KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Final Draft
PEDOMAN PENGELOLAAN TERMINAL DI KABUPATEN/KOTA PESERTA USDRP
AGUSTUS 2010
KATA PENGANTAR
Dalam Dalam rangk rangka a mewuju mewujudka dkan n kemand kemandiri irian an daera daerah h melalu melaluii progra program m Urba rban
Sect Secto or
mengad mengadops opsii
Develo velop pment pendeka pendekatan tan
pemb embangunan
yang yang
peng pengem emba bang ngan an
ekon ekonom omii
terd terdap apat at
dua dua
Refo Re form rm
holistic
berf erfokus
komp kompon onen en
loca locall
yang yang kep kepada
dan dan
kegi kegiat atan an
Proje Project ct
(USD (USDRP RP))
meli meliba batk tkan an pege egentasan
peni pening ngka kata tan n yang yang
tiga iga
strat trateg egii
kemisk iskinan,
pela pelaya yana nan n
meli melipu puti ti
deng dengan an
publ publik, ik,
pemb pembar arua uan n
tata tata
pemeri pemerinta ntahan han dasa dasarr dan dan pengem pengemba banga ngan n kapas kapasita itas s serta serta invest investas asii pemb pemban angu guna nan n
infr infras astr truk uktu turr
perko erkota taa an.
USDR USDRP P
memp mempun unya yaii
tuj tujuan uan
meningkatkan dan memperbaiki pelayanan perkotaan bagi kabupaten dan kota pesertanya serta berupaya untuk mencapai sasaran jangka panjang Pemerinta Pemerintah h Indonesia Indonesia,, yaitu untuk mengemban mengembangkan gkan kota yang mandiri. mandiri. Untu ntuk
itu USDRP DRP
memf memfo okus uska kan n
dir diri
pada pada upay upaya a
pemb pembar arua uan n
tata tata
pemerintah pemerintahan an di daerah, daerah, pengembanga pengembangan n kapasitas kapasitas kelembagaa kelembagaan n dan pembiayaan investasi prioritas pembangunan perkotaan. Salah satu komponen terpenting dari program ini adalah komponen pembiaya pembiayaan an investasi investasi.. Agar Agar pembi pembiaya ayaan an invest investas asii benarbenar-ben benar ar dapat dapat member memberika ikan n hasil hasil yang yang maksim maksimal al dalam dalam rangk rangka a cost cost recove recovery ry serta manfaat yang optimal bagi masyarakat luas, maka perlu dikelola secara bena benar, r, efis efisie ien n dan dan efek efekti tiff oleh oleh peme pemeri rint ntah ah daer daerah ah.. Oleh Oleh kare karena na itu itu Direkt Direktor orat at Jende Jendera rall Cipta Cipta Karya Karya Kement Kementeri erian an Pekerjaan Pekerjaan Umum selaku selaku Penanggu Penanggungja ngjawab wab Proyek Proyek memandang memandang perlu perlu adanya adanya pedoman pedoman umum maupun maupun teknis teknis untuk untuk pengel pengelola olaan an asset asset dari dari pembia pembiayaa yaan n invest investas asii tersebut tersebut diatas. Panduan Panduan ini merupakan salah satu referensi referensi terpenting terpenting bagi bagi daerah daerah kabupa kabupaten ten / kota kota pesert peserta a USDRP USDRP agar agar penge pengelo lola laan an asse assett terutama yang dibangun dalam rangka USDRP dapat dilakukan dengan sebaikbaiknya.
ii
Buku Pedoman pengelolaan asset ini terdiri dari 6 (enam) buku yaitu : 1. Pedoman Umum Pengelolaan Pasar, 2. Pedoman Teknis Pengelolaan Pasar yang terdiri dari :
1)Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Pasar 2)Perusahaan Daerah (Perusda) Pasar 3)Pengelolaan Pasar oleh SKPD Secara Langsung. 3. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengelolaan Pasar, dan 4. Pedoman Pengelolaan Terminal Bis. Sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap USDRP, kami memohon agar setiap pemerintah daerah selaku penanggungjawab / pengelola investasi memahami dan melaksanakan
pedoman ini. Akhirnya, kami menyampaikan terima kasih kepada CPMU-USDRP dan semua pihak
yang telah membantu terselesaikannya
penyusunan pedoman ini, serta kepada Bank Dunia yang telah memberikan petunjuk, pengarahan dan persetujuannya.
Jakarta, September 2010 Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum,
( ........................... NIP . .....................
iii
)
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................... ii DAFTAR TABEL.............................................................................. vi DAFTAR GAM BAR....................................................................... vi i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .............................................................. I -1 1.2. Tujuan .............................................................................I-2 1.3. Manfaat ..........................................................................I-3 1.4. Ruang Lingkup ................................................................I-3 BAB II KAJIAN TEORI TENTANG TERMINAL 2.1. Konsep Dasar Terminal ................................................ I I- 1 2.2. Kategori Terminal ..........................................................II-1 2.3. Fungsi Terminal .............................................................II-3 2.4. Pendapatan Terminal ....................................................II-8 2.5. Organisasi dan Tatalaksana Terminal .......................... II-9 2.6. Manajemen dan Organisasi Terminal ........................ II-12 2.7. Efisiensi dan Optimalisasi Terminal ............................II-15 2.8. Permasalahan Seputar Terminal ................................ I I-20 BAB III ORGANISASI DAN MANAJEMEN TERMINAL 3.1. Organisasi dan Tatakerja ..............................................III-1 1.Ket entua n Umum
III-1
2.Kedudukan, Tugas dan Fungsi 3.Organisasi iv 4.Tatakerja
III-1
III-3 III-7
5.Lain-lain III-8 3.2. Petunjuk teknis pelaksanaan pengelolaan terminal .....III-9 1. Ketentuan Umum ...................................................III-9
2.Maksud dan Tujuan 3.Jenis Terminal
III-10
III-10
4.Terminal Penumpang
III-10
5.Penyelenggaraan Terminal
III-14
6.Jasa Pelayanan Terminal
III-16
7.Pengelolaan Jasa Fasilitas
III-17
8.Pembinaan dan Pengawasan
III-17
3.3. Retribusi Terminal .....................................................III-19 1.Kete ntua n Umum
III-19
2.Obyek dan Subyek Retribusi 3.Golonga n Retribusi
III-21
III-22
4.Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa
III-22
5.Prinsip Dan Sasaran Dalam Penetapan Tarif
III-22
6.Struktur dan Besarnya Tarif
III-23
7.Wilayah Pemungutan
III-23
8.Tataca ra Pemungutan
III-23
9.Masa Retribusi dan Saat Retribusi Terhutang 23 10.Sanksi Administrasi
III-
III-24
11.Tatacara Pembayaran
III-24
12.Tatacara Penagihan
III-24
13.Tata Cara Pengurangan, Keringanan Dan Pembebasan III-26 14.Tata Cara Pembetulan, Pengurangan Ketetapan, Penghapusan Atau Pengurangan Sanksi Administrasi Dan Pembatalan III-27 15.Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran v 28 16.Kadaluarsa
III-28
17.Ketentuan Pidana 18.Penyidikan
III-29
III-29
III-
19.Penutup III-30
BAB IV SKEMA PENGELOLAAN TERMINAL 4.1. Aset Dikelola Langsung Oleh SKPD Terkait ..................IV-1 4.1.1. Struktur Kelembagaan .........................................IV-1 4.1.2. Keunggulan dan Kelemahan .................................IV-2 4.2. Aset Dikelola Langsung Oleh SKPD Menggunakan Pola Badan Layanan Umum (BLU) ...................................................IV-3 4.2.1. Struktur Kelembagaan .........................................IV-3 4.2.2. Keunggulan dan Kelemahan .................................IV-6 BAB V VISI DAN MISI 5.1. Menyusun Misi ...............................................................V-1 5.2. Visi dan Misi ...................................................................V-2 5.3. Strategi Intent .................................................................V-3 5.4. Contoh Visi Misi ............................................................V-4
vi
DAFTAR TABEL Tabel 2.1. : Fungsi Umum Sebuah Terminal ............................. II-17
vii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 : Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengelolaan Terminal ..................................................................................... I I - 4 Gambar 2.2 : Faktor-faktor Yang Menentukan Dalam Pengelolaan Logistik ....................................................................................... II-5 Gambar 2.3 : Diagram Manajemen Mutu Terminal ................... II - 13 Gambar 2.4 : Kajian Organisasi clan Sistem Pengelolaan Terminal .II16 Gambar 4.1 : Struktur Kelembagaan Terminal Yang Dikelola Oleh SKPD............................................................................................ IV-1 Gambar 4.2 : Struktur Kelembagaan Terminal Yang Dikelola BLUD IV3
viii
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Terminal merupakan unit fasilitas untuk pelayanan umum, dalam hal ini pergerakan manusia dan barang dari satu tempat ke tempat lain. Sebagai fasilitas umum, terminal harus dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya. Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya angkutan massal, Dinas Perhubungan dalam hal ini UPTD Terminal selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik, mulai dari penyediaan ruang tunggu yang nyaman, pengaturan tempat pemberangkatan bis sesuai dengan tujuan sampai dengan penertiban bis yang masuk ke terminal. Hal ini dilakukan semata-mata untuk memberikan pelayanan m en era pk an
yang
maksimal
s is tem
bagi
ma na jemen
masyarakat
termin al
ya ng
dan b aik ,
sehin gga nanti nya dapa t dihar apka n memberikan kontribusi yang maksimal terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah) tanpa mengesampingkan pelayanan kepada masyarakat. Sebagai lokasi unit kegiatan transit, dalam terminal akan terjadi kegiatan transaksi jasa perjalanan dan berbagai jasa lainnya. Sebuah terminal dapat dipastikan memilki kegiatan ekonomi dan transaksi dalam berbagai bidang jasa, yang selanjutnya akan mempunyai manfaat ekonomis atau financial baik
secara
langsung
ma upun
tidak
langs ung.
Yang
dimaksud nilai atau hasil financial antara lain adalah : retribusi, penyewaan kios/lahan, jasa reklame, dan lain-lain. I -1 Terminal sebagai
fasilitas
umum
juga
harus
memberikan
layanan fungsi social dalam hal ini pengaturan perjalanan, tempat
istirahat sementara, restorasi, parker, taman, dan lain-lain. Fungsi sosial terminal yang tidak langsung adalah mendukung perkembangan wilayah melalui dukungan fasilitas prasarana transportasi darat untuk aktivitas transit penumpang.
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
Pertambahan jumlah moda transportasi manusia pada suatu daerah yang
sudah tidak tertampung lagi dalam suatu tempat
tertentu (terminal) dan dalam
mengimbangi pertambahan
jumlah pengguna jasa transportasi (penumpang) yang banyak menumpuk pada areal terminal yang ikut mengganggu sirkulasi antara kendaraan yang keluar masuk dari terminal yang mengurangi keamanan
dan kelancaran sistem sirkulasi.
Pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada suatu
daerah serta
pertambahan penduduk dengan pergerakan yang tinggi dari suatu daerah menuju daerah yang lain saling mempengaruhi diantara keduanya.
Mobilitas penduduk yang tinggi dalam
suatu wilayah membutuhkan suatu
sistem transportasi
massal yang dapat mengimbanginya. Agar sebuah terminal benar-benar dapat memberikan manfaat yang masyarakat
optimal baik berupa pelayanan kepada pengguna
memanfaatkan pengguna
terminal
transportasi maupun
maupun
umum
yang
masyarakat
sarana/prasarana/fasilitas yang ada di dalam
terminal, serta dapat
memberikan kontribusi pendapatan
kepada daerah, maka perlu dikelola
dengan sebaik-
baiknya, professional, dan akuntabel. Oleh karena itu, diperlukan suatu pedoman pengelolaan atau manajemen terminal yang memadai.
1.2. Tujuan Tujuan dari penyusunan pedoman pengelolaan terminal ini adalah : 1. Memberikan gambaran secara umum mengenai tata cara pengelolaan terminal yang komprehensif. I -2
2. Menjelaskan pembagian tugas, wewenang, dan tanggungjawab atas pihak-pihak yang aktif mempunyai
kegiatan di terminal. 3. Menjelaskan hak dan kewajiban masing-masing pihak yang berkepentingan dalam suatu terminal.
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
1.3. Manfaat Sesuai dengan tujuan penyusunan pedoman ini, maka man faat yan g diharapkan adalah : 1 . A da ny a
s eb ua h
p ed om an
t at a
c ar a
p en ge lo la an
te rm in al ya ng komprehensif, professional, dan akuntabel. Dengan demikian pengelola terminal dapat menentukan bentuk organisasi, pembagian tugas, wewenang serta tanaggungjawab dari seluruh pihak yang berpartisipasi dalam pengelolaan. 2. Adanya kejelasan pembagian tugas , wewenang, dan tanggungjawab, semua pihak yang mempunyai aktivitas didalam wilayah terminal. Dengan adanya kejelasan ini, maka semua pihak dapat melakukan kegiatannya sesuai dengan porsinya masing-masing secara bertanggungjawab. 3. Adanya kejelasan hak dan kewajiban masing-masing pihak yang aktif berkegiatan dalam terminal, sehingga dapat diketahui
hak
dan
kewajiban
para
stakeholder
dalam
terminal.
