1
DAFTAR ISI
Daftar Isi..........................................................................................................1 Daftar Gambar.................................................................................................2 Bab I Pendahuluan............... Pendahulua n................................. .................................... .................................. .................................. .....................3 ...3 Bab II Pemeriksaan Pemeriksa an Sendi Temporomandibular. Tempor omandibular.................. ................................. .........................4 .........4 2.1 Anamnesa................... Anamnesa............................. .................. .................. .............. .... ................. ......................... ..................4 ..........4 2.2 Pemeriksaa Pemer iksaan n Klinis............. Klinis.. ............................. ..................................... ..................................... .....................5 ...5 2.3
Radiografi.....................................................................................6
Bab III Penatalaksanaan Gangguan Sendi .............. ........................ .................. .................. .................. ..........7 ..7 Bab IV Penat alaksanaa alaksa naan n Non Bedah........................................ Bedah...................... .................................... .....................8 ...8 4.1 Komunikasi Dgn Penderita.................... Penderita............................ ................. ................... .............. .... ........8 4.2 Mengistirahatkan Rahang.................... Rahang............................. ................... .................. .................. ............ .. ..9 4.3 Perawatan Sendiri/ Fisioterapi/ Terapi Fisis........... Fisis..................... .................... ............ .9 4.4 Perawatan Farmakoterapi.................... Farmakoterapi.............................. ................... ............ ... ................. ................... .11 4.5 Latihan Rahang...........................................................................12 4.6 Memakai Alat Di Dalam Mulut.................... Mulut...................... ................. ........................... .............15 ...15 4.7 Perawatan Psikososial................... Psikososial............................................... ...................................... ...................1 .........17 7 4.8 Karies Dan Pathologi Lainnya.................................... Lainnya.............................................. .................18 .......18 4.9
Protesa..........................................................................................18
4.10 Terapi Oklusal.................. Oklusal............................ .................... .................. ........ ................. ......................... .............19 .....19 Bab V Kesimpulan.............. Kesimpulan........................ .................... .................. .................. .................... .................... .................. ............... ....... 20 Daftar Pustaka.......................... Pustaka.................................... .................... ............... ..... ................. ....................... ................ ......................21 ............21
1
2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Otot Masseter............................. Masseter....................................... .................... .............. .... ..............................5 ..............................5 Gambar 2.2 Otot Temporalis.................. Temporalis......................... ................. .................. ........... ... ................. .................... .............. ............. ..5 5 Gambar 2.3 Otot Pterigoidues Medialis.............................. Medialis........................................ ................ ...... ............... ............... 6 Gambar 2.4 Otot Pterigoideus Lateralis...................... Lateralis.............................. .......... .. .................. ............................ .......... .6 Gambar 4.1 Reposisi Manual.................... Manual............................ ................. ................... .......... .................. ............................ ............ .. 10 Gambar 4.2 Splin Stabilisasi................... Stabilisasi........................... ................. ................. ............. ..... ................. ........................... ............ .. 12
2
3
BAB I PENDAHULUAN
Gangguan sendi temporomandibular temporomandibular merupakan suatu keadaan keradanga n akut atau kronis dari sendi temporomandibular, temporomandibular, yang berhubungan berhubungan dengan rahang bawah. Gangguan Gangguan
yang terjadi pada temporomandibular temporomandibular dapat menyebabkan menyebabkan
sakit yang signifikan dan kerusakan. Tanda dan gejala dari kelainan sendi temporomandibular sangat beragam dan disebabkan karena hal-hal yang kompleks.
1
Penanggulangan non bedah terhadap gangguan sendi temporomandibula ialah perawatan pendahuluan untuk mengatasi keluhan penderita, mengurangi beban yang merusak, serta merestorasi fungsi dan aktivitas normal sehari-hari.
3
2
4
BAB II PEMERIKSAAN SENDI TEMPOROMANDIBULA
Untuk
menegakkan diagnosa maka maka diperlukan diperlukan anamnesa yang teliti,
pemeriksaan intra oral, ekstra oral dan bantuan radiografi. 2.1 Anamnesa
Bila anda merasa gangguan pada TMJ anda, maka cobalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini 1.
3,4
:
Apakah grinding Apakah grinding dan dan clenching anda clenching anda lakukan dalam keadaan sadar?
2. Apakah anda anda bangun dengan dengan perasaan sakit dan dan kaku otot di sekitar rahang? 3.
Apakah anda sering mengalami sakit kepala?
