Skenario Discharge Planning
Peran
Dokter
:I Made Eris Setiawan
(1102105024)
Kepala Ruangan
: Luh Gede Intan Kencana Putri
(1102105009)
Wakil Kepala Ruangan
: Putu Krisna Siantarini
(1102105004)
Perawat Primer
: Ni Luh Made Dwi Padma Sari
(1102105026)
Perawat Asosiasi
: Luh Eka Widyastini Astawa
(1102105070)
Ni Putu Aniek Ratna Sari
(1102105057)
Ni Putu Oktariani
(1102105066)
Pasien
: I Made Kresna Yana
(1102105062)
Keluarga Pasien
: Ni Made Gita Anindita Nirmala Putri
(1102105038)
Putu Pande Eka Suputri Narator
(1102105016) : Putu Citta Wicakyani
(1102105049)
Tugas
Dokter
: Melakukan pemeriksaan pada pasien untuk mendiagnosa penyakit pasien secara tepat dan memberikan terapi secara tepat dan cepat. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya.Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan tarah kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi.
Kepala Ruangan
: Membuka
acara
discharge
planning
kepada
pasien.
Menyetujui dan menandatangani format discharge planning. Wakil Kepala Ruangan
:Menggantikan tugas kepala ruangan apabila kepala ruangan sedang berhalangan dan membantu kepala ruangan dalam mengelola ruang perawatan.
Perawat Primer
: Membuat rencana discharge planning, membuat leaflet dan kartu
discharge
planning,
memberikan
konseling,
memberikan pendidikan kesehatan, menyediakan format discharge planning, mendokumentasikan discharge planning, melakukan agenda discharge planning (pada awal perawatan sampai akhir perawatan). Perawat Asosiasi
: Ikut membantu dalam melaksanakan discharge planning yang sudah direncanak di rencanakan. an.
Pasien
: Pasien menderita DHF (Dengue High Fever) dan sudah menjalani hospitalisasi rumah sakit selama seminggu. Dari hasil
pemeriksaan,
pasien
dikatakan
boleh
menjalani
pengobatan di rumah dan direncanakan menerima discharge planning dari perawat ruangan. Keluarga Pasien
:
Menjaga,
merawat
dan
mendampingi
pasien
selama
perawatan dirumah sakit. Ikut berpartisipasi dalam discharge planning yang diberikan perawat.
Setting Role Play
Tempat
: Rumah Sakit Husadha
Ruang
: Ruang Mawar (Instalasi Interna)
Kamar
: 002
Teks Dialog
(Ruang Perawat, Pagi hari ) Perawat pelaksana dan Kepala ruangan sedang berdiskusi mengenai discharge planning yang akan diberikan kepada pasien Kresna dengan diagnosa DHF. Perawat Primer
: “Selamat pagi Ibu Intan dan Ibu Krisna, saya Padma sebagai Perawat Primer hari ini. Sebeumnya saya ingin menyerahkan formulir rencana discharge planning kepada pasien Kresna di ruang Mawar. Dari hasil observasi, keadaan pasien Kresna sudah membaik.Dari hasil lab rutin menunjukkan peningkatan trombosit
dan
hematokrit
dan
sudah
dalam
rentang
normal.Selain itu, kondisi fisik pasien bagus, sudah tidak demam
lagi
keperawatan
dan pasien
tidak
lemas
sudah
bisa
lagi.Dari pulang
segi hari
asuhan
ini.
Saya
berencana untuk memberikan discharge planning kepada pasien
Kresna.
Bagaimana
pendapat
ibu?Apakah
ibu
menyetujuinya? Mungkin ibu bisa melihat format rencana discharge planning yang sudah saya buat.” Wakil Kepala Ruangan
: “Apa yang difokuskan dari discharge planning ini?”
Perawat Primer
: “Nanti akan diberikan penyuluhan mengenai pencegahan demam berdarah, apa yang perlu diperhatikan saat pasien pulang nanti dan dipersiapkan leaflet yang bisa dibawa pulang oleh pasien.”
Kepala Ruangan
: “Baik kalo begitu nanti kita diskusikan lagi bersama dokter visite hari ini.”
