LAPORAN PENDAHULUAN INTRACEREBRAL HEMATOMA HEMATOMA (ICH) DENGAN CRANIOTOMY
A. KONSEP DASAR MEDIS INTRACEREBRAL HEMATOMA (ICH)
1. PENGERTIAN Perdarahan intracerebral intracerebral adalah perdarahan yang terjadi pada jaringan otak biasanya akibat robekan pembuluh darah yang ada dalam jaringan otak. ecara klinis ditandai dengan adanya penurunan kesadaran yang kadang!kadang kadang!kadang disertai lateralisasi" pada pemeriksaan pemeriksaan #T can didapatkan adanya daerah hiperdens yang indikasi dilakukan operasi jika ingle" $iameter lebih dari % cm" Peri&er" Adanya pergeseran garis tengah" ecara klinis hematom tersebut dapat menyebabkan gangguan neurologis'lateralisasi. (perasi yang dilakuk dilakukan an biasany biasanyaa adalah adalah e)akuasi e)akuasi hematom hematom disertai disertai dekompre dekompresi si dari tulang tulang kepala. kepala. *aktor!& *aktor!&akto aktorr yang yang menentu menentukan kan prognosenya prognosenya hampir sama sama dengan dengan &aktor!&aktor &aktor!&aktor yang menentuka menentukan n prognose perdarahan perdarahan subdural. +Paula" +Paula" ,--/ Intra #erebral 0ematom adalah perdarahan kedalam substansi otak .0emorragi ini biasanya terjadi dimana tekanan mendesak kepala sampai daerah kecil dapat terjadi pada luka tembak "cidera tumpul. +uharyanto" ,--/ Intra secerebral hematom adalah pendarahan dalam jaringan otak itu sendiri. 0al ini dapat timbul pada cidera kepala tertutup yang berat atau cidera kepala kepala terbuka terbuka .intraser .intraserebra ebrall hematom hematom dapat timbul timbul pada penderita penderita stroke stroke hemorg hemorgik ik akibat akibat melebarn melebarnya ya pembuluh nadi. +#orin" +#orin" ,--/
,. ETI(2(GI Etiologi dari Intra #erebral 0ematom menurut uyono +,-11/ adalah 3 a. 4ecelakaan yang menyebabkan trauma kepala b. *raktur depresi depresi tulang tengkorak tengkorak c. Gerak akselerasi dan deselerasi tiba!tiba
d. #edera penetrasi peluru e. 5atuh &. 4ecelakaan kendaraan bermotor g. 0ipertensi h. 6al&ormasi Arteri 7enosa i. Aneurisma j. $istrasia darah darah k. (bat l. 6erokok
%. 6ANI*ETAI 42INI4 Intracerebral hemorrhage mulai dengan tiba!tiba. $alam sekitar setengah orang" hal itu diaali dengan sakit kepala berat" seringkal seringkalii selama selama akti&itas akti&itas.. 6eskipun 6eskipun begitu" begitu" pada orang tua" sakit kepala kepala kemung kemungkina kinan n ringan ringan atau tidak ada. $ugaan gejala terbentuknya dis&ungsi otak dan menjadi memburuk sebagaimana peluasan pendarahaan. 8eberapa gejala" seperti lemah" lumpuh" kehilangan perasa" dan mati rasa" seringkali mempengaruhi hanya salah satu bagian tubuh. orang kemungkinan tidak bisa berbicara atau menjadi pusing. Penglihatan kemungkinan terganggu atau hilang. 6ata bisa di ujung perintah yang berbeda atau menjadi lumpuh. Pupil bisa menjadi tidak normal besar atau kecil. 6ual" muntah" serangan" dan kehilangan kesadaran adalah biasa dan bisa terjadi di dalam hitungan detik sampai menit. 6enurut #orin +,--/ mani&estasi klinik dari dari Intra cerebral 0ematom yaitu 3 a. 4esadaran mungkin akan segera hilang" atau bertahap seiring dengan membesarnya hematom. b. Pola pernapasaan pernapasaan dapat dapat secara progresi& progresi& menjadi menjadi abnormal. abnormal.
d. #edera penetrasi peluru e. 5atuh &. 4ecelakaan kendaraan bermotor g. 0ipertensi h. 6al&ormasi Arteri 7enosa i. Aneurisma j. $istrasia darah darah k. (bat l. 6erokok
%. 6ANI*ETAI 42INI4 Intracerebral hemorrhage mulai dengan tiba!tiba. $alam sekitar setengah orang" hal itu diaali dengan sakit kepala berat" seringkal seringkalii selama selama akti&itas akti&itas.. 6eskipun 6eskipun begitu" begitu" pada orang tua" sakit kepala kepala kemung kemungkina kinan n ringan ringan atau tidak ada. $ugaan gejala terbentuknya dis&ungsi otak dan menjadi memburuk sebagaimana peluasan pendarahaan. 8eberapa gejala" seperti lemah" lumpuh" kehilangan perasa" dan mati rasa" seringkali mempengaruhi hanya salah satu bagian tubuh. orang kemungkinan tidak bisa berbicara atau menjadi pusing. Penglihatan kemungkinan terganggu atau hilang. 6ata bisa di ujung perintah yang berbeda atau menjadi lumpuh. Pupil bisa menjadi tidak normal besar atau kecil. 6ual" muntah" serangan" dan kehilangan kesadaran adalah biasa dan bisa terjadi di dalam hitungan detik sampai menit. 6enurut #orin +,--/ mani&estasi klinik dari dari Intra cerebral 0ematom yaitu 3 a. 4esadaran mungkin akan segera hilang" atau bertahap seiring dengan membesarnya hematom. b. Pola pernapasaan pernapasaan dapat dapat secara progresi& progresi& menjadi menjadi abnormal. abnormal. c. Respon pupil mungkin lenyap atau menjadi abnormal.
d. $apat timbul muntah!muntah akibat peningkatan tekanan intra cranium. e. Perubahan perilaku kogniti& dan perubahan &isik pada berbicara dan gerakan motorik dapat timbul segera atau secara lambat. &. Nyeri kepala dapat muncul segera atau bertahap seiring dengan peningkatan tekanan intra cranium.
9. PAT(*II(2(GI Perdarahan intraserebral ini dapat disebabkan oleh karena ruptur arteria serebri yang dapat dipermudah dengan adanya hipertensi. 4eluarnya darah dari pembuluh darah didalam otak berakibat pada jaringan disekitarnya atau didekatnya" sehingga jaringan yang ada disekitarnya akan bergeser dan tertekan. $arah yang keluar dari pembuluh darah sangat mengiritasi otak" sehingga mengakibatkan )osospasme pada arteri disekitar perdarahan" spasme ini dapat menyebar keseluruh hemis&er otak dan lingkaran illisi" perdarahan aneorisma!aneorisma ini merupakan lekukan!lekukan berdinding tipis yang menonjol pada arteri pada tempat yang lemah. 6akin lama aneorisme makin besar dan kadang!kadang pecah saat melakukan akti)itas. $alam keadaan &isiologis pada orang deasa jumlah darah yang mengalir ke otak :; ml'menit per 1-- gr jaringan otak. 8ila aliran darah ke otak turun menjadi 1; ml'menit per 1-- gr jaringan otak akan menjadi penghentian akti&itas listrik pada neuron tetapi struktur sel masih baik" sehingga gejala ini masih re)esibel. (ksigen sangat dibutuhkan oleh otak sedangkan (, diperoleh dari darah" otak sendiri hampir tidak ada cadangan (, dengan demikian otak sangat tergantung pada keadaan aliran darah setiap saat. 8ila suplay (, terputus ;!1- detik akan terjadi gangguan &ungsi otak" bila lebih lama dari
d. $apat timbul muntah!muntah akibat peningkatan tekanan intra cranium. e. Perubahan perilaku kogniti& dan perubahan &isik pada berbicara dan gerakan motorik dapat timbul segera atau secara lambat. &. Nyeri kepala dapat muncul segera atau bertahap seiring dengan peningkatan tekanan intra cranium.
