LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HEMOFILIA
1. KO KONS NSEP EP DAS DASAR AR PENY PENYA AKIT KIT 1.1 Pengerti Pengertian an
Hemofilia adalah kelainan koagulasi darah bawaan yang paling sering dan serius yang berhubungan dengan defisiensi faktor VIII, IX, atau XI. Biasanya hanya terdapat pada anak laki-laki, terpaut kromosom X dan bersifat resesif (Mansoer, !"""#. $eda $edang ngka kan n menu menuru rutt %ri& %ri&ee (!"" (!""'# '# hemo hemofil filia ia adalah gangguan gangguan koagulasi koagulasi yang bermanisfestasi sebagai episode perdarahan intermitten yang disebabkan oleh mutasi gen faktor VII atau faktor IX. Hemofilia ditandai dengan sulitnya darah untuk membeku se&ara normal. %ada orang normal darah akan membeku dalam waktu -) menit ika teradi luka. $edangkan pada penderita hemofilia darah akan membeku antara " menit sampai ! am sehingga dapat menyebabkan kehilangan banyak darah dan meninggal dunia. %enderita hemofilia umumnya umumnya laki-laki dan arang perempuan perempuan hemofilia hemofilia yang mampu mampu bertahan bertahan hidup. hidup. *pabila *pabila diumpai diumpai perempuan perempuan hemofilia, maka perempuan perempuan tersebut tidak menderita hemofilia hemofilia * tetapi hemofilia B atau +. aki-laki aki-laki hemofilia sangat sulit diumpai diumpai pada usia usia dewasa dewasa karena karena sebagia sebagian n besar besar hanya hanya bertaha bertahan n sampai sampai usia usia anak-a anak-anak nak ($uryo ($uryo,, !""#. Hemofil Hemofilia ia adalah adalah penyak penyakit it perdar perdaraha ahan n akibat akibat kelaina kelainan n faal koagu koagulasi lasi yang yang bersifat
herediter
dan
diturunkan
se&ara X-linked
recessive sehingg sehinggaa
hanya hanya
bermanifestasi pada laki-laki, sedangkan wanita hanya menadi karier atau pembawa sifat penyakit penyakit ini. ikenal tiga tipe hemofilia yaitu hemofilia hemofilia *, B, dan + yang se&ara klinis ketiganya tidak dapat dibedakan. Hemofilia teradi oleh karena adanya defisiensi atau gangguan fungsi fungsi salah satu fa&tor pembekuan pembekuan yaitu faktor VIII pada hemofilia hemofilia * serta kelainan faktor IX pada hemofilia B dan faktor XI pada hemofilia +. Hemofilia * merupakan bentuk yang paling sering diumpai (hemofilia * "-/, hemophilia B 0!"/#. %re1alensi hemofilia sebesar """-0".""" penduduk laki-laki yang lahir hidup. (2antie 3 *riawati, !"0!# 4adi
hemofi hemofilia lia adalah adalah kelain kelainan an koagu koagulas lasii darah darah yang yang diseba disebabka bkan n oleh oleh tidak tidak
adanya salah satu faktor pembekuan darah terutama pada faktor VIII, IX atau XI yang hampir seluruhnya penyakit ini timbul pada laki-laki.
1.2 Epie!i"#" Epie!i"#"gi gi
%ada / kasus, penyakit hemofilia disebabkan oleh kelainan atau defisiensi faktor VIII, enis hemofilia hemofilia ini disebut disebut hemofilia hemofilia * atau hemofilia klasik. 5ira-kira 0 diantara 0".""" pria di *merika $erikat menderita hemofilia klasik. %ada 0/ pasien hemofilia lainnya ke&enderungan pendarahan disebabkan oleh defisiensi faktor IX. 5edua faktor tersebut diturunkan se&ara genetik melalui kromosom wanita (6uyton dan Hall, !""#. *ngk *ngkaa kead keadia ianny nnyaa 07. 07."" """ " bayi bayi laki laki-la -laki ki yang yang dila dilahi hirk rkan an hidu hidup, p, tanp tanpaa dipe dipeng ngaru aruhi hi ras ras maup maupun un kond kondisi isi sosio sosioek ekon onom omi. i. Hemo Hemofi filia lia tak meng mengen enal al ras, ras, perbedaan warna kulit ataupun suku bangsa. Mayoritas penderita hemofilia adalah pria karena mereka hanya memiliki satu kromosom X. $ementara kaum wanita umumnya hanya menadi pembawa sifat (&arrier#. $eorang wanita akan benar-benar mengalami hemofilia ika ayahnya seorang hemofilia dan ibunya pun pembawa sifat. *kan tetapi kasus ini sangat arang teradi. Meskipun penyakit ini diturunkan, namun ternyata sebanyak '"/ tak diketahui penyebabnya. iperk iperkirak irakan an '"."" '".""" " pendud penduduk uk dunia dunia mengid mengidap ap Hemofi Hemofilia. lia. i Indone Indonesia, sia, Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia (HMHI# memperkirakan terdapat sekitar !"".""" penderita, namun yang ada dalam &atatan resmi HMHI hanya terdapat 80 penderita.
