Khasiat Dan Kegunaan Daun Mimba
December 12th, 2009 Related Filed Under
Daun mimba (Azadirachta indica Juss.) a.Morfologi tanaman Tanaman Azadirachta indica Juss. Merupakan pohon yang tinggi batangnya dapat mencapai 20 m. K ulit tebal, batang agak kasar, daun menyirip genap, dan berbentuk lonjong dengan tepi bergerigi dan runcing, sedangkan buahnya merupakan merupakan buah batu dengan panjang 1 cm. Buah mimba dihasilkan dalam satu sampai dua kali setahun, berbentuk oval, bila masak daging buahnya berwarna kuning, biji ditutupi kulit keras berwarna coklat dan didalamnya melekat kulit buah berwarna putih. Batangnya agak bengkok dan pendek, oleh karena itu kayunya tidak terdapat dalam ukuran besar (Heyne, 1997). Daun mimba tersusun spiralis, mengumpul di ujung rantai, merupakan daun majemuk menyirip genap. Anak daun berjumlah genap diujung tangkai, dengan jumlah helaian 8-16. tepi daun bergerigi, bergigi, beringgit, helaian daun tipis seperti kulit dan mudah layu. B angun anak daun memanjang sampai setengah lancet, pangkal anak daun runcing, ujung anak daun runcing dan setengah meruncing, gundul atau sedikit berambut. Panjang anak daun 3-10,5 cm (Backer dan Van der Brink, 1965). b.Klasifikasi tanaman Divisi : Spermatophyta Subdivisi: Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Anak kelas : Dialypetaleae Bangsa : Rutales Suku : Meliaceae Marga : Azadirachta Jenis : Azadirachta indica Juss. (Tjitrosoepomo, 1996) c.Nama daerah Jawa : Imba, Mimba Madura : Membha, Mempheuh
Bali : Intaran, Mimba Inggris/Belanda : Margosier, Margosatree, Neem tree (Heyne, 1987) d.Pemerian daun 1. Organoleptis Bau lemah, rasa pahit 2. Makroskopis Helaian anak daun berwarna coklat k ehijauan, bentuk bundar telur memanjang tidak setangkup sampai serupa bentuk bulan sabit agak melengkung, panjang helaian daun 5 cm, lebar 3 cm sampai 4 cm. Ujung daun meruncing, pangkal daun miring, tepi daun b ergerigi kasar. Tulang daun menyirip, tulang cabang utama umumnya hampir s ejajar satu dengan lainnya. 3. Mikroskopi Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari satu lapis sel. Epidermis bawah terdiri dari satu lapis sel, rambut penutup terdiri dari satu sel panjang a gak bergelombang, dinding tipis, ujung runcing. Mesofil meliputi jaringan palisade terdiri dari dua lapis sel silindris ramping. Di dalam sel palisade terdapat hablur kalsium oksalat bentuk roset, kadang-kadang dalam satu sel terdapat beberapa hablur, jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel berbentuk hampir bulat, rongga udara besar, di dalam jaringan bunga karang terdapat ruang sekresi dan hablur kalsium oksalat bentuk ros et. Berkas pembuluh tipe bikolateral dikelili ngi serabut, pada parenkim berkas pembuluh terdapat sel berisi h ablur kalsium oksalat bentuk roset dan kadang-kadang berbentuk prisma. Pada sayatan paradermal tampak sel epidermis atas dan sel epidermis bawah berbentuk poligonal dengan dinding antiklinal lurus, stomata tipe anomositik, hanya terdapat pada epidermis bawah. 4. Serbuk Warna hijau. Fragmen pengenal adalah rambut penutup bersel tunggal, fragmen epidermis atas, fragmen epidermis bawah dengan stomata tipe anomositik, hablur k alsiumoksalat berbentuk roset, lepas atau dalam jaringan mesofil, framen berkas pembuluh, hablur kalsium oksalat berbentuk roset dan ruang sekret, rambut penutup terdiri dari satu sel sedikit bergelombang, ujung runcing, dinding tipis berkas pembuluh dengan pembuluh kayu penebalan tangga, f ragmen palisade dengan kalsium oksalat berbentuk roset berderet-deret. 5. Habitat Tumbuhan liar di hutan dan di tempat lain yang ta nahnya agak tandus, ada juga yang di tanam orang ditepi-tepi jalan sebagai pohon perindang (Mardisiswodjo, 1985). B anyak terdapat di daerah Jawa Barat, Jawa Timur, Madura 1-300 meter. Umumnya di tempat yang sangat kering, di pinggir j alan, pada hutan yang terbuka (Backer dan Van der Brink, 1 965). 6. Kandungan kimia Daun Azadirachta indica Juss. mengandung senyawa-senyawa diantaranya adalah -sitosterol, hyperoside, nimbolide, quercetin, quercitrin, rutin, azadirachtin, dan nimbine. B eberapa diantaranya diungkapkan memiliki aktivitas antikanker (Duke , 1992). Daun A zadirachta indica Juss. mengandung nimbin, nimbine, 6-desacetylbimbine, nimbolide dan quercetin (Neem Foundation, 1997).
