BAB II TINJAUAN UMUM
2.1 Sejarah Perusahaan
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) didirikan dengan nama Perusahaan Negara Waskita Karya tanggal 01 Januari 1961 dari perusahaan asing bernama “Volker Aanemings Maatschappij NV” yang NV” yang dinasionalisasi Pemerintah berdasarkan Keputusan Pemerintah No.62/1961 dan berubah bentuk menjadi persero pada persero pada tahun ta hun 1973. 1973. Kantor Kantor Pusat WSKT beralamat di Gedung Waskita Jln. M.T. Haryono Kav. No. 10 Cawang, Jakarta – 13340. 13340. Pemegang saham mayoritas WSKT adalah Negara Republik Indonesia dengan persentase kepemilikan sebesar 68 %. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan WSKT adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya industri konstruksi, industri pabrikasi, jasa penyewaan, jasa keagenan, investasi, agro industri,
perdagangan,
pengelolaan
kawasan,
layanan
jasa
peningkatan
kemampuan di bidang jasa konstruksi, teknologi informasi serta kepariwisataan dan pengembang. Saat ini, kegiatan usaha yang dijalankan WSKT adalah pelaksanaan konstruksi dan pekerjaan terintegrasi Enginering, Procurement and Construction (EPC). Tahun 1980-an Waskita mulai melaksanakan proyek-proyek berteknologi tinggi. Alih teknologi dikembangkan melalui kerjasama operasi maupun kerjasama usaha dengan kontraktor asing. Hasil karya yang patut dibanggakan antara lain: Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Pabrik Semen Padang, Hotel Sahid, Reaktor Serba Guna Siwabessy, Pelabuhan Kuala Tanjung dan PLTU Muara Karang di Jakarta. Memasuki tahun 1990-an, beberapa proyek gedung bertingkat tinggi yang bergengsi telah diselesaikan di Jakarta, diantaranya: gedung Bank Indonesia, Graha Niaga, Puri Bank Exim, Wisma Kota BNI dan Hotel Sangri-LA serta sejumlah apartemen baik di Jakarta maupun di beberapa kota besar lainnya di 6
7
seluruh Indonesia. Waskita berhasil mencatat prestasi khusus di bidang pembangunan jembatan, yaitu: jembatan Rajamandala, Rantau Berangin dan Barelang IV. Keberhasilan yang sama diraih di bidang pembangunan Bendungan dengan diselesaikannya pembangunan 5 (lima) buah bendungan dengan waktu yang lebih cepat dari rencana yaitu: bendungan Pondok, Gerokgak, Tilong, Gapit dan Sumi. Pada tanggal 10 Desember 2012, WSKT memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham WSKT (IPO) kepada masyarakat sebanyak 3.082.315.000 dengan nilai nominal Rp100, per saham dengan harga penawaran Rp380,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 19 Desember 2012. Dalam rangka meningkatkan kinerja, Waskita menerapkan sistem manajemen keselamatan, kesehatan kerja, lingkungan dan mutu yang mengacu pada Standar Internasional yaitu OHSAS 18001:1999 (Occupational Health & Safety Assessment Series), ISO Series), ISO I4001:2004 (Environmental Management System) dan ISO 9001:2000 (Quality Management System) System) dan mendapatkan sertifikat ISO 901 pada tahun 1995 dan OHSAS 18001 pada tahun 2005 yang sekaligus merupakan bukti bahwa perusahaan dapat memahami dan memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan kerja, lingkungan dan mutu di dalam operasionalnya. Memasuki millennium ketiga, dalam rangka menyongsong era globalisasi, perusahaan melakukan pembaharuan di segala bidang baik menyangkut visi, misi, strategi, sistem, struktur, bahkan budaya perusahaan. Dengan motto “Maju Dengan Karya Bermutu”, Waskita siap untuk menjadi badan usaha terkemuka di Asia Tenggara.
2.2 Data Umum Proyek
Adapun data-data yang kami peroleh pada proyek pembangunan Light pembangunan Light Rail Transit (LRT) (LRT) Zona 2D Palembang – Sumatera Sumatera Selatan berupa data administrasi dan data teknis.
