REFERAT
PEMERIKSAAN IVP
Pembimbing :
dr. Caecilia Marliana, Sp.Rad
Disusun oleh:
Rokhim Suryadi - 030.11.259 Tasya Septianti Riyadi - 030.12.268 Arum Indriani Wisnu Nagara - 030.13.029
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU RADIOLOGI RSUD BUDHI ASIH JAKARTA PERIODE 5 NOVEMBER – 8 8 DESEMBER 2018 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................... ................................................................................. ................................................ ................................... ...........ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................... ....................................................................... ............................................... ....................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
I Definisi ............................................... ...................................................................... .............................................. ....................................... ................ 2 II Tujuan ............................................... ...................................................................... .............................................. ....................................... ................ 2 III Persiapa Pemeriksaan.............................. Pemeriksaan..................................................... ............................................... ................................ ........ 2 A Persiapan Pasien .......................... .................................................. ................................................ ....................................... ............... 2 B Persiapan Bahan Kontras ........................................... ................................................................... ................................ ........ 3 C Persiapan Alat ............................................. ..................................................................... ............................................... ....................... 4 IV Prosedur Pemeriksaa ........................... ................................................... ................................................ ................................... ........... 4 V Membaca hasil BNO IVP I VP ....................................................... ............................................................................... ........................ 5 VI Kontra Indikasi .............................................................. ...................................................................................... ................................ ........ 8 VII Komplikasi Pemberian Kontras......................... Kontras................................................. ........................................... ................... 9 VIII Pencegahan....................... Pencegahan............................................... ................................................ ............................................... ........................... .... 9 IX Kelebihan dan Kekurangan..................... Kekurangan............................................ ............................................... ................................ ........ 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................... ............................................................................... ............................................. ..................... 11
ii
BAB I PENDAHULUAN
Radiologi adalah ilmu kedokteran untuk melihat bagian tubuh manusia menggunakan pan panccara aran atau tau rad radiasi iasi gelo elombang ang, baik gelomb lombaang elek lektro tromag magneti netik k mau maupun gelo elomba mbang mekanik. pada awalnya frekuensi yang dipakai berbentuk sinar-x (x-ray) (x-ray) namun kemajuan teknologi modern memakai pemindaian (scanning) gelombang (scanning) gelombang sangat tinggi (ultrasonic) seperti (ultrasonic) seperti ultrasonography (USG) dan juga MRI ((magnetic magnetic resonance imaging ).
BNO IVP adalah salah satu pemeriksaan radiografi yaitu dengan cara menyuntikkan zat kontras melalui pembuluh darah vena. Tujuan pemeriksaan untuk menggambarkan anatomi dari pel pelv vis ren renalis alis dan dan sy system stem ca calyse lysess ser serta se seluru luruh h tra traktus tus uri urinariu ariuss den dengan pen peny yuntik tikkan ko kontra tras media positif secara intra vena. Pemeriksaan ini dapat diketahui kemampuan ginjal mengkonsentrasikan bahan kontras tersebut. BNO IVP sangat efektif sebagai penegakkan diagnosis pada penyakit kelainan pada ginjal, sehingga pemeriksaan ini sering digunakan.
IVP digunakan untuk menemukan berbagai kelainan termasuk freksuensi berkemih yang terlalu sering, nyeri pada punggung bagian bawah, dapat juga mendeteksi masalah pada traktus urinarius seperti batu ginjal, pembesaran prostat, tumor pada ginjal, ureter, dan vesical urinaria.
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
I
DEFINISI
Pemeriksaan diagnostik kontras radiologi BNO-IVP adalah ilmu yang mempelajari prosedur atau tat acara pemeriksaan ginjal, ureter, dan buli-buli menggunakan sinar-x dengan melakukan injeksi media kontras melalui vena. pada
saat
media
kontras
diinjeksikan
melalui
pembuluh darah
dan
dikumpulkan dalam ginjal dan saluran kemih, sehingga ginjal dan saluran kemih menjadi berwarna putih. Dengan IVP dokter ahli radiologi dapat melihat dan mengetahui anatomi serta fungsi ginjal ureter dan buli -buli.
