TATALAKSANA NUTRISI PADA HEPATITIS
Dosen Pembimbing: dr. Fitriyani Nasution, M.Gizi, Sp.GK
Oleh:
Zahrifa Dwi Andina
: 130100179
Preveenna Shunmugam
: 140100262
Mydheli Rajandran
: 140100235
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Tatalaksana
Nutrisi pada Hepatitis”. Penulisan makalah ini adalah salah satu syarat untuk
menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Dokter di Departemen Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada dokter pembimbing dr. Fitriyani Nasution M.Gizi, Sp.GK yang telah meluangkan waktunya dan memberikan banyak masukan dalam penyusunan makalah sehingga penulis dapat menyelesaikan tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik ini maupun susunan bahannya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai koreksi dalam penulisan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan,
Penulis
2
Juli 2018
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................... ........
i
KATA PENGANTAR...........................................................................
ii
DAFTAR ISI..........................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................
1
1.1 Latar Belakang.........................................................................
1
1.2 Tujuan ......................................................................................
1
1.3 Manfaat ....................................................................................
2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................
3
2.1 Invaginasi ................................................................................
3
2.2 Pemeriksaan Fisik ....................................................................
4
2.3 Pemeriksaan Radiologi ............................................................
4
2.4 Foto Polos Abdomen ...............................................................
4
2.5 Barium Enema .........................................................................
8
2.6 Ultrasonografi ..........................................................................
11
2.7 CT-Scan ...................................................................................
12
2.8. Penatalaksanaan Invaginasi ....................................................
12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
13
DAFTAR ISI
3
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang.....................................................................…
1.2`
Rumusan
1.3
Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Hepatitis
2.2
Macam atau Jenis Penyakit Hepatitis
2.3
Penyebab dan Cara Penularan Penyakit Hepatitis
2.4
Tanda dan Gejala Penyakit Hepatitis
2.5
Cara Pencegahan Penyakit Hepatitis
2.6
Syarat Diet Untuk Penderita Penyakit Hepatits
2.7
Tujuan Diet Penderita Penyakit Hati 2.8
Macam – Macam Diet Untuk Penderita Penyakit Hepatitis
2.9
Bahan Makanan Yang Sesuai Dengan Penderita Penyakit Hepatitis
2.10 2.11
Cara Mengolah Makanan Bagi Penderita Penyakit Hepatitis Contoh
Menu Mkanan
Yang Sesuai
Penyakit Hepatitis
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan 3.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I 4
Dengan Penderita
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati. Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus, identifikasi virus penyakit dilakukan terus menerus, tetapi agen virus A, B, C, D, E, F dan G terhitung kira-kira 95% kasus dari hepatitis virus akut. Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati diseluruh dunia. Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penykit hepatits ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. Infeksi virus hepatitis bisa berkembang menjadi sirosis atau pengerasan hati bahkan kanker hati. Masalahnya, sebagian besar infeksi hepatitis tidak menimbulkan gejala dan baru terasa 10-30 tahun kemudian saat infeksi sudah parah. Pada saat itu gejala timbul, antara lain badan terasa panas, mual, muntah, mudah lelah, nyeri diperut kanan atas, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti teh tua, kemudian mata tampak kuning dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis biasanya baru sembuh dalam waktu satu bulan. Pada umumnya klien yang menderita penyakit hepatitis ini mengalami Anoreksia atau penurunan nafsu makan dimana gejala ini diperkirakan terjadi akibat pelepasan toksin oleh hati yang rusak untuk melakukan detoksifikasi produk yang abnormal sehingga klien ini haruslah mendapatkan nutrisi yang cukup agar dapat memproduksi enegi metabolik sehingga klien tidak mudah lelah. Secara khusus terapi nutrisi yang didesain dapat diberikan melalui rute parenteral atau enteral bila penggunaan standar diet melalui rute oral tidak adekuat
atau
tidak
mungkin
untuk
mencegah/memperbaiki
malnutrisi
protein-kalori. Nutrisi enteral lebih ditujukan pada pasien yang mempunyai fungsi GI tetapi tidak mampu mengkonsumsi masukan nasogastrik. Nutrisi parenteral dapat dipilih karena status
perubahan metabolik atau bila
abnormalitas mekanik atau fungsi dari saluran gastrointestinal mencegah pemberian makan enteral. Asam amino,karbohidrat, elemen renik, vitamin dan elektrolit dapat diinfuskan melalui vena sentral atau perifer. Pentingnya mengetahui penyebab hepatitis bagi klien adalah apabila ada anggota keluarga menderita penyakit yang sama, supaya anggota keluarga dan klien siap menghadapi resiko terburuk dari penyakit hepatitis beserta komplikasinya sehingga penderita mampu menyiapkan diri dengan pencegahan dan pengobatan yaitu: penyediaan makanan dan air bersih yang aman, sistem pembuangan sampah yang efektif, perhatikan higiene secara umum, mencuci 5
tangan, pemakaian kateter, jarum suntik dan spuit sekali pakai serta selalu menjaga kondisi tubuh dengan sebaik-baiknya. Apabila hal ini tidak dilakukan dengan benar dan teratur berarti keluarga dan penderita harus siap menerima resiko komplikasi lainnya dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Dalam memberikan pelayanan kesehatan memerlukan asuhan keperawatan yang tepat, disamping itu juga memerlukan pengetahuan dan keterampilan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, sehingga akibat dan komplikasi dapat dihindari seperti memberi penjelasan tentang Hepatitis antara lain: penyebab, tanda dan gejala, pengobatan, perawatan, penularan dan akibat yang didapat kalau pengobatan tidak dilakukan.
6
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Hepatitis
Hepatitis merupakan istilah untuk penyakit peradangan pada hati (liver). Peradangan terjadi karena adanya toxin yang berada pada liver. Penyakit ini dapat menyerang pada semua orang, tak terkecuali orang yang memiliki kekebalan tubuh yang sangat baik. Hepatitis ini bisa berakibat fatal apabila tidak ditanggulangi secara lanjut oleh si penderita. Hepatitis yang dialami penderita selama kurang dari 6 bulan disebut hepatitis akut, sedangkan hepatitis yang dialami lebih dari 6 bulan disebut hepatitis kronis.
2.2 Jenis Hepatitis Akut
A) Hepatitis A Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV), tidak berenvelop, positive stranded virus RNA dan merupakan famili picornavirus. Hepatitis A bersifat self-limiting. Hepatitis A adalah virus penyebab hepatitis akut yang paling sering.2 Kemungkinan untuk menjadi gagal hati fulminan sangat rendah, terdapat 1% ratio fatalitas pada mereka yang berusia 40 tahun. Transmisi melalui jalur fekal-oral. B) Hepatitis B Hepatitis B bersifat self-limiting pada 95% kasus, tetapi tidak pada anak-anak usia di bawah 5 tahun. Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV), virus DNA yang merupakan famili Hepadnaviridae. C) Hepatitis C Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV) yang merupakan virus RNA dri family Flaviviridae. Hepatitis C bersifat self-limiting pada 20-50% kasus (>90% yang dirawat dengan monoterapi interferon alpha). D) Hepatitis D Hepatitis D disebabkan oleh virus hepatitis D yang disebut delta virus. Delta virus adalah virus RNA yang defektif yang dapat bereplikasi dengan sendirinya tetapi memerlukan HBV untuk sekresi, sehingga pasien hepatitis D biasanya juga terkena hepatitis B. Hepatitis D bersifat self-limiting apabila HBV bersifat self-limiting juga.
