MAKALAH BAYI BARU LAHIR (NEONATUS) BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bayi baru lahir yaitu yaitu kondisi dimana bayi baru lahir (neonatus), lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28 hari,dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim.Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system. Neonatus (BBL) bukanlah miniature orang dewasa,bahkan bukan pula miniature anak.Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang serba mandiri.Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72 pertama.Transisi ini hampir meliputi semua system organ tapi yang terpenting bagi anastesi adalah system pernafasan sirkulasi,ginjal dan hepar.Maka dari itu sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk melakukan suatu anastesi terhadap neonates (BBL). B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang Pengertian Neonatus 2. Untuk mengetahui tentang Pengumpulan Data 3. Untuk mengetahui tentang Pengkajian fisik bayi baru lahir 4. Untuk mengetahui tentang Pemeriksaan umum 5. Untuk mengetahui tentang Pemeriksaan Fisik Pada Neonatus 6. Untuk mengetahui tentang Rencana Asuhan Bayi 2 – 2 – 6 6 Hari 7. Untuk mengetahui tentang Penanganan BAB II PEMBAHASAN A. Neonatus
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram. B. Pengumpulan Data
Penilaian atau evaluasi terhadap bayi baru lahir, antara lain meliputi penilaian tahap pertumbuhan dan perkembangan janin, kesesuaian usia kehamilan; penilaian adaptasi neonatal(skor APGAR,refleks); penilaian fisik neonatal secara sistematik (ada/tidak kelaian morfologi/fisiologi); pemberian identifikasi meliputi jenis kelamin, berat badan,panjang badan; serta menentukan penanganan yang diperlukan. Klasifikasi bayi baru lahir (neonatus), dibedakan menurut tiga kategori. Pertama, klasifikasi neonatus menurut masa gestasi: 1. Neonatus kurang bulan (preterm infant) : kurang 259 hari (37 minggu) 2. Neonatus cukup bulan (term infant): lebih dari 259 sampai 294 hari (37-42 minggu) 3. Neonatus lebih bulan (postterm infant): lebih lebih dari 294 hari(42 minggu) atau lebih Kedua, klasifikasi neonatus menurut berat lahir: 1. Neonatus berat lahir rendah: kurang dari 2500 gram. 2. Neonatus berat lahir cukup : antara 2500 sampai 4000 gram 3. Neonatus berat lahir lebih : lebih dari 4000 gram.
Ketiga, klasifikasi menurut berat lahir terhadap masa Gestasi, dideskripsikan dengan masa gestasi dan ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilannnya,
yaitu
neonatus
cukup/kurang/lebih
bulan(NCB/NKB/NLB)
apakah
sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK) C. Pengkajian fisik bayi baru lahir
Pengkajian Pertama Pada Bayi Baru LahirPengkajian ini dilakukan di kamar bersalin setelah bayi lahir dan setelah dilakukan pembersihan jalan nafas/resusitasi, pembersihan badan bayi, dan perawatan tali pusat. Bayi ditempatkan di atas tempat tidur yang hangat. Maksud pemeriksaan ini adalah untuk mengenal/menemukan kelainan yang perlu mendapatkan tindakan tindak an segera dan kelainan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan kelahiran, misalnya; bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes melitus, eklamsia berat dan lain-lain, biasanya akan mengakibatkan kelainan bawaan pada bayi. Oleh karena itu, pemeriksaan pertama pada bayi baru lahir ini harus segera dilakukan. Hal ini ditujukan untuk menetapkan keadaan bayi dan untuk
menetapkan apakah seorang bayi dapat dirawat gabung atau di tempat khusus. Dengan pemeriksaan pertama ini juga bisa menentukan pemeriksaan dan terapi selanjutnya. Pengkajian fisik pada bayi baru lahir, dilakukan dalam dua tahap. Pertama, pengkajian segara setelah lahir. Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan dalam uterus kehidupan luar uterus, yaitu dengan penilaian APGAR , meliputi appearance (warna kulit) pulse (denyut jantung) grimace (refleks atau respon terhadap rangsang) activity (tonus otot) and respiratory effourt (usaha bernafas). Pengkajian sudah dimulai sejak kepala tampak dengan diameter besar di vulva (crowning). Kedua, pengkajian keadaan fisik. Setelah pengkajian setelah lahir, untuk memastikan bayi dalam keadaan normal atau mengalami penyimpangan. Pengkajian yang kedua ini akan lebih lengkap apabila disertai dengan hasil pemeriksaan diagnostik /penunjang lain dan catatan medik yang menunjang. Pengkajian fisik pada bayi baru lahir merupakan bagian dari prosedur perawatan bayi segera setelah lahir (immediate care off the newborn) : a.
Mempelajari hasil anamnesis, meliputi riwayat hamil, riwayat persalinan, riwayat keluarga
b.
Menilai skor APGAR
c.
Melakukan resusitasi neonatus
d.
Melakukan perawatan tali pusat, pemotongan jangan terlalu pendek dan harus diawasi setiap hari
e.
Memberikan identifikasi bayi dengan member kartu bertulisan nama ibu, diikatkan di pergelangan tangan, atau kaki
f.
Melakukan pemeriksaan fisik dan obserfasi tanda vital.
g.
Meletakkan bayi dalam kamar transisi (jika keadaan umum baik), atau dalam incubator jika ada indikasi
h.
Menentukan tempat perawatan; rawat gabung, rawat khusus, atau rawat intensif
i.
Melakuakn prosedur rujukan bila perlu. Jika ada penyakit yang di turunkan dari ibu, misalnya penyakit hepatitis B aktif, langsung diberikan vaksinasi (globulin) pada bayi. Prosedur pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir, antara lain sebagai berikut:
a.
