BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PT. Suzuki Indomobil Motor Plant Cakung merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang manufaktur otomotif, dan merupakan salah satu cabang
dari PT. Suzuki Indomobil Motor yang ada sekarang. Pada PT. SIM Plant
Cakung ini bergerak dalam bidang perakitan mesin, yaitu mesin 4w dan mesin
2w. Perusahaan ini adalah salah satu perusahaan manufaktur terbesar di
Indonesia, ini terlihat dari asset yang dimiliki serta cakupan konsumen
yang menjangkau ke seluruh wilayah Indonesia, bahkan internasional.
Industri otomotif merupakan jenis industri yang sangat dinamis
perkembangannya karena dipengaruhi oleh selera pasar yang cenderung
dinamis. Tingkat persaingan pasar pun selalu berkembang pesat terlebih
menyangkut masalah teknologi yang ikut terlibat di dalamnya. Mengenai
masalah mesin, pada umumnya pelanggan menginginkan mesin dengan kapasitas
umur yang panjang, memiliki ketahanan fisik yang memadai, hemat, dan
sebagainya. Demi memenuhi persaingan pasar yang begitu kompetitif, PT. SIM
selalu berusaha menjaga kualitas produknya dalam segi apapun, tertutama
masalah waktu sekalipun dalam keadaan kapasitas produksi yang tinggi.
Tak ayal terjadi kesulitan pemenuhan permintaan jika pada saat
bersamaan perusahaan memilki kebutuhan pasar akan produk dalam jumlah
besar dari berbagai pelanggan terutama pada saat di mana permintaan akan
produk sedang meningkat. Untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai
waktunya, PT. SIM Plant Cakung perlu memiliki suatu perancangan kerja yang
baik. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui kapasitas produksi guna
menentukan target produksi, penjadwalan produksi, agar produksi dapat
berjalan dengan baik guna memenuhi kebutuhan pasar.
Untuk itu diperlukan suatu kajian mendasar untuk menerapkan itu semua,
agar dapat terbentuk suatu system kerja yang diinginkan. Salah satunya
dengan melakukan pengukuran waktu standar pada proses perakitan mesin,
sehingga dapat diketahui waktu penyelesaian yang dibutuhkan perusahaan
dalam memproduksi mesin.
B. Perumusan Masalah
Pokok permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah
perhitungan waktu baku dalam proses perakitan mesin 4w di PT. Suzuki
Indomobil Motor pada bagian Assy. 4w line 1, maka dari itu perlu suatu
penganalisaan sistem kerja yang terkait dengan waktu yang digunakan oleh
para pekerja dalam menyelesaikan proses perakitan mesin 4w. Penganalisaan
tersebut dengan cara melakukan pengukuran-pengukuran waktu kerja terhadap
operator-operator yang terlibat langsung dalam proses perakitan mesin 4w
tersebut. Pengukuran waktu kerja yang penulis lakukan adalah dengan
menggunakan metode jam henti (stop watch).
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya kerja praktek di PT. Suzuki Indomobil Motor
pada Bagian Assy. 4w line 1 ini adalah:
1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama di bangku
kuliah pada situasi nyata di PT. Suzuki Indomobil Motor pada Bagian
Assy. 4w line 1.
2. Mengetahui dan memahami dunia kerja yang sesungguhnya.
3. Untuk meningkatkan wawasan dan pengalaman penulis yang akan sangat
berguna dalam menunjang displin ilmu yang penulis miliki di dalam
penerapan kesehariannya.
4. Mengetahui dan memahami proses perakitan produk mesin 4w di PT. Suzuki
Indomobil Motor pada Bagian Assy. 4w line 1.
5. Mengetahui waktu baku dalam proses perakitan produk mesin 4w di PT.
Suzuki Indomobil Motor pada Bagian Assy. 4w line 1.
D. Sistematika Penulisan
Penyusunan dalam laporan kerja praktek bertujuan untuk memudahkan
pembahasan dan penyampaian dari informasi yang ada dalam pelaksanaan kerja
praktek yang telah berlangsung.
Penyusunan laporan kerja praktek ini dilakukan dengan sistematika
penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang dilaksanakan kerja
praktek dan materi yang akan dibahas dalam laporan ini.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini menjelaskan mengenai sejarah perusahaan PT. Suzuki
Indomobil Motor, alamat dan lokasi perusahaan, struktur
organisasi perusahaan, sumber daya manusia, waktu kerja dan
kegiatan produksi.
BAB III PENEMPATAN
Bab ini berisi uraian tentang penempatan (pada divisi apa)
mahasiswa melakukan kerja praktek, mulai hari pertama sampai
hari terakhir pelaksanaan kerja praktek.
BAB IV KONSEP DAN TEORI
Bab ini berisi uraian tentang konsep dan teori tentang materi
kerja praktek yang diambil jika ditinjau secara teoritis yang
telah diperoleh dari bangku kuliah.
BAB V TANGGAPAN DAN SARAN
Bab ini berisi tanggapan penulis tentang konsep kerja yang ada
di perusahaan jika dibandingkan dengan teori yang telah
dipelajari. Serta berisi saran perbaikan.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya Perusahaan
PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) merupakan sebuah perusahaan penanaman
modal asing (PMA) yang berdiri dengan kekuatan 5 (LIMA) buah perusahaan.
Perusahaan tersebut adalah sebagai berikut :
1. PT. Indohero Steel & Engineering Co.
2. PT. Indomobil Utama.
3. PT. Suzuki Indonesia Manufacturing.
4. PT. Suzuki Engine Industry.
5. PT. First Chemical Industry.
Lima perusahaan tersebut bergabung (merger) dengan persetujuan dari
Presiden Republik Indonesia melalui surat pemberitahuan tentang persetujuan
Presiden dari Ketua Badan Koordinsai Penanaman Modal (BKPN) nomor
05/I/PMA/90 tertanggal 1 Januari 1990, dan diperingati sebagai tanggal
berdirinya PT. Suzuki Indomobil Motor, yang bergerak dalam bidang usaha
Industri Komponen dan Perakitan kendaraan bermotor Merk SUZUKI roda dua
(Sepeda Motor) dan roda empat (Mobil).
Lokasi kantor puast PT. Suzuki Indomobil Motor berada di Wisma
Indomobil di Jalan MT. Haryono, Kav. 8, Jakarta Timur. Kantor pusat ini
didukung oleh 314 karyawan, sedangkan untuk lokasi pabriknya tersebar
dibeberapa tempat, antara lain di Pulogadung, Cakung, dan di Tambun.
B. Lokasi Perusahaan
Pusat perakitan kendaraan merk SUZUKI dengan jumlah karyawan + 5000
orang berkapasitas produksi 100.000 unit mobil dan 1.200.000 unit sepeda
motor pertahunnya. Pusat perakitannya terbesar di lima penjuru kota, dan
terbagi menjadi 6 (Enam) lokasi :
1. Plant Cakung ( Perakitan Engine )
2. Plant Pulogadung ( Service & Sales )
3. Plant Tambun I ( Perakitan Motor )
4. Plant Tambun II ( Perakitan Mobil )
5. Plant Spare part ( Penjualan Suku Cadang / Spare Part )
6. Kantor Pusat ( Wisma Indomobil MT. Haryono )
a. Plant Cakung
Plant Cakung sebelumnya dikenal dengan nama PT. Suzuki Indonesia
Manufacturing, PT Suzuki Engine Industri dan PT. First Chemical
Industry berada di Jalan Raya Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur.
