SATUAN ACARA PENYULUHAN PENTINGNNYA ZAT GIZI MIKRO PADA BALITA DI DESA PEMBANTANAN
DISUSUN OLEH : MUHAMMAD IQBAL 10S100015
PROGRAM STUDI S1 GIZI STIKES HUSADA BORNEO BANJARBARU TAHUN 2013
KATA PENGANTAR Alhamdulillah Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT,Tuhan SWT,Tuhan sekalian alam yang telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada kita sekalian dan juga memberi kesehatan,khususnya kesehatan,khusus nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan SAP (Satuan Acara Penyuluhan) Penyuluhan) yang yang sederhana sederhana ini. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen pembimbing
PKL
Gizi
Masyarakat
yang
telah
memberikan
arahan
dan
bimbingannya, sehingga penulis dapat menyusun laporan penyuluhan tentang “
PENTINGNNYA ZAT GIZI MIKRO PADA BALITA ” ini. Penulis menyadari dalam pembuatan SAP (Satuan Acara Penyuluhan) ini
masih terdapat kesalahan dan kekurangan sehingga kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis mengucapkan mengucapkan mohon maaf atas segala kesalahan kesalahan dan kekurangan, Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Banjarbaru, Oktober 2013
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang Balita merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak
awal. Rentang usia balita dimulai dari dua sampai dengan lima tahun,atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah. Pertumbuhan balita tentunya sangat ditunjang dengan asupan nutrisi yang sehat dan bergizi dari berbagai makanan. Bagi usia balita dibutuhkan 1000-1400 kalori per hari, namun tergantung dari usia, besar tubuh, serta tingkat aktivitas si kecil. Jumlah kebutuhan nutrisi balita pada setiap anak tentu saja berbeda-beda dan tidak perlu menyesuaikan dengan jumlah yang dibutuhkan, namun yang terpenting anda harus tetap memberikan nutrisi yang bervariasi setiap harinya demi menunjang pertumbuhannya. Kebutuhan masing-masing zat gizi untuk kelompok balita dapat kita lihat pada angka kecukupan gizi yang dianjurkan. Selain zat gizi esensial, kebutuhan cairan juga harus diperhatikan diperhatikan karena karena penting penting bagi anak untuk untuk mencegah mencegah dehidrasi selama selama bergerak dan berolahraga, karena anak-anak beresiko stres akibat dehidrasi dan panas. Anak-anak berkeringat dan semakin kepanasan saat bergerak. Beberapa jenis olahraga seperti sepak bola dan hoki yang membuat tubuh lemas. Mekanisme haus mungkin tidak bekerja selama balita beraktifitas dan tidak menyadari bahwa mereka membutuhkan air. Sebaiknya tidak memberikan softdrink dan jus buah yang tidak di encerkan kepada anak-anak karena pemberian karbohidrat tinggi dapat menyebabkan kram perut, mual, dan diare. Perilaku dan kebiasaan makan balita sangat dipengaruhi oleh orangtua dan orang tua terdekatnya. Perilaku makan yang tidak sehat akan menyebabkan pemenuhan kebutuhan gizi yang tidak sesuai sehingga akan menimbulkan pemenuhan gizi yang tidak sesuai sehingga akan menimbulkan permasalahan permasalahan gizi dan kesehatan pada balita dan anak.
Masalah kecukupan zat gizi mikro masih menjadi tantangan dalam mendukung tumbuh kembang anak Indonesia secara optimal. Jika tidak diatasi akan memberi dampak buruk dalam jangka panjang. Kecukupan zat gizi mikro sangat penting terutama untuk balita. Zat gizi mikro meliputi vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh ol eh tubuh dalam d alam jumlah juml ah sedikit tetapi sangat s angat penting. Pada umumnya disuplai dari makanan dan minuman. Namun, bila kekurangan akan berdampak buruk dalam jangka panjang, pada imunitas, stamina, dan tumbuh kembang. Zat gizi mikro memiliki peran untuk membantu pertumbuhan tulang, gigi, sel, dll; pencernaan dan metabolisme, pembentukan imunitas, tekanan darah dan cairan tubuh serta pengendalian saraf. 1.2 Tujuan Umum Setelah mengikuti penyuluhan tentang gizi seimbang untuk balita responden memahami tentang makanan apa saja yang baik untuk balita
1.3 Tujuan Khusus a. Responden dapat memahami tentang kebutuhan gizi balita b. Responden dapat memahami tentang bagaimana jenis dan bentuk makanan untuk balita c. Responden dapat memahami tentang dampak kekurangan nutrisi pada balita d.
