BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Minat untuk mempelajari tingkah laku manusia sebetulnya telah dipelajari oleh filsuf yunani kuno yaitu Plato yakni membagi tiga macam tingkah laku manusia yaitu filosofis, ambisius, dan suka akan keberuntungan. Dimana gagasan tersebut banyak sedikitnya berpengaruh besar terhadap perilaku manusia dalam suatu organisasi yang dipelajari oleh para ahli saat ini. Awal abad ke-20 sebetulnya minat untuk mempelajari perilaku manusia dalam organisasi telah mencapai klimaksnya. Teori dalam mempelajari perilaku manusia terbagi dalam tiga periode diantaranya periode klasik, neo-klasik dan modern. Pada masing-masing periode telah muncul para pemikir-pemikir yang banyak sedikitnya ikut andil dalam perkembangan sejarah perilaku organisasi diantaranya Max Weber yang ikut andil dengan analisis perilaku organisasi lewat konsep struktur birokrasinya, Henry Fayol dengan orientasi pendekatan fungsionalnya dalam perilaku organisasi dan manajemen yang mendominir banyak pemikiran-pemikiran modern tentang administrasi, dan Frederick Winslow Taylor yang mengenalkan prinsip-prinsip manajemen ilmiah. Pemikir lain yaitu Chester Barnard, Mary Parker Follett, Frederick Herzberg, Abraham Maslow, David McClelland, dan Victor Vroom. Meskipun studi ini menelusuri akarnya kepada Max Weber dan Weber dan para pakar yang sebelumnya, studi organisasi biasanya dianggap baru dimulai sebagai disiplin akademik bersamaan dengan munculnya manajemen ilmiah pada tahun 1890-an, dengan Taylorisme yang mewakili puncak dari gerakan ini. Para tokoh manajemen ilmiah berpendapat bahwa rasionalisasi terhadap organisasi dengan rangkaian
instruksi
dan
studi
tentang
gerak-waktu
akan
menyebabkan
peningkatan produktivitas. Studi tentang berbagai sistem kompensasi pun dilakukan. Setelah Perang Dunia I, fokus dari studi organisasi bergeser kepada analisis tentang bagaimana faktor-faktor manusia dan psikologi memengaruhi organisasi. Ini adalah transformasi yang didorong oleh penemuan tentang Dampak Hawthorne. Gerakan hubungan antar manusia ini lebih terpusat pada tim, motivasi, dan aktualisasi tujuan-tujuan individu di dalam organisasi. Perang Dunia II menghasilkan pergeseran lebih lanjut dari bidang ini, ketika penemuan
logistik besar-besaran dan penelitian operasi menyebabkan munculnya minat yang baru terhadap sistem dan pendekatan rasionalistik terhadap studi organisasi. Perilaku organisasi saat ini merupakan bidang studi yang berkembang. Jurusan studi organisasi pada umumnya ditempatkan dalam sekolah-sekolah bisnis. Bidang ini sangat berpengaruh dalam dunia bisnis dengan para praktisi seperti Peter Drucker dan Peter Senge yang mengubah penelitian akademik menjadi praktik bisnis. Perilaku organisasi menjadi semakin penting dalam ekonomi global ketika orang dengan berbagai latar belakang dan nilai budaya harus bekerja bersama-sama secara efektif dan efisien. Untuk itu, kami berusaha untuk sedikit menggali tentang bagaimana sebuah perilaku dalam organisasi yang mempunyai komponen individu-individu yang membentuk sebuah sistem untuk saling bekerja sama dalam mencapai sebuah tujuan. Sehingga, tema yang kami angkat dalam makalah ini adalah “Konsep Dasar Perilaku Organisasi”
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang tersebut, kami menetapkan beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah yang kami buat : 1. Apa pengertian perilaku organisasi ? 2. Apa tujuan memahami perilaku organisasi ? 3. Apa saja dimensi dalam perilaku organisasi ? 4. Apa kerangka dasar konsep perilaku organisasi ? 5. Apa ruang lingkup kajian perilaku organisasi ? 6. Apa perbedaan ilmu perilaku organisasi dengan ilmu-ilmu perilaku lainnya ? 7. Apa saja sumbangan yang diberian ilmu-ilmu lainnya terhadap ilmu perilaku organisasi ? C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui apa pengertian perilaku organisasi. 2. Untuk mengatahui tujuan memahami perilaku organisasi. 3. Untuk mengetahui dimensi-dimensi yang ada dalam perilaku organisasi.
