METODOLOGI PENELITIAN AKUNTANSI TEMU 7 (TEKNIK SAMPLING)
OLEH
KELOMPOK 1: IDA BAGUS DITA BRADITYA
(4)
IDA BAGUS PUTU WEDA PRATAMA
(5)
I GEDE AGUS DICKY SURYA B
(6)
I KOMANG GEDE DARMA PUTRA SADIA
(8)
IDA BAGUS PUTU PRAMANA PUTRA
(9)
I WAYAN RAKA PURNATA
(21)
PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2017
DAFTAR ISI
I. Peta Konsep ...............................................................................................................
1
II. Pembahasan ...............................................................................................................
2
7.1 Probability/Random Sampling ....................................................................................
2
7.1.1 Simple Random Sampling ................................................................................
2
7.1.2 Systematic Sampling ........................................................................................
3
7.1.3 Stratified Sampling ...........................................................................................
3
7.1.4 Cluster Sampling ..............................................................................................
4
7.1.5 Multistage Area Sampling ................................................................................
4
7.2 Non Probability/Non Random Sampling ....................................................................
5
7.2.1 Reliance On Available Subjects .......................................................................
6
7.2.2 Purposive Sampling..........................................................................................
7
7.2.3 Snowball Sampling...........................................................................................
7
7.2.4 Quota Sampling ................................................................................................
7
III.Simpulan ....................................................................................................................
9
Daftar Pustaka ................................................................................................................
11
P E N E L I T I
SAMPEL
SAMPEL RANDOM SEDERHANA
SAMPEL SISTEMATIS
ULANGI PROSES SAMPAI JUMLAH SAMPEL = BESAR SAMPEL DIKEHENDAKI
TENTUKAN BESAR SAMPEL
SAMPEL PERTAMA SECARA RANDOM
PILIH SAMPEL SECARA ACAK
DIBERI
NOMOR URUT
SAMPEL STRATIFIKASI
PROPORSIO NAL
CLUSTER RANDOM SAMPLIN
NONPROPO RSIONAL
RANDOM STRATIFIKASI DILAKUKAN DALAM MASING – MASING STRATA SUB POPULASI (STRATA)
SAMPEL KLUSTER
SUB POPULASI (STRATA)
ST R
ST R
ST R
ST R
STRATIFIED RANDOM SAMPLING GROUP BAGIAN (CLUSTER)
GROUP BAGIAN (CLUSTER METODE SAMPEL
UNIT PEMILIHAN SAMPEL
MEMBAGI POPULASI MENJADI BEBERAPA
PEMBAHASAN 7.1
PROBABILITY / RANDOM SAMPLING
Terdapat beberapa alternatif cara pengambilan sampel. Menurut Kuncoro (2009:126), secara umum desain sampel terdiri atas dua macam, yaitu desain probabilitas dan desain nonprobabilitas. Table perbedaan sampel Probabilitas dan Nonprobabilitas
Pertimbangan
Biaya Akurasi Waktu Penerimaan Hasil Kemampuan Generalisasi
Jenis Desain Pro babilitas No nprobabilitas Lebih Mahal Lebih Murah Lebih Tepat Kurang Tepat Lebih Lama Lebih Cepat Penerimaan Universal Penerimaan Masuk Akal Baik Jelek