Menginformasikan prosedur dan minta persetujuan orang tua.
b.
Mencuci tangan dan keringkan, bila perlu pakai sarung tangan.
c.
Memastikan penerangan cukup dan hangat untuk bayi.
d.
Memeriksa secara sistematis head to toe (kepala, muka, klavikula, lengan, tangan, dada, abdomen, tungkai kaki, spinal dan genetalia).
e.
Mengidentikikasi warna dan aktifitas bayi.
f.
Mencatat miksi dan mekonium bayi
g.
Mengukur lingkar kepala (LK), lingkar dada (LD), lingkar perut (LP), lingkar lengan atas (LLA), menimbang berat badan (BB) dan mengukur panjang badan (BB) dan mengukur panjang badan (PB) bayi.
h.
Mendiskusikan hasil pemeriksaan kepada orang tua.
i.
Mendokumentasi hasil pemeriksaan
Tabel 3.1 nilai APGAR TANDA
0
1
2
Appearance
Blue
Body pink, limbs
All pink ( seluru tubuh
(warna kulit)
(seluruh tubuh biru
blue(tubuh
kemerahan)
atau pucat)
kemerahan,ekstremitas biru)
Pulse(denyut jantung)
Absent (tidak ada)
<100
>100
Grimace (refleks)
None (tidak bereaksi)
Grimace (sedikit
Cry (reaksi
gerakan)
melawan,menangis)
Some fleksion of
Active movement,
limbs( ekstremitas
limbs well flexed
sedikit fleksi)
(gerakan aktif,
Grimace
Limp (tidak bereaksi)
( tonus otot)
ekstremitas fleksi dengan baik) Respiratory
None
Slow, irregular
Good, strong cry
(tonus otot)
( tidak ada)
(lambat,tidak teratur)
(menangis kuat)
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir secara komplit, tenaga kesehatan perlu melakukan beberapa pemeriksaan berikut ini: a.
Pemeriksaan cairan amnion, untuk menilai kelainan cairan amnio( volume) apakah selama kehamilan terjadi hidramnion/oligohedramnion
b.
Pemeriksaan plasenta, untuk menentukan keadaan plasenta, dan jumlah korion. Hal ini penting untuk menentukan adanya kembar identik/tidak.
c.
Pemeriksaan tali pusat, untuk menilai adanya kelainan pada vena/arteri,ada tali simpul?
d.
Pengukuran antropometri, minimal meliputi BB (2500-3000 gram),PB (45-50 cm), LK (33-35), LD (30-33 cm). Riwayat kesehatan bayi baru lahir yang penting dan harus juga di kaji, antara lain:
a.
Factor genetic, meliputi kelainan/gangguan metabolic pada keluarga dan sindroma genetik.
b.
Factor maternal (ibu), meliputi adanya penyakit jantung, diabetes mellitus,penyakit ginjal,penyakit hati, hipertensi, penyakit kelamin, riwayat penganiayaan, riwayat abortus, RH/isoimunisasi
c.
Factor antenatal, meliputi pernah ANC/tidak, ada riwayat pendarahan, preeklamsia, infeksi, perkembangan janin terlalu besar /terganggu,diabetes gestasional,poli/oligohidramnion
d.
Factor prenatal, meliputi premature/ postmatur, partus lama, penggunaan obat selama persalinan, gawat janin, suhu ibu meningkat,posisi janin tidak normal, air ketuban bercampur mekonium, amnionitis, ketuban peca dini (KPD), pendarahan dalam persalinan, prolapsus tapi pusat, ibu hipotensi, asidosis janin, jenis persalinan
Dalam waktu 24 jam, apabila bayi tidak mengalami masalah apapun, segaralah melakukan pemeriksaan fisik yang lebih lengkap. Pada saat melakukan pemeriksaan fisik yang lebih lengkap. Pada saat melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pemeriksa hendaknya memperhatikan beberapa hal yang penting berikut ini: a.
Periksa bayi dibawah pemancar panas dengan penerangan yang cukup, kecuali ada tanda-tanda jelas bahwa bayi sudah kepanasan.
b.
Untuk kasus bayi baru lahir rujukan, minta orang tua/keluarga bayi hadir selama pemeriksaan dan sambil berbicara dengan keluarga bayi serta sebelum melepaskan pakaian bayi, perhatikan warna kulit, frekuensi nafas, postur tubuh, gerakan, reaksi terhadap rangsangan dan abnormalitas yang nyata.
c.
Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan.
d.
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan
e.
Bersikap lembut pada waktu memeriksa
f.
Lihat, dengar dan rasakan tiap-tiap daerah pemeriksaan head to toe secara sistematis.
g.
Jika ditemukan factor resiko atau masalah, carilah bantuan lebioh lanjut yang memang diperlukan.
h.
Catat setiap hasil pengamatan D. Pemeriksaan umum
a.
Pernafasan
Pernafasan bayi baru lahir normal 30-60 kali permenit, tanpa retraksi dada dan tanpa suara merintih pada fase ekspirasi. Pada bayi kecil, mungkin terdapat retraksi dada ringan dan jika bayi berhenti nafas secara periodic selama beberapa detik masih dalam batas normal. b.
Warna kulit
Bayi baru lahir aterm kelihatan lebih pucat dibanding bayi preterm karena kulit lebih tebal. c.
Denyut jantung
Denyut jantung bayi baru lahir normal antara 100-160 kalipermenit, tetapi dianggap masih normal jika diatas 160 kali permenit dalam jangka waktu pendek, bebrapa kali dalam satu hari selama beberapa hari pertama kehidupan, terutama bila bayi mengalami disstres. Jika ragu, ulangi perhitungan denyut jantung. d.