4. Untuk mengetahui kerangka dasar konsep perilaku organisasi. 5. Untuk mengetahui ruang lingkup kajian perilaku organisasi. 6. Untuk mengetahui perbedaan ilmu perilaku organisasi dengan ilmu perilaku lainnya. 7. Untuk mengetahui sumbangan ilmu-ilmu lainnya terhadap ilmu pe rilaku organisasi.
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PERILAKU ORGANISASI Berbicara pengertian perilaku organisasi, banyak ahli memberikan definisi. Pendapat pertama menurut
Toha (2001) bahwa yang yang dimaksud perilaku
organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. Pendapat berikutnya dari John (1983) yang menyebutkan bahwa perilaku organisasi merupakan suatu istilah yang agak umum yang menunjukkan kepada sikap dan perilaku individu dan kelompok dalam organisasi, yang berkenaan dengan studi sistematis tentang sikap dan perilaku, baik yang menyangkut pribadi maupun antar pribadi di dalam konteks organisasi. Sedangkan pendapat yang lain menurut James L. Gibson, Gibson, John. M. Ivancevich, James. H. Donelly Jr. (1986) menyebutkan bahwa yang dimaksud perilaku organisasi adalah studi tentang perilaku manusia, sikapnya dan hasil karyanya dalam lingkungan keorganisasian. Senada dengan pendapat diatas yaitu menurut Robbin (2001) bahwa perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang menyelidiki dampak perorangan, kelompok dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektifan organisasi. Berdasarkan dari berbagai pendapat diatas, maka secara singkat dapat dikatakan perilaku organisasi tersebut berkenaan dilakukan
orang-orang
dalam
suatu
organisasi
studi dan
tentang apa yang bagaimana
perilaku
(individu/kelompok) mempengaruhi kinerja dari organisasi. Dalam kaitan ini maka
ruang
lingkup
perilaku
organisasi
berkenaan
dengan
perilaku
individu/perorangan, perilaku kelompok dan struktur organisasi yaitu perilaku individu dan perilaku kelompok mempengaruhi organisasi dan organisasi mempengaruhi perilaku individu dan perilaku kelompok. Sehingga bahan kajian dalam perilaku organisasi meliputi sikap dan persepsi manusia, dalam hal ini sikap pegawai/karyawan terhadap pekerjaannya, terhadap rekan sekerja, pimpinanya dan sebagainya, serta perilakunya dalam konflik, kerjasama, komunuikasi, motivasi dan lain-lain.
B. TUJUAN MEMAHAMI PERILAKU ORGANISASI Secara jelas perilaku organisasi pasti mempunyai tujuan. Adapun tujuan perilaku organisasi adalah untuk mendeterminasi bagaimana perilaku manusia mempengaruhi usaha pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Semakin banyak perilaku atau kejadian yang dapat diprediksikan dan semakin banyak yang dapat dijelaskan, maka pada gilirannya akan dibutuhkan bentuk kontrol atau pengendalian perilaku. Maksudnya tidak lain agar perilaku individu dalam organisasi dapat selalu diarahkan kearah yang positif, yaitu perilaku yang menunjang pencapaian sasaran organisasi secara efektif. C. DIMENSI DALAM PERILAKU ORGANISASI 1. Dimensi Manusia Dimensi manusia terdiri atas : dimensi teknik, dimensi konsep, dan pengetahuan yang harus dimiliki setiap individu. Dimensi yang memposisikan bahwasanya manusia adalah pelaku utama dari berjalanya sebuah organisasi. Manusia dalam organisasi bersifat sangat kompleks, dan riset tentang manusia dalam organisasi ini nampaknya harus terus diupayakan dan dilaksanakan guna menghasilkan dan menciptakan sumber daya manusia yang efektif dan bermutu, karena manusia merupakan unsur pokok pembentuk dan penggerak organisasi. Namun, tetap saja dimensi manusia tidak akan berfungsi secara utuh jika dimensi teknis dan konsep tidak ada. a) Dimensi Teknis Dimensi teknis merupakan dimensi yang menekankan pada kecakapan atau kemampuan individu yang dibutuhkan untuk menggerakkan organisasi, Dimensi teknik berisi keahlian-keahlian manajer dibidang teknis atau orang yang ahli dan memiliki kemampuan yang diperlukan untuk menggerakkan organisasi, misalnya keahlian dalam mengoperasikan komputer, keahlian dalam bidang pemasaran, dan lain sebagainya. b) Dimensi Konsep Dimensi konsep merupakan sebuah rancangan khusus yang dijadikan sebagai acuan dalam menjalankan sebuah oragnisasi, dimensi konsep juga merupakan motor penggerak dari dimensi teknik dan sangat erat hubungannya dengan dimensi manusia. Dimensi konsep memiliki pengaruh besar terhadap
