RINITIS ALERGI
1. ANAT ANATOM OMII
Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke bawah : 1.
Pangkal hidung (bridge)
2.
Batang hidung (dorsum nasi)
3.
Punak hidung (hip)
!.
"la nasi
#.
$olumela
%.
&ubang hidung (nares anterior) Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapi dilapisi si oleh oleh kerang kerangka ka tulang tulang dan tulang tulang rawan rawan yang yang dilapi dilapisi si oleh oleh kulit kulit dan 'aringan ikat dan beberapa otot keil yang berungsi untuk melebarkan atau menyempitkan lubang hidung . $erangka tulang terdiri dari : 1. tulang tulang hidu hidung ng (os (os nasal) nasal) 2. prosess prosessus us ronta rontalis lis os nasal nasal 3. prosessus nasalis os os rontal edangkan kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang rawan yang terletak di bagian bawah hidung * yaitu : 1. sepasang sepasang kartilago kartilago nasalis nasalis lateralis lateralis superio superior r 2. sepasang kartilago lateralis inerior (kartilago ala mayor) 3. tepi anterior anterior kartila kartilago go septum septum +ongga hidung atau ka,um nasi berbentuk terowongan dari depan ke belakang dipisahkan oleh septum nasi di bagian tengahnya men'adi a,um nasi kanan dan kiri. Pintu atau lubang masuk a,um nasi bagian depan disebut nares ante anteri rio or
dan dan
luba lubang ng
belak elakan ang g
diseb isebu ut
nares ares
poste osteri rior or
(koa (koan na)
yang ang
menghubungkan a,um nasi dengan nasoaring. Bagian dari a,um nasi yang letaknya sesuai dengan ala nasi* tepat di belakang nares anterior disebut ,estibulum. estibulum ini dilapisi oleh kulit yang yang mempun mempunyai yai banyak banyak kelen' kelen'ar ar sebasea sebasea dan rambut rambut-ram -rambut but pan'an pan'ang g yang yang
disebut ,ibrise. iap a,um nasi mempunyai ! buah dinding yaitu dinding medial* lateral* inerior dan superior.
/inding /inding medial hidung hidung adalah septum septum nasi. eptum dibentuk oleh tulang dan tulang rawan. Bagian tulang adalah : 1. lamina perpendikul perpendikularis aris os os etmoid etmoid 2. ,omer 3. $rista $rista nasalis nasalis os maksil maksilari ariss !. $rista $rista nasali nasaliss os palatin palatinee Bagian tulang rawan adalah : 1. $artila $artilago go septum septum 2. kolu kolume mela la Pada Pada dind dindin ing g late lateral ral terd terdap apat at ! buah buah konk konka. a. 0ang 0ang terb terbes esar ar dan dan letakn letaknya ya paling paling bawah bawah ialah ialah konka konka inerio inerior* r* kemudi kemudian an yang yang lebih lebih keil keil adalh adalh konka media* lebih keil lagi ialah konka superior sedangkan yang terkeil adalah konk konkaa supr suprem ema. a. $onk $onkaa supr suprem emaa ini ini biasa biasany nyaa rudi rudime ment nter. er. $onk $onkaa ine ineri rior or merupakan tulang tersendiri yang melekat pada os maksila dan labirin etmoid* sedangkan konka media* superior dan suprema merupakan bagian dari labirin etmoid. /i antara konka-konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga sempit yang disebut meatus. Berdasarkan letaknya* ada 3 meatus* yaitu :
1. meatus meatus inerior* inerior* terletak terletak di antara konka konka ineri inerior or dengan dengan dasar hidung hidung dan dindin dinding g lateral lateral ronggg rongggaa hidung hidung.. Pada Pada meatus meatus inerio ineriorr terdapa terdapatt pula pula muara muara (ostium) duktus nasolakrimalis. 2. meatus meatus medius* medius* terleta terletak k di antara konka konka media media dan dinding dinding lateral lateral rongga rongga hidung. Pada meatus medius terdapat muara sinus rontal* sinus maksila dan sinus etmoid anterior. 