,003,455,950
Total Biaya Tahun 2011 - 2028
6,805,192,950
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-34
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Tabel Biaya O&M untuk Skenario-1 No
Jangka Pendek
Komponen 2009
1
Jangka Menengah 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Pola Pola Konve Konvensi nsiona onall BERDASARKAN APBD 2007 149,876
- Jumlah sampah terlayani (m3/tahun)**
28,952
556,461 Rp
30,689
582,825 Rp Rp
32,530
610,404 Rp Rp
34,482
649,404 Rp Rp
Rp
- Biaya O&M pengangkutan dan TPA
Rp 4,339,1 4,339,137,5 37,500 00
Rp 17,076,9 17,076,997,7 97,764 64
Rp 18,959, 18,959,257, 257,074 074
Rp21,047 Rp21,047,77 ,775,51 5,510 0
Rp23,73 Rp23,736,10 6,104,75 4,755 5
Rp26,74 Rp26,747,32 7,327,11 7,113 3
Rp30,56 Rp30,562,19 2,199,25 9,259 9
- Biaya manajemen kedinasan/tidak kedinasan/tidak langsung**
Rp 6,466 6,466,7 ,764, 64,87 875 5
Rp 6,854, 6,854,77 770,7 0,767 67
Rp
7,266 7,266,0 ,057, 57,01 013 3
Rp 7,702 7,702,0 ,020 20,43 ,434 4
Rp 8,164 8,164,1 ,141, 41,66 660 0
Rp 8,65 8,653,9 3,990 90,16 ,160 0
Rp 9,173 9,173,2 ,229, 29,56 569 9
- Total biaya
Rp 10,805, 10,805,902 902,375 ,375
Rp 23,931,7 23,931,768,5 68,531 31
Rp 26,225, 26,225,314, 314,088 088
Rp28,749 Rp28,749,79 ,795,94 5,944 4
Rp31,900 Rp31,900,246 ,246,416 ,416
Rp35,401 Rp35,401,317 ,317,273 ,273
Rp39,73 Rp39,735,42 5,428,82 8,828 8
-17%
121%
10%
11%
38,744
744,180
- Biaya satuan pengangkutan & TPA (per m3)
10%
36,551
690,367
Rp
Rp
11%
41,068
12%
BERDASARKAN KEBUTUHAN IDEAL 149,876
- Jumlah sampah terlayani (m3/tahun)**
2
- Biaya satuan pengangkutan (per m3)
Rp
43,964
- Total biaya O&M Pengangkutan
Rp 6,589,1 6,589,172,2 72,225 25 20,085
556,461 Rp
46,602
Rp 25,932,1 25,932,176,4 76,465 65 Rp
21,198
582,825 Rp Rp
49,398
Rp 28,790, 28,790,470, 470,485 485 Rp
26,662
610,404 Rp
52,362
Rp31,961 Rp31,961,97 ,978,11 8,111 1 Rp
27,753
649,404 Rp
55,504
Rp36,04 Rp36,044,32 4,324,98 4,981 1 Rp
58,834
Rp40,61 Rp40,616,99 6,999,32 9,326 6 Rp Rp
62,364
Rp46,41 Rp46,410,05 0,051,42 1,421 1
Rp
- Total biaya pengelolaan di TPA (Controled)
Rp 3,010,1 3,010,188,2 88,221 21
Rp 11,795,6 11,795,681,8 81,867 67
Rp 15,539, 15,539,249, 249,736 736
Rp16,940 Rp16,940,41 ,412,13 2,130 0
Rp18,76 Rp18,766,23 6,231,83 1,833 3
Rp20,61 Rp20,614,08 4,082,48 2,482 2
Rp22,97 Rp22,975,24 5,240,97 0,979 9
- Total biaya
Rp 9,599,3 9,599,360,4 60,446 46
Rp 37,727,8 37,727,858,3 58,332 32
Rp 44,329, 44,329,720, 720,221 221
Rp48,902 Rp48,902,39 ,390,24 0,241 1
Rp54,810 Rp54,810,556 ,556,814 ,814
Rp61,23 Rp61,231,08 1,081,80 1,808 8
Rp69,38 Rp69,385,29 5,292,40 2,401 1
-26%
293%
17%
12%
29,860
744,180 Rp
- Biaya satuan TPA (Controled)
10%
28,898
690,367 Rp
Rp
12%
30,873
13%
Pola Pola 3R (Skala (Skala Kelur Keluraha ahan) n) 62,400
- Jumlah sampah terlayani (m3 per tahun) - Biaya satuan pengelolaan
Rp
35,263
- Biaya O&M
Rp 2,200 2,200,4 ,407, 07,53 535 5
110,760 Rp Rp
37,379
Rp 4,140, 4,140,06 066,7 6,776 76
121,680 Rp Rp
39,621 4,821 4,821,1 ,136, 36,91 916 6
134,160 Rp
41,999
Rp 5,634 5,634,5 ,549 49,24 ,247 7
88%
16%
17%
Rp 28,071,8 28,071,835,3 35,308 08
Rp 31,046, 31,046,451, 451,004 004
Rp34,384, Rp34,384,345 345,192 ,192
146,640 Rp
44,519
Rp 6,528 6,528,21 ,214,9 4,965 65 16%
156,000 Rp Rp
47,190
Rp 7,361 7,361,60 ,604,1 4,110 10 13%
168,480 Rp
50,021
Rp 8,427 8,427,5 ,564, 64,38 385 5 14%
TOTAL BIAYA POLA KONVENSIONAL + 3R - Berdasarkan APBD 2007
Rp 13,006, 13,006,309 309,909 ,909 0%
116%
11%
- Berdasarkan Berdasarkan kebutuhan ideal
Rp 11,799, 11,799,767 767,980 ,980
Rp 41,867,9 41,867,925,1 25,108 08
Rp 49,150, 49,150,857, 857,137 137
-9%
255%
17%
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
11% Rp54,536 Rp54,536,93 ,939,48 9,488 8
Hal A-35
11%
Rp38,428 Rp38,428,461 ,461,381 ,381 12% Rp61,338 Rp61,338,771 ,771,779 ,779 12%
Rp42,76 Rp42,762,92 2,921,38 1,383 3 11% Rp68,59 Rp68,592,68 2,685,91 5,918 8 12%
Rp48,16 Rp48,162,99 2,993,21 3,213 3 13% Rp77,81 Rp77,812,85 2,856,78 6,785 5 13%
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Tabel Biaya O&M untuk Skenario-1 No
Jangka Panjang
Komponen 2016
1
2017
2018
2019
2020
2021
2022
Pola Pola Konve Konvensi nsiona onall BERDASARKAN APBD 2007 778,596
- Jumlah sampah terlayani (m3/tahun)** - Biaya satuan pengangkutan & TPA (per m3)
Rp
43,532
814,611 Rp
46,144
849,480 Rp
48,913
862,390 Rp
51,848
876,431 Rp
54,959
888,192 Rp Rp
58,256
902,952 Rp
61,751
- Biaya O&M pengangkutan dan TPA
Rp33, Rp33,894 894,14 ,149,3 9,324 24
Rp 37,58 37,589, 9,659 659,1 ,147 47
Rp 41,55 41,550, 0,614 614,0 ,099 99
Rp 44,7 44,712 12,99 ,999,9 9,977 77
Rp 48,1 48,167 67,41 ,416,0 6,032 32
Rp 51,74 51,742,6 2,633 33,71 ,710 0
Rp 55,75 55,758, 8,648 648,6 ,697 97
- Biaya manajemen kedinasan/tidak kedinasan/tidak langsung**
Rp 9,723 9,723,6 ,623 23,34 ,344 4
Rp 10,307, 10,307,040 040,7 ,744 44
Rp 10,925, 10,925,463 463,1 ,189 89
Rp 11,580 11,580,99 ,990,9 0,980 80
Rp 12,275 12,275,85 ,850,4 0,439 39
Rp 13,01 13,012,4 2,401 01,46 ,465 5
Rp 13,79 13,793, 3,145 145,5 ,553 53
- Total biaya
Rp43, Rp43,617 617,77 ,772,6 2,668 68
Rp 47,89 47,896, 6,699 699,8 ,891 91
Rp 52,476 52,476,07 ,077, 7,28 288 8
Rp 56,293 56,293,99 ,990,9 0,957 57
Rp 60,44 60,443,2 3,266 66,47 ,471 1
Rp 64,75 64,755,0 5,035 35,17 ,175 5
Rp 69,55 69,551, 1,794 794,2 ,250 50
10%
10%
10%
7%
7%
7%
7%
BERDASARKAN KEBUTUHAN IDEAL 778,596
- Jumlah sampah terlayani (m3/tahun)**
2
- Biaya satuan pengangkutan (per m3)
Rp
66,106
- Total biaya O&M Pengangkutan
Rp51, Rp51,469 469,76 ,764,9 4,976 76 31,941
814,611 Rp
70,072
Rp 57,0 57,081 81,56 ,560,1 0,104 04 Rp
32,901
849,480 Rp
74,277
Rp 63, 63,096 096,44 ,445, 5,40 402 2 Rp
33,797
862,390 Rp
78,733
Rp 67,8 67,898 98,66 ,668,2 8,239 39 Rp
33,797
876,431 Rp
83,457
Rp 73,1 73,144 44,35 ,351,8 1,815 15 Rp
88,465
Rp 78,57 78,573,4 3,478 78,00 ,001 1 Rp
93,772
Rp 84,6 84,671 71,9 ,974, 74,39 398 8
Rp
- Total biaya pengelolaan di TPA (Controled)
Rp24, Rp24,868 868,78 ,782,4 2,447 47
Rp 26,801 26,801,91 ,910,0 0,041 41
Rp 28,710 28,710,21 ,213, 3,18 183 3
Rp 29,146 29,146,53 ,533,8 3,811 11
Rp 29,621 29,621,05 ,059,5 9,526 26
Rp 30,01 30,018, 8,563 563,46 ,465 5
Rp 30,517 30,517,4 ,415, 15,41 418 8
- Total biaya
Rp76,338 Rp76,338,54 ,547,42 7,423 3