organisasi, karena jika hanya mengandalkan keahlian tanpa sebuah pegangan atau acuan yang berupa konsep, maka suatu organisasi tidak berjalan dengan baik. 2. Dimensi Nomotetis Dimensi nomotetis merupakan dimensi yang ada di dalam sebuah lembaga atau organisasi yang di dalamnya terdapat unsur tujuan, tugas, tanggung jawab, dan hubungan kerja. 3. Dimensi Idiografis Dimensi idiografis merupakan dimensi yang ada dalam individu yang mencakup unsur kepercayaan, keinginan, kebutuhan, dan harapan. Pakar perilaku organisasi Gito sudarmo (1996) mengemukakan ada tiga dimensi organisasi, diantaranya yaitu : 1. Dimensi perilaku oganisasi dalam tingkatan individu Kajian pertamanya adalah individu. Tiap individu adlah suatu hal yang unikk. Memiliki berbagai macam perbedaan yang sangat menarik. Keinginan, tujuan, cita-cita, harapan, impian, sikap, nilai, perilaku antar individu pasti berbeda. 2. Dimensi perilku organisasi dalam tingkatan kelompok kelompok merupakan kumpulan dari individu. Di dalam sebuah kelompok terdapat aturan mainnya sendiri yang harus dipatuhi oleh masing-masing anggota kelompok. Pemimpin dalam kelompok memiliki kewajiban untuk mengelola kelompoknya tersebut agar bersinergi terhadap organisasinya. 3. Dimensi perilaku organisasi dalam tingkatan organisasi Struktur yang ada dalam organisasi merupakan pola komunikasi yang terjadi baik antar bawahan denagn atasan. Pada organisasi yang sifatnya desentarlistik, bawahan ikut berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan organisasi. D. KERANGKA DASAR PERILAKU PERILAKU ORGANISASI Perilaku organisasi merupakan study yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau dalam suatu kelompok tertentu. Berbagai peneliti telah melakukan observasinya terhadap manusia beserta dengan
organisasinya, dan menemukan fakta bahwa perilaku manusia didalam suatu organisasi yang sedang berproses dinamakan perilaku organisasi. Perilaku organisasi berawal dari perilaku manusia atau lebih banyak menekankan pada aspek-aspek psikologi dari tingkah laku individu. Kerangka dasar perilaku organisasi didukung paling sedikitnya dua aspek. Yakni individuindividu yang berperilaku dan organisasi formal sebagai wadah dari perilaku itu. Peradaban manusia ditandai dengan adanya keterlibatan manusia dengan organisasi disekitarnya. Ilmu perilaku organisasi pada hakekatnya mendasarkan kajiannya pada ilmu perilaku itu sendiri yang dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada tingkah laku manusia dalam organisasi. Konsep dasar perilaku organisasi dibangun
oleh
dua
kompnen
utama
yakni
individu
dengan
berbagai
karakteristiknya dan organisasi dengan berbagai karakteristiknya pula. Ini berarti bahwa seorang individu dengan lingkungannya menentukan keduanya secara langsung. Individu dengan organisasi tidak jauh berbeda denagn ungkapan tersebut. Keduanya memiliki sifat-sifat yang khusus yang memiliki karakteristik tersendiri yang menarik. Berdasarkan kerangka konseptual diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku individu dalam organisasi tercipta dari hasil komunikasi antar anggota organisasi dengan unsur-unsur organisasi. Kinerja individu yang merupakan perwujudan perilaku individu dalam organisasi ditentukan oleh sejumlah faktor. Artinya tinggi rendahnya kineja individu tergabtung pada seberapa besar faktor-faktor tersebut memberikan tekanan pada perilaku individu. E. RUANG LINGKUP PERILAKU ORGANISASI Perilaku organisasi,sesugguhnya terbentuk dari perilaku-perilaku individu yang terdapat dalam organisasi tersebut dengan demikian dapat dilihat bahwa ruang lingkup kajian ilmu perilaku organisasi hanya terbatas pada dimensi internal dari suatu organisasi. Aspek-aspek yang menjadi unsur-unsur komponen atau subsistem dari ilmu perilaku organisasi antara lain adalah : 1. Motivasi Proses psikologis yang merupakan salah satu unsur pokok dalam perilaku seseorang. motivasi bertalian erat dengan suatu tujuan. Makin berharga tujuan itu
