BAB I PENDAHULUAN
Sindrom Sindrom Ramsay Hunt (SRH) atau geniculate atau geniculate neuralgia yang sering disebut juga dengan Herpes Zoster Oticus (HZO) merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari neuralgia radikuler, erupsi vesikuler yang mengenai sebagian telinga luar dan kanalis akustikus eksternus disertai kelumpuhan nervus V peri!er"#,$ SRH adalah suatu sindrom yang terdiri dari otalgia, vesikel pada aurikula dan parese nervus !asialis peri!er"% &e!inisi lain dari SRH adalah suatu parese nervus V peri!er yang disertai dengan eritem vesikuler pada telinga dan mulut"' Sindrom Sindrom Ramsay Hunt menjad menjadii penyebab penyebab paling paling banyak banyak nomor nomor dua dari dari kelumpuhan kelumpuhan peri!er peri!er pada ajah" Sebelum tahun #*+, !rekuensi -oster pada pasien dengan kelumpuhan ajah peri!er diperkirakan ',. /+,*." 0enyakit ini disebabkan oleh reaktivasi sebuah virus varicella -oster (VZV) dari !amili herpes alpha" 1ejala dari penyakit ini kadang tidak tampak karena lesi herpes tidak selalu hadir dan mungkin mungkin mirip mirip dengan beberapa penyakit penyakit neurologis neurologis lainnya seperti seperti cerebral cerebral insult, insult, lyme disease dan meningitis" Sebua Sebuah h tinj tinjau auan an retr retros ospe pekt kti! i! dari dari $"23 $"23 pasie pasien n didap didapat atka kan n 4enderita kelumpuhan ajah unilateral, dengan atau tanpa vesikel" &ari tahun #*3/#** di 5apan, diungkapkan diungkapkan insiden insiden serupa sindrom sindrom ramsay hunt pada orang deasa dan anak/anak di atas usia tahun" &alam penelitian tersebut, sindrom ramsay hunt dide!inisikan sebagai palsy ajah unilateral, vesikel herpes pada telinga atau mukosa mulut, dan dis!ungsi vestibulocochlear" Hal ini didiagnosis pada #,3. anak/anak dan #+,#. dari orang deasa dengan kelumpuhan ajah" nsiden penyakit ini lebih tinggi pada anak di atas usia tahun ($',%.) dibandingkan pada anak/anak dibaah usia tahun (#2,.)" &ibandingkan dengan orang deasa, munculnya vesikel kadang tertunda pada anak/anak, dengan 2. pada anak/anak anak/anak lebih dari usia # tahun, dan %#,*. orang deasa vesikel muncul setelah setelah terjadi kelumpuhan ajah" 0ada anak/anak dibaah # tahun dan pada orang deasa, 1
1ejala 1ejala yang yang sering sering muncul muncul berupa berupa ganggua gangguan n pendeng pendengara aran n ($','. ($','. dan $,3.), $,3.), tinnitus (##,#. dan $',3.), dan vertigo (#3,'. dan %#,+.)6 $,*. dari orang deasa juga menunjukkan gejala glossopharyngeal 7 vagal" 0ada bebera beberapa pa peneli peneliti tian an retros retrospekt pekti!, i!, kekuata kekuatan n ajah ajah dieval dievaluas uasii dengan dengan meng menggu gunak nakan an sist sistem em penil penilai aian an Hous/ Hous/8r 8rack ackma mann nn pada pada anak anak maup maupun un dea deasa sa"" 0emulihan lengkap terjadi pada +7#3% ('*.) orang deasa, dan dalam %%7'$ (3+.) pasien dibaah usia # tahun" Serial audiogram menunjukkan pemulihan sempurna pada . anak/anak dengan dokumentasi audiometri gangguan pendengaran dibandingkan dengan %3,3. orang deasa" Studi menunjukkan baha pasien dengan sindrom ramsay hunt secara statistik lebih cenderung memiliki tingkat keparahan dan denervasi yang lengkap dengan sinkinesis sinkinesis persisten" persisten" 0asien dengan sindrom ramsay hunt diobati dengan prednisone prednisone hanya sedikit yang dapat mengurangi kelumpuhan ajah dibandingkan pasien yang tidak diobati prednison" &i ndonesia ndonesia belum ada data angka yang menunjukkan menunjukkan kejadian kejadian SRH, hal ini mungkin disebabkan karena kejadian SRH sama saja jarangnya dengan kejadian di 9merika Serikat ataupun lebih jarang sehingga mungkin terabaikan" :ntuk itu, dilakukan penulisan re!erat ini agar dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dalam menegakkan diagnosis serta mengobati pasien dengan tanda dan gejala seperti diatas"
