HEMATOLOGI I
Oleh : Nama NIM Rombongan Kelompok Asisten
: : : : :
Anita Khairunisa B1J012082 VII I Rio Rakhmanandika Rakhmanandika Saputra
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN I
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2013
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu ada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai: pembawa oksigen (oksigen carrier), mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mekanisme hemostatis. Darah terdiri atas dua komponen utama yaitu plasma darah yang merupakan bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit dan protein darah, sedangkankan butir darah (blood corpuscles) terdiri atas eritrosit, leukosit dan trombosit. Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya. Asal katanya dari bahasa Yunani haima artinya darah (Sadikin, 2001). Menurut Ganong (2002) hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru. Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah. Bila kadar hemoglobin berkurang di bawah normal, maka akan mengganggu aktifitas dalam tubuh. Suatu keadaan dimana kadar hemoglobin lebih rendah dari harga normal (13 gr %) disebut sebagai anemia. Di Laboratorium klinik, kadar hemoglobin dapat ditentukan kadarnya dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan dengan metode Sahli Sahli (Gandasoebrata, (Gandasoebrata, 1989). Kecepatan
pembentukan
sel
darah
dikendalikan
sesuai
dengan
kebutuhan tubuh. Jika kandungan oksigen dalam jaringan tubuh atau jumlah sel darah merah berkurang, ginjal akan menghasilkan dan melepaskan eritropoietin (hormon yang merangsang sumsum tulang untuk membentuk lebih banyak sel darah merah). Sumsum tulang membentuk dan melepaskan lebih banyak sel darah putih sebagai respon terhadap infeksi dan lebih banyak
trombosit
pemeriksaan
sebagai
laboratorium
respon yang
terhadap
berbeda
dari
perdarahan. contoh
Berbagai
darah
untuk
mendiagnosis dan memantau penyakit. Beberapa pemeriksaan mengukur komponen dan fungsi darah itu sendiri, pemeriksaan lainnya menilai bahanbahan dalam darah untuk menentukan fungsi organ lainnya (Guyton, 1989).
1.2 Tujuan Tujuan praktikum kali ini adalah untuk memberikan keterampilan pada mahasiswa tentang cara pengambilan darah hewan, mengetahui perbedaan bentuk sel darah pada berbagai hewan, serta cara melakukan perhitungan sel darah merah, sel darah putih dan kadar hemoglobin hewan.
II. MATERI DAN CARA KERJA
2.1 Materi Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah larutan Hayem, larutan Turk, larutan 0,1 N HCl, hewan uji yaitu ayam. Alat
yang
digunakanadalahhaemome digunakanadalahhaemometer, ter,
haemositometer, haemositometer,
EDTA,
tabung sahli, pipet kapiler, mikroskop, objek glas dan kaca penutup, spuit dan hand counter.
2.2 Cara Kerja Menghitung jumlah leukosit (pengenceran 10 kali): 1.
Darah ayam dihisap dengan dengan mikropipet pada bagian sayapnya sampai pengenceran menunjukkan angka 1, kemudian ujungnya dibersihkan dengan kertas isap.
2.
Larutan Turk yang telah dituangkan dituangka n diisap terlebih dahulu dalam tabung reaksi, sampai angka 11.
3.
Pipet karet karet diambil (yang dipake untuk untuk menghisap) menghisap) dari pipet, pipet, kemudian kemudian pipet dipegang pada kedua ujungnya dengan ibu jari telunjuk dan kocoklah selama dua menit.
4.
Buanglah beberapa tetes (1-2 tetes), kemudian kemudian tetes berikutnya berikutnya dipakai untuk perhitungan. perhitungan.
5.
Bilik hitung disiapkan, disiapkan, teteskan cairan dalam dalam pipet sehingga sehingga cairan dapat masuk dengan sendirinya kedalam bilik hitung.
6.
Pengamatan
dilakukan
dengan
mikroskop,
mula-mula
dengan
perbesaran lemah, kemudian dengan perbesaran kuat. 7.
Semua leukosit yang terdapat di dalam bujursangkar pojok dihitung. Jadi jumlah bujursangkar bujursangkar yang dihitung menjadi 4 x 16 = 64 bujursangkar bujursangkar
dengan sisi masing-masing = mm.