bagi yang bersangkutan, makin kuat pula motovasinya. Jadi motivasi itu sangat berguna bagi tindakan atas perbuatan seseorang. 2. Kepemimpinan Menurut Wahjosumidjo (1992 : 171), kepemimpinan mempunyai peranan sentral dalam kehidupan organisasi, dimana terjadi interaksi kerjasama antar dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan. Bahkan beberapa pakar mengasosiasikan kegagalan ataupun keberhasilan suatu organisasi dengan pemimpinnya. 3. Konflik a) Konflik yang negatif Konflik di mana pihak-pihak yang terlibat merasa rugi karena konflik itu. Hal itu bisa terjadi walaupun pihak luar melihat pihak yang merasa kalah itu sudah unggul. Jadi faktor persepsi dan perasaan kalah memegang peranan penting. Konflik yang negatif ne gatif dan merusak ini muncul dalam bentuk yang dikenal sebagai spiral konflik. Spiral konflik ini hanya memiliki satu arah yaitu meningkat dan maju. Ciri-cirinya, hubungan negatif itu hamper otomatis mengahasilkan hubungan negatif lainnya. Dalam spiral ini salah satu pihak akan berusaha untuk mengubah struktur hubungan dan membatasi pilihan pihak lain, untuk mencari keuntungan sepihak. Salah satu bentuk konflik negatif ialah suatu konflik yang tidak terselesaikan. Hal ini bisa terjadi dengan salah satu pihak menarik diri. Ini dilakukan dengan pengetahuan bahwa pihak lainnya akan dirugiak oleh keputusan itu. b) Konflik positif Berguna untuk suatu masyarakat atau kelompok yang memungkinkan ekspresi konflik yang terbuka dan memungkinkan pergeseran keseimbangan kekuasaan. Konflik akan memberikan transisi untuk suatu hubungan baru yang terus direvisi. Ciri-ciri dari konflik yang positif ialah adanya transformasi dari elemenelemen konflik, yaitu: cara konflik itu diekspresikan, persepsi tentang kebutuhan dan tujuan, ersepsi tentang kemungkinan pemenuhannya, tingkat persepsi bahwa kedua belah pihak sebenarnya saling terkait, serta jenis kerja sama dan oposisi.
Dengan kata lain kedua pihak akan merasa diperkaya di dalam hubungan mereka. Mereka akan lebih bersedia bekerja sama dan bersedia untuk mengatasi konflik dengan lebih terbuka di masa depan. 4. Hubungan komunikasi Dalam hal berkomunikasi, sering terjadi suatu kondisi dimana posisi seseorang dominan dibanding yang lainnya. Atau mungkin juga, seseorang memiliki informasi yang lebih banyak dan luas, sehingga pihak yang menjadi lawan bicaranya menjadi pasif, kurang responsif dan cenderung mengiyakan saja. Bahkan tidak jarang terjadi, seseorang yang ingin berkomunikasi dengan orang lain sudah memiliki rasa tidak percaya diri, takut, ewuh pakewuh, minder, atau gemetar. Jadi jelaslah bahwa proses komunikasi antar dua orang atau lebih seringkali berada pada posisi yang tidak sederajat (asymetric relation), sehingga nilai obyektivitas dan efektivitas dari proses komunikasi tadi dapat terganggu. Selanjutnya apabila kondisi in berjalan terus tanpa upaya antisipasi, maka tujuan dari diadakannya komunikasi tadi menjadi terhambat. Oleh karena itu, proses komunikasi hendaknya berjalan secara wajar, terbuka, dan sejajar. 5. Pemecahan masalah & pengambilan keputusan Dalam kehidupan suatu organisasi, sering ditemui adanya perbedaan pendapat, perbedaan kepentingan, perbedaan cara mencapai tujuan, maupun konflik antar anggota organisasi yang bersangkutan. Disamping itu, dalam skala yang lebih luas, organisasi tidak jarang menghadapi berbagai kondisi kurang menguntungkan seperti : adanya hambatan dalam proses pelaksanaan kegiatan, kebingungan dalam menentukan arah dan misinya, kegagalan merealisasikan rencana yang telah disusun, kesalahan dalam mengantisipasi suatu fenomena, dan sebagainya. Adanya suatu permasalahan memang tidak bisa dihindari, namun yang jelas bahwa masalah tersebut harus dihadapi dengan sikap-sikap positif dan tindakan kreatif, sehingga tidak akan mengganggu jalannya organisasi. Sebab, suatu masalah biasanya akan menjadi semacam “kanker” yang akan semakin mengganas jika dibiarkan saja tanpa upaya pencegahan dan pengobatan. Oleh karena itu, dalam rangka memecahkan timbulnya masalah, perlu dilakukan suatu upaya strategis, yakni pengambilan keputusan.
