Kesimpulan : 1.
Dari hasil pratikum uji Sondir dapat disimpulkan bahwa uji sondir disebut juga static dutch cone penetrometer cone penetrometer test. Uji sondir dilakukan untuk mengetahui hubungan nilai tahnan ujung (q c) dan tahanan kulit (f s) dengan kedalaman lapisan tanah, sehingga kekuatan tanah dari masing-masing lapisan dapat ditentukan.
2.
Dari hasil uji sondir hasil perbandingan antara tahanan ujung (q c) dan Komulatif gesekan kulit (f s) dengan kedalaman lapisan tanah didapat grafik diatas. sehingga kekuatan tanah dari masing-masing lapisan dapat ditentukan.
Kesimpulan : 1.
Dari hasil pratikum uji Kadar Air Tanah ( water content test ) dapat disimpulkan bahwa perbandingan antara berat (massa) air tanah dan berat (massa) kering tanah yang dinyatakan dalam persen.
2. Dari uji kadar air didapat perbandingan antara berat air dan berat kering tanah sebesar 74,51 %.
Kesimpulan : 1.
Dari hasil uji Berat Volume Tanah dapat disimpulkan bahwa menentukan berat volume tanah didapat perbandingan berat tanah dengan volume tanah. Dan benda uji yang digunakan adalah sample tanah tidak terganggu (undisturbed sample = UDS).
2.
Dari uji berat volume tanah didapat perbandingan berat tanah dengan volume t anah. Dari hasil pengujian didapat berat volume tanah sebesar 1,57 dan berat volume kering tanah sebesar 0,9.
Kesimpulan : 1.
Dari hasil praktikum uji Massa Jenis Tanah dapat disimpulkan bahwa menentukan massa jenis tanah (G s) didapat perbandingan massa butir tanah dengan massa air destilasi dengan volume yang sama pada temperature tertentu (27,5 0 C).
2.
Dari uji massa jenis tanah didapat perbandingan massa butir tanah dengan massa air destilasi dengan volume yang sama. Dari hasil pengujian didapat massa jenis tanah (Gs) 2,5 dan rata-rata G s 2,5.
Kesimpulan : 1.
Dari hasil praktikum uji Konsolidasi Tanah dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui kecepatan konsolidasi dan besarnya penurunan tanah adalah apabila mendapat beban pada keadaan tanah tertahan juga diberi drainase arah vertical.
2.
Dari hasil uji konsolidasi tanah didapat Variabel dari uji ini yaitu koefesien pemampatan (a v), koefesien perubahan volume (m v), koefesien konsolidasi (Cv), indeks kompressi (Cc), indeks kompressi kembali (Cr), tekanan pra konsolidasi (Pc), over consolidation ratio (OCR).
Kesimpulan : 1.
Dari hasil praktikum uji Batas Plastis dan Indeks Platisitas Tanah dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan batas plastis tanah (PL) dilakukan dengan cara tanah diaduk rata dengan air hingga tanah dalam keadaan plastis lalu digiling menjadi batang berdiameter 3,2 mm mulai menjadi retak.
2. Dari hasil uji batas plastis dan indeks platisitas tanah didapat batas plastis (PL) sebesar 27,97% dan PI sebesar 17,03%.
Kesimpulan : 1. Dari hasil praktikum uji Batas Cair Tanah dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan batas cair tanah (LL) adalah tanah pada keadaan batas cair apabila diperiksa dengan alat casagrande. 2.
Dari hasil uji Batas Cair Tanah, tanah dalam mangkuk yang terpisah oleh alur lebar 2 mm menutup sepanjang 13 mm oleh 25 kali ketukan dengan kecepatan 2 ketukan per detik dan didapat Batas Cair Tanah (LL) sebesar 47%.
