1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Astigmatisma Astigmatisma merupakan merupakan ametropia ametropia yang disebabkan oleh perbedaan perbedaan
kelengkungan pada meridian yang berbeda dari permukaan refraktif mata sehingga berkas cahaya tidak terfokus dengan baik pada retina. (Dorland, 1998). Insi Inside dens nsii kela kelain inan an refra refraks ksii dalam dalam suat suatu u popu popula lasi si sanga sangatt ber berari ariasi asi berdasarkan pada umur, !enis kelamin, ras, etnis, peker!aan, lingkungan dan negara. "enurut "aths Abrahamsson dan #ohan $!ostrand pada tahun %&&', angka ke!adian astigmatisma berariasi antara '&*&. (#ames +, %&&'). realensi realensi global kelainan kelainan refraksi refraksi diperkiraka diperkirakan n sekitar 8&& !uta sampai %,' milyar milyar.. Di Indone Indonesia sia preal prealens ensii kelain kelainan an refrak refraksi si menemp menempati ati urutan urutan pertama pada penyakit mata. -asus kelainan refraksi dari tahun ke tahun terus mengalami mengalami peningkata peningkatan. n. Ditemukan Ditemukan !umlah !umlah penderita penderita kelainan kelainan refraksi refraksi di Indonesia hampir % populasi penduduk atau sekitar !uta !i/a. (#ames +, %&&'). ada penelitian didapatkan prealensi kelainan refraksi pada anak $D di Daerah Istime/a 0ogya 0ogyakarta karta sebesar 1,99 dengan dengan distribusi distribusi 11* 11* (' ) mata mata myop myopia ia,, 2* 2* (%8, (%8,89 89 ) mata mata asti astigm gmat atis isma ma,, % (1,1 (1,12 2)) mata mata hipermetropia dan %&% (9,'' ) mata emetropia. (3una/an 4, %&&2). %&&2). Dalam Dalam tin!au tin!auan an pustak pustaka, a, penuli penuliss membah membahas as secara secara singka singkatt menge mengenai nai anatomi dan fisiologi mata, persarafan mata, media refraksi, fisiologi refraksi, definisi, etiologi, klasifikasi, tanda dan ge!ala, diagnosis dan penatalaksanaan pada astigmatisma.
I.2 Tujuan I.2.1 Tujuan Umum
2
5ntuk mengetahui kelainan refraksi pada mata khususnya tentang astigmatisma. I.2.2 Tujuan Khusus
5ntuk memberikan pen!elasan mengenai definisi, etiologi, klasifikasi, mekanisme, tanda dan ge!ala serta penatalaksanaan dari astigmatisma terutama bagi penulis. I.3 Manaat
a. "en!adi bahan pembela!aran pribadi yang menambah pengetahuan serta /a/asan penulis mengenai astigmatisma. b. "emberi /a/asan atas referat yang saya buat kepada teman mahasis/a lain. c. "enambah bahan pustaka bagi institusi.
BAB II TIN!AUAN PU"TAKA II.I Anat#m$ %an &$s$#l#g$ Mata +ola mata bentuknya menyerupai kistik yang dipertahankan oleh
adanya tekanan di dalamnya. 4alaupun secara umum bola mata dikatakan bentuknya bulat atau globe namun bentuknya tidak bulat sempurna. 6rbita adalah tulangtulang rongga mata yang didalamnya terdapat bola mata, otot otot ekstraokular, nerus, lemak dan pembuluh darah. 7iaptiap tulang
3
orbita berbentuk
menyerupai
buah
pear,
yang
bagian
posteriornya
meruncing pada daerah apeks dan optik kanal. (Ilyas $, %&&).
'am(ar 2.1 Anat#m$ Mata "ata terdiri dari beberapa komponen, diantaranya adalah 1) -ornea merupakan lapisan luar keras bersifat transparan yang
memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata. -ornea berfungsi untuk merefraksikan cahaya dan bersama dengan lensa memfokuskan cahaya ke retina. %) $klera merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata dan !uga merupakan !aringan ikat yang kenyal dan yang memberikan bentuk pada mata. ') imbus adalah sambungan antara kornea dan sklera. ) empeng kribiformis terletak di posterior yang dilalui oleh saraf optik ketika meninggalkan sklera. ) -oroid merupakan suatu lapisan kaya pembuluh darah yang melapisi segmen posterior mata dan memberi nutrisi pada permukaan dalam retina. 2) -orpus siliaris terletak di anterior yang merupakan tempat perlekatan iris. *) Iris melekat di perifer pada bagian anterior korpus siliaris dan membentuk pupil di bagian tengahnya. 8) ensa yang terletak di belakang iris yang disokong oleh :onula. 9) ;onula merupakan serabutserabut halus yang terbentang diantara lensa dan korpus siliaris. 1&) $udut iridokornea merupakan sudut yang dibentuk oleh iris dan kornea. 11) -orpus itreous terletak diantara lensa dan retina yang 98 terdiri dari air.
