BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perdara Perdarahan han Uterus Uterus Abnorm Abnormal al (PUA) (PUA) menjadi menjadi perhatia perhatian n klinis klinis karena karena damp dampak ak yang yang ditim ditimbul bulka kanny nnya, a, karen karenaa tidak tidak ditan ditangan ganii denga dengan n tepat tepat.. Angka ngka kejad kejadia ian n PUA PUA dipred diprediks iksii terja terjadi di pada pada 20 % wani wanita ta,, khusus khususny nyaa pada pada pasa pasa menopause. PUA merupakan !"% # 20% dari seluruh kasus ginekologi, serta 2" % indikasi operasi ginekologi. $eberapa penelitian penelitian mendapatkan hanya !0 % # 20 % dari keseluruhan kasus PUA yang menderita kanker (oldstein, 200&). PUA dapat terjadi pada semua usia dan sebagian besar kasus yang dirujuk ke bagian inekol kologi ogi
adal dalah
den dengan gan
dia diagno gnosis sis
klinis metrorhagia
(', (',!% !%))
dan dan
menometrorhagia ('',%) menometrorhagia ('',%) (unro, 200*). enome enometror trorrhag rhagia ia adalah adalah suatu suatu penyakit penyakit yang yang sering sering ditemuka ditemukan n pada wanita#wanita usia subur dan menjelang menopause. enometrorhagia ini bisa disebabkan oleh penyebab organik yaitu adanya kelainan pada organ reproduksi. +elain itu juga dise diseba babk bkan an ole oleh h per perda dara raha han n dis disun ungs gsio iona nall men mengi ging ngat at aki akiba batt perd perdar araahan han ini ini san sanga gatt bisa bisa membahayakan membahayakan bagi nyawa pasien, maka diperlukan penanganan dan pengobatan yang epat dan tepat agar tidak lebih membahayakan bagi pasien. (-rwanto, 20!0). enome enometror trorrhag rhagia ia merupak merupakan an perdara perdarahan han uterus uterus yang yang berlebi berlebihan han yang yang terjad ter jadii pada pad a dan diantar diantaraa siklus siklus haid. haid. -ni disebut disebut juga dengan dengan perdara perdarahan han disungs disungsio ional nal.. enometrorrhagia banyak sekali terjadi pada wanita dalam masa pubertas dan
!
2
masa menjelang menopause. $eberapa penyebab pada perdarahan ini antara lain karena kelainan anatomis rahim (seperti adanya polip rahim, mioma uteri), adanya siklus siklus anoulat anoulatoir oir (ditanda (ditandaii dengan dengan siklus siklus haid yang yang memanjan memanjang), g), dan karena karena ketidakseimbangan hormon yang mempengaruhi siklus haid. (+aitri, 200&). Penanganan pada menotrorrhagia antara lain dengan memberikan estrogen dalam dosis tinggi atau progesteron jika terjadi pada masa pra pubertas. +ebagai tinda tindakan kan pada pada wanit wanitaa dengan dengan perda perdarah rahan an disun disungsi gsiona onall terus terus mener menerus us iala ialah h hisrerektomi. (/idjarnako, 200&). ari ari beber beberapa apa kasus kasus yang yang ada dirua diruang ng gineko ginekolog logii menom menometr etror oragi agiaa merup merupak akan an kasus kasus yang yang jarang jarang terja terjadi. di. eski eskipun pun demik demikian ian,, bukan bukan berart berartii menometroragia tidak menometroragia tidak berpengaruh terhadap meningkatnya angka mortalitas dan morbi morbidit ditas as karena karena menom menometr etrora oragia gia berhub berhubung ungan an denga dengan n salah salah satu satu akto aktor r penyebab gangguan ganggua n dalam organ reproduksi wanita wani ta (+oekidjo, 200').
'
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian
!. enometroragia adalah perdarahan yang banyak, di luar siklus haid dan biasanya terjadi dalam masa antara dua haid, perdarahan itu tampak terpisah dan dapat dibedakan dari haid atau dua jenis perdarahan ini menjadi satu, yang pertama dinamakan metroragia yang kedua menometroragia (/idjarnako, 200&).
