ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK AH DENGAN CRUS INJURI PEDIS DI RUANG KEMUNING BAWAH RSU KABUPATEN TANGERANG
DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 : 1. 2. 3. 4. 5.
FAROH NINGRU NINGRUM M WIDI WIDIAST ASTUTI UTIK K YURI YURI WAHYUN HYUNII RAT RATNA WIDY IDYA SARI SARI ARI ARIE MA MARSI RSITA NUR AT ATIKAH
PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITA UNIVERSI TAS S MUHAMMADIYAH MUHA MMADIYAH TANGERANG TANGERANG TAHUN AKADEMIK 2016
BAB I TINAUAN TEORI DAN KONSEP
A. Kons Konsep ep Frak Fraktu tur r 1. Definisi Fraktur merupakan istilah hilangnya kontinuitas tulang, baik bersifat total maupun sebagian yang ditentukan berdasarkan jenis dan luasnya (Smeltzer !are, "##"$. Fraktur Fraktur adalah patah tulang yang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan jaringan lunak di sekitar tulang tulang akan akan menent menentuka ukan n kondis kondisii fraktur fraktur tersebu tersebutt (%ri&e (%ri&e,, "##'$. "##'$. Fraktu Frakturr adalah adalah terputu terputusny snyaa kontin kontinuit uitas as tulang tulang,, kebany kebanyaka akan n fraktur fraktur akibat akibat dari dari trauma trauma,, beberap beberapaa fraktur sekunder terhadap proses penyakit seperti osteoporosis, yang menyebabkan fraktur yang patologis (ansjoer, "##1$. ". Klas Klasif ifik ikas asii Frak Fraktu tur r !erdasarkan hubungan dengan dunia luar fraktur dibagi menjadi) a. Fraktu Frakturr *ertut *ertutup up (simpl (simple+& e+&los losee fra&ture fra&ture$$ Fraktur tertutup adalah fraktur yang tidak menyebabkan robeknya kulit, tetapi terjadi terjadi perges pergeseran eran tulang tulang didalam didalamnya nya.. %asien %asien dengan dengan fraktur fraktur tertutu tertutup p harus harus diusahakan diusahakan untuk kembali ke aktiitas aktiitas biasa sesegera mungkin. mungkin. %asien diajarkan diajarkan bagaimana &ara mengontrol pembengkakan dan nyeri yaitu dengan meninggikan ekstrem ekstremitas itas yang yang &edera, &edera, dan mulai mulai melaku melakukan kan latihan latihan kekuat kekuatan an otot otot yang yang dibutuhkan untuk pemindahan atau menggunakan alat bantu jalan ( Smeltzer !are, "##"$. b. Fraktur *erbuka *erbuka (&ompli&ated+ open fra&ture$ Fraktur terbuka merupakan fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa sampai ke patahan tulang. Klasifikasi fraktur terbuka menurut ustilo / Anderson (Smeltzer !are, "##"$ adalah) 1$ rade 0) dengan dengan luka bersih bersih kurang kurang dari 1 &m panjang panjangnya, nya, kerusakan kerusakan jaringa jaringan n lunak lunak minima minimal, l, biasany biasanyaa tipe tipe fraktu frakturr simple simple transe transerse rse dan fraktur fraktur obli obli pendek. "$ rade rade 00) luka lebih dari 1 &m panjang panjangny nya, a, tanpa kerusak kerusakan an jaringan jaringan lunak lunak yang ekstensif, fraktur komunitif sedang dan ada kontaminasi 2$ rad radee 000) 000) yang yang sang sangat at terko terkont ntami amina nasi si dan dan meng mengala alami mi keru kerusa saka kan n jarin jaringa gan n lunak yang ekstensif, kerusakan meliputi otot, kulit dan struktur neuroas&ular.
BAB I TINAUAN TEORI DAN KONSEP
A. Kons Konsep ep Frak Fraktu tur r 1. Definisi Fraktur merupakan istilah hilangnya kontinuitas tulang, baik bersifat total maupun sebagian yang ditentukan berdasarkan jenis dan luasnya (Smeltzer !are, "##"$. Fraktur Fraktur adalah patah tulang yang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan jaringan lunak di sekitar tulang tulang akan akan menent menentuka ukan n kondis kondisii fraktur fraktur tersebu tersebutt (%ri&e (%ri&e,, "##'$. "##'$. Fraktu Frakturr adalah adalah terputu terputusny snyaa kontin kontinuit uitas as tulang tulang,, kebany kebanyaka akan n fraktur fraktur akibat akibat dari dari trauma trauma,, beberap beberapaa fraktur sekunder terhadap proses penyakit seperti osteoporosis, yang menyebabkan fraktur yang patologis (ansjoer, "##1$. ". Klas Klasif ifik ikas asii Frak Fraktu tur r !erdasarkan hubungan dengan dunia luar fraktur dibagi menjadi) a. Fraktu Frakturr *ertut *ertutup up (simpl (simple+& e+&los losee fra&ture fra&ture$$ Fraktur tertutup adalah fraktur yang tidak menyebabkan robeknya kulit, tetapi terjadi terjadi perges pergeseran eran tulang tulang didalam didalamnya nya.. %asien %asien dengan dengan fraktur fraktur tertutu tertutup p harus harus diusahakan diusahakan untuk kembali ke aktiitas aktiitas biasa sesegera mungkin. mungkin. %asien diajarkan diajarkan bagaimana &ara mengontrol pembengkakan dan nyeri yaitu dengan meninggikan ekstrem ekstremitas itas yang yang &edera, &edera, dan mulai mulai melaku melakukan kan latihan latihan kekuat kekuatan an otot otot yang yang dibutuhkan untuk pemindahan atau menggunakan alat bantu jalan ( Smeltzer !are, "##"$. b. Fraktur *erbuka *erbuka (&ompli&ated+ open fra&ture$ Fraktur terbuka merupakan fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa sampai ke patahan tulang. Klasifikasi fraktur terbuka menurut ustilo / Anderson (Smeltzer !are, "##"$ adalah) 1$ rade 0) dengan dengan luka bersih bersih kurang kurang dari 1 &m panjang panjangnya, nya, kerusakan kerusakan jaringa jaringan n lunak lunak minima minimal, l, biasany biasanyaa tipe tipe fraktu frakturr simple simple transe transerse rse dan fraktur fraktur obli obli pendek. "$ rade rade 00) luka lebih dari 1 &m panjang panjangny nya, a, tanpa kerusak kerusakan an jaringan jaringan lunak lunak yang ekstensif, fraktur komunitif sedang dan ada kontaminasi 2$ rad radee 000) 000) yang yang sang sangat at terko terkont ntami amina nasi si dan dan meng mengala alami mi keru kerusa saka kan n jarin jaringa gan n lunak yang ekstensif, kerusakan meliputi otot, kulit dan struktur neuroas&ular.
3$ rad radee 000 000 ini ini diba dibagi gi lagi lagi keda kedala lam) m) 000 000 A ) frak fraktu turr grad gradee 000, 000, tapi tapi tida tidak k membutuhkan kulit untuk penutup lukanya. 000 !) fraktur grade 000, hilangnya jaringan lunak, sehingga tampak jaringan tulang, dan membutuhkan kulit untuk penutup (skin graft$. 000 4) fraktur grade 000, dengan kerusakan arteri yang harus diperbaiki,dan beresiko untuk dilakukannya amputasi. 2. 5tiologi 5tiologi dari fraktur menurut %ri&e dan 6ilson ("##7$ ada 2 yaitu) a. 4idera atau benturan 1$ 4ede 4edera ra lang langsu sung ng bera berarti rti puku pukulan lan langs langsun ung g terha terhada dap p tulan tulang g sehin sehingg ggaa tula tulang ng patah se&ara s e&ara spontan. %emukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya. "$ 4ede 4edera ra tida tidak k lang langsu sung ng bera berart rtii puku pukula lan n lang langsu sung ng bera berada da jauh jauh dari dari loka lokasi si benturan, misalnya jatuh dengan tangan berjulur dan menyebabkan fraktur klaikula. 2$ Fraktu Frakturr yang yang diseba disebabka bkan n kontra kontraksi ksi keras yang mendad mendadak ak dari otot yang kuat. (8s9ari, "###$ b. Fraktur patologik Fraktur patologik terjadi pada daerah:daerah tulang yang telah menjadi lemah oleh karena tumor, kanker dan osteoporosis. &. Frak raktur beb bebaan Fraktur baban atau fraktur kelelahan terjadi pada orang: orang yang baru saja menam menambah bah ting tingka katt akti aktiita itass mere mereka ka,, seper seperti ti baru baru di terim terimaa dalam dalam angk angkat atan an bersenjata atau orang: orang yang baru mulai latihan lari. 3. %ato %atofi fisi siol olog ogii Fraktu Frakturr ganggg ganggguan uan pada pada tulang tulang biasany biasanyaa diseba disebabka bkan n oleh oleh traumag traumagang anggua guan n adan adanya ya gaya gaya dalam dalam tubu tubuh, h, yait yaitu u stress stress,, gang ganggu guan an fisik fisik,, gang ganggu guan an metab metabol oli& i&,, patologik. Kemampuan otot mendukung tulang turun, baik yang terbuka ataupun tertutup. Kerusakan pembuluh darah akan mengakibatkan pendarahan, maka olume darah darah menuru menurun. n. 48% (&ardia& (&ardia& output output$$ menuru menurun n maka maka terjadi terjadi peruba perubahan han perfus perfusii jaringan. ;ematoma akan mengeksudasi plasma dan poliferasi menjadi edem lokal maka penumpukan di dalam tubuh. Frak Fraktu turr terb terbuk ukaa atau atau tert tertut utup up akan akan meng mengen enai ai sera serabu butt sara saraff yang yang dapa dapatt menimbulkan ganggguan rasa nyaman nyeri. Selain itu dapat mengenai tulang dan dapat terjadi reral askuler askuler yang menimbulkan menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas mobilitas fisik tergan tergangga ggau. u. Disamp Disamping ing itu fraktur fraktur terbuka terbuka dapat dapat mengen mengenai ai jaring jaringan an lunak lunak yang yang
kemungkinan dapat terjadi infeksi dan kerusakan jaringan lunak akan mengakibatkan kerusakan kerusakan integritas kulit. Fraktur Fraktur adalah patah tulang, tulang, biasanya biasanya disebabkan disebabkan oleh trauma gangguan metabolik, patologik yang terjadi itu terbuka atau tertutup. !aik fraktur fraktur terbuka terbuka atau tertutup akan mengenai mengenai serabut syaraf yang dapat menimbulka menimbulkan n gangguan rasa nyaman nyeri. Selaian itu dapat mengenai tulang sehingga akan terjadi neur neuro oask askul uler er yang yang akan akan meni menimb mbul ulka kan n nyeri nyeri gerak gerak sehin sehingg ggaa mobi mobilit litas as fisik fisik tergan terganggu ggu,, disamp disamping ing itu fraktur fraktur terbuka terbuka dapat dapat mengen mengenai ai jaring jaringan an lunak lunak yang yang kemungkinan dapat terjadi infeksi karena terkontaminasi dengan udara luar. %ada umumnya pada pasien fraktur terbuka maupun tertutup akan dilakukan immobilitas yang bertujuan untuk mempertahankan fragmen yang telah dihubungkan tetap pada tempatnya sampai sembuh. (%ri&e, "##'$. 7. ani anife fest stas asii Klin Klinis is anifestasi anifestasi klinis klinis fraktur fraktur adalah nyeri, hilangnya hilangnya fungsi, deformitas, deformitas, pemendekan pemendekan ekstermitas,
krepitus,
pembengkakan
lokal,
dan
perubahan
9arna
(Smelzter!are,"##"$. a.