1.4. Ruang Lingkup Ruang lingkup penyusunan Pedoman Umum Pengelolaan Terminal ini meliputi : 1.Pendahuluan, 2.Teori tentang terminal, 3.Organisasi dan manajemen terminal, 4.Skema pengelolaan terminal, 5.Visi dan misi. I -3
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
BAB II KAJIAN TEORI TENTANG TERMINAL
2.1. Konsep Dasar Terminal Terdapat beberapa terminologi tentang terminal. Berdasarkan Undang-Undang
No. 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, terminal merupakan jalan
untuk
barang
serta
prasarana transportasi
mengatur
kedatangan
dan
pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan satu wujud simpul jaringan
transportasi. senada dengan UU No 14 Tahun
1992, dalam Peraturan Pemerintah
No. 41 Tahun 1993 Tentang
angkutan jalan umum, terminal adalah sarana
transportasi
untuk keperluan memuat dan menurunkan orang atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan
satu simpul jaringan transportasi.
3. Berdasarakan kedua terminology diatas, terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan
orang
dan
atau
barang
serta
mengatur
kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan
salah satu wujud simpul jaringan transportasi.
Terminal juga dapat disebut
sebagai fasilitas pelayanan untuk
angkutan umum.
2.2. Kategori Terminal Terminal adalah bagian dari infrastruktur transportasi yang merupakan titik lokasi perpindahan penumpang ataupun barang. Pada lokasi itu terjadi
konektivitas antar lokasi tujuan,
antar modal, dan antar berbagai kepentingan II - 1 dalam system Bab 2. Xajian Teori Terminal transportasi dan infrastruktur. Pengelolaan pada berbagai hal
tersebut perlu diperhatikan dan dikembangkan untuk pengembangan
manajemen terminal. Kegiatan pengelolaa,
regulasi (peraturan) dan norma
-
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
norma yang disepakati akan menentukan perkembangan terminal secara terarah ( coach terminal ) - (Gromule, 2007). Terminal dibagi beberapa kategori yang meliputi : 1. Terminal Penumpang untuk keperluan
adalah Prasarana Transportasi jalan
menurunkan dan menaikan penumpang,
perpindahan intra/atau moda kedatangan
transportasi serta mengatur
pemberangkatan
kendaraan
angkutan
penumpang umum; Terminal penumpang dapat dikelompokan atas dasar tingkat penggunaan terminal kedalam tiga tipe
s sebagai berikut : Terminal penumpang tipe A berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar propinsi dan/atau angkutan lintas
batas negara,
angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan
a angkutan pedesaan. Terminal penumpang tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan/atau a angkutan pedesaan. Terminal penumpang tipe C berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan. Unsur penting bagi eksistensi sebuah terminal penumpang adalah adanya
angkutan umum dan penumpang, tanpa
keduanya terminal tidak bermakna
apapun hanya sebatas
sebuah bangunan. Angkutan umum merupakan salah media transportasi yang digunakan bersama-sama
bajaj,
secara
dengan membayar tarif. Angkutan umum
yang biasa beroperasi dalam ojek,
masyarakat
satu
taksi
dan
terminal meliputi : angkot, bis,
metromini.
Penumpang
adalah
masyarakat yang menaiki atau menggunakan jasa angkutan (bus). Jadi
ruang transit penumpang adalah bangunan
Bab 2. Xajian Teori Terminal
II - 2
peneduh terbuka besar yang istirahat
berfungsi sebagai tempat
sementara atau duduk-duduk, menunggu
bus,
menunggu teman, membaca koran serta mengobrol santai yang berada dalam terminal.
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
2.Terminal Barang adalah Prasarana Transportasi jalan untuk keperluan membongkar dan memuat barang serta perpindahan intra/atau moda transportasi angkutan barang;
3.Terminal Peti Kemas adalah terminal dimana dilakukan pengumpulan peti kemas dari hinterland ataupun pelabuhan lainnya
untuk
ataupun
selanjutnya
terminal
peti
diangkut
kemas
ke
yang
tempat
lebih
tujuan
besar
lagi.
Terminal peti kemas yang berkembang dengan pesat dalam beberapa tahun belakangan ini adalah Terminal peti kemas JICT, KOJA di Jakarta, TPS di Surabaya, TPK Semarang, TPK Belawan.
2.3.Fungsi Terminal Pengelolaan terminal yang mampu perkembangan, berkaitan
terkendali
dengan
:
dan
menyesuaikandengan
terarah
perencanaan,
(coach
terminal )
infrastruktur,
system
management dan informasi, lingkungan dan kerjasama serta pengaturan bebagai kepentingan yang aktif dalam kawasan terminal. Berbagai kepentingan yang ada dalam terminal adalah aktivitas transit, kewenangan, sistem pengendalian serta berbagai kepentingan yang mempengaruhi pengelolaan terminal secara
terarah
dan
terkendali
sesuai
dengan
tuntutan
perkembangan di masa depan, dapat diilustrasikan pada Gambar 2-1. Menurut Budi (2005: 182-183) dalam buku pembangunan kota tinjauan regional dan lokasi terminal, fungsi terminal adalah sebagai berikut : II - 3 Bab 2. Xajian Teori Terminal 1.Menyediakan tempat dan kemudahan perpindahan moda
transportasi. 2.Menyediakan sarana untuk simpul lalu lintas.
0.Menyediakan tempat utuk menyiapkan kendaraan.
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
Gambar 2-1 : Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengelolaan Terminal Yang Terarah ( Coach Terminal ) Sistem Pengendalian dan Sistem Informasi Management Untuk Mewujudkan Terminal Yang Terarah dan Terkendali Sumber : Gromule, 2007. Kepentingan usaha Berbagai kegiatan pelaku bisnis dan bentuk terkait dengan kerjasama yang Terminal merupakan simpul dalam sistem jaringan terminal dapat transportasi jalan yang berfungsi pokok sebagai pelayanan dikembangkan. umum yaitu tempat PENGEMBANGAN untuk naik turun penumpang atau TERMINAL SEBAGAI bongkar muat barang untuk pengendalian lalu lintas dan TERMINAL YANG angkutan kendaraan umum, serta sebagai tempat TERATUR Pelayanan pemberhentian intra atau antar moda transportasi. Sesuai Kewenangan public terhadap dengan fungsi tersebut, maka penyelenggaraan terminal sesuai dengan kebutuhan perkembangan. penumpang. berperan menunjang tersedianya jasa transportasi yang
sesuai dengan kebutuhan lalu lintas dan pelayanan Kemungkinan solusi manajerial angkutan aman, cepat, tepat, teratur dan biaya yang dan teknis. terjangkau masyarakat.
Bab 2. Xajian Teori Terminal
II - 4
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
Berbagai fungsi pengelolaan terminal perlu dievaluasi untuk menyusun manajemen (pengelolaan) dan organisasi pengelola terminal di masa yang akan datang. Menurut Gromule (2007) perkembangan fungsi umum terminal harus dilaksanakan, diantisipasi perkembangannya dengan pola sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 2-2.
Gambar 2-2 : Faktor-faktor Yang Menentukan Dalam Pengelolaan Logistik Terminal Lokasi Untuk Transit Penumpang dan Logistik ( Passenger Logistic Hub / PLH ) Lokasi Dukungan Infrastruktu Kerjasama dan Kualitas SDM Yang Pemerintah r Peluang dalam Strategis Pelayanan Pengembanga Logistik n Logistik
Perkembanga n Sistem Informasi Manajemen
T Pang sa pasa r. r
Loka si.
Ø
Pengat ura n oleh Pemerin tah. Ø
Pengatura n pajak dan retribu si.Ø
Sifat teknis infrastru kt ur H Hub. Sifat pemind ah an antar moda transpo rt.
B Sumber : Gromule, 2007 Pemanfaatan
lokasi
o
Kerjasama dengan “hauler” (menari k).
o
Kerjasa ma dengan “public authoritie s”.
P Pengalaman Pendidikan dan
. technolog y Ø
p pelatihan.
Informat
Manajemen Organis asi dan SDM. S Penjaminan mutu layanan.
ion (IT). Ø
Teknologi administr asi.
o
sejalan
dengan
perkembangan
cakupan wilayah (pangsa pasar), factor dukungan pemerintah, infrastruktur yang tersedia serta kerjasama yang terbentuk dalam pengembangan terminal perlu dikelola dengan sumber daya manusia yang ada. Pengelolaan atas faktor tersebut hendaknya Bab 2. Xajian Teori Terminal
juga dipadukan dengan teknologi yang dimiliki.
II - 5
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
Hub dalam pengertian umum adalah tempat atau node
tempat orang
berkumpul dan beraktivitas untuk memulai
bepergian atau dating dari suatu
tempat. Passenger Logistic
Hub (PLH) secara harfiah dapat diidentikan dengan
terminal
tempat orang melakukan transit dengan segala logistic atau sarana pendukungnya. Dalam lokasi ini infrastruktur social dan fisik dikoordinasikan dan diatur pemanfaatannya demi kepentingan semua pihak yang terlibat.
Berdasarkan model
diatas, maka sebuah terminal secara organisasi merupakan kesatuan infrastruktur fisik, sosial, aktivitas pemanfaatan dan pengaturan
interaksi
semua
pihak
melakukan transit / bepergian dan
yang
berkehendak
dating dari atau menuju
suatu tempat. Keberhasilan management organisasi terminal tergantung pada aspek aspek : 1. Lokasi 2. Dukungan pemerintah sebagai otoritas, eksekutif yang mengatur
semua kepentingan stakeholder dan
keperluan pembangunan wilayah. 3. Infrastruktur pelayanan logistic, termasuk dalam hal ini anggaran dana operasional (dalam konteks Negara antara lain APBN/APBD). 4. Kerjasama antara otoritas dengan berbagai pihak, dalam hal ini
kerjasama antara pihak terminal dengan
perusahaan bis, penyewa
lokasi dan reklame serta
pihak lain. 5. Kualitas sumber daya manusia (SDM) terminal. 6. Perkembangan system mekanisme pelaporan,
informasi
manajemen,
perencanaan, dan pertanggungjawaban (akuntabilitas dan disclosure).
Berbagai hal tersebut diatas menjadi faktor yang perlu diperhatikan
untuk
evaluasi
ataupun
manajemen organisasi terminal. Penilaian
mengembangkan yang dilakukan
tentunya harus mengimplementasikan variable-variabel dalam model tersebut pada elemen-elemen peraturan yang menjadi pedoman operasi
terminal. Peraturan yang dimaksud antara
lain adalah Undang-Undang,
Bab 2. Xajian Teori Terminal
II - 6
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
Peraturan
Daerah, Surat (Gubernur,
Keputusan Kepala
Daerah
Walikota/Bupati).
2.4. Fasilitas Terminal Fasilitas terminal dapat dikelompokkan atas fasilitas utama dan fasilitas
pendukung, semakin besar suatu terminal
semakin banyak fasilitas yang bisa
disediakan.
1.Fasilitas Utama Ø
Jalur pemberangkatan kendaraan umum; Jalur pemberangkatan adalah pelataran didalam terminal penumpang yang disediakan untuk angkutan umum untuk menaikkan penumpang.
Ø
Jalur kedatangan kendaraan umum; Jalur kedatangan adalah pelataran didalam terminal penumpang yang
disediakan untuk angkutan umum untuk
menurunkan penumpang. Ø
Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan,
termasuk di alamnya tempat tunggu
dan tempat istirahat kendaraan
umum;
Ø
Bangunan kantor terminal;
Ø
Tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar;
Ø
Menara pengawas;
Ø
Loket penjualan karcis;
Ø
Rambu-rambu dan papan informasi, yang sekurangkurangnya memuat
petunjuk jurusan, tarif dan jadwal
perjalanan; Ø
Pelataran parkir kendaraan pengantar dan/atau taksi.
Bab 2. Xajian Teori Terminal
2.Fasilitas Penunjang Ø
Kamar kecil/toilet
II - 7
Ø
Musholla
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
Ø
Kios/kantin
Ø
Ruang pengobatan
Ø
Ruang informasi dan
pengaduan Ø Wartel Ø
Tempat penitipan barang
Ø
Taman.
2.4. Pendapatan Terminal Sumber pendapatan terminal terdiri dari beberapa sumber pendapatan diantaranya : 1. Retribusi Terminal Retribusi Terminal adalah pelayanan atas penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang bis umum dan mobil barang, tempat kegiatan usaha, fasilitas lainnya di lingkungan terminal yang dimiliki dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah, tidak termasuk pelayanan peron. Retribusi terminal 2. Pelayanan Peron Tiket peron diambil dari tiap penumpang/pengantar yang masuk ke dalam area terminal. Khusus bagi penumpang yang tiba pada suatu terminal tidak dikenakan pembayaran peron. 0. Sewa Loket penjualan tiket dan sewa kios/toko yang ada di lokasi terminal Pada tiap lokasi terminal terdapat bangunan untuk penjualan tiket (loket), khus usn ya untu k kend araan umum lintas propinsi. Pengusaha yang membuka loket penjualan tiket dikenakan biaya sewa loket oleh terminal. Selain bangunan loket, bangunan lain yang juga terdapat dalam terminal adalah bangunan kios/toko tempat berjualan. Toko/kios biasanya diisi oleh para pedagangII makanan maupun -8 Bab 2. Xajian Teori Terminal oleh-oleh dan berbagai barang dagangan yang banyak
dibutuhkan selama orang dalam perjalanan.