(Ruang Mawar, Pagi hari) Pagi hari di ruang mawar, kamar 002, terbaring lemas pasien Kresna dengan diagnose DHF. Pasien sudah menjalani hospitalisasi selama seminggu dirumah sakit dan hari ini dilakukan visite rutin oleh dokter bersama dengan kepala ruangan dan perawat pelaksana yang bertugas di shift pagi. Perawat
: “Selamat pagi, Bapak. Bagaimana keadaan Bapak hari ini?”
Pasien
: “Pagi. Sudah mendingan suster.Saya sudah tidak demam lagi.”
Perawat
: “Bagaimana tidurnya tadi malam Bapak?”
Pasien
: “Nyenyak suster”
Perawat
: “Sepertinya kondisi Bapak
sudah membaik ya, hari ini
akanada kunjungan ya Pak dari Dokter. Seperti kunjungan sebelumnya, Bapak akan dicek kondisi kesehatannya.” Dokter
: “Selamat pagi, bapak. Saya dengar dari suster yang merawat bapak bahwa kondisi bapak sudah mulai membaik dan dari hasil laboratorium juga sudah menunjukkan perkembangan yang baik.Bagaimana pola makannya, pak?Apakah pagi ini makanannya habis bapak makan? ”
Pasien
: “Hari ini saya makan habis 1 porsi, dok. Berbeda dengan kemarin-kemarin, makanannya tidak habis karena merasa tidak enak menelan makanan.”
Dokter
: “Sudah bagus ya pola makannya. Nanti lebih banyak minum air putih juga ya, pak agar suhu badan Bapak tetap normal dan untuk memperbaiki system kekebalan tubuh bapak juga. Secara keseluruhan dari hasil pengamatan saya, bapak sudah mengalami perkembangan kesehatan yang cukup baik.Hanya saja perlu banyak istirahat dulu dalam beberapa hari.”
Perawat
: “Baik bapak, sekarang bisa istirahat kembali. Sebelum saya tinggalkan, apakah bapak ada pertanyaan?”
Pasien
: “Tidak ada, suster.”
Perawat
: “Baik kalau tidak ada, kami permisi ya Pak.”
(Ruang Perawat)
Di ruang perawat, dokter, kepala ruangan, wakil kepala ruangan, perawat primer dan perawat pelaksana berdiskusi mengenai keadaan pasien Kresna dan rencana pemberian terapi selanjutnya. Kepala Ruangan
: “Dok,
mengenai
pasien
Kresna,
apa
sebaiknya
bisa
direncanakan untuk pulang saja, dari hasil observasi yang dilakukan perawat, kondisi pasien semakin hari semakin membaik
dan
peningkatan.
dari
hasil
Trombosit
lab dan
juga
sudah
hematokritnya
menunjukkan juga
sudah
normal.Sebaiknya apa tidak direncanakan pulang saja?” Dokter
: “Tadi
juga
saya
sudah
melihat
hasil
labnya
memang
menunjukkan peningkatan dan bisa dikatakan normal, tapi
menurut saya sebaiknya jangan dipulangkan dulu untuk lebih memastikan keadaannya.” Kepala Ruangan
: “Begini Dok, dari sisi asuhan keperawatan pasien sudah bisa membaik, intervensi keperawatan yang diberikan juga sudah tercapai, dan hanya perlu untuk lebih banyak istirahat dan pemulihan saja di rumah.”
Dokter
: “Tapi bagaimana nanti dengan keadaan pasien jika muncul demam lagi? Menurut saya pasien ini masih sedikit lemas dan masih perlu menjalani hospitalisasi, kita tunggu sampai besok saja.”