Kesimpulan : 1. Dari hasil praktikum uji Analisa Ayak Tanah dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan didtribusi ukuran butir tanah yang tertahan saringan no. 200. Pemeriksaan pada tanah dilakukan dengan analisa saringan. 2. Dari hasil uji Analisa Ayak Tanah didapat tanah yang tertahan saringan no. 200 sebesar 99,29%.
Kesimpulan : 1. Dari hasil praktikum uji Distribusi Ukuran Butir Tanah dengan Alat Hidrometer dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan didtribusi ukuran butir tanah yang lolos saringan no 10. Pemeriksaan dilakukan terhadap sedimen dengan alat hydrometer. 2. Dari hasil uji Distribusi Ukuran Butir Tanah dengan Alat Hidrometer
Kesimpulan : 1.
Dari hasil praktikum uji Kuat Tekan Bebas Tanah (Unconfined Compressive Strength = UCS) dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui kuat tekan bebas tanah (q u) yang diperlukan untuk menekan suatu silinder tanah sampai pecah atau bsarnya tekanan yang memberikan pemendekan sebesar 20%, apabila pemendekan sampai 20% tanah tidak pecah.
2. Dari hasil uji Kuat Tekan Bebas Tanah (Unconfined Compressive Strength = UCS) didapat hasil perbandingan tegangan dan regangan sesuai dengan grafik.
Kesimpulan : 1. Dari hasil praktikum uji Kepadatan Tanah dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan berat volume kering maksimum dan kadar air optimum (optimum moisture content = OMC) pada suatu jenis tanah dapat dilakukan dengan cara standar (standard proctor test) dan dengan cara modifikasi (modifiet proctor test) 2. Dari hasil uji Kepadatan Tanah
Kesimpulan : 1. Dari hasil praktikum uji CBR Laboratorium dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan kualitas relative tanah dasar (sub grade), lapisan pondasi bawah (sub base) dan lapis pondasi atas (base) pada konstruksi jalan di laboratorium uji CBR laboratorium dilakukan tanpa rendaman (unsoaked) atau dengan rendaman (soaked) selama 4 x 24 jam 2. Dari hasil uji CBR Laboratorium
Kesimpulan : 1. Dari hasil praktikum uji CBR Lapangan dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan kualitas relative tanah dasar (sub grade), lapisan pondasi bawah (sub base) dan lapis pondasi atas (base) pada konstruksi jalan, DCP (dynamic cone penetrometer) dipergunakan untuk mencari atau mendapatkan nilai CBR Lapangan. 2. Dari hasil uji CBR
Kesimpulan : 1.
Dari hasil percobaan uji Geser Langsung (Direct Shear Test) disimpulkan bahwa untuk menentukan sudut geser internal tanah (soil friction angle) dan kohesi tanah (cohesive = C) dengan cara menggunakan alat uji geser langsung pada kondisi tanah konsolidasi terairi (consolidated drained = C d).
2. Dari hasil percobaan uji Geser Langsung
Kesimpulan : 1. Dari hasil percobaan uji Kuat Geser Tanah disimpulkan bahwa untuk menentukan kuat geser tanah (Su) dari tanah kohesif yang lunak dan jenuh aiar dengan menggunakan Laboratory vane shear test. 2. Dari hasil percobaan uji Kuat Geser Tanah
Kesimpulan : 1.
Dari hasil percobaan Sand Cone Test (density test) disimpulkan bahwa untuk menentukan kepadatan tanah pada agregat base kelas A, kelas B, dan kelas C di lapangan dengan cara volume kering maksimum atau kepadatan kering maksimum (maximum dry density = MDD), kadar air optimum (optimum moisture content = OMC, %) lapanagn dan persentase kepadatan tanah (D%).
2. Dari hasil percobaan Sand Cone Test (density test) cara digunakan terbatas untuk butir tanah maksimum 50,8 mm, lapis tanah dasar dengan persentase kepadatan =95%, lapis pondasi bawah dan lapis pondasi atas dengan persentase kepadatan =100%.