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
4. Retribusi Parkir dan Toilet Retribusi parkit dan toilet yang ada dalam terminal, bila dikelola dengan baik,
dapat menjadi sumber pendapatan
yang potensial bagi terminal. Namun
Kondisi toilet di
terminal kotor dan tidak nyaman. Aroma bau yang sangat menyengat hidung menjadi hal yang biasa. Begitu juga dengan
pengelolaan
parkir
yang
tidak
pembukuan pendapatan retribusi parkir
memiliki menyebabkan
banyaknya pendapatan yang bocor.
2.5. Organisasi dan Tatalaksana Organisasi dan tata-laksana kerja merupakan suatu system dan prosedur pada
sebuah
arus komando dan pertanggungjawaban
organisasi.
Sebuah
system
organisasi
setidaknya harus memuat 3 (tiga) hal penting yaitu : (a) Sistem prosedur komando (perintah) dan pelaporan serta tanggungjawab; (b)
Jenjang struktur organisasi dan personil;
dan (c) Sistem tugas pokok dan fungsi.
2.5.1. Sistem Prosedur Perintah dan Pertanggungjawaban. Sistem dan prosedur mencerminkan sumber perintah tata laksana
kerja termasuk koordinasi dan pelaporan
hasil kerja. Dalam system bagaimana
mekanisme
pertanggungjawaban dalam organisasi Bab 2. Xajian Teori Terminal
perintah ini tercermin
diatur.
perintah System
personel
prosedur
merupakan bentuk mekanisme kerja II - 9
yang baku dan diakui / ditaati dan semua
dan
dan
dan
jenjang
akan dilakukan oleh yang
membentuk
organisasi. Mekanisme ini mencakup perencanaan ( planning ), pengorganisasian ( organizing ), pelaksanaan kerja
( actuating ),
dan
pengendalian
termasuk pembinaan dan pengawasan.
( controlling )
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
Organisasi dan Tata laksana kerja yang berkaitan d en ga n
ma na je me n
umumnya
da n
berawal
dari
org an is as i
termina l
kedudukan
pa da
Walikota/Bupati
sebagao kepala daerah otonom, Dinas Perhubungan atau dinas terkait. Sesuai dengan system dan prosedur dala m sebuah organisasi, biasanya Kepala Dinas (dalam hal sebuah organisasi maka kapasitasnya adalah manajer) memiliki kewajiban melakukan : koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi secara vertical dan horizontal dalam
masing-masing
organiasa
maupun
antar
unit
organisasi sesuai dengan tugasnya. Didalam
teori
organisasi,
UPTD
adalah
pelaksana
terdepan. Unit ini melaksanakan apa yang direncanakan dan digariskan oleh
unit
di
atasnya.
Sebagai
contoh
unit
pelaksana produksi adalah pelaksana produksi sesuai jumlah, prosedur dan komposisi yang ditentukan.
2.5.2. Jenjang Struktur Organisasi dan Personel. Dinas adalah unsur pelaksana pemerintah daerah pada
sua tu
bida ng
atau
urusan
tertentu.
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dipimpin
oleh
seorang
kepala
Dina s
biasanya
dinas
yang
bertanggungjawab kepada Walikota/Bupati. Dalam kepala
masing-masing
dinas
memimpin
dinas, dinas
biasanya
seorang
masing-masing
yang
didalamnya terdapat wakil kepala, bagian tata usaha dan beberapa fungsional.
sub
dinas,
Sub-sub
Komunikasi Perencanaan
dan dan
Bab 2. Xajian Teori Terminal
UPTD
dinas
dan
kelompok
jabatan
dalam Dinas Perhubungan,
Informatika Program,
adalah Sub
:
Dinas
Sub
Dinas
Perhubungan II -10
Komunikasi dan Informatika Darat, Sub Dinas Perhubungan K om un ik as i d an
I nf or ma ti ka
L au t,
d an
S ub
Perhubungan Komunikasi dan Informatika Udara.
D in as
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
2.5.3. Sistem Tugas Pokok dan Fungsi. Dalam teori transportasi dan sesuai dengan konsep organisasi,
Dinas
Perhubungan,
Komunikasi
Informatika berada pada fungsi (lalu-lintas)
dan
Management
traffic
management traffic
transportation berarti
dan
(pemindahan).
mengatur
bagaimana
system lalu-lintas pergerakan atau arus moda.dan manusia serta barang antar tempat, antar
moda.
Sedangkan
antar waktu dan
transport
mengatur
pengangkutan atau perpindahan manusia dan barang dengan moda dan
dari serta menuju suatu lokasi.
Secara singkat untuk terminal dan transportasi darat diatur oleh
bagian perhubungan darat yang memiliki
tupoksi mengatur perencanaan
sarana dan prasarana
transportasi, dan juga system transportasi
termasuk
traffic light dan terminal. Tugas pokok organisasi terminal modern terbagi dalam tiga konteks yaitu : 1. Administrasi dan system informasi. Dalam konteks ini terminal dan
arus
terlayani
merancang system distribusi, jadwal transit
secara
moda efisien
transportasi sehingga dan
efektif.
System
administrasi ini juga mencakup system perencanaan, penyusunan kegiatan dan anggaran, pelaporan yang akuntabel. 0. Traffic Enggineering , atau pembentukan system lalu-lintas dan beserta
angkutan dari dan menuju terminal
pengaturannya.
management Bab 2. Xajian Teori Terminal
terminal
Dalam merancang
konteks
ini
bagaimana II - 11
penggunaan fisik, dan
dan
pengembangan infrastruktur
infrastruktur organisasi untuk dapat
memberikan layanan yang
optimal. Dalam hal ini
organisasi mengatur system perparkiran, rambu,
antrian,
traffic light, serta fasilitas umum dan
penunjang.
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
3. Traffic Operation, mencakup bagaimana mengatur transit,
jadwal
perjalanan,
distribusi
jalur
trayek,
manajemen lingkungan terminal dan lalu lintas moda dan penumpang.
2.6. Manajemen dan Organisasi Terminal Menurut
Yong
Puah
Kok
(2007),
agar
proses
manajeme n mampu memberikan layanan yang memuaskan, maka bentuk proses manajemen terminal dan organisasinya dapat dideskripsikan dalam Gambar 3-3. Untuk mengukur / mengevaluasi kemampuan manajemen terminal, mengantisipasi perkembangan dan kebutuhan masa depan digunakanlah indikator-indikator sebagai berikut (TIPS, USAID, 2001). 1. Proses Manajemen Terminal dilihat dari Indikator Manajemen terminal dilihat dari aspek prosesnya berkaitan dengan kegiatan yang hasilnya tidak Nampak, kegiatan “soft activity” ini diukur dengan indikator : 1) Sistem administrasi dan prosedur pengendalian kegiatan terminal. 2) Sistem pengendalian keuangan : perencanaan anggaran – belanja dan pertanggungjawaban kegiatan operasi dan investasi. 3) Manajemen terminal dan manajemen sumber daya manusia yang meliputi rekrutmen, penugasan, dan wewenang. 4) Manajemen sumber daya lainnya yang meliputi : Bab 2. Xajian Teori Terminal
pengendalian dan perawatan infrastruktur, II - 12 peralatan pengaturan lalu-lintas.
Untuk mengukur / mengevaluasi kemampuan manajemen terminal, mengantisipasi perkembangan dan kebutuhan masa depan digunakanlah indikator-indikator sebagai berikut (TIPS, USAID, 2001).
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
Gambar 2-3 :
Diagram Management Mutu Terminal
Organisasi dan Pengelolaan Terminal
Sistem Management Mutu Pengelolaan Terminal
Pemasok (supplier )
Proses Manajemen Pengelolaan Kegiatan Proses Proses Operasi Dukungan Management Pemerintah dan Term Termina inal. l. Pengembangan Term Termin inal al .
Evaluasi dan Pengukuran Kinerja
Pengendalian Pencapaian Kinerja Sumber : Yong Puah Kok, 2007. 2. Proses Manajemen Terminal dilihat dari Indikator Manaje Manajemen men term termina inall diliha dilihatt dari dari aspek aspek proses prosesnya nya berkai berkaitan tan dengan kegiatan yang hasilnya tidak Nampak, kegiatan “soft activity” ini diukur dengan indikat indikator or : 5) Sistem adminis administrasi trasi dan prosedur prosedur pengendalian pengendalian kegiatan kegiatan terminal. 6) Sistem pengendalian pengendalian keuangan keuangan : perencanaan perencanaan anggaran anggaran – belanja dan pertanggungjawaban kegiatan operasi dan investasi. 7) Manajemen Manajemen terminal terminal dan manajem manajemen en sumber sumber daya manusi man usia a yang yan g meliputi meliputi rekrutm rekrutmen, en, penugasan, penugasan, dan wewenang. Bab 2. Xajian Teori Terminal
II - 13
0) Manajemen Manajemen sumber sumber daya daya lainnya lainnya yang meliputi meliputi : pengendalian dan perawatan infrastruktur, peralatan
pengaturan lalu-lintas.
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
3.
F un un gs gs i
t ek ek ni ni s
d an an
p ro ro gr gr a m
m a na n a je je me me n
t er er mi mi na na l
men cer min ka n impleme implementasi ntasi dari dari fungsi sebuah sebuah terminal terminal pada pada kegi kegiat atan an tran transi sit. t. Yang Yang mencaku akup : perencana anaan, pelaksanaan, pengendalian dan monitoring. 1) Sistem layanan dan delivery, delivery, meliputi meliputi pelaksanaan pelaksanaan opera si dalam dala m terminal terminal pada berbagai berbagai bidang. bidang. 2) Sistem Sistem pemanfaatan pemanfaatan dan pengembanga pengembangan n infrastruktur infrastruktur fisik terminal, pemanfaatan keahlian dan keterampilan sumber daya manusia. 3) Sistem penyusunan anggaran dan pelaporan. pelaporan. 4) Sistem Sistem monito monitorin ring g dan evaluasi. evaluasi. 4. Struktur dan Budaya Organisasi. Mencakup organisasi, landasan operasional tugas pada pengelolaan terminal, diukur dengan menggunakan indicatorindikator sebagai berikut : 1)Sistem budaya organisasi dan layanan yang dianut. 2)Visi dan misi 3)Kemampuan dan gaya kepemimpinan. 4)Pendekatan tata kelola ( governance approach ) 5)Koordinasi dan relasi dengan berbagai instansi. 5. Sumber Daya Pengelolaan Terminal. Pengukuran sumber daya lain dimaksudkan untuk mengukur dampak dampak dari dari perkem perkemban bangan gan lingk lingkung ungan an terhad terhadap ap tuntut tuntutan an perk perkem emba bang ngan an masa masa depa depan n
dan dan pel pelayan ayanan an yang ang har harus
disediakan atau tersedia saat ini. 1)Sumber daya manusia. 2)Sumber dana. 3)Sumber daya lainnya. Untu Untuk k pela pelaks ksan anaan aan eval evalua uasi si guna guna mene menent ntuk ukan an bent bentuk uk organisasi organisasi yang layak layak menge mengelol lola a aktivi aktivitas tas termi terminal nal dan sesuai sesuai
Bab 2. Xajian Teori Terminal
II -14
dengan tantangan yang ada maka akan digunakan indicator menurut peraturan dan fungsi umum pengelolaan terminal. Indikator dalam peraturan dipergunakan sebagai acuan agar sesuai
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
dengan perundangan, sedangkan fungsi manajemen terminal dipergunakan sebagai acuan normatif pengelolaan. Untuk melakukan analisis / kajian tentang manajemen terminal, alur kegiatan dapat diilustrasikan pada Gambar 2-4. Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa proses kajian menggunakan
data primer hasil wawancara dan studi
banding, dipadukan dengan proyeksi
kuantitatif atas data
sekunder yaitu data transportasi dan kinerja terminal
secara
umum. Hasil analisis atas dasar data primer dan sekunder ini akan menentukan bentuk organisasi yang layak digunakan.
2.7. Efisiensi dan Optimalisasi Terminal 2.7.1. Pengukuran Manfaat Terminal Kajian efisiensi pelayanan pada terminal dapat digunakan pendekatan
demand
side ,
yaitu
menitikberatkan pencapaian layanan
pendekatan
yang
terminal pada moda
transportasi dan penumpang. Pengukuran dan proyeksi kinerja terminal dapat digunakan berbagai basis
fungsi tujuan pencapaian tujuan, kenyamanan,
murah dan layak. Pengukuran
kemanfaatan terminal dalam
proses perkembangannya, ditinjau dari
perkembangan
lingkungan, perkembangan transportasi dan ekonomi masyarakat. Secara rinci berbagai fungsi umum tersebut dapat dideskripsikan
Bab 2. Xajian Teori Terminal
pada Tabel 2-1.
