I 1. PENGERTIAN VAKSIN Vaksin adalah antigen dapat berupa bibit penyakit yang sudah dilemahkan atau dimatikan (bakteri,virus atau riketsia) dan juga dapat berupa toxoid. Bila vaksin diberikan kepada sasaran manusia, maka akan dapat menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyekait tertentu.
2. PENGGOLONGAN VAKSIN a. Penggolongan berdasarkan asal antigen ( Immunization Essential) (1) Live attenuated : berasal dari bibit penyakit yang dilemahkan - Virus : OPV,Campak,Yellow Fever - Bakteri :BCG (2) Inactivated : berasal dari bibit penyakit yang dimatikan - Seluruhnya : Virus : IPV ( Injectable Polio Vaccine ) Bakteri : Pertusis - Sebagian : Berdasarkan Protein : Sub unit : Aseluler pertusis Toxoid : DT Berdasarkan Polisakarida : Murni : Meningococal Gabungan : Hib - Recombinan ( Rekayasa genetika ) : Hep. B
b. Penggolongan berdasarkan Sesnsitivitas terhadap suhu (1) Vaksin yang peka terhadap suhu dibawah 0o C yaitu vaksin FS ( Freeze sensitive ) seperti ; Hep.B vial Hep.B ADS (PID = Prefill injection Device) DPT , TT , DT DPT – HB (2) Vaksin yang peka terhadap suhu panas berlebih ( > + 34o C ) yaitu vaksin HS (Heat sensitive) seperti : BCG , Polio dan Campak
3. KERUSAKAN VAKSIN TERHADAP SUHU Menurut sifat vaksin , suhu mempengaruhi umur vaksin a.
Vaksin FS ( Freeze Sensitive ) VAKSIN
PADA SUHU
BERTAHAN SELAMA
Hepatitis B
- 0,5o C
Max ½ jam
DPT,TT,DT
- 5o C s.d - 10o C
Antara 1,5 – 2 jam
Selain rusak karena pembekuan , untuk vaksin DPT,TT dan Hep.B juga akan rusak pada paparan suhu yang tinggi dan waktu seperti dibawah ini ; VAKSIN
PADA SUHU
BERTAHAN SELAMA
Hepatitis B & TT
Beberapa o C diatas suhu kamar ( < 34o C )
30 hari
DPT
Beberapa o C diatas suhu kamar ( < 34o C )
14 hari
b. Vaksin HS ( Heat Sensitive ) VAKSIN
PADA SUHU
BERTAHAN SELAMA
Polio
Beberapa o C diatas suhu kamar ( < 34o C )
2 hari
Campak & BCG
Beberapa o C diatas suhu kamar ( < 34o C )
7 hari
4. KERUSAKAN VAKSIN TERHADAP SINAR MATAHARI / ULTRA VIOLET Semua vaksin akan rusak bila terkena sinar matahari langsung
5. MASA SIMPAN VAKSIN VAKSIN
PADA SUHU
BERTAHAN SELAMA
BCG
+ 2o C s.d + 8o C - 15o C s.d - 25o C
1 tahun 1 tahun
DPT
+ 2o C s.d + 8o C
2 tahun
HEPATITIS B
+ 2o C s.d + 8o C
26 bulan
TT
+ 2o C s.d + 8o C
2 tahun
DT
+ 2o C s.d + 8o C
2 tahun
POLIO
+ 2o C s.d + 8o C - 15o C s.d - 25o C
6 bulan 2 tahun
CAMPAK
+ 2o C s.d + 8o C - 15o C s.d - 25o C
2 tahun 2 tahun
DPT – HB
+ 2o C s.d + 8o C
2 tahun
+ 8o C s.d Suhu Kamar
4 tahun
Pelarut BCG & Campak
Catatan; Untuk Vaksin BCG dan Campak dalam rangka menghemat energi sebaiknya disimpan dalam lemari es +2o C s.d +8o C Pada saat penyuntikan suhu pelarut dan vaksin agar dikondisikan sama , dengan cara menggosok vial vaksin diantara kedua telapak tangan
VAKSIN PROGRAM IMUNISASI (1). Vaksin B C G (Bacillus Calmette Guerin ) Vaksin BCG adalah vaksin bentuk beku kering yang mengandung Mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan dari strain Paris no.1173 P2 ( Vademecum Bio Farma Jan 2002) Indikasi ; Imunisasi aktif terhadap Tuberculosa Penggunaan; - Sebelum disuntikan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu menggunakan alat suntik steril dan kering dengan jarum panjang. - Pelarut 4 ml cairan NaCl 0,9 % (untuk Bayi < 1 tahun) - Suntikan secara Intrakutan didaerah Insertio M Deltoideus - Dosis pemberian : 0,05 ml untuk bayi < 1 tahun - Vaksin yang sudah dilarutkan hanya dapat bertahan paling lama 3 jam.
Kemasan:
1 box vaksin terdiri dari 10 Amp 1 Amp + pelarut 4 ml = 20 dosis
Penyimpanan & Kadaluarsa
Disimpan pada suhu +2o C s.d +8o C kadaluarsa selama 1 tahun Pendistribusian dalam keadaan dingin dg Water Pack dan hindari sinar matahari langsung. Panas dapat merusak vaksin. Pembekuan tidak merusak vaksin BCG Pelarut disimpan pada suhu kamar jangan disimpan di lemari es/Freezer.
(2). Vaksin D P T (Difteri Pertusis Tetanus) Vaksin jerap DPT adalah vaksin yang terdiri dari Toxoid Dofteri dan Tetanus yang dimurnikan serta bakteri Pertusis yang telah di inaktivasi dan teradsorbsi kedalam 3 mg/ml aluminium fosfat ( Vademecum Bio Farma Jan 2002) Indikasi : Untuk Imunisasi secara simultan terhadap Difteri,Tetanus dan batuk Rejan Penggunaan; - Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu untuk menghomogenkan suspensi. - Disuntikan secara intramuskular dengan dosis pemberian 0,5 ml sebanyak 3 dosis , dosis pertama diberikan pada usia bayi 2 bulan dan selanjutnya diberikan dengan interval 1 bulan.
Kemasan & Dosis
1 box vaksin terdiri dari 10 Vial 1 Vial untuk 10 dosis Vaksin DPT adalah vaksin berbentuk cairan
Penyimpanan & Kadaluarsa
Disimpan pada suhu +2o C s.d +8o C kadaluarsa selama 2 tahun Pendistribusian dalam keadaan dingin dg Water Pack dan hindari sinar matahari langsung / tidak langsung . Vaksin DPT rusak terhadap suhu dibawah – 0o C
(3). Vaksin T T (Tetanus Toksoid) Vaksin jerap TT adalah vaksin yang mengandung Toxoid Tetanus yang dimurnikan serta bakteri Pertusis yang telah di inaktivasi dan teradsorbsi kedalam 3 mg/ml aluminium fosfat ( Vademecum Bio Farma Jan 2002) Indikasi : Imunisasi aktif terhadap,Tetanus Penggunaan; - Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu untuk menghomogenkan suspensi. - Sebelum disuntikan , kondisi vaksin hingga mencapai suhu kamar. - Disuntikan secara intramuskular atau subkutan dalam dengan dosis pemberian 0,5 ml.