Komplikasi a9al setelah fraktur adalah kejadian syok, yang berakhibat fatal hanya dalam beberapa jam setelah kejadian,kemudian emboli lemak yang dapat terjadi dalam 3- jam, serta sindrom kompartmen yang berakibat kehilangan fungsi ekstremitas se&ara permanaen jika terlambat ditangani. b.Komplikasi =ambat Komplikasi lambat dalam kasus fraktur adalah penyatuan tulang yang mengalami patah terlambat, bahkan tidak ada penyatuan. ;al ini terjadi jika penymbuhan tidak terjadi dalam dengan 9aktu normal untuk jenis dan fraktur tertentu. %enyatuan tulang yang terlambat atau lebih lama dari perkiraan berhubungan dengan adanya proses infeksi sistemik dan tarikan jauh pada fragmen tulang. Sedangkan tidak terjadinya penyatuan diakibatkan karena kegagalan penyatuan pada ujung:ujung tulang yang mengalami patahan. >. %enatalaksanaan %enatalaksanaan semua jenis fraktur memiliki prinsip penanganan yang sama dengan metode yang berbeda:beda. enurut ansjoer ("##1$ dan uttain ("##-$ konsep dasar yang harus dipertimbangkan pada 9aktu menangani fraktur yaitu) rekognisi, reduksi, retensi, dan rehabilitasi. a. ?ekognisi (%engenalan$ ?i9ayat ke&elakaan,derajat keparahan,harus jelas untuk menentukan diagnosa dan tindakan selanjutnya. 4ontoh, pada tempat fraktur tungkai akan terasa nyeri sekali dan bengkak. Kelainan bentuk yang nyata dapat menentukan diskontinuitas integritas rangka. b. ?eduksi (manipulasi+ reposisi$ ?eduksi adalah usaha dan tindakan untuk memanipulasi fragmen fragmen tulang yang patah sedapat mungkin kembali lagi seperti letak asalnya. @paya untuk memanipulasi fragmen tulang sehingga kembali seperti semula se&ara optimal. ?eduksi fraktur dapat dilakukan dengan reduksi tertutup, traksi, atau reduksi terbuka. ?eduksi fraktur dilakukan sesegera mungkin untuk men&egah jaringan lunak kehilangan elastisitasnya akibat infiltrasi karena edema dan perdarahan.%ada kebanyakan kasus, reduksi fraktur menjadi semakin sulit bila &edera sudah mulai mengalami penyembuhan (ansjoer, "##"$. &. ?etensi (0mmobilisasi$ @paya yang dilakukan untuk menahan fragmen tulang sehingga kembali seperti semula se&ara optimal.Setelah fraktur direduksi fragmen tulang harus
diimobilisasi, atau di pertahankan dalam posis kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. 0mobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna. etode fiksasi eksterna meliputi pembalutan, gips, bidai, traksi kontinu, pin, dan teknik gips, atau fiksator eksterna. 0mplan logam dapat digunakan untuk fiksasi interna yang berperan sebagai bidai interna untuk mengimobilisasi fraktur. Fiksasi eksterna adalah alat yang diletakkan diluar kulit untuk menstabilisasikan fragmen tulang dengan memasukkan dua atau tiga pin metal perkutaneus menembus tulang pada bagian proksimal dan distal dari tempat fraktur dan pin tersebut dihubungkan satu sama lain dengan menggunakan eksternalbars. *eknik ini terutama atau kebanyakan digunakan untuk fraktur pada tulang tibia, tetapi juga dapat dilakukan pada tulang femur, humerus dan pelis (ansjoer, "##1$ ?ehabilitasi engembalikan aktifitas fungsional semaksimal mungkin untuk menghindari atropi atau kontraktur. !ila keadaan memungkinkan, harus segera dimulai melakukan latihan:latihan untuk mempertahankan kekuatan anggota tubuh dan mobilisasi (ansjoer,"###$. -. %emeriksaan %enunjang enurut (Doengoes, "###$pemeriksaan diagnostik fraktur diantaranya adalah) a. %emeriksaan ?ongent enentukan luas atau lokasi minimal " kali proyeksi, anterior, posterior lateral. b. 4* S&an tulang, fomogram ?0 (agneti& ?esonan&e 0maging$. @ntuk melihat dengan jelas daerah yang mengalami kerusakan. &. Arteriogram Dilakukan untuk memastikan ada tidaknya kerusakan askuler. d. ;itung darah lengkap ;emokonsentrasi mungkin meningkat, menurun pada perdarahan peningkatan lekosit sebagai respon terhadap peradangan.
!. Asuhan Kepera9atan %ada Fraktur %ost 8perasi 1. %engkajian Kepera9atan %engkajian adalah langkah a9al dan dasar dalam proses kepera9atan se&ara menyeluruh. %engkajian pasien fraktur dengan post operasi menurut (Doenges,"###$ a. Aktiitas atau istirahat Keterbatasan atau kehilangan fungsi pada bagian yang terkena (mungkin segera akibat langsung dari fraktur atau akibat sekunder pembengkakan jaringan dan nyeri$.
b. Sirkulasi 1$ %eningkatan tekanan darah mungkin terjadi akibat respon terhadap nyeri atau ansietas, sebaliknya dapat terjadi penurunan tekanan darah bilaterjadi perdarahan. "$ *akikardia 2$ %enurunan atau tidak ada denyut nadi pada bagian distal area &edera, pengisian kapiler lambat dan pu&at pada area fraktur. 3$ ;ematoma area fraktur. &.
g$ Anjurkan pasien untuk meningkatkan istirahat h$ Kolaborasi medis (pemberian analgetik$, fisioterapis+ akupungturis b. angguan mobilitas fisik berhubungan dengan diskontuinitas jaringan dan tulang. 1$ *ujuan) Setelah dilakukan tindakan kepera9atan diharapkan pasien meningkatkan mobilitas pada tingkat yang paling tinggi yang mungkin. "$ Kriteria hasil) %asien menunjukan teknik yang mampu melakukan aktiitas. 2$ 0nterensi a$ =atihan Kekuatan (5Ber&ise %romotion) Strength *raining$ Ajarkan dan berikan dorongan pada pasien untuk melakukan program latihan se&ara rutin. b$ =atihan untuk ambulasi ( 5Ber&ise therapy)Ambulation$ Ajarkan teknik ambulasi dan perpindahan yang aman. Sediakan alat bantu untuk pasien seperti kruk, kursi roda, dan 9alker. !eri penguatan positif untuk berlatih mandiridalam batasan yang aman. &$ =atihan Keseimbangan ( 5Ber&ise *herapy !alan&e $ Ajarkan pada pasien untuk dapat mengatur posisi se&ara mandiri dan untuk menjaga keseimbangan selama latihan ataupun dalam aktiitas sehari hari &. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma mekanik terhadap fragmen tulang dan prosedur operasi. *ujuan) setelah di lakukan tindakan pemenuhan masalah kerusakan kulit dapat teratasi, penyembuhan luka sesuai 9aktu. Kriteria hasil) tidak ada tanda: tanda infeksi seperti pus, kemerahan, luka bersih tidak lembab dan tidak kotor, tanda: tanda ital dalam batas normal atau dapat di toleransi. 0nterensi) %era9atan =uka (6ound 4are$ 1$ Kaji keadaan kulit dan identitas pada tahap perkembangan luka untuk mengetahui sejauhmana perkembangan luka mempermudah dalam melakukan tindakan yang tepat. "$ Kaji lokasi, ukuran, 9arna, bau, serta jumlah dan tipe &airan luka. 2$ =akukan pera9atan luka dengan tehnik aseptik. 3$ Kolaborasi dengan ahli gizi dan dengan medis untuk terapi antibiotik dan &airan yang digunakan dalam pera9atan luka d. ?esiko perluasan infeksi sekunder berhubungan dengan luka terbuka. *ujuan) Setelah dilakukan tindakan kepera9atan diharapkan infeksi sudah tidak terjadi. Kriteria hasil) *idak ada tanda dan gejala infeksi dan lekosit dalam batas normal. 0nterensi) %engendalian resiko (0nfe&tion %rote&tion$
1$ %antau tanda dan gejala infeksi) suhu tubuh, nadi,kondisi luka, sekresi, penampilan "$ 2$ 3$ 7$ '$
urine, penurunan !!, keletihan dan malaise. %ertahankan tehnik aseptik pada pasien yang beresiko !ersihkan alat + lingkungan dengan benar setelah dipergunakan pasien Anjurkan pasien untuk minum obat antibiotika sesuai program Dorong masukan nutrisi dan &airan yang adekuat. !erikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga tentang penularan penyakit infeksi) transmisi se&ara seksual, oral, fekal, sekresi tubuh, kontak
langsung. >$ Kolaborasi dengan medis untuk pemberian terapi sesuai indikasi, dan pemeriksaan laboratorium ?esiko kekurangan olume &airan berhubungan dengan perdarahan. *ujuan) Setelah dilakukan tidakan kepera9atan diharapkan kekurangan olume &airan teratasi. Kriteriahasil) *anda:tanda ital stabil, membrane mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler &epat dan tidak terjadi perdarahan massif. 0nterensi) anajemen &airan (Fluid anagement$ 1$ Kaji atau ukurdan&atatjumlah perdarahan. "$ onitor tanda:tanda ital 2$ onitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi dan suhu adekuat, tekanan darah ortostatik$ jika diperlukan 3$ Ajarkan pada pasien dan keluarga tentang pentingnya kebutuhan &airan 7$ Kolaborasi pemberian &airan intraena, dan pemeriksaan elektrolit, darah lengkap. 4.
