BAB I PENDAHULUAN
Appendisiti Appendisitiss infiltrat infiltrat merupakan merupakan tahap patologi appendisitis appendisitis yang yang dimulai dimulai di mukosa dan melibatkan seluruh lapisan dinding appendiks dalam waktu 24-48 jam pertama, ini merupakan usaha pertahanan tubuh dengan membatasi proses radang dengan dengan menutu menutup p append appendiks iks dengan dengan omentu omentum, m, usus usus halus, halus, atau adneks adneksaa sehing sehingga ga terbentuk massa periapendikular. Appendisitis infiltrat sering terjadi pada usia tertentu dengan range 22-30 tahun. ada wanita dan laki-laki insidensinya sama ke!uali pada usia pubertas dan usia 2" tahun wanita lebih banyak dari laki-laki dengan perbandingan 3 # 2. Angka kematian berkisar 2-$%, &' %kematian jika terjadi pada wanita hamil, dan pada anak usia kurang dari 2 tahun meningkat hingga 20%. (orbi orbid ditas itas
menin ening gkat kat
den dengan gan berta ertam mbahn bahny ya
usia, sia, keter eterla lam mbata batan n
diagnosis, diagnosis, bila apendiks apendiks tidak diangkat diangkat yang dapat menimbulka menimbulkan n serangan serangan berulang. berulang. )edangkan mortalitas adalah 0,&% 0,&% jika apendisitis akut akut tidak pe!ah dan "% jika pe!ah. *eterlambatan dalam mendiagnosis juga berpengaruh pada angka mortalitas jika terjadi komplikasi. *ompli *omplikas kasii utamany utamanyaa adalah adalah perfor perforasi asi append appendiks iks,, yang yang dapat dapat berkem berkemban bang g menjadi peritonitis atau abses. +nsiden perforasi adalah &0% sampai 32%. +nsiden lebih tinggi pada anak ke!il dan lansia. erforasi se!ara umum terjadi 24 jam setelah awitan nyeri. nyeri. ejala men!ak men!akup up demam demam dengan dengan suhu 3, 3, o atau lebih tinggi, nyeri tekan abdomen yang kontinu. Appendektomi diren!anakan pada appendisitis infiltrat tanpa pus yang sudah ditenangkan. /imana sekitar $-8 minggu sebelumnya diberikan antibiotik kombinasi yang aktif terhadap kuman aerob dan anaerob. ada anak ke!il, wanita hamil , dan usia lanju lanjut, t, jika jika se!ar se!araa kons konser era ati tiff tida tidak k memb membaik aik atau atau berk berkem emba bang ng menja menjadi di abses abses dianjurkan dianjurkan drainase saja dan apendektomi apendektomi setelah $-8 minggu minggu kemudian. kemudian. 1ika ternyata ternyata tidak ada keluhan atau gejala apapun, dan pemeriksaan jasmani dan laboratorium tidak menunjukkan tanda radang atau abses, dapat dipertimbangkan pembatalan tindakan bedah. (enurut sumber lain mengatakan bila massa appendiks dengan proses radang yang yang masih masih aktif aktif sebaik sebaikny nyaa dilaku dilakukan kan tindak tindakan an pembed pembedaha ahan n segera segera setelah setelah pasien pasien 1
dipersiapkan, karena dikuatirkan akan terjadi abses appendiks dan peritonitis umum. ersiapan dan pembedahan harus dilakukan sebaik-baiknya mengingat penyulit infeksi luka lebih tinggi daripada pembedahan pada appendisitis sederhana tanpa perforasi. en!egahan pada appendisitis infiltrat dapat dilakukan dengan !ara menurunkan resiko obstruksi atau peradangan pada lumen appendik atau dengan penanganan se!ara tuntas pada penderita appendisitis akut. ola eliminasi pasien harus dikaji, sebab obstruksi oleh fe!alit dapat terjadi karena tidak adekuatnya diet serat, diet tinggi serat. erawatan dan pengobatan penyakit !a!ing juga meminimalkan resiko. engenalan yang !epat terhadap gejala dan tanda apendisitis dan apendisitis infiltrat meminimalkan resiko terjadinya gangren, perforasi, dan peritonitis. ada laporan kasus ini akan diba!akan dan dibahas seorang penderita dengan appendisitis infiltrat di )/ *ota *otamobagu.