Perhitungan jumlah leukosit = L/64 x 160 x 10 = 25L
Menghitung jumlah eritrosit (Pengenceran 100 kali): 1.
Darah ayam diisap dengan mikropipet pada bagian sayapnya sampai pengenceran menunjukkan angka 1, kemudian ujungnya dibersihkan dengan kertas isap.
2.
Larutan Hayem yang telah dituangkan dituangka n diisap terlebih dahulu dalam tabung reaksi.
3.
Pipet karet karet diambil (yang dipake untuk untuk menghisap) menghisap) dari pipet, pipet, kemudian kemudian pipet dipegang pada kedua ujungnya dengan ibu jari telunjuk dan kocoklah selama dua menit.
4.
Buanglah beberapa tetes (1-2 tetes), kemudian kemudian tetes berikutnya berikutnya dipakai untuk perhitungan. perhitungan.
5.
Bilik hitung disiapkan, disiapkan, teteskan cairan dalam dalam pipet sehingga sehingga cairan dapat masuk dengan sendirinya kedalam bilik hitung.
6.
Pengamatan
dilakukan
dengan
mikroskop,
mula-mula
dengan
perbesaran lemah, kemudian dengan perbesaran kuat. 7.
Semua eritrosit yang terdapat di dalam bujursangkar pojok kecil dengan sisi 1/20 atau dengan volume masing-masing 1/4000 mm 3.
Perhitungan jumlah eritrosit = E/80 x 4000 x 100 = 5000E
Mengukur kadar Hb (gr/dl) : 1.
Darah diisap dengan menggunakan pipet sahli sampai angka 20 µl
2.
Larutan HCl 0,1 N dimasukan kedalam Tabung Sahli.
3.
Darah dimasukkan kedalam tabung pengencer.
4.
Kemudian diaduk dengan batang pengaduk dan dibiarkan selama 1 menit.
5.
Lalu apabila warna yang dihasilkan tidak sama dengan warna komparator,
tambahkan
dengan
akuades
hingga
warna
tabung
pengencer sama dengan warna tabung komparator, kemudian amati dan hasilnya dicatat.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Tabel3.1 Hasil pengamatan perhitungan hematologi Kelompok 1 2 3
Hewan Uji
Ayam
Ikan
4 5
Mencit
Kadar Hb (gr/dl)
Leukosit (sel/mm3)
Eritrosit (sel/mm3)
6
249.300
2.050.000
12,3
9050
2.765.000
6,5
4800
1.060.000
6,8
6725
4.675.000 4.675.00 0
14
42150
124.600
Perhitungan (kelompok 1) : Perhitungan jumlah leukosit = L/64 x 160 x 10 = 25L = 25 x 9972 = 249.300 sel/mm 3
Perhitungan jumlah jumlah eritrosit = E/80 x 4000 x 100 = 5000E = 500x 410 = 2.050.000 sel/mm 3
3.2 Pembahasan Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya. Asal katanya dari bahasa Yunani haima artinya darah (Sadikin, 2001). Darah merupakan jaringan pengikat yang terdiri atas cairan, yang memiliki korpuskula yang tersuspensi dalam plasma. Plasma darah adalah adalah cairan yang komplek yang berada dalam keadaan keseimbangan dinamik dengan cairan tubuh lain. Plasma terdiri atas 90% air, air, 7-8% protein protein yang yang dapat larut,
1% elektrolit, elektrolit, dan
sisanya 1-2% berbagai zat zat yang lain (Ville et al , 1988). Menurut Yuwono (2001) hewan vertebrata memiliki komposisi darah yang hampir sama. Darah terdiri dari cairan plasma kurang lebih 55% dan komponen seluler (sel darah)
yang berada dalam plasma kurang lebih 45%. Sel-sel darah terdiri atas eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan t rombosit. Scanlon et al . (2006) merumuskan fungsi darah pada tubuh manusia diantaranya, darah berfungsi mengedarkan sari makanan ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh plasma darah. Darah berfungsi mengangkut sisa oksidasi dari sel tubuh untuk dikeluarkan dari tubuh yang dilakukan oleh plasma