3. meatus superior superior merupakan merupakan ruangan ruangan di antara konka superior superior dan konka konka media. erdapat muara sinus etmoid posterior dan sinus senoid. Batas rongga hidung : 1. dinding dinding anterior anterior merupakan merupakan dasar rongga hidung hidung dan dibentuk dibentuk oleh os maksila maksila dan os palatum 2. dindin dinding g superio superiorr atau atau atap hidung hidung sangat sempit sempit dan dibentu dibentuk k oleh oleh lamina lamina kibriormis* kibriormis* yang memisahkan memisahkan rongga tengkorak tengkorak dari rongga rongga hidung. hidung. &amina &amina kibrio kibriormi rmiss merupa merupakan kan lempen lempeng g tulang tulang berasal berasal dari dari os etmoid etmoid** tulang tulang ini berlubang-lubang tempat masuknya serabut-serabut sara olaktorius. /i bagian posterior* atap hidung dibentuk oleh os senoid. $ompleks $ompleks osteomeatal osteomeatal ($) merupakan merupakan elah pada dinding lateral hidung yang dibatasi oleh konka media dan lamina papirasea. truktur anatomi penting yang membentuk $ adalah prosesus proses us uninatus* inundibulum etmoid* hiatus semilunaris* bula etmoid* agger nasi dan resessus rontal. $ merupakan unit ungsional yang merupakan tempat ,entilasi dan drainase dari sinus-sinus yang letaknya di anterior yaitu sinus maksila* etmoid anterior dan rontal. ika ter' ter'ad adii obstr obstruk uksi si pada pada ela elah h yang yang sempi sempitt ini* ini* maka maka akan akan ter'a ter'adi di peru peruba baha han n patologis yang signiikan pada sinus-sinus yang terkait. Perd Perdara araha han n hidu hidung ng** pada pada bagi bagian an atas atas rong rongga ga hidu hidung ng mend mendap apat at perdarahan a.Etmoid a.Etmoid anterior anterior da dan posterior . Bagi Bagian an bawa bawah h rong rongga ga hidu hidung ng mendap mendapat at perdar perdaraha ahan n dari dari abang abang a.maksilaris a.maksilaris interna interna. Bagian Bagian depan depan hidung hidung mendapat perdarahan dari abang-abang a.fasialis. a.fasialis. Persara Persaraan an hidung hidung bagian bagian depan depan dan atas atas rongga rongga hdung hdung mendap mendapat at persaraan sensoris dari n.Etmoidalis anterior . +ongga hidung lainnya * sebagian besar
mendapat
persaraan
sensoris
dari
n.Maksilaris
senopalatina. 4ungsi penghidu berasal dari n.Olfaktorius. n.Olfaktorius.
melaui melaui
gangli ganglion on
2. DEFINISI
+initis alergi adalah penyakit inlamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitasi dengan allergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika ter'adi paparan ulangan dengan allergen spesiik tersebut (on Pir5uest* 167%). /ei /eini nisi si menu menuru rutt 8H 8H "+9" "+9" ("lle ("llerg rgi i +hin +hinit itis is and and its its impa impat t on "sthma) "sthma) tahun 21 adalah kelainan pada hidung dengan ge'alabersin ge'alabersin-bersin* -bersin* rinore* rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh 9g;.
3. EPIDEMIOLOGI
eskipun insiden rhinitis alergi yang tepat tidak diketahui* tampaknya menyerang sekitar sekitar 1 < dari populasi umum. /apat timbul pada semua golongan umur* terutam anak dan dewasa* namun berkurang berkurang dengan bertambahnya umur. 4aktor herediter berperan* sedangkan 'enis kelamin* golongan etnis dan ras tidak berpengaruh.
4. ETIOLOGI
Penyebab tersering adalah allergen inhalan (dewasa) dan allergen ingestan (anak-anak). Pada anak-anak sering disertai ge'ala alergi lain* seperti urtikaria dan gangguan penernaan. /ipeberat oleh aktor non-spesiik* seperti asap rokok* bau yang merangsang* perubahan uaa dan kelembapan yang tinggi. Berdasarkan ara masuknya* allergen dibagi atas : 1. "lerge "lergen n inhalan* inhalan* yang masuk masuk bersama bersama dengan dengan dengan dengan udara perna pernaasan asan** misalnya tungau debu rumah* serpihan epitel kulit binatang* rerumputan serta 'amur. 2. "lerge "lerge ingesta ingestan n yang masuk masuk ke saluran saluran erna* erna* berupa berupa makanan makanan** misalnya misalnya susu sapi* telur* oklat* ikan laut* udang* kepiting* dan kaang-kaangan. 3. "lerge "lergen n in'ekt in'ektan* an* yang masuk masuk melalu melaluii suntik suntikan an atau tusukan* tusukan* misalny misalnyaa penisilin dan sengatan lebah. !. "ler "lerge gen n kont kontak akta tan* n* yang yang masu masuk k mela melalu luii kont kontak ak kuli kulitt atau atau 'ari 'aring ngan an mukosa* misalnya bahan kosmetika* perhiasan dan lain-lain.