2
BAB II LAPORAN KASUS
Identitas Pasien ama 1enis kelamin mur Alamat ekerjaan ()
# 5n. 67.( # 9aki-laki # "8 tahun # (ongkonai ## 24 :ebruari 20&"
Anamnesa Keluhan utama : yeri perut kanan bawah. Riwayat Penyakit Sekaran : asien mengeluh nyeri pada perut kanan bawah sejak & minggu )(). yeri
awalnya dirasakan di daerah ulu hati, lama kelamaan rasa nyeri dirasakan makin tajam dan menjalar sampai ke perut kanan bawah. yeri dirasakan terus menerus dan nyeri menetap sehingga menyebabkan pasien tidak bisa beraktiitas dan sulit untuk tidur. *eluhan ini tidak disertai mual, muntah dan nafsu makan menurun. iwayat panas badan ;<=, naik turun. >A> dan >A* biasa. Riwayat !enyakit dahulu : asien mengatakan pernah mengalami keluhan yang sama sejak tahun &''4.
iwayat alergi terhadap obat maupun makanan tidak ada. Riwayat !enyakit keluara : 5idak ada keluarga yang menderita sakit seperti ini. Riwayat !en"#atan se#elumnya : asien mengaku selama sakit pernah berobat ke uskesmas dan diberi obat minum serta disarankan untuk banyak minum air putih dan sejak &
minggu yang lalu melakukan kontrol ke dokter praktek. Pemeriksaan $isik )tatus generalis *eadaan umum # >aik *esadaran # ?4@"($ 5anda ital # 5ekanan darah # &2080 mmBg adi # 80C menit espirasi # 20C menit )uhu aksila # 3,& 0 Pemeriksan $isik Umum : *epala-leher # *epala # bentuk simetris, deformitas ;-=. (ata # konjungtia anemis --, s!lera ikterik --
3
9eher # embesaran *> ;-=, massa ;-=. 5horaC-ardioas!ular # +nspeksi # >entuk dada simetris, retraksi ;-=, sela iga dalam batas normal. alpasi erkusi Auskultasi
# gerakan dinding dada simetris, iktus kodis ;<= # paru # sonor D jantung # pekak. # or # )&-)2 regular, tunggal, murmur ;-=. ulmo # suara nafas esikuler, ronkhi --, wheeEing --.
Abdomen-eli!-+nguinal # +nspeksi # /atar, hiperemi ;-=. Auskultasi # > ;<= . alpasi # 9emas,defans muskular ;-=, osing sign ;-=, >lumberg sign ;-=, yeri tekan titik (! >urney ;<=, teraba massa pada kuadran kanan bawah uk. &8C&0 !m, konsistensi padat, permukaan rata dan tidak berbenjol-benjol, hepar dan lien tidak teraba, ginjal tidak teraba. erkusi # 5impani pada semua kuadran ke!uali pada lokasi massa
;redup=. ?kstremitas atas # /eformitas --, edema --, akral hangat, pembesaran *> ;-=. ?kstremitas bawah # /eformitas --, edema --, akral hangat. Resume Anamnesa asien mengeluh nyeri pada perut kanan bawah sejak & minggu )(). yeri awalnya dirasakan di daerah ulu hati, lama kelamaan rasa nyeri dirasakan makin tajam dan menjalar sampai ke perut kanan bawah. yeri dirasakan terus menerus dan nyeri menetap sehingga menyebabkan pasien tidak bisa beraktiitas dan sulit untuk tidur. *eluhan ini tidak disertai mual, muntah dan nafsu makan menurun. iwayat panas badan ;<=, naik turun. >A> dan >A* biasa.asien mengatakan pernah mengalami keluhan yang sama sejak tahun &''4. iwayat pengobatan ;<= namun tidak menunjukkan perbaikan. Pemeriksaan %isik: Abdomen +nspeksi # /atar Auskultasi # > ;<= ormal alpasi # 9emas, osing sign ;-=, >lumberg sign ;-=, yeri tekan titik (! >urney ;<=, teraba massa pada kuadran kanan bawah uk. &8C&0 !m, /efans mus!ular ;-= , konsistensi padat, permukaan rata dan tidak berbenjol-benjol, hepar dan lien tidak teraba, ginjal tidak teraba. 4
erkusi
# 5impani pada semua kuadran ke!uali pada lokasi massa
;redup=. Pemeriksaan Khusus: osing sign ;-=, >lumberg sign ;-=, Fbturator sign ;-=
