Referat Aritmia M. Nur Syamsu Diar Nelli Nur Indah Sari Nissa Nur Muflihah
Pengertian • Normal EKG dinamakan sinus rhythm • Aritmia atau dysritmia adalah gangguan irama pada bioelektrikal jantung, baik itu terjadi karena adanya gangguan pembentukan impuls atau gangguan pengahantaran impuls yang semua ini sebabkan oleh suatu penyakit yang terjadi pada sel pacemaker jantung atau pada sistem konduksi.
Epidemiologi • Di Amerika, > 850,000 orang dirawat di rumah sakit karena aritmia setiap tahunnya. • Umumnya terjadi pada orang dewasa yang lebih tua. • Aritmia yang terjadi pada usia lebih dari 60 bersifat serius dan berat. • Tipe aritmia yang sering teradi pada anakanak dan remaja adalah tipe Paroxysmal Supraventricular Tachycardi (Sinus Aritmia).
Etiologi • • • • • • • •
Hipoksia myocard Rangsangan otonomik Obat obat : caffein, aminophyllin, digitalis Gangguan elektrolit Regangan otot jantung: pd gagal jantung Trauma Kelainan struktur sistim konduksi dll
Klasifikasi Pada umumnya aritmia dibagi menjadi 2 golongan besar :
I. Gangguan pembentukan
impuls (Disturbance of Impulse Formation) II. Gangguan penghantaran impuls (Disturbance of Conduction)
Irama Sinus Normal • Irama : Teratur • Frekuensi : 60-100x/menit • Gelombang P : Normal, setiap gelombang P selalu diikuti gelombang QRS dan gelombang T • Interval PR : Normal (0,12-0,20 detik) • Gelombang QRS: Normal (0,060,12)
Irama Sinus Normal
Takikardi Sinus (ST) • Irama : Teratur • Frekuensi : > 100-150x/menit • Gelombang P: Normal, setiap gelombang P selalu diikuti gelombang QRS dan gelombang T • Interval PR: Normal • Gelombang QRS: Normal • Sering pada bayi dan anak kecil • Etiologi & F. resiko: Aktifitas fisik, demam, hipovolemia, stimulasi adrenergik, ansietas, hipotiroidisme, anemia, infeksi, sepsis, PPOK, dan gagal jantung
Bradikardi Sinus (SB) • Irama: Teratur • Frekuensi Jantung (HR): < 60x/menit • Gelombang P: Normal, setiap gelombang P selalu diikuti kompleks QRS dan gelombang T • Interval PR: Normal • Gelombang QRS: reguler, sempit < 0,10 detik
Aritmia Sinus • Irama: Tidak teratur • Frekuensi Jantung (HR) : Biasanya antara 60-100x/menit • Gelombang P: Normal, setiap gelombang • Interval PR: Normal • Gelombang QRS : Normal • Dapat ditemukan pada orang sehat dan tidak membutuhkan pengobatan
Sinus Arest • Terdapat episode hilangnya satu atau lebih gelombang P, QRS dan T • Irama: Teratur, kecuali pada yang hilang • Frekuensi Jantung (HR) : Biasanya antara 60x/menit • Gelombang P: Normal, setiap gelombang P diikuti gelombang QRS • Interval PR: Normal • Gelombang QRS : Normal • Hilangnya gelombang P, QRS dan gelombang T menyebabkan Gap melebihi 3 kali R-R’ interfal.
