TUGAS BESAR III ANALISIS STRATEGI PT. PERTAMINA (PERSERO) TBK.
MANAJEMEN STRATEJIK
ANDRYANO
411010001
DION AVELLINO S.
411010008
CHRISTIANTO PRASETYO P.
411010030
CINDY BEAUTY S.
411010031
DEDE SUDRAJATTULLOH
411110023
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS MA CHUNG MALANG 2013
BAB I PENDAHULUAN
Industri perminyakan adalah industri yang strategis dan berperan sangat penting bagi perekonomian suatu negara. Karena itu, segala keputusan yang berkenaan dengan sektor ini harus berlandaskan fundamental yang kuat beserta dengan strategi pengambilan keputusan yang tepat. Salah satu industri perminyakan di Indonesia adalah PT. Pertamina (Persero) Tbk. Adapun PT. Pertamina (Persero) Tbk. sendiri merupakan salah satu perusahaan negara yang menguasai sektor penting/vital di Indonesia. Hal ini dikarenakan PT. Pertamina (Persero) Tbk. bertanggung jawab memenuhi kuota bahan bakar yang dibutuhkan oleh masyarakat luas. Selain itu, PT. Pertamina (Persero) Tbk. juga sangat bergantung kepada pemerintah karena BBM yang merupakan hajat hidup orang banyak, benar-benar harus dikelola dengan sebaik mungkin. Hal-hal tersebut mengindikasikan pentingnya pengambilan keputusan yang tepat, sehingga keputusan yang diambil bisa sama-sama menguntungkan masyarakat dan perusahaan PT. Pertamina (Persero) Tbk. sendiri. Pembahasan akan difokuskan pada analisis visi-misi, analisis internal dan eksternal perusahaan, beserta dengan analisis perusahaan kompetitor yang ada. Adapun perusahaan kompetitor PT. Pertamina (Persero) Tbk. sekarang ini, adalah Petronas dan Shell. Analisis kompetitor tersebut dilakukan pada CPM (Com ( Competitiv petitivee Profiling P rofiling Matrix). Matr ix). Kemudian, dari analisis internal dan eksternal perusahaan, akan dapat ditentukan matriks SWOT. Pada pembuatan alternatif strategi lainnya, juga digunakan matriks BCG (Boston Consulting Group) untuk mengetahui posisi PT. Pertamina (Persero) Tbk. dari segi penguasaan pasar dan pertumbuhan perusahaan. Dan yang terakhir dilakukan analisis QSPM untuk memilih strategi yang tepat bagi PT. Pertamina (Persero) Tbk.
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Analisis Visi-Misi Pertamina
Berikut ini merupakan visi dan misi PT. Pertamina (Persero) Tbk. dan perusahaan perusahaan saingannya, beserta dengan sembilan komponen misi yang terkandung di dalam misi-misi PT Pertamina (Persero) Tbk. dan perusahaan saingannya. a. PT. Pertamina (Persero) Tbk.
Visi: Menjadi Pemasar LPG & Produk Turunannya Kelas Dunia Misi: 1.
Menjalankan usaha LPG & produk turunannya yang meliputi penerimaan, penimbunan, pendistribusian, dan pemasaran yang terintegrasi berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.
2.
Mempertahankan posisi sebagai market leader bisnis LPG & produk turunannya dalam negeri.
3.
Memberikan layanan dan benefit terbaik kepada stakeholder.
b. Petronas
Visi: To be a Leading Oil and Gas Multinational of Choice Misi: 1. We are a re a business entity 2. Petroleum is our core business 3. Our pr imary responsibility is to develop develop and add a dd value value to this na tional resource 4. Our objective is to contribute to the well-being of the people and the nation
2
No. 1 2 3 4 5
6 7 8 9
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2.2
Tabel 2.1 Sembilan Komponen Misi PT. Pertamina (Persero) Tbk. Komponen Misi Kandungan Komponen Misi di Dalam Misi Pelanggan Memberikan layanan dan benefit terbaik kepada stakeholder Barang/Jasa LPG & Produk turunannya Pasar Berorientasi pada pasar dalam negeri Teknologi Komitmen dalam bertahan, Menjalankan usaha LPG & produk bertumbuh, dan keuntungan? turunannya yang meliputi penerimaan, penimbunan, pendistribusian, dan pemasaran yang terintegrasi berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat. Filosofi Karyawan Memberikan layanan dan benefit terbaik kepada stakeholder Public Image Sebagai market leader bisnis LPG & produk turunannya dalam negeri Self Concept Sebagai market leader bisnis LPG & produk turunannya dalam negeri
Tabel 2.2 Sembilan Komponen Misi Petronas Komponen Misi Kandungan Komponen Misi di Dalam Misi Pelanggan People and the nation Barang/Jasa Petr oleum Pasar Pasar dalam bidang petroleum Teknologi Komitmen dalam bertahan, Our primary responsibility is to develop and bertumbuh, dan keuntungan? add value to this national r esource Filosofi To contribute to the well-being of the people and the nation Karyawan Public Image We ar e business entity Self Concept We a re business busines s entity
Internal Factors Analysis (IFE)
Berikut ini merupakan peta kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) yang telah didalami dan ditelaah dengan metode observasi.