9. PAT(*II(2(GI Perdarahan intraserebral ini dapat disebabkan oleh karena ruptur arteria serebri yang dapat dipermudah dengan adanya hipertensi. 4eluarnya darah dari pembuluh darah didalam otak berakibat pada jaringan disekitarnya atau didekatnya" sehingga jaringan yang ada disekitarnya akan bergeser dan tertekan. $arah yang keluar dari pembuluh darah sangat mengiritasi otak" sehingga mengakibatkan )osospasme pada arteri disekitar perdarahan" spasme ini dapat menyebar keseluruh hemis&er otak dan lingkaran illisi" perdarahan aneorisma!aneorisma ini merupakan lekukan!lekukan berdinding tipis yang menonjol pada arteri pada tempat yang lemah. 6akin lama aneorisme makin besar dan kadang!kadang pecah saat melakukan akti)itas. $alam keadaan &isiologis pada orang deasa jumlah darah yang mengalir ke otak :; ml'menit per 1-- gr jaringan otak. 8ila aliran darah ke otak turun menjadi 1; ml'menit per 1-- gr jaringan otak akan menjadi penghentian akti&itas listrik pada neuron tetapi struktur sel masih baik" sehingga gejala ini masih re)esibel. (ksigen sangat dibutuhkan oleh otak sedangkan (, diperoleh dari darah" otak sendiri hampir tidak ada cadangan (, dengan demikian otak sangat tergantung pada keadaan aliran darah setiap saat. 8ila suplay (, terputus ;!1- detik akan terjadi gangguan &ungsi otak" bila lebih lama dari
:. PAT0=A>
:. PAT0=A>
+#orin" ,--/
+#orin" ,--/ <. PE6ERI4AAN PEN?N5ANG Pemeriksaan penunjang dari Intra #erebral 0ematom menurut udoyo +,-- adalah sebagai berikut 3
a. Angiogra&i b. #t scanning c. 2umbal pungsi d. 6RI e. Thora@ photo &. 2aboratorium g. E4G
. PENATA2A4ANAAN Pendarahan intracerebral lebih mungkin menjadi &atal dibandingkan stroke ischemic. Pendarahan tersebut biasanya besar dan catastrophic" khususnya pada orang yang mengalami tekanan darah tinggi yang kronis. 2ebih dari setengah orang yang mengalami pendarahan besar meninggal dalam beberapa hari. 6ereka yang bertahan hidup biasanya kembali sadar dan beberapa &ungsi otak bersamaan dengan aktu. 6eskipun begitu" kebanyakan tidak sembuh seluruhnya &ungsi otak yang hilang. Pengobatan pada pendarahan intracerebral berbeda dari stroke ischemic. Anticoagulant +seperti heparin dan ar&arin/" obat! obatan trombolitik" dan obat!obatan antiplatelet +seperti aspirin/ tidak diberikan karena membuat pendarahan makin buruk. 5ika orang yang menggunakan antikoagulan mengalami stroke yang mengeluarkan darah" mereka bisa memerlukan pengobatan yang membantu penggumpalan darah seperti 3 a. 7itamin 4" biasanya diberikan secara in&use. b. Trans&usi atau platelet. Trans&usi darah yang telah mempunyai sel darah dan pengangkatan platelet +plasma segar yang dibekukan/. c. Pemberian in&us pada produk sintetis yang serupa pada protein di dalam darah yang membantu darah untuk menggumpal +&aktor penggumpalan/.
a. Angiogra&i b. #t scanning c. 2umbal pungsi d. 6RI e. Thora@ photo &. 2aboratorium g. E4G
. PENATA2A4ANAAN Pendarahan intracerebral lebih mungkin menjadi &atal dibandingkan stroke ischemic. Pendarahan tersebut biasanya besar dan catastrophic" khususnya pada orang yang mengalami tekanan darah tinggi yang kronis. 2ebih dari setengah orang yang mengalami pendarahan besar meninggal dalam beberapa hari. 6ereka yang bertahan hidup biasanya kembali sadar dan beberapa &ungsi otak bersamaan dengan aktu. 6eskipun begitu" kebanyakan tidak sembuh seluruhnya &ungsi otak yang hilang. Pengobatan pada pendarahan intracerebral berbeda dari stroke ischemic. Anticoagulant +seperti heparin dan ar&arin/" obat! obatan trombolitik" dan obat!obatan antiplatelet +seperti aspirin/ tidak diberikan karena membuat pendarahan makin buruk. 5ika orang yang menggunakan antikoagulan mengalami stroke yang mengeluarkan darah" mereka bisa memerlukan pengobatan yang membantu penggumpalan darah seperti 3 a. 7itamin 4" biasanya diberikan secara in&use. b. Trans&usi atau platelet. Trans&usi darah yang telah mempunyai sel darah dan pengangkatan platelet +plasma segar yang dibekukan/. c. Pemberian in&us pada produk sintetis yang serupa pada protein di dalam darah yang membantu darah untuk menggumpal +&aktor penggumpalan/.
(perasi untuk mengangkat penumpukan darah dan menghilangkan tekanan di dalam tengkorak" bahkan jika hal itu bisa menyelamatkan hidup" jarang dilakukan karena operasi itu sendiri bisa merusak otak. 5uga" pengangkatan penumpukan darah bisa memicu pendarahan lebih" lebih lanjut kerusakan otak menimbulkan kecacatan yang parah. 6eskipun begitu" operasi ini kemungkinan e&ekti& untuk pendarahan pada kelenjar pituitary atau pada cerebellum. Pada beberapa kasus" kesembuhan yang baik adalah mungkin. 6enurut #orin +,--/ menyebutkan penatalaksanaan untuk Intra #erebral 0ematom adalah sebagai berikut 3 a. (bser)asi dan tirah baring terlalu lama. b. 6ungkin diperlukan ligasi pembuluh yang pecah dan e)akuasi hematom secara bedah. c. 6ungkin diperlukan )entilasi mekanis. d. ?ntuk cedera terbuka diperlukan antibiotiok. e. 6etode!metode untuk menurunkan tekanan intra kranium termasuk pemberian diuretik dan obat anti in&lamasi. &. Pemeriksaan 2aboratorium seperti 3 #T!can" Thora@ &oto" dan laboratorium lainnya yang menunjang.
B. KONSEP DASAR MEDIS CRANIOTOMY 1. Definisi
Trepanasi atau craniotomy adalah operasi untuk membuka tengkorak +tempurung kepala/ dengan maksud untuk mengetahui dan memperbaiki kerusakan otak. Trepanasi' kraniotomi adalah suatu tindakan membuka tulang kepala yangbertujuan mencapai otak untuk tindakan pembedahan de&initi&.
