BAB I
A. PENDAHULUAN Klasifikasi the International Headache Society (IHS) pada tahun 1988 membagi nyeri kepala menjadi 2 kategori utama : primer dan sekunder. Nyeri kepala migren mencakup migren, nyeri kepala karena ketegangan, dan nyeri kepala cluster. Nyeri kepala sekunder terjadi karena gangguan organik lain seperti infeksi, trombosis, penyakit metabolisme, tumor atau penyakit sistemik lain.(1) Tension-Type Headache (TTH) memiliki angka prevalensi yang tinggi dari semua jenis sakit kepala. Penyakit ini sangat kompleks dimana banyak mekanisme yang mendasari terjadinya penyakit ini. Pengobatan episode akut pada pasien dengan infrequent TTH selalu mendapatkan pengobatan langsung, tetapi pada pasien dengan frequent headache, mekanisme biologi, pada beberapa kasus meningkatkan sensitivitas SSP, sama seperti mekanisme fisik yang sering memberikan komplikasi pada pengobatannya.(2) B. DEFINISI Tension type headache (TTH) disebut juga nyeri kepala tegang, nyeri kepala kontraksi otot, nyeri kepala psikomiogenik, nyeri kepala stres, nyeri kepala esensial, nyeri kepala idiopatik, nyeri kepala psikogenik. Tension type headache adalah salah satu tipe sakit kepala yang sering didapatkan, menyerang 69% pria dan 88% wanita. Meskipun penyakit ini sering disebut tension headache atau sakit kepala kontraksi, ketegangan otot bukan merupakan penyebabnya meskipun rasa tidak nyaman pada leher dapat terjadi. (3, 4) C. EPIDEMIOLOGI Prevalensi TTH mencapai 78% berdasarkan hasil studi di Denmark. Secara umum pasien mengalami TTH episodik infrequent (1 kali sebulan atau kurang dari itu) tanpa perhatian khusus. Sisanya, 24-37% mengalami TTH beberapa kali sebulan, 10% mengalaminya perminggu dan 2-3% mengalami TTH kronik.(5)
1
Perbandingan kejadian TTH antara wanita berbanding laki-laki adalah 5:4. Umur rata-rata yang terkena TTH lebih tinggi dibandingkan dengan migraine, kurang lebih 25-30 tahun. Kejadiannya berkurang seiring bertambahnya umur. (5) D. ETIOLOGI (6) - Tension (keteganggan) dan stress - Tiredness (Kelelahan) - Ansietas (kecemasan) - Lama membaca, mengetik atau konsentrasi (eye strain) - Posture yang buruk. - Jejas pada leher dan spine - Tekanan darah yang tinggi - Physical dan stress emotional E. KLASIFIKASI Tension type headache terbagi atas (7) 1. Tension-type headache episodik yang infrequent 2. Tension-type headache episodik yang frequent 3. Tension-type headache kronik E.1. Tension-type headache episode yang infrequent (7) Deskripsi : Nyeri kepala episodik yang infrequent berlangsung beberapa menit sampai beberapa hari. Nyeri bilateral, rasa menekan atau mengikat dengan intensitas ringan sampai sedang. Nyeri tidak bertambah pada aktivitas fisik rutin, tidak didapatkan mual tapi bisa ada fotofobia atau fonofobia. Kriteria diagnostik : A. Paling tidak terdapat 10 episode serangan dengan rata-rata < 1 hari/bulan (< 12 hari/tahun). B. Nyeri Kepala berlangsung dari 30 menit sampai 7 hari. C. Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas yaitu : - Lokasi bilateral - Menekan atau mengikat (tidak berdenyut) - Intensitasnya ringan sampai sedang - Tidak diperberat oleh aktifitas rutin seperti berjalan atau naik tangga. D. Tidak didapatkan : - Keluhan mual atau muntah (bisa anoreksia) - Lebih dari satu keluhan : fotofobia atau fonofobia. E. Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain
2
Tension Type Headache Episodik yang infrequent diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : (7) 1) Tension Type Headache Episodik yang infrequent yang berhubungan dengan nyeri tekan perikranial. Memenuhi kriteria A-E dan nyeri tekan perikranial menningkat pada palpasi manual 2) Tension Type Headache Episodik yang