II - 15
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
Gambar 2-4 : Metodologi Kajian Organisasi dan Sistem Pengelolaan Terminal KONSEP DAN DATA PROSES SINTESIS OUTPUT ATAU DAN KELUARAN Penentuan Pilihan
Perda atau SOTK Dinas Perhubungan
Renstra (RPJM) dan RKPD serta Perda, Provinsi, Kepmen
Organisasi dan Tatalaksana kerja Terminal
Proyeksi kondisi dan beban kerja masa yg akan dating; analisis data sekunder dan hasil wawa nca ra
Fakta dan Harapan Masyarakat
Bab 2. Xajian Teori Terminal
Pengembangan Alternatif Organisasi
Pemilihan Alternatif
Analisis : Potensi SDA, SDM dan Lokasi terminal secara sintesa.
Konsep dan Teori Strategi Passenger Logistic Hub
Proyeksi resiko lingkungan transportasi
Berbagai tindakan yang perlu diprioritaskan ke depan
II - 16
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
Tabel 2-1 : Fungsi Umum Sebuah Terminal FUNGSI FISIK TERMINAL DALAM TRANSPORTASI Kecepatan Layanan dan Langsung 1.Fasilitas parker dan transit penumpang. 2. Perjalanan atau bebas. 3. Membantu para penglajo (commuters ) dalam menghemat waktu transit atau mencapai kerja. 4.Rotasi dan sirkulasi jam kendaraan dan jam perjalanan semakin efisien sehingga selogan : “kapanpun dan kemanapun” terjangkau dan aman.
Kenyamanan Penumpang, Awak serta
FUNGSI TERMINAL LINGKUNGAN, Tingkat Kemurahan
1. 1. Lebih mudah untuk biaya bagicalon perpindahan penumpang. 2. / trayek yang berbeda. BBM dan biaya bagi awak 2. Kenyamanan 3. Efisiensi lokasi untuk istirahat diarahkan pada sementara; kenyamanan restorasi; lokasi. tarif sanitasi. retribusi, 3. Parkir dan pembersihan dikompensasika angkutan dan dalam bentuk istirahat awak kenyamanan angkutan. lokasi. 4. Loop / – pool dan sirkulator taxi angkutan kota. 5. Pelayanan jarak menengah (wilayah tepi kota). 6. Layanan terkait dengan moda dan jasa perjalanan. 7. Kenyamanan
Kelayakan
1.Kelayakan 2.Kelayakan fungsi kedepan dan perkembangan lingkungan. 3. Kelayakan daya tamping moda dan transit penumpang. 4. Kongesti dan moda 5. Kerjasama pemerintah dan pe nyelengga ra; dan perluasan fungsi. 6. Lingkungan sekita r. 7. Daya dukung lahan dan / infrastruktur. 8. Kelayakan dukungan untuk transit apakah meminimalkan kesulitan dan tambahan ongkos.
Sumber : Tridib Banerjee dan Deepak Bahl et. Al (2005). Selain dengan data langsung yang berkaitan dengan terminal, efisiensi
atau kemampuan layanan sebuah terminal
dapat diukur dari beberapa variable Bab 2. Xajian Teori Terminal
antara lain : II -17
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
Bab Bab2. 2.Xajian XajianTeori TeoriTerminal Terminal
IIII IIII- --23 -22 21 19 18
1)Biaya dan waktu transport (cost and timeliness of transport) 2)Demand transport. 3)Compliance cost. 4)Energy cost saving, and 5)City cost transport efficiency. Kelayakan sebuah terminal ditinjau dari aspek manajemen strategic yaitu “key success factors ” antara lain mencakup (Surface Transportation, Anonim,
2004) :
1) Meningkatkan keselamatan dan keamanan system transportasi untuk pengendara kendaraan bermotor ataupun bukan.
2) Meningkatkan aksesabilitas dan pilihan moda dan jurusan. 3) Meningkatkan
dan
melindungi lingkungan,
meningkatkan penghematan BBM, dan meningkatkan kualitas hidup.
4) Meningkatkan konektivitas system transportasi, antar wilayah, antar moda maupun transit manusia dan barang.
5) Mengurangi / memecah kemacetan lalu-lintas dengan memberikan fasilitas lebih baik kepada kendaraan umum.
6) Mendukung kebijakan transportasi, tata guna lahan dan pekembangan wilayah.
7) Mendukung pencapaian / konektivitas ( accessability and connectivity ) area, maupun jaringan transportasi yang sedang / akan dibangun. Pembangunan ataupun system
dan
perkembangan
sebuah
terminal
jaringan transportasi selalu memerlukan
monitoring dan pengkajian yang
sustainable untuk keperluan
pengembangan
ataupun
penyempurnaan
manajemen
Penyempurnaan dan adanya
keperluan
menyesuaikan
dan
/
infrastruktur.
penyesuaian ini diperlukan karena
perkembangan
tuntutan
dan
perkembangan
lingkungan. Menurut Omar Hassan (2001) penyempurnaan sebuah project dimaksudkan agar sesuai / selaras (
match)
dengan anggaran, Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
pencapaian
criteria
berkembang.
Sedangkan
diambil
mencakup
dan :
kondisi
lingkungan
yang
kebijakan-kebijakan yang perlu
penyempurnaan
organisasi
yang
“ramping” dan efisien; peningkatan kemampuan layanan; pencapaian
tujuan secara konsisten di tengah berbagai
perubahan. Berbagai
issue
strategis
pembahasan internasional transportasi
(Anonim,
yang
menjadi
bahan
pada kajian tentang infrastruktur 2002,
Conference
Territorial
Development Policy : The Role of Infrastructures) : D pilihan-pilihan infrastruktur; p hubungan antara wilayah pedesaan dan perkotaan; h pengembangan infrastruktur untuk merangsang factor endogen
wilayah; w
kendala pembangunan dan pengembangan infrastruktur; k peran lembaga swasta dalam infrastruktur system transportasi.
2.7.2. Pengukuran Kinerja Terminal Berdasarkan basis pendekatan manajemen transportasi, Tridib Banerjee faktor
penting
dan Deepak Bahl et. al. (2005) menentukan untuk dikaji
perception ” adalah sebagai berikut :
berdasarkan “ transit
user
1. Penggunaan dan aktivitas yang tertampung saat ini dan
harapan harapannya
di
masa
Harapan ini berkaitan dengan dan
kehidupan
masyarakat
mendatang.
peningkatan kegiatan sehubungan
dengan
penyediaan jasa transportasi. 2. Kenyamanan dan kesan positif. Terminal sebagai unit pusat pengguna
transportasi diukur menurut persepsi ( stakeholder )
pada
aspek
keamanan,
kebersihan dan daya tarik. 3. Kemudahan pencapaian dan keterkaitan (
access and
linkage ) pusat transportasi mampu mengakomodasi
dan menjawab tantangan
permasalahan dalam
sikap, kaidah dasar transportasi (pedoman),
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
permasalahan aksesabilitas, dan peluang serta ancaman di masa
depan.
4. Terminal sebagai pusat pelayanan transportasi harus mampu
mengintegrasikan berbagai aktivitas
masyarakat dan sosialisasi
masyarakat yang ada di
dalam dan sekitar terminal.
2.8.Permasalahan Seputar Terminal Permasalahan yang biasa terjadi di terminal meliputi: 1. Permasalahan Seputar Pengunjung. a. Minimnya kesadaran penumpang terhadap kebersihan dan ketertiban terminal. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya penumpang yang membuang
sampah pada sembarang tempat serta
Bab 2. Xajian Teori Terminal menunggu bus diluar lokasi yang
telahIIditentukan. kondisi -20
ini mengakibatkan kondisi terminal yang kotor
dan
banyaknya angkutan umum yang berhenti bukan pada tempat yang telah ditetapkan. b. Minimnya kesadaran penumpang untuk membayar retribusi (peron) Minimnya kesadaran penumpang untuk membayar retribusi dapat
mengurangi
pendapatan terminal. Sedangkan kebutuhan dana untuk perawatan sarana dan prasarana terminal sangat besar. 2. Permasalahan seputar awak angkutan umum a. Minimnya kesadaran terhadap peraturan dan tata tertib terminal. Banyaknya angkutan umum yang menaikan dan menurunkan
penumpang pada
sembarang tempat diluar tempat pemberhentian
yang
telah ditetapkan, merupakan cerminan rendahnya kesadaran awak angkutan umum akan ketertiban terminal. ditambah lagi dengan
banyaknya kendaraan
umum yang menunggu penumpang di pintu
keluar
terminal yang dapat mengakibatkan antrian kendaraan.
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
b. Banyaknya kendaraan umum yang tidak membayar retribusi terminal. Untuk menghindari pembayaran retribusi, angkutan umum banyak
yang tidak masuk
dalam terminal, hanya melintas di depan terminal. kondisi ini sangat merugikan bagi terminal. 3. Permasalahan seputar pengelolaan terminal a. Lemahnya proses rekrutmen karyawan. Karyawan terminal adalah pegawai pemerintah yang ditetapkan
oleh
Dinas
Perhubungan
Penempatan pegawai pemerintah pada
Daerah. organisasi
pengelolaan terminal tidak melalui proses rekrutmen
berdasarkan
sebuah
kualifikasi orang
kebutuhan
kriteria
dan
berdasarkan jabatan. Tidak adanya
proses rekrutmen dapat
mengakibatkan rendahnya
kualitas SDM pengelola terminal b. Pengelolaan terminal yang tidak profesional pengelolaan terminal yang tidak profesional dapat mengakibatkan: Ketidakjelasan pembagian tugas dan kewenangan antar bagian. Ketidakjelasan standard operation procedure (SOP). Rendahnya standar pelayanan yang diberikan kepada penumpang dan awak angkutan umum Kondisi terminal yang kotor, semrawut dan kumuh. c.
Lemahnya pengawasan terhadap peraturan dan tata tertib terminal Pengawasan terhadap tata tertib terminal mengakibatkan banyaknya
pelanggaran-pelanggaran
baik yang dilakukan oleh awak angkutan
umum
maupun penumpang yang pada akhirnya mengakibatkan
kondisi terminal yang tidak tertib,
d. Manajemen keuangan yang tidak akuntabel dan transparan Manajemen keuangan termnial yang tidak akuntabel dan transparan dalam hal laporan keuangannya. Laporan keuangan tidak dapat diiaudit untuk mengetahui berapa potensi pendapatan yang dapat digali dan Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
dikembangkan. mengakibatkan anggaran
dan
Tidak pengelolaan banyaknya
transparannya keuangan kebocoran-kebocoran
pendapatan. Pendapatan terminal
ditetapkan berdasarkan sebuah
target pendapatan
asli
daerah
(PAD),
mempertimbangkan berdasarkan hasil
yang
potensi
seringkali
pendapatan
tidak terminal
kajian terlebih dahulu. Selian itu
penetapan target PAD dari
pendapatan terminal
tidak mempertimbangkan aspek kebutuhan
terhadap
perawatan fisik sarana dan prasarana dan utilitas terminal. e. Kurang perhatian terhadap pemeliharaan sarana fisik Umur ekonomis bangunan terminal dapat menjadi pendek, apabila
tidak dilakukan pemeliharaan yang
tepat dan berkala. Banyak
bangunan terminal baik
sarana dan prasarana maupun fasiltas terminal
yang
sudah tidak terawat dan layak untuk digunakan. Namun pemeliharaan dan perbaikan terhadap berbagai fasilitas dan prasarana
tersebut sangat minim. Ketiadaan
anggaran dan biaya menjadi alasan pembenaran kondisi tersebut. 4. Permasalahan seputar pengaruh lingkungan ekternal terminal Persoalan yang timbul akibat berbagai kepentingan dari lingkungan ekternal
terminal adalah sebagai berikut:
a. Premanisme Premanisme dilingkungan terminal menjadi sesuatu yang melekat.
Dimana ada sebuah terminal disitu
tumbuh dan berkembangnya preman
yang
beroperasi
di
premanisme. Maraknya lingkungan
terminal
mengancam keamanan dan kenyamanan penumpang. Berbagai
tindak
kejahatan
seperti:
pencopetan/pencurian dan tawuran
penodongan, antar kelompok
menjadi suatu tindak kejahatan yang sering ditemui di lokasi terminal. Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
b. Pencaloan tiket. Masalah pencaloan menjadi persoalan klasik yang tak berujung tuntas sampai saat ini. Lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh pengelola terminal memberikan ruang bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan pencaloan. Kegiatan pencaloan biasanya akan marak pada moment tertentu
seperti;
saat-saat
menjelang
hari
raya,
dimana pada masyarakat Indonesia terdapat budaya pulang kampung. Kegiatan pencalo an hadir seiring dengan berdirinya terminal. Untuk mengantisipasi dan meminimalisasi aktivitas pencaloan, perlu dilakukan sebuah pengawasan yang ketat disertai sebuah sanksi hukum yang keras terhadap aktivitas pencaloan yang dapat merugikan masyarakat.
