Page " 14
TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM PANDANGAN ISLAM
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu : Dr. Marzuki M,Ag
Disusun oleh :
Azizah Hasna' Arifin (13803241025)
PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
Kata Pengantar
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini tanpa halangan suatu apapun.
Adapun maksud dan tujuan kami membuat tugas ini adalah memenuhi penugasan dari Bapak Dr. Marzuki M,Ag sebagai Dosen Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam. Dalam tugas ini saya membahas mengenai Toleransi Antar Umat Beragama Dalam Pandangan Islam
Semoga tugas ini bermanfaat bagi pembaca sebagai referensi tambahan.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 30 Oktober 2013
Azizah Hasna' Arifin
Daftar Isi
Cover
..............................................................................
1
Kata Pengatar
..............................................................................
2
Daftar Isi
..............................................................................
3
Abstrak
..............................................................................
4
BAB I
Pendahuluan
..............................................................................
5
BAB II
Pembahasan
..............................................................................
7
BAB III
kesimpulan
..............................................................................
13
Daftar Pustaka
..............................................................................
14
ABSTRAK
Tuduhan bahwa agama ikut andil dalam memicu konflik bahkan sebagai sumber konflik yang terjadi antar umat beragama memang sulit untuk dibantahkan. Banyak peristiwa-peristiwa berbau syara yang menjadi pemicu munculnya konflik di dunia ini. Ironis memang, karena agama disatu sisi mengajarkan dan mendambakan masyarakat penganutnya agar dapat hidup dengan penuh kedamaian, saling mencintai, saling mengasihi dan saling tolong menolong, tetapi disisi lain kondisi objektif masyarakat beragama jauh dari tatanan ideal ajaran agama yang dianutnya.
Dalam konteks toleransi antar umat beragama, islam memiliki konsep yang jelas. "tidak ada paksaan dalam agama" dan "bagi kalian agam kalian, bagi kami agama kami" adalah contoh populer dari toleransi dalam islam. Selain ayat-ayat itu, banyak ayat lain yang tersebar diberbagai surah, juga sejumlah hadist dan praktik toleransi dalam sejarah Islam. Fakta-fakta tersebut menunjukkan bahwa masalah toleransi dala Islam bukanlah masalah yang asing. Toleransi adalah bagian interal dari islam itu sendiir yang kemudian di rumuskan oleh para ulana dalam karya-karya tafsir mereka yang keudian disempurnakan dengan pengayaan baru sehingga menjadi praktik kesejarahan dalam masyarakat islam.
Menurut ajaran Islam, toleransi bukan hanya terhadap manusia saja, tetapi juga terhadap alam semesta, binatang, dan ingkungan hidup. Dalam toleransi yang luas ini, maka toleransi antar-umat beragama dalam islam memperoleh perhatian penting dan serius. Toleransi antar umat beragama adalah masalah yang menyangkut eksistensi keyakinan manusia terhadap Allah yang begitu sensitif, primordial, dan mudah membakar konflik sehingga menyedot perhatian besar terhadap islam. Makalah berikut akan megulas pandangan islam tentang toleransi.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, umat beragama dihadapkan pada beberapa tantangan baru yang tidak jauh berbeda dengan yang pernah dialami sebelumnya. Perbedaan agama adalah fenomena nyata yang ada dalam kehidupan, karena itu toleransi antar umat beragama sangat dibutuhkan.
Khususnya di Indonesia yang masyarakatnya plural yang bercorak primordial, konflik di dalam masyarakat yang disebabkan karena kurangnya rasa toleransi antar sesama, terutama dalam segi agama akhir-akhir ini sering terjadi.
Kebebasan beragama pada hakikatnya adalah dasar bagi terciptanya kerukunan antar umat beragama. Tanpa kebebasan beragama tidak mungkin ada kerukunan antar umat beragama. Kebebasan beragama adalah hak setiap manusia. Hak untuk menyembah Tuhan diberikan oleh Tuhan, dan tidak ada seorang pun yang boleh mencabut dan melarangnya.
Demikian juga sebaliknya, toleransi antar umat beragama adalah cara agar kebebasan beragama dapat terlindungi dengan baik. Kebebasan dan toleransi tidak dapat diabaikan. Namun yang sering kali terjadi adalah penekanan dari salah satunya, contohnya penekanan kebebasan yang mengabaikan toleransi dan usaha untuk merukunkan dengan memaksakan toleransi dengan membatasi kebebasan. Untuk dapat membandingkan keduanya, pemahaman yang benar mengenai kebebasan beragama dan toleransi antar umat beragama merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat.
