MAKALAH Model-model Pengembangan Kurikulum Tugas Ini Disusun Untuk Mata Kuliah: Pengembngan Kurikulum SD Dosen Pengampu: Drs. Purnomo, M.Pd
Disusun oleh: Ria Ayu Septiana (1401412316) Rombel: 11
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan kurikulum adalah proses yang mengaitkan satu komponen kurikulum
lainnya
untuk
menghasilkan
kurikulum
yang
lebih
baik.
Pengembangan kurikulum tidak dapat lepas dari berbagai aspek yang mempengaruhinya, seperti cara berpikir, sistem nilai (nilai moral, keagamaan, politik, budaya, dan sosial), proses pengembangan, kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat tersebut
maupun
akan menjadi bahan
arah
program
yang perlu
pendidikan. Aspek-aspek
dipertimbangkan
dalam
suatu
pengembangan kurikulum. Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternatif
prosedur
dalam
rangka
mendesain
(designing),
menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum. Oleh karena itu, model pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan suatu proses sistem perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan pendidikan. (Ruhimat, T. dkk 2009: 74). Berbagai macam model kurikulum telah dikembangkan oleh para ahli kurikulum, pendidikan dan psikologi. Sudut pandang ahli yang satu terkadang berbeda dengan sudut pandang ahli yang lain. Ada yang memandang dari sudut isinya
dan
ada
juga
yang
memandang
dari
sisi
pengelolaanya
(sentralisitik/desentralistik). Tidak sedikit pula ahli yang mengembangkan model kurikulum dari sisi proses penggunaan kurikulum tersebut. Walaupun demikian para ahli tersebut tetap mempunyai satu tujuan/arah yaitu mengoptimalkan kurikulum. Kemudian, pada makalah inilah akan dibahas secara mendalam mengenai berbagai model-model pengembangan kurikulum.
2
B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian dari model pengembangan kurikulum? 2. Apa sajakah macam model-model pengembangan kurikulum? 3. Bagaimana langkah-langkah dari model-model pengembangan kurikulum? C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian model pengembangan kurikulum. 2. Mengetahui macam model-model pengembangan kurikulum. 3. Mengetahui langkah-langkah dari model-model pengembangan kurikulum.
3
BAB II PEMBAHASAN A.
Pengertian Model Pengembangan Kurikulum Kurikulum secara umum dapat didefinisikan sebagai rencana (plan) yang dikembangkan untuk dapat tercapainya proses belajar mengajar dengan arahan atau bimbingan sekolah serta anggota stafnya. (H.M. Ahmad, Dkk, 1997: 59) Sedangkan pengembangan kurikulum itu sendiri mempunyai makna yang cukup luas, menurut Nana Syaodih Sukmadinata kurikulum bisa berarti penyusunan kurikulum yang sama sekali baru (curruculum construction), bisa juga menyempurnakan kurikulum yang telah ada (curruculum improvment). Pengembangan kurikulum adalah proses yang mengaitkan satu komponen kurikulum lainnya untuk menghasilkan kurikulum yang lebih baik. (H.M. Ahmad, Dkk, 1997: 62) Menurut Good (1972) dan Travers (1973), model adalah abstraksi dunia nyata atau representasi peristiwa kompleks atau sistem, dalam bentuk naratif, matematis, grafis, serta lambang-lambang lainnya. Model bukanlah realitas, akan tetapi merupakan representasi realitas yang dikembangkan dari keadaan. Dengan demikian, model pada dasarnya berkaitan dengan rancangan yang dapat digunakan untuk menerjemahkan sesuatu sarana untuk mempermudah berkomunikasi, atau sebagai petunjuk yang bersifat perspektif untuk mengambil keputusan, atau sebagai petunjuk perencanaan untuk kegiatan pengelolaan. Model atau konstruksi merupakan ulasan teoritis tentang suatu konsepsi dasar (Zainal Abidin (2012: 137). Dalam pengembangan kurikulum, model dapat merupakan ulasan teoritis tentang suatu proses kurikulum secara menyeluruh atau dapat pula merupakan ulasan tentang salah satu bagian kurikulum. Sedangkan menurut (Kamus Besar Bahasa Indonesia) model adalah pola, contoh, acuan, ragam dari sesuatu yang akan dihasilkan. Dikaitkan dengan model pengembangan kurikulum berarti merupakan suatu pola, contoh dari suatu bentuk kurikulum yang akan menjadi acuan pelaksanaan pendidikan/pembelajaran.