3
Tabel 2.3 Keunggulan dan Kelemahan PT. Pertamina (Persero) Tbk. No. 1 2
Keunggulan (Strength) Merk pertamina sudah kuat
3
Merupakan pelopor usaha LPG Salesman al esman perusahaan dapat diandalkan karena telah teruji selama 5 tahun.
4
Kualitas pelayanan kepada pelanggan memuaskan
5
Dikelola secara profesional
6
Menghindari benturan kepentingan antar departemen
7
Tidak mentoleransi suap
8
Menjunjung tinggi kepercayaan antar karyawan dan pimpinan Memiliki integritas yang tinggi
9 10
Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik
11
Kinerja keuangan yang baik
12 13
Kualitas produk yang lebih baik daripada produk substitusi Integrasi vertikal yang baik dengan pemasok sumber bahan baku gas elpiji
14
Pemasaran perusahaan cukup optimal
15
Pertumbuhan penjualan yang meningkat Mengembangkan fokus bisnis dari hanya perusahan minyak dan gas bumi menjadi perusahaan energi. Kelemahan (Weakness) Ketergantungan pasokan pada satu pemasok Pada saat perusahaan mulai berkembang, mengalami kekurangan modal kerja Hasil produksi mengakibatkan limbah yang sangat merugikan bagi masyarakat sekitar Masih minimnya alat-alat produksi sehingga hasil bahan mentah masih harus diolah di luar negeri Masih banyak SDM yang belum terampil sehingga harus dilatih agar bisa mengolah sendiri
16 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Ketergantungan terhadap sumber bahan baku gas Elpiji Jaringan distribusi nasional yang kurang optimal Kapasitas tangki timbun gas Elpiji Nasional Kapasitas produksi dan gangguan teknis di kilang pengolahan Elpiji Kapabilitas manajemen dalam menentukan harga gas Elpiji Fasilitas distribusi (kapal tongkang) yang sudah berusia tua sehingga membutuhkan modal yang besar untuk pembaharuan Pengalaman yang dimiliki Pertamina dalam mengelola suatu blok minyak masih kurang Manajemen pengelolaan lapangan yang dimiliki Pertamina masih lemah Keterbatasan sumber daya bahan baku
Berikut merupakan teknis pembobotan pembobotan yang dilakukan untuk faktor interna l:
4
Tabel 2.4 Teknis Pembobotan Faktor Internal PT. Pertamina (Persero) Tbk. Fa ctors
A
A
B 1
B
0
C
0
1
D
0
1
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
A1
A2
A3
A4
Total Row
Weight Calculated
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
19
0.0436782
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
10
0.0229885
0
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
18
0.0413793
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
23
0.0528736
1
E
1
1
0
0
F
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
18
0.0413793
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
12
0.0275862
G
0
1
1
0
0
1
H
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
12
0.0275862
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
21
I
1
1
1
0
1
1
1
0.0482759
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
25
0.0574713
1
J
1
1
0
0
1
1
1
0
0
K
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1 0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
19
0.0436782
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
5
0.0114943
L
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
M
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
N
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
O
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
26
0.0597701
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
12
0.0275862
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
21
0.0482759
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
6
0.0137931
0
P
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
Q
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
10
0.0229885
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
11
0.0252874
R
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
S
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0.0068966
1
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
10
T
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0.0229885
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
16
0.0367816
U
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
V
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
20
0.045977
0
1
0
0
1
0
0
0
5
0.0114943
1
1
1
1
0
1
16
0.0367816
0
0
1
1
0
1
13
0.0298851
1
1
1
15
0.0344828
1
0
1
25
0.0574713
0
0
1
8
0.0183908
0
1
6
0.0137931
1
25
0.0574713
5
0.0114943
0
W
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
X
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1 0
5
Y
0
1
0
0
0
0
1
