PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENTS UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI BELAJAR BIOLOGI POKOK BAHASAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP PADA SISWA SMP
PENELITIAN PROPOSAL
Disusun oleh: FITRIA CITRA PUSPITA A. 420 070 026
PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2011
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENTS UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI BELAJAR BIOLOGI POKOK BAHASAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP PADA SISWA SMP
A.
Latar Belakang
Bela Belaja jarr
adal adalah ah pros proses es peru peruba baha han n
ting tingka kah h
laku laku mela melalu luii
berb berbag agai ai
pengalaman yang diperolehnya. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena karena belaja belajarr menyang menyangkut kut berbag berbagai ai aspek aspek keprib kepribadi adian, an, baik baik fisik fisik maupun maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap. Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubah Perubahan an sebaga sebagaii hasil hasil proses proses belaja belajarr dapat dapat ditunj ditunjukka ukkan n dalam dalam beberap beberapaa bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, keterampilannya, kecakap kecakapanny annyaa dan kemamp kemampuann uannya, ya, daya daya reaksi reaksinya, nya, daya daya penerim penerimanya anya,, dan sikap serta tingkah lakunya (Sudjana, 2005). Pembelajaran Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang secara secara sendiri sendiri telah telah ter terenca encana na,,
deng dengan an
adan adanya ya
per perenca encana naan an
yang yang
bai baik
akan akan
mend menduk ukun ung g
keberha keberhasi silan lan pengaj pengajara aran. n. Usaha Usaha perenca perencanaa naan n pengaj pengajara aran n diupay diupayakan akan agar agar peserta didik mempunyai kemampuan maksimal dan meningkatkan motivasi, tantangan, dan kepuasan sehingga mampu memenuhi harapan baik oleh guru
2
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENTS UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI BELAJAR BIOLOGI POKOK BAHASAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP PADA SISWA SMP
A.
Latar Belakang
Bela Belaja jarr
adal adalah ah pros proses es peru peruba baha han n
ting tingka kah h
laku laku mela melalu luii
berb berbag agai ai
pengalaman yang diperolehnya. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena karena belaja belajarr menyang menyangkut kut berbag berbagai ai aspek aspek keprib kepribadi adian, an, baik baik fisik fisik maupun maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap. Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubah Perubahan an sebaga sebagaii hasil hasil proses proses belaja belajarr dapat dapat ditunj ditunjukka ukkan n dalam dalam beberap beberapaa bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, keterampilannya, kecakap kecakapanny annyaa dan kemamp kemampuann uannya, ya, daya daya reaksi reaksinya, nya, daya daya penerim penerimanya anya,, dan sikap serta tingkah lakunya (Sudjana, 2005). Pembelajaran Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang secara secara sendiri sendiri telah telah ter terenca encana na,,
deng dengan an
adan adanya ya
per perenca encana naan an
yang yang
bai baik
akan akan
mend menduk ukun ung g
keberha keberhasi silan lan pengaj pengajara aran. n. Usaha Usaha perenca perencanaa naan n pengaj pengajara aran n diupay diupayakan akan agar agar peserta didik mempunyai kemampuan maksimal dan meningkatkan motivasi, tantangan, dan kepuasan sehingga mampu memenuhi harapan baik oleh guru
2
seba sebaga gaii pemba pembawa wa mate materi ri maup maupun un peser peserta ta didi didik k seba sebagai gai pengg penggar arap ap ilmu ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Peningkatan tersebut dapat dilaksanakan dengan menerapkan sistem pembelajaran aktif (Anonim, 2007). Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah dengan cara perbaikan proses belajar mengajar atau pembelajaran. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang pembelajaran di sekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai pendidik yang menduduki posisi strategis dalam rangka pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti berkembangnya konsep-konsep baru dalam pembelajaran tersebut (Suryosubrata, 1997). Kualitas pembelajaran dan karakter siswa yang meliputi bakat, minat, dan kemampuan merupakan faktor yang menetukan kualitas pendidikan. Kualitas pembelajaran dilihat pada interaksi siswa dengan sumber belajar termasuk pendidikan.
Interaksi
yang
berkualitas
merupakan
interaksi
yang
menyenangkan. menyenangkan. Menyenangkan berarti peserta didik belajar dengan senang untuk menguasai penguasaan dan keterampilan di dalam kompeetensi. Peran guru bukan satu - satunya pembelajaran tetapi sebagai fasilitator dan pengarah. Belajar memang bersifat individual, oleh karena itu belajar merupakan suatu keterlibat keterlibatan an langsung langsung atau mempeoroleh mempeoroleh pengalaman individual yang unik. Belajar juga tidak terjadi sekaligus, tetapi akan berlangsung penuh pengulangan berkali - kali, bekesinambungan, tanpa henti ( Dimyanti, 1999 ).