terfokus dan menghabiskan energinya hanya untuk proses penyembuhan nyeri tersebut. 8leh karena itu tujuan utama pera9at dalam kasus post operasi adalah untuk memberikan pertolongan terhadap nyeri yang memungkinkan klien dapat berpartisipasi didalamnya (%otter %erry,"#1#$ Faktor faktor yang memepengaruhi nyeri post orif se&ara umum menurut Smelzer dan !are ("##"$ adalah usia, jenis kelamin, kultur, makna nyeri, perhatian, ansietas, pengalaman masa lalu, pola koping dan dukungan sosial. Smeltzer dan !are ("##"$ menjelaskan bah9a usia sangat berpengaruh terhadap nyeri. @sia merupakan ariabel penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya pada anak dan lansia. %erbedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia ini dapat mempengaruhi bagaimana anak dan lansia bereaksi terhadap nyeri. Cenis kelamin laki:laki dan perempuan tidak memiliki perbedaan yang signifikan dalam merespon nyeri. Diragukan apakah hanya jenis kelamin saja yang mempengaruhi kualitas nyeri. *oleransi nyeri sudah sejak lama telah menjadi subjek penelitian yang melibatkan pria dan 9anita, akan tetapi toleransi terhadap nyeri dipengaruhi oleh biokimia. (Smeltzer dan !are, "##"$. Keyakinan dan nilai:nilai budaya mempengaruhi &ara indiidu mengatasi nyeri. 0ndiidu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh budaya mereka. enurut %erry dan %otter "##7 sosialisasi budaya menentukan perilaku psikologis seseorang sehingga dapat mempengaruhi pengeluaran psikologis opiate endogen dan terjadilan persepsi nyeri. akna dan pengalaman nyeri seseorang merupakan &ara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. 0ndiidu akan mempersepsikan nyeri se&ara berbeda:beda apabila nyeri tersebut memberikan kesan an&aman, suatu kehilangan, hukuman dan tantangan. Derajat dan kualitas nyeri yang dipersiapkan nyeri klien berhubungan dengan makna nyeri. ;ubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks. Ansiatas seringkali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan suatu perasaan ansietas. enurut %ri&e "##' suatu bukti bah9a stimulus nyeri mengakibatkan sistem limbik dapat memproses reaksi emosi seseorang, khususnya ansietas. Sistem limbi& dapat memproses reaksi emosi seseorang terhadap nyeri, yakni memperburuk atau menghilangkan nyeri. %engalaman nyeri sebelumnya tidak selalu berarti bah9a indiidu akan menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang akan datang. Apabila indiidu sejak lama sering mengalami serangkaian episode nyeri tanpa pernah sembuh maka rasa takut akan mun&ul dan juga sebaliknya. Akibatnya klien akan lebih siap untuk melakukan tindakan:tindakan yang diperlukan untuk menghilangkan nyeri.
%engalaman nyeri dapat menjadi suatu pengalaman yang membuat merasa kesepian, dan gaya koping mempengaruhi bagaimana mengatasi nyeri. Dukungan keluarga dan sosial, kehadiran orang:orang terdekat klien dan bagaimana sikap mereka terhadap klien mempengaruhi kualitas nyeri yang dirasakan seseorang. Kehadiran orang yang bermakna bagi pasien akan meminimalkan rasa kesepian dan ketakutan. Apabila tidak ada keluarga dan orang terdekat, sering kali nyeri akan membuat pasien menjadi semakin tertekan dan sebaliknya.
D. *ehnik ?elaksasi
nafas
dalam
lambat
(menahan
inspirasi
se&ara
maksimal$
dan
menghembuskan nafas se&ara perlahan melalui mulut. Selain itu tehnik relaksasi nafas dalam dapat meningkatkan entilasi paru dan meningkatkan oksigenasi dalam darah (Smeltzer !are, "##"$. ?elaksasi juga merupakan metode yang efektif dalam mengurangi nyeri pas&a operasi. ?elaksasi yang sempurna dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh ke&emasan sehingga men&egah bertambahnya kualitas nyeri. ?elaksasi merupakan perasaan bebas se&ara mental dan fisik dari ketegangan atau stress yang membuat indiidu memliki rasa kontrol terhadap dirinya. %erubahan fisiologis akibat relaksasi men&akup menurunya denyut jantung, tekanan darah, ke&epatan pernafasan, menurunkan kebutuhan oksigen, meningkatkan kesadaran, merilekskan otot dan menimbulkan perasaan damai (%erry %otter, "#1#$. !erdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bah9a relaksasi nafas dalam merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri, mengurangi ketegangan otot, dimana nyeri itu sendiri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan. %enelitian terkait tehnik relaksasi adalah penelitian yang dilakukan oleh
disebutkan bah9a tehnik relaksasi nafas dalam mempunyai pengaruh terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi fraktur di ruang 0rnina A !=@ ?S@% %rof. Dr. ?.D. Kanou anado. %endapat serupa juga terdapat pada penelitian yang dilakukan aluh tahun "## yang menyatakan bah9a tehnik relaksasi nafas dalam memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penurunan nyeri pada pasien pas&a operasi fraktur femur antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di ?umah Sakit Karima @tama Surakarta. ". *ujuan *ujuan tehnik relaksasi nafas dalam adalah untuk meningkatkan entilasi dalam aleoli, memelihara pertukaran gas, mengurangi stres baik fisik maupun emosional, merilekskan otot, menurunkan ke&emasan sehingga dapat menurunkan persepsi nyeri seseorang (Smeltzer !are, "##"$ 2. %rosedur *ehnik ?elaksasi
Faktor:Faktor yang empengaruhi *eknik ?elaksasi
b$ *eknik relaksasi nafas dalam diper&ayai mampu merangsang tubuh untuk melepaskan opioid endogen yaitu endorphin dan enkefalin. %ernyataan lain menyatakan bah9a penurunan nyeri oleh teknik relaksasi nafas dalam disebabkan ketika seseorang melakukan relaksasi nafas dalam untuk mengendalikan nyeri yang dirasakan, maka tubuh akan meningkatkan komponen saraf parasimpatik se&ara stimulan, maka ini menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon kortisol dan adrenalin dalam tubuh yang mempengaruhi tingkat stress seseorang sehingga dapat meningkatkan konsentrasi dan membuat klien merasa tenang untuk mengatur ritme pernafasan menjadi teratur. ;al ini akan mendorong terjadinya peningkatan kadar %a48 " (tekanan &arbondioksida$ akan menurunkan kadar p; sehingga terjadi peningkatan kadar oksigen dalam darah (;anderson, "##'$
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAIAN ANAK
IDENTITAS PASIEN
II. KELUHAN UTAMA
%ada saat pengkajian pada tgl "1
IV. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN ) 0bu klien mengatakan tidak mengalami masalah selama kehamilan 1. %renatal ) 0bu klien mengatakan An. A; lahir se&ara normal 2. 0ntranatal 2. %ostnatal ) 0bu klien mengatakan setelah lahir tidak ada kelainan V.
RIWAYAT MASA LAMPAU 1. %enyakit 9aktu ke&il
". 2. 3. 7.
) 0bu An. A; mengatakan An. A; hanya sakit biasa 9aktu masih ke&il An. A; sakit panas biasa. %ernah dira9at di ?S ) 0bu An. A; mengatakan An. A; tidak pernah dira9at di ?S. 8bat:obatan yang digunakan ) 0bu An. A; mengatakan An. A; jika panas diberikan obat bodreBin. *indakan (operasi$ ) *idak ada Alergi ) *idak ada, namun ketika di ?S mendapat transfusi darah (golongan darah A$, An. A; mengalami gatal: gatal dan bentol:bentol. ) 0bu An. A; mengatakan An. A; tidak pernah mengalami ke&elakaan. ) 0bu An. A; mengatakan imunisasi An. A; lengkap.
'. Ke&elakaan >. 0munisasi VI. RIWAYAT KELUARGA
1. Sosial 5konomi ". %enyakit Keluarga
) *ingkat so&ial ekonomi klien termasuk menengah, pekerjaan Ayah klien sebagai nelayan. ) 0bu An. A; mengatakan tidak ada ri9ayat penyakit keluarga.
2. enogram
) Keterangan )
X
E =aki:=aki
*n. C
E %erempuan E enikah E Klien G E eninggal :::::::: E *inggal 1 rumah
An. A; (17 bln$
K!"#$%&'())*(: An. A; adalah anak ke " (laki:laki$ dari pasangan *n. C dan
VII.
