STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SOP KERACUNAN MAKANAN No Dokumen No Revisi Halaman
36/TU/13
Puskesmas Cianjur Kota PROTAP
Tanggal Terbit
-
36
Disetujui oleh, Kepala Puskesmas Cianjur Kota
Januari 2015
dr. Tjendrawati Pudjohartono NIP. 19610923 198903 2 004 Pengertian
Tujuan
Meningkatkan kualitas pelayanan tukak peptik
Kebijakan Prosedur
1). 2). 3). e. 1).
Posisi pasien tidur telentang, pemeriksa di sebelah kanan pasien Melakukan perkusi pada costa anterior bagian bawah dan epigastrium kiri (normal berbunyi timpani, seperti drum, intensitas keras, nada tinggi, waktu agak lama) Mencatat hasil pemeriksaan di kartu status pasien
Palpasi abdomen Meminta ijin pemeriksa/pangantar untuk dilakukan pemeriksaan. “Bolehkah saya periksa sekarang?” 2). Menjelaskan apa yang akan dilakukan kepada penderita/pengantar bahwa pemeriksa akan merasakan apakah ada daerah nyeri tekan atau massa dalam perut (abdomen) pasien melalui tehnik perabaan dengan menggunakan bagian rata atau bantalan jari tangan kanan pemeriksa yang diletakkan pada perut (abdomen) pasien 3). Pasien berbaring telentang 4). Meletakkan bagian rata tangan kanan atau bantalan jari tangan. Jarijari tangan harus disatukan dan hindari gerakan menusuk dengan tiba-tiba 5). Bila pasien mudah geli, tangan pasien dapat diletakkan di antara tangan pemeriksa 6). Melakukan palpasi secara ringan atau dalam sesuai keadaan yang ingin diketahui Palpasi ringan (untuk menemukan daerah nyeri tekan, daerah spasme otot perut yang menunjukkan adanya iritasi peradangan atau rigiditas)
Unit terkait
Status Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SOP KERACUNAN MAKANAN No Dokumen No Revisi Halaman
Puskesmas Cianjur Kota PROTAP
36/TU/13 Tanggal Terbit
-
36
Disetujui oleh, Kepala Puskesmas Cianjur Kota
Januari 2015
dr. Tjendrawati Pudjohartono NIP. 19610923 198903 2 004 Pengertian
Tujuan
Meningkatkan kualitas pelayanan tukak peptik
Kebijakan Prosedur
Diagnosa keracunan makanan yang tidak memerlukan rawat inap. Jika setelah terapi yang diberikan : 1. Tanda vital, kesadaran, dan keadaan umum baik, stabil. 2. Keluhan dan hasil pemeriksaan fisik 3. Keluhan membaik/hilang setelah terapi 4. Tidak didapatkan pemeriksaan fisik yang mengarah pada komplikasi Diagnosa keracunan makanan yang memerlukan rawat inap Jika setelah terapi yang diberikan 1. Tanda vital dan kesadaran belum stabil dan atau keadaan umum lemah 2. Keluhan sedang/berat 3. Didapatkan hasil pemeriksaan fisik yang tidak bagus 4. Hasil terapi menunjukkan perbaikan tetapi masih harus dilakukan terapi lanjutan yang mampu dilakukan di puskesmas rawat inap. Diagnosa Keracunan yang memerlukan rujukan Jika setelah terapi yang diberikan 1. Tanda vital, kesadaran, keadaan umum pasien memburuk 2. Tidak terdapat perbaikan keluhan dan gejala klinis 3. Didapatkan hasil pemeriksaan fisik yang mengarah pada komplikasi 4. Keracunan jamur Amanita phalloides 5. Jika tidak terdapat antitoksin pada keracunan c botulinum Deferensial Diagnosa 1. Penyakit infeksi spesifik: Demam Tifoid, Kolera, Desentri 2. Alergi atau Idosinkrasi makanan 3. Gangguan pencernaan akibat makanan yang berlemak atau merangsang (cabai, buah-buahan asam) 4. Intoksikasi karena penyebab lain (organogosfat, obat, kimia