7
E) Hepatitis E Hepatitis E disebabkan oleh virus hepatitis E yang merupakan virus RNA yang bersifat self- limiting. Ratio mortalitas secara keseluruhan untuk gagal hati fulminan adalah 1-3%, pada wanita hamil mencapai 15-25%. F) Hepatitis fulminan Hepatitis fulminant adalah sebuah kondisi yang parah yang ditandai dengan kerusakan yang progresif dan cepat dari fungsi hepar pada individu sehat yang sebelumnya tidak mempunyai penyakit hepar yang diketahui dan dengan status nutrisi yang baik. Hepatitis fulminant merupakan perkembangan dari liver injury akut dan mungkin merupakan infeksi sekunder dari virus, obat-obatan, toxin, dan penyakit metabolik serta autoimun. 2.3 Faktor Resiko dan Penularan Infeksi hepatitis A biasa didapatkan dari kontak orang ke orang terutama kontak di dalam keluarga, turis yang berpergian ke daerah endemik, kontak dengan pasangan seksual yang terinfeksi hepatitis A, atau orang-orang yang bekerja menyiapkan makanan. Selain itu infeksi juga didapatkan dari ingesti makanan atau minuman yang terkontaminasi. Makanan yang paling sering berhubungan dengan hepatitis A adalah kerang, sayur dan buah-buahan. Hampir 50% penyebab infeksi melalui makanan dikarenakan kerang. Kelompok yang beresiko terkena infeksi adalah anak-anak yang tinggal di sanitasi dan hygiene buruk, anak yang tinggal di daerah endemic, pasangan yang melakukan anal sex, pengguna jarum suntik obat-obatan terlarang, orang yang mengonsumsi makanan yang terkontaminasi seperti kerang mentah, karyawan dan anak-anak di penitipan, dan orang-orang yang berpergian ke daerah endemik. Virus hepatitis B ditularkan melalui cairan tubuh seperti darah, saliva, dan semen. Rute penularan dapat melalui perinatal dari ibu ke bayinya saat persalinan, dari anak ke anak secara horizontal, dari penggunaan jarum suntik yang tidak aman dan transfusi darah, dan kontak seksual baik heteroseksual maupun homoseksual. Kelompok yang beresiko terkena infeksi akut adalah pekerja kesehatan, polisi, populasi migran, pencari suaka dan pengungsi, personel militer, turis, orang-orang yang melakukan hubungan seksual tidak aman, pengguna jarum suntik, pasien hemodialis, tahanan penjara, dan orang-orang yang menerima transfusi darah. Penularan virus hepatitis D sama dengan virus hepatitis B.
8
Virus hepatitis C ditularkan melalui darah. Penularan melalui hubungan seksual juga mungkin terjadi terutama orang-orang yang berganti-ganti pasangan, sedangkan penularan saat perinatal hanya sekitar 5%. Penularan virus sering terjadi pada pengguna jarum suntik yang tidak steril atau berulang. Selain itu pasien hemodialysis dan pekerja kesehatan juga menjadi kelompok rentan penularan. Penularan virus hepatitis E melalui rute fekal oral. Air yang terkontaminasi merupakan penyebab paling sering terjadinya infeksi. Penularan melalui kontak langsung dengan orang jarang terjadi. Kelompok yang paling rentan mengalami infeksi adalah dewasa muda berumur antara 20 hingga 40 tahun. 2.4 Tanda dan Gejala Penyakit Hepatitis
*
Perasaan tidak enak badan secara keseluruhan
*
Kelelahan
*
Demam,
*
Meriang
*
Hilang nafsu makan
*
Mual dan muntah
*
Diare
*
Sakit kepala dan rasa sakit diperut
*
Perubahan bagian putih mata menjadi kuning
*
Mengalami rasa gatal di kulit
*
Urine menjadi berwarna gelap
*
Warna tinja juga mungkin menjadi lebih terang
*
Pada tahap akhir infeksi, banyak orang menjadi tidak suka pada rokok.
2.5 Diagnosis
Pada pemeriksaan laboratorium pasien infeksi hepatitis akut, didapatkan kenaikan serum transaminase, total bilirubin dan bilirubin direk, dan alkali fosfatase.
Diagnosis
immunoglobulin M (IgM)
hepatitis
A
ditegakkan
dengan
deteksi
serum
anti-HAV. IgM anti-HAV menunjukkan hasil
positif pada hari kelima atau hingga
hari ke-10.
Diagnosis hepatitis B ditegakkan melalui pemeriksaan HBsAg, HBsAb, dan HBcAb.Adanya HBsAg menunjukkan pasien terinfeksi, namun juga dapat menandakan proses penyembuhan dan imunitas dari infeksi HBV. HBcAb muncul pada onset akut infeksi, tetapi dapat juga menunjukkan infeksi kronik. 9
Setelah paparan awal virus hepatitis C, HCV RNA dapat dideteksi dalam darah dalam waktu 1-3 minggu. HCV dapat didiagnosis dengan adanya anti-HCV dalam serum, namun tes antibody sering tidak memberikan hasil positif hingga 3 bulan setelah infeksi akut. HCV RNA adalah metode terbaik untuk mendiagnosa HCV akut yang kemudian diikuti tes anti-HCV.1 Adanya anti-HDV di serum adalah penanda adanya infeksi HDV. Infeksi HDV terjadi ketika adanya HBsAg yang positif di pasien dan IgM anti HDV pada pasien
akut. Pada 10% pasien fase awal hepatitis akut, HBsAg tidak terdeteksi
di serum
sehingga adanya HBcAg membantu diagnosis hepatitis B akut.