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
BAB III ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN TERMINAL
3.1. ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PENGELOLA TERMINAL 1. KETENTUAN UMUM Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan : a. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota/Kabupaten .......
b. Walikota/Bupati adalah Walikota/Bupati
.......
c. Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan Kota/Kabupaten .......
d. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perhubungan Kota/Kabupaten .......
e. Unit Pengelola Terminal adalah Unit Pengelola Terminal Kota/Kabupaten f. Kepala adalah Kepala Unit Pengelola Terminal Kota/Kabupaten .......
g . T e r m i n a l a d a l a h T e r m in a l a ng k u t a n p e n u m p a n g umum di Kota/Kabupaten h. Kas Daerah adalah Kas daerah Kota/Kabupaten i. Jabatan
Fungsional
adalah
.......
kedudukan
yang
menunjuk kan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hal seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. 2.Wanajemen KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI Bab 3. Organisasi dan Terminal
III- 1
2.1. Unit Pengelola Terminal adalah Unit Pelaksana Teknis Bab 3. Organisasi dan Wanajemen Terminal
III - 2
Operasional Dinas Perhubungan dibidang pengelolaan Terminal. 2.2. Unit Pengelola Terminal dipimpin oleh seorang Kepala yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
2.3. Unit Pengelola Terminal mempunyai tugas pe ng el ol aa n da n pemeliharaan terminal. 2.4. Untuk melaksanakan tugas pengelolaan dan pemeliharaan terminal, Unit Pengelola Terminal mempunyai fungsi : 1) Penyusunan
dan
pelaksanaan
rencana
dan
pr og ra m ke rj a pengelolaan terminal, penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, member ika n bim bin gan dan
pembinaan
terhadap
kegiatan
pengelolaan
terminal; 2) Pengendalian, pengawasan dan pengaturan system sirkulasi lalu lintas kendaraan dan penumpang umum serta kegiatan lain di terminal; 3) Penyiapan bahan penyusunan rencana kebutuhan bangunan dan fasilitas terminal; 4) Pelaksanaan pemeliharaan taman, kebersihan dan bangunan fisik terminal; 5) Pelaksanaan
pemungutan
retribusi
Daerah
dan
pendapatan lainnya yang sah, yang berkaitan dengan pengelolaan bangunan pelayanan umum terminal untuk disetor ke Kas Daerah; 6) Pelaksanaa n
ketertiba n
dan
keamana n
kendaraan yang mangkal/parkir dalam terminal dan lingkungan terminal secara keseluruhan;
7) Pelaksanaan koordinasi dan pengaturan pelaksanaan tugas dari instansi lain yang diperbantukan di terminal; 8) Pelaksanaan koordinasi yang meliputi segala usaha dan
kegiatan
keserasian
guna
gerak
mewujudkan yang
kesatuan
berhubungan
dan
dengan
peningkatan pelayanan masyarakat di terminal; 9) Pengawasan segala usaha dan kegiatan untuk melaksanakan pengamanan teknis atas pelaksanaan tugasnya;
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
10)Pengelolaan urusan ketatausahaanUnit Pengelola Terminal; 11)Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
3. ORGANISASI 3.1. Susunan Organisasi
Struktur organisasi Unit Pengelola Terminal dapat digambarkan sebagai berikut :
1) Susunan Organisasi Unit Pengelola Terminal terdiri dari :
a.Kepala;
Bab 3. Organisasi dan Wanajeme n Terminal
III - 3
b.Petugas Administrasi; 0.Petugas Pengendalian dan Operasional;
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
d.Petugas Pendapatan dan Retribusi; e.Petugas Keamanan dan Ketertiban; f.Kelompok Jabatan Fungsional. 2) Petugas Administrasi, Petugas Pengendalian dan Operasional,
Petugas Pendapatan dan Retribusi;
Petugas Keamanan dan Jabatan
Fungsional,
Ketertiban serta Kelompok berada
dibawah
dan
bertanggungjawab kepada Kepala.
3) Bagian Organisasi, Nama dan Wilayah Kerja Unit Pengelola Terminal, merupakan bagian yang tidak terpisahkan.
3.2. Kepala Kepala mempunyai tugas memimpin, membina, dan mengendalikan
serta mengkoordinasikan tugas dan
fungsi sebagaimana tersebut
diatas.
3.3. Petugas Administrasi Petugas Administrasi mempunyai tugas :
a. Menyusun rencana dan program kerja Unit Pengelola Terminal; b. Melaksanakan pengelolaan urusan surat-menyurat, ekspedisi,
kearsipan, penggandaan, pengagendaan,
kehumasan, dokumentasi dan pelaporan;
c. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi penyusunan pembukuan dan
anggaran,
laporan
pertanggungjawaban keuangan berpedoman pada system informasi manajemen pelaporan sesuai dengan peraturan perundang undangan yang
berlaku;
Bab 3. Organisasi dan Wanajemen Terminal
III - 4
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
d. Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian yang
meliputi
pendataan,
penyiapan
bahan
administrasi dan kesejahteraan pegawai; e. Penyiapan bahan penyusunan naskah dan peraturan pelaksanaan
serta
menghimpun
perundang-undangan
dibidang
peraturan pengelolaan
Terminal; f. Melaksanakan inventarisasi dan pemeliharaan barang-barang inventaris; g. Melaksanakan pengelolaan
urusan
rumah
tangga dan perlengkapan; h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala. 3.4. Petugas Pengendalian dan Operasional Petugas Pengendalian dan Operasional mempunyai tugas : a. Melaksanakan penataan pelataran terminal menurut rute atau jurusan, fasilitas penumpang dan fasilitas penunjang terminal serta arus lalu lintas di daerah pengawasan terminal; b. Melaksanakan penyajian daftar rute perjalanan dan tariff angkutan; c. Melaksanakan penyusunan jadwal perjalanan berdasarkan kartu pengawasan; d. Melaksanakan pengaturan tempat tunggu dan arus kendaraan umum didalam terminal; e. Melaksanakan pemeriksaan kartu pengawasan, jadwal perjalanan, kelaikan jalan dan penyidikan pelanggaran; f. Melaksanakan pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan menurut jadwal yang Bab 3. Organisasi dan Wanajemen Terminal
III - 5
telah ditetapkan; g. Melaksanakan pemberitahuan tentang pemberangkatan dan kedatangan kendaraan umum pada penumpang;
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
h. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian tariff angkutan; i.
j.
Melaksanakan pencatatan dan pelaporan pelanggaran;
Melaksanakan pencatatan jumlah kendaraan dan penumpang yang datang dan berangkat di terminal;
k. Melaksanakan pengawasan pelayanan jasa pengusaha angkutan dan pemanfaatan fasilitas terminal; l.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala.
3.5. Petugas Pendapatan dan Retribusi Petugas Pendapatan dan Retribusi mempunyai tugas : a. Melaksanakan pemungutan retribusi dan pendapatan lain yang sah di terminal sesuai dengan ketentuan yang berlaku; b. Melaksanakan terminal
administrasi
dan
pungutan
pendapatan
retribusi
lainnya
serta
menyetorkannya kepada Kas Daerah paling lama 24 jam; c. Melaksanakan administrasi penggunaan kupon/tanda retribusi terminal; d. Melaksanakan pemeriksaan secara berkala jumlah kendaraan yang masuk terminal dan jumlah pungutan retribusi; e. Melaksanakan penyusunan laporan pelaksanaan pungutan retribusi dan pendapatan lain secara periodic; f.
Melaksanakan penagihan piutang retribusi terminal dan piutang pendapatan lainnya;
Bab 3. Organisasi dan Wanajemen Terminal
III - 6
g. Membukukan hasil pendapatan retribusi terminal dan pendapatan lainnya; h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala. 3.6. Petugas Keamanan dan Ketertiban
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
Petugas Keamanan dan Ketertiban mempunyai tugas : a. Melaksanakan penjagaan, pengawasan dan pembinaan untuk
terjaminnya keamanan dan
ketertiban terminal; b. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait
dalam rangka pemeliharaan
keamanan dan ketertiban terminal; c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala. 3.7. Kelompok Jabatan Fungsional a. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan
tugas sesuai jabatan fungsional
masing-masing berdasarkan
peraturan perundang-
undangan yang berlaku. b. Kelompok
Jabatan
sejumlah tenaga berbagai
Fungsional,
terdiri
dari
fungsional yang terbagi dalam
kelompok
sesuai
dengan
bidang
keahliannya. c. Jumlah Jabatan Fungsional, ditentukan berdasarkan kebutuhan beban kerja. d. Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang
berlaku. 4. TATA KERJA 4.1. Kepala, dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan kebijakan yang 4.2.
Dalam
ditetapkan oleh Kepala Dinas.
melaksanakan tugasnya Kepala,
Administrasi, Petugas Petugas
Pendapatan
Petugas
Pengendalian dan Operasional, dan
Retribusi,
Bab 3. Organisasi dan Wanajemen Terminal
dan
Petugas III - 7
Keamanan dan Ketertiban, serta Pejabat Fungsional wajib menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi secara
vertical maupun horizontal baik ke
dalam maupun antar satuan
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
organisasi dalam lingkungan DInas Perhubungan serta instansi lain sesuai dengan tugas pokoknya masingmasing. 4.3.
(1)
Pimpinan
memimpin, bimbingan
satuan
organisasi
men gk oordina sik an serta
bertanggungjawab da n
memb erika n
petunjukpetunjuk bagi pelaksanaan
tugasnya. 2) Setiap
pegawai
di
Pengelola
Terminal
wajib
mematuhi
lingkungan mengikuti
petunjuk-petunjuk
bertanggungjawab
kepada
atasan
Unit dan dan serta
menyampaikan laporan terpat pada waktunya. 3)Setiap laporan dari bawahan yang diterima oleh pimpinan wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut da n
d ija dik an
ba ha n
u nt uk
memb erik an
petunjuk kepada bawahan.
5. LAIN-LAIN Hal-hal lain yang belum diatur dalam pedoman ini, akan diatur kemudian.
Bab 3. Organisasi dan Wanajemen Terminal
III - 8
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
3.2. PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGELOLAAN TERMINAL
Kabupaten/Kota
;
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota ati/Walikota
;
;
penyelenggara / Instansi Pemerintah Daerah atau
Dinas yang bertanggung jawab dalam penyelen
Kabupaten/Kota
erintah rsifat g tidak i dari an teknis
;
Daerah atau Dinas yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan
Pengelolaan
sementara ; bersifat sementara pada sebagian badan jalan dan fasilitas parkir kendaraan
diluar bada
kendaraan bermotor atau kendaraan tidak bermotor; yang berada pada kendaraan itu;
anpa
rumah-rumah, baik dengan atau tanpa kereta samping;
kapi
sebanyak-banyaknya 8 (delapan) tempat duduk, tidak termasuk tempat
duduk penge
Bab 3. Organisasi dan Wanajemen Terminal
III - 9
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
12. Mobil
Bus
adalah
setiap
dilengkapi lebih dari 8
kendaraan
bermotor
yang
(delapan) tempat duduk, tidak
termasuk tempat duduk pengemudi, baik
dengan maupun
tanpa perlengkapan bagasi; 13. Mobil Barang adalah kendaraan bermotor selain sepeda motor, mobil penumpang, mobil bus dan kendaraan khusus;
2. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan pelaksanaan penyelenggaraan pengelolaan terminal
adalah
diutamakan
dalam
rangka
kelancaran mobilitas orang dan barang
menunjang
serta menjamin
keterpaduan intra dan antar moda transportasi, baru kemudian sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah.
3. JENIS TERMINAL 1) Penyelenggaraan dan pengelolaan terminal dikelompokan kedalam dua jenis
yaitu terminal penumpang dan terminal
barang. 2) Terminal
penumpang
adalah
merupakan
prasarana
transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikan penumpang, perpindahan antar intra
dan/atau antar moda
transportasi
kedaangan
serta
mengatur
dan
keberangkatan kendaraan penumpang umum. 3) Terminal
barang
adalah
transportasi jalan untuk
merupakan
keperluan membongkar dan
memuat barang serta perpindahan intra moda transportasi. Bab 3. Organisasi dan Wanajemen Terminal
4. TERMINAL PENUMPANG
prasarana
III - 10
dan/atau antar
4.1.
Tipe Terminal
1) Terminal Penumpang terdiri dari , Terminal Penumpang Tipe A, Terminal
Penumpang Tipe B, dan Terminal
Penumpang Tipe C.
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
2) Terminal Penumpang Tipe A, berfungsi melayani kendaraan umum untuk
angkutan antar Kota antar Propinsi , angkutan
antar Kota dalam Propinsi dan
angkutan Kota.
3) Terminal penumpang tipe B, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar Kota dalam Propinsi, angkutan Kota. 4) Terminal penumpang tipe C, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan Kota.
4.2. Fasilitas Terminal 1) Fasilitas terminal penumpang terdiri dari fasilitas utama dan fasilitas penunjang. 2) Fasilitas utama terdiri dari : a. Jalur pemberangkatan kendaraan umum; b. Jalur kedatangan kendaraan umum; c. Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan,
termasuk di dalamnya tempat tunggu
dan tempat istirahat kendaraan
umum;
d. Bangunan kantor terminal; e. Tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar; f. Menara pengawas; g. Loket penjualan karcis; h. Rambu-rambu dan papan informasi, yang sekurangkurangnya memuat
petunjuk jurusan, tarif dan jadwal
perjalanan. 3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf c,f,g, dan h tidak berlaku untuk terminal penumpang Tipe C. 4) Fasilitas penunjang sebagaimana dimaksud tersebut diatas dapat berupa : a.Kamar kecil/toilet Bab 3. Organisasi dan Wanajemen Terminal
III- 11
b.Musholla; b.Musholla; c.Kios/kantin; c.Kios/kantin;
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
d.Ruang pengobatan; e.Ruang informasi dan pengaduan; f.Telefon umum/wartel; g.Tempat penitipan barang; h.Taman. 5) Fasilitas terminal penumpang sebagaimana dimaksud diatas, dilengkapi dengan fasilitas bagi penumpang penderita cacat sesuai dengan kebutuhan.