Tabel 2.4 Teknis Pembobotan Faktor Internal PT. Pertamina (Persero) Tbk. (lanjutan) 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1
Z
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
A1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
A2
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
A3
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
A4
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
435
6
Y
0
1
0
0
0
0
1
0
Tabel 2.4 Teknis Pembobotan Faktor Internal PT. Pertamina (Persero) Tbk. (lanjutan) 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1
1
Z
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
A1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
A2
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
A3
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
A4
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
15
1
0
1
25
0.0574713
0
0
1
8
0.0183908
0
1
6
0.0137931
1
25
0.0574713
5
0.0114943
0
435
6
Melalui pembobotan teknis yang telah dilakukan, didapatkan hasil akhir bobot beserta rating masing-masing bobot sebagai berikut:
INISIA INI SIAL L A B C D E F G H I J K L M N O P Q R
Tabel 2.5 Bobot dan Rating BOBOT BOB OT RATING RATING TOTAL TOTAL SCORE SCORE 0.04368 4 0.17471 0.02299 4 0.09195 0.04138 3 0.12414 0.05287 3 0.15862 0.04138 2 0.08276 0.02759 3 0.08276 0.02759 2 0.05517 0.04828 2 0.09655 0.05747 3 0.17241 0.04368 2 0.08736 0.01149 3 0.03448 0.05977 1 0.05977 0.02759 2 0.05517 0.04828 2 0.09655 0.01379 2 0.02759 0.02299 3 0.06897 0.02529 2 0.05057 0.00690 3 0.02069
0.0344828
Melalui pembobotan teknis yang telah dilakukan, didapatkan hasil akhir bobot beserta rating masing-masing bobot sebagai berikut:
INISIA INI SIAL L A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A1 A2 A3 A4 Total
Tabel 2.5 Bobot dan Rating BOBOT BOB OT RATING RATING TOTAL TOTAL SCORE SCORE 0.04368 4 0.17471 0.02299 4 0.09195 0.04138 3 0.12414 0.05287 3 0.15862 0.04138 2 0.08276 0.02759 3 0.08276 0.02759 2 0.05517 0.04828 2 0.09655 0.05747 3 0.17241 0.04368 2 0.08736 0.01149 3 0.03448 0.05977 1 0.05977 0.02759 2 0.05517 0.04828 2 0.09655 0.01379 2 0.02759 0.02299 3 0.06897 0.02529 2 0.05057 0.00690 3 0.02069 0.02299 2 0.04598 0.03678 3 0.11034 0.04598 2 0.09195 0.01149 3 0.03448 0.03678 2 0.07356 0.02989 3 0.08966 0.03448 3 0.10345 0.05747 3 0.17241 0.01839 3 0.05517 0.01379 2 0.02759 0.05747 3 0.17241 0.01149 3 0.03448 1 2.55172
Dapat diketahui nilai penilaian terhadap IFE dari PT. Pertamina (Persero) Tbk. adalah 2,55172, hal ini mengindikasikan bahwa keadaan internal PT. Pertamina (Persero) Tbk. berada pada kondisi sedang.
2.3
External Factors Analysis (IFE)
Berikut ini merupakan peluang dan ancaman yang telah didalami dan ditelaah dengan metode observasi.
7
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Tabel 2.6 Peluang dan Ancaman PT. Pertamina (Persero) Tbk. Peluang (Oppor (Opportunit tunities) ies) Pertumbuhan ekonomi Indonesia Pertumbuhan kendaraan bermotor Pertumbuhan industri Indonesia Peluang untuk menaikkan strata keagenan menjadi Agen LPG Pertamina. Peluang untuk menjadi Agen LPG Pertamina kemasan 3 kg Besarnya pasar untuk produk minyak pada dunia internasional Potensi penghapusan subsidi BBM bagi Industri Undang-undang pemerintah yang melindungi Jaringan ratusan outlet pelanggan dapat dieksplorasi untuk menjual produk selain LPG Pertamina. Adanya prioritas kucuran Kredit Modal Kerja dari Perbankan Indonesia. Tingginya loyalitas dan kepercayaan masyarakat Masih tingginya tingkat ketergantungan masyarakat pada produk pertamina Untuk ke depannya, perusahaan kompetitor tidak diberi subsidi oleh pemerintah sehingga harga produk lebih mahal Munculnya varian bahan bakar Adanya modernisasi kilang minyak oleh pemerintah Ancaman (Threats) (Threats) Kenaikan harga minyak mentah dunia Munculnya bubble pada ekonomi Indonesia Adanya persaingan tidak sehat pada dunia industri Naiknya inflasi di Indonesia Potensi politik yang tidak stabil di negara penghasil minyak Munculnya peraturan pembatasan penggunaan BBM Munculnya potensi politik yang kurang stabil di Indonesia terutama saat menjelang pemilu Penurunan cadangan minyak mentah Indonesia Banjir dan bencana alam lainnya Timbulnya budaya "Go Green" Adanya pihak luar yang campur tangan dalam lifting minyak Adanya perusahaan minyak asing Munculnya bahan bakar alternatif Perusahaan asing memiliki teknologi yang lebih canggih Persaingan dalam pemasaran dengan perusahaan asing untuk menjaring konsumen sebanyak-banyaknya.