Rumusan Masalah
Apa pengertian toleransi?
Bagaimana toleransi dalam pandangan Islam?
Bagaimanakah toleansi dalam beragama atau berdampingan dengan hidup oang lain?
Apasaja manfaat-manfaat dari sikap toleransi?
Apa yang akan terjadi bila toleransi di dalam masyarakat diabaikan?
Tujuan
Mengetahui pengertian dari toleransi.
Mengetahui toleransi dalam pandangan Islam.
Mengetahui batas toleransi dalam beragama.
Mengetahui manfaat dari sikap toleransi.
Mengetahui apa yang terjadi bila sikap toleransi tidak diterapkan dalam masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
Toleransi
Toleransi berasal dari bahasa Latin yaitu "tolerare" yang berarti bertahan atau memikul. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata "toleran", yang berarti bersikap menghargai, membiarkan, dan membolehkan yang berbeda atau yang bertentangan dengan pendiriannya. Toleransi juga berarti batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih diperbolehkan.
Menurut Siagian (1993) toleran diartikan dengan saling memikul walaupun pekerjaan itu tidak disukai; atau memberi tempat kepada orang lain, walaupun kedua belah pihak tidak sependapat. (Ajat Sudrajat, 2008:138)
Dalam bahasa Arab, toleransi biasa disebut "ikhtimal", "tasamuh" yang artinya membiarkan sesuatu untuk dapat saling mengizinkan dan saling memudahkan.
Toleransi menurut Syekh Salim bin Hilali memiliki karakteristik sebagai berikut, yaitu antara lain:
Kerelaan hati karena kemuliaan dan kedermawanan
Kelapangan dada karena kebersihan dan ketaqwaan
Kelemah lembutan karena kemudahan
Muka yang ceria karena kegembiraan
Rendah diri dihadapan kaum muslimin bukan karena kehinaan
Mudah dalam berhubungan sosial (mu'amalah) tanpa penipuan dan kelalaian
Menggampangkan dalam berda'wah ke jalan Allah tanpa basa basi
Terikat dan tunduk kepada agama Allah SWT tanpa rasa keberatan.
Selanjutnya, menurut Salin al-Hilali karakteristik dalam toleransi merupakan:
Inti Islam
Seutama iman,
Puncak tertinggi budi pekerti (akhlaq).
Kesalahan memahami arti toleransi dapat mengakibatkan talbisul haqbil bathil (mencampuradukan antara hak dan bathil) yakni suatu sikap yang sangat dilarang dilakukan oleh seorang muslim, seperti halnya menikah antar agama dengan toleransi sebagai landasannya. Sebagaimana yang telah dijelaskan diayat Al-Quran dibawah ini, Allah SWT berfirman:
إِنَّالدِّينَعِندَاللّهِالإِسْلاَمُوَمَااخْتَلَفَالَّذِينَأُوْتُواْالْكِتَابَإِلاَّ مِنبَعْدِ مَاجَاءهُمُالْعِلْمُبَغْيًابَيْنَهُمْوَمَنيَكْفُرْبِآيَاتِاللّهِفَإِنَّاللّهِسَرِيعُالْحِسَابِ
"Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya". (QS.Ali Imran: 19)
Toleransi dapat disimpulkan sebagai sikap menghargai dan menghormati setiap orang yang berbeda-beda baik secara etnis, ras, bahasa, budaya, politik, pendirian, kepercayaan maupun tingkah laku.
Toleransi Dalam Pandangan Islam
Saling menghargai dalam iman dan keyakinan adalah konsep Islam yang amat komprehensif. Konsekuensi dari prinsip ini adalah lahirnya spirit taqwa dalam beragama. Karena taqwa kepada Allah melahirkan rasa persaudaraan universal di antara umat manusia. Abu Ju'la mengemukakan, "Al-khalqu kulluhum 'iyālullāhi fa ahabbuhum ilahi anfa'uhum li'iyālihi" ("Semua makhluk adalah tanggungan Allah, dan yang paling dicintainya adalah yang paling bermanfaat bagi sesama tanggungannya").