Dian"sis #Appendisitis infiltrat &era!i +@:/ 9#20 gttmenit eftriaCone & gram ial&2 jam+@ (etronidaEole "00 mg drips8 jam+@ antidin "0 mg ampul&2 jam +@ Antrain ampul8 jam+@ /iet 9unak 5otal >ed est Ren'ana Pemeriksaaan Penun(an: emeriksaan /arah 9engkap $OLLO) UP Hari !erawatan !ertama *+ $e#ruari *,-+ )#yeri perut kanan bawah ;<=, /emam ;-= F# *u#!ukup *es#( 5/#&&00mmhg adi#80Cmenit espirasi#22Cmenit )uhu >adan#3$ o *epala# onjungtia anmeis --, s!lera ikterik - 5horaC # or# )+-)++ eguler,>ising ;-= ulmo#)p.esikuler h --,wheeEing -Abdomen#/atar,9emas >u<ormal,Bepar dan lien 5idak teraba,yeri tekan
kuadran kanan bawah ;<=, 5eraba massa ;<= , /efans mus!ular ;-= ?ktremitas#akral hangat,edema -Hasil la#"rat"rium tanal *+ %e#ruari *,-+ 3 3 9eukosit # &$." C &0 mm ?ritrosit# ".24 C&0$mm$ Bemoglobin #&3,& gd9 Bematokrit # 38,&% 5rombosit # 42$ C &0 3mm3 9ymfosit#&4.% (onosit #",$ % ranulosit #', % A#Appendisitis infiltrat #+@:/ 9#20 gttmenit eftriaCone & gram ial&2 jam+@ (etronidaEole "00 mg drips8 jam antidin "0 mg ampul&2 jam +@ Antrain ampul8 jam+@ /iet 9unak 5otal >ed est Hari !erawatan Ke.* */ $e#ruari *,-+ )#yeri perut kanan bawah ;<=, /emam ;-=
5
F# *u#!ukup *es#( 5/#&&080mmhg adi#80Cmenit espirasi#20Cmenit )uhu >adan#3$,3 o *epala# onjungtia anmeis --, s!lera ikterik -5horaC # or# )+-)++ eguler,>ising ;-= ulmo#)p.esikuler h --,wheeEing -Abdomen#/atar,9emas >u<ormal,Bepar dan lien 5idak teraba,yeri tekan kuadran kanan bawah ;<=,5eraba massa ;<=, /efans mus!ular ;-= ?ktremitas#akral hangat,edema -A#Appendisitis infiltrat # +@:/ 9#20 gttmenit eftriaCone & gram ial&2 jam+@ (etronidaEole "00 mg drips8 jam+@ antidin "0 mg ampul&2 jam +@ Antrain ampul8 jam+@ /iet 9unak 5otal >ed est Hari !erawatan Ke.0 *1 $e#ruari *,-+ )#yeri perut kanan bawah ;<=, /emam ;-= F# *u#!ukup *es#( 5/#&&00mmhg adi#80Cmenit espirasi#22Cmenit )uhu >adan#3$," o *epala# onjungtia anmeis --, s!lera ikterik - 5horaC # or# )+-)++ eguler,>ising;-= ulmo#)p.esikuler h --,wheeEing -Abdomen#/atar,9emas >u<ormal,Bepar dan lien 5idak teraba,yeri tekan kuadran kanan bawah ;<=,5eraba massa ;<=, /efans mus!ular ;-= ?ktremitas#akral hangat,edema -A#Appendisitis infiltrat # +@:/ 9#20 gttmenit eftriaCone & gram ial&2 jam+@ (etronidaEole "00 mg drips8 jam+@ antidin "0 mg ampul&2 jam +@ Antrain ampul8 jam+@ Hari !erawatan Ke.2 *3 $e#ruari *,-+ )#yeri perut kanan bawah ;<= berkurang, /emam ;-= F# *u#!ukup *es#( 5/#&&00mmhg adi#80Cmenit espirasi#22Cmenit )uhu >adan#3$ o *epala# onjungtia anmeis --, s!lera ikterik - 5horaC # or# )+-)++ eguler,>ising ;-= ulmo#)p.esikuler h --,wheeEing -Abdomen#/atar,9emas >u<ormal,Bepar dan lien 5idak teraba,yeri tekan kuadran kanan bawah ;<=,5eraba massa ;<=, /efans mus!ular ;-= ?ktremitas#akral hangat,edema -A#Appendisitis infiltrat # +@:/ 9#20 gttmenit eftriaCone & gram ial&2 jam+@ (etronidaEole "00 mg drips8 jam+@ antidin "0 mg ampul&2 jam +@
6
Antrain ampul8 jam+@ /iet 9unak 5otal >ed est Hari !erawatan Ke.+ - 4aret *,-+ )#yeri perut kanan bawah ;<= berkurang F# *u#!ukup *es#( 5/#&&0$0mmhg adi#80Cmenit espirasi#22Cmenit )uhu >adan#3$," o *epala# onjungtia anmeis --, s!lera ikterik - 5horaC # or# )+-)++ eguler,>ising ;-= ulmo#)p.esikuler h --,wheeEing -Abdomen#/atar,9emas >u<ormal,Bepar dan lien 5idak teraba,yeri tekan kuadran kanan bawah ;<= berkurang, 5eraba massa ;<=, /efans mus!ular ;-= ?ktremitas#akral hangat,edema -A#Appendisitis infiltrat # +@:/ 9#20 gttmenit eftriaCone & gram ial&2 jam+@ (etronidaEole "00 mg drips8 jam+@ antidin "0 mg ampul&2 jam +@ Antrain ampul8 jam+@ /iet 9unak 5otal >ed est ro#/9 Hari !erawatan Ke./ * 4aret *,-+ )#yeri perut kanan bawah ;<= berkuang F# *u#!ukup *es#( 5/#&&080mmhg adi#80Cmenit espirasi#20Cmenit )uhu >adan#3$,2 o *epala# onjungtia anmeis --, s!lera ikterik -5horaC # or# )+-)++ eguler,>ising ;-= ulmo#)p.esikuler h --,wheeEing -Abdomen#/atar,9emas >u<ormal,Bepar dan lien 5idak teraba,yeri tekan kuadran
