SATUAN ACARA PENYULUHAN PENYAKIT CAMPAK PADA ANAK
Disusun Oleh: Tingkat II Reguler 1 Riris Resi Praeni
(1614401015)
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG PRODI DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG TAHUN 2018
1
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Topik
: Penyakit Campak Pada Anak
Waktu
: 60 menit
Tempat
: Ruang Alamanda Rs. Abdul Muluk, Bandar Lampung
Sasaran
: Ibu An. A
I.
Latar Belakang
Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam, scarlet, pembesaran serta nyeri limpa, nadi (Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC, 2000). Penyakit campak adalah salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan pada bayi dan anak di Indonesia dan merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Penyakit ini tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian di kalangan anak-anak di dunia, meskipun tersedia vaksin yang aman dan efektif. Penyakit ini umumnya menyerang anak umur di bawah 5 tahun (balita) akan tetapi campak bisa menyerang semua umur. Sampai saat ini cara yang efektif untuk mencegah penyakit campak yaitu dengan imunisasi. Selama tahun 2000 sampai 2013, imunisasi campak berhasil menurunkan 15,6 juta (75%) kematian akibat campak di seluruh dunia (WHO, 2015). Sedangkan,
menurut
Profil
Kesehatan
Indonesia
(2012),
Indonesia
merupakan Negara ASEAN yang memiliki kasus penyakit campak terbanyak dengan jumlah 15.489 kasus, urutan kedua terbanyak adalah Thailand dengan 5.197 kasus, sedangkan 8 negara ASEAN lainnya memiliki jumlah lebih sedikit dan tidak lebih dari 3.000 kasus.
2
II. Tujuan 1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan klien/ibu dapat mengerti dan memahami tentang penyakit campak. 2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini audiens/ibu dapat : 1. Menjelaskan pengertian campak dengan bahasa sederhana. 2. Menjelaskan pengertian penyakit campak dengan bahasa sederhana. 3. Menjelaskan penyebab dari penyakit campak. 4. Menjelaskan tanda dan gejala dari penyakit campak. 5. Apa saja komplikasi dari penyakit campak. 6. Menjelaskan bagaimana cara penularan penyakit campak. 7. Menjelaskan bagaimana cara pencegahan terhadap penyakit campak. 8. Menjelaskan bagaimana cara pengobatan terhadap penyakit campak.
III. Materi
1. Pengertian campak. 2. Pengertian penyakit campak. 3. Penyebab dari penyakit campak. 4. Tanda dan gejala dari penyakit campak. 5. Komplikasi dari penyakit campak. 6. Cara penularan penyakit campak. 7. Cara pencegahan terhadap penyakit campak. 8. Cara pengobatan terhadap penyakit campak.
IV. Strategi Strategi Pelaksanan
1. Persiapan : a. Survey karakter dan lokasi sasaran. b. Koordinasi dengan pihak ruangan. c. Menyiapkan alat dan bahan.
3
2. Pelaksanaan :
No. 1.
Kegiatan
Waktu
Pembukaan
7 menit
Kegiatan Penyuluh
Audiens
Membuka acara dan
Menjawab
memberi salam
salam dan mendengarkan
Perkenalan
Mendengar dan memperhatikan
2.
Tahap
3 menit
Appersepsi
Menjelaskan tujuan
Mendengar dan
penyuluhan
memperhatikan
Sampaikan tata tertib
Mendengar dan
dan waktu
memperhatikan
Menanyakan
Memperhatikan
pengetahuan audiens
dan menjawab
tentang penyakit
pertanyaan
campak meliputi pengertian, penyebab, serta tanda dan gejala
3.
