TUMBUH KEMBANG
A.
Pengertian Tumbuh Kembang Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan per definisi adalah sebagai berikut : 1. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolic (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). 2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Whaley dan Wong (2000) mengemukakan pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah dan ukuran, sedangkan perkembangan menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran. Jadi 1
pertumbuhan berhubungan dengan berhubungan dengan perubahan kuantitas yang maknanya terjadi perubahan pada jumlah dan ukuran sel tubuh yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian tubuh. Perkembangan berhubungan dengan perubahan secara kualitas, diantaranya terjadi peningkatan kapasitas individu untuk berfungsi yang dicapai melalui proses pertumbuhan, pematangan dan pembelajaran. B.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yaitu : 1.
Faktor Genetik Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Termasuk faktor genetik antara lain faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Disamping itu, banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom seperti sindrom down, sindrom turner, dan lain-lain.
2
2.
Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan
ini
merupakan
lingkungan
“bio-fisiko-psiko-sosial”
yang
mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya. Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi men jadi : a. Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih didalam kandungan (Faktor Pranatal) b. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (Faktor Postnatal) Faktor lingkungan diatas dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Faktor Lingkungan Pranatal 1) Gizi ibu pada waktu hamil Gizi ibu yang buruk sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) atau lahir mati dan sering menyebabkan cacat bawaan. Disamping itu dapat pula menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus dan sebagainya. 2) Mekanis Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan. Demikian pula dengan 3
posisi janin pada uterus dapat mengakibatkan talipes, dislokasi panggul, tortikolis congenital, palsi fasialis, atau kranio tabes. 3) Toksin/Zat Kimia Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat teratogen.
Misalnya
methadion,
obat-obat
obat-obatan anti
seperti
kanker
dan
thalidomide, lain
phenitoin,
sebagainya
dapat
menyebabkan kelainan bawaan. Demikian pula dengan ibu hamil yang perokok berat/peminum alkohol kronis sering melahirkan bayi berat lahir rendah, lahir mati, cacat, atau retardasi mental. Keracunan logam berat pada ibu hamil, misalnya karena makan ikan yang terkontaminasi merkuri dapat menyebabkan mikrosefali dan palsi serebralis, seperti di Jepang yang dikenal dengan penyakit Minamata. 4) Endokrin Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin adalah somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin dan peptida-peptida lain dengan aktivitas mirip insulin (Insulin-like growth factors/IGFs) Somatotropin (growth hormon) disekresi oleh kelenjar hipofisis janin sekitar minggu ke-9. Produksinya terus meningkat sampai minggu ke-20, selanjutnya menetap sampai lahir. Perannya belum jelas pada pertumbuhan janin. Hormon plasenta (human placental lactogen = hormon chorionic somatromammotropic), disekresi oleh plasenta dipihak ibu dan tidak 4
dapat masuk ke janin. Kegunaannya mungkin dalam fungsi nutrisi plasenta. Hormon-hormon tiroid seperti TRH (Thyroid Releasing Hormon), TSH (Thyroid Stimulating Hormon), T3 dan T4 sudah diproduksi oleh janin sejak minggu ke-12. Pengaturan oleh hipofisis sudah terjadi pada minggu ke-13. Kadar hormon ini makin meningkat sampai minggu ke24, lalu konstan. Perannya belum jelas, tetapi jika terdapat defisiensi hormon tersebut, dapat terjadi gangguan pada pertumbuhan susunan saraf pusat yang dapat mengakibatkan retardasi mental. Insulin mulai diproduksi oleh janin pada minggu ke-11, lalu meningkat sampai bulan ke-6 dan kemudian konstan. Berfungsi untuk pertumbuhan janin melalui pengaturan keseimbangan kadar glukosa darah, sintesis protein janin, dan pengaruhnya pada pembesaran sel sesudah minggu ke-30. Sedangkan fungsi IGFs pada janin belum diketahui dengan jelas. Cacat bawaan sering terjadi pada ibu diabetes yang hamil dan tidak mendapat pengobatan pada trimester I kehamilan, umur ibu kurang dari 18 tahun/lebih dari 35 tahun, defisiensi yodium pada waktu hamil, PKU (phenylketonuria), dan lain-lain. 5) Radiasi Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya. Misalnya pada peristiwa Hiroshima, Nagasaki dan 5
Chernobyl.
