BAB I PENDAHULUAN 1.1 1.1 Lata Latarr bela belaka kang ng Matematika adalah disiplin ilmu yang yang tentang tentang tata cara berpikir berpikir dan mengolah logika, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Pada matematika diletakkan dasar bagaimana mengembangkan cara berpikir dan bertindak bertindak melalui aturan yang yang disebut dalil (dapat dibuktikan) dibuktikan) dan aksioma aksioma (tanpa pembuktian). pembuktian). Selanjutnya Selanjutnya dasar dasar tersebut tersebut dianut dan digunakan oleh bidang studi atau ilmu lain
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalatgbtm pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku
bagi
peserta
didik.
Pembelajaran
dalam
KTSP
adalah
pembelaja pembelajaran ran di mana mana hasil hasil belajar belajar atau kompetens kompetensii yang yang diharapka diharapkan n dicapai oleh siswa, sistem penyampaian, dan indikator pencapaian hasil belajar dirumuskan secara tertulis sejak perencanaan dimulai.
Pembelajaran perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut yaitu pertama, pembelajaran harus lebih menekankan pada praktik , baik dilaboratorium maupun di masayarakat dan dunia kerja. Oleh karena itu, guru harus mampu memilih serta menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mempraktikan apa-apa yang dipelajarinya. Kedua pembelajaran harus dapat menjalin hubungan sekolah dengan masyarakat. masyarakat. Oleh karena itu, setiap guru harus mampu dan jeli melihat berbagai potensi masyarakat yang bisa didayagunakan didayagunakan sebagai sumber belajar, dan menjadi penghubung antara sekolah dengan. Ketiga, perlu dikembangkan iklim pembelajaran terpadu, partisipatif, dan sejenisnya. Keempat, pembelajaran perlu ditekankan pada masalah-
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Page 1
masalah aktual yang secara langsung berkaitan dengan kehidupan nyata yang ada di masyarakat.
Dalam pembelajaran matematika, pemilihan model pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarakn, dan juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran tersebut dan tingkat kemampuan peserta didik. Sehingga hendaknya guru lebih memilih berbagai variasi pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan terlaksana dengan baik.
Hal inilah yang melatarbelakangi kelompok kami melakukan penulisan makalah ini mengenai salah satu model pembelajaran pembelajaran yaitu TGT ( Teams Games tournaments)
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Page 2
1.2 Rumusan masalah 1.
Bagaimanakah model pembelajaran kooperatif ?
2.
Bagaimanakah model pembelajaran kooperatif tipe TGT (TeamGames-Tournament )?
3.
Bagaimanakah teori-teori yang mendasari model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team-Games-Tournament)?
4.
Apakah kelemahan dan kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team-Games-Tournament)?
5.
Bagaimanakah tahap-tahap atau fase-fase
model pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Team-Games-Tournament)?
1.3 Tujuan 1.
Untuk mengetahui pengertian pembelajaran kooperatif.
2.
Untuk mengetahui pengertian pembelajaran kooperatif TGT (TeamGames-Tournament ).
3.
Untuk mengetahui teori-teori yang mendasari model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team-Games-Tournament).
4.
Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TGT(Team-Games-Tournament).
5.
Untuk mengetahui tahap-tahap atau fase-fase
model pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Team-Games-Tournament).
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Page 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
berdasarkan
faham
konstruktivis.
Pembelajaran
kooperatif
merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok
kecil
yang
tingkat
kemampuannya
berbeda.
Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. ( http://muhfida.com/2010/12/pembelajaran-kooperatif-materi/ ) Model pembelajaran kooperatif yang dapat diadaptasikan pada sebagian besar mata pelajaran dan tingkat kelas. Student teamAchievement Division (STAD) (Pembagian Pencapaian Tim Siswa), Team-Games-Tournament (TGT) (Turnamen Game Tim), dan Jigsaw II (Teka-teki II). Dua yang lain adalah kurikulum komprehensif yang dirancang untuk digunakan dalam mata pelajaran khusus pada tingkat kelas tertentu: yaitu Cooperatif Intregated Reading and Composition (CIRC) (Mengarang dan Membaca Terintegrasi yang Kooperatif) digunakan untuk pelajaran membaca pada kelas 2-8, dan Team Accelerated Intruction (TAI) (Percepatan Pengajaran Tim) untuk mata pelajaran matematika pada kelas 3-6. Kelima metode ini melibatkan penghargaan tim, tanggung jawab individual, dan kesempatan sukses yang sama, tetapi dengan cara yang berbeda. Pembelajaran kooperatif dapat diaplikasikan untuk semua jenis kelas: kelas khusus untuk anak-anak berbakat, kelas pendidikan khusus, kelas dengan tingkat kecerdasan rata-rata, dan sangat diperlukan dalam
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Page 4
kelas heterogen dengan berbagai tingkat kemampuan. Pembelajaran kooperatif sangat kondusif untuk mengembangkan hubungan antara siswa dari latar belakang etnik dan agama yang berbeda, dan antara siswa yang terbelakang secara akademik dengan teman sekelas mereka. Tujuan utama pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan bermanfaat. Dalam pembelajaran tradisional juga dikenal belajar kelompok. Meskipun demikian, ada sejumlah perbedaan prinsipil antara kelompok belajar kooperatif dengan kelompok belajar tradisional. Adapun beberapa perbedaan antara kelompok belajar kooperatif dengan kelompok belajar tradisional adalah sebagai berikut: Kelompok belajar kooperatif a.
Adanya saling ketergantungan positif, saling membantu, dan saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi promotif.
b.
Adanya akuntabilitasi individual yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok dan kelompok diberi umpan balik tentang hasil belajar para anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan.
c.
Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik, dan sebagainya, sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan
d.
Ketua kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk memberikan pengalaman memimpin bagi para anggota kelompok
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Page 5
e.
Keterampilan sosial yang diperlukan dalam kerja gotong royong seperti kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi,
mempercayai
orang lain. f.
Pada saat belajar kooperatif sedang berlangsung, guru terus melakukan pemantauan melalui observasi dan melakukan intervensi jika terjadi masalah dalam kerja sama antaranggota kelompok
g.
Guru memerhatikan secara langsung proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar
h.
Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas, tetapi juga hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi yang saling menghargai
Kelompok Belajar Tradisonal a.
Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok
b.
Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong oleh salah seorang anggota kelompok
c.
Kelompok belajar biasanya homogen
d.
Ketua kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan untuk memilih ketuanya dengan cara masing-masing
e.
Keterampilan sosial sering tidak secara langsung diajarkan
f.
Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang berlangsung
g.
Guru sering tidak memerhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar
h.
Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas (Kunandar, S.Pd. M.Si. 2007)
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Page 6
2.2 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Dua dari bentuk pembelajaran kooperatif yang paling tua dan paling banyak diteliti adalah Studen Teams-Achievment Divisions (STAD) (Pembagian Pencapaian Tim siswa) dan Teams-GamesTournaments (TGT) (Turnamen Game Tim). Kedua metode ini juga merupakan bentuk pembelajaran kooperatif
yang paling banyak
diaplikasikan, telah digunakan mulai dari kelas dua sampai kelas sebelas, dalam mata pelajaran mulai dari Matematika, Seni Bahasa, Ilmu Sosial, dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Secara umum TGT sama dengan STAD kecuali satu hal: TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. TGT sangat sering digunakan dengan dikombinasikan dengan STAD, dengan menambahkan turnamen tertentu pada struktur STAD yang biasanya. Fase-fase TGT adalah sebagai berikut:
1.
Presentase dikelas Presentase dikelas merupakan pengajaran langsung seperti yang
sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audiovisual. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.
2.
Tim Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh
bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Page 7
anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapakan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar-kegiatan atau materi lainnya. Yang paling sering terjadi, pembelajaran
itu
melibatkan
pembahasan
permasalahan
bersama,
membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan.
3.
Game Gamenya terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya
relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperoleh dari presentasi dikelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan diatas meja dengan tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. Permainan diawali dengan memberitahukan aturan mainnya. Setelah itu permainan dimulai dengan membagikan kartukartu soal untuk bermain (kartu soal dan kunci di taruh terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci tidak terbaca). Permainan pada tiap meja turnamen dilakukan dengan aturan sebagai berikut : setiap pemain dalam tiap meja terlebih dahulu menentukan pembaca soal (diambil dari kelompok yang belum bertanding) dan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang menang undian mengambil kartu bernomor yang berisi soal dan diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal akan membacakan soal yang berada dibalik kartu bernomor yang diambil oleh pemain. Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal. Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditanggapi oleh penantang searah jarum jam. Kemudian pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan kepada pemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama kali memberikan jawaban benar. Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Page 8
pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis dibacakan. Posisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagai pemain, dan penantang. Dalam permainan pembaca soal hanya bertugas membaca soal dan membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban pada peserta lain.