8
2.2.1
Data Administrasi
Pekerjaan
: Pembangunan Light Rail Tr ansit (LRT) Palembang
Lokasi
: Palembang, Sumatera Selatan (Jl. Tanjung Api Api – Jl. Kol. H. Burlian : untuk zona 2)
Pemilik Proyek
: Kementerian Perhubungan
Proyek LRT ini merupakan Penugasan dari Pemerintah kepada PT. Waskita Karya sesuai Peraturan Presiden No. 116 Tahun 2015 Kontraktor Pelaksana : PT. Waskita Karya (Persero), Tbk. Konsultan Perencana : PT. Perencana Jaya Konsultan Supervisi : Smec International Pty Ltd in Accociation with Oriental Consultant Japan Nilai Kontrak
: Dalam Proses Perhitungan
Waktu Pelaksanaan
: 21 Oktober 2015 s/d 30 Juni 2018
Panjang Trase
: 6 kilometer (STA. 3+015 s/d 9+000) terbagi atas 4 (empat) sub zona : 2A, 2B, 2C dan 2D
Jumlah Stasiun
: 2 Stasiun
Sarana
: Bukan Scope Pekerjaan Waskita
2.2.2
Data Teknis
Pekerjaan Struktur
:
Beton Bertulang
Mutu Beton
:
1. Bored Pile : K-300 2. Pile Cap
: K-350
3. Pier
: K-350
4. Pier Head : K-350 Mutu Baja
:
BJTP 24
fc’ = 235 MPa
BJTD 40
fc’ = 392 MPa fy = 400 MPa
Mutu Angkur
:
BJTD 40
Tulangan Bored Pile
:
D22 (Utama)
:
D13 (Spiral)
:
30 - 40 m
Kedalaman Lubang Bor
9
Diameter Lubang Bor
:
1000 mm
Jarak Sengkang Bored Pile
:
100 mm – 200 mm – 300 mm (semakin ke bawah semakin jarang)
Tulangan Pile Cap
:
D13, D16, D19, D32
Tulangan Pier
:
D13, D16, D25
Tulangan Pier Head
:
D13, D19, D25, D32
Jarak Sengkang
:
(lihat detail gambar pembesian)
2.3 Kondisi Umum Proyek
Proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) Palembang ini merupakan pembangunan milik Kementerian Perhubungan dan merupakan penugasan dari Pemerintah kepada PT. Waskita Karya sesuai Peraturan Presiden No. 116 Tahun 2015. Proyek tersebut terbagi atas 5 (lima) zona yaitu zona 1, 2, 3, 4 dan
5. Proyek LRT zona 2 terbentang dari jalan Tanjung Api-Api sampai jalan Kolonel H. Burlian. LRT diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kebutuhan akan transportasi di kota Palembang dan sebagai infrastruktur transportasi massal yang harus disediakan dalam menyambut Asian Games 2018 mendatang.
2.4 Struktur Organisasi 2.4.1
Struktur Organisasi Perusahaan
Tipe organisasi yang dipakai dalam PT Waskita Karya adalah tipe kerucut dengan mempunyai kewenangan yang banyak dikarenakan jumlah kesatuan bagian / divisi banyak, rentang pengendalian dari suatu perusahaan sempit, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang dapat dilakukan sampai kepada pejabat atau pimpinan bawah dan jarak antara pimpinan tingkat atas dengan pimpinan tingkat bawah jauh. PT Waskita Karya dalam perusahaannya membentuk Organisasi Line dan Staff . Demi kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh para staff, dimana staff berperan memberikan masukan, bantuan pemikiran, saran-saran dan data informasi yang dibutuhkan.