4
1%)
(=. 7rochlearis) dan = >I (=. abdusens). 1. =. 6ptikus =. 6ptikus ber!alan keluar dari mata melalui kribiformis sklera. Di orbita saraf optik dikelilingi oleh selubung yang dibentuk oleh dura, araknoid dan piamater yang berlan!ut dengan lapisan yang mengelilingi otak. =erus opticus pada sisi nasalis dan temporalis menu!u kiasma optikum dimana ter!adi penyilangan akson dari bagian nasalis retina. -eduanya membentuk traktus optikus di tiap sisi. =erus ini berfungsi untuk penglihatan. ($nell, %&&2)
'am(ar 2.2 Ner)us *+t$kus %. =. 6kulomotorius =erus ini keluar dari otak melintasi sinus kaernosus dan
memasuki orbita melalui fisura orbitalis superior. "empersarafi ". leator palpebra superior, mm. raktus superior, inferior, dan medialis serta muskulus oblikus inferior. =erus ini berfungsi untuk mengangkat palpebra superior, memutar bola mata, mengecikan pupil dan akomodasi. ($nell, %&&2). '. =. 7rochlearis
5
=erus ini merupakan saraf kranial paling halus yang berfungsi sebagai pergerakan bola mata ke ba/ah. $araf ini ber!alan melalui dinding lateral sinus kaernosus memasuki orbita melalui fisura orbitalis superior dan mempersarafi m. 6blikus superior. ($nell, %&&2). . =. Abdusens =erus ini mempersarafi m. rektus lateralis yang berfungsi untuk pergerakan mata ke lateral. =. Abdusens letaknya dekat dengan arteri karotis interna dan memasuki orbita melalui fisura orbita superior. ($nell, %&&2).
Ta(el 2.1 *t#t,#t#t %an Persaraan *r($ta
II.3 Me%$a -eraks$
?asil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas kornea, aqueous humor (cairan mata), lensa, badan itreous (badan kaca) dan pan!angnya bola mata. ada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan pan!ang bola mata sedemikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah makula lutea. "ata yang normal disebut sebagai
6
mata emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada keadaan mata tidak melakukan akomodasi atau istirahat melihat !auh. (Ilyas $, %&&). II. &$s$#l#g$ -eraks$
+erkasberkas cahaya mencapai mata harus dibelokkan ke arah dalam untuk difokuskan kembali ke sebuah titik peka cahaya di retina agar dihasilkan
suatu bayangan
yang
akurat
mengenai
sumber
cahaya.
embelokan suatu berkas cahaya (refraksi) ter!adi ketika berkas berpindah dari satu medium dengan kepadatan (densitas) tertentu ke medium dengan kepadatan yang berbeda. (>aughan, %&&).