e. Khasiat dan kegunaan Tanaman Azadirachta indica Juss. mempunyai beberapa kegunaan. Di India tanaman ini disebut the village pharmacy, dimana Azadirachta indica Juss, digunkaan untuk penyembuhan penyakit kulit, antiinflamasi, demam, antibakteri, antidiabetes, penyakit kardiovaskular, dan insektisida (McCaleb, 1986). Daun Azadirachta indica Juss. juga di gunakan sebagai repelan, obat penyakit kulit, hipertensi, diabetes, anthelmintika, ulkus peptik, dan antifungsi. Selain itu bersifat antibakteri dan antiviral (Narula, 1997). Seduhan kulit batangnya digunakan sebagai obat malaria. Penggunaan kulit batangnya yang pahit dianjurkan sebagai tonikum. Kulit batang yang ditoreh pada waktu tertentu setiap tahun menghasilkan cairan dalam jumlah besar. Cairan ini diminum sebagai obat penyakit lambung di India. Daunnya yang sangat pahit, di Madura digunakan sebagai makanan ternak. Rebusannya di minum sebagai obat pembangkit selera dan obat malaria (Heyne, 1987).
TANAMAN MIMBA (Azadirachta Indica) Mimba mempunyai rasa pahit dengan sifat netral. Beragam jenis penyakit bisa dibantu pengobatannta dengan menggunakan bagiantanaman ini. Meski demikian penelitian juga menunjukkan bahwa mimba bersifat toksid sehingga orang yang mengkonsumsi obat herbal ini harus mematuhi dosis yang telah ditetapkan. Beberapa kandungan kimia yang terdapat pada mimba diantaranya azadirachtin,minyak gliserida, acetiloksifuranil-dekahidrotetrametil acid, ksosiklopentanatolfuran, asetat-keton dan heksahidro-hidrositetrametil-fenantenon (nimbol). Efek Farmakologis ; mimba sebagai anti diabets/diabets, anti diare, anti peuretic, anti bius, serta merangsang dan mengaktifkan kelenjar-kelanjar. Reff: arsip reza florist n herbal
Kandungan senyawa kimia ekstrak biji dan daun Mimba dapat digolongkan ke dalam tiga gol ongan penting yaitu azadirachtin, salanin d an meliantriol. Ketiga senyawa tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan pestisida nabati, tetapi yang paling efektif adalah azadirachtin. (ht tp://ksupointer.com) Azadirachtin mempunyai rumus kimia C35H44O16. Senyawa ini merupakan salah satu dari tujuh puluh limnoid yang dikandung tanaman Mimba. (http://um.ac.id) Z at ini berfungsi sebagai antifeedant, mengganggu pertumbuhan dan reproduksi pada serangga. Azadirachtin terdapat pada semua b agian dari tanaman Mimba, tetapi konsentrasi tertinggi dikandung oleh biji. Konsentrasi azadirachtin pada biji tanaman Mimba bervariasi tergantung pada faktor lingkungan dan faktor genetik. Azadirachtin yang dihasilkan oleh biji Mimba rata-rata 10 g. Dan tanaman Mimba setiap tahunnya bisa menghasilkan biji rata-rata 2 kg. Pengaruh antifeedant Azadirachtin ada dua m acam yaitu: pengaruh primer yang terjadi pada proses penangkapan rangsangan kimia pada suatu organisme dan pengaruh sekunder seperti pengaruh pada gangguan pencernaan usus yang disebabkan aplikasi secara topikal. Tanaman Mimba sebagai pestisida alami memiliki daya kerja yang efektif, ekonomis dan aman. Mimba sebagai insektisida alami bersifat repellent untuk mite, penggerek batang padi, dan ul at kapas. Kandungan azadirachtin dapat mengganggu proses pergantian kuli t (molting) serangga, dengan