Selain itu, hadits Nabi tentang persaudaraan universal juga menyatakan, "irhamuu man fil ardhi yarhamukum man fil samā" (sayangilah orang yang ada di bumi maka akan sayang pula mereka yang di langit kepadamu). Persaudaran universal adalah bentuk dari toleransi yang diajarkan Islam. Persaudaraan ini menyebabkan terlindunginya hak-hak orang lain dan diterimanya perbedaan dalam suatu masyarakat Islam. Dalam persaudaraan universal juga terlibat konsep keadilan, perdamaian, dan kerja sama yang saling menguntungkan serta menegasikan semua keburukan.
Contoh wujud toleransi Islam kepada agama lain diperlihatkan oleh Umar ibn-al-Khattab. Umar membuat sebuah perjanjian dengan penduduk Yerussalem, setelah kota suci itu ditaklukan oleh kaum Muslimin. (Ajat Sudrajat,2008:141).
Saling tolong-menolong di antara sesama umat manusia muncul dari pemahaman bahwa umat manusia adalah satu kesatuan, dan akan kehilangan sifat kemanusiaannya bila mereka menyakiti satu sama lain. Tolong-menolong, sebagai bagian dari inti toleransi, menjadi prinsip yang sangat kuat di dalam Islam.
Dalam konteks toleransi antar-umat beragama, Islam memiliki konsep yang jelas.
لَكُمْدِينُكُمْوَلِيَدِينِ
"Tidak ada paksaan dalam agama", "Bagi kalian agama kalian, dan bagi kami agama kami" (QS. Al-Kafirun:6)
Dalam hubungannya dengan orang-orang yang tidak seagama, Islam mengajarkan agar umat Islam berbuat baik dan bertindak adil. Selama tidak berbuat aniaya kepada umat Islam. Al-Qur'an juga mengajarkan agar umat Islam mengutamakan terciptanya suasana perdamaian, hingga timbul rasa kasih sayang diantara umat Islam dengan umat beragama lain. Kerjasama dalam bidang kehidupan masyarakat seperti penyelenggaraan pendidikan, pemberantasan penyakit sosial, pembangunan ekonomi untuk mengatasi kemiskinan, adalah beberapa contoh kerja sama yang dilakukan antara umat Islam dengan umat beragama lain. (Ajat Sudrajat,2008:145)
Namum perlu ditegaskan lagi, toleransi tidak dapat disama artikan dengan mengakui kebenaran semua agama dan tidak pula dapat diartikan kesediaan untuk mengikuti ibadat-ibadat agama lain. Toleransi harus menerima apa saja yang dikatakan orang lain asal bisa menciptakan kedamaian dan kebersamaan (Ajat Sudrajat, 2008:146).
Toleransi dalam Beragama/ hidup berdampingan dengan agama lain.
Yakni umat Islam dilarang untuk memaksa pemeluk agama lain untuk memeluk agama Islam secara paksa. Karena tidak ada paksaan dalam agama. Allah berfirman:
لاَ إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لاَ انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
"Tidak ada paksaan dalam masuk ke dalam agama Islam, karena telah jelas antara petunjuk dari kesesatan. Maka barangsiapa yang ingkar kepada thoghut dan beriman kepada Alloh sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang kuat yang tidak akan pernah putus. Dan Alloh Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." ( Qs. Al-Baqoroh : 256 )
فَذَكِّرْ إِنَّمَا أَنْتَ مُذَكِّرٌ لَسْتَ عَلَيْهِمْ بِمُسَيْطِرٍ
"Berilah peringatan, karena engkau ( Muhammad ) hanyalah seorang pemberi peringatan, engkau bukan orang yang memaksa mereka." ( Qs. Al-Ghosyiyah : 21 -22 )
Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat tersebut menjelaskan: Janganlah memaksa seorangpun untuk masuk Islam. Islam adalah agama yang jelas dan gamblang tentang semua ajaran dan bukti kebenarannya, sehingga tidak perlu memaksakan seseorang untuk masuk ke dalamnya. Orang yang mendapat hidayah, terbuka, lapang dadanya, dan terang mata hatinya pasti ia akan masuk Islam dengan bukti yang kuat. Dan barangsiapa yang buta mata hatinya, tertutup penglihatan dan pendengarannya maka tidak layak baginya masuk Islam dengan paksa.