2. enometroragia disebabkan oleh gangguan pembekuan darah seperti deisiensi protrombin dan penyakit on /illebrand, dimana ada kekurangan aktor pembekuan di dalam darah. 1arena ada masalah dengan
koagulasi,
gumpalan
tidak
terbentuk,
sehingga
proses
perdarahan memanjang (1at 34, et al.,200).
'. enometroragia adalah perdarahan rahim yang berlebihan dalam jumlah dan lamanya perdarahan, dapat terjadi dalam periode menstruasi maupun di antara periode menstruasi (anuaba, 20!0). 5. enometroragia adalah perdarahan yang terjadi antara masa 2 haid yang dapat disebabkan oleh kelainan organik pada alat genital atau oleh kelainan ungsional (Prawirohrdjo, 200).
5
". enometroragia adalah perdarahan saat menstruasi yang berlangsung terus 6 panjang dan dengan jumlah darah yang lebih banyak (anuaba, 20!0). ari beberapa pengertian tersebut di atas maka penulis menyimpulkan bahwa menometroragia adalah suatu keadaan dimana terjadi perdarahan diluar haid yang berlangsung lama serta dengan jumlah darah yang lebih banyak.
2.2
Etiologi
Prawirohardjo (200), etiologi dari menometroragia antara lain7 !. +ebab 8 sebab 9rganik Perdarahan dari uterus,tuba dan oarium disebabkan oleh kelainan pada 7 a. +erik uteri
7 1arsinoma partiom, perlukaan seriks, polip
serik, erosi pada portio, ulkus portio uteri. b. 3agina 7 3aries peah, metostase
kario,
karsinoma
keganasan agina, karsinoma agina. . :ahim 7 Polip endometrium, karsinoma korpus uteri, submukosa mioma uteri. d. 9arium 7 radang oarium, tumor oarium, kista oarium e. ;uba allopii, seperti kehamilan ektopik terganggu, radang tuba, tumor tuba. 2. +ebab 8 sebab disungsional Perdarahan uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organik. Perdarahan disungsional terbagi menjadi ' bentuk 7 a.
Perdarahan disungsional dengan oulasi (ovulatoir disfunction bleeding).
"
tanpa ada sebab # sebab organik, maka harus diperhatikan sebagai etiologi. Korpus lutheum persistens dalam hal ini dijumpai perdarahan kadang#kadang bersamaan dengan oarium yang membesar korpus lutheum ini menyebabkan pelepasan endometrium tidak teratur (irreguler shedding ) sehingga menimbulkan perdarahan. Insufisiensi korpus lutheum menyebabkan premenstrual spotting , menorhagia dan polimenorrea, dasarnya adalah kurangnya produksi progesterone disebabkan oleh gangguan 4= releasing factor. Apapleksia uteri pada wanita dengan hipertensi dapat terjadi peahnya pembuluh darah dalam uterus. 1elainan darah seperti anemia, gangguan pembekuan darah purpura trombosit openik. b. Perdarahan disungsional tanpa oulasi (anovulatoir disfunctiond bleeding). +timulasi dengan estrogen menyebabkan tumbuhnya endometrium dengan menurunnya kadar estrogen dibawah tingkat tertentu. ;imbul perdarahan yang kadang#kadang bersiat siklis, kadang# kadang tidak teratur sama sekali. . +tres psikologis dan komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
2.1.3 Patologi
enurut Prawirohardjo 200, setelah penelitian histopatologik pada uterus dan oario pada waktu yang sama, menarik kesimpulan bahwa gangguan perdarahan yang dinamakan metropatia hemorrágica terjadi
>
karena persistensi olikel yang tidak peah sehingga tidak terjadi oulasi dan pembentukan corpus luteum. Akibatnya terjadilah hiperplasia endometrium karena stimulasi estrogen yang berlebihan dan terus menerus. Penelitian menunjukan pula bahwa perdarahan disungsional dapat ditemukan bersamaan dengan berbagai jenis endometrium yaitu endometrium atropik , hiperplastik , ploriferatif , dan sekretoris, dengan endometrium jenis non sekresi merupakan bagian terbesar. ?ndometrium jenis nonsekresi dan jenis sekresi penting artinya karena dengan demikian dapat dibedakan perdarahan anovulatori dari perdarahan ovulatoar . 1lasiikasi ini mempunyai nilai klinik karena kedua jenis perdarahan disungsional ini mempunyai dasar etiologi yang berlainan dan memerlukan penanganan yang berbeda. Pada perdarahan disungsional yang