infrequent
yang
tidak
berhubungan dengan nyeri tekan perikranial. Memenuhi kriteria A-E dan nyeri tekan perikranial tidak meningkat E.2. Tension Type Headache episodik yang frequent(7) Deskripsi : Nyeri kepala episodik yang frequent berlangsung beberapa menit sampai beberapa hari, nyeri bilateral, rasa menekan atau mengikat (tidak berdenyut), intensitas ringan sampai sedang, nyeri tidak bertambah pada aktifitas fisik rutin, tidak didapatkan mual / muntah, tetapi mungkin terdapat fotofobia atau fonofobia. Kriteria Diagnosis : A. Paling tidak terdapat 10 episode serangan dalam 1-15 hari/bulan selama paling tidak 3 bulan. B. Nyeri Kepala berlangsung dari 30 menit sampai 7 hari. C. Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas yaitu : - Lokasi bilateral - Menekan atau mengikat (tidak berdenyut) - Intensitasnya ringan sampai sedang - Tidak diperberat oleh aktifitas rutin seperti berjalan atau naik tangga. D. Tidak didapatkan : - Keluhan mual atau muntah (bisa anoreksia) - Fotofobia atau fonofobia secara bersamaan. E. Tidak berkaitan dengan penyakit lain Tension Type Headache Episodik yang frequent diklasifikasikan menjadi 2 yaitu (7) 1) Tension Type Headache Episodik yang frequent yang berhubungan dengan nyeri tekan perikranial. Hal ini ditandai dengan meningkatnya nyeri tekan perikranial pada palpasi manual.
3
2) Tension Type Headache Episodik yang frequent yang tidak berhubungan dengan nyeri tekan perikranial. E.3. Tension type headache kronik Deskripsi : (7) Nyeri kepala yang berasal dari Tension Type Headache Episodik (ETTH) dengan serangan tiap hari atau serangan episodik nyeri kepala lebih sering yang berlangsung beberapa menit sampai beberapa hari, nyeri kepala bersifat bilateral, menekan atau mengikat (tidak berdenyut) dengan intensitas ringan sampai sedang, dan nyeri tidak bertambah pada aktifitas fisik rutin, kemungkinan terdapat mual fotofobia atau fonofobia ringan. Kriteria diagnostik : (7) 1) Nyeri kepala timbul ≥ 15 hari/bulan, berlangsung > 6 bulan. 2) Nyeri Kepala berlangsung beberapa jam atau terus menerus. 3) Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas yaitu : - Lokasi bilateral - Menekan atau mengikat (tidak berdenyut) - Intensitasnya ringan sampai sedang - Tidak diperberat oleh aktifitas rutin seperti berjalan atau naik tangga. 4) Tidak didapatkan : - keluhan mual sedang atau berat, maupun muntah - lebih dari satu keluhan : fotofobia, fonofobia, mual yang ringan. Tension Type Headache Kronik (CTTH) diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : (7) 1) Tension Type Headache Kronik yang berhubungan dengan nyeri tekan perikranial. Hal ini ditandai dengan meningkatnya nyeri tekan perikranial pada palpasi manual. 2) Tension Type Headache Kronik yang tidak berhubungan dengan nyeri tekan perikranial F. PATOFISIOLOGI TTH sering diasosiasikan
dengan
kelainan
psychological
stress
psikopatologi, terutama ansietas dan depresi. Depresi yaitu suatu keadaan yang dicirikan oleh suasana hati tidak menyenangkan yang mendalam disertai kehilangan seluruh minat dan ketidak mampuan merasakan kesenangan. Pada penderita depresi, 4