Suhu Aksiler
36,5 C sampai 37,5 C. e.
Postur dan gerakan
Postur normal bayi baru lahir dalam keadaan istirahat adalah kepalan tangan longgar, dengan lengan, panggul dan lutut semi fleksi. Pada bayi dengan letak sungsang selama masa kehamilan, akan mengalami fleksi penuh pada sendi panggul dan lutut atau sendi lutut ekstensi penuh, sehingga kaki bisa dalam berbagai posisi sesuai bayi intrauterin. Jika kaki dapat diposisikan dalam posisi normal tanpa kesulitan, maka tida dibutuhkan terapi. Gerakan ekstremitas bayi
harus secara spontan dan simetris disertai gerakan sendi penuh. Bayi normal dapat sedikit gemetar. f.
Tonus otot /tingkat kesadaran
Rintang normal tingkat kesadaranbayi baru lahir adalah mulai dari diam hingga sadar penuh dan dapat di tenangkan jika rewel. Bayi dapat dibangunkan jika diam atau sedang tidur. g.
Ekstremitas
Periksa posisi, gerakan, reaksi bayi bila ekstremitas disentuh,dan pemben gkakan. h.
Kulit
Warna kulit dan adanya verniks kaseosa, pembengkakan atau bercak hitam, tanda lahir/tanda mongol. Selama bayi dianggap normal, beberapa kelainan kulit juga dapat dianggap normal. Kelainan ini disebut milia, biasaanya terlihat pada hari pertama atau selanjuutny. Kulit tubuh, punggung dan abdomen yang terkelupas pada hari pertama ju ga masih dianggap normal. i.
Tali pusat
Normal berwarna putih kebiruan pada hari pertama, mulai kering dan mengkerut /mengecil dan akhirnya lepas setelah 7-10 hari. j.
Berat badan
Normal 2500-4000 gram. Pemeriksaan fisik (head to toe) a.
Kepala
Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil,sutura,moulase,caput succedaneum, cephal haematoma, hidrosefalus, rambut meliputi: jumlah,warna,dan adanya lanugo pada bahu dan punggung. b.
Muka
Tanda-tanda paralitis Ukuran, bentuk, posisi, kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata dan kepala serta adanya gangguan pendengaran. c.
Mata
Ukuran,
bentuk,
posisi,(strabismus,
pelebaran
epicanthus)
dan
kesimetrisan,kekeruhan
kornea,katarak congenital,trauma, keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, pendarahan subkonjuntifa. d.
Telinga
Jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata dan kepala serta adanya gangguan pendengaran. e.
Hidung
Bentuk dan lebar hidung, pola pernapasan , kebersihan. f.
Mulut
Bentuk simetris/tidak, mukosa mulit kering/basah, lidah, palatum, bercak putih pada gusi, refleks mengisap adakah labio/palatoskisis, trush sianosis.
g.
Leher
Bentuk simetris/tidak, adakah pembengkakan dan benjolan, kelainan tidorid,hemangioma, tanda abnormalitas, kromosom dan lain-lain. h.
Klavikula dan lengan tangan
Adakah fraktur klavikula, gerakan, jumlah jari. i.
Dada
Bentuk dan kelainan, bentuk dada, putting susu gangguan pernafasan, auskultasi bunyi jantung dan pernafasan j.
Abdomen
Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, pendarahan tali pusat, jumlah pemb ulu darah pada tali pusat, dinding perut dan adanya benjolan, distensi, gastroskisis, omfalokel, bentuk simetriks/tidak palpasi hati, ginjal. k.
Genetalia
Kelamin laki-laki: panjang penis,testis sudah turun berada dalam skotum, orifisium uretrae di ujung penis, kelainan (fimosis,hipospadia/epispadia). Kelamin perempuan : labia mayora dan labia miyora, klitoris, orifisium fagina, orifisium uretra, secret dan lain-lain l.
Tungkai dan kaki
Gerakan, bentuk simetriks/tidak, jumlah jari, pergerakan, pes equinofarus/per eguinofalgus. m. Anus Berlubang atau tidak, posisi, fungsi springter ani, adanya dresia ani, meconium plug sicdrom, mega colon n.
Punggung
Bayi tengkurap, raba kurvatura,kolumna vertebralis, skoliosis, pembengkakan, spinabifi dakoma,mielomeningokel, lesung/bercak berambut dan lain-lain o.
Pemeriksaan kulit
Ferniks caseosa lanugo, warna, udem, bercak, tanda lahir, memar. p.
Reflek
Berkedip,
babinski,
merangkak,
menari/
melangkah,
ekstrusi
gallants,
moros,
enck
rhikting,palmar grasp, rethink, starcle, menghisap, toniknek q.
Antropometri
BB, PB, LK, LD, LP, LLA r.
Eliminasi
Kaji kepatenan fungsi ginjal dan saluran gastrointestinal bagian bawah . bayi baru lahir normal biasanya kencing kebih dari 6 kali perhari. Bayi baru lahir normal biasanya berak cair 6-8 kali perhari. Di curigai diare bila frekuensi menibgkat, tinja hijau, atau mengandung lendir dan darah. Pendarahan fagin pda bayi baru lahir dapat terjadi beberapa hari pada minggu pertama kehidupan ini di anggap normal.