Berdiri di areal tanah seluas 80.540 m2 dan didukung oleh + 1388
karyawan. Di sini di produksi berbagai macam Komponen dan Part sepeda
motor dan mobil melaui proses : shearing, pressing, welding,
assembling engine bending, buffing, machining die casting, dan lain-
lain dengan menggunakan Teknologi Canggih. Di sini pula dirakit
berbagai macam peralatan Transmisi dan Kemudi baik sepeda motor maupun
mobil.
b. Plant Pulogadung
Plant Pulogadung sebelumnya dikenal dengan nama PT. Indomobil
Utama, berada di Jalan Raya Bekasi Km. 19, Jakarta Timur, berdiri di
areal tanah seluas 39.555 m2, didukung oleh 98 karyawan. Di sini
pernah dirakit berbagai macam kendaraan bermotor roda empat seperti :
Carry Extra, Carrry Futura, Katan, dan sedan Forsa. Saat ini di Plant
Pulogadung hanya ada beberapa bagian saja, karena assembling untuk
kendaraan roda empat sebagian besar telah pindah ke Plant Tambun II.
PT. Indomobil Utama pada awal berdirinya menggunakan nama PT.
Suzuki Indonesia yang didirikan berdasarkan Akte Notaris No. 38
tertanggal 26 Maret 1973 dihadapan Notaris Khairul Bakhri dan
disyahkan oleh Menteri kehakiman tanggal 9 Juni 1973, NO. YA/5/1973,
serta diumumkan dalam berita Negara RI tanggal 7 September 1976 NO.
72. Saat ini Plant Pulogadung dipergunakan sebagai tempat Service dan
Sales untuk kendaraan Suzuki R4.
c. Plant Tambun I
Plant Tambun I sebelumnya dikenal dengan nama PT. Indohero Steel
& Enineering Co. Plant Tambun I mampu menyerap tenaga kerja sebanyak +
1128 orang. Berada di Jalan Raya. Diponegoro Km. 38,2 Bekasi. Di sini
diproses, diproduksi, dan dirakit berbagai komponen kendaraan roda dua
(sepeda motor) merk Suzuki, dan di sinilah lahir berbagai sepeda motor
Suzuki Type mutakhir.
d. Plant Tambun
Plant Tambun II merupakan proyek baru khusus untuk kendaraan
roda empat Suzuki. Di sini dilakukan pressing, welding, painting,
serta perakitan kendaraan roda empat dalam jajaran Suzuki, dengan
menggunakan berbagai peralatan tekhnologi Tinggi, dan yang terbesar di
Asia Tenggara untuk saat ini.
Plant Tambun II berdiri di area tanah seluas 353.665 m2, dengan
luas bangunan seluas 89.100 m2, dan mampu menyerap tenaga tenaga kerja
sebanyak + 2500 orang. Plant Tambun II diresmikan pada tanggal 14 Mei
1991 oleh Menteri perindustrian RI (pada saat itu) Bp. Ir. Hartanto.
e. Plant Spare Part
Guna memberikan pelayanan purna jual bagi pemilik kendaraan
bermotor merk Suzuki Roda 4 maupun Roda 2, PT. Suzuki Indomobil Motor
memindahkan tempat penyediaan suku cadang dari Plant Sunter ke Spare
Part yang berlokasi di Jl. P. Diponegoro Km. 38,2 Tambun – Bekasi (Jl.
Toyo Giri). Di sana tersedia berbagai suku cadang asli untuk kendaraan
bermotor merk Suzuki, serta menjual berbagai souvenir Suzuki. Hal ini
dilakukan demi menjaga kepuasan konsumen yang selalu diutamakan.
C. Produk Yang Dihasilkan
Saat ini PT. Suzuki Indomobil Motor sudah menghasilkan kendaraan R4
(Mobil) antara lain : Suzuki Forsa Esteem 1300 cc, Forsa Esteem 1600 cc,
Suzuki Carry 100 cc, Suzuki Carry Futura 1500 cc, Suzuki Vitara, Suzuki
Side Kick, Suzuki Escudo, Suzuki Katana, Suzuki Baleno, Suzuki Karimun,
Suzuki Aerio, Suzuki Grand Escudo 1.6, Suzuki Grand Escudo 2.0, Suzuki APV,
APV Arena, Grand Vitara dan yang terbaru Neo Baleno dan SX4 (Cross Over).
Sedangkan untuk kendaraan R2 (Motor) antara lain : Sepepda Motor
Suzuki RGR 150, Suzuki RC 100 Bravo, Tornado 110, Shogun 110, Satria 120,
Thunder 120, Thunder 125 & Thunder 250, Smash 110, Shogun 125, Satria 150,
Spin R, Spin SR, dll.
D. Fungsi Sosial Dan Ekonomi Perusahaan
Dengan berdirinya PT. Suzuki Indomobil Motor tidak hanya membantu
mesyarakat dalam mendapatkan kendaraan bermotor roda 4 (empat) maupun roda
2 (dua) yang baik, akan tetapi juga berpengaruh terhadap lapangan sosial
baik terhadap masyarakat di sekitarnya ataupun yang berada jauh dari
perusahaan. Secara tidak langsung, hal ini telah membantu perekonomian
Negara, serta membantu pemerintah dalam program pengentasan kemiskinan.
Berbagai dampak positif yang muncul pun menyebabkan PT. Suzuki Indomobil
Motor dapat diterima oleh masyarakat dan negara.
PT. Suzuki Indomobil Motor dapat digolongkan dalam fungsi sosial
maupun ekonomi, hal ini dapat diterangkan sebagai berikut :
1. Fungsi Sosial Perusahaan
a. Hidup layak
Membantu karyawan dalam menghidupi istri dan anak-anaknya agar
mendapat kehidupan yang layak.
b. Bantuan-bantuan
Bantuan ini diberikan kepada instansi-instansi pemerintah maupun
swasta baik yang bersifat rutin atau tidak rutin, misalnya
bantuan pengambilan mobil untuk karnaval atau acara resmi
lainnya.
Bantuan lain juga diberikan kepada kegiatan-kegiatan yang
bersifat spiritual. Apabila terjadi bencana alam di suatu daerah
maka perusahaan akan memberikan bantuan yang sesuai dengan
kemampuan perusahaan dan kebutuhan yang diperlukan pada saat
itu.
c. Program Training
Suatu program yang sedang giat-giatnya dikembangkan oleh PT.
Suzuki Indomobil Motor dan dilaksanakan setiap 6 (enam) bulan
sekali dengan mencari lulusan STM yang berbakat dan masih muda
tetapi tidak mampu melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih
tinggi untuk dilatih menjadi ahli mekanik mobil. Setiap
kesempatan disaring sebanyak 30 orang dan 5 (lima) terbaik akan
dikirim ke Jepang dan setelah lulus langsung disalurkan bekerja.