'am(ar 2.3 &$s$#l#g$ -eraks$ @ahaya bergerak lebih cepat melalui udara daripada melalui media
transparan lainnya misalnya kaca dan air. -etika suatu berkas cahaya masuk ke medium dengan densitas yang lebih tinggi, cahaya tersebut melambat (sebaliknya !uga berlaku). +erkas cahaya mengubah arah per!alanannya !ika mengenai medium baru pada tiap sudut selain tegak lurus. ($idarta I, %&&'). Dua faktor penting dalam refraksi densitas komparatif antara % media (semakin besar perbedaan densitas, semakin besar dera!at pembelokan) dan sudut !atuhnya berkas cahaya di medium kedua (semakin besar sudut, semakin besar pembiasan). Dua struktur yang paling penting dalam kemampuan refraktif mata adalah kornea dan lensa. ermukaan kornea, struktur pertama yang dilalui cahaya se/aktu masuk mata, yang melengkung berperan besar dalam refraktif total karena perbedaan densitas pertemuan udara atau kornea !auh lebih besar dari pada perbedaan densitas antara lensa dan cairan yang mengelilinginya. -emampuan refraksi kornea seseorang tetap konstan karena kelengkungan
7
kornea tidak pernah berubah. $ebaliknya kemampuan refraksi lensa dapat disesuaikan dengan mengubah kelengkungannya sesuai keperluan untuk melihat dekat atau !auh. (4i!ana =, 199'). $trukturstruktur refraksi pada mata harus memba/a bayangan cahaya terfokus di retina agar penglihatan !elas. Apabila bayangan sudah terfokus sebelum bayangan mencapai retina atau belum terfokus sebelum mencapai retina,bayangan tersebut tampak kabur. +erkasberkas cahaya yang berasal dari benda dekat lebih diergen se/aktu mencapai mata daripada berkasberkas dari sumber !auh. +erkas dari sumber cahaya yang terletak lebih dari 2 meter (%& kaki) dianggap se!a!ar saat mencapai mata. (4i!ana =, 199'). 5ntuk kekuatan refraktif mata tertentu, sumber cahaya
dekat
memerlukan !arak yang lebih besar di belakang lensa agar dapat memfokuskan daripada sumber cahaya !auh, karena berkas dari sumber cahaya dekat masih berdiergensi se/aktu mencapai mata. 5ntuk mata tertentu, !arak antara lensa dan retina selalu sama. 5ntuk memba/a sumber cahaya !auh dan dekat terfokus di retina (dalam !arak yang sama), harus dipergunakan lensa yang lebih kuat untuk sumber dekat. -ekuatan lensa dapat disesuaikan melalui proses akomodasi. (4i!ana =, 199'). II./ De$n$s$ Ast$gmat$sma Astigmatisma atau sering disebut !uga mata cylindris yaitu suatu kondisi dengan kuratura yang berlainan sepan!ang meridian yang berbeda beda pada satu atau lebih permukaan refraktif mata ( kornea, permukaan anterior atau posterior dari lensa mata ), akibatnya pantulan cahaya dari suatu sumber atau titik cahaya tidak terfokus pada satu titik di retina. (Ilyas $, %&&).
'am(ar 2. Ast$gmat$sma
8
II.0 Et$#l#g$ Ast$gmat$sma tiologi kelainan astigmatisma adalah sebagai berikut a) Adanya kelainan kornea dimana permukaan luar kornea tidak teratur.
"edia refrakta yang memiliki kesalahan pembiasan yang paling besar adalah kornea, yaitu mencapai 8& sBd 9& dari astigmatismus, sedangkan
media
lainnya
adalah
lensa
kristalin.
-esalahan
pembiasan pada kornea ini ter!adi karena perubahan lengkung kornea dengan tanpa pemendekan atau peman!angan diameter anterior posterior bolamata. erubahan lengkung permukaan kornea ini ter!adi karena kelainan kongenital, kecelakaan, luka atau parut di kornea, peradangan kornea serta akibat pembedahan kornea. b) Adanya kelainan pada lensa dimana ter!adi kekeruhan pada lensa. $emakin bertambah umur seseorang, maka kekuatan akomodasi lensa kristalin !uga semakin berkurang dan lama kelamaan lensa kristalin akan mengalami kekeruhan yang dapat menyebabkan astigmatismus. c) Intoleransi lensa atau lensa kontak pada post keratoplasty. d) 7rauma pada kornea. e) 7umor. (>aughan, %&&). II. Klas$$kas$ Ast$gmat$sma +erdasarkan posisi garis fokus dalam retina maka astigmatisma dibedakan atas beberapa !enis diantaranya A. Astigmatisma
9
ada astigmatisma la:im ini diperlukan lensa silinder negatif dengan sumbu 18& dera!at untuk memperbaiki kelainan refraksi yang ter!adi. (Ilyas $, %&&).
b. Astigmatisma against the rule (Astigmatisma tidak la:im) Astigmatisma against the rule adalah suatu keadaan kelainan refraksi astigmatisma yang disebabkan oleh kelengkungan kornea pada meridian hori:ontal lebih kuat atau curam dibandingkan dengan kelengkungan kornea ertikal. ?al ini sering ditemukan pada usia lan!ut. ada Astigmatisma tidak la:im ini diperlukan lensa silinder negatif dilakukan dengan sumbu tegak lurus (2&1%& dera!at) atau dengan silinder positif sumbu hori:ontal ('&1& dera!at). (Ilyas $, %&&). %. Astigmatisma obliCue $uatu bentuk astigmatisma regular dimana garis meridian utamanya +.