Berikut ini merupakan teknis pembobotan yang dilakukan untuk faktor eksternal:
8
Tabel 2.7 Teknis Pembobotan Faktor Eksternal PT. Pertamina (Persero) Tbk. Fa ctors
A
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A1 B1 C1
0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
A1
B1 B1
C1
D1
1
1 0
0 1 1
0 0 1 1
0 1 1 0 0
0 0 0 1 1 1
0 0 1 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1
1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0
0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0
1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0
0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0
0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0
1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0
0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0
1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0
0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0
0 0 1 0 1 0 0 1 0 1
0 1 0 0 0 1 1 0 1
1 1 0 1 0 1 1 0
0 1 0 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0
1 0 1 1 1
0 0 0 0
0 1 0
0 1
0
Total Row 19 17 20 18 18 21 10 27 13 5 17 25 12 26 23 5 10 19 13 8 10 17 10 5 14 6 19 7 6
Weight Calculated 0.044 0.040 0.047 0.042 0.042 0.049 0.023 0.063 0.030 0.012 0.040 0.058 0.028 0.061 0.054 0.012 0.023 0.044 0.030 0.019 0.023 0.040 0.023 0.012 0.033 0.014 0.044 0.016 0.014
9 429
0.021 1
9
D1
0
0
0
0
0
0
1
Tabel 2.7 Teknis Pembobotan Faktor Eksternal PT. Pertamina (Persero) Tbk. (lanjutan) 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1
1 Total
10
D1
0
0
0
0
0
0
1
Tabel 2.7 Teknis Pembobotan Faktor Eksternal PT. Pertamina (Persero) Tbk. (lanjutan) 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1
1 Total
10
Sehingga didapatkan hasil akhir bobot beserta rating masing-masing bobot adalah sebagai berikut:
Tabel 2.8 Bobot dan Rating Faktor Eksternal Inisial Inis ial
Weight eig ht
Rating
A B C D E F G H I J K L M N O P Q
0.044289 0.039627 0.04662 0.041958 0.041958 0.048951 0.02331 0.0629371 0.030303 0.011655 0.039627 0.0582751 0.027972 0.0606061 0.0536131 0.011655 0.02331
2 4 4 2 3 1 3 2 2 3 2 2 3 1 2 1 4
Weight eig ht Rating 0.0885781 0.1585082 0.1864802 0.0839161 0.1258741 0.048951 0.0699301 0.1258741 0.0606061 0.034965 0.0792541 0.1165501 0.0839161 0.0606061 0.1072261 0.011655 0.0932401
9 429
0.021 1
Sehingga didapatkan hasil akhir bobot beserta rating masing-masing bobot adalah sebagai berikut:
Tabel 2.8 Bobot dan Rating Faktor Eksternal Inisial Inis ial
Weight eig ht
Rating
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A1 B1 C1 D1 Total
0.044289 0.039627 0.04662 0.041958 0.041958 0.048951 0.02331 0.0629371 0.030303 0.011655 0.039627 0.0582751 0.027972 0.0606061 0.0536131 0.011655 0.02331 0.044289 0.044289 0.030303 0.018648 0.02331 0.039627 0.02331 0.011655 0.032634 0.013986 0.044289 0.016317 0.013986 0.020979 1
2 4 4 2 3 1 3 2 2 3 2 2 3 1 2 1 4 3 4 2 2 2 1 2 1 2 3 4 2 3
Weight eig ht Rating 0.0885781 0.1585082 0.1864802 0.0839161 0.1258741 0.048951 0.0699301 0.1258741 0.0606061 0.034965 0.0792541 0.1165501 0.0839161 0.0606061 0.1072261 0.011655 0.0932401 0.1328671 0.1212121 0.037296 0.04662 0.0792541 0.02331 0.02331 0.032634 0.027972 0.1328671 0.0652681 0.027972 0.0629371 2.3496503
Dapat diketahui bahwa nilai EFE dari PT. Pertamina (Persero) Tbk. adalah 2,3496503, hal ini mengindikasikan bahwa keadaan eksternal PT. Pertamina
(Persero) Tbk. berada pada kondisi sedang.
2.4
Compet Competitive itive Profiling Profilin g Matrix Matrix (CPM) ( CPM)
PT. Pertamina (Persero) Tbk. merupakan perusahaan minyak bumi dan gas terbesar di Indonesia. Seiring berlalunya waktu dan perkembangan jaman, banyak 11
perusahaan minyak bumi dan gas yang masuk ke Indonesia baik untuk membeli minyak bumi mentah dan juga menjual bahan b ahan bakar minyak yang telah diproduksi. Beberapa pesaing berat PT. Pertamina (Persero) Tbk. di Indonesia antra lain: 1. Petronas 2. Shell Dengan persaingan yang cukup ketat ini, diperlukan sebuah studi dalam rangka mengetahui posisi PT. Pertamina (Persero) Tbk. dibandingkan dengan para kompetitornya. Competitive Competitive Profile Pr ofile Matr Matr ix (CPM) adalah metode yang digunakan untuk menganalisis masalah yang telah dijabarkan di atas. Metode ini prinsipnya hampir sama dengan metode pembobotan untuk strength, weakness, opportunity dan threat hanya sedikit berbeda karena harus dibandingkan dengan perusahaan pesaingnya. Sebelum dilakukan perbandingan, terlebih dahulu dilakukan pembobotan terhadap faktor-faktor yang akan diperhitungkan, faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Teknologi 2. Manajemen 3. Kesetiaan Pelanggan 4. Kualitas Pelayanan 5. Kualitas Produk 6. Harga Produk 7. Penguasaan Penguasaan Pasar 8. Penyebaran Penyebaran SPBU
12
Tabel 2.9 Pembobotan Faktor-faktor CPM
PEMBOBOTAN
Teknologi
Manajemen
Kesetiaan Pelanggan
Kualitas Pelayanan
Kualitas Produk
Harga Produk
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1 1
Teknologi Manajemen
1
Kesetiaan Pelanggan Kualitas Pelayanan Kualitas Produk Harga Produk Penguasaan Pasar Penyebaran SPBU Total
0
1
1
1
1
1 1
1 1
0 1
0 1
1
1 1
1 0
1 0
0 0
0 0
Penguasaan Penyebaran Pasar SPBU
Total Row
Weight Calculate
0
1
0.036
0
1
2
0.071
0
0
1
3
0.107
0
1
1
6
0.214
0
1 1
1 1
4 7
0.143 0.250
1
4 1 28
0.143 0.036 1
0 0
0
13
Setelah dilakukan pembobotan terhadap factor-faktor yang akan diperhitungkan dalam melakukan analisis CPM, selanjutanya selanjutanya adalah proses membandingkan skor CPM.