Rp 83,883, 83,883,470, 470,145 145
Rp 91,806, 91,806,658, 658,585 585
Rp 97,045,2 97,045,202,0 02,050 50
Rp 102,765 102,765,41 ,411,34 1,342 2
Rp 108,592 108,592,041 ,041,466 ,466
Rp 115,189 115,189,389 ,389,816 ,816
10%
10%
9%
6%
33,797
902,952 Rp
- Biaya satuan TPA (Controled)
6%
33,797
888,192 Rp Rp
Rp
6%
33,797
6%
Pola Pola 3R (Skala (Skala Kelur Keluraha ahan) n) 177,840
- Jumlah sampah terlayani (m3 per tahun) - Biaya satuan pengelolaan
Rp
53,022
195,000 Rp
56,204
196,560 Rp
59,576
202,800 Rp
63,151
Rp 9,429 9,429,5 ,508 08,15 ,151 1
Rp 10,95 10,959, 9,735 735,3 ,350 50
Rp 11,710 11,710,25 ,258,0 8,027 27
Rp 12,806 12,806,93 ,932,9 2,985 85
12%
16%
7%
9%
- Berdasarkan APBD 2007
Rp53, Rp53,047 047,28 ,280,8 0,818 18
Rp 58,85 58,856, 6,435 435,2 ,241 41
Rp 64,186 64,186,33 ,335, 5,31 315 5
Rp 69,100 69,100,92 ,923,9 3,943 43
10%
11%
9%
- Berdasarkan Berdasarkan kebutuhan ideal
Rp85,768 Rp85,768,05 ,055,57 5,574 4
Rp 94,843 94,843,205 ,205,49 ,496 6
Rp 103,51 103,516,91 6,916,6 6,612 12
10%
11%
9%
- Biaya O&M
209,040 Rp
66,940
Rp 13,99 13,993,0 3,052 52,00 ,009 9 9%
215,280 Rp
70,956
Rp 15,27 15,275,4 5,400 00,35 ,358 8 9%
221,520 Rp
75,213
Rp 16,66 16,661, 1,255 255,5 ,521 21 9%
TOTAL BIAYA POLA KONVENSIONAL + 3R
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
8% Rp 109,852 109,852,13 ,135,03 5,035 5
Hal A-36
6%
Rp 74,43 74,436,3 6,318 18,48 ,480 0 8% Rp 116,758 116,758,46 ,463,35 3,351 1 6%
Rp 80,03 80,030,4 0,435 35,53 ,533 3 8% Rp 123,867 123,867,441 ,441,824 ,824 6%
Rp 86,21 86,213, 3,049 049,7 ,771 71 8% Rp 131,850 131,850,645 ,645,33 ,336 6 6%
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Tabel Biaya O&M untuk Skenario-1 No
Jangka Panjang
Komponen 2023
1
2024
2025
2026
2027
2028
Pola Pola Konven Konvensio sional nal BERDASARKAN APBD 2007 917,233
- Jumlah sampah terlayani (m3/tahun)**
65,457
930,960 Rp Rp
69,384
961,141 Rp Rp
73,547
983,243 Rp Rp
77,960
1,005,396 Rp
82,637
1,022,665
- Biaya satuan pengangkutan & TPA (per m3)
Rp
Rp
- Biaya O&M pengangkutan dan TPA
Rp 60,0 60,038 38,92 ,928,5 8,544 44
Rp 64,59 64,593, 3,721 721,08 ,080 0
Rp 70,68 70,689, 9,050 050,20 ,201 1
Rp 76,6 76,653, 53,46 462,8 2,844 44
Rp 83,0 83,083, 83,30 304,0 4,096 96
Rp 89,58 89,580, 0,993 993,40 ,401 1
- Biaya manajemen kedinasan/tidak kedinasan/tidak langsung**
Rp 14,620, 14,620,734 734,2 ,286 86
Rp 15,49 15,497, 7,978 978,34 ,344 4
Rp 16,42 16,427, 7,857 857,04 ,044 4
Rp 17,4 17,413, 13,52 528,4 8,467 67
Rp 18,4 18,458, 58,34 340,1 0,175 75
Rp 19,56 19,565, 5,840 840,58 ,585 5
- Total biaya
Rp 74,659, 74,659,662, 662,830 830
Rp 80,091, 80,091,699, 699,424 424
Rp 87,116, 87,116,907, 907,246 246
Rp 94,066, 94,066,991, 991,311 311
Rp101,5 Rp101,541,6 41,644,2 44,271 71
Rp 109,146 109,146,833 ,833,987 ,987
7%
7%
9%
8%
8%
87,596
7%
BERDASARKAN KEBUTUHAN IDEAL 917,233
- Jumlah sampah terlayani (m3/tahun)**
2
- Biaya satuan pengangkutan (per m3)
Rp
99,399
- Total biaya O&M Pengangkutan
Rp 91,171, 91,171,768, 768,673 673 31,157
930,960 Rp Rp
105,363
Rp 98,088, 98,088,422, 422,610 610 Rp
31,157
961,141 Rp Rp
111,684
Rp107,34 Rp107,344,4 4,449,4 49,493 93 Rp
31,157
983,243 Rp Rp
118,385
Rp116,40 Rp116,401,6 1,673,9 73,912 12 Rp
31,157
1,005,396 Rp Rp
125,489
Rp126,1 Rp126,165,6 65,672,2 72,262 62 Rp Rp
133,018
Rp 136,032 136,032,700 ,700,882 ,882
- Biaya satuan TPA (Controled)
Rp
- Total biaya pengelolaan di TPA (Controled)
Rp 28,578 28,578,40 ,403,5 3,537 37
Rp 29,00 29,006, 6,108 108,67 ,671 1
Rp 29,94 29,946, 6,456 456,93 ,938 8
Rp 30,6 30,635, 35,09 093,7 3,795 95
Rp 31,3 31,325, 25,30 306,5 6,535 35
Rp 29,90 29,908, 8,957 957,80 ,800 0
- Total biaya
Rp 119,75 119,750,17 0,172,2 2,210 10
Rp127 Rp127,094 ,094,531 ,531,28 ,281 1
Rp137,29 Rp137,290,9 0,906,4 06,431 31
Rp147 Rp147,036 ,036,76 ,767,70 7,708 8
Rp157,4 Rp157,490,9 90,978,7 78,797 97
Rp Rp 165,941 165,941,658 ,658,683 ,683
4%
6%
8%
7%
31,157
1,022,665 Rp Rp
Rp Rp
7%
29,246
5%
Pola Pola 3R (Skala (Skala Kelur Keluraha ahan) n) 234,000
- Jumlah sampah terlayani (m3 per tahun)
79,726
249,600 Rp
84,510
265,200 Rp
89,580
280,800
- Biaya satuan pengelolaan
Rp
Rp
94,955
- Biaya O&M
Rp 18,65 18,655, 5,912 912,8 ,872 72
Rp 21,09 21,093, 3,618 618,82 ,820 0
Rp 23,75 23,756, 6,688 688,19 ,196 6
Rp 26,6 26,663, 63,38 388,8 8,870 70
12%
13%
13%
12%
- Berdasarkan APBD 2007
Rp 93,315, 93,315,575, 575,702 702
Rp101,18 Rp101,185,31 5,318,24 8,244 4
Rp110,87 Rp110,873,5 3,595,4 95,442 42
Rp120,73 Rp120,730,3 0,380,1 80,181 81
8%
8%
10%
- Berdasarkan kebutuhan kebutuhan ideal
Rp 138,40 138,406,08 6,085,0 5,081 81
Rp148,18 Rp148,188,15 8,150,10 0,101 1
Rp161,04 Rp161,047,5 7,594,6 94,627 27
5%
7%
9%
296,400 Rp
100,652
Rp 29,8 29,833, 33,36 369,5 9,547 47 12%
312,000 Rp
106,692
Rp 33,28 33,287, 7,759 759,70 ,705 5 12%
TOTAL BIAYA POLA KONVENSIONAL + 3R
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-37
9% Rp173,70 Rp173,700,1 0,156,5 56,577 77 8%
Rp131,3 Rp131,375,0 75,013,8 13,817 17 9% Rp187,3 Rp187,324,3 24,348,3 48,344 44 8%
Rp 142,434 142,434,593 ,593,691 ,691 8% Rp 199,229 199,229,418 ,418,387 ,387 6%
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Tabel Biaya O&M untuk Skenario-2 No
Jangka Pendek
Komponen 2009
1
Jangka Menengah 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Pola Pola Konve Konvensi nsiona onall BERDASARKAN APBD 2007 121,279
- Jumlah sampah terlayani (m3/tahun)**
28,952
122,387 Rp
30,689
124,031 Rp Rp
32,530
126,240 Rp Rp
34,482
125,922 Rp Rp
Rp
- Biaya O&M pengangkutan dan TPA
Rp 3,511 3,511,2 ,202, 02,124 124
Rp 3,75 3,755, 5,884 884,23 ,239 9
Rp
4,034 4,034,7 ,726, 26,48 480 0
Rp 4,352 4,352,9 ,960, 60,676 676
Rp 4,602 4,602,51 ,519,8 9,827 27
Rp 4,89 4,890,5 0,564 64,63 ,630 0
Rp 5,28 5,287,6 7,683 83,24 ,244 4
- Biaya manajemen kedinasan/tidak kedinasan/tidak langsung**
Rp 6,466 6,466,7 ,764, 64,875 875
Rp 6,854, 6,854,770 770,76 ,767 7
Rp
7,266 7,266,0 ,057, 57,01 013 3
Rp 7,702 7,702,0 ,020, 20,434 434
Rp 8,164 8,164,14 ,141,6 1,660 60
Rp 8,65 8,653,9 3,990 90,16 ,160 0
Rp 9,17 9,173,2 3,229 29,56 ,569 9
- Total biaya
Rp 9,977,9 9,977,966,9 66,999 99
Rp 10,610,6 10,610,655,0 55,006 06
Rp 11,300, 11,300,783, 783,493 493
Rp12,054 Rp12,054,98 ,981,11 1,110 0
Rp12,76 Rp12,766,66 6,661,48 1,487 7