mengacaukan kerja hormon serangga. Racun azadirachtin juga menggangu nafsu makan s erangga. Meskipun efek kerja azadirachtin relatif lambat, namun 7-10 hari setelah aplikasi, serangga akan mati (Rukmana 2002).
Mimba (Azadiractha Indica) M aret
2, 2009 at 7:56 pm Tinggalkan komentar
Deskripsi :
Mimba termasuk famili Meliaceae. Tanaman multifungsi ini juga berfungsi sebagai tanaman perindang di pinggir jalan. Tinggi pohon mencapai 20 cm. Tumbuh subur di tanah gembur maupun tandus. Daunnya meruncing dengan bagian pinggirnya bergerigi. Bagian tanaman yang dimanfaatkan untuk obat adalah daunnya. Selain daunnya sebagai obat, biji mimba juga dimanfaatkan untuk bioinsektisida yang ramah lingkungan. Karena bijinya mengandung komponen aktif azadirachtin, salannin, salannol, dan meliantriol. Kandungan Kimia & Manfaatnya : Daun Mimba rasanya pahit, berkhasiat sebagai penutun panas (antipiretik) dan antirematik. Kandungan kimia daun mimba antara lain azachdirichtin, minyak gliserda, asam asetiloksituranoe, dan senyawa lain untuk mengobati diabetes mellitus, hepatitis, kanker, lever, eksim dan penambah nafsu makan. Daun Mimba juga mengandung bahan aktif flavonoida, triterpenoid, glokosida, dan senyawa antivirus.
09
Kandungan Bahan Aktif Mimba Tanaman merupakan gudang bahan kimia yang kaya akan kandungan berbagai jenis bahan aktif. Di dalam tanaman mungkin terkandung puluhan atau ratusan, bahkan ribuan jenis bahan kimia, sehingga sangat sulit untuk menentukan jenis dan fungsi atau manfaat setiap jenis kandungan bahan aktif tersebut. Dikenal suatu kelompok bahan aktif yang disebut Produk metabolit sekunder ( Secondary metabolic products ), dimana fungsinya bagi tumbuhan tersebut dalam proses metabolismenya kurang jelas. Namun kelompok ini dikenal berperan dalam hal berinteraksi atau berkompetisi, termasuk menjadi bahan untuk melindungi diri dari gangguan pesaingnya (Kardinan, 2002). Mimba, terutama dalam biji dan daunnya mengandung beberapa komponen dari produksi metabolit sekunder yang diduga sangat bermanfaat, baik dalam bidang pertanian (pestisida dan pupuk), maupun farmasi (kosmetik dan obat-obatan). Beberapa diantaranya adalah azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan nimbidin (Ruskin, 1993). Azadirachtin sendiri terdiri dari sekitar 17 komponen dan komponen yang mana yang
paling bertanggung jawab sebagai pestisida atau obat, belum jelas diketahui (Rembold, 1989). Mimba tidak membunuh hama secara cepat, namun mengganggu hama pada proses makan, pertumbuhan, reproduksi dan lainnya (Senrayan, 1997).
