BAB II PEMBAHASAN
I. Kons Konsep ep Dasa Dasarr Pen Penya yaki kitt a.
Pengertian
Limfoma maligna (kanker kelenjar getah bening) merupakan bentuk keganasan dari sistem limfatik yaitu sel-sel limforetikular seperti sel B, sel T dan histiosit sehing sehingga ga muncul muncul istil istilah ah limfom limfomaa malign malignaa (malig (maligna na = ganas) ganas).. Ironi Ironisny snya, a, pada orang orang seha sehatt sist sistem em limf limfat atik ik ters terseb ebut ut just justru ru meru merupa paka kan n komp kompon onen en sist sistem em kekebalan tubuh. Ada dua jenis limfoma maligna yaitu Limfoma Hodgkin (HD) dan Limfoma non-Hodgkin (LNH).
b. Epidemiologi
Saat ini, sekitar 1,5 juta orang di dunia hidup dengan limfoma maligna terutama tipe LNH, dan dalam setahun sekitar 300 ribu orang meninggal karena penyakit ini. ini. Dari Dari tahun tahun ke tahun, tahun, jumlah jumlah penderi penderita ta penyaki penyakitt ini juga juga terus terus mening meningkat kat.. Sekadar gambaran, angka kejadian LNH telah meningkat 80 persen dibandingkan angka tahun 1970-an. Data juga menunjukkan, penyakit ini lebih banyak terjadi pada orang dewasa dengan angka tertinggi pada rentang usia antara 45 sampai 60 tahun. Sedangkan pada Limfoma Hodgkin (DH) relative jarang dijumpai, hanya meru merupa paka ka 1 % dari dari selu seluru ruh h kanke kanker. r. Di nega negara ra bara baratt insi insiden denny nyaa dila dilapor porkan kan 3,5/ 3,5/10 100. 0.000 000/t /tah ahun un pada pada laki laki-l -lak akii dan dan 2,6/ 2,6/10 100.0 0.000 00/t /tah ahun un pada pada wani wanita ta.. Di Indone Indonesia sia,, belum belum ada lapora laporan n angka angka kejadi kejadian an Limfom Limfomaa Hodgkin Hodgkin.. Penyak Penyakit it limfoma Hodgkin banyak ditemukan pada orang dewasa muda antara usia 18-35 tahun dan pada orang di atas 50 tahun.
c. Etiologi
Peny Penyeb ebab ab dari dari peny penyaki akitt limf limfom omaa mali malign gnaa masi masih h belum belum diket diketah ahui ui deng dengan an pasti..Empat kemungkinan penyebabnya adalah: faktor keturunan, kelainan sistem kekebal balan,
infe nfeksi
vir virus
atau
bakteria
(HIV,
virus
human
T-cell
leukemia/lymphoma (HTLV), Epstein-Barr virus (EBV), Helicobacter Sp) dan toksin lingkungan (herbisida, pengawet dan pewarna kimia).
d. Fakt Faktor or Pred Predis ispo posi sisi si 1.
Usia
Penyakit Penyakit limfoma maligna banyak ditemukan ditemukan pada usia dewasa muda yaitu antara 18-35 tahun dan pada orang diatas 50 tahun 2.
Jenis kelamin
Penyak Penyakit it limfom limfomaa malign malignaa lebih lebih banyak banyak dideri diderita ta oleh oleh pria pria diband dibanding ingkan kan wanita 3.
Gaya hidup yang tidak sehat
Risi Risiko ko Limf Limfom omaa Mali Malign gnaa meni mening ngka katt pada pada orang orang yang yang meng mengkon konsu sums msii makanan tinggi lemak hewani, merokok, dan yang terkena paparan UV 4.
Pekerjaan
Beberapa pekerjaan yang sering dihubugkan dengan resiko tinggi terkena limfoma maligna adalah peternak serta pekerja hutan dan pertanian. Hal ini disebabkan adanya paparan herbisida dan pelarut organik. e. Pato Patofi fisi siol olog ogii
Prol Prolif ifer eras asii
abmo abmorm rmal al
tumo tumorr
dapa dapatt
memb member erii
keru kerusa saka kan n
pene peneka kana nan n
atau atau
penyumbatan organ tubuh yang diserang. Tumor dapat mulai di kelenjar getah bening
(nodal) al)
atau
diluar
kelenjar
getah
benin ning
(ekst kstra
noda odal).