oulatoir
gangguan
dianggap
berasal
dari
aktor#aktor
neuromuskular , vasomotorik , atau hematologik , yang mekanismenya belum seberapa dimengerti, sedang perdarahan anoulatoir biasanya dianggap bersumber pada gangguan endokrin (Prawirohardjo, 200). Perdarahan uterus abnormal pada umumnya dapat dikategorikan sebagai
anoulasi
perdarahan
atau
perdarahan
disungsional
oulasi. Anoulasi PU$ disebabkan oleh kegagalan korpus luteum untuk mempertahankan
endometrium
berkembang. Pasien
dengan
siklus
anoulasi biasanya tidak mengalami premenstrual syndrome#payudara ketidaknyamanan,
peningkatan
keputihan
berlendir,
atau
kram
pramenstruasi dan kembung#iri siklus oulasi. +iklus anoulasi dapat hidup berdampingan dengan lesi intrakaiter. Penyebab paling umum dari siklus anoulasi termasuk sindrom polikistik oarium (P@9+), amenore hipotalamus, kegagalan
oarium
prematur, dan hiperprolaktinemia.
Pendarahan sering nonsiklik, ariabel dalam jumlah dan olume, dan tak terduga. +iklus oulasi yang diprediksi tapi mungkin hidup berdampingan dengan lesi intrakaiter, termasuk polip atau ibroid, dan menyebabkan perdarahan tidak menentu (A@9, 200!).
2.1.4 Ga!aran klinik
!. Perdarahan oulatoar Perdarahan ini merupakan kurang lebih !0% dari perdarahan disungsional
dengan
siklus
pendek
(polimenorea)
atau
panjang
(oligomenorea). Untuk mendiagnosis perdarahan oulatoar perlu dilakukan kerokan pada masa mendekati haid jika sudah di pastikan bahwa perdarahan berasal dari endometrium tipe sekresi tanpa adanya sebab organik, maka harus dipikirkan sebagai etiologinya7 a.
Korpus luteum persistens dalam hal ini dijumpai perdarahan kadang 8 kadang bersamaan dengan oarium membesar. +indrom ini harus dibedakan dari kehamilan ektopik karena riwayat penyakit dan hasil pemeriksaan panggul sering menunjukan banyak persamaan antara keduanya. 1orpus luteum persisten dapat pula menyebabkan pelepasan endometrium tidak teratur (irregular shedding ) . iagnosis irregular
*
shedding dibuat dengan kerokan yang tepat pada waktunya, yakni menurut Prawirohardjo (200) pada hari ke#5 mulainya perdarahan. Pada waktu ini dijumpai adanya endometrium dalam tipe sekresi
b.
disamping tipe non sekresi. Insufusiensi korpus luteum dapat menyebabkan premenstrual spotting, menoragia atau polimenorea. asarnya adalah kurang produksi progesteron disebabkan oleh gangguan 4= (Luteiniozing hormon) releasing factor. iagnosis dibuat apabila hasil biopsi endometrial dalam fase luteal tidak ook dengan gambaran endometrium yang
c.
seharusnya didapat dari hari siklus yang bersangkutan. Appoleksia uteri 7 pada wanita dengan hipertensi dapat terjadi
peahnya pembuluh darah dalam uterus d. 1elainan darah, seperti anemia, purpura trombositopenik dan gangguan dalam mekanisme pembekuan darah. 2. Perdarahan anaulator +timulasi
dengan
estrogen
menyebabkan
tumbuhnya
endometrium. engan kadar estrogen dibawah tingkat tertentu, timbul perdarahan yang kadang#kadang tidak teratur sama sekali. Bluktuasi kadar estrogen pada sangkut pautnya dengan jumlah yang pada suatu waktu ungsional akti. Bolikel#olikel ini mengeluarkan estrogen sebelum mengalami atresia, dan kemudian diganti dengan olikel#olikel baru. ?ndometrium dibawah pengaruh estrogen tumbuh terus, dan dari endometrium yang mula#mula proliferatif dapat terjadi endometrium bersiat hiperplasia kistik.