4.
Turnamen Turnamen atau pertandingan adalah sebuah struktur dimana game
berlangsung. Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan presentasi dikelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. Dalam pertandingan, Setiap kelompok mengutus
anggotanya ke meja-meja turnamen. Tiap meja
turnamen ditempati 3 orang peserta, dan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Pada setiap meja turnamen diusahakan setiap peserta homogen dalam hal kemampuan akademik. Sebagai contoh, misal ada 3 meja (meja A, meja B, meja C ). meja A untuk kemampuan tinggi, meja B untuk kemampuan sedang, dan meja C untuk kemampuan rendah. Setiap kelompok yang anggotanya mempunyai kemampuan paling tinggi mengikuti turnamen pada meja A, anggota kelompok yang berkemampuan sedang pada meja B, dan anggota kelompok yang berkemampuan rendah mengikuti turnamen pada meja C. Demikian pula pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada setiap meja turnamen disesuaikan dengan kemampuan pemain. Setelah turnamen pertama para siswa akan bertukar meja tergantung pada kinerja mereka pada turnamen terakhir. Pemenang pada tiap meja “ naik tingkat” ke meja berikutnya yang lebih tinggi (misalnya, dari meja 2 kemeja 3): skor tertinggi kedua tetap tinggal pada meja yang sama; dan yang skornya paling rendah “diturunkan”. Setiap anggota dari suatu
kelompok
yang
menjawab
pertanyaan
dengan
benar
akan
memperoleh poin. Penentuan poin yang diperoleh masing-masing anggota
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Page 9
kelompok didasarkan pada jumlah/banyaknya kartu yang diperoleh (soal yang dijawab dengan benar).
5.
Rekognisi Tim Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang
lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka.
Tabel 2.3 Kriteria Penghargaan Kelompok Kriteria
(
Rerata Predikat
Kelompok )
30 sampai 39
Tim Kurang baik
40 sampai44
Tim Baik
45 sampai 49
Tik Baik Sekali
50 ke atas
Tim Istimewa
(Sumber Slavin, 1995 )
Mengkombinasikan TGT dengan kegiatan lainnya Para guru mungkin ingin menggunakan TGT untuk satu bagian pengajaran mereka dan menggunakan metode-metode lainnya untuk bagian lainnya. Misalnya seorang guru pelajaran Ilmu Pengetahuan Ilmiah Bisa jadi menggunakan tiga hari dalam seminggu untuk mengajarkan konsep dasar ilmu pengetahuan ilmiah, tetapi menggunakan praktik laboratorium pelajaran bersangkuatan pada dua hari lainnya. TGT dapat juga dikombinasikan dengan STAD baik dengan memberikan kuis-kuis
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Page 10
pada satu minggu dan turnamen pada minggu berikutnya atau dengan memberikan kuis satu hari setelah tiap kali turnamen dan menghitung baik skor kuisnya maupun skor turnamen terhadap skor tim. Prosedur ini memberikan kepada guru ide-ide yang lebih baik berkaitan dengan kemajuan yang dibuat para siswa dan pada hanya menggunakan turnamen saja. TGT khususnya sangat berguna dalam meninjau kembali materimateri yang telah dipelajari sebelumnya.
2.3 Teori-Teori Yang Mendasari Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT a. Teori Slavin Menurut
Slavin(1997)
pembelajaran
kooperatif
adalah
pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok -kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota
kelompok
sebagai
wadah
siswa
bekerjasama
dan
memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain. Jadi Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. b. Teori Dienes Zoltan
P.