darah,
karbon
dioksida
dikeluarkan
melalui
paru-paru,
urea
dikeluarkan melalui ginjal. Darah berfungsi dalam mengedarkan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar buntu (endokrin) yang dilakukan oleh plasma darah.Darah berfungsi juga untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh yang dilakukan oleh sel-sel darah merah. Membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh yang dilakukan oleh komponen darah yaitu sel darah putih. Darah berfungsi untuk menutup luka yang dilakukan oleh keping-keping darah. Darah berfungsi untuk menjaga kestabilan suhu tubuh. Mencegah untuk terjadinya infeksi. Pengambilan darah hewan dilakukan dengan menghisap darahnya dengan mikropipet. Sebelumnya mikropipet telah diberi antikoagulan yaitu larutan EDTA (ethylen diamin tetra acetic acid) yang berfungsi mencegah penggumpalan darah. Praktikum kali ini cara kerja, alat dan bahan yang diperlukan kebanyakan sama, perbedaannya terdapat dalam larutan yang digunakan, pengenceran larutan, dan letak bujur sangkar untuk perhitungan jumlah. Guyton (1989) menyatakan dalam penghitungan jumlah leukosit larutan
dilakukan
pengenceran
menggunakan
larutan
Turk
dengan
pengenceran 10 kali. Perhitungan leukosit menggunakan haemositometer dengan letak bunjur sangkar yang berada dibagian pojok tepi. Perhitungan eritrosit
juga
dilakukan
dengan
menggunakan
alat
haemositometer
yangterdiri atas pipet pengencer Thoma, larutan pengencer dan kamar hitung (Apsari dan Arta, 2010). Perhitungan jumlah eritrosit menggunakan larutan Hayem untuk mengencerkan mengencerkan eritrosit. Pengenceran yang dilakukan untuk eritrosit sebesar 100 kali. Perhitungan eritrosit yang menggunakan haemositometer dengan letak bunjur sangkar yang berada dibagian tengah.Perhitungan jumlah eritrosit dilakukan dengan mengamati sel-selnya dibawah mikroskop dan selsel darah yang nampak dihitung dengan menggunakan hand counter. Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin asam
setelah darah ditambah dengan larutan HCl 0,1N kemudian diencerkan dengan aquadest. Pengukuran secara visual dengan mencocokkan warna larutan sampel dengan warna batang gelas standar. Metode ini memiliki kesalahan sebesar 10-15%, sehingga tidak dapat untuk menghitung indeks eritrosit (Guyton dan Hall, 1997). Menurut
Widman
(1987)
hemoglobin
berperan
penting
dalam
mempertahankan bentuk sel darah merah dan memberi warna merah pada darah. Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai peranan yang penting dalam diagnosa suatu penyakit, karena hemoglobin merupakan salah satu protein khusus yang ada dalam sel darah merah dengan fungsi khusus yaitu mengangkut O 2 ke jaringan dan mengembalikan CO 2 dari jaringan ke paru-paru. Kegunaan dari pemeriksaan hemoglobin ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan pada pasien, misalnya kekurangan hemoglobin yang biasa disebut anemia. Hemoglobin bisa saja berada dalam keadaan terlarut langsung dalam plasma. Akan tetapi kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen tidak bekerja secara maksimum dan akan mempengaruhi pada faktor lingkungan. Hemoglobin yang meningkat terjadi karena keadaan hemokonsentrasi akibat dehidrasi
yang
menurun
dipengaruhi
oleh
berbagai
masalah
klinis.