Gejala pada Limfoma secara fisik dapat timbul benjolan yang kenyal, mudah digerakkan (pada leher, ketiak atau pangkal paha). Pembesaran kelenjar tadi dapat dimulai dengan gejala penurunan berat badan, demam, keringat malam. Hal ini dapat dapat segera segera dicuri dicurigai gai sebagai sebagai Limfom Limfoma. a. Namun Namun tidak tidak semua semua benjola benjolan n yang yang terjadi di sistem limfatik merupakan Limfoma. Bisa saja benjolan tersebut hasil perlawanan kelenjar limfa dengan sejenis virus atau mungkin tuberkulosis limfa. Beberapa penderita mengalami demam Pel-Ebstein, dimana suhu tubuh meninggi selama beberapa hari yang diselingi dengan suhu normal atau di bawah normal selama beberapa hari atau beberapa minggu. Gejala lainnya timbul berdasarkan lokasi pertumbuhan sel-sel limfoma.
Pathway
Minuman beralkohol
Faktor keturunan
Mengenai nodus limfa
Kelainan system kekebalan
Mutasi sel limfosit (sejenis leukosit)
Infeksi virus dan bakteri
Toksin lingkungan
Kurang terpajan informasi
Agen cedera biologi
Nyeri
Masuknya virus dan bacteria
Pertahanan tubuh menurun
Infeksi
Proses inflamasi
Hyperthermia (demam)
Limfoma maligna
Mual, muntah
Tidak mampu dlm memasukkan, mencerna men abso absorr si makan akanan an
Kurang nafsu makan
Berat badan menurun (anorexia)
Ketidakseimbangan nutrisi
Kurang pengetahuan
Pembesaran nodus medina/edema jalan nafas
Obstruksi trakeobronkial
Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif
f. Klasifikasi 1. Klasifikasi Penyakit Ada dua jenis jenis penyak penyakit it yang yang termas termasuk uk limfom limfomaa malign malignum um yaitu yaitu penyaki penyakitt Hodgkin (PH) dan limfoma non Hodgkin (LNH). Keduanya memiliki gejala yang yang mirip. mirip. Perbed Perbedaann aannya ya dibeda dibedakan kan berdas berdasark arkan an pemeri pemeriksa ksaan an patolo patologi gi anatomi dimana pada PH ditemukan sel Reed Sternberg, dan sifat LNH lebih agresif
2. Klasifikasi Patologi
Klasifikas Klasifikasii limfoma limfoma maligna maligna telah mengalami perubahan perubahan selama selama bertahunbertahuntahun. Pada tahun 1956 klasifikasi Rappaport mulai diperkenalkan. Rappaport membagi limfoma maligna menjadi tipe nodular dan difus kemudian subtipe berdasarkan pemeriksaan sitologi. Modifikasi klasifikasi ini terus berlanjut hingga hingga pada tahun tahun 1982 1982 muncul muncul klasif klasifika ikasi si Working Working Formulation Formulation yang membagi limfoma maligna menjadi keganasan rendah, menengah dan tinggi berdasarkan berdasarkan klinis dan patologis. patologis. Seiring dengan kemajuan kemajuan imunologi imunologi dan genetik genetikaa maka maka muncul muncul klasif klasifika ikasi si terbar terbaru u pada pada tahun tahun 1982 yang yang dikenal dikenal dengan Revised European-American classification of Lymphoid Neoplasms ( REAL REAL classification). classification).
3. Stadiu Stadium m Lim Limfo foma ma Malig Maligna na
Penyebaran Limfoma dapat dikelompokkan dalam 4 stadium. Stadium I dan II sering sering dikelompokk dikelompokkan an bersama bersama sebagai sebagai stadium stadium awal penyakit, penyakit, sementara sementara stadium III dan IV dikelompokkan bersama sebag ai stadium lanjut. •
Stadium Stadium I : Penyebaran Penyebaran Limfoma Limfoma hanya terdapat pada satu kelompok kelompok
yaitu kelenjar getah bening. •
Stadium II : Penyebaran Limfoma menyerang dua atau lebih kelompok
kelenjar getah bening, tetapi hanya pada satu sisi diafragma, serta pada seluruh dada atau perut. •
Stad Stadiu ium m III III : Peny Penyeb ebar aran an Limf Limfom omaa meny menyer eran ang g dua dua atau atau lebi lebih h
kelompok kelenjar getah bening, serta pada dada dan perut.
•
Stadium IV : Penyebaran Limfoma selain pada kelenjar getah bening
setidaknya pada satu organ lain juga seperti sumsum tulang, hati, paru paru, atau otak
g. Gejal ejala a Klin Klinis is
Gejala klinis dari penyakit limfoma maligna adalah sebagai berikut : 1.
Limfodenopati su superficial. Se Sebagian bes besar pa pasien da datang den dengan
pembes pembesara aran n kelenj kelenjar ar getah getah bening bening asimet asimetris ris yang yang tidak tidak nyeri nyeri dan mudah mudah digerakkan (pada leher, ketiak atau pangkal paha) 2.