(perasi untuk mengangkat penumpukan darah dan menghilangkan tekanan di dalam tengkorak" bahkan jika hal itu bisa menyelamatkan hidup" jarang dilakukan karena operasi itu sendiri bisa merusak otak. 5uga" pengangkatan penumpukan darah bisa memicu pendarahan lebih" lebih lanjut kerusakan otak menimbulkan kecacatan yang parah. 6eskipun begitu" operasi ini kemungkinan e&ekti& untuk pendarahan pada kelenjar pituitary atau pada cerebellum. Pada beberapa kasus" kesembuhan yang baik adalah mungkin. 6enurut #orin +,--/ menyebutkan penatalaksanaan untuk Intra #erebral 0ematom adalah sebagai berikut 3 a. (bser)asi dan tirah baring terlalu lama. b. 6ungkin diperlukan ligasi pembuluh yang pecah dan e)akuasi hematom secara bedah. c. 6ungkin diperlukan )entilasi mekanis. d. ?ntuk cedera terbuka diperlukan antibiotiok. e. 6etode!metode untuk menurunkan tekanan intra kranium termasuk pemberian diuretik dan obat anti in&lamasi. &. Pemeriksaan 2aboratorium seperti 3 #T!can" Thora@ &oto" dan laboratorium lainnya yang menunjang.
B. KONSEP DASAR MEDIS CRANIOTOMY 1. Definisi
Trepanasi atau craniotomy adalah operasi untuk membuka tengkorak +tempurung kepala/ dengan maksud untuk mengetahui dan memperbaiki kerusakan otak. Trepanasi' kraniotomi adalah suatu tindakan membuka tulang kepala yangbertujuan mencapai otak untuk tindakan pembedahan de&initi&.
2. Indi!si
a. Pengangkatan jaringan abnormal b. 6engurangi tekanan intracranial c. 6enge)aluasi bekuan darah d. 6engontrol bekuan darah e. Pembenahan organ!organ intracranial &. Tumor otak g. Perdarahan h. Peradangan dalam otak i. Trauma pada tengkorak
2. Indi!si
a. Pengangkatan jaringan abnormal b. 6engurangi tekanan intracranial c. 6enge)aluasi bekuan darah d. 6engontrol bekuan darah e. Pembenahan organ!organ intracranial &. Tumor otak g. Perdarahan h. Peradangan dalam otak i. Trauma pada tengkorak
". Te#ni O$e%!si
a. Positioning
2etakkan kepala pada tepi meja untuk memudahkan operator. 0ead!up kurang lebih 1: o +pasang donat kecil dibaah kepala/. 2etakkan kepala miring kontralateral lokasi lesi' hematoma. Ganjal bahu satu sisi saja +pada sisi lesi/ misalnya kepala miring ke kanan maka ganjal bantal di bahu kiri dan sebaliknya. b. Washing
#uci lapangan operasi dengan sa)lon. Tujuan sa)lon3 desin&ektan" menghilangkan lemak yang ada di kulit kepala sehingga pori! pori terbuka" penetrasi betadine lebih baik. 4eringkan dengan doek steril. Pasang doek steril di baah kepala untuk membatasi kontak
". Te#ni O$e%!si
a. Positioning
2etakkan kepala pada tepi meja untuk memudahkan operator. 0ead!up kurang lebih 1: o +pasang donat kecil dibaah kepala/. 2etakkan kepala miring kontralateral lokasi lesi' hematoma. Ganjal bahu satu sisi saja +pada sisi lesi/ misalnya kepala miring ke kanan maka ganjal bantal di bahu kiri dan sebaliknya. b. Washing
#uci lapangan operasi dengan sa)lon. Tujuan sa)lon3 desin&ektan" menghilangkan lemak yang ada di kulit kepala sehingga pori! pori terbuka" penetrasi betadine lebih baik. 4eringkan dengan doek steril. Pasang doek steril di baah kepala untuk membatasi kontak dengan meja operasi c. Markering
etelah markering periksa kembali apakah lokasi hematomnya sudah benar dengan melihat #T scan. aat markering perhatikan3 garis rambut untuk kosmetik" sinus untuk menghindari perdarahan" sutura untuk mengetahui lokasi" zygoma sebagai batas basis cranii" jalannya N 7II +kurang lebih 1'% depan antara tragus sampai dengan canthus lateralis orbita/ d. Desinfeksi
$esin&eksi lapangan operasi dengan betadine. untikkan Adrenalin 13,--.--- yang mengandung lidocain -":B. Tutup lapangan operasi dengan doek steril.
e. Operasi
1/ Incisi lapis demi lapis sedalam galea +setiap :cm/ mulai dari ujung. ,/ Pasang haak tajam , buah +oleh asisten/" tarik ke atas sekitar <- derajat. %/ 8uka &lap secara tajam pada loose connecti)e tissue. 4ompres dengan kasa basah. $i baahnya diganjal dengan kasa steril supaya pembuluh darah tidak tertekuk +bahaya nekrosis pada kulit kepala/. 4lem pada pangkal &lap dan &iksasi pada doek. 9/ 8uka pericranium dengan diatermi. 4elupas secara hati!hati dengan rasparatorium pada daerah yang akan di burrhole dan gergaji kemudian dan raat perdarahan. :/ Penentuan lokasi burrhole idealnya pada setiap tepi hematom sesuai gambar #T scan. 2akukan burrhole pertama dengan mata bor tajam +0udsonCs 8race/ kemudian dengan mata bor yang melingkar +#onical boor/ bila sudah menembus tabula interna. / 8oorhole minimal pada 9 tempat sesuai dengan merkering. ;/ Perdarahan dari tulang dapat dihentikan dengan bone a@. Tutup lubang boorhole dengan kapas basah' etjes. / 8uka tulang dengan gigli. 8ebaskan dura dari cranium dengan menggunakan sonde. 6asukan penuntun gigli pada lubang boorhole. Pasang gigli kemudian masukkan penuntun gigli sampai menembus lubang boorhole di sebelahnya. 2akukan pemotongan dengan
etelah markering periksa kembali apakah lokasi hematomnya sudah benar dengan melihat #T scan. aat markering perhatikan3 garis rambut untuk kosmetik" sinus untuk menghindari perdarahan" sutura untuk mengetahui lokasi" zygoma sebagai batas basis cranii" jalannya N 7II +kurang lebih 1'% depan antara tragus sampai dengan canthus lateralis orbita/ d. Desinfeksi
$esin&eksi lapangan operasi dengan betadine. untikkan Adrenalin 13,--.--- yang mengandung lidocain -":B. Tutup lapangan operasi dengan doek steril.
e. Operasi
1/ Incisi lapis demi lapis sedalam galea +setiap :cm/ mulai dari ujung. ,/ Pasang haak tajam , buah +oleh asisten/" tarik ke atas sekitar <- derajat. %/ 8uka &lap secara tajam pada loose connecti)e tissue. 4ompres dengan kasa basah. $i baahnya diganjal dengan kasa steril supaya pembuluh darah tidak tertekuk +bahaya nekrosis pada kulit kepala/. 4lem pada pangkal &lap dan &iksasi pada doek. 9/ 8uka pericranium dengan diatermi. 4elupas secara hati!hati dengan rasparatorium pada daerah yang akan di burrhole dan gergaji kemudian dan raat perdarahan. :/ Penentuan lokasi burrhole idealnya pada setiap tepi hematom sesuai gambar #T scan. 2akukan burrhole pertama dengan mata bor tajam +0udsonCs 8race/ kemudian dengan mata bor yang melingkar +#onical boor/ bila sudah menembus tabula interna. / 8oorhole minimal pada 9 tempat sesuai dengan merkering. ;/ Perdarahan dari tulang dapat dihentikan dengan bone a@. Tutup lubang boorhole dengan kapas basah' etjes. / 8uka tulang dengan gigli. 8ebaskan dura dari cranium dengan menggunakan sonde. 6asukan penuntun gigli pada lubang boorhole. Pasang gigli kemudian masukkan penuntun gigli sampai menembus lubang boorhole di sebelahnya. 2akukan pemotongan dengan gergaji dan asisten mem&i@ir kepala penderita.