2. Fungsi Ekonomi Perusahaan
a. Pengadaan Kendaraan
Membantu Pemerintah serta masyarakat dalam pengadaan roda dua
atau roda empat sesuai dengan kegunaan dalam rangka turut serta
melaksanakan pembangunan Nasional yang berkesinambungan.
b. Membuka Kesempatan Kerja
Pada saat seperti ini kesempatan kerja merupakan suatu problema
bagi Pemerintah yang sulit untuk dipecahkan karena jumlah
pengangguran yang setiap tahun semakin meningkat.
c. Pembayar Pajak
Membayar pajak kepada Pemerintah, di mana secara tidak langsung
ikut melaksanakn pembangunan.
Laju perusahaan ini semakin lancer dan hubungan antar pemimipin
dengan para karyawan dirasakan semakin harmonis. Hal ini juga tidak
lepas dari peran serta satu-satunya organisasi karyawan yang berada di
lingkungan karyawan yaitu Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPMI).
Perusahaan bersama-sama dengan SPMI secara sadar dan nyata ikut
membudayakan Hubungan Industrial Pancasila di lingkungan PT. Suzuki
Indomobil Motor.
Demikianlah secara singkat Fungsi Sosial dan Ekonomi PT. Suzuki
Indomobil Motor sebagai Perusahaan yang tidak semata-mata mencari
profit / keuntungan.
E. Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam suatu perusahaan, pembentukan suatu organisasi sangat diperlukan
dalam usaha untuk menjagakelancaran dan mencapai tujuan Perusahaan.
Struktur organisasi dibentuuk dengan maksud agar setiap anggota organisasi
dapat bekerja secara efektif dan efisien. Unsur-unsur dasar dari organisasi
adalah :
a. Adanya 2 orang atau lebih
b. Adanya pengaturan hubungan
c. Adanya maksud untuk kerja sama
d. Adanya tujuan yang hendak dicapai
e. Adanya pembagian peranan untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara
bersama-sama
Adapun cara atau atribut dapat diperinci sebagai berikut :
a. Organisasi adalah suatu lembaga sosial yang terdiri dari sekumpulan
orang dengan berbagai pola interaksi yang diterpakan.
b. Organisasi dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Oleh
karena itu organisasi adalah kreasi social yang memerlukan aturan dan
koordinasi.
Organisai dapat dibagi menjadi :
1. Organisasi garis (line Organisation).
2. Organisasi Staff (Staff Organisation).
3. Organisasi Gari san Staff (Line And Staff Organisation).
4. Organisasi Fungsional.
5. Organisasi Panitia.
F. Visi & Misi Perusahaan
a. To be the most outstanding company within Suzuki global operation.
Menjadi Perusahaan yang terkemuka di dalam Suzuki global operation.
b. To be the most reliable and admirable automotive company in
Indonesia.
Menjadi Perusahaan otomotif yang dihagai dan terkemuka di Indonesia.
G. Motto Suzuki Group
5S 5P
1. SEIRI = PEMILAHAN 1. PERSATUAN/KESATUAN
2. SEITON = PENATAAN 2. PERBAIKAN/IMPROVEMENT
3. SEISOU = PEMBERSIHAN 3. PATUH
4. SEIKETSU = PEMANTAPAN 4. PERJUANGAN
5. SHITSUKE = PEMBIASAAN 5. PENGHEMATAN
H. Program-Program Perusahaan
1. 5S
2. 5P
3. GDS (Gerakan Disiplin Suzuki)
4. GKM (Gugus Kendali Mutu)
5. K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
6. Usulan
7. Kaizen
8. CS (Customer Satisfaction)
I. Proses Perakitan Kendaraan R4 Merk Zuzuki Di Tambun II
1. Pressing
Merupakan suatu proses pembentukan komponen-komponen mobil dari plat
material yang telah ditentukan, seperti : Panel Door, Panel Roof dan
lain-lain.
2. Welding
Merupakan suatu proses penyambungan komponen-komponen mobil menjadi
unit white body yang telah ditentukan hingga menjadi satu kesatuan.
3. Painting
Proses pelapisan dan pengecatan unit white body menjadi unit paint
body.
4. Assembling
Proses pemasangan komponen roda, electric, seat, glass, engine, dll
menjadi unit mobil yang siap pakai.
5. Final Inspection
Proses pengujian / pengesetan unit mobil yang telah selesai dirakit.
J. Gambaran Umum Proses Pembuatan Mobil
Pada tahap dasar proses pembuatan mobil / kendaraan berotor roda 4
(empat) melalui beberapa tahapan yang saling berhubungan antara proses yang
satu dengan proses selanjutnya. Proses ini saling berurutan di mana setiap
proses harus menghasilkan produk yang siap pakai dan mampu bersaing di
pasaran.
Secara garis besar proses pembuatan mobiil yang ada di PT. Suzuki
Indomobil Motor pembentukan komponen / part dari material Steel Sheet
menjadi komponen atau part yang sudah terbentuk dengan bantuan mesin press.
Setelah komponen terbentuk komponen tersebut masuk ke proses welding yaitu
proses penyatuan komponen dengan jalan pengelasan sampai terbentuk komponen
white body (body kosong), dari white body masuk ke proses painting
(pengecatan) sehingga body mobil sudah mempunyai warna sesuai yang
diinginkan. Dari proses painting dilanjutkan ke proses sssembling, yaitu
proses penggabungan roda, engine, kaca seat (jok) dan komponen lainnya
sampai menjadi mobil yang siap pakai. Proses terakhir pada pembuatan mobil
adalah proses Final Inspection di mana mobil yang sudah jadi harus melalui
tahap pemeriksaan dan test sehingga mobil benar-benar lulus uji dan siapp
dipasarkan ke konsumen.
Berikut ini gambaran proses pembuatan mobil dari bagian pressing
sampai bagian Final Inspection :
1. Proses Pressing
Proses pressing adalah proses pembentukan komponen/part dari
material steel sheet menjadi bentuk part/komponen dengan menggunakan
mesin press. Secara garis besar proses pressing meliputi beberapa
proses, yaitu :
a. Drawing
Proses drawing adalah proses pembentukan material steel sheet
mengikuti dies/cetakan, di mana material steel sheet
(lembaran baja) dipasang pada dies (cetakan) yang selanjutnya
dengan bantuan mesin press diadakan penekanan sehingga
terbentuk komponen yang kita inginkan.
b. Trimming
Adalah proses pemotongan tepi material yang sudah mengalami
proses drawing.
c. Piercing (PC)
Adalah proses pembuatan lubang pada material, di mana proses
ini dilakukan setelah material mengalami proses drawing.
d. Bending
Adalah proses pembengkokan material sesuai bentuk yang telah
ditentukan.
e. Resriking
Adalah proses merapikan bentuk material menjadi lebih
sempurna (proses pembentukan lekukan yang lebih sempurna).