10
STRUKTUR ORGANISASI PT WASKITA KARYA
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT Waskita Karya
Struktur organisasi bisa didefinisikan sebagai salah satu mekanisme secara formal tentang pengolahan dari pengertian organisasi itu sendiri. Struktur organisasi
mencakup
unsur-unsur
seperti
spesialisasi
kerja,
standarisasi,
koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
pembuatan struktur
organisasi yaitu : a. Strategi organisasi pencapaian tujuan. b. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi
output akan
membedakan bentuk struktur organisasi. c. Kemampuan dan cara berpikir para anggota serta kebutuhan mereka juga lingkungan sekitarnya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur perusahaan. d. Besarnya organisasi dan satuan kerjanya mempengaruhi struktur organisasi.
Struktur yang dipakai dalam PT Waskita Karya adalah Struktur Organisasi Garis Dan Staf. Seperti namanya, struktur organisasi ini merupakan metode
11
kombinasi yang dikembangkan oleh Harrington Emerson. Pada umumnya banyak digunakan pada organisasi yang besar, dengan bidang tugas yang beragam dan jumlah karyawan yang banyak sehingga pimpinan tidak bisa bekerja sendiri, tapi memerlukan bantuan staf. Staf disini merupakan orang yang ahli dalam bidang tertentu untuk memberikan nasehat pada pimpinan pada bidang tersebut. Dengan berpedoman pada hal tersebut di atas, maka struktur organisasi yang paling tepat untuk digunakan adalah sistem Garis dan Staf. Pada sistem ini, garis kekuasaan pada pembagian kerja lebih sederhana dan praktis dimana seorang karyawan hanya akan bertanggung jawab kepada seorang atasan saja.
2.4.2
Struktur Organisasi Proyek
Struktur organisasi merupakan suatu susunan yang terdiri dari fungsifungsi dan hubungan yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu sasaran. Penggambaran organisasi digambarkan dalam bentuk bagan, keuntungan penggunaan bagan organisasi proyek yaitu : a. Dapat memperlihatkan karakteristik utama dari organisasi yang bersangkutan. b. Memperlihatkan gambaran pekerjaan dan hubungan-hubungan yang ada di dalam organisasi. c. Dapat digunakan untuk merumuskan rencana kerja yang ideal sebagai pedoman untuk mengetahui siapa bawahan dan siapa atasan. Dalam
berbagai
bidang
pekerjaan
struktur
organisasi
merupakan
kelengkapan yang sangat penting. Demikian juga halnya dengan pekerjaan yang terkait dengan pembangunan. Suatu unit struktur organisasi ini mutlak diperlukan untuk menjamin kelancaran suatu proyek. Dalam melaksanakan suatu proyek, umumnya melibatkan tiga unsur yaitu Owner , Konsultan dan Kontraktor yang memiliki hubungan saling terkait. Struktur organisasi dari proyek Pembangunan Light Rail Transit (LRT) Palembang adalah sebagai berikut :
12
OWNER KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
KONSULTAN PT. PERENCANA JAYA
KONTRAKTOR PT. WASKITA KARYA
Keterangan : : Hubungan Hak : Hubungan Kerja : Hubungan Kewajiban Gambar 2.2 Bentuk Organisasi Proyek
Di dalam tahap pelaksanaan konstruksi proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) organisasi yang berfungsi masing-masing sebagai berikut : a. Owner adalah pihak pemilik proyek dan pemberi pekerjaan kepada pihak pelaksanaan atau jabatan yang memberi pekerjaan menyampaikanya kepada ahli bangunan, untuk menyampaikan maksud tersebut hendakya direncanakan suatu proyek / bangunan yang diinginkan itu beserta biaya yang diperlukan. Dalam pekerjaan ini yang bertindak sebagai Owner adalah Kementerian Perhubungan. b. Konsultan adalah seseorang atau lembaga hukum yang bertugas mengawasi pekerjaan fisik, agar dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan tidak menyimpang dari persyaratan dan peraturan – peraturan yang telah disepakati. Konsultan terbagi menjadi 2 (dua) yaitu : 1) Konsultan perencana adalah lembaga hukum yang memiliki suatu keahlian dan bersedia memberikan nasehat atas dasar keahliannya yang berfungsi membuat perencanaan bangunan secara lengkap baik
13
bidang arsitektur, sipil, maupun bidang lain yang melekat erat dan membentuk sebuah sistem bangunan. 2) Konsultan pengawas adalah lembaga hukum yang bertugas mengawasi pekerjaan fisik, agar dalam pekerjaan konstruksi di lapangan tidak menyimpang dari persyaratan dan peraturan yang telah disepakati. c. Kontraktor adalah orang atau badan yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan berdasarkan gambar rencana, peraturan dan syarat – syarat yang ditetapkan. Dalam proyek
Pembangunan Light Rail Transit (LRT)
Palembang yang bertindak sebagai kontraktorya adalah PT. WASKITA KARYA. Skema struktur organisasi kontraktor dibuat oleh pimpinan perusahaan kontraktor kemudian untuk diketahui dan disetujui oleh pimpinan proyek. Struktur organisasi kontraktor Proyek Pembangunan Light Rail Transit (LRT) Palembang adalah sebagai berikut :
14
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Kontraktor
15
Berikut ini adalah uraian struktur organisasi PT Waskita Karya (Persero) Tbk LRT Palembang Zona 2 : a.