E. Pemeriksaan Fisik Pada Neonatus
Pemeriksaan Fisik Pada Neonatus
Pemeriksaan bayi baru lahir disesuaikan dengan keadaan bayi Pemeriksaan awal dilakukan sesegera mungkin Pemeriksaan secara lengkap dilakukan bl keadaan bayi sudah stabil (6-24 jam) Tujuan pemeriksaan adl utk menemukan kelainan dan menentukan tindakan lebih lanjut Pemeriksaan dilakukan dihadapan orang tua/keluarga
Prinsip yg harus diperhatikan : 1. Ruangan hangat,terang,dan bersih 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan 3. Gunakan APD: celemek &sarung tanagan 4. Yakinkan alat pemeriksaan bersih 5. Lakukan pemeriksaan secara sistimatis head to toe :inspeksi,palpasi,perkusi auskultasi 6. Jika ada kelainan lakukan tindakan,kolaborasi atau rujuk. 7. Lakukan pendokumentasian Persiapan alat : 1.Timbangan 8. Tissu 2.Metlin 9. Bengkok 3.Stetoskop bayi 10. Tali pusat 4.Termometer 11. Cairan klorin 0,5% 5.Jam 6.Tongspatel 7.Sarung tangan I.Anamnesa 1.Faktor genetik (riwayat peny keturunan,kelainan bawaan) 2.Riwayat kehamilan : paritas,kelainan ,obat2an, psikologis,dll 3.Riwayat persalinan: tgl lahir,proses persalinan,trauma, ku, obat2an dll II Pemeriksaan fisik Penilaian mencakup :tanda vital,pengukuran pertumbuhan,penilaian sistem, penilaian umur kehamilan 1.Keadaan umum •Nilai bayi secara keseluruhan:besar/kecil
•Ukuran tubuh proporsional/tidak •Kondisi bayi aktif/lemah •Tangisan lemah, keras, melengking ? •Kesadaran ? Letargis, waspada atau sedasi ? •Pucat/kuning /merah muda ? • 2. Tanda-tanda vital a.Pernafasan •Hitung dg melihat gerakan abdomen/menit •Hitung selama satu menit penuh •Utk BBl stabil, diukur setiap 3-4 jam •Utk BBl tdk stabil hitung setiap jam •Frekuensi normal : 40 – 60 kali/menit •Perhatikan apakah ada tarikan ddg dada, gerakan cuping hidung, kedalaman nafas •Bagaimana bunyi nafas ? Penilaian awal pernafasan saat lahi menjadi evaluasi keberhasilan transisi bayi: 1.Pernafasannya nyaman 2.Tak ada tachypnea 3.Tak ngorok 4.Tak ada lekukan dada 5.Tak ada cyanosis/pucat Penilaian pernafasan termasuk parameter berikut : •Warna kulit : merah muda, kebiruan, pucat, gelap,berbintik,kuning •Pernafasan: ringan,ngorok,cuping hidung kembang kempis, retraksi •Suara nafas : jauh,dangkal,stridor,wheezing,melemah, seimbang/ tidak seimbang •Dinding dada : gerakannya simetrik atau tidak •Apnea/bradycardi: hitungan nafas terendah yg bisa diamati, warna,diukur dg oximeter dan lama episode •Sekresi: jumlah (sedikit,sedang, banyak) Warna (putih,kuning,bening,hijau,berdarah) Konsistensi : encer, kental atau mukoid b. Denyut jantung •Diukur dg cara auskultasi / 2 jari di atas jantung bayi selama satu menit penuh •Pd BBl stabil dihitung setiap 3-4 jam •Pd BBl tak stabil dihitung setiap jam •Denyut jantung normal: 120-160/menit
•Bl > 160 (takikardia): tanda infeksi, hypovolemia, hyperetermia, anemia, konsumsi obat ibu •Bl < 100 (Bradikardi): BBl cukup bulan sedang tidur, kekurangan O2 Penialian kardiovaskuler termasuk parameter berikut : •Prekordium : tenang atau aktif •Bunyi jantung: jelas, dg splitting dari S2 •Ritme : Normal atau arrhytmia •Murmur : jelaskan jika ada •Pengisian kembali kapiler : Beberapa detik •Denyut perifer : normal, lemah atau tidak c. Suhu tubuh •Diukur melalui aksila, tahan 5 menit •Normal : 36,5 - 37C •BBl dalam incubator diukur setiap jam •Hipotermia :bbl sakit atau BBLR, jika berlanjut pertimbangkan sepsis (tanda vital tak stabil, perubahan glukosa dlm darah),dehidrasi, bacteremia, epidural ibu •Huipertermia: demam, infeksi, kurang minum d. Tekanan darah •Diukur pd tangan kaki sesuai kondisi bayi •Menggunakan mesin dinamap jk ada •Normal 60-89/40-50 •Bisa meningkat saat menangis •Akan turun saat tidur e. Pengukuran 3 komponen pertumbuhan 1)Berat badan: ditimbang setiap hari •BB < 2500 gr : prematur atau SGA •BB > 3800 gr : LGA •Perlu mengetahui usia kehamilan secara akurat •Perhatikan glikemia pd BB < / > •BBL akan kehilangan 10% pd mg pertama •Bl kehilangan berlebihan : kurang ASI,dehidrasi •Jk BB sangat berbeda dg kemarin : timbang 2 X •BB akan kembali pd usia 2 minggu •Kenaikan BB diharapkan adl 30 gr/hari 2) Panjang badan