Wakil Kepala Ruangan
: “Maaf
Dok,
sebelumnya
pada
intinya
pasien
hanya
memerlukan isitrahat saja yang cukup untuk memulihkan kembali kondisi kesehatannya, dan menurut kami itu bisa dilakukan
dirumah,
mengingat
pasien
juga
seorang
mahasiswa yang pastinya juga dia merasa tidak betah di rumah sakit lama-lama.” Kepala Ruangan
: “Iya Dok, mengenai penanganan demam yang nantinya jika muncul lagi, kita sudah merencanakan discharge planning. Discharge planning ini nantinya akan diberikan edukasi kepada pasien mengenai yang perlu diperhatikan di rumah nantinya. Jika nanti, demam pasien muncul lagi, akan diajarkan dengan teknik kompres hangat dan pemberian terapi
obat.
Minta
bantuan
keluarga
untuk
selalu
memperhatikan keadaan pasien.” Wakil Kepala Ruangan
: “Iya Dok, discharge planning ini nantinya akan diberikan oleh perawat-perawat yang bertugas hari ini.”
Dokter
: “Iya kalau begitu, saya harapkan nantinya discharge planning ini nantinya benar-benar dilaksanakan kepada pasien dan pastikan jika pasien juga sudah memahami apa yang harus dilakukan di rumah.”
Wakil Kepala Ruangan
: “Iya nanti akan diberikan leaf let yang berisikan informasi penting bagi kelurga pasien.”
Kepala Ruangan
: “Iya Dok, jadi bagaimana bisa dipulangkan pasien Kresna hari ini?”
Dokter
: “Bisa. Pasien Kresna bisa pulang hari ini, saya akan membuat surat ijin pulangnya dan resep obat yang harus diberikan ke pasien.”
Kepala Ruangan
: “Bu Padma, ini format discharge planning yang sudah saya setujui dan bisa dilakukan pada pasien Kresna ya. Bisa disiapkan untuk discharge planningnyaa sekarang.”
Perawat Primer
: “Baik bu, nanti akan saya siapkan terlebih dahulu. Bu Okta, tolong panggilkan keluarga Bapak Kresna agar datang ke ruangan perawat sekarang.”
PA (3)
: “Baik, Bu.”
(Ruang Mawar)
PA (3)
: “Selamat Pagi, Pak. Bagaimana sarapannya? Habis makannya Pak?”
Pasien
: “Habis suster. Pagi ini sudah makan banyak.”
PA (3)
: “Bagus ya Bapak. Berarti Bapak sudah sembuh ya sekarang dan tadi setelah dibicarakan dengan Dokter, kata Dokter, bapak hari ini boleh pulang, karena keadaan bapak sudah membaik dan semua hasil pemeriksaan juga menunjukkan peningkatan normal.Keluarga pasien bisa ikut saya sebentar ke ruang perawat, karena ada beberapa penjelasan terkait perencanaan pulang Bapak Kresna hari ini.”
Keluarga Pasien
: “Baik, suster.”
(Nurse Station) PP
: “Selamat pagi, Bu. Keluarganya Bapak Kresna ya?”
Keluarga pasien
: “Iya, suster.”
PP
: “Begini Ibu, setelah dokter tadi melakukan pemeriksaan terhadap Bapak Kresna, dan dari hasil tindakan keperawatan, kondisi Bapak Kresna sudah membaik dan sudah bisa dilakukan perawatan dirumah.”
Keluarga Pasien
: “Apa benar suster adik saya boleh pulang?”
PP
: “Iya Ibu. Pasien sudah bisa pulang hari ini dan ini resep obat yang harus ditebus dulu sebelum pulang.”
Keluarga Pasien
: “Baik suster.”
PP
: “Begini Ibu sebelum nanti Pak Kresna pulang kami akan memberikan
penyuluhan.
Jadi
penyuluhan
ini
penting
nantinya untuk bapak jalani selama pemulihan di rumah.Apa Ibu bersedia untuk diberikan penyuluhan ini?” Keluarga Pasien
: “Saya setuju suster, jadi saya nantinya tahu yang benar mengenai perawatan keluarga saya dirumah.”
Perawat Primer
: “Baiklah Ibu, nanti kami minta waktunya sebelum pulang ya, untuk
memberikan
penjelasan
carapemulihan
kondisi
BapakKresna dirumah. Sekarang, saya minta Ibu untuk memberikan
form
ini
kepada
Bapak
kresna
agar
ditandatangan ya, Bu. Form ini berisi persetujuan Bapak Kresna untuk dilakukan penyuluhan sebelum pulang.” Keluarga Pasien
: “Baik, suster. Nanti akan saya berikan.Terima kasih, sus.”