kanan bawah ;<= berkurang, 5eraba massa ;<= berkurang, /efans
mus!ular ;-=. ?ktremitas#akral hangat,edema -Hasil la#"rat"rium * 4aret *,-+: 9eukosit # &0,2C &03mm3 ?ritrosit # 4,3C&0$mm$ Bemoglobin #&3,& gd9 Bematokrit # 34,2% 5rombosit # 4''C &03mm3 9ymfosit #&$.&% (onosit #",$ %0 ranulosit #8,'% A#Appendisitis infiltrat # Aff infus efiCime 2C&00 mg !apsul (etronidaEole 3C& tablet antidin 2C& tablet
7
ara!etamol 3C&tablet >!ompleC 2C& tablet /iet 9unak 5otal >ed est awat jalan en!ana Fperasi 3 bulan kemudian.
BAB III PE4BAHASAN
/iagnosa pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Appendisitis infiltrat adalah
proses
radang
appendiks
yang
penyebarannya dapat dibatasi oleh omentum dan usus-usus dan peritoneum disekitarnya sehingga membentuk massa ;appendiceal mass=. mumnya massa appendiks terbentuk pada hari ke-4 sejak peradangan mulai apabila tidak terjadi peritonitis umum. (assa appendiks lebih sering dijumpai pada pasien berumur lima tahun atau lebih karena daya tahan tubuh telah berkembang dengan baik dan omentum telah !ukup panjang dan tebal untuk membungkus proses radang.
8
Appendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen appendiks oleh hiperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau neoplasma. Fbstruksi lumen yang tertutup disebabkan oleh hambatan pada bagian proksimalnya dan berlanjut pada peningkatan sekresi normal dari mukosa apendiks yang distensi. Fbstruksi tersebut mneyebabkan mukus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan. (akin lama mukus tersebut makin banyak, namun elastisitas dinding appendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan intralumen. *apasitas lumen appendiks normal hanya sekitar 0,& ml. 1ika sekresi sekitar 0," ml dapat meningkatkan tekanan intalumen sekitar $0 !m sehingga terjadi kompensasi peningkatan sekresi yang !ukup tinggi hingga menjadi gangren atau terjadi perforasi. 5ekanan yang meningkat
tersebut
akan menyebabkan apendiks mengalami
hipoksia,
menghambat aliran limfe, terjadi ulserasi mukosa dan inasi bakteri. +nfeksi menyebabkan pembengkakan appendiks bertambah ;edema= dan semakin iskemik karena terjadi trombosis pembuluh darah intramural ;dinding apendiks=. ada saat inilah terjadi appendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium. angren dan perforasi khas dapat terjadi dalam 24-3$ jam, tapi waktu tersebut dapat berbeda-beda setiap pasien karena ditentukan banyak faktor. >ila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Bal tersebut akan menyebabkan obstruksi ena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding. eradangan timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri didaerah kanan bawah. *eadaan ini disebut dengan appendisitis supuratif akut. >ila kemudian arteri terganggu akan terjadi infark dinding appendiks yang diikuti dengan gangren. )tadium ini disebut dengan appendisitis gangrenosa. >ila dinding yang telah rapuh itu pe!ah, akan terjadi apendisitis perforasi. >ila semua proses diatas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak kearah appendiks hingga timbul suatu massa lokal yang disebut appendisitis infiltrat 5 eradangan appendiks tersebut dapat menjadi abses atau menghilang. Appendisitis infiltrat merupakan tahap patologi appendisitis yang dimulai dimukosa dan melibatkan seluruh lapisan dinding appendiks dalam
9
waktu 24-48 jam pertama, ini merupakan usaha pertahanan tubuh dengan membatasi proses radang dengan menutup appendiks dengan omentum, usus halus, atau adneksa sehingga terbentuk massa periappendikular. /idalamnya dapat terjadi nekrosis jaringan berupa abses yang dapat mengalami perforasi. 1ika
