Disintegrasi adalah pemecahan tablet atau pil menjadi partikel – partikel – partikel yang lebih kecil, dan Disolusi adalah melarutnya partikel – partikel yang lebih kecil itu kedalam cairan gastrointestinal untuk diabsorbsi. Rute oral dari pemberian obat merupakan rute penerimaan yang luas yaitu hingga 50-60 % dari keseluruhan bentuk sediaan. Bentuk sedian padat popular karena mudahnya pemberian, dosis yang akurat, dapat digunakan sendiri, tanpa rasa sakit dan penerimaan pasien yang baik. Tablet merupakan sediaan padat yang kompak, mengandung satu atau lebih zat aktif, mempunyai bentuk tertentu, biasanya pipih bundar, yang dibuat melalui proses pengempaan atau pencetakan. Kaplet merupakan modifikasi bentuk dari tablet yaitu tablet yang berbentuk kapsular. Tablet juga salah satu sediaan padat yang cepat melarut atau terdisintegrasi pada rongga mulut. Selain itu, tablet merupakan sediaan padat yang mudah ditelan dan sangat cocok untuk orang-orang yang aktif (Parmar, Baria, Tank, Faldus, 2009)
Menurut mekanisme disintegrasi (penghancuran) sediaan/pelepasan zat aktif, maka tablet dapat dibedakan menjadi: 1.
Fast disintegrating tablet (Tablet orodispersibel)
Tablet jenis ini mengalami disintegrasi dan pelepasan zat aktif yang sangat cepat saat bersentuhan dengan cairan (saliva, jika diletakkan di atas lidah). Tablet ini didesain untuk mengakomodasi pasien-pasien geriatric yang mengalami kesulitan dalam menelan tablet biasa (immediate released tablet).Biasa didesain dalam ukuran yang cuk up kecil. . Menurut farmakope Erope, tablet orodispersibel harus terdispersi atau terdisintegrasi dalam waktu kurang dari tiga menit. Pendekatan dasar dalam pengembangan tablet terdisintegrasi cepat adalah dengan menggunakan superdisintegran seperti karbosil metil selulosa tertaut silang. Bioavaibilitas dari beberapa obat dapat meningkat terkait absorpsi pregastrik dari saliva yang mengandung obat yang terlarut. Teknologi yang digunakan dalam memproduksi tablet yang melarut cepat adalah kering beku, semprot kering, tablet molding (pencetakan), sublimasi dan tablet kompresi (Debjit, Krishnakanth, Pankaj, dan Margret, 2009)
2.
Chewable tablet (tablet kunyah)
Tablet ini dimaksudkan untuk dikunyah terlebih dulu sebelum ditelan, untuk membantu mempercepat proses disintegrasi dalam lambung. Biasanya tablet ini mengandung zat aktif dan atau eksipien dalam jumlah besar sehingga tablet ini bervolume besar, sehingga tidak memungkinkan untuk ditelan langsung tanpa dikunyah terlebih dulu. Tablet dipastikan tidak memiliki kekerasan yang terlalu tinggi untuk memfasilitasi proses penguyahan dengan mudah. Contoh : tablet antasida.
3.
Troches/Lozenges (tablet hisap)
Tablet ini dimaksudkan untuk terdisintegrasi pelan-pelan sehingga bertahan lama dalam rongga mulut, sebagaimana halnya gula-gula. Contoh: tablet hisap Vitamin C
4.
Immediate released tablet
Tablet ini dimaksudkan untuk langsung ditelan dengan bantuan cairan atau makanan. Tablet ini akan terdisintegrasi dalam lambung selama kurang dari 15 menit untuk dapat segera melepaskan zat aktifnya.
5.
Sustained released tablet
Tablet ini juga dimaksudkan untuk lansung ditelan, namun diforumulasikan sedemikian rupa sehingga dapat terdisintegrasi secara perlahan pada lambung dan usus, sehingga dapat melepaskan zat aktif secara bertahap dalam waktu yang cukup lama. Tablet ini dimaksudkan untuk memfasilitasi pengurangan frekuensi minum obat dari pasien. Hal ini akan sangat membantu treutama bagi pasien geriatric.
6.
Delayed release tablet
Tablet ini juga langsung ditelan, namun didesain untuk memberikan pelepasan zat aktif yang tertunda, contoh: enteric coated tablet dan pulsatile released tablet
7.
Dispersed tablets
Tablet ini dimaksudkan untuk didispersikan terlebih dulu dalam sejumlah cairan, sebelum ditelan. Maksud didispersikan terlebih dulu adalah untuk lebih memfasilitasi proses disintegrasi dan distribusi zat aktif terlarut dalam cairan lambung maupun usus.
8.
Effervescent tablets
Disintegrasi tablet ini difasilitasi oleh reaksi saturasi (pendesakan oleh gas CO2 yang terjadi dari reaksi asam lemah (asam sitrat/asam tartrat/asam fumarat) dan garam berkarbonat (NaHCO3/Na2CO3) yang ada dalam tablet, saat bersentuhan dengan air). Untuk itu, effervescent tablet tidak boleh langsung ditelan, namun harus di larutkan dulu dalam segelas air dingin. Gas CO2 yang masih ada dalam larutan tersebut dapat berfungsi sebagai penyegar (sebagaimana CO2 dalam soft drink) dan dapat menyamarkan rasa pahit, sehingga effervescent tablet ini biasa digunakan untuk minuman tonik yang mengandung vitamin atau suplemen makanan yang larut air
Debijt Bhowmik, Chiranjib, B, Krisnakanth, Pankaj, dan R.Margret Chandira.’2009. Fast Dissolving Tablet: an overview Journal of Chemical and Pharmaceutical Research, 1, 163-177 Parmar R.B, Baria A.H, Tank H.M, dan Faldus.D.2009. Formulation and evaluation of Domperidone Fast Dissolving Tablets.International Journal of PharmTech Research, 1 483-487