BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kehidupan pada masa bayi baru lahir sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi diluar uterus dapat hidup sebaik-baiknya. Peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan biokimia dan faal. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah proses fisiologik seperti : Pertukaran gas melalui plasenta digantikan oleh aktifnya paru untuk bernafas. Sebelum melakukan pemeriksaan pada bayi baru lahir perlu diketahui riwayat keluarga, riwayat kehamilan sekarang, sebelumya dan riwayat persalinan. Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir dilakukan paling kurang tiga kali yakni pada saat lahir di kamar bersalin, dalam 24 jam di ruang perawatn dan pemeriksaan pada waktu pulang. pulang. Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. hasil pemeriksaan akan di catat dalam rekam r ekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. pas ien. pemeriksaan fisik pada bayi dapat dilakukan oleh bidan, perawat atau dokter untuk menilai status kesehatannya. Waktu pemeriksaan dapat di lakukan saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir (sesaat sesudah bayi lahir pada saat kondisi atau suhu tubuh sudah stabil dan setelah di lakukanpembersihan jalan nafas/resisutasi, pembersihan badan bayi, perawatan tali pusat ) dan akan pulang pulang dari rumah sakit. Pemeriksaan fisik sangat penting untuk di lakukan, karena sangat penting untuk diketahui,yaitu untuk mengetahui normal atau tidak normal pada bayi baru lahir.Keadaan suhu di luar rahim sangat mempengaruhi kondisi bayi baru lahir tersebut. Karena kondisi di luar rahim sangat berbeda dengan kondisi didalam rahim.
B.
Tujuan
1.
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik dengan baik dan benar.
2.
Mahasiswa mengetahui bagaimana cara melakukan asuhan pada bayi dan mengetahui cara pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir.
3.
C.
Mahasiswa mengetahui kondisi fisik bayi normal atau tidak.
Rumusan Masalah
1.
Apa definisi atau pengertian dari bayi baru lahir?
2.
Apa tujuan dari perawatan bayi baru lahir?
3.
Apa saja faktor yang mempengaruhi adaptasi bayi baru lahir?
4.
Apa saja tatalaksana bayi baru lahir?
5.
Apa saja prinsip – prinsip dalam pengkajian fisik bayi baru lahir?
6.
Apa saja peralatan yang dibutuhkan untuk pengkajian fsik bayi baru lahir?
7.
Bagaimana prosedur pemeriksaan fisik bayi baru lahir?
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir”. Makalah ini di buat guna memenuhi tugas mata kuliah KeperawatanMaternitas I yang di berikan oleh dosen sebagai tugas semester VI. Makalah ini kami harapkan dapat memberikan wawasan dan kepada pembaca seputar Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir. Sangatlah tarbatas, untuk itu kami sangatlah mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kelancaran tugas dan kemajuan pengetahuan kami ke depan.
Pekalongan, April 2014 Penyusun
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram (Kristiyanasari, 2009). Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2010). Periode baru lahir atau neonatal adalah bulan pertama kehidupan (Maryunani & Nurhayati, 2008). Berat rata-rata bayi yang lahir cukup bulan adalah 3,5 – 3,75 kg dan panjang 50 cm (Simkin, 2008). Kesimpulannya adalah bayi baru lahir merupakan bayi lahir yang dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin.
