Laporan Praktikum IPA Dosen Pengampu : Prof. dr. Sugiyarto, M.Si JUDUL
FIT!"M"DIASI TA#AMA# TA#AMA# "$"#% %#D& DA# &A'U &A'U APU T"!(ADAP LIM)A( D"T"!J"# DA# P"L"T PADA P"!LA&UA# &#DISI PPULASI 'A#% )"!)"DA
*e+ : '. Prian )udi Puranto #IM : S -/01210Pendidikan Sains 3 Minat IPA 4
P!%!AM STUDI P"#DIDI&A# SAI#S P ! % ! A M PAS $ AS A! J A #A U#I5"!SITAS S")"LAS MA!"T SU!A&A!TA 21/0
A. P"#D P"#DA( A(UL ULUA UA# # /. Lata Latarr )e* )e*ak akan ang g
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan, tanpa air tidak akan ada kehidupan. kehidupan. Dalam kenyataanny kenyataannyaa air bukan hanya dibutuhkan dibutuhkan manusia saja, air juga merupakan bahan yang mutlak harus ada baik untuk, tumbuhan, hewan, maupun mikro mikroorg organi anisme sme,, oleh oleh karena karena air berfun berfungsi gsi dalam dalam pertum pertumbuha buhan n dan perkem perkemban bangan gan mahluk hidup di bumi. Saat ini , banyak muncul industri rumah tangga seperti laundry yang yang bany banyak ak diju dijump mpai ai baik baik diwi diwila laya yah h di wila wilaya yah h perk perkot otaa aan n maup maupun un pedes pedesaa aan. n. Pertum Pertumbuha buhan n indust industry ry laundr laundry y ini memili memiliki ki efek efek samping samping yang yang kurang kurang baik, baik, sebab sebab industri-industri kecil tersebut sebagian besar langsung membuang limbahnya ke selokan atau badan air tanpa pengolahan terlebih dulu. Dengan banyaknya usaha laundry di berbagai wilayah, maka deterjen yang digunakan atau dibuang juga semakin banyak. Dalam menangani limbah cair yang ada di lingkungan dapat digunakan beberapa metode, antara lain secara fisika, kimia dan biologi. Metode fisika dan kimia didasarkan pada Dissolved Oxygen D!" D!",, Biologycal Oxygen Demand #!D #!D", ", Chemical Oxygen Demand $!D", p% dan sebagainya. Metode yang lain yaitu secara biologis dengan menggunakan tumbuhan air yaitu kayu apu, genjer, kiambang, kangkung, Azolla kangkung, Azolla pinnata sert sertaa ecen eceng g gond gondok ok Eichhornia Eichhornia crassipes". crassipes". &cen &ceng g gond gondok ok itu itu send sendir irii memi memili liki ki kemamp kemampuan uan untuk untuk menuru menurunkan nkan kandunga kandungan n #!D, #!D, $!D, $!D, '%(, '%(, phospat phospat,, dan padata padatan n tersuspens tersuspensii yang merupakan merupakan tolak ukur pencemaran pencemaran oleh )at-)at )at-)at organicS organicSuardha uardhana, na, *++" &ceng gondok mampu menyerap berbagai )at yang terkandung di dalam air, baik terlarut terlarut maupun tersuspens tersuspensi. i. ecepatan ecepatan penyerapan penyerapan )at pencemar pencemar dari dalam air limbah oleh eceng gondok dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya komposisi dan kadar )at yang terkandung dalam air limbah, kerapatan eceng gondok, dan waktu tinggal eceng gondok dalam air limbahArdiwinata,/0". %asil obser1asi yang dilakukan di 2awa 3ombor, laten terdapat beberapa ikan yang yang mati mati.. Pada Pada bada badan n air air 2awa 2awa 3omb 3ombor or terd terdap apat at 4(+5 4(+5 lebi lebih h luas luas wila wilaya yah h rawa rawa difungsikan sebagai tempat pembesaran ikan kolam" yang di kapling. Pada rawa 3ombor terdapat 4*+5 lebih luas wilayah juga di dirikan rumah makan apung. Para pemilik rumah makan membuang limbah sisa-sia makanan juga ke dalam rawa. Selain itu pada rawa rawa 3ombor 3ombor juga ditumb ditumbuhi uhi tanama tanaman n eceng eceng gondok gondok dan bebera beberapa pa kayu kayu apu yang yang
memenuhi 46+5 lebih wilayah rawa. Salah satu kondisi air Inlet yang masuk ke badan air rawa 3ombor juga menunjukkan keadaan air yang keruh. Dan pada salah satu kondisi air pada outlet menunjukkan keadaan air lebih jernih dibandingkan keadaan pada inlet . 2. Tu6uan Praktikum
Mengetahui bagaimana tingkat efekti1itas dari tanaman eceng gondok dan kayu apu sebagai fitoremediator dengan perlakuan control, limbah de terjen, dan limbah pelet.