Para peneliti dan manajer perlu memberikan perhatian pada kelima jenis pertimbangan ini karena menentukan biaya total dan kualitas hasil penelitian. Pertimbangan memilih sampel probabilitas atau nonprobabilitas tergantung dari apakah masalah keterwakilan sampel merupakan aspek penting yang dipertimbangkan atau tidak. Sampel probabilitas mengandung arti bahwa setiap sampel yang dipilih berdasarkan prosedur seleksi dan memiliki peluang yang sama untuk dipilih. Terdapat lima jenis desain sampel probabilitas, yaitu: sampel random sederhana, sampel sistematis, sampel stratifikasi, sampel kluster, dan sampel multitahap (Kuncoro,2009:127). 7.1.1
Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling)
Sampel random sederhana merupakan desain pemilihan sampel yang paling sederhana dan mudah. Prinsip pemilihan sampel dalam desain ini adalah setiap elemen dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih (Kuncoro,2009:127). Menurut Jogianto (2013:95), pengambilan sampel secara random sederhana dilakukan dengan mengambil secara langsung dari populasinya secara random. Untuk membuat banyak angka random sederhana adalah sebagai berikut (Davis E Cosenza,1993:227-231): 1. Tentukan populasi penelitian dan dapatkan unit pemilihan sampel; 2. Tentukan besar sampel yang dikehendaki; 3. Ambil sampel secara acak dari unit pemilihan sampel;
4. Ulangi proses c sampai dengan jumlah sampel yang sama dengan besar sampel yang dikehendaki. Dalam hal ini, yang terpenting adalah prinsip bahwa seluruh elemen memperoleh kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Beberapa kelebihan dan kelemahan dari pemilihan random sederhana adalah sebagai berikut (Kuncoro,2009;127): Kelebihan : (1) Prosedur pemilihan sampel sangat mudah; (2) Unit pemilihan sampel hanya satu macam; (3) Kesalahan klasifikasi dapat dihindarkan; (4) Cukup dengan gambaran garis besar dari populasi; (5) Merupakan desain sampel yang paling sederhana dan mudah. Kelemahan : (1) Gambaran umuum populasi yang mungkin sudah diketahui peneliti tidak dipergunakan seluruhnya; (2) Dengan mengguunakan jumlah sampel yang sama, tingkat ketelitian dan kecermatan penelitian menjadi lebih rendah daripada pemilihan random stratifikasi. 7.1.2
Sampel Sistematis ( systematic Random Sampling )
Suatu periode yang pengambilan sampelnya dilakukan dengan cara anggota pertama saja yang diambil secara random, sisanya dipilih secara sistematis menurut pola tertentu. Penarikan sampel sistematis dilakukan melalui tiga tahap:
7.1.3
Mencek keadaan daftar populasi, harus dalam keadaan acak
Menetapkan jarak interval yang akan digunakan atau menetapkan angka kelipatan
Tentukan secara acak nomor mulai pengambilan sampel.
Sampel Stratifikasi ( stratified Random Sampling )
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dapat menggunakan metode penarikan sampel secara strtatifikasi:
Kriteria yang jelas yang akan digunakan sebagai dasar penentuan strata (kelas/kelompok/lapisan).yang menjadi patokan adalah variabel yang akan diteliti.
Informasi mengenai sifat populasi yang digunakan sebagai kriteria untuk membuat strata. Misal: jenis kelamin, status sekolah dan lainnya.