B. Tujuan Perawatan Bayi Baru Lahir 1. Periode pascapartum awal
a. Mencapai dan mempertahankan jalan napas dan mendukung pernapasan b. Mempertahankan kehangatan dan mencegah hipotermia c. Memastikan keamanan dan mencegah cidera atau infeksi d. Mengidentifikasi masalah-masalah aktual atau potensial yang memerlukan perhatian segera 2. Perawatan lanjutan
a. Melanjutkan
perlindungan
dari
cidera
atau
infeksi
dan
mengidentifikasi masalah-masalah aktual atau potensial yang memerlukan perhatian b. Memfasilitasi terbinanya lingkungan dengan orangtua-bayi
c. Memberikan informasi kepada orangtua tentang perawatan bayi baru lahir d. Membantu orangtua dalam mengembangkan sikap sehat dalam praktik membesarkan anak (Stright, 2005)
C. Faktor Yang Mempengaruhi Adaptasi Bayi Baru Lahir
1. Pengalaman antepartum ibu dan bayi baru lahir (misalnya, zat toksik dan sikap orangtua terhadap kehamilan dan pengasuhan anak) 2. Pengalaman intrapartum ibu dan bayi baru lahir (misalnya, lama persalinan, tipe analgesik atau anastesia intrapartum) 3. Kapasitas fisiologi bayi baru lahir untuk melakukan transisi ke kehidupan ekstrauterin 4. Kemampuan petugas kesehatan untuk mengkaji dan merespon masalah dengan tepat pada saat terjadi (Stright, 2005)
D. Tatalaksana Bayi Baru Lahir
Menurut Direktorat Kesehatan Anak Khusus Kementrian Kesehatan RI tahun 2010, tatalaksana bayi baru lahir meliputi: 1. Asuhan bayi baru lahir pada 0 – 6 jam:
Asuhan bayi baru lahir normal, dilaksanakan segera setelah lahir, dan diletakkan di dekat ibunya dalam ruangan yang sama.
Asuhan bayi baru lahir dengan komplikasi dilaksanakan satu ruangan dengan ibunya atau di ruangan khusus.
Pada proses persalinan, ibu dapat didampingi suami.
2. Asuhan bayi baru lahir pada 6 jam sampai 28 hari:
Pemeriksaan neonatus pada periode ini dapat dilaksanakan di puskesmas/ pustu/ polindes/ poskesdes dan/atau melalui kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan.
Pemeriksaan neonatus dilaksanakan di dekat ibu, bayi didampingi ibu atau keluarga pada saat diperiksa atau diberikan pelayanan kesehatan.
E. Prinsip Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
Menurut Johnson, 2004, prinsip pemeriksaan bayi baru lahir meliputi: 1. Jelaskan prosedur pada orangtua dan minta persetujuan tindakan dari mereka 2. Cuci dan keringkan tangan untuk mengurangi resiko infeksi pada bayi; pakai sarung tangan bila bayi belum dimandikan 3. Pastikan bahwa pencahayaannya baik sehingga visualisasi dapat dilakukan dengan baik; akses ke bayi juga harus baik, terutama bila kedua orangtua bayi ikut hadir ditempat pemeriksaan 4. Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat; untuk menjaga suhu tubuh bayi, pajankan hanya bagian yang diperiksa dan segera selimuti kembali dengan cepat 5. Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh
F. Peralatan Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
1. Kapas 2. Senter 3. Termometer 4. Stetoskop 5. Selimut bayi 6. Bengkok 7. Timbangan bayi 8. Pita ukur/metlin 9. Pengukur panjang badan
G. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Bagian Tubuh
Cara Pemeriksaan
Hasil pemeriksaan Pendahuluan
Kepala
Diukur mengelilingi
Lingkaran
Ukuran
eksipitofrontal
35 cm
Perkembangan Kemudian (hari ke-7 sampai 10)
rata-rata Tidak boleh terjadi peningkatan dalam minggu pertama
Ubun-ubun
Dipalpasi perlahan
dan sutura
Ubun-ubun tidak
anterior
boleh
Ubun-ubun
terasa posterior
dapat
tegang atau cekung ;
menutup;
ubun-ubun posterior
saling
dan
sutura
teraba
keadaan
bertumpuk
harus menghilang
;mungkin
beberapa
sutura
saling bertumpuk Bentuk
Dilakukan
inspeksi
Memanjang
dan palpasi
Moulage berkurang terutama dalam 48 jam pertama;bentuk kepala yang normal akan
kembali
setelah hari ke 7 hingga 10 Bagian yang lunak
