BAB I PENDAHULUAN
1. Lata Latarr Bel Belak akan ang g Kejang demam merupakan kegawatan neurologis yang sering dijumpai
pada bayi dan anak, terjadi pada suhu badan yang tinggi dan dikaitkan dengan tingkat maturitas dalam anatomi, fisiologi dan biokimiawi otak pada anak itu sendiri. Dari penelitian oleh berbagai pakar didapatkan bahwa sekitar 2,2% -5% anak pernah mengalami kejang demam sebelum mereka mencapai usia 5 tahun dan didapatkan bahwa kejang demam de mam agak lebih sering dijumpai pada anak laki daripada perempuan, dengan perbandingan ,! " .# $mumny $mumnyaa orangt orangtua ua membaw membawaa anaknya anaknya ke rumah rumah sakit sakit setela setelah h anak anak mengalami serangan kejang. ampai saat ini masih di lakukan penelitian apakah kejang demam dapat merusak otak, didapatkan kesan bahwa kejang demam yang singk ingkat at umum umumny nyaa beni benign gnaa dan dan keja kejang ng dem demam yang ang lam lama mungk ungkiin dapa dapatt mengakibatkan kerusakan pada otak. $ntuk itu diperlukan pengetahuan orang tua bahwa demam tinggi dapat menimbulkan kejang, dan sebelum kejang itu terjadi dapat dilakukan penurunan suhu tubuh dan sequel dan sequel akibat kejang yang mungkin dapat terjadi dapat dicegah.#
BAB II TINJAUAN PUSTAKA PUSTAKA
1. Demam
1
Demam Demam &pirek &pireksia sia'' adalah adalah keadaan keadaan suhu suhu tubuh tubuh di atas atas normal normal sebagai sebagai akibat akibat peningka peningkatan tan pusat pusat pengat pengatur ur suhu suhu di hipota hipotalam lamus us yang yang dipenga dipengaruh ruhii oleh oleh interleukin &() * '. +engaturan suhu pada keadaan sehat atau demam merupakan keseimbangan antara produksi dan pelepasan panas.2 ..
+atofisiolo ologi Demam +irogen adalah suatu at yang menyebabkan demam, terdapat dua jenis pirogen yaitu pirogen eksogen dan endogen. +irogen eksogen berasal dari luar tubuh dan berkemampuan untuk merangsang ()-, sedangkan pirogen endogen berasal dari dalam tubuh dan mempunyai me mpunyai kemampuan untuk merangsang demam dengan dengan mempeng mempengaru aruhi hi pusat pusat pengatu pengaturan ran suhu suhu di hipota hipotalam lamus. us. ()-, ()-, tumor tumor necrosis faktor &/' dan interferon &(/' adalah pirogen endogen.2 ()* memiliki beberapa fungsi , fungsi primer menginduksi demam pada hipotalamus untuk menaikan suhu, merangsang beberapa be berapa protein tertentu di hati, seperti protein fase akut, misalnya fibrinogen, haptoglobin, seruplasmin dan 01+ sedangkan sintesis albumin dan transferin menurun.2
2. Keja jan ng De Dema mam m
2..
Definisi
2
angkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh &suhu rektal diatas #3o0' yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.!
2.2.
4pidemiologi Kejang demam paling sering dijumpai pada anak, terutama pada kelompok
usia bulan sampai ! tahun. 6ampir #% daripada anak yang berumur dibawah 5 tahun pernah mengalami kejang demam. Lennox-Butchal &78' berpendapat bahwa kepekaan terhadap bangkitan kejang demam diturunkan oleh suatu gen dominan dengan penetrasi yang tidak sempurna. Lennox &7!7' berpendapat bahwa !,2% anggota keluarga penderita mempunyai riwayat kejang sedangkan pada anak normal hanya #%.!
2.#.
Klasifikasi
()94 &77#' membuat kriteria dan membagi kejang demam atas 2 golongan, yaitu5 " a. Kejang demam kompleks • Kejang lama yang berlangsung lebih dari 5 menit atau kejang bewrulang
•
lebih dari 2 kali dan diantara bangkitan kejang anak tidak sadar. Kejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum didahului kejang
parsial • erulang dalam 2! jam b. Kejang demam sederhana • erlangsung singkat, kurang dari 5 menit dan umumnya akan berhenti
• •
sendiri Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokal, Kejang tidak berulang dalam 2! jam
3
2.!.