Kepala Proyek
Tugas Kepala Proyek yaitu : 1) Mengkoordinir bagian-bagian di bawahnya dan menjamin pelaksanaan pekerjaan sesuai spesifikasi yang ditentukan oleh pihak pengguna jasa serta mengoreksi bila ada review design. 2) Mengkoordinir
pelaksanaan
penyelesaian
keluhan
pelanggan
dan
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan penyelesaian produk yang tidak sesuai. 3) Mendata perubahan-perubahan pelaksanaan terhadap kontrak. 4) Melakukan tindakan koreksi dan pencegahan yang telah direkomendasi pengendalian sistem mutu. 5) Menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. 6) Membuat laporan-laporan yang telah ditetapkan perusahaan dan laporanlaporan lain yang berhubungan dengan bidang tugasnya. 7) Berkoordinasi dengan pihak konsultan supervisi, aparat setempat, utamanya pihak dishub serta menyelesaikan masalah-masalah teknis lapangan dengan pengawas. 8) Membantu bidang administrasi kontrak untuk memeriksa dan menyetujui tagihan upah mandor, sub kontraktor, dan sewa alat yang berhubungan dengan prestasi fisik lapangan serta mengajukan request ke direksi proyek sebelum pekerjaan dimulai termasuk koordinasi dengan konsultan supervisi.
Tanggung Jawab Kepala Proyek yaitu : 1) Menetapkan sasaran mutu. 2) Memimpin setiap pertemuan. 3) Melakukan komunikasi dengan pihak-pihak terkait di lokasi proyek.
16
4) Memberikan persetujuan atas permintaan kebutuhan proyek ke kantor pusat/cabang.
b.
Quality Control Tugas Quality Control yaitu : 1) Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang telah selesai. 2) Memberikan saran kepada pelaksana agar hasil pekerjaan tersebut sesuai dengan dokumen. 3) Memeriksa kualitas material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. 4) Membuat laporan bulanan dari hasil pengendalian kualitas untuk mendukung data dan kuantitas setiap bulannya. 5) Ikut serta dalam setiap pengujian baik material maupun pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. 6) Menganalisa data pengujian kendali mutu dan usulan job mix formula yang diajukan untuk bahan-bahan yang akan dipakai. 7) Memeriksa semua data tentang kendali mutu serta member usulan dalam menerima dan menolak usulan tentang campuran bahan yang akan digunakan. 8) Melaksanakan pengujian yang sudah memenuhi persyaratan untuk komposisi material yang digunakan.
c.
Logistik
Tugas dan Tanggung Jawab Logistik : 1) Melakukan pembelian barang langsung/alat, sesuai dengan tingkatan proyek dengan mengambil pemasok yang sudah termasuk dalam daftar pemasok terseleksi dan atas persetujuan direktur perusahaan. 2) Menyediakan tempat yang layak dan memelihara dengan baik barang langsung maupun barang/alat yang dipasok pelanggan termasuk memberi label keterangan setiap barang.