Demam
3.
Sering keringat malam
4.
Penurunan nafsu makan
5.
Kehilangan berat badan lebih dari 10 % selama 6 bulan (anorexia)
6.
Kelemahan, keletihan
7.
Anemia, in infeksi, da dan pe pendarahan da dapat di dijumpai pa pada ka kasus ya yang
mengenai sumsum tulang secara difus
h. Peme Pemeri riks ksaa aan n Fis Fisik ik •
Pemeriksaan fisik pada daerah leher, ketiak dan pangkal paha
Pada Limfoma secara fisik dapat timbul benjolan yang kenyal, tidak terasa nyeri, mudah digerakkan (pada leher, ketiak atau pangkal paha) •
Inspeksi , tampak warna kencing campur darah, pembesaran suprapubic
bila tumor sudah besar. Palpasi, teraba tumor masa suprapubic, pemeriksaan bimanual teraba tumor pada dasar buli-buli dengan bantuan general anestesi baik waktu VT atau RT.
j. j.
Peme Pemeri riks ksaa aan n Pen Penun unja jang ng
Untuk mendeteksi limfoma harus dilakukan biopsi dari kelenjar getah bening yang terkena dan juga untuk menemukan adanya sel Reed-Sternberg. Untuk mendeteksi Limfoma memerlukan pemeriksaan seperti sinar-X, CT scan, PET scan, biopsi sumsum tulang dan pemeriksaan darah. Biopsi atau penentuan
stadium adalah cara mendapatkan contoh jaringan untuk membantu dokter mendiagnosis Limfoma. Ada beberapa jenis biopsy untuk mendeteksi limfoma maligna yaitu : 1. Biopsi kelenjar getah bening, jaringan diambil dari kelenjar getah bening yang membesar. 2. Biopsi aspirasi jarum-halus, jaringan diambil dari kelenjar getah bening dengan jarum jarum sunti suntik. k. Ini kadangkadang-kada kadang ng dilakuk dilakukan an untuk untuk memant memantau au respon respon terhad terhadap ap pengobatan. 3. Biopsi sumsum tulang di mana sumsum tulang diambil dari tulang panggul untuk
melihat
apakah kah
Limfoma oma
telah
melibat batkan kan
sums umsum
tulang. ng.
k. Terapi •
Cara Cara pengoba pengobatan tan bervar bervarias iasii dengan dengan jenis jenis penyak penyakit. it. Bebera Beberapa pa pasien pasien
dengan tumor keganasan tingkat rendah, khususnya golongan limfositik, tidak membut membutuhka uhkan n pengoba pengobatan tan awal awal jika jika mereka mereka tidak tidak mempuny mempunyai ai gejala gejala dan ukuran lokasi limfadenopati yang bukan merupakan ancaman.
•
Radioterapi
Walaupun beberapa pasien dengan stadium I yang benar-benar terlokalisasi dapat disembuhkan dengan radioterapi, terdapat angka yang relapse dini yang tinggi pada pasien yang dklasifikasikan sebagai stadium II dan III. Radiasi local untuk tempat utama yang besar harus dipertimbangkan pada pasien yang mene meneri rima ma khem khemot oter erap apii dan dan ini ini dapat dapat berm berman anfa faat at khus khusus us jika jika peny penyaki akitt mengakibatkan sumbatan/ obstruksi anatomis. Pada pasien dengan limfoma keganasan tingkat rendah stadium III dan IV, penyinaran seluruh tubuh dosis rendah dapat membuat hasil yang sebanding dengan khemoterapi.
•
Khemoterapi
1. Tera Terapi pi obat obat tung tungga gall Khlo Khlora ramb mbus usil il atau atau sikl siklof ofos osfa fami mid d kont kontin inu u atau atau intermiten yang dapat memberikan hasil baik pada pasien dengan limfoma
malign malignaa keganas keganasan an tingka tingkatt rendah rendah yang yang membut membutuhka uhkan n terapi terapi karena karena penyakit tingkat lanjut. 2.
Terap erapii kom kombi bina nassi. (misal isalny nyaa COP COP (cy (cycl clop opho hosp spha hami mide de,, onc oncov oviin,
dan prednisolon)) juga dapat digunakan pada pasien dengan tingkat rendah atau sedang berdasakan stadiumnya.
l.