Faktor
Bobot
Tabel 2.10 Perbandingan Skor CPM Pertamina Petronas
Shell
Rating
Skor
Rating
Skor
Rating
Skor
Teknologi
0.04
1
0.04
4
0.14
3
0.11
Manajemen
0.07
2
0.14
3
0.21
2
0.14
Kesetiaan Pelanggan
0.11
4
0.43
1
0.11
1
0.11
Kualitas Pelayanan
0.21
2
0.43
3
0.64
3
0.64
Kualitas Produk
0.14
2
0.29
3
0.43
2
0.29
Harga Produk
0.25
2
0.50
1
0.25
1
0.25
Penguasaan Pasar
0.14
4
0.57
1
0.14
1
0.14
Penyebaran SPBU
0.04
4
0.14
1
0.04
1
0.04
TOTAL
1.00
2.54
1.96
Berdasarkan perbadingan skor CPM di atas, PT. Pertamina (Persero) Tbk. memiliki total skor tertinggi di antara pesaing-pesaingnya. pesaing-pesaingnya. Dengan demikian dapat
1.71
Setelah dilakukan pembobotan terhadap factor-faktor yang akan diperhitungkan dalam melakukan analisis CPM, selanjutanya selanjutanya adalah proses membandingkan skor CPM.
Bobot
Faktor
Tabel 2.10 Perbandingan Skor CPM Pertamina Petronas
Shell
Rating
Skor
Rating
Skor
Rating
Skor
Teknologi
0.04
1
0.04
4
0.14
3
0.11
Manajemen
0.07
2
0.14
3
0.21
2
0.14
Kesetiaan Pelanggan
0.11
4
0.43
1
0.11
1
0.11
Kualitas Pelayanan
0.21
2
0.43
3
0.64
3
0.64
Kualitas Produk
0.14
2
0.29
3
0.43
2
0.29
Harga Produk
0.25
2
0.50
1
0.25
1
0.25
Penguasaan Pasar
0.14
4
0.57
1
0.14
1
0.14
Penyebaran SPBU
0.04
4
0.14
1
0.04
1
0.04
TOTAL
1.00
2.54
1.96
Berdasarkan perbadingan skor CPM di atas, PT. Pertamina (Persero) Tbk. memiliki total skor tertinggi di antara pesaing-pesaingnya. pesaing-pesaingnya. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa PT. Pertamina (Persero) Tbk. berada dalam posisi teratas dalam persaingan bisnis di sektor perminyakan.
2.5
Matriks SWOT
Dalam melakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, dan Threa Threa tments) tments) harus dilakukan dalam beberapa tahap, antara lain: 1. Cari dan urutkan key indicator untuk setiap Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats. 2. Membuat matriks SWOT. 3. Meletakan setiap key indicator Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats pada kotak yang sudah tersedia. tersedia. 4. Melakukan analisis dari Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats yang ada. Ada empat strategi yang akan dianalisis dari keempat faktor baik eksternal maupun internal di atas, yaitu[1]: a. Strategi SO, adalah strategi yang memaksimalkan kekuatan yang dimiliki untuk meningkatkan kemungkinan mengambil peluang yang ada. 14
1.71
b. Strategi WO, adalah strategi yang digunakan untuk mengatasi kelemahan dengan berusaha mengambil peluang yang ada. c. Strategi ST, merupakan strategi yang memaksimalkan kekuatan untuk menghindari ancaman yang mungkin terjadi. d. Strategi WT, adalah strategi dimana perusahaan berupaya memperkecil kelemahan serta menghindari ancaman. Berikut ini merupakan matriks analisis SWOT dari PT. Pertamina (Persero) Tbk. Tabel 2.11 Matriks SWOT PT. Pertamina (Persero) Tbk. Strength (S) Weakness (W (W)) 1. Penjualan produk relatif mudah karena merek pertamina sangat kuat dan menguasai pangsa pasar LPG. 2. Merupakan pelopor usaha LPG. 3. Salesman perusahaan dapat diandalkan karena telah teruji selama 5 tahun. 4. Kualitas pelayanan kepada pelanggan memuaskan. 5. Dikelola secara profesional. 6. Menghindari benturan kepentingan antar departemen. 7. tidak mentoleransi suap. 8. Menjunjung tinggi kepercayaan antar karyawan dan pimpinan. 9. Memiliki integritas yang tinggi. 10. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik. 11. Kinerja keuangan yang baik. 12. Kualitas produk yang lebih baik daripada produk substitusi. 13. Integrasi vertikal yang baik dengan pemasok sumber bahan baku gas elpiji. 14. Pemasaran perusahaan cukup optimal. 15. Pertumbuhan penjualan yang meningkat. 16. Mengembangkan fokus bisnis dari hanya perusahan minyak dan gas bumi menjadi perusahaan energi.