HDV RNA juga berguna untuk menandakan adanya infeksi akut. Hepatitis E dapat didiagnosis dengan deteksi IgM anti HEV. Adanya IgGmenunjukkan paparan lama terhadap HEV. IgM anti HEV dapat dideteksi 4 hari setelah jaundice dan tetap ada hingga 3-5 bulan. Deteksi HEV RNA di serum atau tinja adalah gold standard konfirmasi dari infeksi akut HEV. HEV RNA terdapat di tinja 1 minggu sebelum hingga 6 minggu setelah gejala timbul dan di serum 3-4 minggu sejak onset penyakit.
2.6 Tujuan Diet Penderita Hepatitis
Ø Meningkatkan regenerasi jaringan ahti dan mencegah kerusaklan lebih lanjut Ø Meningkatkan fungsi ajringan hati yang tersisa Ø Mencegah katabolisme protein. Ø Mencegah penurunan berat badan atau meningkatkan berat badan bila kurang Ø Mencegah atau mengurangi asites, varises, dan hipertensi portal Ø Mencegah koma hepatik 2.7 Jenis Diet Untuk Penderita Penyakit Hepatitis
Ada berbagai macam diet untuk penderita hepatitis, diet tersebut disesuaikan dengan kondisi yang sedang dialami oleh pasien hepatitis. *
Diet 1 Untuk penderita sirosis hati yang berat dan hepatitis akut prekoma. Biasanya diberikan makanan berupa cairan yang mengandung karbohidrat sederhana misalnya sari buah, sirop, teh manis. Pemberian protein sebaiknya dihindarkan. Bila terjadi penimbunan cairan atau sulit kencing maka 10
pemberian cairan maksimum 1 liter perhari. Diet ini sebaiknya diberikan lebih dari 3 hari. *
Diet 2 Diberikan bila keadaan akut atau prekoma sudah dapat diatasi dan mulai timbul nafsu makan. Diet berbentuk lunak atau dicincang, tergantung keadaan penderita. Asupan protein dibatasi hingga 30 gram perhari, dan lemak diberikan dalam bentuk yang mudah dicerna.
*
Diet 3 Untuk penderita yang nafsunya cukup baik. Bentuk makanan lunak atau biasa, tergantung keadaan penderita. Kandungan protein bisa sampai 1 g/kg berat badan, lemak sedang dalam bentuk yang mudah dicerna.
*
Diet 4 Untuk penderita yang nafsu makannya telah membaik, dapat menerima protein dan tidak menunjukan sirosis aktif. Bentuk makanan lunak atau biasa, tergantung kesanggupan penderita. Kalori, kandungan protein dan hidrat arang tinggi, lemak, vitamin dan mineral cukup.
2.8 Syarat Diet Untuk Penderita Penyakit Hepatitis
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penerapan diet penyakit hati : a. Energi Tinggi, untuk mencegah pemecahan protein, diberikan bertahap sesuai dengan kemampuan pasien, ayitu 40 – 45 kkal.kgbb. b.
Lemak Cukup, yaitu 20 – 25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk yang
mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi. Bila pasien mengalami steatorea, gunakan lemak dengan asam lemak rantai sedang (medium chain triglyceride / MCT). c. Protein Agak Tinggi, yaitu 1,25 – 1,5 g/kg BB agar terjadi anabolisme protein.pemberian priteian harus dibatasi untuk mencagah koma, yaitu sebanyak 30 – 40 g/hari. Pada sirosis hati terkompensasi, proteian diberikan sebanyak 1,25 g/kg BB.
11
d. Vitamin dan Mineral, diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi. Bila perlu, diberikan suplemen vitamin B kompleks, C, dan K serta mineral seng dan zat besi bila ada anemia. e.
Natrium, diberikan rendah tergantung tingkat edema dan asites. Bila pasien
mendapat diuretika, garam natrium dapat diberikan labih luas. f.
Cairan, diberikan labih dari biasa kecuali bila ada kontraindikasi.
g.
Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah, atau makanan biasa
sesuai kemampuan saluran cerna.