3
Berbagai Berbagai macam model pembelajara pembelajaran n untuk peningkatan peningkatan kualitas kualitas proses belajar mengajar terdapat beberapa variasi diantaranya tipe yang seharusnya merupak merupakan an bagian bagian dari dari kumpul kumpulan an strat strategi egi guru guru dalam dalam menera menerapkan pkan model model pembelajaran kooperatif yaitu Numbered Heads Together (NHT), Group Investigation, Two Stay Two Stray, Consept Mapping, Think Pair Share (TPS),Tea (TPS),Teams ms Games Games Tourna Tournament mentss (TGT), Giving Giving Questi Question on and Gettin Getting g Answer, Question Student Have, Talking Stick,STAD, JIGSAW, Everyone is Teacher Here (Agus Suprijono, 2005). 2005). Model pembelajaran yang diterapkan di SMP Al-Islam 1 Surakarta masih belum bisa menumbuhkan minat siswa untuk belajar secara aktif. Selama proses pembelajaran ditemukan kelemahan-kelemahan, yaitu: 1) Siswa kurang aktif aktif dalam dalam prose prosess pembel pembelaja ajaran ran,, 2) Kurang Kurang adanya adanya motiva motivasi si siswa siswa untuk untuk merespon merespon penjelasa penjelasan n dari guru, 3) Tingkat Tingkat pemahaman pemahaman materi materi siswa siswa masih masih rendah, rendah, 4) Siswa merasa merasa jenuh karena penyampaian penyampaian materi yang monoton, monoton, 5) Siswa Siswa kesuli kesulitan tan memaha memahami mi konsep konsep-ko -konse nsep p biolog biologii serta serta kaitan kaitannya nya dengan dengan permasalahan dalam penerapan konsep di kehidupan sehari-hari, 6) Kurang berani mengutarakan ide atau gagasan. Kelemahan-kelemahan di atas menjad menjadika ikan n tujuan tujuan pembel pembelaja ajaran ran tidak tidak tercapa tercapai. i. Hal ini dibukt dibuktika ikan n belum belum tercap tercapain ainya ya beberap beberapaa kompet kompetens ensii yang harus harus dicapa dicapaii siswa, siswa, melipu meliputi ti aspek aspek kogniti kognitif, f, afekti afektif, f, dan psikom psikomoto otorik rik.. Salah Salah satu satu upaya upaya untuk untuk memper memperbai baiki ki kondisi ini dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
4
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan jenis penelitian yang mempunyai tindakan guna menyelesaikan permasalahan yang berasal dari kegiatan pembelajaran di kelas. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggunakan beberapa strategi yang dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran. Di dalam memilih strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, dan kondisi siswa sebagai subjek dalam pembelajaran (kelompok atau individual). Strategi pembelajaran dapat diwujudkan melalui suatu model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournaments (TGT). Model pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Sedangkan pembelajaran kooperatif sendiri merupakan aktifitas belajar kelompok yang teratur dan terstruktur, dan tiap anggota bertanggungjawab untuk kelompoknya, dirinya sendiri serta dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran lainnya (Carolyn, 1992). Berdasarkan uraian di atas dapat diasumsikan bahwa model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournaments dapat meningkatkan hasil belajar siswa, oleh karenanya perlu dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul: ’’Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournaments (TGT) Untuk Peningkatan Hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan Siswa SMP Al-Islam 1 Surakarta ’’.
5
B.
Pembatasan Masalah
Agar masalah yang akan diteliti tidak berkembang lebih lanjut maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII C SMP Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. 2. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Teams Games Tournaments pada pokok bahasan keanekaragaman makhluk hidup. 3. Materi Pokok Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah keanekaragaman makhluk hidup. 4. Parameter Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas VII C SMP Al Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 dalam aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik.
6
C.
Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu : “ Apakah pembelajaran kooperatif Teams Games Tournaments (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa jika diukur dari aspek afektif yang mencakup sikap atau perilaku siswa, penerimaan, merespon, menghargai terhadap suatu gejala, aspek kognitif yang mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, evaluasi, dan aspek psikomotorik yang mencakup keterampilan menggambar, keterampilan menjelaskan gambar, keterampilan berkomunikasi dalam kelompok, pada mata pelajaran IPA-Biologi materi Keanekaragaman Makhluk Hidup siswa kelas VII C SMP Al-Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.
D.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : “ Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran kooperatif Teams Games Tournaments (TGT) dalam
7
meningkatkan hasil belajar siswa diukur dari aspek afektif, aspek kognitif, dan aspek psikomotorik pada mata pelajaran IPA-Biologi materi Keanekaragaman Makhluk Hidup siswa kelas VII C SMP Al-Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.
E.
Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru, khususnya dalam mata pelajaran biologi. b. Diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2. Bagi guru dan calon guru
a. Diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan pemahaman kepada guru dan calon guru biologi mengenai model pembelajaran kooperatif
dan
media
pembelajaran,
khususnya
Teams
Games
Tournaments. b. Dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi guru biologi dalam pemilihan model dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi agar proses pembelajaran dapat menarik dan siswa menjadi aktif.
8
3. Bagi sekolah
a.
Memberikan informasi dan acuan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran aktif di sekolah.
F.
Tinjauan Pustaka 1.
Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku melalui berbagai pengalaman yang diperolehnya. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap. Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam beberapa bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, keterampilannya, kecakapannya dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimanya, dan sikap serta tingkah lakunya (Sudjana, 2005).
9
Pembelajaran merupakan kegiatan mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan
peserta didik melakukan
kegiatan belajar. Subjek
pembelajaran adalah peserta didik sedangkan guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk dipelajari (Suprijono, 2005). Pembelajaran bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal yang memungkinkan siswa dapat mencapai tujuan yang diharapkan dan bertanggung jawab Pembelajaran
dipengaruhi
oleh
sebagai anggota masyarakat.
faktor
kemampuan
guru
dalam
melaksanakan pembelajaran dengan adanya interaksi antara guru dan siswa serta kemahiran guru dalam melaksanakan pembelajaran (Wijaya, 2000). 2.