17
3) Bertanggung jawab terhadap cara penyimpanan barang dan mencatat keluar masuknya barang-barang yang tersedia di penyimpanan/gudang. 4) Membuat/menyusun laporan yang telah ditetapkan perusahaan dan laporan lainnya yang berhubungan dengan bidang tugasnya. 5) Membuat berita acara penerimaan/penolakan bahan/material setelah pengontrolan kualitas (oleh quality control ) dan kuantitas. 6) Selalu berkoordinasi dengan bagian teknik dan pelaksana dalam pengiriman bahan/material serta mengamankan aktiva perusahaan berikut bukti-bukti kerjanya.
d. Surveyor
Tugas dan Kewajiban Surveyor adalah : 1) Melakukan pelaksanaan survei lapangan dan penyelidikan/pengukuran tempat-tempat
lokasi
yang
akan
dikerjakan
terutama
untuk
pekerjaan mayor item. 2) Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak koreksi dan pencegahannya. 3) Melaporkan dan bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan ke kepala proyek. 4) Bertanggung jawab atas data-data pengukuran di lapangan. 5) Melakukan pengukuran sebelum dan sesudah pelaksanaan proyek. 6) Bertanggung jawab langsung kepada Quantity Engineer. 7) Melakukan pengawasan ketelitian pengukuran oleh kontraktor terhadap titik-titik penting sehingga tidak terjadi selisih dimensi maupun elevasi. 8) Mengumpulkan semua data pekerjaan yang dilaksanakan di lapangan dan bertanggung jawab atas ketelitian yang didapat.
18
e.
K3LMP
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli K3 Konstruksi adalah : 1) Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3 Konstruksi. 2) Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi. 3) Merencanakan dan menyusun program K3. 4) Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3. 5) Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program, prosedur kerja dan instruksi kerja K3. 6) Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3 konstruksi. 7) Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika diperlukan. 8) Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan darurat.
f.
Kepala Lapangan
Tugas Kepala Pelaksana yaitu : 1) Melaksanakan semua tugas yang telah diorder oleh Manager Proyek. 2) Mengawasi pekerjaan para pelaksana dan mandor apakah sudah sesuai dengan bestek dan gambar bestek. 3) Memeriksa hasil opname borongan dan harian proyek yang telah dibuat oleh pelaksana. 4) Melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan bestek, gambar bestek dan RAB yang telah di acc oleh manager proyek. 5) Memberi laporan semua hasil kegiatan pekerjaan proyek kepada manager proyek. 6) Memberikan pengarahan dan masalah teknik kepada para pelaksana. 7) Membuat schedule pelaksanaan pekerjaan proyek yang bersifat khusus (disesuaikan dengan kondisi dan keadaan dilapangan).
19
g.
Pelaksana
Tugas Pelaksana Lapangan yaitu : 1) Sebagai
teknisi
yang
harus
bertanggung
jawab
atas
pelaksanaan/terlaksananya pekerjaan-pekerjaan dilapangan. 2) Harus berada dilapangan pada setiap saat. 3) Harus menguasai gambar bestek beserta detailnya. 4) Harus menguasai bestek (rencana kerja) yang telah ditetapkan oleh Direksi. 5) Mengawasi pekerjaan para mandor, apakah sudah sesuai bestek dan gambar bestek. 6) Memberikan petunjuk/pengarahan kepada para mandor apabila ada masalah-masalah teknik didalam pelaksanaan pekerjaan. 7) Mengadakan opname dengan para mandor sesuai dengan volume pekerjaan yang sudah terlaksana. 8) Melayani permintaan material sesuai RAB dari para mandor dan mengatur pemakaian/penggunaan material di lapangan. 9) Pengendalian pemakaian bahan/material agar dapat sehemat mungkin dan memberikan laporan hasil pekerjaannya kepada kepala pelaksana.
h.