Prognosis
Kebanyakan pasien dengan penyakit limfoma maligna tingkat rendah bertahan hidup lebih dari 5-10 tahun sejak saat didiagnosis. Banyak pasien dengan penyakit limf limfom omaa
mali malign gnaa
tingk tingkat at tingg tinggii yang yang terl terloka okali lisa sasi si dise disemb mbuhk uhkan an deng dengan an
radioterapi. Dengan khemoterapi intensif, pasien limfoma maligna tingkat tinggi yang yang ters terseb ebar ar luas luas memp mempuny unyai ai perp perpan anja jang ngan an hidup hidup lebi lebih h lama lama dan dan dapa dapatt disembuhkan.
II. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan a.
Pengkajian
Gejala pada Limfoma secara fisik dapat timbul benjolan yang kenyal, tidak terasa nyeri, mudah digerakkan (pada leher, ketiak atau pangkal paha). Pembesaran kele kelenj njar ar tadi tadi dapa dapatt dimu dimula laii deng dengan an geja gejala la penur penuruna unan n bera beratt bada badan, n, demam demam,, keringat malam. Hal ini dapat segera dicurigai sebagai Limfoma. Namun tidak semua benjolan yang terjadi di sistem limfatik merupakan Limfoma. Bisa saja benjo benjolan lan terseb tersebut ut hasil hasil perlaw perlawanan anan kelenj kelenjar ar limfe limfe dengan dengan sejeni sejeniss virus virus atau atau mungkin tuberculosis limfa. Pada pengkajian data yang dapat ditemukan pada pasien limfoma antara lain: 1. Data Data sub subjjekti ektif f a.Demam berkepanjangan dengan suhu lebih dari 38oC b.Sering keringat malam. c.Cepat merasa lelah d.Badan Lemah e.Mengeluh nyeri pada benjolan f.Nafsu makan berkurang
2. Data Obyektif a.Timbul benjolan yang kenyal,mudah digerakkan pada leher,ketiak atau pangkal paha. b.Wajahpucat 3.Kebutuhan dasar •
AKTIVITAS/ISTIRAHAT Gejala : Kelelahan, kelemahan atau malaise umum Kehilangan produktifitasdan penurunan toleransi latihan Kebutuhan tidaur dan istirahat lebih bantak Tanda : Penurunan kekuatan, bahu merosot, jalan lamban dan tanda lain yang menunjukkan kelelahan
•
SIRKULASI Gejala Palpitasi, angina/nyeri dada Tanda Takikardia, disritmia. Sianosis wajah dan leher (obstruksi drainase vena karena pembesaran nodus limfa adalah kejadian yang jarang) Ikterus sklera dan ikterik umum sehubungan dengan kerusakan hati dan obtruksi duktus empedu dan pembesaran nodus limfa(mungkin tanda lanjut) Pucat (anemia), diaforesis, keringat malam.
•
INTEGRITAS EGO Gejala Faktor stress, misalnya sekolah, pekerjaan, keluarga Takut/ansietas sehubungan dengandiagnosis dan kemungkinan takut mati Takut sehubungan dengan tes diagnostik dan modalitas pengobatan (kemoterapi dan terapi radiasi) Masalah finansial : biaya rumah sakit, pengobatan mahal, takut kehilangan
pekerjaan sehubungan dengan kehilangan waktu kerja. Status hubungan : takut dan ansietas sehubungan menjadi orang yang tergantung pada keluarga. Tanda Berbagai perilaku, misalnya marah, menarik diri, pasif •
ELIMINASI Gejala Perubahan karakteristik urine dan atau feses. Riwayat Obstruksi usus, contoh intususepsi, atau sindrom malabsorbsi (infiltrasi dari nodus limfa retroperitoneal) Tanda Nyeri tekan pada kuadran kanan atas dan pembesaran pada palpasi (hepatomegali) Nyeri tekan pada kudran kiri atas dan pembesaran pada palpasi (splenomegali) Penurunan haluaran urine urine gelap/pekat, anuria (obstruksi uretal/ gagal ginjal). Disfungsi usus dan kandung kemih (kompresi batang spinal terjadi lebih lanjut)
•
MAKANAN/CAIRAN Gejala Anoreksia/kehilangna nafsu makan Disfagia (tekanan pada easofagus) Adanya penurunan berat badan yang tak dapat dijelaskan sama dengan 10% atau lebih dari berat badan dalam 6 bulan sebelumnya dengan tanpa upaya diet. Tanda Pembengkakan pada wajah, leher, rahang atau tangan kanan (sekunder terhadap kompresi venakava superior oleh pembesaran nodus limfa) Ekstremitas : edema ekstremitas bawah sehubungan dengan obtruksi vena kava inferior dari pembesaran nodus limfa intraabdominal (non-Hodgkin)
Asites (obstruksi vena kava inferior sehubungan dengan pembesaran nodus limfa intraabdominal) •
NEUROSENSORI Gejala Nyeri saraf (neuralgia) menunjukkan kompresi akar saraf oleh pembesaran nodus limfa pada brakial, lumbar, dan pada pleksus sakral Kelemahan otot, parestesia. Tanda Status mental : letargi, menarik diri, kurang minatumum terhadap sekitar. Paraplegia (kompresi batang spinaldari tubuh vetrebal, keterlibatan diskus pada kompresiegenerasi, atau kompresi suplai darah terhadap batng spinal)
•
NYERI/KENYAMANAN Gejala Nyeri tekan/nyeri pada nodus limfa yang terkena misalnya, pada sekitar mediastinum, nyeri dada, nyeri punggung (kompresi vertebra), nyeri tulang umum (keterlibatan tulang limfomatus). Nyeri segera pada area yang terkena setelah minum alkohol. Tanda Fokus pada diri sendiri, perilaku berhati-hati. •
PERNAPASAN
Gejala Dispnea pada kerja atau istirahat; nyeri dada. Tanda Dispnea, takikardia Batuk kering non-produktif Tanda distres pernapasan, contoh peningkatan frekwensi pernapasan dan kedaalaman penggunaan otot bantu, stridor, sianosis. Parau/paralisis laringeal (tekanan dari pembesaran nodus pada saraf laringeal).