1.$ Eti"#" Eti"#"gi gi a% Fa&t Fa&t"r "r Ge Gene neti ti& &
Hemofilia atau penyakit gangguan pembekuan darah menurun dari generasi ke generasi lewat wanita pembawa sifat (carrier (carrier # dalam keluarganya, yang bisa se&ara langsu langsung ng maupun maupun tidak. i dalam dalam setiap setiap sel tubuh tubuh manusi manusiaa terdap terdapat at !' pasang pasang kromosom dengan berbagai ma&am fungsi dan tugasnya. 5romosom ini menentukan sifat sifat atau &iri organi organisme sme,, misalny misalnyaa tinggi tinggi,, penamp penampilan ilan,, warna warna rambut rambut,, mata mata dan sebagainya. $ementara, sel kelamin adalah sepasang kromosom di dalam inti sel yang menentukan enis kelamin makhluk tersebut. $eorang pria mempunyai satu kromosom X dan satu kromosom 2, 2, sedangkan wanita mempunyai dua kromosom X. %ada kasus hemofilia, ke&a&atan terdapat pada kromosom X akibat tidak adanya protein faktor VIII dan IX (dari keseluruhan 0' faktor#, yang diperlukan bagi komponen dasar pembeku darah (fibrin# (%ri&e, !""'#.
'% Fa&t"r Epigeni&
Hemofilia * disebabkan kekurangan faktor VIII dan hemofilia B disebabkan kekurangan faktor IX. 5erusakan dari faktor VIII dimana tingkat sirkulasi yang fungsional dari faktor VIII ini tereduksi. *kti1asi reduksi dapat menurunkan umlah protein faktor VIII, yang menimbulkan abnormalitas dari protein. 9aktor VIII menadi kofaktor yang efektif untuk faktor IX yang aktif, faktor VIII aktif, faktor IX aktif, fosfolipid dan uga kalsium bekera sama untuk membentuk fungsional akti1asi faktor X yang kompleks (:Xase:#, sehingga hilangnya atau kekurangan kedua faktor ini dapat mengakibatkan kehilangan atau berkurangnya akti1itas faktor X yang aktif dimana berfungsi mengaktifkan protrombin menadi trombin, sehingga ika trombin mengalami penurunan pembekuan yang dibentuk mudah pe&ah dan tidak bertahan mengakibatkan pendarahan yang berlebihan dan sulit dalam penyembuhan luka (%ri&e, !""'#.
1.( Pat")i*i"#"gi
alam proses pembekuan darah terdapat dua alur yang dilalui, yaitu alur ekstrinsik yang merupakan proses menstimulasi koagulasi dimulai dengan pelepasan faktor III (faktor aringan;tromboplastin# ke sirkulasi dari sel endothelial 1as&ular yang &edera dan alur intrinsik dimulai dari akti1asi faktor koagulasi (faktor XII;Hageman# dalam darah. 5edua alur akan bergabung dan bekera sama untuk mengaktifkan faktor X yang disebut alur akhir.
terbentuk. Inilah yang akan mengakibatkan tidak terbentuknya benang-benang fibrin sehingga pembekuan darah sulit teradi.
1.+ K#a*i)i&a*i
5lasifikasi berdasarkan faktor pembekuan7 a. Hemofilia *= 4uga disebut hemofilia klasik. *dalah penyakit resesif terkait kromosom X yang teradi akibat kesalahan pengkodean gen untuk faktor VIII koagulasi. b. Hemofilia B= *dalah penyakit terkait kromosom X yang disebabkan tidak adanya faktor IX &. Hemofilia += *dalah penyakit autosomal yang disebabkan tidak adanya faktor XI
5lasifikasi hemofilia berdasarkan kadar konsentrasi faktor pembekuan7 a. Hemofilia berat teradi apabila konsentrasi faktor VIII dan faktor IX plasma kurang dari 0 /. b. Hemofilia sedang ika konsentrasi plasma 0 / - /. &. Hemofilia ringan apabila konsentrasi plasma / - ! / dari kadar normal.