1-/ Patahkan tulang kepala dengan &lap ke atas menjauhi otak dengan cara tulang dipegang dengan knabel tang dan bagian baah dilindungi dengan ele)ator kemudian miringkan posisi ele)ator pada saat mematahkan tulang. 11/ etelah nampak hematom epidural" bersihkan tepi!tepi tulang dengan spoeling dan suctioning sedikit demi sedikit. Pedarahan dari tulang dapat dihentikan dengan bone a@. 1,/ Gantung dura +hitch stitch/ dengan benang silk %.- sedikitnya 9 buah. 1%/ E)akuasi hematoma dengan spoeling dan suctioning secara gentle. E)aluasi dura" perdarahan dari dura dihentikan dengan diatermi. 8ila ada perdarahan dari tepi baah tulang yang merembes tambahkan hitch stitch pada daerah tersebut kalau perlu tambahkan spongostan di baah tulang. 8ila perdarahan pro&us dari baah tulang +berasal dari arteri/ tulang boleh di!knabel untuk mencari sumber perdarahan kecuali dicurigai berasal dari sinus. 19/ 8ila ada dura yang robek jahit dura dengan silk %.- atau )icryl %.- secara simpul dengan jarak kurang dari :mm. Pastikan sudah tidak ada lagi perdarahan dengan spoeling berulang!ulang. 1:/ Pada s&'d&%! #e!*+! setelah dilakukan kraniektomi langkah salanjutnya adalah membuka duramater. 1 ayatan pembukaan dura seyogianya berbentuk tapal kuda +bentuk ?/ berla anan dengan sayatan kulit. $uramater dikait dengan pengait dura" kemudian bagian yang terangkat disayat dengan pisau sampai terlihat lapisan mengkilat dari arakhnoid. +8ila sampai keluar cairan otak" berarti arachnoid sudah turut tersayat/. 6asukkan kapas berbuntut melalui lubang sayatan ke baah duramater di da lam ruang subdural" dan se&anjutnya dengan kapas ini sebagai pelindung ter hadap kemungkinan trauma pada lapisan tersebut. 1/ Perdarahan dihentikan dengan koagulasi atau pemakaian klip khusus. 4oagulasi yang dipakai dengan kekuatan lebih rendah dibandingkan untuk pembuluh darah kulit atau subkutan. 1;/ Reseksi jaringan otak didahului dengan koagulasi permukaan otak dengan pembuluh!pembuluh darahnya baik arteri maupun )ena. 1/ emua pembuluh da rah baik arteri maupun )ena berada di permukaan di ruang subarahnoidal" se hingga bila ditutup maka pada jaringan otak dibaahnya tak ada darah lagi.
1-/ Patahkan tulang kepala dengan &lap ke atas menjauhi otak dengan cara tulang dipegang dengan knabel tang dan bagian baah dilindungi dengan ele)ator kemudian miringkan posisi ele)ator pada saat mematahkan tulang. 11/ etelah nampak hematom epidural" bersihkan tepi!tepi tulang dengan spoeling dan suctioning sedikit demi sedikit. Pedarahan dari tulang dapat dihentikan dengan bone a@. 1,/ Gantung dura +hitch stitch/ dengan benang silk %.- sedikitnya 9 buah. 1%/ E)akuasi hematoma dengan spoeling dan suctioning secara gentle. E)aluasi dura" perdarahan dari dura dihentikan dengan diatermi. 8ila ada perdarahan dari tepi baah tulang yang merembes tambahkan hitch stitch pada daerah tersebut kalau perlu tambahkan spongostan di baah tulang. 8ila perdarahan pro&us dari baah tulang +berasal dari arteri/ tulang boleh di!knabel untuk mencari sumber perdarahan kecuali dicurigai berasal dari sinus. 19/ 8ila ada dura yang robek jahit dura dengan silk %.- atau )icryl %.- secara simpul dengan jarak kurang dari :mm. Pastikan sudah tidak ada lagi perdarahan dengan spoeling berulang!ulang. 1:/ Pada s&'d&%! #e!*+! setelah dilakukan kraniektomi langkah salanjutnya adalah membuka duramater. 1 ayatan pembukaan dura seyogianya berbentuk tapal kuda +bentuk ?/ berla anan dengan sayatan kulit. $uramater dikait dengan pengait dura" kemudian bagian yang terangkat disayat dengan pisau sampai terlihat lapisan mengkilat dari arakhnoid. +8ila sampai keluar cairan otak" berarti arachnoid sudah turut tersayat/. 6asukkan kapas berbuntut melalui lubang sayatan ke baah duramater di da lam ruang subdural" dan se&anjutnya dengan kapas ini sebagai pelindung ter hadap kemungkinan trauma pada lapisan tersebut. 1/ Perdarahan dihentikan dengan koagulasi atau pemakaian klip khusus. 4oagulasi yang dipakai dengan kekuatan lebih rendah dibandingkan untuk pembuluh darah kulit atau subkutan. 1;/ Reseksi jaringan otak didahului dengan koagulasi permukaan otak dengan pembuluh!pembuluh darahnya baik arteri maupun )ena. 1/ emua pembuluh da rah baik arteri maupun )ena berada di permukaan di ruang subarahnoidal" se hingga bila ditutup maka pada jaringan otak dibaahnya tak ada darah lagi.
,-/ Perlengketan jaringan otak dilepaskan dengan koagulasi. Tepi bagian otak yang direseksi harus dikoagulasi untuk menjamin jaringan otak bebas dari perlengketan. ?ntuk membakar permukaan otak" idealnya dipergunakan kauter bipolar. 8ila dipergunakan kauter monopolar" untuk memegang jaringan otak gunakan pinset anatomis halus sebagai alat bantu kauterisasi. ,1/ Pengembalian tulang. Perlu dipertimbangkan dikembalikan'tidaknya tulang dengan e)aluasi klinis pre operasi dan ketegangan dura. 8ila tidak dikembalikan lapangan operasi dapat ditutup lapis demi lapis dengan cara sebagai berikut3 a/ Teugel dura di tengah lapangan operasi dengan silk %.- menembus keluar kulit. b/ Periost dan &ascia otot dijahit dengan )icryl ,.-. c/ Pasang drain subgaleal. d/ 5ahit galea dengan )icryl ,.-. e/ 5ahit kulit dengan silk %.-. &/ 0ubungkan drain dengan )aum drain +Redon drain/. f. Operasi selesai .
8ila tulang dikembalikan" buat lubang untuk &iksasi tulang" pertama pada tulang yang tidak diangkat +%!9 buah/. Tegel dura ditengah tulang yang akan dikembalikan untuk menghindari dead space. 8uat lubang pada tulang yang akan dikembalikan sesuai dengan lokasi yang akan di &iksasi +%!9 buah ditepi dan , lubang ditengah berdekatan untuk teugel dura/. 2akukan &iksasi tulang dengan dengan silk ,.-" selanjutnya tutup lapis demi lapis seperti diatas. ,. K+$i!si P+s* O$e%!si
a. Edema cerebral. b. Perdarahan subdural" epidural" dan intracerebral. c. 0ypo)olemik syok. d. 0ydrocephalus.
,-/ Perlengketan jaringan otak dilepaskan dengan koagulasi. Tepi bagian otak yang direseksi harus dikoagulasi untuk menjamin jaringan otak bebas dari perlengketan. ?ntuk membakar permukaan otak" idealnya dipergunakan kauter bipolar. 8ila dipergunakan kauter monopolar" untuk memegang jaringan otak gunakan pinset anatomis halus sebagai alat bantu kauterisasi. ,1/ Pengembalian tulang. Perlu dipertimbangkan dikembalikan'tidaknya tulang dengan e)aluasi klinis pre operasi dan ketegangan dura. 8ila tidak dikembalikan lapangan operasi dapat ditutup lapis demi lapis dengan cara sebagai berikut3 a/ Teugel dura di tengah lapangan operasi dengan silk %.- menembus keluar kulit. b/ Periost dan &ascia otot dijahit dengan )icryl ,.-. c/ Pasang drain subgaleal. d/ 5ahit galea dengan )icryl ,.-. e/ 5ahit kulit dengan silk %.-. &/ 0ubungkan drain dengan )aum drain +Redon drain/. f. Operasi selesai .