tidak
terbentuk abses,
appendisitis
akan
sembuh
dan
massa
periappendikular akan menjadi tenang untuk selanjutnya akan mengurai diri se!ara lambat. ada anak-anak, karena omentum lebih pendek dan appendiks lebih panjang, dinding appendiks lebih tipis. *eadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang memudahkan terjadinya perforasi. )edangkan pada orang tua perforasi mudah terjadi karena telah ada gangguan pembuluh darah. *e!epatan rentetan peristiwa tersebut tergantung pada irulensi mikroorganisme, daya tahan tubuh, fibrosis pada dinding appendiks, omentum, usus yang lain, peritoneum parietale dan juga organ lain seperti esika
urinaria,
uterus
tuba,
men!oba
membatasi
dan
melokalisir
proses peradangan ini. >ila proses melokalisir ini belum selesai dan sudah terjadi perforasi maka akan timbul peritonitis. 7alaupun proses melokalisir sudah selesai tetapi masih belum !ukup kuat menahan tahanan atau tegangan dalam !aum abdominalis, oleh karena itu penderita harus benar- benar istirahat ;bedrest=. Appendiks yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna, tetapi akan membentuk jaringan parut yang menyebabkan perlengketan dengan jaringan sekitarnya. erlengketan ini dapat menimbulkan keluhan berulang diperut kanan bawah. ada suatu ketika organ ini dapat meradang akut lagi dan dinyatakan mengalami eksaserbasi akut. ada kasus ini didapatkan, anamnesa asien mengeluh nyeri pada perut kanan bawah sejak & minggu )(). yeri awalnya dirasakan di daerah ulu hati, lama kelamaan rasa nyeri dirasakan makin tajam dan menjalar sampai ke perut kanan bawah. yeri dirasakan terus menerus dan nyeri menetap sehingga menyebabkan pasien tidak bisa beraktiitas dan sulit untuk tidur. *eluhan ini tidak disertai mual, muntah dan nafsu makan menurun. iwayat panas badan ;<=, naik turun. >A> dan >A* biasa.asien mengatakan pernah mengalami keluhan yang sama sejak tahun &''4. iwayat pengobatan ;<= namun tidak menunjukkan perbaikan. ada pemeriksaan fisik abdomen +nspeksi # /atar
10
;<=,Auskultasi# > ;<= ., alpasi # defans muskular ;-=, osing sign ;-=, >lumberg sign ;-=, yeri tekan titik (! >urney ;<=, teraba massa pada kuadran kanan bawah ukuran &8C&0 !m, konsistensi padat, permukaan rata dan tidak berbenjol-benjol, hepar dan lien tidak teraba, ginjal tidak teraba. erkusi# 5impani pada semua kuadran ke!uali pada lokasi massa ;redup=. ada pemeriksaan khusus Rovsing sign ;-=, Blumberg sign ;-=, Obturator sign ;-= /ari kepustkaan, diagnosa appendisitis infiltrat berdasarkan riwayat klasik appendisitis akut, yang diikuti dengan adanya massa yang nyeri di region iliaka kanan dan disertai demam, mengarahkan diagnosis ke massa atau abses appendikuler. enegakan diagnosis didukung dengan pemeriksaan fisik maupun penunjang. Appendisitis infiltrat didahului oleh keluhan appendisitis akut yang kemudian disertai adanya massa periapendikular. ejala Appendisitis akut antara lain# asa sakit di daerah epigastrum, daerah periumbilikus, di seluruh abdomen atau di kuadran kanan bawah merupakan gejala-gejala pertama. asa sakit ini samar-samar, ringan sampai moderat, dan kadangkadang berupa kejang. )esudah empat jam biasanya rasa nyeri itu sedikit demi sedikit menghilang kemudian beralih ke kuadran bawah kanan. asa nyeri menetap dan se!ara progesif bertambah hebat apabila pasien bergerak. Anoreksia, mual, dan muntah yang timbul selang beberapa jam dan merupakan kelanjutan dari rasa sakit yang timbul permulaan. /emam tidak tinggi ;kurang dari 38 ⁰=, kekakuan otot, dan konstipasi. Appendisitis pada bayi ditandai dengan rasa gelisah, mengantuk, dan terdapat nyeri lokal. ada usia lanjut, rasa nyeri tidak nyata. ada wanita hamil rasa nyeri terasa lebih tinggi di daerah abdomen dibandingkan dengan biasanya. yeri tekan didaerah kuadran kanan bawah. yeri tekan mungkin ditemukan juga di daerah panggul sebelah kanan jika appendiks terletak retrocaecal . asa nyeri ditemukan di daerah rektum pada pemeriksaan rektum apabila posisi appendiks di pelvic. 