1., Mani)e*ta*i K#ini*
5arena faktor VIII tidak melewati plasenta, ke&enderungan perdarahan dapat teradi dalam periode neonatal. 5elainan diketahui bila pasien mengalami perdarahan setelah mendapat tindakan sirkumsisi. $etelah pasien memasuki usia anak-anak aktif, sering teradi memar atau hematoma yang hebat sekalipun trauma yang mendahuluinya ringan. aserasi ke&il, seperti luka di lidah atau bibir, dapat berdarah sampai beram am atau berhari-hari. 6eala khasnya adalah perdarahan sendi (hemartrosis# yang nyeri dan menimbulkan keterbatasan gerak, dapat timbul spontan maupun akibat trauma ringan, manifestasi yang sering teradi adalah7 •
Hematom pada aringan lunak
•
Hemartosis dan kontraktur sendi
•
Hematuria
•
%erdarahan serebral
•
%endarahan berulang ke dalam sendi menyebabkan degenarasi kartilago artikularis disertai geala-geala artritis. %erdarahan retroperitoneal dan intrakranial merupakan keadaan yang mengan&am iwa. eraat perdarahan berkaitan dengan banyaknnya akti1itas dan beratnya &edera. %erdarahan dapat teradi segera atau beram-am setelah &edera. %erdarahan karena pembedahan sering teradi pada semua pasien hemofilia dan segala prosedur pembedahan yang diantisipasi memerlukan penggantian faktor se&ara agresif sewaktu praoperasi dan pas&a operasi sebanyak lebih dari "/ tingkat akti1itas. %erdarahan ringan seperti pada awal perdarahan otot atau sendi, tingkat akti1itas dapat &ukup dipertahankan sebanyak !"/ hingga "/ untuk beberapa hari, sedangkan perdarahan berat seperti perdarahan intra&ranial atau pembedahan sebaiknya di&apai tingkat akti1itas 0""/ dan dipertahankan minimal selama dua minggu (%ri&e, !""#. 1.- Pe!eri&*aan Penn/ang
a. %emeriksaan ab. darah Hemofilia * 7 •
efisiensi faktor VIII.
•
%<< ( Partial Thromboplastin Time# amat memanang.
•
%< ( Protrombin Time;waktu protombin# memanang
•
<6< (Thromboplastin Generation Test ;diferential *%<< dengan plasma# abnormal;memanang
•
4umlah trombosit dan waktu perdarahan normal
Hemofilia B 7 •
efisiensi faktor IX.
•
%<< ( Partial Thromboplastin Time# amat memanang.
•
%< ( Prothrombin Time/waktu protombin# dan waktu perdarahan normal.
•
<6< (Thromboplastin Generation Test ;diferential *%<< dengan serum# abnormal;memanang.
Hemofilia + •
efisiensi faktor XI.
•
%<< memanang.
•
%erdarahan dan waktu protrombin normal.
1.0 Penata#a&*anaan
%enatalaksanaan medis yang dilakukan pada klien ini adalah sebagai berikut7 •
%emberian konsentrat faktor VIII dan IX pada klien yang mengalami perdarahan aktif atau sebagai upaya pen&egahan sebelum pen&abutan gigi dan pembedahan.
•
%enggantian faktor VIII. 9aktor VIII mungkin dari konsentrat plasma beku yang didonasi dari ayah anak yang terkena atau mungkin dihasilkan dari teknik antibodi monoklonal. >kstrak plasma faktor VIII dari donor multipel tidak lagi digunakan karena resiko penyebaran infeksi 1irus seperti HIV, Hepatitis B, dan hepatitis + (+orwin, !""8#.
•
%engobatan hemofilia menganurkan pemberian infus profilaktik yang dimulai pada usia 0 hingga ! tahun pada anak-anak yang mengalami defisiensi berat untuk men&egah penyakit sendi kronis.
•
Hindari pemberian aspirin atau suntikan se&ara IM. *spirin adalah obat antikoagulan selain itu pemberian obat melalui suntikan memperbesar resiko perdarahan.
•
%erawatan terhadap pasien dengan hemofilia harus selalu waspada angan sampai pasien teratuh;terbentur, atau bila selesai menyuntik dan mengambil darah bekas arum harus ditekan lebih lama. 4ika tidak segera berhenti dipasang pembalut penekan atau ditindih dengan eskap. 4ika terpaksa memasang kateter urine atau pipa lambung harus hati-hati sekali. %erhatikan sesudah beberapa saat apakah terlihat perdarahan (?gastiyah= !""#.
Terapi Suportif yang Diberikan Pada Klien dengan Hemofilia
%engobatan rasional pada hemofilia adalah menormalkan kadar faktor antihemofilia yang kurang. ?amun ada beberapa hal yang harus diperhatikan7 •
Melakukan pen&egahan baik menghindari luka atau benturan.