•Diukur dr ubun2 s/d tumit, posisi telentang, sendi lutut dan panggul harus ekstensi penuh •Normal : 45 – 53 cm •Diukur saat masuk dan setiap minggu dan dibandingkan dengan berat badan
3) Lingkar kepala •Diukur saat masuk dan setiap minggu •Diukur: menghubungkan 4 titik : 2 frontal bosses dan 2 occipital protuber ances •Normal 33 – 38 cm •Letakan pita ukur pd bagian paling menonjol di tulang oksiput dan dahi •Pengukuran sedikitnya sekali sehari intraventricular,hydrocephalus,asfiksia)
jk
bbl
gangguan
neurologis
3 Kepala •Apakah ada benjolan, caput, haetaom ? •Fontanel; cekung, menonjol, datar ? •Sutura : molase ? Derajat berapa ? •Pertumbuhan rambut ? 4. Mata •Simetris/tidak, gerakan bersamaan / tidak •Adanya darah pd permukaan mata (normal) kecuali pd pupil/iris à hilang •Tanda ikterus, infeksi, •Pupil simetris, reaksi (lambat,cepat, tidak ada ? •Terbuka/ menutup ? 5. Telinga •Sejajar dengan ujung mata •Bentuk simetris/tidak,normal/tidak •Apakah ada pengeluaran ? 6. Hidung dan mulut •Apakah bernafas spontan/cuping hidung •Tanda kebiruan /cyanosis •Tanda labio-palatoskizis •Refleks rooting dan sucking 7. Leher
(perdarahan
•Pembesaran kelenjar tiroid, getah bening •Tonick neck refleks ? 8. Dada •Simetris/ tidak, gerakan nafas ? Kesulitan? •Dengarkan suara nafas,kiri &kanan sama? •Pembesaran kelenjar mammae •Dengarkan denyut jantung dg fetoskop 9. Perut/abdomen •Terlihat normal, tali pusat ? •Apakah ada hernia umbilicalis saat bayi nangis? •Suara perut: ada/tidak,hiperaktif, hipoaktif •Dinding perut: merah,meregang,ada batas perut membuncit •Palpasi: lembek, nyeri atau meregang • 10. Bahu, lengan dan jari •Simetris/tidak, jari lengkap/tidak ? •Apakah tangan dapat digerakan secara normal,patah tulang ? •Refleks graps, refleks moro (hilang 4 bl) •R moro menetap > 4 bl :kerusakan otak •Respon yg tdk simetris: fraktur calivula, cedera fleksus brakhialis • 11. Genetalia a.Laki-laki •Scrotum tdd 2 kantung berisi testis •Lubang penis tepat di tengah ? Panjang < 2,5 cm ?, miksi ? b. Perempuan •Labia mayora & minora ada ? •Keluarnya cairan : putih,krem,pseudomenorh, akan hilang dlm 10 hari •Miksi sdh/belum dalam 24 jam 12 Panggul •Pegang paha dan betis bayi , gerakan lurus ke arah samping luar, dengarkan & rasakan bunyi “klik”à kolaborasi •Gerakan paha ke atas dan kebawah, dengarkan bunyi klik 13. Punggung dan anus •Adakah benjolan/masa •Ada/tdk lubang anus, mekoneum ?
14. Ektremitas bawah •Simetris/tidak •Jari lengkap/tidak ? •Refleks babinski ? •Gerakan aktif/lemah, simetris/tidak ? •Kelainan bentuk ? •DIAGNOSA KEPERAWATAN 1.Pola nafas tdk efektif berhubungan dg Obstruksi jalan nafas 2.Gangguan pertukaran gas berhub dg hipotermi (cold stress) 3.Resiko tinggi termoregulasi tdk efektif berhub dg Kehilangan panas ke lingkungan 4.Resiko tinggi infeksi berhub dg faktor lingkungan •Hasil akhir yg diharapkan 1.Utk bayi akan : a. transisi dr kehidupan intrauterin ke ekstrauterin b. Mempertahankan pola nafas efektif c. Mempertahankan termoregulasi efektif d. Tetap bebas dari infeksi 2. Utk orang tua: a. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan keyakinan ttg aktivitas perawatan bayi b. Memahami karakteristik perilaku dan biologis bbl c. Mendemostrasikan interaksi/perilaku yg meningkatkan fungsi keluarga sehat d. Memiliki kesempatan utk meningkatkan hubungan dg bayi e. Mulai mengintegrasikan bayi ke dalam keluarga
F. Rencana Asuhan Bayi 2 – 6 Hari
Pada hari ke 2 – 6 setelah persalinan ada hal – hal yang perlu diperhatikan pada bayi , yaitu : 1.