9etak appendiks mempengaruhi letak rasa nyeri. emeriksaan :isik pada appendisitis infiltrat adalah# +nspeksi # *embung sering terlihat pada penderita dengan komplikasi perforasi. Appendisitis infiltrat atau adanya abses appendikuler terlihat dengan adanya penonjolan di perut kanan bawah.
11
Auskultasi # peristaltik usus sering normal, peristaltik dapat hilang karena ileus paralitik pada peritonitis generalisata akibat appendisitis perforata alpasi# nyeri yang terbatas pada regio iliaka kanan, bisa disertai nyeri lepas. /efans muskuler menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietal. yeri tekan perut kanan bawah ini merupakan kun!i diagnosis. ada appendisitis retrosekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk menentukan adanya rasa nyeri. 1ika sudah terbentuk abses yaitu bila ada omentum atau usus lain yang dengan !epat membendung daerah appendiks maka selain ada nyeri pada fossa iliaka kanan selama 3-4 hari;waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan abses= juga pada palpasi akan teraba massa yang fiCed dengan nyeri tekan dan tepi atas massa dapat diraba. ada kasus ini didapatkan 9eukosit # &$." C &0 3mm3, ?ritrosit# ".24 C&0$mm$, Bemoglobin #&3,& gd9, Bematokrit # 38,&%, 5rombosit # 42$ C &03mm3, 9ymfosit#&4.%, (onosit #",$ %, ranulosit #', % . 9eukositosis ringan berkisar antara &0.000-&8.000 mm3, biasanya didapatkan pada keadaan akut Appendiks yang mengalami obstruksi merupakan tempat yang baik bagi perkembangbiakan bakteri. )eiring dengan peningkatan tekanan intraluminal, terjadi gangguan aliran limfatik sehingga terjadi oedem yang lebih hebat. Bal-hal tersebut semakin meningkatan tekanan intraluminal Appendiks. Akhirnya, peningkatan tekanan ini menyebabkan gangguan aliran sistem askularisasi Appendiks yang menyebabkan iskhemia jaringan intraluminal Appendiks, infark, dan gangren. )etelah itu, bakteri melakukan inasi ke dinding AppendiksD diikuti demam, takikardia, dan leukositosis akibat pelepasan mediator inflamasi karena iskhemia jaringan. *etika eksudat inflamasi yang berasal dari dinding Appendiks berhubungan dengan peritoneum parietale, serabut saraf somatik akan teraktiasi dan nyeri akan dirasakan lokal pada lokasi Appendiks, khususnya di titik (! >urneyGs. (assa appendiks dengan proses radang yang masih aktif ditandai dengan# - *eadaan umum pasien masih terlihat sakit, suhu tubuh masih tinggi - emeriksaan lokal pada abdomen kuadran kanan bawah masih jelas terdapat -
tanda-tanda peritonitis 9aboratorium masih terdapat lekositosis dan pada hitung jenis terdapat pergeseran ke kiri
12
(assa appendiks dengan proses radang yang telah mereda dengan ditandai dengan# *eadaan umum telah membaik dengan tidak terlihat sakit, suhu tubuh tidak tinggi lagi emeriksaan lokal abdomen tenang, tidak terdapat tanda-tanda peritonitis dan hanya teraba massa dengan batas jelas dengan nyeri tekan ringan erjalanan patologis penyakit dimulai pada saat appendiks dilindungi oleh omentum dan gulungan usus halus didekatnya. (ula-mula, massa yang terbentuk tersusun atas omentum dan gulungan usus halus, kemudian akan dilapisi oleh jaringan granulasi dan biasanya dapat segera dirasakan se!ara klinis. 