+atofisiologi +ada keadaan demam kenaikan suhu o 0 akan meningkatkan metabolisme
basal : % * 5% dan kebutuhan oksigen 2:%. $ntuk mempertahankan kelangsungan hidup sebuah sel atau organ otak diperlukan suatu energi yang didapat dari metabolisme. ahan baku untuk metabolisme otak yang terpenting adalah glukosa. ifat proses itu adalah oksidasi dimana oksigen disediakan dengan perantaraan fungsi paru * paru dan diteruskan ke otak melalui sistem kardio;askular. umber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi 0<2 dan air. el dikelilingi oleh suatu membran yang terdiri dari permukaan dalam adalah lipoid dan permukaan luar adalah ionik.! Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion Kalium &K =' dan sangat sulit dilalui oleh ion atrium &a=' dan elektrolit lainnya, kecuali klorida &0l-'. 9kibatnya konsentrasi K = dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi a= rendah, sedangkan diluar sel neuron terdapat konsentrasi K = rendah dan konsentrasi a= tinggi. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel, maka terdapat perbedaan potensial yang disebut potensial membran dari sel neuron. $ntuk menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan energi dan bantuan enim a-K-9+ase yang terdapat pada permukaan sel. Keseimbangan potensial membran ini dapat dapat dirubah oleh adanya! " •
+erubahan konsentrasi ion di ruang ekstraseluler
•
1angsangan yang datangnya mendadak misalnya > mekanis, kimiawi atau aliran listrik dari sekitarnya
•
+erubahan patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau keturunan.
4
+ada seorang anak # tahun, sirkulasi otak mencapai 5% dari seluruh tubuh, sehingga pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi ion Kalium dan atrium melalui membran sel neuron sehingga terjadi lepas muatan listrik. )epas muatan listrik yang besar dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran
sel
tetangganya
dengan
bantuan
neurotransmitter,
hal
ini
yang
menyebabkan kejang.! +ada anak dengan ambang kejang yang rendah, kejang dapat terjadi pada suhu #3o0 sedangkan pada anak dengan ambang kejang yang tinggi, kejang baru dapat terjadi pada suhu !:o0 atau lebih. ehingga dapat disimpulkan bahwa terulangnya kejang demam lebih sering terjadi pada anak dengan ambang kejang yang rendah.! Kejang demam yang berlangsung singkat umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan sequel . etapi kejang yang berlangsung lama &lebih dari 5 menit' dapat menimbulkan kerusakan neuron otak karena pada kejang lama disertai terjadinya apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energy untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnea, asidosis laktat disebabkan oleh metabolism anaerobic, hipotensi arterial disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh makin meningkat disebabkan akibat akti;itas otot dan selanjutnya menyebabkan metabolisme otak meningkat. /aktor terpenting adalah gangguan peredaran darah yang dapat mengakibatkan hipoksia sehingga meningkatkan permeabilitas kapiler dan timbul edema otak yang mengakibatkan kerusakan sel neuron otak.!
5
2.5.
+enegakan Diagnosis
2.5.. 9namnesis +ada anamnesis didapatkan manifestasi klinis berupa demam tinggi dengan peningkatan suhu yang cepat, disebabkan oleh infeksi diluar susunan saraf pusat. erangan kejang terjadi pada 2! jam pertama demam, berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik * klonik, tonik, klonik atau akinetik. Kejang dapat berhenti sendiri lalu anak tidak memberi reaksi apapun untuk sementara, tetapi setelah beberapa detik atau menit anak akan terbangun dan sadar kembali tanpa adanya kelainan saraf.! 2.5.2. +emeriksaan /isik +emeriksaan fisik meliputi keadaan umum, sifat kejang, tonik, klonik, fokal maupun umum. anda * tanda ;ital anak, status generalis dan status lokalis, pemeriksaan neurologi untuk mengetahui penyebab kejang berasal dari susunan saraf pusat atau ekstrakranial.
