Antennna Gain Adalah ratio antara jumlah energi yg di propagasikan
-
dibandingkan dg energi yg dipropagasikan jika antena tidak directional (radiasi isotropis) Pola radiasi adl cara memplot energi yg diradiasikan dari
antena. Bentuknya bergantung pd tipe antena yg digunakan. Tipe polanya adalah rectangular dan coordinate polar
Beam Width ain and !idelobe "ront and Back #atio Aperture
Para"olic Dish %ntenna +lot %ntenna )osecant +(uared Pattern )asse#rain %ntenna Phased %rray %ntenna Principle of Operation 'eedin# +ystems )row9s : 5est %ntenna Phase +hifter Devices Monopulse %ntenna Duleer Dipleer &ransmitter Overview Transmitter radar menghasilkan durasi pula yang pendek dg daya #" tinggi diradiasikan ke udara oleh antena. Berikut karakteristik teknis dan operasi yang dibutuhkan oleh transmitter radar $ %. ampu untuk menghasilakn daya #" rata& dan peak po'er yg diperlukan &. !esuai dg Band'ith #" . mudah dimodulasikan dg persyaratan 'ae*orm +. e*isien, reliable dll
Pseudo :)oherent Radar 'unctional Blo Dia#ram Modulator &hyratron Ma#netron )oherent Radar )oncept of )oherence 'unctional Bloc Dia#ram )ross-'ield %mplifier &ravellin# ave &u"e +olid +tate %mplifier &ransmitter Modulates of %ctive %ntennas Receiver +uperheterodyne 'unctional Bloc Dia#ram !inyal #" yang diterima harus ditrans*ormasikan ke dalam ideo sinyal untuk mendapatkan in*ormasi yang dibutuhkan dr echo sinyal. Trans*ormasi ini dibuat oleh penerima super heterodyne.
The superheterodyne receiver changes the rf frequency into an easier to process lower IFfrequency. This IF- frequency will be amplified and demodulated to get a videosignal. RF-Carrier berasal dari antena dan dilakukan filter output dari filter menghasilkan sinyal dengan frekuensi yang dibutuhkan sesuai dg band frekuensi. !emudian frekuensi ini di proses pada mi"er. #i"er $uga menerima input dari localoscilator. %ua sinyal ini slg mengalahkan untuk
mendapatkan IF &intermediet frekuensi' melalui proses heterodyning. (erbedaan pada frekuensi ini disebut IF. IF-carrier di proses pada IFamplifier kemudian dikirim ke detector. )utput dari detector adalah video sinyal.
7ma#e-'re(uency 7nterferences Dou"le Heterodynin# %utomatic 2ain )ontrol Methods %utomatic 're(uency )ontrol %mplitude Detector )oherent Radar &echnolo#y )lutter Doppler $ffect Pulse Pair Processin# Dopler 'ilter Blind +peed Blind speed bergantung pada *rekuensi yg ditransmisikan dan P#" dari pulsa radar. Perbandingan dari sinyal echo antara dua periode pulsa atau lebih .... nilai dari pergeseran phase adalah nol, sehingga target tidak dapat dikenali sebagai taget yang bergerak
Radar +copes %- scope B : +cope PP7 - +cope Radar +i#nal Processin# 7 ; < Phase Detector Hit Processor +lidin# indow )entre of Mass )orrelation ,ocal &racin# =. +ervice %"out !s +itemap Drucversionen Print >ersions ,iterature %ppendices +emiconductors Propa#ation of $lectroma#netics aves )haracteristics of &ransmission ,ines Radar +ets Metrics Measurement !nits
-
+lant Ran#e is The actual range o* a target *rom the radar
The now following graph shows the rectangular-coordinated graphfor the same source. In the rectangular-coordinate graph points are located by pro$ection from a pair of stationary perpendicular a"es. The hori*ontal a"is on the rectangular-coordinate graph corresponds to the circles on the polar-coordinate graph. The vertical a"is on the rectangular-coordinate graph corresponds to the rotating a"is &radius' on the polar-coordinate graph. The measurement scales in the graphs can have linear as well as logarithmic steps.