Rp13,54 Rp13,544,55 4,554,78 4,789 9
Rp14,46 Rp14,460,91 0,912,81 2,813 3
-23%
6%
7%
6%
38,744
128,753
- Biaya satuan pengangkutan & TPA (per m3)
7%
36,551
126,229
Rp
Rp
6%
41,068
7%
BERDASARKAN KEBUTUHAN IDEAL 121,279
- Jumlah sampah terlayani (m3/tahun)**
2
- Biaya satuan pengangkutan (per m3)
Rp
43,964
- Total biaya O&M Pengangkutan
Rp 5,331 5,331,9 ,915, 15,736 736 20,085
122,387 Rp
46,602
Rp 5,703 5,703,47 ,476,3 6,349 49 Rp
21,198
124,031 Rp Rp Rp Rp
49,398 6,126 6,126,9 ,910, 10,62 627 7 26,662
126,240 Rp
52,362
Rp 6,610 6,610,1 ,163, 63,329 329 Rp
27,753
125,922 Rp
55,504
Rp 6,989 6,989,12 ,129,9 9,939 39
Rp 7,42 7,426,5 6,538 38,71 ,713 3 Rp Rp
62,364
Rp 8,02 8,029,5 9,580 80,89 ,894 4
Rp
- Total biaya pengelolaan di TPA (Controled)
Rp 2,594 2,594,32 ,321,0 1,099 99
Rp
3,306 3,306,9 ,913, 13,45 459 9
Rp 3,503 3,503,5 ,503, 03,151 151
Rp 3,638 3,638,84 ,842,8 2,809 09
Rp 3,76 3,769,1 9,143 43,07 ,071 1
Rp 3,97 3,975,0 5,034 34,51 ,510 0
- Total biaya
Rp 7,767,7 7,767,740,6 40,661 61
Rp 8,297,79 8,297,797,44 7,449 9
Rp
9,433,8 9,433,824,0 24,085 85
Rp10,113 Rp10,113,66 ,666,48 6,480 0
Rp10,62 Rp10,627,97 7,972,74 2,748 8
Rp11,195 Rp11,195,681 ,681,784 ,784
Rp12,00 Rp12,004,61 4,615,40 5,403 3
-40%
7%
5%
29,860
128,753 Rp
Rp 2,435 2,435,8 ,824, 24,925 925
7%
28,898
58,834
- Biaya satuan TPA (Controled)
14%
Rp
126,229 Rp
Rp
5%
30,873
7%
Pola Pola 3R (Skala (Skala Kelur Keluraha ahan) n) 8,640
- Jumlah sampah terlayani (m3 per tahun)
11,520
17,280
- Biaya satuan pengelolaan
Rp
35,263
Rp
37,379
Rp
39,621
- Biaya O&M
Rp
304 304,6 ,671 71,8 ,812 12
Rp
430 430,6 ,602 02,8 ,828 28
Rp
684, 684,65 658, 8,49 497 7
20,160 Rp Rp
41,999 846 846,6 ,694 94,3 ,341 41
41%
59%
24%
Rp 11,041,2 11,041,257,8 57,834 34
Rp 11,985, 11,985,441, 441,990 990
Rp12,901, Rp12,901,675 675,451 ,451
28,800 Rp
44,519
Rp Rp 1,28 1,282, 2,13 137, 7,14 145 5 51%
34,560 Rp Rp
47,190
Rp 1,63 1,630, 0,87 878, 8,44 449 9 27%
40,320 Rp
50,021
Rp 2,01 2,016, 6,85 853, 3,01 015 5 24%
TOTAL BIAYA POLA KONVENSIONAL + 3R - Berdasarkan APBD 2007
Rp 10,282,6 10,282,638,8 38,812 12 -21%
7%
9%
8%
- Berdasarkan kebutuhan kebutuhan ideal
Rp 8,072,4 8,072,412,4 12,473 73
Rp 8,728,40 8,728,400,27 0,277 7
Rp 10,118, 10,118,482, 482,582 582
Rp10,960, Rp10,960,360 360,821 ,821
-38%
8%
16%
8%
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-38
Rp14,048 Rp14,048,798 ,798,633 ,633 9% Rp11,910 Rp11,910,109 ,109,893 ,893 9%
Rp15,17 Rp15,175,43 5,433,23 3,238 8 8% Rp12,82 Rp12,826,56 6,560,23 0,233 3 8%
Rp16,47 Rp16,477,76 7,765,82 5,828 8 9% Rp14,02 Rp14,021,46 1,468,41 8,419 9 9%
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Tabel Biaya O&M untuk Skenario-2 No
Jangka Panjang
Komponen 2016
1
2017
2018
2019
2020
2021
2022
Pola Pola Konve Konvensi nsiona onall BERDASARKAN APBD 2007 127,010
- Jumlah sampah terlayani (m3/tahun)** - Biaya satuan pengangkutan & TPA (per m3)
Rp Rp
43,532
124,908 Rp
46,144 5,76 5,763, 3,81 814, 4,47 473 3
124,076 Rp Rp
124,583
48,913
Rp
51,848
6,06 6,068, 8,93 936, 6,76 764 4
Rp
6,45 6,459, 9,32 325, 5,11 117 7
119,425 Rp Rp
54,959
Rp
112,230
58,256
Rp
6,77 6,775, 5,70 701, 1,94 946 6
Rp
61,751
- Biaya O&M pengangkutan dan TPA
Rp 5,52 5,529, 9,02 026, 6,19 190 0
Rp
- Biaya manajemen kedinasan/tidak kedinasan/tidak langsung**
Rp 9,723 9,723,6 ,623 23,34 ,344 4
Rp 10,30 10,307, 7,040 040,7 ,744 44
Rp 10,92 10,925, 5,463 463,1 ,189 89
Rp 11,580 11,580,99 ,990,9 0,980 80
Rp 12,275 12,275,85 ,850,4 0,439 39
Rp 13,01 13,012,4 2,401 01,46 ,465 5
Rp 13,79 13,793,1 3,145 45,5 ,553 53
- Total biaya
Rp15, Rp15,252 252,64 ,649,5 9,534 34
Rp 16,07 16,070, 0,855 855,2 ,217 17
Rp 16,99 16,994, 4,399 399,9 ,952 52
Rp 18,040 18,040,31 ,316,0 6,097 97
Rp 18,839 18,839,26 ,263,4 3,419 19
Rp 19,78 19,788, 8,10 103,4 3,412 12
Rp 20,72 20,723,5 3,500 00,2 ,248 48
5%
5%
6%
6%
6,56 6,563, 3,41 412, 2,98 981 1
116,309 Rp Rp
4%
5%
6,93 6,930, 0,35 354, 4,69 695 5
5%
BERDASARKAN KEBUTUHAN IDEAL 127,010
- Jumlah sampah terlayani (m3/tahun)** - Biaya satuan pengangkutan (per m3) - Total biaya O&M Pengangkutan - Biaya satuan TPA (Controled)
2
Rp
66,106
Rp 8,396 8,396,0 ,070 70,83 ,833 3 Rp
31,941
124,908 Rp Rp Rp
70,072 8,752 8,752,60 ,607, 7,22 226 6 32,901 4,10 4,109, 9,67 673, 3,79 791 1
124,076 Rp Rp Rp Rp
124,583
74,277
Rp
78,733
9,215 9,215,9 ,948, 48,92 921 1
Rp
9,80 9,808, 8,77 770,9 0,903 03
33,797
Rp
33,797
4,19 4,193, 3,45 451, 1,09 097 7
Rp
4,21 4,210, 0,56 563, 3,77 774 4
- Total biaya pengelolaan di TPA (Controled)
Rp 4,05 4,056, 6,75 751, 1,74 746 6
Rp
- Total biaya
Rp12, Rp12,452 452,82 ,822,5 2,579 79
Rp 12,86 12,862, 2,281 281,0 ,017 17
Rp 13,40 13,409, 9,400 400,0 ,018 18
4%
3%
4%
Rp 14,019 14,019,33 ,334,6 4,677 77
119,425 Rp Rp Rp Rp
83,457 9,966 9,966,83 ,832,9 2,928 28 33,797 4,03 4,036, 6,23 239, 9,90 903 3
Rp 14,003 14,003,07 ,072,8 2,830 30
5%
116,309 Rp
88,465
Rp 10,28 10,289, 9,20 203,1 3,113 13 Rp Rp
93,772
Rp 10,52 10,524,0 4,050 50,15 ,152 2
33,797
Rp
3,93 3,930, 0,93 933, 3,24 242 2
Rp
Rp 14,22 14,220, 0,13 136,3 6,355 55
0%
112,230 Rp
33,797 3,79 3,793, 3,07 070, 0,99 997 7
Rp 14,31 14,317,1 7,121 21,1 ,150 50
2%
1%
Pola Pola 3R (Skala (Skala Kelura Kelurahan han)) 54,720
- Jumlah sampah terlayani (m3 per tahun) - Biaya satuan pengelolaan - Biaya O&M
Rp
53,022
Rp 2,901 2,901,3 ,387 87,12 ,123 3
69,120 Rp Rp Rp
56,204 3,88 3,884,8 4,804 04,6 ,653 53
86,400 Rp Rp
100,800
59,576
Rp
63,151
5,14 5,147,3 7,366, 66,16 166 6
Rp
6,365 6,365,5 ,576, 76,15 158 8
44%
34%
33%
24%
- Berdasarkan APBD 2007
Rp18, Rp18,154 154,03 ,036,6 6,657 57
Rp 19,95 19,955, 5,659 659,8 ,871 71
Rp 22,14 22,141, 1,766 766,1 ,118 18
Rp 24,405 24,405,89 ,892,2 2,256 56
10%
10%
11%
10%
- Berdasarkan Berdasarkan kebutuhan ideal
Rp15, Rp15,354 354,20 ,209,7 9,703 03
Rp 16,74 16,747, 7,085 085,6 ,670 70
Rp 18,55 18,556, 6,766 766,1 ,184 84
Rp 20,384 20,384,91 ,910,8 0,835 35
10%
9%
11%
10%
123,840 Rp Rp
66,940 8,28 8,289,7 9,798, 98,89 894 4 30%
144,000 Rp
70,956
Rp 10,21 10,217, 7,65 659,1 9,102 02 23%
167,040 Rp
75,213
Rp 12,56 12,563,6 3,633 33,63 ,632 2 23%
TOTAL BIAYA POLA KONVENSIONAL + 3R
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-39
Rp 27,129 27,129,06 ,062,3 2,314 14 11% Rp 22,292 22,292,87 ,871,7 1,725 25 9%