&
diperoleh dengan kerokan, dapat diambil kesimpulan bahwa perdarahan bersiat anaulatoar. /alaupun perdarahan disungsional dapat terjadi pada setiap waktu dalam kehidupan menstrual seorang wanita, namun hal ini paling sering terdapat pada masa pubertas dan masa pramenopause. Pada masa pubertas sesudah menarche , perdarahan tidak normal disebabkan oleh gangguan atau terlambatnya proses maturasi pada hipotalamus, dengan akibat bahwa pembuatan realising factor dan hormon gonadotropin tidak sempurna. Pada wanita dalam masa pramenopause proses terhentinya ungsi oarium tidak selalu berjalan lanar. $ila masa pubertas kemungkinan keganasan keil sekali ada harapan bahwa lambat laun keadaan menjadi normal dan siklus haid menjadi aulatoar, pada seorang wanita dewasa dan terutama dalam masa pramenopause dengan perdarahan tidak teratur mutlak diperlukan kerokan untuk menentukan ada tidaknya tumor ganas.perdarahan disungsioanl dapat dijumpai pada penderit#penderita dengan penyakit metabolik, penyakit endokrin, penyakit darah penyakit umum yang menahun, tumor 8 tumor oarium, dan sebagainya.
Perdarahan Uterus Abnormal karena siklus anoulasi baik diobati seara medis. 9perasi harus disediakan untuk pasien yang
tidak
menanggapi terapi medis. $eberapa strategi medis eekti dalam mengobati kondisi menonaktikan ini. ;erapi harus disesuaikan seara indiidual setelah penelaahan terhadap risiko, manaat, kekhawatiran, dan
!0
kontraindikasi. Umumnya, kontrasepsi oral dan terapi progesteron adalah andalan pengobatan untuk wanita yang tidak menginginkan anak#anak.
;erapi anaol meniptakan keadaan hypoestrogeni dan mengurangi kehilangan darah menstruasi sebesar 0% sampai *0%.
Pengobatan dengan gonadotropin#releasing hormone (n:=) (epo 4upron atau +ynarel) meniptakan, kondisi menopause seperti hypoestrogeni. $erhentinya menstruasi biasanya terjadi dalam ' bulan terapi memulai. ejala menopause, termasuk hot lushes, keringat malam, kekeringan agina, keropos tulang, nyeri sendi, penurunan konsentrasi, dan berkurang libido, dapat terjadi dengan terapi. 1epatuhan
dengan
terapi
umumnya
baik,
meskipun
gejala#gejala
tersebut. 1arena osteoporosis adalah risiko terbesar terapi berkepanjangan, pengobatan
terbatas pada > bulan keuali estrogen
ditambahkan. n:=
merupakan pilihan bagi wanita di akhir perimenopause yang memiliki kontraindikasi signiikan terhadap terapi medis lainnya. ens menghentikan merupakan bantuan untuk pasien ini, dan setelah terapi, banyak wanita spontan transisi ke menopause. +elain itu, berselang depot leuprolide (4upron) terapi pada wanita dengan ibroid rahim menyediakan rata#rata tambahan & bulan kontrol gejala (kisaran, 2 sampaiC 2" bulan). !2
!!
+istem intrauterin leonorgestrel#releasing (irena) memberikan pilihan lain
pengobatan
yang
eekti
untuk
U$. Alat kontrasepsi
ini
menghasilkan penurunan dramatis dalam kehilangan darah menstruasi (>"% #&*%) dalam waktu !2 bulan penggunaan. Ada sedikit penyerapan sistemik progesteron. Perangkat, tertanam dengan 20 mg leonorgestrel, menyebabkan perubahan pseudodeidual dan amenore. =al ini dapat memainkan peran penting pada wanita yang memiliki menorrhagia tetapi yang juga membutuhkan kontrasepsi, memiliki normal ukuran uterus, dan ingin menghindari operasi. !'