2.5.#. +emeriksaan +enunjang ?
)aboratorium +emeriksaan laboratorium tidak dikerjakan secara rutin pada kejang demam, tetapi dapat dikerjakan untuk menge;aluasi sumber infeksi penyebab demam atau keadaan lain misalnya gastroenteritis dehidrasi disertai demam. +emeriksaan yang dilakukan ialah darah perifer, elektrolit dan gula
?
darah.5 +ungsi lumbal
6
+emeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menegakan atau menyingkirkan
kemugkinan
meningitis.
1isiko
terjadinya
meningitis
bakterialis adala :, * ,8%. +ada bayi kecil seringkali sulit untuk menegakan diagnosis meningitis karena manifestasi klinisnya tidak jelas.
4lektroensefalografi +emeriksaan elektroensefalografi &44@' tidak dapat memprediksi berulangnya kejang atau memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsy pada pasien kejang demam.
?
+encitraan /oto X-ray kepala, 0-scan dan A1( jarang dilakukan, hanya untuk indikasi seperti5 > * Kelainan neurologic fokal menetap &hemiparesis' * +arese ner;us B( * +apiledema
2..
Diagnosis anding 4;aluasi penyebab kejang, dari dalam atau luar susunan saraf pusat.
Kelaian dalam susunan saraf pusat berupa infeksi &meningitis, ensefalitis, abses otak dan lainnya'.!
7
2.8.
+enatalaksanaan5 . +enatalaksanaan saat kejang +ada pasien dengan status kon;ulsi diberikan diaepam intra;ena :,# * :,5 mgCkg perlahan * lahan dengan kecepatan * 2 mgCmenit atau dalam waktu # * 5 menit, dengan dosis maksimal 2: mg.
8
2. +emberian obat pada saat demam 9ntipiretik ¶cetamol' diberikan dengan dosis : * 5 mgCkgCkali diberikan ! kali per hari dan tidak lebih dari 5 kali. Dosis ibuprofen 5 * : mgCkgCkali dibagi # * ! dosis. Aeskipun jarang asam asetilsalisilat dpat menyebabkan sindrom 1eye terutama pada anak kurang dari 3 bulan, sehingga penggunaan asam asetilsalisilat tidak dianjurkan.. +emberian diaepam sebagai antikon;ulsan dengan dosis :,# mgCkg setiap 3 jam per oral pada saat demam menurunkan risiko berulangnya kejang pada #: * : % kasus, begitu pula dengan diaepam rektal dosis :,5 mgCkg setiap 3 jam pada suhu #3,5o0. #. +engobatan obat rumat (ndikasi pemberian obat rumat diberikan bila kejang demam menunjukan ciri * ciri sebagai berikut " -
Kejang lebih dari 5 menit
-
9danya kelaianan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya hemiparesis, paresis odd, cerebral palsy, retardasi mental, hidrosefalus.
-
Kejang fokal
-
+engobatan rumat dipertimbangkan bila •
Kejang berulang 2 kali atau lebih dalam 2! jam
•
Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 2 bulan
•
Kejang demam ! kali per tahun
9
Eenis antikon;ulsan untuk pengobatan rumatan berupa fenobarbital atau asam ;alproat setiap hari efektif dalam menurunkan risiko berulangnya kejang. Karena pemakaian fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan gangguan perilaku dan kesulitan belajar, maka pengobatan rumat hanya diberikan terhadap kasus selektif dan dalam jangka pendek. • •
•
#3,5o0 ediakan diaepam rektal. erikan bila suhu #7o0 atau pada suhu
•
anak dapat kejang ila anak kejang "
•
10
* * * * *
Airingkan posisi anak )onggarkan pakaian +erhatikan jalan napas erikan diaepam rectal awa segera ke dokter bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih
. (ndikasi 1awat
2.3.
?
Kejang demam pertama kali
?
Kejang demam pada usia F tahun
?
Kejang demam kompleks
?
6iperpiraksia & suhu di atas !: :0'
?
+asca kejang anak tidak sadar atau lumpuh &odGs paresisi'
?