Sedangkan
efek
radiasi
pada
orang
laki-laki
dapat
mengakibatkan cacat bawaan pada anaknya. 6) Infeksi Infeksi intrauterine yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex). Sedangkan infeksi lainnya yang juga dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, Coxsackie, Echovirus, malaria, lues, HIV, polio, campak, listeriosis, leptospira, mikoplasma, virus influenza, dan virus hepatitis. Diduga setiap hiperpireksia pada ibu hamil dapat merusak janin. 7) Stres Stress yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan dan lain-lain. 8) Imunitas Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis, kern ikterus atau lahir mati. 9) Anoksi Embrio Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat, menyebabkan berat badan lahir rendah.
6
b. Faktor Lingkungan Post-Natal Lingkungan Post-Natal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi : 1) Lingkungan Biologis, antara lain : a)
Ras/Suku Bangsa Pertumbuhan somatic juga dipengaruhi oleh ras/suku bangsa. Bangsa kulit putih Ras Eropa mempunyai pertumbuhan Somatik lebih tinggi daripada Bangsa Asia
b)
Jenis Kelamin Dikatakan anak laki-laki sering sakit dibandingkan anak perempuan, tetapi belum diketahui secara pasti mengapa demikian. Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak wanita berbeda dengan anak lai-laki. Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada anak laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
c)
Umur Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena pada masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi. Disamping
itu
masa
balita
merupakan
dasar
pembentukan
kepribadian anak sehingga diperlukan perhatian khusus.
7
d)
Gizi Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa, karena makanan bagi anak dibutuhkan juga untuk pertumbuhan, dimana dipengaruhi oleh ketahanan makanan (food security) keluarga. Ketahanan makanan keluarga mencakup pada ketersediaan makanan dan pembagian yang adil makanan dalam keluarga, dimana acapkali kepentingan budaya bertabrakan dengan kepentingan biologis anggota-anggota keluarga. Satu aspek yang penting yang perlu ditambahkan adalah keamanan pangan (food safety) yang mencakup pembebasan makanan dari berbagai “racun” fisika, kimia dan biologis, yang kian mengancam kesehatan manusia.
e)
Perawatan Kesehatan Perawatan kesehatan yang teratur, tidak saja kalau anak sakit, tetapi pemeriksaan kesehatan dan menimbang anak secara rutin setiap bulan, akan menunjang pada tumbuh kembang anak. Oleh karena itu pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan dianjurkan untuk dilakukan secara komprehensif, yang mencakup aspek-aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative.
f)
Kepekaan terhadap penyakit Dengan
memberikan
imunisasi,
maka
diharapkan
anak
terhindar dari penyakit-penyakit yang sering menyebabkan cacat atau kematian. Dianjurkan sebelum anak berumur satu tahun sudah 8
mendapat imunisasi BCG, Polio 3 kali, DPT 3 kali, Hepatitis B 3 kali, dan campak. Disamping imunisasi, gizi juga memegang peranan penting dalam kepekaan terhadap penyakit. g)
Penyakit Kronis Anak yang menderita penyakit menahun akan terganggu tumbuh kembang dan pendidikannya, disamping anak itu juga mengalami stress yang berkepanjangan akibat dari penyakitnya.
h)
Fungsi Metabolisme Khusus pada anak, karena adanya perbedaan yang mendasar dalam proses metabolisme pada berbagai umur, maka kebutuhan akan berbagai nutrient harus didasarkan atas perhitungan yang tepat atau setidak-tidaknya memadai.
