Lembar Pengesahan Pengesahan
PEMBUATAN PEMBUATAN K 2S2O8 SECARA ELEKTROLISIS
Oleh :
Kelompok II
Darussalam, 1 Mei 2012 Asisten
(
Medina Shelian )
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan “Pembuatan K 2S2O8 secara Elektrolisis” yang bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan K 2S2O8 secara elektrolisis. Pada percobaan ini tidak diperoleh hasil, karena diakibatkan oleh arus yang diberikan tertahan oleh karet yang digunakan untuk menutupi tabung reaksi. Selain itu kawat tembaga yang digunakan juga tak menghasilkan arus.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses dimana reaksi redoks yang tidak bisa berlangsung spontan, disebut elektrolisis. Banyaknya perubahan kimia yang dihasilkan oleh arus listrik berbanding lurus dengan kuantitas listrik yang lewat. Pada sisi katoda terjadi reaksi reduksi, sedangkan pada sisi anoda terjadi oksidasi. Prinsip elektrolisis dapat digunakan dalam penyepuhan logam. Benda yang akan disepuh dijadikan katoda dan potongan tebal logam penyepuh dijadikan anoda. Kedua elektroda itu dibenamkan dalam suatu larutan garam dari logam menyepuh dan dihubungkan dengan sumber arus searah.
1.2 Tujuan Percobaaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan K 2S2O8 secara teoritis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Elektrolisis adalah suatu peristiwa penguraian suatu reaksi kimia oleh arus listrik. Dalam sel elektrolisis terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Elektroda yang bermuatan positif disebut anoda atau terjadinya reaksi oksidasi dan elektroda yang bermuatan negative disebut katoda atau terjadinya reaksi reduksi (Sukardjo, 1994). Dalam setiap peristiwa elektrolisis terjadi reaksi katoda. Untuk mengambil electron yang mengalir ke elektroda itu dan reaksi oksidasi terjadi pada anoda memberikan electron yang meninggalkan sel elektrolisis itu ke elektroda lain berdasarkan atas kesetimbangan arus pembuangan elektroda. Pada katoda harus sama persisi dengan yang ditambahkan pada anion tersebut (Rosemberg, 1985). Proses dengan mana reaksi redoks (reduksi-oksidasi) yang tidak berlangsung spontan disebut elektrolisis dimana terlewatnya 1 faraday pada rangkaian yang mengakibatkan oksidasi satu bobot ekivalen suatu zat pada suatu elektroda dan reduksi satu bobot ekivalen pada elektroda lain. Hal semacam ini disebut hokum faraday (Keenan, 1999).
BAB III METODELOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah magnetik stirrer, thermometer, desikator, buret, dan neraca. Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah K 2SO4, H2SO4, NH4Cl, C2H5OH, Na2S2O3, CaCl2 Anhidrat, dietil eter, dan kawat Pt.
3.2 Konstanta Fisik
Bahan H2O HCl
Bm (g/mol) 18 36,5
H2SO4
98
( g/cm3)
1 1,639
Titik leleh (°C) 0 - 112
Titik didih (°C) 100 - 85
1,83
11
Mulai
ρ
terurai
pada suhu 338
3.3 Prosedur Kerja
1. Pembuatan K 2S2O8 Dibuat larutan KHSO4 dengan melarutkan K 2SO4 dalam H2SO4 38% sebanyak 140 ml. Ditambahkan 22 gram K 2SO4 pada waktu larutan asam sulfat masih
terasa
panas.
Kemudian
diaduk
dengan
magnetik
stirrer.