Rp 30,00 30,005, 5,76 762,5 2,514 14 11% Rp 24,43 24,437, 7,79 795,4 5,457 57 10%
Rp 33,28 33,287,1 7,133 33,8 ,880 80 11% Rp 26,88 26,880,7 0,754 54,7 ,782 82 10%
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Tabel Biaya O&M untuk Skenario-2 No
Jangka Panjang
Komponen 2023
1
2024
2025
2026
2027
2028
Pola Pola Konven Konvensio sional nal BERDASARKAN APBD 2007 107,309
- Jumlah sampah terlayani (m3/tahun)**
103,233 Rp Rp
73,547
Rp Rp
77,960
83,217 Rp
82,637
75,105
- Biaya O&M pengangkutan dan TPA
Rp
7,024 7,024,05 ,051, 1,92 925 5
7,16 7,162, 2,736 736,7 ,712 12
Rp 7,069 7,069,1 ,121, 21,29 294 4
Rp
7,0 7,000, 00,99 996,6 6,690 90
Rp 6,876, 6,876,83 832,6 2,605 05
Rp
- Biaya manajemen kedinasan/tidak kedinasan/tidak langsung**
Rp 14,620, 14,620,734 734,2 ,286 86
Rp 15,49 15,497, 7,978 978,34 ,344 4
Rp 16,42 16,427, 7,857 857,04 ,044 4
Rp 17,4 17,413, 13,52 528,4 8,467 67
Rp 18,4 18,458, 58,34 340,1 0,175 75
Rp 19,56 19,565, 5,840 840,58 ,585 5
- Total biaya
Rp 21,64 21,644, 4,786 786,2 ,212 12
Rp 22,66 22,660, 0,715 715,05 ,056 6
Rp 23,49 23,496, 6,978 978,33 ,338 8
Rp 24,4 24,414, 14,52 525,1 5,157 57
Rp 25,3 25,335, 35,17 172,7 2,780 80
Rp 26,14 26,144, 4,757 757,32 ,327 7
4%
5%
4%
4%
Rp
69,384
89,803
65,457
- Biaya satuan pengangkutan & TPA (per m3)
Rp Rp
96,117
Rp
Rp
4%
87,596 6,57 6,578, 8,916 916,7 ,742 42
3%
BERDASARKAN KEBUTUHAN IDEAL 107,309
- Jumlah sampah terlayani (m3/tahun)**
2
- Biaya satuan pengangkutan (per m3)
Rp
99,399
- Total biaya O&M Pengangkutan
Rp 10,66 10,666, 6,333 333,5 ,541 41
- Biaya satuan TPA (Controled)
Rp
31,157
- Total biaya pengelolaan di TPA (Controled)
Rp
3,343 3,343,43 ,433, 3,92 923 3
- Total biaya
103,233 Rp Rp
105,363
Rp 10,87 10,876, 6,932 932,52 ,524 4 Rp Rp
31,157
96,117 Rp Rp
111,684
Rp 10,73 10,734, 4,773 773,37 ,371 1 Rp
31,157
89,803 Rp Rp
118,385
Rp 10,6 10,631, 31,32 323,1 3,147 47 Rp
31,157
83,217 Rp Rp
125,489
Rp 10,4 10,442, 42,77 774,4 4,491 91 Rp Rp
31,157
75,105 Rp Rp Rp Rp Rp
133,018 9,990, 9,990,376 376,0 ,075 75 29,246
3,216, 3,216,459 459,9 ,990 90
Rp 2,994 2,994,7 ,737, 37,31 315 5
Rp
2,797, 2,797,99 997,4 7,407 07
Rp 2,592, 2,592,80 806,0 6,000 00
Rp
Rp 14,00 14,009, 9,767 767,4 ,464 64
Rp 14,09 14,093, 3,392 392,51 ,514 4
Rp 13,72 13,729, 9,510 510,68 ,686 6
Rp 13,4 13,429, 29,32 320,5 0,553 53
Rp 13,0 13,035, 35,58 580,4 0,491 91
Rp 12,18 12,186, 6,919 919,51 ,513 3
-2%
1%
-3%
-2%
-3%
2,196, 2,196,543 543,4 ,438 38
-7%
Pola Pola 3R (Skala (Skala Kelura Kelurahan han)) 187,200
- Jumlah sampah terlayani (m3 per tahun)
79,726
216,000 Rp
84,510
250,560 Rp
89,580
279,360
- Biaya satuan pengelolaan
Rp
Rp
94,955
- Biaya O&M
Rp 14,92 14,924, 4,730 730,2 ,297 97
Rp 18,25 18,254, 4,093 093,21 ,210 0
Rp 22,44 22,445, 5,233 233,01 ,011 1
Rp 26,5 26,526, 26,65 653,5 3,542 42
19%
22%
23%
18%
- Berdasarkan APBD 2007
Rp 36,56 36,569, 9,516 516,5 ,509 09
Rp 40,91 40,914, 4,808 808,26 ,266 6
Rp 45,94 45,942, 2,211 211,34 ,349 9
Rp 50,9 50,941, 41,17 178,6 8,699 99
10%
12%
12%
11%
- Berdasarkan kebutuhan kebutuhan ideal
Rp 28,93 28,934, 4,497 497,7 ,761 61
Rp 32,34 32,347, 7,485 485,72 ,724 4
Rp 36,17 36,174, 4,743 743,69 ,697 7
Rp 39,9 39,955, 55,97 974,0 4,096 96
8%
12%
12%
10%
305,280 Rp
100,652
Rp 30,7 30,727, 27,16 162,8 2,804 04 16%
345,600 Rp
106,692
Rp 36,87 36,872, 2,595 595,36 ,365 5 20%
TOTAL BIAYA POLA KONVENSIONAL + 3R
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Hal A-40
Rp 56,0 56,062, 62,33 335,5 5,584 84 10% Rp 43,7 43,762, 62,74 743,2 3,296 96 10%
Rp 63,01 63,017, 7,352 352,69 ,692 2 12% Rp 49,05 49,059, 9,514 514,87 ,878 8 12%
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Tabel Biaya O&M untuk Skenario-3 No
Jangka Pendek
Komponen 2009
1
Jangka Menengah 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Pola Pola Konve Konvensi nsiona onall BERDASARKAN APBD 2007 - Jumlah sampah terlayani (m3/tahun)**
Rp
216,103
Rp
232,972
Rp
221,287
Rp
225,345
Rp
230,702
Rp
235,522
Rp
269,585
- Biaya satuan pengangkutan & TPA (per m3)
Rp
28,952
Rp
30,689
Rp Rp
32,530
Rp
34,482
Rp
36,551
Rp
38,744
Rp
41,068
- Biaya O&M pengangkutan dan TPA
Rp 6,256 6,256,5 ,507, 07,987 987
Rp 7,149 7,149,59 ,592,6 2,669 69
Rp
7,19 7,198, 8,435 435,1 ,105 05
Rp 7,770 7,770,27 ,274,2 4,274 74
Rp 8,432 8,432,3 ,314, 14,98 980 0
Rp 9,124 9,124,9 ,986, 86,82 827 7
Rp11, Rp11,071 071,37 ,377,2 7,206 06
- Biaya manajemen kedinasan/tidak kedinasan/tidak langsung**
Rp 6,466 6,466,7 ,764, 64,875 875
Rp 6,854 6,854,77 ,770,7 0,767 67
Rp
7,266 7,266,0 ,057, 57,01 013 3
Rp 7,702 7,702,02 ,020,4 0,434 34
Rp 8,164 8,164,1 ,141, 41,66 660 0
Rp 8,653 8,653,9 ,990, 90,160 160
Rp 9,173 9,173,2 ,229 29,56 ,569 9
- Total biaya
Rp 12,72 12,723,2 3,272 72,86 ,862 2
Rp 14,00 14,004,3 4,363 63,43 ,437 7
Rp 14,46 14,464, 4,492 492,11 ,118 8
Rp15,4 Rp15,472 72,29 ,294,7 4,708 08
Rp16,5 Rp16,596 96,45 ,456,6 6,640 40
Rp17, Rp17,778 778,97 ,976,9 6,987 87
Rp20, Rp20,244 244,60 ,606,7 6,775 75
-2%
10%
3%
7%
7%
7%
14%
BERDASARKAN KEBUTUHAN IDEAL
2
- Jumlah sampah terlayani (m3/tahun)**
Rp
216,103
Rp
232,972
Rp
221,287
Rp
225,345
Rp
230,702
Rp
235,522
Rp
269,585
- Biaya satuan pengangkutan (per m3)
Rp
43,964
Rp
46,602
Rp
49,398
Rp
52,362
Rp
55,504
Rp
58,834
Rp
62,364
- Total biaya O&M Pengangkutan
Rp 9,500 9,500,7 ,784, 84,120 120 20,085
Rp 10,85 10,856,9 6,972 72,71 ,714 4 Rp
21,198
Rp 10,93 10,931, 1,142 142,11 ,112 2 Rp
26,662
Rp11,7 Rp11,799 99,50 ,505,1 5,185 85 Rp
Rp
Rp
Rp
- Total biaya pengelolaan di TPA (Controled)
Rp 4,938 4,938,47 ,474,6 4,653 53
Rp
5,899, 5,899,929 929,5 ,536 36
Rp 6,253 6,253,94 ,945,8 5,862 62
Rp 6,666 6,666,7 ,754, 54,27 273 3
Rp 7,032 7,032,5 ,599, 99,194 194
Rp 8,322 8,322,9 ,946 46,82 ,825 5
- Total biaya
Rp 13,84 13,841,1 1,109 09,04 ,045 5
Rp 15,79 15,795,4 5,447 47,36 ,367 7
Rp 16,83 16,831, 1,071 071,64 ,648 8
Rp18,0 Rp18,053 53,45 ,451,0 1,047 47
Rp19,4 Rp19,471 71,59 ,597,5 7,553 53
Rp20, Rp20,889 889,29 ,295,3 5,314 14
Rp25, Rp25,135 135,32 ,322,8 2,828 28
6%
14%
8%
29,860
Rp16, Rp16,812 812,37 ,376,0 6,004 04
Rp 4,340 4,340,3 ,324, 24,925 925
7%
28,898
Rp13, Rp13,856 856,69 ,696,1 6,119 19
- Biaya satuan TPA (Controled)
7%
27,753
Rp12,8 Rp12,804 04,84 ,843,2 3,281 81
Rp
