Keracunan makanan adalah terdapatnya dua atau lebih penderita penyakit serupa sesudah makan-makanan yang sama dan hasil penyelidikan epidemologi makanan sebagai sumber penelusuran.
2.
Tujuan
a. Tujuan umum -
Mendukung upaya penanggulangan KLB yang sedang terjadi
-
Surveilans
-
Penelitian
-
Pelatihan
-
Menjawab keingintahuan masyarakat
-
Alasan program
b. Tujuan khusus -
Identifikasi diagnosis kinis-etiologi;
-
Identifikasi sumber dan tata cara cemaran;
-
Rekomendasi cepat dan tepat;
-
Mengetahui jumlah korban, kematian dan populasi rentan, waktu , waktu dan periode KLB, serta tempat terjadinya KLB.
3.
Kebijakan
a. Keputusan
Kepala
Puskesmas
Cilimus
No........................................
tgl...................... tentang penugasan pemegang program Surveilans. 4.
Referensi
1. Undang-undang nomor 7 tahun 1966 tentang pangan; 2. Undang-undang nomor 36 tentang kesehatan; 3. Kepmenkes nomor 715 tahun 2003 tentang persyaratan Hygiene dan sanitasi jasaboga; 4. Kepmenkes nomor 942 tahun 2003 tentang persyaratan Hygiene sanitasi makanan jajanan; 5. Kepmenkes RI nomor 1098 tahun 2003 tentang persyaratan hygiene dan sanitasi rumah makan dan restoran; 6. Kepmenkes RI nomor 128/menkes/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat; 7. Kepmenkes RI nomor 1428 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan kesehatan lingkungan puskesmas;
UPT
PENATALAKSANAAN KERACUNAN MAKANAN
PUSKESMAS
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
CILIMUS
8. Kepmenkes RI nomor 1116 tahun 2003 tentang sistem surveilans epidemologi nasional; 9. Permenkes nomor 416 tahun 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air; 10. Permenkes nomor 736 tahun 2010 tentang tata laksana pengawasan k ualitas air minum 5.
Prosedur/ Langkah- langkah
a.
Mekanisme penanganan 1. Masyarakat 1.1.Segera
hubungi
sarana
pelayanan
kesehatan
terdekat
untuk
mendapatkan pengobatan; 1.2.Lapor ke puskesmas; 1.3.Segera menghentikan konsumsi; 1.4.Menyimpan makanan/minuman yang dikonsumsi di duga sebagai penyebab keracunan untuk diserahkan kepada petu gas kesehatan; 2. Saran pelayanan kesehatan puskesmas/BP/RS 2.1.Segera melakukan pengecekan ke lapangan/konfirmasi; 2.2.Memberikan pengobatan kepada penderita, bila diperlukan mengirim penderita ke unit pelayanan yang lebih tinggi; 2.3.Mengambil contoh makanan/minuman yang diduga sebagai penyebab keracunan serta mengirim ke dinkes kabupaten/kota; 2.4.Bila tidak dapt dikirim segera ke labkes, sample/specimen disimpan pada lemari pendingin dengan suhu ±40C; 2.5.Segera melaporkan adanya KLB dalam tempo 24 jam ke Dinkes Kabupaten/Kota; 2.6.Bergabung dengan tim KLB Dinkes Kab/Kota untuk melakukan kajian penyelidikan epidemologi. 3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 3.1.Setelah menerima informasi atau laporan dari puskesmas, unit pelayanan lain, media masa atau masyarakat perorangan, Dinkes Kab/kota segera memerintahkan petugas surveilans dan petugas kesling untuk melakukan penyelidikan dan investigasi keracunan; 3.2.Dalam waktu 24 jam segera melaporkan keracunan tersebut, dengan seluruh informasi tercepat di ikuti dengan format W1 kepada Dinkes Provinsi, Badan BPOM dan BLK Provinsi. 6.