Pembelajaran Aktif ( Active Learning )
Pembelajaran aktif merupakan suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Artinya bahwa pembelajaran didominasi dan terfokus pada aktivitas peserta didik. Peserta didik secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pembelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru dipelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan
10
fisik. Cara seperti
ini dapat
menimbulkan
suasana
yang lebih
menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan (Zaini, 2004). Untuk meningkatkan pendidikan diantaranya dengan menggunakan pembelajaran aktif. Siswa menggunakan otak untuk mempelajari berbagai masalah dan menerapkan apa yang di pelajari. Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik menjadi lebih aktif. Pembelajaran
aktif untuk
meningkatkan keberhasilan
pendidikan,
mengharuskan siswa melakukan sebagian besar kegiatan pembelajaran. Belajar aktif berlaku untuk siapa saja, baik yang berpengalaman maupun pemula yang mengajarkan informasi konsep (Hidayat, 2001). Pembelajaran
aktif
merupakan
proses
pembelajaran
yang
mengharuskan siswa aktif mencari, mempelajari, dan memahami pengetahuan serta mampu menerapkan apa yang dipahami dan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari sehingga proses pembelajaran menjadi menyenangkan, menarik karena melibatkan gerak fisik, pikiran, auditori, visual, dan intelektual. Proses pembelajaran aktif memandang siswa sebagai subjek yang mempunyai potensi untuk berkembang, sekaligus sebagai obyek yang memerlukan bimbingan, sehingga guru berperan sebagai motivator, fasilitator, dan pembimbing. Dalam pembelajaran aktif guru bukan satu-satunya sumber ilmu. Pembelajaran biologi menuntut adanya peran aktif dari siswa karena biologi berdasarkan proses ilmiah didasari dengan cara berfikir logis
11
berdasarkan pada fakta yang mendukung. Dalam pembelajaran biologi terdapat komponen yang harus dimiliki siswa yaitu dapat memahami proses ilmiah sebagai hasil dari pembejaran yang telah dilaksanakan.
3.
Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan atau rangkaian kegiatan, termasuk penggunaan model pembelajaran dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Model pembelajaran merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan model adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi (Sudrajat, 2010). Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan belajar agar menunjang terjadinya perubahan perilaku pada peserta didik (Mulyasa, 2003).
4.
Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournaments (TGT)
12
Model Pembelajaran kooperatif Teams Games Tournaments adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok - kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing - masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggungjawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya (Slavin, 2002). Pada model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournaments untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran, maka seluruh siswa akan diberikan permainan akademik. Dalam permainan akademik siswa akan dibagi dalam
meja - meja
turnamen, dimana setiap meja turnamen terdiri dari 5 sampai 6 orang yang merupakan wakil dari kelompoknya masing - masing. Dalam setiap meja permainan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Siswa dikelompokkan dalam satu meja turnamen secara homogen dari segi kemampuan akademik, artinya dalam satu meja turnamen kemampuan setiap peserta diusahakan agar setara. Hal ini dapat ditentukan dengan melihat nilai yang mereka peroleh pada saat pre-test .
13
Skor yang diperoleh setiap peserta dalam permainan akademik dicatat pada
lembar
pencatat
skor.
Skor
kelompok
diperoleh
dengan
menjumlahkan skor-skor yang diperoleh anggota suatu kelompok, kemudian
dibagi
banyaknya
anggota
kelompok
tersebut.
Skor
kelomponen ini digunakan untuk memberikan penghargaan tim berupa sertifikat dengan mencantumkan predikat tertentu. Menurut Slavin (2002) mengemukakan bahwa Langkah-langkah pembelajaran kooperatif Teams Games Tournaments terdiri dari lima langkah tahapan, yaitu 1) tahap penyajian kelas (class presentation), 2) belajar kelompok (teams), 3)permainan (Games), 4) pertandingan (tournament), dan Berdasarkan
apa
5) penghargaan kelompok (team yang diungkapakan oleh Slavin,
recognition). maka model
pembelajaran kooperatif Teams Games Tournaments memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Siswa Bekerja Dalam Kelompok - Kelompok Kecil Siswa ditempatkan dalam kelompok - kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat memotifasi siswa untuk saling membantu antar siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Hal ini akan
14
menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa bahwa belajar secara kooperatif sangat menyenangkan. b. Games Tournaments Games Tournament merupakan permainan yakni setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing-masing ditempatkan dalam meja-meja turnamen. Tiap meja turnamen ditempati 5 sampai 6 orang peserta, dan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Dalam setiap meja turnamen diusahakan setiap peserta homogen. Permainan ini diawali dengan memberitahukan aturan permainan. Setelah itu permainan dimulai dengan membagikan kartukartu soal untuk bermain (kartu soal dan kunci ditaruh terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci tidak terbaca). Permainan pada tiap meja turnamen dilakukan dengan aturan sebagai berikut. Pertama, setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca soal dan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain. Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal. Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan membacakan hasil
15
pekerjaannya yang akan ditangapi oleh penantang searah jarum jam. Setelah itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan kepada pemain yang menjawab benar. Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis dibacakan, dimana posisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain, dan penantang. Disini permainan dapat dilakukan berkali-kali dengan syarat bahwa setiap peserta harus memiliki kesempatan yang sama sebagai pemain, penantang, dan pembaca soal.Dalam permainan ini pembaca soal hanya bertugas untuk membaca soal dan membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban pada peserta lain. Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap pemain dalam satu meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan berapa poin yang telah disediakan. Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan. Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh kepada ketua kelompok. Ketua
kelompok
memasukkan
poin
yang
diperoleh
anggota
kelompoknya pada tabel yang telah disediakan, kemudian menentukan kriteria penghargaan yang diterima oleh kelompoknya.