8ila tulang dikembalikan" buat lubang untuk &iksasi tulang" pertama pada tulang yang tidak diangkat +%!9 buah/. Tegel dura ditengah tulang yang akan dikembalikan untuk menghindari dead space. 8uat lubang pada tulang yang akan dikembalikan sesuai dengan lokasi yang akan di &iksasi +%!9 buah ditepi dan , lubang ditengah berdekatan untuk teugel dura/. 2akukan &iksasi tulang dengan dengan silk ,.-" selanjutnya tutup lapis demi lapis seperti diatas. ,. K+$i!si P+s* O$e%!si
a. Edema cerebral. b. Perdarahan subdural" epidural" dan intracerebral. c. 0ypo)olemik syok. d. 0ydrocephalus. e. 4etidakseimbangan cairan dan elektrolit +IA$0 atau $iabetes Insipidus/.
&. Gangguan per&usi jaringan sehubungan dengan tromboplebitis. a. Tromboplebitis postoperasi biasanya timbul D 19 hari setelah operasi. b. 8ahaya besar tromboplebitis timbul bila darah tersebut lepas dari dinding pembuluh darah )ena dan ikut aliran darah sebagai emboli ke paru!paru" hati"dan otak. Pencegahan tromboplebitis yaitu latihan kaki post operasi" ambulati& dini c. In&eksi. In&eksi luka sering muncul pada %< D 9< jam setelah operasi. (rganisme yang paling sering menimbulkan in&eksi adalah stapilokokus aurens" organisme gram positi&. tapilokokus mengakibatkan pernanahan. ?ntuk menghindari in&eksi luka yang paling penting adalah peraatan luka dengan memperhatikan aseptik dan antiseptik C. K+nse$ D!s!% As!n Ke$e%!-!*!n 1. Pen!/i!!n
a. $ata subjekti& 3 1/ Identitas +pasien dan keluarga'penanggung jaab/ meliputi3 Nama" umur"jenis kelamin" suku bangsa" agama" pendidikan" pekerjaan" status perkainan" alamat" dan hubungan pasien dengan keluarga'pengirim/. ,/ 4eluhan utama3 8agaimana pasien bisa datang ke ruang gaat darurat" apakah pasien sadar atau tidak" datang sendiri atau dikirim oleh orang lainF %/ Riayat cedera" meliputi aktu mengalami cedera +hari" tanggal" jam/" lokasi'tempat mengalami cedera. 9/ 6ekanisme cedera3 8agaimana proses terjadinya sampai pasien menjadi cedera. 5) Allergi +alergi/3 Apakah pasien mempunyai riayat alergi terhadap makanan +jenisnya/" obat" dan lainnya. 6) Medication +pengobatan/3 Apakah pasien sudah mendapatkan pengobatan pertama setelah cedera" apakah pasien sedang menjalani proses pengobatan terhadap penyakit tertentuF 7) Past Medical History +riayat penyakit sebelumnya/3 Apakah pasien menderita penyakit tertentu sebelum menngalami cedera" apakah penyakit tersebut menjadi penyebab terjadinya cederaF
&. Gangguan per&usi jaringan sehubungan dengan tromboplebitis. a. Tromboplebitis postoperasi biasanya timbul D 19 hari setelah operasi. b. 8ahaya besar tromboplebitis timbul bila darah tersebut lepas dari dinding pembuluh darah )ena dan ikut aliran darah sebagai emboli ke paru!paru" hati"dan otak. Pencegahan tromboplebitis yaitu latihan kaki post operasi" ambulati& dini c. In&eksi. In&eksi luka sering muncul pada %< D 9< jam setelah operasi. (rganisme yang paling sering menimbulkan in&eksi adalah stapilokokus aurens" organisme gram positi&. tapilokokus mengakibatkan pernanahan. ?ntuk menghindari in&eksi luka yang paling penting adalah peraatan luka dengan memperhatikan aseptik dan antiseptik C. K+nse$ D!s!% As!n Ke$e%!-!*!n 1. Pen!/i!!n
a. $ata subjekti& 3 1/ Identitas +pasien dan keluarga'penanggung jaab/ meliputi3 Nama" umur"jenis kelamin" suku bangsa" agama" pendidikan" pekerjaan" status perkainan" alamat" dan hubungan pasien dengan keluarga'pengirim/. ,/ 4eluhan utama3 8agaimana pasien bisa datang ke ruang gaat darurat" apakah pasien sadar atau tidak" datang sendiri atau dikirim oleh orang lainF %/ Riayat cedera" meliputi aktu mengalami cedera +hari" tanggal" jam/" lokasi'tempat mengalami cedera. 9/ 6ekanisme cedera3 8agaimana proses terjadinya sampai pasien menjadi cedera. 5) Allergi +alergi/3 Apakah pasien mempunyai riayat alergi terhadap makanan +jenisnya/" obat" dan lainnya. 6) Medication +pengobatan/3 Apakah pasien sudah mendapatkan pengobatan pertama setelah cedera" apakah pasien sedang menjalani proses pengobatan terhadap penyakit tertentuF 7) Past Medical History +riayat penyakit sebelumnya/3 Apakah pasien menderita penyakit tertentu sebelum menngalami cedera" apakah penyakit tersebut menjadi penyebab terjadinya cederaF
8) Last Oral Intae +makan terakhir/3 4apan aktu makan terakhir sebelum cederaF 0al ini untuk memonitor muntahan dan untuk mempermudah mempersiapkan bila harus dilakukan tindakan lebih lanjut'operasi. !) "#ent Leading In$ury +peristia sebelum'aal cedera/3 Apakah pasien mengalami sesuatu hal sebelum cedera" bagaimana hal itu bisa terjadiF b. Pengkajian A8#$ *G0 1/ AIR=A>
- #ek jalan napas paten atau tidak - Ada atau tidaknya obstruksi misalnya karena lidah jatuh kebelakang" terdapat cairan" darah" benda asing" dan lain!lain. - $engarkan suara napas" apakah terdapat suara napas tambahan seperti snoring" gurgling" croing. ,/ 8REAT0ING
- 4aji pernapasan" napas spontan atau tidak - Gerakan dinding dada simetris atau tidak - Irama napas cepat" dangkal atau normal - Pola napas teratur atau tidak - uara napas )esikuler" heeing" ronchi - Ada sesak napas atau tidak +RR/ - Adanya pernapasan cuping hidung" penggunaan otot bantu pernapasan %/ #IR#?2ATI(N
- Nadi teraba atau tidak +&rekuensi nadi/ - Tekanan darah ianosis" #RT
