System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City City
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Uraian Umum
Penyelenggaran perkuliahan di Jurusan Arsitektur Universitas Gunadarma dilaksanakan diantaranya dengan kegiatan belajar di dalam kelas, kegiatan desain di dalam studio dan survey lapangan. Tujuan dari kegiatan-kegiatan tersebut adalah memberikan pengetahuan teoritis serta praktek mendesain agar dapat menjadi dasar pemikiran yang akan membantu dalam berbagai persoalan yang ada di proses perancangan dan perencanaan. Ilmu dan wawasan yang diperoleh dari perkuliahan tidak cukup kuat untuk menjadi dasar pemikiran tersebut karena banyak persoalan-persoalan yang hanya muncul di lapangan pada kondisi sesungguhnya. Oleh karena itu diperlukan Kerja Praktek sebagai sarana latihan untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi persoalan-persoalan yang muncul di lapangan. lapa ngan. Dengan pengalaman yang didapat saat kerja praktek ini,diharapakan ini,diharapakan
mahasiswa
dapat menerapkan
ilmu-ilmu yang
sudah didapatnya dengan maksimal dan dapat menjadi arsitek yang siap terjun ke dunia professi pro fessional. onal. Kerja Praktek adalah mata kuliah kuliah wajib di Jurusan Jurusan Arsitektur Arsitektur dan merupakan merupakan salah satu syarat akademis untuk menyelesaikan pendidikan sarjana. Kerja Praktek adalah media untuk menerapkan ilmu-ilmu teoritis yang sudah didapat dari perkuliahan dalam menghadapai pesoalan-persoalan nyata yang muncul dilapangan agar mahasiswa siap menuju jenjang profesi. Kerja Praktek ini terdiri dari dua kegiatan utama, yaitu yaitu melaksanakan
Kerja Praktek dan menulis laporan kerja
praktek.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
1
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City City
Selain itu, arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro hingga ke level mikro. Menurut Vitruvius, bangunan yang baik haruslah memilik Keindahan / Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi (Utilitas); arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Keterpaduan diantara system bangunan, membuat bangunan tersebut bukan hanya memiliki keindahan dan dapat digunakan sesuai fungsinya, tetapi dapat juga bertahan terhadap beban dari tiap aktifitas yang ada sehingga memiliki nilai ekonomis yang dapat dipertanggung jawabkan. Pada waktunya dengan presentase yang signifikan, bidang mekanikal, elektrikal dan plumbing sangat mendominasi tingkat operasional dari kelangsungan berdirinya suatu bangunan, terutama bangunan tinggi.
1.2 Latar Belakang Proyek
Ibu kota yang merupakan daerah pusat kesibukan, salah satu contohnya adalah daerah selatan Jakarta, khusunya khusunya kawasan Segitiga Emas yaitu meliputi meliputi area Sudirman ± Kuningan ± Thamrin yang merupakan pusat aktivitas bisnis & pengembangan Indonesia. Kawasan ini menjadi tolok ukur perkembangan investasi dan properti untuk area Jabodetabek maupun Nasional, Nasional, yang menjadikan kawasan ini ini padat aktivitas dan padat fungsi. Sehubungan dengan kondisi tersebut, masyarakat urban modern memiliki tingkat aktivitas yang sangat tinggi dan memerlukan semakin banyak Lifestyle Facilities. Sebagai wujud komitmen Developer yang dipercaya masyarakat untuk selalu berusaha memperhatikan kebutuhan gaya hidup urbanis modern, Agung Podomoro Group (APG) mengembangkan properti yang memiliki nilai investasi tinggi; KUNINGAN CITY.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
2
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City City
Selain itu, arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro hingga ke level mikro. Menurut Vitruvius, bangunan yang baik haruslah memilik Keindahan / Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi (Utilitas); arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Keterpaduan diantara system bangunan, membuat bangunan tersebut bukan hanya memiliki keindahan dan dapat digunakan sesuai fungsinya, tetapi dapat juga bertahan terhadap beban dari tiap aktifitas yang ada sehingga memiliki nilai ekonomis yang dapat dipertanggung jawabkan. Pada waktunya dengan presentase yang signifikan, bidang mekanikal, elektrikal dan plumbing sangat mendominasi tingkat operasional dari kelangsungan berdirinya suatu bangunan, terutama bangunan tinggi.
1.2 Latar Belakang Proyek
Ibu kota yang merupakan daerah pusat kesibukan, salah satu contohnya adalah daerah selatan Jakarta, khusunya khusunya kawasan Segitiga Emas yaitu meliputi meliputi area Sudirman ± Kuningan ± Thamrin yang merupakan pusat aktivitas bisnis & pengembangan Indonesia. Kawasan ini menjadi tolok ukur perkembangan investasi dan properti untuk area Jabodetabek maupun Nasional, Nasional, yang menjadikan kawasan ini ini padat aktivitas dan padat fungsi. Sehubungan dengan kondisi tersebut, masyarakat urban modern memiliki tingkat aktivitas yang sangat tinggi dan memerlukan semakin banyak Lifestyle Facilities. Sebagai wujud komitmen Developer yang dipercaya masyarakat untuk selalu berusaha memperhatikan kebutuhan gaya hidup urbanis modern, Agung Podomoro Group (APG) mengembangkan properti yang memiliki nilai investasi tinggi; KUNINGAN CITY.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
2
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City City
Gambar 1.1 Proyek Superblok Kuningan City
Melalui proyek KUNINGAN CITY, sekali lagi APG menunjukkan kredibilitasnya dengan memberikan penawaran solusi kepada masyarakat Jakarta untuk dapat beraktivitas bisnis sekaligus bersosialisasi dan beristirahat di satu tempat sesuai tagline Kuningan City yaitu Work ± Rest ± Play. Lokasi proyek ini adalah di jalan Prof Dr Satrio dan dibangun di atas lahan seluas ± 2,9 Ha dengan investasi mencapai Rp 2,2 Trilyun. Rencana luas total bangunan +/- 384,000 m2 termasuk area parkir, Kuningan City akan terdiri atas 6 lantai Lifestyle & Entertainment Center, 40 lantai Residential Towers, 32 lantai Premium Office Tower serta Multilevel Carpark yang mampu menampung ± 3.400 kendaraan. Proyek tersebut berada pada suatu Kawasan Khusus Wisata Kota Jakarta yang sedang dipersiapkan d ipersiapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
3
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City City
1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Pembangunan Proyek
Maksud dan tujuan dari pelaksanaan Proyek Pembangunan Superblock Kuningan City ini pada dasarnya yaitu : 1. Meningkatkan efektifitas waktu dan tenaga masyarakat perkotaan dengan menyajikan tempat perbelanjaan (Mall), (Mall),
Perkantoran dan
Apartement dengan konsep ko nsep ³Integrated Complex Superblock´ yang terdapat dalam satu wilayah. 2. Menciptakan lapangan kerja, k erja, baik selama proyek berlangsung maupun setelah bangunan gedung berfungsi. 1.3.2 Kerja Praktek (KP)
Maksud
dilaksanakanya
mahasiswa diharapkan
dapat
kerja
praktek
memahami,
bagi
mahasiswa
mengerti
dan
yaitu
menghayati
tentang pelaksanaan pembangunan yang sedang dikerjakan dikerjakan di lapangan agar mendapat pengetahuan cara menerapkan teori yang didapat ke dalam praktek di lapangan. Tujuan
dari
pelaksanaan
kerja
praktek
bagi
mahasiswa
pada
dasarnya agar mahasiswa: 1. Mengenal dan memperdalami materi-materi yang didapat selama mengikuti perkuliahan dikampus yang dituangkan kuliah
kerja
praktek
yang pelaksanaannya
dalam
berupa
mata
melakukan
kerja praktek di lapangan.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
4
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
2. Melihat,
memahami,
dan
menilai
secara
langsung tentang
pelaksanaan pembangunan suatu proyek, yang kemudian dihubungkan dengan teori-teori yang didapat di bangku kuliah. 3. Menambah pengetahuan berupa istilah-istilah di lapangan maupun cara-cara teknis lapangan sebagai wujud dari kemajuan zaman. 4. Memperlihatkan kepada mahasiswa tentang kemajuan teknologi, bahan dan peralatan yang digunakan di lapangan sebagai wujud dari kemajuan zaman. 5. Memahami secara praktis sistim dan metoda pelaksanaan proyek, sehingga akan membentuk tenaga ahli lapangan profesional yang mempunyai pengalaman, pengetahuan
dan
keterampilan
sehingga
mampu berkompetisi di lapangan kerja/usaha.