RIWAYAT SOSIAL 1. Hang mengasuh ". ;ubungan dengan anggota keluarga 2. ;ubungan dengan teman sebaya
3. %emba9aan se&ara umum 7. =ingkungan rumah
) Kedua 8rang *ua ) Anak ) 0bu mengatakan An. A; kalau dirumah sering bermain dengan teman sebayanya. ) %emba9aan se&ara umum An. A; baik. ) !aik, karena lingkungan nya sangat mendukung dan mengharapkan kesembuhan An. A;
VIII. KESEHATAN FUNGSIONAL +11 POLA GORDON, 1. P!$!'#-((() /() %!"!%"# !-(/(% !"!-(() ) 8rangtua An. A; sangat kha9atir terhadap kesehatan anaknya, terutama terkait luka
pada kaki kiri An. A; yang terlindas ban mobil, namun keluarga An. A; terlihat selalu mendoIakan untuk kesembuhan untuk An. A;. 2. N&#"# : akanan yang disukai An. A; selama di ra9at kurang mau makan, namun ibu An. A; berkata An. A; makanan yang tidak di sukai An. A; selama di ?S tidak ada. Selera makan An. A; mengalami penurunan, makanan An. A; terlihat tidak habis. A'( $(() *() /#%((# : piring, sendok, garpu, P'( $(() A). AH($: An
A; makan 2 kali sehari pada pagi, siang dan malam hari. 3. A##(" : An.A; terlihat lemah dan lemas dan terkadang menangis serta merintih merasakan kaki kirinya yang sakit. 4. T#/& /() #"#(-( : %ola tidur An. A; kurang baik, karena An. A; merasakan sakit pada kaki kirinya. K!7#("(() "!7!'&$ #/&
: ibu An. A; mengatakan biasaya ibu An. A; selalu
men&eritaka dongeng atau bersola9at sampai An. A; tertidur. 5. E'#$#)("# : 0bu An. A; mengatakan An.A; blm !A! selama berada di ?S dan !AK
menggunakan kateter urin J "## 44+ ' jam. 6. P'( -&7&)() : An.A; tinggal bersama orangtuanya, sehari:hari An.A; di asuh oleh ibunya, hubungan dengan keluarga baik. 8. K%#) ((& !$%!($!) /() /#"#%'#) *() /#!(%()
An.A; tampak gelisah dan ibu An. A; selalu menemani An. A; di ?S dan selalu mengajarkan An. A; untuk bershola9at ketika nyeri pada kaki kiri An. A; timbul. 9. K)## /() %!"!%"# : %englihatan ) An.A; dapat melihat sekeliling dan akti melihat orang:orang disekelilingnya. %endengaran ) An.A; saat dipanggil merespon dan mampu menja9ab pertanyaan %erabaan
yang diajukan dengan baik. ) An.A; dapat merasakan rabaan, namun pada kaki yang terlindas
ban mobil sudah baal dan tampak biru. %enge&apan ) An.A; fungsi penge&apannya baik dapat merasakan makanan. ;. K)"!% /## : An.A; konsep dirinya baik, namun An. A; tampak merasakan nyeri pada kaki sebelah kiri yang terlindas ban mobil dan An. A; terlihat 10. S!"&(' 11. N#'(#
gelisah. : *idak ada masalah pada alat reproduksi An.A;. ) 0bu masih memper&ayai bah9a dengan berdoIa dan bersola9at dapat mengurangi nyeri pada kaki kiri An. A; dan meningkatkan kesembuhan pada An. A;.
I<.
KEADAAN KESEHATAN SAAT INI 1. Diagnosa medis ) 4rush 0njury %edis Sinistra ". *indakan operasi ) *idak ada 2. Status nutrisi )
: Kolkamo& " B #,7 mg '. Aktiitas ) !erbaring dan tidur diatas tempat tidur dan terkadang An. A; menangis. >. *indakan kepera9atan ) : engobserasi K@ (SE2>,2o4, 7B+m, ??E"1B+m$ : emonitor infus ?= 7##&&+- jam ("# tts+mnt$. : %ersiapan ren&ana operasi kaki kiri pada hari selasa jam 1-.## 60!.
-. ;asil laboratorium ) ;asil laboratorium tanggal "1
T!"
L(7(#&$ S(&() H("#'
N#'(# N$('
HEMATOLOGI =9>;
g+dl
12." : 1>.2
=15>80
1#+L=
2.-# : 1#.'#
;emato&rit
=25
M
3# : 7"
*rombosit
213
1#+L=
13# : 33#
•
;emoglobin
•
=ekosit
•
•
;asil laboratorium tanggal "1
T!"
L(7(#&$ S(&() H("#'
N#'(# N$('
HEMATOLOGI FALL HEMOSTASIS MASA PROTROMBIN
;AS0=
17,"
detik
1",- / 17,
4ontrol %*
17,"
detik
11," / 1>,
0
1,#7
A%** ;asil
2',7
detik
"1,# / 72,#
4ontrol A%**
2",
detik
"-,' / 31,'
1+
g+dl
N1-#
S8*
37
@+=
# : 7#
S%*
22
@+=
# : 7#
@reum
12
g+dl
1# : 7#
4reatinin
#,7
g+dl
#.# / 1.2
12>
m5+=
127 : 13>
Kalium (K$
2,3
m5+=
2.7 / 7.#
K00A KA?!8;0D?A* lukosa Darah Se9aktu F@<S0 ;A*0
F@<S0 0
5=5K*?8=0*
4hloride (4l$
'
m5+=
' : 1#7
;asil laboratorium tanggal "2 .11 60!
T!"
L(7(#&$ S(&() H("#'
N#'(# N$('
HEMATOLOGI
<.
•
;emoglobin
=10>4
g+dl
12." : 1>.2
•
=ekosit
=21>90
1#+L=
2.-# : 1#.'#
•
;emato&rit
=30
M
3# : 7"
•
*rombosit
"#3
1#+L=
13# : 33#
PEMERIKSAAN FISIK a. Kepala ) *idak ada kelainan, bentuk simetris, distribusi rambut merata dan 9arna hitam b. ata ) %upil miosis konjungtia anemis &. ;idung ) *idak ada se&ret, hidung simetris. d. ulut ) ukosa bibir kering, tidak ada stomatitis e. *engkuk ) *idak ada pembesaran kelenjar getah bening, trakea kanan dan kiri simetris f. Dada ) *idak ada pembesaran, dada simetris, tidak terdapat bunyi nafas tambahan. g. Cantung ) !unyi jantung normal S1,S" tidak ada pembesaran, 7 B+m, &rt N 2dtk h. %aru ) ??E"1B+m, suara nafas normal. i. %erut ) *idak ada pembesaran, tidak ada nyeri tekan, bising usus 7 B+mnt. j. 5kstermitas ) 5kstermitas atas tangan kanan terpasang infus ena, tidak ada kelainan, tidak ada edem, bentuk simetris, terdapat luka le&et di
tangan kanan bagian sik, dagu, dan kaki kanan sedikit luka di bagian patella serta luka di kaki kiri terutama pada jari:jari kaki kiri terlihat biru (terputusnya kontinuitas jaringan$. us&uloskeletal) imobilisasi k. Kulit
kaki kiri. ) *ampak pu&at, tidak ada pete&hi, tidak ada lesi, kulit tampak bersih, turgor kulit tidak elastis, kulit teraba kering, pada bagian yang luka, tampak terpasang kassa dan bidai.
l. **O ) 7B+m, SE 2>,2 o4, ??E "1B+mnt m. !! *!+%!) !!E "# kg, %!E 127 &m, Status gizi) baik.
PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN 1. R#?(*( P!&$7&-() D() P!!$7()() (. P!")(' ""#(' !$()/##() 7!(&' 0bu mengatakan bah9a anaknya sudah mampu mengambil dan biasanya makan
sendiri di rumah.
7. M# H('&" 0bu mengatakan bah9a anaknya sudah mampu menulis, memba&a dan me9arnai
serta mampu mengulang apa yang di&ontohkan oleh gurunya. @. B(-("( 0bu mengatakan bah9a anaknya sudah mampu mengartikan > kata. /. M# ("( 0bu mengatakan bah9a anaknya sudah mampu berdiri 1 kaki selama ' detik. SEKTOR P!")(' S"#('
M# H('&"
RESPON ANAK
KESIMPULAN
An. A; sudah mampu
An.
A;
dalam
batas tidak
mengambil makanan
normal
dan
dan makan sendiri di
mengalami
keterlambatan
rumah.
dalam
perkembangan
personal sosial. An. A; sudah mampu An.A; dalam batas normal menulis, memba&a dan
dan tidak mengalami
me9arnai serta mampu
keterlambatan dalam
mengulang apa yang perkembangan motorik di&ontohkan B(-("(
oleh
gurunya. An. A; sudah mampu
halus. An. A; dalam batas normal dan tidak
mengartikan > kata.
mengalami keterlambatan dalam perkembangan M# K("(
bahasa An. A; sudah dapat An.A; dalam batas normal berdiri dengan 1 kaki
dan
dalam
keterlambatan
dalam
perkembangan
motorik
'
detik
sebelum sakit.
jika
tidak
mengalami
kasar 2. I)!%!("# H("#' T!" D(# DDST II An. A; dapat melakukan semua item yang diminta dengan baik sehingga anak
dinyatakan lulus (%$. An.A; mendapat skor A pada beberapa item yang ditunjukan bah9a anak mengalami perkembangan lebih serta hasil tes perilaku anak yang baik. 3. K!"#$%&'() D(# K!!$%( S!
An. A; dapat melakukan semua item yang ditunjukan. Cadi, dapat disimpulkan bah9a An. A@ mengalami perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa, motorik kasar dengan baik dan normal sesuai dengan umur anak.
INFORMASI LAIN 0bu An. A; mengatakan, An. A; mengalami ke&elakaan setelah pulang dari
sekolah pada jam 1>.## 60!. An. A; ingin menyebrang lalu terserempet oleh mobil boB, kaki kiri An. A; terlindas oleh ban mobil boB, lalu An. A; diba9a ke puskesmas mauk, sebelum diba9a ke ?S, kaki kiri An. A; tampak pu&at kebiruan, kaki kiri An. A; di bibidai di ruang 0D ?S@ Kabupaten *angerang.