4
Jadi, model pengembangan kurikulum adalah model yang digunakan untuk mengembangkan suatu kurikulum, dimana pengembangan kurikulum dibutuhkan untuk memperbaiki atau menyempurnakan kurikulum yang dibuat untuk dikembangkan sendiri baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah atau sekolah. B.
Macam-macam Model Pengembangan Kurikulum Beserta Langkahlangkahnya. 1. Model Zais Menurut Robert S. Zain dalam bukunya Curriculum Principles and Foundation berbagai model dalam pengembangan kurikulum secara garis besar diutarakan sebagai berikut: a.
Model Administrative Model administrative diistilahkan juga model garis staf atau top down, dari atas ke bawah Artinya kegiatan pengembangan kurikulum di mulai dari pejabat pendidikan yang berwenang yang membentuk panitia pengarah. Biasanya terdiri atas pengawas pendidikan, kepala sekolah, dan staf pengajar inti. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
(1) Atasan membentuk tim yang terdiri atas para pejabat teras yang berwenang (2) Tim merencanakan konsep rumusan tujuan umum dan rumusan falsafah yang diikuti (3) Dibentuk beberapa kelompok kerja yang anggotanya terdiri atas para spesialis kurikulum dan staff pengajar yang bertugas untuk merumuskan tujuan khusus, GBPP, dan kegiatan belajar (4) Hasil kerja dari butir 3 direvisi oleh tim atas dasar pengalaman atau hasil dari try out (5) Setelah try out yang dilakukan oleh beberapa kepala sekolah, dan telah
direvisi
seperlunya,
baru
kurikulum
tersebut
diimplementasikan. b.
Model Dari Bawah (Grass-Roots)
5
Model pengembangan ini merupakan lawan dari model pertama. Inisiatif dan upaya pengembangan kurikulum, bukan datang dari atas tetapi dari bawah, yaitu guru-guru atau sekolah. Dalam model pengembangan yang bersifar grass roots seorang guru, sekelompok guru atau keseluruhan guru disuatu sekolah mengadakan upaya pengembangan kurikulum.Langkah-langkahnya: a)
Inisiatif pengembangan datangnya dari bawah (para pengajar)
b)
Tim pengajar dari beberapa sekolah ditambah nara sumber lain dari orang tua peserta didik atau masyarakat luas yang relevan
c)
Pihak atasan memberikan bimbingan dan dorongan
d)
Untuk pemantapan konsep pengembangan yang telah dirintisnya diadakan loka karya untuk mencari input yang diperlukan
c.
Model Terbalik Hilda Taba Menurut cara yang bersifat tradisional pengembangan kurikulum dilakukan secara deduktif. Taba berpendapat model deduktif ini kurang cocok, sebab tidak merangsang timbulnya inovasi-inovasi. Menurutnya pengembangan kurikulum yang lebih mendorong inovasi dan kreativitas guru-guru adalah yang bersifat induktif, yang merupakan inverse atau arah terbalik dari model tradisional. Langkah-langkahnya: a)
Mendiagnosis kebutuhan , merumuskan tujuan, menetunkan
materi, menemukan penilaian, memperhatikan antara luas dan dalamnya bahan, kemudian disusunlah suatu unit kurikulum b) Mengadakan try out c) Mengadakan revisi atas dasar try out d) Menyusun kerangka kerja teori e)
Mengemukakan
adanya
kurikulum
baru
yang
akan
didesiminasikan. Adapun langkah lain, menurut Sukmadinata (2005:166) dan Ahmad (1998: 57) merangkum lima langkah: yang menjadi dasar dalam pengembangan kurikulum model Taba.
