Definisi Intra Uterin Fetal Death (IUFD) Intra Uterin Fetal Death (IUFD) adalah kematian janin dalam kehamilan sebelum
terjadi proses persalinan pada usia kehamilan 28 minggu ke atas atau BB janin lebih dari 1000 gram. ( Kamus istilah kebidanan) Kematian janin dalam kandungan adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan. KJDK / IUFD sering dijumpai baik pada kehamilan dibawah 20 minggu / sesudah 20 minggu. (Sinopsis Obstetri, hal: 224) IUFD adalah kematian janin dalam intrauteri dengan BB janin 500 gram atau lebih / janin pada umur kehamilan sekurang-kurangnya 20 minggu. (Teddy, 1994) Kematian janin dalam kandungan / IUFD adalah kehamilan yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu dimana janin sudah mencapai ukuran 500 gram atau lebih. (dr. Nasdaldy, Sp.OG) Kehamilan janin dalam rahim (IUFD) adalah kematian janin setelah 20 minggu kehamilan tetapi sebelum permulaan persalinan. (Hacker ; 2001).
Etiologi Secara umum:
Perdarahan; plasenta previa dan solusio placenta Pre eklampsi dan eklampsi Penyakit-penyakit kelainan darah Penyakit-penyakit infeksi dan penyakit menular Penyakit-penyakit saluran kencing; bakteriuria, peelonefritis, glomerulonefritis dan payah ginjal Penyakit endokrin; diabetes melitus, hipertiroid Malnutrisi dan sebagainya.
Klasifikasi Kematian janin dapat dibagi menjadi 4 golongan, yaitu: Golongan I: kematian sebelum massa kehamilan mencapai 20 minggu penuh Golongan II: kematian sesudah ibu hamil 20-28 minggu
Golongan III: kematian sesudah masa kehamilan >28 minggu (late fetal death) Golongan IV: kematian yang tidak dapat digolongkan pada ketiga golongan di atas
Patofisiologi Janin bisa juga mati di dalam kandungan (IUD) karena beberapa factor antara lain gangguan gizi dan anemia dalam kehamilan,hal tersebut menjadi berbahaya karena suplai makanan yang di konsumsi ibu tidak mencukupi kebutuhan janin. Sehingga pertumbuhan janin terhambat dan dapat mengakibatkan kematian. Begitu pula dengan anemia, karena anemia adalah kejadian kekurangan FE maka jika ibu kekurangan Fe dampak pada janin adalah irefersibel. Kerja organ – organ maupu aliran darah janin tidak seimbang dengan pertumbuh janin ( IUGR)
Patologi Janin yang meninggal intra uterin biasanya lahir dalam kondisi maserasi. Kulitnya mengelupas dan terdapat bintik-bintik merah kecoklatan oleh karena absorbsi pigmen darah. Seluruh tubuhnya lemah atau lunak dan tidak bertekstur. Tulang kranialnya sudah longgar dan dapat digerakkan dengan sangat mudah satu dengn
yang lainnya. Cairan amnion dan cairan yang ada dalam rongga mengandung pigmen darah. Maserasi dapat terjadi cepat dan meningkat dalam waktu 24 jam dari kematian janin. Dengan kata lain, patologi yang terjadi pada IUFD dapat terjadi
perubahan-perubahan sebagai berikut:
Lanjuuttt…..
Rigor mortis (tegang mati) Berlangsung 2 ½ jam setelah mati, kemudian janin menjadi lemas sekali
Stadium maserasi I Timbul lepuh-lepuh pada kulit. Lepuh-lepuh ini mula-mula berisi cairan jernih kemudian menjadi merah. Berlangsung sampai 48 jam setelah janin mati.
Stadium maserasi II Lepuh-lepuh pecah dan mewarnai air ketuban menjadi merah coklat. Terjadi setelah 48 jam janin mati.
Stadium maserasi III Terjadi kira-kira 3 minggu setelah janin mati. Badan janin sangat lemas dan hubungan antar tulang sangat longgar. Terdapat edema di bawah kulit.
Penegakkan diagnosis Anamnesis Ibu tidak merasakan gerakan jnin dalam beberapa hari atau gerakan janin sangat berkurang Ibu merasakan perutnya bertambah besar, bahkan bertambah kecil atau kehamilan tidak seperti biasanya. Ibu belakangan ini merasa perutnya sering menjadi keras dan merasakan sakit seperti mau melahirkan. Penurunan berat badan Perubahan pada payudara atau nafsu makan
Pemeriksaan Fisik Inspeksi Tidak kelhiatan gerakan-gerakan janin, yang biasanya dapat terlihat terutama
pada ibu yang kurus Penurunan atau terhentinya peningkatan bobot berat badan ibu Terhentinya perubahan payudara Palpasi Tinggi fundus uteri lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan ; tdak teraba gerakan- gerakan jani Dengan palpasi yang teliti dapat dirasakan adanya krepitasi pada tulang kepala janin. Auskultasi Baik memakai stetoskop monoral maupun doptone tidak akan terdengan denyut jantung janin
Pemeriksaan Lab reaksi biologis negative setelah 10 hari janin mati hipofibrinogenemia setelah 4-5 minggu janin mati
Pemeriksaan Tambahan Ultrasound: - gerak anak tidak ada denyut jantung anak tidak ada
tampak bekuan darah pada ruang jantung janin X-Ray Spalding¡’s sign (+) : tulang-tulang tengkorak janin saling tumpah tindih, pencairan otak
dapat menyebabkan overlapping tulang tengkorak. Nanjouk¡’s sign (+) : tulang punggung janin sangat melengkung Robert¡’s sign (+) : tampak gelembung-gelembung gas pada pembuluh darah besar.
Komplikasi Kematian janin akan menyebabkan desidua plasenta menjadi rusak menghasilkan
tromboplastin¡ masuk kedalam peredaran darah ibu pembekuan intravaskuler yang dimulai dari endotel pembuluh darah oleh trombosit terjadi pembekuan darah yang meluas Disseminated intravascular coagulation hipofibrinogenemia (kadar fibrinogen < 100 mg%), biasa pada 4-5 minggu sesudah IUFD. Kadar normal fibrinogen pada wanita hamil adalah 300-700mg%. Akibat kekurangan
fibrinogen maka dapat terjadi hemoragik post partum. Partus biasanya berlangsung 2-3 minggu setelah janin mati. Dampak psikologis dapat timbul pada ibu setelah lebih dari 2 minggu kematian janin
yang dikandungnya.
Kesimpulan IUFD adalah kematian yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu dimana janin sudah mencapai ukuran 500 gram atau lebih. Umumnya kematian janin terjadi menjelang persalinan saat usia kehamilan sudah memasuki 8 bulan. Adapun beberapa penyebab IUFD adalah: Ketidak cocokan golangan darah, rhesus ibu dan bayinya Gerakan bayi yang berlebihan Berbagai penyakit pada ibu hamil Kelainan kromosom Trauma saat hamil