5. PATOFISIOLOGI
+initis alergika merupakan suatu penyakit inlamasi ang diawali dengan tahap sensitisasi dan diikuti dengan tahap pro,okasi= reaksi alergi. +eaksi laergi terdiri dai 2 ase yaitu 9mmediate Phase "llergi +eation atau +eaksi "lergi 4ase >epat(+ >epat(+"4> "4>)) yang yang berlan berlangsu gsung ng se'ak se'ak konta kontak k dengan dengan allerg allergen en sampai sampai 1 'am setelah setelahnya nya dan late late Phase Phase "llerg "llergi i +eati +eation on atau +eaksi "lergi "lergi 4ase 4ase &ambat &ambat (+"4&) yang berlansung 2-! 'am dengan punak %-7 'am (ase hiper-reaktiitas) setelah pemaparan dan dapat berlangsung sampai 2!-!7 'am. Pada kontak pertama dengan alergn atau tahap sensitisasi* makroag atau monosit yang berperan sebagai sel penya'i ("ntigen Presenting >ell="P>) akan menangkap allergen yang menempel di permukaan mukosa hidung. etelah dip roses* antigen akan membentuk ragmen pendek peptide dan bergabung dengan molekul H&" kelas 99 membentuk kmpleks peptida > kelas 99 yang kmudian dipresentasikan pada sel helper (h ). $emudian sel penya'i akan melepas sitokin seperti 9& 9 yang akan mengaktikan h untuk berproliersi men'adinh 1 dan h 2. h 2 akan menghasilkan berbagai sitokin sepertin 9& 3* 9& !* 9& #* dan 9& 13* 9& ! da 9& 13 dapat diikat oleh reseptornya di permukaan sel limosit B* sehin sehingg ggaa sel lim limos osit it B men' men'ad adii akti akti dan dan akan akan memp mempro rodu duks ksii 9g ;. 9g ; di sirkulasi darah akan masuk ke 'aringan dan diikat oleh reseptor 9g ; di permukaan sel mastosit atau basoil sehingga kedua sel ini men'adi akti. Proses ini disebut sensitisasi yang menghasilkan sel mediator yang tersensitisasi. Bila mukosa yang sudah tersensitisasi tersensitisasi terpapar dengan allergen yang sama* maka kedua rantai 9g ; akan akan mengik mengikat at allerg allergen en spesii spesiik k dan ter'adi ter'adi degran degranula ulasi si mastos mastosit it dan basoi basoill deng dengan an akib akibat at terle terlepa pasny snyaa medi mediat ator or kimi kimiaa yang yang suda sudah h terbe terbent ntuk uk teru teruta tama ma histamin. elain histamin 'uga di keluarkan ?ewly 4ormed ediators antara lain prostaglandin /2* &eukotrien >!* bradikinin* Platelet "ti,ating 4ator dan berbagai sitokin (9&3*9& !* 9& #* 9& %* @->4) dan lainlain. 9nilah 9 nilah yang disebut sebagai +eaksi "lergi 4ase >epat (+"4>). Histamin akan merangsang reseptor 999 pada u'ung sara ,idianus sehingga meni menimb mbul ulka kan n rasa rasa gata gatall pada pada hidu hidung ng dan dan bers bersin in2. 2. Hist Histam amin in 'uga 'uga akan akan
menyeb menyebabk abkan an kelen' kelen'ar ar mukosa mukosa dan sel goblet goblet mengal mengalami ami hiperse hipersekre kresi si dan permeabilitas kapiler meningkat sehingga ter'adi rinore. @e'ala lain adalah a dalah hidung tersumbat akibat ,asodilatasi sinusoid. elain itu* histamine 'uga menyebabkan rangsangan pada mukosa hidung sehingga ter'adi pengeluaran 9>" 9. Pada +"4>* sel mastosit 'uga akan melepaskan molekul kemotaktik yang menyebabkan akumulasi sel eosiniil dan netroil di 'aringan target. +espon ini tidak tidak berhen berhenti ti sampai sampai disini disini sa'a* sa'a* tetapi tetapi ge'ala ge'ala akan akan berlan berlan'ut 'ut dan menap menapai ai punak %-7 'am setelah pemaparan.Pada +"4& ini ditandai dengan penambahan 'enis dan 'umlah sel inlamasi seperti eosinoil* limosit* netroil* basoil dan mastosit di mukosa hidung serta peningkatan sitokin seperti 9& 3* 9& !*9& # dan @->4 @->4 dan 9>" 9>" 9 pada pada seret seret hidung hidung.. imbul imbulnya nya ge'ala ge'ala hipera hiperakti kti atau responsi,e hidung adalah akibat peranan eosinoil dan mediator inlamasi dari granul granulnya nya seperti seperti ;osino ;osinophi phili li >ation >ationi i Protei Protein n (;>P)* (;>P)* ;osino ;osinohil hili i /eri,e /eri,ed d Protein (;/P)* a'or Basi Protein (BP) dan ;osinophili PeroAidase (;P). Pada Pada ase ase ini* ini* selai selain n akt aktor or spesi spesii ik* k* irit iritasi asi oleh oleh akto aktorr non non spesi spesii ik k dapa dapatt memperberat ge'ala seperti asap rokok* bau yang merangsang* perubahan uaa dan kelembapan udara yang tinggi. 6. GAMBARAN HISTOLOGIK
eara mikroskopik tampak adanya dilatasi pembuluh darah (,asular bad) deng dengan an pemb pembesa esaran ran sel sel gobl goblet et dan dan sel pemb pemben entu tuk k muu muus. s. erd erdap apat at 'uga 'uga pembesaran ruang interseluler dan penebalan membrane basal* serta ditemukan iniltrasi sel-sel eosinoil pada 'aringan mukosa dan sub mukosa. /i luar serangan* mukosa kembali normal. "kan tetapi serangan dapat ter'adi persisten sepan'ang tahun* sehingga ter'adi perubahan irre,ersible* yaitu ter'adi ter'adi prolierasi prolierasi 'aringan ikat dan hiperplasia hiperplasia mukosa mukosa sehingga sehingga tampak mukosa mukosa hidung menebal. /engan masunya antigen asing ke dalam tubuh ter'adi reaksi berupa : 1. +espon +espon primer* primer* yaitu yaitu proses proses eliminasi eliminasi dan dan agositosis agositosis antigen antigen ("g). Bersia Bersiatt non spesiik spesiik dan dapat berakh berakhir ir sampai sampai disini disini.. Bila Bila "g tidak tidak berhasil selurunya dihilangkan* reaksi berlan'ut men'adi respon sekunder. 2.