16
c. Penghargaan Kelompok Sebelum guru memberikan penghargaan pada siswa kelompok adalah menghitung rerata skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh ma sing-masing anggota kelompok dibagi dengan dibagi dengan banyaknya anggota kelompok tersebut. Dalam penerapan model pembelajaran TGT di atas sama pemikirannya (Achmad, 2006) ada beberapa tahapan yang perlu ditempuh yaitu : 1)
Mengajar (Teach) Mempersentasekan
atau
menyajikan
materi,
menyampaikan tujuan, tugas, atau kegiatan yang harus dilakukan siswa, dan memberikan motivasi.
2)
Belajar Kelompok (Team Study) Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 5 sampai 6 orang dengan kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras / suku yang berbeda. Setelah guru menginformasikan materi, dan tujuan pembelajaran, kelompok berdiskusi dengen menggunakan LKS. Pada belajar kelompok terjadi diskusi untuk memecahkan masalah bersama, saling memberikan jawaban dan mengoreksi jika ada anggota kelompok yang salah dalam menjawab.
3)
Permainan (Games Tournaments)
17
Permainan diikuti oleh anggota kelompok dari masing masing kelompok siswa yang berbeda. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah semua anggota kelompok telah menguasai materi, dimana pertanyaan - pertanyaan yang diberikan berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan dalam kegiatan kelompok. 4)
Penghargaan Kelompok ( Recognition) Pemberian penghargaan (rewards) berdasarkan pada rerata poin yang diperoleh oleh
5.
kelompok siswa dari permainan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam bahasa inggris adalah Classroom action Research (CAR). PTK terdiri dari tiga kata yang dapat dipahami pengertiannya yaitu : 1) Penelitian, kegiatan mencermati suatu
objek,
menggunakan
aturan
metodologi
tertentu
untuk
memperoleh data yang bermanfaat untuk peneliti, 2) Tindakan, kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu berbentuk rangkaian siklus kegiatan, 3) Kelas, sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru (Arikunto, 2006).
18
Menurut
Wiriaatmadja
(2008),
Penelitian
Tindakan
Kelas
merupakan kajian sistematik dalam upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakantindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah bentuk penelitian yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif. Secara kolaboratif berarti peneliti bekerja sama dengan guru, guru sebagai pengajar dan peneliti sebagai evaluator. Secara partisipatif antara mitra peneliti bersama-sama melaksanakan penelitian langkah demi langkah. Dalam PTK, guru dapat meneliti sendiri praktik pembelajarannya atau bersama guru lain melakukan penelitian terhadap siswa di lihat dari aspek interaksinya dalam proses pembelajaran. Guru secara reflektif dapat menganalisis, mensistesis terhadap apa yang dilakukan di kelas, sehingga pendidik dapat memperbaiki praktik pembelajaran supaya menjadi lebih efektif. PTK juga dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik karena kegiatan tersebut dilaksanakan sendiri, di kelas sendiri, dengan melibatkan siswanya sendiri melalui tindakan yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi. Oleh karena itu, diperoleh umpan balik yang sistematis mengenai apa yang selama ini dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar untuk diterapkan dengan baik di kelas yang ia tekuni. Jika ada teori yang tidak cocok dengan kondisi kelas,
19
melalui PTK guru dapat mengadaptasikan teori lain untuk kepentingan proses belajar yang lebih efektif, optimal, dan fungsional (Supardi, 2006). Berdasarkan penelitian yang telah ada sebelumnya, metode pembelajaran
TGT
memiliki
kelebihan
dibandingkan
model
pembelajaran kooperatif yang lainnya yaitu mudah divariasikan dengan berbagai media pembelajaran. Kelebihan yang lain yakni meningkatkan rasa percaya diri siswa, terjalin kekompakan hubungan antar anggota dalam kelompok, waktu kegiatan belajar mengajar lebih singkat dan keaktifan siswa lebih optimal.TGT memiliki kelemahan yaitu a.
Memerlukan persiapan yang rumit untuk melaksanakan.
b.
Bila etrjadi persaingan yang negatif maka hasilnya akan buruk.
c.
Bila ada siswa yang malas atau ada siswa yang ingin berkuasa dalam kelompok, maka kegiatan pembelajaran tidak dapat berjalan dengan lancar.
d.
Adanya siswa yang tidak memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam kelompok belajar. Dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan yang ada
pada metode pembelajaran ini, penerapan metode pembelajaran TGT yang tepat akan memberikan hasil belajar yang optimal.