•
Meren&anakan suatu tindakan operasi serta mempertahankan kadar akti1itas faktor pembekuan sekitar '"-"/.
•
@ntuk mengatasi perdarahan akut yang teradi maka dilakukan tindakan pertama seperti rest, ice, compression, elevation (AI+># pada lokasi perdarahan.
•
5ortikosteroid= pemberian kortikosteroid sangat membantu untuk menghilangkan proses inflamasi pada sino1itis akut yang teradi setelah serangan akut hemartrosis. %emberian prednisone ",-0 mg;kg BB;hari selama -) hari dapat men&egah teradinya geala sisa berupa kaku sendi (artrosis# yang menggangu akti1itas harian serta menurunkan kualitas hidup pasien hemofilia.
•
*nalgetika= %emakaian analgetika diindikasikan pada pasien hemartrosis dengan nyeri hebat, dan sebaiknya dipilih analgetika yang tidak mengganggu agregasi trombosit (harus dihindari pemakaian aspirin dan antikoagulan#.
Terapi Pengganti Faktor pembekuan •
%emberian faktor pembekuan dilakukan ' kali seminggu untuk menghindari ke&a&atan fisik (terutama sendi# sehingga pasien hemofilia dapat melakukan akti1itas normal. ?amun untuk men&apai tuuan tersebut dibutuhkan faktor antihemofilia (*H9# yang &ukup banyak dengan biaya yang tinggi.
•
Health Education •
rang tua pasien perlu dielaskan bahawa anaknya menderita penyakit darah sukar membeku, ika sampai terluka atau terbentur;teratuh dapat teradi perdarahan di dalam tubuh. leh karena itu orang tua diharapkan agar waspada terhadap anaknnya.
•
Bila anak sudah sekolah sebaiknya gurunya uga diberitahu bahawa anak itu menderita hemofilia. Bila perlu diberikan label seperti gelang sehingga bila anak tersebut mengalami perdarahan segera mendapat pertolongan.
•
$elama masa awal kehidupan, tempat tidur dan mainan harus diberi bantalan, anak harus diamati seksama selama belaar beralan (?gastiyah= !""#.
1. Diagn"*i* aning He!")i#ia @ntuk membedakan hemofilia * dari hemofilia B atau menentukan faktor mana yang kurang dapat dilakukan pemeriksaan <6< ( thromboplastin eneration test # atau dengan diferensial *%<<. ?amun dengan tes ini tidak dapat ditentukan akti1itas masing - masing faktor. @ntuk mengetahui akti1itas 9 VIII dan IX perlu dilakukan assa y 9 VIII dan IX. %ada hemofilia * akti1itas 9 VIII rendah sedang pada hemofilia B akti1itas 9 IX rendah. $elain harus dibedakan dari hemofilia B, hemofilia * uga perlu dibedakan dari penyakit 1on Cillebrand, 5arena pada penyakit ini uga dapat ditemukan akti1itas 9 VIII yang rendah. %enyakit 1on Cillebrand disebabkan oleh defisiensi atau gangguan fungsi faktor 1on Cillebrand. 4ika faktor 1on Cillebrand kurang maka 9 VIII uga akan berkurang, karena tidak ada yang melindunginya dari degradasi proteolitik. i samping itu defisiensi faktor 1on Cillebrand uga akan menyebabkan masa perdarahan memanang karena proses adhesi trombosit terganggu. %ada penyakit 1on Cillebrand hasil pemerikasaan laboratorium menunukkan pemanangan masa perdarahan, *%<< bisa normal atau memanang dan akti1itas 9 VIII bisa normal atau rendah. i samping itu akan ditemukan kadar serta fungsi faktor 1on Cillebrand yang rendah. $ebaliknya pada hemofilia * akan diumpai masa perdarahan normal, kadar dan fungsi faktor 1on Cillebrand uga normal.
1.13 K"!p#i&a*i
5omplikasi terpenting yang timbul pada hemofilia * dan B diantaranya 7 •
%endarahan dengan menurunnya perfusi.
•
apat teradi perdarahan intrakranium.
•
•
5erusakan sendi apat teradi sebagai akibat dari perdarahan yang terus berulang di dalam dan sekitar rongga sendi.
•
%enyakit infeksi yang ditularkan oleh darah Misalnya penyakit HIV, hepatitis B dan hepatitis + yang ditularkan melalui konsentrat faktor pada waktu sebelumnya.
2. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN 2.1 PENGKA4IAN a. Peng&a/ian Data Da*ar
0#
•
•
%embentukan hematoma (subkutan atau intramuskular#. ?europati perifer karena kompresi saraf perifer dan hemoragi intramuskular. Hemoragi intra&ranial7 sakit kepala, gangguan penglihatan, perubahan pada tingkat kesadaran, peningkatan < dan penurunan frekuensi nadi, serta ketidaksamaan pupil.