i)
Hormon Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang antara lain adalah : “growth hormon”, tiroid, hormon seks, insulin, IGFs (Insulin-like Growth Factors), dan hormon yang dihasilkan kelenjar adrenal. (1)
Somatotropin atau “Growth Hormon” Merupakan pengatur utama pada pertumbuhan somatic terutama pertumbuhan kerangka. Pertambahan tinggi badan sangat dipengaruhi hormon ini. GH merangsang terbentuknya somatomedin yang kemudian berefek pada tulang rawan. GH 9
mempunyai
“circadian
variation”
dimana
aktivitasnya
meningkat pada malam hari pada waktu tidur, sesudah makan, sesudah latihan fisik, perubahan kadar gula darah dan sebagainya. (2)
Hormon Tiroid Hormon ini mutlak diperlukan pada tumbuh kembang anak, karena
mempunyai
fungsi
pada
metabolism
protein,
karbohidrat dan lemak. Maturasi tulang juga dibawah penagruh hormon ini. Demikian pula dengan pertumbuhan dan fungsi otak sangat tergantung pada tersedianya hormon tiroid dalam kadar yang cukup. Defisiensi hormon tiroid mengakibatkan retardasi fisik dan mental yang kalau berlangsung Sebaliknya,
terlalu pada
lama,
dapat
hipertiroidisme
menjadi dapat
permanen.
mengakibatkan
gangguan pada kardiovaskular, metabolism, otak, mata, seksual, dan lain-lain. Hormon ini mempunyai interaksi dengan hormon- hormon lain seperti somatotropin. (3)
Glukokortikoid Mempunyai
fungsi
yang
bertentangan
dengan
somatotropin, tiroksin serta androgen, karena kortison mempunyai efek anti-anabolik. Kalau kortison berlebihan akan mengakibatkan pertumbuhan terhambat/terhenti dan terjadinya osteoporosis. 10
(4)
Hormon-hormon seks Terutama mempunyai peranan dalam fertilitas dan reproduksi. Pada permulaan pubertas, hormon seks memacu pertumbuhan badan, tetapi sesudah berapa lama justru menghambat pertumbuhan. Androgen disekresi kelenjar adrenal
(dehidroandrosentron)
dan
testis
(testosterone),
sedangkan estrogen terutama diproduksi oleh ovarium. (5)
Insulin like growth factors (IGFs) Merupakan
somatomedin
yang
kerjanya
sebagai
mediator GH dan kerjanya mirip dengan insulin. Fungsinya selain sebagai growth promoting factor yang berperan pada pertumbuhan, sebagai mediator GH, aktifitasnya mirip insulin, efek mitogenik terhadap kondrosit, osteoblas dan jaringan lainnya. IGFs diproduksi oleh berbagai jaringan tubuh, tetapi IGFs yang beredar dalam sirkulasi terutama diproduksi oleh hepar. 2) Faktor Fisik, antara lain : a)
Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah. Musim kemarau yang panjang/adanya bencana alam lainnya, dapat berdampak pada tumbuh kembang anak antara lain sebagai akibat gagalnya panen, sehingga banyak anak yang kurang gizi. Demikian pula gondok endemic banyak ditemukan pada daerah pegunungan dimana air tanahnya kurang mengandung yodium. 11
b)
Sanitasi Sanitasi lingkungan memiliki peran yang cukup dominan dalam penyediaan lingkungan yang mendukung kesehatan anak dan tumbuh kembangnya. Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun lingkungan memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit. Akibat dari kebersihan yang kurang, maka anak akan sering sakit, misalnya diare, cacingan, thypoid abdominalis, hepatitis, malaria, demam berdarah dan sebagainya. Demikian pula dengan polusi udara, baik yang berasal dari pabrik, asap kendaraan atau asap rokok, dapat berpengaruh terhadap tingginya angka kejadian ISPA. Kalau anak sering menderita sakit, maka tumbuh kembangnya pasti terganggu.
c)
Keadaan: struktur bangunan, ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian. Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunan yang tidak membahayakan penghuninya, serta tidak penuh sesak akan menjamin kesehatan penghuninya.
d)
Radiasi Tumbuh kembang anak dapat terganggu akibat adanya radiasi yang tinggi.