4. Apakah dalam keadaan stres membuat anda sering melakukan kebiasaan clenching ? 5. Apakah ketika membuka mulut anda merasa ada suara clicking , popping , atau rahang terasa terkunci/ terbatas gerakannya gerakannya 6 . Apakah anda merasa sulit dan sakit ketika membuka mulut dan menguap? 7 . Apakah Anda pernah cedera leher, kepala atau rahang? 8. Apakah Anda memiliki gigi yang tidak saling menyentuh bila dalam keadaan mengunyah?
4
5
9.
Apakah gigi anda terasa berbeda berbeda dari waktu ke waktu?
10.
Apakah gigi anda ada yang sensitif, se nsitif, goyang, goyang, rusak atau aus?
Bila anda menjawab ya untuk sejumlah pertanyaan di atas, maka dapat dipastikan sendi temporomandibula anda ter ganggu.3 2.2 Pemeriksaan Klinis
Umumnya penderita gangguan sendi temporomandibula
tampak pada
ekstra oral yaitu dengan melihat facial profil, deviasi pergerakan pergerakan rahang ataupun adanya bunyi clicking dan popping ketika membuka tutup rahang. Untuk kasuskasus tertentu hal ini mungkin saja tidak bisa terlihat, seperti pada disc dislocation without reduction. reduction . Pemeriksaan intra oral bisa diperhatikan keadaan rongga mulut panderita, adanya malposisi, maloklusi ataupun adanya pergeseran garis median pada incisivus sentral.
4
Pemeriksaan selanjutnya adalah palpasi, sebelumnya kita harus mengukur jarak deviasi pergerakan pergerakan rahang. Karena palpasi sering sering memperburuk otot-otot pengunyahan pengunyahan dan sendi rahang, rahang, yang dapat menyebabkan menyebabkan penurunan penurunan jangkauan gerak. Palpasi dilakukan dilakukan di daerah daerah otot-otot sekitar fasial. fasial.
Gb 2.1 Otot Masseter
4
Gb 2.2 Otot temporalis
5
6
Gb 2.3 Otot Pterigoideus Medialis
Gb 2.4 Otot Pterigoideus Lateralis
2.3 Pemeriksaan Radiografi
Untuk menunjang penegakkan diagnosa, selain dengan anamnesa dan pemeriksaan klinis diperlukan pemeriksaaan penunjang radiografi. Pemeriksaan radiografi membantu menjelaskan perincian tulang dari sendi dan menganalisa jaringan lunak. lunak. Adapun pemeriksaan yang yang dapat membantu yaitu, arthrograpy, sefalometri, panoramik, CT Scan dan MRI.3,4
6
7
BAB III PENATALAKSANAAN GANGGUAN SENDI TEMPOROMANDIBULAR
Keberhasilan perawatan gangguan sendi temporomandibular
pada
sebagian besar keadaan tergantung pada etiologi dan pemeriksaan yang menyeluruh dari keadaan klinis. Cara perawatan yang rasional diarahkan untuk menghilangkan menghilangkan beban yang berlebih pada sendi, teruta ma dengan mengurangi aksi otot yang berlebihan serta abnormal. Adapun, perawatan gangguan sendi temporomandibular temporomandibular yang dapat dapat dibedakan sebagai berikut berikut2 : 1. Perawatan Non Bedah (Konservatif) 2. Perawatan Bedah (Operatif)
Cara perawatan tersebut hanya suatu pedoman karena ada beberapa tehnik perawatan yang mengikutsertakan lebih dari satu bidang ilmu. Perawatan dari setiap keadaan harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien, serta waktu dan fasilitas juga perlu dipertimbangkan. Bila perawatan dilakukan di rumah sakit, maka harus ada ruang khusus untuk tujuan ini, tetapi walaupun demikian, ruang operasi pribadi atau ka kamar mar praktek merupakan lingkungan lingkungan yang paling sesuai.
7
2
8
BAB IV PENATALAKSANAAN NON BEDAH
Perawatan untuk gangguan sendi temporomandibular adalah rumit yang disebabkan berbagai faktor, seperti salah diagnosa, salah pengertian terhadap etiologi, dan respon yang tidak spesifik. Gejala-gejala berhubungan dengan faktor psiko fisiologis sehingga perawatannya juga harus secara fisik dan psikologis dan menggunakan
dulu
metode
reversible
sebelum
yang
irreversible, irreversible,
dan
perawatannya harus multidisipliner antara dokter gigi ahli, ahli farmasi, ahli psikologi, ahli terapi fisik, ahli psikiatri dan ahli neurologi. neurologi. Berikut akan diuraika n perawatan konservatif/ reversible. reversible. 4.1
3
Komunikasi Dengan Penderita .