6
a)
Mengadakan unit-unit eksperimen bersama guru Penyusunan unit diawali dengan mendiagnosis kebutuhan serta dilanjutkandengan merumuskan tujuan. Kegiatan ini
juga
mempertimbangkan
serta
keseimbangan
antara
kedalaman
keluasan materi pelajaran yang akan disusun. b)
Menguji unit eksperimen Setelah
unit-unit
dibuat,
langkah
selanjutnya
adalah
mengujicobakan unit tersebut. Tujuan dari uji coba unit untuk melihat kelayakan serta validitas unit-unit dalam pengajaran. Dari hasil ini dapat diketahui layak atau tidak suatu unit diimplementasikan. c)
Mengadakan revisi dan konsolidasi Langkah
ini
dilakukan
jika
hasil
pada
langkah
kedua
menunjukkan perlunya perbaikan dan penyempurnaan unit-unit yang telah disusun.. d)
Mengembangkan keseluruhan kerangka kurikulum Apabila
proses
penyempurnaan
telah
dilakukan
secara
menyeluruh maka langkah berikutnya mengkaji kerangka kurikulum yang dilakukan oleh para ahli kurikulum dan profesional lainnya. e)
Melakukan implementasi dan desiminasi Langkah ini merupakan langkah terakhir yang berarti kurikulum telah siap pakai untuk wilayah yang lebih luas (desiminasi).
d.
Model Pemecahan Masalah Model ini dikenal juga dengan nama action research model. Dari sisi proses, kurikulum model ini sudah melibatkan seluruh komponen pendidikan yang meliputi siswa, orang tua, guru serta sistem sekolah. Kuruikulum dikembangkan dalam rangka memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan (stakeholder) yang meliputi orang tua siswa, masyarakat, dan lain-lain. Penyusunan kurikulum dilakukan dengan mengikuti prosedur action research. Sukmadinata (2005:169) menyebutkan ada dua langkah dalam penyusunan kurikulum jenis ini.
7
a)
Melakukan kajian tentang data-data yang dikumpulkan sebagai bahan penyusunan kurikulum. Data (informasi) yang dikumpulkan hendaknya valid dan reliabel sehingga dapat digunakan sebagai dasar yang kuat dalam pengambilan keputusan penyusunan kurikulum. Data yang lemah akan mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan keputusan ini, disusunlah rencana yang menyeluruh (komprehensif) tentang cara-cara mengatasi masalah yang ada.
b)
Melakukan implementasi atas keputusan yang dihasilkan pada langkah pertama. Dari proses ini akan diperoleh data-data (informasi) baru yang selanjutnya dimanfaatkan untuk mengevaluasi masalah-masalah yang muncul di lapangan sebagai upaya tindak lanjut untuk memodifikasi/memperbaiki kurikulum.
2. Model Rogers Roger, seorang ahli psikologi, memberikan warna yang cukup kuat dalam pengembangan model kurikulum. Ada empat model yang dikembangkan oleh Roger. Model yang satu merupakan perbaikan dari model sebelumnya. a.
Model I Model
pertama
merupakan
model
yang
paling
sederhana.
Kesederhanaan model ini dapat dilihat dari kegiatan yang ditawarkan, yaitu pembelajaran (pemberian informasi) dan ujian. Model ini dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa pendidikan merupakan kegiatan penyampaian informasi yang diakhiri dengan kegiatan evaluasi. Oleh sebab itu, banyak pengembang menyebut model ini sebagai model tradisional. Namun demikian, pada awal pengembanganya, model yang sederhana ini banyak sekali digunakan. Jika Anda menggunakan model ini, maka sesuai dengan sifatnya, Anda harus bias menjawab dua pertanyaan mendasar berikut. a.
Mengapa Anda mengajar mata pelajaran ini?
8
b.
Bagaimana Anda bisa mengukur keberhasilan pengajaran yang
anda ajarkan? Dari pertanyaan di atas terlihat bahwa kegiatan pendidikan sematamata terdiri dari kegiatan memberikan informasi (isi pelajaran) dan ujian. Asumsi yang dipakaid alam model ini adalah pendidikan adalah
evaluasi,
dan
evaluasi
adalah
pendidikan.Model
ni
menganggap siswa sebagai obyek yang pasif, sedangkan guru merupakansubyek yang aktif, yang mempunyai peran lebih dominan. Metode pembelajaranbelum terlalu dipentingkan. Kesistematisan organisasi materi juga belum menjadiperhatian. Secara skematis, model ini dapat digambarkan sebagai berikut.
b.