II
TUJUAN
Tujuan dari pemeriksaan kontras radiologi BNO-IVP adalah untuk mendapatkan gambaran radiologi dari letak anatomi dan fisiologi serta mendeteksi kelainan patologis dari ginjal, ureter, dan buli-buli. Pemeriksaan ini juga bertujuan menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal. Selain itu BNOIVP dapat mendeteksi adanya batu semi-opak ataupun batu non opak yang tidak dapat terlihat oleh foto polos abdomen. Jika BNO-IVP belum dapat menjelaskan keadaan sistem saluran kemih akibat adanya penurunan fungsi ginjal, sebagai penggantinya adalah pemeriksaan pielografi retograde. Indikasi pemeriksaan BNO-IVP ini antara lain untuk melihat batu ginjal, batu saluran kemih, radang ginjal, radang pada saluran kemih, batu ureter, tumor, dan hipertrofi prostat.
III. PERSIAPAN PEMERIKSAAN A. Persiapan pasien
1. Sehari sebelum pemeriksaan dilakukan, pasien diminta untuk makanmakanan lunak yang tanpa serat (seperti bubur kecap) maksudnya
2
supaya makanan tersebut mudah dicerna oleh usus sehingga faeces tidak keras. 2. Makan terakhir pukul 19.00 (malam sebelum pemeriksaan) supaya tidak ada lagi sisa makanan diusus, selanjutnya puasa sampai pemeriksaan berakhir. 3. Malam hari pukul 21.00, pasien diminta untuk minum laksatif (dulcolax) sebanyak 4 tablet. 4. 8 Jam sebelum pemeriksaan dimulai, pasien tidak diperkenankan minum untuk menjaga kadar cairan. 5. Pagi hari sekitar pukul 06.00 (hari pemeriksaan), pasien diminta untuk memasukkan dulcolax supossitoria melalui anus, supaya usus benar benar bersih dari sisa makanan / faeces. 6. Selama menjalani persiapan, pasien diminta untuk tidak banyak bicara dan tidak merokok supaya tidak ada intestinal gas (gas disaluran pencernaan) Tujuan prosedur persiapan pasien tersebut adalah untuk membersihkan usus (gastro intestinal) dari udara dan faeces yang dapat mengganggu visualisasi dari foto IVP atau menutupi gambaran ginjal dan saluransalurannya. Pemeriksaan yang tidak baik terlihat dari bayangan lucent di usus karena udara dan faeces.
B.
Persiapan bahan kontras
1. Media kontras yang digunakan adalah yang berbahan iodium, dimana jumlahnya disesuaikan dengan berat badan pasien, yakni 1-2 cc/kg berat badan. 2. Bahan kontras yang disuntikkan melalui vena fossa cubiti akan mengalir ke vena capilaris, vena subclavia, kemudian ke vena cava superior. Dari VCS bahan kontras akan masuk ke atrium kanan dari jantung, kemudian ke ventrikel kanan dan mengalir ke arteri pulmo. Kemudian mengalir ke vena pulmo menuju atrium kiri kemudian ventrikel kiri dan mengalir ke aorta, serta terus mengalir menuju aorta
3
desendens kemudian kedalam aorta abdominalis dan masuk kedalam arteri renalis dan mulai memasuki korteks ginjal. C. Persiapan alat