1.4 Ruang Lingkup Kerja Praktek
Pelaksanaan Kerja Praktek ditentukan selama 60 hari kerja, dimulai tanggal 29 November 2011 sampai dengan
29 Januari 2012. Selama pelaksanaan Kerja
Praktek diharapkan dapat menambah wawasan dalam bidang aplikasi teori perkuliahan dilapangan, serta pengetahuan praktis dalam pelaksanaan proyek yang tidak didapatkan di bangku kuliah. Karena keterbatasan waktu Kerja Praktek tersebut serta melihat area proyek yang luas, maka penulis tidak dapat melakukan pengamatan pelaksanaan pekerjaan secara mendetail dan menyeluruh. Penulis membatasi masalah-masalah yang akan dibahas pada bagian pekerjaan yang berlangsung selama kurun waktu Kerja Praktek saja.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
5
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
Adapun ruang lingkup Kerja Praktek meliputi : 1.4.1 Tinjauan umum
Membahas mengenai gambaran umum proyek dan manajemen konstruksinya. 1.4.2. Tinjauan Khusus
Pekerjaan yang dipaparkan dalam laporan ini ditekankan pada teknis pelaksanaan
system dan instalasi Mekanikal Elektrikal pada
bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City, yaitu: -
Pekerjaan Plumbing
-
Pekerjaan Perpipaan
-
Sistem Air Bersih
-
Sistem Tata Udara
-
Sistem Pemadam Kebakaran
-
Fire Alarm
-
Sistem Tata Suara
1.5 Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan laporan ini data-data diperoleh dari berbagai sumber yaitu: 1. Observasi yaitu pengamatan secara langsung di lapangan Data
yang
didapat
secara
observasi
dapat
menunjang
pemahaman
terhadap data secara tertulis, dan dapat memperoleh hal-hal yang tidak didapat dalam teori karena pada kondisi dilapangan ada hal-hal yang tidak tertulis secara teori.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
6
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
2. Dialog atau wawancara dengan pihak terkait Wawancara dilakukan sebagai tindak lanjut dari pengamatan secara langsung dilapangan.
Secara
umum
data
yang
diperoleh
melalui
pengamatan tidaklah cukup, sehingga perlu penjelasan dari pihak terkait yaitu kontraktor atau orang dilapangan. 3. Gambar kerja dan data lain Data yang berisi keterangan teknis proyek, yang mana dapat diketahui rencana pembangunan
suatu
konstruksi, selain
itu dapat
digunakan
untuk menyusun langkah-langkah dari suatu pekerjaan diproyek tersebut. Dalam proyek ini adapun data-data yang tidak bisa dibawa keluar adalah RAB dan data hasil uji laboratorium. 4. Beberapa literatur sebagai bahan pembanding Sebagai pendukung dari
data
yang didapat selama melakukan kerja
praktek,hal ini dapat juga sebagai pembanding dalam hal menganalisa suatu hal yang terjadi dilapangan. 5. Membuat beberapa foto pekerjaan di lapangan. Digunakan sebagai gambaran secara kondisional dilapangan agar lebih mudah dalam pemahaman mengenai suatu kegiatan.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
7
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
1.5 Sistematika Penyusunan Laporan
Laporan Kerja Praktek ini disusun dalam tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi atau bagian pokok, dan bagian akhir. Bagian awal meliputi halaman judul, lembar pengesahan, kata pengantar, dan daftar isi. Bagian akhir berisi daftar pustaka dan lampiran±lampiran. Sedangkan bagian isi atau bagian pokok merupakan
laporan itu sendiri yang
berisi tentang data±data
proyek yang
disajikan dalam lima bab. Secara garis besar sistematika penulisan Laporan Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, maksud dan tujuan, data proyek,
lokasi proyek,
lingkup
pekerjaan
proyek,
metode
pengumpulan data dan sistematika penyusunan laporan. BAB II. KAJIAN LITERATUR
Bab
ini berisikan data-data atau literatur yang berkaitan
dengan ruang lingkup kerja praktek. BAB III : TINJAUAN UMUM dan KHUSUS
Pada bab ini juga berisikan data-data yang berkaitan dengan proyek baik data umum maupun data teknis, situasi, dan lokasi pro yek. BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Memuat tentang perbandingan teori pekerjaan hasil pengamatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
8
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
Berisikan
tentang
hal-hal
penting
yang
dapat dianggap
sebagai suatu kesimpulan tentang penulisan yang telah dibuat dan saran-saran yang dapat
diberikan,
baik
terhadap
generasi-
generasi mendatang maupun dalam program peningkatan dunia jasa konstruksi secara keseluruhan. LAMPIRAN
Berisi antara lain foto-foto dokumentasi lapangan, datadata proyek serta surat-surat kelengkapan kerja praktek. DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar referensi dan acuan yang digunakan penulis dalam menyusun laporan kerja praktek
LAPORAN KERJA PRAKTEK
9
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
BAB II KAJIAN LITERATUR
2.1 Definisi Mekanikal Elektrikal 2.1.1 Definisi Mekanikal
Mekanikal adalah sebuah prinsip ilmu yang mencakup tentang hal-hal mekanis seperti sistem suplai, sistem komunikasi, dll yang memerlukan prinsip mekanis dalam penerapannya. 2.1.2 Definisi Elektrikal
Elektrikal adalah sebuah prinsip ilmu yang mencakup tentang hal-hal yang memerlukan tenaga listrik dalam penerapannya. 2.1.3 Pengertian Mekanikal dan Elektrikal dalam bangunan
Mekanikal dan Elektrikal dalam bangunan adalah sistem-sistem pendukung bangunan yang memerlukan sebuah sistem mekanis atau peralatan mesin dan memerlukan tenaga listrik. Sistem ± sistem pendukung tersebut diaplikasikan
dalam
bangunan
demi
kenyamanan
dan
keamanan
penggunanya. Terdiri dari beberapa sistem seperti sistem pasokan listrik, sistem
pasokan
air,
sistem
pembuangan
air
dan
sampah,
sistem
penanggulangan kebakaran, dll. Hal-hal tersebut melibatkan Kontraktor Mekanikal dan Elektrikal saat proses konstruksi melalui Konsultan Mekanikal dan Elektrikal dan diawasi oleh pihak owner.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
10
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
2.2 Spesifikasi Teknis Instalasi Mekanikal 2.2.1 Pekerjaan Plambing
Yang dimaksud dengan pekerjaan instalasi mekanikal plambing adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan- peralatan bahan bahan utama dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi, gambar dan bill of quantity. Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut : y
Instalasi Sistem Air Bersih
y
Instalasi Sistem Air Limbah
y
Instalasi Sistem Pengolahan Air Limbah
2.2.2 Pekerjaan Perpipaan a. Lingkup Pekerjaan Sistem Perpipaan Meliputi : y
Pipa
y
Sambungan
y
Katup
y
Strainer
y
Sambungan fleksibel
y
Penggantung dan penumpu
y
Sleeve
y
Lubang pembersihan
LAPORAN KERJA PRAKTEK
11
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
y
Galian
y
Pengecatan
y
Pengakhiran
y
Pengujian
y
Peralatan Bantu Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari
pipa dan letak serta arah dari masing- masing sistem pipa. Seluruh spesifikasi dipasang terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan stress sebelum, selama dan sesudah pemasangan. Untuk pipa baja dibawah tanah diberi lapisan anti karat densotape dengan ketebalan 2-3 mm. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut diatas harus juga terlindung dari cahaya matahari. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.