+ermintaan orangtua
+rognosis Kejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah
dilaporkan. +erkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal pada pasien yang sebelumnya normal. +enelitian lain secara retrospektif melaporkan kelainan neurologis pada sebagian kecil kasus dan kelainan ini biasanya terjadi pada kasus dengan kejang lama atau kejang berulang baik umum atau fokal.5 Kematian karena kejang tidak pernah dilaporkan. Aenurut Berg dkk, &772' 3: % kejang demam akan berulang kembali pada sebagian kasus. /aktor risiko berulangnya kejang demam adalah5 " ? ? ? ?
1iwayat kejang demam dalam keluarga $sia kurang dari 2 bulan emperatur yang rendah saat kejang 0epatnya kejang setelah demam 11
ila seluruh faktor diatas ada, kemungkinan berulangnya kejang demam adalah 3:% , sedangkan bila tidak terdapat faktor tersebut kemungkinan berulangnya kejang : * 5%. Kemungkinan berulangnya kejang paling besar pada tahun pertama.5 Aenurut Ellenberg dan Nelson KB &773' faktor risiko terjadinya epilepsy dikemudian hari adalah5 " ? +erkembangan saraf terganggu ? Kejang demam kompleks ? 1iwayat epilepsi dalam keluarga ? )amanya demam Aasing * masing faktor risiko meningkatkan kemungkinan kejadian epilepsy sampai ! * %, kombinasi dari faktor risiko tersebut meningkatkan kemungkinan kejadian epilepsy menjadi : * !7%. Kemungkinan menjadi epilepsy tidak dapat dicegah dengan pemberian obat rumat pada kejang demam.5
BAB III ILUSTRASI KASUS
.
2.
(dentitas +asien ama $mur Eenis Kelamin 9lamat anggal masuk anggal periksa o 1ekam medis
" 9n. // " ! tahun " )aki * laki " Kp. anah 3: 1 ::5 1H :3 o. Klender Eaktim " ! /ebruari 2:# " /ebruari 2:# " #7.:7.#
9namnesa &9lloanamnesa' 9. Keluhan utama
" Kejang 12
. Keluhan tambahan " Demam tinggi sejak # hari A1 0. 1iwayat penyakit sekarang iga hari A1 pasien demam terus menerus sepanjang hari, demam tinggi dan terjadi mendadak, suhu badan tidak di ukur. Demam tidak disertai menggigil. Demam turun setelah minum obat penurun panas kemudian suhu naik kembali. Dua hari A1 pasien batuk tidak berdahak dan pilek dengan ingus berwarna bening, tidak disertai nyeri menelan. +asien juga 9 cair, frekuensi #IChari, ;olume J gelas aua, warna hijau kekuningan, darah &-', lendir &-', ampas &=',
tidak menyemprot, bau busuk. 9K normal, tidak nyeri saat berkemih
maupun sering berkemih. Kurang lebih 2 jam A1 demam semakin tinggi, mual &-', muntah &-', lalu pasien kejang, seluruh badan, tangan dan kaki kaku, pasien tidak sadar, berlangsung = * 2 menit, keluar busa dari mulut &-', bibir dan tangan biru &-'. etelah kejang pasien terdiam sesaat kemudian menangis, lalu pasien diberikan obat penurun panas. Kejang yang sama berulang kembali 2 jam A1 . +asien dibawa ke 1$+ +ersahabatan dengan keluhan kejang saat demam tinggi = 2 jam A1. )emah pada tungkai C penurunan kekuatan otot setelah kejang disangkal. @erakan aneh dan berulang yang dilakukan pasien secara tidak sadar dan perubahan tingkah laku disangkal. D. 1iwayat +enyakit Dahulu
+asien memiliki riwayat kejang demam pada usia tahun 3 bulan 4pilepsi dan riwayat penyakit pada kepala disangkal 1iwayat trauma pada kepala disangkal
13
4. 1iwayat +enyakit Keluarga ?
3.
Keluarga tidak memiliki riwayat kejang
Pemerikaan !iik Keadaan umum " ampak sakit sedang Kesadaran " 0ompos Aentis Tan"a # tan"a $ital " 7: ICmenit
a.