2
BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1. Anatomi Nervus Faciais
;ervus !asialis merupakan sara! kranial terpanjang yang berjalan di dalam tulang temporal, sehingga sebagian besar kelainan nervus !asialis terletak dalam tulang ini" ;ervus V terdiri dari % komponen yaitu komponen motoris, sensoris, dan parasimpatis"3
abducens
(;"V)
kemudian
meninggalkan
pons
bersama
nervus
vestibulococlearis (;"V) dan nervus intermedius masuk ke dalam tulang temporal melalui poros meatus akustikus internus" Setelah masuk ke dalam tulang temporal ;"V kan berjalan dalam saluran yang disebut kanal =allopi" &alam perjalan di dalam tulang temporal ;" V dibagi dalam % segmen yaitu segmen labirin, segmen timpani, dan segmen mastoid" Segmen labirin terletak antara akhir kanal akustik internus dan ganglion genikulatom" 0anjang nervus ini $/% milimeter" Segmen timpani (segmen vertical) terletak diantara bagian distal ganglion genikolatum dan berkala kea rah posterior telinga tengah, kemudian naik ke arah tingkap lonjong (!enestra ovalis) dan stapes, lalu turun dan kemudian terletak sejajar dengan kanal semisirkularis hori-ontal" 0anjang segmen ini kira/kira #$ milimeter" Segmen mastoid (segmen vertical), mulai dari dinding medial dan superior kavum timpani" 0erubahan posisi dari segmen timpani menjadi segmen mastoid disebut 3
segmen pyramidal atau genu eksterna" 8agian ini merupakan bagian paling posterior dari ;" V sehingga mudah terkena trauma pada saat operasi" Selanjutnya segmen ini berjalan ke arah caudal menuju !oramen stylomastoid" 0anjang segmen ini #/$2 milimeter" Setelah keluar dari tulang mastoid, ;" V menuju glandula parotis dan membagi diri untuk mepersara!i otot/otot ajah" &i dalam tulang temporal ;"V memberikan % cabang penting, yaitu nervus petrosus superior mayor, nervus stapedius, dan corda timpani" ;ervus petrosus superior mayor keluar ganglion genukulatum dan memberi rangsang pada glandula lakrimalis" ;ervus stapedius mempersara!i muskulus stapedius dan ber!ungsi sebagai peredam suara" >orda timpani mempersara!i pengecapan pada $7%anterior lidah" 3
1ambar #" 9natomi nervus !asialis%
4
0ada kerusakan sebab apapun di jaras kortikobulbar atau bagian baah korteks motorik primer, otot ajah muka sisi kontralateral akan memperlihatkan kelumpuhan jenis :4;" ni berarti otot ajah bagian baah lebih jelas lumpuh dari pada bagian atasnya, sudut mulut sisi yang lumpuh tampak lebih rendah" 5ika kedua sudut mulut disuruh diangkat maka sudut mulut yang sehat saja yang dapat terangkat"+ ?esi ?4; @ bisa terletak di pons, disudut serebelo pontin, di os petrusus, cavum tympani di !oramen stilemastoideus dan pada cabang/cabang tepi nervus !acialis" ?esi di pon yang terletak disekitar ini nervus abducens bisa merusak akar nevus !acialis, inti nervus abducens dan !asikulus longitudinalis medialis"
1ambar $"
5
2.2. PAT!"ENESIS SIND#!$ #A$SA% HUNT