1. Peralatan Steril a. Wings needle No. 21 G (1 buah) b. Spuit 20 cc (2 buah) c. Kapas alcohol atau wipes 1.
2. Peralatan Non Steril a. Plester b. Marker R/L dan marker waktu c. Media kontras Iopamiro (± 40 – 50 50 cc) d. Obat-obatan emergency (antisipasi alergi media kontras) e. Baju pasien f. Tourniquet
IV. PROSEDUR PEMERIKSAAN
a) Pasien diwawancarai untuk mengetahui sejarah klinis dan riwayat alergi. b) Pasien diminta untuk mengisi informed consent (surat persetujuan tindakan
medis
setelah
pasien
dijelaskan
semua
prosedur
pemeriksaan). c) Buat plain photo BNO terlebih dahulu dengan tujuan Untuk menilai persiapan yang dilakukan pasien, untuk melihat keadaan rongga abdomen khususnya tractus urinaria secara umum.,untuk menentukan faktor eksposi yang tepat untuk pemotretan berikutnya sehingga tidak terjadi pengulangan foto karena kesalahan faktor eksposi. d) Jika hasil foto BNO baik, lanjutkan dengan melakukan skin test dan IV test sebelum dimasukkan bahan kontras melalui vena fossa cubiti e) Sebelum melakukan penyuntikan, pasien ditensi terlebih dahulu.
4
f) Menyuntikkan
bahan
kontras
secara
perlahan-lahan
dan
menginstruksikan pasien untuk tarik nafas dalam lalu keluarkan dari mulut guna menminialkan rasa mual yang mungkin dirasakan pasien g) Membuat foto 5 menit post injeksi h) Membuat foto 15 menit post injeksi i) Membuat foto 30 menit post injeksi j) Pasien diminta untuk turun dari meja pemeriksaan untuk buang air kecil (pengosongan blass) kemudian difoto lagi post mixi. k) Foto IVP bisa saja dibuat sampai interval waktu berjam-jam jika kontras belum turun
V. MEMBACA HASIL PEMERIKSAAN BNO-IVP
Setiap pemeriksaan saluran kemih sebaiknya dibuat terlebih dahulu foto polos abdomen. Yang harus diperhatikan pada foto polos abdomen ini adalah bayangan, besar (ukuran), dan posisi kedua ginjal. Dapat pula dilihat kalsifikasi dalam kista dan tumor, batu radioopak dan perkapuran dalam ginjal. Harus diperhatikan batas otot Psoas kanan dan kiri.
Gambar 1. Foto BNO-IVP polos
Menurut Meschan, digunakan film bucky antero-posterior abdomen setelah penyuntikan, ulangi pemotretan film antero-posterior abdomen dengan jarak waktu setelah disuntik kontras intravena, masing-masing adalah : 1. Empat sampai 5 menit :
5
Dilakukan foto pada 5 menit pertama dengan area jangkauan pada pertengahan proccecus
xyphoideus dan pusat. Foto ini untuk melihat
perjalanan kontras mengisi sistem kalises pada ginjal. Memakai ukuran kaset 24 x 30 cm dengan posisi antero-posterior sama seperti foto abdomen. Penekanan ureter dilakukan dengan tujuan untuk menahan kontras media tetap berada pada sistem pelvikalises dan bagian ureter proksimal.Penekanan ureter diketatkan setelah dilakukan pengambilan foto menit kelima.
Gambar 2. Foto menit ke-5
2. Delapan sampai 15 menit Bila pengambilan gambar pada pelvikalises di menit ke lima kurang baik, maka foto diambil kembali pada menit ke 10 dengan tomografi untuk memperjelas bayangan. Menggunakan kaset 24 x 30 cm mencakup gambaran pelviokaliseal, ureter dan buli-buli mulai terisi media kontras dengan posisi posisi antero-posterior sama seperti foto abdomen, pertengahan di antara proccesus xyphoideus dengan umbilicus.
6
Gambar 3. Foto menit ke-15
3.
Dua puluh lima sampai 30 menit Setelah menit ke- 30 kompresi dibuka dan diambil gambar dengan menggunakkan kaset ukuran 30 x 40 cm. Di beberapa Rumah Sakit setelah menit ke -30 diharuskan meminum air yang banyak. Foto ini digunakan untuk mengevaluasi kemampuan ginjal mensekresikan bahan kontras, tapi di beberapa Rumah Sakit tidak dengan posisi antero posterior sama seperti foto abdomen.
Gambar 4. Foto menit ke-20 – 30 30
4.