. A*at dan )a+an yang Diper*ukan a" ember b" Air 6 litr7ember c" Deterjen sendok makan d" &ceng 8ondok e" ayu Apu f" 9kan g" :ermoneter h" 'eraca Pegas i" Senter 7. Dasar Teori
;itoremediasi phytoremediation" merupakan suatu sistem tanaman tertentu bekerjasama dengan mikroorganisme dalam media tanah, koral dan air" dapat mengubah )at kontaminan pencemar7polutan" menjadi kurang atau tidak berbahaya bahkan menjadi bahan yang berguna secara ekonomiDepartemen Permukiman dan Prasaran
3ohn
A.Ma>well. / dalam ?ola, %olis, = 9da. *+6" 9stilah fitoremediasi berasal dari kata inggris phytoremediation, kata ini tersusun atas dua bagian kata, yaitu phyto yang berasal dari kata ?unani phyton tumbuhan" dan remediation yang berasal dari kata latin remedium menyembuhkan", dalam hal ini juga berarti menyelesaikan masalah dengan cara memperbaiki kesalahan atau kekurangan. Dengan demikian fitoremediasi merupakan penggunaan tanaman untuk menghilangkan, memindahkan, menstabilkan atau menghancurkan bahan pencemar baik itu senyawa organik maupun anorganik. ;itoremediasi merupakan suatu teknik yang menjanjikan
dapat mengatasi pencemaran dengan murah, efektif, dan dapat digunakan secara langsung di tempat yang tercemar, serta dapat digunakan secara langsung di tempat yang terkena pencemaran dengan menggunakan pepohonan, tanaman pangan dan tanaman berbunga. ;ahruddin, *++ dalam Aulia,dkk, *+(" Menurut ?oungman, dalam Aulia,dkk, *+(" untuk menentukan tanaman yang dapat digunakan pada penelitian fitoremediasi dipilih tanaman yang mempunyai sifat@ a" $epat tumbuh, b" Mampu mengkonsumsi air dalam jumlah yang banyak pada waktu yang singkat, c" Mampu meremediasi lebih dari satu polutan, d" :oleransi yang tinggi terhadap polutan. &ceng 8ondok (Eichornia Crassipes) merupakan tumbuhan air yang mengapung dengan perakaran yang tergantung di dalam air sedangkan daundaunnya yang berwarna hijau cerah berada di atas permukaan air, dengan bunga warna ungu dan diduga eceng gondok berasal dari #ra)il daerah Ama)one yang kemudian menyebar keseluruh dunia Polprasert, / dan #ecker et al, / dalam Aulia,dkk, *+(". lasifikasi eceng gondok menurut Pancho dan Soerjani /" dalam dalam Aulia,dkk, *+(" eceng gondok termasuk dalam divisi permatophyta, !elas "onocotyledons, ordo #arinosae, $amili %ontederiaceae, genus Eichornia, dan spesies & Eichornia crassipes. :anaman ini mempunyai daya adaptasi lebih besar dibandingkan dengan tumbuhan air lainnya dan umumnya hidup di sungai dank anal. 'ama lain eceng gondok dalam bahasa melayu adalah et'eng padi dan !eladi unting
untuk
pertumbuhannya
adalah berkisar antara *-(+B$.