Praktisi diharapkan dapat menjelaskan ada pasien bahwa gejala yang timbul bukanlah disebabkan oleh kelainan struktur atau penyakit organik tetapi suatu kelainan reversibel yang mungkin saja berhubungan dengan pola hidup pasien. Dengan demikian bisa memotivasi pasien a gar lebih percaya diri hingga timbul kerjasama yang baik antara dokter dengan pasien,dan pasien pun secara bertahap bisa meninggalkan kebiasaan-kebiasaan kebiasaan-kebiasaan clenching atau ata u parafungsi.
8
3
9
4.2
Mengistirahatkan Rahang.
Pasien dianjurkan untuk mengistirahatkan ra hang, menghindari pergerakan pergerakan rahang yang berlebihan seperti seperti menguap, atau gerak gerak untuk mengunyah mengunyah makanan yang keras. Pasien dianjurkan untuk memakan makanan yang keci-kecil atau tela h di potong-potong. 2,6
4.3
Perawatan Sendiri/ Fisioterapi / Terapi Fisik .
Pasien bisa melakukan perawatan ini sendiri dirumah. Terapi fisik merupakan terapi yang mendukung terapi gangguan sendi temporomandibular lainnya yakni terapi oklusal dan psikososial. Terapi fisik dibagi dua yaitu: 1) Modalities.
2,3,5,6
2,3,5
Modalities yaitu cara-cara fisis untuk pengubahan termal, histokemikal dan fisiologik. Tipe-tipe modalities terdiri dari terapi panas, terapi dingin, elektroterapi, terapi ultrasound dan akupuntur. Terapi panas pa nas dapat mengurangi mengura ngi rasa nyeri dan kekakuan otot, otot, caranya meletakkan handuk basah hangat, atau lap diletakkan botol berisi air panas. Terapi T erapi 10-15 menit terus-menerus sekurang-kurangnya tiga minggu di daerah yang terserang. Terapi dingin adalah metode yang sederhana dengan menggunakan es yang diletakkan pada area yang spasme untuk mengurangi nyeri.
9
10
2) Tehnik Manual.
2,3,5
Tehnik manual terdiri dari tiga kategori yaitu : mobilisasi jaringan lunak, muscle
conditioning dan joint distraction. distraction. Mobilisasi jaringan lunak merupakan
stimulasi dengan cara massage pada daerah nervus sensori kutaneus untuk mengurangi nyeri. Muscle conditioning adalah conditioning adalah terapi fisik yang bertujuan merestorasi fungsi otot menjadi normal. Tehniknya ada beberapa kategori antara lain membatasi pergerakan mandibula dan terapi relaksasi dengan mengontrol stress emosional. Distraksi pasif pada sendi dapat menambah pergerakan dan menghambat aktivitas otot yang menarik melawan sendi sehingga otot dapat relaksasi. Cara dini dilakukan dengan menekan daerah area molar mandibula menggunakan ibu jari operator.
Gambar 4.1 Cara Reposisi Manual
10
11
Prinsip reposisi adalah mengembalikan posisi kondilus ke fossa dengan cara menembalikan kebawah lalu caudal dan dorsal. Caranya letakkan ibu jari di oklusal mandibula hingga ke posterior, jari-jari yang lain diletakkan di inferior mandibula. Kemudian bagian oklusal ditekan ke bawah, dengan saat yang bersamaan dorong kebelakang mandibula hingga keposisi normal. Pasien 4
usahakan dalam keadaan tenang. Bila terlalu lama dapat menggunakan obat-obat obat-obat pelemas otot misal valium iv sebanyak 10mg dan gerakan reposisi dimulai setelah menit ketiga. Prosedur reposisi yang telah dijelaskan biasanya dilakukan pada gangguan dislokasi mandibula yang bersifat akut, adapun pada dislokasi yang yang kronis atau long standing biasanya selain non bedah juga dilakukan penatalaksanaan bedah. Menurut Bradley dkk (1994), pada gangguan ini (long long standing ) standing ) penatalaksanaanya yaitu : Pertama, reduksi secara manual. Kedua, reduksi secara tidak langsung dengan penarikan melalui sudut sigmoid notch atau processus coronoideus serta penekanan pada kondilus. Ketiga, reduksi secra tidak langsung melalui pembedahan pada sendi.