0ada tahap aal virus varisela -oster masuk ke dalam tubuh melalui saluran na!as atas dan mukosa konjungtiva, kemudian bereplikasi pada kelenjar lim!e regional dan tonsil" Virus kemudian menyebar melalui aliran darah dan berkembang biak di organ dalam" * =okus replikasi virus terdapat pada system retikuloendotelial hati, limpa dan organ lain" 0ada saat titer tinggi, virus dilepaskan kembali ke aliran darah (viremia kedua) dan membentuk vesikel pada kulit dan mukosa saluran na!as atas" ; V)" &aerah ini mungkin termasuk anterior dua pertiga dari lidah, langit/langit lunak, kanal auditori eksternal, dan pinna"
2.&. DIA"N!SIS
&iagnosis SRH ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan !isik" 0emeriksaan !ungsi nervus V diperlukan untuk menentukan letak lesi, beratnya kelumpuhan dan evaluasi pengobatan" 0emeriksaan meliputi !ungsi motorik otot ajah, tonus otot ajah, gustatometri dan tes Schimer"3 &ari dalam anamnesis riayat penyakit dahulu bisa didapatkan ada riayat terkena penyakit cacar air" 0enyakit ini didahului dengan gejala prodromal berupa nyeri kepala, nyeri telinga, lesu, demam, sakit kepala, mual dan muntah" ?esi terdapat di telinga luar dan sekitarnya, kelainan berupa vesikel berkelompok di atas daerah yang eritema, edema dan disertai rasa nyeri seperti terbakar pada telinga dan kulit 6
sekitarnya (nyeri radikuler)"$ 1ejala/gejala yang biasanya dikeluhkan adalah nyeri telinga paroksismal, ruam pada telinga atau mulut (+2. pada kasus yang ada, ruam bisa menjadi aal dari adanya paresis), ipsilatereal loer motor neuron paresis ajah (;" V), vertigo, ipsilateral ketulian (2. kasus), tinnitus, sakit kepala, diastrhia, gait ataAia, cervical adenopathy" ;yeri telinga sering kali nyeri menjalar ke luar telinga sampai ke daun telinga" ;yeri bersi!at konstan, di!us, dan tumpul" ;yeri muncul biasanya beberapa jam sampai beberapa hari setelah muncul ruam"# 0emeriksaan otoscopy menunjukkan vesikel/vesikel di dalam saluran atau di membrana tympani" &erajat kelumpuhan sara! !asialis dapat dinilai secara subjekti! dengan menggunakan sistem House/8rackman selain itu derajat dapat digunakan untuk evaluasi sekuele"
Babel House / 8rackman
7
&isamping itu juga dapat dilakukan tes topogra!i untuk menentukan letak lesi sara! !asialis dengan tes Schirmer dan tes gustatoometri"$,## 0emeriksaan ;" V dimulai dari !ungsi sara! motorik dengan cara menggerakkan otot/otot ajah utama di muka, mulai dari mengankat alis (m" !rontalis), mengerutkan alis (m" soucilier), mengakat serta mengeruktan hidung ke atas (m" piramidalis), memejamkan mata kuat/kuat (m" orbicularis okuli), tertaa lebar sambil memperlihatkan gigi (m" -ygomatikus), memoncongkan mulut ke depan sambil memperlihatkan gigi (m" relever komunis), meggembungkan kedua pipi (m" businator), bersiul (m" orbicularis oris), menarik kedua sudut bibir ke baah (m" triangularis), dan memoncongkan mulut yang tertutup rapat ke depan ( m" mentalis)" Setiap gerakkan yang dilakukan dibandingkan kanan dan kiri" 0enilaiain yang diberikan adalah angka % jika gerakkan normal serta simetris, angka # jika sedikit ada gerakkan, angka $ gerakkan yang berada diantara angka % dan #, angka 2 jika tidak ada gerakkan sama sekali" Bes gustatomeri ini digunakan untuk menilai n"corda timpani, dengan cara membandingkan ambang rasang antara sisi lidah kanan dan kiri" Bes Schrimer digunakan untuk mengetahui !ungsi serabut serabut pada simpatis dari ;"V yang disalurkan melalui nervus petrosus super!isialis mayor setinggi genikulatum, dengan cara meletekkan kertas lakmus pada bagian in!erior konjungtiva dan dihitung berapa banyak sekresi kelenjar lakrimalis" 8erdasarkan gejala klinis, klasi!ikasi SRH dibagi menjadi ' yaitu (#) penyakit yang menyerang bagian sensoris nervus V, ($) penyakit yang menyerang bagian sensoris dan motoris nervus V, (%) penyakit yang menyerang bagian sensoris dan motoris nervus V, disertai gejala gangguan pendengaran, (') penyakit yang menyerang bagian sensoris dan motoris nervus V, disertai gejala gangguan pendengaran dan keseimbangan"#$