7%
30,873
20%
Pola Pola 3R (Skala (Skala Kelur Keluraha ahan) n) 14,400
- Jumlah sampah terlayani (m3 per tahun)
17,280
23,040
- Biaya satuan pengelolaan
Rp
35,263
Rp
37,379
Rp
39,621
- Biaya O&M
Rp
507, 507,78 786, 6,35 354 4
Rp
645, 645,90 904, 4,24 242 2
Rp
912,8 912,877 77,9 ,996 96
25,920 Rp
41,999
Rp 1,08 1,088, 8,60 607, 7,01 010 0
27%
41%
19%
Rp 14,65 14,650,2 0,267 67,67 ,679 9
Rp 15,37 15,377, 7,370 370,11 ,114 4
Rp16,5 Rp16,560 60,90 ,901,7 1,718 18
28,800 Rp
44,519
Rp 1,28 1,282, 2,13 137, 7,14 145 5 18%
31,680 Rp
47,190
Rp 1,49 1,494, 4,97 971, 1,91 912 2 17%
34,560 Rp
50,021
Rp 1,72 1,728, 8,73 731, 1,15 156 6 16%
TOTAL BIAYA POLA KONVENSIONAL + 3R - Berdasarkan APBD 2007
Rp 13,23 13,231,0 1,059 59,21 ,216 6 2%
11%
- Berdasarkan Berdasarkan kebutuhan ideal
Rp 14,34 14,348,8 8,895 95,39 ,399 9
Rp 16,44 16,441,3 1,351 51,60 ,609 9
Rp 17,74 17,743, 3,949 949,64 ,644 4
Rp19,1 Rp19,142 42,05 ,058,0 8,057 57
10%
15%
8%
8%
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
5%
8%
Hal A-41
Rp17,8 Rp17,878 78,59 ,593,7 3,786 86 8% Rp20,7 Rp20,753 53,73 ,734,6 4,699 99 8%
Rp19, Rp19,273 273,94 ,948,8 8,899 99 8% Rp22, Rp22,384 384,26 ,267,2 7,225 25 8%
Rp21, Rp21,973 973,33 ,337,9 7,931 31 14% Rp26, Rp26,864 864,05 ,053,9 3,984 84 20%
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Tabel Biaya O&M untuk Skenario-3 No
Jangka Panjang
Komponen 2016
1
2017
2018
2019
2020
2021
2022
Pola Pola Konve Konvensi nsiona onall BERDASARKAN APBD 2007 - Jumlah sampah terlayani (m3/tahun)** - Biaya satuan pengangkutan & TPA (per m3)
Rp
247,128
Rp
254,349
Rp
262,569
Rp
269,456
Rp
277,184
Rp
285,973
Rp
294,907
Rp Rp
43,532
Rp
46,144
Rp
48,913
Rp
51,848
Rp
54,959
Rp Rp
58,256
Rp
61,751
- Biaya O&M pengangkutan dan TPA
Rp10, Rp10,758 758,05 ,054,8 4,889 89
Rp 11,73 11,736, 6,739 739,1 ,173 73
Rp 12,84 12,843, 3,044 044,0 ,008 08
Rp 13,970 13,970,6 ,691, 91,66 664 4
Rp 15,233 15,233,64 ,641,5 1,579 79
Rp 16,65 16,659, 9,68 685,0 5,089 89
Rp 18,21 18,210,9 0,937 37,0 ,080 80
- Biaya manajemen kedinasan/tidak kedinasan/tidak langsung**
Rp 9,723 9,723,6 ,623 23,34 ,344 4
Rp 10,30 10,307, 7,040 040,7 ,744 44
Rp 10,92 10,925, 5,463 463,1 ,189 89
Rp 11,580 11,580,99 ,990,9 0,980 80
Rp 12,275 12,275,85 ,850,4 0,439 39
Rp 13,01 13,012,4 2,401 01,46 ,465 5
Rp 13,79 13,793,1 3,145 45,5 ,553 53
- Total biaya
Rp20, Rp20,481 481,67 ,678,2 8,233 33
Rp 22,04 22,043, 3,779 779,9 ,917 17
Rp 23,76 23,768, 8,507 507,1 ,196 96
Rp 25,551 25,551,68 ,682,6 2,644 44
Rp 27,509 27,509,49 ,492,0 2,018 18
Rp 29,67 29,672, 2,08 086,5 6,555 55
Rp 32,00 32,004,0 4,082 82,6 ,633 33
1%
8%
8%
8%
8%
8%
8%
BERDASARKAN KEBUTUHAN IDEAL - Jumlah sampah terlayani (m3/tahun)**
Rp
247,128
Rp
254,349
Rp
262,569
Rp
269,456
Rp
277,184
Rp
285,973
Rp
294,907
- Biaya satuan pengangkutan (per m3)
Rp
66,106
Rp
70,072
Rp
74,277
Rp
78,733
Rp
83,457
Rp
88,465
Rp
93,772
- Total biaya O&M Pengangkutan
Rp16, Rp16,336 336,58 ,582,2 2,206 06
- Biaya satuan TPA (Controled)
2
Rp
31,941
Rp 17,82 17,822, 2,757 757,5 ,581 81 Rp
32,901 8,36 8,368, 8,44 445, 5,86 861 1
Rp 19,50 19,502, 2,730 730,4 ,407 07 Rp Rp
Rp 21,215 21,215,11 ,113,2 3,253 53
33,797
Rp
33,797
8,87 8,874, 4,15 153, 3,59 593 3
Rp
9,10 9,106, 6,90 909, 9,33 337 7
- Total biaya pengelolaan di TPA (Controled)
Rp 7,89 7,893, 3,38 389, 9,62 624 4
Rp
- Total biaya
Rp24, Rp24,229 229,97 ,971,8 1,830 30
Rp 26,19 26,191, 1,203 203,4 ,442 42
Rp 28,37 28,376, 6,884 884,0 ,000 00
-4%
8%
8%
Rp 30,322 30,322,02 ,022,5 2,589 89
Rp 23,132 23,132,95 ,958,5 8,561 61 Rp Rp
33,797 9,36 9,368, 8,08 088, 8,24 247 7
Rp 32,501 32,501,04 ,046, 6,80 808 8
7%
Rp 25,29 25,298, 8,46 468,7 8,710 10 Rp Rp
33,797
Rp
9,66 9,665, 5,14 140, 0,29 297 7
Rp
Rp 34,96 34,963, 3,60 609,0 9,007 07
7%
Rp 27,65 27,654,1 4,113 13,4 ,474 74 33,797 9,96 9,967, 7,07 076, 6,76 768 8
Rp 37,62 37,621,1 1,190 90,2 ,241 41
8%
8%
Pola Pola 3R (Skala (Skala Kelur Keluraha ahan) n) 37,440
- Jumlah sampah terlayani (m3 per tahun) - Biaya satuan pengelolaan - Biaya O&M
Rp
53,022
Rp 1,98 1,985, 5,15 159, 9,61 611 1
40,320 Rp Rp Rp
56,204 2,2 2,266 66,1 ,136 36,0 ,048 48
43,200 Rp Rp
46,080
59,576
Rp
63,151
2,5 2,573 73,6 ,683 83,0 ,083 83
Rp
2,90 2,909, 9,97 977, 7,67 672 2
15%
14%
14%
13%
- Berdasarkan APBD 2007
Rp22, Rp22,466 466,83 ,837,8 7,843 43
Rp 24,30 24,309, 9,915 915,9 ,965 65
Rp 26,34 26,342, 2,190 190,2 ,279 79
Rp 28,461 28,461,66 ,660,3 0,317 17
2%
8%
8%
- Berdasarkan Berdasarkan kebutuhan ideal
Rp26, Rp26,215 215,13 ,131,4 1,441 41
Rp 28,45 28,457, 7,339 339,4 ,489 89
Rp 30,95 30,950, 0,567 567,0 ,083 83
-2%
9%
9%
48,960 Rp Rp
66,940 3,2 3,277 77,3 ,362 62,3 ,354 54 13%
51,840 Rp Rp
54,720
70,956
Rp
3,67 3,678, 8,35 357, 7,27 277 7
Rp
12%
75,213 4,11 4,115, 5,67 673, 3,08 086 6 12%
TOTAL BIAYA POLA KONVENSIONAL + 3R
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
8% Rp 33,232 33,232,00 ,000,2 0,262 62
Hal A-42
7%
Rp 30,786 30,786,85 ,854,3 4,371 71 8% Rp 35,778 35,778,40 ,409,1 9,161 61 8%
Rp 33,35 33,350, 0,44 443,8 3,831 31 8% Rp 38,64 38,641, 1,96 966,2 6,284 84 8%
Rp 36,11 36,119,7 9,755 55,7 ,720 20 8% Rp 41,73 41,736,8 6,863 63,3 ,328 28 8%
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Tabel Biaya O&M untuk Skenario-3 No
Jangka Panjang
Komponen 2023
1
2024
2025
2026
2027
2028
Pola Pola Konve Konvensi nsiona onall BERDASARKAN APBD 2007 - Jumlah sampah terlayani (m3/tahun)**
Rp
301,846
Rp
311,128
Rp
320,942
Rp
331,310
Rp
338,921
Rp
340,694
- Biaya satuan pengangkutan & TPA (per m3)
Rp
65,457
Rp
69,384
Rp
73,547
Rp
77,960
Rp
82,637
Rp
87,596
- Biay Biaya a O&M O&M peng pengan angk gkut utan an dan dan TPA TPA
Rp 19,7 19,757 57,8 ,817 17,0 ,020 20
Rp 21,5 21,587 87,2 ,298 98,9 ,974 74
Rp 23,6 23,604 04,2 ,297 97,0 ,081 81
Rp 25,8 25,828 28,9 ,904 04,4 ,435 35
Rp 28,0 28,007 07,5 ,575 75,5 ,503 03
Rp 29,8 29,843 43,3 ,312 12,9 ,901 01
- Biaya Biaya manaje manajemen men kedin kedinasa asan/ n/tid tidak ak langs langsun ung** g**
Rp 14,62 14,620,7 0,734, 34,28 286 6
Rp 15,4 15,497 97,97 ,978,3 8,344 44
Rp 16,4 16,427 27,85 ,857,0 7,044 44
Rp 17,4 17,413 13,52 ,528,4 8,467 67
Rp 18,45 18,458,3 8,340 40,17 ,175 5
Rp 19,5 19,565 65,84 ,840,5 0,585 85
- To ta tal bi ay ay a
R p 34 ,3 ,3 78 78, 55 551 ,3 ,306