+espon +espon sekunde sekunder* r* yaitu yaitu reaksi reaksi bersia bersiatt spesii spesiik. k. 0ang 0ang mempun mempunyai yai 3 kemungkinan yaitu : system imunitas seluler atau humoral atau kedua-
duan duanya ya diba dibang ngki kitk tkan an.. Bila Bila "g dari dari siste sistem m imun imunol olog ogik ik** maka maka reak reaksi si berlan'ut men'adi respon tertier. 3. +espo espon n tert tertie ier* r* yait yaitu u reak reaksi si imun imunol olo ogik gik yang yang ter' ter'ad adii yan yang tid tidak menguntungkan tubuh. +eaksi ini dapat bersiat sementara atau menetap* menetap* tergantung dari daya eleminasi "g oleh tubuh. @ell dan >oombs mengklasiikasikan reaksi ini atas ! tipe* yaitu : 1. ipe 1 (reaksi anailaksis=i anailaksis=immediat mmediatee hyperse hypersensiti nsitiity) ity) 2. ipe ipe 2 (reak (reaksi si sito sitoto toks ksik ik)) 3. ipe ipe 3 (rea (reaks ksii kompl komplek ekss imun imun)) !. ipe ipe ! (delay (delayed ed hype hypersen rsensiti siti,it ,ity). y).
7. KLASIFIKASI
Berdasarkan siat berlangsungnya : 1.
+initis alergi musiman (seasonal)* ter'adi pada ?egara dengan ! musim. "lergen penyebabnya spesiik* yaitu tepung sari dan spora 'amur.
2. +initi +initiss alergi alergi sepan'an sepan'ang g tahun tahun (perenni (perennial)* al)* timbul timbul intermitte intermitten n atau atau terus terus menerus* tanpa ,ariasi musim* timbul sepan'ang tahun. Penyebab yang paling sering adalah alergen inhalan. @angguan isiologik pada golongan perennial lebih ringan dibandingkan golongan musiman tetapi karena lebih persisten maka komplikasinya lebih sering ditemukan. $lasiikasi 8H : 1. 9ntermitten 9ntermitten : bila bila ge'ala ge'ala kurang kurang dari ! hari= hari= minggu minggu.. 2. Persisten Persisten : bila bila ge'ala ge'ala lebih dari dari ! hari hari =minggu =minggu dan dan lebih lebih dari ! minggu. minggu. Berdasarkan berat ringannya penyakit : 1.
+ingan* bila tidak ditemukan gangguan tidur* gangguan akti,itas harian* bersantai* berolahraga* bela'ar* beker'a dan hal-hal lain yang mengganggu.
2. edang-berat edang-berat** bila terdapat terdapat satu atau atau lebih lebih dari gangguan gangguan tersebut tersebut diatas. diatas.
8. GEJALA KLINIK
1. erangan erangan bersin bersin berulang berulang lebih lebih dari dari # kali kali dalam dalam satu kali kali serangan. serangan. 2. +inore +inore yang yang ener dan banyak banyak** hidung hidung tersumba tersumbat* t* hidung hidung dan mata mata gatal* kadang disertai lakrimasi.
3.
@e'ala spesiik lain pada anak-anak bila penyakit penyakit berlangsung berlangsung lama(lebih lama(lebih dari dari 2 tahu tahun) n) adal adalah ah baya bayang ngan an gela gelap p di daera daerah h bawa bawah h mata mata (alle (allerg rgi i shiner) akibat stasis ,ena sekunder karena obstruksi hidung. "nak sering menggo menggosok sok-go -gosok sok hidung hidung dengan dengan punggu punggung ng tangan tangan (allerg (allergi i salute salute). ). &ama- lama akantimbul garis melintang di dorsum nasi seperti bawah bawah (allergi rease).