Lalu
didinginkanlarutan dengan merendam wadah dalam penangas es pada suhu ± 3 oC. Lalu disaring larutannya . Filtrat yang dihasilkan dicelupkan ke dalam elektroda (elektroda Pt (+) dan (-) yang telah dirangkai). Lalu didinginkan dalam penangas es yang suhunya dibawah 4oC. Lalu dihidupkan power supply dan dielektrolisis selama 90 menit (V= 6V). Dipisahkan endpaan dengan penyaringan. Dicuci endapan dengan 20 ml etanol dan 20 ml dietil eter. Lalu dikeringkan dalam desikator, digunakan CaCl 2 anhidrat lalu divakumkan. Ditimbang endapan dan ditentukan kadarnya dengan titrasi iodometri. 2. Uji kemurnian K 2S2O8 Dimasukkan 3-4 gram KI dan 3-4 NH 4Cl dalam gelas erlenmeyer 300 ml. Kemudian ditambahkan 150 ml aquadest, dikocok dan dipanaskan larutan hingga 30-40oC, dimasukkan 0.15 gr K 2S2O8 yang diperoleh, segera ditutup gelas erlenmeyer dan dibiarkan reaksi berlangsung 15 menit sambil digoyang. Dibuka tutup gelas erlenmeyer dan dibilas dinding tutup gelas erlenmeyer dengan aquadest. Dititrasi larutan ini dengan 0,1 M Na 2S2O3 hinga larutan berubah menjadi kuning pucat. Ditambahkan 5 ml larutan amilum dan dilanjutkan titrasi dengan 0.1 M Na2S2O3 hingga warna larutan menjadi bening. Kemudian dihitung % kemurnian K 2S2O8, yield teoritis dan % yield. % kemurnian K 2S2O8 =
Berat K 2S2O8 (titrasi)
x 100%
Berat K 2S2O8 (timbang)
BAB IV DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan Dari percobaan yang dilakukan tidak didapatkan hasil, karena kesalahan dalam prosedur pengerjaan pembuatan Kristal atau human error.
4.2 Pembahasan
Elektrolisis merupakan proses kimia yang mengubah energi listrik menjadi energi kimia. Komponen yang terpenting dari proses elektrolisis ini adalah elektroda dan elektrolit. Pada elektrolisis, katoda merupakan kutub negatif dan anoda merupakan kutub positif. Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai kedalam bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik , ion-ion merupakan atom-atom bermuatan elektrik . Elektrolit bisa berupa air, asam, basa atau berupa senyawa kimia lainnya. Elektrolit umumnya berbentuk asam, basa atau garam. Beberapa gas tertentu dapat berfungsi sebagai elektrolit pada kondisi tertentu misalnya pada suhu tinggi atau tekanan rendah. Potasium sulfat (K 2SO4) (juga dikenal sebagai garam abu sulfur ) merupakan garam yang terdiri dari kristal putih yang dapat larut dalam air . Tak mudah terbakar.
Pembuatan
senyawa
kalium
peroksodisulfat
menggunakan
cara
elektrolisis. Kalium peroksodisulfat merupakan hasil reaksi dari SO 42- (yang berasal dari K 2SO4) menjadi S2O82- dengan E = -2,01 V. Harga E bernilai negatif, ini menunjukkan bahwa reaksi tidak spontan. Oleh karena itu, dibutuhkan energi listrik untuk membuat reaksi tersebut menjadi spontan.
BAB V KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1.
Proses elektrolisis adalah proses dimana suatu reaksi kimia yang tidak spontan dapat terjadi secara spontan dengan bantuan energi listrik.
2.
Pada sel elektrolisis, katoda bermuatan negatif sedangkan pada anoda bermuatan positif.
3.
K 2S2O8 dibuat secara elektrolisis dari larutan K 2SO4 dengan elektroda Pt.
4.
Reaksi oksidasi 2 SO 42- → S2O82- + 2e- berlangsung spontan bila diberikan energi listrik.
DAFTAR PUSTAKA
Mansdsjoeriah, Noer, 1993, Ikatan dan Struktur Molekul , ITB; Bandung. Mulyono, Ham, 2006, Kamus Kimia, Bumi Aksara; Jakarta. Soekardjo, 1992, Kimia Koordinasi, Rineka Cipta, Jakarta. Syarifuddin, Nuraini, 1994, Ikatan Kimia, Erlangga : Jakarta.