Buah dan Biji Mimba
Azadirachtin berperan sebagai ecdyson blocker atau zat yang dapat menghambat kerja hormon
ecdyson, yaitu suatu hormon yang berfungsi dalam proses metamorfosa serangga. Serangga akan terganggu pada proses pergantian kulit, ataupun proses perubahan dari telur menjadi larva, atau dari larva menjadi kepompong atau dari kepompong menjadi dewasa. Biasanya kegagalan dalam proses ini seringkali mengakibatkan kematian (Chiu, 1988). Salanin berperan sebagai penurun nafsu makan (anti-feedant) yang mengakibatkan daya rusak serangga
sangat menurun, walaupun serangganya sendiri belum mati. Oleh karena itu, dalam penggunaan pestisida nabati dari mimba, seringkali hamanya tidak mati seketika setelah disemprot (knock down), namun memerlukan beberapa hari untuk mati, biasanya 4-5 hari. Namun demikian, hama yang telah disemprot tersebut daya rusaknya sudah sangat menurun, karena dalam keadaan sakit (Ruskin, 1993). Meliantriol berperan sebagai penghalau (repellent) yang mengakibatkan serangga hama enggan
mendekati zat tersebut. Suatu kasus terjadi ketika belalang Schistocerca gregaria menyerang tanaman di Afrika, semua jenis tanaman terserang belalang, kecuali satu jenis tanaman, yaitu mimba (Sudarmadji, 1999). Mimbapun dapat merubah tingkah laku serangga, khususnya belalang (insect behavior) yang tadinya bersifat migrasi, bergerombol dan merusak menjadi bersifat solitair yang bersifat tidak merusak (informasi lisan Prof. K. Untung). Nimbin dan nimbidin berperan sebagai anti mikro organisme seperti anti-virus, bakterisida, fungisida
sangat bermanfaat untuk digunakan dalam mengendalikan penyakit tanaman (Ruskin, 1993). Tidak terbatas hal itu, bahan-bahan ini sering digunakan dan dipercaya masyarakat sebagai obat tradisional yang mampu menyembuhkan segala jenis penyakit pada manusia (Kardinan dan Taryono, 2003). Selain mengandung bahan-bahan tersebut di atas, di dalam tanaman mimba masih terdapat berpuluh, bahkan beratus jenis bahan aktif yang merupakan produksi metabolit sekunder yang belum teridentifikasi dan belum diketahui manfaatnya. Oleh karena itu,penelitian mengenai penggalian potensi mimba masih banyak diperlukan.
1.
Nama
Tumbuhan
Nama
daerah: Imba, Mimba (Jawa); Membha, Mempheuh (Madura); Intaran, Mimba (Bali) Nama asing: Margosier, Margosatree, Neem tree (Inggris/Belanda) (Heyne, 1987). Nama
ilmiah: Azadirachta indica Juss.