Dienes
adalah
seorang
matematikawan
yang
memusatkan perhatiannya pada cara-cara pengajaran terhadap anakanak, sedemikian rupa sehingga sistem yang dikembangkan itu menarik bagi anak yang mempelajari matematika. Dienes berpendapat bahwa pada dasarnya matematika dapat dianggap sebagai studi tentang struktur-struktur dan mengkategorikan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Page 11
hubungan-hubungan mengemukakan
bahwa
di
antara tiap-tiap
struktur-struktur. konsep
atau
prinsip
Dienes dalam
matematika yang disajikan dalam bentuk yang konkret akan dapat dipahami dengan baik. Ini mengandung arti bahwa benda-benda atau objek-objek dalam bentuk permainan akan sangat berperan bila dimanipulasi dengan baik dalam pengajaran matematika. Permainan bebas merupakan tahap belajar konsep yang aktivitasnya tidak berstruktur dan tidak diarahkan. Aktivitas ini memungkinkan anak mengadakan percobaan dan mengotak-atik (memanipulasi) benda-benda konket dan abstrak dari unsur-unsur yang sedang dipelajarinya itu. Dalam tahap permainan bebas anak-anak berhadapan dengan unsur-unsur dalam interaksinya dengan lingkungan belajarnya atau alam sekitar. Dalam tahap ini anak tidak hanya belajar membentuk struktur sikap dalam mempersiapkan diri dalam pemahaman konsep. Dalam alat peraga matematika anak-anak dapat dihadapkan pada balok-balok logika yang membantu anak-anak dalam mempelajari konsep-konsep abstrak. Dalam Kegiatan Belajar dengan menggunakan alat peraga ini anak-anak belajar mengenal warna, tebal tipisnya benda,
yang
merupakan
ciri
atau
sifat
dari
benda
yang
dimanipulasinya itu. Dalam permainan yang disertai aturan anak-anak sudah mulai meneliti pola-pola dan keteraturan yang terdapat dalam konsep tertentu. Keteraturan ini mungkin terdapat dalam konsep tertentu tapi tidak terdapat dalam konsep yang lainnya. Anak yang telah memahami aturan-aturan yang terdapat dalam konsep akan dapat mulai melakukan permainan tadi. Jelaslah, dengan melalui permainan anak-anak diajak untuk mulai mengenal dan memikirkan bagaimana struktur matematika itu. Makin banyak bentuk-bentuk yang berlainan yang diberikan dalam konsep-konsep tertentu, akan semakin jelas konsep yang
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Page 12
dipahami anak,karena anak-anak akan memperoleh hal-hal yang bersifat logis dan matematis dalam konsep yang dipelajarinya itu. Dalam mencari kesamaan sifat anak-anak mulai diarahkan dalam kegiatan menemukan sifat-sifat kesamaan dalam permainan yang sedang dikuti. Untuk melatih anak-anak dalam mencari kesamaan sifat-sifat ini, guru perlu mengarahkan mereka dengan mentranslasikan kesamaan struktur dari bentuk permainan yang satu ke bentuk permainan lainnya. Translasi ini tentu tidak boleh mengubah sifat-sifat abstrak yang ada dalam permainan semula. Representasi adalah tahap pengambilan kesamaan sifat dari beberapa situasi yang sejenis. Anak-anak menentukan representasi dari konsep-konsep tertentu, setelah mereka berhasil menyimpulkan kesamaan sifat yang terdapat dalam situasi-situasi yang dihadapinya itu. Representasi yang diperolehnya ini bersifat abstrak. Dengan demikian anak-anak telah mengarah pada pengertian struktur matematika yang sifatnya abstrak yang terdapat dalam konsep yang sedang dipelajari. Simbolis termasuk tahap belajar konsep yang membutuhkan kemampuan merumuskan representasi dari setiap konsep-konsep dengan menggunakan simbol matematika atau melalui perumusan verbal. Formulasi merupakan tahap belajar konsep yang terakhir. Dalam tahap ini anak-anak dituntut untuk mengurutkan sifat-sifat konsep dan kemudian merumuskan sifat-sifat baru dari konsep tersebut. Sebagai contoh, anak-anak yang telah mengenal dasar-dasar dalam struktur matematika seperti aksioma, harus mampu merumuskan teorema, dalam arti membuktikan teorema tersebut. (Robert E Slavin: 2008)
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Page 13
2.4 Kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran kooperatif Tipe TGT 1. Kelebihan a. Para siswa di dalam kelas-kelas yang menggunakan TGT memperoleh teman yang secara signifikan lebih banyak dari pada siswa yang ada dalam kelas tradisional. b. Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh
tergantung
dari
kinerja
dan
bukannya
pada
keberuntungan. c. TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa harga diri akademik mereka. d. TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain (kerja sama verbal dan nonverbal, kompetisi yang lebih sedikit) e. Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi menggunakan waktu yang lebih banyak. f. TGT meningkatkan kehadiran siswa di sekolah pada remajaremaja dengan gangguan emosional, lebih sedikit yang menerima skors atau perlakuan lain. 2. Kelemahan Bagi guru Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh. Bagi Siswa Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Page 14
dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain. (http://muhfida.com/2010/12/pembelajaran-kooperatif-materi/ )
2.5 Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Model pembelajaran tipe TGT (Team Games Tournament) memiliki tujuan antara lain: 1)
Untuk meningkatkan kerjasama yang baik diantara siswa dalam memecahkan permasalahan yang ada dengan membebaskan siswa tersebut dalam mengemukakan pendapat dan ide-idenya.