Drafter Tugas dan Tanggung Jawab Drafter adalah : 1) Membuat shop drawing yang siap dilaksanakan dengan dikoordinasi oleh pelaksana. 2) Menyiapkan gambar dari revisi desain dan detail desain yang dibutuhkan untuk kegiatan pelaksanaan dilapangan. 3) Menghitung volume berdasarkan data lapangan dan melaporkan pada administrasi teknik. 4) Menjaga peralatan gambar yang digunakan dalam kondisi bagus.
20
i.
Mekanikal dan Elektrikal
Tugas Elektrikal adalah : 1) Sebagai teknisi elektrikal yang melaksanakan pekerjaan instalasi listrik dan harus mempertanggung jawabkan pelaksanaan pekerjaannya kepada kepala pelaksana. 2) Membuat/merencanakan gambar titik-titik lampu dan instalasi untuk pelaksanaan yang sesuai dengan gambar bestek. 3) Harus berada di lapangan pada saat pelaksanaan pemasangan instalasi listrik. 4) Mengawasi pekerjaan para pekerja apakah sudah sesuai dengan gambar perencanaan. 5) Memberikan petunjuk/pengarahan kepada para pekerja apakah ada masalah teknik dan spesifikasi lainnya didalam pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik. 6) Mengajukan permintaan material kepada pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan instalasi. 7) Memberikan laporan hasil pekerjaannya kepada kepala pelaksana.
Tugas Mekanik adalah : 1) Melaksanakan tugas-tugas khusus secara langsung berdasarkan order dari kepala pelaksana. 2) Sebagai mekanik yang melaksanakan pekerjaan perbaikan mesin-mesin motor dan harus mempertanggung jawabkan pekerjaannya kepada kepala pelaksana. 3) Melaksanakan pembelian suku cadang mesin-mesin motor berdasarkan order dari kepala pelaksana. 4) Pengendalian pemakaian suku cadang mesin motor agar dapat sehemat mungkin. 5) Memberikan
petunjuk/pengarahan
melaksanakan tugasnya.
kepada
para
montir
didalam
21
6) Mengajukan
permintaan
suku
cadang
mesin-mesin
motor
yang
diperkirakan sudah rusak (aus) kepada dirut sehingga tidak merembet ke suku cadang lainnya. 7) Harus selalu siap untuk melaksanakan tugas apabila ada mesin-mesin motor yang mendadak rusak untuk segera diperbaiki. 8) Melakukan pemeliharaan segala macam mesin-mesin motor agar tidak mudah rusak.
j.
Welder
Welder adalah orang yang bertugas melakukan pengelasan.
k.
Administrasi dan Keuangan Proyek
Tugas Administrasi dan Keuangan Proyek Konstruksi adalah : 1) Melakukan seleksi atau perekrutan pekerja di proyek untuk pegawai bulanan sampai dengan pekerja harian dengan spesi alisai keahlian masingmasing sesuai posisi organisasi proyek yang dibutuhkan. 2) Pembuatan laporan keuangan atau laporan kas bank proyek, laporan pergudangan, laporan bobot prestasi proyek, daftar hutang dan lain-lain. 3) Membuat dan melakukan verifikasi bukti-bukti pekerjaan yang akan dibayar oleh owner sebagai pemilik proyek. 4) Melayani tamu – tamu intern perusahaan maupun ekstern dan melakukan tugas umum. 5) Mengisi data-data kepegawaian, pelaksanaan, asuransi tenaga kerja, menyimpan data-data kepegawaian karyawan dan pembayaran gaji serta tunjangan karyawan. 6) Membuat laporan akuntansi proyek dan menyelesaikan perpajakan serta retribusi. 7) Mengurus tagihan kepada pemilik proyek atau jika kontraktor nasional dengan banyak proyek maka bertugas juga membuat laporan ke kantor pusat serta menyiapkan dokumen untuk permintaan dana ke bagian keuangan pusat.