!. ering ering disertai disertai penyakit penyakit alergi alergi lainnya lainnya seperti seperti asma* asma* urtikaria* urtikaria* atau atau eksim. eksim.
9. DIAGNOSIS
/iagnosis rhinitis alergi ditegakkan berdasarkan : 1.
"namnesis @e'a @e'ala la rhin rhinit itis is alerg alergii yang yang khas khas adal adalah ah terd terdap apat atny nyaa seran seranga gan n bersi bersin n berulang* rinore yang ener dan banyak* hidung tersumbat* hidung dan mata mata gata gatall yang yang kada kadang ng diser diserta taii deng dengan an bany banyak akny nyaa air air mata mata kelu kelurr (lakrimasi).
2. Peme Pemeri riks ksaa aan n 4is 4isik ik Pada rinoskopi anterior tampak mukosa edema* basah* berwarna puat atau li,id disertai adanya adanya sekret ener yang banyak. banyak. Bila ge'ala persisten* persisten* mukosa inerior tampak hipertroi. @e'ala spesiik lain pada anak adalah allergi shiner* allergi salute* dan allergi rease* serta aies adenoid. /ind /indin ing g poste posteri rior or arin aring g tamp tampak ak gran granul uler er dan dan edem edemaa (obb (obble lesto stone ne appearane)* serta dinding lateral aring menebal. &idah tampak seperti gambaran peta (geographi tongue). 3. Peme Pemerik riksaa saan n Penu Penun' n'an ang g •
Hitung 'enis : peningkatan kadar 9g ;
•
+" (+adio 9mmuno orbent "ssay est)
•
;&9" (;nyme &inked 9mmuno orbent "ssay est)
•
Pemeriksaan stologi hidung
•
Prik test
•
kin ;nd-point itration(;)
•
9ntrautaneus Pro,oati,e /ilutional 4ood est (9P/4)
•
/iet eliminasi dan pro,okasi (>hallenge est)
10. DIAGNOSIS BANDING
1. +ini +initi tiss non non aler alergi gi 2. +ini +initi tiss ine ineks ksio iosa sa 3. >ommon o old
11. PENATALAKSANAAN
1. erap erapii yang yang pali paling ng idea ideall adal adalah ah deng dengan an meng menghi hind ndari ari kont kontak ak deng dengan an allergen penyebabnya. 2. edi edik kamen amento tosa sa •
"ntihistamin "ntihistamin** dian'urkan dian'urkan "H-1 karen a beker'a beker'a seara inhibitor inhibitor kompet kompetiti iti pada pada resepto reseptorr H-1 sl target. target. Pember Pemberian ian dapat dapat dalam dalam komb kombin inasi asi atau atau tanpa tanpa komb kombin inasi asi deng dengan an deko dekong nges estan tan seara seara peroral.
•
Preparat simpatomimetik golongan agonis adrenergik ala* dipakai sebaga sebagaii dekong dekongesta estan n hidung hidung oral oral dengan dengan atau atau tanpa tanpa kombin kombinasi asi dengan antihistamin atau topikal.
•
Preparat Preparat kortikoster kortikosteroid* oid* diberikan bila respon ase lambat lambat tidak berhasil diatasi dengan pengobatan sebelumnya.
•
Prep Prepara aratt anti antiko koli line nerg rgik ik topi topika kall adal adalah ah ipra ipratro tropi pium um brom bromid ide* e* bermanaat untuk mengatasi rinore* karena aktiitas inhibisi reseptor kolinergik pada permukaan sel eektor.
3. perati ida idaka kan n konk konkot otom omii parsi parsial al (pem (pemot oton onga gan n sebag sebagia ian n konk konkaa iner inerio ior)* r)* konkop konkoplas lasti ti atau multip multiple le outra outratu tured red** inerio ineriorr turbin turbinopl oplasty asty perlu perlu dipikirkan bila konka inerior hipertroi berat dan tidak berhasil dikeilkan dengan ara kauterisasi memakai "g?3 2# < atau triklor asetat. !. 9munoterapi api >ara pengobatan ini dilakukan pada alergi inhalan dengan ge'ala yang berat dan sudah berlangsung lama serta dengan pengobatan ara lain tidak memberikan hasil yang memuaskan. u'uan dari adalah pembentukan 9g@
boking antibody dan penurunan 9g;. "da 2 metode imunoterapi yang umum dilakukan yaitu intradermal dan sub-lingual.