11
" 2 ICmenit
" #,7°0
Stat% &enerali Kepala "
ormochepal b. +emeriksaan Aata Konjungti;a " 9nemis &-C-' klera " klera ikterik &-C-' +upil " (sokor ∅ # mm, refleks cahaya &=C=' Aata cekung " &-' @erak bola mata " paresis ner;us #, ! dan &-C-' c. +emeriksaan 6idung afas cuping hidung " idak ada Discharge " &=' bening d. +emeriksaan Aulut ianosis " idak ada Aukosa anemis " idak ada /aring " 6iperemis &-' onsil " hiperemis &-', deptritus &-', * e. +emeriksaan )eher rakhea " De;iasi trakea &-' )imfonodi " +embesaran K@ &-' Kaku kuduk " &-' f. +emeriksaan Kulit ianosis " idak ada (kterik " idak ada
g. +emeriksaan horaks Paru-paru (nspeksi
" Dinding dada simetris saat statis dan dinamis 1etraksi suprasternal &-', 1etraksi intercostae &-' 4kspirasi memanjang &-' 14
+alpasi +erkusi
" Bokal fremitus sama kanan kiri Ketinggalan gerak &-' " onor pada seluruh lapang paru
9uskultasi
" uara dasar ;esikuler, wheeing &-C-', ronkhi basah kasar &-C-', rhonki basah halus &-C-'
(nspeksi +alpasi +erkusi
" (ctus cordis tidak tampak " (ctus cordis tidak kuat angkat " tidak dilakukan
9uskultasi
" unyi jantung ( - ((, reguler, murmur &-', gallop &-'
(nspeksi
" +erut datar
9uskultasi +alpasi
" ising usus &=' 2:ICmenit " yeri tekan &-', turgor kulit normal 6epar tidak teraba )ien tidak teraba " impani di semua regio abdomen
antung
!bdo"en
+erkusi 4kstremitas
" 4dema &-C-', deformitas &-C-', sianosis &-C-'
15
'.
Pemerikaan Pen%njang La()rat)ri%m !e(r%ari 2*13
Darah )engkap 6emoglobin
6asil ,7
atuan grCd)
ilai ormal .5 * #
4ritrosit
!,!3
jtCu)
#.8 * 5.#
#!
%
#! * !:
6ematokrit )eukosit
!.!::
A0B
8,
A06
2,
A060
#!,7
6itung jenis eutrofil
+,-3
%
8 * :
)imfosit
%
2: * 8:
Aonosit
5,
%
*
4osinofil
:
%
*5
:,
%
:*
Na
#
mmolC)
#5 * !5
K
#,5
mmolC)
#.5 * 5.5
/l0
2
mmolC)
73 * :7
asofil 4lektrolit
.
Re%me Anamnea
eorang anak laki * laki berusia ! tahun, kejang 2 jam yang lalu, kejang berulang : jam setelahnya. Kejang berlangsung = * 2 menit, terjadi
16
pada seluruh badan, tangan dan kaki dan tidak sadar. Kejang didahului dengan demam tinggi mendadak dan terus menerus sejak # hari yang lalu. )emah pada tungkai C penurunan kekuatan otot setelah kejang disangkal. Keluhan ini disertai batuk tidak berdahak dan pilek dengan ingus berwarna bening. +asien juga diare dengan ;olume J gelas aua, warna hijau kekuningan, darah &-', lendir &-', ampas &=', bau busuk. Pemerikaan !iik Keadaan umumC kesadaran " ampak sakit sedang C0ompos Aentis Tan"a # tan"a $ital " 7: ICmenit 11 " 2 ICmenit " #,7°0 Stat% &enerali a. +emeriksaan 6idung Discharge
" &=' bening
b. +emeriksaan 9bdomen (nspeksi
" +erut datar
9uskultasi " ising usus &=' 2:ICmenit +alpasi " urgor kulit normal Pemerikaan Pen%njang +emeriksaan )aboratorium dalam batas normal .
Diagn)a Ban"ing
. Kejang Demam Kompleks 2. 4pilepsi #. Aeningitis !. Diare akut dehidrasi ringan sedang
+.