R p 37 ,0 ,0 85 85, 27 277 ,3 ,318
R p 40 ,0 ,03 2, 2, 15 154 ,1 ,125
R p 43, 24 242, 43 432, 90 902
R p 46, 46 465 ,9 ,915, 67 678
R p 49, 40 40 9, 9, 15 153, 48 486
7%
8%
8%
8%
7%
6%
BERDASARKAN KEBUTUHAN IDEAL - Jumlah sampah terlayani (m3/tahun)**
Rp
301,846
- Biaya satuan pengangkutan (per m3)
Rp
99,399
- Tota Totall biay biaya a O&M O&M Peng Pengan angk gkut utan an
Rp 30, 30,00 003, 3,11 119, 9,08 085 5
- Biaya satuan TPA (Controled)
Rp
- Total Total biaya biaya penge pengelol lolaa aan n di TPA (Cont (Control roled) ed)
Rp
31,157
- To ta tal bi ay ay a
R p 39 ,4 ,4 07 07, 79 798 ,3 ,373
9,404, 9,404,679 679,28 ,289 9
Rp
311,128
Rp
105,363
Rp 32,7 32,781 81,2 ,268 68,3 ,355 55
320,942
Rp
111,684
Rp 35,8 35,844 44,1 ,169 69,1 ,198 98 Rp
31,157
Rp
331,310
Rp
118,385
Rp 39,2 39,222 22,3 ,333 33,8 ,865 65
Rp
31,157
Rp
9,693 9,693,8 ,876, 76,27 270 0
Rp 9,999 9,999,6 ,640, 40,17 172 2
Rp 10,32 10,322,7 2,702 02,72 ,728 8
R p 42 ,4 ,4 75 75, 14 14 4, 4, 62 625
R p 45 ,8 ,84 3, 3, 80 809 ,3 ,369
R p 49, 54 545, 03 036, 59 593
5%
2
Rp
8%
Rp
338,921
Rp
125,489
Rp 42,5 42,530 30,7 ,742 42,2 ,249 49
31,157
8%
Rp
Rp
Rp
340,694
Rp
133,018
Rp 45,3 45,318 18,3 ,390 90,6 ,688 88
31,157
Rp
29,246
Rp 10,55 10,559,8 9,833 33,86 ,862 2
Rp
9,963 9,963,97 ,970,6 0,618 18
R p 53, 09 090 ,5 ,576, 11 111
R p 55, 28 282, 36 361, 30 306
8%
7%
4%
Pola Pola 3R (Skala (Skala Kelur Keluraha ahan) n) - Jumlah sampah terlayani (m3 per tahun)
57,600
- Biaya satuan pengelolaan
Rp
- Biaya O&M
Rp
79,726 4, 4,592,224,707 12%
60,480 Rp Rp
84,510 5,111,146,099 11%
63,360 Rp
66,240
89,580
Rp Rp
94,955
Rp 5,675,806,049
Rp
6,289,825,067
11%
69,120 Rp
11%
72,000
100,652
Rp Rp
106,692
Rp 6,957,093,465
Rp
7,681,790,701
11%
10%
TOTAL BIAYA POLA KONVENSIONAL + 3R - B er er da da sa sa rk rk an an A PB PB D 2 00 007
R p 3 8, 8, 97 970 ,7 ,7 76 76 ,0 ,0 13 13 8%
- Berd Berdas asar arka kan n kebu kebutu tuha han n idea ideall
Rp 44,0 44,000 00,0 ,023 23,0 ,080 80 5%
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
R p 4 2, 2, 19 19 6, 6, 42 42 3, 3, 41 41 6
R p 4 5, 5, 70 70 7, 7, 96 96 0, 0, 17 17 4
8% Rp 47,5 47,586 86,2 ,290 90,7 ,723 23
R p 4 9, 9, 53 53 2, 2, 25 25 7, 7, 96 96 9
8% Rp 51,5 51,519 19,6 ,615 15,4 ,418 18
8%
8%
Hal A-43
R p 53 ,4 ,4 23 23 ,0 ,0 09 09 ,1 ,1 43 43 8%
Rp 55,8 55,834 34,8 ,861 61,6 ,659 59
8% Rp 60,0 60,047 47,6 ,669 69,5 ,576 76
8%
8%
R p 5 7, 7, 09 09 0, 0, 94 94 4, 4, 18 18 7 7% Rp 62,9 62,964 64,1 ,152 52,0 ,007 07 5%
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Tabel Alternatif Pembiayaan untuk Skenario-1 Komponen
Jangka Pendek
Satuan
2009
Jangka Menengah
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Pola Konvensional Biaya Investasi (Juta) - APBD
Biaya O&M (Juta)
Rp 3,064
Rp 4,767
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Rp 20,611
Rp 11,500
Rp 1,781
Rp 1,919
Rp 2,790
Rp 3,064
Rp 4,767
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Rp Rp
Rp Rp
-
-
Rp Rp
0% Rp Rp
-
-
Rp Rp
0% Rp Rp
-
-
Rp Rp
0% Rp Rp
-
-
Rp Rp
0% Rp Rp
-
-
Rp
0% Rp Rp
-
0%
Rp
-
Rp 10,806
R p 23, 93 932
Rp 26, 22 225
Rp 28,750
Rp 31, 90 900
Rp 35, 40 401
Rp 39, 73 735
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Rp 10,806
Rp 23,932
Rp 26,225
Rp 28,750
Rp 31,900
Rp 35,401
Rp 39,735
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Rp
-
Rp Rp
0%
% Jumlah
0%
% Jumlah
- Masyarakat
Rp 2,790
% Jumlah
- Swasta
Rp 1,919
% Jumlah
- APBD
Rp 1,781
% Jumlah
- Masyarakat
Rp 11,500
% Jumlah
- Swasta
Rp 20,611
Rp
-
-
Rp Rp
0% Rp Rp
-
-
Rp Rp
0% Rp Rp
-
-
Rp Rp
0% Rp Rp
-
-
Rp Rp
0% Rp Rp
-
-
Rp
0% Rp Rp
-
0%
Rp
-
Pola 3R Biaya Investasi (Juta) - APBD
Biaya O&M (RP)
Rp 2,646
Rp 3,146
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Rp 8,075
Rp 7,739
Rp 1,745
Rp 2,642
Rp 2,496
Rp 2,646
Rp 3,146
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Rp Rp
Rp Rp
-
-
Rp Rp
0% Rp Rp
-
-
Rp Rp
0% Rp Rp
-
-
Rp Rp
0% Rp Rp
-
-
Rp Rp
0% Rp Rp
-
-
Rp
0% Rp Rp
-
0%
Rp
-
Rp 2,200
Rp 4,140
Rp 4,821
Rp 5,635
Rp 6,528
Rp 7,362
Rp 8,428
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Rp 2,200
Rp 4,140
Rp 4,821
Rp 5,635
Rp 6,528
Rp 7,362
Rp 8,428
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Rp
-
Rp Rp
0%
% Jumlah
0%
% Jumlah
- Masyarakat
Rp 2,496
% Jumlah
- Swasta
Rp 2,642
% Jumlah
- APBD
Rp 1,745
% Jumlah
- Masyarakat
Rp 7,739
% Jumlah
- Swasta
Rp 8,075
Rp
-
-
Rp Rp
0% Rp Rp
-
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
-
Rp Rp
0% Rp Rp
-
-
Rp Rp
0% Rp Rp
-
-
Rp Rp
0% Rp Rp
-
-
Rp
0% Rp Rp
Hal A-44
-
0%
Rp
-
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Tabel Alternatif Pembiayaan untuk Skenario-1 Komponen
Satuan
Jangka Panjang 2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
Pola Konvensional Biaya Investasi (Juta) - APBD
Rp 3,650
Rp 3,953
Rp 4,146
Rp 1,680
Rp 1,881
100%
100%
100%
100%
100%
Rp 3,650
Rp 3,953
Rp 4,146
Rp 1,680
Rp 1,881
0%
0%
0%
0%
0%
% Jumlah
- Swasta
% Jumlah
- Masyarakat
Biaya O&M (Juta)
Rp
- Swasta - Masyarakat
Rp Rp
0% Rp Rp
-
-
Rp Rp
0% Rp Rp
-
-
Rp Rp
0% Rp Rp
-
-
Rp Rp
0%
Rp 60,443
0%
0%
0%
0%
0%
Rp
-
Rp Rp
-
0% Rp Rp
-
0% Rp Rp
-
-
Rp Rp
-
0% Rp Rp
0%
0%
Rp 56,294
0%
0%
-
Rp 69 69,552
Rp 52,476
Rp Rp
Rp
64,755
Rp 47,897
0%
-
100%
Rp 43,618
-
Rp
0%
100%
100%
Rp Rp
0%
2,114
Rp 69,552
100%
-
Rp
64,755
100%
Rp Rp
1,834
Rp
100%
-
Rp
100%
-
100%
Rp Rp
100%
2,114
Rp
Rp 60,443
-
Rp
-
Rp 56,294
Rp
1,834
0%
Rp 52,476
% Jumlah
-
-
Rp 47,897
% Jumlah
Rp Rp
Rp 43,618 % Jumlah
0%
% Jumlah
- APBD
Rp
Rp
Rp
Rp
0%
-
0%
-
Rp
-
Rp
-
Rp
2,730
Rp
3,284
Pola 3R Biaya Investasi (Juta) - APBD
Rp 2,060
Rp 3,218
Rp 3,246
Rp 2,430
Rp 2,923
100%
100%
100%
100%
100%
Rp 2,060
Rp 3,218
Rp 3,246
Rp 2,430
Rp 2,923
0%
0%
0%
0%
0%
% Jumlah
- Swasta
% Jumlah
- Masyarakat
Biaya O&M (RP)
Rp
- Swasta - Masyarakat
Rp Rp
0% Rp Rp
-
-
Rp Rp
0% Rp Rp
-
-
Rp Rp
0% Rp Rp
-
-
Rp Rp
15,275
Rp 16 16,661
0%
0%
Rp 10,960
Rp 11,710
Rp 12,807
Rp 13,993
0%
0%
0%
0%
0%
0% Rp
-
0% Rp Rp
-
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
0% Rp Rp
-
Rp Rp
0% Rp Rp
-
-
Rp Rp
0% Rp Rp
0%
100%
Rp 9, 9,430
-
0%
-
100%
100%
Rp Rp
Rp
Rp 16,661
100%
-
-
1 5, 5,275
100%
Rp Rp
Rp
0%
Rp
100%
-
0%
3,284
-
100%
Rp Rp
Rp
Rp
Rp 13,993
-
2,730
100%
-
Rp 12,807
Rp
Rp
0%