•
KEAMANAN
Gejala Riwayat sering/adanya infeksi (abnormalitasimunitas seluler pwencetus untuk infeksi virus herpes sistemik, TB, toksoplasmosis atau infeksi bakterial) Riwayat monokleus (resiko tinggi penyakit Hodgkin pada pasien yang titer tinggi virus Epstein-Barr). Riwayat ulkus/perforasi perdarahan gaster. Pola sabit adalah peningkatan suhu malam hari terakhir sampai beberapa minggu (demam pel Ebstein) diikuti oleh periode demam, keringat malam tanpa menggigil. Kemerahan/pruritus umum Tanda : Demam menetap tak dapat dijelaskan dan lebih tinggi dari 38oC tanpa gejala infeksi. Nodus limfe simetris, tak nyeri,membengkak/membesar (nodus servikal paling umum terkena, lebih pada sisi kiri daripada kanan, kemudian nodus aksila dan mediastinal) Nodus dapat terasa kenyal dan keras, diskret dan dapat digerakkan. Pembesaran tosil Pruritus umum. Sebagian area kehilangan pigmentasi melanin (vitiligo) •
SEKSUALITAS
Gejala Masalah tentang fertilitas/ kehamilan (sementara penyakit tidak mempengaruhi, tetapi pengobatan mempengaruhi) Penurunan libido. •
PENYULUHAN/PEMBELAJARAN
Gejala Faktor resiko keluargaa (lebih tinggi insiden diantara keluarga pasien
Hodgkin dari pada populasi umum) Pekerjaan terpajan pada herbisida (pekerja kayu/kimia)
b.
Diagnosa Keperawatan
1.
Nyeri b.d agen cedera biologi
2.
Hyperthermia b.d tidak efektifnya termoregulasi sekunder
terhadap inflamasi 3.
Ketidakseimbangan n ut utrisi ; k ur urang da d ari ke k ebutuhan tu tubuh b. b .d
mual, muntah 4.
Kurang pengetahuan b.d kurang terpajan informasi
5.
Resiko ti tinggi be bersihan ja jalan na nafas ti tidak ef efektif b. b.d pe pembesaran
nodus medinal / edema jalan nafas.
c.
Intervensi 1.
Nyeri b.d agen cedera biologi
Tujuan Tujuan : Setela Setelah h diberi diberikan kan asuhan asuhan keperaw keperawata atan n dihara diharapkan pkan nyeri nyeri klien klien berkurang/hilang dengan KH : 1.
Skala nyeri 0-3
2.
Wajah klien tidak meringis
3.
Klien tidak memegang daerah nyeri
Intervensi : 1.
Kaji skala nyeri dengan PQRST
R : untuk mengetahui skala nyeri klien dan untuk mempermudah dalam menentukan intervensi selanjutnya 2.
Ajarkan klien teknik relaksasi dan
distraksi R : teknik teknik relaks relaksasi asi dan distra distraksi ksi yang yang diajar diajarkan kan kepada kepada klien, klien, dapat dapat memb membant antu u dalam dalam meng mengur uran angi gi pers persep epsi si klie klien n terh terhada adap p nyer nyerii yang yang dideritanya 3. analgetik
Kolaborasi
dalam
pemberian
obat
R : obat obat analge analgeti tik k dapat dapat mengur mengurangi angi atau atau menghi menghilan langkan gkan nyeri nyeri yang yang diderita oleh klien
2.