8
2.'. DIA"N!SIS BANDIN"
8erdasarkan keluhan pasien dan temuan !isik yang beberapa penyakit dapat dijadikan diagnosis banding untuk SRH, antarala lain adalah 8ellCs 0alsy, miringitis bulosa, otitis eksterna, dan trigeminal neuralgia" &iagnosis banding yang mungkin adalah 8ellCs 0alsy hal ini didasarkan pada tampilan klnis yang terdapat kelamahan separuh otot ajah" Hal yang sangat membedakan adalah adanya ruam pada SRH" 4iringitis 8ullosa memiliki karakteristik gambaran klinis pasien yaitu tiba/ tiba mengalami sakit telinga yang parah atau otalgia si!atnya berdenyut" ;yeri biasanya terletak di dalam telinga, tetapi dapat menyebar ke ujung mastoid, tengkuk, temporomandibula hingga ke seluruh ajah"#%
2.(. PENATALAKSANAAN
0engobatan terhadap herpes -oster terdiri dari tiga hal utama yaitu pengobatan in!eksi virus akut, pengobatan rasa sakit akut yang berkaitan dengan penyakit tersebut, dan pencegahan terhadap neuralgia pascaherpes"#' 0eraatan utama untuk nyeri -oster terkait akut termasuk analgesik narkotik dan non/narkotika (baik sistemik dan topikal), agen neuroactive, dan agen antikonvulsan" Sementara kemanjuran peraatan ini untuk nyeri neuropatik umum telah mapan, hanya beberapa modalitas telah dievaluasi khusus untuk -oster akut 9
terkait nyeri pada studi terkontrol" 0ara oksikodon narkotika oral dan antikonvulsan gabapentin lisan, serta aspirin analgesik topikal dan lidokain, semua telah menunjukkan kemampuan untuk mengurangi akut -oster terkait nyeri pada double/ blind, placebo/controlled studi"# &i sisi lain, pregabalin anticonvulsant secara statistik gagal untuk menunjukkan pengaruh signi!ikan menghilangkan nyeri -oster akut dalam studi double/blind kecil, terkontrol plasebo"# 4eskipun, perlu dicatat obat ini telah terbukti ampuh mengobati rasa sakit dari neuralgia postherpetic dalam studi terkontrol lainnya" 9ntivirus dan kortikosteroid juga telah ditunjukkan untuk mempercepat resolusi -oster terkait sakit" Bujuan terapi antiviral pada herpes -oster adalah untuk mengurangi rasa sakit, menghambat replikasi virus, membantu penyembuhan penyakit kulit, dan mencegah atau mengurangi keparahan neuralgia postherpetic" Biga agen antivirus, asiklovir, valasiklovir, dan !amsiklovir, telah disetujui untuk pengobatan herpes -oster di 9merika Serikat" 4ekanisme kerja untuk semua agen adalah pencegahan replikasi virus varicella/-oster (VZV) melalui penghambatan polimerase &;9 virus" 8entuk ke/% agen telah terbukti dalam uji klinis untuk mengurangi pelepasan virus dan mempercepat resolusi gejala, termasuk rasa sakit, pada herpes -oster tanpa komplikasi" 9cyclovir merupakan turunan guanin yang mencegah varicella/-oster virus (VZV) replikasi melalui penghambatan polimerase &;9 virus" ni mengurangi durasi lesi simtomatik" Setelah diminum, !amsiklovir dengan cepat biotrans!ormed ke dalam senyaa akti! penciclovir dan ter!os!orilasi oleh kinase timidin virus" &engan persaingan dengan triphosphate deoAyguanosine, penciclovir tri!os!at menghambat polimerase virus" &osis disesuaikan pada pasien dengan insu!isiensi ginjal atau penyakit hati" Valacyclovir adalah prodrug yang dengan cepat diubah menjadi asiklovir sebelum mengerahkan aktivitas antivirus nya" 8eberapa penelitian memberi kesan superioritas valacyclovir dan !amciclovir dibandingkan dengan asiklovir dalam hal resolusi rasa sakit dan percepatan penyembuhan kulit" Selain itu, baik valasiklovir