b. Spesifikasi Bahan Perpipaan Meliputi :
Daftar spesifikasi bahan perpiaan SISTEM
Kode
Tek. Kerja
Air dingin AB Dalam gedung Air dingin AB Diluar gedung Hidran di IH/OH 10 luar gedung Air limbah ABK pengaliran
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Tek. Tek. Uji Spesifikasi Spesifikasi Std. Pipa Isolasi Bahan 10 12.50 15 PN.10 IA
10
12.50
15
5
15
20
10
PN.10
B.40
15
IA
IA
PV-10
IA
12
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
gravitasi
Air hujan
Air limbah gravitasi toilet Vent VT
AH
5
AK
10
5
-
10
-
RENDAM
15
PV-10
15
IA
PV-10
PV-5
IA
IA
10 10 15 GIP IA Pipa HD/ Header ABK Pompa /AK dan pipa Air Limbah Luar Catatan IA = tidak diisolasi IB = diisolasi GRV = GRAVITASI Tekanan uji tidak terbatas pada table ini namun juga harus mengacu pada tekanan actual pompa
. Persyaratan Pemasangan
c
y
Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar minimum 250 mm dari lantai, serta memperkecil banyaknya penyilangan.
y
Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50 mm di antara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.
y
Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang, membersihkan semua kotoran, benda benda tajam/ runcing serta penghalang lainnya.
y
Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katupkatup yang diperlukan antara lain katup penutup, pengatur,
LAPORAN KERJA PRAKTEK
13
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi system dan yang diperlihatkan dalam gambar. y
Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan water mur atau flens.
y
Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungansambungan
cabang
pada
pekerjaan
perpipaan
harus
mempergunakan fitting buatan pabrik. y
Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke arah titik buangan. Pipa pembuangan dan ven harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun pengurasan. Untuk pembuatan vent pembuangan hendaknya dicari titik terendah dan dibuat cekung.
y
Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.
y
Sambungan-sambungan fleksibel pada sistem pemipaan harus dipasang sedemikian rupa dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja ke arah memanjang.
y
Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian bagian penyempitan. Katup-katup dan fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
y
Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah-pengarah pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi pada alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan & persyaratan pabrik.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
14
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
y
Selubung pipa harus disediakan di mana pipa-pipa menembus dinding, lantai, balok, kolom atau langit-langit. Di mana pipa pipa melalui dinding tahan api, celah kosong di antara selubung dan pipa-pipa harus dipakai dengan bahan rock-wool atau bahan tahan api yang lain, kemudian harus ditambahkan sealant agar kedap air. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.
y
Untuk setiap pipa yang menembus dinding harus menggunakan pipa flexible untuk melindungi dari vibrasi akibat terjadinya penurunan struktur gedung.
y
Semua
galian,
harus
juga
termasuk
pengurugan
serta
pemadatan kembali sehingga kembali seperti kondisi semula. Kedalaman pipa air minum minimum 60 cm di bawah permukaan tanah. Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 15-30 cm untuk bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan tanah tanpa batu-batuan atau benda keras yang lain. Untuk pipa di dalam tanah pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton pada jarak 2 - 2,5 m dan pada belokan-belokan atau fitting-fitting. y
Instalasi pekerjaan pipa jaringan luar diletakkan pada struktur bangunan.
y
Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik .
y
Setiap perubahan arah aliran untuk perpipaan air kotor yang membentuk sudut 90 °, harus digunakan 2 buah elbow 45 ° dan
LAPORAN KERJA PRAKTEK
15
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
dilengkapi dengan clean out serta arah dan jalur aliran agar diberi tanda. d. Cara Pemasangan Pipa Dalam Tanah y
Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
y
Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda- benda keras/ tajam.
y
Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian dengan adukan semen.
y
Urugan pasir sekeliling dasar pipa dan d ipadatkan.
y
Pipa yang telah tersambung diletakkan di atas dasar pipa.
y
Dibuat blok beton setiap interval 2 meter.
y
Pipa yang melintasi jalan kendaraan, pada urugan pipa bagian atas harus dilindungi plat beton bertulang setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga plat beton tidak bertumpu pada pipa dan tidak mengganggu konstruksi jalan, kemudian baru ditimbun dengan baik sampai padat.
e. Sambungan Ulir y
Penyambungan
antara
pipa
dan
fitting
mempergunakan
sambungan ulir berlaku untuk ukuran sampai dengan 40 mm. y
Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir.
y
Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan zink white dengan campuran minyak. Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
16
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
y
Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer.
y
Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
f. Sambungan Las y
Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.
y
Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fittinglas. Kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas.
y
Sebelum pekerjaan las di mulai Pemborong harus mengajukan kepada Direksi contoh hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.
y
Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah mempunyai surat ijin tertulis dari Direksi.
y
Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
y
Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik menurut penilaian Direksi.
g. Sambungan Lem y
Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
y
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa
harus
menggunakan
alat
pemotong
khusus
agar
pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
17
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
y
Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa.
h. Selubung Pipa y
Selubung untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus konstruksi beton.
y
Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran di luar pipa ataupun isolasi.
y
Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
y
Untuk
pipa-pipa
yang
akan
menembus
konstruksi
bangunan yang mempunyai lapisan kedap air ( water proofing ) harus dari jenis "Flushing Sleeves". y
Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau "Caulk"
i. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara- cara/ metoda-metoda yangdisetujui sampai semua benda- benda asing disingkirkan. Desinfeksi : Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l chlor selama 1 jam setelah itu dibilas. Untuk
LAPORAN KERJA PRAKTEK
18
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah itu dibilas. j. Pengujian y
Pemborong harus melakukan pengujian terhadap setiap jenis alat.
y
Pipa yang akan ditanam atau dipasang di luar harus dites terlebih dahulu sebelum diurug, dengan bagian perbagian, dengan tekanan 1 1/2 x tekanan kerja selama 1 jam tanpa ada penurunan tekanan (antara 10 kg/cm2) dan dilanjutkan pengujian per sistem.
y
Setelah alat plambing dipasang, dites selama
2 menit tanpa
penurunan tekanan, berlaku untuk umum kecuali untuk monoblock dan faucet dan ditentukan oleh pengawas. y
Tangki air setelah dibersihkan harus diuji selama 24 jam tanpa ada penurunan tinggi air.
y
Setelah pipa dan tangki diuji, dibersihkan dan dilakukan desinfeksi sesuai PPI dengan sisa kadar chloor 0,2 ppm atau lebih, baik yang di pipa atau di tangki.