Hemoglobin merupakan merupakan pigmen dari eritrosit yang sangat kompleks (Guyton (G uyton dan Hall, 1997). Perhitungan jumlah leukosit diperoleh dari perhitungan adalah sebanyak 249.300 sel/mm 3 dan 9050 sel/mm 3 pada darah ayam, 4800 sel/mm 3 dan 6725 sel/mm3 pada darah ikan dan pada darah mencit sebanyak 42150 sel/mm3. Menurut Heard (2009) Leukosit normal berkisar antara 3296 – 16.700 sel/mm3 pada mamalia. Hasil yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukan tidak sesuai dengan pustaka. Hal ini karena keterbatasan ketelitian penglihatan dalam mengamati pada haemositometer dan dalam menghitung jumlah leukosit dengan menggunakan hand counter. Jumlah leukosit dapat dipengaruhi oleh infeksi, kehamilan, keracunan bakteri, dan infeksi oleh virus (Soetrisno, 1989). Perhitungan jumlah eritrosit diperoleh dari perhitungan adalah sebanyak 2.050.000 sel/mm 3 dan 2.765.000 sel/mm 3 pada darah ayam, pada darah ikan diperoleh sebanyak 1.060.000 sel/mm 3 dan 4.675.000 sel/mm 3, darah mencit sebanyak 124.600 sel/mm 3. Hasil perhitungan pada percobaan ini
juga tidak sesuai dengan referensi yang didapatkan.Hal ini dimunkinkan karena
keterbatasan
haemositometer
dan
ketelitian dalam
penglihatan menghitung
dalam jumlah
mengamati eritrosit
pada
dengan
menggunakan hand counter. Hasil referensi yang diperolehdari Apsari dan Arta (2010) meyatakan jumlah jumlah normal eritrosit pada mamalia mamalia adalah 7,6x106
– 10,5x106 sel/mm3 (Heard, 2009). Sedangkan jumlah sel darah merah pada darah ayam normal 2,5 –3,5 juta/mm3 darah. Menurut Soetrisno (1989), eritrosit pada setiap individu jumlahnya berbeda-beda dalam satu spesies. Gambaran darah pada hewan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti umur, jenis kelamin, bangsa, penyakit, temperatur lingkungan, keadaan geografis, kebuntingan, dan kegiatan fisik (Apsari dan Arta, 2010). Jumlah eritrosit juga berbeda karena dipengaruhi oleh makanan, zat-zat kimia juga kondisis stres. Besarnya jumlah leukosit selalu dipengaruhi oleh jumlah eritrosit, dimana jumlah leukosit selalu lebih rendah daripada jumlah eritosit (Beverlander (Beverlander dan Judith, 1979). Kadar hemoglobin yang didapatkan pada darah ayam sebanyak 6 g/dl dan 12,3 g/dl, darah ikan sebanyak 6,5 g/dl dan 6,8 g/dl, dan darah mencit sebanyak 14 gr/dl. Kadar Hb normal pada ayam berkisar antara 7-13 g/dl (Apsari dan Arta, 2010) dan kadar Hb pada mamalia normal berkisar 11,4 – 17,8 g/dl (Heard, 2009). Hasil dari percobaan dalam penentuan kadar hemoglobin sesuai dengan reverensi. Ramesh dan Saravanan (2008) menyatakankadar hemoglobin juga dapat dipengaruhi oleh adanya stres pada hewan yang diuji. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya perbedaan umur, ukuran, dan jenis kelamin masing-masing spesies, fluktuasi dalam jumlah leukosit pada tiap individu cukup besar pada kondisi tertentu, misalnya stress, aktifitas fisiologis, gizi, umur, dan lain-lain (Hadikastowo, 1982).
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1. Pengambilan darah hewan dilakukan dengan menghisap darahnya dengan mikropipet. Sebelumnya mikropipet telah diberi antikoagulan yaitu larutan EDTA (ethylen diamin tetra acetic acid) yang berfungsi mencegah penggumpalan darah 2. Penghitungan Penghitunga n untuk menentukan jmlah leukosit dan eritrosit eritros it memiliki prosedur yang hampir sama. Perbedaan terletak pada larutan yang digunakan,
pengenceran
haemositometer.
dan
Sedangkan
penggunaan perhitungan
bilik kadar
hitung Hb
pada dengan
membandingkan warna yang diperoleh dengan komparator. 3. Perhitungan Perhitunga n jumlah leukosit diperoleh dari perhitungan adalah sebanyak 249.300 sel/mm 3 dan 9050 sel/mm 3 pada darah ayam, 4800 sel/mm 3 dan 6725 sel/mm 3 pada darah ikan dan pada darah mencit sebanyak 42150 sel/mm3. 4. Perhitungan Perhitunga n jumlah eritrosit diperoleh dari perhitungan perhitung an adalah sebanyak 2.050.000 sel/mm 3 dan 2.765.000 sel/mm3 pada darah ayam, pada darah ikan diperoleh sebanyak 1.060.000 sel/mm 3 dan 4.675.000 sel/mm 3, darah mencit sebanyak 124.600 sel/mm 3. 5. Kadar hemoglobin yang didapatkan didapatka n pada darah ayam sebanyak 6 g/dl dan 12,3 g/dl, darah ikan sebanyak 6,5 g/dl dan 6,8 g/dl, dan darah mencit sebanyak 14 gr/dl.