4.3. Daerah Kewenangan dan Lingkungan 1) Daerah kewenangan terminal penumpang terdiri dari :
a. Daerah lingkungan lingkungan kerja terminal terminal merupakan merupakan daerah daerah yang yang diperuntukan diperuntukan untuk fasilitas utama dan fasilitas penunjang terminal. b. Daer Daerah ah peng pengaw awas asan an term termin inal al meru merupa pakan kan daer daerah ah di luar daerah lingkungan kerja terminal yang diawasi oleh petu petugas gas term termin inal al untu untuk k kela kelanc ncar aran an arus arus lalu lalu lint lintas as di sekitar terminal. 2) Daerah lingkungan kerja terminal, harus memiliki batas-batas
yang jelasdan diberi hak atas tanah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3) Daerah pengawasan terminal sebagaimana disebutkan pada
huruf b Pasal ini, mencakup radius 100 (seratus) meter.
4.4. Lokasi dan Pembangunan Terminal 1) Penentuan Penentuan lokasi lokasi terminal terminal penumpang penumpang dilakukan dilakukan dengan memperhatikan memperhat ikan rencana rencana kebutuhan lokasi simpul simpul yang merupakan merupakan bagian dari dari rencana rencana umum jaringan jaringa n transportasi transpor tasi jalan. Bab 3. Organisasi dan Wanajemen Terminal
III - 12
2) Lokasi termina terminall penumpang penumpang Tipe Tipe A , B, dan dan C ditetapkan ditetapkan dengan dengan memperhatikan memperhatik an : a. Rencana Umum Tata Ruang;
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
b.Kepadatan lalu lintasdan kapasitasjalan sekitar Terminal; c.Keterpaduan moda transportasi baik intra maupun antar moda; d.Kondis topografi lokasi Terminal; e.Kelestarian lingkungan . 3) Penetapan lokasi terminal penumpang tipe A selain harus
memperhatikan ketentuan sebagaimana tersebut diatas, harus memenuhi persyaratan : a. Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi, antar kota dalam propinsi; b. Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurangkurangnya kelas III A; c. Luas lahan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) ha; d. Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal dengan jarak sekurang-kurangnya 200 (duaratus) M. 4) Penetapan lokasi Terminal Penumpang Tipe B selain harus
memperhatikan ketentuan sebagaimana yang tersebut diatas, harus memenuhi persyaratan : a. Terletak dalam jaringan trayek antar kota dalam propinsi; b. Terletak di jalan arteri atau kolektor dengan kelas jalan sekurangkurangnya kelas III B; c. Luas jalan sekurang-kurangnya 3 (tiga) ha; d. Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal dengan jarak sekurang-kurangnya 50 (limapuluh) meter. 5) Penetapan lokasi terminal penumpang Tipe C selain harus
memperhatikan ketentuan sebagaimana yang tersebut diatas, harus memenuhi persyaratan : a. Terletak di dalam kota dan dalam jaringan trayek Bab 3. Organisasi dan Wanajemen Terminal
III - 13
perkotaan ; b. Terletak di jalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi kelasIII A; c. Tersedia lahan sesuai dengan permintaan angkutan ; d. Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal sesuai dengan kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal.
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
5. PENYELENGGARAAN TERMINAL 5.1. Penyelenggaraan 1) Penyelenggaraan terminal penumpang dilaksanakan oleh Dinas; 2) Penyelenggaraan terminal dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari : a. Pembangunan telah selesai dilaksanakan sesuai dengan rancang bangun yang telah disahkan; b. Tersedia unit pelaksana terminal yang ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; 3) Persetujuan, hanya dapat diberikan apabila: a. Pembangunan telah selesai dilaksanakan sesuai dengan rancang bangun yang telah disahkan; b. Tersedia unit pelaksana terminal yang ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4) Penyelenggaraan terminal penumpang meliputi kegiatan pengelolaan, pemeliharaan, penertiban, dan pelayanan jasa.
5.2. Pengelolaan 1) Pengelolaan terminal penumpang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan operasional terminal. 2) Kegiatan perencanaan operasional terminal antara lain : a.Penataan pelataran terminal menurut rute atau jurusan ; b.Penataan fasilitaspenumpang ; c.Penataan arus lalu lintas pengawasan terminal ; d.Penyajian daftar rute perjalanan dan tarif angkutan ; e.Penyusunan jadwal perjalanan berdasarkan Bab 3. Organisasi dan Wanajemen Terminal III - 14 kartu pengawasan; f.Pengaturan jadwal petugas di terminal;
0.Evaluasi sistem pengoperasian terminal.
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
3) Kegiatan pelaksanaan operasional terminal meliputi:
a. Pengaturan tempat tunggu dan arus kendaraan umum di terminal; b. Pemeriksaan kartu pengawasan dan jadwal perjalanan; c. Pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan menurut jadwal yang telah ditetapkan; d. Pemberitahuan tentang pemberangkatan dan kedatangan kendaraan umum kepada penumpang; e. Pengaturan arus lalu lintas di daerah pengawasan terminal; f. Pencatatan dan pelaporan pelanggaran; g. Pencatatan jumlah pelanggaran. 4) Kegiatan pengawasan operasional terminal meliputi
pengawasan terhadap : a.Tarif angkutan; b.Kelaikan jalan kendaraan yang dioperasikan; c.Kapasitas muatan yang diijinkan; d.Pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa angkutan.
5.3. Pemeliharaan 1) Terminal penumpang harus dipelihara untuk menjamin agar terminal dapat berfungsi sesuai dengan fungsi pokoknya. 2) Pemeliharaan terminal meliputi kegiatan : a. Menjaga keutuhan dan kebersihan bangunan terminal ; b. Menjaga keutuhan dan kebersihan pelataran terminal serta perawatan rambu, marka dan papan informasi; c. Merawat saluran-saluran air; d. Merawat instalasi listrik dan lampu penerangan; Bab 3. Organisasi dan Wanajemen Terminal III - 15 e. Merawat alat komunikasi;
0. Merawat sistem hydrant dan alat pemadam kebakaran.
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
5.4. Penertiban Penertiban terminal dilakukan terhadap kegiatan yang dapat mengganggu fungsi pokok terminal.
6. JASA PELAYANAN TERMINAL 1) Pelayanan jasa meliputi kegiatan penataan fasilitas penunjang terminal dan pungutan retribusi jasa terminal. 2) Penyelenggara terminal penumpang dapat memungut biaya retribusi atas jasa pelayanan terminal. 3) Setiap kendaraan angkutan penumpang umum yang memasuki terminal dan menggunakan fasilitas utama terminal wajib membayar retribusi jasa pelayanan terminal. 4) Pungutan jasa pelayanan terminal terdiri dari : a. Jasa penggunaan tempat parkir kendaraan untuk menaikan dan menurunkan penumpang; b. Jasa penggunaan tempat parkir kendaraan angkutan serlama menunggu keberangkatan; c. Jasa penggunaan fasilitas parkir kendaraan, selain kendaraan angkutan umum penumpang; d. Jasa penggunaan fasilitas penunjang terminal kamar kecil/toilet, kios/kantin, dan telepon umum/wartel serta pemasangan reklame berupa iklan, spanduk atau beliho; e. Jasa penggunaan ruang tunggu bagi calon penumpang, pengantar dan penjemput. 5) Pengelolaan jasa penggunaan fasilitas penunjang te rm in al da pa t dilaksanakan oleh Pemerintah, badan Hukum atau Perorangan. Bab 3. Organisasi dan Wanajemen Terminal
III - 16
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
6) Pengelolaan jasa penggunaan fasilitas penunjang terminal yang dilakukan oleh Badan Hukum dan perorangan dapat dilaksanakan dengan sistem sewa dan/atau kontrak dalam jangka waktu tertentu dengan Dinas.
7. PENGELOLAAN JASA FASILITAS 1) Permohonan izin pengelolaan jasa fasilitas penunjang disampaikan kepada Kepala Dinas dengan melengkapi persyaratan sebagai berikut : a.Photo Copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) b.Photo Copy Akte Pendirian Perusahaan c.Photo Copy KTP; d.Keterangan Jenis usaha yang akan dilaksanakan 2) Pemohon yang telah memenuhi syarat dalam jangka waktu selambatlambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal permohonan berkas diterima dengan lengkap, Dinas akan menyampaikan jawaban untuk memberikan atau menolak permohonan. 3) Pemohon yang telah memperoleh ijin pengelolaan jasa fasilitas penunjang terminal berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang. 4) Permohonan perpanjangan ijin ini dapat dilakukan 1 (satu) bulan sebelum berakhirnya masa berlaku ijin dan apabila dalam waktu 1 (satu) bulan setelah berakhirnya masa berlaku, pemegang kartu tidak melaksanakan permohonan perpanjangan maka ijin tersebut dianggap berakhir. 8.
PEMBINAAN DAN PENGAWASA N
Bab 3. Organisasi dan Wanajemen Terminal
III - 17
1) Dinas melaksanakan pembinaan dan pengawasan teknis atas penyelenggaraan pengelolaan
terminal. 2) Pembinaan teknis terminal meliputi : a. Penentuan persyaratan teknis dan rancang bangun terminal;
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
b. Penentuan petunjuk teknis yang mencakup penetapan pedoman, prosedur, dan tata cara penyelenggaraan terminal; c. Pemberian bimbingan teknis dalam rangka peningkatan kemampuan dan keterampilan teknis penyelenggara terminal; 3) Pengawasan teknis terminal meliputi : a. Kegiatan pemantauan dan penilaian atas penyelenggaraan operasional terminal; b. Kegiatan pemberian saran teknis dalam penyelenggaraan operasional terminal.
Bab 3. Organisasi dan Wanajemen Terminal
III - 18
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
3.3. RETRIBUSI TERMINAL
1. KETENTUAN UMUM Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Wilayah Kota/Kabupaten
;
b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota/Kabupaten ; c. Kepala Daerah adalah Walikota/Bupati
;
d. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang Retribusi sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku; e. Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi termasuk pemungut atau pemotong Retribusi tertentu; f . Pend afta ra n kegiatan
da n
p enda taa n
untuk
penatausahaan
a da la h
memperoleh
yang
dilakukan
sera ng ka ia n
data/informasi oleh petugas
serta retribusi
dengan cara penyampaian STRD kepada Wajib Retribusi untuk diisi secara lengkap dan benar; g. Nomor Pokok Wajib Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat NPWRD adalah Nomor Wajib Retribusi yang didaftar dan menjadi identitas bagi setiap Wajib Retribusi; h. Retribusi
Terminal
yang
selanjutnya
disebut
retribusi
adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa pelayanan
yang
diberikan
lingkungan terminal;
Bab 3. Organisasi dan Wanajemen Terminal
0. Terminal
adalah
prasarana
kepada
umum
didalam
III - 19
transportasi
jalan
untuk
keperluan memuat dan menurunkan orang dan/atau barang serta
mengatur
kedatangan
dan
pemberangkatan
kendaraan umum yang merupakaan salah satu wujud simpul jaringan transportasi;
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
j. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas atau pemanfaatan lainnya yang
dapat dinikmati oleh orang
pribadi atau badan; k. Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah, yang dapat disingkat SPRTD
adalah surat yang digunakan oleh
Wajib Retribusi untuk melaporkan pembayaran
yang
terutang
perhitungan dan
menurut
Peraturan
Retribusi; l. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang dapat disingkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya retribusi yang terutang; m. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang dapat disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda; n. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang dapat disingkat SSRD adalah surat
yang digunakan oleh Wajib Retribusi
untuk melakukan pembayaran atau yang
terutang
ke
Kas
penyetoran retribusi
daerah
atau
ketempat
pembayaran lain yang ditetapkan oleh Kepala Daerah; o. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang dapat disingkat
SKRDLB adalah surat keputusan yang
menentukan jumlah kelebihan
pembayaran retribusi
karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada
retribusi
yang terutang dan atau tidak seharusnya terutang; p. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang
selanjutnya disingkat SKRDKBT adalah
surat keputusan yang menentukan
tambahan atas jumlah
Retribusi Daerah yang telah ditetapkan; Bab 3. Organisasi dan JWanajemen Terminal
III - 20
q. Perhitungan Retribusi Daerah adalah Perincian besarnya Retribusi yang harus dibayar oleh Wajib Retribusi baik pokok
Retribusi, bunga,
kekurangan pembayaran
Retribusi, kelebihan pembayaran Retribusi maupun sanksi administrasi;
pembayaran
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
r. Pembayaran
Retribusi
kewajiban yang harus
Daerah
adalah
besarnya
dipenuhi oleh wajib retribusi sesuai
SKRD dan STRD ke Kas Daerah atau
tempat lain yang
ditunjuk dengan batas waktu yang ditentukan; s. Utang Retribusi Daerah adalah sisa utang Retribusi atas nama wajib retribusi yang tercantum pada STRD, SKRDKB atau SKRDKBT yang belum
daluwarsa dan retribusi
lainnya yang masih terutang; t. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan
Terbatas, Perseroan Komanditer,
Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik dengan
nama
dan
bentuk
Negara atau Daerah
apapun,
persekutuan,
perkumpulan, firma, kongsi, koperasi atau organisasi yang sejenis,
lembaga, dana pension, bentuk usaha
tetap serta bentuk badan usaha
lainnya.
2. OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI 1. Retribusi Terminal dipungut atas jasa pelayanan kepada umum di dalam lingkungan terminal. 2. Obyek Retribusi adalah jasa pelayanan dan penggunaan fasilitas yang disediakan di lingkungan terminal. 3. Jasa pelayanan dan penggunaan fasilitas sebagaimana dimaksud diatas
meliputi :
a. Tempat parkir untuk kendaraan penumpang umum dan bis umum : 1)Bus cepat; 2)Bus lambat; 3)Bus Kota; 4)Bus menginap; Bab 3. Organisasi dan Wanajemen Terminal
III - 21
5)Non bus antar kota; 6)Non bus dalam kota;
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
b.Sewa kios / lahan per m2 (meter persegi) per bulan; c.Fasilitas lainnya : 1)Jasa pelayanan penumpang angkutan umum; 2)Jasa pelayanan kamar kecil / toilet. 4. Subyek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan / menikmati jasa pelayanan / fasilitas didalam terminal.
3. GOLONGAN RETRIBUSI Retribusi Terminal digolongkan sebagai Retribusi Jasa Usaha.
4. CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan frekuensi, luas dan jangka waktu pemakaian frekuensi terminal.
5. PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIP Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tariff retribusi didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan
yang
layak
sebagai
pengganti
biaya
penyelenggaraan, biaya kebersihan dan biaya administrasi.
6. STRUKTUR DAN BESARNYA TARIP Struktur besarnya tarip retribu untuk setiap jenis jasa pelayanan di dalam terminal ditetapkan sebesar : Bab 3. Organisasi dan Wanajemen Terminal
III - 22
a. Tempat parkir untuk kendaraan penumpang umum dan bis umum :
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
1)Bus cepat
Rp.
2)Bus lambat
Rp.
3)Bus kota
Rp.
4)Bus menginap Rp. 5)Non bus antar kota Rp. 6)Non bus dalam kota Rp. b.Sewa kios / lahan per M2 per bulan
Rp.
c.Fasilitas lainnya : 1) Jasa pelayanan penumpang angkutan umum 2) Jasa pelayanan kamar kecil / toilet
Rp.
Rp.
7. WILAYAH PEMUNGUTAN Retribusi dipungut di Wilayah Daerah.
8. TATA CARA PEMUNGUTAN
1. Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan. 2. Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
9. MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG
1. Masa Retribusi adalah jangka waktu tertentu yang merupakan batas
waktu bagi Wajib Retribusi untuk
memanfaatkan jasa dari Pemerintah
Daerah.
2. Retribusi terutang dalam masa retribusi terjadi pada saat ditetapkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
Bab 3. Organisasi dan Wanajemen Terminal
III - 23
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
10.SANKSI ADMINISTRASI Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga ... % ( ... persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.
11.TATA CARA PEMBAYARAN 1. Waktu dan tempat pembayaran 1) Pembayaran retribusi dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh Kepala Daerah sesuai waktu yang ditentukan dengan menggunakan SSRD, SKRD, dan STRD. 2) Apabila pembayaran Retribusi dilakukan di tempat lain yang ditunjuk hasil penerimaan Retribusi harus disetor ke Kas Daerah selambatlambatnya 1x24 jam atau dalam waktu yang ditentukan oleh Kepala Daerah. 3) Apabila pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat waktu
yang
ditentukan,
maka
dikenakan
sanksi
administrasi berupa bunga sebesar ... % ( ... persen) dengan menerbitkan STRD.
2. Pelunasan pembayaran (1) Pembayaran Retribusi harus dilakukan secara tunai / lunas.
Bab 3. Organisasi dan Wanajemen Terminal
III - 24
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
2) Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk dapat memberikan
ijin
kepada
Wajib
Retribusi
mengangsur retribusi terutang dalam
untuk
waktu tertentu,
setalah melunasi persyaratan yang ditentukan. 3) Angsuran pembayaran Retribusi, harus dilakukan secara teratur dan
berturut-turut.
4) Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk dapat memberikan
ijin
kepada
Wajib
Retribusi
menunda pembayaran retribusi sampai
untuk
batas waktu
yang ditentukan setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan. 5) Persyaratan untuk dapat mengangsur dan menunda pembayaran
serta tata cara pembayaran angsuran,
ditetapkan oleh Kepala Daerah. 3. Pencatatan pembayaran 1) Setiap pembayaran Retribusi, diberikan tanda bukti pembayaran. 2) Setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan. 3) Bentuk isi, kualitas, ukuran buku penerimaan dan tanda bukti pembayaran retribusi, ditetapkan oleh Kepala Daerah. 12. TATA CARA PE NAG IHAN 1. Teguran / Peringatan 1) Surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis
sebagai awal tindakan pelaksanaan
penagihan retribusi dikeluarkan 7
(tujuh) hari sejak saat
jatuh tempo pembayaran. 2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat
Bab 3. Organisasi dan Wanajemen Terminal
III - 25
teguran atau
surat peringatan atau surat lain yang
sejenis, Wajib Retribusi harus melunasi retribusi yang terutang. 3) Surat teguran, surat peringatan atau surat lain yang sejenis ini, ditunjuk.
dikeluarkan oleh Pejabat yang
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
2. Bentuk-bentuk formulir yang dipergunakan untuk pelaksanaan penagihan
retribusi ditetapkan oleh Kepala
Daerah.
3. Dokumen Pendukung 1) SKRD, SKRD secara jabatan, SKRD Tambahan, STRD, dicatat dalam buku jenis Retribusi. 2) SKRD, SKRD secara jabatan, SKRD Tambahan, STRD, untuk masing masing wajib retribusi dicatat sesuai NPWPR. 3) Arsip Dokumen yang telah dicatat disimpan sesuai nomor berkas secara berurutan.
4. Penetapan Retribusi 1) Besarnya Penetapan dan penyetoran retribusi dihimpun dalam buku jenis retribusi. 2) Atas dasar buku jenis retribusi ini, dibuat daftar penerimaan dan
tunggakan per jenis retribusi.
3) Berdasarkan daftar penerimaan dan tunggakan ini, dibuat laporan realisasi penerimaan dan tunggakan per jenis retribusi sesuai masa
jenis retribusi.
13. TATA CARA PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN 1) Kepala Daerah berdasarkan permohonan Wajib Retribusi dapat
memberikan pengurangan, keringanan
dan pembebasan retribusi. 2) Tata cara pemberian pengurangan, keringanan dan Bab 3. Organisasi dan Wanajemen Terminal
III - 26
pembebasan retribusi
ini, ditetapkan oleh Kepala Daerah.
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
14. TATA CARA PEMBETULAN, PENGURANGAN KETETAPAN, PENGHAPUSAN
ATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI
DAN PEMBATALAN (1) Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan : a) Pembetulan
SKRD
dan
penerbitannya terdapat hitung dan
atau
STRD
yang
dalam
kesalahan tulis, kesalahan
kekeliruan dalam
penerapan
peraturan perundang-undangan retribusi daerah. b) Pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi berupa bunga, dalam
hal
kekhilafan
dan kenaikan Retribusi yang terutang
sanksi
tersebut
dikenakan
karena
Wajib Retribusi atau bukan karena
kesalahannya. c) Pengurangan atau pembatalan ketetapan Retribusi yang tidak benar. (2) Permohonan pembetulan, pengurangan ketetapan, penghapusan atau
pengurangan sanksi administrasi dan
pembatalan, harus disampaikan
secara tertulis oleh Wajib
Retribusi kepada Kepala Daerah, atau pejabat
yang
ditunjuk selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak diterima yang
SKRD dan STRD dengan memberikan alasan
jelas
dan
meyakinkan
untuk
mendukung
permohonannnya. (3) Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk paling lama 3 (tiga) bulan sejak
surat permohonan ini diterima, sudah
harus memberikan keputusan. (4) Apabila setalah lewat waktu 3 (tiga) bulan, Kepala
Bab 3. Organisasi dan Wanajemen Terminal
III - 27
Daerah atau pejabat keputusan,
yang ditunjuk tidak memberikan
permohonan,
pembetulan,
pengurangan
ketetapan, penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi dan pembatalan dianggap dikabulkan.
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
15. TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN 1) Pengembalian
Kelebihan
Pembayaran
Retribusi
dapat
dilakukan dengan cara Wajib Retribusi harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Daerah. 2) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang retribusi dan atau utang
pajak
lainnya,
kelebihan
pembayaran
retribusi
langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang retribusi dan atau utang pajak dimaksud. 3) Terhadap kelebihan pembayaran retribusi yang masih tersisa
setelah
dilakukan
perhitungan,
kemudian
diterbitkan SKRDLB paling lambat 1 (satu) bulan sejak diterimanya
permohonan
pengembalian
kelebihan
pembayaran retribusi. 4) Kelebihan pembayaran retribusi, dikembalikan kepada Wajib Retribusi paling lambat 1 (satu) bulan sejak diterbitkan SKRDLB. 5) Atas perhitungan ini, diterbitkan bukti pemindahbukuan yang berlakau juga sebagai bukti pembayaran. 6) Pengembalian ini, dilakukan dengan menerbitkan surat perintah membayar kelebihan retribusi. 16. KADALUWARSA 1) Hak
untuk
melakukan
penagihan
Retribusi,
kedaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung
sejak
terutangnya
Retribusi, kecuali
apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang Retribusi. 2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi, tertangguh apabila : a. Diterbitkan Surat Teguran atau; b. Ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi baik
Bab 3. Organisasi dan Wanajemen Terminal
III - 28
langsung maupun tidak langsung.
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
17. KETENTUAN PIDANA 1) Wajib
Retribusi
yang
kewajibannya sehingga
tidak
melaksanakan
merugikan keuangan Daerah
diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah Retribusi yang terutang. 2) Tindak Pidana yang dimaksud adalah pelanggaran. 18. PENYIDIKAN 1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah
diberi wewenang khusus sebagai
Penyidik untuk melakukan penyidikan
tindak pidana
dibidang Retribusi Daerah. 2) Wewenang Penyidik adalah : a. Menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau
laporan berkenaan dengan tindak
pidana dibidang Retribusi daerah
agar keterangan
atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas; b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai
orang
pribadi
atau
badan
kebenaran perbuatan yang dilakukan
tentang sehubungan
dengan tindak pidana Retribusi daerah tersebut; c. Menerima keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Retribusi daerah; d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumendokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah; e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan Bab 3. Organisasi dan Wanajemen Terminal
III - 29
bahan
bukti
pembukuan,
dokumen-dokumen lain, serta
pencatatan
melakukan penyitaan
terhadap bahan bukti tersebut; f.
Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas
penyidikan tindak pidana di
bidang Retribusi daerah;
dan
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
g. Menyuruh berhenti, melarang, seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa
identitas orang dan atau
dokumen yang dibawa;
h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi daerah;
i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
j. Menghentikan penyidikan; k. Melakukan tindakan yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah menurut hukum. (3)
Penyidik memberitahukan dengan ketentuan
Penuntut Umum sesuai
yang diatur dalam Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana.
19. PENUTUP Pelaksanaan ketentuan / peraturan ini ditetapkan oleh Kepala Daerah.
Bab 3. Organisasi dan Wanajemen Terminal
III - 30
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
BAB IV ALTERNATIF SKEMA KELEMBAGAAN PENGELOLA TERMINAL
4.1. ASET DIKELOLA LANGSUNG OLEH SKPD TERKAIT Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di beberapa daerah mengelola langsung aset yang memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat, seperti pasar yang dikelola oleh dinas pasar atau dinas pendapatan, dan terminal yang dikelola oleh dinas perhubungan. Dalam s kema ini, pendapatan pengelolaan aset investasi USDRP langsung disetor ke kas daerah, dan biaya operasional disediakan di dalam APBD. 4.1.1. Strutur Kelembagaan dapat dilihat pada Gambar 1.
Bab 4. Alternatif Skema Kelembagaan Pengelola
Gambar 4.
Terminal
IV-1
1 : Struktur Kelembagaan Terminal Yang Dikelola SKPD
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
4.1.2. Keunggulan dan Kelemahan Keunggulan skema ini adalah: 1. Keuangan investasi USDRP adalah tetap merupakan bagian dari keuangan pengawasan
daerah, sehingga langsung berada dalam DPRD
dan
meminimalkan
tangan aset investasi ini karena kesalahan
perpindahan
pengelolaan.