pertumbuhan terhenti pada suhu di bawah +B$ atau di atas 6+B$ dan akan mati pada suhu dibawah +B$ atau pada 60B$ dalam 6/ jam. ;aktor lainnya yang mempengaruhi pertumbuhan eceng gondok adalah p%. isaran p% optimum untuk pertumbuhannya adalah C-/. &ceng gondok masih dapat tumbuh dalam keadaan miskin unsur hara dan
pada perairan yang subur dapat berkembang biak dengan cepat 8opal dan Sharma, / dalam Aulia,dkk, *+(". Menurut Santiago ( dalam Aulia,dkk, *+(" eceng gondok dapat tumbuh di kedalaman +-(+ cm. Pertumbuhan optimal terdapat pada perairan dangkal sehingga tumbuhan dapat mengapung dengan akar mencapai dasar perairan yang berlumpur. &ceng gondok berakar serabut yang tak bercabang, mempunyai tudung akar yang mencolok. Sistem perakaran eceng gondok umumnya lebih dari 0+5 dari seluruh biomassa tumbuhan. Akar berfungsi untuk mengisap atau menyerap makanan dan sebagai pegangan bagi yang tumbuh di tempat-tempat yang dangkal Schulthorpe, C dalam Aulia,dkk, *+(". emungkinan penggunaan tanaman air dalam pengolahan air limbah sudah banyak dilakukan baik skala laboratorium maupun industri. ayu apu dan genjer merupakan jenis gulma air yang sangat cepat tumbuh dan mempunyai daya adaptasi terhadap lingkungan baru yang sangat besar sehingga merupakan gangguan kronis dan sulit dikendalikan :jitrosoepomo, *+++ dalam &1rina,dkk *++0". Pada umumnya tumbuhan akan menyerap unsur-unsur hara yang larut dalam air dan dari tanah melalui akar-akarnya. Semua tumbuhan mempunyai kemampuan menyerap yang memungkinkan pergerakan ion menembus membran sel, mulai dari unsur yang berlimpah sampai dengan unsur yang sangat kecil dibutuhkan tanaman dan ternyata dapat diakumulasikan oleh tanaman
mengandung )at F )at organik yang dengan pengolahan yang sederhana atau secara biologi dapat menghilangkan polutan yang terdapat di dalamnya 8inting, * dalam Aulia,dkk, *+(". Menurut Sugiharto / dalam Aulia,dkk, *+(", Eimbah cair rumah tangga adalah air yang telah digunakan yang berasal dari rumah tangga atau permukiman, perdagangan, daerah kelembagaan dan daerah rekreasi, meliputi air buangan dari kamar mandi, <$, tempat cuci atau tempat memasak. Eimbah cair domestik pada umumnya berasal dari limbah cair toilet yang dikenal sebagai black water dan limbah cair rumah tangga yang berasal dari dapur, laundry, dan kamar mandi yang dikenal sebagai grey water Eange dan !tterpohl, dalam Aulia,dkk, *+(". Eimbah cair dari rumah pada umumnya berasal dari toilet ((,( 5", kegiatan mandi ((,(( 5" dan sisanya berasal dari aktifitas mencuci makanan, minuman serta pakaian. Eimbah cair rumah tangga disusun atas karbohidrat, lemak, protein, urea, garam phospat, bakteri serta logam berat #ahlo dan
euntungan utama dari aplikasi teknik fitoremediasi dibandingkan dengan system remediasi lainnya adalah kemampuannya untuk menghasilkan buangan sekunder yang lebih rendah sifat toksiknya, lebih bersahabat dengan lingkungan serta lebih ekonomis. elemahan fitoremediasi adalah dari segi waktu yang dibutuhkan lebih lama dan juga terdapat kemungkinan masuknya kontaminan ke dalam rantai makanan melalui konsumsi hewan dari tanaman tersebut Pratomo dkk, *++6 dalam Aulia,dkk, *+(".
). T"MPAT DA# 8A&TU P!A&TI&UM
:empat Praktikum @ 2awa 3ombor, laten dan ampus Pasca Sarjana Pendidikan Sins ni1ersitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada ketiga populasi tersebut diberikan tiga perlakuan yang berbeda yaitu @ Perlakuan Perlakuan * Perlakuan (
@ kontrol, @ limbah deterjen" @ limbah * pelet"
ntuk lebih jelasnya dapat dijelaskan pada tabel dan gambar dibawah ini @ Ta9e* /. #o Per*akuan /. &ontro* 2. Lim9a+ /
Popu*asi /
Popu*asi 2
Popu*asi
.