15
1. Ketergantungan pasokan pada satu pemasok. 2. Pada saat perusahaan mulai berkembang, mengalami kekurangan modal kerja. 3. Hasil produksi mengakibatkan limbah yang sangat merugikan bagi masyarakat sekitar. 4. Masih minimnya alat-alat produksi sehingga hasil bahan mentah masih harus diolah di luar negeri. 5. Masih banyak SDM yang belum terampil sehingga harus dilatih agar bisa mengolah sendiri. 6. Ketergantungan terhadap sumber bahan baku gas Elpiji. 7. Jaringan distribusi nasional yang kurang optimal. 8. Kapasitas tangki timbun gas Elpiji Nasional. 9. Kapasitas produksi dan gangguan teknis di kilang pengolahan Elpiji. 10. Kapabilitas manajemen dalam menentukan harga gas Elpiji. 11. Fasilitas distribusi (kapal tongkang) yang sudah berusia tua sehingga membutuhkan modal yang besar untuk pembaharuan. 12. Pengalaman yang dimiliki Pertamina dalam mengelola
Opportunities (O) 1. 2. 3. 4.
5.
6.
7. 8. 9.
10.
11. 12. 13. 14. 15.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia . Pertumbuhan kendaraan bermotor. Pertumbuhan industri Indonesia. Peluang untuk menaikkan strata keagenan menjadi Agen LPG Pertamina. Peluang untuk menjadi Agen LPG Pertamina kemasan 3 kg yang baru saja dilaunching Pertamina sebagai produk konversi pengganti Minyak Tanah. Peluang untuk berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja. Adanya penghapusan subsidi BBM bagi Industri. Undang-undang pemerintah yang melindungi. Jaringan ratusan outlet pelanggan dapat dieksplorasi untuk menjual produk selain LPG Pertamina. Saat ini perusahaan bidang jasa mendapat prioritas kucuran Kredit Modal Kerja dari Perbankan Indonesia. Tingginya loyalitas dan kepercayaan masyarakat. Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat. Harga kompetitor lebih mahal. Adanya modernisasi kilang minyak dari pemerintah. Munculnya varian bahan bakar.
SO 1. Produk pertamina dapat terjual dengan mudah ke seluruh masyarakat Indonesia sehingga secara tidak langsung membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia (S1 + O1).
2. Dikarenakan Pertamina adalah pioneer (pelopor) untuk BBM dan LPG, mengakibatkan tingginya loyalitas, kepercayaan, dan tingkat ketergantungan masyarakat pada produk-produk pertamina untuk memenuhi kebutuhan (S2 + O12, O13).
3. Guna meningkatkan kualitas produk, maka pertamina memunculkan varian-varian bahan bakar yang memiliki kualitas lebih baik (S13 + O15).
16
suatu blok minyak masih kurang. 13. Manajemen pengelolaan lapangan yang dimiliki Pertamina masih lemah 14. Keterbatasan sumber daya bahan baku. WO 1. Meskipun masih memiliki masalah dalam hal manajemen dan pengaturan hal-hal teknis masyarakat dapat memaklumi hal tersebut karena tingginya loyalitas, kepercayaan, dan tingkat ketergantungan masyarakat terhadap produk Pertamina (W9, W12, W13 + O11, O12).
Threats (T)
ST
WT
1. Kenaikan harga minyak mentah dunia. 2. Persaingan yang tajam di antara sesama Sub Agen LPG Pertamina. 3. Pencabutan ijin Sub Agen LPG Pertamina apabila melakukan pelangaran. 4. Politik yang tidak stabil di negara penghasil minyak. 5. Pembatasan penggunaan BBM. 6. PT Pertamina sepakat untuk mengakiri kerjasama dengan Mitsui & Co., Ltd. Mitsui dalam Proyek RFCC di Refinery Unit IV Pertamina. 7. Persaingan dalam pemasaran dengan perusahaan asing untuk menjaring konsumen sebanyak-banyaknya. 8. Penurunan cadangan minyak mentah Indonesia. 9. Banjir dan bencana alam lainnya. 10.Timbulnya 10. Timbulnya budaya "Go Green". 11.Adanya 11. Adanya perusahaan minyak asing. 12.Munculnya 12. Munculnya bahan bakar alternatif. 13.Adanya 13. Adanya pihak luar yang campur tangan dalam lifting minyak. 14.Perusahaan 14. Perusahaan asing memiliki teknologi yang lebih canggih. 15.Naiknya 15. Naiknya inflasi di Indonesia.
1. Pertamina mengembangkan fokus bisnisnya dari hanya perusahaan minyak dan gas bumi menjadi perusahaan energi, hal ini dapat menanggulangi beberapa ancaman antara lain, menurunnya cadangan minyak mentah Indonesia, terjadi banjir dan bencana alam lainnya yang dapat menghambat pendistribusian produk, timbul budaya ”go green”, dan munculnya bahan bakar alternatif (S16 + T8, T9, T10, T12).