•
Hematrosis;perdarahan pada sendi.
•
Hematuria.
•
>pitaksis.
2.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN 5era*ar&an Pri"rita*%
0# 5etidakefektifan
bersihan
alan
napas
berhubungan
dengan
kerusakan
muskulosekeletal ditandai dengan napas pendek dan dispnea. !# ?yeri akut berhubungan dengan agen &edera kimia ditandai dengan melaporkan nyeri se&ara 1erbal gerakan untuk melindungi area yang sakit. D#
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri ditandai dengan keterbatasan AM, keterbatasan motorik.
#
5elelahan berhubungan dengan anemia ditandai dengan lelah, kurang energi atau tidak mampu mempertahankan akti1itas fisik sesuai tingkat biasanya, dan peningkatan kebutuhan istirahat.
E#
%erfusi aringan perifer tidak efektif berhubungan dengan kerusakan transportasi oksigen ditandai dengan perubahan karakteristik kulit, warna kulit pu&at, dan kelemahan.
)#
*nsietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan gelisah, resah, pergerakan tidak bermakna (alan menyeret#.
#
5urang pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber informasi ditandi dengan mengungkapkan adanya masalah dan perilaku berlebihan.
1. REN6ANA KEPERAWATAN 2.
$. Diagn"*a
).
Kepera7atan . %5 %erdarahan
(. T/an
8.
$etelah diberikan asuhan
keperawatan selama 0F!D am, diharapkan komplikasi perdarahan dapat diminimalkan dengan kriteria hasil7 13. NO6 La'e#9 #" " 6"ag#ati"n ?ilai Ht dan Hb berada dalam •
•
•
batas normal. 5lien tidak mengalami episode perdarahan.
7 0D-!
+. Inter8en*i 1(.
bukti-bukti perdarahan atau hemoragi 0. !. %antau hasil lab b;d perdarahan 0E. 0). 0. '. indungi pasien terhadap &edera dan teratuh 08. D. $iapkan pasien se&ara fisik dan psikologis untuk menalani bentuk terapi lain ika diperlukan . 5olaborasi pemberian transfusi
","+# 00. 0!. !!.!'.
5etidakefektifan
!E.
1$. $etelah diberikan tindakan 2 .
!0.
NI6 La'e#9 #eeing
Pre:ati"n* 0. 5ai pasien untuk menemukan
F;menit= $uhu 7 'E - ')"+ G
,. Ra*i"na#
faktor VIII, IX sesuai indikasi 23.
0.
@ntuk mengetahui tingkat keparahan perdarahan pada klien sehingga dapat menentukan
inter1ensi selanutnya !. Banyak komponen darah yang menurun pada hasil lab dapat membantu menentukan inter1ensi selanutnya '. >fek &edera terutama pada &edera taam umumnya dapat mengakibatkan perdarahan D. 5eadaan fisik dan psikologis yang baik akan mendukung terapi yang diberikan pada klien sehingga mampu memberikan hasil yang maksimal . Meningkatkan faktor koagulasi sehingga menurunkan perdarahan
NI6 La'e#9 Air7a;
'D.
bersihan alan napas
keperawatan selama 'F !D am,
berhubungan dengan
diharapkan bersihan alan nafas
kerusakan muskulosekeletal ditandai dengan napas pendek dan dispnea.
menadi efektif dengan kriteria hasil 7 2-. NO6 La'e#9 Re*pirat"r; Stat*9 Air7a; Paten:; ' AA dalam batas normal (0D-
!D. !.
• •
! F;menit# ?apas tidak pendek.
Manage!ent 0. 5ai;awasi frekuensi pernapasan,
kedalaman, irama. %erhatikan laporan dispnea;atau penggunaan otot bantu. '". !.
0. %erubahan seperti dispnea, penggunaan otot-otot bantu dapat mengindikasikan berlanutnya keterlibatan;pengaruh pernapasan yang membutukan upaya inter1ensi. !. Memaksimalkan ekspansi paru, menurunkan kera pernapasan dan menurunkan resiko aspirasi. '. '. Membantu meningkatkan difusi gas
napas dalam atau pernapasan bibir;
dan ekspansi alan napas ke&il,
pernapasan diafragmatik abdomen
memberikan pasien beberapa &ontrol
bila diindikasikan. D. 5ai respon pernapasan terhadap
terhadap pernapasan. D. %enurunan oksigen seluler,
akti1itas. %erhatikan keluhan
menurunkan toleransi akti1itas.