Ekstrasistol Atrial (AES/PAB/PAC) • Irama: Tidak teratur, karena ada irama yang timbul dari awal • Frekuensi Jantung (HR): Tergantung irama dasarnya • Gelombang P: Bentuknya berbeda dari irama dasarnya dan timbul prematur • Interval PR: Normal atau memendek
Kriteria : - gelombang P prematur dari atrium - biasanya pause kompensasi tak lengkap
Takhikardi Supraventrikel (SVT) • Gejala : Jantung berdebar cepat sekali, keringat dingin, lemah. Kadang timbul sesak nafas, hipotensi, pada pasien PJK, takikardi muncul pada serangan angina. • Irama: Teratur • Frekuensi Jantung (HR): 150-250x/menit • Gelombang P: kadang gelombang P tumpang tindih dengan gelombang T (P’) • Interval PR: Tidak dapat dihitung atau memendek • Gelombang QRS: Normal
Fluter Atrial (AFL) • Irama: irama atrial teratur ttp irama ventrikel bisa teratur/tdk, tergantung kondisi atau blok atrioventrikuler • Frekuensi Jantung (HR): A=220-450x/menit; V= <300x/mnt) • Gelombang P: Tidak bisa diidentifikasikan, seperti gigi gergaji (saw tooth appearance), teratur, dapat dihitung, misal P:QRS = 2:1, 3:1 atau 4:1 • Interval PR: Tidak dapat dihitung • Gelombang QRS: Normal
Fibrilasi Atrial
Reentrant mechanism
• Irama: Tidak teratur • Frekuensi Jantung (HR): Arial = 350-650x/menit; ventrikel = bervariasi, (bisa normal, lambat atau cepat) • Rafid Respon: HR > 100 x/menit • Normo Respon: HR 60 -100x/menit • Slow Respon: HR > 60 x/menit • Gelombang P: Tidak dapat diidentifikasi, garis baseline bergelombang (keriting) • Interval PR: Tidak dpt dihitung • Gelombang QRS : Normal
Irama Junctional (JR) • Irama: Teratur • Frekuensi Jantung (HR): 40 - 60x/menit • Gelombang P: Terbalik di depan atau dibelakang Gelombang QRS • Interval PR: Kurang dari 0,12 detik atau tidak dapat dihitung • Gelombang QRS: Normal kec. Klo ada gg. konduksi • Belum memerlukan pengobatan khusus kecuali bila frek.jantung sangat lambat (<40x/menit) & timbulkan gang. hemodinamik atropin sulfat (iv)
Irama Idioventrikuler • • • • •
Irama: Teratur Frekuensi Jantung (HR) : 20-40x/menit Gelombang P: Tidak terlihat Interval PR: Tidak ada Gelombang QRS: Lebar (> 0,12 detik), lambat (<60x/mnt)
Ekstrasistol Ventrikel (VES)/ (PVC) • Irama: Tidak teratur, karena ada gelombang yang • timbul lebih awal • Frekuensi Jantung (HR) : tergantung irama dasarnya • Gelombang P: Tidak ada • Interval PR: Tidak ada • Gelombang QRS : timbul prematur (> 0,12 detik) dan bentuk • bizzare (aneh)
Gelombang QRS prematur, melebar dan bizarre ( tak teratur dan aneh P dari sinus tak terpengaruh oleh QRS ekstrasistol ( pause kompensasi lengkap )
Takikardi Ventrikel • • • • •
Irama: Teratur Frekuensi Jantung (HR) : >100x/menit Gelombang P: Tidak terlihat Interval PR: Tidak ada Gelombang QRS : Lebar (> 0,12)
Fibrilasi Ventrikel (VF) • Irama: Tidak teratur • Frekuensi Jantung (HR) : Tidak dapat dihitung • Gelombang P: Tidak ada • Gelombang QRS : Tidak dapat dihitung, bergelombang dan • tidak teratur
Blok Sinoatrial (SA Blok) • Irama: Teratur, kecuali pada yang hilang • Frekuensi Jantung (HR) : < 60x/menit • Gelombang P: normal kecuali pada yg hilang dimana gel P tidak muncul pada waktunya, jarak interval P-P 2x jarak interval PP yang normal • Interval PR: Normal • Gelombang QRS : Normal
Blok Atrioventrikuler (AV Blok) Derajat I • Kunci: impuls masih bisa diteruskan, tetapi dengan lambat. • Irama: Teratur • Frekuensi Jantung (HR) : 60-100x/menit • Gelombang P: Normal, selalu diikuti gelombang QRS • Interval PR: Memanjang > 0,20 detik • Gelombang QRS : Normal