2. Apabila pertamina hanya menggunakan satu pemasok, maka pertamina akan sangat lemah dalam negosiasi, padahal kecenderungan harga minyak dunia yang naik. Sehingga dengan menambak jumlah supplier, pertamina bisa bernegosiasi untuk mendapatkan harga yang lebih murah untuk menyiasati kenaikan harga minyak dunia (W1 + T1). 3. Dilakukan perombakan struktur organisasi atau penggantian personel di dalamnya untuk menghadapi situasi ancaman yang dijabarkan. Dengan perombakan ini, diharapkan mampu mengubah manajemen pertamina dan dengan cara itu secara tidak langsung juga dapat mengatasi problem kurangnya training karyawan (W3, W5 + T4, T5). 4. Pertamina seharusnya membangun jaringan SPBU di kota-kota kecil karena hal ini aka berpotensi bagus bagi perusahaan asing yang ingin merambah ke Indonesia. Sehingga dengan cara ini, problem distribusi yang kurang lancar dapat diminimalkan atau bahkan teratasi (W6 + T4, T5). 5. Pertamina dianjurkan untuk menaikkan harga jual minyak. Hal ini merupakan opsi yang paling realistis dikarenakan supla bahan baku yang semakin sedikit, ditambah dengan harga minyak yang tinggi sehingga menyebabka harga pokok produksi minyak akan tinggi. Karena itu strategi satu-satunya adalah meningkatkan harga jual (W7 + T1, T2, T7).
17
2.6
Matriks Boston Consulting Group (BCG)
Dalam menerapkan BCG, diperlukan adanya data mengenai penjualan PT. Pertamina (Persero) Tbk. pertahunnya, berikut ini adalah gambar yang menerangkan menerangkan mengenai konsumsi produk PT. Pertamina (Persero) Tbk. dari tahun 2009-2012.
Gambar 2.1 Konsumsi premium, minyak tanah, dan solar tahun 2010 [2]
Untuk menghitung sumbu X yang merupakan tingkat pertumbuhan pasar, digunakan rumus: Pertumbuhan pasar =
ℎ − ℎ − ℎ −
%
Data yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan pasar adalah premium pada tahun 2011 dan 2012. Sehingga matriks BCG yang dihitung merupakan perhitungan pertumbuhan konsumsi konsumsi premium dari tahun 2011 ke 2012. Pertumbuhan pasar =
9−
% = % = 3.63%
Sedangkan untuk mengetahui market share PT. Pertamina (Persero) Tbk., digunakan data data mengenai mar ket shar e PT. Pertamina (Persero) (Persero) Tbk. yang hanya hanya meliputi marketshare untuk bahan bakar non subsidi. Adapun market share PT. Pertamina (Persero) Tbk. adalah 71.19% [3]. Data market share yang digunakan adalah data non-subsidi. Data ini diasumsikan sama dengan data premium bersubsidi, karena di Indonesia, yang memberikan subsidi adalah pemerintah dan distributornya hanyalah 1 yaitu PT. Pertamina (Persero) Tbk. Oleh karena itu, sebenarnya dapat dikatakan bahwa
18
market share pertamina untuk bahan bakar bersubsidi adalah 100%. Namun dikarenakan ada kompetitor lain yang bergerak di penjualan minyak non subsidi, maka data mar mar ket shar e yang digunakan adalah 71.19%. Data ini dianggap relevan relevan untuk menggambarkan posisi PT. Pertamina (Persero) Tbk. bsaat ini di para pesaingnya. Berdasarkan perhitungan dan data-data yang ada, maka dapat disimpulkan sumbu X terletak di 3,55% dan sumbu Y terletak di 71.19%. Berikut adalah posisi pertamina pada matriks BCG:
Gambar 2.2 Matriks BCG PT. Pertamina (Persero) Tbk.
Berdasarkan letak matriks BCG di atas, dapat dilihat bahwa PT. Pertamina (Persero) Tbk. Tbk. terletak pada kuadran stars dimana memiliki pertumbuhan pertumbuhan positif positif dan memiliki pangsa pasar yang luas serta PT. Pertamina (Persero) Tbk. dianggap sudah melakukan aktivitas usaha dengan baik serta memiliki peluang yang yang terbuka lebar dan sangat bagus di depan. Adapun strategi alternatif yang bisa dipilih pasa posisi ini adalah integrated str ategy, dimana PT. Pertamina (Persero) (Persero) Tbk. bisa mengakuisisi supplier atau distributor. Strategi alternatif yang kedua adalah intensive strategy, dimana PT. Pertamina (Persero) Tbk. disarankan untuk mengembangkan produknya agak lebih baik lagi. Strategi alternatif yang ketiga adalah dengan melakukan joint ventures dengan perusahaan-perusahaan perusahaan-perusahaan lain yang bergerak di bidang perminyakan untuk membuat sebuah anak perusahaan baru yang
19
bisa dijadikan ujung tombak baru dalam rangka meningkatkan market share dan mar ket gr owth.