Berkurang
seperti spons
48 jam
Pembengkakan lunak
Berkurang
unilateralatau
3-4 hari; bayiharus
bilateral
diobservasi ikterus
Dilakukan inspeksi
Wajah
Warna wajah
kulit
Merah muda hingga merah
setelah
setelah
untuk
Penampakan
Dilakukan
inspeksi
dan palpasi
Tampak
simetris
pada waktu istirahat dan ketika bergerak (menangis) ; bantalan pengisap
ditemukan
pada
belahan
kiri;
petekie
pipi yang
kecil dapat terlihat Mata
Dilakukan
Bagian kornea mata
Sklera
Penampakan
inspeksi;kedua
berwarna
berwarna
palpebra
(kelopak hitam/gelap,
dapat kuning
sklera jika terdapat ikterus
mata) harus dibuka berwarna putih; letak dengan perlahan
kedua
belah
mata
simetris; perdarahan konjungtiva
kecil-
kecil sering dijumpai Palpebra
Dilakukan inspeksi
Palpebra
dapat Edema menghilang
dibuka; rapat
menutup ketika
tidur;
bayi yang basah tidak refleks boleh lengket
mengedip ditemukan; sedikit
edematous;
“stork mark” (kapiler yang berdilatasi pada palpebra
superior)
sering
terdapat;
palpebra
tampak
basah Pupil
Dilakukan inspeksi;
Bentuknya
diuji dengan senter
ukuran
bundar; kedua
pupilsamabesar bereaksi
dalam 24 jam; mata
;
terhadap
cahaya Lensa
Dilakukan inspeksi
Jernih
Telinga
Dilakukan
Terbentuk
Bentuk
dan palpasi
inspeksi
baik,
dengan posisinya
kartilago Pendengaran
Bayi dengan
dirangsang
Reflek moro positif
suara
mendadak Hidung
Dilakukan inspeksi
Penampakan
Tampak
simetris; Pendataran hidung
sering mendatar milia menghilang setelah (kelenjar yang
sebasea 24 jam tersumbat
sering dijumpai) Nostril/lubang
Dilakukan inspeksi
hidung
Tampak
simetris;
bernafas
tanpa
kesulitan;
cuping
hdung tidak nampak kembang mukus
kempis; sering
ditemukan beberapa saat
setelah
dilahirkan Mulut
Dilakukan inspeksi; Bibir tampak merah
Bibir
disentuh
perlahan-
lahan
muda; kadang
kadanggambaran
agak sianosis terlihat untuk sementarawaktu; sentuhan pada bibir menimbulkan reaksi mengisap Lidah
Dilakukan inspeksi
Lidah
dapat
dijulurkan,
lidah
bersih dan berwarna merah muda Palatum
Dilakukan
inspeksi Palatum durum dan
dan palpasi Gingiva
Dilakukan
mole menyatu inspeksi
dan palpasi
Tampak bersih dan berwarna
merah
muda;
kadang-
kadang sekali terlihat satu atau dua buah gigi ` Leher
Dilakukan
Penampakan
dan palpasi
inspeksi
tampak pendek dan lurus; tidak terlihat pelebaran. atau
Edemma
massa
pada
leher Gerakan
Kepala
digerakkan Bergerak
dalam
batas-batas bebas dari sisi yang
normal
dengan
satu ke sisi yang lain dan
dari
gerakan
fleksi ke ekstensi Dada
Diukur pada bagian
Ukuran
setinggi puting
Gerakan
Dilakukan inspeksi
Mengembang simetris
bersamaan
saat respirasi; tidak tampak
retraksi
sternal Payudara
Dilakukan dan palpasi
inspeksi
Jaringan
payudara Payudara
dapt teraba baik pada
dapat
membengkak (pada
bati laki-laki maupun hari ke 3 hingga 4)
perempuan
sebagai
respon
terhadap penghentian produksihormonhormon
plasenta,
dan
dapat
mensekresikan cairan Puting
Dilakukan dari lipat
aksila
inspeksi hingga
paha
pada
kedua belah sisi Frekuensi
Auskultasi
120-160
Jantung
kali/menit;
suara jantung jelas dan teratur
Abdomen
Dilakukan
Bentuk
dan palpasi
inspeksi
Tidak teraba massa; abdomen
sedikit
menonjol tetapi tidak distensi Gerakan
Dilakukan inspeksi
Abdomen
bergerak
ke atas dan ke bawah bersamaan
dengan
respirasi Umbilikus
Dilakukan dan palpasi
inspeksi
Tali pusat berwarna Tali biru/putih; pembuluh
pusat
tiga mengering
terpisah
tali pusat;jahitan erat, umbilikus
pendarahan
dan
darah mengalaminekrosis;
tampak pada putung
tidak
akan
dari pada
terlihat harike 7 sehingga meninggalkan umbilikus/pusar yang
basah
dan
kering Genetalia
Dilakukan
inspeksi
Wanita
dan palpasi dengan membuka
Labia dan klistoris Dapt terlihat sedikit sering
terlihat perdarahan
labia menonjol;
secara perlahan
verniks
Dilakukan
labia; introitus vagina pertama,
