Pengertian Simpul Transportasi.
Definisi Terminal/Simpul Transportasi.
Secara umum terminal didefinisikan sebagai tempat berakhirnya dan berawalnya suatu perjalanan dengan menggunakan berbagai jenis moda angkutan seperti bus,truk,pesawat udara,kapal laut,kereta api dan moda angkutan lainnya.
NAMA-NAMA YANG UMUM UNTUK FASILITAS YANG BERFUNGSI SEBAGAI TERMINAL UNTUK BERBAGAI MODA TRANSPORTASI
MODA TRANSPORTASI
FASILITAS
FUNGSI UTAMA
Udara
Bandar Udara
Akses darat dan hubungan di udara
Lapangan
Bandar udara dengan fasilitas terbatas
Hanggar
Reparasi dan perawatan
Heliport
Sama seperti bandar udara (khusus untuk helikopter)
Basis untuk kapal udara
Sama seperti bandar udara
Mobil dan kendaraan lain
Garasi dan parkir
Penyimpanan kendaraan, akses dengan jalan kaki
Stasiun Bahan bakar
Reparasi dan perawatan kendaraan
Loket Tol
Pengumpulan karcis dan sewa
Bus
Stasiun Bus
Peretemuan Bus antar kota dan moda lain
Pemberhentian Bus
Pertemuan dengan akses pejalan kaki
Kereta Api Penumpang
Stasiun Kereta Api
Pertemuan akses lokal dan rel, kadang-kadang dengan moda-moda antar kota
Kereta Api barang
Gudang
Akses lokal (truk)
Team track
Akses lokal (truk), areal terbuka
Bengkel, rip track, dsb
Reparasi dan perawatan kendaraan
Engine shed, round house
Reparasi dan perawatan lokomotif
Kapal Laut
Pelabuhan laut
Akses darat (biasanya rel, truk, bus, pipa) dan kadang-kadang akses kapal
Dok atau demaga
Fasilitas bongkar muat satu kapal
Dok kering (dry dock)
Reparasi dan perawatan
Sumber : Morlok 1991, p. 272.
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 tahun 1995 tentang terminal transportasi jalan menyatakan bahwa terminal penumpang adalah prasarana transpotasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikan penumpang, perpindahan intra dan atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. Penjabaran lebih rinci dijelaskan dalam Pedoman Teknis Pembangunan Terminal yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat tahun 1993 dijelaskan defenisi terminal angkutan jalan sebagai berikut:
Titik simpul dalam sistem jaringan transportasi jalan tempat terjadinya putus arus yang merupakan prasarana angkutan yang berfungsi pokok sebagai pelayanan umum, berupa tempat kendaraan umum menaikan dan menurunkan penumpang dan atau barang, bongkar muat barang, tempat perpindahan penumpang atau barang baik intra maupun artar moda transportasi yang terjadi sebagai akibat adanya arus pergerakan manusia dan barang serta tuntutan efisiensi transportasi.
Tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan dan pengoperasian lalulintas dan kendaraan umum.
Prasarana angkutan yang merupakan bagian dari sistem transportasi untuk melancarkan arus angkutan penumpang atau barang.
Unsur tata ruang yang mempunyai peranan penting bagi efisiensi kehidupan wilayah/kota dan lingkungan.
Site Terminal Bus.
Depertemen Pekerjaan Umum Cipta Karya, 1993 (dalam Damai, 2001) menyatakan bahwa terminal regional merupakan tempat kendaraan umum dari wilayah lain berhenti diterminal tersebut dan tidak meneruskan perjalanannya melainkan kembali kewilayahnya semula atau terminal wilayah semula. Artinya terminal adalah tempat berawal dan berakhirnya sebuah perjalanan.
Jika kita lihat lagi dari sudut teori ekonomi, terminal dapat dianalogikan dengan pasar yaitu tempat pertemuan antara konsumen dengan produsen atau permintaan dan penawaran (Azehari, 1991, p. 28). Konsumen dalam hal ini adalah masyarakat pengguna atau yang memanfaatkan jasa, dalam hal ini jasa angkutan, sedangkan produsen dalam hal ini adalah orang yang memproduksi atau yang menyediakan jasa dalam hal ini operator jasa perangkutan. Dengan demikian terminal dapat disamakan dengan fungsi pasar tempat terjadinya transaksi di bidang jasa
Pengertian Sistem Transportasi Umum
adalah gabungan beberapa komponen (objek) yang saling berkaitan dalam suatu tatanan struktur. Terjadinya perubahan dalam sebuah komponen dalam suatu sistem dapat mempengaruhi perubahan komponen lainnya, sehingga komponen tersebut harus mampu dirancang untuk menguatkan sistem yang ada. Transportasi adalah kegiatan atau aktivitas yang menunjang atau melancarkan pergerakan dari tempat ke tempat yang lain.