22
8) Membantu project manager terutama dalam hal keuangan dan sumber daya manusia sehingga kegiatan pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik. 9) Membuat laporan ke pemerintah daerah setempat, lurah atau kepolisian mengenai keberadaan proyek dan karyawan dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan. 10) Mencatat aktiva proyek meliputi inventaris, kendaraan dinas, alat-alat proyek dan sejenisnya. 11) Menerima dan memproses tagihan dari sub kontraktor jika proyek yang dikerjakan berskala besar sehingga melakukan pemborongan kembali kepada kontraktor spesialis sesuai dengan item pekerjaan yang dikerjakan. 12) Memelihara bukti-bukti kerja sub bagian administrasi proyek serta datadata proyek.
l.
Administrasi Teknik
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Administrasi Teknik adalah : 1) Menangani masalah administrasi dan umum di lingkungan proyek. 2) Membuat laporan – laporan yang telah ditetapkan secara berkala. 3) Melakukan pencatatan berkas – berkas transaksi. 4) Bertanggung jawab kepada Manager Proyek dan Engineer lapangan atas tugas – tugas yang diberikan.
2.5 Ruang Lingkup Usaha
PT Waskita Karya (Persero) Tbk saat ini memiliki 5 (lima) bidang bisnis yang meliputi Jasa Konstruksi, Beton Precast , Properti, Engineering dan Procurement serta Jasa Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol.
2.5.1
Konstruksi
Jasa konstruksi mencakup dua bidang usaha, yaitu Konstruksi Sipil dan Konstruksi Gedung.
23
Konstruksi Sipil dikelola oleh Divisi Sipil yang berkedudukan di Jakarta. Daerah operasi Divisi Sipil mencakup Jabodetabek dan Banten (NK ≥ 30 M), Pulau Jawa (≥ 100 M), dan Luar Jawa (≥ 250 M) . Divisi Sipil mengerjakan proyek-proyek infrastruktur seperti jalan dan jembatan, irigasi, bendungan, dermaga, pelabuhan, serta bandara. Beberapa proyek yang telah dikerjakan antara lain Jalan Tol di Atas Laut Tanjung Benoa, Bali (Tol Bali Mandara), Bandara Kualanmu Medan, serta Diversion Tunnel Bendungan Jatigede, Sumedang, Jawa Barat. Untuk pekerjaan Diversion Tunnel ini PT Waskita Karya (Persero) Tbk mendapatkan penghargaan Karya Konstruksi Indonesia (KKI) berkat prestasinya menciptakan Sistem Peralatan Bekisting Gelincir Terowongan (Sliding Form). Proyek-proyek Bangunan Gedung dikerjakan oleh Divisi Gedung baik untuk pasar pemerintah maupun swasta. Bangunan gedung yang dikelola oleh Divisi Gedung mencakup proyek-proyek gedung perkantoran, hotel, apartemen, kondominium, kampus, rumah susun, bangunan publik seperti mal dan sarana ibadah, serta bandara. Sejumlah proyek yang dikerjakan antara lain: Proyek Perluasan Terminal 3 Soekarno – Hatta, Bandara Ngurah Rai Bali, Legend Plaza Dubai, King Abdullah Financial District Riyadh, serta Perluasan Masjidil Haram Mekah.
2.5.2
Beton Precast
PT Waskita Karya (Persero) Tbk, terus melakukan upaya terbaik, melakukan inovasi dan terobosan agar dapat terus melaksanakan pembangunan proyek-proyek secara maksimal. Waskita Karya banyak mendapat kepercayaan dalam menangani mega proyek dan hal ini mendorong waskita karya untuk terus menemukan metode dan strategi pengembangan perusahaan yang menjadikannya sebagai perusahaan jasa konstruksi terkemuka. Untuk mendukung hal tersebut, Waskita Karya melakukan inovasi dan terobosan dalam pengembangan usaha produksi beton dengan mendirikan anak perusahaan PT Waskita Beton Precast.