2. Proses Welding
Proses welding adalah proses pembuatan white body (mobil
kosong) dengan cara menggabungkan komponen/part melalui proses
pengelasan. Proses ini meliputi :
a. Proses Front Floor
Adalah proses pembentukan (penyatuan) komponen mobil bagian depan.
b. Proses Rear Floor
Adalah proses yang dilakukan dalam pembentukan komponen bagian
belakang.
c. Proses Side Body
Proses proses yang dilakukan untuk pembentukan mobil bagian
samping.
d. Proses Main Body
Proses penyambungan dari masing-masing inti di atas menjadi satu
kesatuan (white body).
3. Proses Painting
Proses Painting adalah proses pemberian warna pada unit mobil,
dan tujuan dari proses pewarnaan adalah untuk melindungi permukaan
unit mobil dari elemen-elemen yang bias merusak mobil, untuk
memberikan keindahan pada mobil dan juga memberikan petunjuk khusus.
Pengecatan dapat memberikan proteksi terhadap karat, sinar
ultraviolet, pasir, dan udara yang mengandung garam, juga dari
penampilan dapat memberikan dimensi efek, kehalusan, kilauan (luster)
dan efek dari sebuah warna.
Dalam industry otomotif pengecatan dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Cat Stoving
Yaitu cat yang digunakan untuk pengecatan material dari logam,dan
untuk cat ini pengeringan harus pada suhu tertentu dan biasanya
pengeringan menggunakan oven.
b. Cat Poliurethane
Yaitu cat yang dipergunakan dalam pengecatan material dari bahan
plastik, di mana dalam proses pengeringannya tidak memerlukan suhu
tinggi.
Secara garis besar proses painting pada industri otomotif meliputi :
a. Pre Treatment System
Yaitu proses perlakuan terhadap permukaan material untuk
menghindari karat dan permbersihan permukaan untuk persiapan proses
painting.
b. CED Coat (cat dasar)
Yaitu proses pemberian cat dasar dengan menggunakan system
elektrodeposition, fungsi dari CED ini yang utama adalah sebagai
anti karat.
c. Intermediate Coat
Yaitu proses pemberian warna kedua sebelum body dilapisi cat
uatama, agar dalam proses pemberian warna utama didapatkan hasil
yang bagus.
d. Top Coat (cat utama)
cat ini yang biasa kita sebut cat utama dan secara visual warna
yang sebenarnya telah terlihat dengan sempurna.
4. Proses Assembling Engine (Proses ini berlangsung di Plant Cakung)
Proses Assembling Engine adalah proses penggabungan komponen-
komponen engine menjadi satu unit engine, dan proses ini terpisah dari
proses di atas karena proses ini berjalan pada line sendiri dan
berjalan secara paralel dengan proses lain. Proses Assembling engine
terdiri dari beberapa tahap proses, yaitu sebagai berikut :
1. Proses Casting
Yaitu proses pengecoran atau penuangan dari komponen-komponen
melalui proses casting.
2. Proses Machining
Yaitu proses pengerjaan mesin dari material yang dicasting untuk
mendapatkan ukuran sesuai yang diinginkan.
3. Sub Assembling
Yaitu proses assembling dari komponen-komponen engine sebelum masuk
ke line assembling.
4. Assembling
Yaitu proses penggabungan komponen-komponen dari proses machining
dan proses sub-assembling menjadi satu unit engine.
5. Quality
Yaitu proses pengecekan dari hasil assembling, dan di sini dapat
ditentukan apakah engine layak diteruskan ke proses assembling
body.
5. Assembling
Adalah suatu proses penggabungan unit body yang telah selesai
dilakukannya proses painting dengan engine dan komponen-komponen
lain, seperti roda, jok, dashboard, interior dalam dan juga interior
luar menjadi satu unit mobil. Proses assembling terdiri dari beberapa
tahap yang meliputi :
1. Chasis
Yaitu proses assembling pada bagian-bagian mobil yang berhubungan
dengan chasis.
2. Trimming
Yaitu proses assembling pada bagian atas mobil atau pemasangan
interior dan eksterior mobil.
3. Sub Assembling
Yaitu proses assembling komponen-komponen mobil sebelum proses
assembling ke unit mobil.
4. Final
Yaitu proses assembling untuk kelengkapan mobil sesudah proses
trimming dan chasis.
6. Inspection
Yaitu proses pemeriksaan unit mobil sesudah proses assembling,
dan proses ini memeriksa semua komponen dan part apakah unit mobil
layak untuk dijual. Final Inspection Line adalah tempat untuk menguji
kendaraan setelah melewati semua proses assembly. Semua kendaraan yang
dihasilkan oleh assy shop diuji di sini. Dalam pengujian ini terdapat
beberapa tahapan sebelum dilepas ke bagian marketing, sesuai dengan
urutannya adalah TOE – IN tester, Turning Radius & Headlight tester,
Drum tester, Side Slip, Brake Tester Inspection, Engine Room & Under
Pit, Appearance. Selain itu masih ada satu lagi pengujian yang harus
dilalui di luar Final Inspection Line ini, yakni Shower test.
Proses tahapan pengujian tersebut di atas dapa dijelaskan sebagai
berikut :
1. Toe-In Tester
Test yang pertama adalah toe-in tester. Di bagian ini dilakukan
test terhadap kelurusan roda. Setelah kendaraan berada di atas toe
tester maka layar monitor akan menampilkan besarnya penyimpangan roda
terhadap kelurusannya. Untuk penyetelan, operator akan mengatur
kekencanagan buat pada tie-rod, sambil terus mengamati layar monitor.
Tester ini dilengkapi dengan switch khusus yang bisa diatur untuk
menyesuaikan model yang akan ditest. Untuk ST-100 dipakai kode huruf
"A", Baleno memakai huruf "C", Carry/Futura/FPB memakai huruf "D",
Katan memakai huruf "E" dan Escudo memakai huruf "G". Bagian yang
harus diamati saat melalui toe-in tester adalah roda depan. Untuk
Baleno harus roda depan dan belakang.
2. Turning Radius & Headlight Tester
Besarnya standar sudut belokan untuk masing-masing model
berbeda, sehingga perlu dipakai switch seperti pada toe-in tester.
Kode huruf yang dipakai adalah "A" untuk Futura (CHS, FD, WD, FPB).
BAB III
PENEMPATAN
Dalam melaksanakan kerja praktek di PT. Suzuki Indomobil Motor,
penulis ditempatkan pada bagian perakitan komponen mesin 4w. Kerja praktek
yang dilakukan penulis lebih kurang satu bulan terhitung sejak tanggal 1
Desember 2010 hingga 31 Desember 2010. Banyak pengalaman yang diperoleh
penulis dalam melaksanakan kerja praktek di PT. Suzuki Indomobil Motor.