1ika peradangan pada appendiks tidak dapat membentuk suatu pertahanan maka penderita dapat mengalami peritonitis umum, masa yang terbentuk tadi akan terisi nanah yang semula berjumlah sedikit akan tetapi dengan segera menjadi abses yang jelas batasnya. Apabila penderita ditemukan lewat sekitar 48 jam, maka segera dilakukan appendektomi untuk membuang apendiks yang mungkin gangren akan tetapi mempunyai perlekatan yang longgar pada massa periappendikular, bila massa periapendikular telah menjadi lebih terfiksas i dan askular, sehingga membuat operasi berbahaya maka harus menunggu pembentukan abses yang dapat mudah didrainase. (assa appendiks terjadi bila terjadi appendisitis gangrenosa atau mikroperforasi ditutupi atau dibungkus oleh omentum dan atau lekuk usus halus. ada massa periappendikular yang pendidingannya belum sempurna, dapat terjadi penyebaran pus keseluruh rongga peritoneum jika perforasi diikuti peritonitis purulenta generalisata. Fleh karena itu, massa periap pendikular yang masih bebas disarankan segera dioperasi untuk men!egah penyulit tersebut. )elain itu, operasi lebih mudah. ada anak, dipersiapkan untuk operasi dalam waktu 2-3 hari saja asien dewasa dengan massa periappendikular dengan masa tenang sempurna, dianjurkan untuk dirawat dahulu dan diberi antibiotik sambil diawasi suhu tubuh, ukuran massa, serta luasnya peritonitis. >ila sudah tidak ada demam, massa periappendikular hilang, dan leukosit normal, penderita boleh pulang dan apendektomi elektif dapat dikerjakan 2-3 bulan kemudian agar perdarahan akibat perlengketan dapat ditekan seke!il mungkin. >ila terjadi
13
perforasi, akan terbentuk abses appendiks. Bal ini ditandai dengan kenaikan suhu dan frekuensi nadi, bertambahnya nyeri, dan teraba pembengkakan massa, serta bertambahnya angka leukosit. (assa appendiks dengan proses radang yang masih aktif sebaiknya dilakukan tindakan pembedahan segera setelah pasien dipersiapkan, karena dikuatirkan akan terjadi abses appendiks dan peritonitis umum. ersiapan dan pembedahan harus dilakukan sebaik-baiknya mengingat penyulit infeksi luka lebih tinggi daripada pembedahan pada appendisitis sederhana tanpa perforasi. ada periappendikular infiltrat, dilarang keras membuka perut, tindakan bedah apabila dilakukanakan lebih sulit dan perdarahan lebih banyak, lebih-lebih bila massa appendiks telah terbentuk lebih dari satu minggu sejak serangan sakit perut. embedahan dilakukan segera bila dalam perawatan terjadi abses dengan atau pun tanpa peritonitis umum. ada kasus ini diberikan terapi +@:/ 9#20 gttmenit, eftriaCone & gram ial&2 jam+@ , (etronidaEole "00 mg drips8 jam+@, antidin "0 mg ampul&2 jam +@, Antrain ampul8 jam+@. ada hari ke enam perawatan penderita sudah boleh pulang dan dianjurkan untuk operasi 2-3 bulan kemudian. 5erapi sementara untuk 8-&2 minggu adalah konseratif saja. 5erapi konseratif pada periapendikular infiltrat antara lain# - 5otal bed rest posisi fawler - /iet lunak bubur saring - Antibiotika parenteral dalam dosis tinggi, antibiotik kombinasi yang aktif terhadap kuman aerob dan anaerob. >aru setelah keadaan tenang, yaitu sekitar 2-3 bulan kemudian, dilakukan appendektomi, agar tidak terjadi perdarahan akibat perlengketan dengan jaringan sekitar dapat ditekan seke!il mungkin.*alau sudah terjadi abses, dianjurkan drainase saja dan apendiktomi dikerjakan setelah $-8 minggu kemudian. 1ika ternyata tidak ada keluhan atau gejala apapun,
dan pemeriksaan
jasmani
dan
laboratorium
tidak
menunjukkan tanda radang atau abses, dapat dipertimbangkan membatalkan tindakan bedah. -
Analgesik diberikan hanya kalau perlu saja. Fbserasi suhu dan nadi. >iasanya 48 jam gejala akan mereda. >ila gejala menghebat,