An. A;
dira9at di ruangan kemuning ba9ah pada tgl "1
pukul) "1.2# 60!. An. A; berumur ' thn dengan diagnosa 4rush 0njury %edis Sinistra. Saat dikaji pada tgl "1+11+"#1' An.A; mengalami nyeri pada kaki kiri An. A;. An. A; terpasang infus ?= denagn "# dpm dengan dosis 7## &&+- jam, diberikan terapi obat suntik 4eftriaBone 2 B 7## mg, Ketorola& 2 B 1# mg, ;ipona& + gentami&in " B1 gr dan *erapi 8bat 8ral) Kolkamo& " B #,7 mg. *indakan kepera9atan) engobserasi K@ (SE2>,'o4, 7B+m, ??E"1B+m$ dan memonitor infus ?= 7##&&+- jam ("# tts+mnt$.
DATA DARI DISIPLIN LAIN. +M!)@(&% ()&$() )/#"# '#!) /(# ##> #"#!(%# /() $!/#"> /'', P!$()(&() S(&" G## *!) 127 &m, !!) "# kg, 0*) normal. An. A; mendapat asupan sebelum masuk ke
?S@ "## Kkal, %rotein) "," kg, =emak) -,3 g. ren&ana penatalaksanaan gizi) kebutuhan energy 3## Kkal, protein - gr, dan lemak ' gr.
ANALISA DATA 1. PRE OPERASI NO D<
DATA KLIEN
ETIOLOGI
MASALAH KEPERAWATAN
1.
4edera DS: •
*rauma+fraktur
An.; mengeluh nyeri di kaki sebelah kirinya, nyeri menjalar
• •
hingga pangkal paha An. ; mengatakan skala nyeri An.; mengatakan nyeri bertambah
saat
kakinya
•
digerakan An.; mengatakan nyeri terus
•
menerus 0bu pasien mengatakan An. A;
empengaruhi jaringan sekitarnya Kerusakan periosteum, pembuluh darah, rupture tendon, dislokasi sendi %erdarahan spasme otot
mengalami ke&elakaan, kaki kiri terlindas mobil boB 1 hari yang •
lalu 0bu pasien mengatakan anaknya
•
tidak bisa tidur karena nyeri 0bu pasien mengatakan anaknya
erangsang hipotalamus %ersepsi nyeri
tidak nafsu makan DO :
•
An.A; tampak meringis An.A; tampak menjerit jerit
•
saat di ganti balutan di kakinya An.A; tampak melindungi
•
• • • •
daerah yang nyeri (kaki kirinya$ Suhu ) 2>,2 o4 7B+m ??E"1B+m An.A; sering menangis kesakitan
".
DS : •
An.A; mengatakan takut di
•
operasi An.A; mengatakan tidak mau dilakukan operasi
?en&ana pembedahan Kurang pengetahuan tentang tindakan pembedahan
Ansietas
•
0bu klien mengatakan sangat takut jika anaknya dioperasi
DO :
An.A; tampak gelisah An.A; tampak ketakutan
Stressor psikologis
4emas
DIAGNOSA PRE OPERASI 1. N*!# A& 2. A)"#!("
NO 1.
DIAGNOSA
NO
KEPERAWATAN N*!# A&
Setelah
Definisi )
kepera9atan
%engalaman sensori dan
diharapkan
emosional tidak
kriteria hasil)
dilakukan
tindakan
selama nyeri
1B-
akut
jam
MANAEMEN N
dengan
1. elakukan
yang
menyenangkan yang mun&ul O&@$!
a&tual atau potensial atau
P"#'#" T($7(-()
:
1. Adanya
N*!#:
R!"%)
gangguan
pada
kerusakan (international
konsentrasi
dari
deiasi
Asso&iation for the study of
&ukup berat ("$
menjadi
pain$, a9itan yang tiba:tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat di antisipasi atau di prediksi.
mel
onset+duras
akibat kerusakan jaringan
yang digambarkan sebagai
NI :
ringan (3$. ". Distress nyeri dari deiasi &ukup berat ("$
menjadi
ringan (3$. 2. Kekha9atiran
terkait
toleransi terhadap nyeri dari deiasi
&ukup
berat
("$
menjadi ringan (3$. 3. Ansietas dari deiasi sedang (2$ menjadi tidak ada (7$ 7. Ketakutan pada nyeri yang tidak
bisa
ditahan
atau beratn 2. ali penget mengenai n 3. *entukan terhadap k tidur, nafs hubungan, ja9ab pera 4. unakan dengan
ta
memungki perubahan mengidenti dan
pote
perkemban 5. *entukan
dari
melakukan
deiasi sedang (2$ menjadi
pasien dan
deiasi ringan (3$ '. ?asa marah dampak
dari
terhadap
nyeri
yang
menyebabkan ketidakmampuan
monitor 6. %ilih dan i beragam nonfarmak
dari
memfasilita
deiasi sedang (2$ menjadi deiasi ringan (3$.
dengan keb 8. Ajarkan nonfarmak relaksasi, t terapi akti yang meni terjadi, ata dengan tin lainnya$ 9. ulai pengontrol pasien. ;. Dukung isti membantu 10. 0nformasik keluarga nonfarmak untuk men terkait deng 11. !erikan i meningkatk keluarga ter 12. =ibatkan penurunan 13. onitor manajemen spesifik. 14. %eriksa tin pasien, &at medis
pa
kesehatan l 15. Ajarkan pri 16. Kolaborasi dan tim ke tindakan pe
NO 2.
DIAGNOSA
NO
KEPERAWATAN A)"#!("
Definisi
)
perasaan
Setelah
dilakukan
tidak kepera9atan
nyaman atau kekha9atiran diharapkan
tindakan
P!)&()() K!@
jam
Kaji skala ke&
selama tingkat
ke&emasan
yang samar disertai respon berkurang dengan kriteria hasil) otonom (sumber sering kali tidak
spesifik
diketahui
oleh
perasaan
tidak O&@$! :
iindiidu$
*idak dapat beristirahat dari
yang
2 ke 7(tidak ada$ 6ajah tenang dari " ke
takut
disebabkan terhadap
atau
oleh
bahaya.
antisipasi ;al
merupakan
isyarat
ke9aspadaan
yang
memeperingatkan akan
ini
adanya
indiidu
bahaya
dan
unakan
pe
menyakinkan !erikan akti untuk mengur Celaskan pros akan
dirasa
(tindakan$
3(ringan$ %erasaan gelisah dari " ke 3 (ringan %eningkatan nadi 2 ke 7 (tidak ada$ angguan tidur dari " ke 3 (ringan$
memapukan indiidu untuk bertindak
Kaji tanda er
menghadapi
an&aman.
ATATAN KEPERAWATANIMPLEMENTASIC EVALUASI N($( K'#!) : A).AH R&()()
: K!$&)#) B(?(- RSU K(7&%(!) T()!()
PRE OPERASI TGL HARI
NO. DIAGNOSA
Selasa,
1
"" / 11 / 1'
+NYERI AKUT,
(1'.## 9ib$
IMPLEMENTASI DAN RESPON HASIL
elakukan
pengkajian
nyeri
komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset+durasi, frekuensi,
S: •
An.A
kualitas, intensitas atau beratnya nyeri •
dan faktor pen&etus. enggali pengetahuan
keper&ayaan pasien mengenai nyeri enentukan akibat dari pengalaman
dan
nyeri terhadap kualitas hidup pasien (misalnya.,
tidur,
pngertian,
perasaan,
nafsu
makan,
peran$ enggunakan metode penilaian yang sesuai dengan tahapan perkembangan memungkinkan
•
• • • •
baluta *D ) 1 ?? ) " < ) 1# S ) 2>,
memonitor perubahan nyeri dan akan
A ) masal
dapat
P)
membantu
(misalnya.,
mengidentifikasi
&atatan
perkembangan,
&atatan harian. enentukan kebutuhan untuk
melakukan
ketidaknyamanan
onito Kaji ke
• •
frekuensi pengkajian
pasien
mengimplementasikan
Klien Klien
•
untuk
faktor pen&etus a&tual dan potensial
O)
hubungan,
performa kerja dan tanggung ja9ab
yang
menjal Klien
dan ren&ana
monitor enganjurkan ibu untuk memberikan minyak angina pada perut An. < dan untuk memfasilitasi penurunan nyeri,
Selasa,
2.
"" / 11 / 1'
+A)"#!(",
sesuai dengan kebutuhan. skala engkaji
ke&emasan S :
pasien+anak engkaji tanda erbal dan nonerbal ke&emasan enggunakan
pendekatan
yang
tenang dan menyakinkan emberikan aktiitas pengganti yang bertujuan
untuk
mengurangai
ke&emasan enjelaskan prosedur tindakan dan
An.A
•
sedikit O) • • • •
Klien t *D ) 1 ?? ) " < ) 1#
sensasi yang akan dirasakan anak selama prosedur (tindakan$ empersiapkan anak dan keluarga untuk berdoaIa dan mengantarkan anak ke ruang operasi.
• •
S ) 2>, Klien t
A ) masal P) •
Damp operasi
2. ANALISA DATA POST OPERASI NO D< 1
DATA KLIEN
ETIOLOGI
DS) •
Klien mengatakan nyeri pada
•
kaki kiri jika digerakkan Klien mengatakan nyeri
•
seperti ditusuk tusuk Klien mengatakan menyebar
•
hingga
MASALAH KEPERAW2ATAN
Adanya tindakan rekontruksi pada tulang (pembedahan$ ?angsangan mediator
nyeri
kimia (protaglandin$
pangkal Afferent
paha, skala nyeri Klien mengatakan
nyeri
4orteB &erebri
mendadak saat digerakan %ersepsi nyeri D8) Klien
•
tampak
menjerit:jerit
dan menangis saat kaki kiri digerakkan Klien tampak berkeringat Klien tampak melindungi
• •
daerah yang sakit "
DS : •
0bu
mengatakan
anaknya
operasi di kaki hari kedua
Kerusakan jaringan di
Kerusakan integritas
ujung tulang
jaringan
;ematoma
DO :
2.