Berikut rincian kegiatan penulis dari awal hingga akhir selama kerja
praktek :
Tabel 3.1 Uraian Kegiatan Kerja Praktek
"No "Tanggal "Penempatan "Kegiatan "
"1 "1 Desember 2010 "Assy. 4w line "Penulis mengunjungi "
" " "1 "tempat kerja praktek di "
" " " "PT. Suzuki Indomobil "
" " " "Motor, pada pada tanggal "
" " " "1 Desember 2010 ini, "
" " " "penulis ditetapkan "
" " " "mengenai penempatan kerja"
" " " "praktek, yaitu di Assy 4W"
" " " "line 1. "
"2 "2 Desember 2010 "Assy. 4w line "Pada hari ini penulis "
" " "1 "mulai melaksanakan kerja "
" " " "praktek, penulis "
" " " "diperkenalkan mengenai "
" " " "segala hal yang mencakup "
" " " "tentang lini 1 4W, "
" " " "mengenai proses "
" " " "perakitan, mesin, jumlah "
" " " "operator, dan sebagainya."
"3 "3 Desember 2010 "Assy. 4w line "Izin Ujian Tengah "
" " "1 "Semester. "
"4 "4 Desember 2010 "Assy. 4w line "Hari libur. "
" " "1 " "
"5 "5 Desember 2010 "Assy. 4w line "Hari libur. "
" " "1 " "
"6 "6 Desember 2010 "Assy. 4w line "Hari ini penulis "
" " "1 "didampingi oleh seorang "
" " " "pembimbing untuk "
" " " "mempelajari kegiatan "
" " " "operator-operator beserta"
" " " "tanggung jawab "
" " " "pekerjaanya dalam proses "
" " " "perakitan di BAGIAN Assy."
" " " "4w line 1. Pembimbing "
" " " "menjelaskan secara "
" " " "mendalam tentang "
" " " "proses-proses yang "
" " " "dilakukan operator yang "
" " " "bersangkutan. "
"7 "7 Desember 2010 "Assy. 4w line "Hari libur. "
" " "1 " "
"8 "8 Desember 2010 "Assy. 4w line "Hari ini penulis kembali "
" " "1 "didampingi oleh Bapak "
" " " "Esman selaku pembimbing "
" " " "lapangan untuk "
" " " "mempelajari proses "
" " " "perakitan yang telah "
" " " "dijelaskan sebelumnya, "
" " " "namun pada hari ini "
" " " "penulis lebih membahas "
" " " "mengenai berbagai hal "
" " " "yang berhubungan dengan "
" " " "pokok bahasan yang ingin "
" " " "dimengerti oleh penulis. "
"9 "9 Desember 2010 "Assy. 4w line "Pada hari ini penulis "
" " "1 "mulai sedikit demi "
" " " "sedikit memahami makna "
" " " "proses yang dikerjakan "
" " " "oleh operator, dan "
" " " "melihat secara jelas "
" " " "tiap-tiap bagian proses "
" " " "perakitan yang dilakukan "
" " " "oleh operator-operator. "
"10 "10 Desember 2010 "Assy. 4w line "Penulis mulai melakukan "
" " "1 "observasi, mengumpulkan "
" " " "data waktu "
" " " "operator-operator yang "
" " " "dibutuhkan. "
"11 "11 Desember 2010 "Assy. 4w line "Hari libur. "
" " "1 " "
"12 "12 Desember 2010 "Assy. 4w line "Hari libur. "
" " "1 " "
"13 "13 Desember 2010 "Assy. 4w line "Penulis meneruskan "
" " "1 "observasi pengumpulan "
" " " "data waktu operator yang "
" " " "sebelumnya telah "
" " " "dilakukan, namun pada "
" " " "hari ini juga pembimbing "
" " " "lapangan menjelaskan "
" " " "komponen-komponen mesin "
" " " "yang dirakit secara umum."
"14 "14 Desember 2010 "Assy. 4w line "Penulis kembali melakukan"
" " "1 "observasi penumpulan data"
" " " "waktu operator-operator. "
" " " "Dan pada hari ini juga "
" " " "penulis mendapat "
" " " "penjelasan penting "
" " " "mengenai transmisi. "
"15 "15 Desember 2010 "Assy. 4w line "Penulis melakukan "
" " "1 "observasi pengumpulan "
" " " "data waktu operator. Dan "
" " " "pada hari ini juga "
" " " "penulis dijelaskan oleh "
" " " "pembimbing lapangan "
" " " "mengenai mesin dan "
" " " "peralatan yang digunakan "
" " " "dalam proses perakitan "
" " " "mesin di lini 1 4W. "
"16 "16 Desember 2010 "Assy. 4w line "Penulis melakukan "
" " "1 "observasi data waktu "
" " " "operator. Selain itu "
" " " "juga, penulis dijelaskan "
" " " "mengenai proses seting "
" " " "valve oleh operator yang "
" " " "bersangkutan. "
"17 "17 Desember 2010 "Assy. 4w line "Penulis melakukan "
" " "1 "observasi data waktu "
" " " "operator. Selain itu juga"
" " " "penulis mempelajari "
" " " "proses penomoran blok "
" " " "mesin oleh operator yang "
" " " "bersangkutan. "
"18 "18 Desember 2010 "Assy. 4w line "Hari libur. "
" " "1 " "
"19 "19 Desember 2010 "Assy. 4w line "Hari libur. "
" " "1 " "
"20 "20 Desember 2010 "Assy. 4w line "Penulis masih melakukan "
" " "1 "proses pengambilan data "
" " " "waktu penyelesaian dari "
" " " "proses perakitan mesin di"
" " " "lini 1 4W. "
"21 "21 Desember 2010 "Assy. 4w line "Penulis masih melakukan "
" " "1 "proses pengambilan data "
" " " "waktu penyelesaian dari "
" " " "proses perakitan mesin di"
" " " "lini 1 4W. "
"22 "22 Desember 2010 "Assy. 4w line "Penulis melaporkan hasil "
" " "1 "pengambilan data waktu "
" " " "penyelesaian dari proses "
" " " "perakitan mesin di lini "
" " " "14W kepada pembimbing "
" " " "lapangan yaitu Bapak "
" " " "Esman. Dan setelah "
" " " "diperiksa, penulis "
" " " "dimintai untuk "
" " " "menampilkan data waktu "
" " " "operator-operator "
" " " "tersebut ke dalam grafik."