Diagn)i Kerja 17
Kejang Demam Kompleks Diare akut dehidrasi ringan sedang
1. 2.
,.
Ren4ana Pemerikaan
. Darah perifer lengkap 2. 4lektrolit #. +ungsi )umbal
5.
Penatalakanaan
2 on Aedikamentosa 4dukasi orang tua mengenai penanganan pasien demam # Aedikamentosa Kaen 2 tpm makro +arasetamol syrup ! I L cth Diaepam pul;eres # I ,5 mg ila masih kejang drip fenitoin
1*.
Pr)gn)i
Muo ad ;itam Muo ad sanationam Muo ad functionam
" ad onam " Dubia ad onam " Dubia ad onam
BAB I6 18
KESI7PULAN
Kejang demam merupakan kejang yang terjadi pada bayi dan anak terutama usia bulan sampai dengan 5 tahun, akibat demam yang disebabkan proses ekstrakranium. Kejang demam dibagi dalam 2 jenis yaitu kejang demam sederhana yang bersifat benigna dan berlangsung kurang dari 5 menit dan kejang demam kompleks yang berlangsung lebih dari 5 menit,
berulang dalam 2! jam dan cenderung memiliki potensi untuk
terdapatnya sequel . Diagnosis kejang demam dapat ditegakan melalui anamnesis, terdapat manifestasi klinis berupa demam tinggi dengan peningkatan suhu yang cepat, disebabkan oleh infeksi diluar susunan saraf pusat. +emeriksaan fisik meliputi keadaan umum, sifat kejang, tonik, klonik, fokal maupun umum. anda * tanda ;ital anak, status generalis dan status lokalis, pemeriksaan neurologi untuk mengetahui penyebab kejang berasal dari susunan saraf pusat atau ekstrakranial. +emeriksaan penunjang dengan pemeriksaan laboratorium untuk menge;aluasi sumber infeksi penyebab demam atau keadaan lain misalnya gastroenteritis dehidrasi disertai demam. +emeriksaan yang dilakukan ialah darah perifer, elektrolit dan gula darah, pungsi lumbal, pemeriksaan cairan serebrospinal untuk menyingkirkan kemugkinan meningitis. +emeriksaan 44@ dapat dilakukan bila keadaan kejang demam yang tidak khas./oto X-ray kepala, 0-scan dan A1( jarang dilakukan, hanya untuk indikasi seperti Kelainan neurologic fokal menetap &hemiparesis', parese ner;us B( , dan papiledema +enatalaksanaan kejang demam dengan status kon;ulsi dapat diberikan diaepam intra;ena dan apabila 2 kali pemberian diaepam pasien masih kejang dapat 19
diberikan fenitoin, apabila masih belum berhenti kejang lakukan pengawasan pada anak di ruang rawat intensif. +emberian obat dibagi menjadi 2 setelah mengatasi kejang yaitu intermitten dengan pemberian antipiretik, diaepam oral, dan diaepam rectal. Nang ke dua adalah rumatan dengan pemberian asam ;alproat dan fenobarbital selama tahun. 4dukasi kepada orang tua untuk mengukur suhu anak, cara pemberian obat
dan
penanganan kejang.
DA!TAR PUSTAKA
. ehrman, Kliegman dan 9r;in. Nelson # $l"u Kesehatan !nak% 4@0, Eakarta, 2:::. 2. (katan Dokter 9nak (ndonesia. Buku !jar $n&eksi 'an Pediatri (ropis. adan penerbit (D9(. Eakarta, 2::. #. )umbantobing . )ebrile *on+ulsion% /akultas Kedokteran $ni;ersitas (ndonesia. Eakarta, 2::!. !. taf pengajar (lmu Kesehatan 9nak. $l"u Kesehatan !nak . agian (lmu Kesehatan 9nak /akultas Kedokteran $ni;ersitas (ndonesia. Eakarta, 2::5. 5. $nit kerja koordinasi neurologi (D9(. Konsensus Penatalaksanaan Kejang 'e"a"% adan penerbit (D9(. Eakarta, 2::.
20