akibat
kadang- penghentian
kadang
produksi
ditemukan‟lendir‟
hormon plasenta
besar
dibandingkan tubuhnya;
skrotum
berisi dua buah testis yang
sudah
turun
(atau
testis
dapat
ditarik mudah);
turundengan prepusium
melekat pada glans penis;meatus terletak
di
uretra bagian
tengah ujung penis Anggota
Dilakukan
inspeksi
gerak
dan palpasi, kedua
Penampakan
belah
selama hari
inspeksi Berukuran
dan palpasi
vagina
tampak pada lipatan beberapa
terlihat;
Laki-laki
dari
Anggota gerak harus tampak
tangan bundar
simetris, dan
teraba
disatukan
pada hangat; kedua lengan
umbilikus
harus cukup panjang sehingga
kedua
tangan dapat bertemu di daerah umbilikus; kedua mempunyai panjangyang
tungkai
hormon-
proporsional; ekstremitas biasanya berada
dalam
keadaan fleksi ketika bayi tidur Gerakan
Digerakkan seluruh
pada
Anggota gerak dan
kisaran ektermitas
gerak secara penuh
Dapat
menahan pasif
gerakan
dalamkisaran
yang penuh
Ekstremitas
Dilakukan
inspeksi Mungkin
dan palpasi
siasonis;
tampak
jari kaki kuku jari acapkali
panjang;
tidak
terdapat
webbing ;
refeleks
menggenggam terlihat pada jari-jari tangan dan kaki; kaki berputar
ke
dalam, tetapi posisi bisa dikoreksi secara pasif Sendi Paha
Tes ortolani untuk
Gerakan
dislokasi kongenital diabsusikan sendi pahaq
Sendi
paha
dapat hingga
900C (dengan bayi dalam
posisi
supinasio dan sendi paha
biasanya
memiliki menghilang setelah
10 jari tangan dan 10
dapat
Sianosis
serta
difleksikan)
lutut tanpa
4-6 jam
terasa bunyi “klik” Punggung
Dilakukan dan
inspeksi
belakang
palpasi utuh,tidak
ada
bayi cekungan
atau
sementara disangga posisi
Tulang
dalam pertumbuhan rambut; pronanasio, tulang
pemeriksa
belakang
tampak
menelusuri
lurus
tulang mudah
belakang
dari
dan
difleksikan;
kaadang-kadang
pangkal leher hingga terlihat lekukan kecil anus
dengan
jari pada
tangannya
dasar
belakang;
tulang
bulu-bulu
halus dapat terlihat menutupi
daerah
bahu serta punggung bagian atas Anus
Dilakukan dengan
palpasi Anus terbuka (paten);
meisahklan termometer
kedua belah pantat;
dimasukkan
pada
mudah
rumah
beberapa sakit,
dalam
dapat dengan
dan
ke dikeluarkan
ketika terlihat
anus mekonium
dimasukkan termometer rektal Berat badan
Berat badan rata-rata bayi aterm normal adalah sekitar 3,5 Kg. Kehilangan berat badan sampai 10% selama 2-4 hari pertama keadaan normal, dan berat badan tersebut akan naik kembali pada hari ke 10 sampai ke 14 Pengukuran
Dilakukan pemriksaan antropometri lengkap dilakukan dalam keadaan telanjang. Pemeriksaan lingkarkepala biasanya diulang secara rutin 2-3 hari setelah
dilahirkan untuk mencari pembesaran ukuran kepala kemungkinan adanya hidrosefalus Warna kulit
Bayi harus berwarna merah muda. Mungkin akan terjadi sianosis pada kaki dan tangan selama 24 jam. Respirasi
Pola respirasi agak menyimpang selama beberapa jam pertama setelah dilahirkan dengan frekuensi antara 40 dan 60 kali per menit. Sesudah dua jam, frekuensi respirasi menurun berkisar di sekitar 40 kali per menit ketika bayi dalam keadaan tidur. Frekuensi respirasi dihitung dengan mengamati naik turunnya abdomen. Posture
Bayi yang normal secara alami akan mengambil sikap fleksi yang serupa dengan sikap meringkuk di dalam rahim. Gerakan
Ketika ditelanjangi dan dalam keadaan terjaga-jaga, bayi harus dapat menggerakgerakkan anggota geraknya dengan kuatdan bebas. Lehernya harus dapat bergerak dari kiri kekanan dan dari fleksi ke ekstensi.tonus ototnya harus kencang. Refleks
Refleks yang terdapat pada neonatus normal: a) Moro b) Menggenggam c) Menghisap d) Mencari sentuhan (rooting) e) Melangkah ( stepping)
Refleks Moro atau refleks „terkejut‟ Refleks ini ditunjukkan untuk menentukan adanya koordinasi neuromuskular yang memuaskan. Jika tidak adanya refleks Moro menunjukkan kerusakan serebral.