y
Setelah itu dibersihkan ( dibilas ) dengan air bersih.
y
Pengisian pipa dengan air dilakukan sedikit demi sedikit dengan pompa khusus untuk pengetesan.
y
Untuk mengetahui setiap alat berfungsi sesuai perencanaan, dilakukan pengujian sistem aliran sampai tercapai pengukuran yang diminta dalam perencanaan seperti kapasitas pompa, kebisingan pompa (
60 dB ), tekanan air keluar kran dia.0,3
kg/ cm2 ) dan lain-lain. 2.2.3 Sistem Air Bersih
LAPORAN KERJA PRAKTEK
19
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
a. Lingkup Pekerjaan Meliputi: y
Tangki Persediaan Air Bersih
y
Pompa Suplai
y
Pemipaan
y
Pengkabelan
y
Panel Listrik
y
Peralatan Instrument dan pengendalian
y
Penyambungan ke peralatan penunjang
y
Penyambungan ke peralatan plambing.
b. Peralatan Utama y
Tangki Persediaan Air Bersih
-
Tangki persediaan air bersih terletak di area service Basement (Ground Water Tank). Tangki air bawah berfungsi
untuk
menyediakan
air
untuk
kebutuhan
cadangan selama 2 (dua) hari, dengan kualitas sesuai standart Depkes RI tahun 1990. -
Tangki air harus dibuat dari konstruksi higenis dengan ketentuan sebagai berikut : ·
Membuat kemiringan pada lantai, sehingga terjadi aliran air minimum selama 20 menit. Tanpa sudut tajam
·
Mempunyai bak pengurasan pada dasar tangki
·
Mencegah air tanah dan air hujan masuk ke dalam tangki
· -
Permukaan dinding licin dan bersih
Sumur Hisap. Untuk memperkecil volume air mati pada pipa isap pompa, maka harus dibuat sumur hisap pada tangki air.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
20
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
-
Tangki air bawah dapat dibuat dari beton berlapis fiberglass reinforced plastic, atau dengankonstruksi beton yang kedap air.
y
Pompa Transfer
-
Pompa pemindah berfungsi untuk memindahkan air dari tangki air bawah ke tangki air atas.
-
Sistem pompa pemindah sekurang-kurangnya terdiri dari 2 ( dua ) pompa.
-
Pompa pemindah akan bekerja otomatis oleh level switch yang dipasang di tangki bawah maupun tangki atas.
-
-
Setiap pompa pemindah antara lain terdiri dari : ·
Pompa Centrifugal End Suction lengkap dengan motor
·
Inlet dan Outlet headers.
·
Katup ± katup inlet dan outlet
·
Check valve anti pukulan air
·
Inlet Strainers.
·
Panel daya dan Pengendalian
·
Level switch untuk ON / OFF.
·
Level switch untuk proteksi pompa
·
Pengkabelan
·
Penunjuk tekanan pada inlet dan outlet pompa
·
Dudukan pompa.
Pengaturan pompa adalah sebagai berikut : ·
Pompa bekerja apabila muka air di tangki atas turun mencapai level L dan akan stop apabila muka air naik sampai level H.
·
Semua pompa akan tiba-tiba berhenti apabila muka air di tangki bawah turun sampai level LL.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
21
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
y
Pompa Booster/Distribusi
-
Pompa Booster berfungsi untuk mengalirkan air ke alatalat plambing pada lantai-lantai yang membutuhkan, dan harus mampu menjaga tekanan air didalam pipa pada setiap lantai merata.
-
Pompa Booster harus mampu memasok kebutuhan air kepada pemakai setiap variasi laju aliran pada setiap saat secara otomatis.
-
Setiap boster pump harus mempunyai sekurang-kurangnya terdiri dari 2 pompa dan paling banyak 4 pompa yang bekerja pararel sedangkan laju aliran masing-masing pompa dalam berdasarkan standard pabrik perakit booster pump.
-
Peralatan kendali, untuk laju aliran sampai dengan 40 m3/jam boleh mempergunakan Pressure Control System.
-
y
Setiap booster pump antara lain terdiri dari peralatan sbb : ·
Pompa Centrifugal End Suction lengkap dengan motor
·
Tangki tekan dengan tipe membrane
·
Inlet dan Outlet header
·
Katup-katup inlet dan outlet
·
Check valve anti pukulan air
·
Inlet strainers per pompa
·
Panel daya dan pengendalian
·
Pressure switch / flow monitor switch
·
Pressure gauges pada inlet dan outlet pompa
·
Pengkabelan
·
Dudukan pompa
Sand Filter
LAPORAN KERJA PRAKTEK
22
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
-
Sand filter berfungsi meningkatkan mutu air.
-
Backwash ( Pencucian filter ) harus dilakukan setiap hari selama 5 menit sampai 10 menit, pada saat beban pemakaian air surut.
-
Filter yang dipergunakan adalah dari jenis pressure type, multi media automatic / manual backwash.
-
Laju aliran maksimum adalah 10 m2 / m2 / jam.
-
Bahan tangki terbuat dari Wound polyester sedangkan screen terbuat dari bronze atau stainless stell.
-
y
Filter terdiri dari : ·
Tangki termasuk screen
·
Filter Media
·
Valves
·
Interconnecting piping
·
Instruments
·
Life Indicator
-
Kapasitas Sand Filter 0,3 m3 / menit
-
Perpipaan
Carbon Filter
-
Carbon filter berfungsi menghilangkan bau yang terdapat didalam air.
-
Backwash ( Pencucian filter ) harus dilakukan setiap hari selama 5 menit sampai 10 menit, pada saat beban pemakaian air surut.
-
Filter yang dipergunakan adalah dari jenis pressure type, multi media automatic / manual backwash.
-
Laju aliran maksimum adalah 10 m2 / m2 / jam.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
23
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
2.2.4 Sistem Tata Udara
Pekerjaan instalasi ini meliputi seluruh pekerjaan pengadaan dan pemasangan Instalasi Tata Udara (Air Conditioning), Ventilasi Mekanis (Mechanical Ventilation) secara lengkap termasuk semua perlengkapan dan sarana penunjangnya, sehingga diperoleh suatu instalasi yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama dan siap untuk dipergunakan. y
VAC SYSTEM VRV
Jenis AC adalah VRV system, air cooled type, memakai inverter, terdiri dari satu outdoor unit dengan sejumlah indoor unit , dimana setiap indoor unit mempunya kemampuan untuk mendinginkan ruangan secara independent. Outdoor dan indoor harus mempunyai fleksibilitas design dan sampai ke 64 unit indoor bisa tersambung kepada 1 refrigeration sirkuit dan dikontrol secara independent Condensing unit harus dilengkapi dengan inverter, dan system bisa beroperasi pada minimum koneksi beban pendinginan 2.2 Kw dan mempunyai kemampuan untuk merubah putaran motor compressor sesuai dengan beban pending inan. Outdoor unit harus bisa terkoneksi dengan berbagai model indoor sebagai berikut :
Ceiling Mounted Cassette Type (Double Flow) Ceiling Mounted Cassette Type (Multi Flow)
LAPORAN KERJA PRAKTEK
24
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
Ceiling Mounted Cassette Corner Type Slim Ceiling Mounted Duct Type Ceiling Mounted Built-In Type Ceiling Mounted Duct Type Ceiling Suspended Type Wall Mounted Type Floor Standing Type Concealed Floor Standing Type Ceiling Suspended Cassette Type (Connection Unit Ser ies) Nilai COP system pada beban 50% harus = 4.0* atau lebih tinggi System automati c
yang
test
ditawarkan
operation
harus
system,
bisa
melakukan
Untuk
melakukan
pengecekan system secara otomatis yang meliputi pengecekan : control wirings, shutoff valves, sensors dan refrigerant volume. y
CONDENSING UNIT
System ini harus bisa terkoneksi dengan pipa refrigerant harus bisa sepanjang 165 meter dengan beda ketinggian 90 m tanpa oil trap. Baik indoor maupun outdoor harus dirakit dan ditest di pabrik. Outdoor unit harus terisi R410A dari pabrik, instalasi harus sesuai dengan standard BS EN378: 2999 bagian 1 ± 4.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
25
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
Casing outdoor haruslah wheatherproof terbuat dari baja anti karat dilapisi dengan Baked Enamel. ·
Outdoor unit harus memiliki 2 atau 3 compressor SCROLL dan tetap bisa beroperasi jika 1 compressor rusak
·
Outdoor dengan ukuran 5 HP dan 8 HP memiliki 1 kompressor SCROLL
·
Indoor yang terkoneksi ke outdoor mempunyai kapasitas dari 0.8 HP sampai 10 HP.