Akan tetapi disamping itu, terdapat banyak wanita dengan perdarahan
disungsional tanpa adanya penyakit#penyakit tersebut
diatas. alam hal ini stress yang dihadapi dalam kehidupan sehari#hari, baik
didalam
maupun
diluar
pekerjaan,
kejadian#kejadian
yang
mengganggu keseimbangan emosional seperti keelakaan, kematian dalam keluarga, pemberian obat penenang terlalu lama, dan lain#lain dapat menyebabkan perdarahan anaulatoar (Prawirohardjo, 200).
2.1." Diagno#i#
!2
Pembuatan anamnesis yang ermat penting untuk diagnosis.perlu ditanyakan bagaimana mulainya perdarahan, apakah didahului oleh siklus yang pendek atau oleh oligomenorea6amenore, siat perdarahan (banyak atau sedikit#sedikit, sakit atau tidak), lama perdarahan dan sebagainya. Pada pemeriksaan umum perlu diperhatikan tanda#tanda yang menunjuk ke arah kemungkinan penyakit metabolik, penyakit endokrin, penyakit menahun dan lain#lain.keurigaan terhadap salah satu penyakit tersebut hendaknya menjadi dorongan untuk melakukan pemeriksaan dengan teliti ke arah penyakit yang bersangkutan. Pada pemeriksaan ginekologi perlu dilihat apakah tidak ada kelainan#kelainan
organik,
yang
menyebabkan
perdarahan
abnormal
(seperti7 polip,ulkus,tumor). Pada wanita pubertas umumnya tidak perlu dilakukan kerokan guna pembuatan diagnosis. Pada wanita berumur antara 20 dan 50 tahun kemungkinan besar adalah kehamilan terganggu, polip, mioma, submukosum dan sebagainya. isini kerokan diadakan setelah dapat diketahui benar bahwa tindakan tersebut tidak mengganggu kehamilan yang masih
memberi
harapan
untuk
diselamatkan.
Pada
wanita
dalam
pramenopause dorongan untuk dilakukan kerokan adalah untuk memastikan ada tidaknya tumor ganas (Prawirohardjo, 200).
2.$ Penatalak#anaan
!'
/idjanarko (200&), penatalaksanaan pada kasus menometroragia ini antara lain7 !. $ila perdarahan disungsional sangat banyak, penderita harus istirahat baring dan dilakukan pemeriksaan darah. 2. +etelah pemeriksaan ginekologis menunjukkan bahwa perdarahan berasal dari uterus dan tidak ada abortus inompletus, maka dapat diberikan 7 a. ?strogen dosis tinggi supaya kadarnya darah meningkat dan perdarahan berhenti, diberikan seara intra musular (propionasi estrodiol 2" mg), kerugian therapy ini adalah bahwa setelah suntikan dihentikan maka
perdarahan akan timbul
lagi atau benoas
ekstradiol6aleras ekstradiol 20 mg. b. Progesterone 7 pemberian progesterone mengimbangi pengaruh estrogen terhadap endometrium diberikan seara intra musular hidroksi progesterone !2" mg atau proera !0 mg oral. .
enurut
:oseneld
(200&),
penatalaksanaan
moderat dengna kombinasi estrogen dengan progestin7
enometroragia
!5
!. ?strogen onjugated !.2" mg peroral selama 2" hari disertai dengan PA !0 mg untuk !0 hari terakhir (hari ke !" 8 2" ) 2. 1ontrasepsi oral selama 2! hari (perdarahan luut hari kemudian ) '. Progestin +iklis 7 !0 mg PA !0 8 !" hari setiap bulan selama ' bulan berturut#turut , perdarahan luut terjadi " 8 hari pasa penghentian obat
BAB III STATUS PASIEN
3.1 IDENTITAS PASIEN • • • • • • • • •
Dama Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat ;anggal 1$
7 Dy. E+F 7 5& ;ahun 7 -slam 7 + 7 -bu :umah ;angga 7 Pesudukuh, $agor,Dganjuk. 7 !5#!!#20!5 7 !>.'0 /-$ 7 '!0&&*
!"
'.2
ADAD?+-+ !.