14
tandanya
terjadi
perforasi
maka
harus
dipertimbangkan
appendektomi. >atas dari massa hendaknya diberi tanda ;demografi= setiap hari. >iasanya pada hari ke "- massa mulai menge!il dan terlokalisir. >ila massa tidak juga menge!il, tandanya telah terbentuk abses dan massa harus segera dibuka dan didrainase. enderita periapendikular infiltrat diobserasi selama $ minggu tentang# - 1umlah lekosit - (assa periappendikular. (assa eriappendikular infiltrat dianggap tenang apabila # - Anamesa # penderita sudah tidak mengeluh sakit atau nyeri abdomen - emeriksaan :isik *eadaan umum penderita baik, tidak terdapat kenaikan suhu tubuh -
;diukur re!tal dan aksiler= )udah tidak terdapat tanda H tanda apendisitis (assa sudah menge!il atau menghilang, atau massa tetap ada tetapi
-
lebih ke!il dibanding semula. 9aboratorium # 9eukosit normal >ila dalam 8-&2 minggu masih terdapat tanda-tanda infiltrat atau tidak ada perbaikan operasi tetap dilakukan. >ila ada massa periaependikular yang fiCed, ini berarti sudah terjadi abses dan terapi
adalah drainase. *omplikasi yang paling sering ditemukan adalah perforasi, baik berupa perforasi bebas maupun perforasi pada appendiks yang telah mengalami pendindingan berupa massa yang terdiri atas kumpulan appendiks, sekum, dan lekuk usus halus. erforasi dapat menyebabkan timbulnya abses lokal ataupun suatu peritonitis generalisata. 5anda-tanda terjadinya suatu perforasi adalah # yeri lokal pada fossa iliaka kanan berganti menjadi nyeri abdomen menyeluruh )uhu tubuh naik tinggi sekali. adi semakin !epat. /efan!e (us!ular yang menyeluruh >ising usus berkurang erut distensi
15
BAB I6 KESI4PULAN
Appendisitis infiltrat merupakan tahap patologi appendisitis yang dimulai dimukosa dan melibatkan seluruh lapisan dinding apendiks dalam waktu 24-48 jam pertama, ini merupakan usaha pertahanan tubuh dengan membatasi proses radang dengan menutup appendiks dengan omentum, usus halus, atau adneksa sehingga terbentuk massa periappendikular. /idalamnya dapat terjadi nekrosis jaringan berupa abses yang dapat mengalami perforasi. 1ika tidak terbentuk abses, appendisitis akan sembuh dan massa periappendikular akan menjadi tenang untuk selanjutnya akan mengurai diri se!ara lambat. ada kasus ini pasien didiagnosa dengan appendisitis infiltrat. /iagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, dan diterapi dengan antibiotik, antinyeri se!ara parenteral untuk men!egah komplikasi yang akan terjadi, dan dianjurkan untuk dilakukan operasi 3 bulan kemudian.
16
DA$&AR PUS&AKA
&. /e 1ong,.7., )jamsuhidajat, ., 2004. >uku Ajar +lmu >edah ?disi 2. ?. 1akarta. 2. +tskowiE, (.)., 1ones, ).(., 2004. Appendi!itis. ?merg (ed 3$ ;&0=# &0-&". /iakses dari www.emedmag.!om 3. (arijata. 200$. Appendisitis akut. engantar /asar >edah *linis. Iogyakarta # * :akultas *edokteran niersitas ajah (ada. 4. 1ehan, ?., 2003. eran eaktif rotein /alam (enentukan /iagnosa Appendisitis Akut. >agian +lmu bedah :akultas *edokteran niersitas )umatra tara. /iakses dari http#library.usu.a!.iddownloadfkbedah-emir %20jehan.pdf ". 9ally *, oC ), Andrassy 1, AppendiC. +n# Sabiston Texbook of Surgery. &th edition. ?d#5ownsend (, >eau!hamp /, ?ers >(, (attoC *9. hiladelphia# ?lseier )aunders. 2004# &38&-'3 $. 1affe >(, >erger /B. 5he AppendiC. +n# Schwartz’s rinciples of Surgery !olume ". 8th edition. ?d# >runi!ardi :, Andersen /*, >illiar 5, /unn /9, Bunter 1, ollo!k ?. ew Iork# (!raw Bill ompanies +n!. 200"#&&&'-34 . 7ay 97. AppendiC. +n# #urrent Surgical $iagnosis % Treatment . && edition. ?d#7ay 97. /oherty (. >oston# (!raw Bill. 2003#$$8-2
17