20
Penelitian tindakan kelas terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang, yaitu 1) Perencanaan ( planning ) : menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. 2) Tindakan (acting) : pelaksanaan
yang
merupakan
implementasi
atau
penerapan
isi
rancangan mengenai tindakan kelas. 3) Pengamatan (observasing ) : kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. 4) Refleksi (reflecting ) : merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali, apa yang sudah dilakukan sehingga dapat digambarkan sebagai berikut :
Siklus I Refleksi
Tindakan I Pengamatan Perencanaan
Refleksi
Siklus II
Tindakan II
Pengamatan Dilanjutkan ke siklus berikutnya
21
Gambar 1. Kegiatan pada setiap siklus penelitian tindakan kelas (Arikunto, 2006).
6.
Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar yang diperoleh dari proses evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring (Mudjiono, 2006).
Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek tersebut adalah pengetahuan, kebiasaan, keterampilan, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, dan sikap (Hamalik, 2003).
Menurut Sudjana (2005), tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga aspek yakni aspek kognitif (penguasaan intelektual), aspek afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta aspek psikomotor (kemampuan atau keterampilan bertindak atau berperilaku). Ketiga aspek tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Oleh sebab itu ketiga aspek tersebut harus dipandang sebagai hasil belajar siswa dari proses pembelajaran.
22
Individu dalam belajar menggunakan kemampuan dengan tiga aspek untuk menangkap isi dan pesan belajar, ketiga aspek tersebut antara lain: 1) Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran; 2) Afektif yaitu kemampuan yang mengarah pada sikap dari hasil pembelajaran; 3) Psikomotorik yaitu kemampuan yang mengarah pada keterampilan atau hasil yang tampak dari pembelajaran (Sagala, 2003).
Menurut Rustaman (2010), ranah kognitif menurut Bloom terdiri dari enam perilaku, yaitu: 1) pengetahuan, mencakup kemampuan ingatan mengenai hal-hal yang telah dipelajari; 2) pemahaman, mencakup kemampuan menangkap sari dan makna mengenai hal-hal yang dipelajari; 3) penerapan, mencakup kemampuan
menerapkan metode untuk
menghadapi masalah yang nyata dan baru; 4) analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga sruktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik; 5) evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat mengenai beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu; dan 6) kreasi, mencakup kemampuan membentuk hipotesis, merencanakan, dan menghasilkan hal baru.
Menurut Aunurrahman (2009), ranah afektif menurut Krathwohl dan Bloom tediri dari lima jenis perilaku, yaitu: 1) penerimaan, mencakup
23
kepekaan mengenai hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut; 2) partisipasi, mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan; 3) penilaian dan penentuan sikap, mencakup penerimaan terhadap suau nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan sikap; 4) organisasi, mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup; dan 5) pembentukan pola hidup, mencakup kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.
Leighbody (1968) dalam Hamid (2009), berpendapat bahwa penilaian
hasil
belajar
psikomotor
mencakup:
(1)
kemampuan
menggunakan alat dan sikap kerja, (2) kemampuan menganalisis suatu pekerjaan
dan
menyusun
urut-urutan
pengerjaan,
(3)
kecepatan
mengerjakan tugas, (4) kemampuan membaca gambar dan atau simbol, (5) keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang telah ditentukan.
Penilaian afektif dan psikomotorik dapat dilakukan dengan menggunakan observasi
atau pengamatan. Observasi dilakukan pada
saat proses kegiatan itu berlangsung. Pengamat terlebih dahulu harus menetapkan kisi-kisi
tingkah laku apa yang akan diobservasinya,
kemudian dibuat pedoman agar memudahkan dalam pengisian observasi.
24
Lembar observasi dapat menggunakan
daftar cek (check list ) ataupun
skala penilaian (rating scale). Afektif dan psikomotorik yang diukur dapat menggunakan alat ukur berupa skala penilaian terentang dari sangat baik, baik, cukup, kurang, dan tidak baik (Hamid, 2009).
G.
Kerangka Pemikiran
Pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan belajar. Dalam kegiatan ini terjadi upaya sadar dan disengaja tersirat disini bahwa pembelajaran bukan kegiatan insidental tanpa persiapan, yaitu bantuan yang memungkinkan siswa dapat belajar. Pembelajaran lebih menekankanpada keaktifan siswa, karena yang belajar adalah siswa bukan guru sehingga pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mencapai
perkembangan
yang
meliputi
aspek
kognitif,
afektif,
dan
psikomotorik. Oleh karena itu, dalam meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa khususnya pada pokok bahasan keanekaragaman makhluk hidup diperlukan adanya penggunaan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran tersebut yaitu model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournaments (TGT). Model
25
pembelajaran ini merupakan
salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
menempatkan siswa dalam kelompok - kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda.
Selain itu model pembelajaran Teams Games
Tournaments juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir, berpasangan, dan berbagi sehingga kemampuan siswa baik secara individu maupun kelompok dapat berkembang serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik dari segi afektif, kognitif, maupun psikomotorik guna mencapai tujuan pembelajaran. Komponen di dalam pembelajaran kooperatif Teams Games Tournaments yaitu presentasi kelas, tim,game atau permainan, turnamen atau pertandingan, dan penghargaan tim. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibuat bagan sebagai berikut :
Karakteristik Siswa Kelas VIIC SMP Al-Islam 1 Surakarta dan Materi Pembelajaran
Karakteristik Siswa
Materi Pembelajaran
26
Karakteristik Siswa: 1. Kurangnya keaktifan siswa 2. Kurangnya konsentrasi dan pemahaman siswa 3. Siswa sibuk sendiri pada saat pembelajaran 4. Siswa kurang termotivasi dan tertarik untuk belajar 5. Hasil belajar siswa rendah
Keanekaragam an makhluk hidup
Solusi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournaments(TGT)
Siswa Dapat Belajar Dengan Baik
Hasil belajar siswa meningkat
Kognitif
Afektif
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran
27
Psikomotorik
H.
Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian yaitu: ”Model Pembelajaran Teams Games Tournaments dapat meningkatkan hasil belajar biologi dilihat dari aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik pada pokok bahasan keanekaragaman mahluk hidup siswa kelas VII C SMP Al- Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011”.
I.
Metode Penelitian 1.
Tempat dan Waktu Penelitian
a.
Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas VII C SMP Al - Islam 1 Surakarta.
b.
Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011.
2.
Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdiri atas 2 variabel, yaitu : a.
Variabel Bebas Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournaments .
28
b.
Variabel Terikat Hasil belajar siswa ditinjau dari aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik pada siswa kelas VII C SMP Al - Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.
3.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), di dalam penelitian ini peneliti melakukan kerja sama dengan guru bidang studi biologi mulai dari : 1) Dialog awal, 2) Perencanaan tindakan, 3) Pelaksanaan tindakan, 4) Pemantauan (observasi), 5) Perenungan (refleksi) pada setiap tindakan yang dilakukan, 6) Evaluasi. Mengacu pada teori mengenai penelitian tindakan kelas, maka rancangan penelitian disusun menggunakan prosedur sebagai berikut : a.
Dialog Awal Langkah
pertama
yang harus dilakukan
sebelum
proses
pembelajaran terjadi yaitu guru berinteraksi terlebih dahulu terhadap siswa. Dengan adanya interaksi antara antara guru dengan siswa maka akan memudahkan guru melakukan pembelajaran. Dialog awal ini dapat berupa pertanyaan secara lisan di dalam kelas dan rata-rata nilai ulangan harian kelas.Dialog awal ini dapat dilakukan guru untuk mendekatkan diri dengan siswa sebelum melakukan pembelajaran,
29
tujuannya agar guru dapat mengetahui seberapa besar siswa berminat pada pelajaran Biologi. b.
Perencanaan 1.
Mengumpulkan informasi mengenai hal yang berkaitan dengan
karakteristik dan hasil belajar siswa dengan kesepakatan antara guru dengan bidang studi
biologi
dan
peneliti,
sehingga proses
pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran kooperatif Times Games Tournament (TGT). 2.
Membuat kesepakatan bersama dengan guru bidang studi
biologi untuk menentukan materi yang akan diajarkan. 3.
Merancang program pembelajaran, yang meliputi rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), diskusi, post tes, dan evaluasi. 4.
Guru dan peneliti menyamakan persepsi mengenai materi yang
akan disampaikan. c.
Tindakan Perencanaan tindakan ini merupakan langkah yang sangat penting bagi guru. Karena pada perencanaan tindakan inilah guru dapat mengetahui apakah metode yang digunakan berhasil dalam meningkatkan kualitas belajar sub pokok bahasan keanekaragaman makhluk hidup. Suatu perencanaan bersifat fleksibel dan siap dilakukan perubahan sesuai dengan apa yang terjadi dalam proses pelaksanaan di lapangan.
30
Peneliti dalam melakukan tindakannya sebagai berikut : a) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa, b) Memberi apersepsi awal, c) Penjelasan proses pembelajaran yang harus dilakukan siswa dengan model pembelajaran kooperatif Times Games Tournaments (TGT), d) Melakukan pelacakan berupa dialog dengan siswa untuk mengungkap pengalaman siswa berkenaan dengan pokok bahasan, e) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, f) Penyajian permasalahan oleh guru berupa presentasi kelas, pertanyaan maupun permainan, g) terdiri dari 5 siswa dengan kemampuan akademis, jenis kelamin, ras, sosial ekonomis, dan etnis yang heterogen , g) siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompoknya, masing - masing ditempatkan dalam meja-meja turnamen, h) Setelah itu permainan dimulai dengan membagikan kartu-kartu soal untuk bermain siswa (kartu soal dan kunci ditaruh terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci tidak terbaca), i) guru memberikan penghargaan pada siswa kelompok adalah menghitung rerata skor kelompok dilakukan dengan menjumlahkan skor yang diperoleh setiap anggota kelompok dibagi dengan banyaknya anggota kelompok tersebut, j) Peneliti memberikan penghargaan pada siswa yang berhasil mendapatkan nilai rata - rata melebihi kriteria tersebut berupa sertifikat atau penghargaan lain.
31
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan dua tahapan dalam pelaksanaan tindakan penelitian tindakan kelas, yaitu: a.
Tahap Persiapan Penelitian Peneliti terlebih dahulu menentukan tempat penelitian yaitu SMP Al-Islam 1 Surakarta. Peneliti meminta surat ijin riset atau surat ijin melakukan penelitian kepada Biro Skripsi dan diserahkan kepada Kepala Sekolah untuk meminta persetujuan penelitian serta berkonsultasi dengan guru biologi kelas VII C tentang langkah penelitian. Peneliti membuat silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b.