dispnea;lapar udara dan
Istirahat menurunkan kebutuhan
peningkatan kelelahan. 4adwalkan
oksigen dan men&egah kelelahan
periode istirahat antara akti1itas. . Berikan lingkungan yang tenang. '0. '!. E. Berikan tambahan oksigen ''. ). *wasi pemeriksaan laboratorium,
serta dipsnea. . Meningkatkan relaksasi, penyimpanan energi dan menurunkan kebutuhan oksigen. E. Memaksimalkan ketersediaan untuk kebutuhan sirkulasi.
misalnya 6*, oksimetri. . Berikan analgesik dan tranuilier sesuai indikasi
). Mengukur keadekuatan fungsi pernapasan dan keefektifan terapi. . Menurunkan responfisiologis terhadap nyeri;ansietas menurunkan kebutuhan oksigen dan membatasi pengaruh terhadap pernapasan
'E.
'). ?yeri akut
'. $etelah diberikan
berhubungan
tindakan keperawatan
agen &edera
selama 'F!D am
kimia ditandai
diharapkan klien dapat
dengan
mengontrol nyerinya
melaporkan
dengan kriteria hasil 7 $. NO6 La'e#9 Pain
nyeri se&ara 1erbal gerakan untuk melindungi area yang sakit.
• •
6"ntr"# Melaporkan nyeri terkontrol 5lien menunukkan perilaku
penanganan nyeri. 5lien tampak rileks dan mampu tidur;istirahat dengan tepat.
(3. NI6 La'e#9 Pain Manage!ent 0.
D 8. 5elelah an
0. $etelah dilakuk an
untuk menge1aluasi kebutuhan atau
lokasi nyeri, frekuensi, durasi dan
keefektifan inter1ensi. +atatan7
intensitas (skala "-0"# dan tindakan
pengalaman nyeri adalah indi1idual
penghilangan yang digunakan. D0. D!. !. orong penggunaan keterampilan manaemen nyeri (misalnya7 teknik relaksasi, 1isualisasi, bimbingan imainasi#, tertawa, musik, dan sentuhan terapeutik. '. 5elola pemberian analgesik sesuai indikasi D' . ((.
D .
D. 0. Informasi memberikan data dasar
+ $.
NI6 La'e#9 Energ;
yang digabungkan dengan baik respon fisik dan emosional. 2. Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi se&ara aktif dan meningkatkan rasa kontrol. (,. (-. $. $aat perubahan penyakit atau pengobatan teradi, penilaian dosis dan pemberian akan diperlukan. +atatan7 adiksi atau ketergantungan pada obat. E'.
berhubungan
tindakan keperawatan
dengan anemia ditandai dengan lelah, kurang energi atau tidak mampu mempertahanka n akti1itas fisik
• •
sesuai tingkat biasanya, dan peningkatan kebutuhan istirahat. ".
•
Manage!ent 0. Berbagai fa&tor dapat meningkatkan 0. 5ai pola tidur dan &atat perubahan selama 'F!D am kelelahan, termasuk kurang tidur, dalam prose berpikir;perilaku. diharapkan kelelahan penyakit $$%, tekanan emosi dan efek D. pasien dapat diatasi, samping obat-obatan;kemoterapi . !. %eriode yang sering sangat dengan kriteria hasil7 !. Aen&anakan perawatan untuk +2. NO6 La'e#9 A:ti8it; dibutuhkan dalam memperbaiki; menyediakan fase istirahat. *tur menghemat energi. %eren&anaan akan T"#eran:e akti1itas pada waktu pasien sangat membuat pasien menadi aktif pada %asien tidak merasa lelah berenergi. Ikutsertakan %asien mampu berakti1itas waktu dimana tingkat energy lebih pasien;orang terdekat pada saat se&ara normal seperti biasanya tinggi, sehingga dapat memperbaiki 5ebutuhan istirahat normal penyusunan ren&ana. perasaan sehat dan kontrol diri. E. '. Aasa lemas dapat membuat *5$
'. Bantu memenuhi kebutuhan
hampir tidak mungkin bagi pasien
perawatan pribadi, pertahankan
untuk menyelesaikannya. Melindungi
tempat tidur dalam posisi rendah
pasien dari &edera selama melakukan
dan tempat lalu lalang bebas dari
akti1itas. D.
perabotan= bantu dengan ambulansi. D. %antau respon psikologis terhadap akti1itas, misalnya perubahan <, frekuensi pernapasan atau antung. ). . . orong masukan nutrisi. 8.
status proses penyakit, status nutrisi, keseimbangan &airan, dan umlah;tipe penyakit di mana pasien menadi subeknya. . %emasukan;penggunaan nutrisi adekuat sangat penting bagi
E". kebutuhan energy untuk akti1itas. E. 5olaborasi pemberian ! tambahan E. *danya anemia;hipoksemia sesuai petunuk. E0. E!. ). Auuk pada terapi fisik;okupasi
mengurangi persediaan ! untuk ambilan seluler dan menunang kelelahan. ). atihan setiap hari terprogram dan akti1itas yang membantu pasien mempertahankan;meningkatkan kekuatan dan tonus otot,
ED.E.