Foto terlambat, jika konsentrasi dan dan ekskresi sangat kurang pada 1-8 jam Setelah masuk ke menit 60 dibuat foto BNO lagi dengan kaset 30 x 40 cm. Setelah hasil rontgen dikonsultasikan pada dokter ahli radiologi dan dinyatakan normal maka pasien diharuskkan berkemih kemudian di foto kembali. Jika dokter ahli radiologi menyatakan ada gangguan biasanya dilakukan foto 2 jam. Dengan posisi antero-posterior sama seperti foto abdomen.
7
Gambar 5. Foto menit ke 60 atau lebih
5.
Foto terakhir biasanya film berdiri atau foto setelah berkemih / Post Void. Yang terakhir lakukan foto post void dengan posisi AP supine atau erect untuk melihat kelainan kecil yang mungkin terjadi di daerah buli-buli. Dengan posisi erect dapat menunjukan adanya ren mobile (perpindahan posisi ginjal yang tidak normal) pada kasus posthematuri.
Gambar 7. Foto Post Void
VI. KONTRAINDIKASI KONTRAINDIKASI IVP
a. Alergi terhadap media kontras b. Pasien yang mempunyai kelainan atau penyakit jantung c. Pasien dengan riwayat atau dalam serangan jantung d. Multi myeloma e. Neonatus
8
f. Diabetes mellitus tidak terkontrol/parah g. Pasien yang sedang dalam keadaan kolik h. Hasil ureum dan creatinin tidak normal
VII.
KOMPLIKASI PEMBERIAN KONTRAS
Reaksi yang tidak menguntungkan dari pemberian kontras adalah: a. Toxic rection berupa aritmia jantung, oedem paru, perasaan nyeri dan panas pada lengan daerah yang disuntik. b. Allergic reaction berupa reaction berupa urtikaria, konjungtivitis, rhinitis, bronkospasme, rhinitis, bronkospasme, dan angioneurotik oedem. c. Idiosyncratic reaction berupa akut anafilaksis, reaksi vagal, mual, muntah, perasaan tidak enak pada perut, perasaan ingin kencing atau at au berak, batuk dan bersin.
VIII.
PENCEGAHAN
Pencegahan terjadinya komplikasi dari pemeriksaan IVP adalah : a. Anamnesa mencari riwayat alergi obat – obatan. obatan. b. Pengobatan pendahuluan dengan derivate steroid. c. Pengobatan pendahuluan dengan anti histamine. d. Uji kepekaan dengan zat kontras yang akan digunakan, kalau mungkin ganti kontras.
IX.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN a. Kelebihan
1. Bersifat invasif. 2. IVP memberikan gambaran dan informasi yang jelas, sehingga dokter dapat mendiagnosa dan memberikan pengobatan yang tepat mulai dari adanya batu ginjal hingga kanker tanpa harus melakukan pembedahan 3. Diagnosa kelainan tentang kerusakan dan adanya batu pada ginjal dapat dilakukan. 4. Radiasi relative rendah
9
5. Relative aman
b. Kekurangan
1. Selalu ada kemungkinan terjadinya kanker akibat paparan radiasi yang diperoleh. 2. Dosis efektif pemeriksaan IVP adalah 3 mSv, mSv, sama dengan rata-rata radiasi yang diterima dari alam dalam satu tahun. 3. Penggunaan media kontras dalam IVP dapat menyebabkan efek alergi pada pasien, yang menyebabkan pasien harus mendapatkan pengobatan lanjut. 4. Tidak dapat dilakukan pada wanita hamil.
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Rasad, Sjahriar, Kartoleksono, Sukonto, Ekayuda, Iwan, 1999, Radiologi Diagnostik , Balai Penerbit FK UI, Jakarta
2. Dermroredjo,
Sutaryan,
1992, Pemeriksaan
IVP
pada
Kista
Ginjal
Kongenital , Laboratorium Radiologi RSUP Sardjito, Yogyakarta.
3. Purnomo, Basuki. B ., 2003, Dasar – Dasar Dasar Urologi, Sagung Seto, Jakarta
4. Mark,H.,Swartz., 1995, Buku Ajar Diagnostik Fisik , Penerbit Buku Kedokteran,Jakarta.
11