Kemasan & Dosis
1 box vaksin terdiri dari 10 Vial 1 Vial untuk 10 dosis Vaksin TT adalah vaksin berbentuk cairan
Penyimpanan & Kadaluarsa
Disimpan pada suhu +2o C s.d +8o C kadaluarsa selama 2 tahun Pendistribusian dalam keadaan dingin dg Water Pack dan hindari sinar matahari langsung / tidak langsung . Vaksin TT rusak terhadap suhu dibawah – 0o C
(4). Vaksin D T (Difteri Tetanus) Vaksin jerap DT adalah vaksin yang mengandung Toxoid Difteri & Tetanus yang dimurnikan serta bakteri Pertusis yang telah di inaktivasi dan teradsorbsi kedalam 3 mg/ml aluminium fosfat ( Vademecum Bio Farma Jan 2002) Indikasi : Untuk Imunisasi secara simultan terhadap Difteri & Tetanus Penggunaan; - Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu untuk menghomogenkan suspensi. - Sebelum disuntikan , kondisi vaksin hingga mencapai suhu kamar. - Disuntikan secara intramuskular atau subkutan dalam dengan dosis pemberian 0,5 ml.
Kemasan & Dosis
1 box vaksin terdiri dari 10 Vial 1 Vial untuk 10 dosis Vaksin DT adalah vaksin berbentuk cairan
Penyimpanan & Kadaluarsa
Disimpan pada suhu +2o C s.d +8o C kadaluarsa selama 2 tahun Pendistribusian dalam keadaan dingin dg Water Pack dan hindari sinar matahari langsung / tidak langsung . Vaksin DT rusak terhadap suhu dibawah – 0o C
(5). Vaksin Polio ( Oral Polio Vaksin) Vaksin Oral Polio adalah Vaksin Polio Trivalent yang terdiri dari suspensi virus Poliomyelitis type 1 , 2 & 3 dari 3 strain Sabin yang sudah dilemahkan , dibuat dalam biakan jaringan kera dan distabilkan dengan sukrosa ( Vademecum Bio Farma Jan 2002)
Indikasi : Untuk Imunisasi aktif terhadap Poliomyelitis Penggunaan; - Sebelum digunakan vial vaksin harus dipasang pipet terlebih dahulu untuk meneteskan. - Diberikan secara oral dengan 1 dosis pemberian Kemasan & Dosisadalah 2 tetes 1 box vaksin terdiri dari 10 Vial 1 Vial untuk 10 dosis Vaksin Polio adalah vaksin berbentuk cairan
Penyimpanan & Kadaluarsa
Penyimpanan di Puskesmas & RS pada suhu +2o C s.d +8o C Disimpan pada suhu +2o C s.d +8o C kadaluarsa selama 6 bulan Disimpan pada suhu - 15o C s.d - 25o C kadaluarsa selama 2 tahun Pendistribusian dalam keadaan dingin dg Water Pack dan hindari sinar matahari langsung / tidak langsung . Vaksin Polio tidak rusak terhadap suhu dibawah – 0o C
(6). Vaksin Campak Vaksin Campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan . Setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1.000 infective unit virus strain CAM 70 dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg residu erythromycin (Vademecum Bio Farma Jan 2002) Indikasi : Untuk Imunisasi aktif terhadap Penyakit Campak Penggunaan;
- Sebelum disuntikan vaksin Campak harus dilarutkan terlebih dahulu dengan pelarut steril yang berisi 5 ml cairan pelarut aqua bidest. - Disuntikan secara Subkutan dengan dosis 0,5 ml . - Vaksin yang sudah dilarutkan hanya digunakan paling lama 6 jam.
Kemasan & Dosis
1 box vaksin terdiri dari 10 Vial 1 Vial untuk 10 dosis 1 box pelarut berisi 10 ampul @ 5 ml Vaksin Campak adalah vaksin berbentuk beku kering
Penyimpanan & Kadaluarsa
Disimpan pada suhu +2o C s.d +8o C kadaluarsa selama 2 tahun Pendistribusian dalam keadaan dingin dg Water Pack dan hindari sinar matahari langsung. Pembekuan tidak merusak vaksin Campak Pelarut disimpan pada suhu kamar jangan disimpan di lemari es/Freezer.
(7). Vaksin Hepatitis B Vaksin Hepatitis B Recombinan adalah vaksin virus recombinan yang telah diinaktivasikan dan bersifat non infeksius , berasal dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula polymorpha) menggunakan teknologi DNA recombinan (Vademecum Bio Farma Jan 2002) Indikasi : Untuk Imunisasi aktif terhadap Infeksi yang disebabkan oleh virus Hep.B dan tidak dapat mencegah infeksi virus Hep.A & Hep.C Penggunaan;
- Vaksin disuntikan dengan dosis 0,5 ml atau 1 buah HB ADS Prefil Injection Device intra muskuler , sebanyak 3 dosis dengan interval paling cepat 1 bulan Kemasan & Dosis - Dosis pertama diberikan pada bayi usia 0 – 7 hari. Vaksin Hep.B terdiri dari 2 kemasan Vial & HB ADS Prefil Injection Device (PID) 1 box Hep.B vial terdiri dari 10 vial 1 box Hep.B PID terdiri dari 100 HB ADS PID Vaksin Hep.B adalah vaksin berbentuk cairan warna putih
Penyimpanan & Kadaluarsa
Disimpan pada suhu +2o C s.d +8o C kadaluarsa selama 26 bulan Pendistribusian dalam keadaan dingin dg Water Pack dan hindari sinar matahari langsung / tidak langsung . Vaksin Hep.B rusak terhadap suhu dibawah – 0o C Di tingkat Bidan Desa vaksin dapat disimpan pada suhu ruangan selama VVM masih bagus
(8). Vaksin DPT - Hepatitis B Vaksin mengandung DPT berupa Toxoid difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan dan Pertusis yang inaktifasi serta vaksin Hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HBsAg murni yang bersifat non infectious . Vaksin Hep.B merupakan vaksin DNA recombinan pada sel ragi (Vademecum Bio Farma Jan 2002)
Indikasi :Memberikan Pertusis & Hep.B
kekebalan/imunitas
aktif
terhadap
Difteri,Tetanus
Penggunaan;
- Pemberian dengan cara ntra muskuler 0,5 ml sebanyak 3 dosis - Dosis pertama pada usia bayi 2 bulan dan berikutnya interval paling cepat 1
Kemasan & Dosis bulan.
1 box vaksin terdiri dari 10 Vial @ 5 dosis Warna vaksin putih keruh seperti DPT
Penyimpanan & Kadaluarsa
Disimpan pada suhu +2o C s.d +8o C kadaluarsa selama 2 tahun Pendistribusian dalam keadaan dingin dg Water Pack dan hindari sinar matahari langsung / tidak langsung .
Semua Vaksin sudah dilengkapi dengan VVM kecuali BCG
II PENGERTIAN Seluruh peralatan yang digunakan dalam pengelolaan vaksin sesuai prosedur untuk menjaga vaksin pada suhu yang telah ditetapkan.