Tahap Pelaksanaan Penelitian Setelah menentukan kelas, kemudian melaksanakan pembelajaran dengan Model Pembelajaran kooperatif Teams Games Tournaments (TGT). Proses pembelajaran dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan memerlukan waktu 2 x 40 menit. Langkah-langkah
dalam
pelaksanaan
tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
32
pembelajaran
Waktu (Menit) 80’ 10’
5’ 10’ 5’ 30’
10’ 10’
80’ 10’
5’ 10’ 5’ 30’
10’
10’
Kegiatan Pertemuan I (Siklus I) A. Guru membuka pelajaran dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan materi pelajaran keanekaragaman makhluk hidup. B. Peneliti menjelaskan pembelajaran dengan penerapan model Pembelajaran kooperatif Teams Games Tournaments. C. Peneliti memulai dengan dialog untuk mengetahui pengalaman siswa mengenai keanekaragaman makhluk hidup . D. Guru memberikan permasalahan berupa presentasi kelas, pertanyaan maupun permainan. E. Siswa bersaing dalam masing - masing kelompok bermain menjawab pertanyaan pada kartu soal dan kunci jawaban yang ditaruh terbalik di atas meja . F. Guru memberikan penghargaan pada siswa kelompok yaitu menghitung rerata skor kelompok dengan menjumlahkan skor yang diperoleh. G. Guru memberikan penghargaan pada siswa dengan nilai rata rata melebihi kriteria tersebut berupa kriteria atau panghargaan lain. Pertemuan II (Siklus II) A. Guru membuka pelajaran dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan materi pelajaran keanekaragaman makhluk hidup. B. Peneliti menjelaskan pembelajaran dengan penerapan model Pembelajaran kooperatif Teams Games Tournaments. C. Peneliti memulai dengan dialog untuk mengetahui pengalaman siswa mengenai keanekaragaman makhluk hidup. D. Guru memberikan permasalahan berupa presentasi kelas, pertanyaan maupun permainan. E. Siswa bersaing dalam masing - masing kelompok bermain menjawab pertanyaan pada kartu soal dan kunci jawaban yang ditaruh terbalik di atas meja . F. Guru memberikan penghargaan pada siswa kelompok yaitu menghitung rerata skor kelompok dengan menjumlahkan skor yang diperoleh . G. Guru memberikan penghargaan pada siswa dengan nilai rata rata melebihi kriteria tersebut berupa kriteria atau penghargaan lain.
33
80’ 10’
5’ 10’ 5’ 30’
10’
10’
d.
Pertemuan III (Siklus III) H. Guru membuka pelajaran dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan materi pelajaran keanekaragaman makhluk hidup. I. Peneliti menjelaskan pembelajaran dengan penerapan model Pembelajaran kooperatif Teams Games Tournaments. J. Peneliti memulai dengan dialog untuk mengetahui pengalaman siswa mengenai keanekaragaman makhluk hidup. K. Guru memberikan permasalahan berupa presentasi kelas, pertanyaan maupun permainan. L. Siswa bersaing dalam masing - masing kelompok bermain menjawab pertanyaan pada kartu soal dan kunci jawaban yang ditaruh terbalik di atas meja . M. Guru memberikan penghargaan pada siswa kelompok yaitu menghitung rerata skor kelompok dengan menjumlahkan skor yang diperoleh . N. Guru memberikan penghargaan pada siswa dengan nilai rata rata melebihi kriteria tersebut berupa kriteria atau penghargaagn lain.
Observasi Tahap ini berjalan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Peneliti mengamati dan mencatat semua hal yang diperlukan dan yang terjadi selama tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi atau penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan terhadap pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampak yang akan terjadi terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan berupa data
34
kuantitatif (hasil tes yang meliputi nilai awal dan post tes). Berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan analisis dan refleksi terhadap tindakan yang telah dilakuakan. e.
Refleksi Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat pada saat melakukan pengamatan. Proses refleksi ini memegang peran yang sangat penting dalam menentukan suatu keberhasilan PTK, karena dengan adanya refleksi yang tajam dan terpercaya akan didapatkan suatu masukan yang sangat berharga dan akurat bagi penentuan langkah tindakan selanjutnya. Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi. Kegiatan ininuntuk mengemukakan kembali apa yang telah terjadi. Istilah “refleksi” lebih tepat dikenakan ketika guru pelaksana telah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti
dan
subjek
peneliti
(siswa)
untuk
mendiskusiskan implementasi rancangan tindakan.
35
bersama-sama
f.
Evaluasi Pada tahap ini merupakan proses mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi sehingga
bermanfaat untuk
pengambilan
keputusan tindakan diantara dialog awal, perencanaan tindakan, observasi, dan refleksi yang merupakan proses yang terkait dan berkesinambungan. Evaluasi ditujukan pada penemuan bukti adanya peningkatan hasil belajar biologi siswa kelas VII C SMP Al-Islam 1 Surakarta. Siklus penelitian tindakan dilakukan dua kali, sehingga diperoleh hasil yang optimal. Evaluasi diarahkan pada penemuan bukti-bukti peningkatan hasil belajar siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pada aspek kognitif dapat dilihat dari hal yang berkaitan dengan kemampuan berfikir siswa, sedangkan aspek afektif dapat dilihat dari hal yang berkaitan dengan emosi, sikap, dan derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu obyek, serta aspek psikomotorik dapat dilihat dari keterampilan dalam games, membaca soal games, dan menjelaskan hasil games.