•
*erjadi kemerahan pada daerah
•
post operasi *ampak pembengkakan pada
•
kulit sekitar luka *ampak jaringan nekrotik pada
•
luka post operasi S) 2>,' P4
DS) •
%eradangan (kalor,dubor,tumor$ %erubahan perfusi jaringan Kerusakan integritas kulit *indakan pembedahan
0bu klien mengatakan ini luka operasi hari kedua
*erputusnya kontinuitas jarinngan
?esiko infeksi
%ort dRentry mikroorganisme
D8) •
*ampak luka terbuka post amputasi pada pedis sinistra
• • • •
Q+: &m leukosit) "1,-# hemato&rit 2#M hemoglobin 1#,3 Suhu ) 2>,' P4
PRIORITAS MASALAH
PREOPERASI
POSTOPERASI
?isiko infeksi
INTERVENSI KEPERAWATAN G00.
DIAGNOSA
NO KEPERAWATAN
GG0.
NO
Setelah
d ilaku kan
GG0O. NI :
G0G. Definisi )
tindakan
GG.
%engalaman sensori
selama 1B- jam diharapkan
dan emosional tidak
nyeri akut dengan kriteria
yang
menyenangkan yang
hasil)
onset+durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
mun&ul akibat
GG00.
kerusakan jaringan
<
atau beratnya nyeri dan faktor pen&etus. 2. ali pengetahuan dan keper&ayaan pasien
a&tual atau potensial
R!"%)
atau yang digambarkan
T($7(-()
sebagai kerusakan
1. Adan ya
kepera9atan
NI
P"#'#"
konsentrasi
Asso&iation for the
&ukup
study of pain$, a9itan yang tiba:tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang
dapat di antisipasi atau di prediksi.
berat
pada
dari
deiasi
("$
menjadi
ringan (3$. ". Distress nyeri dari deiasi &ukup
berat
("$
menjadi
ringan (3$. 2. Kekha9atiran
terkait
toleransi terhadap nyeri dari
deiasi
&ukup
berat
("$
menjadi ringan (3$. 3. Ansietas dari deiasi sedang (2$ menjadi tidak ada (7$ 7. Ketakutan pada nyeri yang tidak
bisa
1. elakukan pengkajian nyeri komprehensif
meliputi
lokasi,
karakteristik,
mengenai nyeri 3. *entukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup pasien (misalnya.,
gang guan
(international
<
ditahan
dari
deiasi sedang (2$ menjadi deiasi ringan (3$ '. ?asa marah
tidur, nafsu makan, pngertian, perasaan, hubungan, performa kerja dan tanggung ja9ab peran$ 4. unakan metode penilaian yang sesuai dengan
tahapan
dampak dari nyeri
yang
menyebabkan
yang
memungkinkan untuk memonitor perubahan nyeri
dan
akan
dapat
membantu
mengidentifikasi faktor pen&etus a&tual dan
potensial (misalnya., &atatan perkembangan, &atatan harian. 5. *entukan kebutuhan melakukan
frekuensi
pengkajian
untuk
ketidaknyamanan
pasien dan mengimplementasikan ren&ana monitor 6. %ilih dan implementasikan tindakan yang beragam
terhadap
perkembangan
(misalnya,
nonfarmakologi, memfasilitasi
farmakologi,
interpersonal$
penurunan
nyeri,
untuk sesuai
dari
dengan kebutuhan. 8. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi
deiasi sedang (2$ menjadi
(seperti hypnosis, relaksasi, terapi musi&,
deiasi ringan (3$.
terapi bermain,
ketidakmampuan
terapi aktiitas,
melakukan aktiitas yang
ketika
menimbulkan
nyeri, sebelum nyeri terjadi, atau meningkat, dan bersamaan dengan tindakan penurunan rasa nyeri lainnya$ 9. ulai dan modifikasi tindakan pengontrolan nyeri berdasarkan respon pasien. ;. Dukung istirahat+tidur yang adekuat untuk membantu menurunkan nyeri. 10. 0nformasikan tim kesehatan lain +anggota keluarga mengenai strategi nonfarmakologi
dapat di antisipasi atau di prediksi.
deiasi
&ukup
berat
("$
menjadi ringan (3$. 3. Ansietas dari deiasi sedang (2$ menjadi tidak ada (7$ 7. Ketakutan pada nyeri yang tidak
bisa
ditahan
dari
deiasi sedang (2$ menjadi deiasi ringan (3$ '. ?asa marah
potensial (misalnya., &atatan perkembangan, &atatan harian. 5. *entukan kebutuhan melakukan
pengkajian
dampak dari nyeri
yang
menyebabkan
untuk
ketidaknyamanan
pasien dan mengimplementasikan ren&ana monitor 6. %ilih dan implementasikan tindakan yang beragam
terhadap
frekuensi
(misalnya,
nonfarmakologi, memfasilitasi
farmakologi,
interpersonal$
penurunan
untuk
nyeri,
sesuai
dari
dengan kebutuhan. 8. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi
deiasi sedang (2$ menjadi
(seperti hypnosis, relaksasi, terapi musi&,
deiasi ringan (3$.
terapi bermain,
ketidakmampuan
terapi aktiitas,
melakukan aktiitas yang
ketika
menimbulkan
nyeri, sebelum nyeri terjadi, atau meningkat, dan bersamaan dengan tindakan penurunan rasa nyeri lainnya$ 9. ulai dan modifikasi tindakan pengontrolan nyeri berdasarkan respon pasien. ;. Dukung istirahat+tidur yang adekuat untuk membantu menurunkan nyeri. 10. 0nformasikan tim kesehatan lain +anggota keluarga mengenai strategi nonfarmakologi
yang sedang digunakan untuk mendorong pendekatan
preentif
manajemen nyeri 11. !erikan informasi
terkait
yang
dengan
akurat
untuk
meningkatkan pengetaahuan dan respon keluarga terhadap pengalaman nyeri. keluarga dalam modalitas 12. =ibatkan penurunan nyeri, jika memungkinkan. 13. onitor kepuasan pasien terhadap manajemen
nyeri
dalam
interal
yang
spesifik. 14. %eriksa tingkat ketidaknyamanan bersama pasien, &atat perubahan dalam &atatan medis pasien, informasikan petugas kesehatan lain yang mera9at pasien. 15. Ajarkan prinsip:prinsip manajemen nyeri. 16. Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tim kesehatan lainnya untuk memilih tindakan penurunan nyeri. <
<
<
NO KEPERAWATAN <<<. <<
GGG000.
2.
dilakukan
(#)()
GGG00.
<
Setelah tindakan
kepera9atan selama
jam
1. P!(?(() ($%&("# onitor keutuhan
kulit
dan
jaringan
(infeksi,$ setiap ganti balutan. onitor penyembuhan luka disekitar insisi
yang sedang digunakan untuk mendorong pendekatan
preentif
manajemen nyeri 11. !erikan informasi
terkait
yang
dengan
akurat
untuk
meningkatkan pengetaahuan dan respon keluarga terhadap pengalaman nyeri. keluarga dalam modalitas 12. =ibatkan penurunan nyeri, jika memungkinkan. 13. onitor kepuasan pasien terhadap manajemen
nyeri
dalam
interal
yang
spesifik. 14. %eriksa tingkat ketidaknyamanan bersama pasien, &atat perubahan dalam &atatan medis pasien, informasikan petugas kesehatan lain yang mera9at pasien. 15. Ajarkan prinsip:prinsip manajemen nyeri. 16. Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tim kesehatan lainnya untuk memilih tindakan penurunan nyeri. <
<
<
NO KEPERAWATAN <<<. <<
GGG000.
2.
dilakukan
(#)()
GGG00.
<
Setelah tindakan
kepera9atan selama
diharapkan
jam
penyembuhan
luka adekuat GGG0O.
1. P!(?(() ($%&("# onitor keutuhan
kulit
dan
jaringan
(infeksi,$ setiap ganti balutan. onitor penyembuhan luka disekitar insisi
letakkan bagian yang teramputasi diba9ah
lutut dengan posisi ekstensi dengan
kolaborasi pemberian therapy
medikasi
(analgesi&$
kriteria hasil) Drainase purulen dari 3 ke 7
ganti balutan dengan sesuai dengan jumlah
eksudat.
(tidak ada$ !au luka busuk dari 3 ke 7
onitor
(tidak ada$ %embentukan bekas luka dari 2
unakan teknik steril saat penggantian
ke 3 (besar$ =ebam disekitar kulit sekitar
Kolaborasikan pemberian antibiotik .
karakteristik
luka
termasuk
darinase,9arna, ukuran dan bau. balutan
dari 1 ke 3(terbatas$ @kuran luka berkurang dari " ke 3 (besar$
<<
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
<<
R!"# #)# #)!"# G=000.
#$&)#("
Definisi)
1. Fungsi
G=O0. NI :
respirasi
deiasi
&ukup terganggu (2$ menjadi
NI
PERAWATAN LUKA
1. Angkat balutan dan plester perekat 2. onitor karakteristik luka, termasuk drainase,
diharapkan
penyembuhan
luka adekuat GGG0O.
dengan
kriteria hasil) Drainase purulen dari 3 ke 7
letakkan bagian yang teramputasi diba9ah
lutut dengan posisi ekstensi kolaborasi pemberian therapy medikasi (analgesi&$ ganti balutan dengan sesuai dengan jumlah eksudat.
(tidak ada$ !au luka busuk dari 3 ke 7
onitor
(tidak ada$ %embentukan bekas luka dari 2
unakan teknik steril saat penggantian
ke 3 (besar$ =ebam disekitar kulit sekitar
Kolaborasikan pemberian antibiotik .
karakteristik
luka
termasuk
darinase,9arna, ukuran dan bau. balutan
dari 1 ke 3(terbatas$ @kuran luka berkurang dari " ke 3 (besar$
<<
DIAGNOSA
<<
KEPERAWATAN
R!"# #)# #)!"# G=000.
#$&)#("
Definisi)
peningkatan resiko terserang organisme patogenik
1. Fungsi
deiasi
&ukup terganggu (2$ menjadi
tidak terganggu (7$. 2. Suhu tubuh deiasi &ukup terganggu (2$ menjadi tidak terganggu (7$. 3. Skrining untuk infeksi saat ini deiasi &ukup terganggu (2$
menjadi
sedikit
terganggu (3$. 4. Cumlah sel darah absolut
deiasi
terganggu
(2$
putih &ukup
menjadi
sedikit terganggu (3$. 5. 0nfeksi berulang deiasi &ukup terganggu (2$ menjadi tidak terganggu (7$. 6. Kehilangan berat
badan
deiasi &ukup terganggu (2$ menjadi sedikit terganggu (3$.