Memberikan
Mendengar,
reinforsement positif
menerima
Menjelaskan tentang
Mendengar dan
Informasi
definisi dari campak
memperhatikan
(Kegiatan
Memberikan
Mengajukan
Inti)
kesempatan bertanya pertanyaan
Tahap
40 menit
Menjawab
Mendengar dan
pertanyaan
memperhatikan
4
Menjelaskan
Mendengar dan
tentang:
memperhatikan
a. Pengertian penyakit campak b. Penyebab dari penyakit campak c. Tanda dan gejala dari penyakit campak d. Komplikasi dari penyakit campak e. Cara penularan penyakit campak f. Cara pencegahan terhadap penyakit campak g. Cara pengobatan terhadap penyakit campak Memperagakan cara
Memperhatikan,
pemberian vitamin A
menyimak
Memberi
Mendemonstrasi
kesempatan kepada
kan ulang
klien/ibu untuk memperagakan cara pemberian vitamin A dengan benar Memberikan
Mendengar dan
reinforsement positif
memperhatikan
5
4.
Penutup
10 menit
Mengajukan
Menjawab
beberapa pertanyaan
pertanyaan
secara lisan untuk mengevaluasi tingkat pemahaman audiens tentang materi yang telah diberikan Menyimpulkan
Mendengar,
materi tentang
menyimak
penyakit campak Mengarahkan tindak
Mendengar,
lanjut
menyimak, menerima
Menutup acara dan
Membalas
mengucapkan salam
dengan salam
V. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah : 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Tanya jawab 4. Demonstrasi
VI. Media
1. Satuan Acara Penyuluhan. 2. Leaflet. 3. Lembar balik.
6
VII.Evaluasi VII. Evaluasi
1. Struktur a. Ruang kondusif untuk kegiatan. b. Media dan materi tersedia dan memadai. c. SDM memadai. 2. Proses a. Ketepatan waktu pelaksanaan. b. Peran serta aktif klien/ibu. c. Kesesuaian peran dan fungsi dari penyuluhan. d. Faktor pendukung dan penghambat kegiatan. 3. Hasil Tes tertulis Peyuluh menyebarkan quesioner sebanyak 5 pertanyaan, jawaban benar > 3 atau dengan nilai 60% penyuluhan dinyatakan berhasil.
VIII. Sumber Pustaka
Achmad Rizki Azhari. 2015. Campak. https://www.academia.edu/18550100/Campak. https://www.academia.edu/18550100 /Campak. Akses : 1 Maret M aret 2017 Anak vol 2. Jakarta. Jakarta. EGC Nelson, 2000. Ilmu Kesehatan Anak
Rampengan, T. H. 1993. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakart a: EGC.
7
LAMPIRAN : MATERI PENYAKIT CAMPAK PADA ANAK I.
Pengertian Campak
Pengertian campak menurut WHO adalah penyakit menular dengan gejala kemerahan berbentuk mukolo papular selama tiga hari atau lebih yang disertai panas 38oC atau lebih dan disertai salah satu gejala batuk, pilek, dan mata merah.
II. Pengertian Pengertian Penyakit Campak
Penyakit campak dikenal juga dengan istilah morbili dalam bahasa latin dan measles dalam bahasa inggris atau dikenal dengan sebutan gabagen (dalam bahasa Jawa) atau kerumut (dalam bahasa Banjar) atau disebut juga rubeola (nama ilmiah) merupakan suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, lemas, batuk, konjungtivitas (peradangan selaput ikat mata atau konjungtiva) dan bintik merah di kulit (ruam kulit).
III. Penyebab Penyakit Campak
Penyakit campak disebabkan oleh virus campak yang termasuk golongan paramyxovirus genus morbilivirus merupakan salah satu virus RNA. Virus ini terdapat dalam darah dan secret (cairan) nasofaring (jaringan antara tenggorokan dan hidung) pada masa gejala awal hingga 24 jam setelah timbulnya bercak merah di kulit dan selaput lendir. Virus ini berbentuk bulat dengan tepi kasar dan bergaris tengah 140 nm dan di bungkus oleh selubung luar yang terdiri dari lemak dan protein. Di dalamnya terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari bagian protein yang mengelilingi asam nukleat (RNA), merupakan struktur heliks 5 nukleoprotein dari myxovirus. Selubung luar sering menunjukkan tonjolan pendek, satu protein yang berada di selubung luar muncul sebagai hemaglutinin.