%erfusi aringan
E). $etelah diberikan
perifer tidak efektif
asuhan keperawatan
berhubungan dengan
selama 'F !D am
kerusakan transportasi
diharapkan perfusi
oksigen ditandai dengan
aringan perifer
perubahan karakteristik
adekuat dengan
kulit, warna kulit pu&at,
&riteria hasil 7 ,0. NO6 La'e#9
dan kelemahan.
6ir:#ati"n Stat*
EE.
• •
• •
-3. NI6 La'e#9 6ir:#at"r; Pre:ati"n* 0. *wasi tanda-tanda 1ital, pengisian
kapiler, wama kulit, membran mukosa, dasar kuku. )0. !. +atat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai indikasi. )!. )'. )D. ). '. *wasi pemeriksaan laboratorium misalnya Hb;Ht dan umlah $M
meningkatkan rasa seahtera. )E. 0. Memberikan informasi tentang deraat;keadekuatan perfusi aringan dan membantu menentukan kebutuhan inter1ensi !. Vasokontriksi (ke organ 1ital# menurunkan sirkulasi perifer. 5enyamanan pasien;kebutuhan rasa hangat harus seimbang dengan kebutuhan untuk menghindari panas berlebihan pen&etus 1asodilatasi (penurunan perfusi organ# '. Mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan;respons
•
$tatus mental normal E8.
)).
).
*nsietas
". $etelah diberikan
dan 6*. D. 5elola pemberian darah lengkap;pa&ked, produk darah
oksigen= memperbaiki defisiensi
sesuai indikasi. *wasi ketat untuk
untuk menurunkan resiko
komplikasi transfusi. 0$. NI6 La'e#9 An
berhubungan
tindakan keperawatan
dengan perubahan
selama 'F!D am
status kesehatan
diharapkan klien tidak
menolak, dan; atau menyangkal
ditandai dengan
mengalami ansietas
(afek tak tepat atau menolak
gelisah, resah,
dengan kriteria hasil 7 01. NO6 La'e#9 An
pergerakan tidak
Le8e#
bermakna (alan menyeret#
•
)8. •
5lien mengatakan ansietasnya berkurang 5lien mengatakan mampu
•
mengontrol ansietas 5lien tidak terlihat gelisah dan
•
resah
terhadap terapi D. Meningkatkan umlah sel pembawa
Re:ti"n
0. +atat adanya, kegelisahan,
mengikuti program medis# !. Bina hubungan saling per&aya '. orong pasien;orang terdekat untuk mengkomunikasikan dengan seseorang, berbagi pertanyaan dan masalah. D. D. Berikan pri1asi untuk pasien dan orang terdekat . E. . 5elola pemberian obat-obatan anti&emas;hipnotik sesuai indikasi, &ontoh7 diaepam
pendarahan ). 0. Mengetahui deraat ke&emasan klien . 8. !. apat mengurangi ke&emasan klien '. Berbagi informasi membentuk dukungan;kenyamanan dan dapat menghilangkan ketegangan terhadap kekhawatiran yang tidak diekspresikan D. Memungkinkan waktu untuk mengekspresikan perasan, menghilangkan &emas dan prilaku adaptif . Meningkatkan relaksasi;istirahat dan menurunkan rasa &emas 8".
(1alium#, fluraepam (dalmane#, 80.8!.
5urang
8D.
$etelah diberikan asuhan
pengetahuan berhubungan
keperawatan selama 0F!D am
dengan tidak familiar
diiharapkan pengetahuan
dengan sumber informasi
mengenai penyakit bertambah
ditandai dengan
dengan kriteria hasil7 +. NO6 La'e#9
mengungkapkan adanya masalah dan perilaku
6"!!ni:ati"n Re:epti8e %asien dan keluarga pasien •
berlebihan 8'.
mengatakan masalah terkait •
informasi dapat diatasi %asien dan keluarga tidak berperilaku berlebihan 8E. 8).