tidak tegak lurus tapi miring dengan ais & dan 1' &. (4i!ana =, 199'). Astigmatisma irregular Astigmatisma irregular merupakan astigmatisma yang ter!adi tidak mempunyai dua meridian saling tegak lurus. Astigmatisma ini dapat ter!adi akibat kelengkungan kornea pada meridian yang sama berbeda sehingga bayangan men!adi irregular. Dan astigmatisma irregular ter!adi akibat infeksi kornea, trauma dan distrofi atau akibat kelainan pembiasan pada meridian lensa yang berbeda. (Ilyas, %&&). +erdasarkan letak titik ertical dan
hori:ontal
pada
retina,
astigmatisme terdiri dari 1) Astigmatisma "iopia $impleks Astigmatisma !enis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik + berada tepat pada retina (dimana titik A adalah titik fokus dari daya bias terkuat sedangkan titik + adalah titik fokus dari daya bias terlemah). ($idarta I, %&&').
10
'am(ar 2./ Ast$gmat$sma M$#+$a "$m+leks
%) Astigmatisma ?iperopia $impleks Astigmatisma !enis ini, titik A berada tepat pada retina, sedangkan titik + berada di belakang retina. (4i!ana =, %&&1).
'am(ar 2.0 Ast$gmat$sma H$+er#+$a "$m+leks ') Astigmatisma "iopia -ompositus Astigmatisma !enis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik
+ berada di antara titik A dan retina. (4i!ana =, 199').
'am(ar 2. Ast$gmat$sma M$#+$a K#m+#s$tus
) Astigmatisma ?iperopia -ompositus Astigmatisma !enis ini, titik + berada di belakang retina, sedangkan titik A berada di antara titik + dan retina. ($idarta I, %&&').
11
'am(ar 2. Ast$gmat$sma H$+er#+$a K#m+#s$tus
) Astigmatisma "itus Astigmatisma !enis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik + berada di belakang retina. (4i!ana =, 199').
'am(ar 2. Ast$gmat$sma M$4tus
+erdasarkan tingkat kekuatan dioptri astigmatisma dibedakan men!adi a. Astigmatismus
11. 'ejala %an Tan%a $eseorang dengan astigmatisma akan memberikan keluhan 1) "elihat !auh kabur sedang melihat dekat lebih baik %) "elihat ganda dengan satu atau kedua mata
12
') ) ) 2) *) 8) 9)
englihatan akan kabur untuk !auh ataupun dekat +entuk benda yang dilihat berubah (distorsi) "engecilkan celah kelopak !ika ingin melihat $akit kepala terutama pada bagian frontal "ata tegang dan pegal "ata dan fisik lelah Astigmatisma tinggi (8 D) yang selalu melihat kabur sering
mengakibatkan ambliopia. (?ardten D, %&&9). II. D$agn#s$s Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik. asien akan datang dengan ge!ala klinis seperti yang tersebut di atas. ada pemeriksaan
fisik,
terlebih
dahulu
dilakukan
pemeriksaan
dengan
menggunakkan kartu snellen. eriksa kelainan refraksi myopia atau hipermetropia yang ada, tentukan ta!am penglihatan. ("orlet =, %&&1). Dengan menggunakan !uring atau kipas astigmat, garis ber/arna hitam yang disusun radial dengan bentuk semisirkular dengan dasar yang putih merupakan pemeriksaan subyektif untuk menilai ada dan besarnya dera!at astigmat. (Ilyas $, %&&).
'am(ar 2.15 K$+as Ast$gmat
-arena sebagian besar astigmatisma disebabkan oleh kornea, maka dengan mempergunakan keratometer, dera!at astigmatisma dapat diketahui sehingga pada saat dikoreksi untuk mendapatkan ta!am penglihatan terbaik hanya dibutuhkan lensa sferis sa!a. ("orlet =, %&&1). -eadaan dari astigmatisma irregular pada kornea dapat dengan mudah di temukan dengan melakukan obserasi adanya distorsi bayangan pada kornea. @ara in dapat dilakukan dengan menggunakan Placido’s Disc di depan mata. +ayangan yang terlihat melalui lubang di tengah piringan akan tampak mengalami perubahan bentuk. (?ardten D, %&&9).