stress, dan gangguan kecemasan (ansietas) di temukan adanya deficit kadar serotonin, dan nor-adrenalin di otaknya. Serotonin dan nor-adrenalin adalah neurotransmitter yang berperan dalam proses nyeri maupun depresi, yang mengurus mood. Adanya deficit kadar serotonin, sehingga terjadi vasokontriksi pada pembuluh darah dan membawanya ke ambang nyeri kepala (pain threshold). Serotonin didegradasi oleh kerja enzymatic monoamine oxidase dan dikeluarkan melalui urin berbentuk 5-hydroxyindoleacetic acid (8) TTH dapat disebabkan karena stress, alkohol,dan hormonal yang akan menstimulasi simpatis nervous system sehingga terjadi peningkatan nor-epinefrine yang di sebarkan ke spindles muscle dan menyebabkan vasokontriksi . Norepinefrine juga di sebarkan ke pembuluh darah sehingga terstimulus cervical simpatis ganglia dan merasa nyeri disekitar leher (8) G. DIAGNOSIS Mengingat diagnosis nyeri kepala sebahagian besar didasarkan atas keluhan, maka anamnesis memegang peranan penting. Dalam praktek sehari- hari, jenis nyeri kepala yang paling sering adalah nyeri kepala tipe tegang atau sering disebut tension-type headache (TTH). Dari anamnesis, biasanya gejala terjadinya TTH terjadi setiap hari dan terjadi dalam 10 kali serangan dalam satu hari. Durasi atau lamanya TTH tersebut dapat terjadi selama antara 30 menit sampai dengan 7 hari. Nyerinya dapat bersifat unilateral atau bilateral, dan pada TTH tidak adanya pulsating pain serta intensitas TTH biasanya bersifat ringan. Pada TTH pun terdapat adanya mual, muntah dan kelaian visual seperti adanya fonofobia dan fotofobi. (9) Pemeriksaan tambahan pada TTH adalah pemeriksaan umum seperti tekanan darah, fungsi cirkulasi, fungsi ginjal, dan pemeriksaan lain seperti pemeriksaan neurologi (pemeriksaan saraf cranial, dan
intracranial particular), serta
pemeriksaan lainnya, seperti pemeriksaan mental status.(9) H. PENATALAKSANAAN 1. Penatalaksanaan (10) a. Terapi Farmakologis (10) Terapi farmakologis dibagi menjadi 2 yaitu : 1) Terapi abortif
5
Terapi ini digunakan untuk menghentikan atau mengurangi intensitas serangan. Terapi abortif tersebut antara lain : aspirin 1000 mg/hari, acetaminophen 1000 mg/hari, NSAID (Naproxen 660-750 mg/hari, ketoprofen 25-50 mg/hari, tolfenamic 200-400 mg/hari, ibu profen 800 mg/hari, diclofenac 50-100 mg/hari). 2) Terapi preventif terapi preventif tersebut antara lain : Amitriptilin (dosis 10-50 mg sebelum tidur) dan nortriptilin (dosis 25-75 mg sebelum tidur) yang merupakan antidepresan golongan trisiklik yang paling sering dipakai. selain itu juga, selective serotonin uptake inhibitor (SSRI) juga sering digunakan seperti fluoksetin, paroksetin, sertralin. b. Terapi Non-Farmakologis (10) Disamping mengkonsumsi obat, terapi non farmakologis yang dapat dilakukan untuk meringankan nyeri tension type headache antara lain : 1) Kompres hangat atau dingin pada dahi 2) Mandi air hangat 3) Tidur dan istirahat. DAFTAR PUSTAKA 1. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed. 6. Vol. 2. Jakarta : EGC. 2009. Hal.1090-1092, 1096 2. Bendtsen, Lars. Drug and Nondrug Treatment in Tension Type Headache. Journal of Ther Adv Neurol Disorder. 2009 3. International Headache Society. Tension Type Headache (TTH). Journal of International Headache Society. 2010 4. Pluta, RM. Tension Type Headache. Journal of the American Medical Association. USA. 2011 5. Bentsen L, Evers S. EFNS Guideline on the Treatment of TensionType Headache. Journal of European Journal of Neurology. 2010 6. Lubis, I. Tension Type Headache. Medan : Universitas Sumatera Utara. 2012 7. Machfoed M. Hasan. Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri Kepala. Surabaya : Airlangga University Press. 2010. Hal.31-36
6
8. Rahayu P. Tension Type Headache. Semarang : Universitas Muhammadiyah Semarang. 2012 9. Basuki A. Neurology in Daily Practice. Padjajaran : Bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran UNPAD. 2011. Hal.107-115 10. Brain and Circulation Institute of Indonesia. Tension Type Headache. Tangerang : Universitas Surya. 2014
7