Peranan Angkutan Umum Angkutan umum dalam memenuhi kebutuhan manusia akan pergerakan ataupun mobilitas yang semakin meningkat, untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lain yang berjarak dekat, menengah atau jauh. Angkutan umum juga berperan dalam pengendalian lalu lintas, penghematan bahan bakar atau energi, dan juga perencanaan & pengembangan wilayah.
(Warpani, 1990) Esensi dari operasional angkutan umum adalah memberikan layanan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat dalam menjalankan kegiatannya, baik untuk masyarakat yang mampu memiliki kendaraan pribadi sekalipun (choice), dan terutama bagi masyarakat yang terpaksa harus menggunakan angkutan umum (captive). Ukuran pelayanan angkutan umum yang baik adalah pelayanan yang aman, cepat, murah, dan nyaman (Warpani, 1990). E. Evolusi Moda Angkutan Umum Perkotaan di Indonesia mengalami evolusi kemajuan sistem angkutan umum berdasarkan sejarah perkembangan kota. Secara umum, kota-kota dibagi menurut jenis angkutannya berupa angkutan individu dan angkutan massal, memiliki ciri operasi angkutan umum:
1. Kota kecil: Angkutan umum terdiri dari Angkutan Kota (Angkot) dan Bus Sedang, Angkutan individu: becak dan ojek.
2. Kota Menengah: Angkutan umum terdiri dari Bus Besar, Bus sedang, Angkutan kota (Angkot), Angkutan Individu: becak dan ojek.
3. Kota Besar: Angkutan Massal, terdiri dari sistem Transit, Bus Besar, Bus Sedang, Angkutan kota (Angkot), Bus Sedang, Angkutan Individu: becak dan ojek.
4. Kota Metropolitan: Angkutan Massal, terdiri dari Mass Rapid Transit (MRT), Bus Besar, Bus Sedang, Angkutan kota (Angkot), Angkutan Individu: becak dan ojek.
TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD)
TOD adalah peruntukan lahan campuran berupa perumahan atau perdagangan yang direncanakan untuk memaksimalkan akses angkutan umum dan sering ditambahkan kegiatan lain untuk mendorong penggunaan moda angkutan umum. Peruntuan lahan sekitar stasiun BRT/MRT dikembangkan dengan perbedaan tingkat kepadatan.
Transit oriented development atau disingkat menjadi TOD merupakan salah satu pendekatan pengembangan kota yang mengadopsi tata ruang campuran dan maksimalisasi penggunaan angkutan massal seperti Busway/BRT, Kereta api kota (MRT), Kereta api ringan (LRT), serta dilengkapi jaringan pejalan kaki/sepeda. Dengan demikian perjalanan/trip akan didominasi dengan menggunakan angkutan umum yang terhubungkan langsung dengan tujuan perjalanan.
Kaitan TOD dengan angkutan Massal
TOD harus ditempatkan:
1.Pada jaringan utama angkutan massal
2.Pada koridur jaringan bus/ BRT dengan frekuensi tinggi
3.Pada jaringan penmpan bus yang waktu tempuhnya kurang dari 10 menit dari jaringan utama angkutan massal.
Kalau persyaratan diatas tidak dipenuhi oleh suatu kawasan maka perlu diambil langkah untuk menghubungkan dengan angkutan massal, disamping itu yang juga perlu menjadi pertimbangan adalah frekuensi angkutan umum yang tinggi.
TAHAPAN-TAHAPAN PENERAPAN TOD
Tahap 1 : Memperkuat investasi publik dalam angkutan umum dengan memastikan bahwa pengembangan angkutan umum berpusat pada stasiun
Tahap 2 : Mengetahui bahwa area stasiun adalah daerah khusus dan seluruh wilayah yang berada di sekitarnya berkesempatan untuk mengembangkan pembangunn tradisional.
Tahap 3 : Mengambil kesempatan yang diberikan oleh angkutan umum untuk mempromosikan TOD sebagai bagian dari strategi manajemen pertmbuhan yang lebih luas
Tahap 4 : Rezoning daerah-daerah yang berpengaruh di sekitar stasiun untuk hanya menggunakan moda angkutan umum dalam melakukan perjalanannya
Tahap 5 : Fokus pada investasi instansi publik dan uapaya perencanaan di daerah stasiun dengan peluang pembangunan terbesar
Tahap 6 : Membangun broad-based core untuk mendukung TOD melalui pejabat-pejabat terpilih, staf pemerintah daerah, pemilik tanah, dan lingkungan
Tahap 7 : Menyiapkan kerangka kerja mandiri untuk lebih mempromosikan TOD setelah perencanaan selesai.