12. KOMPLIKASI
$omplikasi rhinitis alergi yang sering adalah : 1. Polip olip hidu idung "lergi hidung merupakan salah satu aktor penyebab terbentuknyapolip hidung dan kekambuhan polip hidung. 2. titis media eusi yang sering residi* residi* terutama terutama pada pada anak-anak anak-anak.. 3.
inusitis Paranasal.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
?ama
: ?n. @
Cmur
: 1D tahun
enis enis kelami kelamin n : Pere Perempu mpuan an Peker'aan
: Pela'ar C
uku uku ban bang gsa : in inan ang g "lamat
: >endana ata "ir
ANAMNESIS
eorang pasien wanita berumur 1D tahun datang ke Poliklinik H + /+. /'amil Padang tanggal 2# ktober 27 'am 6:3 dengan : K!"#$% U&$'$ :
Bersin-bersin # 'am yang lalu K!"#$% T$'($#$% :
Hidung sering gatal se'ak ! tahun yang lalu R)*$+$& ,%+$-)& S-$$%/
•
Bersin-bersin Bersin-bersin # 'am yang lalu* keluhan keluhan ini sudah sudah dirasakan dirasakan pasien
se'ak ! tahun yang lalu. Bersin terus-menerus* selama lebih kurang 3 'am* setiap serangan lebih dari # kali dan lebih dari ! hari dalam seminggu. Bersin-bersin Bersin-bersin didahului didahului oleh hidung gatal-gatal dan kemudian kemudian keluar ingus ingus ener dari hidung yang berwarna 'ernih* tidak berbau* tidak disertai darah dan dan memb membas asah ahii bebe bebera rapa pa hela helaii tissue* tissue* kadang kadang-ka -kadan dang g diserta disertaii dengan dengan keluarnya air mata. $eluhan ini munul saat pagi hari* uaa dingin dan terkena debu sewaktu membersihkan rumah. •
ata terasa gatal dan berair* sekitar bibir 'uga terasa gatal setiap
bersin. •
akit kepala dirasakan setiap bersin.
•
/emam tidak ada
•
8a'ah terasa penuh tidak ada
•
elinga terasa penuh dan berair tidak ada
•
+iwayat sakit tenggorokan tidak ada
•
+asa menelan airan di tenggorokan tidak ada
•
"lergi makanan tidak ada
•
+iwayat gatal-gatal dan bentol pada kulit atau kaligata tidak ada
•
esak napas atau napas berbunyi meniut tidak ada
•
Pasien pernah berobat ke dokter praktek lebih kurang 3 tahun yang
lalu* lalu* diberi diberi obat obat makan makan namun namun pasien pasien tidak tidak tahu tahu nama nama obatny obatnya* a* setelah setelah minum obat ada perbaikan. etelah itu pasien tidak pernah lagi berobat ke dokter dokter karena karena keadaa keadaan n ini tidak tidak mengga menggangg nggu u akti,i akti,itas tas seharisehari-har harii dan sekolahnya serta keluhan dapat hilang dengan sendirinya.
R)*$+$& ,%+$-)& $#"!"
Pasien Pasien mender menderita ita asma pada pada waktu waktu masih masih anak-an anak-anak* ak* namun namun sekaran sekarang g tidak tidak pernah kambuh lagi
R)*$+$& P%+$-)& -!"$/$
"dik dari ayah (tante) pasien menderita penyakit dengan keluhan yang sama
R)*$+$& P-$$% S)$! E-%') $% K()$$$% •
Pasien seorang pela'ar "
•
entilasi rumah ukup baik
•
idak ada memelihara binatang peliharaan dirumah
•
idak menggunakan karpet dan kasur kapuk.