G=O0. NI :
respirasi
NI
PERAWATAN LUKA
1. Angkat balutan dan plester perekat 2. onitor karakteristik luka, termasuk drainase,
9arna, ukuran, bau. 3. @kur luas luka yang sesuai. 4. !ersihkan dengan normal salin atau pembersih yang tidak bera&un dengan tepat. 5. !erikan ra9atan insisi pada luka yang di perlukan. 6. !erikan pera9atan ulkus pada kulit yang diperlukan 8. !erikan balutan yang sesuai dengan jenis luka 9. %ertahankan teknik balutan steril ketika melakukan pera9atan luka dengan tepat. ;. %eriksa luka setiap kali perubahan balutan 10. %osisikan untuk menghindari, menempatkan ketegangan pada luka dengan tepat. 11. ?eposisi pasien setidaknya setiap " jam dengan tepat. 12. Dorong &airan yang sesuai. 13. Dokumentasikan lokasi luka, ukuran dan tampilan.
peningkatan resiko terserang organisme patogenik
tidak terganggu (7$. 2. Suhu tubuh deiasi &ukup terganggu (2$ menjadi tidak terganggu (7$. 3. Skrining untuk infeksi saat ini deiasi &ukup terganggu (2$
menjadi
sedikit
terganggu (3$. 4. Cumlah sel darah absolut
deiasi
terganggu
(2$
putih &ukup
menjadi
sedikit terganggu (3$. 5. 0nfeksi berulang deiasi &ukup terganggu (2$ menjadi tidak terganggu (7$. 6. Kehilangan berat
badan
deiasi &ukup terganggu (2$
9arna, ukuran, bau. 3. @kur luas luka yang sesuai. 4. !ersihkan dengan normal salin atau pembersih yang tidak bera&un dengan tepat. 5. !erikan ra9atan insisi pada luka yang di perlukan. 6. !erikan pera9atan ulkus pada kulit yang diperlukan 8. !erikan balutan yang sesuai dengan jenis luka 9. %ertahankan teknik balutan steril ketika melakukan pera9atan luka dengan tepat. ;. %eriksa luka setiap kali perubahan balutan 10. %osisikan untuk menghindari, menempatkan ketegangan pada luka dengan tepat. 11. ?eposisi pasien setidaknya setiap " jam dengan tepat. 12. Dorong &airan yang sesuai. 13. Dokumentasikan lokasi luka, ukuran dan tampilan.
menjadi sedikit terganggu (3$.
=0.
LII. LIII. LIV. LV. LVI. LVII. LVIII. LI<. ATATAN KEPERAWATANIMPLEMENTASIC EVALUASI L<. N($( K'#!) : A).AH L
=G000. L
=0.
LII. LIII. LIV. LV. LVI. LVII. LVIII. LI<. ATATAN KEPERAWATANIMPLEMENTASIC EVALUASI L<. N($( K'#!) : A).AH L
=G000. L
L
TGL
HARI
L
=G0G. ?abu,
L<
L<<. "2 / 11 /
L<
1'
L
L
HASIL
elakukan
pengkajian
nyeri L<
komprehensif yang meliputi lokasi,
•
An.A;
•
menjalar klien mengatakan nyeri
•
digerakan Klien mengatakan skala nyeri >
karakteristik, onset+durasi, frekuensi,
AKUT,
kualitas, intensitas atau beratnya nyeri
dan faktor pen&etus. enggali pengetahuan
dan
keper&ayaan pasien mengenai nyeri enentukan akibat dari pengalaman =GG0O. nyeri terhadap kualitas hidup pasien =GGO. (misalnya., pngertian,
tidur,
nafsu
perasaan,
makan,
hubungan,
performa kerja dan tanggung ja9ab
peran$ enggunakan metode penilaian yang sesuai dengan tahapan perkembangan yang
memungkinkan
untuk
memonitor perubahan nyeri dan akan dapat
membantu
mengidentifikasi
faktor pen&etus a&tual dan potensial (misalnya.,
&atatan
&atatan harian.
perkembangan,
S:
• •
• • • • •
mengatakan
nyeri
tidak
saat kaki
O)
Klien masih meringis Klien menangis kesakitan saat ganti balutan *D ) 1#-+'1 mmhg B+ menit Klien melindungi daerah yang sakit Klien tampak tidur di damping ibunya
=GGO0.
A
:
asalah nyeri belum teratasi =GGO00.
%)
=GGO000.
onitor
L
TGL
HARI
L
L
DIAGNOSA
=G0G. ?abu,
L<
L<<. "2 / 11 /
L<
1'
L
HASIL
elakukan
pengkajian
nyeri L<
komprehensif yang meliputi lokasi,
•
An.A;
•
menjalar klien mengatakan nyeri
•
digerakan Klien mengatakan skala nyeri >
karakteristik, onset+durasi, frekuensi,
AKUT,
kualitas, intensitas atau beratnya nyeri
dan faktor pen&etus. enggali pengetahuan
dan
mengatakan
keper&ayaan pasien mengenai nyeri enentukan akibat dari pengalaman =GG0O. nyeri terhadap kualitas hidup pasien =GGO. (misalnya.,
tidur,
nafsu
pngertian,
perasaan,
makan,
hubungan,
performa kerja dan tanggung ja9ab
S:
peran$ enggunakan metode penilaian yang sesuai dengan tahapan perkembangan yang
memungkinkan
untuk
memonitor perubahan nyeri dan akan dapat
membantu
•
• • • • •
&atatan
perkembangan,
tidak
saat kaki
O)
Klien masih meringis Klien menangis kesakitan saat ganti balutan *D ) 1#-+'1 mmhg B+ menit Klien melindungi daerah yang sakit Klien tampak tidur di damping ibunya
=GGO0.
mengidentifikasi
faktor pen&etus a&tual dan potensial (misalnya.,
•
nyeri
A
:
asalah nyeri belum teratasi =GGO00.
%)
=GGO000.
onitor
&atatan harian.
enentukan untuk
kebutuhan
melakukan
frekuensi
pengkajian =GG0G.
ketidaknyamanan
pasien
mengimplementasikan
monitor emilih
tt
dan
Dorong
intake nutrisi
ren&ana =GGG.
onitor
perdarahan dan
implementasikan
tindakan yang beragam (misalnya, farmakologi, dengan
dan
nonfarmakologi
menganjurkan
memberikan
ibu
untuk
minyak angina pada
perut An. < dan untuk memfasilitasi penurunan =GGG0. =GGG00.
L<<
? L<<
=GGG000.
2
:
2
#!#("
#/ 11 / 1'
(#)(),
sesuai
keutuhan
dengan
kulit
dan =GGGO00.
:
S: jaringan (infeksi,$ setiap ganti balutan. L<<
:
diba9ah lutut dengan posisi ekstensi elakukan kolaborasi pemberian
:
therapy medikasi (analgesi&$ engganti balutan dengan
:
dengan jumlah eksudat. emonitor karakteristik
+! &"(()
kebutuhan. emonitor
nyeri,
:
sesuai luka
=GGG0G. : : : : :
O)
=uka anak &ukup bau luka tampak kebiruan klien tampak meringis kesakitan suhu ) 2>,7 4 *D ) 1#-+'1 mmh g
enentukan
untuk
kebutuhan
melakukan
frekuensi
pengkajian =GG0G.
ketidaknyamanan
pasien
mengimplementasikan monitor emilih
tt
dan
Dorong
intake nutrisi
ren&ana =GGG.
onitor
perdarahan dan
implementasikan
tindakan yang beragam (misalnya, farmakologi, dengan
dan
nonfarmakologi
menganjurkan
memberikan
ibu
untuk
minyak angina pada
perut An. < dan untuk memfasilitasi penurunan =GGG0. =GGG00.
L<<
? L<<
=GGG000.
2
kebutuhan. emonitor
:
2
#!#("
#/ 11 / 1'
(#)(),
sesuai
keutuhan
dengan
kulit
dan =GGGO00.
:
S: jaringan (infeksi,$ setiap ganti balutan. L<<
:
diba9ah lutut dengan posisi ekstensi elakukan kolaborasi pemberian
:
therapy medikasi (analgesi&$ engganti balutan dengan
:
dengan jumlah eksudat. emonitor karakteristik
+! &"(()
nyeri,
:
=GGG0G.
sesuai luka
termasuk darinase,9arna, ukuran dan bau. en ggunakan
:
teknik
steril
saat
penggantian balutan =GGGO0.
O)
: : : : :
=uka anak &ukup bau luka tampak kebiruan klien tampak meringis kesakitan suhu ) 2>,7 4 *D ) 1#-+'1 mmh g
: :
B+ menit
<.
G40.
A : asalah kerusakan jaringan
belum teratasi G400. % ) G4000. onitor 9arna kulit G40O. onitor kebersihan luka G4O. G4O0. G4O00. G4O000. G40G. . I.
400.
?abu,
III. "2 / 11 /
1'
emonitor karakteristik luka, termasuk
:
atau pembersih yang tidak bera&un
4GO0.
IV. V. VI.
dengan tepat. emberikan balutan yang sesuai
An.A; mengatakan nyeri di luka post operasi
:
O)
suhu ) 2>,7 4
termasuk darinase,9arna, ukuran dan bau. en ggunakan
:
teknik
steril
saat
penggantian balutan =GGGO0.
: :
B+ menit
<.
G40.
A : asalah kerusakan jaringan
belum teratasi G400. % ) G4000. onitor 9arna kulit G40O. onitor kebersihan luka G4O. G4O0. G4O00. G4O000. G40G. . I.
400.
?abu,
III. "2 / 11 /
1'
emonitor karakteristik luka, termasuk
:
atau pembersih yang tidak bera&un
4GO0.