10
dan !amsiklovir telah meningkatkan bioavailabilitas lebih asiklovir dan, sebagai hasilnya, memerlukan dosis kurang sering" Studi/studi terkontrol penggunaan antivirus pada herpes -oster hanya dievaluasi e!ektivitas mulai terapi dalam '+/3$ jam onset ruam, dan mereka telah menunjukkan tanpa kehilangan e!ektivitas ketika obat dimulai pada setiap saat selama periode itu"# 4eta/analisis dan uji coba terkontrol secara acak menunjukkan baha agen antivirus oral asiklovir, !amsiklovir, dan valacyclovir, dimulai dalam aktu 3$ jam setelah onset ruam, mengurangi keparahan dan durasi nyeri akut, serta kejadian postherpetic neuralgia"#3 Berapi antivirus harus dipertimbangkan untuk rejimen pengobatan -oster akut, terlepas dari saat presentasi" ?amanya pengobatan antivirus dalam studi telah bervariasi dari 3/$# hari" 8erdasarkan literatur saat ini, untuk pasien imunokompeten, asiklovir selama 3/#2 hari atau 3/hari dari agen yang lebih baru adalah tepat"#+,#*,$2 Berapi antivirus telah ditunjukkan untuk menghentikan perkembangan dan penyebaran herpes -oster akut pada pasien immunocompromised, bahkan bila dimulai lebih dari 3$ jam setelah onset ruam" &engan demikian, pendapat pakar saat ini
merekomendasikan
penggunaan
terapi
antivirus
pada
semua
pasien
immunocompromised -oster sebelum krusta penuh dari semua lesi" Berapi herpes -oster pada individu normal dapat diberikan asiklovir A+22mg sehari selama 3 hari, paling lambat 3$ jam setelah lesi muncul"#2 4enurut 1upta 5 dkk,$# pemberian asiklovir 3/#2 hari" 0ada saat 3$ jam setelah munculnya gejala pemberian antivirus 32. orang akan mengalami kesembuhan yang seutuhnya" 5ika pemberian antiviral diberikan lebih dari aktu emasnya makan kesempatan seseorang untuk sembuh seutuhnya akan berukurang 2. " 0enggunaan steroid dalam hubungannya dengan antivirus untuk herpes -oster tanpa komplikasi adalah kontroversial" 0enambahan kortikosteroid oral telah dievaluasi pada pasien yang diobati dengan asiklovir dalam $ studi terkontrol" Steroid yang ditemukan untuk mempercepat resolusi neuritis akut dan memberikan peningkatan yang jelas dalam kualitas/hidup tindakan dibandingkan dengan pasien 11
diobati dengan antivirus saja" 0enggunaan steroid oral tidak berpengaruh terhadap perkembangan atau durasi neuralgia postherpetik" Steroid oral belum diteliti dengan valacyclovir atau !amciclovir, sehingga man!aatnya tidak diketahui" 8entuk non oral terapi steroid tambahan pada herpes -oster akut juga telah dipelajari" Sebuah penelitian yang melibatkan injeksi epidural steroid tunggal dan anestesi lokal diberikan bersamaan dengan rejimen standar antiviral oral dan analgesik ditemukan sederhana meningkatkan -oster terkait sakit selama # bulan lebih tanpa pengobatan steroid" Seperti di atas, tidak ada e!ek dalam mencegah neuralgia pasca herpes dicatat" 4engingat dampak negati! dan kontraindikasi dari penggunaan kortikosteroid, pendapat pakar saat ini menyarankan membatasi keterlibatan mereka dengan kasus/ kasus nyeri sedang sampai -oster parah, atau di mana gejala/gejala neurologis yang signi!ikan (seperti kelumpuhan ajah) atau keterlibatan SS0 hadir (dan penggunaan kortikosteroid tidak dinyatakan kontraindikasi)" &urasi optimal terapi steroid tidak diketahui" 5ika diresepkan, tampaknya masuk akal untuk steroid untuk digunakan bersamaan dengan terapi antivirus" ?amanya penggunaan steroid tidak boleh melampaui masa terapi antivirus" Steroid tidak boleh