Minum
Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan ibu ( Jika payudara penuh ) atau kebutuhan bayi setiap 2 – 3 jam ( paling sedikit setiap 4 Jam ), bergantian antara payudara kiri dan kanan. 2. BAB Feses bayi di dua hari pertama setelah persalinan biasanya berbentuk seperti ter atau aspal lembek. Zat buangan ini berasal dari pencernaan bayi yang dibawa dari kandungan. Setelah itu feses bayi bisa bergumpal gumpal seperti jelly, padat, berbiji/seeded dan bisa juga berupa cairan, feses bayi yang diberi ASI ekslusif biasanya tidak berbentuk, bisa seperti pasta/krem, berbiji dan bisa juga seperti mencret atau mencair. Sedangkan feses bayi yang diberi susu formula berbentuk padat, bergumpal-gumpal atau agak liat dan bulat. Makanya bayi yang mengkonsumsi susu formula kadang suka bebelan (susah b a b) sedangkan yang mendapat ASI tidak. Bila bayi yang sudah minum susu formula mengeluarkan feses berbentuk cair, hal itu perlu dicurigai. Bisa jadi bayi alergi terhadap susu formula yang dikonsumsinya atau susu tercampur bakteri yang mengganggu usus. Kesulitan mendeteksi normal tidaknya feses akan terjadi bila ibu memberikan ASI yang diselang seling susu formula. Misalnya akan sulit menentukan apakah feses yang cair/mencret itu berasal dari susu atau susu formula. Kalau mencretnya karena minum ASI, ini normal-normal saja karena sistem pencernaanya memang belum sempurna. Tettap susui bayi agar ia tidak mengalami dehidrasi. Tapi bila mencretnya disertai keluhan demam, muntah atau keluhan lain dan jumlahnya sangat banyak atau mancur, berarti memang ada masalah pada bayi àrujuk. Masalah frekuensi sering mencemaskan ibu karena frekuensi b a b bayi tidak sama dengan orang dewasa, padahal frekuensi b a b pada setiap bayi berbeda, bahkan bayi yang sama pun frekuensi b a b nya akan berbeda dari minggu ini dan minggu depannya, itu karena bayi belum menemukan pola yang pas. Umumnya di 4 atau 5 minggu pertama dalam sehari bisa lebih dari 5 kali atau 6 kali, tidak masalah selama pertumbuhannya bagus. Bayi yang minum ASI ekslusif sebaliknya bisa saja tidak b a b selama 2 sampai 4 hari bahkan bisa 7 hari sekali, bukan berarti mengalami gangguan sembelit tapi bisa saja karena memang tidak ada ampas makanan yang harus dikeluarkan. Semuanya dapat diserap dengan baik, feses yang keluar setelah itu juga harus tetap normal seperti pasta. Tidak cair yang disertai banyak lendir atau berbau busuk dan disertai demam dan penurunan bert badan bayi. Jadi yang penting lihat pertumbuhannya apakah anak tidak rewel dan minumn ya bagus, kalau 3 hari belul b a b, dan bayinya anteng – anteng saja mungkin memang belum waktunya b a b.
Bayi yang pencernaannya normala akan b a b pada 24 jam pertama setelah lahir. B a b pertama ini disebut mekonium. Biasanya berwarna hitam kehijauan dan lengket seperti aspal yang merupakan produk dari sel – sel yang diproduksi dalam saluran cerna selama bayi berada dalam kanadungan. B a b pertama dalam 24 jam penting artinya, karena menjadi indikasi apakah pencernaannya normal atau tidak. Frekuensi bab yang sering bukan berarti pencernaannya terganggu. Waspadai nila warnanya putih atau disertai darah. Menurut Dr Waldi Nurhamzah, SPA umumnya warna-warna feses bayi dapat dibedakan menjadi kuning, coklat, hijau, merah dan putih atau keabuan. Normal atau tidaknya sistem pencernaan bayi dapat dideteksi dari warna-warna feses tsb. Warna feses kuning Warna kuning adalah warna feses yang normal. Warna feses bayi sangan dipengaruhi oleh susu yang dikonsumsinya. Bila bayi minum ASI secara ekslusif, fesesnya berwarna lebih cerah dan cenderung cemerlang atau didominasi warna kuning (golden feses). Berarti bayi mendapatkan ASI penuh., dari foremilk (ASI depan) sampai hindmilk (ASI belakang). Warna kuning timbul dari Proses pencernaan lemak yang dibantu oleh cairan empedu. Cairan empedu dibuat di dalam hati dan disimpan beberapa waktu dalam kandung e mpedu sampai saatnya dikeluarkan. Bila dalam
usus
terdapat
lemak
yang
berasal
dari
makanan,
kandung
empedu
akan
berkontraksi(mengecilkan ukurannya) untuk memeras cairan keluar. Cairan empedu ini akan memecah lemak menjadi zat yang dapat diserap usus. Sedangkan bila yang diminum susu formula, atau ASI dicampur susu formula, warna feses akan berwarna lebih gelap, seperti kuning tua, agak coklat, coklat tua, kuning kecoklatan atau coklat kehijauan. Warna feses hijau
Termasuk kategori normal, meskipun begitu warna ini tidak boleh terus menerus muncul. Ini berarti cara ibu memberikan ASI nya belum benar. Yang terisap oleh bayi hanya foremilk saja, sedangkan hindmilk nya tidak. Kasus ini umumnya terjadi kalau produksi ASI sangat melimpah. Didalam payudara, ibu memiliki ASI depan (foremilk) dan ASI belakang (hindmilk). Pada saat bayi menyusu, ia akan selalu menghisap ASI depan lebih dulu. Bagian ini mempunyai lebih banyak kandungan gula dan laktosa tapi rendah lemak. Sifatnya yang mudah dan cepat diserap membuat bayi sering lapar kembali. Sedangkan ASI belakang (hindmilk) akan terhisap kalau foremilk yang keluar lebih dulu sudah habis. Hindmilk mengandung banyak lemak. Lemak ini yang membuat feses menjadi kuning. Kalau bayi hanya mendapat foremilk yang hanya mengandung sedikit lemak dan banyak gula, kadang-kadang terjadi perubahan pada proses pencernaan yang akhirnya membuat feses bayi berwarna hijau. Bahkan sering juga dari situ terbentuk gas yang terlalu banyak (kentut melulu) sehingga bayi merasa tidak nyaman (kolik).