"23 "23 Desember 2010 "Assy. 4w line "Penulis dijelaskan oleh "
" " "1 "pembimbing mengenai "
" " " "fungsi-fungsi penting "
" " " "yang dilakukan oleh "
" " " "operator dalam proses "
" " " "perakitan mesin. Serta "
" " " "pembimbing juga "
" " " "menjelaskan tentang cara "
" " " "perhitungan waktu standar"
" " " "kerja operator. "
"24 "24 Desember 2010 "Assy. 4w line "Cuti bersama. "
" " "1 " "
"25 "25 Desember 2010 "Assy. 4w line "Hari libur. "
" " "1 " "
"26 "26 Desember 2010 "Assy. 4w line "Hari libur. "
" " "1 " "
"27 "27 Desember 2010 "Assy. 4w line "Izin libur dikarenakan "
" " "1 "sakit. "
"28 "28 Desember 2010 "Assy. 4w line "Melengkapi data yang "
" " "1 "kurang, seperti "
" " " "pengambilan gambar, "
" " " "menghitung ulang data "
" " " "yang salah. Dan pada hari"
" " " "ini juga penulis diajak "
" " " "melihat-lihat kegiatan "
" " " "pabrik yang lainnya, "
" " " "seperti proses machining,"
" " " "proses perakitan "
" " " "transmisi, proses "
" " " "perakitan mesin di lini "
" " " "lain, dan proses firing "
" " " "test. "
"29 "29 Desember 2010 "Assy. 4w line "Penulis kembali diajak "
" " "1 "melihat-lihat kegiatan "
" " " "pabrik lainnya, serta "
" " " "dijelaskan berbagai "
" " " "wawasan tentang pabrik, "
" " " "khususnya PT. Suzuki "
" " " "Indomobil Motor. "
"30 "30 Desember 2010 "Assy. 4w line "Pemberian wawasan oleh "
" " "1 "pembimbing lapangan, "
" " " "yaitu Bapak Esman "
" " " "Guiltom. "
"31 "31 Desember 2010 "Assy. 4w line "Hari libur. "
" " "1 " "
BAB IV
KONSEP DAN TEORI
A. Konsep Pelaksanaan Produksi yang Diterapkan di PT. Suzuki Indomobil
Motor pada Bagian Assy. 4w Line 1
Konsep pelaksanaan produksi di PT. Suzuki Indomobil Motor pada
menggunakan strategi make to order. Maksudnya perusahaan dalam memproduksi
suatu produk hanya dilakukan sesuai dengan adanya kepastian penyerapan
pasar terhadap produk yang diproduksi oleh perusahaan. Hal ini bertujuan
untuk meminimalkan pemborosan yang mungkin akan terjadi misalnya pada
bagian penyimpanan dan pembelian bahan baku.
Dalam menjalankan kegiatan produksinya, PT. Suzuki Indomobil Motor
memproduksi produk berdasarkan target harian atau yang biasa disebut (daily
plan). Namun hal ini tetap lebih menyesuaikan dengan keadaan aktual di
lapangan, seperti salah satunya faktor jumlah operator, serta lamanya waktu
jam kerja.
B. Teori Pengukuran Waktu
Dalam menganalisa suatu sistem kerja, biasanya akan timbul sejumlah
alternatif metode kerja. Proses pemilihan alternatif metode kerja ini
memiliki beberapa kriteria, yaitu waktu, ongkos, beban fisiologis-
sosiologis, dan sebagainya. Karena waktu sebagai salah satu kriteria yang
memiliki sejumlah kelebihan bila dibandingkan dengan kriteria lainnya, maka
pengukuran waktu kerja dan pembakuan waktu kerja lebih sering digunakan
dalam pemilihan beberapa alternatif yang ada.
Pengukuran waktu digunakan untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian
suatu pekerjaan, yaitu waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang
pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam
system kerja terbaik.(3,h.133)
Pengukuran waktu ini mencakup uji keseragaman, uji kecukupan dan
kenormalan data. Biasanya pengukuran kerja dilakukan untuk perbaikan atau
perancangan sistem kerja sehingga dapat menghasilkan produktifitas yang
tinggi dengan sistem kerja yang lebih baik.
Hasil pengukuran waktu dalam satuan waktu seperti menit dari seorang
pekerja yang terlatih dan metode yang ditetapkan dengan tempo yang normal
disebut waktu baku proses operasi.
Terdapat beberapa macam cara pengukuran, pembakuan waktu kerja dan
alat pengukuran kerja yang dapat digunakan yaitu sebagai berikut :
a. Pengukuran waktu, data didapatkan dengan cara:
1) Pengukuran waktu dengan jam henti (stop watch)
2) Foto gambar hidup, untuk kecepatan rendah 50 atau 100 foto per menit,
kecepatan normal 960 foto per menit, kecepatan normal dimodifikasi
1000 foto per menit, kecepatan cepat 1440 foto per menit, kecepatan
tinggi 64 sampai 128 foto per detik, kecepatan sangat tinggi 1000
sampai 3000 foto per detik.
3) Menggunakan mesin penggerak pita, mesin pengukur waktu, kymograph/
alat perekam operasi, layanan perekam.
4) Pencatat waktu elektronik, informasi dan data waktu direkam dipita.
b. Data yang berkenan dengan unsur, semua informasi yang didapatkan
dari pengukuran waktu dan gerakan data waktu
c. Gerakan waktu data, biasanya sebagian orang menggunakan suatu
system diurutkan sesuai waktu pertama diterbitkan seperti analisis
waktu gerakan, faktor pekerjaan, data wawktu gerakan untuk operasi
perakitan, metode pengukuran waktu, dasar gerakan dan pengukuran
waktu, dimensi waktu gerakan.
d. Work sampling, pengukuran dengan metode sampling, memperoleh
pengamatan dan catatan data dan informasi dari foto gambar
hidup.(1,h.342-343)
Secara garis besar pengukuran waktu dapat dibagi dua yaitu:
1. Secara langsung
a. Jam berhenti
b. Sampling pekerjaan
2. Tidak langsung
a. Data waktu baku
b. Data waktu gerakan
Metode pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran waktu menggunakan
jam henti (stop watch), merupakan cara pengukuran waktu yang menggunakan
jam henti sebagai alat utamanya, metode ini paling banyak dikenal dan
dipakai. Hal tersebut dikarenakan kesederhanaan aturan penggunaannya yang
dipakai namun tetap dapat menghasilkan pengukuran waktu yang cukup baik.
Ada beberapa aturan pengukuran yang perlu dijalankan untuk mendapatkan
hasil yang baik, yaitu :
1. Langkah-langkah sebelum melakukan pengukuran waktu
Untuk mendapatkan hasil yang baik, yaitu dapat dipertanggung
jawabkan. Maka terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti
kondisi kerja, cara pengukuran, jumlah pengukuran, dan lain-lain.
Adapun sebagian langkah yang perlu diikuti agar maksud dan tujuan
dapat tercapai adalah sebagai berikut :
a. Menetapkan tujuan pengukuran
Dalam pengukuran waktu, hendaknya ditentukan terlebih dahulu tujuan
dari hasil pengukuran tersebut, beberapa tingkat ketelitian dan
tingkat keyakinan yang diinginkan dari hasil pengukuran tersebut. Agar
dapat tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan seoptimal mungkin.
b. Melakukan penelitian pendahuluan
Hal ini bertujuan untuk mengetahui tujuan yang ingin dicapai dari
pengukuran waktu yang pantas untuk operator menyelesaikan suatu
pekerjaan. Waktu kerja yang pantas hendaknya merupakan waktu kerja
pada saat kondisi kerja yang baik.
c. Memilih operator
Kriteria seorang operator adalah yang memenuhi persyaratan tertentu
agar pengukuran dapat berjalan dengan baik dan dapat diandalkan
hasilnya. Syarat-syarat tersebut adalah berkemampuan normal dan dapat
diajak bekerja sama. Dengan begitu operator yang dipilih mempunyai
kemampuan standar dan bekerja secara wajar.