1eluhan utama
7 Pasien datang ke :+U Dganjuk dengan keluhan
nyeri perut bagian bawah, dan pusing berputar 8 putar, mual, nasu makan menurun. atang bulan sudah satu minggu ini menghabiskan 5 sampai " pembalut per hari. =P=; 7 ! # !! # 20!5
2. :iwayat Penyakit +ekarang 7 Pasien mengatakan sejak setahun terakhir siklus menstruasi tidak teratur, siklus menstruasi berlangsung !#2 minggu pasien mengeluarkan darah haid berlebihan, kemudian pasien periksa ke :+U Dganjuk tanggal !5#!!#20!5 dan dianjurkan untuk rawat inap pada pukul !>.'0.
'. :iwayat Penyakit ahulu 7 Pasien mengatakan sebelumnya pernah mengalami haid berlebihan. Pasien tidak pernah mempunyai riwayat operasi. Pasien juga tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi, diabetes, ataupun penyakit menular.
5. :iwayat Penyakit 1eluarga 7 Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang pernah menderita penyakit seperti lier, hepatitis, dan tidak ada yang pernah mengalami penyakit menahun seperti hipertensi, diabetes, dan asma.
". :iwayat :eproduksi
!>
enarhe
7 !" tahun
+iklus haid
7 teratur dan banyak
4ama haid
7 !#2 minggu
7 5#" G ganti pembalut 6 hari
/arna dan $au
7 merah keokelatan dan bau anyir
1eputihan
7 kadang 8 kadang
4ama
7 ' 8 5 hari
/arna
7 putih
$au
7 kadang berbau kadang tidak berbau
isminorea
7 (H)
>. :iwayat Persalinan 7 P20002 Persalinan 7 2 =idup 72 ati 7# Abortus 7 # Anak terkeil umur 2> thn
'.'
Pemeriksaan isik !. Pemeriksaan umum a. 1eadaan umum 7 ;ampak lemas b. 1esadaran 7 @omposmentis 2. Pemeriksaan tanda 8 tanda ital a. ;ekanan darah 7 !00 6 0 mm=g b. :espiratory :ate 7 !* I6menit . +uhu 7 ' J@ d. Dadi 7 *5 I6menit '. 1epala 6 rambut Anemia (H) -kterus (#) @ianosis (#) yspneu (#) 5. ;horaG
!
Paru
7
/heing (#) :onhi (#)
+!, +2 (H)
". Abdomen 7 +oepel >. Pemeriksaan alam ( 3; ) a. 3ula 7 luGus (H) b. 3agina 7 luGus (H) . Portio 7 tertutup liin d. @orpus uteri 7 tidak ada pembesaran e. AdneGia kiri 7 tidak ada nyeri . AdneGia kanan 7 tidak ada nyeri '.5
Pemeriksaan penunjang Plano ;es
7 (#)
4aboratorium
7 =emoglobin 2,5 g6d4 (!5 8 !!# 20!5)
;A$?4 1?P?:A/A;AD 6 1?$-ADAD
JAM
DX
/
KEPERAWA RENCANA TINDAKAN
TAN
DATA
TAN
KEPERAWAT KEPERAWATAN
GGA
/KEBIDANA AN
L
N
!*
14/1
S
=
1/14
darah
+h&a
banyak
ne.&a
O
keluar -eno.e%ra
=
T
obsTanda
# %anda 2&%al
:
100/70
%anda
2&%al
Lanu%kan