4.4
8
Perawatan dengan Farmakoterapi.
Obat-obatan
dapat
membantu
meredakan
gejala
gangguan
sendi
temporomandibular seperti rasa sakit, hiperaktivitas otot, ansietas dan depresi. Baik pengalaman klinis maupun studi eksperimental terkendali menunjukkan bahwa farmakoterapi dapat menjadi katalis kuat bagi rasa nyaman pasien dan rehabilitasinya bila digunakan sebagai program penatalaksanaan komprehensif.
11
12
Obat-obatan yang bermanfaat terdiri t erdiri dari, analgetik, anti inflamasi, kortikosteroid, kortikosteroid, relaxan otot, anti anxietas dan anti depresi. untuk meringankan rasa sakit yang timbul bisa diberikan : aspirin, asetaminophen, ibupropen. Anti inflamasi ; NSAID, yaitu Naproxen, ibupropen. Antianxiety ; Diazepam. Musle relaxan ; Cyclobenzaprine (Flexeril). Lokal Anastetik ; Lidokain dan Mepivakain.
4.5
3,5,6
Latihan Rahang
Latihan untuk penanggulangan gangguan sendi temporomandibula diperkenalkanpertamakali oleh Schwartz. Latihan akan menolong untuk relaksasi otot dan menambah nobilitas sendi rahang. Terdapat beberapa macam latihan yang disarankan untuk mengatasi gangguan sendi temporomandibula, yaitu S tretching tretching
Exercise (latihan peregangan), Resistive Exercise (latihan resistif)
Retruded Opening Exercise (latihan pembukaan mulut dengan tekanan) dan Midline Exercise (latihan keseimbangan rahang). Biasanya dengan latihan teratur dan terarah keluhan akan hilang dalam 3-5 hari.
4.5.1
Latihan Peregangan
2,3,6,7
7
Latihan ini dianjurkan untuk penanggulangan spasme dan pembukaan rahang yang terbatas, latihan ini terdiri dari : 1) Peregangan Aktif, setelah periode waktu pemanasan awal yaitu dengan gerakan yang lembut dalam jarak terbatas, pasien diminta untuk perlahan-lahan membuka mulut selebar mungkin. 2)Peregangan Terbantu, pasien diminta untuk membuka mulut selebar mungkin.kemudian pasien atau
12
13
terapis menggunakan jari dan ibu jari untuk secara lembut memisahkan gigi insisif maksila dan mandibula. Posisi dipertahankan selama satu menit tiap satu ruas jari. Kemudian perlahan-lahan menambah jumlah jari tangan menjadi dua jari dan akhirnya tiga jari tangan tiap satu menit.
4.5.2
Latihan Resistif
7
Latihan ini digunakan untuk penanggulangan spasme otot, pergerakan terbatas, lemah otot dan inkoordinasi otot. Latihan ini melibatkan kontraksi otot-otot mandibula melawan resistensi selama gerakan pembukaan, penutupan dan lateral ra hang. 1. Latihan resistif Penutupan rahang, pada latihan ini posisi jari dan tangan sama seperti yang digunakan pada latihan peregangan terbantu, digunakan untuk memberikan resistensi pada penutupan mandibula. 2. Latihan Resistif Pembukaan Rahang, pada latihan ini kepalan tangan diletakkan di bawah dagu pasien dan memberikan resistensi yang diperlukan pada pembukaan mandibula. mandibula. 3. Latihan Resistif Gerakan Lateral, pada latihan ini dilakukan dengan satu tangan yang diletakkan berseberangan dengan sisi mandibula untuk menyediakan resistensi pada gerakan lat eral.
13
14
4.5.3
Latihan Pembukaan Mulut dengan Tekanan
7
Pada latihan ini pasien diajarkan untuk membuka dan menutup mulut dalam posisi tertekan untuk menghindari gerakan posisi protrusif. Ibu jari menyandar pada dagu yang dapat berperan sebagai penanda dan mendeteksi gerakan kedepan. Jika terdapat translasi, pasien juga dapat memonitor gerakan translasi yang terlalu dini dari kondilus dengan menempatkan jari diatas sendi temporomandibula. Latihan ini seringkali disarankan untuk meminimalisasi atau menghilangkan clicking pada sendi temporomandibu t emporomandibula. la.