2. Klasifikasi Tumbuhan
Divisi : Spermatophyta Subdivisi: Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Subkelas : Dialypetaleae Bangsa : Rutales Suku : Meliaceae Marga : Azadirachta Jenis : Azadirachta indica Juss. (Tjitrosoepomo, 1996) 3. Uraian Tumbuhan
Merupakan pohon yang tingi batangnya dapat mencapai 20 m. Kulit tebal, batang agak kasar, daun menyirip genap, dan berbentuk lonjong dengan tepi bergerigi dan runcing, sedangkan buahnya merupakan buah batu dengan panjang 1 cm. Buah mimba dihasilkan dalam satu sampai dua kali setahun, berbentuk oval, bila masak daging buahnya berwarna kuning, biji ditutupi kulit keras berwarna coklat dan didalamnya melekat kulit buah berwarna putih. Batangnya agak bengkok dan pendek, oleh karena itu kayunya tidak terdapat dalam ukuran besar (Heyne, 1987). Daun mimba tersusun spiralis, mengumpul di ujung rantai, merupakan daun majemuk menyirip genap. Anak daun berjumlah genap diujung tangkai, dengan jumlah helaian 8-16. tepi daun bergerigi, bergigi, beringgit, helaian daun tipis seperti kulit dan mudah laya. Bangun anak daun memanjang sampai setengah lancet, pangkal anak daun runcing, ujung anak daun runcing dan setengah meruncing, gandul atau sedikit berambut. Panjang anak daun 3-10,5 cm (Backer dan Van der Brink, 1965). Helaian anak daun berwarna coklat kehijauan, bentuk bundar telur memanjanga tidak setangkup sampai serupa bentuk bulan sabit agak melengkung, panjang helaian daun 5 cm, lebar 3 cm sampai 4 cm. Ujung daun meruncing, pangkal daun miring, tepi daun bergerigi kasar. Tulang daun menyirip, tulang cabang utama umumnya hampir sejajar satu dengan lainnya. 4. Habitat dan Penyebaran
Tumbuhan liar di hutan dan di tempat lain yang tanahnya agak tandus, ada juga yang ditanam orang ditepi-tepi jalan sebagai pohon perindang (Mardisiswodjo, 1985). Banyak terdapat di daerah Jawa Barat, Jawa Timur, Madura 1-300 meter. Umumnya di tempat yang sangat kering, di pinggir jalan, pada hutan yang terbuka (Backer dan Van der Brink, 1965). 5. Kandungan kimia dan Kegunaan Daun mimba mengandung senyawa-senyawa diantaranya adalah -sitosterol, hyperoside, nimbolide, quercetin, quercitrin, rutin, azadirachtin, dan nimbine. Beberapa diantaranya diungkapkan memiliki aktivitas antikanker (Duke, 1992). Daun mimba mengandung nimbin, nimbine, 6-desacetylbimbine, nimbolide dan quercetin ( Neem Foundation, 1997).
Tanaman mimba mempunyai beberapa kegunaan. Di India tanaman ini disebut ³the village pharmacy´, dimana mimba digunakan untuk penyembuhan penyakit kulit, antiinflamasi, demam, antibakteri, antidiabees, penyakit kardiovaskular, dan insektisida (McCaleb, 1986). Daun mimba juga di gunakan sebagai repelan, obat penyakit kulit, hipertensi, diabetes, anthelmintika, ulkus peptik, dan antifungsi.
Selain itu bersifat antibakteri dan antiviral ( Narula, 1997). Seduhan kulit batangnya digunakan sebagai obat malaria. Penggunaan kulit batangnya yang pahit dianjurkan sebagai tonikum. Kulit batang yang ditoreh pada waktu tertentu setiap tahun menghasilkan cairan dalam jumlah besar. Cairan ini diminum sebagai obat penyakit lambung di India. Daunnya yang sangat pahit, di Madura digunakan sebagai makanan ternak. Rebusannya di minum sebagai obat pembangkit selera dan obat malaria (Heyne, 1987).
1. 4. Biji dan Daun Mimba a)
Bahan aktif : azadirachtin, salanin, nimbin, meliantriol
b)
Mekanisme pengendalian : antifeedant dan insect growth regulator
c)
Hama sasaran : ulat, hama penghisap (kepik, tungau), jamur, bakteri, nematode
d) Cara pembuatan dari bahan biji : 200 ± 300 gram biji ditumbuk sampai halus, lalu hasil tumbukan direndam dalam 10 liter air selama 1 malam. Selanjutnya larutan disaring kain halus dan siap disemprotkan ke hama sasaran. e) Cara pembuatan dari bahan daun : 1 kg daun mimba kering atau daun mimba segar ditumbuk sampai halus. Ditambahkan 10 liter air dan direndam selama 1 malam. Setelah diaduk sampai rata, larutan disaring menggunakan kain halus dan siap disemprotkan ke hama sasaran.