Hyperthermia Hyperthermia b.d tidak efektifnya termoregulasi termoregulasi sekunder
terhadap inflamasi
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan suhu tubuh klien turun / dalam keadaan normal dengan kriteria hasil : 1. suhu tubuh dalam batas normal (35,9-37,5 (35,9-37,5 deraja derajatt celcius) celcius) Intervensi : 2. Obse Observ rvas asii suhu suhu tub tubuh uh kli klien en R : dengan memantau suhu tubuh klien dapat mengetahui keadaan klien dan juga dapat mengambil tindakan dengan tepat 3. Berikan Berikan kompres kompres hangat hangat pada pada dahi, dahi, aksila, aksila, perut perut dan lipatan lipatan paha R : kompres dapat menurunkan suhu tubuh klien 4. Anjurk Anjurkan an dan berikan berikan minum minum yang banyak banyak kepada kepada klien klien (sesuai (sesuai dengan dengan kebutuhan cairan tubuh klien) R : deng dengan an bany banyak ak minu minum m diha dihara rapk pkan an dapa dapatt memb memban antu tu menj menjag agaa keseimbangan cairan dalam tubuh klien 5. Kolabo Kolaboras rasii dalam dalam pemberi pemberian an antipi antipiret retik ik R : antipiretik dapat menurunkan suhu tubuh 3.
Ketidakseimbangan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh
b.d mual, muntah
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selam 3 x 24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi dengan criteria hasil : 1.
Menunjukkan peningkatan berat badan/berat badan stabil
2.
Nafsu makan klien meningkat
3.
Klien me menunjukkan pe perilaku pe perubahan po pola hi hidup un untuk
mempertahankan berat badan yang sesuai Intervensi : 1. Kaji riwayat riwayat nutris nutrisi, i, termas termasuk uk makanan makanan yang disukai disukai
R : meng mengid iden enti tifi fikas kasii defis defisie iens nsii nutr nutris isii dan dan juga juga untuk untuk inte interv rven ensi si selanjutnya 2. Observ Observasi asi dan dan catat catat masukan masukan maka makanan nan klien klien R : mengawasi masukan kalori 3. Timban Timbang g berat berat badan badan klien klien tiap tiap hari hari R : mengawasi penurunan berat b erat badan dan efektivitas intervensi nutrisi 4. Berikan Berikan makan makan sedikit sedikit namun namun frekuensin frekuensinya ya sering sering R : meningkatkan pemasukan kalori secara total dan juga untuk mencegah distensi gaster 5. Kolabo Kolaboras rasii dalam dalam pemberia pemberian n supleme suplemen n nutrisi nutrisi R : meningkatkan masukan protein dan kalori 4.
Kurang pengetahuan b.d kurang terpajan informasi
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan sela 1 x 24 jam diharapkan diharapkan klien dan keluarganya dapat mengetahui tentang penyakit yang diderita oleh klien dengan criteria hasil : 1. Klien dan keluarga keluarga klien klien dapat dapat memahami memahami proses proses penyakit penyakit klien klien 2. Klie Klien n dan dan kelu keluar arga ga klie klien n menda mendapa patk tkan an info inform rmas asii yang yang jela jelass tent tentan ang g penyakit yang diderita oleh klien 3. Klie Klien n dan dan kelu keluar arga ga klie klien n dapat dapat mema mematu tuhi hi pros proses es tera terapi piut utik ik yang yang akan akan dilaksanakan Intervensi : 1. Berikan Berikan komunikas komunikasii terapiut terapiutuk uk kepada kepada klien klien dan keluarga keluarga klien klien R : memudahkan dalam melakukan prosedur terpiutuk kepada klien 2. Beri Berika kan n KIE KIE meng mengena enaii pros proses es peny penyaki akitn tnya ya kepad kepadaa klie klien n dan kelu keluar arga ga klien R : klien klien dan keluar keluarga ga klien klien dapat dapat menget mengetahui ahui proses proses penyaki penyakitt yang yang diderita oleh klien 5.
Resiko
tinggi
bersihan
jalan
nafas
tidak
efektif
b.d
pembesaran nodus medinal / edema jalan nafas.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selam 3 x 24 jam diharapkan bersihan jalan nafas klien efektif/normal dengan criteria hasil :
1.
Kli Klien dapa dapatt ber berna naffas deng dengan an nor normal mal/efek efekti tif f
2.
Klien beba ebas dari dis dispnea, siano anosis
3.