6. Produktifitas & kinerja(performance) Sumanth (1984:7 ) mengemukakan tentang tiga bentuk dasar dari produktivitas, yaitu : a) Produktivitas
parsial
(partial
productivity),
adalah
perbandingan
antaraoutput dengan salah satu input. Misalnya produktivitas tenaga kerja(perbandingan output dengan input tenaga kerja) adalah ukuran dariproduktivitas parsial. b) Produktivitas
total
faktor
(total
factor
productivity),
adalah
perbandinganantara output bersih dengan jumlah dari input tenaga kerja dan modal.Output bersih diartkan sebagai total output dikurangi dengan biaya sementara yang telah dikeluarkan untuk menghasilkan barang atau jasa. c) Produktivitas total (total productivity), adalah perbandingan antara total output dengan keseluruhan faktor input. 7. Pembinaan & pengembangan organisasi (organizational (organizational development ) Apabila mengisyaratkan
diperhatikan, bahwa
maka
organisasi
karakteristik
harus
selalu
siap
organisasi untuk
terbuka melakukan
penyesuaian-penyesuaian atau pengembangan (organizational development ). ). Menurut Henry (1988 : 86 ), ), pengem-bangan organisasi tersebut dilaksanakan melalui intervensi yang penuh perhitungan atas kerja organisasi yang aktif dengan menggunakan pengetahuan ilmu perilaku organisasi (organization behavior).
F. PERBEDAAN
ILMU
PERILAKU
ORGANISASI
DENGAN
ILMU
LAINNYA Menurut pendapat Cummings (1978), terdapat perbedaan antara antara perilaku organisasi dengan ilmu-ilmu yang lain, misalnya : 1. Perilaku Organisasi dengan Psikologi Organisasi Perilaku organisasi konstruksi penjelasannya berasal dari multi disiplin sedangkan psikologi organisasi membatasi konstruksi penjelasannya pada tingkat psikologi. Kesamaan kedua bidang tersebut menjelaskan perilaku orang-orang di dalam organisasi
2. Perilaku Organisasi dengan Teori Organisasi Perbedaan perilaku organisasi dengan teori organisasi didasarkan pada dua perbedaan antara unit analisanya dan pusat variabel tak bebas Perilaku oeganisasi dirumuskan sebagai suatu studi tingkah laku individu dan kelompok di dalam organisasi dan penerapan dari ilmu pengetahuan tertentu. Teori organisasi adalah studi tentang susunan, proses dan hasil-hasil dari organisasi itu sendiri. 3. Perilaku Organisasi dengan Personel and Human Resources Perilaku organisasi menekankan pada orientasi konsep sedang personel human resources menekankan pada teknik dan tehnologi. Larry L. Cummings juga menekankan bahwa perilaku organisasi adalah suatu cara berpikir, suatu cara untuk memahami persoalan-persoalan dan menjelaskan secara nyata hasil-hasil penemuan berikut tindakan-tindakan pemecahan. G. SUMBANGAN
ILMU
LAIN
TERHADAP
ILMU
PERILAKU
ORGANISASI Perilaku organisasi merupakan disiplin ilmu yang tidak berdiri sendiri tetapi mendapat sumbangan yang amat besar dari ilmu lainnya, diantaranya menurut Robbin (2001) adalah ilmu psikologi, sosiologi, psikologi sosial, antropologi dan ilmu politik. Secara sekilas dan singkat peranan dan kontribusi ilmu-ilmu tersebut kepada ilmu perilaku organisasi, dapat diuraikan berikut ini. 1. Psikologi Psikologi adalah ilmu yang berkenaan dengan usaha untuk mengukur, menjelaskan dan kadang-kadang mengubah perilaku manusia. Oleh karena itu para psikolog melibatkan diri mereka dalam studi dan usaha untuk memahami perilaku individu. Secara spesifik sumbangan mereka dalam bidang perilaku organisasi berkenaan dengan masalah-masalah antara lain : kebosanan, kelelahan, kondisi
kerja,
persepsi,
kepribadian,
latihan,
pengambilan keputusan dan pengukuran sikap.