Metode ini dinilai sebagai metode pemilihan sampel secara acak yang paling efisien dan lebih relevan dengan maslaah atau pertanyaan penelitian diantara alternatif metode
pemilihan sampel probabilitas. Penarikan sampel ini didasarkan strata yang menakankan pada homogenitas. Kelemahannya, jika perbedaan jumlah elemen antata strata yang satu dengn strata yang lain cukup besar, secara proposional ada kemungkinan jumlah subyek pada strata tertentu terlalu kecil dan pada strata yang lain terlalu besar. 7.1.4
Sampel Kluster (Cluster Sampling)
Pengambilan sampel secara kluster (cluster sampling) dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa grup bagian. Grup bagian ini disebut dengan cluster. Beberapa cluster kemudian dipilih secara random. Item-item data yang berada di dalam cluster yang terpilih merupakan sampelnya. Pengambilan kluster baik untuk sampel yang homogen antara kluster - klusternya dan heterogen antara item-item di dalam klusternya " (J ogianto, 2013: 97). Alasan yang mendorong digunakannya sampel kluster adalah adanya kebutuhan efisiensi ekonomis yang tidak bisa diperoleh peneliti jika menggunakan sampel random sederhana, dan tidak tersedianya kerangka sampel untuk elemen tertentu. Kelemahan sebagian besar sampel kluster adalah efisiensi statistik yang lebih rendah dibandingkan dengan sampel random sederhana karena kIuster biasanya homogen. Walaupun demikian, efisiensi konomis sampel kluster biasanya cukup besar untuk mengatasi kelemahan tersebut (Kunmro, 2009: 134). Dalam menyusun desain sampel kluster yang di dalamnya termasuk sampel area terlebih dahulu peneliti harus menjawab penanyaan-pertanyaan berikut (Cooper & Schindler, 2008: 393): 1. Seberapa besar tingkat homogenitas kluster yang ada? 2. Apakah kita akan memilih kluster yang sama atau berbeda? 3. Seberapa besar kluster yang akan diambil? 4. Apakah akan menggunakan single stage atau multistage ciustef? 5. Seberapa besar sampel yang dibutuhkan? 7.1.5
Sampel Daerah Multitahap (Multistage Area Sampling)
Multistage area sampling adalah prosedur pengambilan sampel yang melibatkan pgenggunaan kombinasi teknik sampel probabilitas yang telah dibahas pada bagian terdahulu (Kuncoro. 2009: 134). Double sampling atau sequentiell sampling atau multiphase sampling merupakan metode sampling yang mengumpulkan sampel dengan dasar sampel yang ada dan
darli informasi yang diperoleh digunakan untuk mengambil sampel berikutnya . misalnya data responden dapat dikumpulkan dari survey dan secara random dipilih beberapa untuk diinterview lebih detail sesuai dengan kriteria tertentu (Jogianto, 2013: 97).
7.2 NON PROBABILITY/NON RANDOM SAMPLING
Sampel
nonprobabilitas
adaiah
teknik
pengambilan
yang
tidak
memberi
peluang/kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipiiih menjadi sampel (Sugiono, 2013;120). Hal senada juga dikemukakan oleh Uma Sekaran & Roger Bougie (2010;276) yang menyebutkan "In nonprobability sampling designs, the elements in the population do not have an y probabilities attached to their being chosen as sample subjects. Maksud pernyataan tersebut, ialah dalam desain sampel nonprobabilitas, anggota di dalam populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel daiam suatu penelitian. Kesempatan yang berbeda bagi setiap anggota populasi dalam sampel non probabilitas ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu (Rahyuda,2004;51): 1. Tidak mungkinnya diperoleh daftar yang lengkap dari populasi. 2. Adanya kondisi yang tidak memungkinkan penelitian memilih anggota populasi dengan cara memberikan kesempatan yang sama. Sebelum membahas mengenai teknik teknik sampel nonprobabilitas ada baiknya kita mengenal beberapa sifat populasi. Menurut Burhan (2005;123) ada beberapa sifat populasi, yang kalau tidak terjadi tumpang-tindih satu dengan yang lainnya, maka terlihat sifat-sifat sebagai berikut: 1. Populasi Berstrata Sifat populasi semacam ini adalah terdiri atas unit-unit yang sifatnya berstrata (berlapis). Unit populasi adalah golongan-golongan, kelompok-kelompok dan sebagainya yang memiliki sifat bertingkat atau berlapis yang jelas. Misalnya, Suatu penelitian yang berpopulasi pedagang di kota Surabaya. Pedagang-pedagang tersebut dapat dibagi menjadi: pedagang keciI, pedagang menengah, dan pedagang besar.