2)
Dapat membantu para siswa untuk meningkatkan sikap positif dalam pembelajaran matematika.
3)
Dapat membuat siswa untuk menerima setiap pendapat lain dari siswa lain sehingga mengurangi rasa minder akan siswa yang kurang pengetahuannya.
4)
Menjadikan siswa belajar lebih aktif dan memperoleh prestasi yang lebih karena mereka saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk membuat kelompoknya menjadi kelompok terbaik, karena penskoran nilai berdasarkan rata-rata nilai yang diperoleh suatu kelompok dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh masing-masing anggota kelompok dibagi dengan banyaknya anggota kelompok.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Page 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan a.
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.
b.
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan,melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status.
c.
d.
Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT a)
Presentase di kelas
b)
Tim
c)
Game
d)
Turnamen
e)
Rekognisi tim
Tujuan model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah untuk mempermudah peserta didik dalam memahami konsep matematika dengan cara bekerja kelompok dan permainan.
3.2 Saran Adapun saran yang dapat kami berikan yaitu sebaiknya dalam pembelajaran matematika untuk mempermudah peserta didik dalam memahami konsep matematika dengan cara bekerja kelompok dan permainan
tidak
hanya
menggunakan
metode
ceramah
tetapi
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Page 16
DAFTAR PUSTAKA http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/model-pembelajaran-teams-gamestournaments-tgt-2/ http://muhfida.com/2010/12/pembelajaran-kooperatif-materi/ Kunandar, S.Pd. M.Si. 2007. Guru Profesional. Jakarta. Rajawali Pers Prof. Dr. S. Nasution, M.A. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Bumi Aksara Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik . Bandung: Nusa Indah
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Page 17
LAMPIRAN
Soal Kelompok 1 Apa alasan anda sehingga anda memilih teori Slavin dan t eori Dienes sebagai teori yang mendasari pembelajaran kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) ?
Kelompok 3 Apa kesamaan Model Pembelajaran Tipe Teams Games Tournaments (TGT) dan Student Teams-Achievment Divisions (STAD), serta dimana letak perbedaannya?. Dan apakah Model Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) dan Student Teams-Achievment Divisions (STAD) dapat dikombinasikan ?. Serta menurut anda diantara kedua Model Pembelajaran ini manakah yang lebih baik diterapkan pada siswa SMP?
Kelompok 4 Bagaimana cara anda membentuk kelompok akademis. Apakah ditentukan dari pretest atau peringkat kelas?. Dan apakah model pembelajaran tipe Teams Games Tournaments (TGT) dapat mencerminkan kemampuan siswa?
Kelompok 6 Jelaskan apa yang dimaksud dengan Games, Tournaments? Berapa lama durasi game berlangsung? Adakah kesenjangan yang terjadi jika soal yang diberikan sesuai tingkat kemampuan siswa karena siswa yang berkemampuan tinggi akan mendapatkan soal yang lebih sulit dibandingkan dengan siswa yang berkemampuan sedang dan rendah?
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Page 18
Kelompok 7 Bagaimana solusi anda tentang pembagian kelompok secara heterogen yang didalamnya terdapat siswa yang pintar dan siswa yang kurang pintar?. Karena dalam kelompok yang heterogen secara akademis dapat menimbulkan masalah seperti Siswa yang pintar akan lebih mendominasi dalam kelompok daripada siswa yang kurang pintar.