(Ruang Mawar, Discharge Planning) Perawat Primer
: “Selamat Pagi Pak, hari ini kami dari perawat ruang mawar yang
betugas
pagi
ini,
akan
memberikan
penyuluhan
mengenai yang harus diperhatikan selama bapak pemulihan dirumah. Sebelumnya ada yang ingin Bapak tanyakan dulu sebelum dimulai?” Pasien dan Keluarga
: “Tidak suster.”
Perawat Primer
: “Bapak,
nanti
akan
dijelaskan
mengenai
informasi-
informasinya, kemudian nanti akan ditanyakan kembali dan diakhiri dengan pemberian leaflet yang bisa dibawa pulang. Nanti
yang
akan
memberikan
informasi
adalah
teman
perawat saya yang lainnya. Bagimana bapak bisa dimulai sekarang?” Pasien dan Keluarga
: “Bisa suster.”
PA (1)
: “Selamat Pagi Bapak. Benar dengan Bapak Kresna?”
Pasien
: “Iya benar, suster.”
PA (1)
: “Saya perawat Widyabersama 2 orang teman saya yang lainnya yaitu perawat Aniek dan Okta yang pagi ini akan memberikan sedikit informasi kepada Bapak dan keluarga mengenai cara perawatan Bapak dirumah nanti setelah Bapak
pulang dari rumah sakit.Mungkin sebelumnya Bapak sudah tahu mengenai penyakit yang bapak alami?” Pasien
: “Saya menderita penyakit demam berdarah atau DHF karena gigitan dari nyamuk, suster. Kurang lebih itu yang saya tahu.”
PA (1)
: “Ok, benar ya pak. Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit
menular
yang
disebabkan
oleh
virus
dengue
terutama menyerang anak-anak dengan ciri-ciri demam ti nggi mendadak, disertai manifestasi perdarahan dan berpotensi menimbulkan syok dan kematian.Demam yang tinggi terjadi secara mendadak dan terus-menerus selama 2-7 hari (tanpa sebab
yang
jelas).
Cara
untuk
mengetahui
seseorang
menderita DHF itu dengan cara melakukan cek darah seperti yang sering Bapak lakukan selama dirawat dimana yang dicari dari darah yaitu data mengenai trombosit, hemoglobin dan hematokrit. Ketiga hal itulah yang menentukan baik atau buruknya kondisi Bapak saat menderita DHF. Pencegahan utama DHF dengan cara menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Inisiatif untuk menimbun kolam-kolam air yang sudah tidak digunakan (misalnya pot bunga), menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal-hal yang dapat mengakibatkan terbentuknya sarang nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti. Beberapa hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit demam berdarah, diantaranya: 1.
Melakukan
kebiasaan
baik,
seperti
makan-makanan
bergizi, rutin olahraga, dan istirahat yang cukup. 2.
Perhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan melakukan 3M, yaitu menguras bak mandi, menutup wadah
yang
barang-barang
dapat
menampung
bekas
yang
air,
dapat
dan
mengubur
menjadi
sarang
perkembangan jentik-jentik nyamuk. 3.
Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan bubuk abate akan mematikan jentik pada air. Keduanya harus dilakukan untuk memutuskan
rantai perkembangbiakan nyamuk.Segera berikan obat penurun
panas
untuk
demam
apabila
penderita
mengalami demam atau panas tinggi. Sudahkah Bapak dan keluarga melakukan salah satu atau mungkin keseluruhan dari cara pencegahan yang
saya
sebutkan tadi?” Pasien& Keluarga
: “Belum, suster. Saya dan keluarga kurang memperhatikan lingkungan sekitar rumah.”
PA (1)
: “Nah, untuk itu kedepannya pencegahan yang saya paparkan tadi bisa bapak terapkan,ya.”