8) Last Oral Intae +makan terakhir/3 4apan aktu makan terakhir sebelum cederaF 0al ini untuk memonitor muntahan dan untuk mempermudah mempersiapkan bila harus dilakukan tindakan lebih lanjut'operasi. !) "#ent Leading In$ury +peristia sebelum'aal cedera/3 Apakah pasien mengalami sesuatu hal sebelum cedera" bagaimana hal itu bisa terjadiF b. Pengkajian A8#$ *G0 1/ AIR=A>
- #ek jalan napas paten atau tidak - Ada atau tidaknya obstruksi misalnya karena lidah jatuh kebelakang" terdapat cairan" darah" benda asing" dan lain!lain. - $engarkan suara napas" apakah terdapat suara napas tambahan seperti snoring" gurgling" croing. ,/ 8REAT0ING
- 4aji pernapasan" napas spontan atau tidak - Gerakan dinding dada simetris atau tidak - Irama napas cepat" dangkal atau normal - Pola napas teratur atau tidak - uara napas )esikuler" heeing" ronchi - Ada sesak napas atau tidak +RR/ - Adanya pernapasan cuping hidung" penggunaan otot bantu pernapasan %/ #IR#?2ATI(N
- Nadi teraba atau tidak +&rekuensi nadi/ - Tekanan darah - ianosis" #RT - Akral hangat atau dingin" uhu
- Terdapa perdarahan" lokasi" jumlah +cc/ - Turgor kulit - $iaphoresis - Riayat kehilangan cairan berlebihan 9/ $IA8I2IT>
- 4esadaran 3 composmentis" delirium" somnolen" koma - G# 3 E76 - Pupil 3 isokor" unisokor" pinpoint" medriasis - Ada tidaknya re&leks cahaya - Re&leks &isiologis dan patologis - 4ekuatan otot :/ EHP(?RE
- Ada tidaknya de&ormitas" contusio" abrasi" penetrasi" laserasi" edema - 5ika terdapat luka" kaji luas luka" arna dasar luka" kedalaman *I7E INTER7ENTI(N
- 6onitoring jantung +sinus bradikardi" sinus takikardi/ - aturasi oksigen - Ada tidaknya indikasi pemasangan kateter urine" NGT - Pemeriksaan laboratorium / GI7E #(6*(RT
- Terdapa perdarahan" lokasi" jumlah +cc/ - Turgor kulit - $iaphoresis - Riayat kehilangan cairan berlebihan 9/ $IA8I2IT>
- 4esadaran 3 composmentis" delirium" somnolen" koma - G# 3 E76 - Pupil 3 isokor" unisokor" pinpoint" medriasis - Ada tidaknya re&leks cahaya - Re&leks &isiologis dan patologis - 4ekuatan otot :/ EHP(?RE
- Ada tidaknya de&ormitas" contusio" abrasi" penetrasi" laserasi" edema - 5ika terdapat luka" kaji luas luka" arna dasar luka" kedalaman *I7E INTER7ENTI(N
- 6onitoring jantung +sinus bradikardi" sinus takikardi/ - aturasi oksigen - Ada tidaknya indikasi pemasangan kateter urine" NGT - Pemeriksaan laboratorium / GI7E #(6*(RT
- Ada tidaknya nyeri
- 4aji nyeri dengan P 3 Problem 3 ualitas'uantitas R 3 Regio 3 kala T 3 Time ;/ 0 1 A6P2E
- 4eluhan utama - 6ekanisme cedera'trauma - Tanda gejala / 0 , 0EA$ T( T(E
- *okus pemeriksaan pada daerah trauma - 4epala dan ajah
- 4aji nyeri dengan P 3 Problem 3 ualitas'uantitas R 3 Regio 3 kala T 3 Time ;/ 0 1 A6P2E
- 4eluhan utama - 6ekanisme cedera'trauma - Tanda gejala / 0 , 0EA$ T( T(E
- *okus pemeriksaan pada daerah trauma - 4epala dan ajah
PRE0OPERASI DIAGNOSA NOC Ineffective Tissue perfusion: cerebral cerebral tissue Per&usi jaringan cerebral e&ekti& setelah dilakukan perfusion b.d tindakan keperaatan selama 1 jam dengan 403 Tahanan No Indikator A T pembuluh darah 1 7ital sign 9 : in&ark , TI4 dbn 9 : % 0R dbn 9 : 9 T$ dbn 9 : : G# dbn 9 :
b.d Aniet! stressor" status kesehatan yang mengancam Definisi Perasaan tidak nyaman yang tidak biasa disertai dengan respon otonom +sumber terkadang tidak spesi&ik atau tidak diketahui/ perasaan tidak menentu yang disebabkan oleh antisipasi
NIC Cardiac care Akti)itas3 ! 6onitor 7ital ign. ! 6onitor tingkat kesadaran. ! 6onitor G#. ! Tentukan &aktor penyebab penurunan per&usi cerebral. ! Pertahankan posisi tirah baring atau head up to %-J. ! Pertahankan lingkungan yang nyaman. ! 4olaborasi dengan tim kesehatan. Pemberian terapi oksigen Aniet! "evel Aniet! $eduction etelah dilakukan tindakan keperaatan minimal 1 Akti)itas 3 @ %- menit klien menunjukkan penurunan tingkata. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan ansietas yang ditandai dengan indikator 3 b. 5elaskan seluruh prosedur termasuk sensasi yang dapat dialami selama prosedur N+ Indi!*+% A T c. $ukung keluarga untuk menemani klien 1 ?ngkapan )erbal 9 : d. Identi&ikasi perubahan tingkat cemas , Peningkatan 9 : e. 8antu klien mengidenti&ikasi situasi yang menjadi &aktor pernapasan presipitasi cemas % Peningkatan nadi 9 : &. Instruksikan klien menggunakan teknik relaksasi 9 Tangan gemetaran 9 : g. 4aji tanda kecemsan )erbal dan non )erbal Aniet! #elf Control etelah dilakukan tindakan keperaatan minimal 1 @ %- menit klien menunjukkan aksi personal untuk mengontrol kecemasan yang ditandai dengan indikator 3 N+ Indi!*+% A T 1 6enggunakan teknik 9 : relaksasi
PRE0OPERASI DIAGNOSA NOC Ineffective Tissue perfusion: cerebral cerebral tissue Per&usi jaringan cerebral e&ekti& setelah dilakukan perfusion b.d tindakan keperaatan selama 1 jam dengan 403 Tahanan No Indikator A T pembuluh darah 1 7ital sign 9 : in&ark , TI4 dbn 9 : % 0R dbn 9 : 9 T$ dbn 9 : : G# dbn 9 :
b.d Aniet! stressor" status kesehatan yang mengancam Definisi Perasaan tidak nyaman yang tidak biasa disertai dengan respon otonom +sumber terkadang tidak spesi&ik atau tidak diketahui/ perasaan tidak menentu yang disebabkan oleh antisipasi sebuah bahaya.