MANFAAT a) Untuk menyimpan dan membawa vaksin pada suhu yang telah ditetapkan. b) Vaksin dapat mencapai kadaluarsa ditetapkan oleh pabrik pembuatnya.
yang
telah
c) Peralatan rantai vaksin yang sesuai dapat menjamin potensi vaksin
RANTAI DINGIN VAKSIN PROGRAM IMUNISASI BIO FARMA
DepKes
COLD BOX
PROPINSI
COLD BOX
M TE SIS
KODYA
AI NT RA
PKM Kec
IN NG DI
Vaccine Carrier PKM Kel
Fas Kes swasta
Posyandu
Vaccine Carrier/ Thermos
COLD ROOM Cold Room umumnya hanya terdapat pada tingkat Propinsi. Volume Cold Room mulai dari 5.000 liter s.d 100.000 liter. Suhu berkisar +2o C s.d +8o C Kamar dingin berfungsi untuk Room penyimpanan vaksin Cold secara teknis BCG,DPT, dibagi 3 sistem ; Campak.TT,DT,Hep.B & DPT- Hermatic Compresor HB - Semi Hermatic Compresor - Open Type Compresor
LEMARI ES Lemari Es di Puskesmas & Unit Pelayanan Swasta 1. FUNGSI : Fungsi Lemari Es di Puskesmas untuk menyimpan semua vaksin pada suhu yang ditetapkan yaitu +2o C s.d +8o C 2. MANFAAT : Agar vaksin yang disimpan masih tetap mempunyai poetensi baik sampai pada sasaran 3. SISTEM PENDINGINAN a. Sistem Kompresi dengan bahan pendingin efrigrant type R-12o b. Sistem Absorpsi dengan bahan pendingin Amonia ( NH3)
LEMARI ES PERBEDAAN ANTARA SISTEM KOMPRESI DAN ABSORPSI SISTEM KOMPRESI SISTEM ABSORPSI a. Lebih cepat dingin
a. Pendinginan lebih lambat
b. Menggunakan Kompresor sebagai b. Tidak menggunakan mekanik sehingga mekanik yang dapat menimbulkan aus tidak ada bagian yang bergerak sehinnga tidak ada aus c. Hanya dengan listrik AC/DC
c. Dapat dengan listrik AC/DC atau nyala api minyak tanah/gas
d. Bila terjadi kebocoran pada sistem mudah diperbaiki
d. Bila terjadi kebocoran pada sistem tidak dapat diperbaiki
4. THERMOSTAT a. b. c.
Thermostat adalah Bagian yang sangan penting dari Lemari Es. Thermostat berfungsi untuk mengatur suhu dalam Lemari Es Type Thermostat banyak type dan modelnya , namun hanya 2 sistem cara kerjanya yaitu ; - Cara kerja dengan sistem mekanik - Cara kerja dengan sitem electronic
LEMARI ES 5. BENTUK PINTU LEMARI ES a. Buka dari depan (Front opening) vaksin.
tidak dianjurkan untuk menyimpan
b. Buka keatas ( Top opening ) Bentuk ini pada umumnya adalah freezer . Salah satu Lemari Es Top opening adalah ILR ( Ice Lined Refrigerator ) yaitu Freezer yang dimodifikasi menjadi Lemari Es dengan suhu +2o C s.d +8o C dimana sekeliling bagian dalam dinding ILR diberikan kotak dingin (water pack) sebagai penahan dingin dan diberi pembatas dari PERBEDAAN ANTARA SISTEM BENTUK PINTU DEPAN DAN ATAS aluminium multiplex atau zrcylic plastic . BUKA KE DEPAN BUKA KE ATAS a.Suhu tidak stabil. a. Pada saat pintu dibuka ke depan maka suhu dingin dari atas akan turun kebawah dan keluar
Suhu lebih stabil Pada saat pintu dibuka ke atas maka suhu dingin dari atas akan turun ke bawah dan tertampung.
b.Jumlah vaksin yang dapat ditampung sedikit
b. Jumlah vaksin yang dapat ditampung lebih banyak
c. Penyusunan vaksin mudah dan jelas
c. Penyusunan vaksin agak sulit karena vaksin menjadi bertumpuk
FREEZER FREEZER di Puskesmas Bentuk pintu Freezer pada umumnya terbuka ke atas. Fungsi Freezer di Puskesmas untuk membuat water pack . Bila ruang Lemari Es tidak cukup untuk menyimpan vaksin , maka sementara bisa digunakan untuk menyimpan vaksin Polio Sistem dan pengaturan Thermostat sama dengan Lemari Es.
FCW 20 EK
Jangan menyimpan vaksin didalam Freezer !!! Kecuali Polio bila terpaksa (bila Lemari Es penuh)
ALAT MEMBAWA VAKSIN BOX Vaksin adalah suatu wadah untuk menyimpan sementara dan membawa/mengirim vaksin dengan volume 40 lt dan 70 lt Cold Box ada 2 macam ; 1) Terbuat dari platik denga insulasi polyuretan 2) Terbuat dari kardus dengan insulasi polyuretan
WATER PACK
Alat untuk mempertahankan suhu Cold pack ada 2 macam 1) Cold pack beku ( Warna putih ) yang dibekukan dalam Freezer minimal 24 jam. Untuk vaksin Polio bisa juga vaksin BCG & Campak 2) Cold pack cair ( wana biru & merah ) yang didinginkan dalam suhu Lemari es minimal selama 24 jam. Untuk vaksin DPT,DT,TT & Hep.B Vaccine Carrier / Thermos suatu wadah untuk mengirim/membawa vaksin dari Puskesmas ke Posyandu
VACCINE CARRIER
III Peralatan dalam Program Imunisasi seperti Kamar Dingin,Lemari Es dan Freezer sangan menentukan potensi vaksin yang disimpan maupun dikirim. Peralatan sebaik apapun tidak dapat berfungsi dengan baik apabila tidakn ditunjang dengan pengoperasian,pemeliharaan dan perbaikan peralatan rantai vaksin secara benar. Perawatan serta ketersediaan suku cadang peralatan rantai dingin menjadi keharusan dalam pengelolaan vaksin secara benar. Dari hasil studi yang dilakukan oleh PATH dan DepKes pada tahun 2002 di Propinsi Jatim dan NTB dan tahun 2003 di propinsi Jawa Tengan dan Jambi, diketahui peralatan untuk menyimpan vaksin yang tidak dikelola dengan benar sehingga kegagalan dalam penyimpanan vaksin sangat tinggi, suhu penyimpanan dan transportasi vaksin banyak yang dibawah 0o C . Hal ini tentunya sangat membahayakan bagi vaksin yang peka pembekuakn ( FS ). Disamping itu terdapat juga vaksin yang terpapar suhu panas sehingga dikhawatirkan merusak/membahayakan vaksin yang peka panas (HS)
A. PERAWATAN LEMARI PUSKESMAS 1. PERAWATAN HARIAN
ES
TINGKAT
a. Periksa suhu lemari es 2 kali sehari setiap pagi & sore dan dicatat pada kartu suhu yang berwarna merah. b. Hindari buka tutup lemari es lebih dari 2 kali sehari c. Bila suhu lemari es sudah stabil antara +2o C s.d +8o C posisi Thermostat tidak perlu dirubah-rubah. 2. PERAWATAN MINGGUAN a. Bersihkan bagian luar lemari es dari kotoran dan debu b. Periksa listrik pada stop kontak, upayakan jangan kendor.
3. PERAWATAN BULANAN a. Bersihkan bagian luar dan dalam Lemari Es b. Bersihkan karet seal pintu dan periksa kerapatan dengan selembar kertas. Bila perlu beri bedak atau talk. c. Periksa segel pintu Lemari Es, bila perlu beri pelumas. d. Perhatikan tebal bunga es pada evavorator, bila ketebalan mencapai lakukan pencairan bunga es (de-frost)
dinding 0,5 cm
e. Atau Lakukan pencairan bunga es secara rutin sebulan sekali pada saat vaksin tinggal sedikit ( kebutuhan seminggu )
B. PENCAIRAN BUNGA ES PADA LEMARI ES a. Pindahkan Vaksin kedalam Cold Box atau Lemari Es lain b. Cabut steker Lemari Es dari Sto Kontak mematikan Lemari es dari Thermostat )
(Jangan
c. Keluarkam Cold Pack dari lemari es d. Siramlah bunga es pada evavorator dengan air biasa (air hangat) setelah bunga es hilang lalu bersihkan/keringkan dengan kain lap. e. Selama pencairan bunga es pintu lemari es harus terbuka. f. Setelah bersih dan kering masukan kembali cold pack cair ke dalam Lemari es. g. Setelah suhu mencapai + 8o C atau suhu stabil isi kembali Lemari Es dengan vaksin.
C. MENGUKUR KERAPATAN PINTU LEMARI ES a. Pergunakan selembar kertas jenis HVS atau lainnya b. Buka pintu, kemudian letakan kertas pada karet pintu c. Tutuplah pintu kembali d. Tariklah kertas tersebut
e. Bila kertas mudah ditarik, berarti pintu sudah tidak rapat lagi, kerapatan pintu sudah mulai renggang dan suhu bagian dalam tidak stabil. Bila kertas tersebut sukar ditarik berarti kerapatan pintu masih berfungsi dengan baik.
D. SUKU CADANG LEMARI ES
Setiap Lemari es Absorpsi harus tersedia suku cadang ; • 1 buah Heater 220 volt sesuai dengan typenya • 1 buah Thermostat sesuai dengan typenya • 1 buah karet seal pintu
Setiap Lemari es Kompresi harus tersedia suku cadang ; • 1 buah Thermostat sesuai type yang dipakai • 1 buah Relay untuk Kompresor • 1 buah karet seal pintu
Check List – 1
Lemari Es tidak dapat hidup dan tidak ada pendinginan
No PERIKSA
TINDAKAN
1. Apakah Steker terpasang pada stop kontak . Bila “ YA “
Bila “TIDAK” :
Pasang Steker Lemari Es pada Stop Kontak
2
Apakah Thermostat pada poisis ON Bila “ YA “
Bila “TIDAK” :
Kemungkinan Thermostat pada posisi OFF , set ke posisi ON putar ke kanan
3. Pindahkan Steker Lemari Es pada Stop Kontak lain. Bila “ YA “
Bila “TIDAK” :
Periksa sambungan kabel pada steker Lemari Es, bila perlu ganti dg steker lain
4. Sudahkah tersambung dengan tepat dan benar. Bila “ YA “
Bila “TIDAK” :
Periksa pemasangan steker Lemari es pasang dengan benar
5. Apakah Thermostat berbunyi “Klik” padaBila “TIDAK” : Ganti dg Thermostat saat diputar dari posisi OFF ke posisis baru Stelah Thermostat ON. Bila “ YA “ baru Lemari Es tetap tidak berfungsi , maka
PANGGIL TEKNISI
Check List – 2
Suhu Lemari Es diatas + 8o C
No PERIKSA
TINDAKAN
1. Apakah Termometer berfungsi dengan benar Bila “TIDAK” : Bandingkan dengan . termometer lain dan ganti bila rusak Bila “ YA “ 2
Apakah dinding Evaporator terdapat bungan Bila “TIDAK” : Bila banyak bunga es es lakukan pencairan bungan es Bila “ YA “
3. Apakah pintu Lemaris tertutup rapat Bila “ YA “
Bila “TIDAK” : Periksa karet pintu, setel kembali pintu,engsel pintu.
4. Apakah ada sirkulasi udara dibagian luar dan Bila “TIDAK” : Periksa letak Lemari Es dalam Lemaris Es. Bila “ YA “ upayakan ada sirkulasi. Beri jarak dalam menyimpan vaksin 5. Apakah Kondensor bersih dari demu & kotoran Bila “ YA “
Bila “TIDAK” : Bersihkan Kondensor. Gunakan sikat lembut atau penyedot debu
6. Apakah Thermostat berfungsi dengan baik Bila “ YA “
Bila “TIDAK” : Sambung langsung kabel Thermostat . Kemudia periksa kompresor dapat hidup ?
Check List – 3
Suhu Lemari Es DIBAWAH + 2o C
No PERIKSA
TINDAKAN
1. Apakah Termometer berfungsi dengan benar . Bila “ YA “
Bila “TIDAK” :
Bandingkan dengan termometer lain dan ganti bila rusak
2
Bila “TIDAK” :
Se Thermostat putar pada poisis Medium atau angka 3-4
Bila “TIDAK” :
Ganti Thermostat yang sesuai, setelah diganti suhu tidak berubah
Apakah posisi Thermostat telah benar. Bila “ YA “
3. Setelah 24 jam apakah suhu berubah Bila “ YA “
PANGGIL TEKNISI
IV Vaksin dalam Program Imunisasi merupakan unsur yang sangat penting . Pemantauan dalam pengelolaan vaksin merupakan salah satu bagian dari kegiatan sistim rantai vaksin . Pemantauan suhu vaksin dapat dilakukan secara visualisasi dengan alat pemantau suhu panas atau dingin. Alat pemantau suhu dapat meyakinkan petugas imunisasi dilapangan bahwa vaksin yang diberikan masih mempunyai potensi yang tinggi sehingga bila diberikan pada sasaran dapat menimbulkan kekebalan. Ada beberapa macam peralatan Pemantauan Suhu ;
1. TERMOGRAF a. Termograf adalah suatu alat pengukur suhu pada kamar dingin , Lemari Es dan Freezer b. Fungsi Termograf adalah untuk memantau suhu secara terus menerus selama 24 jam dan hasilnya secara otomatis tercatat pada kertas grafik suhu. Setelah 7 hari kertas grafik harus diganti dengan yang baru.
2. DIAL TERMOMETER a. Dial Termometer adalah suatu alat pengukur suhu yang menggunakan sensor untuk mengukur suhu Kamar dingin,Lemari Es / Freezer. b. Fungsi Dial Termometer adalah untuk memantau suhu Kamar Dingin/Lemari Es/Freezer secara terus menerus selama 24 jam. c. Cara penggunaan Sensor :Termometer dimasukan kedalam Kamar dingin/Lemari Es/ Freezer untuk mengukur suhu bagian dalam Sensor diletakan pada salah satu dinding bagian dalam Sensor jangan menempel pada dinding beri jarak minimal 2 cm Bagian luar Termometer (pembaca suhu) menempel pada dinding kamar dingin atau dinding dekat Lemari Es / Freezer Termometer ini baru dapat mengukur secara akurat setelah 1 jam Periksa dan catat suhu pada Dial Termometer 2 kali sehari ( Pagi & Sore ) Suhu Kamar Dingin / Lemari Es / ILR harus selalu antar + 2o C s.d + 8o C Bila terjadi penyimpangan suhu pada termometer harus segera dilaporkan pada atasan untuk segera diambil langkah antisipasi. Lakukan kalibrasi pada Termometer minimal 3 bulan sekali.
3. TERMOMETER MULLER a. Termometer Muller adalah suatu alat pengukur suhu tanpa menggunakan sensor pengukur . b. Cara penggunaan : Masukan Termometer ini kedalam Lemari Es untuk mengukur suhu bagian dalamnya. Termometer ini dapat digunakan untuk memantau suhu selama pengiriman vaksin berlangsung.
4. FREEZE WATCH a.
Freeze Watch dibawah 0o C
adalah suatu alat pemantau suhu dingin
b.
Berfungsi sebagai alat pemantau suhu dingin, bulb didalam akan pecah pada suhu dibawah 0 º C (dengan RH 20 % - 60 % ) dan cairan biru akan menyebar , vaksin yang mudah rusak karena suhu dibawah 0 º C adalah Hepatitis B , DPT , DT , TT
Freeze Watch tidak dapat memantau paparan suhu panas
5. FREEZE TAG a. Freeze Tag adalah suatu alat pemantau suhu dingin dibawah 0o C b. Fungsi Freeze Tag sama dengan Freeze Watch adalah untuk memantau suhu Kamar Dingin/Lemari Es yang menyimpan vaksin atau memantau saat mengirim vaksin FS . c. Freeze Tag digerakan dengan baterai 1,5 volt yang dapat bertahan selama 3 tahun d. Cara kerja : Alat ini menggunakan sistem elektronik dengan menampilkan tanda rumput ( V ) atau silang ( X ) . Bila tanda rumput pada monitor berubah menjadi tanda silang hal ini menandakan bahwa sudah terpapar suhu dibawah 0o C .
Freeze -tag tidak dapat memantau paparan suhu panas
6. VCCM ( Vaccine Cold Chain Monitor) a. VCCM adalah alat pemantau suhu paparan panas b. Fungsi untuk memantau suhu vaksin selama dalam perjalanan maupun dalam penyimpanan c. VCCM mempunyai 4 jendela monitor yaitu terdiri dari A , B , C & D Setiap jendela mempunyai karakteristik pemantauan perubahan suhu sendiri. d. Cara penggunaan ; Pada saat pengiriman vaksin tulis pada “ Kotak penyalur ==> Nama pabrik / Propinsi , tanggal pengepakan , nama vaksin. Setiap 3.000 dosis vaksin menggunakan 1 lembar VCCM Untuk mengaktifkan VCCM , letakan VCCM pada ruang / vaksin yang akan dipantau, tunggu 10 menit untuk menyesuaikan suhu , setelah diaktifkan dengan menarik lidah pada ujung jendela. VCCM tidak akan berfungsi bila lidah pada ujung jendela belum ditarik atau diaktifkan.
d. Cara membaca VCCM Bila jendela A,B,C & D semua PUTIH berarti vaksin yang dipantau dalam keadaan baik, semua vaksin dapat digunakan. Bila jendela A Biru, berarti vaksin yang dipantau telah terpapar pada suhu 12o C dalam waktu 3 hari atau 21o C dalam waktu 2 hari. Untuk Polio hanya dapat digunakan sampai 3 bulan. Bila jendela A & B Biru, berarti vaksin yang dipantau telah terpapar pada suhu 12o C dalam waktu 8 hari atau 21o C dalam waktu 6 hari. Untuk Polio harus dites sebelum digunakan , Vaksin Campak hanya dapat digunakan sampai 3 bulan. Vaksin DPT,BCG,TT,DT & Hep.B dapat digunakan seperti biasa. Bila jendela A,B,C Biru berarti vaksin yang dipantau telah terpapar pada suhu 12o C dalam waktu 14 hari atau 21o C dalam waktu 11 hari. Untuk Polio dan Campak harus dites sebelum digunakan , Vaksin DPT & BCG hanya dapat digunakan sampai 3 bulan vaksin TT,DT & Hep.B dapat digunakan seperti biasa. Bila jendela A,B,C & D Biru berarti vaksin yang dipantau telah terpapar suhu diatas 34o C dan sistem pengelolaan rantai vaksin sudah terputus. Vaksin tidak dapat digunakan. Bila jendela A,B,C PUTIH tapi D Biru berarti vaksin yang dipantau telah terpapar suhu diatas 34o C selama 2 jam artinya rantai vaksin sudah pernah terputus. Vaksin tidak dapat digunakan.
7. STOP WATCH a. Stop Watch adalah alat pemantau suhu yang terdiri dari CCm ( Cold Chain Monitor ) Monitor Mark dengan 4 jendela ABCD dan Freeze Watch. CCM berfungsi memantau paparan suhu panas dan Freeze Watch untuk memantau suhu dingin dibawah 0o C b. Stop Watch merupakan kombinasi antara VCCM & Freeze atch.
8. V V M ( Vaksin Vial Monitor ) a. VVM adalah alat pemantau paparan suhu panas b. Fungsi : untuk memantau suhu vaksin selama dalam perjalanan maupun penyimpanan. c. VVM ditempelkan pada setiap vial vaksin d. e. f.
g.
Mempunyai bentuk lingkaran dengan segi empat pada bagian dalamnya. Diameter VVM sekitar 0,7 cm VVM mempunyai karakteristik yang berbeda , spesifik untuk setiap jenis vaksin. VVM untuk vaksin Polio tidak dapat digunakan untuk vaksin Hep.B, begitu juga sebaliknya. Setiap jenis vaksin mempunyai VVM tersendiri.
Cara Kerja V V M
Mengikuti rumus Arrhenius (reaksi kimia : Monomer menjadi polimer ).
Warna indikator bertambah gelap dengan berlalunya waktu dan paparan panas secara kumulatif. Perubahan warna menetap. Perubahan warna indikator bertambah cepat dengan peningkatan suhu.
Manfaat Penggunaan V V M Memberikan peringatan pada petugas kapan harus menolak atau tidak menggunakan vaksin. Memungkinkan vaksin disimpan / dipakai diluar rantai dingin Memberikan petunjuk vaksin mana harus lebih dahulu disalurkan / dipakai Memungkinkan pemantauan kualitas rantai dingin pada berbagai tingkat penyaluran dan penyimpanan.
Cara Penggunaan VVM VVM Menyatakan : GUNAKAN VAKSIN INI --UNIJECT
Segi empat dibagian dalam lebih terang dari lingkaran diluarnya.
A
VVM Menyatakan : GUNAKAN VAKSIN INI --Segi empat dibagian dalam lebih terang dari pada lingkaran diluarnya. Gunakan secepatnya dahulu dari yang lain
/
lebih
UNIJEC T
B
VVM Menyatakan : JANGAN Menggunakan Vaksin ini !!
Segi empat dibagian dalam Sama dengan lingkaran diluarnya.
C
VVM Menyatakan : JANGAN Menggunakan Vaksin ini !!
Segi empat dibagian dalam Lebih Gelap dari pada lingkaran diluarnya.
D
9. DATA LOGGER / TINY T T M ( TIME TEMPERATURE MONITOR ) a. Stop Watch adalah alat pemantau suhu yang yang bekerja secara elektronik , alat ini dapat merekam data suhu didalam maupun diluar Kamar Dingin/Lemari Es/Freezer. b. Fungsi : untuk memantau suhu secara kontinyu pada kondisi kamar dingin/Lemari Es / Freezer. Sering digunakan untuk studi, memantau kondisi rantai vaksin yang dianggap belum baik. c. Tiny TTM diprogram melalui Software komputer, kemampuan pengukuran mulai dari – 40o C s.d + 85o C Maksimum penyimpanan data adalah 1.800 pembacaan. Menggunakan baterai 3,6 volt yang dapat bertahan selam 2 tahun. d. Cara penggunaan ; Install software program Gemini data logger (GLM program) pada PC atau Note book computer Window System 98,2000 atau Xp , sebaiknya Pentium 4. Sambungkan secara manual dengan kabel dari PC/note book computer ke data logger / Tiny TTM. Program data logger sesuai kebutuhan untuk mencatat/merekam suhu,misalnta merekam suhu setiap 1 jam sekali/ 30 menit sekali . Dan lama waktu perekaman dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Setelah selesai diprogram, lepaskan Tiny TTM dari kabel dan letakan pada tempat yang akan dipantau suhunya. Setelah selesai (sesuai batas waktu yang ditentukan) keluarkan data logger , hubungkan kembali dat logger dengan PC atau note book , download data logger melalui computer. Hasil download dapat ditampilkan dalam bentuk grafik atau data angka yang dapat diubah menjadi microsoft word. Data download dapat dikirim melalui E-mail.
Temperatur
o
C
HASIL DATA LOGGER DENGAN GRAFIK 35 30 25 20 15 10 5 0 5/11 07:16
19:16
5/12 07:16 Time (starting 5/11/2004 07:16:01)
19:16
5/13 07:16
KALIBRASI ALAT UKUR 1. Menggunakan Batu es Kalibrasi pada Dial Termometer, bahan yang perlu disiapkan ;
Dial Termometer Tempat berupa Thermos/Vaccine Carrier atau ember plastik Batu Es seberat 0,8 – 1 kg Air 250 cc – 300 cc
Pengerjaan ; Pecahkan batu es menjadi pecahan kecil Masukan pecahan batu es kedalam Thermos/Vaccine Carrier/Emberplastik Beri air dan campurkan hingga merata. Tunggu sekitar 5 menit. Masukan sensor DIAL Termometer kedalam air dan es Tunggu beberapa saat antara 5 – 10 menit, maka jarum pada Termometer harus mencapai 0o C
2. Menggunakan Data Logger Program data logger 30-60 menit
Setelah 24 jam keluarkan Dan download Cocokan dengan Termometer pada ILR yang diukur . ( misalnya pada jam 14.07.31 suhu data + 5.0, maka suhu Termometer pada jam tsb harus sama , dst
Letakan Data logger menempel sensor Thermostat, tunggu pengukuran selama 24 jam ILR Hasil Down load dibuat angka: 85. Wednesday, March 24,2004 14:07:31 5.0 86. Wednesday, March 24,2004 14:37:31 4.6 87. Wednesday, March 24,2004 15:07:31 4.6 88. Wednesday, March 24,2004 15:37:31 5.0 89. Wednesday, March 24,2004 16:07:31 5.4 90. Wednesday, March 24,2004 16:37:31 5.4 89. Wednesday, March 24,2004 17:07:31 5.0 90. Wednesday, March 24,2004 17:37:31 5.4
3. Menggunakan Termometer Pembanding Proses sama dengan No.1 Kalibrasi
menggunakan batu es. Termometer yang telah dikalibrasi dijadikan sebagai dasar pembanding untuk termometer lainnya.
PEMANTAUAN SUHU PADA LEMARI ES PERIKSA DAN CATAT SUHU LEMARI ES 2 KALI SEHARI YAITU PAGI DAN SORE HARI PADA LEMBAR GRAFIK SUHU BILA MENGGUNAKAN FREEZE WATCH CATAT KEADAANNYA. PADA VAKSIN YANG MENGGUNAKAN VVM , MAKA CATAT JUGA KONDISI VVM HINDARKAN SERINGNYA BUKA-TUTUP PADA LEMARI ES. BILA SUHU LEMARI ES SUDAH STABIL ANTARA +2º C s/d +8º C “POSISI THERMOSTAT“ TIDAK PERLU DIRUBAH.
V Vaksin memiliki sifat yang sangat peka terhadap panas yang berlebihan maupun dingin berlebihan,juga terhadap sinar matahari langsung kondisi seperti ini secara langsung dapat merusak vaksin . Vaksin merupakan barang bilogis yang spesifik sehingga perlu dilakukan penanganannya khusus . EMPAT HAL TERPENTING DARI PENANGANAN VAKSIN
Penanganan Penerimaan Vaksin Penanganan Penyimpanan Vaksin Penanganan Pengambilan Vaksin Penanganan Pengeluaran Vaksin
Cold Chain tidak akan efektif , walaupun dengan peralatan yang modern sekalipun , bila tidak ada petugas yang menangani secara benar
1. PENERIMAAN VAKSIN Yang perlu diperhatikan dan dilakukan pada saat penerimaan vaksin yaitu ; - Jumlah setiap jenis vaksin apakah sesuai dengan SBBK - Periksa Exp dan VVM pada vial vaksin secara random. - Catat penerimaan vaksin kedalam buku/kartu stock vaksin . - Lakukan Uji Kocok (Shake Test) untuk tiap vaksin FS .
UJI KOCOK Sebelum Uji kocok dilakukan terlebih dahulu sudah ada vaksin yang dibekukan(beri tanda) untuk pembanding dalam uji kocok. Pengendapan vaksin “ tersangka Beku”
GUNAKAN
LEBIH LAMBAT Dari vaksin yang dibekukan Pengendapan vaksin “ tersangka Beku”
SAMA atau LEBIH CEPAT Dari vaksin yang dibekukan
JANGAN GUNAKAN Vaksin sudah Rusak
2. PENYIMPANAN VAKSIN Agar vaksin tetap mempunyai potensi yang baik sewaktu diberikan kepada sasaran maka vaksin harus disimpan pada suhu tertentu dengan lama penyimpanan yang telah ditentukan dimasing-masing tingkatan administrasi.
JENIS VAKSIN
Pusat Bio Farma
Propinsi
Kabupaten
Puskesmas
Biddes/Unit Pelayanan
1 bl + 1 mg Cadangan
1 bl + 1 mg Cadangan
MASA SIMPAN VAKSIN
6 Bulan
Polio DPT DT TT
3 bl + 1 bl Cadangan
2 bl + 1 bl Cadangan
FREEZER SUHU - 15º C s.d – 25º C
LEMARI ES SUHU +2o C s.d +8o C
BCG CAMPAK HEP.B (vial) DPT-HB HB.UNIJECT
Suhu Ruangan
PENYIMPANAN VAKSIN DI PUSKESMAS A. Penempatan Lemari Es 1. Jarak minmal antara Lemaris Es dengan dinding belakang ± 10 – 15 cm atau Pintu Lemari es dapat dibuka. 2. Jarak minimal antara Lemaris dengan Lemari Es lainnya ± 15 cm 3. Lemari Es tidak terkena sinar matahari langsung 4. Ruangan mempunyai sirkulasi udara yang cukup 5. Setiap 1 unit Lemari Es menggunakan hanya 1 Stop Kontak Listrik.