Responden dapat memahami tentang Menu seimbang untuk balita
1.4 Sasaran Sasaran dari penyuluhan gizi seimbang untuk balita adalah responden ibu-ibu yang mempunyai anak balita di desa pembantanan
1.5 Strategi Pelaksanaan No
Tahap
Waktu
1
Pembukaan
± 2 menit
2
Penjelasan Materi
± 10 menit
3
Penutup
± 3 menit
Kegiatan 1. Perkenalan 2. Tujuan: Untuk menyampaikan informasi kepada orang tua balita yang menjadi responden. 1. Menjelaskan tentang Gizi seimbang untuk balita 2. Menjelaskan tentang Jenis dan bentuk makanan untuk balita 3. Menjelaskan tentang dampak kekurangan nutrisi pada balita 4. Menjelaskan tentang Menu seimbang balita 1. Menyimpulkan hasil penyuluhan 2. Diskusi singkat (tanya jawab)
1.6 Tempat dan Waktu - Tempat
: Dari rumah kerumah dan PAUD Desa Pembantanan
- Hari / Tanggal
: 03 – 07 Oktober 2013
- Durasi
: ± 15 menit
1.7 Metode 1. Ceramah 2. Tanya Jawab/Diskusi
1.8 Media atau Alat Bantu 1. Leaflet
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gizi Seimbang untuk balita Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat. Pada masa ini otak balita ibu telah siap menghadapi berbagai stimuli seperti belajar berjalan dan berbicara lebih lancar. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat pulih). Ada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut.
2.2. Jenis dan bentuk makanan Jenis makanan yang biasa diberikan susu,buah-buahan. Pada dasarnya sama tetapi untuk usia 3 tahun setegnah porsi orang dewasa. Pada umumnya makanan masih berbentuk lunak baik nasi, sayuran dan lauk pauk. Seperti daging hendaknya dimasak sedemikian rupa dan lunak sehingga anak mudah mengunyahnya dan mencernanya. Setelah mencapai umur 3 tahun lebih banyak makanan padat sampai umur 5 tahun dan untuk kebutuhan protein sedapat mungkin didapat dari protein sumber hewani.
2.3 Dampak kekurangan nutrisi pada balita Dampaknya akan terlihat pada pertumbuhan dan perkembangan anak, juga terhadap daya fikir anak. Kurangnya masukan nutrisi pada balita juga akan berpengaruh sekali terhadap daya tahan tubuh si anak, balita akan mudah terserang penyakit.
2.4. Menu seimbang balita a. Karbohidrat Seperti nasi, roti, sereal, kentang atau mie. b. Buah dan Sayur Seperti pisang, pepaya, jeruk, tomat, dan wortel. Jenis sayuran beragam mengandung zat gizi yang berbeda. c. Susu dan Produk Olahan Susu Susu pertumbuhan, produk olahan susu seperti susu dan yoghurt. Pastikan balita ibu mendapatkan asupan kalsium yang cukup dan konsumsi susunya. d. Protein, Seperti ikan, susu, daging, telur, dan kacang-kacangan. e. Lemak dan Gula Seperti yang terdapat dalam minyak, santan, dan mentega, roti, dan kue juga mengandung Omega 3 dan 6 yang penting untuk perkembangan otak.
BAB III HASIL PENYULUHAN
Distribusi Pengetahuan Gizi Sebelum dan Sesudah Diberikan Penyuluhan Jawaban Jawaban Soal yang Benar yang Benar % (N) (N) a. Apakah anda tahu sumber makanan yang mengandung 9 56 16 karbohidrat b. Apakah anda tahu sumber 3 18,75 15 karbohidrat selain nasi c. Apakah anda tau bahan 12 75 16 makanan sumber protein d. Sebutkan Sumber protein 16 100 16 apa saja yang anda ketahui e. Apakah anda memberikan 15 93,75 16 sayur dan buah untuk anak f. Mengapa anda meberikan sayur dan buah untuk anak 3 18,75 15 anda Rata – Rata
60,37
% 100 93,75 100 100 100 93,75 97,91
Dari tabel di atas dapat dilihat pengetahuan ibu mengenai pengetahuan ibu setelah diintervensi dan diberikan pre test post test dan penyuluhan tentang Gizi bagi Balita yang mencakupi makanan yang baik dan bergizi untuk balita, sebelum diberikan
penyuluhan
tingkat
pengetahuan
masih
kurang
dengan
adanya
penyuluhan ini diharapkan ibu bisa meberikan makanan yang bergizi bagi balitanya.
Saat penimbangan Balita di PAUD Desa Pembantanan
Saat wawancara kuesioner dengan orang tua balita
Saat Monitoring dan Evaluasi Penyuluhan di salah satu rumah warga