B!*!s!n !%!*e%is*i ! kontak mata kurang ! khaatir ! ajah tegang ! bingung Acute pain b.d agen injuri &isik +prosedur operasi/ Definisi Pengalaman sensori dan emosional yang tidak enak berhubungan dnegan kerusakan jaringan aktual maupun potensial" onset tiba!tiba atau pelan dengan berbagai intensitas dari ringan hingga berat yang dapat diantisipasi dan diprediksi
NIC Cardiac care Akti)itas3 ! 6onitor 7ital ign. ! 6onitor tingkat kesadaran. ! 6onitor G#. ! Tentukan &aktor penyebab penurunan per&usi cerebral. ! Pertahankan posisi tirah baring atau head up to %-J. ! Pertahankan lingkungan yang nyaman. ! 4olaborasi dengan tim kesehatan. Pemberian terapi oksigen Aniet! "evel Aniet! $eduction etelah dilakukan tindakan keperaatan minimal 1 Akti)itas 3 @ %- menit klien menunjukkan penurunan tingkata. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan ansietas yang ditandai dengan indikator 3 b. 5elaskan seluruh prosedur termasuk sensasi yang dapat dialami selama prosedur N+ Indi!*+% A T c. $ukung keluarga untuk menemani klien 1 ?ngkapan )erbal 9 : d. Identi&ikasi perubahan tingkat cemas , Peningkatan 9 : e. 8antu klien mengidenti&ikasi situasi yang menjadi &aktor pernapasan presipitasi cemas % Peningkatan nadi 9 : &. Instruksikan klien menggunakan teknik relaksasi 9 Tangan gemetaran 9 : g. 4aji tanda kecemsan )erbal dan non )erbal Aniet! #elf Control etelah dilakukan tindakan keperaatan minimal 1 @ %- menit klien menunjukkan aksi personal untuk mengontrol kecemasan yang ditandai dengan indikator 3 N+ Indi!*+% A T 1 6enggunakan teknik 9 : relaksasi
Pain "evel Pain Manage%ent etelah dilakukan tindakan keperaatan minimal 1 a. 4aji tingkat nyeri"meliputi 3 lokasi"karakteristik"dan @ %- menit klien menunjukkan tingkat nyeri onset"durasi"&rekuensi"kualitas" intensitas'beratnya nyeri" berkurang yang ditandai dengan indikator 3 &aktor!&aktor presipitasi b. 4ontrol &aktor!&aktor lingkungan yang dapat N+ Indi!*+% A T mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan 1 *rekuensi nyeri % 9 c. 8erikan in&ormasi tentang nyeri , Ekspresi akibat nyeri 9 : d. Ajarkan teknik relaksasi e. Tingkatkan tidur'istirahat yang cukup Pain Control etelah dilakukan tindakan keperaatan minimal 1 &. Turunkan dan hilangkan &aktor yang dapat meningkatkan @ %- menit klien menunjukkan kontrol terhadap nyeri g. 2akukan teknik )ariasi untuk mengurangi nyeri nyeri yang ditandai dengan indikator 3 Analgetic Ad%inistration N+ Indi!*+% A T a. Tentukan lokasi" karakteristik" kualitas" dan derajat nyeri 1 6engenal &aktor % 9 sebelum pemberian obat penyebab b. 6onitor )ital sign sebelum dan sesudah pemberian , 6engenal reaksi 9 : analgetik serangan nyeri c. 8erikan analgetik yang tepat sesuai dengan resep % 6engenali gejala % : d. #atat reaksi analgetik dan e&ek buruk yang ditimbulkan nyeri e. #ek instruksi dokter tentang jenis obat"dosis"dan &rekuensi 9 6elaporkan nyeri % :
terkontrol
B!*!s!n !%!*e%is*i ! kontak mata kurang ! khaatir ! ajah tegang ! bingung Acute pain b.d agen injuri &isik +prosedur operasi/ Definisi Pengalaman sensori dan emosional yang tidak enak berhubungan dnegan kerusakan jaringan aktual maupun potensial" onset tiba!tiba atau pelan dengan berbagai intensitas dari ringan hingga berat yang dapat diantisipasi dan diprediksi akhirnya.
B!*!s!n !%!*e%is*i ! 2aporan subyekti& ! ekspresi ajah
Pain "evel Pain Manage%ent etelah dilakukan tindakan keperaatan minimal 1 a. 4aji tingkat nyeri"meliputi 3 lokasi"karakteristik"dan @ %- menit klien menunjukkan tingkat nyeri onset"durasi"&rekuensi"kualitas" intensitas'beratnya nyeri" berkurang yang ditandai dengan indikator 3 &aktor!&aktor presipitasi b. 4ontrol &aktor!&aktor lingkungan yang dapat N+ Indi!*+% A T mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan 1 *rekuensi nyeri % 9 c. 8erikan in&ormasi tentang nyeri , Ekspresi akibat nyeri 9 : d. Ajarkan teknik relaksasi e. Tingkatkan tidur'istirahat yang cukup Pain Control etelah dilakukan tindakan keperaatan minimal 1 &. Turunkan dan hilangkan &aktor yang dapat meningkatkan @ %- menit klien menunjukkan kontrol terhadap nyeri g. 2akukan teknik )ariasi untuk mengurangi nyeri nyeri yang ditandai dengan indikator 3 Analgetic Ad%inistration N+ Indi!*+% A T a. Tentukan lokasi" karakteristik" kualitas" dan derajat nyeri 1 6engenal &aktor % 9 sebelum pemberian obat penyebab b. 6onitor )ital sign sebelum dan sesudah pemberian , 6engenal reaksi 9 : analgetik serangan nyeri c. 8erikan analgetik yang tepat sesuai dengan resep % 6engenali gejala % : d. #atat reaksi analgetik dan e&ek buruk yang ditimbulkan nyeri e. #ek instruksi dokter tentang jenis obat"dosis"dan &rekuensi 9 6elaporkan nyeri % :
terkontrol
B!*!s!n !%!*e%is*i ! 2aporan subyekti& ! ekspresi ajah
INTRA OPERASI DIAGNOSA NOC NIC $isk for $isk Control : Infectious Process Infection Control : Intra Operative infection etelah dilakukan tindakan keperaatan minimal Akti)itas 3 %@<- menit klien menunjukkan aksi personal untuk a. 6onitor dan pertahankan suhu ruangan ,-!,9 derjat celcius mengontrol resiko in&eksi yang ditandai dengan b. 6onitor dan pertahankan kelembaban relati)e antara 9-!
for &lood "oss #everit! &leeding precaution etelah dilakukan tindakan keperaatan minimal Akti)itas 3 %@<- menit klien menunjukkan penurunan tingkata. 6onitor kemungkinan klien mengalami perdarahan Definisi perdarahan internal atau eksternal yang ditandai b. #atat 0b'0ct sebelum dan sesudah kehilangan darah 8eresiko untuk c. 6onitor tanda dan gejala perdarahan yang berlangsung dengan indikator 3 terjadi d. 6onitor tanda )ital orthostatic meliputi tekanan darah N+ Indi!*+% A T penurunan e. Administrasi produk darah 1 4ehilangan darah yang % 9 lu da h"
INTRA OPERASI DIAGNOSA NOC NIC $isk for $isk Control : Infectious Process Infection Control : Intra Operative infection etelah dilakukan tindakan keperaatan minimal Akti)itas 3 %@<- menit klien menunjukkan aksi personal untuk a. 6onitor dan pertahankan suhu ruangan ,-!,9 derjat celcius mengontrol resiko in&eksi yang ditandai dengan b. 6onitor dan pertahankan kelembaban relati)e antara 9-!