IV. V. VI.
dengan tepat. emberikan balutan yang sesuai
dengan jenis luka empertahankan teknik balutan steril
VII. VIII.
ketika melakukan pera9atan luka
I<. <.
An.A; mengatakan nyeri di luka post operasi
:
O)
suhu ) 2>,7 4
: *D ) 1#-+'1 mmhg : B+ men it 4GO00.
dengan tepat. emeriksa luka setiap kali perubahan
balutan emposisikan untuk menghindari,
menempatkan ketegangan pada luka dengan tepat.
4G0G. A : asalah risiko infeksi belum teratasi 4GG. % ) 4GG0. onitor lingkungan pasien 4GG00. kebersihan luka 4GG000. 4GG0O. <
onitor
VII.
VIII.
dengan jenis luka empertahankan teknik balutan steril ketika melakukan pera9atan luka
I<. <.
: *D ) 1#-+'1 mmhg : B+ men it 4GO00.
dengan tepat. emeriksa luka setiap kali perubahan
balutan emposisikan untuk menghindari,
menempatkan ketegangan pada luka dengan tepat.
4G0G. A : asalah risiko infeksi belum teratasi 4GG. % ) 4GG0. onitor lingkungan pasien
4GG00.
onitor
kebersihan luka 4GG000. 4GG0O. <
4GGO0. URNAL TERKAIT DENGAN KASUS. 4GGO00. C@D@=
)
HUBUNGAN
STATUS
GII
DENGAN
KEADIAN
PNEUMONIA PADA BALITA USIA 15 TAHUN DI PUSKESMAS ANDI LAMA KEAMATAN ANDISARI KOTA SEMARANG 2013 4GGO000. %5!A;ASA< ) 4GG0G.
4GGG.
Status gizi kurang dengan keadaan imunitas rendah akan mudah
terserang penyakit infeksi tetapi apabila status gizinya semakin memburuk, penyakit yang dianggap biasa dapat menjadi berat dan menyebabkan kematian. Sedangkan balita dengan status gizi baik akan meningkatkan daya tahan tubuh &ukup kuat, sehingga tubuh tidak akan mudah terserang berbagai jenis penyakit terutama penyakit pneumonia. Anak yang berstatus gizi baik akan baik pula dalam mela9an bahaya infeksi (Sediaoetama, "##-$. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bah9a balita dengan status gizi kurang tentunya akan lebih rentan terkena pneumonia dibandingkan dengan balita dengan status gizi baik dan lebih. 4GGG0.
;asil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan terhadap
4GGO0. URNAL TERKAIT DENGAN KASUS. 4GGO00. C@D@=
)
HUBUNGAN
STATUS
GII
DENGAN
KEADIAN
PNEUMONIA PADA BALITA USIA 15 TAHUN DI PUSKESMAS ANDI LAMA KEAMATAN ANDISARI KOTA SEMARANG 2013 4GGO000. %5!A;ASA< ) 4GG0G.
4GGG.
Status gizi kurang dengan keadaan imunitas rendah akan mudah
terserang penyakit infeksi tetapi apabila status gizinya semakin memburuk, penyakit yang dianggap biasa dapat menjadi berat dan menyebabkan kematian. Sedangkan balita dengan status gizi baik akan meningkatkan daya tahan tubuh &ukup kuat, sehingga tubuh tidak akan mudah terserang berbagai jenis penyakit terutama penyakit pneumonia. Anak yang berstatus gizi baik akan baik pula dalam mela9an bahaya infeksi (Sediaoetama, "##-$. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bah9a balita dengan status gizi kurang tentunya akan lebih rentan terkena pneumonia dibandingkan dengan balita dengan status gizi baik dan lebih. 4GGG0.
;asil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan terhadap
1-# sampel yang merupakan pasien yang berkunjung ke Klinik asjid Agung Ca9a *engah dari bulan April "##- sampai bulan April "##. Setelah dilakukan analisis terhadap 1-# sampel, disimpulkan bah9a status gizi mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap kejadian 0S%A pada balita. ;al ini terbukti dengan nilai p N #,###1 jauh lebih ke&il dari derajat kemaknaan yang ditetapkan peneliti yaitu #,#7. Dengan demikian perbaikan status gizi dapat men&egah anak terserang pneumonia (5lyana, "##$. 4GGG00. KESIMPULAN
4GGG000. Status gizi balita sebagian besar baik yaitu sebanyak 1> responden ('7,3M$. Kejadian %neumonia sebanyak 12 responden (3,2M$ dari 2## balita yang diperiksa di %uskesmas. Ada hubungan antara status gizi dengan kejadian pneumonia pada balita usia 1 / 7 tahun di %uskesmas 4andi =ama Ke&amatan 4andisari Kota Semarang. ;al ini dibuktikan dengan hasil Fisher’s Exact Test dan didapat nilai p value sebesar #,##7 (p N #,#7$. 4GGG0O. 4GGGO.
4GGGO0. PERBANDINGAN ) 4GGGO00. Faktor penyebab pada jurnal yaitu enurut aryunani ("#1#$, status gizi adalah keadaan yang ditunjukkan sebagai konsekuensi dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke tubuh dan yang diperlukan. *eori Sediaoetama ("##-$ menyatakan, bah9a status gizi baik akan meningkatkan daya tahan tubuh &ukup kuat, sehingga tubuh tidak akan mudah terserang berbagai jenis penyakit terutama penyakit infeksi. Anak yang berstatus gizi baik akan baik pula dalam mela9an bahaya infeksi. 4GGGO000.%ada kasus An. A@, anak A@ memiliki status gizi yang kurang hal ini dibuktikan dengan !!E ',> kg, %!E >2 &m, , ==A ) 1# &m dan lingkar kepala 3# &m, Kulit) *ampak pu&at (anemis$, turgor kulit tidak elastis, kulit teraba kering, status gizi) kurang (N 1-,7$. 0bu nya juga mengatakan bah9a An. A@ sudah 3 hari tidak mau menyusu. Sehingga dapat disimpulkan bah9a gizi yang kurang akan membuat anak mudah terserang berbagai jenis penyakit terutama infeksi. %ada hasil pemeriksaan darah terakhir tanggal 13+11+"#1', jam) 17.7- 60! menyatakan bah9a hasil hemoglobin ) -,g+dl (menurun$. ;asil leukosit ) 17,># 1#+u= (meningkat$. ;asil hemato&rit ) "> M (menurun$. ;asil trombosit ) ''2 1#+u= (meningkat$. ;asil 4O ) 7> Lm (menurun$ dan hasil 4; ) 1 pg (menurun$. Sehingga dapat disimpulkan bah9a pertahanan tubuh pada anak A@ sangat rendah dan mudah terkena infeksi atau penyakit bronkopneumonia. 4GGG0G.
C@D@= ) PENGARUH NAFAS
DENGAN
CHEST THERAPY
PARAMETER
TERHADAP PENURUNAN SESAK
RESPIRATORY
RATE
PADA
ANAK
BRONCHITIS.
4G=000.
Anak dengan diagnose bronchitis mempunyai keluhan batuk berdahak
dan sesak yang menyebabkan gangguan pernapasan sehingga mempengaruhi respiratory rate. Chest therapy di harapkan dapat mengatasi permasalahan yang timbul pada anak dikarenakan belum bisa mengeluarkan sputum sendiri. Chest therapy bertujuan mengeluarkan sputum dari dalam saluran respiratori, men&egah obstruksi, men&egah rusaknya saluran respirasi dan dapat membantu memperbaiki entilasi dan perfusi paru.
4G=0O.
Chest therapy adalah sekumpulan tehnik fisioterapi sebagai usaha
untuk membersihkan jalan nafas akibat menurunnya fungsi mucocilliary clearance atau batuk yang terdiri dari postural drainage, perkusi, fibrasi, breathing , &oughing , suction dan mobilisasi thorak. Chest therapy adalah istilah fisioterapi yang digunakan untuk interensi dalam penatalaksanaan gangguan pernapasan seperti batuk kronik berulang, penyakit paru yang menghasilkan banyak lendir kental atau &air dan penyakit penyempitan saluran pernapasan (?ahajoe, "##-$. 4G=O.
Chest therapy bermanfaat dan diindikasikan pada semua penyakit paru
dengan se&ret yang berlebih, kegagalan fungsi mukosiliar saluran pernapasan dan refleB batuk sehingga timbul komplikasi akibat akumulasi se&ret intrabron&hial dan materi yang teraspirasi. Kontra indikasi &hest therapy apabila terdapat kelainan dinding dada seperti fraktur
iga,
neoplasma,
riketsia,
tension
pneumothoraB,
kelainan
pembekuan,
haemoptisis, perdarahan intrabron&hial yang massif dan aritmia jantung. 4G=O0.
Chest therapy merupakan teknik untuk mengeluarkan se&ret yang
berlebihan atau material yang teraspirasi dari dalam saluran pernapasan. aterial atau benda:benda yang masuk ke saluran pernapasan menyebabkan kerusakan pada saluran pernapasan akibat meningkatnya resistensi saluran pernapasan dan usaha bernapas sehingga hiperinflasi. ikroorganisme dan respon inflamasi yang terjadi akan merangsang pengeluaran proteolitik sehingga dapat menghan&urkan dinding saluran pernapasan, chest therapy selain men&egah obstruksi juga men&egah rusaknya saluran pernapasan (?ahajoe, "##-$. KESIMPULANNYA: 4G=O00. Ada pengaruh chest therapy terhadap penurunan sesak nafas dengan
menggunakan parameter respiratory rate pada anak bronchitis. Ada beda pengaruh antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol chest therapy terhadap penurunan sesak nafas dengan menggunakan parameter respiratory rate pada anak bronchitis. !erdasarkan analisa hasil statistik dan pembahasan penelitian, maka hasil penelitian ini dapat diterapkan menjadi khasanah kepustakaan dan referensi untuk institusi kesehatan dan lebih mensosialisasikan fisioterapi tentang perlakuan chest therapy terhadap penurunan sesak nafas dengan menggunakan parameter respiratory rate pada anak bronchitis karena lebih efektif dan efisien. 4G=O000. PEMBAHASAN KASUS: