Yang dimaksud dengan peralatan rantai vaksin adalah seluruh peralatan yang dipergunakan dalam pengelolaan vaksin sesuai dengan prosedur untuk menjaga vaksin pada suhu yang telah ditetapkan.
TUJUAN
Vaksin tetap terjaga potensinya sampai batas maksimum kadaluwarsa.
KEBIJAKAN
1. Pedoman teknis imunisasi tingkat Puskesmas,Direktorat Jenderal PP & PL Departemen Kesehatan R.I. tahun 2005. 2. Pedoman teknis Pengelolaan Vaksin dan Rantai Vaksin tahun 2005. 3. Pelatihan Safe Injection, Unicef & Dirjen PP & PL DepKes RI tahun 2005.
URAIAN PROSEDUR
1. Persiapan di Puskesmas. 1.1. Permintaan/pengambilan vaksin dari Puskesmas ke Dinas dengan menggunakan peralatan rantai dingin yang sudah ditentukan (cold box/Vaccine carrier). 1.2. Jenis peralatan pembawa vaksin disesuaikan dengan jumlah vaksin yang akan diambil. 1.3. Alat pembawa vaksin yang sudah terisi vaksin, selama perjalanan dari Dinkes ke Puskesmas tidak boleh kena sinar matahari langsung. 2.
Pelaksanaan Semua vaksin disimpan pada suhu 2-8*C. Bagian bawah lemari Es diletakkan kotak dingin cair (cool pack) sebagai penahan dingin dan kestabilan suhu. 2.3. Penempatan vaksin HS/sensitif panas, (BCG,Campak,Polio) diletakkan dekat evaporator. 2.4. Penempatan vaksin FS/sensitif beku, (DPT/HBC,TT,DT dan HB) diletakkan agak jauh dari evaporator. 2.5. Beri jarak antara kotak vaksin minimal 1-2 cm atau satu jari tangan, agar terjadi sirkulasi udara yang baik. 2.6. Letakkan 1 buah termometer Muller dibagian tengah lemari es dan letakkan 1 buah freeze tag diantara vaksin hepatitis B atau DPT/HBC. 2.7. Vaksin selalu disimpan dalam kotak kemasan agar tidak terkena sinar Matahari/ultra violet. 2.8. Pelarut vaksin campak dan BCG disimpan pada suhu kamar 2.1. 2.2.