d. Melatih operator
Dalam suatu proses produksi terdapat beberapa operator. Namun tidak
semua operator mempunyai kemampuan yang sama, ada operator yang sudah
menguasai pekerjaannya, ada juga operator yang masih baru menguasai
pekerjaannya. Kembali kepada tujuan penelitian, maka operator yang
dicari bukanlah operator dengan kemampuan tinggi, melainkan operator
dengan kemampuan standar dan dapat bekerja secara wajar. Dalam hal ini
operator harus terbiasa dengan kondisi dan cara kerja yang sesuai
dengan pekerjaannya.
e. Menyiapkan alat-alat pengukuran
Dalam melakukkan pengukuran, diperlukan beberapa peralatan penting
dalam menjalankan prosesnya. Peralatan ini dinilai sangat membantu
dalam melakukan prses pengambilan data waktu. Adapun alat-alat yang
dibutuhkan dalam pengukuran atau penelitian adalah:
1) Jam henti
2) Lembaran pengamatan
3) Pena dan pensil
4) Papan pengamatan
(2,h.125-131)
Metode ini diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung
singkat dan berulang-ulang. Dari hasil pengukuran akan dihasilkan waktu
baku untuk menyelesaikan satu siklus pekerjaan, di mana waktu ini akan
dipergunakan sebagai suatu standar penyelesaian pekerjaan untuk
melaksanakan pekerjaan yang serupa. Dengan demikian dapat dicapai suatu
kinerja yang seoptimal mugkin.
2. Melakukan Pengukuran Waktu
Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati pekerja dan mencatat
waktu-waktu kerjanya baik setiap elemen maupun siklus dengan menggunakan
alat-alat yang telah disiapkan. Apabila operator telah siap depan mesin
atau tempat kerja lain yang waktu kerjanya akan diukur. Maka orang yang
melakukan pengukuran memilih posisi tempat ia berdiri, mengamati dan
mencatat. Dalam posisi ini dilakukan sedemikian rupa agar operator tidak
terganggu gerakan-gerakannya ataupun rasa canggung karena merasa diamati,
misalnya berdiri di depan operator. Umumnya posisi agak menyimpang di
belakang operator sejauh 1,5 meter merupakan tempat yang baik.
Diusahakan pencatatan waktu proses pengerjaan pada kondisi normal. Hal
utama yang harus dilakukan adalah pengukuran pendahuluan yaitu untuk
mengetahui berapa kali pengukuran harus dilakukan untuk tingkat
ketelitian dan keyakinan yang diinginkan.
Pengukuran pendahuluan tahap pertama dilakukan dengan melakukan
beberapa buah pengukuran yang banyak ditentukan oleh pengukur. Setelah
melakukan pengukuran tahap pertama kemudian melakukan tiga hal yang
mendukung pengukuran pendahuluan pertama yaitu menguji keseragaman data,
menghitung jumlah pengukuran yang diperlukan dan bila jumlah belum
mencukupi dilanjutkan dengan pengukuran pendahuluan kedua, sampai jumlah
keseluruhan mencukupi untuk tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang
dikehendaki.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran pendahuluan adalah
sebagai berikut:
a. Pengambilan data pengamatan
Contoh data yang diambil sebanyak 16 data, adalah:
Tabel 4.1 Lembar Data Pengamatan
"Pengukuran ke "1 "2 "3 "…. "16 "
"Waktu (dt) "x1 "x2 "x3 "…. "xn "
(Sumber: Buku Teknik Tata Cara Kerja, Iftikar Z. S, Hal
139)
b. Mengelompokkan data ke dalam sub-sub grup
Hal ini bertujuan agar mempermudah proses perhitungan.
Tabel 4.2 Pengelompokkan Data
"Nama sub-sub grup "Waktu Penyelesaian "Rata-rata sub grup"
"1 "x11 x12 x13 …. "x1 "
" "x1n " "
"2 "x11 x12 x13 …. "x2 "
" "x1n " "
"3 "x11 x12 x13 …. "x3 "
" "x1n " "
"4 "x11 x12 x13 …. "x4 "
" "x1n " "
" "Jumlah " "
(Sumber: Buku Teknik Tata Cara Kerja, Iftikar Z. S, Hal
140)
Pengelompokkan data ini dilakukan ke dalam sub grup yang
beranggotakan sama dan dilakukan berurutan.
Dimana: xi = Waktu penyelesaian berturut-turut ( I = 1,2,3,….k)
k = Banyaknya harga sub grup yang terbentuk
x = Rata-rata dari sub grup ke-n
r = Jumlah sub grup
n = Jumlah pengamatan
c. Menghitung rata-rata sub grup
……………………………………………………………...(4.1)
Dimana: x = Harga rata-rata dari sub grup ke-1
k = Harga banyaknya sub grup yang terbentuk
d. Menghitung waktu penyelesaian yang teramati selama pengukuran
pendahuluan yang telah dilakukan.
………………………………………………………..…….(4.2)
e. Menghitung standar deviasi sebenarnya dari waktu penyelesaian
……………………………………………………….(4.3)
Dimana: = Standar deviasi
N = Jumlah pengamatan pendahuluan yang telah
dilakukan
Xj = Waktu penyelesaian yang teramati selama
pengukuran pendahuluan yang telah dilakukan
f. Menghitung standar deviasi dari distribusi harga rata-rata sub grup
…………………………………………………...…………(4.4)
Dimana: = Standar deviasi dari distribusi harga rata-rata sub
grup
n = Besarnya sub grup
g. Menentukan batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB)
……………………………………………..……(4.5)
…………………………………………..………(4.6)
Besarnya k dalam batas kontrol tergantung pada tingkat kepercayaan
dan tingkat ketelitian yang dipakai.
h. Menghitung kecukupan data
…………………………………………(4.7)
Dimana: N = Jumlah pengamatan yang telah dilakukan
N' = Jumlah pengukuran yang telah dilakukan secara
teoritis
K = Konstanta tingkat keyakinan
S = Tingkat ketelitian
Jika hasil N > N' maka data telah mencukupi
Untuk tingkat kepercayaan 95% ketelitian 5%
Harga Z
0,975 dilihat pada tabel distribusi normal harga Z tabel = 1,96
Jadi nilai
(2,h.138-141)
3. Teori Perhitungan Waktu Baku
Sebelum dilakukan proses penghitungan waktu baku, terlebih dahulu
harus diketahui apakah data-data hasil pengukuran sudah seragam dan
sesuai, dan jumlahnya telah memenuhi tingkat ketelitian dan keyakinan
maka selesailah kegiatan pengukuran waktu, namun bila belum memenuhi,
maka harus dilakukan proses pengukuran tahap selanjutnya hingga data
mencukupi.
Langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut sehingga memberikan
hasil waktu baku, cara mendapatkan waktu baku dari data yang terkumpul
itu adalah sebagai berikut:
a. Menghitung waktu siklus rata-rata
……………………………………...………………………..(4.8)
Dimana: Ws = Waktu siklus
Xi = Harga rata-rata sub grup
N = Jumlah pengamatan yang telah dilakukan
b. Menghitung waktu normal
Wn = Ws x p ………………………………..…………………………..(4.9)
Dimana: p = Faktor penyesuaian
Dimana p adalah faktor penyesuaian yang diperhitungkan jika pada saat
dilakukan pengukuran pengukuran, pengamat berpendapat bahwa operator
bekerja dengan kecepatan yang tidak wajar, sehingga perhitungan waktu
perlu diperhitungkan kembali, sehingga mendapatkan perhitungan waktu
siklus rata-rata sudah normal. Jika pekerjaanya terlalu lambat maka
untuk menormalkannya pengukur harus member harga p > 1 dan sebaliknya
p < 1 jika bekerja terlalu cepat.
c. Menghitung waktu baku
Wb = Wn + 1 ………………………………………………………….(4.10)
Dimana: Wb = Waktu baku
1. = absolute
Dimana 1 adalah kelonggaran atau allowance yang diberikan kepada
operator untuk menyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal.
Kelonggaran ini diberikan untuk hal-hal seperti kebutuhan pribadi,
menghilangkan fatique, dan gangguan-gangguan yang mungkin terjadi yang
tidak dapat dihindari oleh operator. Umumnya kelonggaran dinyatakan
dalam % (persen) dari waktu normal.
(2,h.144-145)
4. Teori Faktor Penyesuaian dan Faktor Kelonggaran
a. Faktor Penyesuaian
Faktor penyesuaian ditentukan oleh orang yang melakukan pengukuran
melalui pengamatan selama kegiatan pengukuran berlangsung. Faktor
penyesuaian diberikan karena tingkat kewajaran yang ditunjukan operator.
Karena ketidakwajaran dapat saja terjadi misalnya bekerja tanpa
kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu.
Adapun cara untuk menentukan faktor penyesuaian adalah dengan
menggunakan cara Westinghouse. Westinghouse mengarahkan penilaian pada 4
faktor yang dianggap bisa menentukan tingkat kewajaran dan ketidakwajaran
operator dalam bekerja, yaitu keterampilan, usaha, kondisi kerja dan
konsisten.
(2,h.138-139)
b. Faktor Kelonggaran
Kelonggaran diberikan pada tiga hal yaitu kebutuhan pribadi
menghilangkan rasa fatique dan hambatan yang tidak dapat dihindarkan.
Ketiga hal tersebut merupakan hal nyata yang dibutuhkan oleh pekerja.
Cara menentukan kelonggaran yaitu dengan melakukan pengamatan sepanjang
hari kerja dan mencatat dimana hasil kerjanya menurun.
Adapun beberapa contoh yang termasuk dalam hambatan yang tidak
dapat dihindarkan adalah:
1. Melakukan penyesuaian-penyesuaian mesin (set-up)
2. Perbaikan pada mesin menerima atau meminta petunjuk dari
pengawas.
3. Mengobrol dengan sesama teman dll.
(2,h.149-150)
5. Peta Kerja
Pada dasarnya peta kerja yang digunakan sekarang dibagi dalam dua
kelompok besar berdasarkan kegiatannya, yaitu:
a. Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja
keseluruhan seperti Peta Proses Operasi, Peta Aliran Proses, Peta
Proses Kelompok Kerja dan Diagram Aliran.
b. Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja
setempat seperti Peta Pekerja dan Mesin, dan Peta Tangan Kanan –
Tangan Kiri. (3,h.21-22)
Peta Proses Operasi
Suatu peta proses operasi menggambarkan langkah-langkah operasi dan
pemeriksaan yang dialami bahan (atau bahan-bahan) dalam urut-urutannya
sejak awal sampai menjadi produk jadi utuh maupun sebagai setengah jadi.
Kegunaan peta proses operasi yaitu:
Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya.
Bisa memperkirakan kebutuhan akan bahan baku.
Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik.
Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang
dipakai.
Sebagai alat untuk pelatihan kerja.
dan lain-lain.
Prinsip pembuatan peta proses operasi yaitu:
Pertama, pada baris paling atas, pada bagian "kepala" ditulis jelas
jenis peta, yaitu Peta Proses Operasi yang diikuti oleh identifikasi
lain seperti: nama objek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, apakah
itu memetakan keadaan sekarang atau yang diusulkan, nomor peta dan
nomor gambar.
Material yang akan diproses dinyatakan tepat di atas garis
horizontal yang sesuai, yang menunjukkan ke dalam urut-urutan tempat
material tersebut kemudian diproses.
Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, dari atas ke bawah
sesuai urut-urutan prosesnya.
Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan
sesuai dengan urutan operasi terkait.
Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara
tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan
operasi. (3,h.23)
Contoh Peta Proses Operasi terlampir (Lampiran 1)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengalaman penulis di PT. Suzuki Indomobil Motor pada
Bagian Assy. 4w line 1 dan hasil dari pengolahan data pada BAB IV mengenai
perhitungan waktu baku dapat diperoleh beberapa kesimpulan yang berhubungan
dengan tujuan kerja praktek yaitu:
1. Perusahaan telah memiliki suatu standar waktu dalam menghasilkan
produk-produknya terutama pada proses perakitan produk mesin 4w
pada bagian Assy. 4w line 1 yaitu 2,9 menit.
2. Waktu penyelesaian yang digunakan untuk mencapai target produksi
harian saat ini pada perusahaan hanya pencatatan waktu mulai
bekerja hingga selesai bekerja.
3. Proses perakitan mesin 4w di awali dengan proses numbering pada
blok mesin dengan bantuan mesin kemudian dirakit hingga finishing
secara manual oleh operator. Setiap operator yang bekerja memiliki
tanggung jawab pada proses pemeriksaan terhadap produk selama
proses perakitan demi menjaga kualitas.
4. Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap produk mesin setelah
memperhitungkan faktor kelonggaran dan faktor penyesuaian diperoleh
maka diperoleh
a. Waktu normal sebesar 2.14 menit/unit mesin
b. Waktu siklus sebesar 2.24 menit/unit mesin
c. waktu baku sebesar 2.87 menit/unit mesin.
B. Saran
1. Perusahaan perlu melakukan standar waktu bagi produk utama lainnya
sehingga perusahaan dapat menggunakan data tersebut dalam hal seperti
perencanaan kebutuhan tenaga kerja dan penjadwalan produksi.
2. Perhitungan standar waktu yang dilakukan penulis dapat digunakan oleh
perusahaan.
3. Pekerja hendaknya bekerja berdasarkan Standart Operating Procedure
(SOP) yang ada, sehingga lebih efektif dalam menjaga kualitas.
4. Menumbuhkan tingkat pemahaman akan pentingnya sikap kesadaran terhadap
kedisiplinan dalam bekerja.
5. Penataan perbaikan tanggung jawab kerja (job desk) terhadap operator-
operator yang terlibat dalam satu lini produksi menjadi lebih seimbang
agar dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam lini produksi.
-----------------------
(Bersambung ke halaman berikutnya..)
Bersambung ke halaman berikutnya..
Bersambung ke halaman berikutnya..
Bersambung ke halaman berikutnya..
Bersambung ke halaman berikutnya..
Bersambung ke halaman berikutnya..
Bersambung ke halaman berikutnya..