Blok Atrioventrikuler Derajat II • Kunci : sebagian impuls dapat diteruskan, dan sebagian lagi terhenti. Blok AV derajat dua dapat dibagi menjadi : 1. Blok AV tipe Wenckebach atau tipe Mobitz I 2. Blok AV tipe Mobitz II
Blok Atrioventrikuler Derajat III (Total AV Block) • Irama: Teratur • Frekuensi Jantung (HR) : < 60x/menit • Gelombang P: Normal, tetapi gelombang P dan gelombang QRS berdiri sendiri-sendiri gelombang P kadang diikuti gelombang QRS kadang tidak. • Interval PR: Berubah-ubah • Gelombang QRS: Normal atau lebih dari 0,12 detik
Right Bundle Branch Blok (RBBB) • Irama: Teratur • Frekuensi Jantung (HR): Umumnya antara 60-100x/menit • Gelombang P: Normal, setiap gelombang P selalu diikuti gelobang QRS dan T • Interval PR: Normal • Gelombang QRS: Lebar lebih dari 0,12 detik
Left Bundle Branch Blok (LBBB) • • • • • • •
Irama: Teratur Frekuensi Jantung (HR) : Umumnya normal antara 60-100x/menit Gelombang P: Normal, setiap gelombang P selalu diikuti gel QRS dan T Interval PR: Normal Gelombang QRS : Ada bentuk rsR’ (M Shape) di V5 dan V6. Gel Q yang lebar dan dalam di V1 dan V2. ST segmen dan gelombang T di V5 dan V6
Asistole Ventrikel • Frekuensi: tdk terlihat adanya aktifitas ventrikel/ < 6 kompleks QRS/mnt, hanya terdapatimpuls atrium “asistole gel. P” • Irama: tdk terlihat adanya aktivitas ventrikel atau < 6 kompleks QRS/mnt • Interval PR: tdk dpt ditetapkan • Gelombang QRS: tdk terlihat defleksi yang konsisten
PATOFISIOLOGI 1. Pembentukan Impuls Kelainan automatisasi Trigger automatisasi 2. Gangguan Konduksi Re-entry Concealed conduction (konduksi yang tersembunyi) Blok
Manifestasi Klinis • Gejala klinis aritmia dapat “Silent” (tidak menimbulkan gejala apapun) & dapat pula menimbulkan gejala seperti: • Palpitasi • Dada berdebar-debar • Pusing (Dizziness) dan fertigo • Sesak nafas • Dada terasa tidak nyaman atau nyeri dada • Kelelahan (Weakness or fatigue) • Kesadaran menurun & Sinkop • Henti jantung mendadak • Dll
Tanda-tanda klinis yang dapat terjadi : • Bradikardi atau takikardi • Hipotensi • Syok • Edema paru • Akral dingin • Penurunan kondisi urin • Dll
Penegakan Diagnosa • • • • • • • • • • • •
EKG ECG Ambulatory monitors Foto dada CT Scan miokardia Stress tes Cardiac Cateterization EPS Elektrolit Pemeriksaan obat Pemeriksaan tiroid Nadi oksimetri (Tilt Table Test)
Penatalaksanaan • Korelasi f. Pencetus atau yg memperberat aritmia • Kardioversi: Elektrik (DC-Syock/defibrilasi), farmakologi (antiaritmia) • Terapi ablasi • Terapi pacemaker • Terapi pembedahan
Klasifikasi obat antiaritmia kelas I
Mekanisme kerja
Obat
Penyakat kanal natrium A Depresi sedang fase 0 dan konduksi lambat (2+), memanjangkan repolarisasi
Kuinidin, prokainamid, disopiramid
B Depresi minimal fase 0 dan konduksi lambat (0-1+), mempersingkat repolarisasi
lidokain., meksiletin, fenitoin, tokainid
C Depresi kuat fase 0, konduksi lambat (3+4+), efek ringan thd repolarisasi
Enkainid, flekainid, indekainid, propafenon
II
Penyekat adrenoseptor beta
Propanolol, asebutolol, esmolol
III
Memanjangkan repolarisasi
Amiodaron, bretilium, sotalol, dofetilid, ibutilid
IV
Penyekat kanal Ca++
Verapamil, diltiazem
V
Lain-lain
Digitalis, adenosin, magnesium
Penatalaksanaan GADAR Aritmia
Komplikasi • • • •
Henti jantung Angina Gagal Jantung Stroke