Mestinya yang bagus itu tidak hijau terus, tetapi hijau kuning, bergantian, ini berarti bayi mendapat ASI yang komplit, dari foremilk sampai hindmilk supaya kandungan gizinya komplit. Ibu harus mengusahakan agar bayinya mendapat foremilk dan hindmilk sekaligus. Sayangnya disamping ASI, ibu juga kerap memberikan tambahan susu formula. Sebelum proses menyusunya
mencapai
hindmilk
anak
sudah
terlanjur
diberi
susu
formula
hingga
kenyang.Akhirnya bayi hanya mendapat foremillk saja. Sebaiknya berikan ASI secara ekslusif. Perbaiki penatalaksanaan pemberian agar bayi bisa mendapat foremilk dan hindmilk. Kiatnya : susui bayi dengan salah satu payudara sampai ASI habis baru pindah ke payudara berikutnya. Warna feses merah
Feses merah pada bayi disebabkan adanya tetesan darah yang menyertai. Namun bidan harus melihat apakah merah itu disebabkan dari tubuhnya sendiri atau dari ibunya. Jika bayi sempat menghisap darah ibunya pada proses persalinan, maka pada fesesnya akan ditemukan bercak hitam yang merupakan darah. Umumnya bercak itu muncul selama satu sampai tiga hari. Jadi tinggal di test saja, asalnya dari mana dari darah ibu atau dari darah bayi. Bila darah itu tetap muncul pada fesesnya (bisa cair ataupun bergumpal), dan ternyata bukan berasal dari darah ibu, maka perlu diperiksa lebih lanjut. Kemungkinnanya hanya dua, yaitu Alergi susu formula bila bayi sudah mendapatkannya, dan penyumbatan pada usus yang disebut invaginasi, fua-duanya butuh penanganan. Darah ini sangat jarang berasal dari dysentri amuba dan basiler, karena makanan bayi belum banyak ragamnya dan belum makan makanan yang kotor. Kalau penyakitnya serius, biasanya bayi juga punya keluhan lain seperti perutnya membuncit atau menegang, muntah, demam, rewel dan kesakitan. Warna feses kuning pucat atau keabu-abuan
Waspada !!!....baik yang encer maupun padat. Warna putih menunjukkan gangguan yang paling riskan. Bisa disebabkan gangguan pada hati atau penyumbatan saluran empedu. Ini berarti cairan empedunya tidak bisa mewarnai feses dan ini tidak boleh terjadi, saat itu juga haruas dibawa ke dokter. Yang sering terjadi ibu terlambat membawa bayinya, difikirnya feses ini nantinya akan berubah, padahal kalau dibiarkan bayi sudah tidak bisa diapa apakan lagi karena umumnya sudah mengalami kerusakan hati. Tindakannya hanya tinggal transplantasi hati yang masih merupakan tindakan pengbobatan yang sangat mahal di Indonesia.
3. BAK Bayi baru lahir cenderung sering BAK yaitu 7 – 10 x sehari. Untuk menjaga bayi tetap bersih, hangat dan kering maka setelah BAK harus diganti popoknya. 4.
Tidur
o
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur. Sediakan selimut dan ruangan
o
yang hangat dan pastikan bayi tidak terlalu panas atau dingin. Pola tidur bayi masih belum teratur karena jam biologis yang belum matang. Tetapi perlahan – lahan akan bergeser sehingga lebih banyak waktu tidur di malam hari dibandingkan dengan siang hari. Keluhan gangguan tidur biasanya datang dari orang tuanya yang sulit menerima jam tidur bayi. Dikatakan bahwa orang tua kekurangan tidur 2 jam setiap harinya hingga bayi berusia 5 bulan sampai 2 tahun, orang tua kehilangan 1 jam waktu tidur setiap malamnya. Sehingga orang tua pun perlu menyiasati waktu tidurnya sesuai dengan pola tidur bayi. Mulai usia 2 bulan bayi mulai lebih banyak tidur malam dibanding siang. Usia 3-6 bulan jumlah tidudrpun semakin berkurang, kira2 3 kali dan terus berlkurang hingga 2 kali pada usia 6 – 12 bulan. Menjelang 1 tahun biasanya bayi hanya perlu tidur siang satu kali saja dengan total jumlah waktu tidur berkisar antara 12 – 14 jam. Latih anak agar mengerti bahwa malam hari adalah waktu untuk tidur dan siang hari adalah waktu untuk bangun. Salah satu caranya adalah dengan mengajaknya bermaiin hanya disiang hari saja, tidak di malam hari. Latih bayi agar mengetahui bahwa tempat tidur adalah tempatnya untuk tidur. Letakkan bayi di tempat tidur saat ia sudah mengantuk, hindari membiarkannya tidur dalam gendongan atau di ruangan lain. Lampu utama sebaiknya dimatikan, dan nyalakan lampu tidur yang redup Ketika bayi terbangun, ajari untuk tidur kembali. Jangan nyalakan lampu, tenangkan dengan kata kata lembut. Selanjutnya tinggalkan ia sendiri untuk kembali tidur, jika menangis lagi, biarkan dulu 5 menit baru tenangkan lagi. Berikutnya jika kembali menangis tunggu 10 menit dan seterusnya hingga 15 menit, malam berikutnya tambah waktu tunggu 5 menit yaitu 10 menit, 15 dan 20 menit. Biasanya bayi memerlukan waktu hingga 2-3 malam. Jika gagal henetikan dulu prosedur ini dan coba lagi setelah 1 bulancara ini diperkenalkan oleh Richar d Ferber, Boston’s Children Hospital).
o
Pastikan bayi tidur dengan aman : Letakkan bayi pada permukaan rata yang tidak terlalu empuk. Pasang seprei atau alas dengan
o
cermat agar tidak mudah lepas Jangan merokok disekitar bayi
o
Jangan biarkan bayi terlalu hangat, jangan berlebihan dalam membuntal bayi ketika tidur.
o
Jika khawatir kepala bayi akan peyang jika terlalu sering tidur terlentang, tengkurapkan bayi saat bangun dan ada yang mengawasi. Atau ubah sesekali posisi kepala saat bayi tidur terlentang. 2. Kebersihan kulit Muka, pantat dan tali pusat bayi perlu dibersihkan secara teratur. Mandi seluruh tubuh setiap hari tidak harus selalu dilakukan. Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.