loraepam (ati1an# 0. NI6 La'e#9 Tea:=ing9 Di*ea*e Pr":e** 0. 5ai ulang proses penyakit dan
kebutuhan pengobatan 88. !. @paya pen&egahan pendarahan. %asien dan keluarga diberi informasi mengenai risiko perdarahan dan usaha pengaman yang perlu. Mereka dianurkan untuk mengubah lingkungan rumah sedemikian rupa sehingga dapat men&egah trauma fisik seperti dnegan memberi bantalan pada sudut-sudut mea. Aintangan yang dapat menyebabkan atuh harus dihilangkan. Menggosik gigi dengan sikat yang lembut untuk menaga kebersihan.Mengeluarkan ingus dengan kuat, mengean, batuk harus dihindarkan. Bila perlu
0"". 0"0. 0. Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi. !. Men&egah teradinya perdarahan. 0"!. 0"'. 0"D. 0". 0"E. 0"). 0". 0"8. 00". 000. 00!. 00'. 00D. 00. 00E. '. atihan penguatan tungkai sangat perlu untuk rehabilitasi setelah hematrosis akut. 00). 00. 008. 0!".
berikan pen&ahar. '. *nurkan melakukan akti1itas fisik, tetapi dengan keamanan yang baik. lahraga tanpa kontak seperti berenang, hiking, dan golf merupakan akti1itas yang dapat diterima, sementara olahraga dengan kontak harus dihindari. D. *nurkan pasien menghindari obat-obatan yang mengandung aspirin.
D. *spirin merupakan antikoagulan yang dapat menyebabkan darah sulit untuk membeku.
(. E>ALUASI 121.
N
". D< 0!'. 0
0!D.
122. •
?ilai Ht dan Hb berada dalam batas normal.
•
5lien tidak mengalami episode perdarahan.
•
! D •
•
0!.
'
•
•
0!E.
D
E8a#a*i
0""F;menit= AA7 0D-! F;menit= $uhu 7 'E - ') "+ G ","+# AA dalam batas normal (0D-! F;menit# ?apas tidak pendek.
•
5lien tampak rileks dan mampu tidur;istirahat dengan tepat. %asien tidak merasa lelah
•
%asien mampu berakti1itas se&ara normal seperti biasanya
5ebutuhan istirahat normal 0!).•
•
Membran mukosa warna merah muda
•
%engisian kapiler baik
•
Haluaran urin adekuat
$tatus mental normal 0!. 5lien mengatakan ansietasnya berkurang • •
E• •
5lien mengatakan mampu mengontrol ansietas 5lien tidak terlihat gelisah dan resah
)• 0'". 1$1. 1$2. 1$$. 1$(. 1$+.
%asien dan keluarga tidak berperilaku berlebihan
1$,.
DAFTAR PUSTAKA
137.
0'.
+orwin, >liabeth 4. !"". !uku "aku Patofisioloi, >d. '. 4akarta7 >6+.
0'8.
o&hterman, 4oanne M., 6loria ?. Bule&he&k. !""D. ?ursing Inter1entions +lassifi&ations (?I+# 9ourth >dition. Missouri7 Mosby >lse1ier.
0D".
oenges, dkk . 0888. #encana Asuhan $eperawatan. >d.'. 4akarta7 >6+.
0D0.
orland. 088D. $amus $edokteran %orland . >d.!E. 4akarta7 >6+.
0D!.
6uyton dan Hall. !"". !uku A&ar Fisioloi $edokteran. 4akarta7 >6+.
0D'.
Hoffbrand, dkk' !"". $apita "elekta Hematoloi. >dD. 4akarta7 >6+.
0DD.
4uall, ynda. !""E. !uku "aku %ianosis $eperawatan (arpenito ) *o+et . 4akarta7 >6+.
0D.
Mansoer, dkk. !""". $apita "elekta $edokteran, >d'. 4akarta7 Media *es&ulapius.
0DE.
Moorhed, $ue, Marion 4honson, Meridean . Mass, dan >liabeth $wanson. !"". ?ursing ut&omes +lassifi&ations (?+# 9ourth >dition. Missouri7 Mosby >lse1ier.
0D).
?*?* International. !"0". iagnosis 5eperawatan7 efinisi dan 5lasifikasi !""8-!"00. 4akarta7 Buku 5edokteran >6+.
0D.
?gastiyah. !"". Perawatan Anak "akit . 4akarta7 >6+.
0D8.
%ri&e, $yl1ia *. !""'. Patofisioloi $onsep $linis Proses-Proses Pen+akit , >dD. 4akarta7 >6+.
0".
$melter dan Bare. !""!. !uku A&ar $eperawatan *edikal !edah !runner "uddarth. Volume ! >disi . 4akarta7 >6+.
00.
$uryo. 08E. Genetika *anusia. 2ogyakarta7 6aah Mada @ni1ersity %ress.
0!. 1+$. 154.