Lim9a+ 2
%am9ar /. populasi 1 Populasi 2 kontrol kontrol
Populasi 3 kontrol
Populasi 2 limbah 1
Populasi 3 limbah 1
Populasi 1 limbah 1
Populasi 1 limbah 2
Populasi 2 limbah 2
Populasi 3 limbah 2
Pada praktikum ini dibagi menjadi ( kelompok pengamatan. Pembagian kelompok pengematan dijeaskan sebagai berikut@ elompok
@ Mengamati Populasi dengan ketiga perlakuan control, limbah , limbah *". #o /. 2. .
elompok *
Per*akuan &ontro* Lim9a+ / Lim9a+ 2
Popu*asi /
@ Mengamati populasi * dengan ketiga perlakuan control, limbah , limbah *" #o /. 2. .
Per*akuan &ontro* Lim9a+ / Lim9a+ 2
Popu*asi 2
elompok (
@ Mengamati populasi ( dengan ketiga perlakuan control, limbah , limbah *" #o /. 2. .
Per*akuan &ontro* Lim9a+ / Lim9a+ 2
Popu*asi
Proses pengamatan praktikum ini dilaksanakan selama hari. ntuk jadwal pengamatan ketiga kelompok, untuk masing-masing populasi hasil data pengamatan dituangkan ke dalam tabel ( dibawah ini @ Ta9e* .
P"!LA&UA#
5A!IA)"L 'A#% DIAMATI
&ontro*
Lim9a+ /
Lim9a+2
(ari
9ntensitas $ahaya p% Suhu
ntuk pengamatan massa tanaman eceng gondok dan kayu apu disajikan dalam tabel 6 dibawah ini@ Ta9e* 7.
(A!I
P"!LA&UA#
PPULASI / TA#PA TA#AMA# 3gram4
PPULASI 2 TA#AMA# "#$"#% %#D& 3gram4
PPULASI TA#AMA# "#$"#% %#D& DA# &A'U APU 3gram4
&ontro*
Detergen
Pe*et
ntuk pengamatan terhadap kondisi ikan pada masing-masing populasi yang dimasukkan pada hari ke , +, dan disajikan dalam tabel 0 dibawah ini@
P"!LA&UA#
5A!IA)"L 'A#% DIAMATI
(ari &#DISI I&A#
D. DATA (ASIL P"#%AMATA#
&ontro*
Lim9a+ /
Lim9a+2
". A#ALISA DATA 1. Ana*isa Per9andingan Intensitas $a+aya
Setelah melakukan pengamatan selama hari dapat dijelaskan perbandingan perubahan 9ntensitas cahaya dari setiap populasi dan perlakuan yang dilakukan Populasi
%ari ke
9ntensitas $ahaya pada Perlakuan
kontrol
Populasi
Populasi *
Populasi (
detergen
pelet
+ ( C
0 0 0
( * *
( ( (
+ +
6 6 6 0
( * * (
* * * (
( C
0 0 0
* * *
* ( (
+ + (
6 6 0 0
* * * *
* * 0 *
C
0 0
* *
* (
+
0 0
*
* (
Per9andingan intensitas a+aya masing;masing per*akuan pada tiga popu*asi yang 9er9eda.
2ata-rata intensitas cahaya dengan perlakuan control pada populasi 2ata-rata intensitas cahaya dengan perlakuan control pada populasi * 2ata-rata intensitas cahaya dengan perlakuan control pada populasi (
I 6.0 I 6.C I0
2ata-rata intensitas cahaya dengan perlakuan deterjen pada populasi 2ata-rata intensitas cahaya dengan perlakuan deterjen pada populasi * 2ata-rata intensitas cahaya dengan perlakuan deterjen pada populasi (
2ata-rata intensitas cahaya dengan perlakuan pelet pada populasi I *.0 2ata-rata intensitas cahaya dengan perlakuan pelet pada populasi * I *.0 2ata-rata intensitas cahaya dengan perlakuan pelet pada populasi ( I *./(
I *.(( I *.C I ./(
Dari analisa perbandingan intensitas cahaya dapat dijelaskan bahwa intensitas cahaya pada perlakuan control dan pelet menunjukkan pola yang hampir sama yaitu intensitas rata-rata cahaya pada populasi ( J 9ntensitas rata-rata cahaya pada populasi . Sedangkan intensitas cahaya pada perlakuan deterjen menunjukkan pola yang berbeda yaitu 9ntensitas rata-rata cahaya pada populasi J 9ntensitas rata-rata cahaya pada populasi * J 9ntensitas rata-rata cahaya pada populasi (. 2. Ana*isa Per9edaan Su+u Setelah melakukan pengamatan selama hari dapat dijelaskan perbandingan perubahan suhu dari setiap populasi dengan tiga perlakuan yang dilakukan.