PEMERIKSAAN FISIK S&$&" G%$!)$&$
$eadaan Cmum
: Baik
$esadaran
: >>
ekanan /arah
: 11=7 mmHg
4rekuensi ?aas
: D7 A= menit
4rekuensi ?adi
: 17 A=menit
uhu
: aebris
P')-$$% S)&')-
$epala
: tidak ada kelainan
ata
: kon'ungti,a tidak anemis* sklera tidak ikterik
horak
: antung dan paru dalam batas normal
"bdomen
: Hepar dan lien tidak teraba* normal*
;kstremitas
bising usus (E)
distensi tidak ada
: ;dema tidak ada* perusi 'aringan baik
STATUS LOKALIS THT T!)%/$
Pemeriksaan /aun telinga
/inding &iang elinga
$elainan $el. >ongenital rauma +adang $el. etabolik ?yeri tarik ?yeri tekan tragus >ukup lapang (?) empit Hiperemis ;dema
/ekstra idak ada idak ada idak ada idak ada idak ada idak ada >ukup lapang idak ada idak ada
inistra idak ada idak ada idak ada idak ada idak ada idak ada >ukup lapang idak ada idak ada
assa ekret=serumen Bau 8arna umlah enis embrana impani : sukar dinilai astoid anda radang 4istel ikatrik ?yeri tekan ?yeri ketok es @arpu ala +inne hwabah 8eber $esimpulan
idak ada idak berbau keoklatan Banyak lunak
idak ada idak berbau $eoklatan Banyak $eras
idak ada idak ada idak ada idak ada idak ada Positi ama dengan
idak ada idak ada idak ada idak ada idak ada Positi eman'ang
pemeriksa &ateralisasi ke kiri uli kondukti auris sinistra
H)"%/
Pemeriksaan Hidung luar
$elainan /ekstra /eormitas idak ada $el. kongenital idak ada rauma idak ada +adang idak ada assa idak ada "llergi shiner E "llergi salute : tidak ada
inistra idak ada idak ada idak ada idak ada idak ada E
?yeri tekan ?yeri ketok
idak ada idak ada
idak ada idak ada
idak ada idak ada >ukup lapang eatus media erous edang idak berbau ;utroi &i,ide &iin idak ada ;utroi &i,ide
idak ada idak ada >ukup lapang eatus media erous edikit idak berbau ;utroi &i,ide &iin idak ada ;utroi &i,ide
inus Paranasal
R#)-,) A%&) estibulum ibrise +adang >a,um ?asi >ukup lapang (?) empit &apang ekret &okasi enis umlah Bau $onkha inerior Ckuran 8arna Permukaan ;dema $onkha media Ckuran 8arna
eptum
Permukaan ;dema >ukup
&iin idak ada >ukup lurus
&iin idak ada >ukup lurus
lurus=de,iasi Permukaan 8arna pina $rista "bses Perorasi
&iin erah muda idak ada idak ada idak ada idak ada
&iin erah muda idak ada idak ada idak ada idak ada
/ekstra >ukup lapang erah muda idak ada idak ada ;utroi erah muda liin idak ada idak ada tidak idak ada
inistra >ukup lapang erah muda idak ada idak ada ;utroi erah muda &iin idak ada idak ada idak idak ada
idak ada -
idak ada -
/ekstra simetris erah muda idak ada idak ada erah muda bergranul
inistra imetris erah muda idak ada idak ada erah muda Bergranul
assa : tidak ada R#)%-,) P&) N$$)%/
Pemeriksaan $oana
ukosa
$onkha inerior
"denoid uara tuba eustahius assa : tidak ada Post ?asal /rip
$elainan >ukup lapang (?) empit &apang 8arna ;dema aringan granulasi Ckuran 8arna Permukaan ;dema "da=tidak ertutup sekret ;dema mukosa "da=tidak enis
O$)%/ $% M"!"&
Pemeriksaan Palatum ole E "rus 4aring /inding 4aring
$elainan imetris=tidak 8arna ;dema Berak=eksudat 8arna Permukaan
onsil
Peritonsil
Ckuran 8arna Permukaan uara kripti /etritus ;ksudat Perlengketan
1 erah muda +ata idak melebar idak ada idak ada idak ada
1 erah muda +ata idak melebar idak ada idak ada idak ada
dengan pilar 8arna ;dema "bses
erah muda idak ada idak ada
erah muda idak ada idak ada
erah muda normal idak ada idak ada
erah muda ?ormal idak ada idak ada
/ekstra ?ormal erah muda idak ada +ata idak ada erah muda idak ada idak ada ?ormal erah muda idak ada idak ada Putih ?ormal ?ormal idak ada idak ada idak ada idak ada idak ada idak ada idak ada
inistra ?ormal erah muda
umor : tidak ada @igi : karies tidak ada &idah 8arna Bentuk /e,iasi assa L$)%/-,) I%)-
Pemeriksaan ;pilotis
"ritenoid
entrikular band
Plia ,okalis
ubglotis=trakeaa inus piriormis alekule
$elainan Bentuk 8arna ;dema Pinggir rata=tidak assa 8arna ;dema assa @erakan 8arna ;dema assa 8arna @erakan Pinggir medial assa assa ekret ada=tidak assa ekret assa ekret
P')-$$% K!%$ G&$# B%)%/ L#
+ata idak ada erah muda idak ada idak ada ?ormal erah muda idak ada idak ada Putih ?ormal ?ormal idak ada idak ada idak ada idak ada idak ada idak ada idak ada
9nsp 9nspek eksi si
: id idak ak terl terlih ihat at pemb embesar esaran an kelen elen'a 'arr get getah ah benin ening g
Palpasi
: idak teraba aba pem pemb besar esaraan kele elen'ar getah bening
/iagnosis $er'a : 1.+initis "lergi persisten dera'at ringan 2.uli kondukti auris sinistra /iagnosis Banding : - +initis ,asomotor - +hinitis ineksi Pemeriksaan Pemeriksaan "n'uran "n'uran : es "lergi erap rapi
: - "ntihista stamin : ethydrolin napadisyl sylat 3 A # mg - etil prednisolon 3 A ! mg - etes telinga karbogliserin 1<
erapi "n'uran : Prognosis
?asihat
: Fuo ad ,itam
: bonam
Fuo ad sanam
: bonam
: - Hindari aktor-aktor penetus alergi - aat membersihkan rumah* gunakan masker - en'aga daya tahan tubuh seperti makan teratur dan ukup gii* istirahat yang ukup.