B. Penyimpanan Vaksin di lemari Es 1. Semua vaksin disimpan pada suhu +2o C s.d + 8o C 2. Bagian bawah Lemari Es diletakan water pack sebagai penahan dingin dan kesetabilan suhu 3. Jarak antara dus vaksin minimal 1 – 2 cm atau satu jari tangan. 4. Vaksin HS diletakan pada dekat dengan Evavorator 5. Vaksin FS diletakan berjauhan dengan Evavorator
Satu buah Lemari Es dipantau dengan 1 buah Termometer Muller & Kartu Suhu
TATA CARA PENYIMPANAN VAKSIN DI TINGKAT PUSKESMAS / UNIT PELAYANAN SWASTA
LEMARI ES HANYA UNTUK MENYIMPAN VAKSIN. COLD PACK YANG ADA DIDALAMNYA JANGAN DIPINDAHKAN
HINDARI PEMBEKUAN VAKSIN !! PEMBEKUAN MERUSAK VAKSIN DPT,TT,DT DAN HB
Bersihkan Refrigerator bila timbul bunga es
Tempatkan Thermometer & Freeze watch dianatar vaksin DPT,DT, TT & HB . Freeze watch mendeteksi Pembekuan
Atur Thermostat Off pada suhu + 4º C Jangan merubah Thermostat sekalipun suhu diatas +8º C disaat siang hari yang terik
Beri jarak antar kotak vaksin untuk sirkulasi udara
Letakan Cold Pack dibagian dasar dan bagian evaporator. Letakan Vaksin yang peka pembekuan (DPT,TT,DT & HB) jauh dari evaporator
3. PENGAMBILAN VAKSIN Yang perlu dipersiapkan pada saat pengambilan vaksin yaitu ; - Menghitung Jumlah setiap jenis vaksin sesuai kebutuhan -
Menyiapkan Water pack yang sudah didinginkan minimal 24 jam dalam Lemari Es ( suhu +2o C s.d +8o C ) dan Box vaksin disesuaikan dengan volume vaksin yang akan diambil
- Siapkan alat pematau suhu (Freeze watch atau Termometer muller)
4. PENGELUARAN VAKSIN a. Memilih vaksin yang akan dikeluarkan - Vaksin dengan kondisi VVM (B) - Vaksin dengan Exp terdekat ( EEFO = Early Expire First Out ) - Vaksin yang lebih dulu masuk dikeluarkan lebih awal ( FIFO = First In First Out )
b. Petugas khusus yang ditunjuk menangani Vaksin MENCATAT SUHU LEMARI ES, PERIKSA KEADAAN VVM DAN FREEZE WATCH. MEMERIKSA DAN MENCATAT VAKSIN SAAT DATANG MELIPUTI SUHU VAKSIN SELAMA PERJALANAN (bila menggunakan VVM atau Freeze watch periksalah keadaan alat tsb ) JUMLAH, EXPIRE DATE. MEMERIKSA DAN MENCATAT VAKSIN SAAT DIKELUARKAN MELIPUTI JUMLAH, EXPIRE DATE, KEADAAN VAKSIN ( periksa VVM dan Freeze watch bila ada ) PRINSIP “ FIFO (First IN First OUT) “ PADA SAAT MENGELUARKAN VAKSIN. UTAMAKAN VAKSIN YANG MENDEKATI MASA KADALUARSA UNTUK DIPAKAI TERLEBIH DULU. VAKSIN YANG DATANG DARI LAPANGAN NAMUN BELUM DIBUKA (DIPAKAI) BERI TANDA DAN SIMPAN DALAM LEMARI ES UNTUK DIGUNAKAN HARI BERIKUTNYA.
PENYUSUNAN VAKSIN DALAM THERMOS PENUTUP
WATER PACK
RUANG VAKSIN WATER PACK
Water pack
Vaksin
Water pack
PENCATATAN STOCK VAKSIN TAHUN :
Propinsi Kab/Kodya Puskesmas
JENIS VAKSIN : ....................................... No
1
Tgl/bln
2
Diterima Dikeluarkan Jumlah dari ke Pemasukan Kondisi Pengeluaran
3
4
(Vial)
VVM A,B,C,D
(Vial)
5
6
7
Kondisi No.Batch VVM
Sisa Kumulatif
Ket
11
12
Bl/Th
Kadaluarsa
A,B,C,D 8
9
10
VI Perencanaan merupakan salah satu unsur manajemen yang penting dalam pengelolaan Program Imunisasi. Secara teoritis dalam konsep perencanaan ada suatu logika yang bersifat “Generik” yang senantiasa dapat diterapkan dalam semua keadaan dan situasi . Logika “Generik” tersebut adalah logika dalam “siklus pemecahan masalah” , yang dengan kata lain adalah prinsip-prinsip pokok manajemen yang dikenal sebagai “ POACE “ ( Planning, Organizing,Controlling and Evaluation). Di Indonesia (Depkes –RI) disebut juga sebagai siklus “ P1 – P2-P3 “ , yaitu P1 = Perencanaan , P2 = Pengorganisasian dan Penggerakan, P3 = Pengawasan,Pengendalian dan Penilaian. Perencanaan Program Imunisasi selama ini dirasakan lebih didominasi oleh proses “ Top Down “. Berbagai keluhan dikemukakan tentang hal ini. Pertama sering terjadi target-target yang ditentukan dari pusat, yang biasanya didasarkan pada proyeksi nasional, tidak sesuai dengan situasi riil di daerah (Kab/Kodya). Untuk menghindari hal tersebut perencanaan kebutuhan vaksin dan alat suntik dalam program imunisasi dimulai dari tingkat Puskesmas dengan dasar besaran jumlah sasaran tiap jenis pelayanan imunisasi, perkiraan target cakupan yang akan dicapai serta indek pemakaian vaksin (IP)
PERENCANAAN KEBUTUHAN VAKSIN KEBUTUHAN ALAT SUNTIK KEBUTUHAN SAFETY BOX
KEBUTUHAN VAKSIN
MENGHITUNG JUMLAH SASARAN
1
LANGKAH-LANGKAH
MENGHITUNG KEBUTUHAN
2
VAKSIN
3
MENENTUKAN TARGET CAKUPAN MENGHITUNG JUMLAH VAKSIN
1. MENGHITUNG JUMLAH SASARAN Juml. Sasaran Bayi = CBR x Juml. Penduduk Misalnya : CBR (Angka kelahiran) = 2,55 %
☞ Jumlah sasaran Bayi
= 2,55 % x Jumlah Penduduk
☞ Jumlah sasaran Ibu Hamil
= 1,1 x Jumlah Bayi
☞ Jumlah sasaran WUS = 21,9 % x Jumlah Penduduk ( Wanita Usia Subur = Usia 15 – 39 Tahun ) ☞ Jumlah sasaran anak Sekolah Tingkat dasar Kelas 1 , 2 & Kelas 3 berdasarkan data dari Dikdas dan Depag setempat.
2. MENENTUKAN TARGET CAKUPAN SETELAH MENGHITUNG JUMLAH SASARAN , PERLU MENENTUKAN TARGET MINIMUM CAKUPAN YANG AKAN DICAPAI PADA TAHUN YANG DIRENCANAKAN UNTUK MENGETAHUI KEBUTUHAN VAKSIN YANG SEBENARNYA . TARGET Propinsi DKI ;
BCG DPT.1 DPT.2 DPT.3 POLIO.1 POLIO.2 POLIO.3 POLIO.4
: 100 % : 100 % : 95 % : 90 % : 100 % : 97 % : 94 % : 90 %
CAMPAK HEP B.1 HEP B.2 HEP B.3 TT.1 IH TT.2 IH
: 90 % : 100 % : 95 % : 90 % : 90 % : 80 %
Menghitung Indek Pemakaian Vaksin ( IP )
IP Tahun lalu
Jumlah dosis (Cakupan) Tahun lalu Jumlah Vaksin dipakai Tahun lalu
DOSIS EFEKTIF VAKSIN JENIS VAKSIN
DOSIS/KEMASAN
DOSIS EFEKTIF
BCG
20 /
Amp8
20 /
DPT
10 /
Vial
8/
Vial
POLIO
10 /
Vial
8/
Vial
CAMPAK
10 /
Vial
8/
Vial
Hepatitis B
1/
1/
Kemasan
DT
10 /
Vial
8/
Vial
TT
10 /
Vial
8/
Vial
Kemasan
Amp
3. MENGHITUNG KEBUTUHAN VAKSIN Kebutuhan
Vaksin BCG
Target BCG X Sasaran
∑
=
..........