4.5. 4
Latihan Keseimbangan Rahang
7
Latihan ini dilakukan untuk melatih otot memperbaiki gerakan pembukaan dan penutupan mulut yang disharmoni oleh karena deviasi mandibula. Latihan ini bertujuan untuk mengembalikan keadaan otot tidak seimbang yang disebabkan oleh distribusi tekanan pada sendi temporomandibula temporomandibula yang tidak berimbang. Pasien menempatkan posisi lidah bagian 1/3 anterior pada palatum, rahang dalam keadaan terbuka, dan tempatkan jari telunjuk kedua tangan pada masing-masing sisi mandibula, serta ibu jari pada bagian bawah dagu. Lakukan gerakan mandibula menutup dan membuka rahang. Usahakan tidak menyimpang pada salah satu sisi. Latihan dilakukan di depan cermin agar dapat dievaluasi.
14
15
4.6
Memakai alat di dalam mulut (splint , night guard )
Efektivitas
penggunaan
splin
oklusal
sampai
sekarang
masih
dipertanyakan, akan tetapi menurut Carraro (1975), penggunaan splin oklusal ternyata dapat mengurangi rasa nyeri pada sendi dan otot bahkan dapat hilang.2 Adapun fungsi splin oklusal oklusal yaitu :
2,3
1) Menghilangkan Menghilangkan kebiasaan parafungsi 2) Menghilangkan gangguan oklusi 3) Menstabilkan hubungan gigi dan sendi 4) Merelaksasi otot 5) Melindungi Melindungi abrasi t erhadap gigi 6) Mengurangi beban sendi temporomandibula temporomandibula 7) Menghilangkan nyeri akibat disfungsi 8) Sebagai alat diagnostik untuk memastikan bahwa oklusi lah yang menyebabkan rasa nyeri dan gejala-gejala yang sulit diketahui penyebabnya.
Macam-macam splin :
2,3,5
1) Splin Stabilisasi
Pembuatan splin dengan hubungan rahang atas dan rahang bawah pada posisi sentrik.kriteria untuk pemakaian splint ini apabila masalahnya murni dari otot tapi sendi dalam keadaan normal, maka dibuat splin itu, juga pada keadaan dimana untuk mencapai keadaan treat ment position pada kasus internal
15
16
derange ment menyebabkan nyeri, adanya degeneratif sendi, keadaan nyeri sendi dan otot tanpa dapat dapat didiagnosa dengan dengan tepat. Splin ini dipakai 4-6 bulan dipakai dipakai setiap waktu kecuali makan.
Gambar 4.2 Splin stabilisasi
2) Splin Reposisi
Bila gejala yang diderita pasien diantaranya ada deviasi (rahang yang menyimpang), adanya clicking sendi yang diindikasikan adanya inkoordinasi diskus-kondilus (interkoral ( interkoral derange ment ) maka diperlukan splin reposisi dengan maksud mereposisi rahang bawah ke posisi normal dan mengembalikan keseimbangan tonus otot-otot pengunyahan, juga menghilangkan menghilangkan clicking . Splin reposisi bertujuan menghilangkan gejala pergeseran diskus dengan reduksi clicking resiprokal , clicking waktu membuka mulut terjadi saat gerak translasi kondilus dimulai, dan clicking waktu menutup mulut terjadi sebelum
16
17
mencapai oklusi maksimal. Splint dipasang sesaat sebelum clicking resiprocal ketebalannya tidak boleh melewati freeway melewati freeway space .
4.7
Perawatan Psikososial
Aktivitas neuromuskular yang menimbulkan beban yang besar dan berulang-ulang dari sendi, disebabkan oleh tekanan emosi dan ketegangan. Oleh karena usaha menghilangkan faktor-faktor diatas merupakan tujuan utaman dalam merawat faktor
penyebab penyebab sindrom sindrom ini. Karena dokter dokter gigi yang sering
menghadapi gangguan sendi temporomandibular cenderung kurang memiliki pengetahuan psikiatrik. Maka tahap ini mungkin merupakan tahap tersulit dalam perawatan gangguan tersebut. Tekanan emosional yang meningkat dapat mempengaruhi fungsi fungsi otot da n mengaktifkan sistem nervus simpatik, yang dengan sendirinya merupakan sumber rasa sakit pada otot.2 Tekanan dan tegangan yang dterima manusia, dibagi menjadi dua kelompok, yaitu yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan yang disebabkan oleh keadaan tertentu. Stress sehari-hari dapat dialami seluruh manusia setiap waktu walaupun dalam ambang toleransi dan respon yang berbeda-beda. Contohnya Contohnya adalah hubungan pribadi, kesulitan kesulitan keuangan, kesulitan kesulitan 2
pekerjaan.