12
3) Faktor Psikososial antara lain : a)
Stimulasi Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih
cepat
berkembang
dibandingkan
dengan
anak
yang
kurang/tidak mendapat stimulasi. b)
Motivasi Belajar Motivasi
belajar
dapat
ditimbulkan
sejak
dini,
dengan
memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar, misalnya adanya sekolah yang tidak terlalu jauh, buku-buku, suasana yang tenang serta sarana lainnya. c)
Ganjaran ataupun hukuman yang wajar Kalau anak berbuat benar, maka wajib kita memberi ganjaran misalnya pujian, ciuman, belaian, tepuk tangan dan sebagainya. Ganjaran tersebut akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk mengulangi tingkah lakunya. Sedangkan menghukum dengan cara-cara yang wajar kalau anak berbuat salah, masih dibenarkan. Yang penting hukuman harus diberikan secara objektif, disertai pengertian dan maksud dari hukuman tersebut, bukan hukuman untuk melampiaskan kebencian dan kejengkelan terhadap anak. Sehingga anak tahu mana yang baik dan yang tidak baik, akibatnya akan menimbulkan rasa percaya diri
13
pada anak yang penting untuk perkembangan kepribadian anak kelak dikemudian hari. d)
Kelompok Sebaya Untuk
proses
sosialisasi
dengan
lingkungannya
anak
memerlukan teman sebaya. Tetapi perhatian dari orang tua tetap dibutuhkan untuk memantau dengan siapa anak tersebut bergaul. Khususnya bagi remaja, aspek lingkungan teman sebaya menjadi sangat
penting
dengan
makin
meningkatnya
kasus-kasus
penyalahgunaan obat-obat dan narkotika. e)
Stres Stres
pada
anak
juga
berpengaruh
terhadap
tumbuh
kembangnya, misalnya anak akan menarik diri, rendah diri, terlambat bicara, nafsu makan menurun, dan sebagainya. f)
Sekolah Dengan adanya wajib belajar 9 tahun sekarang ini, setiap anak mendapat kesempatan duduk dibangku sekolah minimal 9 tahun. Sehingga dengan mendapat pendidikan yang baik, maka diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup anak-anak tersebut. Yang masih menjadi masalah sosial saat ini adalah masih banyaknya anak-anak yang
terpaksa
meninggalkan
bangku
sekolah
membantu mencari nafkah untuk keluarganya.
14
karena
harus
g)
Cinta dan kasih sayang Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan dilindungi. Anak memerlukan kasih sayang dan perlakuan yang adil dari orang tuanya. Agar kelak kemudian hari menjadi anak yang tidak sombong dan bisa memberikan kasih sayangnya pula kepada sesamanya. Sebaliknya kasih sayang yang diberikan secara berlebihan yang menjurus kearah memanjakan akan menghambat bahkan mematikan perkembangan kepribadian anak. Akibatnya anak akan menjadi manja, kurang mandiri, pemboros, sombong dan kurang bisa menerima kenyataan.
h)
Kualitas interaksi anak-orang tua Interaksi timbal balik antara anak dan orang tua, akan menimbulkan keakraban dalam keluarga. Anak akan terbuka kepada orang tuany, sehingga komunikasi bisa dua arah dan segala permasalahan
dapat
dipecahkan
bersama
karena
adanya
keterdekatan dan kepercayaan antara orang tua dan anak. Interaksi tidak ditentukan oleh seberapa lama kita bersama anak. Tetapi lebih ditentukan oleh kualitas dari interaksi tersebut yaitu pemahaman terhadap kebutuhan masing-masing dan upaya optimal untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang dilandasi oleh rasa saling menyayangi.