2. Populasi area Slfat populasi area adalah mudah ditentukan, asalkan penelitian mengetahui batas-batas area tersebut. Kalau penelitian menggunakan pembatasan suatu area dilihat dari pembatasan sistem pemerintahan, maka unit populasi adalah desa,kecamatan, kabupaten dan seterusnya. 3. Populasi Cluster Populasi ini menunjukkan unit-unit yang berumpun atau berkelompok, tanpa ada pada tingkatan masing-masing. Kelompok atau rumpun yang ada, Kalau populasinya adalah umat beragama, maka ada umat: Kristen, Protestan, Hindu, Buddha dan Islam. Kalau populasi adalah penduduk berdasarkan etnis, maka ada penduduk: Jawa, Ambon, Batak, Sunda, ,Kalimantan lrian, Sulawesi, Tionghoa,dan sebagainya. 4. Populasi dengan Beraneka sifat Mungkin peneliti sedikit harus menguras pikirannya, kalau dia menghadapi penelitian dengan populasi yang beraneka sifat. Karna saat di teliti terhadap keanekaragaman populasi sekilas seperti jenis populasi tertentu tetapi saat diamati lebih jauh lagi ternyata merupakan rumpun-rumpun tertentu. Pengambilan sampel secara nonprobabilitas memiliki banyak teknik yang sering digunakan dalam penelitian. Menurut Babbie (2013;199) ada empat teknik sampling nonprobabilitas yang umum digunakan,yaitu : 7.2.1
Reliance On Available Subjects (Insidental)
Reliance On Variable Subjects ini sering disebut sebagai penarikan sampel secara kebetulan (insidental). Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan / insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel. Cara ini menyebutkan bahwa peneliti dapat memilih orang-orang terdekat yang bisa dijumpai atau memilih responden yang pertama kali dapat dijumpai dan dapat digunakan sebagai sampel. Teknik ini dapat dikatakan sebagai salah satu teknik yang beresiko terutama untuk penelitian yang bersifat sosial. Karena teknik ini tidak dapat menjamin apakah sampel yang diambil tersebut representatif atau tidak. Penelitian yang biasanya menggunakan teknik sampling ini adalah penelitian yang populasinya adalah individu-individu yang sukar ditemui dengan alasan sibuk, tidak mau diganggu, tidak bersedia menjadi responden, atau alasan lainnya.
7.2.2
Purposive Sampling
Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik sampling ini digunakan pada penelitian-penelitian yang lebih mengutamakan tujuan penelitian daripada sifat populasi dalam menentukan sampel penelitian. Teknik ini paling cocok digunakan untuk penelitian kualitatif yang tidak melakukan generalisasi. Misalnya penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan atau ahli gizi dan penelitain tentang kondisi politik di suatu daerah maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli politik. 7.2.3
Snowball Sampling
Snowball Sampling yaitu sebuah prosedur pengambilan sampel dimana responden pertama dipilih dengan metode probabilitas, dan kemudian responden selanjutnya diperoleh dari informasi yang diberikan oleh responden pertama. Artinya apabila seorang peneliti merasa belum lengkap dengan data yang diberikan oleh orang pertama, maka peneliti mencari orang kedua atau orang lain yang dipandang lebih tau dan dapat melengkapi data dari yang diberikan oleh orang pertama sebelumnya dengan cara mencari reponden ketiga dan seterusnya melalui rekomendasi dua sampel pertama.
A
B
D
C
E
F
J K
7.2.4
L
I
H
G
M
N
O
Quota Sampling
Quota sampling adalah jenis kedua dari purposive sampling. Metode ini digunakan untuk memastikan bahwa subgrup dalam populasi telah terwakili dengan berbagai karakteristik sampel sampai batas tertentu seperti yang dikehendaki oleh peneliti. Teknik ini juga digunakan ketika peneliti tidak dapat mengetahui jumlah rinci dari tiap strata populasinya kemudian dalam
penarikan sampel harus sesuai dengan kuota yang telah ditentukan dan apabila ada subgrup dalam populasi metode ini akan memastikan bahwa setiap subgrup sudah diwakilkan sesuai kuota yang telah ditentukan. Teknik sampling ini memiliki sifat yang tidak jauh dari puposive sampling, yaitu lebih mementingkan tujuan penelitian dalam menentukan sampling penelitian. Sampel penelitian adalah unit populasi yang ditentukan terlebih dahulu, sehingga kuota sampling digunakan hanya untuk menentukan unit populasi yang akan dijadikan sampel penelitian. Hal yang perlu digaris bawahi disini adalah, semua unit populasi yang telah ditentukan sebagai sampel penelitian, haruslah diinterview atau diberi kuisioner, dengan kata lain semua unit populasi yang termasuk dalam quota haruslah dijadikan responden dalam penelitian tersebut.