diberikan sendiri (tanpa terapi antivirus), karena kekhaatiran tentang promosi replikasi virus" ndividu dengan perubahan imunitas diperantarai sel, akibat kondisi imunosupresi! (misalnya, HV, kanker) atau pengobatan (misalnya, penggunaan kortikosteroid diperpanjang), akan meningkatkan risiko untuk herpes -oster" Selanjutnya, presentasi herpes -oster pada populasi immunocompromised dapat menjadi rumit oleh penyakit disebarluaskan dan keterlibatan organ visceral" 4enurut 1upta 5 dkk,$# kortikosteroid %/ hari dengan regimen tapperring "
baha mungkin saja hilangnya pendengaran ataupun paralisis ajah yang terjadi adalah mentepa mesiskipun sudah dilakukan pengobatan"
2.). K!$PLIKASI
0aralysis berat akan mengakibatkan tidak sempurnanya kesembuhan dan berpotensi untuk
menjadi
paralysis !asial yang
permanen
dan
synkinesis"
9dakalanya, virus dapat menyebar ke sara!/sara! lain atau bahkan ke otak dan jaringan sara! dalam tulang punggung, menyebabkan sakit kepala, sakit punggung, kebingungan, kelesuan, dan kelemahan" ;euralgia pasca herpetik adalah rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan" ;euralgia ini dapat berlangsung berbulan/bulan sampai beberapa tahun"
2.*. P#!"N!SIS
0rognosis SRH dipengaruhi oleh umur, diabetes mellitus, hipertensi dan pemberian terapi yang cepat" Feo dkk menyatakan baha Herpes Zoster Oticus (HZO) memiliki prognosis yang buruk daripada 8ellCs 0alsy" Sekitar setengah dari jumlah pasien SRH masih memiliki gangguan motorik nervus !asial, hanya sebagian kecil pasien dengan gangguan paralisis komplit"Hasil pemulihan akan lebih baik jika peraatan dimulai pada hari ke tiga setelah gejala timbul"
sempurna akan tercapai pada 32. kasus jika pengobatan dimulai pada saat ini" ;amun, jika pengobatan tertunda lebih dari % hari, kesempatan untuk mencapai kesembuhan sempurna akan turun sekitar 2."#,+
14
BAB III KESI$PULAN
Sindrom Ramsay Hunt merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari neuralgia radikuler, otalgia, erupsi vesikuler yang mengenai sebagian telinga luar dan kanalis akustikus eksternus disertai kelumpuhan nervus V peri!er"#,$,% &iagnosis SRH dibuat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan !isik" &ari dalam anamnesis riayat penyakit dahulu bisa didapatkan ada riayat terkena penyakit cacar air" 0enyakit ini didahului dengan gejala prodromal berupa nyeri kepala, nyeri telinga, lesu, demam, sakit kepala, mual dan muntah" ?esi terdapat di telinga luar dan sekitarnya, kelainan berupa vesikel berkelompok di atas daerah yang eritema, edema dan disertai rasa nyeri seperti terbakar pada telinga dan kulit sekitarnya (nyeri radikuler)"$ 0emeriksaan !ungsi nervus V diperlukan untuk menentukan letak lesi, beratnya kelumpuhan dan evaluasi pengobatan" Bes yang dapat dilakukan adalah tes topogra!i untuk menentukan letak lesi sara! !asialis dengan tes Schirmer, re!lek stapedius dan tes gustometri"$,## &erajat kelumpuhan sara! !asialis dapat dinilai secara subjekti! dengan menggunakan sistim House/8rackmann, metode ini juga dapat digunakan untuk evaluasi pengobatan" Obat yang paling direkomendasikan untuk tatalaksana SRH adalah kombinasi acyclovir dan prednisone" 8erdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dari +2 pasien SRH dengan berbagai tingkat keparahan diobati dengan acyclovir dan predniosen menunjukkan hasil kesembuhan total, tetapi masih ada $. yang menujukkan gejala sisa berupa kelumpuhan ajah dengan grade menurut House/ 8ackman" Oleh sebab itu pemberian terapi dalam aktu % hari setelah ruam muncul menjadi penting untuk mencapai prognosis yang lebih baik bagi kelumpuhan ajah parsial dan kehilangan pendengaran" 5ika obat diberikan lebh dari 3 hari onset ruam maka kesempatan bagi pasien yang dinyatakan dalam grade # House backman memiliki kesempatan %2. untuk sembuh"#',#,#