2.9 Hal – hal yang perlu di perhatikan pada diet penderita hepatitis
1.
Hindari makanan yang dapat menimbulkan gas, seperti timun, ubi, singkong, kacang merah, kol, sawi, lobak, nangka, durian dan lain-lain.
2. Hindari makanan yang telah diawetkan seperti sosis, ikan asin, kornet, dan lain-lain. 3. Pilihlah bahan makanan yang kandungan lemaknya tidak banyak seperti daging yang tidak berlemak, ikan segar, ayam tanpa kulit. 4.
Sebaiknya pilih sayur-sayuran yang sedikit mengandung serat seperti bayam, wortel, bit, labu siam, kacang panjang muda, buncis muda, daun kangkung dan sebagainya.
5.
Bumbu-bumbu jangan terlalu merangsang. Salam, laos, kunyit, bawang merah, bawang putih dan ketumbar boleh dipakai tetapi jangan terlalu banyak.
6.
Hindarkan makanan yang terlalu berlemak seperti daging babi, usus, babat, otak, sum-sum dan santan kental.
7.
Hindari penggunaan kelapa, minyak kelapa, minyak hewan, margarin dan mentega.
8. Batasi penggunaan daging hingga 3 kali seminggu, makanlah sering ikan atau ayam tanpa lemak sebagai pengganti. 9.
Gunakan susu skim pengganti susu penuh.
10. Batasilah penggunaan kuning telur hingga 3 butir seminggu. 11. Gunakanlah sering tahu, tempe dan hasil olahan kacang – kacangan lainnya. 12
12. Batasilah penggunaan gula, makanan, minuman manis, seperti : sirup, coca – cola, limun, gula, dodol, tarcis, kolak, es krim, dan sebagainya. 2.10 Cara Pencegahan Penyakit Hepatitis
1.
Imunisasi Cara yang efektif untuk mencegah terinfeksi penyakit hepatitis. Setelah di imunisasi, tubuh akan menghasilkan antibody yang merupakan zat kekebalan tubuh terhadap penyakit hepatitis. Imunisasi hepatitis bisa diberikan pada anak usia 2 – 18 tahun dan cukup sekali dalam seumur hidupnya.
2.
Imunitas sementara Sangat efektif diberikan kepada seseorang yang sering bepergian terutama di wilayah endemic hepatitis ataupun di lingkungan dengan sanitasi yang buruk. Antivirus yang diberikan akan bekerja efektif setelah 2 minggu penggunaan.
3.
Menjaga kebersihan diri
4.
Tidak meminjam barang orang lain selama kita tidak yakin dengan kondisi kesehatan orang yang bersangkutan.
5.
Setia pada pasangan dengan cara tidak melakukan hubungan seks dengan berganti – ganti pasangan.
6.
Tidak melakukan donor darah bila kita sendiri terkena penyakit hepatitis.
7.
Membersihkan ceceran darah.
2.11 Contoh Menu Makanan Yang Sesuai Dengan Penderita Penyakit Hepatitis
v Menu Hari Pertama
Makan Pagi : - Jaffle Telur - Susu skim (Rendah Lemak) Selingan Pagi : Puding cokelat
Makan Siang : - Bubur Ayam Alami (tanpa bumbu kuning) - Telur rebus matang - Pepes tahu putih telur 13
- Tumis buncis muda - Jus melon Selingan Sore : Agar – agar buah
Makan Malam : - Bubur tim saring - Sup (Tofu,Wortel, Daun bawang, Seledri, Dada Ayam) - Abon tabur - Yoghurt
v Menu Hari Kedua
Makan Pagi : - Sandwich Dada Ayam - Teh Manis
Makan Siang : - Bubur Tim Udang - Abon Tabur - Jus Wortel
Makan Malam : - Bubur tim saring - Ayam bakar suwir (Rendah Bumbu) - Sup Brokoli - Korma - Air Mineral - Jus Tomat
v Menu Hari Ketiga
Makan Pagi : - Bubur kacang hijau - Roti Tawar
Makan Siang : - Nasi Tim - Pepes tahu tempe - Sup bayam - Pepaya Potong dengan taburan gula pasir
Makan Malam : - Gado-Gado rebus (rendah bumbu, tanpa timun) - Jus Sirsak
14
v Menu Hari Keempat
Makan Pagi : - Bakpao - Teh manis
Makan Siang : - Nasi Tim - Sup ayam makaroni (dada ayam, makaroni, wortel, seledri daun bawang, bawang putih) - Jus tomat