KESIMPULAN
Terdapat beberapa alternatif cara pengambilan sampel. Menurut Kuncoro (2009:126), secara umum desain sampel terdiri atas dua macam, yaitu desain probabilitas dan desain nonprobabilitas. Sampel probabilitas mengandung arti bahwa setiap sampel yang dipilih berdasarkan prosedur seleksi dan memiliki peluang yang sama untuk dipilih. Terdapat lima jenis desain sampel probabilitas, yaitu: Sampel
Random Sederhana, Sampel Sistematis,
Sampel Stratifikasi, Sampel Kluster, dan Sampel Multitahap (Kuncoro,2009:127). Sampel random sederhana merupakan desain pemilihan sampel yang paling sederhana dan mudah. Prinsip pemilihan sampel dalam desain ini adalah setiap elemen dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih (Kuncoro,2009:127). Terdapat tiga tahap dalam penarikan sampel sistematis. Di dalam sampel statifikasi, ada dua hal yang perlu diperhatikan untuk dapat menggunakan metode penarikan sampel secara stratifikasi. Penarikan sampel stratifikasi ini didasarkan strata yang menenkankan pada homogenitas. Pengambilan sampel secara kluster (cluster sampling) dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa grup bagian. Pengambilan kluster baik untuk sampel yang homogen antara kluster klusternya dan heterogen antara item-item di dalam klusternya " (Jogianto, 2013: 97). Multistage area sampling adalah prosedur pengambilan sampel yang melibatkan pgenggunaan kombinasi teknik sampel probabilitas yang telah dibahas pada bagian terdahulu (Kuncoro. 2009: 134). Sampel
nonprobabilitas
adalah
teknik
pengambilan
yang
tidak
memberi
peluang/kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipiiih menjadi sampel (Sugiono, 2013;120). Menurut Burhan (2005;123) ada beberapa sifat populasi, yang kalau tidak terjadi tumpang-tindih satu dengan yang lainnya, maka terlihat sifat-sifat sebagai berikut: 1. Populasi Berstrata 2. Populasi area 3. Populasi Cluster 4. Populasi dengan Beraneka sifat Pengambilan sampel secara nonprobabilitas memiliki banyak teknik yang sering digunakan dalam penelitian. Menurut Babbie (2013;199) ada empat teknik sampling nonprobabilitas yang umum digunakan,yaitu : Reliance On Available Subjects, Purposive Sampling, Snowball Sampling, Quota Sampling.
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan / insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel. Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik sampling ini digunakan pada penelitian-penelitian yang lebih mengutamakan tujuan penelitian daripada sifat populasi dalam menentukan sampel penelitian. Snowball Sampling yaitu sebuah prosedur pengambilan sampel dimana responden pertama dipilih dengan metode probabilitas, dan kemudian responden selanjutnya diperoleh dari informasi yang diberikan oleh responden pertama. Quota sampling adalah jenis kedua dari purposive sampling. Metode ini digunakan untuk memastikan bahwa subgrup dalam populasi telah terwakili dengan berbagai karakteristik sampel sampai batas tertentu seperti yang dikehendaki oleh peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
Ketut Rahyuda. 2016. Metode Penelititan Bisnis. Denpasar :Udayana University Press. Rahyuda, I Ketut. 2004. Metodologi Penelitian. Udayana : Denpasar.