36
Gambar 3. Prosedur setiap siklus penelitian tindakan kelas Dialog awal
Perencanaan
Tindakan I Siklus I
Refleksi
Observasi dan monitoring
Evaluasi
Perencanaan
Tindakan II Siklus II Observasi dan monitoring
Refleksi
Evaluasi
Perencanaan
Tindakan III
Siklus III (Apabila hasil pembelajaran dalam siklus II belum mencapai tatget 90%) Observasi dan monitoring
Refleksi
Evaluasi
Terjadi perubahan perilaku siswa
Afektif (perilaku dan penerimaan siswa)
Kognitif (pengetahuan dan pemahaman siswa) 37
Psikomotorik (keterampilan menggambar, menjelaskan gambar)
4.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh peneliti secara sistematis dengan prosedur yang terstandar untuk memperoleh data-data dan keterangan yang dibutuhkan dalam suatu penelitian. Dalam mengumpulkan data diperlukan beberapa metode yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti, adapun metode pengumpulan data yang diperlukan antara lain : a. Metode Wawancara Di dalam metode wawancara terjadi interaksi antara guru biologi dengan peneliti untuk membicarakan mengenai permasalahan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran. b. Metode Observasi Metode observasi digunakan untuk mengamati sikap siswa dalam interaksi pembelajaran biologi secara langsung tentang apa yang didengar, dilihat, dan dialami siswa dalam rangka pengumpulan data. Dengan
observasi,
dapat
diketahui
kegiatan
siswa
dalam
mempersiapkan, memperhatikan dan menanggapi penjelasan dari guru selama proses pembelajaran berlangsung. c. Metode Tes Metode tes dilakukan dengan pengambilan data hasil belajar biologi melalui post tes. Tes ini dilakukan untuk menguji sejauh mana
38
siswa
dapat
menangkap
dan
memahami
sub pokok
bahasan
keanekaragaman makhluk hidup yang disampaikan peneliti. Adapun tes yang dapat digunakan peneliti dapat berupa tes tertulis maupun tes non tertulis. Biasanya tes ini dilakukan peneliti baik pada saat proses belajar mengajar berlangsung maupun pada saat proses belajar mengajar selesai. Tes yang sesuai dengan sub pokok bahasan ini adalah : 1) Tes Kepribadian Tes ini merupakan tes yang digunakan untuk mengungkapkan kepribadian seseorang. Tes ini dapat dilakukan pada saat masingmasing kelompok menyiapkan langkah-langkah yang akan diambil pada saat akan menyampaikan materi yang telah didiskusikan bersama-sama dalam satu kelompok. 2) Tes Prestasi atau achiverment test Tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sub pokok bahasan keanekaragaman makhluk hidup. d. Metode Dokumen Metode
dokumentasi
dalam
penelitian
dilakukan
untuk
memperoleh daftar nama siswa, nomor absen, dan hasil belajar siswa kelas VII C SMP Al-Islam 1 Surakarta selama proses pembelajaran.
39
5.
Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu dengan cara menganalisis data perkembangan siswa dari siklus I sampai siklus terakhir, dalam penelitian ini peneliti akan menganalisis data dari siklus I sampai siklus III. Pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan deskriptif kualitatif data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilakukan, dikembangkan sampai perolehan data sampai dengan pengolahan data. Teknik yang digunakan adalah media alur, yang terdiri dari tiga kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data adalah penulisan data, penyederhanaan data, dan catatan hasil lapangan. Data yang relevan dan terkait langsung dengan pelaksanaan PTK yang diolah untuk bahan evaluasi. Penyajian data merupakan suatu upaya menampilkan data secara jelas dan mudah dipahami dalam bentuk paparan naratif, tabel, grafik, atau perwujudan lainnya yang dapat memberikan gambaran jelas tentang proses dan hasil tindakan yang dilakukan. Penarikan kesimpulan merupakan pengambilan inti sari dari sajian data yang telah terorganisasikan dalam bentuk pernyataan atau kalimat singkat, padat, dan bermakna yang dilakukan secara bertahap untuk memperoleh tinggkat kepercayaan yang tinggi.
40
Untuk data yang diperoleh dari siklus I sampai siklus III diolah secara kuantitatif, yaitu dengan membandingkan rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I yang kemudian dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar siswa dari siklus III, adanya kenaikan rata-rata hasil siklus I dibanding siklus III menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa kelas VII C SMP Al-Islam 1 Surakarta pada pokok bahasan keanekaragaman makhluk hidup dengan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournaments.
41
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Anonim. 2007. Materi Pelatihan Pembelajaran Konstektual . Surabaya : Dinas P dan K Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Penelitian Berbasis Kelas. Jakarta : Depdiknas. Carolyn, Kessler. 1992. Cooperative Languange Learning . USA : Prentice Hall Regents. Dimyanti dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : Bumi Aksara. Hasibuan dan Moedjino, JJ. 2000. Proses Belajar Mengajar . Remadja Rosdakarya. Hidayat, Komaruddin. 2001. Active Learning . Yogyakarta : Yappendis. Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja Rosdakarya. Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan. Jakarta : Macanan Jaya Cemerlang. Silberman, Melvin. 2009. Active Learning : 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Yappendik. Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar . Bandung : Sinar Baru Algensindo. Sudrajat Akhmad. 2010. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/metode-pembelajaranefektif.html. (diakses tanggal 20 September 2010).