for &lood "oss #everit! &leeding precaution etelah dilakukan tindakan keperaatan minimal Akti)itas 3 %@<- menit klien menunjukkan penurunan tingkata. 6onitor kemungkinan klien mengalami perdarahan Definisi perdarahan internal atau eksternal yang ditandai b. #atat 0b'0ct sebelum dan sesudah kehilangan darah 8eresiko untuk c. 6onitor tanda dan gejala perdarahan yang berlangsung dengan indikator 3 terjadi d. 6onitor tanda )ital orthostatic meliputi tekanan darah N+ Indi!*+% A T penurunan e. Administrasi produk darah 1 4ehilangan darah yang % 9 )olume darah" terlihat yang dapat , Perdarahan paska % 9 mempengaruhi
kesehatan. % !*+% %esi+ ! trauma ! pengobatan
9
pembedahan Penurunan tekanan darah sistolik Penurunan tekanan darah diastolic
%
9
%
9
kesehatan. % !*+% %esi+ ! trauma ! pengobatan
POST0OPERASI DIAGNOSA $isk for 'all Definisi peningkatan susceptibiliti untuk jatuh yang dapat membahayakan &isik. !*+% %esi+ 0 usia K<: tahun ! penggunaan restrain ! ketidakseimbanga n kadar glukosa darah $isk for in(ur! $e&inisi 3 risiko injuri sebagai hasil interaksi antara kondisi lingkungan dengan mekanisme adaptasi dan pertahanan diri indi)idu
9
pembedahan Penurunan tekanan darah sistolik Penurunan tekanan darah diastolic
%
9
%
9
NOC 'all prevention behaviour etelah dilakukan tindakan keperaatan selama 1 jam menunjukkan perilaku yang aman untuk mencegah jatuh dengan indikator3 Indi!*+% A T 6eminta bantuan % 9 Pembatas pencegah % 9 jatuh Prosedur trans&er aman % 9 Penggunaan restrain % 9
NIC 'all Prevention Akti)itas 3 ! Identi&ikasi keterbatasan &isik dan kogniti& pasien yang dapat meningkatkan potensi jatuh ! Identi&ikasi karakteristik lingkungan yang meningkatkan potensi jatuh ! ediakan alat bantu seperti alker ! Ajarkan pasien meminimalkan injuri ketika jatuh ! Gunakan restrain &isik untuk membatasi pergerakan yang dapat membahayakan pasien ! Gunakan side rail pada bagian kiri dan kanan untuk mencegah jatuh dari tempat tidur !ediakan pencahayaan yang adekuat untuk meningkatkan penglihatan
)no*ledge : Personal #afet! Pasien dapat mengetahui keamanan personal dengan indikator 3 Indi!*+% A #ara menurunkan resiko injuri % $eskripsi prosedur % kegaatdaruratan $eskripsi perilaku beresiko tinggi %
+nviron%ental Manage%ent: #afet! Akti)itas 3 ! Identi&ikasi kebutuhan keamanan pasien berdasarkan tingkat &ungsi kogniti& dan &isik dan perilaku sebelumnya ! 6odi&ikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan risiko ! Gunakan alat!alat perlindungan untuk mengatasi keterbatasan &isik dalam mobilisasi atau akses pada situasi yang berbahaya ! ediakan nomor telepon penting untuk situasi gaat darurat
T 9 9
9
POST0OPERASI DIAGNOSA $isk for 'all Definisi peningkatan susceptibiliti untuk jatuh yang dapat membahayakan &isik. !*+% %esi+ 0 usia K<: tahun ! penggunaan restrain ! ketidakseimbanga n kadar glukosa darah $isk for in(ur! $e&inisi 3 risiko injuri sebagai hasil interaksi antara kondisi lingkungan dengan mekanisme adaptasi dan pertahanan diri indi)idu
NOC 'all prevention behaviour etelah dilakukan tindakan keperaatan selama 1 jam menunjukkan perilaku yang aman untuk mencegah jatuh dengan indikator3 Indi!*+% A T 6eminta bantuan % 9 Pembatas pencegah % 9 jatuh Prosedur trans&er aman % 9 Penggunaan restrain % 9
NIC 'all Prevention Akti)itas 3 ! Identi&ikasi keterbatasan &isik dan kogniti& pasien yang dapat meningkatkan potensi jatuh ! Identi&ikasi karakteristik lingkungan yang meningkatkan potensi jatuh ! ediakan alat bantu seperti alker ! Ajarkan pasien meminimalkan injuri ketika jatuh ! Gunakan restrain &isik untuk membatasi pergerakan yang dapat membahayakan pasien ! Gunakan side rail pada bagian kiri dan kanan untuk mencegah jatuh dari tempat tidur !ediakan pencahayaan yang adekuat untuk meningkatkan penglihatan
)no*ledge : Personal #afet! Pasien dapat mengetahui keamanan personal dengan indikator 3 Indi!*+% A #ara menurunkan resiko injuri % $eskripsi prosedur % kegaatdaruratan $eskripsi perilaku beresiko tinggi %
+nviron%ental Manage%ent: #afet! Akti)itas 3 ! Identi&ikasi kebutuhan keamanan pasien berdasarkan tingkat &ungsi kogniti& dan &isik dan perilaku sebelumnya ! 6odi&ikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan risiko ! Gunakan alat!alat perlindungan untuk mengatasi keterbatasan &isik dalam mobilisasi atau akses pada situasi yang berbahaya ! ediakan nomor telepon penting untuk situasi gaat darurat
T 9 9
9
#urveillance : #afet! Akti)itas3
! 6onitor perubahan &isik dan kogniti& dari pasien untuk menghindari risiko cedera ! 6onitor lingkungan yang potensial menyebabkan cedera ! Pantau le)el pengaasan yang dibutuhkan pasien berdasarkan le)el &ungsional dan bahaya yang terdapat di lingkungan ! 4omunikasikan risiko cedera dari pasien dengan risiko tinggi kepada peraat lain
! 6onitor perubahan &isik dan kogniti& dari pasien untuk menghindari risiko cedera ! 6onitor lingkungan yang potensial menyebabkan cedera ! Pantau le)el pengaasan yang dibutuhkan pasien berdasarkan le)el &ungsional dan bahaya yang terdapat di lingkungan ! 4omunikasikan risiko cedera dari pasien dengan risiko tinggi kepada peraat lain
DATAR PUSTAKA 8arbara #. 2ong. 1<. Pera&atan Medial 'eda( *uatu Pendeatan Proses +e%era&atan). Alih bahasa 3 >ayasan Ikatan alumsi Pendidikan 4eperaatan Pajajaran 8andung. #etakan I. #arpenito" 2.5. ,--%. 'uu *au ,iagnosis +e%era&atan. 5akarta3 EG#. $oengoes E.6arilyn. ,--,. -encana Asu(an +e%era&atan. 5akarta3 EG# $orland. 1;. +amus *au +edoteran. 5akarta3 EG#. 0erdman" T. 0eather. ,-1,. $iagnosa 4eperaatan3 $e&inisi dan 4lasi&ikasi ,-1,!,-19. 5akarta3 EG# 6ansjoer" Ari& dkk. ,--1. +a%ita *eleta +edoteran. "disi . /ilid 0. 5akarta3 6edia Aesculapius. Price.A." =ilson 2. 6. ,--<. 'uu A$ar Ilmu. Penyait ,alam /ilid I "disi I1 . 5akarta 3 EG#. melter" uanne #. ,--,. 'uu A$ar +e%era&atan Medial2'eda( edisi #olume 8. 5akarta3 EG#. yl)ia A. Price. ,--<. Pato3osiologi +onse% Penyait . 5akarta3 EG#
DATAR PUSTAKA 8arbara #. 2ong. 1<. Pera&atan Medial 'eda( *uatu Pendeatan Proses +e%era&atan). Alih bahasa 3 >ayasan Ikatan alumsi Pendidikan 4eperaatan Pajajaran 8andung. #etakan I. #arpenito" 2.5. ,--%. 'uu *au ,iagnosis +e%era&atan. 5akarta3 EG#. $oengoes E.6arilyn. ,--,. -encana Asu(an +e%era&atan. 5akarta3 EG# $orland. 1;. +amus *au +edoteran. 5akarta3 EG#. 0erdman" T. 0eather. ,-1,. $iagnosa 4eperaatan3 $e&inisi dan 4lasi&ikasi ,-1,!,-19. 5akarta3 EG# 6ansjoer" Ari& dkk. ,--1. +a%ita *eleta +edoteran. "disi . /ilid 0. 5akarta3 6edia Aesculapius. Price.A." =ilson 2. 6. ,--<. 'uu A$ar Ilmu. Penyait ,alam /ilid I "disi I1 . 5akarta 3 EG#. melter" uanne #. ,--,. 'uu A$ar +e%era&atan Medial2'eda( edisi #olume 8. 5akarta3 EG#. yl)ia A. Price. ,--<. Pato3osiologi +onse% Penyait . 5akarta3 EG#