Jawaban Kelompok 1 Teori slavin mendasari model pembelajaran tipe Teams Games Tournaments (TGT) karena teori Slavin menekankan dalam pembelajaran harus terjadi interaksi sosial antara siswa-siswa atau menurut teori Slavin pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Teori Dienes dikatakan mendasari model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) karena teori Dienes menekankan pada kegiatan menyajikan suatu konsep diperlukan representasi atau cara penyajian materi yang berbeda-berbeda dalam bentuk konkrit sehingga dapat dipahami dengan baik. Kelompok 3 Persamaan model pembelajaran tipe Teams Games Tournaments (TGT) dan Student Teams-Achievment Divisions (STAD) adalah Keduanya samasama menekankan pada pembelajaran kelompok, serta pada fase-fase kedua model ini terdapat persamaan mulai dari Presentasi dikelas, tim, dan penghargaan kelompok. sedangkan letak perbedaannya adalah Teams Games Tournaments (TGT) menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan system kemajuan individu. Sedangkan Student Teams-Achievment Divisions (STAD)
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Page 19
hanya menekankan pada pembelajaran kelompok dan dilaksanakan tes untuk menguji kemampuan perseorangan siswa. Model Pembelajaran Tipe Teams Games Tournaments (TGT) dan Student Teams-Achievment Divisions (STAD) dapat dikombinasikan. Dalam pembelajaran guru dapat mengkombinasikan kedua model pembelajaran ini seperti ketika menggunakan model pembelajaran tipe Student TeamsAchievment Divisions (STAD) guru dapat menambahkan turnamen-turnament tertentu sehingga suasana kelas menjadi aktif karena seluruh siswa berperan dalam melaksanakan pertandingan. Model Pembelajaran Tipe Teams Games Tournaments (TGT) dan Student Teams-Achievment Divisions (STAD) adalah sama-sama baik digunakan dalam proses pembelajaran karena setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Kelompok 4 Penilaian secara akademis dilakukan dengan mengadakan pretest, dan juga guru sudah mengetahui tingkat kemampuan siswanya sehingga mudah untuk menilai kemampuan siswa secara akademis Model pembelajaran Tipe Teams Games Tournaments (TGT) dapat mencerminkan kemampuan perorangan , dimana kemampuan perorangan ini dapat dilihat dari seberapa mampukah setiap siswa menjawab pertanyaan atau menyelesaikan setiap saat yang telah disediakan pada setiap meja.
Kelompok 6 Games adalah permainan yang akan dilakukan dari pertanyaanpertanyaan yang diikuti oleh anggota kelompok dari masing – masing kelompok yang berbeda. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah semua anggota kelompok telah menguasai materi, dimana pertanyaan – pertanyaan yang diberikan berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan dalam kegiatan kelompok.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Page 20
Tournamen adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. Dimana para siswa dibagi sesuai dengan tingkat kemampuannya yaitu siswa yang berkemampuan tinggi di tempatkan pada meja A, siswa yang berkemampuan rendah di tempatkan pada meja B, sedangkan siswa yang berkemmapuan rendah di tempatkan pada meja C . Demikian pula pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada setiap meja turnamen disesuaikan dengan kemampuan pemain. Tournamen Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan presentasi dikelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. Durasi berlangsungnya permainan adalah disesuaikan dengan jumlah soal dan tingkat kesulitan soal tersebut,. Tidak terdapat kesenjangan karena setiap siswa mempunyai kesempatan untuk menjawab semua soal dan jika siswa bisa menjawab soal ditingkat rendah maka ia akan naik ke tingakta meja selanjutnya, tetapi jika tidak siswa akan turun ke tingkat yang lebih rendah.
Kelompok 7 Dalam hal ini guru menekankan kepada siswa dalam belajar kelompok siswa yang pintar mengajarkan siswa yang kurang pintar sehingga dalam turnamen yang akan dilaksanakan anggotanya dapat menempati meja dengan kategori tinggi maupun sedang, sehingga skor yang akan mereka dapatkan tinggi karena penentuan jumlah skor akhir berpengaruh dari skor yang didapat tiap-tiap anggota kelompoknya.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Page 21