·
Noise level outdoor tidak boleh melebihi 68 DB(A) pada saat operasi normal, terukur 1 meter secara horizontal dan 1.5 meter diatas pondasi, Outdoor harusnya model modular dan bisa dipasang secara berderet di setiap sisinya.
·
Compressor haruslah type hermetic dengan effisiensi tinggi dan dilengkapi dengan inverter control yang berfungsi untuk merubah kecepatan putaran yang menyesuaikan dengan cooling load yang dibutuhkan. Magnet Neodymium harus dipakai
di
rotor
compressor
untuk
menambah
torsi
compressor. Pada konfigurasi system dengan outdoor lebih dari 1 unit, secara otomatis compressor inverter dengan jam operasi terendah yang akan start lebih dulu pada setiap kali operasi, System ini haruslah dipasang dipabrik. ·
Heat exchanger harus terbuat dari tube tembaga yang terpasang secara mekanis ke Fin alumunium yang dilapisi resin film anti korosi dengan ketebalan antara 2 sampai 3 micron
·
Refrigerant Circuit Terdiri atas Liquid dan Gas shut off valve dan solenoid Valve dan komponen lain untuk keperluan safety
LAPORAN KERJA PRAKTEK
26
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
·
Motor Outdoor unit harus memiliki multispeed operation dengan inverter DC, dengan kemampuan maximum static pressure = 78 Ps Condensing unit harus mempunyai kemampuan untuk beroperasi dengan noise lebih rendah pada saat malam hari baik secara otomatis maupun dengan manual setting
·
Outdoor unit haruslah mempunyai peralatan safety sebagai berikut : high pressure switch, control circuit fuses, crank case heaters, fusible plug, thermal protectors for compressor dan fan motors, over current protection for the inverter and antirecycling timers. Untuk memastikan liquid refrigerant tidak menguap saat menuju indoor unit, unit harus dilengkapi dengan Sub cooling. Oil recovery cycle akan secara otomatis beroperasi setelah 1 jam sejak startup dan seterusnya setiap 6 jam operasi.
2.2.5 Sistem Pemadaman Kebakaran a. lingkup pekerjaan sistem Pemadam Kebakaran adalah : y
Pompa kebakaran dengan penggerak listrik
y
Pompa kebakaran dengan penggerak Diesel
y
Valved Connection to main Water supply source
y
Perlengkapan Fire Water Tank
y
Springkler Control Valve Set
y
Spingkler Head
y
Hydrant Box
y
Pillar hydrant dan Kotak Hydrant Halaman
y
Sambungan dengan pemadam Kebakaran Kota ( Siames Connection )
LAPORAN KERJA PRAKTEK
27
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
y
Pemadam api Ringan ( PAR / PEE )
y
Pekerjaan listrik yang berhubungan ( co ntoh : Panel )
y
Pekerjaan lain yang berhubungan ( contoh : Pondasi, pengecatan, concrete blok )
y
Panel listrik, control system dan Fire Resistence Cable
y
Fire Pump test ventui flow tube.
b. Tangki Air Pemadam Kebakaran (Tangki Bawah) y
Tangki Air Pemadam Kebakaran berfungsi untuk menyediakan air dengan volume tertentu setiap saat. Tangki Air untuk cadangan pemadam kebakaran merupakan tangki existing, yang telah dibuat sebelumnya.
y
Fire Water Tank harus mempunyai perlengkapan sebagai berikut : ·
Manhole
·
Tangga monyet
·
Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar
·
Pipa peluap
·
Water level indicator
·
Sleeve untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras, kabel listrik dan sebagainya
· y
Exhaust fan
Air pengisi Fire Water Tank Apabila terjadi kebakaran, maka fire water tank harus dapat diisi secara cepat dari beberapa macam sumber air maupun persediaan air yang ada termasuk dari kolam renang.
y
Pengaturan pada sambungan ke sumber air yang dipasang secara permanent adalah sebagai berikut :
LAPORAN KERJA PRAKTEK
28
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
Apabila permukaan air dalam fire water tank telah naik mencapai ambang batas H, masukan air harus berhenti, sebaliknya apabila turun mencapai L, maka fire water tank harus diisi. . Pompa Pemadam Kebakaran
c
y
System pemadam kebakaran yang digunakan merupakan system terpisah, dimana akan menggunakan 1 (satu) set pompa pemadam kebakaran standart NFPA 20, untuk masing-masing system hydrant dan springkler
y
Pompa pemadam kebakaran harus mampu memasok kebutuhan air pemadam kebakaran sampai batas maksimum kemampuan pompa pada setiap saat secara otomatis.
y
Pompa pemadam kebakaran harus terdiri dari satu atau lebih pompa utama dan satu pompa joki.
y
Pompa pemadam kebakaran antara lain harus terdiri dari perlatan sbb : ·
Jockey pump dengan motor
·
Main pump dengan motor
·
Diesel fire pump dengan menggunakan diesel engine
·
Inlet dan Outlet header
·
Inlet dan Outlet valves
·
Check valve against water hammer
·
Inlet strainers
·
Power and control panels
·
Flow regulator
·
Pressure switches
·
Pressure gauges
·
Hydraulic connections
LAPORAN KERJA PRAKTEK
29
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
y
·
Electric connections
·
Best frame
·
Announciating pump status : -
Jockey pump On, indicating lamp
-
Main pump On, alarm horn & indicating lamp
-
Water level drop, alarm horn & indicating lamp
-
Water level too low, alarm horn, indicating lamp
Engine driven fire pump berfungsi untuk memasok kebutuhan air pemadam kebakaran pada saat pompa listrik gagal atau diperlukan lebih banyak air untuk pemadam. Engine driven fire pump harus diuji coba minimal sekali seminggu selama satu jam Engine driven fire pump harus merupakan satu paket yang dirancang khusus untuk keperluan pemadam kebakaran yang antara lain terdiri dari : ·
Centrifugal fire pump
·
Gasoline or diesel engine
·
Starting device with pully or motor starter
·
Battery starter and outside battery charger
·
Engine speed control devixe
·
Fuel oil tank
·
Hydraulic connections
·
Electric connections
·
Control board
·
Instrumentations
d. Springkler Control Valve Set y
Springkler control valve set terdiri dari dua keperluan yaitu main control valve set dan branch control valve set.
y
Main Control Valve Set
LAPORAN KERJA PRAKTEK
30
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
·
Main Control Valve Set harus dipasang setiap maksimum 500 kepala springkler untuk bahaya kebakaran ringan dan 1000 kepala springkler untuk bahaya kebakaran sedang.