Populasi
Populasi
%ari ke
Suhu pada Perlakuan $ontrol Detergen Pelet
+ ( C +
+$" 28
+$" 28
+$"
24
24
24
23
23
23
25
26
26
26
26
26
28
+ ( Populasi *
C + + (
Populasi (
C +
25
25
25
28
28
28
24
24
24
23
23
23
26
26
26
26
26
26
25
25
25
28
28
28
24
24
24
23
23
23
25
25
25
26
26
26
25
25
25
Per9andingan su+u dengan masing;masing per*akuan pada tiga popu*asi yang 9er9eda
2ata-rata suhu dengan perlakuan kontrol pada populasi 2ata-rata suhu dengan perlakuan kontrol pada populasi * 2ata-rata suhu dengan perlakuan kontrol pada populasi (
I *0.C I *0.(( I *0.C
2ata-rata suhu dengan perlakuan deterjen pada populasi I *0.(( 2ata-rata suhu dengan perlakuan deterjen pada populasi * I *0.(( 2ata-rata suhu dengan perlakuan deterjen pada populasi ( I *0.C
2ata-rata suhu dengan perlakuan pelet pada populasi 2ata-rata suhu dengan perlakuan pelet pada populasi * 2ata-rata suhu dengan perlakuan pelet pada populasi (
I *0(( I *0.(( I *0.C
Dari hasil analisa ketiga grafik diatas maka dapat dijelaskan bahwa nilai suhu rata-rata dengan masing-masing perlakuan pada populasi yang berbeda menunjukkan nilai yang hampir sama. 3. Ana*isa (u9ungan Massa Tanaman dengan Intensitas $a+aya pada Masing;masing Popu*asi dengan Per*akuan yang )er9eda Perlakuan kontrol deter#en pelet
Perlaku an kontrol deter#e n
Massa Pada Populasi 2 (gram) "1.25 4$.58 "%.41
Massa Pada Populasi 3 (gram) 35 24.5
Intensitas aha!a Pada Populasi 2 4.6" 2.16 2.5
Intensitas aha!a Pada Populasi 3 5 1.83
pelet
48.5
2.83
Pada grafik hubungan %ubungan Massa :anaman dengan 9ntensitas $ahaya pada Masing-masing Populasi dengan Perlakuan yang #erbeda menunjukkan pola yang sam yaitu pada masing F masing populasi * dan ( dengan perlakuan deterjen mengalami penurunan nilai rata-rata massa dan intensitas cahaya. F. P"M)A(ASA#
Dari hasil analisa data maka dapat dijelaskan bagaimana proses fitoremediasi yang dilakukan oleh tanaman eceng gondok dan kayu apu dilihat dari segi intensitas cahaya, suhu, dan massa dengan perbedaan perlakuan pada tiga populasi yang berbeda. Pada analisa perbandingan nilai rata-rata intensitas cahaya dengan perlakuan menggunakan deterjen menunjukkan pola grafik yang linear menjorok ke bawah dari populasi ke populasi * ke populasi (. Salah satu penyebab hal ini adalah saat hari pertama pengamatan dengan perlakuan menggunakan deterjen massa dan intensitas cahaya tanaman yang diberikan pada populasi * dan ( lebih sedikit jumlahnya jika dibandingkan dengan perlakuan menggunakan pelet massa tanaman yang diberikan pada popu lasi * dan (
Per*akuan
Popu*asi / Tanpa tanaman 3gram4
Popu*asi 2 Tanaman eneng gondok 3gram4
Popu*asi Tanaman eneng gondok dan kayu apu 3gram4
+ + +
Pe*et
00 00 00
Sedangkan pada perlakuan deterjen perbandingan menunjukkan
Per*akuan
Popu*asi / Tanpa tanaman 3gram4
Popu*asi 2 Tanaman eneng gondok 3gram4
Popu*asi Tanaman eneng gondok dan kayu apu 3gram4
Detergen
-
6*,0 6*,0 6*,0
**,0 **,0 **,0
Perbandingan massa pada perlakuan deterjen dan perlakuan pelet @ +H00" @ 6*,0 H**,0" I *0 @ C0 massa pada perlakuan pelet J massa pada perlakuan deterjen". Sehingga daya fitoremediasi dari tanaman eceng gondok dan kayu apu dengan menggunakan perlakuan pelet lebih besar dibandingkan daya fitoremediasi dari tanaman eceng gondok dan kayu apu dengan menggunakan perlakuan pelet. Pada analisa perbandingan nilai rata-rata suhu dengan masing-masing perlakuan menunjukkan pola grafik sejajar dan menunjukkan nilai pangkal suhu pada setiap populasi sama dengan *0 +$". %al ini dikarenakan tempat penyimpanan ember di dalam ruangan yang sama. :idak ada pengaruh suhu dari lingkungan yang cukup signifikan. Pada analisa hubungan massa tanaman dengan intensitas cahaya pada masing-masing populasi dengan perlakuan yang berbeda memiliki pola yang sama, yaitu pada perlakuan menggunakan deterjen baik pada populasi * dan populasi ( mengalami penurunan nilai rata F rata massa dan intensitas cahaya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa massa dari populasi tanaman fitoremediator eceng gondok dan kayu apu" menentukan besar kecilnya tingkat fitoremediasi pada air yang keruh. Semakin besar massa tanaman akan fitoremediator akan semakin besar pula tingkat fitoremediasi pada populasi yang terkontaminasi.
