Morfologi Ciri-ciri spesifik Penicillium adalah hifa bersekat atau septet, miselium bercabang, biasanya tidak berwarna, konidiofora bersekat dan muncul di atas permukaan yang berasal dari hifa di bawah permukaan hifa bercabang atau tidak bercabang, kepala hifa yang membawa spora berbentuk seperti sapu, dengan sterigmata muncul dalam kelompok, konidium berbentuk rantai karena muncul satu per satu dari sterigmata. Konidium pada waktu masih muda berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kebiruan atau kecokelatan (Fardiaz, 1992). Koloni Penicillium chrysogenum tumbuh baik pada medium Czapek’s Dox,diameter mencapai 4-5 cm dalam waktu 10 hari (25 ), memiliki permukaan seperti kapas, dan berwarna hijau kekuningan atau hijau agak biru pucat, sedangkan bila berumur tua warna akan semakin gelap (Gandjar et al., 1999). Menurut Pitt dan Hocking (1979), koloni Penicillium chrysogenum tumbuh secara cepat di atas medium standar pada 25 , dan pada Czapek’s Yeast Agar (CYA) menghasilkan blue-green konidium. Taksonomi Jamur tergolong dalam Eumycetes atau fungi sejati dan terdiri atas empat kelas yaitu Phycomycetes, Aascomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromycetes (Fungi Imperfecti). Penicillium bersama-sama dengan Aspergillus merupakan anggota dari kelas Deuteromycetes. Penicillium memiliki ujung konidiofor yang tidak melebar melainkan bercabang-cabang dengan deretan konidium. Kelompok ini meliputi genus yang membentuk konidium dengan struktur yang disebut penicillus (Rahayu et al., 1989). Penicillium chrysogenum merupakan kapang (jamur) yang sangat penting dalam industri fermentasi untuk menghasilkan penisilin. Klasifikasi Penicillium chrysogenum menurut Anonim (2005) adalah sebagai berikut : Phyllum : Ascomycota Classis : Euascomycetes Ordo : Eurotiales Familia : Trichomaceae Genus : Penicillium Species : Penicillium chrysogenum
D.
Tahapan Fermentasi
1.
Penyegaran Mikroba
a.
Penyediaan media biakan.
b. Sediaan Penicillium chrysogenum dibiakkan pada media pertumbuhan PDA (Potato Dextose Agar), diinkubasi selama 7 hari pada suhu 30oC. c.
Pertumbuhan subkultur Penicillium chrysogenum
2.
Penyiapan Media
a.
Jagung yang masih segar dicuci dan direndam selama 2 hari
b. Setelah itu cairan diambil dan dipanaskan sampai mendidih lalu didinginkan, larutan ini disebut dengan Media Fermentasi. c. Ditambah nutrisi berupa NaNO3, Na2SO4, CaCO3, KH2PO4, MgSO4, 7H2O, ZnSO4, dan MnSO4 selanjutnya dipanaskan dengan kompor listrik sampai mendidih sambil diaduk hingga homogen. d.
sterilisasi media fermentasi melalui pemanasan dengan steam bertekanan sebesar 15 lb (120 0C) selama ½ jam lalu didinginkan
e. Hasilnya adalah media starter (inokulan).
3.
Penyiapan Inokulum
a. Suspensi dari media yang telah ada diinokulasi dengan subkultur Penicillium chrysogenum b. Saat temperatur mencapai 75oF (24 oC), media ini diinokulasi pada kondisi aseptic dengan mengumpankan spora-spora kapang Penicillium chrysogenum murni b.
Setelah itu diinkubasi pada suhu ruangan
e. Pada tahap fermentasi, pH dikondisikan pada pH optimum dan pada waktu inkubasi optimum itulah starter siap diinokulasikan ke dalam media fermentasi.
4.
Proses Fermentasi
a.
Fermentor batch sistem teraduk dirangkai
b.
udara steril dihembuskan melalui sparger kedalam fermentor.
c. Proses fermentasi ini akan berlangsung secara batch terumpani selama 100 – 150 jam dengan tekanan operasi 5 – 15 psig. Temperatur operasi dijaga konstan selama fermentasi penisilin berlangsung dengan cara mensirkulasikan air pendingin melalui coil. d. Busa-busa yang terbentuk dapat diminimalkan dengan penambahan agen anti-foam. e. Kapang aerobic dibiarkan tumbuh selama 5 – 6 hari saat gas CO2 mulai terbentuk. f. Ketika penisilin ini dihasilkan jumlahnya telah maksimum, maka cairan hasil fermentasi tersebut didinginkan hingga 28 oF (2 oC). 5.
Pemisahan dan Pemungutan Hasil
Setelah fermentasi hasil diumpankan kedalam rotary vacum filter untuk memisahkan miselia dan penisilin. Miselia akan dibuang, sehingga diperoleh filtrat berupa cairan jernih yang mengandung penisilin. Untuk mendapatkan penisilin yang siap dikomsumsi, maka tahapan dilanjutkan dengan proses ekstraksi dan kristalisasi.