15
4) Faktor keluarga dan adat istiadat antara lain : a)
Pekerjaan/pendapatan keluarga Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun yang sekunder.
b)
Pendidikan ayah/ibu Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya dan sebagainya.
c)
Jumlah saudara Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya cukup akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak. Lebih-lebih kalau jarak anak terlalu dekat. Sedangkan pada keluarga dengan keadaan sosial ekonomi
yang
kurang,
jumlah
anak
yang
banyak
akan
mengakibatkan kurangnya kasih sayang dan perhatian pada anak, juga kebutuhan primer seperti makanan, sandang dan perumahan pun tidak terpenuhi. Oleh karena itu Keluarga Berencana tetap diperlukan.
16
d)
Jenis kelamin dalam keluarga Pada masyarakat tradisional, wanita mempunyai status yang lebih rendah dibandingkan laki-laki, sehingga angka kematian bayi dan malnutrisi masih tinggi pada wanita. Demikian pula dengan pendidikan, masih banyak ditemukan wanita yang buta huruf.
e)
Stabilitas rumah tangga Stabilitas dan keharmonisan rumah tangga mempengaruhi tumbuh kembang anak. Tumbuh kembang anak akan berbeda pada keluarga yang harmonis, dibandingkan dengan mereka yang kurang harmonis.
f)
Kepribadian ayah/ibu Kepribadian ayah dan ibu yang terbuka tentu pengaruhnya berbeda terhadap tumbuh kembang anak, bila dibandingkan dengan mereka yang kepribadiannya tertutup.
g)
Adat-istiadat, norma-norma, tabu-tabu Adat-istiadat yang berlaku ditiap daerah akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Misalnya di Bali karena seringnya upacara agama yang diadakan oleh suatu keluarga, dimana harus disediakan berbagai makanan dan buah-buahan, maka sangat jarang terdapat anak yang gizi buruk karena makanan mau pun buah buahan tersebut akan dimakan bersama setelah selesai upacara.
17
Demikian pula dengan norma-norma maupun tabu-tabu yang berlaku di masyarakat, berpengaruh pula terhadap tumbuh kembang anak. h)
Agama Pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada anak-anak sedini mungkin, karena dengan memahami agama akan menuntun umatnya untuk berbuat kebaikan dan kebajikan.
i)
Urbanisasi Salah satu dampak dari urbanisasi adalah kemiskinan dengan segala permasalahannya.
C.
Tugas Perkembangan Robert J. Havighurst (1961) mengartikan tugas-tugas perkembangan itu
merupakan suatu hal yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu yang apabila berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan ke tugas perkembangan selanjutnya. Tapi jika gagal, akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada individu yang bersangkutan dan kesulitan-kesulitan dalam menentukan tugas berikutnya. Adapun yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut Havighurst adalah : Kematangan fisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai dan aspirasi individu. Pembagian tugas-tugas perkembangan untuk masing-masing fase sejak masa bayi sampai pada usia lanjut dikemukakan Havighurst sebagai berikut :
18
1.
Masa Bayi dan Anak-anak (0-6 tahun) a. Belajar berjalan b. Belajar mekan makanan padat c. Belajar berbicara d. Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh e. Mencapai stabilitas fisiologik f.
Membentuk pengertian sederhana tentang realitas fisik dan sosial
g. Belajar kontak perasaan dengan orang tua, keluarga, dan orang lain h. Belajar mengetahui mana yang benar dan yang salah serta mengembangkan kata hati 2.
Masa Anak Sekolah (6-12 tahun) a. Belajar ketangkasan fisik untuk bermain b. Pembentukan sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh c. Belajar bergaul yang bersahabat dengan anak-anak sebaya d. Belajar peranan jenis kelamin e. Mengembangkan dasar-dasar kecakapan membaca, menulis, dan berhitung f.
Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan guna keperluan kehidupan sehari-hari
g. Mengembangkan kata hati moralitas dan skala nilai-nilai h. Belajar membebaskan ketergantungan diri i.
Mengembangkan sikap sehat terhadap kelompok dan lembaga-lembaga
19
3.
Masa Remaja (12-18 tahun) a. Menerima keadaan jasmaniah dan menggunakannya secara efektif b. Menerima peranan sosial jenis kelamin sebagai pria/wanita c. Menginginkan dan mencapai perilaku social yang bertanggung jawab social d. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya e. Belajar bergaul dengan kelompok anak-anak wanita dan anak-anak laki-laki f.
Perkembangan skala nilai
g. Secara sadar mengembangkan gambaran dunia yang lebih adekuat h. Persiapan mandiri secara ekonomi
4.
i.
Pemilihan dan latihan jabatan
j.
Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
Masa Dewasa Awal (18-35 tahun) a. Mulai bekerja b. Memilih pasangan hidup c. Belajar hidup dengan suami/istri d. Mulai membentuk keluarga e. Mengasuh anak f.
Mengelola/mengemudikan rumah tangga
g. Menerima/mengambil tanggung jawab warga Negara h. Menemukan kelompok sosial yang menyenangkan
20
5.
Masa Usia Madya/Masa Dewasa Madya (35-55 tahun) a. Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan fisiologis b. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu c.
Membantu
anak-anak
remaja
belajar
menjadi
orang
dewasa
yang
bertanggung jawab dan berbahagia d. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir pekerjaan e. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang dewasa f.
D.
Mencapai tanggung jawab sosial dan warga Negara secara penuh
Tugas Orang Tua Dalam Membantu Tumbuh Kembang Anak Anak adalah individu yang unik. Banyak yang mengatakan bahwa anak adalah miniatur dari orang dewasa. Mereka belum banyak memiliki sejarah masa lalu. Pengalaman mereka sangat terbatas. Di sinilah peran orang tua yang memiliki pengalaman hidup lebih banyak sangat dibutuhkan membimbing dan mendidik anaknya. Apabila dikaitkan dengan hak-hak anak, menurut Sri Sugiharti (2005 :1) tugas dan tanggung jawab orang tua antara lain : 1. Sejak dilahirkan mengasuh dengan kasih sayang. 2. Memelihara kesehatan anak. 3. Memberi alat-alat permainan dan kesempatan bermain. 4. Menyekolahkan anak sesuia dengan keinginan anak.
21
5. Memberikan pendidikan dalam keluarga, sopan santun, sosial, mental dan juga pendidikan keagamaan serta melindungi tindak kekerasan dari luar. 6. Memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan dan berpendapat sesuai dengan usia anak. Atas dasar itu orang tua yang bijaksana akan mengajak anak sejak dini untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Saat itulah pendidikan karakter diberikan. Mengenal anak akan perbedaan di selilingnya dan diliatkan dalam tanggung jawab hidup sehari-hari, merupakan sarana anak untuk belajar menghargai perbedaan di sekelilingnya dan mengembangkan karakter di tengah berkembangnya masyarakat. Pada tahap ini orang tua dapat mengajarkan nilai-nilai universal seperti cara menghargai orang lain, berbuat adil
pada diri
sendiri dan orang lain, bersedia
memanfaatkan orang lain. Bapak ibu sebagai orang tua anak, adalah contoh keteladanan dan perilaku bagi anak. Oleh karena itu orang tua harus berperilaku baik, saling asih, asah dan asuh. Ibu yang secara emosional dan kejiwaan lebih dekat dengan anaknya harus mampu menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya baik dalam bertutur kata, bersikap maupun bertindak. Peran ibu