DAFTAR REFERENSI
Apsari I. A. P dan Arta I. M. S. 2010. Gambar Darah Merah Ayam Buras Yang Terinfeksi Leucocytozoon. Leucocytozoon. Fakultas Kdokteran Hewan Universitas Udayana. Denpasar. Beverlander, G. A. dan A. R. Judith. 1979. Dasar-dasar Histologi Edisi 8 . Erlangga, Jakarta. Gandasoebrata, Gandasoebra ta, R. 1989. Penuntun Laboratorium Klinik, Jakarta. Ganong, W. F. 2001. Fisiologi kedokteran. kedokteran. penerbit Buku Kedokteran EGC. Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Kedokteran . Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Guyton, A.C. 1989. Buku Teks Fisiologi Kedokteran. Kedokteran. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Guyton dan Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Kedokteran . Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Hadikastowo. 1982. Zoologi Umum. Umum. Alumni, Bandung. Heard, Darryl J. B. V. M. S. Ph. D. 1997. Hematologic and Plasma Biochemical Reference values fot three Flying Fox Species (Pteropus sp). American Assosiation of Zoo Veterinarians. Veterinarians. 28(4):464-470 28(4):464-470 Ramesh M. dan Saravanan M. 2008. Haemotological and Biochemical Responses in a Fresh Water Fish Chyprinus caprio Exposed Chlorphyrifos. Chlorphyrifos. Bharathiar University. India. Sadikin, M. 2001. Biokimia Darah, Widya Medika. Jakarta Scanlon, Valerie C.dan Scanders, Tina.2006.Buku Tina.2006. Buku Ajar Anatomi & Fisiologi Edisi 3.Jakarta: 3.Jakarta: EGC. Soetrisno, 1989. Diktat Fisiologi Ternak. Fakultas Peternakan UNSOED. Purwokerto Ville, C. A, Walker, W, and Barnes, R. D. 1988. Zoologi Umum Edisi 6 . Penerbit Erlangga. Jakarta. Yuwono, E. 2001.Buku 2001. Buku Ajar Fisiologi Hewan I. I. Fakultas Biologi UNSOED. Purwokerto.
CATATAN:
Font
Arial
size
11.
Margin
kiri4,
kanan,
bawah,
atas
3.
Spasiantarbabkesubbab Spasiantarbabkesubbab 3 spasi, spasiantarsubbabkekalimat alinea pertama 2,5spasidanantarbaris 2,5spasidanantarbaris kalimat 1,5 spasi.
Kertas A4 80 gram
Latarbelakangberisikanalasanacarapraktikum, bilamengutipdarijurnalataubukujangan bilamengutipdarijurna lataubukujanganlupadicantumkan lupadicantumkanauthornyadandis authornyadandisee rtakan di daftarreferensi
LembarHasilberisikansecaraurut:tabelhasilpengamatan, kemudiangambar, perhitungandangrafik.
Pembahasanberisikanperbadinganan Pembahasanberisikan perbadinganantarahasilpraktikumd tarahasilpraktikumdenganteoridanhas enganteoridanhasii lpenelitian yang adadijurnal yang relevandenganacarapraktikum
Kesimpulanberdasarkanhasildanpemba Kesimpulanberdasarka nhasildanpembahasan hasan yang mengacupadatujuan mengacupadatujuan
Semuateori yang diambildarikutipanh diambildarikutipanharus arus di sertakandalamdaftarreferen sertakandalamdaftarreferensi si
Wajibmelampirkan
2
jurnal,
dansatulagiberbahasaInggris,
satubahasa
tahunterbitjurnal
bebasdanharusrelevandenganacarapraktikumkemudianditandai atau kutipan yang diambil untuk pembahasan.
Indonesia
bagian