24
Fasilitas Beton Precast adalah pengembangan dan diversifikasi dalam bidang selain kontraktor dan memiliki core bisnis yang menunjang Waskita Kar ya sebagai perusahaan jasa konstruksi di Indonesia. Ini merupakan langkah nyata yang menjadi esensi bagi cita-cita untuk mewujudkan Visi Waskita Karya menjadi perusahaan jasa konstruksi terbaik yang memberikan nilai tambah bagi stakeholders. Pembangunan dan pengembangan PT Waskita Beton Precast diharapkan dapat meningkatkan daya saing bagi Waskita Karya dan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan internal proyek-proyek yang sudah dan akan ditangani oleh Waskita Karya maupun untuk pemenuhan kebutuhan eksternal. PT Waskita Beton Precast memiliki visi agar menjadi unit bisnis di bidang Precast dan Ready Mix yang dapat memberikan profit dengan menghasilkan produk-produk Precast & Ready Mix yang bermutu tinggi dan harga yang kompetitif. PT Waskita Beton Precast didukung oleh tenaga-tenaga inti yang memiliki pengalaman dalam bidangnya serta didukung oleh tenaga ahli yang siap melakukan kontrol produksi yang ketat dan terus berinovasi dalam produksi. Produksi precast dibuat di plant yang berada di beberapa lokasi diantaranya Plant Cibitung, Plant Sadang, Plant Pasuruan dan Plant Pal embang. PT Waskita Beton Precast terus berekspansi untuk membuka plant-plant baru untuk memenuhi potensi pasar Beton Precast dan Readymix. Produk yang dihasilkan PT Waskita Beton Precast antara lain Square Pile, Spun Pile, Girger, Retaining Wall, dan Beton Readymix. 2.5.3
Properti
Proyek-proyek property dikelola oleh PT Waskita Karya Realty, yang berkedudukan di Jakarta. Divisi ini melaksanakan kegiatan perusahaan dalam bidang Pemasaran sampai dengan produksi, dengan jenis usaha Rumah Tapak (real estate, town house), Rumah Susun (rusun, apartemen, kondominium, condotel ), serta Commercial Building (perhotelan, perkantoran, ruko/rukan/soho, mall, industrial building, sekolah, rumah sakit).
25
Saat ini PT Waskita Karya Realty sedang mengerjakan pembangunan apartemen Brooklyn di Alam Sutera Tangerang dan Hotel/Office di Cawang, Jakarta Timur. 2.5.4
EPC
Kegiatan perusahaan dalam kegiatan pemasaran,
engineering dan
procurement proyek-proyek dilaksanakan oleh Divisi EPC, sedangkan kegiatakn produksi proyek-proyek EPC (C) dilakukan oleh Divisi EPC atau Unit Bisnis lain. Segmen usaha Engineering, Procurement, Construction (EPC) mencakup pekerjaan bangunan pabrik dan energi. Pekerjaan bangunan pabrik meliputi bangunan sarana industry, konstruksi dan pabrikasi, serta maintenance. Sedangkan di bidang energi, Divisi EPC melakukan kegiatan investasi pembangkit listrik. Lingkup pekerjaan yang dilakukan dimulai dari rekayasa dasar hingga pengadaan alat dan pelaksanaan konstruksi proyek. Proyek EPC yang sedang dilaksankaan antara lain PLTU Merak 2 x 60 MW Banten, Proyek Boiler Leces Jawa Timur, PLTU Sulsel 2 x 50 MW, PLTM Lebak Barang 2 x 3,5 MW di Pekalongan, Jawa Tengah, dan PLTM Sangir 2 x 5 MW di Solok Selatan, Sumatera Barat. 2.5.5
Jasa Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol
Usaha Jasa Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol dilakukan oleh PT Waskita Toll Road, yang merupakan anak perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Jasa pengoperasian dan pemeliharaan untuk saat ini meliputi Jalan Tol Pejagan - Pemalang serta Jalan Tol Kriyan - Legundi - Bunder. 2.6 Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule)
Untuk mendapatkan sasaran yang tepat maka diperlukan perencanaan waktu untuk bagian pekerjaan yang sesuai dengan jenis dan volumenya yang disebut time schedule. Di dalam time schedule diperincikan dengan jelas jenis – jenis pekerjaan berapa lama waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kerja tersebut sehingga dapat dihindari terjadinya tumpang tindih pekerjaan.