2. Kebutuhan modal kerja dalam suatu tahun anggaran lebih terjamin karena menjadi bagian dari APBD Skema ini memiliki kelemahan-kelemahan sebagai berikut: 1. Perencanaan,
penganggaran,
pertanggungjawaban dari
dari
kinerja
daerah
sehingga
pengelolaan
aset.
akan berakibat pada kesulitan mendorong
peningkatan Seringkali
keuangan
pemantauan
Kesulitan ini
dan
keuangan dan kinerja tidak terpisah
pelaksanaan
menyulitkan
pelaksanaan
profesionalisme terjadi
juga
bahwa
pengelolaan biaya operasi
aset. dan
pemeliharaan aset yang disediakan APBD tidak mencukupi atau tersedia
dalam waktu yang tidak sesuai dengan
kebutuhan. Di banyak tempat hal ini
mengakibatkan
menurunnya kualitas pelayanan dan memburuknya kondisi fisik aset. 2. Sulit
merekrut
pengelola
tenaga
merupakan
profesional pegawai
pengelola
daerah
yang
berdasarkan struktur penggajian yang berlaku
karena digaji umum di
daerah tersebut. Bab 4. Alternatif Skema Pengelolaaspek Terminal 3. Kelembagaan Ada resiko masuknya politis yang tidakIV-2 sejalan
dengan aspek bisnis
dalam keputusan pengelolaan investasi
tersebut. 0. Potensi pengembangan aset investasi sangat tergantung pada potensi anggaran.
keuangan daerah dalam suatu tahun
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
4.2. ASET DIKELOLA LANGSUNG OLEH SKPD MENGGUNAKAN POLA BADAN LAYANAN UMUM (BLU) Suatu Badan Layanan Umum (BLU) dibentuk berdasarkan UU No 1/2004 tentang
Perbendaharaan Negara pasal 68 dan 69. Bagi
Pemerintah Daerah, pengaturan lebih
lanjut atas BLU terdapat
dalam PP 23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan
Umum dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 09/PMK.02/2006 tentang
Pembentukan Dewan Pengawas Pada Badan Layanan
Umum. Pemerintah Daerah perlu tetap memantau perkembangan terakhir dari peraturan perundangan atas
bentuk yang masih relatif
baru ini.
4.2.1. Strutur Kelembagaan dapat dilihat pada Gambar 2.
KEPALA DAERAH SEKRETARIAT DAERAH
Koordinasi dan Pengendalian Lingkungan Mikro Koordinasi dan Pengendalian Terminal
DINAS TERKAIT SKPD PEMBINA Gambar 4.2LAIN : Struktur Kelembagaan Terminal Yang Dikelola SKPD TERMINAL
Pola BLUD Koordinasi dan Pengendalian UPTD TERMINAL DGN POLA BLUD
Bab 4. Alternatif Skema Kelembagaan Pengelola Terminal
KELEMBAGAAN PENDUKUNG DI SEPUTAR TERMINAL
IV- 3
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
Berikut ini adalah beberapa karakteristik BLU sesuai dengan peraturan perundangan
yang belaku saat ini. Pemda perlu
memperhatikan karakteristik ini apabila akan
menerapkan pola
BLU pada aset investasi (contoh: pasar dan terminal) yang pembangunannya dibiayai melalui pinjaman USDRP.
1. Kekayaan BLU merupakan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan. Ini berarti asset BLU merupakan aset Pemerintah Daerah.
2. Kekayaan BLU dikelola dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk menyelenggarakan kegiatan BLU yang bersangkutan.
3. Pembinaan keuangan BLU dilakukan oleh pejabat pengelola keuangan daerah (PPKD), dan pembinaan teknis dilakukan oleh Kepala SKPD yang bertanggung
jawab atas bidang yang
bersangkutan.
4. Untuk dapat diizinkan mengelola keuangan secara BLU, instansi Pemerintah Daerah harus memenuhi persyaratan substantif, teknis dan administratif.
5. Izin pembentukan BLU diberikan oleh Kepala Daerah berdasarkan usulan Kepala SKPD.
6. Rencana kerja dan anggaran BLU merupakan bagian dari rencana kerja dan APBD.
7. Laporan keuangan dan kinerja BLU menjadi bagian dari laporan keuangan dan
kinerja
Pemerintah Daerah.
diperhatikan bahwa laporan keuangan
(Namun perlu
BLU disusun dengan
mengacu kepada Standar Akuntansi Keuangan, sementara dilain pihak laporan keuangan Pemerintah Daerah disiapkan dengan mengacu kepada Standar Akuntansi Pemerintahan. Bab 4. Alternatif Skema Kelembagaan Pengelola IV-4dari, dan dan belanja Terminal BLU merupakan bagian 8. Pendapatan
dikonsolidasikan dengan, pendapatan dan belanja daerah.
0. Pendapatan BLU dapat langsung digunakan untuk membiayai belanja BLU yang bersangkutan. Walau demikian, beberapa jenis pendapatan, seperti pajak daerah
atau beberapa retribusi,
merupakan Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
menurut
peraturan
langsung untuk
perundangan
dilarang
digunakan
pengeluaran, dan harus disetor langsung ke
bendaharawan penerimaan daerah.
10. Kewajiban pembayaran hutang menjadi kewajiban BLU, walaupun karena kekayaan BLU bukan merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan maka
default, atau kegagalan
pelunasan hutang, akan dengan sendirinya menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah.
11. Hutang proyek investasi USDRP tidak diteruspinjamkan dari Pemerintah Daerah kepada BLU karena kekayaan BLU bukan merupakan kekayaan daerah yang
dipisahkan.
12. Pimpinan BLU, yang ditetapkan oleh Kepala SKPD, dapat merupakan PNS atau non-PNS.
13. Bila BLU memiliki aset senilai minimal Rp 75 milyar atau omset tahunan minimal Rp.15 milyar maka BLU dapat membentuk suatu dewan pengawas.
14. Remunerasi
pimpinan
sekretaris dewan
dan
pegawai,
dewan
pengawas,
pengawas ditetapkan berdasarkan usulan
Kepala SKPD kepada Kepala Daerah.
Untuk membentuk
peraturan Kepala Daerah tentang remunerasi pengelola
BLU,
Pemerintah Daerah dapat mencontoh Peraturan Menteri Keuangan
No.
PMK
Penetapan
Remunerasi
10/PMK.02/2006 Bagi
Pejabat
tentang
Pedoman
Pengelola,
Dewan
Pengawas dan Pegawai Badan Layanan Umum.
0.
Surplus
anggaran
BLU
anggaran berikutnya
dapat
digunakan
dalam tahun
kecuali atas perintah Kepala Daerah
disetorkan sebagian atau seluruhnya ke kas
daerah dengan
mempertimbangkan posisi kas daerah. Walaupun ketentuan Bab 4. Alternatif Skema Kelembagaan Pengelola Terminal IV-5 dalam PP 23/2005 pasal 18 ayat 8 menyatakan bahwa hak tagih atas hutang BLU menjadi kedaluwarsa setelah 5 (lima)
tahun sejak utang jatuh tempo (kecuali ditetapkan lain oleh undang-undang), ketentuan ini tidak terlalu
berpengaruh
pada pengembalian pinjaman dan pembayaran bunga kepada kreditur karena kewajiban pengembalian pinjaman ini berada pada Pemerintah Daerah, bukan pada BLU itu.
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
4.2.2. Keunggulan dan kelemahan Keunggulan skema BLU ini adalah keuangan investasi USDRP adalah tetap
merupakan bagian
sehingga langsung berada dalam
dari
keuangan daerah,
pengawasan DPRD dan
meminimalkan perpindahan tangan aset investasi ini
karena
kesalahan pengelolaan. Kelemahan dari skema BLU ini adalah :
1. Dengan masih tercampurnya keuangan Pemerintah Daerah dengan
keuangan
BLU,
baik
dalam
penganggaran,
pelaksanaan dan pelaporan keuangan kurang peningkatan
profesionalisme
pengelolaan
mendorong BLU
yang
diperlukan untuk memastikan bahwa aset itu telah dikelola untuk mencapai kondisi pelayanan dan keuangan yang baik.
2. Ada resiko masuknya aspek politis yang tidak sejalan dengan aspek bisnis dalam keputusan pengelolaan investasi tersebut.
3. Karena BLU berhak menggunakan pendapatannya langsung, maka terdapat memperhatikan pengelolaan,
resiko pendapatan BLU digunakan tanpa kebutuhan
kesinambungan
dana operasi,
untuk serta
perawatan, kewajiban
penyelesaian pinjaman.
4. Potensi pengembangan BLU sangat tergantung pada potensi keuangan daerah dalam suatu tahun anggaran.
Bab 4. Alternatif Skema Kelembagaan Pengelola Terminal
IV-6
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
BAB V VISI DAN MISI
5.1. Menyusun Misi Formulasi visi sangat penting sebagai arah strategi dan pedoman melaksanakan strategi yang telah dirumuskan. Visi yang baik ( vision of success ) dapat didefinisikan sebagai “deskripsi tentang apa yang ingin dicapai oleh orga nisa si setelah
organisasi
tersebut
mengimplementasikan
strateginya dan mencapai potensi sepenuhnya”. Visi yang dirumuskan dengan baik setidaknya harus memiliki
dua
unsur
utama
yaitu
:
ideology
inti
dan
membayangkan masa depan. Ideologi inti menunjukkan karakter abadi sebuah organisasi dan merupakan identitas yang
begitu
penting,
yang
bahkan
melebihi
model
manajemen, siklus hidup barang atau pasar, dan terobosan teknologi dalam sebuah lembaga atau perusahaan. Ideology inti memberikan sumbangan yang paling signifikan secara terus-menerus kepada siapa saja yang akan merumuskan sebuah visi. Dalam merumuskan visi, perlu dipahami bahwa lebih penting untuk terlebih dahulu mengenali “siapa diri kita atau organisasi kita” daripada “tujuan kita atau organ isasi kita”,
karena
perubahan
tujuan
lingkungan
dapat sekitar.
berubah Seorang
sejalan
dengan
pemimpin
bisa
meninggal, produk bisa usang, pasar berubah, teknologi baru muncul, manajemen datang dan pergi, namun ideology inti akan tetap bertahan sebagai sumber arah dan inspirasi. Ideology inti menjadi perekat ketika sebuah organisasi V -1
mulai tumbuh menjadi besar, bahkan ketika berekspansi secara global hingga terbentuk lokasi kerja yang saling
berjauhan. Visi yang efektif harus memasukkan ideology inti yang terdiri dari dua unsure yang berbeda, yaitu : nilai inti yang dapat diartikan sebagai sebuah system yang mengarahkan ajaran-ajaran dan
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
prinsip, dan tujuan inti yang merupakan alasan paling fundamental mengenai keberadaan sebuah lembaga / organisasi.
Nilai
Inti,
merupakan
prinsip
atau
ajaran-ajaran
pokok
sebuah organisasi. Nilai inti tidak memerlukan penilaian dari luar organisasi karena sudah memiliki nilai dan kepentingan intrinsiknya sendiri. Sebuah organisasi harus menentukan sindiri nilai intinya yang bersumber dari dalam dirinya sendiri terlepas dari pengaruh lingkungan, persaingan, ataupun model manajemen sehingga kemudian tidak ada nilai inti yang dapat berlaku secara universal.
Tujuan Inti, adalah unsure kedua dari ideology inti yang merupakan alas an yang paling fundamental mengenai keberadaa n sebuah organisa si. Tujuannya mencerminkan motivasi
ideal
melakukan
seseorang
kegiatan
atau
sekelompok
organisasi
orang
untuk
tidak
saja
yang
menggambarkan target dan outpu t yang henda k dihas ilkan , namun yang terpenting adalah merupakan jiwa sebuah organisasi.
5.2. Visi dan Misi Banyak yang mengira bahwa visi dan misi adalah satu dan memiliki konsep yang sama. Namun sebenarnya ada perbedaannya. Visi, adalah suatu pernyataan komprehensif tentang : -
-
Apa yang diinginkan oleh pemimpin organisasi, Mengapa suatu V -2 organisasi berdiri dan apa yang
diyakininya, Atau gambaran masa depan -
organisasi. Menurut Silvers (1995) dan Coulter (2003), ada empat komponen utama yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun visi, yaitu : 1)Visi dibangun berdasarkan nilai inti. 2)Visi perlu mengelaborasi tujuan organisasi.
Pedoman Umum Pengelolaan Terminal
3) Visi perlu memasukkan gambaran singkat tentang apa yang dilakukan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya. 4) Visi perlu merumuskan sasaran umum.
5.3. Strategy Intent Visi, misi, dan strategic intent seringkali dicampur adukkan. Ketiga konsep ini saling melengkapi, khususnya ketika aspek motivasional suatu visi dan komponen filosofis suatu misi berhun
bungan
strategic intent
erat
dengan
strategic
intent.
Bahwa
menggambarkan suatu sikap agresif
dal am menjalankan strategi yang tidak menjadi bagian dari visi, misi, tujuan dan sasaran dari sebuah lembaga dalam mencapai strategic fit sebuah strategi.
5.4. Contoh Visi dan Misi Ditjen Perhubungan Darat Visi Ditjen Perhubungan Darat : Menjadi organisasi pemerintah yang profesional, yang dapat memfasilitasi dan mendukung mobilitas masyarakat, melalui suatu layanan transportasi darat yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan berkeadilan, yang aman, selamat, mudah dijangkau, berkualitas, berdaya-saing tinggi, dan terintegrasi dengan
moda
transportasi
dipertanggungjawabkan.
Misi
lainnya
Ditjen
dan
dapat
Perhubungan
Darat : 1. Menciptakan sistem pelayanan transportasi darat yang aman, selamat, dan mampu menjangkau masyarakat dan wilayah Indonesia; V -3 2. Menciptakan
dan
mengorganisasi
transportasi
jalan,
sungai, danau dan penyeberangan serta perkotaan yang