2.7
Quantitative Quantitative Strategic Strategic Planning Planni ng Matrix Matrix (QSPM)
Analisis QSPM yang dilakukan terhadap PT. Pertamina (Persero) Tbk. ini didasarkan pada key key exter external nal factors dan key key inter inter nal factors yang sebelumnya sebelumnya telah dijabarkan pada analisis SWOT. Kemudian key internal factors dan key external factors ini dikelompokan sesuai sesuai rumpun yang ada pada analisis QSPM yaitu: Key Key externa externa l factors: factor s: Economy Political/Legal/Governmental Social/Cultural/Demographic/Environmental Technological Competitive
Key internal factors: Management Marketing Finance/Accounting Production/Operations Research esear ch and a nd Development Development Computer Information Systems
Berikut merupakan daftar pengelompokan key internal factors dan key externa externa l factors factor s dari analisis SWOT yang akan digunakan pada perhitungan QSPM: Key Key externa externa l factors: factor s: Economy: O1, O6, O7, T15 Political/Legal/Governmental: O8, O10, O14, T3, T4, T5 Social/Cultural/Demographic/Environmental: O1, O2, O3, O4, O9, O 11,
O12, T1, T8, T9, T10 Technological: Technological: O15, T14 Competitive: O13, T2, T6, T7, T11, T12, T13
Key internal factors: Mana gement: gement: S 5, S6, S7, S8, S9, S10, S13, W1, W5, W10, W11, W13
20
Mar keting: S1, S3, S4, S14, W7 Fina nce/Accounting: nce/Accounting: S 11, S15, W2 Pr oduction/O oduction/Operations: perations: S 12, W3, W4, W6, W8, W9, W11, W14 Research esear ch and a nd Development: Development: S 2, S16 Computer Information Systems: tidak ditemukan
Setelah dilakukan pengelompokan terhadap key internal factors dan key external factors seperti diatas, kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan metode QSPM yang menilai tiga strategi alternatif yang akan digunakan. Ketiga strategi alternative tersebut didapakan dari hasil analisis pada matriks BCG. Berikut ini merupakan hasil matriks QSPM dari tiga strategi tersebut.
Tabel 2.12 Matriks QSPM Tiga Strategi Alternatif Pada PT. Pertamina (Persero) Tbk. Key F actors
Weight eigh t
Integrated Strategy
Intensive Strategy
Joint Ventures
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
External Factor Fa ctorss Economy
0.137529
4
0.550117
4
0.5501166
2
0.2750583
Politica l/Legal/Governmental l/Legal/Governmental
0.228438
4
0.913753
4
0.9137529
3
0.6853147
Social/Cultura l/Demogra l/Demogra phic/Environmental phic/Environmental
0.377622
4
1.51049
4
1.5104895
2
0.7552448
Technological Technological
0.067599
1
0.067599
2
0.1351981
4
0.2703963
Competitive Competitive Total
0.188811
2
0.377622
2
0.3776224
4
0.7552448
1
3.41958
3.4871795
2.7412587
Internal Factor Fac torss Management
0.49197
3
1.47591
4
1.96788
3
1.47591
Marketing
0.22299
4
0.89196
4
0.89196
4
0.89196
Fina nce/Accounting nce/Accounting
0.03218
3
0.09654
4
0.12872
3
0.09654
Pr oduction/Opera tions
0.20689
4
0.82756
4
0.82756
4
0.82756
Research and Developmen Developmentt
0.04598
1
0.04598
1
0.04598
4
0.18392
0
1
0
2
0
4
0
Computer Information Informat ion Systems Systems Total
1
3.33795
3.86210
Dari matriks QSPM diatas, dapat dilihat bahwa yang memiliki skor akhir tertinggi adalah strategi alternatif kedua yaitu intensive strategy. Oleh karena itu, strategi ini yang kemudian bisa dipakai oleh PT. Pertamina (Persero) Tbk. Pada strategi ini (intensive strategy) yang utama harus dilakukan adalam mengimprove pruduk dan service dari PT. Pertamina (Persero) Tbk. berikut ini merupakan beberapa langkah yang bisa dilakukan PT. Pertamina (Persero) Tbk. dalam pelaksanaan pelaksanaan strategi intesif ini.
21
3.47589
Tabel 2.13 Pilihan action pada Strategi Intesif PT. Pertamina (Persero) Tbk. No. Strategi Intensif 1 Pertamina mempercepat riset dalam hal pembuatan bahan bakar baru, terutama pengganti bahan bakar fosil 2 Peningkatan kualitas produk seperti meningkatkan kualitas produk jenis premium (meningkatkan angka oktan) karena kedepannya premium akan tidak disubsidi lagi oleh pemerintah. 3 Peningkatan kualitas pelayanan di SPBU 4 Peningkatan kualitas pelayanan di tingkat agen LPG 5 Peningkatan varian produl LPG, misalnya LPG 5 kg
22
REFERENSI
1.
F.R. David, Strategic Management: Concepts and Cases, 11th ed., Prentice Hall, 2007
2.
KabarGress.com, Konsumsi LPG 3 kg di Jawa Timur Terus Meningkat (Online), January2013, (http://kabargress.com/2013/01/15/konsumsi-lpg-3kg-di-jawa-timur-terus-meningkat/, diakses kg-di-jawa-timur-terus-meningkat/, diakses 1 Mei 2013)
3.
Newswire, PERTAMINA: Penjualan BBM Nonsubsidi Alami Peningkatan, (Online),
April2013,
(http://www.bisnis-
kti.com/index.php/2013/04/pertamina-pe kti.com/index.php/2013/04/pertamina-penjualan-bbm-nonsub njualan-bbm-nonsubsidi-alamisidi-alamipeningkatan/, diakses 1 Mei 2013)
23