.en+obser2as&
PaLp :
keluhan lapor drSpO5
:
Transus&
soepel T
%anda
obs3eluhan
Terap&
TFU
.en+obser2as&
P8
)'ol/r
=
/
9nus L
!u"us (#$
Por%&o
9n,&phenhydra
%er%u%up l&'&n
.&ne 1 a.p
b = )*4 +/
9nan&%&d&ne
,l
a.p
1
%ansus& P8 ) 'ol/har& plano %es%
Pkl
S=
.as&h -eno.e%ra
)10
keluar
+h&a#
0
darah
ne.&a
O T,=0/60
Lanu%kan Terap&
1 P8 .asuk .elanu%kan %ransus& plano %es% has&l ne+a%&2e
!&
;
=
<0"/.en&% S = 6*<>8
;A$?4 P?:1?$ADAD PA+-?D
Jam/ tgl/ bln
CATATAN PERAWAT / BIDAN DATA ASSESM INTERVE SUBE
!BEK
IMPLEME
NSI/
NTASI/
MASALA
PERENC
PELAKSA
H -eno.e%
ANAAN NAAN lanu%kan P8
%erap&
KTIF
TIF
1?/1
-as&h
3
1/14
.en+el ne.&s
ra+h&a#
Pkl
uarkan
Flu"us
ne.&a
00
darah
(#$
drSpO5
sed&k&%
Terap&
0
/u
PR
ENT/
)
.asuk lapor
Ferro Sula% Pro Pkl 10
e2aluas& b&la b @<
F
20
0
+r/,l P8
)
hab&s
Pkl
-as&h
3
-eno.e%
1?0
keluar
ne.&s
ra+h&a#
obser2as&
'ol
0
darah
T,=0
ne.&a
keluhan
d&a.b&l
sed&k&%
/u
/60 ;
P8
)
d&
P-9 =
Pasan+
)"/
O)
.en&% S =6*<> 8 :)4A /.n&% Flu"us (#$
Pkl
3
)10
.erasa
0
le.ah
/u
sed&k&% 3 /u
-eno.e%
ne.&s
ra+h&a # obser2as&
.en+obse
ne.&a
r2as&
keluhan
keluhan
2!
Pkl
P8
0)0
.asuk
0
P8
Pkl
hab&s
ke
3B
07 0
Jam/ tgl/ bln
CATATAN PERAWAT / BIDAN DATA ASSESM INTERVE SUBE
!BEK
IMPLEME
ENT/
NSI/
NTASI/
MASALA
PERENC
PELAKSA
H -eno.e%
ANAAN
NAAN
KTIF
TIF
16/1
-as&h
3
1/14
le.as
ne.&s
ra+h&a#
obser2as&
.en+obse
Pkl
Flu"us
ne.&a
keluhan
r2as&
0<0
(#$
lanu%kan keluhan
0
sed&k&%
%erap&
/u
.elanu%ka n %erap&
PR F
22
P8 Pkl
.asuk
1)0
P8
0
hab&s
ke4
ke4
3
-eno.e%
obser2as&
140
ne.&s
ra+h&a#
obser2as&
keluhan
0
Flu"us
ne.&a
keluhan
pasan+
Pkl
Pus&n+
/u
(#$
doCer
sed&k&%
ka%e%er 9nLas&" 1
Pkl
-as&h
3
)10
le.as
ne.&s
/u
0
-eno.e%
a.p
ra+h&a#
obser2as&
.en+obse
ne.&a
keluhan
r2as& keluhan
Pkl
P8 ke?
01
.asuk
0
P8
Pkl
hab&s
ke?
0? 0 T+l 17/1
-as&h
3
keluar
ne.&s
/u -eno.e% ra+h&a
P8
Lanu%kan .asuk
ke6
2'
1/14
darah
Flu"us
Pkl
sed&k&%
(#$
0<0
b
sed&k&%
0
=<*6 +/
#ne.&a
%erap&
dL P8
ke6
hab&s Pkl 1)0 0
Jam/ tgl/ bln
T+l
CATATAN PERAWAT / BIDAN DATA ASSESM INTERVE SUBE
!BEK
KTIF
TIF
Sudah
3
/u ba&k
IMPLEME
NSI/
NTASI/
MASALA
PERENC
PELAKSA
H -ebo.e%
ANAAN
NAAN obser2as&
obser2as&
keluhan
"#/"
%&dak
rorha+&a
"/"$
ada
# ne.&a keluhan
Pkl
keluha
Pos%
(0000$
%ransus&
pas&en
)100 n
PR
ENT/
pkl
d&puasaka n
F
25
3
Tgl
Sudah
"%/"
%&dak
ba&k
"/"$
ada
Pkl
keluha
ra+h&a#
lanu%kan
SpO5
Flu"us
ne.&a
%erap&
(#$
Pos%