Model II Model pengembangan kurikulum ini beranjak dari dua pertanyaan sebelumnya dan dua pertanyaaan tambahan berikut. a. Metode apa yang Anda gunakan dalam mengajarkan mata pelajaran? b. Bagaimana Anda mengorganisasikan bahan pelajaran? Dengan menambahkan komponen metode mengajar dan organisasi bahan maka terlihat bahwa model pengembangan kurikulum II semakin baik dan lengkap. Metode yang efektif dan penataan bahan pelajaran sistematis (dari mudah ke yang lebih sukar, dari konkret ke abstrak, dst.) telah dilakukan. Jika digambarkan, maka sosok model II ini adalah sebagai berikut:
9
c.
Model III Tidak puas dengan model kedua ini, Roger pun memunculkan model III dengan menambahkan dua hal yaitu tentang dukungan bahan ajar yang meliputi buku-buku dan media pengajaran. Dengan demikian pengaplikasian model ketiga ini dapat dilakukan jika Anda sebagai guru mampu mengimplementasikan dua pertanyaan tambahan berikut di sekolah. a. Buku pelajaran apa yang Anda gunakan dalam suatu pelajaran? b. Media pengajaran apa yang Anda gunakan dalam mendukung kegiatan pembelajaran? Model II ini dapat digambarkan sebagai berikut.
10
d.
Model IV Di samping pelbagai komponen kurikulum pada model I hingga model III, pada model IV ini disertakan pula komponen penting dalam keseluruhan pendidikan, yaitu tujuan. Tujuan ini menjadi arah pendidikan dan pengajaran ini yang mengikat semua komponen yang telah disebutkan sebelumnya, termasuk teknologi yang akan digunakan. Secara lengkap gambaran model yang dikembangkan Roger dapat disajikan sebagai berikut:
11
BAB III PENUTUP A.
SIMPULAN Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa model pengembangan kurikulum adalah model yang digunakan untuk mengembangkan suatu kurikulum, dimana pengembangan kurikulum dibutuhkan untuk memperbaiki atau menyempurnakan kurikulum yang dibuat untuk dikembangkan sendiri baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah atau sekolah. Adapun modelmodel kurikulum terdiri dari Model Zais dan Model Grass. Model Zais yang berisi Model Administrative, Model Dari Bawah (GrassRoots), Model Terbalik Hilda Taba, Model Pemecahan Masalah, dan model Grass berisi Model I, Model II, Model III, Model IV .
Model II dikembangkan dari Model I dengan menambahkan komponen metode mengajar dan organisasi bahan pelajaran. Dengan menambahkan komponen teknolog pada Model II terbentuklah Model III. Model IV merupakan model paling lengkap karena sudah menambahkan komponen tujuan (sasaran) dalam kerangka garis besar model ini. B.
SARAN Banyak sekali model kurikulum yang telah dikembangkan oleh para ahli. Setiap model konsep kurikulum mengandung strategi atau cara-cara pengembangannya. Sebagai seorang guru sebaiknya pemilihan suatu model pegembangan disesuaikan di antaranya atas dasar pengelolaan, sistem pendidikan, dan tujuan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Chamisijathin, Lise dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum SD. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Dakir, 2004, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta : PT Rineka Cipta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suparlan. 2012. Tanya jawab Pengembangan Kurikulum & Materi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Nindi,
Septian.
2013.
Model-Model
Pengembangan
Kurikulum.
http://septianindi.blogspot.com/2013/05/model-model-pengembangankurikulum.html (diunduh pada tanggal 20 Oktober 2014) Endang,
Wulan.
2013.
Model-model
Pengembangan
Kurikulum.
http://wulanendang.blogspot.com/2013/04/model-model-pengembangankurikulum.html (diunduh pada tanggal 20 Oktober 2014)
13