DISKUSI
elah dilaporkan seorang wanita usia 1D tahun dengan diagnosis ker'a +hinitis "lergi Persisten dera'at ringan. /iagnosis ditegakkan berdasarkan ge'ala klinis klinis yaitu yaitu seragan seragan bersin bersin berula berulang ng dengan dengan keluar keluarnya nya ingus ingus yang yang ener ener dan banyak* hidung dan mata gatal* kadang-kadang keluar air mata. $eluhan ini timbul pada pagi hari* uaa dingin dan saat terkena debu. $eadaan ini timbul karena histamin akan merangsang reseptor H1 pada u'ung sara ,idianus sehingga menimb menimbulk ulkan an rasa gatal gatal pada pada hidung hidung dan bersin bersin-ber -bersin sin.Hi .Histam stamin in 'uga 'uga akan akan menyeb menyebaba abakan kan kelen' kelen'ar ar mukosa mukosa dan sel goble goblett mengal mengalami ami hiperse hipersekre kresi si dan peningkatan permeabilitas kapiler sehingga ter'adi rinore (keluar ingus). imbulnya imbulnya ge'ala hiperakti hiperakti atau hiperrespon hiperresponsi si hidung hidung adalah akibat peranan peranan eosinoil dengan mediator inlamasi dari granulnya seperti Eosinophilic seperti Eosinophilic Catonic Protein (;>P) , , Eosinophilic Derivate Protein (;/P) , , Mayor Basic Protein (BP) , , Eosinophilic Peroxidase (;P). 4aktor risiko pada pasien ini adalah pasien mempunyai riwayat asma pada saat anak-anak namun sekarang tidak pernah kambuh lagi. /ari riwayat penyakit keluarga keluarga 'uga diketahui diketahui bahwa adik ayah pasien 'uga menderita menderita penyakit dengan ge'ala yang sama. Berdasarkan klasiikasi rhinitis alergi menurut 8H tahun 2* pasien digolongkan pada rinitis alergi persisten karena ge'ala yang timbul lebih dari ! hari=minggu* sedangkan untuk tingkat berat ringan penyakitnya digolongkan pada dera'at ringan karena keadaan ini tidak mengganggu akti,itas harian* berolahraga* sekolah* bela'ar dan hal-hal lain. Pada pemeriksaan hidung luar* ditemukan allergic shiner * yaitu bayangan gelap gelap di daerah daerah bawah bawah mata mata yang yang ter'adi ter'adi karena karena stasis, stasis,ena ena sekund sekunder er akibat akibat obstru obstruksi ksi hidung hidung.. Pada Pada pemerik pemeriksaan saan rhinos rhinoskop kopii anterio anteriorr didapa didapatka tkan n konkha konkha inerior dan media dekstra dan sinistra berwarna li,ide akan tetapi masih dalam ukur ukuran an norm normal. al. /ite /itemu muka kan n sekre sekrett pada pada meat meatus us medi mediaa deks dekstra tra dan dan sinist sinistra ra berwarna bening* ener.
Penatalaksan Penatalaksanaan aan pada pasien ini adalah dengan memberikan antihistamin antihistamin H1* H1* yang yang beke beker'a r'a seara seara inhi inhibi bito torr komp kompet etit iti i pada pada resep resepto torr H1 sel sel targ target et.. "ntihistamin berguna untuk mengatasi ge'ala pada respon epat seperti rinore* bersin dan gatal. elain itu 'uga diberikan kortikosteroid untuk mengatasi inlamasi. elain itu pasien disarankan untuk menghindari aktor-aktor penetus dan men'aga daya tahan tubuh. Pasien dian'urkan untuk melakukan tes alergi untuk mengetahui aktor penyebab rhinitis alerginya sehingga penanganan pasien dapat lebih terarah. Pada pasien 'uga ditemukan serumen yang banyak dan keras di telinga kiri. /ari tes dengan penala ditemukan +inne positi* hwabah meman'ang dan 8eber lateralisasi ke kiri. Berdasarkan pemeriksaan tersebut pasien didiagnosis tuli tuli konduk kondukti ti auris auris sinistr sinistra. a. +inne +inne masih masih positi positi 'ika 'ika tuli tuli konduk konduktiG tiG 3 dB. Penatalaksanaan pada pasien ini adalah dengan memberikan tetes karbogliserin 3<.