15
?amanya pengobatan antivirus dalam studi telah bervariasi dari 3/$# hari" Berapi pada individu normal dapat diberikan asiklovir A+22mg sehari selama 3 hari#2,#,#3,#+ Steroid ini hanya boleh diberikan bersamaan dengan antiviral dan lamanya penggunaan steroid tidak boleh melampaui masa terapi antivirus" 4enurut 1upta 5 dkk, penggunaan kortikosteroid %/ hari dengan regimen tapperring "
16
ALU# DIA"N!SIS HE#PES +!STE# !TI,US -SIND#!$ #A$SA% HUNT
0emeriksaan telinga dan ;eurologi
Banpa kelainan naurologi
Berdapat kelainan neurologi
&engan ruam atau vesikel berkelompok
Sindrom ramsay hunt
Otitis eksterna, miringitis
tanpa ruam
8ellCs 0alsy
Berapi@ /9ntivirus@ acyclovir A+22mg sehari selama 3 hari /
2mg7hari atau #mg7
17
DAFTA# PUSTAKA
#" 9ugosto 94" Ramsay Hunt Syndrome" 9vailable at@ http@77emedicine"medscape"com7article7##+2'/clinical" 9ccessed on &ecember $2#%" (&) $" 8hupal H<" Ramsay hunt syndrome presenting in primary care" n@ Bhe0rectitioner casebook@$2#26$'@%%/%" (D) %" >oleman et al" Ramsay Hunt syndrome ith severe dysphagia" &epartment o! Otolaryngology Head and ;eck Surgery 4ichigan medical center" $2##6#/$" '" &anil 5D4" &epartment o! 4edicine :niversity o! Boronto6 $22+6 $'3/2" " Sandoval > >, ;une- = 9, ?i-ama > 4, 4argarit S >, 9barca V <, Dscobar H R" GRamsay Hunt syndrome in children@ !our ca ses and revie" Rev Chilena Infectol " &ec $22+6$()@'+/'" " Seeney, >5", 1ilden" Ramsay Hunt Syndrome" 5urnal ;eurol ;eurosurg 0sychiatry" $2#2" #'*/#'
3" Sjari!udin, 8ashirudin 5, 8ramantyo 8" , >hamberlain 5 et al"6 >orticosteroids as adjuvant to antiviral treatment in Ramsay Hunt syndrome (herpes -oster oticus ith !acial palsy) in adults" >ochrane &atabase o! Systematic Revies $22+, ssue %" 9rt" ;o"@ >&22+$" &O@ #2"#22$7#'#++">&22+$"pub$" (V) *" linical virology %* ($223) %$$/%$" #2" Sjai!ul dkk" n!eksi Virus Herpes" 5akarta@ kelompok studi herpes =akultas
18
#$" =uruta F, Ohtani =, 9i-aa H, et al6 Varicella/-oster virus reactivation is an important cause o! acute peripheral !acial paralysis in children" 0 ediatr n!ect &is 5" $22 =eb6$'($)@*3/#2#" #%" H, et al" 9nalgesic e!!ect o! lidocaine patch . in the treatment o! acute herpes -oster@ a double/blind and vehicle/controlled study" Reg Anesth Pain Med " 5ul/9ug $22+6%%(')@%$2/" #" 9hmed 94, 8rantley 5S, 4adkan V, 4endo-a ;, Byring S<" 4anaging herpes -oster in immunocompromised patients" Herpes" Sep $2236#'($)@%$/" #3" 1upta 5, et al" Ramsay hunt syndrome, type " D;Bear, nose I throat journal" $223@p"#%+/#'2" #+" 9nil <" =acial nerve@ disorders o! !acial nerve" n@>urrent otolaryngology" ;e Fork@ 4c 1ra Hill6$223" #*" 0hilip 9, Jackym, 5hon SR" =acial paralysis" n@8allengerCs otorhinolaryngology head and neck surgery" Dd"#th" Hamilton ontario @ $22%6 $'@'*$/'*'. $2" 5anniger ><" Herpe Zoster >linical 0resentation" 9vailable@http@77emedicine"medscape"com7article7##%$'/ clinicalKa$aabb%b%" 9ccesed on &ecember $2#%"
19
$#" Feo SJ, et al" 9nalysis o! prognostic !actors in bellCs palsy and ramsay hunt syndrome" 9uris nasus larynA"$223"%'@#*/#'" 22.4urakami
S, Hato ;, Horiuchi 5, Honda ;, 1yo <, Fanagihara ;" Breatment
o! Ramsay Hunt syndrome ith acyclovir/prednisone@ signi!icance o! early diagnosis and treatment" 9nn ;eurol #**36'#@%%/%3"
20