dalam pembentukan karakter ini demikian besar,
sehingga ada pepatah yang mengatakan bahwa “Wanita adalah tiang negara. Manakala wanitanya baik maka baiklah negara. Manakala wanitanya rusak, maka rusaklah negara”. Sementara itu sang bapak sebagai kepala keluarga juga harus mampu menajdi teladan yang baik. Karena ayah yang terlibat hubungan dengan anaknya sejak awal akan mempengaruhi perkembangan kognitif, motorik, kemampuan, menolong diri 22
sendiri, bahkan meningkatkan kemampuan yang lebih baik dari anak lain. Kedekatan dengan ayah tentunya juga akan mempengaruhi pembentukan karakter anak. Begitu besarnya peran orang tua dalam pembentukan karakter dan tumbuh kembang anak, sudah sewajarnya apabila orang tua perlu menerapkan pola asuh yang seimbang (authoritative) pada anak, bukan pola asuh yang otoriter atau serba membolehkan (permissive). Pola asuh yang seimbang (authoritative) akan selalu menghargai individualitas akan tetapi juga menekankan perlunya aturan dan pengaturan. Mereka dangat percaya diri dalam melakukan pengasuhan tetapi meraka sepenuhnya mengahrgai keputusan yang diambil anak, minat dan pendapat serta perbedaan kepribadiannya. Orang tua dengan pola asuh model ini, penuh dengan cinta kasih, mudah memerinci tetapi menuntut tingkah laku yang baik. Tegas dalam menjaga aturan bersedia memberi hukuman ringan tetapi dalam situasi hangat dan hubungan saling mendukung. Mereka menjelaskan semua tindakan dan hukuman yang mereka lakukan dan minta pendapat anak. Anak dari orang tua yang demikian akan merasa tenang dan nyaman. Mereka akan menjadi paham kalau mereka disayangi tetapi sekaligus mengerti terhadap apa yang diharapkan dari orang tua. Jadi anak sejak pra sekolah akan menunjukkan sikap lebih mandiri, mampu mengontrol dirinya, biasa bersikap tegas dan suka eksplorasi. Kondisi yeng demikian itu
tidak akan didapatkan anak bila
orang tuanya
menerapkan pola asuh otoriter atau permisif. Karena anak-anak di bawah asuhan otoriter akan menjadi pendiam, Penakut dan tidak percaya pada diri mereka sendiri. Sementara anak-anak yang diasuh dengan model permisif akan menajdi anak yang 23
tidak mengenal aturan dan norma serta idak memiliki rasa tanggung jawab. Dengan berkaca pada kondisi saat ini, sudah saatnya orang tua sekarang mengambil peran lebih untuk mengembangkan karakter dan memberi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal agar anak menjadi manusia berkualitas. E.
Kebutuhan Dasar Untuk Tumbuh Kembang Kebutuhan Dasar Anak untuk tumbuh kembang secara umum dibagi menjadi 3 kebutuhan dasar yaitu : 1.
Kebutuhan Fisik-Biomedis (ASUH) Meliputi : a. Pangan/Gizi b. Perawatan Kesehatan Dasar : Imunisasi, pemberian ASI, penimbangan teratur, pengobatan c. Pemukiman yang layak d. Kebersihan perorangan, sanitasi lingkungan e. Pakaian f. Rekreasi, kesegaran jasmani
2.
Kebutuhan Emosi/Kasih Sayang (ASIH) Meliputi : a. Kasih sayang orang tua b. Rasa aman berada dalam lingkungan yang dikenal c. Harga diri d. Dukungan/dorongan 24
e. Mandiri f. Rasa memiliki g. Kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan dan pengalaman 3.
Kebutuhan Akan Stimulasi (ASAH) Kebutuhan stimulasi mental mengembangkan perkembangan kecerdasan, kemandirian, kreativitas, kepribadian, dan lain sebagainya.
Anak yang mendapat ASUH, ASIH, dan ASAH yang memadai akan mengalami tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan potensi genetic yang dimilikinya.
25