3.
Keamanan
Jangan sekali – kali meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Hindari pemberian apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak. Jangan menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur bayi. 4. Tanda – tanda bahaya Sebagian besar bayi akan menangis atau bernafas secara spontan dalam waktu 30 detik setelah lahir. ·
Bila bayi tersebut menangis/ bernafas (terlihat dari pergerakan dada paling sedikit 30 kali per menit), biarkan bayi tersebut dengan ibunya.
·
Bila bayi tersebut tidak bernafas dalam waktu 30 detik, segeralah cari bantuan, dan mulailah langkah-langkah resusitasi bayi tersebut. Penanganan ; persiapkan kebutuhan resusitasi untuk setiap bayi dan siapkan rencana untuk meminta bantuan, khususnya bila ibu tersebut memiliki riwayat eklamsia, perdarahan persalinan lama atau macet, persalinan dini atau infeksi.
·
Jika bayi tidak segera bernafas, lakukan hal-hal sebagai berikut
1.
Keringkan bayi dengan dengan selimut atau handuk yang hangat.
2.
Gosoklah punggung bayi tersebut dengan lembut. ·
Jika bayi masih belum mulai bernafas setelah 60 d etik mulai resusitasi.
·
Apabila bayi sianosis (kulit biru) atau sukar bernafas (frekuensi pernafasan kurang dari 30 atau lebih dari 60 kali per menit), berilah oksigen kepada bayi dengan kateter nasal atau nasal prongs. Tanda-Tanda Bahaya Dibagi menjadi Dua: 1.
Tanda-tanda bahaya yang harus dikenali oleh ibu yaitu
Pemberian ASI sulit, sulit menghisap, atau hisapan lemah
Kesulitan bernafas, yaitu pernafasan cepat > 60/ menit atau menggunakan otot nafas tambahan.
Letargi – bayi terus – menerus tidur tanpa bangun untuk makan.
Warna abnormal-kulit/ bibir biru (sianosis) atau bayi sanagt kuning.
Suhu terlalu panas (febris) atau terlalu dingin (hipotermia).
Tanda atau prilaku abnormal atau ttidak biasa.
Gangguan gastrointestinal, misalnya tidak brtinja selama 3 hari pertama setelah lahir, muntah terus menerus, muntah dan perut bengkah, tinja hijau tua atau brdarah/ lender.
Mata benggkak atau mengeluarkan cairan. 2. Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir. Pernafasan- sulit atau lebih dari 60 kali permenit.
Kehangatan terlalu panas ( > 38° c atau terlalu dingin < 36ºc) Warna kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat, memar. Pemberian makan, hisapan lemah , mengantuk berlebihan, banyak muntah. Tali pusat merah, bengkak,keluar cairan (nanah), bau busuk, pernafasan sulit. Tinja / kamih-tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lender atau darah pada tinja. Aktivitas- menggigil atau tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tidak bias tenang, menangis terus menerus. G. Penanganan o Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam) mulai dari hari o o
o o o o o
pertama. Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu. Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering dengan mengambil popok dan selimut sesuai denagn keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu panas dan terlalu dingin ( dapat menyebabkan dehidrasi, ingat bahwa kemampuan pengaturan suhu bayi masih dalam perkembangan). Apa saja yang dimasukkan kedalam mulut bayi harus bersih. Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering. Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi. Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu. Jaga keamanan bayi terhadap traumadan penyakit atau infeksi. Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu kurang baik.
Penyuluhan sebelum bayi pulang Perawatan tali pusat Pemberian ASI Jaga Kehangatan Bayi Tanda – tanda bahaya Imunisasi Perawatan harian atau rutin Pencegahan infeksi dan kecelakaanv BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.
Pada bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium, namun kadangkadang dengan riwayat kehamilan dan kondisi tertentu perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi tertentu Obat profilaksis yang rutin diberikan pada ba yi baru lahir yaitu: 1. Vitamin K 2. Tetes / zalf mata B. Saran
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekuarangn dan kesalahan, kami mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer,dkk.2000. Kapita selekta Kedokteran edisi III jilud 2.Jakarta. MediaAesculapius Abdul atif,1993.Penatalaksanaan Anastesi pada Bedah Akut Bayi Baru Lahir.Jakarta Warih BP,Abubakar M.1992.Fisiologi pada neonates.Surabaya http://sis-doank27.blogspot.com/2010/06/askep-bayi-baru-lahir-normal.html DepKes RI,1992 Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga Muslihatun,Wafi Nur.2010.Asuhan Bayi dan Balita.Yogyakarta:Fitramaya http://www.pgbeautygroomingscience.com/role-of-lipid-metabolism-in-seborrheic-dermatitisdandruff.html Djuanda,adji,Prof,Dr,spkk,dkk.2010.
MIMS
MEDIKA http://blogger.com/insanimiftachuljanah
Indonesia
petunjuk
konsultasi.Jakarta.CMP
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan karunianya penulis telah dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “NEONATUS Selawat beriring salam penulis ”
kirimkan kepada junjungan Alam Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat beliau sekalian. Dalam penyelesaian penulisa makalah ini, penulis mendapat bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarsebesarnya. Segala usaha telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini. Namun penulis menyadari bahwa dalam makalah ini mungkin masih ditemukan kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan guna perbaikan di masa yang akan datang. Meureudu,
20 Januari 2016 Penulis
Kelompok