·
Main Control Valve set harus mampu memberikan signal listrik kepada control alarm system maupun dengan mechanical alarm gong apabila terjadi suatu aliran air sebesar satu kepala springkler
y
Main Control Valve set antara lain harus terdiri dar peralatan sbb :
y
·
Main stop valve lockable
·
Wet alarm valve
·
Alarm gong set
·
Flow switch
·
Pressure indicators
·
Test valve set
Brance Control Valve Set ·
Branch control valve set harus dipasang seperti tertera dalam gambar perencanaan.
·
Branch control valve set harus mampu memberikan signal listrik kepada control alarm systrm apabila terjadi aliran air sebesar satu kepala sprinkler.
·
Branch control valve sat antara lain harus terdiri dari peralatan sbb :
y
-
Branch stop valve lockable
-
Flow switch, calibrated
-
Test valve lockable
-
Drain valve lockable
Sprinkler Flushing
LAPORAN KERJA PRAKTEK
31
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
·
Sprinkler flushing harus dipasang diibagian ujung dari branch main pipe atau branch sub main pipe.
·
Springkler flushing dimaksud untuk membuang air mati dalam jaringan pipa springkler.
·
Springkler flushing terdiri dari pipa drain diameter 25 mm yang ditap dari ujung branch main atau submain ke springkler drain riser melalui valve.
e. Sprinkler Head y
Sprinkler head yang dipergunakan disini dari jenis glass bulb dengan temperatur pecah 68 0C, dibuat dari Chromium plated brass yang dilengkapi dengan flushing flange, kecuali daerah gudang dan parkir boleh mempergunakan bronze finish.
y
Sprinkler Test Valve & Drain ( STV & D ) ·
STV & D harus dipasang seperti tertera dalam gambar perencanaan
·
Test valve harus diset pada laju aliran sebesar satu kepala sprinkler terkaiit
·
Drain Valve harus dapat mengalairkan alir mati dalam jaringan pipa sprinkler
·
STV & D terdiri dari lockable Test Valve dan Lockable Drain Valve.
f. Box Hidran y
Indoor Hydrant Box (class III NFPA) harus terdiri dari peralatan sbb : ·
Steel box recessed type, ukuran 750 mm, 1500 mm T & 250 mm D dicat duco warna merah dengan tulisan warna putih HIDRAN pada tutup yang dapat dibuka 180° dan dilengkapi stopper. Box harus dilengkapi
LAPORAN KERJA PRAKTEK
32
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
Alarm Push Button, Alarm Lamp dan Alarm Horn. Merek untuk referensi adalah ITACHIBORI No.B- 8 dengan modifikasi. ·
Hose rack untuk slang 40 mm, chronium plated bronze dengan jumlah gigi disesuaikan dengan lebar box.
·
Hydrant valve, chronium plated 40 mm dan 65 mm sambungan dan bentuk valve disesuaikan dengan posisi pipa.
·
"JET" Firehose A- one type size 40 mm x 30 meter including couplings. (Jenis kopling disesuaikan dengan jenis Dinas Pemadam Kebakaraan DKI).
· y
Hydrant nozzle variable spray type size 40 mm
Outdoor hydrant box (class III NFPA) harus terdiri dari peralatan sbb : ·
Steel box outdoor type, ukuran 750 mm L, 1500 mm T & 270 mm D dicat powder coating warna merah dengan tulisan warna putih HIDRAN pada tutup yang dapat dibuka 180° dan dilengkapi stopper.
·
Merek untuk referensi adalah ITACHIBORI No. B- 8.
·
Hose rack untuk slang 40 mm, chronium plated bronze dengan jumlah gigi disesuaikan dengan lebar box.
·
Hydrant valve, chromium plated 40 mm dan 65 mm sambungan dan bentuk valve disesuaikan dengan posisi pipa.
·
"JET" Firehose A-one type size 40 mm x 30 meter including couplings.
·
Hydrant nozzle variable spray type size 40 mm
g. Pilar Hidran
LAPORAN KERJA PRAKTEK
33
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
Pillar hydrant yang dipergunakan disini adalah jenis short type two way dengan main valve dan branch valves ukuran 100 x 65 x 65 mm. Jenis coupling harus disesuaikan dengan model yang dipergunakan oleh Mobil Dinas Kebakaran Kota. Setiap pillar hydrant harus dilengkapi dengan gate valve untuk memudahkan maintenance. 2.2 Spesifikasi Teknis Instalasi Elektrikal 2.2.1 Fire Alarm a. Penjelasan System
Fungsi sistem deteksi dan alarm kebakaran adalah sistem deteksi awal apabila terjadiny kebakaran, dimana pada waktu terjadi kebakaran akan memberikan indikasi secara audio (bell) maupun visual (lampu warna merah) dari mana asal kebakaran tersebut dimulai, sehingga dapat diambil tindakan pencegahan sedini mungkin. Fire alarm system ini menerima signal kebakaran yang diberikan baik secara otomatis dari detector maupun secara manual dari push button box. b. Peralatan utama yang terdapat SItem Fire Alarm ini adalah : y
Thermal Detector Conventional
y
Smoke Detector Conventional
y
Manual Push Button (Break Glass)
y
Alarm Bell
y
Zone
y
Indicator Lamp
y
Module
Indicator
LAPORAN KERJA PRAKTEK
34
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
y
Master Control Panel Adresssable
. Alarm Bell
c
Persyaratan teknis harus dipenuhi : y
Konstruksi : Anti karat
y
Operating Voltage : 18 s/d 36 V DC
y
Curent Consumption : max. 80 mA
y
Power Consumption : 1,2 Watt
y
Desibel Rating : 85 dB. at 3 m
d. Zone Indicator Zone
Indicator ini menunjukan zone mana yang bekerja. Zone
Indicator ini ditutup dengan plastik dan pada tutup ini terdapat tulisan Zone
Number (Nomor Zone) yang disesuaikan dengan letak zone
indicator tersebut. e. Indicator Lamp
Indicator Lamp merupakan lampu indikator yang dipasang paralel dengan group detector. Lampu indicator ini akan menyala hanya jika group detector yang bersangkutan bekerja. f. Main Control Fire Alarm (MCFA)
MCFA yang digunakan memakai Sistem Addressable 2 loops dengan Detector Convensional kapasitas 40 zones. Kelengkapan MCFA antara lain Fireman intercom, Synthetic Sound, Sealed Acid Battery, Power supply charger yang mempunyai voltmeter DC. MCFA harus mempunyai pintu dengan jendela penglihat (LCD).