8
IV. Tanda dan Gejala Dari Penyakit Campak
Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah setela h terinfeksi, yaitu berupa: 1. Panas badan 2. Nyeri tenggorokan 3. Hidung meler (coryza) 4. Batuk (cough) 5. Bercak koplik 6. Nyeri otot 7. Mata merah (conjunctivitis) Gejala klinis dibagi menjadi 3 stadium, yakni: 1. Stadium Kataral atau Prodormal Biasanya berlangsung 4-5 hari, ditandai dengan panas, lesu, batuk-batuk dan mata merah. Pada akhir stadium, kadang-kadang timbul bercak Koplik`s (Koplik spot) pada mukosa pipi atau daerah mulut, tetapi gejala khas ini tidak selalu dijumpai. Bercak Koplik ini berupa bercak putih kelabu, besarnya seujung jarum pentul yang dikelilingi daerah kemerahan. Koplik spot ini menentukan suatu diagnosa pasti terhadap penyakit campak. 2. Stadium Erupsi Batuk pilek bertambah, suhu badan meningkat oleh karena panas tinggi, kadang-kadang anak kejang-kejang, disusul timbulnya rash (bercak merah yang spesifik), timbul setelah 3-7 hari demam. Rash timbul secara khusus yaitu mulai timbul di daerah belakang telinga, tengkuk, kemudian pipi, menjalar keseluruh muka, dan akhirnya ke badan. Timbul rasa gatal dan muka bengkak. 3. Stadium konvalensi atau penyembuhan Erupsi (bercak-bercak) berkurang, meninggalkan bekas kecoklatan yang disebut hiperpigmentation, tetapi lama-lama akan hilang sendiri. panas badan menurun sampai normal bila tidak terjadi komplikasi.
9
V. Komplikasi Dari Penyakit Campak
Adapun komplikasi yang terjadi disebabkan oleh adanya penurunan daya tahan tubuh secara umum sehingga mudah terjadi infeksi tumpangan. Hal yang
tidak
diinginkan
adalah
terjadinya
komplikasi
karena
dapat
mengakibatkan kematian pada balita, keadaan inilah yang menyebabkan mudahnya terjadi komplikasi sekunder seperti: 1. Otitis media akut Otitis media akut dapat disebabkan invasi virus campak ke dalam telinga tengah. Gendang telinga biasanya hyperemia pada fase prodormal dan stadium erupsi. Jika terjadi invasi bakteri pada lapisan sel mukosa yang rusak karena invasi virus terjadi otitis media purulenta. 2. Ensefalitis Ensefalitis adalah komplikasi neurologik yang paling jarang terjadi, biasanya terjadi pada hari ke 4-7 setelah terjadinya ruam. Kejadian ensefalitis sekitar 1 dalam 1.000 kasus campak dengan CFR berkisar antara
30-40%.
Terjadinya
ensefalitis
dapat
melalui
mekanisme
imunologik maupun melalui invasi langsung virus campak ke dalam otak. 3. Bronchopneumonia Bronchopneumonia dapat terjadi apabila virus campak menyerang epitel saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan disebut radang paru-paru atau Pneumonia. Bronchopneumonia dapat disebabkan virus campak sendiri atau oleh Pneumococcus, Streptococcus, dan Staphylococcus yang menyerang epitel pada saluran pernafasan maka Bronchopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bayi yang masih muda, anak dengan kurang kalori protein. 4. Enteritis Enteritis terdapat pada beberapa anak yang menderita campak, penderita mengalami muntah mencret pada fase prodormal. Keadaan ini akibat invasi virus ke dalam sel mukosa usus.