Tida Tidak k terj erjadi adi tanda anda dist distre resss per pernaf nafasan asan
Intervensi : 1. Kaji Kaji frekuen frekuensi si pernaf pernafasa asan, n, kedalam kedalaman, an, irama irama R : perubahan dapat mengindikasikan berlanjutnya keterlibatan/pengaruh pernafasn yang membutuhkan upaya intervensi 2. Tempat Tempatkan kan pasien pasien pada posisi posisi nyaman, nyaman, biasanya biasanya dengan dengan kepala kepala tempat tempat tidur tinggi/atau duduk tegak ke depan kaki digantung R : memaks memaksim imalk alkan an ekspans ekspansii paru, paru, menuru menurunka nkan n kerja kerja pernaf pernafasa asan, n, dan menurunkan resiko aspirasi 3. Bantu Bantu dengan dengan teknik teknik nafas nafas dalam dalam dan atau pernaf pernafasa asan n bibir /diafr /diafragm agma. a. Abdomen bila diindikasikan R : membantu meningkatkan difusi gas dan ekspansi jalan nafas kecil, member memberika ikan n klien klien beberap beberapaa kontrol kontrol terhada terhadap p pernaf pernafasa asan, n, memban membantu tu menurunkan ansietas 4. Kaji Kaji respon respon perna pernafas fasan an terhada terhadap p aktivit aktivitas as R : penurunan oksigenasi selular menurunkan toleransi aktivitas
d.
Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan : 1.
Nyeri klien berkurang/hilang
2.
Suhu kl klien da dalam ba batas no normal su suhu tu tubuh da dalam ba batas no normal
(35,9-37,5 derajat celcius) 3.
Kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi
4.
Klien dan dan ke keluarganya da dapat me mengetahui te tentang pen penyakit ya yang
diderita oleh klien 5.
Bersihan ja jalan na nafas kl klien ef efektif/normal
BAB I PENDAHULUAN
1.1 1.1
Lata atar Belak lakang
Limfoma maligna (kanker kelenjar getah bening) merupakan bentuk keganasan dari sistem limfatik yaitu sel-sel limforetikular seperti sel B, sel T dan histiosit sehingga muncul istilah istilah limfoma limfoma maligna maligna (maligna (maligna = ganas). ganas). Ironisnya, Ironisnya, pada orang sehat sistem limfatik tersebut justru merupakan komponen sistem kekebalan tubuh. Ada dua jenis jenis limfo limfoma ma malign malignaa yaitu yaitu Limfom Limfomaa Hodgki Hodgkin n (HD) (HD) dan Limfom Limfomaa nonHodgkin (LNH). Saat ini, sekitar 1,5 juta orang di dunia hidup dengan limfoma maligna terutama tipe LNH, dan dalam setahun sekitar 300 ribu orang meninggal karena penyakit ini. Dari tahun tahun ke tahun, tahun, jumlah jumlah penderi penderita ta penyak penyakit it ini juga juga terus terus mening meningkat kat.. Sekadar Sekadar gambaran, angka kejadian LNH telah meningkat 80 persen dibandingkan angka tahun tahun 1970-an 1970-an.. Data Data juga juga menunj menunjukka ukkan, n, penyak penyakit it ini lebih lebih banyak banyak terjad terjadii pada orang dewasa dengan angka tertinggi pada rentang usia antara 45 sampai 60 tahun. Sedangkan pada Limfoma Hodgkin (DH) relative jarang dijumpai, hanya merupaka 1 % dari seluruh seluruh kanker. kanker. Di negara barat insidennya insidennya dilaporkan dilaporkan 3,5/100.000/t 3,5/100.000/tahun ahun pada laki-laki dan 2,6/100.000/tahun pada wanita. Di Indonesia, belum ada laporan angka kejadian Limfoma Hodgkin. Penyakit limfoma Hodgkin banyak ditemukan pada orang dewasa muda antara usia 18-35 tahun dan pada orang di atas 50 tahun. 1.2 1.2
Rum Rumusan san Ma Masal salah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan permasalahan yang penulis angkat adalah sebagai berikut : 1.
Baga Bagaim imana anakah kah kon konse sep p dasar dasar peny penyak akit it dar darii limf limfom omaa malig maligna na ?
2.
Baga Bagaim iman anak akah ah kons konsep ep dasa dasarr asuh asuhan an keper keperaw awat atan an pada pada pasi pasien en deng dengan an
limfoma maligna ?
1.3
Tujuan
Tujuan dari pada penulisan ini adalah : 1.
Meng Menget etah ahui ui kons konsep ep das dasar ar pen penya yaki kitt dari dari limf limfom omaa malig maligna na
2.