PA (2)
: “Selanjutnya saya akan menambahkan sedikit ya pak.apakah Bapak tahu bagaimana penanganan awal untuk mengatasi demam saat-saat awal terkena DHF?”
Pasien
: “Tidak tahu, suster.”
PA (2)
: “Nah, untuk penanganan awal saat demam bisa dilakukan dengan cara melakukan kompres. Selain itu, hal yang terpenting adalah istirahat yang cukup apabila merasa lelah, karena virus dengue ini menyerang sistem kekebalan tubuh Bapak, nah apabila Bapak kelelahan, virus tersebut akan semakin mudah untuk berkembang dalam tubuh Bapak yang lemah.Setelah 1 minggu mengalami DHF biasanya kondisi pasien kembali normal namun masih lemah dan pucat. Oleh karena itu, perawatan yang dapat diberikan dirumah dalam kondisi pasien yang demikian, yaitu: 1. Istirahat yang cukup pasca rawat 2. Banyak minum air putih 2000-2005 cc /hari 3. Makan seperti biasa tetapi bila terasa sakit makan harus lunak 4. Makanan tidak terlau asam dan pedas Seperti yang kita ketahui, lebih baik mencegah daripada mengobati, dimana beberapa hal utama yang perlu dilakukan dalam mencegah penyebaran virus dengue, yaitu dengan memperhatikan
pencetus,misalnya
(mengusulkan
kepada
Ketua RT untuk melakukan fogging rutin, lakukan 3 M (mengurus, menutup, mengubur), jangan biarkan pakaian
banyak di ruang istirahat karena akan menyebabkan nyamuk bersarang disana, gunakan kelambuh bila perlu, apabila suhu tubuh tinggi ± 3hari langsung periksakan ke dokter, minum obat sesuai aturan, dan kontrol sesuai jadwal/1 minggu setelah pulang).Nah Bapak, itu informasi yang dapat kami berikan kepada Bapak dan keluarga. Mungkin diantara Bapak atau Ibu ada yang bias menjelaskan kembali apa itu DHF?” Pasien
: “DHF biasa disebut dengan demam berdarah yaitu penyakit seperti demam tinggi selama 7 hari yang disebabkan oleh virus dengue.”
PA (2)
: “Sudah benar ya jawaban Bapak Kresna. Kalau Ibu mungkin bias menyebutkan apa saja yang perawatan yang dapat dilakukan dirumah?”
Keluarga Pasien
: “Istirahat yang cukup, banyak minum air putih, makan makanan yang lunak dan tidak boleh asam ataupun pedas.”
PA (2)
: “Sudah benar juga, ya Bu. Itu artinya Bapak dan keluarga sudah mampu untuk melakukan perawatan dirumah.”
PA (3)
: “Bapak, Ibu sebelum saya akhiri, apakah Bapak dan Ibu ada pertanyaan?”
Pasien
: “Suster, kenapa saya tidak boleh makan makanan pedas dan asam? Saya kan tidak mengalami diare.”
PA (3)
: “Bapak tidak boleh makan makanan yang pedas dan asam karena
disini
kondisi
Bapak
belum
pulih
sehingga
kemungkinan untuk mengalami demam lagi itu bisa terjadi apabila
Bapak
makan
sembarangan
dan
menyebabkan
gangguan pada pencernaan. Jadi, tidak diperkenankan untuk makan makanan pedas dan asam.Ada lagi yang ingin ditanyakan?” Pasien & Keluarga
: “Tidak ada, suster.”
PA (3)
: “Baik, kalau tidak ada, ini saya bagikan leaflet kepada Bapak dan Ibu. Isinya kurang lebih sama dengan apa yang saya jelaskan tadi, dan saya harap ini dapat menjadi bahan bacaan bagi
Bapak
dan
keluarga
dalam
melakukan
perawatan
dirumah. Form discharge planning yang tadi diberikan bisa diberikan kepada saya, Bu. Baik, sekian dari kami, terima
kasih atas kerjasamanya, semoga lekas sembuh, dan ingat untuk kontrol kesehatan 1 minggu lagi, ya pak. Selamat pagi.” Pasien & Keluarga
: “Selamat pagi, suster.”