10
VI. Cara Penularan Penyakit Campak
Cara penularan penyakit ini adalah melalui droplet dan kontak, yakni karena menghirup percikan ludah (droplet) dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita morbili atau campak artinya, seseorang dapat tertular campak bila menghirup virus morbili, bisa di tempat umum, di kendaraan atau dimana saja. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada. Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul. Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak usia pra sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini. Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir dari ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah : a. Bayi berumur lebih dari 1 tahun b. Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi c. Remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.
VII.Cara VII. Cara Pencegahan Terhadap Penyakit Campak
a. Pencegahan Primordial Pencegahan primordial dilakukan dalam mencegah munculnya faktor predisposisi atau resiko terhadap penyakit campak. Sasaran dari pencegahan primordial adalah anak-anak yang masih sehat dan belum memiliki resiko yang tinggi agar tidak memiliki faktor resiko yang tinggi untuk penyakit campak. Edukasi kepada orang tua anak sangat penting peranannya dalam upaya pencegahan primordial. Tindakan yang perlu dilakukan seperti penyuluhan mengenai pendidikan kesehatan, konseling nutrisi dan penataan rumah yang baik.
11
b. Pencegahan Primer Sasaran dari pencegahan primer adalah orang-orang yang termasuk kelompok beresiko, yakni anak yang belum terkena campak, tetapi berpotensi untuk terkena penyakit campak. Pada pencegahan primer ini harus mengenal faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya campak dan upaya untuk mengeliminasi faktor-faktor tersebut. 1.
Penyuluhan Edukasi campak adalah pendidikan dan latihan mengenai pengetahuan mengenai campak. Di samping kepada penderita campak, edukasi juga diberikan kepada anggota keluarganya, kelompok masyarakat beresiko tinggi dan pihak-pihak perencana kebijakan kesehatan. Berbagai materi yang perlu diberikan kepada pasien campak adalah definisi penyakit campak, faktor-faktor yang berpengaruh pada timbulnya campak dan upaya-upaya menekan campak, pengelolaan campak secara umum, pencegahan dan pengenalan komplikasi campak.
2.
Imunisasi Di Indonesia sampai saat ini pencegahan penyakit campak dilakukan dengan vaksinasi campak secara rutin yaitu diberikan pada bayi berumur 9-15 bulan. Vaksin yang digunakan adalah Schwarz vaccine yaitu vaksin hidup yang diolah menjadi lemah. Vaksin ini diberikan secara subkutan sebanyak 0,5 ml. Vaksin campak tidak boleh diberikan pada wanita hamil, anak dengan TBC yang tidak diobati, penderita leukemia. Vaksin campak dapat diberikan sebagai vaksin monovalen atau polivalen yaitu vaksin measles-mumps-rubella (MMR). Vaksin monovalen diberikan pada bayi usia 9 bulan, sedangkan vaksin polivalen diberikan pada anak usia 15 bulan. bulan. Penting diperhatikan penyimpanan dan transportasi vaksin harus pada temperature antara 2oC-8oC atau ± 4oC, vaksin tersebut harus dihindarkan dari sinar matahari. Mudah rusak oleh zat pengawet atau bahan kimia dan setelah dibuka hanya tahan 4 jam. Dimana imunisasi ini terbagi atas 2 yaitu :
12
a.
Imunisasi aktif Pencegahan campak dilakukan dengan pemberian imunisasi aktif pada bayi ba yi berumur 9 bulan atau lebih. Pada tahun 1963 telah dibuat dua macam vaksin campak, yaitu vaksin yang berasal dari virus campak hidup yang dilemahkan (tipe Edmonstone B); vaksin yang berasal dari virus campak yang dimatikan (dalam larutan formalin dicampur dengan garam alumunium). Namun sejak tahun1967, vaksin yang berasal dari virus campak yang telah dimatikan tidak digunakan lagi, oleh karena efek proteksinya hanya bersifat sementara dan dapat menimbulkan gejala atypical measles yang hebat. Vaksin yang berasal dari virus campak yang dilemahkan berkembang dari Edmonstone strain menjadi strain Schwarz (1965) dan kemudian menjadi strais Moraten (1968). Dosis baku minimal pemberian vaksin campak yang dilemahkan adalah 0,5 ml, secara subkutan, namun dilaporkan bahwa pemberian secara intramuskular mempunyai efektivitas yang sama. Vaksin ini biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan campak Jerman (vaksin MMR atau mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas. Jika hanya mengandung campak vaksin diberikan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. Vaksin campak sering dipakai bersama-sama dengan vaksin rubela dan parotitis epidemika yang dilemahkan, vaksin polio oral, difteri, tetanus, polio dan lain-lain. Laporan beberapa peneliti menyatakan bahwa kombinasi tersebut pada umumnya aman dan tetap efektif.