Manfaat-manfaat yang diperoleh dari sikap toleransi antara lain:
Menghindari Terjadinya Perpecahan
Bersikap toleran merupakan solusi agar tidak terjadi perpecahan dalam mengamalkan agama. Sikap bertoleransi harus menjadi suatu kesadaran pribadi yang selalu dibiasakan dalam wujud interaksi sosial. Toleransi dalam kehidupan beragama menjadi sangat mutlak adanya dengan eksisnya berbagai agama samawi maupun agama ardli dalam kehidupan umat manusia ini. Dalam kaitanya ini Allah telah mengingatkan kepada umat manusia dengan pesan yang bersifat universal, berikut firman Allah SWT:
وَاعْتَصِمُواْبِحَبْلِاللّهِجَمِيعًاوَلاَتَفَرَّقُواْوَاذْكُرُواْنِعْمَةَاللّهِعَلَيْكُمْإِذْكُنتُمْأَعْدَاءفَأَلَّفَبَيْنَقُلُوبِكُمْفَأَصْبَحْتُمبِنِعْمَتِهِإِخْوَانًاوَكُنتُمْعَلَىَشَفَاحُفْرَةٍمِّنَالنَّارِفَأَنقَذَكُممِّنْهَاكَذَلِكَيُبَيِّنُاللّهُلَكُمْآيَاتِهِلَعَلَّكُمْتَهْتَدُونَ
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk." (Al-Imran:103)
Ini merupakan pesan kepada segenap umat manusia tidak terkecuali, yang intinya dalam menjalankan agama harus menjauhi perpecahan antar umat beragama maupun sesama umat beragama.
Memperkokoh Silaturahmi dan Menerima Perbedaan
Salah satu wujud dari toleransi hidup beragama adalah menjalin dan memperkokoh tali silaturahmi antar-umat beragama dan menjaga hubungan yang baik dengan manusia lainnya. Pada umumnya, manusia tidak dapat menerima perbedaan antara sesamanya, perbedaan dijadikan alasan untuk bertentangan satu sama lainnya. Perbedaan agama merupakan salah satu faktor penyebab utama adanya konflik antar sesama manusia.
Oleh karena itu, hendaknya toleransi beragama kita jadikan kekuatan untuk memperkokoh silaturahmi dan menerima adanya perbedaan. Dengan ini, akan terwujud perdamaian, ketentraman, dan kesejahteraan.
Hal-hal yang dapat terjadi apabila toleransi di dalam masyarakat diabaikan adalah:
Menimbulkan konflik di dalam masyarakat dikarenakan tidak adanya saling menghormati satu sama lain.
Semakin maraknya pelanggaran HAM yang disebabkan oleh reduksi universalitas agama.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Toleransi berasal dari bahasa Latin yaitu "tolerare" yang berarti bertahan atau memikul. toleransi adalah sikap menghargai dan menghormati setiap orang yang berbeda-beda baik secara etnis, ras, bahasa, budaya, politik, pendirian, kepercayaan maupun tingkah laku.
Islam mengajarkan agar umat Islam berbuat baik dan bertindak adil. Selama tidak berbuat aniaya kepada umat Islam. Al-Qur'an juga mengajarkan agar umat Islam mengutamakan terciptanya suasana perdamaian, hingga timbul rasa kasih sayang diantara umat Islam dengan umat beragama lain.
umat Islam dilarang untuk memaksa pemeluk agama lain untuk memeluk agama Islam secara paksa. Karena tidak ada paksaan dalam agama. Sesuai dengan firman Allah dalam Qs. Al-Baqoroh : 256
Manfaat yang diperoleh dari sikap toleransi adalah Menghindari terjadinya perpecahan, memperkokoh silaturahmi dan dapat menerima perbedaan. Akibat apabila toleransi diabaikan adalah menimbulkan konflik di dalam masyarakat semakin maraknya pelanggaran HAM
Konflik dan maraknya pelanggaran HAM adalah Hal-hal yang dapat terjadi apabila toleransi di dalam masyarakat diabaikan
DAFTAR PUSTAKA
Ajat Sudrajat, Din Al Islam, Yogyakarta: UNY Press, 2008
http://www.annaba-center.com/main/kajian/detail.php?detail=20090312204755
http://nunung-kyeopta.blogspot.com/2012/04/toleransi-umat-beragama-dalam-islam.html
http://hilmanmuchsin.blogspot.com/2010/05/toleransi-antar-umat-beragama-dalam.html
Syamsul Arifin, Toleransi Antar-Umat Beragama dalam Pandangan Islam, (Dalam www.Yayasan An Naba'Center.org.,2009). Hlm. 4.