kepemimpinan,
motivasi,
2. Sosiologi Pusat perhatian sosiologi mempelajari sistem sosial dimana para individu memainkan peranannya. Artinya sosiologi tersebut mempelajari manusia dalam hubungannya dengan manusia lain. Dalam kaitannya dengan perilaku organisasi maka konsep-konsep yang berasal dari sosiologi dapat memberi masukan terhadap perilaku organisasi seperti : dinamika kelompok, proses sosialisasi, budaya organisasi, struktur organisasi formal, birokrasi, komunikasi, status, kekuasaan dan konflik. 3. Psikologi Sosial Ilmu psikologi sosial mempelajari perilaku antar pribadi dalam arti berusaha mencari penjelasan tentang bagaimana dan mengapa para individu berperilaku tertentu dalam kegiatan kelompoknya. Kontribusi untuk perilaku organisasi yaitu bagaimana menerapkan perubahan dan bagaimana mengurangi hambatan agar suatu perubahan dapat diterima, mengukur dan mamahami serta mengubah sikap, pola komunikasi dan cara-cara bagaimana kegiatan kelompok memenuhi kebutuhan individu. 4. Antropologi Antropologi mempelajari masyarakat untuk mengetahui seluk beluk manusia dan aktivitasnya. Hal yang dapat diambil dari antropologi untuk perilaku organisasi seperti perbedaan-perbedaan fundamental dalam nilai, sikap dan norma tentang perilaku yang dapat diterima mempengaruhi cara orang bertindak. 5. Ilmu Politik Para ilmuwan politik mempelajari perilaku individu dan kelompok dalam suatu lingkungan politik. Berbagai hal yang dapat diambil dari ilmu politik oleh perilaku organisasi adalah struktur konflik, alokasi kekuasaan dan bagaimana orang memanipulasi kekuasaan untuk kepentingan pribadinya.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN Ilmu perilaku organisasi dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada perilaku individu-individu yang bekerja bek erja dalam suatu organisasi tertentu. Sehingga kerangka dasar bidang pengetahuan ini didukung paling sedikit oleh dua komponen, yakni individu-individu yang berperilaku dan organisasi formal sebagai wadah dari perilaku individu tersebut. Penempatan manusia kembali sebagai salah satu unsur yang amat penting dalam organisasi adalah orientasi dasar dari ilmu perilaku organisasi. Dimana manusia sebagai subjek yang menjalankan roda organisasi dan sebagai pelaksana dimensi konsep untuk mencapai tujuan dalam organisasi. Perkembangan ilmu perilaku manusia dalam organisasi ini menurut sejarahnya telah dimulai sejak awal perkembangan gerakan manajemen ilmiah bahkan jauh sebelum itupun dapat dikenali sebagai langkah awal dari pengembangan ilmu ini. B. SARAN Kajian perilaku organisasi ini diharapka dapat menunjang semua organisasi dalam memperhatikan individu-individu yang ada dalam organisasi tersebut. Sehingga sinergitas organisasi tetap terjaga untuk mencapai tujuan yang telahditetapkan dalam sebuah organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Kusdi. 2009. Teori Organisai dan Administrasi. Administrasi. Jakarta : Salemba Humanika. Thoha,Miftah. 1983. Perilaku 1983. Perilaku Organisasi : Konsep Dasar dan Aplikasinya. Aplikasinya. Jakarta : Rajawali Pers. Imam Wahjono, Sentot. 2010. Perilaku Organisasi. Organisasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.