b.
Imunisasi pasif Imunisasi pasif dengan kumpulan serum orang dewasa, kumpulan serum
konvalesens,
globulin
plasenta
atau
gamma
globulin
kumpulan plasma adalah efektif untuk pencegahan dan pelemahan campak. Campak dapat dicegah dengan Immune serum globulin (gamma globulin) dengan dosis 0,25 ml/kgBB intramuskuler,
13
maksimal 15 ml dalam waktu 5 hari sesudah terpapar, atau sesegera mungkin. Perlindungan yang sempurna diindikasikan untuk bayi, anak-anak dengan penyakit kronis, dan para kontak di bangsal rumah sakit serta institusi penampungan anak. Setelah hari ke 7-8 dari masa inkubasi, maka jumlah antibodi yang diberikan harus ditingkatkan untuk
mendapatkan
derajat
perlindungan
yang
diharapkan.
Kontraindikasi vaksin: reaksi anafilaksis terhadap neomisin atau gelatin, kehamilan imunodefisiensi (keganasan hematologi atau tumor padat), imunodefisiensi kongenital, terapi imunosupresan jangka panjang, infeksi HIV dengan imunosupresi berat. 3.
Isolasi Penderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena penyakit campak dalam kurun waktu 20-30 hari, demikian pula bagi penderita campak untuk diisolasi selama 20-30 hari guna menghindari penularan lingkungan sekitar.
c.
Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder adalah upaya untuk mencegah atau menghambat timbulnya komplikasi dengan tindakan-tindakan seperti tes penyaringan yang ditujukan untuk pendeteksian dini campak serta penanganan segera dan efektif. Tujuan utama kegiatan-kegiatan pencegahan sekunder adalah untuk mengidentifikasi orang-orang tanpa gejala yang telah sakit atau penderita yang beresiko tinggi untuk mengembangkan atau at au memperparah penyakit. Memberikan pengobatan penyakit sejak awal sedapat mungkin dilakukan untuk mencegah 13 kemungkinan terjadinya komplikasi. Edukasi dan pengelolaan campak memegang peran penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien berobat.
d.
Pencegahan Tersier Pencegahan tersier adalah semua upaya untuk mencegah kecacatan akibat komplikasi. Kegiatan yang dilakukan antara lain mencegah perubahan dari komplikasi menjadi kecatatan tubuh dan melakukan rehabilitasi sedini mungkin bagi penderita yang mengalami kecacatan. Dalam upaya ini
14
diperlukan kerjasama yang baik antara pasien dengan dokter maupun antara dokter-dokter yang terkait dengan komplikasinya. Penyuluhan juga sangat
dibutuhkan
untuk
meningkatkan
motivasi
pasien
untuk
mengendalikan penyakit campak. Begitu pun dengan pelayanan kesehatan yang holistik dan terintegrasi antar disiplin terkait sangat diperlukan, terutama di rumah sakit rujukan, baik dengan para ahli sesama ilmu.
VIII. Cara Pengobatan Terhadap Penyakit Campak.
Penderita
campak
tanpa
komplikasi
dapat
berobat
jalan.
Sehingga
pengobatannya bersifat symptomatik, yaitu memperbaiki keadaan umum atau untuk mengurangi gejalanya saja dengan pemberian vitamin A. Cara pemberian vitamin A 1. Cara pemberian kapsul pada bayi dan anak balita : a. Berikan kapsul biru (100.000 SI) untuk bayi dan kapsul merah (200.000 SI) untuk balita b. Potong ujung kapsul dengan menggunakan gunting yang bersih c. Pencet kapsul dan pastikan anak menelan semua isi kapsul dan tidak membuang sedikitpun isi kapsul. d. Untuk anak yang sudah bisa menelan dapat diberikan langsung 1 kapsul untuk diminum 2. Cara pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas : a. Diberikan segera setelah melahirkan dengan cara meminum langsung 1 (satu) kapsul b. Kemudian minum 1 (satu) kapsul lagi 24 jam setelah pemberian kapsul pertama
Tempat pemberian vitamin A diberikan secara gratis di sarana fasilitas pelayanan kesehatan, seperti : RS, Puskesmas, Postu, polindes, praktek dokter/bidan swasta, posyandu, sekolah, TK, dan PAUD. Bila terdapat komplikasi, maka dilakukan pengobatan untuk mengatasi komplikasi yang timbul seperti :
15
a. Otitis media akut, sering kali disebabkan oleh karena infeksi sekunder,
maka perlu mendapat antibiotik kotrimoksazol-sulfametokzasol. b. Ensefalitis, perlu direduksi jumlah pemberian cairan ¾ kebutuhan untuk
mengurangi edema otak, di samping pemberian kortikosteroid dosis tinggi yaitu: Hidrokostison 100-200 mg/hari selama 3 -4 hari dan prednison 2 mg/kgBB/hari untuk jangka waktu 1 minggu, perlu dilakukan koreksi elektrolit dan gangguan gas darah. c. Bronchopneumonia, diberikan antibiotik ampisilin 100 mg/kgBB/hari
dalam 4 dosis, sampai gejala sesak berkurang dan pasien dapat minum obat per oral. Antibiotik diberikan sampai tiga hari demam reda. d. Enteritis, pada keadaan berat anak mudah dehidrasi. Pemberian cairan
intravena dapat dipertimbangkan apabila terdapat enteritis dengan dehidrasi.
16
LAMPIRAN QUESIONER (POST TEST)
Nama
:
Umur
:
Jenis kelamin : Alamat
:
1. Apa penyebab penyakit campak? a. Jamur b. Bakteri c. Virus d. Spora
2. Penyakit campak dapat ditularkan melalui? a. Makanan b. Udara c. Minuman d. Binatang
3. Siapa saja yang rentan terhadap penyakit campak? a. Bayi berumur lebih dari 1 tahun b. Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi c. Remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua d. Semua jawaban benar
4. Cara pemberian vitamin A pada bayi dan anak balita adalah berikan kapsul biru ... untuk bayi dan kapsul merah ... untuk balita a. (100.000 SI) untuk bayi dan (200.000 SI) untuk balita b. (25.000 SI) untuk bayi dan (50.000 SI) untuk balita c. (50.000 SI) untuk bayi dan (100.000 SI) untuk balita d.
(200.000 SI) untuk bayi dan (300.000 SI) untuk balita
17
5. Manakah di bawah ini yang termasuk cara pemberian vitamin A pada bayi dan anak balita 1. Berikan kapsul biru (100.000 SI) untuk bayi dan kapsul merah (200.000 SI) untuk balita 2. Potong ujung kapsul dengan menggunakan gunting yang bersih 3. Pencet kapsul dan pastikan anak menelan semua isi kapsul dan tidak membuang sedikitpun isi kapsul. 4. Untuk anak yang sudah bisa menelan dapat diberikan langsung 1 kapsul untuk diminum a. 1 dan 3
c. 4 saja
b. 2 dan 4
d. 1, 2, 3, dan 4
LAMPIRAN : KUNCI JAWABAN DAN SCORE KUNCI JAWABAN
1. C
2.B
3. D
4. A
5. D
SCORE Jawaban Benar : 1 Jawaban Salah : 0 Tidak Menjawab : 0
18