Menget Mengetahu ahuii konse konsep p dasar dasar asuhan asuhan kepera keperawat watan an pada pada pasien pasien dengn dengn limf limfoma oma
maligna
BAB III PENUTUP
Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dalam pembuatan tulisan ini adalah : 1. Limfoma Limfoma maligna maligna (kanker (kanker kelenjar kelenjar getah getah bening) bening) merupakan merupakan bentuk bentuk keganasan keganasan dari sistem limfatik yaitu sel-sel limforetikular seperti sel B, sel T dan histiosit 2. Ada Ada dua dua jeni jeniss peny penyaki akitt yang yang term termas asuk uk limf limfom omaa mali malignu gnum m yait yaitu u peny penyaki akitt Hodgkin (PH) dan limfoma non Hodgkin (LNH). 3. Peny Penyeb ebab ab dari dari peny penyak akit it limf limfom omaa mali maligna gna masi masih h belu belum m diket diketah ahui ui denga dengan n pasti..Em pasti..Empat pat kemungkinan kemungkinan penyebabnya penyebabnya adalah: adalah: faktor keturunan, kelainan kelainan sist sistem em kekeb kekebal alan an,, infe infeks ksii viru viruss atau atau bakte bakteri riaa (HIV (HIV,, viru viruss huma human n T-ce T-cell ll leukemia/lymphoma (HTLV), Epstein-Barr virus (EBV), Helicobacter Sp) dan toksin lingkungan (herbisida, pengawet dan pewarna kimia).
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena ber berka katt rahm rahmat at-N -Nya yala lah h kami kami dapa dapatt meny menyel eles esai aika kan n tuga tugass deng dengan an judu judull ”Asu ”Asuha han n Keperawatan pada Pasien Pasien dengan Limfoma Maligna” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan tujuan dari dari penulis penulisan an ini adalah untuk untuk memenu memenuhi hi tugas tugas mata mata kuliah kuliah Imunol Imunologi ogi dan Hematologi. Kami menyadari bahwa tulisan ini masih belum sempurna adanya, hal ini karena keterbatasan kemampuan yang kami miliki.Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dosen mata kuliah Imunologi dan Hematologi serta pembaca tulisan ini yang sifatnya membangun demi kesempurnaan tulisan ini dan kami harapkan tulisan ini ada manfaatnya bagi pembaca.
Denpasar, September 2009 Penyusun
DAFTAR PUSTAKA
Amor Amorii. 2007 2007.. Jurnal Nasional : Pengobatan tepat untuk Limfoma. www.jurnalnasional/limfoma/44356.com. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2009. Maligna. www.wordpress.com. Diakses pada tanggal 15 Anonymous. 2006. Limfoma Maligna. Oktober 2009. Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta. : EGC
Doenges, Marilyn E, et all. 1993. Nursing Care Plans : Guidelines for Planning and Documenting Patient Care, Edition 3, F.A. Davis Company, Philadelphia.
Hoffbrand, A.V, et all. 2002. Kapita Selekta Hematologi. Jakarta : EGC Lymphoma, Non-Hodgkin Non-Hodgkin. www.em Vinjam Vinjamara aran. n. 2007. 2007. Lymphoma, www.emedi edicin cine.co e.com. m. Diakse Diaksess pada tanggal 15 Oktober 2009.
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengatar ……………………………………………………………. ……………………………………………………………. .….... Daftar Isi …………………………… ……………………………………………………… …………………………………….......... ………….......... Bab I Pendahuluan ……………………………………… ……………………………………………………….......... ……………….......... 1.1
Latar Belakang Belakang ......... ................ .............. .............. ............. ............. .............. .............. ............. ............. ............. ............. .......... ...
1.2
Rumusan Rumusan Masalah Masalah ............ ................... .............. .............. ............. ............. .............. .............. ............. ............. .............. .........
1.3
Tujuan ............... ...................... .............. ............. ............. .............. .............. ............. ............. .............. .............. ............. ............. .......... ...
Bab II Pembahasan ................................................................................................ I. Konsep Dasar Dasar Penyakit Penyakit .............. ..................... .............. .............. ............. ............. .............. ............. ............. ............. ...... II. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keperawatan .................. ........................ ............. .............. .............. ............. ......... ... Bab III Penutup ...................................................................................................... Simpulan ................................................................................................. Daftar Pustaka
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN LIMFOMA MALIGNA
OLEH : KELOMPOK IX
1. A.A KERISNA CHAHYANTI
(08.321.0221)
2. DEWA AYU GUSTIAN DEWI
(08.321.0224)
3. GDE GRIYA SUPARTA
(08.321.0230)
4. I GEDE JUANAMASTA JUANAMASTA
(08.321.0231) (08.321.0231)
5. NI KADEK RUSMALINA PUTRIANI
(08.321.0241)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA PPNI BALI 2009