Rp 11,710
% Jumlah
-
-
Rp 10,960
% Jumlah
Rp Rp
Rp 9,430 % Jumlah
0%
% Jumlah
- APBD
Rp
100%
-
-
Rp
Rp
0% Rp
Hal A-45
-
-
0%
Rp
-
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Tabel Alternatif Pembiayaan untuk Skenario-1 Komponen
Jangka Panjang
Satuan
2023
2024
2025
2026
2027
2028
Pola Konvensional Rp
Biaya Investasi (Juta) - APBD - Swasta - Masyarakat
Biaya O&M (Juta)
- Swasta
Rp
-
Rp
2,312 -
Rp
-
5,103
Rp
-
Rp
-
Rp
4,424
Rp
-
Rp
-
Rp
4,690
Rp
-
Rp
-
5,067 0%
Rp
0% Rp
5, 5,067 100%
0%
0% Rp
4, 4,690 100%
0%
0% Rp
4, 4,424 100%
0%
0% Rp
Rp
100%
0% Rp
5, 5,103
0%
Rp
-
Rp 74, 66 660
Rp 80, 09 092
Rp 87,117
Rp 94, 06 067
Rp 10 101, 54 542
Rp 109, 14 147
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Rp 7 4, 4,660
Rp 8 0, 0,092
Rp 8 7, 7,117
Rp 9 4, 4,067
Rp 101,542
Rp 109,147
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Rp
-
Rp
0%
% Jumlah
Rp
0%
% Jumlah
- Masyarakat
Rp
% Jumlah
2,241
2, 2,312 100%
0%
% Jumlah
- APBD
Rp
% Jumlah
Rp
100%
% Jumlah
2, 2,241
-
Rp
0%
-
Rp
0%
-
Rp
0%
-
Rp
0%
0%
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
3, 3,643
Rp
4, 4,909
Rp
5, 5,204
Rp
5, 5,516
Rp
6, 6,369
Rp
6, 6,198
Pola 3R Biaya Investasi (Juta) - APBD
Jumlah - Swasta
Biaya O&M (RP)
- Swasta
Rp
-
4,909
100% Rp
0% Rp
-
Rp
0% Rp
0% Rp
5,204
100%
-
Rp
0% Rp
0% Rp
5,516
100%
-
Rp
0% Rp
0% Rp
6,369
100%
-
0% Rp
0% Rp
-
6,198 0%
Rp
-
Rp 18,656
Rp 21,094
Rp 23,757
Rp 26,663
Rp 29,833
Rp 33,288
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Rp 18 18,656
Rp 21 21,094
Rp 23 23,757
Rp 26 26,663
Rp 29,833
Rp 33 33,288
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Rp
-
Rp
0%
% Jumlah
Rp
0%
% Jumlah
- Masyarakat
Rp
% Jumlah
3,643
100%
0%
% Jumlah
- APBD
Rp
% Jumlah
- Masyarakat
100%
%
Rp
-
-
Rp
0% Rp
-
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
-
Rp
0% Rp
-
-
Rp
0% Rp
-
-
Rp
0% Rp
-
0%
Rp
Hal A-46
-
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Tabel Alternatif Pembiayaan untuk Skenario-2 Komp Kompon onen en
Satu Satuan an
Jangka Pendek 2009
Jangka Menengah
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Pola Konvensional Biaya Investasi (Juta) - APBD
- Swasta
- Masyarakat
Rp 1, 1,524
Rp 1, 1,345
Rp 1, 1,783
Rp 1, 1,928
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Rp 11,800
Rp 1,165
Rp 1,388
Rp 1,524
Rp 1,345
Rp 1,783
Rp 1,928
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Rp
% Jumlah
Biaya O&M (Juta)
Rp
-
-
Rp
-
0% Rp
-
Rp
0% Rp
-
-
Rp
0% Rp
-
-
Rp
0% Rp
-
-
Rp
0% Rp
-
0%
Rp
-
Rp 10,611
Rp 11,301
Rp 12,055
Rp 12,767
Rp 13,545
Rp 14,461
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Rp 9, 9,978
Rp 10,611
Rp 11,301
Rp 12,055
Rp 12,767
Rp 13,545
Rp 14,461
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Rp
% Jumlah
Rp
Rp 9 ,9 ,978
% Jumlah
0%
% Jumlah
- Masyarakat
Rp 1, 1,388
% Jumlah
- Swasta
Rp 1, 1,165
% Jumlah
- APBD
Rp 11,800
-
Rp
0% Rp
-
Rp
-
0%
Rp
0% Rp
-
-
Rp
0% Rp
-
-
Rp
0% Rp
-
-
Rp
0% Rp
-
0%
-
Rp
-
Rp
-
Rp 4, 4,373
Rp
913
Rp 1, 1,254
Rp 1, 1,026
Rp 1, 1,730
Rp 1, 1,493
Rp 1, 1,583
100%
100%
100%
100%
100%
100%
913
Rp 1,254
Rp 1,026
Rp 1,730
Rp 1,493
Rp 1,583
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Pola 3R Biaya Investasi (Juta) - APBD
% Jumlah
- Swasta
Biaya O&M (RP)
- Swasta
Rp
-
Rp
-
0%
Rp
0%
-
Rp
0%
-
Rp
0%
0%
Rp
-
Rp
-
Rp
305
Rp
431
Rp
685
Rp
847
Rp 1,282
Rp 1,631
Rp 2,017
100%
100%
100%
100%
847
Rp 1,282
Rp 1,631
Rp 2,017
0%
0%
0%
0%
Rp
305
Rp
0% Rp
-
-
Rp
0% Rp
0% Rp
431
-
-
Rp
0% Rp
0% Rp
685
-
Rp
0% Rp
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
-
-
Rp
0% Rp
-
-
Rp
0% Rp
-
-
0%
-
100%
Rp
-
Rp
100%
-
Rp
-
100%
Rp
-
Rp
% Jumlah
0%
% Jumlah
- Masyarakat
Rp
% Jumlah
Rp
0%
% Jumlah
- APBD
Rp 4,373
% Jumlah
- Masyarakat
100%
-
Rp
Rp
0% Rp
-
Hal A-47
-
0%
Rp
-
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Tabel Alternatif Pembiayaan untuk Skenario-2 Komp Kompon onen en
Jangka Panjang
Satu Satuan an 2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
Pola Konvensional Biaya Investasi (Juta) - APBD
- Swasta
- Masyarakat
Rp 4, 4,309
Rp 5, 5,725
100%
100%
100%
100%
100%
Rp 2,813
Rp 3,066
Rp 3,385
Rp 4,309
Rp 5,725
0%
0%
0%
0%
0%
Rp
% Jumlah
Biaya O&M (Juta)
Rp
-
-
Rp
-
0% Rp
-
Rp
0% Rp
-
-
Rp
0% Rp
-
-
Rp
Rp 18,839
0%
0%
0%
0%
0%
Rp
-
Rp
-
Rp
-
0% Rp
-
-
Rp
Rp
0% Rp
0%
0%
Rp 18,040
0%
0%
-
0%
Rp 16,994
0%
Rp
Rp 20 20,724
Rp 16,071
Rp
-
19,788
Rp 15,253
0%
Rp
0%
100%
100%
-
0%
7,099
100%
100%
Rp
Rp
Rp 2 0, 0,724
100%
-
6,228
19,788
100%
Rp
Rp
100%
Rp
100%
-
100%
7,099
-
Rp 18,839
Rp
Rp
Rp
Rp 18,040
-
6,228
-
Rp 16,994
Rp
Rp
0%
Rp 16,071
% Jumlah
Rp
Rp 15,253
% Jumlah
0%
% Jumlah
- Masyarakat
Rp 3, 3,385
% Jumlah
- Swasta
Rp 3, 3,066
% Jumlah
- APBD
Rp 2, 2,813
-
Rp
Rp
0%
-
0%
-
Rp
-
Rp
-
Rp
8,473
Rp
8,105
Pola 3R Biaya Investasi (Juta) - APBD
Biaya O&M (RP)
100%
100%
100%
100%
100%
Rp 3,080
Rp 3,603
Rp 4,249
Rp 4,048
Rp 8,074
0%
0%
0%
0%
0%
Rp
Rp
Rp
-
-
Rp
-
0% Rp
-
Rp
0% Rp
-
-
Rp
0% Rp
-
-
Rp
Rp 12,564
0%
0%
Rp 2,901
Rp 3,885
Rp 5,147
Rp 6,366
Rp 8,290
0%
0%
0%
0%
0%
0% Rp
-
0% Rp
-
0% Rp
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
-
0% Rp
-
-
Rp
Rp
0% Rp
0%
10,218
100%
Rp
0%
-
100%
100%
-
Rp
100%
100%
Rp
-
Rp 12,564
100%
-
Rp
0%
10,218
100%
Rp
0%
8,105
Rp Rp
Rp 8,290
-
Rp
-
Rp 6,366
Rp
8,473
Rp
Rp 5,147
-
Rp
100%
-
Rp 3,885
Rp
100%
0%
Rp 2,901
% Jumlah
0%
% Jumlah
- Masyarakat
Rp 8, 8,074
% Jumlah
- Swasta
Rp 4, 4,048
% Jumlah
- APBD
Rp 4, 4,249
% Jumlah
- Masyarakat
Rp 3, 3,603
% Jumlah
- Swasta
Rp 3, 3,080
-
-
Rp
Rp
0% Rp
-
-
0%
Rp
Hal A-48
-
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Tabel Alternatif Pembiayaan untuk Skenario-2 Komp Kompon onen en
Jangka Panjang
Satu Satuan an 2023
2024
2025
2026
2027
2028
Pola Konvensional Biaya Investasi (Juta) - APBD
% Jumlah
- Swasta
- Masyarakat
Biaya O&M (Juta)
- Masyarakat
Rp
Rp
Rp
-
Rp
8,790
Rp 14,043
100%
12 12,916
Rp 14,523
Rp 19,339
100%
100%
100%
100%
8,790
Rp 14 14,043
Rp 12 12,916
Rp 14,523
Rp 19 19,339
0%
0%
0%
0%
0%
-
Rp
0%
-
Rp
Rp
0%
0%
0%
Rp 23,497
Rp 24,415
Rp 25,335
Rp 26,145
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Rp 21 21,645
Rp 22 22,661
Rp 23 23,497
Rp 24 24,415
Rp 25,335
Rp 26 26,145
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0% Rp
-
Rp
0% Rp
-
Rp
0%
-