Amp
IP BCG Kebutuhan
Vaksin DPT
Target(D1+D2+D3) X Sasaran
∑
=
..........
Vial
IP DPT
Vaksin Polio Kebutuhan
Target(P1+P2+P3+P4) X Sasaran
IP Polio
∑
= .......... Vial
Vaksin Hep.B Kebutuhan
Target(HB1+HB2+HB3) X Sasaran
∑
=
........
bh
∑
=
........
bh
IP Hep.B
Vaksin Hep.B Kebutuhan
Target(HB1+HB2+HB3) X Sasaran
IP Hep.B Kebutuhan Vaksin Campak
Target Campak
X ∑ Sasaran = .......... Vial
IP Campak Kebutuhan Vaksin DT
Target DT X ∑ Murid SD Kls.1
IP DT
=
..........
Vial
Kebutuhan Vaksin TT Kebutuhan vaksin TT TT Bumil , TT WUS & TT anak Sekolah (Murid SD Kelas 2 & 3)
1
Target(T1+T2) Bumil X ∑ Sasaran
=
........
Vial
=
........
Vial
Bumil
IP TT
2
Target(TT WUS) X ∑ Sasaran WUS IP TT
3
∑ Sasaran murid SD Kls.2 & = ........ 3 IP TT
Vial
Contoh Menghitung kebutuhan vaksin dengan sasaran Bayi = 1.000 bayi
Menghitung kebutuhan vaksin DPT
Target (D.1+ D.2+ D.3) x ∑ Keb.Vaksin DPT sasaran = IP DPT (100%+95%+90%) X ∑ sasaran IP DPT ( 8 )
2,85 x 1.000 8
2.850 8
357 Vial
Menghitung kebutuhan vaksin POLIO Kebutuhan Vaksin Polio
Target (P1+P2+P3+P4) X ∑ sasaran = IP
Kebutuhan (100%+ 97%+ 94%+90%) X 1.000 bayi = IP (8) Vaksin Polio
Kebutuhan Vaksin Polio
381% X 1.000 bayi IP (8)
=
477 vial
RENCANA KEBUTUHAN VAKSIN PROGRAM IMUNISASI DI KECAMATAN BABAKAN TAHUN 2006 JUMLAH PENDUDUK ANGKA CBR (digunakan) NO
: 50.000 orang : 2,55 %
JENIS VAKSIN
JUMLAH SASARAN
1
2
Program Excel
TARGET
IP
JUMLAH VAKSIN
DOSIS
Vaksin
DIBUTUHKAN
JUMLAH
3
4
5 = ( 3 X 4)
6
7 =
(5:6)
1
BCG
1.275
100%
1.275
7
182
2
DPT
3.634
454
D P T. 1
1.275
100%
1.275
8
159
D P T. 2
1.275
95%
1.211
8
151
D P T. 3
1.275
90%
1.148
8
143
3
POLIO.1
4.858
607
POLIO.1
1.275
100%
1.275
8
159
POLIO.2
1.275
97%
1.237
8
155
POLIO.3
1.275
94%
1.199
8
150
POLIO.4
1.275
90%
1.148
8
143
NO
JENIS VAKSIN
JUMLAH SASARAN
TARGET
IP
JUMLAH VAKSIN
DOSIS
Vaksin
DIBUTUHKAN
JUMLAH
1
2
3
4
5 = ( 3 X 4)
6
4
CAMPAK
2.010
251
Campak (Bayi)
1.275
90%
1.148
8
143
Campak (BIAS Kls.1)
862
100%
862
8
108
5
Hep. B (Uniject)
3.251
3.251
Hep.B-1
1.275
90%
1.148
1
1.148
Hep.B-2
1.275
85%
1.084
1
1.084
Hep.B-3
1.275
80%
1.020
1
1.020
6
TT
3.995
499
TT.1 (Bumil)
1.403
90%
1.263
8
158
TT.2 (Bumil)
1.403
80%
1.122
8
140
TT (BIAS Kls.2)
818
100%
818
8
102
TT (BIAS Kls.3)
792
100%
792
8
99
7
DT
862
100%
862
8
108
(BIAS Kls.1)
7 =
(5:6)
MENGHITUNG KEBUTUHAN ALAT SUNTIK ALAT SUNTIK Alat suntik yang digunakan adalah alat suntik sekali pakai ( Auto Distruck ) meliputi ; •Ukuran 0,1 ml = untuk imunisasi BCG •Ukuran 0,5 ml = untuk Imunisasi DPT,Campak & TT •Ukuran 5 ml = untuk melarutkan (oplos) Vaksin Campak & BCG
Karena Fasilitas Kes Swasta alat suntik menyediakan sendiri , maka hasil perhitungan kebutuhan alat suntik dikurangi dg perkiraan jumlah alat suntik yg digunakan Fasilitas Kes swasta yg melapor . Khusus alat suntik untuk oplosan , kebutuhannya dihitung sebanyak jumlah vaksin yang menggunakan pelarut ( Campak & BCG )
KEBUTUHAN ALAT SUNTIK
Kebutuhan Alat Suntik sesuai Jumlah dosis yang telah dihitung pada Kebutuhan Vaksin dan disesuaikan jenis alat suntik peruntukannya. Menghitung kebutuhan Alat Suntik 0,5 ml
∑ Dosis DPT + ∑ Dosis Campak + ∑ Dosis TT + ∑ Dosis DT Menghitung kebutuhan Alat Suntik 0,1 ml = Jumlah Dosis BCG Menghitung kebutuhan Alat Suntik 5 ml = Jumlah vial vaksin Campak + ( Untuk Oplos Vaksin Campak & Vaksin BCG) Jumlah ampul vaksin BCG
KEBUTUHAN SAFETY BOX
Menghitung Kebutuhan Safety Box Jumlah seluruh alat suntik yang akan digunakan termasuk untuk oplos dibagi volume Safety Box ( 100 bh )
UKURAN VOLUME VAKSIN PROGRAM IMUNISASI No
JENIS VAKSIN
Jumah ml / vial
Isi 1 dus
Ukuran Dus (liter)
Volume Vial+Pack (liter)
1
BCG
4 ml
10 amp 8,7 x 3,6 x 11,1 cm 0,348
=
0,035
2
DPT
5 ml
10 vial 4,4 x 4,4 x 11,0 cm 0,213
=
0,021
3
POLIO
1 ml
10 vial 4,0 x 2,0 x 9,0 cm 0,072
=
0,008
4
CAMPAK
5 ml
10 vial 5,0 x 5,0 x 12,3 cm 0,308
=
0,031
5
TT
5 ml
10 vial 4,4 x 4,4 x 11,0 cm 0,213
=
0,021
6
DT
5 ml
10 vial 4,4 x 4,4 x 11,0 cm 0,213
=
0,021
7
Hep.B (Vial)
5 ml
10 vial 4,5 x 4,5 x 11,0 cm 0,223
=
0,022
8
Hep.B (Uniject)
0,5 ml
100 bh 17,0 x 15,5 x 12 cm 3,162
=
0,317
4 ml
10 amp 11,0 x 8,5 x 3,5 cm
=
0,033
Pelarut BCG