Makan Malam : - Nasi tim - Sapo tahu - Jus pepaya - Pudding
v Menu Hari Kelima
Makan Pagi : - Jagung Rebus - Susu Skim
Makan Siang : - Bubur Pangsit Ayam Kukus - Roti Kukus - Semangka Potong
Makan Malam - Nasi Tim - Tumis Pare/kangkung - Telur Rebus Matang - Jus Apel
15
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
1. Hepatitis adalah suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. 2.
Hepatitis terdiri dari beberap jenis, yaitu : * hepatitis A * hepatitis B * hepatitis C * hepatitis D * hepatitis E * kemungkinan hepatitis F dan G
3. Virus-virus yang menyebabkan hepatitis dapat menyebabkan cedera dan kematian hepatosit dengan secara langsung membunuh sel dan dengan merangsang
reaksi
peradangan
dan
imun
yang
mencederai
atau
menghancurkan hepatosit. Reaksi peradangan melibatkan degranulasi sel mast dan pelepasan histamin, pengaktivan komplemen, lisis sel-sel yang terinfeksi dan sel-sel di sekitarnya, serta edema dan pembengkakan interstisium. Respon imun yang timbul kemidian mendukung respon peradangan. Perangsangan komplemen dan lisis sel serta serangan antibodi langsung terhadap antigen-antigen virus menyebabkan destruksi sel-sel yang terinfeksi. Hati menjadi edematosa sehingga kapiler-kapiler kolaps dan aliran darah berkurang yang menyebabkan hipoksia jaringan, akhirnya terbentuk jaringan ikat dan fibrosis dihati. 4.
Semua hepatitis virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga secara klinis hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain.
5. Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting karena sampai saat ini belum ada obat yang dapat membunuh virus, sehingga satu-satunya jalan untuk mencegah hepatitis virus adalah dengan vaksinasi.
3.2 Saran
1. 2.
Biasakan untuk selalu hidup bersih dan sehat. Selalu periksa kesehatan atau vaksinasi jika sudah terjangkit penyakit hepatitis.
16
DAFTAR PUSTAKA
1.
Ghazal H, Fazili J, Nusrat S. Mystery of hepatitis E virus: recent advances in its diagnosis and management. International Journal of Hepatology. 2015 Jan 19; 2015: 872431. 18.
2.
Dietitians of Canada. Hepatitis C: nutrition care. Canada: Dietitians of Canada. 2013.
3.
Ranuh, I.G.N. 2013. Buku Imunisasi Di Indonesia, Edisi I. Jakarta: Satgas Imunisasi IDAI
4.
Moectyi, Sjahmien, 2015. Pengaturan Makanan dan Diet
5.
Hartono, A. 2016. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. EGC: Jakarta
6.
Kumar P & Clark M. Clinical Medicine 9 th edition. Elsevier. 2017
7.
Longo DL & Fauci AS. Harrison’s Gastroenterology and Hepatology 2 nd edition. MC Graw Hill. 2013
8.
Sufijaya.
2016.
Prinsip
dan
Syarat
Diet
Penyakit
Hati.
Available
:
http://sufijayabooks.com/2016/05/prinsip-dan-syarat-diet-penyakit-hati.html 9.
Umar, 2013. Terapi diet bagi penderita liver atau hepatitis. Jakarta. Jurnal Pengobatan Alami. Vol.31, No.08
10. Isselbacher dkk. 2015. Harrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Alih bahasa Asdie Ahmad H., Edisi 19, Jakarta: EGC
11. Mansjoer, Arief, Dkk. 2013. Kapita Selekta Kedokteran . Jakarta: EGC
http://pbh-batusangkar.blogspot.com/2011/06/makalah-tentang-hepatitis.html http://klinikpengobatanalami.wordpress.com/2013/08/31/terapi-diet-bagi-penderita-liv er-atau-hepatitis/ http://nutricymeal.blogspot.com/
17
http://www.hepatitis.com Hepatitis http://www2.kompas.com/ver1/Kesehatan/0710/19/o32215.htm http://sufijayabooks.com/2016/05/prinsip-dan-syarat-diet-penyakit-hati.html
18