LAPORAN KERJA PRAKTEK
35
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
g. Terminal Box (Kotak Sambung)
Terminal Box terbuat dari plat baja dengan tebal minimal 2 mm Ukuran dari Terminal Box menyesuaikan dengan kebutuhan dan mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas atau Pemberi Tugas. Pemasangan Terminal Box harus dikoordinasikan dengan Konsultan Pengawas dan Pember Tugas h. Pipa konduit
Semua kabel harus dipasang didalam pipa konduit PVC High impact dia. 20 mm, baik yang diatas plafond (horizontal) maupun yang di dinding / tembok / beton ( vertikal ). Pemasangan pipa konduit vertikal harus inbow. Seluruh kotak sambungan, persimpangan, dan lain-lain harus dipasang tutup sehingga tidak akan masuk benda-benda lain kedalam kotak tersebut. Seluruh saluran ini harus terpisah dengan sistem saluran lainnya yang terdapat pada bangunan ini. 2.2.2. Tata Suara / Publi c Adress a. Bahan dan Peralatan : y
Power Amplifier.
y
Mixer Pre Amplifier.
y
Ceiling Loud Speaker.
y
Horn Speaker
y
Microphone.
y
Volume Control/Attenuator.
y
Digital Announcer / Message Manager
b. Power Amplifier.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
36
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
Power Amplifier haruslah memiliki output total seperti ditunjuk dalam gambar rencana dan tegangan output 70 V/100 V dan frekwensi response antara 20 Hz sampai dengan 20 kHz. Distortion kurang dari 1% pada batas frekwensi. . Mixer Pre Amplifier.
c
Mixer Pre Amplifier harus memiliki 10 input channel dengan modul-modul yang akan mempunyai input sensitive variable 1 mV 87 mV. d. Ceiling Loud Speaker.
Loud speaker harus mempunyai frekwensi antara 80 Hz sampai dengan 12 kHz. Mempunyai diameter 6 inchi, dengan sensitivitas tidak kurang dari 96 dB. Loud speaker dilengkapi dengan matching trafo 70 V/ 100 V dan ditap pada 1 watt dan 3 watt. e. Horn Speaker
Horn speaker harus mempunyai frekuensi 350 Hz ± 10 kHz, dengan sound pressurelevel ± 114 dB. Power input = 15W. Impedance ± 4 ohm f. Microphone.
Pagging Microphone type Dynamic Microphone dengan Patern Omini Directional. Frekwensi respone antara 50 Hz sampai dengan 15 kHz. Microphone harus dilengkapi dengan Heavy Duty Press to Talk Switch. g. Volume Control/Attenuator.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
37
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
Volume Control/Attenuator mempunyai 5 step pembesaran volume. Input Range : 0,5 W ~ 60 W atau disesuaikan dengan kebutuhan. h. Digital Announcer / Message Manager
Berbasis pada micro - processor yang mampu memprogram sinyal informasi evakuasi dari perintah panel Fire Alarm serta mampu memutar ulang pemberitahuan evakuasi dalam bahasa English dan bahasa Indonesia, memenuhi standard EVAC.
BAB III TINJAUAN UMUM dan KHUSUS PROYEK
3.1 Tinjauan Umum 3.1.1 Pengertian Umum Proyek
Sebuah proyek dapat didefinisikan sebagai satu usaha dalam jangka waktu yang ditentukan dengan sasaran yang jelas yaitu mencapai hasil yang
LAPORAN KERJA PRAKTEK
38
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
telah dirumuskan pada waktu awal pembangunan proyek akan dimulai. Bertitik
tolak dari pemikiran ini, maka maksud dan
proyek
adalah
usaha kegiatan
untuk
meraih
tujuan sasaran
manajemen yang
telah
didefinisikan dan ditentukan dengan jelas seefesien dan seefektif mungkin. Manajemen proyek meliputi Perencanaan (planning), Penyediaan
staf
(Organizing
and
Pengaturan
dan
Staffing), Pengarahan (Directing),
Pengkoordinasian (Coordinating), dan Pengontrolan (Controlling). 3.1.2 Unsur - unsur Pengelola Proyek
Pelaksanaan suatu proyek berjalan dengan baik, diperlukan suatu organisasi pelaksanaan yang baik pula. Struktur organisasi penyelenggara proyek harus ditata sedemikian rupa sehingga setiap unsur yang terlibat akan terlihat jelas batas wewenang dan tanggung jawabnya. Unsur-unsur
yang
mengelola proyek Kuningan City yaitu : y
Pemberi Tugas
y
Konsultan Perencana
y
Konsultan Pengawas
y
Kontraktor atau Pemborong Unsur-unsur
tersebut
di
atas
harus
melaksanakan
tugas
dan
kewajibannya masing masing sesuai yang terdapat dalam kontrak agar pelaksanaan proyek sesuai dengan rencana dan hasil yang baik. Adapun hubungan
kerja, fungsi serta
tugas dari unsur unsur yang terlibat dalam
pekerjaan pembangunan dijelaskan sebagai berikut : Pemberi Tugas
Pemberi tugas adalah perorangan atau badan hukum yang mempunyai gagasan untuk mendirikan suatu bangunan (proyek), ide ini
LAPORAN KERJA PRAKTEK
39
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
disarankan kepada perencana untuk mewujudkan gagasan tersebut dalam bentuk yang sesuai dan seterusnya menunjukan kontraktor untuk merealisasikan gagasan tersebut dalam bentuk nyata. Dalam proyek pembangunan Superblock Kuningan City ini, yang bertugas sebagai pemberi tugas adalah Agung Podomoro Group. Tugas dan wewenang pemberi tugas antara lain : y
Menyediakan seluruh biaya pekerjaan
y
Membentuk panitia pembangunan untuk mengatur dan mengawasi segala hal yang menyangkut pelaksanaannya
y
Mengesahkan dokumen kontrak
y
Menyetujui dan menolak perubahan-perubahan pekerjaan
y
Menentukan denda
Konsultan Peren cana
Konsultan
perencana
adalah
pihak
yang
ditugasi
untuk
melaksanakan perencanaan lengkap dari seluruh bangunan atau proyek sesuai kehendak pemberi tugas. Hasil akhir dari perencanaan adalah dokumen pelelangan. Dalam hal ini Konsultan perencana adalah DP Architects Pte. Ltd. Tugas dan wewenang Konsultan perencana adalah : y
Secara berkala meninjau lapangan untuk melihat kemajuan pekerjaan dan ikut serta menilai kualitas pekerjaan yang dilakukan pemborong agar tidak menyimpang dari ketentuan dokumen kontrak.
y
Ikut serta mempertimbangkan usul-usul pemberi tugas maupun pemborong
LAPORAN KERJA PRAKTEK
40
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
y
Memberi konsultasi menenai hal-hal estetis atau arsitektural, fungsional,
srtuktural
jika
terdapat
keraguan-keraguan
atau
ketentuan di dalam dokumenkontrak melalui Konsultan Pengawas. y
Apabila
diperlukan,berhak
meminta
pemeriksaan
pengujian
pekerjaan secara khusus untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak melalui konsultan pengawas y
Memberi penjelasan lanjutan tenteng dokumen kontrak apabila diperlukan sebagai instruksi kepada pemborong melalui konsultan pengawas.
Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah konsultan yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk melaksanakan pengawasan dan pengendalian proyek ini, dalam batas-batas yang ditentukan, baik teknis maupun administratif. Tugas-tugas dan wewenang konsultan pengawas adalah : y
Mewakili pimpinan proyek dalam mengendalikan mutu pekerjaan.
y
Monitoring pekerjaan dilapangan yang menyangkut kualitas dan kuantitas.
y
Memberi petunjuk agar pelaksanaan pekerjaan mengikuti dan sesuai dengan dokumen kontrak
y
Menandatangani berita acara pemeriksaan pekerjaan atau kemajuan pekerjaan
y
Mengusulkan,menyetujui atau menolak perubahan pekerjaan
y
Mengusulkan,menyetujui atau menolak force majeure.
y
Menyetujui atau menolak permohonan pemborong.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
41
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
y
Memberikan
saran
yang
bijaksana
dalam
mempertimbangkan usul usul pemberi tugas perencana maupun pemborong bila terdapat kesulitan teknis maupun administrative dalam pelaksanaan pembangunan. Kontraktor atau Pemborong
Kontraktor adalah perseorangan atau badan hukum yang telah menjadi pemegang lelang dan ditunjuk oleh pemberi tugas untuk melaksanakan pekerjaan atau pengadaan barang. Tugas dan kewajiban Kontraktor adalah : y
Kontraktor wajib menanggung biaya pembuatan dokumen kontrak secara lengkap sesuai dengan yang dibutuhkan
y
Kontraktor wajib meneliti dokumen kontrak.Jika terdapat perbedaan yang dapat membawa akibat terhadap segi konstruksi, arsitektural, fungsi teknis, baik yang menyangkut segi kemudahan pelaksanaan, pelayanan maupun perawatan atau pembiayaan.
y
Kontraktor
harus
memberitahukan
pembiayaan
kepada
konsultan pengawas yang mendapatkan kebijaksanaan yang harus diambil. y
Kontraktor wajib melaksanakan tugasnya dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan dengan mempergunakan segala pengetahuan dan keahliannya
y
Sebelum melaksanakan setiap bagian dari pekerjaan harus meminta izin tertulis dari konsultan pengawas terlebih dahulu.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
42
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
y
Kontraktor wajib mengindahkan petunjuk, teguran dan perintah tertulis konsultan pengawas.
y
Kontraktor wajib memberikan laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan pekerjaan setiap bulan sejak mulai sampai selesai dan laporan lainnya yang diperintahkan konsultan pengawas.
3.1.3 Organisasi proyek
Secara umum yang dimaksud dengan mengorganisir adalah mengatur unsur-unsur sumber daya perusahaan yang terdiri dari tenaga kerja, tenaga ahli, material, dana, dan lain-lain dalam suatu gerak langkah yang sinkron untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan efisien. Dalam organisasi disusun dan diletakkan dasar-dasar pedoman dan petunjuk kegiatan, jalur pelaporan, pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing kelompok dan pimpinan. Agar proses berlangsung dengan baik dibutuhkan suatu wadah dalam bentuk organisasi. Struktur ini akan menggambarkan hubungan formal, tetapi tidak melukiskan hubungan informal yang umumnya timbul bila ada interaksi sosial. Struktur organisasi formal akan menunjukan hal-hal berikut : y
Macam-macam
pokok
kegiatan
organisasi
(pemasaran,
manufaktur dan lain-lain). y
Pembagian menjadi kelompok atau sub sistem.
y
Adanya hirarki, wewenang dan tanggung jawab bagi kelompok dan pimpinan.
y
Pengaturan kerjasama, jalur pelaporan dan komunikasi, meliputi jalur vertikal dan horisontal.
LAPORAN KERJA PRAKTEK
43
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
Bentuk organisasi proyek sangat ditentukan oleh beberapa factor antara lain : y
Besar kecilnya volume dan ruang lingkup pekerjaan
y
Besar kecilnya nilai proyek
y
Tingkat kompleksitas pelaksanaan proyek
y
Waktu pelaksanaan yang tersedia
y
Penggunaan teknologi
y
Lokasi
Semua faktor yang mempengaruhi bentuk dan besar kecilnya sebuah organisasi proyek tersebut di atas bermuara pada efisiensi,yang dalam hal ini diukur dari produktivitas serta nilai overhead proyek. Nilai overhead proyek menjadi bagian dari biaya produksi proyek dan merupakan biaya tak langsung. Ketatnya persaingan dibidang usaha jasa konstruksi mengharuskan perusahaan kontraktor untuk menekan overheadnya sekecil mungkin.
3.2 Tinjauan Khusus 3.2.1 Latar Belakang Proyek
Ibu kota yang merupakan daerah pusat kesibukan, salah satu contohnya adalah daerah selatan Jakarta, khusunya kawasan Segitiga Emas yaitu meliputi area Sudirman ± Kuningan ± Thamrin yang merupakan pusat aktivitas bisnis & pengembangan Indonesia. Kawasan ini menjadi tolok ukur perkembangan investasi dan properti untuk area
Jabodetabek maupun
Nasional, yang menjadikan kawasan ini padat aktivitas dan padat fungsi. Sehubungan dengan kondisi tersebut, masyarakat urban modern memiliki
LAPORAN KERJA PRAKTEK
44
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
tingkat aktivitas yang sangat tinggi dan memerlukan semakin banyak Lifestyle Facilities. Sebagai wujud komitmen Developer yang dipercaya masyarakat untuk selalu berusaha memperhatikan kebutuhan gaya hidup urbanis modern, Agung Podomoro Group (APG) mengembangkan properti yang memiliki nilai investasi tinggi yaitu KUNINGAN CITY. Melalui proyek KUNINGAN CITY, sekali lagi APG menunjukkan kredibilitasnya dengan memberikan penawaran solusi kepada masyarakat Jakarta untuk dapat beraktivitas bisnis sekaligus bersosialisasi dan beristirahat di satu tempat sesuai tagline Kuningan City ya itu Work ± Rest ± Play. 3.2.2 Situasi dan Lokasi Proyek
Proyek Pembangunan Superblock Kuningan City berlokasi di Jalan Prof. Dr. Satrio Kuningan
dengan luas
lahan
2,9 Ha dan investasi
mencapai Rp 2,2 Trilyun dengan keadaan topografi tanah datar. Lokasi pekerjaannya terletak di Tengah Kota Jakarta dan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua. Lokasi lahan untuk proyek dapat dilihat pada gambar berikut yang masing-masing sisi berbatasan dengan: a. Sebelah Barat berbatasan dengan Mall Ambasador b. Sebelah Timur berbatasan dengan Manhattan Hotel c. Sebelah Utara berbatasan dengan Rumah penduduk d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Jl. Prof. Dr. Satrio
LAPORAN KERJA PRAKTEK
45
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
Gambar 1.2 Peta Kuningan City dari Makro Ke Mikro
LAPORAN KERJA PRAKTEK
46
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
Gambar 1.3 Perpekstif Peta Kuningan City
3.2.3 Data Umum Proyek
a. Building Name: Kuningan City b. Address: jl. Prof. Dr. Satrio, City: Jakarta, State/Province: DKI Jakarta, Country: Indonesia c. Official Building Website URL: http://www.kuningancity.com/main.html d. Project Team - Developer : PT ARAH SEJAHTERA ABADI - Principal architect : DP Architects Pte. Lt d - Local Architect : PTI Architects Indonesia
LAPORAN KERJA PRAKTEK
47
System dan instalasi MEP pada bangunan AXA Tower / The Oval ± Kuningan City
- Structural Engineering Consult : PT Perkasa Carista Estetika - Special Lighting Consult : Christju Pte. Lt d - M/E Engineering Consult : PT Gradian Mitrakarsa - Interior Design : Tba - Landscape consult : BENNIT Design GRUP - Soil Investigation : PT Sofoco - Quantity Surveyor : PT Wilde and woolard Indonesia 3.2.4 Data Khusus Proyek
a. Apartement : The Denpasar Residences (2 Tower) -Kintamari Tower Count of floor: 45 floor above podium spire: 158.5m (unofficial) -- The Highest point -Ubud Tower Count of floor: 45 floor above podium spire: 158.5m (unofficial) b. Office Tower: The office by kuningan city / The Oval Land size : 28.250 sqm Total SGA : 60.581,8 sqm Number of storey : 32 floor above podium
LAPORAN KERJA PRAKTEK
48