%. &"SIMPULA# DA# SA!A# &"SIMPULA#
Dari %asil Praktikum fitoremediasi tanaman eceng gondok dan kayu apu terhadap limbah deterjen dan pelet pada perlakuan kondisi populasi yang berbeda dijelaskan kesimpulan sebagai berikut@ . ;aktor yang memperngaruhi tingkat fitoremediasi salah satunya adalah jumlah massa tanaman. *. :anaman &ceng gondok dan ayu apu efektif dalam melakukan fitoremediasi, terbukti pada perlakuan control dan perlakuan pelet pada populasi , * dan ( memiliki nilai ratarata intensitas cahaya masing-masing 6,0 ke 6.C ke 0" dan *.0 ke *.0 ke *./(". %al ini dapat diasumsikan bahwa tanaman eceng gondok yang tumbuh 46+5 di badan air 2awa 3ombor dari luas wilayah rawa berfungsi sebagai agen fitoremediasi dari air inlet yang keruh menjadi air outlet yang lebih jernih. SA!A# #agi para kalangan pencinta 9PA biologi jika ingin melakukan praktikum sebaiknya jumlah massa tanaman pada masing-masing populasi besarnya sama jika tujuan praktikum ingin membandingkan perbedaan perlakuan dari populasi yang berbeda. %al ini akan memudahkan dalam menganalisa data.
(. DAFTA! PUSTA&A
Suardhana 9<. Pemanfaatan &ceng 8ondok Eichhornia crassipes ("art) olm" Sebagai :eknik Alternatif dalam Pengolahan #iologis Air Eimbah Asal 2umah Pemotongan %ewan 2P%" Pesanggaran, Denpasar #ali. 3urnal #iologiK *++ Desember@ C"@ 0C+. Ardiwinata 2!. "usuh Dalam elimut di *aa %ening . ementrian PertanianK /0. Departemen
Permukiman
dan
Prasaran
3akarta,
*++(.
;itoremediasi.
A1ailable@[email protected]. L Diakses tanggal 0 3uli *+0. well. /. *oc! And "ineral Analysis+econd Edition. 'ew ?ork. 9nterscience Publication. (-+0. Dalam ?ola, %olis, = 9da. *+6. %eman$aatan anaman Eceng-Ecengan (%onteridaceae) seagai Agen #itoremediasi dalam %engolahan .imah /rom Industri %enyama!an /ulit+ 3urnal. Golume. 'o.%al *. ;akultas ;armasi ni1ersitas Padjadjaran. &r1ina
%ermawati,
Solichatun.*++0. #itoremediasi
.imah
Detergen
"engguna!an /ayu Apu (%istia stratiotes .+ ) dan 0en'er (.imnocharis $lava .+). 3urnal Golume . 'o.*. %al 0. ni1ersitas Sebelas Maret Surakarta. Aulia 'urmitha A. Eawalenna Samang, Achmad Nubair. *+(. ;itoremediasi Pengolahan Eimbah $air 2umah :angga Dengan Memanfaatkan &ceng 8ondok. 3urnal. %al.*-(. Staf Pengajar 3urusan Sipil ;akultas :eknik, ni1ersitas %asanuddin.