Rp
0%
-
Rp
-
Rp
-
8,016
Rp 10,835
Rp
9,977
Rp
8,099
100%
100%
8,016
Rp 10,835
0%
0%
-
0%
22 22,661
Rp
Rp
-
Rp
-
-
Rp
Rp 21,645
Rp
Rp
-
-
-
-
Rp
Rp
Rp
Rp
-
-
% Jumlah
7,765
0%
% Jumlah
Rp
0%
% Jumlah
- Swasta
Rp
% Jumlah
7,765
100%
% Jumlah
- APBD
Rp
-
Rp
Rp
0% Rp
-
-
0%
Rp
-
Pola 3R Biaya Investasi (Juta) - APBD
% Jumlah
- Swasta
% Jumlah
- Masyarakat
Biaya O&M (RP)
- Masyarakat
Rp
-
-
-
Rp
0% Rp
0% Rp
9,977
-
-
Rp
0% Rp
0% Rp
8,099
-
Rp
0% Rp
-
Rp 12,564
100%
100%
7,942
Rp 12,564
0%
0%
-
Rp
0% Rp
-
0%
Rp
-
Rp 18,254
Rp 22,445
Rp 26,527
Rp 30,727
Rp 36,873
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Rp 14 14,925
Rp 18 18,254
Rp 22 22,445
Rp 26 26,527
Rp 30,727
Rp 36 36,873
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Rp
% Jumlah
Rp
Rp
100%
7,942
Rp 14,925
% Jumlah
0%
% Jumlah
- Swasta
Rp
% Jumlah
- APBD
Rp
100%
Rp
-
Rp
0% Rp
-
-
Rp
0% Rp
-
-
Rp
0% Rp
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
-
-
Rp
0% Rp
-
-
Rp
0% Rp
-
0%
Rp
Hal A-49
-
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Tabel Alternatif Pembiayaan untuk Skenario-3 Komp Kompon onen en
Satu Satuan an
Jangka Pendek 2009
Jangka Menengah
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Pola Konvensional Biaya Investasi (Juta) - APBD
% Jumlah
- Swasta
- Masyarakat
Biaya O&M (Juta)
Rp
100%
100%
557
Rp 1,022
0%
0%
-
Rp
-
-
Rp
238 100%
Rp
238
Rp
-
-
Rp
-
Rp
252
Rp
-
Rp
-
Rp
268
Rp
-
Rp
-
Rp
284
Rp
-
Rp
-
301 0%
Rp
0% Rp
301 100%
0%
0% Rp
284 100%
0%
0% Rp
268 100%
0%
0% Rp
252 100%
0%
0% Rp
Rp
0%
Rp
-
Rp 14,004
Rp 14,464
Rp 15,472
Rp 16,596
Rp 17,779
Rp 20,245
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Rp 12,723
Rp 14,004
Rp 14,464
Rp 15,472
Rp 16,596
Rp 17,779
Rp 20,245
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Rp
% Jumlah
Rp 1,022
Rp 12,723
% Jumlah
557
0%
% Jumlah
- Masyarakat
Rp
% Jumlah
- Swasta
Rp
% Jumlah
- APBD
Rp
-
Rp
0% Rp
-
-
Rp
-
0% Rp
-
Rp
0% Rp
-
-
Rp
0% Rp
-
-
Rp
0% Rp
-
-
Rp
0% Rp
-
0%
Rp
-
Pola 3R Biaya Investasi (Juta) - APBD
Biaya O&M (RP)
Rp 1, 1,492
Rp 1, 1,582
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Rp 1,169
Rp 1,124
Rp 1,253
Rp 1,328
Rp 1,408
Rp 1,492
Rp 1,582
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Rp
Rp
-
Rp
-
0%
Rp
0%
-
Rp
0%
0%
0%
Rp
508
Rp
646
Rp
913
Rp 1,089
Rp 1,282
Rp 1,495
Rp 1,729
100%
100%
100%
100%
100%
913
Rp 1,089
Rp 1,282
Rp 1,495
Rp 1,729
0%
0%
0%
0%
0%
0% Rp
-
-
Rp
0% Rp
0% Rp
646
-
Rp
0% Rp
-
-
Rp
0% Rp
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
-
-
Rp
0% Rp
-
-
Rp
0% Rp
-
-
0%
-
Rp
Rp
-
Rp
508
-
Rp
-
Rp
Rp
-
Rp
100%
-
Rp
-
100%
Rp
-
Rp
% Jumlah
0%
% Jumlah
- Masyarakat
Rp 1, 1,408
% Jumlah
- Swasta
Rp 1, 1,328
% Jumlah
- APBD
Rp 1, 1,253
% Jumlah
- Masyarakat
Rp 1, 1,124
% Jumlah
- Swasta
Rp 1, 1,169
-
Rp
Rp
0% Rp
-
Hal A-50
-
0%
Rp
-
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Tabel Alternatif Pembiayaan untuk Skenario-3 Komp Kompon onen en
Jangka Panjang
Satu Satuan an 2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
Pola Konvensional Biaya Investasi (Juta) - APBD
% Jumlah
- Swasta
- Masyarakat
Biaya O&M (Juta)
- Masyarakat
Rp
Rp
-
-
Rp
Rp
34
439 100%
Rp
439
0% Rp
-
Rp
-
-
Rp
-
Rp
38
Rp
-
Rp
-
493
Rp
-
Rp
0%
0%
Rp 23,769
Rp 25,552
Rp 27,509
0%
0%
0%
0%
0%
Rp
-
Rp
-
0% Rp
-
0% Rp
-
-
Rp
Rp
0% Rp
0%
Rp 32 32,004
Rp 22,044
0%
0%
-
29,672
Rp 20,482
0%
Rp
100%
100%
Rp
-
100%
100%
-
Rp
0%
Rp 3 2, 2,004
100%
Rp
0%
554
29,672
100%
-
Rp
Rp
100%
Rp
683
100%
-
Rp 27,509
-
Rp
554
Rp
Rp 25,552
Rp
Rp
-
Rp 23,769
-
683 100%
0%
Rp 22,044
Rp
Rp
0%
0% Rp
493 100%
0%
0% Rp
38 100%
0%
0% Rp
Rp
Rp 20,482
% Jumlah
351
34 100%
0%
% Jumlah
Rp
0%
% Jumlah
- Swasta
Rp
% Jumlah
351 100%
% Jumlah
- APBD
Rp
-
Rp
Rp
0%
-
0%
-
Rp
-
Rp
-
Rp
3,694
Rp
3,527
Pola 3R Biaya Investasi (Juta) - APBD
Biaya O&M (RP)
100%
100%
100%
100%
100%
Rp 2,486
Rp 2,926
Rp 2,794
Rp 3,743
Rp 4,024
0%
0%
0%
0%
0%
Rp
Rp
Rp
-
-
Rp
-
0% Rp
-
Rp
0% Rp
-
-
Rp
0% Rp
-
-
Rp
Rp 1,985
Rp 2,266
Rp 2,574
Rp 2,910
Rp 3,277
0%
0%
0%
0%
0%
0% Rp
-
0% Rp
-
0% Rp
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
-
0% Rp
-
-
100% Rp
-
3,678
100% Rp
0% Rp
0% Rp
0%
4,116
100%
Rp
0%
-
Rp
100%
-
Rp
3,678
100%
Rp
-
Rp
100%
-
Rp
0%
-
100%
Rp
0%
3,527
Rp
Rp 3,277
-
Rp
-
Rp 2,910
Rp
3,694
Rp
Rp 2,574
-
Rp
100%
-
Rp 2,266
Rp
100%
0%
Rp 1,985
% Jumlah
0%
% Jumlah
- Masyarakat
Rp 4, 4,024
% Jumlah
- Swasta
Rp 3, 3,743
% Jumlah
- APBD
Rp 2, 2,794
% Jumlah
- Masyarakat
Rp 2, 2,926
% Jumlah
- Swasta
Rp 2, 2,486
-
0% Rp
0% Rp
-
4,116
0%
Rp
Hal A-51
-
Kegiatan Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Persampahan Di Kabupaten Bandung Lanjutan Tabel Alternatif Pembiayaan untuk Skenario-3 Komp Kompon onen en
Jangka Panjang
Satu Satuan an 2023
2024
2025
2026
2027
2028
Pola Konvensional Biaya Investasi (Juta) - APBD
% Jumlah
- Swasta
- Masyarakat
Biaya O&M (Juta)
- Masyarakat
Rp Rp
Rp Rp
-
-
Rp
Rp
686
-
Rp
-
54
Rp
-
Rp
-
Rp
771
Rp
-
Rp
-
Rp
1,044
Rp
-
Rp
-
930 0%
Rp
0% Rp
930 100%
0%
0% Rp
1, 1,044 100%
0%
0% Rp
771 100%
0%
0% Rp
Rp
100%
0% Rp
54
0%
Rp
-
Rp 34,379
Rp 37 37,085
Rp 40,032
Rp 43 43,242
Rp 46,466
Rp 49,409
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Rp 34 34,379
Rp 37 37,085
Rp 40 40,032
Rp 43 43,242
Rp 46,466
Rp 49 49,409
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Rp Rp
% Jumlah
48
686 100%
0%
% Jumlah
Rp
0%
% Jumlah
- Swasta
Rp
% Jumlah
48 100%
% Jumlah
- APBD
Rp
-
Rp
0%
-
Rp
0%
-
Rp
0%
-
Rp
0%
-
Rp
0%
0%
Rp Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
4,151
Rp
3,353
Rp
5,202
Rp
3,768
Rp
3,788
Rp
3,117
Pola 3R Biaya Investasi (Juta) - APBD
% Jumlah
- Swasta
Biaya O&M (RP)
- Swasta
-
3,353
100% Rp
0% Rp
-
5, 5 ,202
100% Rp
0% Rp
0%
-
3,768
100% Rp
0% Rp
0%
-
3,788
100% Rp
0% Rp
0%
-
3, 3 ,117 0%
Rp
0%
0%
Rp Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
4,592
Rp
5,111
Rp
5,676
Rp
6,290
Rp
6,957
Rp
7,682
100% Rp
4, 4 ,592
100% Rp
0% Rp Rp
% Jumlah
Rp
0%
% Jumlah
- Masyarakat
Rp Rp
% Jumlah
4, 4 ,151
100%
0%
% Jumlah
- APBD
Rp
% Jumlah
- Masyarakat
100%
-
-
Rp
0% Rp
0% Rp Rp
5,111
100%
-
-
Rp
0% Rp
0% Rp
5, 5 ,676
100%
-
Bapeda | Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
-
Rp
0% Rp
0% Rp
6,290
100%
-
-
Rp
0% Rp
0% Rp
6,957
100%
-
0% Rp
0% Rp
-
7, 7 ,682
0%
Rp
Hal A-52
-