13
'am(ar 2.11 K#rnea N#rmal %an K#rnea Ast$gmat$sma %engan Tes Plas$%#
II.15 Penatalaksanaan Astigmatisma ringan, yang tidak mengalami gangguan keta!aman
penglihatan (&, D atau kurang) tidak perlu dilakukan koreksi. ada astigmatisma yang berat dipergunakan kacamata silinder, lensa kontak atau pembedahan. 1. -oreksi lensa Astigmatismus dapat dikoreksi kelainannya dengan bantuan lensa silinder. -arena dengan koreksi lensa cylinder penderita astigmatismus akan dapat membiaskan sinar se!a!ar tepat di retina, sehingga penglihatan akan bertambah !elas. (?ardten D, %&&9). %. 6rthokeratology 6rthokeratology adalah cara pencocokan dari beberapa seri lensa kontak, lebih dari satu minggu atau bulan, untuk membuat kornea men!adi datar dan menurunkan myopia. -ekakuan lensa kontak yang digunakan sesuai dengan standar. ada astigmatismus irregular dimana ter!adi
14
pemantulan dan pembiasan sinar yang tidak teratur pada dataran permukaan depan kornea maka dapat dikoreksi dengan memakai lensa kontak. Dengan memakai lensa kontak maka permukaan depan kornea tertutup rata dan terisi oleh film air mata. (?ardten D, %&&9). '. +edah refraksi "ethode bedah refraksi yang digunakan terdiri dari a.
kuratura yang berlainan sepan!ang meridian yang berbedabeda pada satu atau lebih permukaan refraktif mata ( kornea, permukaan anterior atau posterior dari lensa mata ), akibatnya pantulan cahaya dari suatu sumber atau titik cahaya tidak terfokus pada satu titik di retina. tiologi astigmatisma yaitu karena adanya kelainan pada lensa atau kornea. -lasifikasi astigmatisma berdasarkan posisi garis fokus dalam retina maka dibedakan atas astigmatisma regular dan irregular, berdasarkan letak titik ertical dan hori:ontal pada retina, astigmatisma terdiri dari astigmatisma miopia simpleks, hiperopia simpleks, miopia kompositus, hiperopia kompositus dan mitus. +erdasarkan tingkat kekuatan dioptri astigmatisma dibedakan men!adi astigmatisma rendah, sedang dan tinggi. 3e!ala klinis dari astigmatisma diantaranya adalah penglihatan kabur atau ter!adi distorsi, penglihatan mendua atau melihat ob!ek berbayang bayang, nyeri kepala dan nyeri pada mata. Diagnosis pada astigmatisma
15
berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik. emeriksaan fisik bisa dengan menggunakan kartu snellen, kipas astigmat, keratometer atau plasido disc. enatalaksanaan astigmatisma dengan menggunakan lensa silinder, orthokeratology atau bedah refraksi. "etode bedah refraksi terdiri dari radial keratotomy (<-) dan photorefractie keratectomy (<-). III.2 "aran ela!arilah lebih dalam lagi mengenai kelainan refraksi terutama tentang astigmatisma dari lebih banyak literatur agar lebih paham. #ika anda mengeluhkan ge!aage!ala seperti yang telah disebut di atas maka segeralah periksakan ke dokter.
DA&TA- PU"TAKA
Dorland,4.A.=. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 31. #akarta. 3@. 1998. 3una/an 4. Astigmatisma Miop Simplek yang Mengalami Amliopia pada Anak Sekolah Dasar di !ogyakarta. 0ogyakarta. +erita -edokteran "asyarakat. %&&2. ?ardten D. "asik Astigamtsm (on line). "edscape. %&&9. Diakses % Desember %&11. Ilyas $idarta. #lmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. #akarta. G-5I. %&&. #ames +, @he/ @ and +ron A. "ecture $otes %&talmologi Edisi Kesemilan. #akarta. rlangga. %&&'. "orlet =, et al. Astigmatism and the analysis o& its surgical correction. + r # 6phthalmol. %&&1. Diakses % Desember %&11. $idarta I, dkk. Sari #lmu Penyakit Mata 'etakan ### . #akarta. G-5I. %&&'. $nell, aughan, et al. Kesalahan *e&raksi dalam %&talmologi +mum Edisi 1,. #akarta. 4idya "edika. %&&. 4i!ana =. #lmu Penyakit Mata - *e&raksi Astigmatisma. #akarta. 199'.