Kelompok yang kedua adalah stress emosional yang disebabkan oleh keadaan tertentu seperti problem dalam keluarga, penyakit yang parah atau perubahan mendadak dalam segi penghasilan. Timbulnya gangguan sendi temporomandibula temporomandibula sering bersamaan dengan salah sala h satu keadaan keadaa n tersebut.2
17
18
4.8
Karies dan Kelainan Patologi Lain
Semua karies harus dihilangkan, dan restorasi yang kurang memuaskan atau yang bocor harus diganti. Gigi dengan karies yang besar dan tidak dapat dirawat lagi harus dicabut dan kelainan gigi atau patologi yang lain harus dirawat. Faktor-faktor
tersebut
merupakan
sumber
rasa
tidak
enak
dan
dapat
mempengaruhi cara pasien mengigit atau mengunyah. Tetapi harus tetap diingat bahwa gangguan sendi temporomandibular dapat makin parah perawatan gigi yang terlalu lama dan oleh karena itu waktu perawatan harus dibuat sesingkat mungkin. 2,3,6
4.9
Prothesa
Restorasi prostetik atau penggantian gigi ditentukan berdasarkan jumlah dan letak gigi-gigi yang hilang atau apakah protesa yang sekarang digunakan menggangu fungsi. Terutama pada keadaan dimana kurangnya dukungan oklusal dari gigi-gigi belakang atau ata u bila pasien menggunakan menggunakan gigi t iruan yang abrasi, abrasi, tidak memiliki desain yang baik dan longgar. Gigitan yang terlalu tinggi dapat merangsang sendi terkena beban yang lebih besar dari biasa. Protesa yang ya ng longgar dapat merangsang aktivitas otot parafungsional atau fungsi abnormal untuk menstabilkan selama sela ma pasien pasien mengunyah atau istrahat. 2,3,6
18
19
4.10
Terapi oklusal
Terapi oklusal bertujuan mengubah gigitan untuk mengurangi tekanan yang berlebihan pada sendi. Terapi ini meliputi perawatan ortodontik, restorasi mahkota, dan selektif grinding. grinding.
2,3,6
19
20
BAB V KESIMPULAN
Penatalaksanaan gangguan sendi temporomandibula meliputi perawatan non bedah dan bedah. Mayoritas penderita gangguan sendi teporomandibula mencapai perbaikan secara memadai dari gejala yang dirasakannya dengan terapi non bedah. Perawatan non bedah penting untuk dimengerti praktisi dokter gigi, karena umumnya gangguan sendi temporomandibula pertama kali didiagnosa oleh dokter gigi. Perawatan bedah hanya dilakukan jika penderita gagal memberi respon terhadap perawatan non bedah.
20
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Pengaruh kelainan sendi temporomandibular pada pengunyahan. 2009 [2010,des,1]; [2010,des,1]; Available from: http://ilmudoktergigi.blog http://ilmudoktergigi.blogspot.com/200 spot.com/2009/02/ 9/02/ pengaruh-kelainan-sendi.html. 2. Aryanti S. Penanggulangan gangguan sendi temporomandibula akibat kelainan oklusi secara konservatif. 2007. 3.
Kurnikasari paripurna.
E.
Perawatan disfungsi sendi temporomandibula secara
[2010,des,1];
Available
from:
pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/.../ perawatan _disfungsi_sendi.pdf. _disfungsi_sendi.pdf. 4.
Wright EF.
Manual of temporomanbular disorder. Second
Ed. Wiley-
Blackwell 5. Okeson JP. Management of temporomandibular disorder and occlusion. th
4 ed. USA; Mosby Year Book. 6. Rintoko B. Temporomandibular disorder. 2009 [2010,des,1]; Available from: http://hi-in.facebook.com/topic.php?uid= 130041110573 & topic =13774. 7 .
Zaal
M, Rikmasari R, Kurnikasari
E.
Program pelatihan fisik untuk
penanggulangan kelainan sendi rahang dan sindroma nyeri miofasial. [2010,des,15]; Available from: http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/ uploads/.../ program_pelatihan_fisik.pdf. program_pelatihan_fisik.pdf.
21
22
8. Gazali M, Kasim A. Dislokasi mandibula ke arah anterior. [2010,des,15]; available from: http://pustaka.unpad.ac.id/wp .../ dislokasi_mandibula dislokasi_mandibula _ke_ arah_anterior.pdf
22