Bayi akan memperlihatkan refleks Moro sebagai reaksi terhadap
rangsangan ekternal tiba-tiba. Refleks ini dapat diperlihatkan dengan cara menurunkan kepala bayi seca cepat sementara bayi dalam posisi terlentang. Suara yang keras dan sentuhan seca tiba-tiba, khususnya dengan menggunakan tangan yang dingin, segera akan menimbulkan refleks Moro.
Refleks menggenggam Refleks menggenggam bisa kuat sekali dan kadang-kadang bayi dapat diangkat dari permukaan meja/tempat tidurnya sementara ia berbaring terlentang dan menggenggam jari tangan si pemeriksa.
Refleks mengisap Bayi normal yang mature akan berupaya untuk mengisap setiap benda yang menyentuh bibirnya. Refleks menelan juga terdapat.
Ref leks mencari atau „rooting reflex’ Kalau pipi bayi disentuh, ia akan menolehkan kepalanya ke sisi yang disentuh itu untuk mencari puting susu.
Refleks melanagkah Jika bayi didirikan dengan memegang badannya di bawahkedua lengannya sedemikian rupa sehingga kedua kakinya menyentuh suatu permukaan yang keras, maka ia akanmengangkat mula-mula tungkai yang satu dan kemudian tungkai lainnya seperti gerrakan mencoba melangkah/berjalan. Refleks ini biasanya menghilang setelah tempo 48 jam.
Menangis Tangisan bayi yang baru lahir harus kuat dan jernih. Setiap variasi dari keaadaan
ini
(misalnya
tangisan
yang
lemah
dengan
bernada
tinggi/melengking) merupakan keadaan abnormal yang harus dilaporkan.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram (Kristiyanasari, 2009). Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (dewi, 2010). Tujuan perawatan bayi baru lahir meliputi perawatan pada Periode pascapartum awal dan perawatan lanjutan.
B. Saran
Jika dalam penuilisan makalah ini terdapat kekuarangn dan kesalahan, kami mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Kesehatan Anak Khusus. 2010. Panduan Pela yanan Kesehatan Bayi Baru Lahir Berbasis Perlindungan Anak. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika. Johnson, Ruth. 2004. Buku ajar Praktik Kebidanan. Jakarta: EGC. Kristiyanasari, Weni. 2009. ASI, Menyusui & Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika. Simkin, Penny.2008. Kehamilan, Melahirkan dan Bayi. Edisi Revisi. Jakarta: Arcan. Stright, Barbara. 2004. Panduan Belajar: Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC.
PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas I Pengampu : Ns. Dina Indrati.,S.Kep.,M.Kep.,Sp.Mat
di susun oleh : 1.
Alfi Febriani Priswari
0520015622
2.
M. Satrio Adi Nugroho
0520009911
3.
Nelly Rokhmi Nurmala
0520010612
4.
Agustin Ila Kurniasih
0520007512
5.
Rivan Yoki Adrio Septo
0520008711
6.
M. Abdur Rizal
0520007711
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PEKALONGAN 2014