0<00 n
sed&k&%
%ransus&
Pkl
Sudah
1)0 %&dak
Pkl
/u -eno.e%
3
/u -eno.e%
konsul
lanu%kan .b&l
ba&k
ra+h&a#
%erap&
sa.ple
ada
Flu"us
ne.&a
darah* pro
keluha
(#$
Pos%
%ransus9
n
sed&k&%
%ransus&
P8
3
-eno.e%
kol/hr lanu%kan
Flu"us
ra+h&a#
%erap&
keluha
(#$
ne.&a
n
sed&k&%
T&dak
1400 ada
/u ba&k
T,
)
.elanu%ka n %erap&
:
100/60 ..h+ ; : <" /.n% Pkl
S : 70
P8
1600
8
.asuk
3
/u ba&k
ke7
2"
Pkl
P8
1<00
3
hab&s
3
P8
/u ba&k
/u ba&k
Pkl
T&dak
))00 ada
3
-eno.e%
.asuk lanu%kan
Flu"us
ra+h&a
%erap&
/u ba&k
ke7
ke<
.elanu%ka
keluha
(#$
n %erap&
n
sed&k&%
P8
ke<
hab&s 'ek
Tgl
T&dak
-eno.e%
%erap&
"&/"
ada
ra+h&a
d&lanu%ka pa+&
"/"$
keluha
Pkl
n
D
n
0<00
Jam/ tgl/ bln
CATATAN PERAWAT / BIDAN DATA ASSESM INTERVE SUBE KTIF
!BEK TIF
IMPLEME
ENT/
NSI/
NTASI/
MASALA
PERENC
PELAKSA
H
ANAAN
NAAN
PR F
2>
3
%+l
%&dak
/u ba&k
1/1
ada
1/14
keluha
1)0/70
Pkl
n
;: <)
T:
140
S: 7
0
Flu"us
-eno.e%
obser2as&
ra+h&a
Obser2as& keluhan
#ane.&a
keluhan
($ b
: -eno.e%
T&dak
100
ra+h&a
pas&en
ada
+/dL
#ane.&a
d&&&nkan
Pkl
keluha
pulan+
170
n
(3S$
0 Oba% alan : S-eena .a%
"1
;o A SF 1"1 ;o 999
2
DAFTAR PUSTAKA
Amerian @ollege o 9bstetriians and yneologists. A@9 Pratie $ulletin. @linial management guidelines or obstetriian#gyneologists number '5, Bebruary 2002. anagement o inertility aused by oulatory dysuntion. 9bstet yneol. 2002, &&7 (2)7 '5#'"*
5olds%e&nDiagnosing Perimenopausal
Abnormal Woman
Uterine
Bleeding
8on%e.porary
in
Ob+yn*
r'h&2e*-ay*)00
9rCan%o ()010$h%%p://&rCanar.as&blo+spo%'o./)010/1)/asuhan keb&danan.eno.e%rora+&ah%.l ,&akses )6 ;o2e.ber )014
1at 34, et al., @omprehensie yneology "th edition, osby 200
-anuaba* 9da Da+us 5ede Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obs%e%r& 5&nekolo+& 31 Eakar%a : B58 : )010
2*
-unro -ed&'al -ana+e.en% o bnor.al U%er&ne Deed&n+* 8on%e.porary
.ana+e.en% o
abnor.al
u%er&ne
bleed&n+
Obs%e% 5yne'ol 8l&n ; .Eune *)00<
PraC&roharo* SarCono )007 Ilmu Kebidanan* Eakar%a : ayasan D&na Pus%aka SarCono PraC&rohardo
:oseneld
due to dysuntional
uterine
bleeding. Am Fam h!sician. "#2.
SaG%r&*un&%a()00$h%%p://.&sslu%hanblo+spo%'o./)00/0)/.en o.e%rorrha+&aH0?h%.ld&akses %an++al )< ;o2e.ber )014
Soek&do
;o%oa%.odo)00-e%ode
Penel&%&an
3eseha%anEakar%a:&neka 8&p%a
I&darnako*
Da.ban+
()00$Pa%olo+&
Obs%e%r&
h%%p://obku.blo+spo%'o. ,&akses %an++al 0 ;o2e.ber )014
2&